PROSIDING - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/39696/1/Penerapan sistem keadilan.pdf · Oleh : Derry...

14

Transcript of PROSIDING - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/39696/1/Penerapan sistem keadilan.pdf · Oleh : Derry...

Page 1: PROSIDING - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/39696/1/Penerapan sistem keadilan.pdf · Oleh : Derry Angling Kesuma, Darmadi Djufri & Putrisari Nilamcayo Pada Desa Adat Panglipuran,
Page 2: PROSIDING - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/39696/1/Penerapan sistem keadilan.pdf · Oleh : Derry Angling Kesuma, Darmadi Djufri & Putrisari Nilamcayo Pada Desa Adat Panglipuran,

ii

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Call of Paper

Tema :

“PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS PADA KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT

DAN EKSISTENSINYA DALAM HUKUM NASIONAL”

Griya STIH Sumpah Pemuda Palembang 29-30 Oktober 2019

Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda (STIHPADA) Bekerjasama dengan

Asosiasi Pengajar Hukum Adat (APHA)

Page 3: PROSIDING - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/39696/1/Penerapan sistem keadilan.pdf · Oleh : Derry Angling Kesuma, Darmadi Djufri & Putrisari Nilamcayo Pada Desa Adat Panglipuran,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

iii

PROSIDING SEMINAR NASIONAL Call of Paper

Tema :

“PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS PADA KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT DAN EKSISTENSINYA DALAM HUKUM NASIONAL”

STEERING COMMITEE (SC) DAN ORGANIZING COMMITEE (OC) Ketua Dewan Penasehat : Dr. Laksanto Utomo, S.H., M.Hum. Anggota : Prof. Dr. Dominikus Rato, S.H., M.Si Dr. Kunthi Tridewiyanti, S.H., M.A. Ketua : Hj. Fatria Khairo, S.T.P., S.H., M.H. Wakil Ketua : Windi Arista, S.H., M.H. Sekretaris : Sri Lestari Handayani, S.E.Sy. Anggota : Evi Oktarina, S.H., M.H. Sri Fitriana, S.H. Dede Riansya Putra, S.IP. Mulyadi MY., S.H. DAFTAR REVIEWER : 1. Prof. Dr. Faisal Santiago, S.H., M.M, Fakultas Hukum Universitas Borobudur Jakarta 2. Prof. Dr. Joni Emirzon, S.H., M.H, Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang 3. Prof. Dr. Ade Saptomo, S.H., M.A, Fakultas Hukum Universitas Pancasila Jakarta 4. Dr. Hj. Rianda Riviyusnita, S.H., M.Kn, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda

Palembang 5. Dr. Niko Pransisco, S.H., M.H, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda

Palembang 6. Dr. Setyo Utomo, S.H., M.H, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda Palembang EDITOR / PENYUNTING : Dr. H. Firman Freaddy Busroh, S.H., M.Hum. Tobi Haryadi, S.H., M.H. Junaidi, S.Kom. PENERBIT : Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda ALAMAT : Jalan Animan Achyat / Sukabangun 2 Nomor 1610 Kel. Sukabangun Kec. Sukarami Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan Telp / Fax : 0711-418873 Website : http://stihpada.ac.id Email : [email protected] ISBN : 978-623-90705-1-9

Page 4: PROSIDING - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/39696/1/Penerapan sistem keadilan.pdf · Oleh : Derry Angling Kesuma, Darmadi Djufri & Putrisari Nilamcayo Pada Desa Adat Panglipuran,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan ridho-Nya jualah Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper “Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Pada Kearifan Lokal Masyarakat Adat dan Eksistensinya Dalam Hukum Nasional” berhasil disusun dan diselesaikan. Adapun Tujuan Dari diselenggarakannya acara ini adalah untuk menginventarisasi keberadaan kearifan lokal dalam mengeloa sumber daya alam yang masih berlangsung, mengetahui ketahanan kearifan lokal terhadap pengaruh budaya luar dan intervensi kebijakan pemerintah, mengetahui singkronisasi peratutan perundang-undangan dalam pengelolaan sumber daya alam dengan keraifan lokal masyarakat adat dalam pengelolaan sumber daya alam dan merumuskan Policy Brief vagi pemerintah dalam pengelolaan Sumber Daya Alam yang berkelanjutan yang berbasis pada kearifan lokal masyarakat adat. Acara Seminar Nasional dan Call for paper ini diselenggarakan Di STIHPADA pada tanggal 29-30 Oktober 2019 dan terlaksana berkat dukungan serta kerjasama yang sangat kooperatif antara Asosiasi Pengajar Hukum Adat (APHA) Indonesia dan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda (STIHPADA) dan segenap instansi terkait lainnya serta semua peserta dan pemakalah yang turut serta dalam menyukseskan acara ini. Akhir kata, Kami ucapkan semoga prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper “Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Pada Kearifan Lokal Masyarakat Adat dan Eksistensinya Dalam Hukum Nasional” dapat bermanfaat bagi Kita Semua terkhusus Masyarakat Indonesia.

