Prospek Ekonomi Tanaman Obat

7
PROSPEK EKONOMI TANAMAN OBAT Prof. Dr. Nurfina Aznam Nugroho, SU., Apt Kamis, 15 Oktober 2015 Mentari Mengapa Tanaman Obat? Lebih dari 90 persen bahan baku obat (amilum) berasal dari luar negeri, menjadikan harganya semakin tinggi. Padahal, INDONESIA memiliki sumberdaya alam tanaman obat yang potensial, INDONESIA merupakan Mega Center Keanekaragaman Hayati Dunia dengan 30.000 jenis tumbuhan dan 7.000 di antaranya berkhasiat obat. Oleh karena itu, Pemerintah mengga-lakkan pemanfaatan tanaman obat. Produk tanaman obat di pasaran berupa: Simplisia : adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun. Simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Serbuk : merupakan sediaan halus, diproduksi oleh industri rumah tangga, industri kecil obat tradisional, dan pabrik jamu. Sediaan galenik : dibuat dengan menyari zat aktif dengan pelarut cair. Merupakan sediaan cairan yang diolah lebih lanjut menjadi serbuk, pil, atau bentuk yang lain. Beberapa tanaman obat yang telah diresepkan, antara lain: Selain itu, saat ini banyak beredar produk instant, seperti: Jahe, jahe merah, secang, kunyit, kunyit putih, temulawak, pace, dll. Ada pula yang dalam bentuk kapsul, seperti: pace kapsul, kunyit putih kapsul, dsb. Hasil industri tanaman obat asli Indonesia dalam bentuk simplisia dan minyak atsiri telah banyak dimanfaatkan oleh negara maju sebagai bahan baku obat. Di sektor industri obat asli Indonesia saat ini terdapat 810 perusahaan yang mencakup 87 buah Industri Kecil

description

herbal dan komplementer

Transcript of Prospek Ekonomi Tanaman Obat

Page 1: Prospek Ekonomi Tanaman Obat

PROSPEK EKONOMI TANAMAN OBATProf. Dr. Nurfina Aznam Nugroho, SU., Apt

Kamis, 15 Oktober 2015Mentari

Mengapa Tanaman Obat?Lebih dari 90 persen bahan baku obat (amilum) berasal dari luar negeri, menjadikan harganya semakin tinggi. Padahal, INDONESIA memiliki sumberdaya alam tanaman obat yang potensial, INDONESIA merupakan Mega Center Keanekaragaman Hayati Dunia dengan 30.000 jenis tumbuhan dan 7.000 di antaranya berkhasiat obat. Oleh karena itu, Pemerintah mengga-lakkan pemanfaatan tanaman obat.

Produk tanaman obat di pasaran berupa:• Simplisia : adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun. Simplisia merupakan bahan yang dikeringkan.

• Serbuk : merupakan sediaan halus, diproduksi oleh industri rumah tangga, industri kecil obat tradisional, dan pabrik jamu.

• Sediaan galenik : dibuat dengan menyari zat aktif dengan pelarut cair. Merupakan sediaan cairan yang diolah lebih lanjut menjadi serbuk, pil, atau bentuk yang lain.

Beberapa tanaman obat yang telah diresepkan, antara lain:

Selain itu, saat ini banyak beredar produk instant, seperti: Jahe, jahe merah, secang, kunyit, kunyit putih, temulawak, pace, dll. Ada pula yang dalam bentuk kapsul, seperti: pace kapsul, kunyit putih kapsul, dsb.Hasil industri tanaman obat asli Indonesia dalam bentuk simplisia dan minyak atsiri telah banyak dimanfaatkan oleh negara maju sebagai bahan baku obat. Di sektor industri obat asli Indonesia saat ini terdapat 810 perusahaan yang mencakup 87 buah Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), dengan omset penjualan (hanya) berkisar Rp. 900 milyar. Sangat kecil dibanding dengan negara lain seperti Cina, Perancis, Jerman, dan negara lain di Eropa. Berikut ini kendala yang mengakibatkan hal tersebut:

• Budidaya tanaman • Proses produksi• Pengembangan produk dan pemasaran • Penyediaan bahan baku tidak seimbang dengan kebutuhan

Page 2: Prospek Ekonomi Tanaman Obat

• Ketidakseragaman mutu tanah, berdampak pada ketidakseragaman mutu produk

• Belum diterapkan iptek kefarmasian dalam proses produksi• Minimnya dukungan penelitian, dll

Pembuatan produk tanaman obat oleh industri rumah maupun industri besar pada prinsipnya sama. Hanya peralatan dan kapasitasnya yang berbeda, Misalnya proses pencucian pada industri rumah lebih sederhana, sementara industri besar dengan alat-alat khusus.

