psikiatri

28
LAPORAN PSIKIATRI SKIZOFRENIA PARANOID DALAM REMISI PARSIAL Disusun oleh: M. Riefky K 1010221056 Dokter Pembimbing: Dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K)

description

-

Transcript of psikiatri

Page 1: psikiatri

LAPORAN PSIKIATRI

SKIZOFRENIA PARANOID DALAM REMISI PARSIAL

Disusun oleh:

M. Riefky K 1010221056

Dokter Pembimbing:

Dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K)

FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN”

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA

RSUP PERSAHABATAN JAKARTA

2012

Page 2: psikiatri

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S

Usia : 44 Tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Pekerjaan : -

Alamat : Jl. Porselen

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 5 Oktober 2012,

pukul 11.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.

A. Keluhan Utama

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk kontrol rutin karena obat akan

habis.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke poliklinik psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol

rutin dan obatnya akan habis. Pasien tidak pernah putus obat. Saat ini

pasien masih mempunyai keluhan susah tidur, terkadang masih emosional,

dan terkadang masih mengalami halusinasi. Pasien masih sering melihat

halusinasi berupa adanya kembang setiap ia naik bus, melihat kambing

dipotong atau orang disembelih di sumur, kadang ia berhalusinasi darah

berceceran, kadang pasien juga melihat sosok yang mirip saudaranya yang

sudah meninggal yang mengajak dirinya untuk mati dan sebagainya.

Pasien juga sering mendengar suara teriakkan orang orang yang sangat

banyak ketika ia akan tidur. Pasien menyatakan bahwa dengan obat secara

rutin ia merasa lebih tenang dan halusinasi menjadi lebih jarang sekalipun

tidak bias hilang sama sekali. Pasien mengatakan walaupun ia melihat dan

mendengar hal-hal tersebut¸ia tetap percaya bahwa itu adalah

2

Page 3: psikiatri

halusinasinya. Pasien meyakini sepenuhnya bahwa ia sedang sakit

sehingga apa yang dialaminya adalah tidak nyata, pasien pun tidak

menghiraukan halusinasi tersebut. Setiap pasien mengalami kejadian

seperti ini pasien dapat melakukan relaksasi dengan mengatur nafas.

Pasien menyangkal merasa digosipkan ketika menonton TV. Pasien

juga menyangkal pikirannya bisa dibaca ataupun dikendalikan orang lain.

Pasien tidak pernah merasa asing dengan dirinya. Namun pasien

pernah merasakan adanya perubahan pada lingkungannya, saat itu di

tahun 1994 (18 tahun yang lalu), pasien masih kuliah. Disinilah awalnya

penyakit dirasakan sangat mengganggu. Pada saat itu pasien sepulang

kuliah, sendirian menunggu bis di halte sambil merokok, tiba-tiba jalanan

berubah menjadi bewarna hijau. Ia berusaha tidak mempedulikan, ia

bergegas naik bis. Saat di bis muncul halusinasi berupa banyak darah dan

kembang bertaburan di dalam bis. Pasien juga melihat orang tanpa kepala.

Sejak itu paien sering merasa takut karena merasa seperti diikuti untuk

dijahati. Pasien mengatakan pernah merasakan halusinasi pada indra

pengecapannya, pasien menuturkan pada saat memakan sesuatu pasien

merasakan rasa pahit di lidahnya. Sedangkan orang lain tidak merasakan

seperti yang dikeluhkan oleh pasien. Pasien menuturkan pernah

merasakan di sekujur tubuhnya ada yang merayapi, seperti ada

kalajengking yang merayap dan sedang mencoba masuk kedalam telinga

pasien.

Sebenarnya keluhan pasien sudah bermula di tahun 1987 saat pasien

masih duduk di kelas 2 SMA. Pasien merasa sering emosional tanpa sebab

jelas, namun pasien dan keluarga menganggap ini hal biasa sehingga

belum diobati

Pada saat ini pasien tinggal di rumah milik pribadi orang tuanya.

Pasien tinggal bersama ayah ibu satu kakak dan adiknya. Pasien

merupakan anak ke empat dari enam bersaudara. Satu saudaranya telah

meninggal akibat penyakit lupus, 2 sudah menikah dan pisah rumah.

