PROSIDING Seminar Nasional Pembelajaran Pelaksanaan PRODA ...
Transcript of PROSIDING Seminar Nasional Pembelajaran Pelaksanaan PRODA ...
Kementerian PPN/Bappenas
2015
prosidingSeminar Nasional
Pembelajaran Pelaksanaan Program Reforma Agraria Daerah (PRODA)
di Kalimantan Timur
DIREKTORAT TATA RUANG DAN PERTANAHANBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 1
1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu isu strategis bidang pertanahan adalah masih kurangnya jaminan kepastian hukum hak atas tanah. Hal terlihat dari masih marak terjadinya konflik dan sengketa pertanahan di seluruh wilayah nasional. Teridentifikasi terjadinya konflik dan sengketa pertanahan salah satunya disebabkan masih rendahnya cakupan bidang tanah bersertipikat. Data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), menunjukkan bahwa jumlah total bidang tanah yang telah bersertipikat di seluruh wilayah nasional sampai tahun 2013 mencapai 45 juta bidang tanah atau sekitar 51,8% dari jumlah total 86.845.839 bidang tanah yang ada di Indonesia. Namun dari jumlah tersebut, cakupan bidang tanah yang bersertipikat dan terdigitasi dengan baik baru mencapai 14,11 % atau sekitar 16,8 juta bidang. Hal ini menggambarkan cakupan bidang tanah bersertipikat masih rendah.
Terkait dengan hal tersebut sebagaimana telah digariskan dalam Nawacita dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 bidang pertanahan adalah meningkatkan jaminan kepastian hukum hak atas tanah, melalui: (i) Peningkatan cakupan peta dasar pertanahan. Pada akhir tahun 2019 cakupan peta dasar pertanahan diharapkan dapat mencapai 80 persen dari wilayah nasional; (ii) Peningkatan cakupan bidang tanah bersertipikat. Pada akhir tahun 2019 cakupan bidang tanah bersertipikat diharapkan dapat
1. Pendahuluan
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 2
mencapai 80 persen dari wilayah nasional; (iii) Terlaksananya publikasi tata batas kawasan hutan dan non hutan dan terintegrasi ke dalam sistem pendaftaran tanah nasional; dan (iv) Terlaksananya sosialisasi peraturan perundang-undangan terkait tanah adat/ulayat di seluruh provinsi.
Dalam rangka mempercepat persentase cakupan jumlah bidang tanah yang telah bersertipikat dan terdigitasi dengan baik, telah dilaksanakan berbagai program antara lain Program Agraria Nasional (PRONA), sertipikasi tanah lintas sektor (petani, nelayan, pelaku usaha kecil menengah/UKM, transmigran). Secara umum, program sertipikasi tanah ini diperuntukan bagi masyarakat tidak mampu yang dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN). Namun mengingat terbatasnya ketersediaan APBN dan di sisi lain cakupan bidang tanah belum bersertipikat masih sangat besar, beberapa pemerintah daerah yang mempunyai kapasitas keuangan daerah yang memadai juga melaksanakan sertipikasi tanah bagi masyarakat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masing-masing pemerintah daerah (pemda). Program tersebut dikenal dengan Program Agraria Daerah (PRODA). Desain program tersebut mirip dengan PRONA, tetapi sumber pendanaan berasal dari pemerintah daerah.
Salah satu pemda yang telah melaksanakan PRODA tersebut adalah Provinsi Kalimantan Timur. Pembiayaan program tersebut telah berjalan dengan mekanisme bantuan keuangan (Bankeu) dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten. Pada Tahun 2015, program tersebut menargetkan sertipikasi tanah sebanyak 921 bidang tanah pertanian yang tersebar di 6 Kabupaten, yaitu Kutai Timur, Kutai Barat, Kutai Kertanegara, Paser, Berau, dan Penajam Paser Utara. Agar kegiatan sertipikasi dapat berjalan dengan baik, pada tahun 2014 telah
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 3
dilaksanakan kegiatan pra-sertipikasi untuk memastikan bahwa subyek dan obyek tanah sudah jelas dan benar (clear and clean). Selain itu, pelaksanaan PRODA memerlukan koordinasi dan peran dari pihak-pihak terkait antara lain: Bappeda provinsi dan kabupaten/kota, BPKP, Biro Keuangan, Kanwil BPN provinsi, Kantor Pertanahan kab/kota, Camat, dan Kepala Desa.
