PSAK 15

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin derasnya arus globalisasi yang menghilangkan batas-batas geografis dalam kegiatan perekonomian telah menuntut adanya sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang seragam dan dapat diterima diberbagai negara. Setiap negara memiliki standar akuntansi yang berbeda dengan negara lain, karena disebabkan berbagai factor diantaranya, yaitu kondisi ekonomi, ideologi ekonomi yang dianut, kondisi politik, social dan budaya di setiap negara. Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan yang bersifat ekonomi juga dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus mengalami perubahan karena adanya globalisasi, baik lingkungan bisnis yang pertumbuhannya baik, stagnasi maupun depresi. Transaksi 1

description

Makalah PSAK 15

Transcript of PSAK 15

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Semakin derasnya arus globalisasi yang menghilangkan batas-batas geografis dalam kegiatan perekonomian telah menuntut adanya sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang seragam dan dapat diterima diberbagai negara. Setiap negara memiliki standar akuntansi yang berbeda dengan negara lain, karena disebabkan berbagai factor diantaranya, yaitu kondisi ekonomi, ideologi ekonomi yang dianut, kondisi politik, social dan budaya di setiap negara.Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan yang bersifat ekonomi juga dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus mengalami perubahan karena adanya globalisasi, baik lingkungan bisnis yang pertumbuhannya baik, stagnasi maupun depresi. Transaksi antar negara, dan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda mengakibatkan munculnya kebutuhan akan standar akuntansi secara internasional.International Financial Reporting Standards (IFRS) menjadi trend topic yang hangat bagi akuntan dan top manajemen pada perusahaan-perusahaan yang sudah terjun di Bursa Efek global dan juga para akademisi serta para Auditor. Hal ini dikarenakan melemahnya standar yang diusung oleh Amerika Serikat yaitu US GAAP. Para ahli beranggapan bahwa US GAAP sebetulnya penuh dengan masalah karena terlalu di anggap rule based dan memberikan aturan sampai ke hal yang kecil. Anggapan tersebut timbul setelah banyaknya kejadian mega skandal yang terjadi di Amerika yang melibatkan korporasi-korporasi raksasa seperti Enron, Adhelpia, Wordcom dan lain-lain.Sifat US GAAP yang rule based itu telah memberikan motivasi kepada para pelaku keajahatan korporasi di Amerika Serikat untuk melaukan aggressive accounting dan creative accounting dengan cara mencari celah yang ada pada standar akuntansi dan pelaporan keuangan tersebut. Berbeda dengan IFRS, IFRS dianggap lebih principle based dan hal-hal kecil cukup diatur dengan interpretasi atas aturan pokoknya. Hal ini membuat IFRS lebih supel dan menyeluruh, walaupun rawan terhadap berbagai interpretasi.Dengan berbagai keunggulan yang diberikan oleh IFRS, Amerika akhirnya bersedia untuk melakukan konvergensi IFRS. Pada tahun 2014 Amerika berencana akan melakukan adopsi IFRS secara penuh baik untuk perusahaan publik maupun non publik. Tidak hanya Amerika yang melakukan adopsi IFRS namun Uni Eropa juga melakukan hal yang sama, pada bulan Juli 2002 parlemen Uni Eropa dan European Council mengeluarkan Regulation 1606/2002 terkait dengan penerpan IFRS di Eropa. Uni Eropa melakukan penerpan IFRS secara sekaligus atau dengan pendekatan big bang Sedangkan Indonesia yang awalnya berkiblat ke standar yang diusung oleh Amerika itu kini telah merubah haluannya ke IFRS. Sebenarnya sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan IAS sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia. Di tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, kebanyakan konsisten dengan IAS. Pertengahan Agustus 2004, Dirjen Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai mengundang DPN-IAI, kompartemen IAI, DSAK-IAI, DSPAP-IAI KAP, Bapepam, KSAPPD untuk mendiskusikan kesiapan profesi akuntan melakukan konvergensi standar yang berlaku internasional. Sebagai full member dari IFAC, IAI berkewajiban memenuhi butir-butir Statements of Membership Obligation (SMO) diantaranya penerapan IFRS (Muchlis, 2011).Dalam penerapan IFRS Indonesia menggunakan Strategy Gradual, yaitu adopsi dilakukan secara bertahap. Tahun 2008 sampai dengan 2010 Indonesia masih dalam tahap adopsi dan pada tahun 2011 Indonesia memasuki tahap persiapan akhir. IAI menargetkan tahap persiapan akhir ini hanya dalam jangka waktu satu tahun, karena periode 1 Januari 2012 Indonesia resmi menerapkan IFRS. Dari pemaparan di atas penulis tertarik untuk membahas mengenai perubahan-perubahan yang terjadi dalam Standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia yang secara lebih khusus penulis akan membahas mengenai PSAK 15 yaitu mengenai Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana sejarah perkembangan SAK di Indonesia?2. Apa yang dibahas dalam PSAK 15?3. Apa perbedaaan PSAK 15 sebelum dan sesudah adopsi IFRS?4. Apa saja yang diungkapkan dalam PSAK 15?

