Proyek Hutan Desa

30
PROYEK PENGEMBANGAN HUTAN DESA Nama : Helmi Hermawan G01110090 Gregoria Winda G01110119 Andry Apriliansyah G01109039 Soal : 1. Kegiatan apa saja yang dilakukan dimasing-masing proyek tersebut dari perencanaan sampai pemasaran 2. Biaya yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan 3. Produk apa saja yang dapat membantu ekonomi masyarakat 4. Sumber daya: tenaga, bahan, alat, serta sarana pra sarana Prinsip-prinsip Hutan Desa : 1) tidak mengubah status dan fungsi kawasan hutan dan 2) ada keterkaitan masyarakat terhadap sumber daya hutan. Karena hutan mempunyai fungsi sosial, ekonomi, budaya dan ekologis. Jadi pengelolaan hutan desa berorientasi ekonomi perlu juga mempertimbangkan aspek lainnya yang merupakan satu-kesatuan tak terpisahkan. Jika prinsip ini tidak dipahami baik, maka yang akan terjadi adalah kerusakan hutan yang membawa akibat buruk pada seluruh aspek kehidupan manusia dan lingkungannya. Yang perlu diketahui secara tegas adalah

Transcript of Proyek Hutan Desa

Page 1: Proyek Hutan Desa

PROYEK PENGEMBANGAN HUTAN DESA

Nama : Helmi Hermawan G01110090

Gregoria Winda G01110119

Andry Apriliansyah G01109039

Soal :

1. Kegiatan apa saja yang dilakukan dimasing-masing proyek tersebut dari

perencanaan sampai pemasaran

2. Biaya yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan

3. Produk apa saja yang dapat membantu ekonomi masyarakat

4. Sumber daya: tenaga, bahan, alat, serta sarana pra sarana

Prinsip-prinsip Hutan Desa :

1) tidak mengubah status dan fungsi kawasan hutan dan

2) ada keterkaitan masyarakat terhadap sumber daya hutan.

Karena hutan mempunyai fungsi sosial, ekonomi, budaya dan ekologis.

Jadi pengelolaan hutan desa berorientasi ekonomi perlu juga mempertimbangkan

aspek lainnya yang merupakan satu-kesatuan tak terpisahkan. Jika prinsip ini tidak

dipahami baik, maka yang akan terjadi adalah kerusakan hutan yang membawa

akibat buruk pada seluruh aspek kehidupan manusia dan lingkungannya. Yang

perlu diketahui secara tegas adalah bahwa hutan desa itu merupakan hutan negara

yang dikelola oleh masyarakat lembaga desa, sehingga untuk menerapkan

pengelolaan hutan desa harus berlandaskan aturan hukum negara dan atau

kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah.

Beberapa kriteria hutan desa, diantaranya:

1) kawasan hutan desa berada dalam kawasan hutan negara seperti hutan lindung

dan hutan produksi

2) belum dibebani hak pengelolaan atau izin pemanfaatan untuk bentuk

pengelolaan lain; dan

3) kawasan hutan berada dalam wilayah administrasi desa yang bersangkutan.

Page 2: Proyek Hutan Desa

Tentang penetapan kawasan Hutan Desa, idealnya melalui fasilitasi oleh 

Kementerian Kehutanan, Bupati, Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten, UPT

(BPDAS/ BPKH/BP2HP), LSM, PT dsb. Adapun prosesnya yakni:

1) Penentuan calon Hutan Desa berdasar hasil identifikasi dan iventariasasi atau

usulan kepala desa;

2) Pengusulan areal kerja Hutan Desa oleh Bupati kepada Menteri Kehutanan atas

usulan kepala desa;

3) Verifikasi oleh Tim dari pemerintah pusat (kementerian); dan selanjutnya

4) Penetapan areal kerja Hutan Desa oleh Menteri Kehutanan.

Sedangkan hal-hal yang harus dilalui dalam prosesnya sesuai ketentuan yang

berlaku bahwa Prinsip  Perijinan pada Hutan Desa adalah:

1) Penetapan Areal Kerja HKm oleh Menteri Kehutanan;

2) Hak Kelola Hutan Desa diberikan oleh Gubernur kepada Lembaga Desa;

3) Hak Kelola Hutan Desa berlaku selama 35 Tahun dan dapat diperpanjang;

4) Hak Pengelolaan Hutan Desa bukan merupakan hak kepemilikan atas kawasan

hutan, tidak mengubah status dan fungsi kawasan hutan serta dilarang

memindahtangankan atau mengagunkan;

5) Pemanfaatan Kayu di Hutan Desa dapat dilakukan pada Hutan Desa yang

berfungsi sebagai Hutan Produksi melalui Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu yang diberikan oleh Menhut (dapat dilimpahkan kepada Gubernur untuk

Hutan Alam, dan Bupati  utk Hutan Tanaman).

Hal terpenting yang seharusnya mapan dalam proses-proses persiapan

pelaksanaan pengelolaan hutan berbasis masyarakat dengan model hutan desa

agar mencapai tujuannya secara maksimal adalah penguatan kelembagaan

masyarakatnya. Penguatan kelembagaan desa dapat dilakukan melalui

pendampingan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten dan dapat dibantu oleh Dinas

Provinsi, UPT (BPDAS), Badan Pemberdayaan, LSM, PT, dsb.