Keberhasilan pelaksanaan PRODA di Kalimantan Timur dimaksud, dapat direplikasi dan diambil pembelajaran (lesson learn) oleh pemerintah daerah lainnya. Dengan demikian, pelaksanaan sertipikasi tanah tersebut diharapkan dapat mempercepat cakupan bidang tanah bersertipikat di seluruh wilayah nasional. Selain itu, pasca dilaksanakan sertipikasi, pemerintah daerah dapat melanjutkan dengan kegiatan program pemberdayaan masyarakat. Pada akhirnya berdampak pada peningkatan jaminan kepastian hukum hak atas bagi masyarakat dan di sisi lain memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berkenaan dengan hal itu, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian Perencanaan Pembangunan/ Bappenas melaksanakan Seminar Nasional Pembelajaran Pelaksanaan Program Agraria Daerah (PRODA) di Kalimantan Timur dalam rangka percepatan cakupan bidang tanah bersertipikat. Seminar tersebut menghadirkan narasumber yang berkompetensi dan berperan dalam keberhasilan pelaksanaan PRODA di Kalimantan Timur dan mengundang seluruh Bappeda, Kanwil BPN provinsi di seluruh Indonesia, serta beberapa K/L di pusat.
1.2 TUJUAN
Seminar Nasional Pembelajaran Pelaksanaan Program Agraria Daerah (PRODA) di Provinsi Kalimantan Timur
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 4
bertujuan untuk mensosialisasikan mekanisme pelaksanaan Program Agraria Daerah kepada seluruh Pemerintah Daerah sehingga program tersebut dapat direplikasi oleh pemda lainnya.
1.3 TEMPAT DAN WAKTU
Seminar Nasional dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 3 September 2015
Waktu : Pukul 09.00 s/d Selesai
Tempat : Ballroom Akmani Hotel
Jl. K.H. Wahid Hasyim No. 91-
Jakarta Pusat
1.4 PESERTA
Peserta yang diundang dan diharapkan hadir dalam seminar ini adalah Kepala Bappeda Pronvinsi dan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Seluruh Indonesia.
1.5 PANITIA PELAKSANA
Panitia pelaksanan seminar adalah Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Panitia dapat dihubungi melalui telp/fax: (021) 392 7412 atau melalui email: [email protected].
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 5
1.6 AGENDA SEMINAR
Waktu Kegiatan Oleh
09.00 – 09.30
Registrasi Peserta Panitia
09.30 – 09.45
Pembukaan dan Pengantar Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian PPN/Bappenas
09.45 – 11.00
Paparan: Moderator: Kepala Subdit Pertanahan, Kementerian PPN/Bappenas
(25’) 1. Arahan Kebijakan Kegiatan Pensertipikatan PRODA di daerah
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(25’) 2. Upaya Pemerintah Daerah Prov. Kalimantan Timur dalam rangka Percepatan Sertipikasi Tanah
Bappeda Provinsi Kalimantan Timur
(25’) 3. Pengalaman Kab. Penajam Paser Utara dalam Pelaksanaan PRODA
Pemda Kab. Penajam Paser Utara
11.00 – 12.30
Diskusi dan Tanya Jawab Seluruh Peserta
12.30 – 13.00
Penutupan Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian PPN/Bappenas
13.00 – selesai
Makan Siang Seluruh peserta
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 6
2.1 PENGANTAR DAN PEMBUKAAN SEMINAR
Seminar Nasional diawali dengan paparan pengantar dan
pembukaan oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan,
Bappenas, Dr. Ir. Oswar M. Mungkasa, MURP. Beberapa hal
penting yang disampaikan, yaitu :
- Program pertanahan atau agraria merupakan salah
satu ujung tombak program pembangunan nasional.
- Ada beberapa point yang terkait dengan bidang
pertanahan yang merupakan amanat RPJPN 2005-
2025, antara lain: pengelolaan pertanahan yang efisien
dan efektif; penegakan hukum hak atas tanah yang
menerapkan prinsip keadilan; Perlu melaksanakan
land reform; Penyempurnaan sistem hukum dan
produk hukum pertanahan melalui inventarisasi
peraturan perundang-undangan pertanahan dengan
mempertimbangkan aturan masyarakat adat;
Peningkatan upaya penyelesaian sengketa pertanahan.
