Protein

21
Protein Rata-rata individu dengan berat 70kg mengkonsumsi protein sekitar 80-100 gr per hari, ditambah 10-20 gr protein yang di sekresi sebagai enzim dan 20 gr protein yang berasal dari mukosa dinding usus. Protein pertama kali di pecah di dalam mulut saat terjadi makanan mulai di hancurkan. Di lambung, asam hidroklorik yang dihasilkan oleh sel parietal menghancurkan cincin protein dan menyebabkan denaturasi. Proses ini menghasilkan enzim inaktif yaitu zymogens yang nantinya meransang pengeluaran pepsinogen yang merupakan prekursor enzim pencernaan yaitu pepsin. Selanjutnya dalam usus kecil, pencernaan protein dibantu oleh enzim enterokinase yang dihasilkan oleh epitel duodenum dan bergantung pada ion bikarbonat. Enzim enterokinase ini memecah trypsinogen menjadi trypsin yang mampu mengaktivasi zymogens yang nantinya dapat menhidrolisiskan ikatan peptida dalam rantai polipeptida. Untuk rantai protein yang lebih panjang seperti oligopeptida, akan diproses dalam usus oleh endopeptidase, aminopeptidase dan dipeptidase yang dapat menghasilkan pembentukan, asam amino, dipeptida dan tripeptida yang dapat diserap melalui sel epitel. Dalam sel epitel, dipeptida dan tripeptida akan mengalami hidrolisis akhir sebelum memasuki sirkulasi darah dalam bentuk asam amino. Karbohidrat

description

metabolisme protein

Transcript of Protein

ProteinRata-rata individu dengan berat 70kg mengkonsumsi protein sekitar 80-100 gr per hari, ditambah 10-20 gr protein yang di sekresi sebagai enzim dan 20 gr protein yang berasal dari mukosa dinding usus. Protein pertama kali di pecah di dalam mulut saat terjadi makanan mulai di hancurkan. Di lambung, asam hidroklorik yang dihasilkan oleh sel parietal menghancurkan cincin protein dan menyebabkan denaturasi. Proses ini menghasilkan enzim inaktif yaitu zymogens yang nantinya meransang pengeluaran pepsinogen yang merupakan prekursor enzim pencernaan yaitu pepsin. Selanjutnya dalam usus kecil, pencernaan protein dibantu oleh enzim enterokinase yang dihasilkan oleh epitel duodenum dan bergantung pada ion bikarbonat. Enzim enterokinase ini memecah trypsinogen menjadi trypsin yang mampu mengaktivasi zymogens yang nantinya dapat menhidrolisiskan ikatan peptida dalam rantai polipeptida. Untuk rantai protein yang lebih panjang seperti oligopeptida, akan diproses dalam usus oleh endopeptidase, aminopeptidase dan dipeptidase yang dapat menghasilkan pembentukan, asam amino, dipeptida dan tripeptida yang dapat diserap melalui sel epitel. Dalam sel epitel, dipeptida dan tripeptida akan mengalami hidrolisis akhir sebelum memasuki sirkulasi darah dalam bentuk asam amino.

KarbohidratAda tiga bentuk karbohidrat yang biasa dicerna, yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa yang merupakan contoh karbohidrat monosakarida. Monosakarida merupakan karbohidrat dalam bentuk paling sederhana karena hanya memiliki satu molekul gula yang merupakan inti dari karbohidrat. Disakarida memiliki dua molekul, oligosakarida mengandung beberapa molekul dan polisakarida terdiri atas banyak molekul gula. Karbohidrat disimpan dalam bentuk polisakarida yang disebut glikogen.