3

Page 4: psikiatri

Pasien mengatakan bahwa di keluarganya yaitu ayah, kakak, adik,

menderita penyakit yang sama. Paman pasien juga menderita penyakit

yang sama namun tidak tinggal satu rumah. Anggota keluarga yang sakit

juga sudah rutin berobat, namun menurut keterangan pasien, keluhan yang

dialami kakaknya jauh lebih berat dari pasien. Keluarga pasien sangat

mendukung kesembuhan. Biaya berobat dan sehari-hari mengandalkan

uang pensiun ayah ditambah gaji kakak dan adik yang sudah bekerja.

Hubungan antar keluarga berjalan baik, namun hubungan dengan keluarga

besar kurang begitu baik. Pasien belum menikah.

Pasien lahir secara normal di bidan. Tidak ada penyulit sejak masa

kandungan hingga proses kelahiran. Masa kecil pasien hingga remaja

berjalan baik tanpa ada masalah interaksi sosial.

Pasien menjalani pendidikan hingga SMA. Saat SD dan SMP diakui

pasien tidak pernah ada masalah baik secara akademik maupun sosial.

Namun ketika SMA mulai ada masalah, ia merasa lebih sulit tidur dan

lebih mudah marah. Ketika SMA kelas 2 pasien tidak naik kelas, sehingga

pasien menjadi semakin emosional. Karena sifatnya ini pasien menjadi

dijauhi teman-temanya, pasien kurang mempunyai teman dekat, interaksi

sosial menurun sehingga memperparah keadaan emosi pasien. Namun

pasien berhasil menjalani pendidikan hingga lulus SMA. Pasien sempat

menjalani kuliah namun berhenti karena penyakit ini.

Sehari-hari pasienmembersihkan kamar, menonton TV. Pasien tidak

banyak berakifitas. Pasien kurang berinteraksi dengan lingkungan

sekitarnya. Awalnya pasien sempat bekerja tahun 1990 di pergudangan di

Batam, namun karena beratnya penyakit, pasien harus berhenti bekerja.

Pasien pernah mengkonumsi alkohol dan ganja sewaktu SD sampai

SMA. Tidak ada riwayat penggunaan narkoba. Pasien sudah tidak

merokok saat ini.

Saat ini pasien memiliki keinginan kuat untuk sembuh, kembali

bekerja dan memiliki pasangan hidup.

4

Page 5: psikiatri

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Tidak ada gangguan psikiatri sebelumnya.

2. Riwayat Gangguan Medik

Tidak ada riwayat gangguan medik.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol

Tidak terdapat riwayat penggunaan zat psikoaktif.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

a. Riwayat pranatal: Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal

dan tidak ada penyulit selama dalam masa kandungan dan proses

persalinan.

b. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja: Pasien tumbuh dan

berkembang sesuai umur sebagaimana anak seumurnya sehingga

pasien tidak ada gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

c. Riwayat masa akhir kanak-kanak: Pasien tumbuh dengan baik, tidak

ada masalah dalam berkehidupan sosial.

d. Riwayat pendidikan

Pasien menjalani pendidikan hingga SMA. Saat SD dan SMP diakui

pasien tidak pernah ada masalah baik secara akademik maupun sosial.

Namun ketika SMA mulai ada masalah, ia merasa lebih sulit tidur

dan lebih mudah marah. Ketika SMA kelas 2 pasien tidak naik kelas,

sehingga pasien menjadi semakin emosional. Karena sifatnya ini

pasien menjadi dijauhi teman-temanya, pasien kurang mempunyai

teman dekat, interaksi sosial menurun sehingga memperparah

keadaan emosi pasien. Namun pasien berhasil menjalani pendidikan

hingga lulus SMA. Pasien sempat menjalani kuliah namun berhenti

karena penyakit ini.

5

Page 6: psikiatri

e. Riwayat pekerjaan

Saat ini pasien tidak memiliki pekerjaan. Awalnya pasien sempat

bekerja tahun 1990 di pergudangan di Batam, namun karena beratnya

penyakit, pasien harus berhenti bekerja.

f. Riwayat agama

Pasien beragama Islam dan termasuk taat dalam menjalankan

ibadahnya. Namun pasien menuturkan apabila sedang mendapat

serangan dari penyakitnya, pasien terkadang merasa malas untuk

beribadah.

g. Hubungan dengan keluarga

Pasien memiliki hubungan yang baik dengan ayah, ibu dan

saudaranya. Keluarga pasien juga mendukung pasien untuk sembuh.

