PROVINSI JAWA BARAT TENAGA... · 2019-12-06 · PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR :...
Transcript of PROVINSI JAWA BARAT TENAGA... · 2019-12-06 · PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR :...
PROVINSI JAWA BARAT
PERATURAN BUPATI SUBANG
NOMOR : 64 TAHUN 2016
TENTANG
TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUBANG,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 9 Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 7 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Subang (Lembaran Daerah
Kabupaten Subang Tahun 2016 Nomor 7), perlu menetapkan Peraturan Bupati Subang tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Subang.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950), sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968, tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang, dengan
Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2851) ;
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 5494) ;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
5679) ;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114) ;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 7
Tahun 2016, tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Subang (Lembaran Daerah Kabupaten Subang Tahun 2016 Nomor 7);
6. Peraturan Bupati Kabupaten Subang Nomor 32 Tahun 2016, tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Dinas (Berita Daerah Kabupaten
Subang Tahun 2016 Nomor 32).
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI SUBANG TENTANG TUGAS
POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Subang ;
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Subang ;
3. Bupati adalah Bupati Subang ;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Subang yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah ;
5. Perangkat Daerah Kabupaten Subang yang selanjutnya disingkat PD adalah unsur pembantu
Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
Kabupaten ;
6. Dinas adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Subang;
7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Subang ;
8. Sekretariat adalah Sekretariat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Subang yang dipimpin oleh Sekretaris;
9. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk
melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari
Pemerintah Daerah Provinsi kepada Daerah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah Provinsi ;
10. Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden
yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kementerian Negara dan Penyelenggara Pemerintahan Daerah
untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat ;
11. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disebut UPT
Dinas adalah unsur pelaksana kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang
tertentu ;
12. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan profesinya dalam rangka mendukung kelancaran tugas pokok Dinas Daerah.
BAB II
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Bagian Pertama
Tugas Pokok Dinas
Pasal 2
Dinas mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan dibidang
Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Sumber Daya Mineral yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Pemerintah
Kabupaten.
Bagian Kedua
Fungsi Dinas
Pasal 3
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, Dinas mempunyai fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Energi Sumber Daya Mineral;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
pelayanan umum dibidang Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Sumber Daya Mineral sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bupati;
3. Pembinaan dan pelaksanaan kegiatan dibidang Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Suber Daya
Mineral;
4. Pengelolaan administrasi umum meliputi urusan
perencanaan, evaluasi dan pelaporan, urusan umum dan kepegawaian serta urusan keuangan dan barang daerah.
Bagian Ketiga
Tugas Pokok dan Fungsi Unsur Organisasi
Paragraf 1
Kepala Dinas
Pasal 4
(1) Kepala Dinas mempunyai tugas pokok merencanakan, mengorganisir, melaksanakan,
mengendalikan serta melaporkan kegiatan dinas dalam melaksanakan sebagian urusan
pemerintahan dibidang Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Sumber Daya Mineral serta tugas pembantuan yang ditugaskan Bupati ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas mempunyai
fungsi :
a. Perumusan, penetapan kebijakan teknis dibidang tenaga kerja, transmigrasi dan Energi
Sumber Daya Mineral;
b. Penyelenggaraan kebijakan teknis dibidang
tenaga kerja, transmigrasi dan Energi Sumber Daya Mineral;
c. Penyelenggaraan fasilitasi dan pengendalian
tugas-tugas dibidang tenaga kerja, transmigrasi dan Energi Sumber Daya Mineral;
d. Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka tugas pokok dan fungsi Dinas ;
e. Pembinaan pelaksanaan kegiatan lingkup dinas
tenaga kerja dan transmigrasi ;
f. Penyampaian telaahan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan Kepala Daerah.
Paragraf 2
Sekretariat
Pasal 5
(1) Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan administratif,
koordinasi dan pengendalian internal lingkup kesekretariatan yang meliputi perencanaan,
evaluasi dan pelaporan, pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian serta keuangan dan barang daerah ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat
mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program kerja sekretariat ;
b. Pembinaan pelaksanaan perencanaan, evaluasi dan pelaporan, administrasi umum dan kepegawaian serta keuangan dan barang
daerah ;
c. perumusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan dinas ;
d. Penyelenggaraan administrasi umum dan kepegawaian dinas ;
e. Penyelenggaraan administrasi keuangan dan Barang Daerah ;
f. Pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan ;
g. Perumusan rancangan dan pendokumentasian perundang-undangan, pengelolaan
perpustakaan dan hubungan masyarakat ;
h. Penyusunan anggaran pendapatan dan belanja dinas ;
i. Pengelolaan naskah dinas ;
j. Penyampaian telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan Kepala
Dinas ;
k. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja
terkait ;
l. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan sekretariat ;
m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
(3) Sekretariat membawahkan :
a. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan ;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ;
c. Sub Bagian Keuangan dan Barang Daerah.
