PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI ......BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN...
Transcript of PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI ......BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN...
BUPATI SOPPENGPROVINSI SULAWESI SELATAN
PERATURAN BUPATI SOPPENGNOMOR : 63 TAHUN 2018
TENTANGPOLA TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSKESMAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SOPPENG,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 38 ayat (2)Peraturan Menteri Dalam Negeri RepublikIndonesia Nomor 79 Tahun 2018 tentang BadanLayanan Umum Daerah, perlu ditetapkan PolaTata Kelola Badan Layanan Umum Daerah UnitPelaksana Teknis pada Dinas KesehatanKabupaten Soppeng;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a di atas, perlumenetapkan Peraturan Bupati Soppeng tentangPola Tata Kelola Badan Layanan Umum DaerahUnit Pelaksana Teknis Puskesmas di KabupatenSoppeng;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentangPembentukan Daerah-daerah Tingkat II diSulawesi (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1959 Nomor 74, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 1822);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor5587) sebagaimana telah diubah beberapa kaliterakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2015 Nomor 58, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005tentang Pengelolaan Keuangan Badan LayananUmum (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 48, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4502),sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang
Menetapkan :
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BadanLayanan Umum (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2012 Nomor 171, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor5340);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor140, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4578);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor1 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok PengelolaanKeuangan Daerah (Lembaran Daerah KabupatenSoppeng Tahun 2009 Nomor 98, TambahanLembaran Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 57);
7. Peraturan Bupati Soppeng Nomor 46 Tahun 2016tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugasdan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas KesehatanKabupaten Soppeng.
MEMUTUSKAN :
PERATURAN BUPATI TENTANG POLA TATA KELOLABADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PELAKSANATEKNIS PUSKESMAS DI KABUPATEN SOPPENG;
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Kabupaten Soppeng.2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yangmemimpin pelaksanaan urusan pemerintahanyang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Soppeng.4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah
Kabupaten Soppeng.5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati
dan DPRD dalam penyelenggaraan urusanpemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
6. Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Dinasadalah Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng.
7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas KesehatanKabupaten Soppeng.
8. Badan Kepegawaian dan Pengembangan SumberDaya Manusia yang selanjutnya disingkatBKPSDM adalah Badan Kepegawaian danPengembangan Sumber Daya Manusia KabupatenSoppeng.
9. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkatUPTD adalah Unit Pelaksana Teknis pada DinasKesehatan Kabupaten Soppeng.
10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaraselanjutnya disingkat APBN adalah AnggaranPendapatan dan Belanja Negara RepublikIndonesia.
11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yangselanjutnya disingkat APBD adalah rencanakeuangan tahunan daerah yang ditetapkandengan Peraturan Daerah.
12. Badan Layanan Umum Daerah Unit PelaksanaTeknis yang selanjutnya disingkat BLUD UPTDadalah unit kerja pada Dinas KesehatanKabupaten Soppeng yang dibentuk untukmemberikan pelayanan kepada masyarakatberupa penyediaan barang dan/jasa pelayanankesehatan yang dijual tanpa mengutamakanmencari keuntungan dan dalam melakukankegiatannya didasarkan pada prinsip efesiensidan produktivitas.
13. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD UPTD yangselanjutnya disingkat PPK BLUD UPTD adalahpola pengelolaan keungan yang diterapkan padaUPTD berdasarkan pola pengelolaan keuanganBLUD yang memberikan fleksibilitas berupakeleluasan untuk menerapkan praktek-praktekbisnis yang sehat untuk meningkatkanpelayanan kepada masyarakat dalam rangkamemajukan kesejahteraan umum danmencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaipengecualian dari ketentuan pengelolaankeuangan daerah pada umumnya.
14. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkatPNS adalah pegawai negeri pada Dinas.
15. Non Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnyadisingkat Non PNS adalah Pegawai pada UPTDdengan status kontrak APBD, Pegawai TidakTetap (PPT), Outsorhing dan Kontrak BLUD.
16. Dewan Pengawas adalah organ yang bertugasmelakukan pengawasan pengelolaan pada BLUDUPTD.
17. Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah yangselanjutnya disingkat PPKD adalah KepalaBadan Pengelolaan Keuangan Daerah KabupatenSoppeng yang mempunyai tugas melaksanakanpengelolaan keuangan dan asset daerahsekaligus bertindak sebagai Bendahara UmumDaerah.
18. Rencana Strategis Bisnis yang selanjutnyadisebut Renstra Bisnis adalah dokumen limatahunan yang memuat visi, misi, programstrategis, pengukuran pencapaian kinerja danarah kebijakan operasional BLUD.
19. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yangselanjutnya disingkat TAPD adalah Tim yangdibentuk dengan Keputusan Bupati dandipimpin oleh Sekretaris Daerah yangmempunyai tugas menyiapkan sertamelaksanakan kebijakan Bupati dalam rangkapenyusunan APBD yang anggotanya terdiri daripejabat perencana daerah, PPKD dan pejabatlainnya sesuai kebutuhan.
20. Rencana Kerja dan Anggaran UPTDD yangselanjutnya disingkat RKA-UPTDD adalahdokumen perencanaan dan penganggaran yangberisi rencana pendapatan, rencana belanjaprogram dan kegiatan serta rencana pembiayaansebagai dasar penyusunan APBD.
21. Rencana Bisnis dan Anggaran UPTD yangselanjutnya disingkat RBA-UPTD adalahdokumen perencanaan bisnis dan Penganggarantahun anggaran yang berisi program, kegiatan,target kinerja, dan anggaran.
22. Dokumen Pelaksanaan Anggaran UPTD yangselanjutnya disebut DPA-UPTD adalah dokumenyang memuat pendapatan dan biaya, proyeksiarus kas, jumlah dan kualitas barang dan/jasayang akan dihasilkan dan digunakan sebagaidasar pelaksanaan anggaran.
23. Pendapatan adalah semua penerimaan dalambentuk kas dan tagihan UPTD yang menambahekuitas dana lancar dalam periode anggaranbersangkutan yang tidak perlu dibayar kembali.
24. Belanja adalah semua pengeluaran dari rekeningkas yang mengurangi ekuitas dana lancar dalamperiode tahun anggaran bersangkutan yangtidak akan diperoleh pembayaran kembali olehUPTD.
25. Biaya adalah sejumlah pengeluaran yangmengurangi ekuitas dana lancar untukmemperoleh barang dan/jasa untuk keperluanoperasional UPTD.
26. Rekening kas UPTD adalah rekening tempatpenyimpanan uang UPTD yang dibuka olehPemimpin UPTD pada bank umum untukmenampung seluruh penerimaan pendapatandan pembayaran pengeluaran UPTD.
27. Investasi adalah penggunaan asset untukmemperoleh manfaat ekonomi yang dapatmeningkatkan kemampuan UPTD dalam rangkapelayanan kepada masyarakat.