Proses dan tujuan dari kegiatan penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat ini

adalah

1) Membentuk  dan menetapkan lembaga desa;

Page 3: Proyek Hutan Desa

2) Membentuk  aturan internal lembaga desa;

3) Membuat perda tentang HD (jika diperlukan);

4) Menyusun administrasi;

5) Membentuk  BUMDesa;

6) Membentuk forum/jaringan  (jika diperlukan);

7) Kegiatan pertemuan kelompok sebagai salah satu proses penguatan

kelembagaan.

Mengenai Pengelolaan Hutan Desa, sesuai tatacaranya, dilakukan melalui

fasilitasi oleh Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten, UPT (BPDAS/ BPKH), LSM,

PT, dsb. Selanjutnya

1) Melakukan  penataan areal  kerja  (blok/petak);

2) Melakukan penataan Batas areal kerja;

3) Pemilihan jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomis dan sesuai dengan lokal

spesifik;

4) Pemilihan teknik-teknik  silvikultur intensive;

5) Pemanfaatan hasil kayu dan non kayu.

Sedangkan tentang Pemanfaatan Hutan Desa pada kawasan hutan produksi

meliputi:

1) Pemanfaatan hasil hutan kayu dari hutan alam;

2) Pemanfaatan hasil hutan dari hutan tanaman;

3) Pemanfaatan hasil hutan non kayu (madu, rotan,  getah, buah dsb).

Pada kawasan hutan lindung meliputi:

1) Pemanfatan Hasil Hutan Non Kayu; dan

2) Pemanfaatan Jasa Lingkungan (pemanfaatan air, ekowisata,  penyerapan

karbon, dsb).

Semua rencana pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan hendaknya

dituangkan dalam   Rencana Kerja dan Tahunan Hutan Desa. Misalnya,

Pemanfaatan Hutan Desa untuk pengairan, microhydro dan budidaya agroforestry

karet perlu :

Page 4: Proyek Hutan Desa

1) dilakukan melalui fasilitasi oleh Dinas provinsi, Dinas Kabupaten, UPT

(BPDAS/ BPKH), LSM, PT, dsb;

2) Menyusun  rencana kerja Hutan Desa (35 tahun);

3) Rencana kerja  disahkan oleh pemberi ijin;

4) Menyusun   rencana  tahunan Hutan Desa;

5) Rencana tahunan Hutan desa disahkan oleh Dinas.

Pada prinsipnya :

1) Rencana kerja hutan desa berisikan rencana kelola Hutan Desa secara makro

(aspek kelola kawasan,usaha dan kelembagaan); dan

2) Rencana tahunan berisikan recana detil aktifitas yang akan dilakukan selama 1

tahun.

Perencanaan pengelolaan Hutan Desa dapat dilakukan melalui fasilitasi

oleh Dinas provinsi, Dinas Kabupaten, UPT (BPDAS), LSM, Koperasi, Swasta,

dsb, yang kemudian disusul dengan:

1) Melakukan diversifikasi hasil HKm dan Hutan Desa;

2) Pengembangan teknologi pemanfaatan;

3) hasil HKm dan Hutan Desa;

4) Membuka akses pasar yang jelas;

5) Membuka  akses modal; dan

6) Menjalin kemitraan usaha.

Kegiatan dalam program hutan desa mencakup pembuatan demplot terpadu

dengan mengintroduksi tanaman hutan, perkebunan, palawija dan peternakan, di

tanah bengkok, tanah milik desa yang dimanfaatkan untuk menunjang kebutuhan

hidup aparatur desa, seluas 12 ha. Agar program ini lebih berdaya guna, selain

menanam tanaman hutan juga disinkronkan/diarahkan dengan kegiatan para

petani untuk bisa menjamin kebutuhan dasar hidup mereka sehari-hari secara

lebih stabil dan berkesinambungan. Melalui demplot Hutan Desa ini, diharapkan

juga dapat dipelajari berbagai aspek teknis pengintegrasian kegiatan masyarakat

petani sehari-hari dengan pembangunan hutan desa, pengelolaan hutan, termasuk

aspek-aspek silvikultur, konservasi tanah dan air, pelestarian alam, perlindungan

Page 5: Proyek Hutan Desa

hutan, perkembangan riap pertumbuhan serta potensi program pembangunan

hutan desa terpadu berwawasan lingkungan sebagai motor penggerak

pembangunan berkelanjutan. Koleksi vegetasi buatan yang ada dalam hutan desa

juga dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan program pemuliaan dan konservasi.

Kawasan ini juga dapat dipergunakan lebih lanjut sebagai kawasan untuk

menerapkan berbagai hasil penelitian, percobaan dan pembangunan petak

percontohan dalam upaya menentukan system pengelolaan hutan lestari bersama

masyarakat.