Pasal 6
(1) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
mempunyai tugas pokok menyiapkan dan menyusun bahan perencanaan kegiatan serta menyiapkan dan menyusun evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Subang ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai
fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan ;
b. Pelaksanaan identifikasi, analisis dan pengkajian serta penyusunan rencana kegiatan
dinas ;
c. Penyiapan dan penyusunan bahan rencana strategis dinas ;
d. Pengkoordinasian penyusunan program kerja, Rencana Kegiatan Anggaran (RKA), Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan mengkoordinasikan asistensi Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Pelaksanaan Anggaran
(DPA) ; e. Penyiapan dan penyusunan rancangan
kerjasama program bantuan provinsi dan pusat ;
f. Pelaksanaan analisis, penyajian data dan
informasi dinas ;
g. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas ;
h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kerja dinas ;
i. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait ;
j. Penyampaian telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan Sekretaris ;
k. Penyusunan laporan hasil pelaksanan kegiatan di Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan ;
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 7
(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan surat menyurat, kearsipan, penggandaan, rumah tangga,
administrasi perjalanan dinas, pengelolaan perpustakaan dinas serta pengelolaan administrasi
kepegawaian ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Sub Bagian umum dan kepegawaian ;
b. Pelaksanaan urusan ketatausahaan ;
c. Penerimaan, pendistribusian dan pengiriman
surat-surat/naskah-naskah dinas ;
d. Penyelenggaraan kegiatan pengetikan dan penggandaan surat-surat/naskah-naskah
dinas ;
e. Penyimpanan, pengaturan dan pemeliharaan
arsip dinas ;
f. Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perjalanan dinas ;
g. Penyusunan perencanaan keperluan alat-alat tulis kantor dan penyusunan petunjuk pelaksanaannya ;
h. Penyiapan kelengkapan untuk keperluan rapat-rapat dinas ;
i. Pengadaan sarana dan prasarana dinas ;
j. Pengelolaan dan Pemeliharaan sarana prasarana dinas ;
k. Pelaksanaan urusan ketentraman dan ketertiban di lingkungan dinas ;
l. Pelaksanaan publikasi, dokumentasi dinas dan hubungan masyarakat ;
m. Pelaksanaan urusan keprotokolan dan
penyiapan rapat-rapat dinas ;
n. Pengelolaan Kearsipan dan Perpustakaan Dinas ;
o. Pengelolaan administrasi kepegawaian dan pengolahan data kepegawaian ;
p. Pelaksanaan penyusunan Daftar Urutan Kepangkatan (DUK) di lingkungan dinas ;
q. Pengkoordinasian penyusunan Sasaran Kerja
Pegawai (SKP) di lingkungan dinas ;
r. Pelaksanaan penyusunan rencana formasi, usulan pengangkatan, mutasi, dan usulan
pemberhentian pegawai ; s. Pengelolaan kesejahteraan pegawai ;
t. Pengelolaan pelaksanaan pendidikan dan latihan pegawai ;
u. Pengembangan kemampuan dan karier
pegawai ;
v. Penyusunan konsep metode, hukum dan tata
laksana kegiatan di lingkungan dinas ;
w. Pengelolaan dan pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) ;
x. Penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan dinas ;
y. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja
terkait ;
z. Penyampaian telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan Sekretaris ;
aa. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Administrasi Umum Dan
Kepegawaian ;
bb. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
atasan.
Pasal 8
(1) Sub Bagian Keuangan dan Barang Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan
pengelolaan administrasi keuangan dan pengelolaan barang daerah ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Keuangan dan Barang Daerah mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Sub Bagian Keuangan dan Barang Daerah ;
b. Pelaksanaan pengumpulan bahan dan
penyiapan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Dinas ;
c. Pengkoordinasian pengelolaan administrasi keuangan dinas ;
d. Pengelolaan administrasi dan pembukuan
keuangan anggaran kegiatan dinas ;
e. Pelaksanaan pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan ;
f. Pengelolaan gaji dan tunjangan daerah ;
g. Pelaksanaan pembinaan dan bimbingan
perbendaharaan ;
h. Pengadministrasian, inventarisasi dan pendistribusian barang daerah ;
i. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait ;
j. Penyampaian telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan Sekretaris ;
k. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Administrasi Keuangan dan Barang Daerah ;
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Paragraf 3
Bidang Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja
Pasal 9
(1) Bidang Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja
mempunyai tugas pokok menyusun pedoman teknis yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja, sertifikasi, pemagangan dan
produktivitas tenaga kerja serta melaksanakan pembinaan lembaga pelatihan dan instruktur ;
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada ayat (1), Bidang Pelatihan dan Produktivitas Tenaga
Kerja mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program kerja dibidang Pelatihan
dan Produktivitas Tenaga Kerja ;
b. Penyusunan kebijakan program pelatihan, standarisasi, sertifikasi dan pemagangan tenaga
kerja ;
c. Pelaksanaan kebijakan pemasyarakatan
produktivitas tenaga kerja melalui penyuluhan dan pembentukan lembaga produktivitas di lembaga pelatihan tenaga kerja pemerintah
maupun swasta;
d. Penyusunan perencanaan kebutuhan pelatihan
kerja ;
e. Penyelenggaraan bimbingan lembaga pelatihan kerja swasta ;
f. Pelaksanaan pemagangan dalam dan luar negeri ;
g. Pemberian izin dan pembinaan lembaga pelatihan kerja swasta ;
h. Pemberian layanan informasi pelatihan dan
peningkatan produktivitas lembaga pelatihan kerja ;
i. Pemberian rekomendasi pemagangan dan uji sertifikasi latihan kerja ;
j. Penyelenggaraan pelatihan peningkatan
kompetensi tenaga kerja dan produktivitas ;
k. Pelaksanaan kerjasama pendidikan dan
pelatihan kerja dengan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta dan Perusahaan;
l. Penyampaian telaahan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan Kepala Dinas ;
m. Pelaksanaan koordinasi dengan bidang/unit kerja lain yang terkait ;
n. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan
dibidang Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja ;
o. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
(3) Bidang Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja
membawahkan :
a. Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja ;
b. Seksi Standarisasi Sertifikasi dan Pemagangan ;
c. Seksi Pembinaan Lembaga Pelatihan Tenaga Kerja Swasta.