- Adapun arahan RPJMN 2015-2019 untuk bidang
pertanahan meliputi beberapa isu strategis yaitu: (i)
Jaminan Kepastian Hukum Hak Masyarakat Atas
Tanah; (ii) Ketimpangan Penguasaan, Pemilikan,
Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (P4T) serta
Kesejahteraan Masyarakat; (iii) Kinerja Pelayanan
2. Pelaksanaan Seminar
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 7
Pertanahan; (iv) Ketersediaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
- Pelaksanaan Program Agraria Daerah (PRODA) atau
Program Agraria Nasional (PRONA) akan terkait
dengan kepastian hukum hak masyarakat atas tanah,
karena untuk perubahan sistem publikasi pendaftaran
tanah, percepatan penyelesaian kasus, dan kepastian
hak atas tanah masyarakat adat.
- Nawacita dan RPJMN 2015-2019 menekankan
beberapa hal yaitu peningkatan jaminan kepastian
hukum hak atas tanah, melalui: peningkatan cakupan
peta dasar pertanahan, peningkatan cakupan bidang
tanah bersertipikat, terlaksananya publikasi tata batas
kawasan hutan dan non hutan, terlaksananya
sosialisasi peraturan perundangan terkait tanah
adat/ulayat.
- Agenda nasional yang berkenaan dengan percepatan
sertipikasi tanah, intinya: target untuk pelaksanaan
sertipikasi tanah sangat besar ditargetkan mencapai 10
juta hektar sampai dengan tahun 2019. Namun
kemampuan APBN untuk menyediakan anggaran
pelaksanaan sertipikasi tanah sangat terbatas,
sehingga diperlukan tambahan (bantuan) dari pemda
untuk mempercepat pelaksanaan sertipikasi tanah
melalui skema PRODA. Saat ini tercapata sudah 4
provinsi yang melaksanakan PRODA, yaitu antara lain
Kalimantan Timur, Jawa Timur.
- Dalam kesempatan seminar ini berharap agar
pengalaman pelaksanaan PRODA oleh beberapa
provinsi tersebut dapat dibagi kepada daerah lain dan
dapat diikuti oleh daerah lain sehingga dapat
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 8
mempercepat peningkatan cakupan bidang tanah
bersertipikat.
- Pada kesempatan seminar ini Provinsi Kaltim yang
akan berbagi pengalaman pelaksanaan PRODA di
Kaltim. Provinsi Kaltim sejak 2011 sudah
melaksanakan PRODA, namun sempat berhenti lalu
dengan adanya koordinasi dapat dilanjutkan kembali
pada tahun 2015.
- Melalui presentasi dari narasumber dan diskusi dalam
seminar dapat mendorong melaksanakan PRODA pada
provinsi.
- Pelaksanaan PRODA dan PRONA merupakan salah satu
program nasional yang bertujuan untuk mempercepat
cakupan bidang tanah bersertipikat.
2.2 PAPARAN-PAPARAN
Pada sesi paparan-paparan yang dimoderatori oleh Kepala
Sub Direktorat Pertanahan, Bappenas (Bapak Uke M.
Hussein, SSi, MPP) dengan tiga orang narasumber yaitu:
Direktur Pengaturan dan Pendaftaran Hak Tanah, Kemen
ATR/BPN (diwakili oleh Bapak Sutoro, SH); Kepala
Bappeda Provinsi Kalimantan Timur (Bapak Dr. Rusmadi);
Asisten I Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah
Kabupaten Paser Penajam Utara, Kaltim (Ali Rahman, SE).
2.2.1 Direktur Pengaturan dan Pendaftaran Hak
Tanah, Ruang dan PPAT, Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
diwakili oleh Bapak Sutoro, SH, SSos
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 9
Beberapa hal penting yang disampaikan, antara lain
sebagai berikut:
- Sesuai dengan Nawacita yang tercantum dalam angka
5 yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Khusus terkait dengan Kemen ATR/BPN peningkatan
kesejahteraan melalui reforma agraria 9 jta hektar.
- Kem ATR/BPN mendorong pemda untuk membiayai
pelaksanaan program sertipikasi melalui APBD. Hal ini
untuk mendukung pencapaian RPJMN 2015-2019
bidang pertanahan.
- Pelaksanaan sertipikasi tanah merupakan amanat dari
UU No 5/1960 dan merupakan tugas pemerintah.
Namun demikian keterbatasan APBN sehingga capaian
cakupan sertipikasi tanah sampai saat ini masih sangat
kecil.
- Kem ATR/BPN sudah menerbitkan Permen 4/2015
tentang PRONA, pada intinya mendorong agar pemda
dapat melaksanakan PRODA dengan penganggaran
berasal dari APBD.