Demplot terpadu yang diperkenalkan dalam program Hutan Desa tersebut juga

diarahkan untuk menutupi lahan dengan kemiringan di atas 50% dengan cara

menanam tanaman hutan dan perkebunan, sementara untuk lahan dengan

kemiringan di bawah 50% dikonsentrasikan untuk tanaman palawija dan

peternakan. Seluruh program dan kegiatan hutan desa dilakukan dengan

menerapkan hasil penelitian terpilih sehingga demplot terpadu tersebut.

dapat menggambarkan pembangunan ekonomi dan social tanpa merusak

lingkungan. Penataan berbagai komoditi yang ada di desa Bugel khususnya di

lahan bengkok di atur sedemikian rupa sehingga hasilnya bervariasi dan ada yang

dapat dipanen setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap triwulan, setiap

tahun dan ada pula yang dapat dipanen 5 – 6 tahun atau lebih lama yang intinya

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara lebih stabil dan

berkesinambungan.

Desain Plot Pengembangan Hutan Desa

1. Penanaman tanaman-tanaman keras (tanaman hutan multiguna cepat tumbuh

terpilih termasuk tanaman hutan asli daerah), tanaman perkebunan yang cocok

di daerah itu, dan tanaman buah-buahan terpilih.

2. Penanaman sela penutup termasuk legum penyubur tanah, rumput gajah

(Stonotaprum sp) di lereng-lereng petakan tanah garapan sebagai sumber pakan

ternak.

3. Penanaman palawija dan horticultura dengan menggunakan varietas bibit

unggul terpilih, antara lain, jagung hibrida, varietas-varietas unggul padi huma,

ubi jalar, ketela pon, pisang, dll.

Page 6: Proyek Hutan Desa

Dalam implementasinya, masyarakat desa Bugel akan dilibatkan secara aktif

dalam kegiatan pengembangan hutan desa melalui :

1. Pelatihan dan praktek langsung cara pembuatan bibit unggul tanaman

kehutanan, perkebunan dan buah-buahan melalui perbanyakan secara vegetatif

(stek, okulasi, dll) dan generatif (bici) termasuk aplikasi VA micorryza dan

pupuk organik lainnya.

2. Pelatihan teknik pembuatan benih tanaman dari kelompok comoditas palawija

dan syauran termasuk aplikasi VA micorryza dan pupuk organik lainnya.

3. Pelatihan teknik-teknik pendukung lainnya, antara lain :

a. pembuatan kompos yang cepat, murah dan berkualitas

b. cara penanaman penutup (copper crops) termasuk rumput dan legum untuk

pelindung tanah, penyubur tanah dan bahan baku pakan ternak

c. cara pengolahan limbah pertanian termasuk pembuatan silase (untuk pakan

ternak) dan pembuatan biogas (untuk bahan baku energi

memasak/penerangan, perbaikan lingkungan dan memproduksi pupuk

organik tambahan)

d. cara pengolahan comoditas yang dihasilkan dari plot demonstrasi/demplot

hutan desa terpadu.

Jenis Tanaman

Beberapa vegetasi/jenis tanaman hutan, perkebunan dan buah-buahan yang

berkualitas dan dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan kondisi biofisik di

kawasan desa Bugel antara lain :

1. Beberapa Jenis Tanaman Hutan yang cocok untuk dikembangkan di desa :

Sengon, acasia, mahoni, matoa, sungkai, sonokeling dan aren.

2. Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan yang dapat tumbuh baik di desa :

Lada, vanili, kopi, cengkeh, coklat dan pala.

3. Beberapa Jenis Tanaman Buah-Buahan yang dapat tumbuh baik di desa :

durian, manggis, mangga, alpokat, salak, jambu batu, nangka, duku, sukun

dan sirsak

Page 7: Proyek Hutan Desa

A. Persyaratan Pembuatan Persemaian

Luas areal persemaian sekitar 1 Ha termasuk di dalamnya sarana

dan prasarana persemaian, kebun pangkas dan green house . sedangkan

pada setiap blok RRKT di buat unit persemaian antara seluas 0,2 Ha untuk

mengakomodasi kebutuhan biit dan kemudahan dalam transportasi.

Persemaian yang akan dibangun terdiri dari persemaian permanen

dan semi permanen (sedarhana), lokasi yang dipilih adalah loksai yang

layak , yaitu dekat dengan sungai agar sumber air dapat diperoleh dengan

mudah dan loksai persemaian sedapat mungkin dekat dengan tegakan

benih agar tidak diperlukan waktu yang lama untuk pengangkutan bibit

yang akan disemaikan.

Untuk menjaga sistem drainase yang baik dilokasi persemaian ,

maka dibuat saluran-sauran air kiri-kanan sepajang jalan pemeriksaan, hal

ini dimaksudkan agar tehindar dari kemungkinan timbulnya penyakit yang

menyerang semai akibat kelembapan tanah yang tinggi seperti dumping

off.

Dengan pertimbangn menghindar gerakan akar yang berlebihan ,

kemudian pengangkutan dan pertimbangan biaya , maka digunakan

polybag untuk penempatan media semai, penggunaan polybag diharapkan

dapat memudahkan di dalam usaha pengankutan sekaligus memudahkan

tahap penanaman / penimbunan bibit di lapangan.