Pasal 10
(1) Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja
mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelatihan tenaga kerja, meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud pada ayat (1), Seksi Pelatihan dan Produktivitas
Tenaga Kerja mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja ;
b. Penyusunan perencanaan kebutuhan pelatihan dan produktivitas ;
c. Penyusunan petunjuk teknis penentuan kualifikasi jenis pelatihan dan produktivitas tenaga kerja;
d. Penyiapan bahan pelatihan dan konsultasi produktivitas tenaga kerja;
e. Pembinaan dan penyelenggaraan pelatihan kerja;
f. Penyelenggaraan dan pengukuran produktivitas
tenaga kerja;
g. Pelaksanaan dan pengembangan produktivitas
tenaga kerja di daerah;
h. Pelaksanaan administrasi pelatihan tenaga kerja dan produktivitas;
i. Pelaksanaan koordinasi dengan organisasi profesi daan asosiasi perusahaan dalam rangka
meningkatkan produktivitas tenaga kerja;
j. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan pada Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga
Kerja ;
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
atasan.
Pasal 11
(1) Seksi Standarisasi Sertifikasi dan Pemagangan mempunyai tugas pokok melaksanakan Uji
Sertifikasi Kompetensi Tenaga kerja dan pemagangan dalam dan luar negeri ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud
pada ayat (1), Seksi Standarisasi Sertifikasi dan Pemagangan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Seksi Standarisasi Sertifikasi dan Pemagangan;
b. Pelaksanaan inventarisasi data standar
kualifikasi keterampilan/kompetensi, materi uji kompetensi dan sertifikasi nasional;
c. Penyusunan petunjuk teknis penentuan kualifikasi jenis tenaga kerja pemagangan;
d. Penyiapan bahan penyusunan standar kualifikasi kompetensi, standar pelatihan kerja
dan materi uji kompetensi dan sertifikasi tenaga kerja;
e. Penyusunan rencana kebutuhan kegiatan
standarisasi, sertifikasi dan pemagangan tenaga kerja;
f. Penyelenggaraan kegiatan pemagangan;
g. Penyelenggaraan Uji Sertifikasi dan Kompetensi Tenaga kerja ;
h. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan pada Seksi Standarisasi Sertifikasi dan
Pemagangan;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 12
(1) Seksi Pembinaan Lembaga Pelatihan Tenaga Kerja Swasta mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan dan bimbingan serta pemberian izin
lembaga pelatihan tenaga kerja swasta dan perusahaan ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud pada ayat (1), Seksi Pembinaan Lembaga Pelatihan Tenaga Kerja Swasta mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Seksi Pembinaan Lembaga Pelatihan Tenaga Kerja
Swasta ;
b. Pelaksanaan inventarisasi lembaga pelatihan tenaga kerja swasta yang mencakup jumlah,
lokasi, jenis kejuruan, status lembaga, fasilitas, kualifikasi instruktur dan standar kualifikasi
lulusan;
c. Penyelenggaraan bimbingan lembaga pelatihan kerja ;
d. Penyusunan petunjuk teknis pemberian izin/ pendaftaran lembaga pelatihan tenaga kerja
swasta;
e. Pemberian izin dan pengawasan lembaga pelatihan kerja swasta dan Balai Latihan Kerja
Luar Negeri (BLKLN) ;
f. Penyiapan bahan pembinaan dan penyuluhan
sertifikasi dan akreditasi lembaga pelatihan tenaga kerja swasta;
g. Pelaksanaan pengembangan kualitas instruktur
dan tenaga kepelatihan lembaga pelatihan kerja swasta;
h. Pelaksanaan kerjasama pendidikan dan pelatihan dengan lembaga pelatihan kerja
swasta dan perusahaan;
i. Pelaksanaan koordinasi dengan lembaga profesi
terkait pelaksanaan sertifikasi kompetensi dan akreditasi lembaga pelatihan tenaga kerja swasta;
j. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan pada Seksi Pembinaan Lembaga Pelatihan
Tenaga Kerja Swasta ;
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Paragraf 4
Bidang Penempatan Dan Perluasan Kerja
Pasal 13
(1) Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja
mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan menyebarluaskan Informasi Pasar Kerja,
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program kerja dibidang Penempatan dan Perluasan kerja ;
b. Penyusunan petunjuk teknis operasional
Penempatan dan Perluasan kerja ;
c. Pelaksanaan perluasan kesempatan kerja ;
d. Penyebarluasan Informasi Pasar Kerja (IPK) ;
e. Penyelenggaraan bursa kerja ;
f. Penyelenggaraan penyuluhan dan bimbingan
jabatan ;
g. Pelaksanaan penempatan tenaga kerja ;
h. Pemberian ijin dan pembinaan bidang penempatan dan pendayagunaan tenaga kerja ;
i. Pembinaan penggunaan Tenaga Kerja Warga
Negara Asing Pendatang (TKWNAP) di perusahaan ;
n. Pemantauan dan Pengevaluasian kegiatan Penempatan dan Perluasan kerja ;
o. Penyampaian telaahan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan Kepala Dinas ;
p. Pelaksanaan koordinasi dengan bidang/unit kerja lain yang terkait ;
j. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan
dibidang Penempatan dan Perluasan Kerja ;
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
(3) Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja membawahkan :
a. Seksi Informasi Pasar Kerja dan Bursa Kerja ;
b. Seksi Penempatan Tenaga Kerja ;
c. Seksi Perluasan Kesempatan Kerja.