- Sebagai landasan hukum pelaksanaan PRODA perlu
dibuat dokumen kerjasama antara BPN dengan
pemerintah daerah.
- Untuk pembiayaan pelaksanaan PRODA harus
menggunakan ketentuan-kententuan dalam PP No.
13/2010 tentang PNBP di BPN.
- Agar pelaksanaan PRODA dapat berjalan dengan baik
perlu dilakukan koordinasi antara Kepala Kanwil BPN
dengan para Gubernur dan Kepala Kantah dengan para
Bupati/Walikota.
- Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan PRODA: pembiayaan harus menggunakan
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 10
PP 13/2010 tentang PNBP, perlu mempertimbangkan
beban kerja. Namun apabila beban kerja yang banyak
dapat melaporkan kepada BPN pusat untuk dilakukan
upaya-upaya lainnya.
- Mekanisme pelaksanaan sertipikasi tanah di BPN,
pihak pertama (pemda) perlu menyajikan subyek dan
obyek yang akan dilaksanakan sertipikasi secara jelas
termasuk menyediakan bukti-bukti kepemilikan atas
tanah (alas hak).
- Beberapa faktor penghambat pelaksanaan PRODA dan
upaya yang dapat dilakukan, antara lain:
ketiadatersediaan alas hak untuk itu perlu pembuatan
surat-surat alas hak sehingga perlu dilakukan
koordinasi dengan dinas/camat terkait; bea pajak yang
membebankan masyarakat; banyak obyek yang
dikenakan BPHTB. Untuk itu kerjasama dengan pemda
agar obyek tanah masyarakat dikenakan BPHTB nihil;
pemohon harus menyediakan materai minimal 5 buah.
2.2.2 Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Timur
oleh Dr. Ir. Rusmadi, MSi
Beberapa hal penting yang disampaikan, antara lain
sebagai berikut:
- Persoalan sertipikasi tanah merupakan persoalan yang
luar biasa untuk memberikan jaminan bahwa negara
hadir.
- Visi pemda Kaltim adalah Terwujudnya Kaltim
Sejahtera Yang Merata dan Berkeadilan Berbasis
Agroindustri dan Energi Ramah Lingkungan, intinya
agar perekonomian daerah dapat tumbuh. Selama ini
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 11
perekonomian daerah fokus pada sumberdaya yang
tidak terbarukan sehingga pertumbuhan ekonomi
sangat fluktuatif, padahal beberapa potensi ekonomi
sangat besar seperti udang.
- Selama ini, ekonomi Kaltim hampir 70% bergantung
sektor Migas dan Batubara, sehingga pertumbuhan
kecil walaupun PDRB tinggi.
- Terkait dengan ekonomi global, dengan terjadinya
gejolak perekonomian berdampak pada perekonomian
di Kaltim sehingga menimbulkan permasalahan PHK.
- Untuk itu kedepan, Kaltim akan melakukan
transformasi ekonomi di luar gas dan batubara, namun
masih terkendala dengan keterbatasan infrastruktur
penunjang. Misalnya potensi perkebunan tinggi namun
infrastruktur pengolahan masih rendah sehingga
kontribusi sektor industri terhadap PDRB masih
rendah karena produk yang dijual merupakan produk
mentah yang belum merupakan produk olahan.
- Pelaksanaan sertipikasi yang merupakan kewajiban
negara. Program ini sesuai dengan visi pemda Kaltim
untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat
berbasis agroindustri.
- Program sertipikasi lahan untuk menjamin kepastian
hukum tanah masyarakat terutama petani. Bagi
pemerintah provinsi, pelaksanaan sertipikasi tanah ini
untuk menjamin ketahanan pangan.
- Pelaksanaan sertipikasi lahan di Kaltim diarahkan
untuk daerah-daerah yang berpotensi untuk
dikembangkan produk pertanian. Potensi tersebut
menyebar untuk kawasan industri pertanian food and
rice estate. Beberapa daerah akan dikembangkan
tersebut dibantu dengan pelaksanaan sertipikasi
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 12
melalui APBD terutama pada kawasan-kawasan sentra
produksi pertanian.
- Pelaksanaan sertipikasi dilakukan oleh Kabupaten
sehingga pemerintah provinsi hanya membantu
dengan program bantuan keuangan (Bankeu). Pada
tahun 2011-2013 sudah dialokasikan anggaran untuk
pelaksanaan sertipikasi namun serapan tidak ada
karena beberapa kendala yang dihadapi, antara lain
juruk ukur yang terbatas, mekanisme pembayaran
yang tidak sinkron, dan sebagainya.