Pada saat ini pasien tinggal di rumah milik orang tua. Pasien tinggal di

rumah tersebut bersama kedua orang tuanya, adik dan kakak. Ayah,

kakak, adik dan paman memiliki penyakit yang sama dengan pasien.

h. Aktivitas sosial

Pasien kurang berinteraksi dengan orang lain.

E. Riwayat Keluarga

Di keluarga ada yang memiliki keluhan serupa dengan pasien yaitu ayah,

kakak, adik dan paman.

F. Situasi Sekarang

Pasien laki – laki umur 42 tahun, belum menikah saat ini pasien tidak

memiliki pekerjaan. Pasien saat ini tinggal di rumah orang tua bersama

kedua orang tuanya, satu adik dan satu kakaknya. Pasien dalam memenuhi

biaya pengobatannya mengadalkan dari uang pensiun ayahnya ditambah

penghasiklan kakak dan adik yang sudah bekerja dan tinggal pisah rumah.

Hubungan pasien dengan orang tua dan saudaranya baik – baik saja. Ada

masalah dalam bersosialisasi dengan orang lain, hal ini disebabkan

6

Page 7: psikiatri

anggapan miring masyarakat terhadap dirinya dan keluarga yang memiliki

gangguan jiwa. Saat ini pasien memiliki keinginan kuat untuk sembuh,

kembali bekerja dan memiliki pasangan hidup.

G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya

Saat ini pasien memiliki keinginan kuat untuk sembuh, kembali bekerja

dan memiliki pasangan hidup.

III. STATUS MENTAL

A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan

Laki - laki usia 42 tahun, tampak sesuai dengan usia, berpakaian rapi,

ekspresi tenang, perawatan diri baik, warna kulit sawo matang.

2. Kesadaran

Kesadaran umum : Compos mentis

Kontak Psikologis : Dapat dilakukan, cukup wajar

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Cara berjalan : Baik

Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, tenang, kontak mata

baik, tidak ada gerakan involunter dan dapat menjawab pertanyaan

dengan baik.

4. Pembicaraan

Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan

dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.

Kualitas : Bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelas

dan pembicaraan dapat dimengerti

Tidak ada hendaya berbahasa

5. Sikap Terhadap Pemeriksa

Pasien kooperatif.

7

Page 8: psikiatri

B. KEADAAN AFEKTIF

1. Mood

Pasien mengatakan alam perasaannya saat ini biasa saja

2. Afek

Ekspresi afektif luas

3. Keserasian

Mood dan afektif serasi

4. Empati

Pemeriksa tidak dapat merabarasakan perasaan pasien saat ini.

C. FUNGSI INTELEKTUAL / KOGNITIF

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan

Taraf pendidikan

2. Pasien menjalani pendidikan hingga SMA. Saat SD dan SMP

diakui pasien tidak pernah ada masalah baik secara akademik

maupun sosial. Namun ketika SMA mulai ada masalah, ia merasa

lebih sulit tidur dan lebih mudah marah. Ketika SMA kelas 2

pasien tidak naik kelas, sehingga pasien menjadi semakin

emosional. Karena sifatnya ini pasien menjadi dijauhi teman-

temanya, pasien kurang mempunyai teman dekat, interaksi sosial

menurun sehingga memperparah keadaan emosi pasien. Namun

pasien berhasil menjalani pendidikan hingga lulus SMA. Pasien

sempat menjalani kuliah namun berhenti karena penyakit ini.

Pengetahuan Umum

Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya nama

presiden Indonesia yang pertama sampai presiden yang terakhir.

3. Daya kosentrasi

8

Page 9: psikiatri

Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai

dengan selesai. Pasien juga dapat menjawab dengan benar pertanyaan

penjumlahan angka yang diberikan oleh dokter (100-7=93).

4. Orientasi

Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat siang hari

Tempat : Baik, pasien mengetahui dia sedang berada di RS

Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter.

Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang konsultasi

dan wawancara

5. Daya Ingat

Daya ingat jangka panjang

Baik, pasien masih dapat mengingat dimana pasien bersekolah

ketika pasien SD, SMP dan STM. Pasien juga dapat mengingat

sewaktu pasien duduk di bangku SD dan SMP, pasien termasuk

siswa yang berprestasi.