Palembang, 25 September 2019 Ketua Panitia, Hj. Fatria Khairo, S.T.P., S.H., M.H.

Page 5: PROSIDING - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/39696/1/Penerapan sistem keadilan.pdf · Oleh : Derry Angling Kesuma, Darmadi Djufri & Putrisari Nilamcayo Pada Desa Adat Panglipuran,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

v

DAFTAR ISI

Steering Commitee (SC) dan Organizing Commitee (OC) ......................................... ii Kata Pengantar ............................................................................................................................... iii Daftar Isi ............................................................................................................................................ iv IMPLEMENTASI HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM PELESTARIAN SUMBER DAYA AIR SEBAGAI UPAYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Oleh : Junaidi & M. Martindo Merta ........................................................................................... 1 PEMBANGUNAN HUKUM AGRIBISNIS DI ATAS HAK ULAYAT DALAM PERSPEKTIF KEARIFAN LOKAL Oleh : Dr. Darwin Ginting, SH., MH. ............................................................................................ 23 PERAN PEMERINTAH DALAM MELINDUNGI HAK ATAS TANAH MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENANAMAN MODAL Oleh : Husnaini, SE., SH., MH. & Andi Candra, SH., MH........................................................ 67 KOSMOLOGI TANAH DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM Oleh : Dominikus Rato .................................................................................................................... 87 PENGELOLAAN TAMBANG UNTUK RAKYAT DARI PERSPEKTIF KEARIFAN LOKAL Oleh : Abrar Saleng ........................................................................................................................... 105 PENGELOLAAN HUTAN LINGKUNGAN HIDUP MASYARAKAT HUKUM ADAT DAYAK DI KALIMANTAN UTARA Oleh : Marthin ..................................................................................................................................... 118 MEDIASI SEBAGAI MODEL PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA MASYARAKAT HUKUM ADAT DENGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA YANG BERKEADILAN Oleh : Marthen B. Salinding ........................................................................................................... 132 EXISTENSI TANAH HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM Oleh : Rusmini, SH., MH & Kinaria Afriani, SH., MH. ............................................................ 148 PENDAFTARAN TANAH KOMUNAL MASYARAKAT HUKUM ADAT TENGGER DESA NGADAS KABUPATEN PROBOLINGGO Oleh : IGA Gangga Santi Dewi ....................................................................................................... 168

Page 6: PROSIDING - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/39696/1/Penerapan sistem keadilan.pdf · Oleh : Derry Angling Kesuma, Darmadi Djufri & Putrisari Nilamcayo Pada Desa Adat Panglipuran,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