Pasal 14
(1) Seksi Informasi Pasar Kerja dan Bursa Kerja mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Penempatan
dan Perluasan Kerja yang berkenaan dengan pendataan pencari kerja, penyusunan usulan
rencana tenaga kerja daerah, dan penyebarluasan informasi pasar kerja ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Seksi Informasi Pasar Kerja dan Bursa Kerja mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Seksi
Informasi Pasar Kerja dan Bursa Kerja ;
b. Penyiapan bahan penyusunan sistem dan
pedoman pembinaan informasi persediaan dan kebutuhan tenaga kerja ;
c. Penyiapan bahan penyusunan pedoman
pembinaan informasi pasar kerja ;
d. Penyiapan bahan penyusunan sistem dan
pedoman pembinaan bursa kerja di lembaga pendidikan formal dan lembaga pelatihan kerja dan penempatan tenaga kerja swasta ;
e. Penyiapan pengumpulan, pengolahan data jabatan, penyajian dan penyebarluasan informasi jabatan ;
f. Penyiapan sistem, metode dan teknik penggunaan analisis jabatan ketenagakerjaan ;
g. Penyiapan bahan penyusunan pedoman penyuluhan jabatan dan bimbingan jabatan ;
h. Pelaksanaan bimbingan analisis jabatan dan
penyuluhan jabatan ;
i. Penyiapan bahan pengembangan sarana
penyuluhan dan bimbingan jabatan ;
j. Penyuluhan jabatan pada instansi pemerintah, BUMD dan perusahaan-perusahaan swasta,
pencari kerja dan calon pencari kerja ;
k. Pelaksanaan pendaftaran pencari kerja;
l. Pelaksanaan pencarian lowongan kerja ;
m. Pelaksanaan bursa pasar kerja (job market fair) ;
n. Pemberian saran pertimbangan kepada swasta dalam penyelenggaraan pameran bursa kerja
(job fair) berskala Provinsi ;
o. Pengawasan atas pemanfaatan perijinan
dibidang bursa kerja ;
p. Pembinaan analisis jabatan, penyuluhan dan bimbingan jabatan ke instansi-instansi
pemerintah di daerah maupun perusahaan, lembaga pendidikan formal dan lembaga pelatihan kerja ;
q. Pelaksanaan evaluasi Seksi Informasi Pasar Kerja dan Bursa Kerja ;
r. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait ;
s. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Informasi Pasar Kerja dan Bursa Kerja ;
t. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 15
(1) Seksi Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan antar kerja,
fasilitasi, pengendalian, dan monitoring penempatan Tenaga Kerja ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Penempatan Tenaga Kerja mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Seksi Penempatan Tenaga Kerja ;
b. Pelaksanaan pelayanan antar kerja ;
c. Penyuluhan dan fasilitasi dalam penempatan Tenaga kerja ;
d. Pengendalian dan pelaksanaan monitoring dibidang penempatan Tenaga Kerja ;
e. Pemberian fasilitasi penempatan bagi pencari
kerja penyandang cacat ;
f. Penyuluhan, rekrutmen, seleksi dan fasilitasi
penempatan tenaga kerja melalui mekanisme AKAD/Antar Kerja Lokal (AKL) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN) ;
g. Pelaksanaan monitoring perijinan dibidang penempatan Tenaga Kerja ;
h. Penyiapan bahan penerbitan perpanjangan IMTA untuk TKA yang lokasi kerjanya dalam wilayah Kabupaten ;
i. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penggunaan TKA yang lokasi kerjanya dalam
wilayah Kabupaten ;
Commented [h1]: AKAD dipanjangkan, sehingga tidak multafsir
Commented [h2]: IMTA dan TKA dipanjangkan
j. Penerbitan Ijin Operasional Bursa Kerja Khusus dalam wilayah Kabupaten ;
k. Pelaksanaan pemberian rekomendasi outsourching;
l. Pelaksanaan Verifikasi dan pemberian rekomendasi pendirian Kantor Cabang PPTKIS, Perusahaan Jasa Tenaga Kerja (Out
Schourching), LPTKS dan ijin Penampungan TKI ;
m. Pemberian fasilitasi permasalahan Tenaga Kerja Indonesia baik selama bekerja di luar negeri maupun purna kerja;
n. Pelaksanaan penerapan standar pelayanan minimal (SPM) dan standar prosedur pelayanan
(SPP) ;
o. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait ;
p. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan pada Seksi Penempatan Tenaga Kerja ;
q. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
atasan.