LemakLemak atau lipid dikonsumsi sekitar 60 sampai 150 gr per hari. Trigliserida merupakan bantuk lipid yang paling sering ditemukan, terdiri dari tiga asam lemak dan gliserol. Pencernaan lipid dimulai dari lambung oleh enzim lingual lipase yang diaktivasi oleh asam lambung. Enzim ini akan menhidrolisiskan trigliserida menjadi 3 molekul asam lemak, monoacilgliserol, diacigliserol dan gliserol. Selanjutnya terjadi pencernaan utama dari lipid yaitu pada usus kecil

GlukoneogenesisPada dasarnya glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di hati asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yaitu glukoneogenesis. Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang tetap. Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis glukosa akhirnya berasal dari katabolisme asam amino. Laktat yang dihasilkan dalam sel darah merah dan otot dalam keadaan anaerobik juga dapat berperan sebagai substrat untuk glukoneogenesis. Glukoneogenesis mempunyai banyak enzim yang sama dengan glikolisis, tetapi demi alasan termodinamika dan pengaturan, glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya. Enzim glikolitik yang terdiri dari glukokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase mengkatalisis reaksi yang ireversibel sehingga tidak dapat digunakan untuk sintesis glukosa. Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversibel tersebut, maka proses glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain. Reaksi tahap pertama glukoneogenesis merupakan suatu reaksi kompleks yang melibatkan beberapa enzim dan organel sel (mitokondrion), yang diperlukan untuk mengubah piruvat menjadi malat sebelum terbentuk fosfoenolpiruvat.Tiga reaksi pengganti yang pertama mengubah piruvat menjadi fosfoenolpiruvat (PEP), jadi membalik reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase. Perubahan ini dilakukan dalam 4 langkah. Pertama, piruvat mitokondria mengalami dekarboksilasi membentuk oksaloasetat. Reaksi ini memerlukan ATP (adenosin trifosfat) dan dikatalisis oleh piruvat karboksilase. Seperti banyak enzim lainnya yang melakukan reaksi fiksasi CO2, pada reaksi ini memerlukan biotin untuk aktivitasnya. Oksaloasetat direduksi menjadi malat oleh malat dehidrogenase mitokondria. Pada reaksi ini, glukoneogenesis secara singkat mengalami overlap (tumpang tindih) dengan siklus asam sitrat. Malat meninggalkan mitokondria dan dalam sitoplasma dioksidasi membentuk kembali oksaloasetat. Kemudian oksaloasetat sitoplasma mengalami dekarboksilasi membentuk PEP pada reaksi yang tidak memerlukan GTP (guanosin trifosfat) yang dikatalisis oleh PEP karboksikinase.Reaksi pengganti kedua dan ketiga dikatalisis oleh fosfatase. Fruktosa-1,6-bisfosfatase mengubah fruktosa-1,6-bisfosfat menjadi fruktosa-6-fosfat, jadi membalik reaksi yang dikatalisis oleh fosfofruktokinase. Glukosa-6-fosfatase yang ditemukan pada permulaan metabolisme glikogen, mengkatalisis reaksi terakhir glukoneogenesis dan mengubah glukosa-6-fosfat menjadi glukosa bebas. Dengan penggantian reaksi-reaksi pada glikolisis yang secara termodinamika ireversibel, glukoneogenesis secara termodinamika seluruhnya menguntungkan dan diubah dari lintasan yang menghasilkan energi menjadi lintasan yang memerlukan energi. Dua fosfat berenergi tinggi digunakan untuk mengubah piruvat menjadi PEP. ATP tambahan digunakan untuk melakukan fosforilasi 3-fosfogliserat menjadi 1,3-bisfosfogliserat. Diperlukan satu NADH pada perubahan 1,3-bisfosfogliserat menjadi gliseraldehida-3-fosfat. Karena 2 molekul piruvat digunakan pada sintesis satu glukosa, maka setiap molekul glukosa yang disintesis dalam glukoneogenesis, sel memerlukan 6 ATP dan 2 NADH. Glikolisis dan glukoneogenesis tidak dapat bekerja pada saat yang sama. Oleh karena itu, ATP dan NADH yang diperlukan pada glukoneogenesis harus berasal dari