- Pemda provinsi melaksanakan koordinasi dengan
Bappenas agar pelaksanaan sertipikasi dapat
dilaksanakan kembali. Dengan adanya koordinasi
beberapa kali mengundang beberapa pihak antara lain
pemda kabupaten, BPN, BPKP, Dinas terkait maka
pelaksanaan sertipikasi dapat dilanjutkan kembali. Per
tahun sementara ini dialokasikan anggaran sebesar
Rp.3 M per tahun.
- Kendala lain dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah
karena selama ini program sertipikasi tanah bukan
merupakan prioritas. Selain itu, belum ada pola
kerjasama antara pemda dengan BPN dalam
pelaksanaan sertipikasi lahan pertanian.
- Sebagai upaya untuk mendukung kedaulatan pangan
kedepan diharapkan program sertipikasi tanah
menjadi salah satu program strategis sehingga
mendapat dukungan dari semua pihak.
2.2.3 Asisten I Bidang Pemerintahan Kabupaten
Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan
Timur Oleh Bapak Ali Rahman, SE
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 13
Beberapa hal penting yang disampaikan, antara lain
sebagai berikut:
- Pelaksanaan sertipikasi merupakan ”barang mewah”
sehingga banyak pemerintah kabupaten yang belum
menyambut dengan baik.
- Kab Penajam Paser Utara (PPU) merupakan DOB
daerah otonom yang ke-13 di Kaltim, dengan luas
wilayah mencapai 3.306 km2 dan jumlah penduduk
177.642 jiwa. Dengan membandingkan jumlah
penduduk dan luas wilayah maka terlihat kepadatan
penduduk masih sangat jarang.
- Luas lahan pertanian di Kabupaten PPU sekitar 11.607
ha yang tersebar di 4 kecamatan.
- Pelaksaan sertipikasi tanah di Kab PPU hanya fokus
pada lahan pertanian (bukan perkebunan) untuk
mendukung ketahanan pangan.
- Realisasi pelaksanaan PRONA dan PRODA pada tahun
2013 sebanyak 200 bidang lahan sawah, 2014
sebanyak 300 bidang merupakan eks lokasi
transmigrasi. Untuk tahun 2015 ditarget 300 bidang
sudah clean and clear. Untuk 2016 target 500 bidang
yang sudah clean and clear.
- Beberapa permasalahan yang dihadapi, pelaksanaan
sertipikasi dan sering diprotes oleh pemerintah untuk
itu sangat perlu keterlibatan pihak kecamatan dan desa
dalam pelaksanaan sertipikasi tanah untuk
menyiapkan subyek dan obyek sebelum diajukan
kepada BPN.
- Selama ini dalam pelaksanaan sertipikasi tanah
beberapa kabupaten hanya menyerahkan sepenuhnya
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 14
kepada BPN sehingga seringkali tidak bisa
diselesaikan.
- Beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain: (i)
keterbatasan juru ukur. Pemda dapat membiayai
tenaga juru ukur dengan anggaran dari pemda; (ii)
Masyarakat tidak memiliki alas hak. Untuk itu perlu
dibentuk tim kerja yang diharapkan dapat
menyelesaikan permaslaahan-permasalahan tersebut.
Camat secara massal menyiapkan dokumen alas hak
dengan catatan tidak ada klaim dari pemilik tanah yang
berbatasan langsung; (iii) Pelunasan PBB dan BPHTB.
Tim kerja melakukan terkoordinasi melakukan
pembayaran PBB dengan langusng mendatangi
masyarakat; (iv) Masyarakat benar-benar harus gratis
tidak boleh ada pungutan kecuali materai dan PBB.
- Pada pra sertipikasi perlu dilakukan dengan
membentuk tim kerja untuk menyiapkan dokumen
alas hak secara massal.
- Beberapa usulan kebijakan terkait dengan upaya
percepatan cakupan bidang tanah bersertipikat antara
lain: menambah jumlah juru ukur (pemda dapat
membiayai dan mengirimkan juru ukur), menambah
redaksional pada sertipikat (untuk mencegah alih
fungsi menjadi perkebunan) khusus untuk PRONA dan
PRODA, perlu meningkatkan pagu anggaran,
pembebasan biaya BPHTB.
- Salah satu pihak yang berperan penting dalam
pelaksanaan PRODA adalah camat. Sesuai ketentuan
camat mempunyai kewenangan sebagai PPAT
sementara sehingga dapat menandatangani alas hak
tanah masyarakat.