Pasal 16
(1) Seksi Perluasan Kesempatan Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan,
pengembangan dan perluasan kerja ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Seksi Perluasan Kesempatan Kerja mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Seksi
Perluasan Kesempatan Kerja ;
b. Pelaksanaan program dan rencana pengurangan
masalah pengangguran ;
c. Pembinaan teknis program padat karya produktif dan Infrastruktur ;
d. Pembinaan teknis program tenaga kerja mandiri dan wira usaha baru ;
e. Pembinaan dan pengaturan perluasan lapangan
kerja dan kesempatan kerja bagi tenaga kerja mandiri profesional di pedesaan dan perkotaan
;
f. Pelaksanaan bimbingan dan pembinaan terhadap tenaga kerja mandiri ;
g. Pelaksanaan bimbingan dan pembinaan terhadap tenaga kerja penyandang cacat dan lansia dan perempuan melalui usaha mandiri ;
h. Pelaksanaan bimbingan dan bantuan kepada masyarakat, instansi pemerintah atau lembaga
swasta yang akan atau sedang melaksanakan usaha mandiri ;
Commented [h3]: Singkatan harus dipanjangkan
kecuali dicantumkan dalam definisi
i. Penyiapan bahan penyusunan pedoman bimbingan, panduan dan peningkatan
kemampuan tenaga kerja mandiri SLTA dan Sarjana ;
j. Penyiapan bahan kerjasama instansi pemerintah maupun swasta untuk pengembangan/ percontohan usaha mandiri ;
k. Penyiapan bahan penyusun sistem dan perangkat lunak beserta bahan pembinaan terapan teknologi tepat guna ;
l. Penyiapan bahan penyusun sistem serta pembinaan perluasan lapangan kerja dan
kesempatan kerja perkotaan dan pedesaan ;
m. Penyusunan laporan kegiatan pembinaan, pelatihan dan penempatan tenaga kerja dan
perluasan kerja secara berkala ;
n. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan
pendayagunaan TKS dan lembaga sukarela skala Kabupaten ;
o. Pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi,
evaluasi dan monitoring pelaksanaan program usaha mandiri dan sektor informal serta program padat karya di Kabupaten ;
p. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait ;
q. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan pada Seksi Perluasan Kesempatan Kerja ;
r. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
atasan.
Paragraf 5
Bidang Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan
Pasal 17
(1) Bidang Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan mempunyai tugas pokok
melakukan pembinaan dan pengembangan hubungan industrial, persyaratan kerja, pengupahan, kesejahteraan tenaga kerja dan
penyelesaian perselisihan hubungan industrial, kelembagaan dan jaminan sosial tenaga kerja ;
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), bidang Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan mempunyai
fungsi :
a. Penyusunan Program Kerja dibidang Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan ;
b. Penyusunan petunjuk teknis operasional bidang pembinaan dan perlindungan ketenagakerjaan ;
c. Pembinaan dan pengembangan Hubungan Industrial dan Syarat Kerja ;
d. Pelaksanaan penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan pemutusan hubungan
kerja ;
e. Pembinaan dan pemantauan pengupahan ;
f. Pembinaan kesejahteraan pekerja ;
g. Pemberian Fasilitasi pelaksanaan survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) ;
h. Pembinaan dan pemantauan pelaksanaan Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan di perusahaan ;
i. Penyampaian telaahan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan Kepala
Dinas ;
j. Pelaksanaan koordinasi dengan Pengawas Ketenagakerjaan Provinsi dalam rangka
penanganan permasalahan ketenagakerjaan;
k. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan
dibidang Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan ;
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
atasan.
(3) Bidang Pembinaan dan Perlindungan
Ketenagakerjaan membawahkan :
a. Seksi Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja ;
b. Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial dan Syarat Kerja ;
c. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
Pasal 18
(1) Seksi Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan syarat kerja, fasilitas
kesejahteraan pekerja dan jaminan sosial tenaga kerja ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, Seksi Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Seksi
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja ;
b. Pembinaan Syarat Kerja, Kesejahteraan Pekerja
dan Jamsostek ;
c. Penyusunan/Penentuan Upah Minimum Kabupaten (UMK) melalui Dewan Pengupahan
Kabupaten (Depekab) ;
d. Pembinaan Fasilitas dan Kesejahteraan Pekerja;
e. Fasilitas pelaksanaan survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL);
f. Pembinaan dan Monitoring Upah Minimum
Kabupaten (UMK) ;
g. Pelaksanaan Rapat Koordinasi dengan
Kelembagaan Hubungan Industrial ;
h. Pelaksanaan monitoring Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan ;
i. Pemantauan dan Pengevaluasian Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Hubungan
Industrial ;
j. Penyusunan laporan hasil Pelaksanaan Kegiatan pada Seksi Hubungan Industrial dan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja ;
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
atasan.