oksidasi bahan bakar lain, terutama asam lemak.Walaupun lemak menyediakan sebagian besar energi untuk glukoneogenesis, tetapi lemak hanya menyumbangkan sedikit fraksi atom karbon yang digunakan sebagai substrat. Ini sebagai akibat struktur siklus asam sitrat. Asam lemak yang paling banyak pada manusia yaitu asam lemak dengan jumlah atom karbon genap didegradasi oleh enzim -oksidasi menjadi asetil-KoA. Asetil KoA menyumbangkan fragmen 2-karbon ke siklus asam sitrat, tetapi pada permulaan siklus 2 karbon hilang sebagai CO2. Jadi, metabolisme asetil KoA tidak mengakibatkan peningkatan jumlah oksaloasetat yang tersedia untuk glukoneogenesis. Bila oksaloasetat dihilangkan dari siklus dan tidak diganti, kapasitas pembentukan ATP dari sel akan segera membahayakan. Siklus asam sitrat tidak terganggu selama glukoneogenesis karena oksaloasetat dibentuk dari piruvat melalui reaksi piruvat karboksilase.Kebanyakan atom karbon yang digunakan pada sintesis glukosa disediakan oleh katabolisme asam amino. Beberapa asam amino yang umum ditemukan mengalami degradasi menjadi piruvat. Oleh karena itu masuk ke proses glukoneogenesis melalui reaksi piruvat karboksilase. Asam amino lainnya diubah menjadi zat antara 4 atau 5 karbon dari siklus asam sitrat sehingga dapat membantu meningkatkan kandungan oksaloasetat dan malat mitokondria. Dari 20 asam amino yang sering ditemukan dalam protein, hanya leusin dan lisin yang seluruhnya didegradasi menjadi asetil-KoA yang menyebabkan tidak dapat menyediakan substrat untuk glukoneogenesis.Hati dapat membuat glukosa melalui glukoneogenesis dan menggunakan glukosa melalui glikolisis sehingga harus ada suatu sistem pengaturan yang mencegah agar kedua lintasan ini bekerja serentak. Sistem pengaturan juga harus menjamin bahwa aktivitas metabolik hati sesuai dengan status gizi tubuh yaitu pembentukan glukosa selama puasa dan menggunakan glukosa saat glukosa banyak. Aktivitas glukoneogenesis dan glikolisis diatur secara terkoordinasi dengan cara perubahan jumlah relatif glukagon dan insulin dalam sirkulasi. Bila kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi dari cadangan jaringan adipose dan aktivitas oksidasi dalam hati meningkat. Hal ini mengakibatkan peningkatan konsentrasi asam lemak dan asetil-KoA dalam hati. Karena asam amino secara serentak dimobilisasi dari otot, maka juga terjadi peningkatan kadar asam amino terutama alanin. Asam amino hati diubah menjadi piruvat dan substrat lain glukoneogenesis. Peningkatan kadar asam lemak, alanin, dan asetil-KoA semuanya memegang peranan mengarahkan substrat masuk ke glukoneogenesis dan mencegah penggunaannya oleh siklus asam sitrat. Asetil-KoA secara alosterik mengaktifkan piruvat karboksilase dan menghambat piruvat dehidrogenase. Oleh karena itu, menjamin bahwa piruvat akan diubah menjadi oksaloasetat. Piruvat kinase dihambat oleh asam lemak dan alanin, jadi menghambat pemecahan PEP yang baru terbentuk menjadi piruvat.Pengaturan hormonal fosfofruktokinase dan fruktosa-1,6-bisfosfatase diperantarai oleh senyawa yang baru ditemukan yaitu fruktosa 2,6-bisfosfat. Pembentukan dan pemecahan senyawa pengatur ini dikatalisis oleh enzim-enzim yang diatur oleh fosforilasi dan defosforilasi. Perubahan konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat sejajar dengan perubahan untuk glukosa dan insulin yaitu konsentrasinya meningkat bila glukosa banyak dan berkurang bila glukosa langka. Fruktosa-2,6- bisfosfat secara alosterik mengaktifkan fosfofruktokinase dan menghambat fruktosa 1,6-bisfosfatase. Jadi, bila glukosa banyak maka glikolisis aktif dan glukoneogenesis dihambat. Bila kadar glukosa turun, peningkaan glukagon mengakibatkan penurunan konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat dan penghambatan yang sederajat pada glikolisis dan pengaktifan glukoneogenesis.