28. Basis akrual adalah Basis akuntansi yangmengakui pengaruh transaksi dan peristiwalainnya pada saat transaksi dan peristiwa ituterjadi tanpa memperlihatkan saat kas atausetara kas diterima atau dibayar.
29. Praktek bisnis yang sehat adalahpenyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkankaidah manajemen yang baik dalam rangkapemberian layanan yang bermutu danberkesinambungan.
30. Nilai omset adalah jumlah seluruh pendapatanoperasional yang diterima oleh UPTD yangberasal dari barang dan/jasa layanan yangdiberikan kepada masyarakat, hasil kerja UPTDdengan pihak lain dan/hasil usaha lainnya.
31. Nilai asset adalah jumlah aktiva yang tercantumdalam neraca UPTD pada akhir suatu tahunbuku tertentu, dan merupakan bagian dari assetPemerintah Daerah yang tidak terpisahkan.
BAB IIAZAS DAN TUJUAN
Pasal 2(1) PPK BLUD UPTD mengutamakan evektivitas
dan efisiensi serta kualitas pelayanan umumkepada masyarakat tanpa mengutamakanpencarian keuntungan.
(2) Rencana Kerja dan Anggaran serta laporankeuangan dan kinerja BLUD UPTD disusundan disajikan sebagai bagian yang tidakterpisahkan dari rencana kerja dan anggaranserta laporan keuangan dan kinerja dari Dinas.
(3) Dalam menyelenggarakan dan meningkatkanlayanan kepada masyarakat, BLUD UPTDdiberikan fleksibilitas dalam pengelolaankeuangan.
Pasal 3PPK BLUD UPTD bertujuan meningkatkan kualitaspelayanan kepada masyarakat untuk mewujudkanpenyelenggaraan tugas-tugas pemerintah dan/atauPemerintah Daerah dalam memajukan kesejahteraanumum di bidang kesehatan.
BAB IIIPEJABAT PENGELOLA
Pasal 4(1) Pejabat pengelola BLUD UPTD adalah pejabat
yang bertanggungjawab terhadap kinerjaoperasional BLUD UPTD yang terdiri atas:a. Pemimpin UPTD BLUD;b. Pejabat keuangan; danc. Pejabat Teknis
- Pejabat Tekhnis UKM- Pejabat Tekhnis UKP
(2) Pejabat pengelola BLUD UPTD sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diangkat dandiberhentikan oleh Bupati Soppeng atas usulKepala Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng.
Pasal 5(1) Pemimpin BLUD UPTD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a, mempunyai tugaspokok memimpin, mengarahkan, membina,mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasipenyelenggaraan kegiatan BLUD UPTD.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Pemimpin BLUD UPTDmenyelenggarakan fungsi sebagai berikut:a. penyusunan dan penetapan kebijakan
penatausahaan dan pengelolaan keuanganserta teknis operasional lingkup BLUD UPTD;
b. penetapan unit/tim/panitia/kelompok kerjapengelolaan keuangan;
c. mengangkat dan menetapkan pegawai yangmenduduki jabatan pada unit/tim/panitia/kelompok kerja pengelolaan keuangan;
d. penyusunan dan penetapan uraian tugas danmekanisme kerja dariunit/tim/panitia/kelompok kerja; dan
e. pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporanpenyelenggaraan kinerja keuangan danoperasional BLUD UPTD.
(3) Pemimpin BLUD UPTD merupakan pejabat kuasapengguna anggaran/Kuasa pengguna barangdaerah.
(4) Pemimpin BLUD UPTD merupakan pejabat yangberwenang menandatangani:a. Surat Perintah Membayar (SPM);b. Slip penarikan uang dari rekening Kas BLUD
UPTD;c. Laporan keuangan BLUD UPTD;d. Laporan kinerja operasional;e. Perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga
sesuai dengan kewenangan yang diberikankepadanya;
f. Berita acara serah terima barang hasilpengadaan BLUD UPTD; dan
g. Surat-surat Keputusan Pimpinan BLUD UPTD.
Pasal 6(1) Pejabat keuangan BLUD UPTD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b,mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagiantugas pokok Pemimpin BLUD UPTD lingkuppengelolaan keuangan BLUD UPTD.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Pejabat keuangan BLUDUPTD mempunyai fungsi sebagai berikut:a. penyusunan RBA BLUD UPTD;b. penyusunan DPA BLUD UPTD ;c. penyelenggaraan penatausahaan keuangan
BLUD UPTD;d. penyelenggaraan pengelolaan pendapatan dan
biaya;e. penyelenggaraan pengelolaan kas;f. penyelenggaraan pengelolaan utang dan
piutang;g. penyelenggaraan pengelolaan barang dan aset
tetap;h.penyelenggaraan investasi jangka pendek
maupun jangka panjang;i. penyelenggaraan akuntansi dan penyusunan
laporan keuangan;j. penyelenggaraan system informasi manajemen
keuangan; dank. penyusunan standar operasional prosedur di
bidang keuangan.
Pasal 7(1) Pejabat Teknis BLUD UPTD sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf c,mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagiantugas pokok Pemimpin BLUD UPTD lingkup teknisoperasional BLUD UPTD.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Pejabat Teknis BLUDUPTD menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:a. penyusunan perencanaan kegiatan teknis
dibidangnya;b. pelaksanaan kegiatan teknis sesuai RBA;c. penyusunan usulan kebijakan dan standar
operasional prosedur dibidangnya untukditetapkan lebih lanjut oleh Pimpinan BLUDUPTD;
d. penyusunan usulan bagan alur penyelesaianpekerjaan di bidangnya untuk ditetapkan lebihlanjut oleh Pimpinan BLUD UPTD; dan
e. penyusunan laporan pertanggungjawabankinerja operasional di bidangnya sebagai bahanlaporan kepada Pimpinan BLUD UPTD.
BAB IVPERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Bagian KesatuPerencanaan
Pasal 8(1) BLUD UPTD wajib menyusun dan menetapkan
Renstra Bisnis.(2) Renstra Bisnis disusun dengan mengacu kepada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahKabupaten Soppeng dan Rencana Strategis DinasKesehatan Kabupaten Soppeng.
(3) Renstra Bisnis dipergunakan sebagai dasar acuanpenyusunan RBA dan evaluasi kinerja.
(4) Renstra Bisnis ditandatangani dan ditetapkanoleh Pemimpin BLUD UPTD dan disahkan olehKepala Dinas.
(5) Renstra Bisnis ditetapkan paling lambat 3 (tiga)bulan setelah Renstra Dinas ditetapkan danberlaku selama 5 (lima tahunan).
(6) Renstra Bisnis mencakup pernyataan visi, misi,program strategis, pengukuran capaian kinerja,rencana pencapaian lima tahunan, dan proyeksikeuangan lima tahunan.
Pasal 9(1) Visi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(6), memuat suatu gambaran tentang masa depanyang berisikan cita dan citra yang ingindiwujudkan BLUD UPTD.