Pasal 19
(1) Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial dan Syarat Kerja mempunyai tugas pokok
melaksanakan pelayanan pencatatan organisasi pekerja, lembaga kerja sama bipartit dan syarat-syarat kerja ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1pasal ini, Seksi Kelembagaan
Hubungan Industrial dan Syarat Kerja mempunyai Fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Seksi
Kelembagaan Hubungan Industrial dan Syarat Kerja ;
b. Pelayanan pencatatan organisasi serikat pekerja/serikat buruh ;
c. Pendataan organisasi pengusaha dan serikat
pekerja/serikat buruh ;
d. Pemberian fasilitasi pembentukan Dewan
Pengupahan Kabupaten dan Lembaga Kerja Sama Tripartit ;
e. Pelayanan pengesahan peraturan perusahaan
dan pendaftaran perjanjian kerja bersama ;
f. Pelayanan pencatatan lembaga kerjasama
Bipartit ;
g. Pelayanan pencatatan perjanjian kerja waktu tertentu ;
h. Pelayanan pendaftaran pekerjaan pemborongan ;
i. Pelayanan pencatatan dan pendaftaran outsourching ;
j. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait ;
k. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan pada Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial dan Syarat Kerja ;
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 20
(1) Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial mempunyai tugas pokok menyelesaikan Perselisihan Hubungan Industrial meliputi
Perselisihan Kepentingan, Perselisihan Hak, Perselisihan Antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, Seksi Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Seksi
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial ;
b. Pembuatan peta rawan perselisihan dan deteksi dini ;
c. Pencatatan, pelaporan permohonan/pengaduan
penyelesaian perselisihan hubungan industrial ;
d. Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial sesuai mekanisme ;
e. Penanganan unjuk rasa, mogok kerja dan
penutupan perusahaan ;
f. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja
terkait dalam penyelesaian perselisihan ;
g. Pelaksanaan koordinasi penyelesaian kasus Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dengan
pengawasan dan pengantar kerja ;
h. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial ;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
atasan.
Paragraf 6
Bidang Transmigrasi
Pasal 21
(1) Bidang Transmigrasi mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kegiatan
penyuluhan, pendaftaran dan seleksi, pengerahan dan penempatan, pembinaan dan kerja sama
daerah dalam pelaksanaan program pembangunan kawasan transmigrasi ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Bidang Transmigrasi mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program kerja dibidang transmigrasi ;
b. Penyusunan petunjuk teknis pembinaan dan
bimbingan teknis oprasional pembinaan calon transmigran dan Transmigran Swakarsa
Berbantuan (TSB) ;
c. Pelaksanaan pendaftaran dan seleksi serta identifikasi administrasi kependudukan calon
transmigran yang akan diberangkatkan ;
d. Pengerahan dan penempatan yang meliputi
kegiatan pengangkutan, pemeriksaan kesehatan dan penampungan serta bimbingan mental transmigran yang akan diberangkatkan menuju
lokasi yang akan dituju ;
e. Pembahasan kerjasama daerah dalam bidang
Transmigran ;
f. Pembinaan transmigrasi lokal ;
g. Pelatihan calon transmigran yang akan
diberangkatkan ;
h. Pemantauan dan pengevaluasian terhadap
pelaksanaan kegiatan Transmigrasi ;
p. Pelaksanaan survei lokasi atau cek lokasi yang akan di tempatkan ;
i. Penyampaian telaahan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan Kepala
Dinas ;
j. Pelaksanaan kordinasi dengan unit kerja teknis terkait ;
q. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan dibidang Transmigrasi ;
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
atasan.
(3) Transmigrasi, membawahkan :
a. Seksi Penyiapan dan Seleksi ;
b. Seksi Pengerahan dan Penempatan ;
c. Seksi Pembinaan dan Kerjasama Antar Daerah.
Pasal 22
(1) Seksi Penyiapan dan Seleksi mempunyai tugas
pokok melaksanakan kegiatan penyiapan petunjuk teknis dibidang penyuluhan, pendaftaran, seleksi dan pelatihan calon transmigran ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Penyiapan dan
Seleksi mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Seksi Penyiapan dan Seleksi ;
b. Pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka penyiapan pelaksanaan penyuluhan,
pendaftaran, seleksi dan pelatihan calon transmigran ;
c. Penyiapan bahan penyuluhan bagi calon
transmigran ;
d. Penyiapan dan pelaksanaan pendaftaran serta
seleksi calon transmigran ;
e. Penelitian kelengkapan calon transmigran dan kelengkapan administrasi ;
f. Penyiapan dan pelaksanaan pelatihan calon transmigran ;
g. Pemantauan dan pengevaluasian terhadap kegiatan penyuluhan, pendaftaran, seleksi dan pelatihan calon transmigran ;
h. Pelaksanaan koordinasi dengan Unit Kerja terkait dalam rangka pelaksanaan tugas ;
i. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan pada Seksi Penyiapan dan Seleksi ;
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
atasan.