vi

HAK PEREMPUAN ATAS TANAH ULAYAT YANG BERALIH GUNA FUNGSI DALAM PERSPEKTIF JENDER Oleh : Wahyuni Retnowulandari ................................................................................................. 186 HAK KONSTITUSI MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM Oleh : Emanuel Raja Damaitu, S.H., M.H. .................................................................................. 206 PENYELESAIAN SENGKETA ALIH FUNGSI TANAH HAK ULAYAT UNTUK LAHAN PERKEBUNAN SAWIT (STUDI KONFLIK MASYARAKAT ADAT NYADOM DENGAN PT. CITRA MAHKOTA (CM) DI KABUPATEN MELAWI KALIMANTAN BARAT) Oleh : Lita Tyesta ALW & Wenny Ridiyan ............................................................................... 217 PERAN SUKU TUGUTIL DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM (SDA)YANG BERBASIS KEARIFAN LOKAL WILAYAH HALMAHERA PROVINSI MALUKU UTARA Oleh : Husen Alting & Nam Rumkel ........................................................................................... 229 HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA HUTAN (TINJAUAN HISTORIS YURIDIS KARHUTLA 2019) Oleh : Sryani Br. Ginting ................................................................................................................. 244 PERLINDUNGAN HUKUM TANAH ULAYAT PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERALDAN BATUBARA Oleh : Evi Oktarina, Zakaria Abbas & Liza Deshaini ........................................................... 263 PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) DALAM MEMANFAATKAN TANAH UNTUK PERKEBUNAN Oleh : Firman Freaddy Busroh & Fatria Khairo ................................................................... 279 PENERAPAN PRINSIP KEADILAN DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK TANAH DI MASYARAKAT DI ERA ROVOLUSI INDUSTRI 4.0 Oleh : Sri Warjiyati .......................................................................................................................... 299 KEARIFAN LOKAL “BEKARANG IWAK” DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM Oleh : Marsudi Utoyo & Tobi Haryadi ....................................................................................... 305 IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL “SASI” HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN ALAM Oleh : Abdul Aziz, Laspri Antoni & Gordon Butar-Butar ................................................... 321 BERCOCOK TANAM DENGAN METODE TUMPANG SARI BERBASIS KEARIFAN LOKAL PENGELOLAAN HUTAN ADAT Oleh : Dra. Hj. Erleni, S.H., M.H & Maligi Tanjung ................................................................ 336

Page 7: PROSIDING - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/39696/1/Penerapan sistem keadilan.pdf · Oleh : Derry Angling Kesuma, Darmadi Djufri & Putrisari Nilamcayo Pada Desa Adat Panglipuran,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

vii

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT BADUY DALAM MEMPERTAHANKAN ADAT ISTIADAT LELUHUR PADA ERA GLOBALISAS Oleh : Ummu Salamah ..................................................................................................................... 345 PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM MEMBUTUHKAN PERAN PEREMPUAN Oleh : Dr. Siti Muflichah, SH., MH. ............................................................................................... 366 HARMONISASI KEARIFAN LOKAL HUKUM ADAT DALAM UPAYA PEMBANGUNAN HUKUM Oleh : Prof. Dr. A. Suriyaman Mustari Pide SH., MH. ............................................................ 384 PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PELESTARIAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM Oleh : Nur Aida SH, MH, M.Si......................................................................................................... 403 RELASI SISTEM FORMAL DAN INFORMAL DALAM PENGELOLAN SUMBER DAYA LAUT DAN PESISIR OLEH MASYARAKAT HUKUM ADAT Oleh : Rina Yulianti ........................................................................................................................... 419 KEARIFAN LOKAL HAK-HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN ADAT Oleh : Rosnidar Sembiring ............................................................................................................. 440 PENGEMBANGAN MODEL HUKUM TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL LINGKUNGAN (TJSL) TERHADAP DAMPAK AKTIVITAS PENAMBANGAN BATU BARA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI SUMATERA SELATAN Oleh : Luil Maknun, Serlika Aprita, Febrina Hertika Rani, Syahriati Fakhriah & Dea Justicia Ardha............................................................................................................................. 461 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MASYARAKAT PENGRAJIN TENUN ADAT TANJUNG BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN Oleh : Juniar Hartikasari, S.Pd, SH, MH. & Hj. Yunani, SH., MH. ...................................... 478 PERTANGGUNG JAWABAN PEMERINTAH DAERAH ATAS LINGKUNGAN HIDUP YANG BEBAS ASAP DAN PERANAN MASYARAKAT HUKUM ADAT OGAN KOMERING ILIR DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM Oleh : Evi Purnama Wati ................................................................................................................ 496 KEPASTIAN HUKUM HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ADAT DALAM PEMBANGUNAN PERKEBUNAN BERDASARKAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU Oleh : Hj. Nursimah, SE. SH. MH. & Dra. Hj. Lilies Anisah, SH. MH. ................................ 510 PENGELOLAAN TANAH ULAYAT PERSFEKTIF KEARIFAN LOKAL DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Oleh : Hj. Dodoy Suharyati, Warmiyana & Rusniati ............................................................ 529