Daya ingat jangka pendek

Baik, pasien dapat mengingat bahwa pasien dapat menuju ke RS

Persahabatan dengan menggunakan metro mini bersama istrinya.

Daya ingat segera

Baik, pasien dapat mengingat 5 nama kota yang disebutkan oleh

dokter.

Akibat hendaya daya ingat pasien

Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien saat ini.

6. Pikiran abstrak

Baik, pasien mengerti makna dari pribahasa ungkapan “ tong kosong

nyaring bunyinya”. Pasien juga dapat menjawab apa arti dari ungkapan

kata dari “ Panjang Tangan”.

7. Bakat kreatif

Pasien tidak memiliki kegemaran.

9

Page 10: psikiatri

8. Kemampuan menolong diri sendiri

Baik, karena pasien dapat mengerjakan segala sesuatunya tanpa

disuruh dan mampu mengurus dirinya sendiri.

D. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi dan ilusi

Halusinasi : Terdapat riwayat halusinasi

Halusinasi auditorik

Halusinasi visual

Halusinasi olfaktorik

Ilusi : Tidak terdapat ilusi

2. Depersonalisasi dan derealisasi

Depersonalisasi : Tidak ada

Derealisasi : Ada

E. PROSES PIKIR

1. Arus pikir

a. Produktivitas : Baik, banyak ide/ gagasan pembicaraan dan

pasien dapat menjawab spontan bila diajukan pertanyaan

b. Kontinuitas : Koheren, mampu memerikan jawaban sesuai

pertanyaan

c. Hendaya berbahasa : tidak terdapat hendaya berbahasa

2. Isi pikiran

a. Preokupasi

Tidak terdapat preokupasi.

b. Gangguan pikiran: waham kejar

F. PENGENDALIAN IMPULS

Baik, karena pasien bisa mengendalikan dirinya.

G. DAYA NILAI

10

Page 11: psikiatri

Norma Sosial : Pasien kurang mampu bersosialisasi dengan

lingkungan sekitarnya.

Uji Daya Nilai : Baik, ketika ditanya apa yang akan pasien lakukan

jika melihat anak kecil terpisah dari ibunya di keramaian, pasien

menjawab akan merangkul anak tersebut dan mengembalikan anak

tersebut ke orang tuanya..

Penilaian realitas : Pada pasien saat ini terdapat gangguan penilaian

realitas yaitu terdapat halusinasi auditorik, olfaktorik dan riwayat

halusinasi visual serta ada riwayat waham kejar.

H. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPANNYA

Menurut penilaian pemeriksa sebagai dokter terhadap pasien yaitu saat

ini pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan harus mengkonsumsi obat –

obatan dalam jangka panjang. Pasien mengalami kemajuan dan keinginan

yang kuat untuk sembuh, sehingga pasien rajin kontrol dan minum obat

secara teratur. Pasien juga dapat mengatasi keadaan saat pasien merasa

kumat atau munculnya gejala, yaitu dengan cara relaksasi yang

dilakukannya.

I. TILIKAN / INSIGHT

Tilikan derajat 6, pasien sadar sepenuhnya tentang motif dan perasaan

dalam dirinya yang menjadi dasar dari gejala - gejalanya. Kesadaran itu

membantu dalam perubahan dalam kepribadian dan perilakunya di masa

yang akan datang, juga menimbulkan sikap keterbukaan terhadap ide-ide

yang baru tentang dirinya dan tentang orang-orang penting dalam

kehidupannya.

J. TARAF DAPAT DIPERCAYA

Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya

karena konsisten dalam menjawab pertanyaan.

11

Page 12: psikiatri

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

i. Keadaan umum: baik, compos mentis

ii. Tanda vital:

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Frekuensi nadi : 80 x/menit

Frekuensi nafas : Kesan dalam batas normal

Suhu : Afebris

iii. Sistem kardiovaskuler : tidak ditemukan kelainan

iv. Sistem muskuloskeletal : tidak ditemukan kelainan

v. Sistem gastrointestinal : tidak ditemukan kelainan

vi. Sistem urogenital : tidak ditemukan kelainan

vii. Gangguan khusus : tidak ditemukan kelainan

B. Status Neurologis

i. Saraf kranial : tidak ditemukan kelainan

ii. Saraf motorik : tidak ditemukan kelainan

iii. Sensibilitas : tidak ditemukan kelainan

iv. Susunan saraf vegetatif : tidak ditemukan kelainan

v. Fungsi luhur : tidak ditemukan kelainan

vi. Gangguan khusus : tidak ditemukan kelainan

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien laki-laki 44 tahun datang untuk kontrol dan obatnya sudah habis

Pasien merasa cocok dengan obat-obatan yang diberikan, bila tidak meminum

obat pasien merasa tidak nyaman.

