Proyeksi AW 250912 - Publish

80
Compiled by Agung Wibowo, Dr. Eng.

description

555

Transcript of Proyeksi AW 250912 - Publish

  • Compiled by Agung Wibowo, Dr. Eng.

  • Gambar multi pandangan (multi-view drawing) berfungsi untuk memberikan informasi obyek 3-dimensi secara akurat pada media 2-dimensi.

    Standar dan konvensi untuk gambar multi pandangan telah berkembang sedemikian rupa dan bertujuan membangun metoda komunikasi gambar yang unversal.

  • Obyek 3D yang diletakkandi atas kertas 2D.

    Papan transparan diletakkan antara obyek dan mata pengamat

    Gambar 2D dapat dibuat di atas papan mewakili obyek 3D 3D diproyeksikan 2D

  • Line of sight

    Plane of projection

    Plane of projection

  • Converge projectionParallel projection

  • ObliqueOrthogonal

  • Rotate

    Tilt

    Gambar proyeksi pada bidang proyeksi (pandangan) bergantung pada orientasi obyek pada bidang proyeksi.

    Gambar multi pandangan (Multi View) menunjukkan pandangan 2D dari sebuah obyek.

    Gambar Axonometri menunjukkan pandangan 3D dari sebuah obyek.

  • PROJECTION

    PARALLEL CONVERGE

    ORTHOGONAL OBLIQUE

    MULTIVIEW AXONOMETRIC

    Multiview Drawing Pictorial Drawing Prespective Drawing

  • Width Depth

    Height

    Width

    H

    e

    i

    g

    h

    t

    Depth

    D

    e

    p

    t

    h

    Beberapa pandangan diperlukan untuk memberikan informasi yang lengkap

  • Right sideview

    Top view

    Frontview

  • Bottom view

    Left side view

    Rear view

  • HeightWidth

    D

    e

    p

    t

    h

    Left side view Right side view

    Bottom view

    Top view

    Rear view

    Front view

  • 1 2

    3 4

    Given

  • Third Angle Projection Method (Amerika)First Angle Projection Method (Eropa)

  • Pandangan yang paling banyak memberikan informasi harus dipilih sebagai pandangan depan atau principal view.

    Pada umumnya pandangan tersebut menampilkan obyek gambar (produk) dalam posisi seperti pada saat berfungsi.

    Bila obyek gambar saat berfungsi memiliki lebih dari satu posisi, maka obyek gambar tersebut ditampilkan seperti posisi pada saat di buat (dimanufaktur).

  • Bila diperlukan pandangan lain (termasuk potongan), maka pandangan atau potongan perlu dipilih berdasarkan beberapa prinsip berikut :

    Untuk membatasi jumlah pandangan dan potongan seminimal mungkin (secukupnya), tapi dapat menggambarkan secara penuh obyek gambar tanpa menimbulkan salah pengertian (membingungkan).

    Untuk menghindari diperlukannya penggambaran garis dan sisi yang tersembunyi (hidden outlines and edges)

    Untuk menghindari pengulangan penggambaran rinci yang tidak dibutuhkan.

  • Bila diperlukan pandangan dari arah diluar arah pada umumnya, atau suatu pandangan tidak dapat ditempatkan pada posisi seharusnya, maka panah penunjuk (reference arrow) harus digunakan untuk menunjukan arah pandangan yang relevan.

    Kemanapun arah pandangan, huruf besar (kapital) harus selalu diposisikan normal terhadap arah pembacaan.

  • Pandangan sebagian dapat digunakan bila pandangan yang lengkap (umum) tidak memberikan informasi yang mencukupi.

    Pandangan sebagian diputus dengan menggunaan garis jenis C (freehand line) atau garis jenis D (straight line with zigzag)

    PARTIAL VIEW

  • Asalkan tidak membingungkan, pandangan lokal dapat digunakan untuk menggantikan pandangan lengkap (umum) dari suatu elemen yang simetri.

    Pandangan lokal harus digambar mengingkuti aturan third angle projection, tanpa memperhatikan metoda proyeksi yang digunakan secara umum.

    Pandangan lokal digambarkan dengan menggunakan garis jenis A (continuous thick lines) dan harus dihubungkan dengan dengan pandangan utama dengan menggunakan garis jenis G (center line).

  • Digunakan dua (2) ketebalan garis : Thick (tebal) dan Thin (tipis) Perbandingan ketebalan antara garis tebal terhadap garis tipis tidak

    kurang dari 2 : 1 Ketebalan garis dipilih sesuai dengan ukuran dan jenis gambar dari

    rentangan ketebalan sbb : 0,18 ; 0,25 ; 0,35 ; 0,5 ; 0,7 ; 1 ; 1,4 ; 2

    Semua gambar pandangan dengan skala yang sama menggunakan pasangan ketebalan garis yang sama.

  • Spasi minimum dari dua garis yang sejajar (termasuk arsiran) tidak kurang dari dua kali ketebalan garis yang paling tebal.

    Direkomendasikan spasi antar garis sejajar tidak kurang dari 0,7 mm

  • Bila dua atau lebih garis yang berbeda jenis berdampingan (coinsiding) maka garis yang diperioritaskan adalah sbb :

    1. Garis tipe A; continuous thick (visible outlines and edges).2. Garis tipe E atau F; dashed line (hidden outline and edges)3. Garis tipe H; chain thin line, thick at end and change of cutting

    plane (cutting plane).4. Garis tipe G; chain thin (center line and line of symmetry)5. Garis tipe K; chain thin double-dashed line (centroidal line)6. Garis tipe B; continuous thin line (prejection line)

  • Bila rongga atau elemen yang berada di dalam sebuah benda digambarkan atau dinyatakan oleh garis garis tersembunyi (hiden line), maka kemungkinan akan dihasilkan suatu gambar yang rumit.