Pasal 23
(1) Seksi Pengerahan dan Penempatan mempunyai tugas pokok melaksanakan dan menyiapkan bahan
penyusunan petunjuk teknis dibidang pengerahan dan Penempatan transmigran ke lokasi yang di
tetapkan ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pengerahan dan
Penempatan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Seksi
Pengerahan dan Penempatan ;
b. Penyiapan bahan petunjuk teknis dibidang pengerahan dan penempatan ke lokasi yang
ditetapkan ;
c. Pendaftaran calon transmigran dan barang
bawaannya yang akan diangkut ke lokasi yang ditetapkan ;
d. Pengurusan pengangkutan transmigran dan barang bawaan mulai dari desa asal sampai
penampungan yang ditetapkan ;
e. Penyiapan perbekalan calon transmigran,
pengurusan surat pindah kependudukan dan surat keterangan kelakuan baik dari kepolisian ;
f. Pemeriksaan kesehatan dan sidik jari calon transmigran ;
g. Pelayanan permakanan calon transmigran selama penampungan ditransit Kabupaten ;
h. Pengawalan calon transmigran ke lokasi yang
dituju ; i. Pemantauan dan pengevaluasian terhadap
pelaksanaan pengerahan dan penempatan transmigran ;
j. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja
terkait dalam rangka pelaksanaan tugas ;
k. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Pengerahan dan Penempatan ;
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 24
(1) Seksi Pembinaan dan Kerjasama Antar Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan dan penyusunan petunjuk teknis pembinaan dan
kerjasama antar daerah dalam rangka penyelenggaraan program transmigrasi ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pembinaan dan Kerjasama Antar Daerah mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Seksi Pembinaan dan Kerjasama Antar Daerah ;
b. Penyiapan bahan petunjuk teknis dibidang pembinaan dan Kerjasama Antar Daerah (KSAD) ;
c. Pelaksanaan survey calon lokasi Transmigrasi dan Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB) ;
d. Pelaksanaan penjajagan kerjasama antar daerah dalam rangka pelaksanaan program transmigrasi ke luar pulau Jawa ;
e. Penyusunan naskah kerjasama antar daerah dan antar pelaku usaha dalam bidang
Transmigrasi ;
f. Pembahasan kerjasama antar daerah penerima dan daerah pengirim transmigrasi serta
swasta ;
g. Pemantauan dan evaluasi serta monitoring terhadap kegiatan Pembinaan Kerjasama Antar
Daerah ;
h. Pelaksanaan koordinasi dengan Daerah
penerima dalam hal penempatan calon transmigran;
i. Pelaksanaan pembinaan warga transmigran
yang sudah ditempatkan di lokasi transmigrasi;
j. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja
terkait;
k. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan pada Seksi Pembinaan dan Kerjasama Antar
Daerah ;
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
atasan.
Paragraf 7
Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
Pasal 25
(1) Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Energi dan Sumber Daya Mineral ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program kerja dibidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM );
b. Pelaksanaan kegiatan geologi, sumber daya mineral, air tanah dan energi dalam daerah
Kabupaten ;
c. Pelaksanaan konservasi Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam daerah
Kabupaten ;
d. Pelaksanaan koordinasi, konsultasi dan fasilitasi
urusan Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan instansi terkait pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pemerintah
Pusat ;
e. Pelaksanaan evaluasi Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) dalam daerah Kabupaten ;
f. Penyampaian telaahan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan Kepala
Dinas ;
g. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan
dibidang Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) ;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
(3) Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), membawahkan :
a. Seksi Geologi ;
b. Seksi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi ;
c. Seksi Pengawasan.
Pasal 26
(1) Seksi Geologi mempunyai tugas pokok
melaksanakan pengelolaan sumber daya geologi, mineral, air tanah dan energi ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Seksi Geologi mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Seksi Geologi ;
b. Pelaksanaan inventarisasi dan eksplorasi
sumber daya mineral, air tanah dan energi dalam daerah Kabupaten ;
c. Pembuatan peta tematik sumber daya geologi, mineral, air tanah dan energi dalam daerah Kabupaten ;
d. Pelaksanaan pemetaan sebaran sumber daya geologi, mineral, air tanah dan energi dalam
daerah Kabupaten ;
e. Pelaksanaan konservasi sumber daya mineral dan air tanah dalam daerah Kabupaten ;
f. Pembuatan neraca sumber daya mineral, dan air tanah dalam daerah Kabupaten ;
g. Pelaksanaan evaluasi pengeloalaan sumber daya geologi, mineral, air tanah dan energi dalam daerah Kabupaten ;
h. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pengelolaan sumber daya geologi,
mineral, air tanah dan energi dalam daerah Kabupaten dengan instansi terkait ;
i. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Geologi ;
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
atasan.