1.3 Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan SAK di Indonesia2. Untuk mengetahui apa yang dibahas dalam PSAK 153. Untuk mengetahui perbedaan PSAK 15 sebelum dan sesudah adopsi IFRS4. Ingin mengetahui apa saja yang di ungkapkan dalam PSAK 15

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Perkembangan SAK di IndonesiaSejak tahun 1950-an sistem akuntansi Indonesia mengacu kepada sistem yang di ciptakan oleh Amerika yaitu US GAAP, namun pada tahun 2008 pemerintah Indonesia merencakan untuk mengikuti IFRS. Hal ini dikarenakan melemahnya standar yang diusung oleh Amerika Serikat tersebut. Para ahli beranggapan bahwa US GAAP sebetulnya penuh dengan masalah karena terlalu di anggap rule based dan memberikan aturan sampai ke hal yang kecil. Anggapan tersebut timbul setelah banyaknya kejadian mega skandal yang terjadi di Amerika yang melibatkan korporasi-korporasi raksasa seperti Enron, Adhelpia, Wordcom dan lain-lain.Indonesia sendiri sebenarnya telah mengadopsi sebagian besar IAS sejak tahun 1994. Di awali pada tahun 1973-1984, IAI membentuk Komite Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Pada tahun 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994, Komite memulai suatu revisi besar terhadap prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut, yang menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan IASB (Muchlis, 2011).2.2 PSAK 15PSAK 15 ini membahas mengenai Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi investasi pada entitas asosiasi dan mengatur penerapan metode ekuitas pada akuntansi investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama. Pernyataan ini diterapkan oleh seluruh entitas yang merupakan investor dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas investee.Penjelasan maksud daripada entitas asosiasi di atas adalah dimana suatu entitas yang mana investor memiliki pengaruh signifikan. Investor dikatakan memiliki pengaruh signifikan ketika memiliki, secara langsung maupun tidak langsung (contohnya melalui entitas anak), 20% atau lebih hak suara investee, maka entitas/ investor dianggap memiliki pengaruh signifikan, kecuali dapat dibuktikan dengan jelas bahwa entitas/ investor tidak memiliki pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika entitas memiliki, secara langsung mapun tidak langsung (contohnya melalui entitas anak), kurang dari 20% hak suara investee, maka entitas dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak menghalangi entitas untuk memiliki pengaruh signifikan. Keberadaan pengaruh signifikan oleh entitas umumnya dibuktikan dengan satu atau lebih cara berikut ini:1. keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di investee;2. partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya;3. adanya transaksi material antara entitas dengan investee;4. pertukaran personel manajerial; atau5. penyediaan informasi teknis pokok.Apabila entitas/ investor memiliki pengaruh signifikan pada investee, maka metode yang digunakan dalam pencatatan akuntansinya adalah metode ekuitas,dimana investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan pasca perolehan dalam bagian investor atas asset neto investee. Laba rugi investor mencakup bagiannya atas laba atau rugi investee dan penghasilan komprehensif lain investor mencakup bagiannya atas penghasilan komprehensif lain investee.Sedangkan pertanggungjawaban dengan menggunakan metode biaya digunakan ketika Investasi di perusahaan asosiasi jika perusahaan asosiasi beroperasi dengan pembatasan yang ketat dalam jangka panjang sehingga secara signifikan mempengaruhi kemampuannya untuk mengalihkan dana kepada investor. Investasi di perusahaan asosiasi juga dipertanggungjawabkan dengan menggunakan metode biaya jika investasi diperoleh dan dimiliki secara khusus dengan tujuan untuk dijual dalam jangka pendek.Dalam penggunaan metode ekuitas, perusahaan harus menghentikannya penggunaan metode ekuitas tersebut ketika:1. Jika investasi menjadi investasi entitas anak, maka entitas mencatat investasinya sesuai dengan PSAK 22: Kombinasi Bisnis dan PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian.2. Jika sisa kepentingan dalam entitas asosiasi atau ventura bersama merupakan aset keuangan, maka entitas mengukur sisa kepentingan tersebut pada nilai wajar. Nilai wajar dari sisa kepentingan dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal sebagai aset keuangan sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Entitas mengakui dalam laba rugi selisih apapun antara:a. nilai wajar sisa kepentingan apapun dan hasil apapun dari pelepasan sebagian kepentingan pada entitas asosiasi atau ventura bersama; danb. jumlah tercatat investasi pada tanggal penggunaan metode ekuitas dihentikan.3. Ketika entitas menghentikan penggunaan metode ekuitas, entitas mencatat seluruh jumlah yang sebelumnya telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain yang terkait dengan investasi tersebut menggunakan dasar perlakuan yang sama dengan yang disyaratkan jika investee telah melepaskan secara langsung aset dan liabilitas terkait.