Page 8: PROSIDING - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/39696/1/Penerapan sistem keadilan.pdf · Oleh : Derry Angling Kesuma, Darmadi Djufri & Putrisari Nilamcayo Pada Desa Adat Panglipuran,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

viii

EKSISTENSI HUKUM POSITIP INDONESIA YANG TERKAIT DALAM UPAYA PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) Oleh : Hj. Eveline Fifiana & Saudin ............................................................................................. 550 ANALISA HUKUM PENGALIHAN HAK ULAYAT PADA MASYARAKAT ADAT MELAYU DI KABUPATEN DHARMASRAYA SUMATERA BARAT Oleh : Lita Tyesta ALW & Febri Andiki ..................................................................................... 563 PERLINDUNGAN HUKUM MASYARAKAT ADAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN USAHA PERTAMBANGAN Oleh : Atika Ismail & Eni Suarti .................................................................................................. 572 ACCESS BENEFIT SHARING DALAM PATEN UNTUK MENGHINDARI BIOPIRACY Oleh : Derry Angling Kesuma, Darmadi Djufri & Putrisari Nilamcayo ......................... 590 PERLINDUNGAN HUKUM PENGELOLAAN HUTAN ADAT OLEH MASYARAKAT HUKUM ADAT Oleh : Enni Merita & Hj. Erleni .................................................................................................... 607 KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT DI PULAU DEWATA YANG MENDASARKAN PADA NILAI-NILAI MASYARAKAT ADAT SETEMPAT (Studi Pada Desa Adat Panglipuran, Bali) Oleh : Mira Novana Ardani ............................................................................................................ 627 MEMAHAMI KEARIFAN MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM : PERSPEKTIF ANTROPOLOGI HUKUM Oleh : I Nyoman Nurjaya ................................................................................................................ 649 URGENSI PERLINDUNGAN HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT DI INDONESIA URGENSI PERLINDUNGAN HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT DI INDONESIA Oleh : Rianda Dirkareshza & Aji Lukman Ibrahim ............................................................... 662 PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI DESA TANJUNG ARO KECAMATAN PAGARALAM UTARA Oleh : Windi Arista & Rohman Hasyim ..................................................................................... 677 KONVERSI HAK ATAS TANAH BEKAS HAK MILIK TANAH ADAT SEBAGAI UPAYA MENJAMIN KESEIMBANGAN LINGKUNGAN H. Bambang Sugianto & Hj. Siti Sahara ..................................................................................... 690 PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BERBASIS PADA KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT DAN EKSISTENSINYA DALAM HUKUM NASIONAL Oleh : Iwan Riadi, M. Mandala Putra & Arie Sepriansyah.................................................. 706

Page 9: PROSIDING - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/39696/1/Penerapan sistem keadilan.pdf · Oleh : Derry Angling Kesuma, Darmadi Djufri & Putrisari Nilamcayo Pada Desa Adat Panglipuran,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PROSIDING : Call Of Paper ISBN : 978-623-90705-1-9

Seminar Nasional : Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Pada Kearifan Lokal Masyarakat Adat Dan Eksistensinya Dalam Hukum Nasional 299

PENERAPAN PRINSIP KEADILAN DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK

TANAH DI MASYARAKAT DI ERA ROVOLUSI INDUSTRI 4.0

Oleh :

Sri Warjiyati

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya

Jl. A. Yani No. 117 Surabaya

[email protected]

Abstrak

Pengaturan hukum yang berkaitan dengan tanah sebagaimana yang diatur dalam

Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA), di dalam pelaksanaannya banyak mengalami

kendala dan masalah yang terjadi di masyarakat Agraris. Hal ini terlihat fenomena sengketa

tanah yang paling ketat antara masyarakat dengan pemerintah dan sebaliknya, pengusaha

dengan pemerintah, dan pengusaha dengan masyarakat menunjukkan adanya peningkatan dari

tahun 2018 sebanyak 6,545 kasus dan pada 2019 sebanyak 8900 kasus.

Jadi perlu diteliti secara mendalam faktor-faktor apa yang menyebabkan konflik tanah, dan

tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap Sengketa tanah tradisional antara masyarakat

dan pemerintah. Metode Penulisan inimenggunakan studi literatur. Dengan melihat fenomena

yang terjadi saat ini yang memicu konflik tanah dalam dua tahun telah meningkat tajam.

Berdasarkan fenomena, faktor utama adalah motivasi untuk sumber daya tanah untuk

kebutuhan proyek pembangunan pemerintah dan untuk meningkatkan sumber daya

masyarakat .

Dalam diskusi ini, disetujui pada saat hukum adat memposisikan prinsip keadilan dalam

penyelesaian konflik tanah. Apapun bentuk atau sifat perselisihan itu, solusinya untuk

membawa harmoni bagi masyarakat. Tujuan ini harus disetujui dalam setiap penyelesaian

sengketa adat.