(2) Misi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat(6) memuat sesuatu yang harus diemban ataudilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agartujuan organisasi dapat terlaksana sesuai denganbidangnya dan berhasil dengan baik.
(3) Program Strategis sebagaimana dimaksud dalamPasal 8 ayat (6), memuat program yang berisiproses kegiatan yang berorientasi pada hasil yangingin dicapai sampai dengan kurun waktu 1 (satu)sampai dengan 5 (lima) tahun denganmemperhitungkan potensi, peluang dan kendalayang ada atau mungkin timbul.
(4) Pengukuran capaian kinerja sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 ayat (6), memuatpengukuran yang dilakukan denganmenggambarkan pencapaian hasil/keluaran atasprogram/kegiatan tahun berjalan yang dicapaiselama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5(lima) tahun dengan disertai analisis atas faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhitercapainya kinerja BLUD UPTD, serta metodepengukuran yang digunakan.
(5) Rencana pencapaian lima tahunan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 ayat (6), memuatrencana capaian kinerja pelayanan tahunanselama 5 (lima) tahun.
(6) Proyeksi keuangan lima tahunan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 ayat (6), memuatperkiraan capaian kinerja keuangan tahunanselama 5 (lima) tahun.
Bagian KeduaPenganggaran
Pasal 10(1) BLUD UPTD wajib menyusun RBA dengan
berpedoman kepada Renstra Bisnis dan PaguAnggaran Dinas.
(2) RBA disusun, ditandatangani dan ditetapkan olehpemimpin BLUD UPTD dan diketahui oleh DewanPengawas selanjutnya disetujui oleh Kepala Dinas.
(3) RBA disusun berdasarkan prinsip anggaranberbasis kinerja, perhitungan akuntansi biayamenurut jenis layanan, denganmempertimbangkan kebutuhan dan kemampuanpendapatan yang diperkirakan akan diterima darimasyarakat, badan lain, APBD, APBN, dansumber-sumber pendapatan lainnya.
(4) Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran BLUDUPTD yang disusun dalam RBA selanjutnyadituangkan dalam format pendapatan danbelanja.
(5) RBA menggunakan standar belanja yang mengacupada standar satuan harga Pemerintah Daerahdan/atau harga pasar.
(6) Harga pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (5)adalah harga yang berlaku dipasaran berdasarkanhasil survey sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan.
(7) RBA menganut pola anggaran fleksibel dengansuatu persentase ambang batas tertentu.
Pasal 11(1) Besaran ambang batas BLUD UPTD ditetapkan
paling banyak 10% (sepuluh persen) dari targetbelanja apabila pendapatannya melampaui targetselama satu tahun yang ditetapkan oleh KepalaDinas dan mendapat persetujuan PPKD yangdituangkan dalam RBA dan DPA.
(2) Besaran persentase sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditentukan dengan mempertimbangkanfluktuasi kegiatan operasional BLUD UPTD.
(3) Besaran Persentase sebagaimana dimaksud padaayat (2), ditetapkan dalam RBA dan DPA BLUDUPTD oleh PPKD.
(4) Persentase ambang batas tertentu sebagaimanadimaksud pada ayat (1), merupakan kebutuhanyang dapat diprediksi, dapat dicapai, terukur,rasional dan dapat dipertanggungjawaban.
Pasal 12(1) RBA merupakan penjabaran dari program dan
kegiatan BLUD UPTD.(2) RBA memuat:
a. kinerja tahun berjalan;b. asumsi mikro dan makro;c. target kinerjad. analisis dan perkiraan biaya satuane. perkiraan hargaf. anggaran pendapatan dan biaya;g. besaran presentase ambang batas;h. prognosa laporan keuangani. perkiraan maju (forward estimate)j. rencana pengeluaran investasi/modal; dank. ringkasan pendapatan dan biaya
(3) Anggaran Pendapatan BLUD UPTD bersumberdari:a. jasa layanan;b. hibah;c. hasil kerja sama dengan pihak lain;d. APBD;e. APBN; danf. Lain-lain pendapatan BLUD UPTD yang sah
dan tidak mengikat.(4) Anggaran Pendapatan yang bersumber dari selain
APBD dan APBN dituangkan dalam RKA padarekening lain-lain pendapatan yang sah.
(5) Anggaran Belanja BLUD UPTD yang bersumberdari jasa layanan, hibah dan lain-lain pendapatanBLUD UPTD yang sah sebagaimana dimaksudpada ayat (3) huruf a, huruf b, dan huruf fdituangkan dalam RKA kegiatan.
(6) Jenis Belanja adalah belanja pegawai, belanjabarang dan jasa, dan belanja modal.
(7) Anggaran Belanja BLUD UPTD yang bersumberdari APBD dituangkan dalam RKA sesuai denganmekanisme penyusunan APBD.
(8) Anggaran BLUD UPTD yang bersumber dari danaAPBN menggunakan aturan yang ditentukan olehkementrian terkait.
(9) Anggaran BLUD UPTD yang bersumber dari hibahterikat menggunakan aturan yang ditentukan olehpemberi hibah.
(10) Anggaran BLUD UPTD yang terkait dengannomenklatur pembiayaan dituangkan dalam RKApembiayaan.
(11) Ringkasan pendapatan dan biaya termasukrencana pengeluaran investasi/modalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j danhuruf k dikonsolidasikan dengan:a. RKA-Dinas untuk BLUD UPTD; danb. APBD Dinas untuk BLUD UPTD.
(12) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertaidengan usulan program, kegiatan, standarpelayanan minimal, tarif dan/atau standar biaya.
Pasal 13(1) RBA sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan
sesuai dengan jadwal penyusunan APBD.
(2) RBA BLUD UPTD disampaikan kepada Dinasuntuk di bahas sebagai bagian dari RKA-Dinas.
(3) Dinas melakukan penelaahan RBA BLUD UPTD.(4) Penelaan meliputi kesesuaian usulan anggaran
dengan dokumen perencanaan, tugas pokok danfungsinya masing-masing termasuk menghitungdan menganalisis pembiayaan akibat defisit atausurplus penganggaran.
(5) RKA-Dinas beserta RBA BLUD sebagaimanadimaksud pada ayat (3) disampaikan kepadaPKKD untuk selanjutnya dibahas TAPD.
Pasal 14(1) TAPD melakukan penelaahan RKA Dinas, RBA
BLUD UPTD, dan dokumen penganggaran lainnya.(2) Penelaahan meliputi kesesuaian usulan anggaran
dengan dokumen perencanaan, tugas pokok danfungsinya masing-masing termasuk menghitungdan menganalisis pembiayaan akibat defisit atausurplus penganggaran.
(3) RBA yang telah dilakukan penelaahan oleh TAPD,dituangkan dalam Rancangan Peraturan Daerahtentang APBD.