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 15
2.3 DISKUSI DAN TANYA JAWAB SESI I
Berikut hal-hal penting yang disampaikan pada sesi diskusi
dan tanya jawab, antara lain:
1) La Hamusein, S.Si (Kanwil BPN Sulteng)
- PRODA yang dilaksanakan di Prov Kaltim sudah
dilakukan juga pada beberapa provinsi lainnya.
- Berikut beberapa masukan dan usulan agar
pelaksanaan PRODA dapat berjalan dengan baik,
antara lain: (i) BPN harus mengawal usulan
anggaran daerah sampai pembahasan di DPRD; (ii)
selama ini program sertipikasi tanah di daerah
belum merupakan program prioritas untuk itu
kedepan diperlukan ada kepedulian dari pemda
untuk mengalokasikan anggaran pelaksanaan
sertipikasi tanah; (iii) perlu ada MoU antara BPN
dengan pemda sebagai dasar pelaksanaan
sertipikasi tanah; (iv) Subyek dan obyek yang
disampaikan ke BPN harus clean and clear serta
harus jelas. Data tanah, batas tanah harus jelas,
pemilik harus jelas. Jangan sampai pada saat
pelaksaan Prona baru menyiapkan alas hak. Selama
ini dinas terkait hanya menyiapkan data nama dan
luas tanah namun tidak jelas dimana lokasinya
sehingga BPN sulit dalam pelaksanaan sertipikasi
tanah.
2) Yarit Sakona (Kanwil BPN Papua Barat)
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 16
- Ketentuan dalam pelaksanaan PRONA adanya
batasan luasan maksimal 2 hektar, sedangkan di
Papua Barat ada tanah yang dimiliki marga dengan
luasan mencapai 2.000 ha sehingga tidak bisa
dilakukan kegiatan PRONA.
- Permasalahan lain yang masih dihadapi adalah
penetapan kawasan hutan cenderung sepihak oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
sehingga BPN tidak bisa menerbitkan sertipikat
karena beberapa lokasi pelaksanaan PRONA
merupakan karena kawasan hutan;
ketiadatersediaan alas hak tanah di Papua, setiap
jengkal tanah di Papua ada pemilik namun tidak
ada bukti-bukti kepemilikan. Kiat-kiat apa yang
bisa dilakukan untuk pelaksanaan sertipikasi
terkait dengan permasalahan di atas?
3) Radith (Dit UKM Bappenas)
- Kem ATR/BPN sudah ada pengaturan mengenai
tanah adat/ulayat sesuai dengan Permen ATR No.
9/2015. Namun sampai saat ini belum banyak
wilayah-wilayah adat yang telah bersertipikat. Apa
saja kendala dalam pelaksanaan tanah adat/ulayat?
- Apa upaya yang dilakukan oleh Kemen ATR/BPN
untuk mempercepat pelaksanaan sertipikasi tanah
adat/ulayat, karena umumnya masyarakat adat
merupakan kelompok yang rentan dan miskin.
Selama ini belum cukup efektif pelaksanaan
sertipikasi tanah adat/ulayat.
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 17
4) Hayu (Kanwil BPN Bangka Belitung)
- Untuk mempercepat pelaksanaan sertipikasi tanah
diperlukan adanya petunjuk dari instansi terkait di
pusat kepada seluruh pemda di provinsi dan
kab/kota.
- Dalam pelaksanaan sertipikasi tanah seringkali
BPN hanya diberikan data namun tidak jelas letak
bidang tanah tersebut sehingga BPN kesulitan
melakukan sertipikasi tanah.
- Pelaksanaan sertipikasi sering dilakukan karena
ada alasan politis seperti adanya calon kepala
daerah yang akan mencalonkan kembali, untuk itu
perlu disusun surat edaran yang jelas kepada
pemda untuk pelaksanaan sertipikasi tanah.
5) Izda Putra (Kanwil BPN Bengkulu)
- Kendala yang dihadapi dalam upaya percepatan
sertipikasi tanah masyarakat adalah keterbatasan
juru ukur di BPN sehingga perlu adanya
penambahan juru ukur
- Pensertipikatan tanah masyarakat biasanya
terkendala aturan yang mengatur bahwa biaya
sertipikat tanah melalui PRODA harus sesuai PP
13/2010 sehingga besaran biayanya lebih mahal
dan tidak sama dengan biaya PRONA. Perlu ada
aturan yang menyatakan biaya PRODA sama
dengan biaya untuk sertipikat PRONA.