Bagi masyarakat adat di Indonesia dalam penyelesaian sengketa tanah, biasanya dilakukan

dalam musyawarah dengan keadilan. Ini membuktikan penyelesaian hukum adat

memprioritaskan perlunya rasa keadilan para pihak.

Kata kunci : Sengketa Tanah, Hukum Adat, Keadilan.

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tanah yang baik tergantung pada manusia dan pengelolaannya, tanah sebagai

tubuh alam yang dapat tumbuh dan hidup, tanah yang baik selalu menjadi sumber daya

utama yang selalu terjaga dan berlangsung kebesarannya selama mereka pandai

memelihara tanah sebagai tubuh alam.

Manusia tidak akan lepas dari tanah, karena eksistensi Manusia sebenarnya

berbicara tentang tanah. Tanah adalah tempat manusia melakukan aktivitas untuk

mendapatkan sumber daya untuk mendapatkan kehidupan.

Page 10: PROSIDING - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/39696/1/Penerapan sistem keadilan.pdf · Oleh : Derry Angling Kesuma, Darmadi Djufri & Putrisari Nilamcayo Pada Desa Adat Panglipuran,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PROSIDING : Call Of Paper ISBN : 978-623-90705-1-9

Seminar Nasional : Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Pada Kearifan Lokal Masyarakat Adat Dan Eksistensinya Dalam Hukum Nasional 300

Sebagaimana yang kita ketahui bagi masyarakat Indonesia, persekutuan Hukum

itu merupakan organisasi sosial untuk mencapai kepentingan, sehingga para anggotanya

diperlukan untuk melanjutkan kehidupan mereka di dalam persekutuan hukum. Oleh

karena itu, agar persekutuan Hukum dapat mendukung kehidupannya, perlu untuk

mengatur lingkungan tanah yang akan digunakan untuk menyediakan tempat tinggal bagi

para anggotanya, untuk menyediakan kehidupan bagi para anggotanya dan untuk

memenuhi tugas roh para leluhur mereka. Jadi persekutuan hukum adalah dasar untuk

mempertahankan hidupnya. Itulah sebabnya persekutuan hukum kemudian mengubah

hak-hak Lingkungan tanah tertentu. persekutuan hukum memiliki hak untuk mengatur

tanah yang didudukinya, serta untuk mengontrol hak atas semua isi hutan, danau dan laut.

Dalam masyarakat adat Jawa "Sedumuk Bathuk Sejari Bumi di Tohi Sampe Pati"

yang maknanya "nilai tanah memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan manuisa

nilainya hanya sekecil jari dan pelipis kening manusia dibandingnkan dengan seluas

bumi yang ada, tidaklah ada artinya namun kalau menyoal tanah meskipun kecil hanya

satu jari-jari bumi orang akan mempertahankan dan memperjuangkan tanah itu sampai

dengan titik penghabisan”. Melihat arti pentingnya tanah, orang akan berselisih meskipun

dengan saudaranya sendiri.

Sengketa pertanahan tidak dapat dilepaskan dari Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berorientasi pada anggaran umum yang diterbitkan dalam UUD 1945.

Tanah adalah sumber daya alam yang penting bagi manusia untuk memperbaiki umat

manusia, hubungan manusia dengan tanah yang tidak hanya digunakan sebagai tempat

berteduh, tetapi tanah juga menyediakan sumber daya untuk mendukung hidup manusia.

Sengketta Tanah adalah masalah yang muncul karena pentingnya tanah, yang

tidak dapat ditolak karena berbagai alasan, yang sangat tinggi, sementara jumlah bidang

tanah terbatas. Ini membutuhkan perbaikan di bidang penggunaan lahan dan penataan

untuk kesejahteraan masyarakat, terutama kepastian hukum. Upaya yang dilakukan oleh

pemerintah untuk menyelesaikan sengketa tanah adalah untuk menghindari penumpukan

sengketa tanah yang dapat merugikan masyarakat .Berdasarkan data tahun 2018 ada 6545

kasus sengeketa tanah sementara di tahun 2019 ada 8900 kasus sengketa tanah.