Pasien mengeluhkan pernah mendengar suara – suara, melihat penampakan

makhluk halus hampir setiap hari, melihat objek yang seluruhnya berubah

12

Page 13: psikiatri

warna menjadi hijau, mengecap sesuatu di lidahnya yang dirasakan berbeda

dengan orang lain, merasakan ada kalajengking yang merayap di badannya,

merasakan bahwa orang lain ada yang ingin berniat jahat terhadap dirinya.

Fungsi kognitif pada pasien masih baik, begitu pula dengan pengendalian

impuls masih baik. Selama ini pasien tidak pernah mengalami trauma di

kepala. Orientasi waktu, tempat, orang dan situasi baik.

Terdapat riwayat gangguan serupa pada keluarga, yaitu pada ayah, kakak,

adik kandung pasien dan pamannya.

Pasien mulai mengkonsumsi NAPZA pada saat duduk di bangku sekolah SD

yaitu alkohol dan ganja.

Pasien lahir secara normal dan cukup bulan, sejak kecil pasien diasuh dan

dibesarkan oleh orang tuanya sendiri. Masa kanak-kanak, remaja hingga

dewasa pasien memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik.

Pasien menempuh pendidikan dari SD sampai ke Perguruan Tinggi, pada

waktu kecil pasien termasuk siswa yang tidak terlalu menonjol dalam prestasi

belajar. Pasien sempat meneruskan ke bangku perguruan tinggi bamun

mengundurkan diri karena gejala dari gangguan yang dideritanya.

Keadaan umum baik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan adanya

kelainan.

Pasien merupakan anak ke tiga dari enam bersaudara, hubungan dengan orang

tua dan saudara kandung cukup baik.

Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan saudara kandungnya di rumah

pribadi miliknya sendiri. Pasien tidak memiliki masalah dengan seluruh

penghuni di rumah tersebut. Pasien memiliki kendala dalam bidang ekonomi.

Diantara masih mengandalkan orang tua untuk biaya pengobatannya.

Pada pasien didapatkan beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan

dalam fungsi, secara umum masih baik.

V. Formulasi Diagnosis

13

Page 14: psikiatri

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kelainan

pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat

menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari

maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.

Diagnosis Aksis I

Pada pasien ini tidak terdapat kelainan fisik yang menyebabkan

disfungsi otak, sehingga pasien ini bukan gangguan mental

organik(F.0).

Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif

dan minuman beralkohol. Maka pasien ini bukan gangguan mental

dan perilaku akibat NAPZA(F.1).

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita,

yang ditandai dengan adanya riwayat halusinasi visual, auditorik,

olfaktorik serta adanya riwayat waham kejar dan waham somatik

maka pasien termasuk gangguan psikotik (F.20).

Gangguan berupa halusinasi tersebut berlangsung lebih dari 1 bulan

yaitu 18 tahun yang lalu, sehingga dikatakan menderita skizofrenia

(F.2)

Pada pasien ini ditemukan adanya riwayat halusinasi auditorik yaitu

mendengar suara yang menyuruhnya untuk bunuh diri, halusinasi

visual melihat sesosok orang tanpa kepala, halusinasi, olfaktorik.

Pasien juga merasa ingin dijahati orang. Maka pasien ini dikatakan

menderita gangguan skizofrenia paranoid (F20.0).

Saat ini keluhan mengenai gejala-gejala tersebut sudah agak

berkurang dan dapat kambuh jika pasien tidak meminum obat. Oleh

karena itu, pasien didiagnosis menderita gangguan skizofrenia

paranoid dalam remisi parsial (F20.5)

14

Page 15: psikiatri

Diagnosis Aksis II

Pada masa kanak-kanak hingga remaja pasien tumbuh dan

berkembang dengan baik sebagaimana orang seumurnya dan dapat

bersosialisasi. Pendidikan yang ditempuh SD sampai SMP

berlangsung baik. SMA tidak naik kelas 1 kali, dan saat kuliah hanya

sebentar karena penyakit ini. Tidak terdapat gangguan kepribadian,

dan ciri-ciri retardasi mental. Maka pada aksis II tidak ada

diagnosis.