2.4 TANGGAPAN SESI I
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 18
Berikut beberapa tanggapan dari narasumber atas diskusi
dan tanya jawab pada sesi I, antara lain:
1) Uke M. Hussein (Dit TRP, Bappenas)
- Beberapa hal yang disampaikan merupakan
masukan dan saran. Nanti hal-hal yang
disampaikan tadi dapat menjadi catatan dan
masukan pelaksanaan PRODA dan perlu
koordinasi dengan pihak-pihak terkait lainnya.
- Terkait dengan kawasan hutan, dalam RPJMN
2015-2019 sudah ada kebijakan untuk
melakukan publikasi tata batas kawasan hutan
dengan non hutan dalam arti akan dilakukan
pengukuran kawasan hutan dan di
tandatangani oleh tiga pihak yaitu pemda, BPN
dan Kemen LHK, kemudian diintegrasikan
dalam sistem pendaftaran tanah di BPN.
Kegiatan ini baru diinisiasi dan dilakukan pada
beberapa daerah pada skala kecil. Kedepan
diharapkan dapat dilakukan pada semua
kawasan hutan.
- Terkait dengan adanya cluster-cluster atau
enclave yang sudah diterbitkan sertipikat
tanah dalam kawasan hutan sudah ada
peraturan bersama 4 menteri (Menteri PU,
Menteri Kehutanan, Menteri Dalam Negeri dan
Kepala BPN) yang bertujuan untuk
penyelesaian permasalahan tanah dalam
kawasan hutan.
- Untuk tanah adat/ulayat seperti yang telah
disampaikan tadi sudah diterbitkan Permen
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 19
ATR/Kepala BPN no. 9/2015 namun ada
substansi yang kurang pas sehingga akan
dibicarakan dengan ahli hukum. Sebetulnya
peraturan perundangan tentang tanah
adat/ulayat yang sudah ada sebelumnya cukup
bagus namun masih belum dipahami dengan
baik oleh pemerintah daerah sehingga
pelaksanaan.
- Untuk juru ukur sudah dianggarkan untuk
tahun 2016 penerimaan juru ukur akan
diupayakan mencapai 2.700 orang. Nanti
Bappenas akan berkoordinasi dengan Kemen
PAN-RB terkait dengan mekanisme
penerimaan dan sebagainya.
2) Sutoro (Dit. Pengaturan dan Pendaftaran Hak
Tanah, Ruang, dan PPAT-Kem ATR/BPN)
- Terkait dengan permasalahan-permasalahan
yang dihadapi tadi, BPN harus terlibat
langsung untuk memastikan clean and clear
pada t-1 (pra-sertipikasi) karena hal itu akan
berimpilikasi pada besarnya biaya yang
diperlukan untuk pelaksanaan sertipikasi
tanah.
- Apabila hanya data nominatif sudah dipastikan
tidak bisa dilaksanakan sertipikasi tanah
karena BPN akan kesulitan untuk mengetahui
lokasi bidang-bidang tanah yang dimaksud.
- Sudah banyak inovasi yang dilakukan oleh BPN
baik di pusat maupun inovasi-inovasi di
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 20
daerah terkait dengan regulasi untuk
mempercepat pelaksanaan sertipikasi tanah.
- Salah satu upaya yang penting dilakukan
adalah perlu koordinasi dan kerjasama BPN
dengan pemda untuk mempercepatan
pelaksanaan sertipikasi.
- Sebagaimana telah disampaikan tadi saat ini
sudah diterbitkan peraturan terkait dengan
PRONA (Permen ATR No. 4/2015 Pasal 5 dan
Pasal 12), pembiayaan dapat berasal dari
Pemda (APBD).
- Selain itu, saat ini sedang dilakukan revisi PP
13/2010 untuk mensinkronkan dengan
peraturan yang terkait dengan PRONA, agar
pelaksanaan PRODA sama dengan PRONA.
Dalam PP tersebut akan disusun agar
pembiayaan PRODA sama dengan PRONA
sehingga dapat menjadi landasan hukum yang
kuat pelaksanaan PRODA. - Akan dibuat Juknis agar pelaksanaan
sertipikasi tanah dapat berjalan lancar, namun
demikian perlu koordinasi dengan dinas
terkait di pemda.
3) Agustin (Biro Perencanaan dan Kerjasama, Kem
ATR/BPN)
- Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan PRODA yaitu: mekanisme
pembiayaan untuk PRODA masih
menggunakan mekanisme sesuai dengan
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 21
ketentuan PP 13/2010, saat ini sedangkan
dalam proses revisi.