Bagi masyarakat Indonesia, tanah memiliki makna multidimensi 1. Dari sudut

pandang ekonomi adalah sarana produksi untuk membawa kemakmuran, 2. Secara politis

menentukan posisi setiap orang dalam mengambil keputusanmasyarakat, 3. Sosial budaya

yang tinggi dan rendahnya pemilik, 4. Sakral, karena menyangkut masalah warisan dan

transendental. Berdasarkan uraian di atas makna multidimensi komunitas khusus untuk

Page 11: PROSIDING - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/39696/1/Penerapan sistem keadilan.pdf · Oleh : Derry Angling Kesuma, Darmadi Djufri & Putrisari Nilamcayo Pada Desa Adat Panglipuran,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PROSIDING : Call Of Paper ISBN : 978-623-90705-1-9

Seminar Nasional : Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Pada Kearifan Lokal Masyarakat Adat Dan Eksistensinya Dalam Hukum Nasional 301

kehidupan masyarakat agraris. Oleh karena itu, seseorang akan mencoba untuk memiliki

dan menguasainya, sehingga tidak mengherankan tanah menjadi harta khusus dan

mengatasi masalah sosial yang kompleks dan kompleks. Menyadari pentingnya tanah

Bagi kehidupan Manusia, Republik Indonesia merumuskan tanah dan sumber daya alam

secara ringkas tetapi sangat filosofis dan substansial didalam UUD 1945 pasal 33 ayat (3)

"Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Hal ini menunjukkan bahwa

negara bertanggung jawab untuk memberikan kemakmuran bagi rakyatnya dengan cara

pengelolaan sumber daya alam yang baik.

Ketimpangan atas kepemilikan tanah inilah yang sering menyebabkan masalah

tanah dinegara agrarian terutama Indonesia yang merupakan salat Satu penyebab konflik

agraria. Bagi masyarakat Indonesia, ketimpangan kepemilikan tanah masih kontraks

terutama dalam hal pembangunan. Di mana, pengembangan masyarakat cukup pesat dan

kebutuhan meningkat tidak sebanding dengan luas tanah yang tidak pernah meningkat.

Ketidaksetaraan ini sangat kontras dengan kehidupan masyarakat pedesaan, yang rata-

rata masih di bawah tingkat kemiskinan. Fakta ini tidak dapat disangkal karena

merupakan aset ekonomi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan bagi pemiliknya

juga merupakan aset politik dalam pengambilan keputusan di masyarakat. Tidak heran

sekarang bahwa tanah selalu menjadi objek yang diperebutkan, menyebabkan

perselisihan dan konflik yang timbul sehubungan dengan tanah dan sumber daya di

dalamnya. Selain itu, ketidakseimbangan dalam struktur kepemilikan, penggunaan dan

penggunaan tanah dan ketidaksetaraan dengan sumber-sumber produksi lainnya

menyebabkan konflik agraria.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif, dimana penelitian

normatif dasar adalah penelitian kepustakaan yang berisi bahan hukum primer, bahan

hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Sedangkan penelitian hukum empiris adalah

penelitian yang didasarkan pada penelitian hukum nyata di masyarakat. Pada kesempatan

ini analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan menggambar data

menggunakan kata-kata dan kalimat.

Selain itu, teknik yang digunakan didalam penelitian ini adalah teknik

argumentasi dari penggunaan teknik evaluasi karena penilaian harus didasarkan pada

rumusan penalaran hukum. Sambil mencari hubungan antara konsep hukum dengan

Page 12: PROSIDING - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/39696/1/Penerapan sistem keadilan.pdf · Oleh : Derry Angling Kesuma, Darmadi Djufri & Putrisari Nilamcayo Pada Desa Adat Panglipuran,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PROSIDING : Call Of Paper ISBN : 978-623-90705-1-9

Seminar Nasional : Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Pada Kearifan Lokal Masyarakat Adat Dan Eksistensinya Dalam Hukum Nasional 302

undang-undang yang diperoleh mengacu pada pengaturan Hukum Adat yang sistematis.

Diharapkan memperoleh kesimpulan tentang permasala han yang sesuai penelitaian.