Pasal 15(1) RBA disajikan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Rancangan Peraturan Daerahtentang APBD.
(2) Seluruh sumber dan alokasi biaya dikonversikansesuai kelompok dan jenis belanja dalam APBD,dengan menggunakan basis akrual.
Pasal 16(1) Peraturan Daerah tentang APBD yang telah
ditetapkan, menjadi dasar Pemimpin BLUDmelakukan penyesuaian RBA dan menetapkanRBA secara definitif.
(2) RBA yang telah ditetapkan secara definitif
sebagaimana dimaksud ayat (1) menjadi dasarpenyusunan SPA.
BAB VPELAKSANAAN ANGGARAN
Bagian KesatuDokumen Pelaksanaan Anggaran
Pasal 17(1) DPA BLUD UPTD disampaikan kepada Kepala
Dinas untuk dibahas sebagai bagian dari DPADinas.
(2) DPA BLUD UPTD dan DPA Dinas disampaikankepada PPKD untuk selanjutnya dilakukanpencermatan oleh TAPD.
(3) DPA BLUD UPTD paling sedikit mencakup:a. Pendapatan dan biayab. Proyeksi arus kas; danc. Jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa
yang akan dihasilkan.(4) Berdasarkan hasil pencermatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) DPA BLUD UPTD dan DPADinas disahkan oleh PPKD.
(5) Dalam hal DPA BLUD UPTD belum disahkan olehPPKD sampai dengan tahun anggaran baru, BLUDUPTD dapat melakukan pengeluaran uang palingbanyak sebesar anggaran DPA tahun sebelumnya.
Pasal 18(1) Dasar pelaksanaan anggaran BLUD UPTD,
adalah:a. RBA BLUD UPTDD yang telah ditetapkan; danb. DPA Dinas.
(2) DPA Dinas untuk BLUD UPTDD menjadi dasarpenarikan dana yang bersumber APBD.
(3) DPA menjadi lampiran dari perjanjian kinerjayang ditandatangani oleh Bupati dengan KepalaDinas.
(4) Pelaksanaan lebih lanjut fungsi DPA sebagaimanadimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3)dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
Bagian KeduaPendapatan
Pasal 19(1) Pendapatan dari jasa layanan BLUD UPTD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3)huruf a, meliputi:a. Dana Kapitasi;b. Dana Non Kapitasi (klaim); danc. Dana Retribusi Umum.
(2) Pendapatan yang bersumber dari APBNsebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (3)huruf e adalah Bantuan Operasional Kesehatan(BOK).
(3) Pendapatan yang bersumber dari lain-lainpendapatan BLUD UPTD yang sah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) huruf f,meliputi:
a. hasil penjualan kekayaan yang tidakdipisahkan;
b. hasil pemanfaatan kekayaan;c. jasa giro;d. pendapatan bunga;e. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap
mata uang asing;f. komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan dan/atau pengadaanbarang san/atau jasa; dan
g. hasil investasi.
Pasal 20(1) Pendapatan BLUD UPTD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (3) kecuali yang berasal darihibah terikat, dapat dikelola langsung untukmembiayai pengeluaran BLUD UPTD sesuai RBA.
(2) Hibah terikat sebagaimana dimaksud pada ayat(1), diperlakukan sesuai peruntukannya.
(3) Pendapatan BLUD UPTD yang bersumber darijasa layanan, hibah, hasil kerja sama denganpihak lain dan lain-lain pendapatan BLUD UPTDyang sah, dilaksanakan melalui rekening kasBLUD UPTD dan dicatat dalam kode rekeningkelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah denganobyek pendapatan BLUD UPTD.
Pasal 21(1) Seluruh pendapatan BLUD UPTD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) dilaporkankepada PPKD melalui Kepal Dinas setiap bulantanpa menyertakan bukti transaksi.
(2) Bukti transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) disimpan oleh BLUD.
Pasal 22(1) Seluruh pendapatan BLUD UPTD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) dimanfaatkanseluruhnya untuk jasa pelayanan kesehatan dandukungan biaya operasional serta non operasionalpelayanan kesehatan.
(2) Jasa pelayanan kesehatan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi jasa pelayanankesehatan perorangan yang dilakukan oleh tenagakesehatan dan non kesehatan.
(3) Jasa pelayanan kesehatan sebagaimanadiamksud pada ayat (1) ditetapkan 44% (empatpuluh empat persen) dari total pendapatan dansisanya dimanfaatkan untuk dukungan biayaoperasional dan non operasional yang diatur lebihlanjut dalam keputusan Kepala Dinas.
Pasal 23Pendapatan BLUD UPTD yang bersumber dari
APBN/APBD, dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
Bagian KetigaBiaya
Pasal 24(1) Biaya BLUD UPTD merupakan biaya operasional
dan non operasional.(2) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), mencakup seluruh biaya yang menjadibeban BLUD dalam rangka menjalankan tugasdan fungsi.
(3) Biaya non operasional sebagaimana dimaksudpada ayat (1) mencakup seluruh biaya yangmenjadi beban BLUD UPTD dalam rangkamenunjang pelaksanaan tugas dan fungsi.
(4) Biaya sebagaimana diamksud pada ayat (1)dialokasikan untuk membiayai programpeningkatan pelayanan, kegiatan pelayanan, dankegiatan pendukung pelayanan.
(5) Pembiayaan program dan kegiatan sebagaimanadimaksud pada ayat (4) dialokasikan sesuaidengan kelompok, jenis program, dan kegiatan.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian biayaditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas.
Pasal 25(1) Biaya operasional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 ayat (2) terdiri dari:a. biaya pelayanan, meliputi:
1. biaya pegawai;2. biaya bahan;3. biaya jasa pelayanan;4. biaya pemeliharaan;5. biaya barang dan jasa; dan6. biaya pelayanan lain-lain.
b. Biaya umum dan administrasi, meliputi:1. biaya pegawai;2. biaya bahan;3. biaya pemeliharaan;4. biaya barang dan jasa;5. biaya promosi; dan6. biaya umum dan administrasi lain-lain.
c. belanja modal (investasi).(2) Biaya pelayanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, mencakup seluruh biayaoperasional yang berhubungan langsung dengankegiatan pelayanan.
(3) Biaya umum dan administrasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b, mencakupseluruh biaya operasional yang tidakberhubungan langsung dengan kegiatanpelayanan.
(4) Belanja modal sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf c, mencakup pembelian barang dengannilai lebih dari atau sama dengan Rp1.000.000,00 (Satu Juta Rupiah) dengan masapakai 1 (satu) tahun.
Pasal 26Biaya non operasional sebagaimana dimaksud dalamPasal 24 ayat (3), terdiri dari:a. biaya bunga;b. biaya administrasi bank;c. biaya kerugian penjualan aset tetap;d. biaya kerugian penurunan nilai; dane. biaya non operasional lain-lain.