    Untuk memperlihatkan bagian-bagian benda yang tersembunyi maka diperlukan gambar potongan (section).

  • Given

    Finish

    No

    Internal featuresmake a viewdifficult to reador dimension?

    Orthographic projectionprinciple

    Yes

    Sectiontechnique

    Orthographic projectionprinciple

  • Memperjelas elemen benda bagian dalam. Untuk keperluan pemberian dimensi

    Regularview

    Sectionview

  • BIDANG POTONG adalah bidang maya yang memotong benda

    Cutting plane

    Section view

  • Given Direction 1 Direction 2 Direction 3

    Sectionview

    CPL

    CPL

    Sectionview

    Sectionview

  • Viewingdirection

    1

    2

    3

    Cutting Plane Line digambarkan dengan menggunakan jenis garis H (chain thin, thick at ends and change of direction)

  • Hatching (arsiran) digunakan untuk menunjukkan daerah potongan

    Potongan tanpa arsiran

    Potongandengan arsiran

  • Hatching (arsiran) dibuat dengan menggunakan jenis garis B (thin line), dengan orientasi sudut yang memudahkan, dianjurkan 45 terhadap principal outline atau line of symmetry dari potongan.

    Principal outlinePrincipal outline

    Line of symmetry

  • Area potongan yang terpisah tetapi masih merupakan bagian komponen yang sama harus diarsir dengan cara yang sama (arah yang sama)

    Area potongan untuk dua komponen yang bersebelahan harus diarsir dengan arah arsiran yang berbeda atau jarak antar garis arsiran yang berbeda.

    Komponen 1

    Komponen 2

    Komponen 1

    Komponen 2

    Komponen 3

  • Spasi antara garis arsir harus dipilih sehingga proposional dengan daerah yang akan diarsir, dan mengikuti aturan tentang garis :

    Spasi minimum dari dua garis yang sejajar (termasuk arsiran) tidak kurang dari dua kali ketebalan garis yang paling tebal.

    Direkomendasikan spasi antar garis sejajar tidak kurang dari 0,7 mm

    Untuk area yang luas, pengarsiran dapat dilakukan pada daerah terbatas yang mengikuti kontur daerah arsir

    Daerah arsir yang terbatas mengikuti kontur area

  • Gambar potongan dari suatu komponen yang sama dan dari bidang paralel yang berbeda harus diarsir secara identik (arah, ketebalan garis dan spasi sama) akan tetapi harus digeser disepanjang garis pembagi dua bidang paralel tersebut.

    Potongan dua bidang paralel

    Pergeseran arsir

  • Arsiran harus diputus untuk menempatkan dan memperjelas inskripsi (tulisan) yang tidak memungkinkan untuk ditempatkan di luar daerah arsiran.

    Arsiran yang terputusTulisan yang tidak

    mungkin ditempatkan di luar daerah arsiran

  • Arsir dapat digunakan untuk mengindikasikan jenis material dalam potongan.

    Jika arsir digunakan untuk mengindikasikan material, arti dari arsiran ini perlu didefinisikan secara jelas .

    Cast iron,Malleable iron

    Steel Concrete

    Sand Wood

  • Potongan yang tipis dapat digambarkan hitam seluruhnya, dimana ruang antara potongan yang bersebelahan digambarkan tidak kurang dari 0,7 mm.

    Ruang antara dua bidang potongan yang

    bersebelahan

  • Aturan umum proyeksi berlaku pada penggambaran potongan.

    Bila lokasi dari bidang potong tunggal cukup jelas, maka tidak diperlukan indikasi yang menjelaskan bidang potongnya.

  • Bila lokasi dari bidang potong tidak jelas atau perlu pembedaan antara satu bidang potong dengan bidang potong lainnya, maka posisi suatu bidang potong harus diindikasikan dengan menggunakan jenis garis H (thin chain line, thick at end and change of direction)

    Bidang potong harus diidentifikasi oleh penandaan (designation), misalnya menggunakan huruf kapital, dan arah pandangan yang ditunjukkan oleh anak panah. Potongan harus diindikasikan dengan penandaan yang relevan.

    Bidang Potong

    Penandaan

    Arah pandang

    Penandaan Potongan

  • Bidang Potong

    Penandaan

    Arah pandang

    Penandaan Potongan

  • Bidang PotongPenandaan

    Arah pandang

    Penandaan Potongan

  • Bidang Potong

    Penandaan

    Arah pandang

    Penandaan Potongan

  • Bidang Potong

    Lubang tidak ikut terpotong sehingga tidak muncul pada gambar potongan.

    Pada kasus komponen silindrik (tabung, dls) memiliki detail yang perlu ditunjuukan pada gambar potongan, akan tetapi tidak memungkinkan maka, bila tidak menimbulkan ketidakjelasan, elemeny yang perlu ditampil dapat diputar hingga berada di bidang potong.

    Untuk menampilkan pada gambar potongan, posisi lubang diputar sehingga berada pada bidang potong

  • Gambarkan sketch :

    a. Potongan pandangan utama dengan bidang potongan A-A

    b. Potongan pandangan atas dengan bidang potong B-B

    c. Pandangan kiri

  • Gambarkan sketch :

    a. Potongan pandangan utama dengan bidang potongan A-A

    b. Potongan pandangan atas dengan bidang potong B-B

    c. Pandangan kiri

  • Dengan metoda proyeksi yang sama gambarkan sketch :

    a. Potongan A-A

    b. Pandangan Kiri