B. Bahan-Bahan dan peralatan

Bahan

1. Pasir yang baik dan telah distreilkan untuk medium penaburan

benih

2. Bedengan/bak , diberi naungan (atap).

3. Bedengan sapih,diberi naungan,terutama untuk melindungi, semai-

semai dari teriknya sinar matahari di siang hari dan hujan yang

deras.

4. Kantong plastik /container yang bagian bawah telah diberi lubang-

lubang.

Page 8: Proyek Hutan Desa

5. Tanah yang baik, yang artinya dicampur dengan pupuk TPS untuk

pengisian kantong plastic sebagai media sapih.

6. Pupuk TSP dan NPK.

7. Seng atau tripleks untuk label.

8. Fungisida dan Pestisida.

9. Bahan untuk pemagaran persemaian, antara lain kawat berduri, dan

kayu atau bambu, tali serta bibit/semai/stek batang , jenis tanaman

pagar.

10. Pengadaan Benih

Alat

1. Peralatan/bangunan untuk pangairan antara lain : parit/saluran

pangairan,bak penampung air gembor( dan kemungkinan perlu

pompa air lengkap dengan peralatannya).

2. Alat menyemprot fungisida/ dan pestisida yaitu spayer.

3. Alat-alat kerja : cangkul, sabit, ganco, gergaji, linggis.

4. Alat pengukuran : meteran/roll meter, kompas.

5. alat pencatat yang diperlukan

6. kantor, barak kerja, rumah jaga.

1. Penaburan Benih

penaburan benih adalah menanam benih yang telah dipersiapkan /

telah melalui perlakuan-perlakuan khusus dibedengan/bak dengan

tujuan agar benih dapat berkecambah dengan baik. Penaburan benih

dilakukan secara merata menurut larikan/jalur-jalur atau lubang-

lubang yang telah dibuat, kemudian ditutup dengan pasir atau tanah

halus setebal 0,5-1 cm/ setebal benih. Secara garis besar penaburan

dapat dilakukan tiga cara (1) satu persatu (drill sowing), (2) bentk

garis/baris (line sowing), dan (3) menabur mereta (dust sowing). Dan

kemudian ditutup dengan potongan-potongan seresah yang telah

disterilkan. Penutupan seresah ini dimaksudkan untuk :

• menjaga kelembaban medium.

Page 9: Proyek Hutan Desa

• Meningkatkan suhu medium.

• Menekan pengeliaran rumput-rumput pengganggu, sehingga dengan

demikian

perkecambahan benih dapat berlangsung sempurna..

Jarak tanam antara benih dan atara larikan tergantung pada benih

dari suatu jenis tanaman, namun rata-rata 5 cm antar benih dan 5 –

10 cm antar larikan. Untuk benih – benih yang halus/ kecil (misalnya

benih Melaleuca spp), agar hasil penaburan benih dapat merata,

maka benih yang akan di dicampur dengan pasir. Perbandingan

berat/volume campuran benih dan pasir biasanya 1 : 20. Setelah

benih ditutup tanah, segera dilakukan penyiraman sampai

pasir/medium cukup basah, kemudian pada setiap bak/bedengan

dipasang label yang bertulisan : nomor bak penabur, species/jenis,

asal benih tanggal penaburan, dan jumlah / banyak benih

2. Penyapihan

a. Bibit dari bedengan penaburan

Pengertian penyapihan adalah memindahkan bibit/anak

semai dari bedengan / bak ke medium di bedengan sapih. Cara

penyapihan, baik pada waktu mencabut/menggali bibit/anak semai

di bedengan / bak maupun waktu menanamnya ke medium sapih

harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai batang/akar-

akarnya rusak atau tidak tertanam tegak lurus. Waktu penyapihan

sebaiknya dilakukan sore hari, dan setelah disapih segara dilakukan

penyiraman sampai tanahnya cukup basah.

Setelah itu ada setiap bedengan sapih dipasang label yang

bertuliskan : Nomor bedengan sapihan, species/jenis,asal bedengan

penaburan. Kegiatan ini memerlukan kecermatan sehingga jangan

sampai menggunakan tenaga borongan. Waktu kecambah (semai

anakan) siap disapih tergantung, jenisnya biasanya sesudah keluar

daun pertama sudah dapat dilakukan penyapihan. Setelah bibit /

semai sapihan berupa 3-4 minggu sejak disapih, kerapatan

Page 10: Proyek Hutan Desa

atap/naungan mulai dikurangi dan setelah berumur 8-10 minggu

sebelum semai dipindahkn / ditanam ke lapangan, atap/naungan

tanaman sama sekali ditiadakan.

3. Pemeliharaan Bibit

Penyiraman dan Pemupukan Penyiraman dilakukan paling

sedikit satu kali dalam satu hari. Pemupukan diberikan apabila

pertumbuhan bibit di bedeng sapih kurang baik. Pupuk yang

biasa digunakan adalah NPK (15:15:15) dengan dosis 10 gr per

kantong plastik.

Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan

penyakit dilakukan apabila terlihat adanya gejala serangan.

Insektisida atau fungisida yang digunakan disesuaikan dengan

jenis jamur ataupun serangga yang menyerangnya.

Standar bibit dilakukan agar bibit yang sampai ke lokasi

penanaman benar-benar memiliki kualitas yang baik, seragam,

mampu hidup dan tumbuh dengan baik. Bibit Acaccia

mangium yang berkualitas baik dan diperbolehkan untuk

dikirim ke lapangan adalah yang mempunyai tinggi bibit 25-30

cm dan diameter > 3,0 mm, batang keras dan lurus, warna

kecoklatan, daun tebal hijau, struktur akar kompak, media tidak

pecah, bebas hama dan penyakit serta segar. Bibit diangkut ke

lokasi pertanaman memakai truk atau traktor. Untuk menjaga

kualitas bibit, perlu dibuatkan tempat penampungan bibit

(TPB) sementara di dekat lokasi pertanaman.

Page 11: Proyek Hutan Desa

PEMBUATAN TANAMAN

A. Persiapan Lapangan

1. Penataan lapangan. Penataan areal penanaman dimaksudkan

untukmengatur tempat dan waktu, pengawasan serta keperluan

pengelolaan hutan lebih lanjut. Areal dibagi menjadi blok-blok tata

hutan dan blok dibagi menjadi peta-petak tata hutan. Unit-unit ini

ditandai dengan patok dan digambar di atas peta dengan skala 1 :

10.000. Batas-batas blok dapat dipakai berupa batas alam seperti

sungai, punggung bukit atau batas buatan seperti jalan, patok kayu atau

beton.

2. Pembersihan lapangan. Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum

penanaman meliputi :

a. Menebang pohon-pohon sisa dan meninggalkan pohon yang di

larang ditebang

b. Mengumpulkan semak belukar, alang-alang dan rumput-rumputan

c. Sampah-sampah yang telah terkumpul dibakar.

3. Pengolahan tanah. Pengolahan tanah diperlukan pada tanah-tanah yang

padat dengan cara sebagai berikut :

a. Tanah dicangkul sedalam 20 - 25 cm kemudian dibalik

b. Bungkalan-bungkalan tanah dihancurkan, akar-akar dikumpulkan,

dijemur dan dibakar

c. Tanah pada jalur-jalur tanaman dihaluskan dan dibersihkan,

kemudian dibuat lubang tanaman

4. Mobilisasi Peralatan

Jenis dan jumlah peralatan yang digunakan dalam persiapan lapangan

selama jangka waktu pengusahaan hutan diperhitungkan berdasarkan

asumsi-asumsi prestasi kerja setiap jenis alat dan volume kegiatan

yang akan dilaksanakan adalah:

Pembuatan dan pemeliharaan jalan: Tractor Komatsu D70 LE-

8 umur pakai 8 tahun, umlah kebutuhan 3 unit, Motor Grader

Caterpilar 12 G umur pakai 8 tahun jumlah kebutuhan 3 unit,

Page 12: Proyek Hutan Desa

Dump Truck Nisan CW 54 H umur pakai 8 tahun jumlah

kebutuhan 6 unit. Chainshaw umur pakai 8 tahun jumlah

kebutuhan 14 unit, Exavator Komatsu PC 200-7 umur pakai 8

tahun jumlah unit 3.

B. Penanaman

Kegiatan penanaman termasuk penanaman pengayaan, penanaman

pada alur silin, penanaman tanah kosong, dan kiri kanan jalan.

Kegiatan penanaman akan dilaksanakan pada areal bekas tebangan dalam

bentuk pengayaan dan tempat-tempat yang mempermudah jenis-jenis

komersialnya kurang dan penanaman pada areal-areal yang terbukan

antara lain bekas jalan sarad, tempat penimbunan dan tempat pengangkuan

kayu. Kegiatan penanaman juga dilakukan pada daerah sepanang kiri-

kanan alan utama dan pada daerah-daerah yang berbatasan dengan

pemukiman. Kegiatan penanaman / pengayaan di areal bekas tebangan

bertujuan:

- Untuk memperbaiki komposisi jenis dan penyebaran permudaan jenis-

jenis komersial, terutama jenis-jenis yang ditebang.

- Mengupayakan peningkatan nilai dan potensi areal hutan bekas

tebangan

Kegiatan penanaman / pengayaan dilaksanakan 3 tahun seelah penebangan

(Et+3). Sebelum dilaksanakan , dilakukan pembabatan dan pembebasan

terhadap tumbuhan pengganggu. Pembebetan dilakukan terhadap rumput-

rumputan, liana semak dan tumbukan bawah lainnya dengan memakai

sabit atau alat sejenisnya. Penebasan dilakukan dengan menebas tumbuhan

yang mengganggu dengan memakai parang atau sejenisnya.