Pasal 27Seluruh pengeluaran biaya BLUD UPTD yang berasaldari APBN dan APBD diselenggarakan dandipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
Pasal 28(1) Seluruh pengeluaran biaya BLUD UPTD yang
bersumber dari jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, dan lain-lain pendapatanBLUD UPTD yang sah, dilaporkan kepada PPKDmelalui Kepala Dinas setiap bulan tanpamenyertakan bukti transaksi.
(2) Bukti transaksi bagi pengeluaran biaya disusundan disimpan oleh BLUD UPTD dan disampaikankepada Kepala Dinas setiap bulan untukdiperiksa.
(3) BLUD UPTD melakukan penatausahan keuangandengan tertib, efektif, efisien, transparan dandapat dipertanggungjawabkan dengan dilampiribukti transaksi.
(4) Seluruh pengeluaran biaya BLUD yang bersumberdari dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan menerbitkan Surat PerintahMembayar Pengesahan yang dilampiri denganSurat Pernyataan Tanggungjawab (SPTJ).
Pasal 29(1) Pengeluaran biaya BLUD UPTD diberikan
fleksibilitas Dengan mempertimbangkan volumekegiatan pelayanan.
(2) Fleksibilitas pengeluaran biaya BLUD UPTDsebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakanpengeluaran biaya yang disesuaikan dansignifikan dengan perubahan pendapatan dalamambang batas RBA yang telah ditetapkan secaradefinitif.
(3) Fleksibilitas pengeluaran biaya BLUD UPTDsebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanyaberlaku untuk biaya BLUD UPTD yang berasaldari pendapatan selain dari APBN/APBD danhibah terikat.
(4) Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, BLUDUPTD dapat mengajukan usulan tambahananggaran dari APBD kepada PPKD melalui Dinassesuai dengan mekanisme perubahan APBD.
Pasal 30(1) BLUD UPTD dapat melakukan pengeluaran biaya
sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 ataspendapatan yang melebihi target pendapatan yangtelah ditetapkan.
(2) Kelebihan target pendapatan yang dapat langsungdipergunakan, didasarkan pada ambang batasRBA.
(3) Persentase ambang batas sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dihitung tanpa memperhitungkansaldo awal kas.
Pasal 31(1) Pergeseran anggaran pada program, kegiatan, dan
jenis belanja dalam DPA Dinas dilakukan denganmengajukan rencana perubahan anggaran kepadaBupati dengan diketahui Kepala Dinas sesuaimekanisme perubahan APBD.
(2) Pergeseran anggaran pada obyek belanjadilakukan oleh pemimpin BLUD UPTD denganpersetujuan Kepala Dinas dan disahkan olehPPKD.
(3) Pergeseran anggaran pada rincian obyek belanjadilakukan oleh Pemimpin BLUD UPTD denganpersetujuan Kepala Dinas dan disahkan olehPPKD.
Bagian KeempatPengelolaan Kas
Pasal 32(1) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang
dananya bersumber dari jasa layanan, hibah,hasil kerja sama dengan pihak lain, dan lain-lainpendapatan yang sah, dilaksanakan melaluirekening kas.
(2) Seluruh rekening kas BLUD UPTD yang beradadalam rekening bank, harus dilaporkan kepadaPPKD.
Pasal 33(1) Dalam rangka pengelolaan kas, BLUD UPTD
menyelenggarakan:a. perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas;b. pemungutan pendapatan atau tagihan;c. penyimpanan kas dan mengelola rekening
bank;d. pembayaran;e. perolehan sumber dana untuk menutup defisit
jangka pendek; danf. pemanfaatan surplus kas jangka pendek untuk
memperoleh pendapatan tambahan.(2) Pengelolaan kas PPK BLUD UPTD dilaksanakan
berdasarkan praktek bisnis yang sehat.(3) Seluruh rekening bank sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan rekening yang dibukaatas nama Pemimpin BLUD UPTD dan Pejabatkeuangan pada bank umum pemerintah.
(4) Penerimaan disetor seluruhnya ke rekening bankpada hari kerja berikutnya dan dilaporkan kepadaPemimpin BLUD UPTD.
(5) Pemimpin BLUD UPTD melalui pejabat keuanganwajib menyusun dan menandatanganirekonsilisasi kas pada setiap bulan dilaporkankepada Kepala Dinas dan PPKD.
Bagian KelimaPiutang
Pasal 34(1) BLUD UPTD dapat memberikan piutang
sehubungan dengan penyerahan barang, jasa,dan/atau transaksi yang berhubungan langsungmaupun tidak langsung dengan kegiatan danmelaksanakan penagihan piutang pada saatpiutang jatuh tempo.
(2) BLUD UPTD dalam melaksanakan tagihanpiutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),menyiapkan bukti dan administrasi penagihan,analisis umur piutang, dan menyelesaikantagihan atas piutang BLUD UPTD.
(3) Piutang yang terjadi sebagai akibat hubungankeperdataan dapat diselesaikan dengan caradamai, kecuali piutang yang cara penyelesaiannyadiatur tersendiri dalam ketentuan peraturanperundang-undangan.
(4) Piutang dapat dihapuskan dari pembukuandengan penyelesaian secara mutlak ataubersyarat, kecuali cara penelesaiannya diaturtersendiri dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Penghapusan piutang sebagaimana dimaksudpada ayat (4) ditetapkan dalam Peraturan Bupatitersendiri.
(6) Penghapusan terhadap piutang BLUD yang terjadisebelum penerapan PPK BLUD, diselesaikansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian KeenamUtang
Pasal 35(1) BLUD UPTD dapat melakukan utang sehubungan
dengan kegiatan operasional dan/atau perikatanpeminjaman dengan pihak lain.
(2) BLUD UPTD dapat melakukan utang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) atas persetujuan Bupati.
(3) Utang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dapat berupa utang jangka pendek atau utangjangka panjang.
(4) Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatanpeminjaman jangka pendek hanya untuk belanjaoperasional termasuk untuk menutup defisit kas.
(5) Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatanpeminjaman jangka panjang hanya untukmengeluarkan investasi/modal.
(6) Setiap utang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan dalam bentuk perikatan peminjaman.
Pasal 36(1) BLUD UPTD dalam mengajukan permohonan
persetujuan Bupati sebagaimana dimaksud dalamPasal 35 ayat (2) wajib menyampaikanpermohonan secara tertulis.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal35 ayat (2) disampaikan secara tertulis dengandisertai rekomendasi Kepala Dinas dan dilampirihasil studi kelayakan utang.
(3) Studi kelayakan utang sebagaimana dimaksudpada ayat (2) menjadi dasar Bupati dalammemberikan persetujuan atau penolakan.
(4) Persetujuan Bupati sebagaimana dimaksud padaayat (3) menjadi dasar perikatan utang BLUD.