Penilaian Status GiziStatus gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan (absorbsi), dan penggunaan (utilization) zat gizi makanan. Status gizi seseorang tersebut dapat diukur dan diasses (dinilai). Dengan menilai status gizi seseorang atau sekelompok orang, maka dapat diketahui apakah seseorang atau sekelompok orang tersebut status gizinya tergolong normal atau tidak normal. Penilaian status gizi ada 2 macam, yaitu penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung.1. Penilaian Status Gizi secara LangsungPenilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian, yaitu:1. AntropometriSecara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia, ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu: Berat Badan Menurut Umur (BB/U)Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Current Nutrirional Status). Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Berat badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U)Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Lingkar lengan atas berkolerasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Indeks Massa Tubuh (IMT)Pengukuran IMT dapat dilakukan pada anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Pada anak-anak dan remaja pengukuran IMT sangat terkait dengan umurnya, karena dengan perubahan umur terjadi perubahan komposisi tubuh dan densitas tubuh. Karena itu, pada anak-anak dan remaja digunakan indikator IMT menurut umur, biasa disimbolkan dengan IMT/U. IMT adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Cara pengukurannya adalah pertama-tama ukur berat badan dan tinggi badannya. Selanjutnya dihitung IMT-nya, yaitu:

Berat badan (kg)IMT = ------------------------------------------- Tinggi badan 2 (meter)

Untuk menentukan status gizi anak balita (usia 0-60 bulan), nilai IMT-nya harus dibandingkan dengan nilai IMT standar WHO 2005 (WHO, 2006); sedangkan pada anak dan remaja usia 5-19 tahun nilai IMT-nya harus dibandingkan dengan referensi WHO/NCHS 2007 (WHO, 2007). Pada saat ini, yang paling sering dilakukan untuk menyatakan indeks tersebut adalah dengan Z-skor atau persentil.a) Z-skor : deviasi nilai seseorang dari nilai median populasi referensi dibagi dengan simpangan baku populasi referensi.b) Persentil : tingkatan posisi seseorang pada distribusi referensi (WHO/NCHS), yang dijelaskan dengan nilai seseorang sama atau lebih besar daripada nilai persentase kelompok populasi.Z-skor paling sering digunakan. Secara teoritis, Z-skor dapat dihitung dengan cara berikut :

Nilai IMT yang diukur Median Nilai IMT Z-Skor = --------------------------------------------------------------------------------Standar Deviasi dari standar/referensi

Klasifikasi dapat dilakukan menurut berbagai lembaga. Klasifikasi WHO agak sedikit berbeda dengan klasifikasi menurut Kementerian Kesehatan RI. Klasifikasi status gizi pada IMT yang dihitung dengan menggunakan Z-skor menurut WHONilai Z-skorKlasifikasi

z-skor +2Overweight (kelebihan berat badan atau gemuk)

-2 < z-skor < +2Normal

-3 < z-skor < -2Kurus

z-skor < -3\Sangat kurus

Klasifikasi menurut Kemenkes RI (2010) dibedakan pada kelompok usia 0-60 bulan dengan kelompok usia 5-18 bulan. Klasifikasi IMT untuk usia 0-60 bulan Nilai Z-skorKlasifikasi

z-skor +2Gemuk

-2 < z-skor < +2Normal

-3 < z-skor < -2Kurus

z-skor < -3Sangat kurus

Klasifikasi IMT menurut Kemenkes RI 2010 untuk anak usia 5-18 tahunNilai Z-skorKlasifikasi

z-skor +2Obesitas

+1 < z-skor < +2Gemuk

-2 < z-skor < +1Normal

-3 < z-skor < -2Kurus

z-skor < -3Sangat kurus

Pada orang dewasa, pengukuran status gizi dilakukan dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT). Perhitungan IMT sama seperti diatas. Hasilnya dibandingkan dengan nilai titik batas IMT menurut WHO atau Departemen Kesehatan RI. Pada orang dewasa faktor umur tidak dipertimbangkan dalam menghitung IMT. Pada orang dewasa biasanya tinggi badannya tidak relatif stabil, sehingga variasi yang terjadi hanya pada berat badannya.KlasifikasiInterpretasi