B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Munculnya Masalah Sengketa Tanah

Tanah sengekta adalah sengketa yang telah ada sejak lama, dari era orde lama,

era orde baru, era reformasi dan hingga sekarang. Sengketa tanah kualitatif dan

kuantitatif adalah masalah yang selalu ada dalam jalinan kehidupan masyarakat. Sengketa

tanah atau konflik menjadi masalah kronis dan klasik yang terjadi di masa lalu bahkan di

mana-mana. Perselisihan dan konflik tanah adalah masalah yang kompleks dan

multidimensi.261

Sengketa tanah telah mengakar sejak zaman dahulu hingga sekarang, akar

sengketa tanah merupakan faktor dasar yang menyebabkan sengketa tanah. Akar masalah

konflik tanah penting untuk disepakati dan diinventarisasi untuk menemukan solusi atau

bentuk penyelesaian yang akan dilakukan.262

Jika dilihat secara faktual, diagram yuridis yang mengatur masalah tanah tidak

dapat diimplementasikan secara konsekuen dengan berbagai alasan sehingga

menimbulkan sengketa pertanahan. Sumber sengketa tanah yang ada meliputi:263

1. Kontrol kepemilikan / kendali tanah yang tidak merata

2. Perbedaan dalam penggunaan lahan pertanian dan non-pertanian

3. Kurangnya keberpihakan bagi orang-orang yang ekonominya lemah

4. Kurangnya pengakuan dari masyarakat hukum adat atas tanah seperti hak ulayat

5. Lemahnya tawar menawar dari hak atas tanah masyarakat dalam pembebasan tanah.

Secara garis besar. Maria SW Sumardjono menyebutkan beberapa akar sengketa

tanah, sebagai berikut264:

1. Konflik yang ditimbulkan oleh kepentingan yang terkait substantif (Contoh: hak atas

sumber daya alam termasuk tanah) kepentinganpribadi, serta kepentingan psikologis.

261Sumarto, "Penanganan dan Penyelesaian Konflik Tanah dengan Prinsip Solusi Menang-

Menang oleh Badan Pertanahan Nasional Indonesia", Disampaikan ke Direktorat Pendidikan dan

Pelatihan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia pada 19 September 2012. Hal 2. 262 Ibid..., Hal 4. 263Noer Fauzi Rachman, "Rantai Konflik Agraria Kronis, Sistematis, dan Penjelasan Kronik di

Indonesia". Bhumi, Jurnal Ilmiah PPPM-STPN Bidang Pertanahan, Nomor 37 Tahun 12 , April 2013, Hal

4. 264Maria SW Sumardjono, "Tanah dalam Perspektif Hak-hak Ekonomi Sosial dan Budaya",

Jakarta: Kompas, 2008. Hal 112-113.

Page 13: PROSIDING - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/39696/1/Penerapan sistem keadilan.pdf · Oleh : Derry Angling Kesuma, Darmadi Djufri & Putrisari Nilamcayo Pada Desa Adat Panglipuran,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PROSIDING : Call Of Paper ISBN : 978-623-90705-1-9

Seminar Nasional : Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Pada Kearifan Lokal Masyarakat Adat Dan Eksistensinya Dalam Hukum Nasional 303

2. Konflik struktural yang disebabkan oleh kehidupan masyarakat yang berinteraksi

atau distruktif, pengawasan kepemilikan atau distribusi sumber daya yang tidak

merata, otoritas yang tidak seimbang, dan faktor geografis, fisik atau lingkungan

yang menghambat kerja sama.

3. Konflik nilai disebabkan oleh perbedaan kriteria yang digunakan untuk

mengevaluasi ide atau perilaku, Perbedaan didalam gaya hidup, ideologi atau

agama/kepercayaan.

4. Konflik hubungan yang disebabkan oleh dialog yang berlebihan, persepsi yang salah,

komunikasi yang buruk, dan pengulangan perilaku negatif.

5. Konflik data yang disebabkan oleh informasi yang salah, informasi yang salah,

tentang perbedaan pendapat hal-halyang sudah biasa, interpretasi terhadap data-data

yang berbeda , dan perbedaan dalam prosedur penilaian.

Dari sini ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan sering terjadinya masalah

sengketa tanah :

1. Sistem administrasi pertanahan dalam sertifikasi tanah, yang salah. Masalah ini

muncul dikarenakan sistem administrasi yang buruk dikarenakan banyak yang tidak

bermoral.

2. Penyaluran kepemilikan tanah yang tidak seimbang disebabkan oleh

ketidakseimbangan dalam penyaluran kepemilikan tanah, baik dari sektor pertanian

maupun dari non-pertanian yang menyebabkan ketidakseimbangan baik secara

ekonomi, politik, dan sosiologis. Ketidakseimbangan dalam distribusi tanah tidak

dapat dilepaskan dari kebijakan ekonomi yang menggunakan kapitalistik dan liberal.