Diagnosis Aksis III

Pada anamnesis pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini

tidak ditemukan riwayat. Maka pada aksis III tidak ada diagnosis.

Diagnosis Aksis IV

Pasien merupakan anak ke-4 dari 6 bersaudara. Pasien tinggal

bersama orangtuanya, dan saudaranya dan selama ini dalam

pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan berasal dari

gaji pensiunan ayahnya. Di sisi lain kakak adik dan ayahnya juga

punya penyakit yang sama dan butuh berobat juga. Perekonomian

keluarga sering dirasakan pas-pasan dan kadang kurang. Saat ini

pasien tidak memiliki pekerjaan. Pasien kurang mampu untuk

bersosialisasi dengan baik dengan lingkungan sekitarnya. Pasien juga

belum menikah. Maka diagnosis Aksis IV pada pasien ini adalah

terdapatnya gangguan dalam perekonomian, pekerjaan, keluarga

dan interaksi sosial.

Diagnosis Aksis V

Pada pasien didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas

ringan dan menetap dalam fungsi, secara umum masih baik dalam

15

Page 16: psikiatri

sosial, pekerjaan, sekolah, dan lain-lain. Maka pada aksis V

didapatkan GAF Scale 70-61.

VI. Evaluasi multiaksial

Aksis I : Gangguan skizofrenia paranoid dalam remisi parsial

Aksis II : Tidak ada diagnosis

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Gangguan perekonomian, pekerjaan,keluarga dan sosial

Aksis V : GAF Scale 70 - 61.

VII. Daftar Problem

Organobiologik : Ayah, kakak, adik dan paman pasien memiliki

penyakit yang sama

Psikologis :

Terdapat riwayat gangguan menilai realita berupa

Halusinasi auditorik

Halusinasi visual

Halusinasi olfaktorik

Terdapat pula gangguan isi pikir berupa

Waham kejar

Waham somatik

Saat ini pasien tidak memiliki pekerjaan yang membuat

perekonomiannya kurang dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari maupun

untuk berobat.

VIII. Prognosis

Prognosis Ke Arah Baik

Pasien patuh minum obat dan rutin kontrol ke poliklinik.

Keluarga mendukung pasien untuk sembuh.

16

Page 17: psikiatri

Tidak ditemukan tanda dan gejala efek samping pemakaian obat-

obatan anti-psikotik.

Pasien dapat melakukan relaksasi untuk menanggulangi serangan

yang akan timbul.

Pasien masih memiliki keinginan untuk sembuh, bisa bekerja dan

punya pasangan hidup.

Prognosis Ke Arah Buruk

Bila tidak minum obat, pasien masih merasa lebih sering

berhalusinasi.

Perjalanan penyakit sudah berlangsung cukup lama (18 tahun).

Respon pengobatan pada pasien ini kurang optimal.

Sehingga kesimpulan prognosis pada padien berdasarkan wawancara diatas

sebagai berikut :

Ad Vitam : Ad bonam

Ad Fungtionam : Dubia Ad bonam

Ad Sanationam : Dubia Ad malam

X. Terapi

Psikofarmaka :

Stelazine 3 x 5 mg

Hexymer 3 x 2 mg

Psikoterapi :

Pada pasien

o Edukasi pentingnya minum obat secara teratur dan kontrol rutin setiap

bulan.

17

Page 18: psikiatri

o Bila pada saat keluhan datang dan pasien merasa ketakutan, pasien

dapat mencari perlindungan dari anggota keluarganya atau jika masih

mengganggu juga segera kontrol ke dokter.

o Mencoba mengalihkan pikiran-pikiran negatif dengan mengisinya

dengan kegiatan positif yang bermanfaat.

o Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

18

Page 19: psikiatri

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri . FK UI. Jakarta. 2003.

2. Maslim, Rusdi. D, SpKJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa.

Cetakan Pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta. 2001.

3. Maslim, Rusdi. Dr, SpKJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi

Ketiga. PT Nuh Jaya, Jakarta. 2007.

19