Usaha Pemberdayaan Tanaman Obat• Penelitian Terpadu Dengan menggalakkan penelitian tanaman obat,

dan tindak lanjut terhadap hasil penelitian oleh industri farmasi. • Budidaya Tanaman Obat : Kelemahan produk alam adalah kontinuitas

ketersediaan bahan baku. Perlu upaya pembudidayaan tanaman tersebut, dengan memanfaatkan lahar tidur, atau kultur jaringan. Memiliki kebun sendiri yang digunakan untuk budidaya tanaman obat dapat digunakan pula sebagai salah satu sumber pedapatan.

• Penyuluhan : Penyuluhan pada produsen tradisional tentang cara-cara produksi yang baik. Penyuluhan pada masyarakat luas tentang khasiat, dan kegunaan tanaman obat.

Pengolahan Tanaman ObatMembuat Jamu:

Bahan dikupas – dicuci – diparut – dipipis – diperas – saring – masak dengan gula – saring lagi – masukkan ke dalam botol

Sebuk Instant: Dimasak dengan gula pasir – hingga menjadi gula pasir lagi (mengkristal) - packing

Pemasaran jamu• Bentuk Produk Ja mu: Instant, Capsul, Serbuk, dan Celup• Banyak pengguna Produsen laris Pedagang empon-empon laris

Petani berpenghasilan tinggi Budidaya berkembang Ekspor dapat ditingkatkan

• Untuk itu perlu adanya jalinan kerjasama, seperti berikut: Petani Penyedia bahan baku Perguruan Tinggi Suntikan dana, Penelitian Masyarakat luas Publikasi Industri Jamu Memproduksi, Memasarkan Dokter dan Petugas Kesehatan meresepkan

Contoh Tanaman Obat: • KUNIR PUTIH (Curcuma Zedoaria – Curcuma Mangga)

Page 3: Prospek Ekonomi Tanaman Obat

Melancarkan peredaran darah, haemogogum, amenorrhoe (melancarkan, peluruh, menor-malkan haid) meteorismus (menghilangkan kembung), antikanker, menghilangkan gumpalan, contusio, indigestion, memperbaiki pencernaan, analgetika (menghilangkan rasa sakit), anti peradangan (antiinflamasi), antihepatotoksik (lever), keputihan, dll.

• KUNYIT (Curcuma Domestica)

Anti radang (antiinflamasi), radang tenggorokan, ambeien (wasir), menurunkan kolesterol, anti hipertensi, keputihan, anti hepatotoksik (lever), gatal-gatal, dll.

• TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza)

menyembuhkan ambeien (wasir), menurunkan kolesterol, gatal-gatal (alergi), antihepatotoksik (lever), asma, anti sariawan, anti jerawat, meningkatkan stamina, memperbaiki pencernaan, memperlancar buang air besar, dll.

• MENGKUDU/PACE (Morinda citrifolia L.)

Sebagai pembersih racun dalam tubuh, memelihara kulit tetap sehat dan halus (juga kulit kepala dan rambut tetap sehat), penghilang rasa nyeri, stimulan, obat encok, gangguan pencernaan, alergi, menurunkan tekanan darah, diabetes, anti virus, dll.

Tanaman Obat Lainnya:

Page 4: Prospek Ekonomi Tanaman Obat

Sere (Symbopogon nardus)Menurunkan kolesterol.

Jahe Zingiber officinale)Penghangat badan, obat flu, obat kembung.

Jahe MerahObat rematik

Kencur (Kaempheria galanga)Obat batuk, flu, pelega tenggorokan

Secang (Caesalpinia sappan)Anti inflamasi (anti radang) obat flu, obat lever, menambah stamina

Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers)Brotowali dapat digunakan untuk menurunkan kadar gula darah (diabetes), juga untuk anti alergi.

Kepel (Stelechocarpus burahol)Menurunkan kadar asam urat

Page 5: Prospek Ekonomi Tanaman Obat

Laos (Alpinia galanga)Obat rematik, anti radang, obat eksim (obat kulit)

Temu Ireng (Curcuma aeuroginosa)Obat cacing

Temu Giring (Curcuma heyneana) PlusUntuk mengurangi tulang keropos (Osteoporosis), dan anti virus.

Daun Salam (Eugenia polyanta Wight)Untuk menurunkan kolesterol, gula darah, maag, dll.

Daun Sirih (Piper betle Linn)Menghilangkan keputihan, bau badan, gatal-gatal, dll

Produk dari salah satu Industri Kecil Obat Tradisional (perusahaannya Prof. Nurfina, Semoga menginspirasi )

Page 6: Prospek Ekonomi Tanaman Obat

TIPINURMembantu penyembuhan typus

DEBENURMembantu penyembuhan demam berdarah

SLIMINGNURMembantu melangsingkan badan

STAMINURMembantu meningkatkan stamina

Jadikanlah Jamu sebagai Raja di Negeri sendiri dan menjadi Tamu Terhormat di Negeri orang

Kemana-mana bawa jamu dengan jamu dapat kemana-manaNote: Pelajari lagi tentang perkembangan herbal di Indonesia ya