Luas dan volume kegiatan pengayaan pada areal bekas tebangan

ditentukan berdasarkan hasil pelaksanaan ITT. Dengan asumsi rata-rata

areal tegakan tinggal yang terbuka tajuknya dan perlu mendapatkan

tundakan rehabilitas adalah ± 10% dari luas penebangan, sedangkan areal

yang perlu pengayaan 20% dari luas penebangan. Nilai presentase

Page 13: Proyek Hutan Desa

pengayan itu diperkirakan lebih banyak dari rata-rata pengayaan pada

sistem TPTI hasil penelitian, yaitu maksimum sebesar 12%, hal tersebut

mengingat kawasan pengelolaan merupakan kawasan Logged Over Area

sehingga untuk meningkatkan komposisi dan kualitas tegakan dimasa

mendatang diperlukan intensitas pengayaan lebih tinggi. Dengan target

panenan tahunan rata-rata seluas ± 647 Ha/ tahun, maka areal effektif yang

perlu mendapatkan tindakan rehabilitas adalah seluas 67 Ha, dan

pengayaaan seluas 135 Ha. Lokasi kegiatan penanaman dan pengayaaan

adalah petak-petak ukur berukuran 20 m x 20 m dan areal terbuka yang

telah ditandai pada peta hasil kegiatan ITT. Semai atau anakan ditanam

pada lokasi diamana terdapat permudaan alam dipetak ukur yang

bersangkutan, dengan jarak 5m x 5m. sedangkan lokasi atau areal terbuka

dilakukan penanaman dengan jarak taanam 3m x 3m.

Berbeda dengan pola penanaman untuk pengayaan, Jalur

penanaman dengan lebar 100 m kiri-kanan jalan, luas penanaman

disesuaikan dengan panjang jalan utama. Luas penanaman setiap tahunnya

direncanakan rata-rata sekitar 20 Ha atau sepanjang ± 2 km. Penanaman

dilakukan dengan arak tanam 5m x 5m sehingga bibit yang dibuhtukan

pertahu rata-rata 9.600 batang/tahun jenis tanama yang akan ditanam

adalah jenis Acaccia mangium. Penanaman tanah kosong dilakukan pada

kawasan areal tidak berhutan. Jenis-jenis tanaman yang akan digunakan

terutana jenis tanaman lokal seperti jenis meranti dan jenis tanaman cepat

tumbuh untuk membantu mempercepat pertumbuhan tanaman pokok.

Hasil penanaman ini diharapkan selain untuk rehabilitasi lahan juga dapat

digunakan sebagai sumber produksi kayu dimasa mendatang.

Kegiatan pemeliharaan tanaman dilakukan pada tahun ke tiga,

keempat, dan keliam setelah penebangan (Et + 3,4,5). Pemeliharaan

tanaman ini dimaksudkan untuk memelihara tanaman (penyulaman dan

penyiangan) dan memberikan ruang tumbuh yang lebih baik serta

membebaskan dari tanaman-tanaman pengganggu, khusussnya terhadap

pohon inti. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk membebaskan tanaman

Page 14: Proyek Hutan Desa

baru hasil pengayaan / rehabilitasdari berbagai bentuk gagguan tumbuhan

pengganggu dan menyulam tanaman mati dengan bibit yang sahat.

Tujuannya dalah mempertahankan jumlah tanaman jenis komersil dan

memacu pertumbuhannya. Krgiatan pemeliharaan ini dilakukan terhadap

seluruh tanaman. Baik pada blok RKT, maupun pada tanaman di kiri

kanan jalan.

C. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman terdiri dari pemeliharaan tanaman muda sampai

tanaman berumur 3 tahun. Pemeliharaan tanaman muda dilakukan

mulai bibit selasai ditanam di lapangna sampai mencapai kondisi

tegakan yang saing mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya,

baik tajuk maupun perakarannya. Pokok-pokok pekerjaan dalam

kegiatan ini meliputi penyiangan, buka piringan (pendangiran),

pemupukan, penyulaman, penunggalan dan perlindungan dari serangan

hama dan penyakit. Pemupukan dei berikan setelah pekerjaan buka

piringan. Pupuk Urea dan KCL dicampur secara merata, kemudian

ditaburkan pada setengah lingkaran anaman dengan jarak dari titik

tanaman 0,5-1,0 meter, dan pupuk TSP ditaburkan pada bagian

setengah lingkaran berikutnya.

Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan

Perlindungan hutan dari kebakaran sebagaimana adalah untuk

menghindari kerusakan hutan yang disebabkan oleh kebakaran akibat:

a. Perbuatan manusia seperti melakukan pembakaran hutan tanpa

izin, membuang benda-benda yang dapat menyebabkan kebakaran

b. daya-daya alam seperti petir, gunung berapi reaksi sumber daya

alam dan atau gempa

dalam rangka pemadaman kebakaran setiap pemegang izin

pemanfaatan hutan , berkewaiban melakukan rangkaian tindakan

pemadaman dengan cara:

a. melakukan deteksi terjadinya kebakaran hutan;

b. mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada;