< 16,0Severe thinness

16,00 16,99Moderate thinness

17,00 18,49Mild thinness

18,50 24,99Normal

25,00 29,99Grade 1 overweight

30,00 39,99Grade 2 overweight

40,0Grade 3 overweight

Klasifikasi IMT Dewasa menurut Kemenkes RI (2003)Kategori IMTKlasifikasi

< 17,0Kurus (kekurangan berat badan tingkat berat)

17,0 18,4Kurus (kekurangan berat badan tingkat ringan)

18,5 25,0Normal

25,1 27,0Kegemukan (kelebihan berat badan tingkat ringan)

> 27,0Gemuk (kelebihan berat badan tingkat berat)

Penggunaan IMT mempunyai kelemahan. Kelemahan yang terjadi adalah dalam menentukan obesitas. Kita tahu bahwa obesitas adalah kelebihan lemak tubuh. IMT hanya mengukur berat badan dan tinggi badan. Kelebihan berat badan tidak selalu identik dengan kelebihan lemak. Berat badan terdiri dari lemak, air, otot (protein), dan mineral. Pada seorang yang sangat aktif, misalkan olahragawan, maka biasanya komposisi lemak tubuhnya relatif rendah dan komposisi ototnya relatif tinggi. Pada orang yang sangat aktif IMT yang tinggi tidak berarti kelebihan lemak tubuh atau bukan obesitas.

Tebal Lemak Bawah Kulit Menurut UmurPengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak bawah kulit dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misalnya pada bagian lengan atas, lengan bawah, di tengah garis ketiak, sisi dada, perut, paha, tempurung lutut, dan pertengahan tungkai bawah. Rasio Lingkar Pinggang dengan PinggulRasio Lingkar Pinggang dengan Pinggul digunakan untuk melihat perubahan metabolisme yang memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh.

Dari berbagai jenis indeks tersebut di atas, untuk menginterpretasikannya dibutuhkan ambang batas. Ambang batas dapat disajikan kedalam 3 cara yaitu: persen terhadap median, persentil, dan standar deviasi unit.

2. KlinisPemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat penyakit.

3. BiokimiaPenilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh, antara lain: darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.

4. BiofisikMerupakan metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dan jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja endemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

2. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

1. Survei Konsumsi MakananMerupakan metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.

2. Statistik VitalPengukuran status gizi dengan menganalisis data beberapa statistic kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.

3. Faktor EkologiMalnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain. Untuk mengetahui penyebab malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.