Bagian KetujuhInvestasi
Pasal 37(1) BLUD UPTD dapat melakukan investasi sepanjang
memberi manfaat bagi peningkatan pendapatandan pelayanan kepada masyarakat serta tidakmenggangu likuiditas keuangan BLUD UPTD.
(2) Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berupa investasi jangka pendek dan investasijangka panjang setelah mendapatkan persetujuanBupati.
Pasal 38(1) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
37 ayat (2) wajib disampaikan secara tertulisdengan disertai rekomendasi Kepala Dinas dandilampiri hasil studi kelayakan investasi.
(2) Bupati dapat memberikan persetujuan ataupenolakan atas permohonan sebagaimanadimaksud pada ayat (1).
(3) Studi kelayakan utang sebagaimana dimaksudpada ayat (2) menjadi dasar Bupati dalammemberikan persetujuan atau penolakan.
(4) Persetujuan Bupati sebagaimana dimaksud padaayat (3) menjadi dasar perikatan utang BLUD.
Pasal 39Dalam hal mendirikan/membeli badan usaha yangberbadan hukum, kepemilikan badan usaha tersebutada pada Pemerintah Daerah.
Pasal 40(1) BLUD UPTD dalam rangka meningkatkan kualitas
dan kuantitas pelayanan, dapat melakukan kerjasama dengan Pihak Ketiga dengan berdasarkanprinsip efesiensi, efektivitas, ekonomis dan salingmenguntungkan.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tidak boleh mengurangi kewenangan yang dimilikiBLUD UPTD dan/atau mengurangi aset.
Pasal 41(1) Kerja sama sebagaimana dimaksud dalam pasal
40 ayat (1) antara lain:a. kerjasama operasional;b. sewa menyewa; danc. usaha lainnya yang menunjang tugas danfungsi BLUD UPTD.
(2) Kerja sama operasional sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a, merupakan perikatanantara BLUD UPTD dengan pihak Ketiga melaluipengelolaan menejemen dan proses operasionalsecara bersama dengan pembagian keuntungansesuai kesepakatan kedua belah pihak.
(3) Sewa menyewa sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b, merupakan penyerahan hakpenggunaan/pemakaian barang/alat BLUD UPTDkepada pihak-pihak lain atau sebaliknya denganimbalan berupa uang sewa bulanan atau tahunanuntuk jangka waktu tertentu baik sekaligusmaupun secara berkala.
(4) Usaha lainnya yang menunjang tugas dan fungsiBLUD UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c, merupakan kerja sama dengan pihak lainyang menghasilkan pendapatan bagi BLUD UPTDdengan tidak mengurangi kualitas pelayananumum yang menjadi kewajiban BLUD UPTD.
(5) Kerja sama BLUD UPTD dilaksanakan ataspersetujuan Kepala Dinas.
(6) Kerja sama yang dilaksanakan BLUD UPTDdilaporkan kepada Bupati.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaanmanajemen dan proses operasional kerja samadiatur oleh pemimpin BLUD UPTD.
Bagian KesembilanPengadaan Barang dan/atau jasa
Pasal 42Pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada BLUD UPTDdilaksanakan berdasarkan pada prinsip-prinsip:a. efisien;b. efektif;c. transparansi;d. adil dan tidak diskriminatif;e. akuntabilitas; danf. praktek bisnis yang sehat.
Pasal 43Ketentuan lebih lanjut mengenai PengadaanBarang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42,diselenggarakan berdasarkan jenjang nilai akan diaturdalam Peraturan Bupati tersendiri.
Bagian KesepuluhPengelolaan Barang
Pasal 44
(1) Barang hasil pengadaan BLUD UPTD dapatberupa barang aset tetap atau barang persediaan.
(2) Barang hasil pengadaan BLUD UPTD berupabarang aset tetap dicatat dalam buku inventarissebagai barang milik daerah.
(3) Barang hasil pengadaan BLUD UPTD berupabarang pakai habis dicatat dalam kartupersediaan.
Pasal 45(1) BLUD UPTD tidak dapat menghapus aset tetap
kecuali atas persetujuan Bupati.(2) BLUD UPTD dalam mengajukan permohonan
persetujuan Bupati sebagaimana dimaksud padaayat (1) wajib menyampaiakan permohonansecara tertulis dengan persetujuan Kepala Dinas.
(3) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) ditindaklanjuti dengan cara dimusnahkan,dijual, ditukar, dan/atau dihibahkan.
(4) Penerimaan hasil penjualan aset tetap yangpendanaannya berasal dari pendapatan BLUDUPTD selain APBD/APBN merupakan pendapatanBLUD UPTD dan dapat dikelola langsung untukmembiayai belanja BLUD UPTD.
(5) Penerimaan hasil penjualan aset tetap yangpendanaannya sebagian/seluruhnya berasal sariAPBD/APBN bukan merupakan BLUD UPTD danwajib disetor ke Rekening kas Umum Daerah.
(6) Penghapusan aset tetap dilaporkan kepada Bupatimelalui Sekretaris Daerah.
(7) Pemanfaatan aset tetap untuk kegiatan yang tidakterkait langsung dengan tugas pokok dan fungsiBLUD UPTD wajib mendapat persetujuan Bupatimelalui Sekretaris Daerah.
Pasal 46Tanah dan Bangunan BLUD UPTD disertifikatkan atasnama Pemerintah Daerah.
Bagian KesebelasSurplus Anggaran
Pasal 47(1) Surplus anggaran BLUD UPTD merupakan selisih
lebih antara realisasi pendapatan dan realisasibiaya BLUD UPTD pada satu tahun anggaran.
(2) Surplus anggaran BLUD UPTD dapat digunakandalam tahun anggaran berikutnya kecuali atasperintah Bupati disetorkan sebagian atauseluruhnya ke Kas Daerah denganmempertimbangkan posisi likuiditas.
Bagian KeduabelasPenyelesaian Kerugian
Pasal 48Setiap kerugian Daerah pada BLUD UPTD yangdisebabkan oleh tindakan melanggar hukum ataukelalaian seseorang, diselesaikan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan mengenaipenyelesaian kerugian Daerah.
Bagian KetigabelasPenatausahaan
Pasal 49Penatausahaan keuangan BLUD UPTD paling sedikitmemuat:a. pendapatan/biaya;b. penerimaan/pengeluaran;c. utang/piutangd. persediaan, aset tetap dan investasi; dane. ekuitas dana
Pasal 50Penatausahaan keuangan BLUD UPTD sebagaimanadimaksud dalam Pasal 49 didasarkan pada prinsippengelolaan keuangan bisnis yang sehat dan dilakukandengan tertib, efektif, efisien, transparan, serta dapatdipertanggungjawabkan.
Pasal 51(1) Pemimpin BLUD UPTD menetapkan kebijakan
penatausahaan keuangan BLUD UPTD.(2) Kebijakan penatausahaan keuangan BLUD UPTD
ditetapkan atas persetujuan Kepala Dinas.(3) Penetapan kebijakan penatausahaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepadaPPKD.