Page 15: Proyek Hutan Desa

c. membuat sekat bakar dalam rangka melokasir api;

d. memobilisasi masyarakat untuk mempecepet pemadaman;

untuk membatasi meluasnya kebakaran hutan dan mempercepat

pemadaman kebakaran setiap orang yang berada di dalam dan di

sekitar hutan wajib:

a. melaporkan kejadian kebakaran hutan kepada Kepala Desa

setempat, Petugas Kehutanan, Kepala Kesatuan Pengelolaan

Hutan, Pemegang Izin Pemanfaatan Huatan, Pemegang Izin

Penggunaan Kawasan Hutan, atau Pemilih Hutan Hak.

b. Membantu memadamkan kebakaran hutan

Perlindungan hutan dari hama penyakit dimaksudkan untuk mencegah

terjadiya perkembangan hama dan penyakit pada kawasan pengelolaan

hutan, maka sistem pengelolaan akan memperhatikan stabilitas ekosistem

dengan melaksanakan perencanaan yang matang, dan praktek-prektek

pengelolaan dengan menggunakan tekhnologi dan metode ramah

lingkungan. Stabilitas ekosistem merupakan faktor kunci terhadap

kerawanan hutan dari serangan hama dan penyakit. Untuk tindakn

pengendalian hama dan penyakit di pembibitan, perusahaan akan

melaksanakan metode pengendalian alternatif yaitu pemggunaan bibit

terseleksi dari kontaminasi hama dan penyakit serta yang memiliki cirri

atau syarat benih yang tumbuh baik. Disamping itu juga dilakukan sanitasi

areal pembibitan, penyiangan pada media bibit, pemupukan, penyiraman

serta aplikasi pestisida secara terjadwal dengan melakukan rotasi pestisida.

Page 16: Proyek Hutan Desa

PEMUNGUTAN HASIL

A. Penebangan

Rencana kawasan pengelolaan seluruhnya merupakan hutan produksi

terbatas dimana batas diameter yang diperbolehkan ditebang maka

penetapan jatah produksi tahunan (JPT) volume rata-rata tahuanan selama

jangka waktu pengusahaan pada masing-masing RKT. Penebangan

dilakukan denga menggunakan chainsaw, pengalaman menunjukan dengan

menggunakan chainsaw setiap hari seorang operator dengan dibantu

helper dapat menebang rata-rata perhari adalah 10 pohon (±40 m3).

Secara garis besar tekhnis pelaksanaan penebangan adalah sebagai berikut:

Penebangan : kegiatan penebangan pohon dengan arah rebah satu

jalur (jalur sarad). Pada lahan miring arah rebah di araahkan pada

arah melintang garis kontur kea rah kontur yang lebih tinggi,

sehingga memperoleh produktivitas dan kualitas yang tinggi.

Pembersihan jalur : kegiatan membersihkan jalur tebang dari

semak dan perdu yang selanjutnya disusun pada jalur as (sarad).

Pembuatan Takik Rebah : membuat keratin pada kayu yang

berfungsi untuk mengarahkan arah rebah pohon, dengan cara

membuat keratin pada batang bersudut 30o mrnggunakan

Chainsaw, untuk pemotongan arah sejajar tanah harus rata dengan

permukaan tanah. Semua pohon direbahkan arahkan ke rencana

jalur sarad.

Pemotongan Takik Balas : menumbangkan kayu dengan cara

memotong kayu tepat di posisi takik balas. Ruang lingkup

pekerjaan ini adalah melakukan pemotongan 3 cm di atas takik

rebah dengan menggunakan chainsaw. Dalam melakukan

pemotongan takik balas tidak dibenarkan sampai putus bertemu

takik rebah karena hal ini menyebabkan tidak akan bias

mengendalikan kecapatan dan arah rebah pohon. Penebangan yang

benar selau meningggalkan engset bekas tebangan peda tunggul

tinggal.

Page 17: Proyek Hutan Desa

Trimming : pekerjaan penebasan pada batang pokok dari cabang

poko dan ranting dengan menggunakan chainsaw atau prang untuk

mendapatkan kayu gelodongan sesuai dengan spesifikasi.

Troping : pemotongan ujung batang degan diameter terkcil yang

diinginkan.

Pengukuran Batang : menggukur batang kayu dengan stik yang

mempunyau ukuran 2,5 meter guna memudahkan operator dalam

prosespekerjaan pemotongan kayu.

Bucking : pembagian batang dengan memotong – motong kayu

menjadi ukuran terrtentu dengan menggunakan alat chainsaw.

Debarking : pengupasan kulit kayu.

Pembuatan jalur koridor : membut jalur yang digunakan untuk

menumpuk semua jenis sampah sisa tebangan, fungsi koridor ini

adalah tempat keluarmasuk alat saraad dalam mengeluarkan kayu

dari alat petak.

Penumpukan (Stacking) : mengumpulkan kayu log yang telah

diproses ebelumnya menjadi tumpukan kecil dengan jumlah kayu

10-15 batang (dengan menggunakan alat bantu Lifting Tong ) .

Jalur Kontrol : untuk memudahkan inspeksi, sehingga apabila alat

bekerja malam hari bias membedakan mana yang boleh dilewati

maupun tidak.