PENENTUAN STATUS GIZIPenentuan kebutuhan gizi seseorang dalam keadaan sehat dilakukan berdasarkan umur, jenis kelamin, aktivitas fisik serta kondisi khusus yakni ibu hamil dan menyusuiKEBUTUHAN ENERGIKOMPONEN UTAMA: Angka metabolisme basal/AMB atau basal metabolic rate//BMR Aktivitas fisik Komponen lain: pengaruh termis makanan /spesific dynamic action food (SDA)>jumlah kecil, dapat diabaikanCara menentukan AMB, AMB dipengaruhi umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan. Ada beberapa cara, yaitu menggunakan rumus Harris Benedict (1919), cara cepat, cara FAO/WHO/UNURUMUS HARRIS BENEDICT: Laki-laki = 66 + (13.7 x BB) + (5 x TB) - (6.8 x U) Perempuan = 65 + (9.6 x BB) + (1.8 x TB) - (4.7 x U)CARA CEPAT CARA 1:Laki-laki : 1kkal x kg BB x 24jamPerempuan : 0.95kkal x kgBB x 24jamCARA 2:Laki-laki : 30kkal x kgBBPerempuan : 25kka lx kgBBCARA FAO; memperhatikan umur, jenis kelamin dan BBUmur 0-3 LK:60.9B*)- 54; PR: 61.0B*)-513-10THN LK:: 22.7B+495; ; PR=22.5B+49910-18; LK=17.5B+651, PR= 12.1B+74618-30; LK= 15.3B+679. PR=14.7B+49630-60; LK=11.6B+879; PR=8.7B+829>60 LK=13.5B+487; PR=10.5B+596CARA MENENTUKAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK AKTIVITAS FISIK Sangat ringan, ringan, sdang, berat Kebutuhan energi:Sangat ringan: LK=1.3, PR=1.3Ringan; L=1.65 P=1.55Sedang; L=1.76 P=1.7BERAT; L=2.10. P=2 Contoh cara menaksir kbutuhan energi u/sorg perempuan umur 30 dg BB 52kg,tb 158cm aktivitasringann .. Jawab: AMB Benedict: 655+(9.652)+(1.8158)-(4.730)= 1297.6 kkal/1298 RUMUS CEPAT 1: 0.95X52X24JAM=1186KKAL CEPAT2: 25KKAL X 52= 1300KKAL WHO; 14.7X52+496KKAL=1260.4KKAL KEBbutuhan AMB menurut keempat cara diatas tdk mnunjukkan perbedaan yg berarti. Kebutuhan energi dgn aktivitas fiisik >> kalikan AMB dgn kelipatan yg sesuai dgn jnis aktvitas; ex: ringan=1.55x1300kkal=2015FAKTOR BB Kebutuhan energi u/AMB diperhitungkan menurut BB normal/ideal. Cara menetapkan BBI yg sederhana rumus Brocca: (TB dalam cm-100)*10% BBI tergantung pd besar kerangka dan komposisi tubuh, yaitu otot dan lemak. Seseorang yg mempunyai kerangka bdan yg lebih besar atau mpy komposisi otot yg lebih mpy BBI lebih besar. Ok thd rumus bb diatas diberi kelonggaran 10%.CONTOH: ssorang mpy TB 160cm kerangka badan besar pny BBI:(160-100)-10%(+10%)=(54+5.4)kg=59.4kg Bila kerangka badan kecil, BBI:(160-100)-10%(+10%)=(54-5.4)kg=48.6kg Cara lain menilai BBI: Indeks massa tubuh/IMT. Dengan ini:o Kurus; kkurangan BB berat ,batas: 25-27. Berat>27 Bila berat bdan nilainya kurang dari berat badan nilai, maka kbutuhan energi ditambah sbanyak 500 kkal,sdangkan bila lebih,dikurang 500kkal Ex: LK BB 45kg TB 165cm.IMT 45/16.5pangkat2=16.5. org ini kurus tk.berat. IMT yg diinginkan=19,maka BBI= 1.65pangkat2x19=51.7kg atau 52 Perhitungan kebutuhan energi: AMB=1kkalx52x24=1246 AMB+aktv.fisik=1.56x1246kkl=1947 Tmbahan mnaikkan bb=500kkl Total= 2447 atau 2450kklKEBUTUHAN PROTEIN LEMAK DAN KHCARA menentukan kebutuhan protein,lemak dan KH mnurut WHO: Protein : 10-15% dr kebutuhan energi total. Bila kebutuhan energi dlm sehari 2450kkl, energi yg berasal dari protein hendaknya sbesar 245-368kkl atau 61-92 gr protein Lemak; 10-25% dr kbutuhan enrgi tot. Jk sehari 2450kkl ,energi yg berasal dr lemk sbesar 245-613kkl/27-68grlemak KH; 60-75% dr enr.total,atau sisa dr kbutuhan energi yg telah dikurangi dr protein dan lemak. Bila kebutuhan sehari 2450,KH=1470-1838 atau 368-460gr KHKEBUTUHAN VITAMIN DAN MINERAL Diambil dr AKGANGKA KECUKUPAN GIZI YG DIANJURKAN Taraf knsumsi zat2 gizi esensial, yg berdasar pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir smua orang sehat. Berdasarkan pd patokan bb u/masing2 kelompok umur,gender dan aktivitas fisik Dlm penggunaannya, bila klompok pnduduk yg dihadapi mmpy rata2 BB yg berbeda dgn patokan yg digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian Bila BB terlalu kurus, KAG dihitung berdasar BBI Bukan u/peroranganANGKA KECUKUPAN GIZI UNTUK INDIVIDU Apabila melakukan perbandingan antara konsumsi zat dgn keadaan gizi ssorang, biasanya dilakukan perbandingan pencapaian konsumsi zat gzi individu tsb trhdp AKG Berhubung AKG yg tersedia bukan menggambarkan individu, tp golongan umur jnis klamin TB BB stndar.