2.3 Perubahan yang terjadi pada PSAK 15Terjadi beberapa perubahan dalam PSAK 15 daari tahun 1994 hingga tahun 2013 (aktif periode 2015). Berikut ini disajikan tabel perubahan tersebut:PerihalED PSAK 15 2013PSAK 15 2009 PSAK 15 1998

Ruang lingkupDiterapkan oleh seluruh entitas yangmerupakan investor dengan pengenda-lian bersama atau pengaruh signifikanatas investee.Pengecualian terhadap organisasi modalventura, reksa dana, unit perwalian,dan entitas sejenis termasuk danaasuransi terhubung investasi tidakmasuk dalam ruang lingkup, tetapimasuk dalam pengecualian penerapanmetode ekuitas.Diterapkan untuk akuntansi investasipada entitas asosiasi. Pengecualian dari ruang lingkup Tidak diterapkan untuk investasi dalam entitas asosiasi yang dimiliki oleh:(a) organisasi modal ventura, atau(b) reksa dana, unit perwalian, dan entitas sejenis termasuk dana asuransi terhubung investasi.Tidak ada pengecualian tersebut.

DefenisiTerdapat definisi ventura bersama danventurer bersamaTidak terdapat definisi ventura bersamadan venturer bersama.Tidak terdapat denisi laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri.

Pengaruh SignifikanJika entitas memiliki, secara langsung maupun tidak langsung(contohnya melalui entitas anak), 20% atau lebih hak suara investee,maka entitas dianggap memiliki pengaruh signifikanPenentuan pengaruh signikan tidak hanya berdasarkan persentase kepemilikan yang ada, tetapi termasuk hak suara potensial dari instrumen keuangan yang dimiliki investor.Penentuan pengaruh signikanhanya berdasarkan persentase kepemilikan.