B. Pengangkutan

Pengankutan kayu dari loksi tempat pengumpulan sampai ke tempat

penimbunan kaayu dilakukan melalu darat dan direncanakan

menggunakan Logging Truck. Dengan memperhatikan kondisi lapangan di

lokasi rencana kerja maka direncanakan volume muatan rata-rata yang

diangkur truk sebesar 30 m3/trip, dengan jarak angkut rata-rata 30 km

dengan waktu tempuh ± 3 jam (kecepatan rata-rata 20 km/jam) apabila jam

kerja efektif 8 jam/hari, dengan availability alat 70 % maka jumlah trip

dalam sehari adalah 2,7 trip. Dengan jam kerja 17 hari / bulan atau 204

hari / tahun, maka kapasitas pengangkutan sebesar 1.360 m3/bulan atau

16.320 m3/tahun.

Page 18: Proyek Hutan Desa

ANLISA BIAYA

Standar Biaya Pembangunan Tanaman Hutan Desa,

No Jenis Kegiatan Satuan Biaya (Rp)1. Penanaman

a. Pengadaan bibitb. Persiapan Lahanc. Pembuatan Tanaman

HaHaHa

300.000,-1.500.000,-400.000,-

Jumlah 2.200.000,-2. Pemeliharaan

a. Pemeliharaan Tahun IIIb. Pemelharaan Tahun IVc. Pemeliharaan Tahun V

HaHaHa

350.000,-400.000,-260.000,-

Jumlah 1.010.000,-3. Pengendalian Kebakaran dan Pengamanan Hutan

a. Pengendalian kebakaran dan perlindungan hutan

b. Pengamanan hutan

HaHa

125.000,-343.000,-

Jumlah 468.000,-

4. Kewajiban Kepada Negaraa. Pembayaran IHPHTIb. Pembayaran PBB

HaHa

2.500,-50.000,-

Jumlah 52.500,-5. Pembangunan Sarana dan Prasarana

a. Pembutan jalan, bangunan dan pengadaan peralatan mesin

b. Pemeliharaan sarana dan perasarana

HaHa

740.000,-125.000,-

Jumlah 865.000,-

Biaya Pengadaan Bibit Tanaman Utama Proyek Pembangunan Kehutanan

Uraian Biaya Satuan

(rp/HK)

Satuan Fisik Jumlah Biaya (Rp)

Norma (HK)

Frekuensi Jumlah

A.Tenaga Kerja1. persiapan persemaian Pengisian tanah Pembuatan bedeng

25.000,-25.000,-

20,1

11

20,10

50.000,-25.000,-

Total 75.000,-2.Perlakuan Pupuk3. Penyemaian Penyiraman Perawatan bibit Mandor

25.000,-25.000,-36.000,-

0,41

0,4

1

111

-

010

-

10.000,-25.000,-14.400,-

Total 49.400,-B.Bahan Benih Acaccia Mangium 500.000,- 0,041 1 0,041 20.500,-

Page 19: Proyek Hutan Desa

(Rp/Kg) Polybag Pupuk (Rp/Kg)

6000,-12.000,-

250

11

2,0000,025

12.000,-600.000,-

Total 632.500,-Jumlah 756.900,-

Biaya Penanaman Tanmana Utama Proyek Pembangunan Hutan Tanaman

Uraian Biaya Satuan (rp/HK)

Satuan Fisik Jumlah Biaya (Rp)

Norma (HK)

Frekuensi Jumlah

A.Tenaga Kerja1. persiapan penanaman Pengisian tanah Pembuatan bedeng

25.000,-25.000,-

22

11

22

50.000,-50.000,-

Total 100.000,-2.Perlakuan Pupuk3. Penanaman Pengankutan bibit Pelaksanaan penanaman Mandor

25.000,-

25.000,-25.000,-36.000,-

1

0,42

0,4

1

111

1

010

25.000,-

10.000,-50.000,-14.400,-

Total 99.400,-B.Bahan Pupuk 12.000,- 55 1 55 660.000,-Total 660.000,-

Jumlah 859.400,-

Biaya Pemeliharaan Tanaman Utama Tahun ke-3 Proyek Pembangunan

Hutan Tanaman

Uraian Biaya Satuan (rp/HK)

Satuan Fisik Jumlah Biaya (Rp)

Norma (HK)

Frekuensi Jumlah

A.Tenaga Kerja1. mandor 2. karyawan Menyiangi piringan Memupuk Menyulam Hama dan penyakit

36.000,-

15.000,-15.000,-15.000,-15.000,-

0,4

3333

1

2212

0,4

6000

14.400,-

45.000,-45.000,-45.000,-45.000,-

Total 194.400,-3. angkut bongkar 25.000,- 1 25.000,-

Total 25.000,-

Page 20: Proyek Hutan Desa

B.Bahan dan Alat

1.peralatan Semprot Alat lain

45.000,-105.000,-

22

--

--

90.000,-210.000,-

Total 300.000,-2. Bahan Urea (/kg) TSP (/Kg) Insektisida (/kg) Fungisida (/kg)

12.00,-1.800,-52.000,-52.000,-

121266

1111

1111

14.400,-21.600,-312.000,-312.000,-

Total 660.000,-Jumlah 1.179.400,-