Pasal 27
(1) Seksi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan energi panas bumi untuk pemanfaatan langsung dan konservasi energi ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Seksi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi ;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan energi
panas bumi untuk pemanfaatan langsung dalam daerah Kabupaten ;
c. Pembuatan Rencana Umum Energi Daerah
(RUED) ;
d. Pelaksanaan survey potensi serta neraca sumber
daya dan cadangan energi panas bumi untuk pemanfatan langsung dalam daerah Kabupaten ;
e. Pelaksanaan koordinasi pelaksanaan kegiatan
konservasi energi, diversifikasi energi dan pemanfaatan langsung panas bumi dalam
daerah Kabupaten ; f. Pelaksanakan kegiatan konservasi energi,
diverifikasi energi dan pemanfaatan langsung
panas bumi dalam daerah Kabupaten ;
g. Pelaksanaan Fasilitasi perizinan usaha
pemanfaatan langsung panas bumi dalam daerah Kabupaten ;
h. Penerbitan rekomendasi teknis untuk perizinan
pemanfaatan langsung panas bumi dalam daerah Kabupaten ;
i. Pelaksanaan evaluasi konservasi energi, diverfikasi energi dan pemanfaatan langsung panas bumi terhadap dampak lingkungan dan
keselamatan kerja dibidang energi dalam daerah Kabupaten ;
j. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan Seksi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi ;
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 28
(1) Seksi Pengawasan mempunyai tugas pokok
melaksanakan pengawasan pengelolaan energi panas bumi untuk pemanfaatan langsung ;
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pengawasan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pada Seksi Pengawasan ;
b. Pengawasan dan pembinaan keselamatan kerja pengelolaan energi panas bumi untuk pemanfaatan langsung dalam daerah
Kabupaten ;
c. Pengadaan inspeksi dalam rangka pengawasan usaha pemanfaatan langsung energi panas bumi
dan keselamatan kerja dalam daerah Kabupaten ;
d. Pemberian bimbingan teknis keselamatan kerja terhadap usaha pemanfaatan langsung energi panas bumi dalam daerah Kabupaten ;
e. Pelaksanaan evaluasi bahan pengawasan teknis dan keselamatan kerja kegiatan usaha
pemanfaatan langsung energi panas bumi dalam daerah Kabupaten ;
f. Pengukuran batas batas lokasi sumber energi
panas bumi penggunaan langsung yang diusahakan dalam daerah Kabupaten ;
g. Pengkoordinasian pengawasan usaha penggunaan langsung energi panas bumi dalam daerah Kabupaten ;
h. Penyusunan laporan hasil pengawasan usaha penggunaan langsung energi panas bumi dalam
daerah Kabupaten ;
i. Pelaksanaan pengawasan manajemen energi ;
j. Pelaksanaan koordinasi dan pengawasan energi
lainnya;
k. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi urusan
sumber daya mineral di Kabupaten Subang;
l. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan pada Seksi Pengawasan ;
m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Paragraf 8
Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pasal 29
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas diatur dalam Peraturan Bupati tersendiri
Paragraf 9
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 30
(1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan dinas
secara profesional sesuai dengan kebutuhan ;
(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam melaksanakan tugas
pokoknya bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
Pasal 31
(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana
dimaksud pada Pasal 30, terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang Jabatan Fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan
bidang keahliannya ;
(2) Setiap kelompok tersebut pada ayat (1) ini, dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior
yang ditunjuk diantara tenaga fungsional yang ada di lingkungan Dinas ;
(3) Jumlah Jabatan Fungsional tersebut pada ayat (1), ditentukan sifat, jenis, kebutuhan dan beban kerja ;
(4) Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional tersebut pada ayat (1), diatur sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
BAB III
TATA KERJA
Bagian Pertama
Umum
Pasal 32
(1) Hal-hal yang menjadi tugas pokok dinas merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan ;
(2) Pelaksanaan fungsi dinas sebagai pelaksana teknis
dibidang tenaga kerja dan transmigrasi, kegiatan operasionalnya diselenggarakan oleh Kepala Bidang, Kepala Seksi, Unit Pelaksana Teknis Dinas
dan Kelompok Jabatan Fungsional menurut bidang tugasnya masing-masing ;
(3) Kepala Dinas baik taktis operasional maupun
teknis administratif berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati dan dalam
melaksanakan tugas pokoknya menyelenggarakan hubungan fungsional dengan instansi lain yang berhubungan dengan fungsinya ;
(4) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan dinas, dalam melaksanakan tugas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi,
sinkronisasi dan simplifikasi ;
(5) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan
dinas wajib memimpin dan memberikan bimbingan serta petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.
Bagian Kedua
Pelaporan
Pasal 33
(1) Kepala Dinas wajib memberikan laporan tentang pelaksanaan tugas pokoknya secara teratur, jelas
dan tepat waktu kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah ;
(2) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan
dinas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasannya masing-
masing serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya ;
(3) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan
organisasi dari bawah, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan lebih
lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan ;
(4) Pengaturan mengenai jenis dan cara
penyampaiannya berpedoman kepada Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
Bagian Ketiga
Hak Mewakili
Pasal 34
(1) Dalam hal Kepala Dinas berhalangan, Kepala Dinas menunjuk Sekretaris ;
(2) Dalam hal Sekretaris berhalangan, maka Kepala Dinas menunjuk Kepala Bidang berdasarkan tugas
pokok dan fungsinya.
BAB IV
KEPEGAWAIAN
Pasal 35
(1) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah ;
(2) Kepala Dinas berkewajiban dan bertanggungjawab
dalam mempersiapkan bahan rancangan kebijakan Bupati dibidang kepegawaian ;
(3) Pejabat-pejabat lainnya di lingkungan dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 36
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Nomor 14.C17 Tahun 2008 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Dinas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Subang (Berita Daerah Kabupaten Subang Tahun 2008 Nomor 14.C17),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Subang.
Ditetapkan di Subang pada tanggal 30 Desember 2017
Plt. BUPATI SUBANG,
IMAS ARYUMNINGSIH
Diundangkan di Subang pada tanggal 30 Desember 2017
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SUBANG,
ABDURAKHMAN
BERITA DAERAH KABUPATEN SUBANG TAHUN 2016 NOMOR : 64 SERI :