Penghentian penggunaan metode EquitasEntitas menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal ketika investasinya berhenti menjadi investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama sebagai berikut: Jika investasi menjadi investasi entitas anak, maka entitas mencatatinvestasinya sesuai dengan PSAK22: Kombinasi Bisnis dan PSAK 65:Laporan Keuangan Konsolidasian. Jika sisa kepentingan dalam entitas asosiasi atau ventura bersama meru-pakan aset keuangan, maka entitasmengukur sisa kepentingan tersebutpada nilai wajar. Nilai wajar dari sisakepentingan dianggap sebagai nilaiwajar pada saat pengakuan awalsebagai aset keuangan sesuai denganPSAK 55 Ketika entitas menghentikan penggunaan metode ekuitas, entitas mencatat seluruh jumlah yang sebelumnya telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain yang terkait dengan investasi tersebut menggunakan dasar perlakuan yang sama dengan yang disyaratkan jika investee telah melepaskan secara langsung aset dan liabilitas terkait.Ketika pengaruh signifikan hilang, makasisa investasi diukur pada nilai wajar se-bagai nilai tercatat awal, dan selanjutnyamenerapkan PSAK 55Tidak ada penjelasan mengenai Penghentian penggunaan metode Equitas

Penerapan Metode EquitasKetika investasi pada entitas asosiasi atauventura bersama dimiliki oleh, atau dimiliki secara tidaklangsung melalui, entitas yang merupakan orga nisasimodal ventura, atau reksa dana, unit perwalian danentitas sejenis termasuk dana asuransi terkait investasi,entitas dapat memilih untuk mengukur investasi padaentitas asosiasi dan ventura bersama tersebut pada nilaiwajar melalui laba rugi sesuai dengan PSAK 55:Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Jikaentitas membuat pilihan tersebut, maka entitasmenerapkan metod ekuitas untuk setiap bagian yangtersisa dari investasi pada entitas asosiasi yang tidakdimiliki melalui organisasi modal ventura atau reksa dana,unit perwalian dan entitas sejenis termasuk dana asuransiterkait investasi.Tidak diterapkan untuk: Investasi yang diklasikasikan aset dimiliki untuk dijual. (Investasi tersebut di- ukur pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual). Investasi oleh entitas induk yang tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian. Investasi oleh entitas yang memenuhi persyaratan tertentu. (Kedua investasi tersebut diukur pada biaya perolehan ataunilai wajar sesuai dengan PSAK 55 (revisi2006)).Tidak diterapkan untuk: Investasi yang mengalamipembatasan. Investasi yang dituju-kan untuk dijual dalamjangka pendek.Investasi tersebut dicatat dengan metode biaya

2.4 Pengungkapan Dalam PSAK 151. nilai wajar investasi pada entitas asosiasi yang tersedia kuotasi harga publikasian;2. ringkasan informasi keuangan entitas asosiasi, termasuk jumlah agregat aset, liabilitas, pendapatan, dan laba atau rugi;3. alasan mengapa anggapan investor yang tidak memiliki pengaruh signifi kan jika investor memiliki kurang dari 20% hak suara atau hak suara potensial investee secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, namun disimpulkan bahwa investor tersebut memiliki pengaruh signifi kan;4. alasan mengapa anggapan investor yang memiliki pengaruh signifikan jika investor memiliki lebih dari 20% hak suara atau hak suara potensial investee secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, namun disimpulkan bahwa investor tersebut tidak memiliki pengaruh signifi kan;5. akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas asosiasi, ketika laporan keuangan tersebut digunakan dalam menerapkan metode ekuitas dan tanggal atau periode yang berbeda dengan investor, dan ala san menggunakan tanggal atau periode yang berbeda;6. sifat dan tingkatan setiap pembatasan signifikan (misalnya hasil dari perjanjian pinjaman yang diterima atau persyaratan regulator) atas kemampuan entitas asosiasi untuk mentransfer dana kepada investor dalam bentuk dividen tunai, atau pembayaran kembali pinjaman yang diberikan atau uang muka;7. bagian rugi entitas asosiasi yang tidak diakui, baik untuk periode terjadinya kerugian tersebut maupun secara kumulatif, jika investor menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi entitas asosiasi; dan8. ringkasan informasi keuangan entitas asosiasi, secara individual atau dalam kelompok, yang tidak dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, termasuk jumlah total aset, total liabilitas, pendapatan, dan laba atau rugi.12