3. Keapsahan suatu kepemilikan tanah pada persetujuan formal (sertifikat) tanpa

memperhatikan legalitas atau tidak (de jure) . Mungkin saja tanah yang disertifikasi

oleh perusahaan besar atau pemodal, tetapi tanah ini telah lama ditinggalkan. Ketika

masyarakat ingin memanfaatkan lahan yang yang kosong tersebut dengan

memanfaatkan dengan menggarapkan lahan tersebut, bahkan ada yang berpuluhan

tahun dengan mudahnya masyarakat dikalahkan haknya dipengadilan ketika muncul

suatu masalah sengketa.

Sebelumnya sudah dijelaskan untuk penyebab terjadinya sengekta

pertanahanadalah ketidakseimbangan dalam penguasaan lahan antara manajemen negara

dan penguasaan lahan negara . Jadi, untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan tanah

yang bersifat tetap, pemerintah meminta untuk memanfaatkan penggunaan lahan, dengan

Page 14: PROSIDING - Sunan Ampeldigilib.uinsby.ac.id/39696/1/Penerapan sistem keadilan.pdf · Oleh : Derry Angling Kesuma, Darmadi Djufri & Putrisari Nilamcayo Pada Desa Adat Panglipuran,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PROSIDING : Call Of Paper ISBN : 978-623-90705-1-9

Seminar Nasional : Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Pada Kearifan Lokal Masyarakat Adat Dan Eksistensinya Dalam Hukum Nasional 304

mengeluarkan persyaratan seperti halnya tentang penyediaan tanah pribadi dan badan

hukum di tanah negara dan di hak atas tanah .265

2. Penerapan Prinsip Keadilan dalam Menyelesaikan Konflik Tanah Adat

Dalam hukum adat tidak ada perbedaan atau pembagian hukum menjadi hukum

perdata atau hukum pidana seperti yang kita bedakan dalam konteks hukum formal.

Dengan demikian, sengketa yang dimasukkan dalam konteks penyelesaian sengketa

adatsemuaadalah bentuk pelanggaran hukum adat baik perdata dan pidana. Apa pun

bentuk atau sifat perselisihan itu, solusinya untuk membawa harmoni bagi masyarakat.

Tujuan ini harus disetujui dalam setiap penyelesaian sengketa adat.

Penyelesaian sengketa dapat diselesaikan pada pertemuan hakim adat .Dengan

kata lain, proses itu bisa dilakukan di antara mereka. Penyelesaian sengketa adat

diselesaikan secara damai. Hal ini dapat menjadi solusi alternatif untuk tanah sengketa,

untuk masyarakat adat Indonesia untuk menyelesaikan masalah sengketa dilakukan

secara damai demi keadilan bagi para pihak. Tujuan akhir diharapkan untuk mencapai

kedamaian komunitas, kedamaian dan keharmonisan pihak dalam perselisihan untuk

menjadi harmonis dan mengakhiri permusuhan dan saling menerima.266

C. KESIMPULAN

Sengketa tanah adalah masalah yang muncul karena adanya kepentingan atas

tanah. Faktor yang menyebabkan sering timbul sengketa tanah adalah sebagai berikut :

a. Administrasi belum terpenuhi .

b. Prinsip keadilan kepemilikan tidak terdistribusi secara adil

c. Kepemilikan tanah hanya berdasarkan bukti formal (sertifikat).

Pemukiman berbasis tanah adat diimplementasikan dalam bentuk penyelesaian

secara damai. Ini menjadi salah satu alternatif menyelesaiansengketa. Bagi masyarakat

Indonesia dalam survei berhasil dilakukan secara damai. Setelah perselisihan

diselesaikan, masyarakat tetap damai dan harmonis, pihak-pihak yang berselisih akan

kembali bersama ,tidak akan ada permusuhan dan akan saling menerima. Penentuan

benar atau salah bukanlah menjadi tujuan utama, sekalipun itu dipertimbangkan dalam

pemberian kewajiban tertentu sebagai suatu sanksi.

265Herlina Ratna Sambawa Ningrum, Analisis Hukum Sistem Penyelesaian Sengketa Tanah

Berbasis Keadilan, Jurnal Reformasi Hukum Volume I No. 2 Mei-Agustus 2014, hal 221-224. 266Abdurrahman, " Penyelesaian Sengketa through Pendekatan Adat (Penyelesaian Sengketa

through Pendekatan Adat)", Jurnal Kanun Edisi April 50 2010, Ha 130.