BAB VIAKUNTANSI, PELAPORAN DAN
PERTANGGUNGJAAWABAN
Bagian KesatuAkuntansi
Pasal 52(1) BLUD UPTD menerapkan sistem informasi
manajemen keuangan sesuai dengan kebutuhanpraktek bisnis yang sehat.
(2) Setiap transaksi keuangan BLUD UPTDdiakuntansikan dalam dokumen pendukung yangdikelola secara tertib.
Pasal 53Akuntansi dan laporan keuangan BLUD UPTDdilaksanakan sesuai dengan standar akuntansikeuangan dengan menggunakan basis akrual.
Pasal 54(1) Dalam penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan
keuangan berbasis akrual, Pemimpin BLUD UPTDmenyusun kebijakan akuntansi yang berpedomanpada standar akuntansi sesuai dengan jenislayanan.
(2) Kebijakan akuntansi sebagaimana dimaksud padaayat (1) digunakan sebagai dasar dalampengakuan, pengukuran, penyajian, danpengungkapan aset, kewajiban, ekuitas dana,pendapatan, biaya, dan peristiwa setelah tanggalneraca.
Bagian KeduaPelaporan dan Pertanggungjawaban
Pasal 55(1) Laporan keuangan terdiri dari:
a. neraca;b. laporan realisasi anggaran;c. laporan operasional;d. laporan perubahan ekuitas;e. laporan arus kas; danf. catatan atas laporan keungan, disertai
dengan laporan kinerja.(2) Laporan keuangan sebagaimana dmaksud pada
ayat (1) disusun setiap akhir periode akuntansioleh BLUD UPTD.
(3) Laporan keuangan unit usaha/layanan yangdiselenggarakan BLUD UPTD dikonsolidasikandalam laporan keuangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1).
(4) Lembar muka laporan keuangan unit-unitusaha/layanan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dimuat sebagai lampiran laporan keuanganBLUD UPTD.
(5) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) diaudit oleh pemeriksa eksternal sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 56(1) Setiap triwulan BLUD UPTD wajib menyusun dan
menyampaikan laporan operasional dan laporanarus kas kepada Kepala Dinas untukdikonsolidasikan paling lambat 15 (lima belas)hari setelah periode laporan berakhir dandilaporkan kepada PPKD.
(2) Laporan operasional dan laporan arus kas BLUDUPTD disampaikan kepada Kepala Dinas setelahlaporan tersebut dikonversi sesuai StandarAkuntansi Pemerintah dan dikondisikan denganlaporan Keuangan Dinas.
Pasal 57(1) Setiap semesteran dan tahunan BLUD UPTD
wajib menyusun dan menyampaikan laporankeuangan BLUD UPTD secara lengkap kepadaBPKD untuk dikondisikan ke dalam laporan
keuangan Pemerintah Daerah sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Laporan keuangan PPK BLUD secara lengkapdisampaikan kepada BPKD melalui Kepala Dinassetelah laporan tersebut dikonversi sesuaiStandar Akuntansi Pemerintah dan dikonsolidasidengan laporan Dinas.
Pasal 58(1) Setiap transaksi Keuangan BLUD UPTD harus
diakuntansikan dan dokumen pendukung dikeloladengan tertib.
(2) Dalam hal BLUD UPTD menyelenggarakan unitbisnis sendiri yang mendukung pelayanan makawajib menyelenggarakan sistem unit bisnis yangterintegritas dengan sistem akuntansi.
BAB VIITARIF LAYANAN
Pasal 59(1) BLUD UPTD dapat memungut biaya kepada
masyarakat sebagai imbalan atas barangdan/atau jasa layanan yang diberikan.
(2) Imbalan atas barang dan/atau jasa layanansebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)ditetapkan dalam bentuk tarif layanan yangdisusun atas dasar perhitungan biaya per unitlayanan atau hasil per investasi dana.
(3) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) termasuk imbalan hasil yang wajar dariinvestasi dana dan untuk menutup seluruh atausebagian dari biaya per unit layanan.
(4) Tarif layanan atau pola tarif sesuai jenis layananBLUD UPTD.
Pasal 60(1) Tarif layanan BLUD UPTD diusulkan kepada
Kepala Dinas untuk mendapatkan persetujuan,kemudian diusulkan kepada Bupati melaluiSekretaris Daerah.
(2) Tarif layanan BLUD UPTD ditetapkan oleh Bupatidan disampaikan kepada pimpinan DPRD.
(3) Penetapan tarif layanan BLUD UPTD sebagaimanadimaksud pada ayat (2) mempertimbangkankontinuitas dan pengembangan layanan, daya belimasyarakat, serta kompetensi yang sehat.
BAB VIIISTANDAR PELAYANAN MINIMAL
Pasal 61(1) Bupati menetapkan standar pelayanan minimal
BLUD UPTD dalam rangka menjaminketersediaan, keterjangkauan, dan kualitaspelayanan umum yang diberikan oleh BLUDUPTD.
(2) Standar pelayanan minimal BLUD UPTDsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan
oleh pemimpin BLUD UPTD kepada Kepala Dinasuntuk ditetapkan oleh Bupati.
BAB IXPEJABAT DAN PEGAWAI BLUD
Pasal 62(1) Pejabat pengelola dan pegawai BLUD UPTD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5,Pasal 6 dan Pasal 7 diutamakan berasal dari PNSdan dapat berasal dari non PNS.
(2) Pejabat pengelola BLUD UPTD dan pegawai BLUDUPTD yang berasal dari non PNS bekerja untukjangka waktu tertentu berdasarkan kontrak kerja.
(3) Kontrak pejabat pengelola dan pegawai non PNSdapat diperbaharui pertimbangan kinerja dankebutuhan BLUD UPTD.
(4) Pemimpin BLUD UPTD menyampaikan laporanpembaharuan kontrak kepada Bupati melaluiDinas dan Kepala Badan Kepegawaian Pendidikandan Pelatihan Kabupaten Soppeng.
Pasal 63Hak, Kewajiban, Larangan Pejabat dan Pegawai BLUDUPTD Non PNS diatur lebih lanjut dalam PeraturanBupati tersendiri.
BAB XDEWAN PENGAWAS
Pasal 64(1) BLUD UPTD yang memiliki realisasi nilai omset
tahunan menurut laporan operasional atau nilaiaset menurut neraca yang memenuhi syaratminimal, dapat membentuk Dewan Pengawas.
(2) Dewan Pengawas ditetapkan oleh Bupati atasusulan pemimpin BLUD UPTD yang disampaikanmelalui Dinas.
(3) Dewan Pengawas dibentuk apabila BLUD UPTDmemiliki:a. Realisasi nilai omset tahunan menurut laporan
operasional realisasi anggaran tahun terakhirpaling sedikit Rp.15.000.000.000,00 (lima belasmiliar rupiah);dan/atau
b. Nilai aset menurut neraca, paling sedikitRp.75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima miliarrupiah).
(4) Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkansebanyak 3 (tiga) orang apabila BLUD UPTDmemiliki:a. Realisasi nilai omset tahunan menurut laporan
operasional realisasi anggaran tahun terakhirsebesar Rp.15.000.000.000,00 (lima belasmiliar rupiah) sampai denganRp.30.000.000.000,00 (tiga puluh miliarrupiah);dan/atau
b. Nilai aset menurut neraca sebesarRp.75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima miliar
rupiah) sampai dengan Rp.200.000.000.000,00(dua ratus miliar rupiah).
(5) Jumlah anggota Dewan Pengawas dapatditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang atau 5 (lima)orang apabila BLUD UPTD memiliki:a.Realisasi nilai omset tahunan menurut laporan
operasional realisasi anggaran tahun terakhir,lebih besar dari Rp.30.000.000.000,00 (tigapuluh miliar rupiah);dan/atau
b.Nilai aset menurut neraca, lebih besar dariRp.200.000.000.000,00 (dua ratus miliarrupiah.
Pasal 65(1) Dewan Pengawas bertugas melakukan
pengawasan terhadap pengelolaan BLUD UPTDyang dilakukan oleh pejabat pengelola sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dewan Pengawas berkewajiban:a. memberikan pendapat dan saran kepada
Bupati mengenai RSB dan RBA yangdiusulkan oleh pejabat pengelola;
b. mengikuti perkembangan kegiatan BLUDUPTD, dan memberikan pandapat serta sarankepada Bupati mengenai setiap masalah yangdianggap penting bagi pengelolaan BLUDUPTD;
c. melaporkan kepada Bupati apabila terdapatgejala menurunnya kinerja BLUD UPTD;
d. memberikan nasehat kepada pejabatpengelola dalam melaksanakan pengelolaanBLUD UPTD;
e. memberikan masukan, saran atau tanggapanatas laporan keuangan dan laporan kinerjaBLUD UPTD kepada pejabat pengelola;
f. melakukan evaluasi dan penilaian kinerjabaik keuangan maupun non keuangan, sertamemberikan saran dan catatan-catatanpenting untuk ditindaklanjuti oleh pejabatpengelola BLUD UPTD;dan
g. memonitoring tindak lanjut hasil evaluasi danpenilaian kinerja.
(3) Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugasdan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat (2) kepada Bupati secara berkalapaling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulandan sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Pasal 66Anggota Dewan pengawasan dapat terdiri dari unsur:a. Pejabat Dinas;b. Pejabat dilingkungan Perangkat Daerah dibidang
pengelola keuangan daerah; danc. Tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD
UPTD.
Pasal 67
(1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawasditetapkan selama 5 (lima) tahun dan dapatdiangkat kembali untuk satu kali masa jabatanberikutnya.
(2) Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikansebelum waktunya oleh Bupati.
(3) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebelumwaktunya apabila:a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik;b. tidak melaksanakan ketentuan perundang-
undangan;c. terlibat dalam tindakan yang merugikan
Pemerintah Daerah dan BLUD UPTD;d. dipidana penjara karena dipersalahkan
melakukan tindak pidana dan/atau kesalahanyang berkaitan dengan tugasnya melaksanakanpengawasan atas BLUD UPTD ; atau
e. berhalangan tetap.(4) Apabila terdapat anggota Dewan Pengawas yang
diberhentikan sebelum waktunya, dapatdilakukan penggantian anggota Dewan Pengawas.
(5) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas penggantiditetapkan selama sisa masa jabatan anggotaDewan Pengawas yang diganti.
Pasal 68(1) Dewan pengawas dapat mengangkat seorang
Sekretaris Dewan Pengawas dalam rangkamendukung kelancaran pelaksanaan tugas dankewajiban.
(2) Sekretaris Dewan Pengawas diangkat olehpemimpin BLUD UPTD atas persetujuan DewanPengawas.
(3) Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimanadimaksud pada ayat (1) bukan merupakananggota Dewan Pengawas.
Pasal 69Segala biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan tugasDewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawasdibebankan pada BLUD UPTD.
BAB XIREMUNERASI
Pasal 70(1) Pejabat pengelola, Dewan Pengawas, Sekretaris
Dewan Pengawas dan pegawai BLUD UPTD dapatdiberikan remunerasi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
(2) Remunerasi ditetapkan oleh Bupati berdasarkanusulan BLUD UPTD yang disampaikan melaluiSekretaris Daerah.
(3) Usulan Remunerasi sebagaimana dimaksud padaayat (2) pada BLUD UPTD dengan rekomendasidari Kepala Dinas.
BAB XIIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian KesatuPembinaan
Pasal 71(1) Pembinaan teknis BLUD UPTD dilakukan oleh
Dinas.(2) Pembinaan keuangan BLUD UPTD dilakukan oleh
PPKD dan Dinas.
Bagian KeduaPengawasan
Pasal 72(1) Pengawasan operasional BLUD UPTD dilakukan
oleh pengawas internal.(2) Pengawas internal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan oleh internal auditor yangberkedudukan langsung dibawah Kepala Dinas
BAB XIIEVALUASI DAN PENILAIAN KINERJA
Bagian KesatuEvaluasi
Pasal 73(1) Evaluasi dan penilaian kinerja BLUD UPTD
dilakukan setiap tahun oleh Kepala Dinasdan/atau Dewan Pengawas terhadap aspekkeuangan dan non keuangan.
(2) Evaluasi dan penilaian kinerja sebagaimanadimaksud pada ayat (1), bertujuan untukmengukur tingkat pencapaian hasil pengelolaanBLUD UPTD sebagaimana ditetapkan dalamRencana Bisnis dan RBA.
Bagian KeduaPenilaian Kinerja
Pasal 74(1) Penilaian kinerja dari aspek keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1),dapat diukur berdasarkan kriteria sebagai berikut:a. memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari
layanan yang diberikan (rentabilitas);b. memenuhi kewajiban jangka pendeknya
(likuiditas);c. memenuhi seluruh kewajibannya (solvabilitas);
dand. kemampuan penerimaan dari jasa layanan
untuk membiayai pengeluaran.
(2) Penilaian kinerja dari aspek non keuangansebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1),dapat diukur berdasarkan kriteria sebagai berikut:a. persepektif pelanggan;b. proses internal pelayanan; danc. proses pembelajaran dan pertumbuhan
BAB XIIIKETENTUAN PENUTUP
Pasal 75
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Bupati ini denganpenempatannya dalam Berita Daerah KabupatenSoppeng.
Ditetapkan di Watansoppengpada tanggal 7 November 2018BUPATI SOPPENG,
A. KASWADI RAZAK
Diundangkan di Watansoppengpada tanggal 8 November 2018SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SOPPENG,
A. TENRI SESSU
BERITA DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2018 NOMOR 63