- Tarif PRODA dapat disamakan dengan tarif
PRONA dapat dilakukan tanpa perubahan PP
13/2010, namun harus melalui mekanisme
hibah dan masuk dalam anggaran BPN
sehingga anggaran PRODA sama dengan
PRONA. Mekanisme ini perlu dilakukan pada
pra sertipikasi sehingga BPN pusat dapat
mengidentifikasi dan membuat pos anggaran
khusus kegiatan ini.
- Percepatan sertipikasi, perlu dilakukan proses
t-1 (pra-sertipikasi) sehingga dapat
diperkirakan anggaran yang diperlukan sudah
bisa diperhitungkan.
4) Perwakilan dari Kemendagri
- Selama ini seperti diketahui masih lemahnya
koordinasi antara pemda dengan BPN
sehingga pelaksanaan kegiatan sertipikasi
tidak dapat berjalan dengan baik.
5) Dr. Rusmadi (Kepala Bappeda Kaltim)
- Mekanisme yang dilakukan di Provinsi Kaltim
adalah Bantuan Keuangan dari provinsi
kepada kabupaten karena mempertimbangkan
yang paling dekat dalam pelaksanaan
sertipikasi adalah kabupaten.
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 22
- Kegiatan ini sangat penting karena
menyangkut kepentingan masyarakat untuk
itu diperlukan Peraturan Menteri Dalam
Negeri sebagai legal formal dalam pelaksanaan
sertipikasi tanah dan akan menjadi payung
hukum.
- Selain itu, terkait dengan pembiayaan
dipeerlukan Surat Keputusan Bersama antara
Kemendagri dan Kemen ATR/BPN untuk
menanisme pembiayaan dari pemda untuk
pelaksanaan sertipikasi tanah. Selama ini
mekanisme pengaturan penganggaran di
pemda menggunakan Permendagri sebagai
payung hukum.
- Untuk ke DPRD perlu ditegaskan bahwa
program sertipikasi tanah merupakan
program wajib dan prioritas sehingga perlu
diusulkan. Pengalaman di Kaltim tidak ada
penolakan dari DPRD walaupun program
tersebut pernah tidak berjalan selama tiga
tahun. Perlu diyakinkan bahwa program
tersebut penting untuk dilakukan.
- Kedepan BPN perlu membuat pentahapan
kegiatan mulai dari proses identifikasi, apa
yang harus dilakukan sampaikan dengan
penyiapan dokumen kelengkapan sehingga
statusnya menjadi clean and celar,
penganggaran yang diperlukan untuk calon
penerima calon lahan (CPCL) dan pelaksanaan
sertipikasi tanah. Selain itu, perlu ada jaminan
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 23
kerangka waktu untuk pelaksanaan sertipikasi
karena akan terkait dengan anggaran.
6) Ali Rahman, SE (Asisten I Bidang Bidang
Pemerintahan Kabupaten Penajam Paser Utara,
Provinsi Kalimantan Timur)
- Untuk mengatasi kesulitan dalam
berkoordinasi antara Pemda dengan BPN di
lapangan, perlu disusun SKB untuk membagi
tugas dan tanggung jawab masing-masing
pihak.
- Pelaksanaan CPCL harus dilakukan oleh camat
(pemda) dan harus clean and clear sebelum
diajukan ke BPN. Selain itu, harus dijamin
bahwa subyek dan obyek yang disampaikan
tidak bermasalah.
2.5 DISKUSI DAN TANYA JAWAB SESI II
Berikut beberapa hal yang disampaikan pada Diskusi dan
Tanya Jawab Sesi II, antara lain:
1) Bappeda Provinsi Aceh
- Bagaimana mekanisme anggaran di APBD Prov
Kaltim? Kegiatan sertipikasi dimasukan dalam
pos anggaran apa dan menjadi tanggung jawab
siapa?
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 24
2) Tiat (Bappeda Provinsi Jatim)
- Gubernur Jawa Timur sudah memiliki inisiatif
untuk mempercepat pelaksanaan sertipikasi.
- Untuk penganggaran sertipikasi tanah melalui
dengan mekanisme hibah, saat ini pemda
sangat hati-hati karena sering terjadi
penyimpangan sehingga menjadi temuan.
- Pelaksanaan sertifikasi dapat menjadi salah
satu insentif bagi petani dalam mendukung
ketahanan pangan dan mempertahankan LP2B
dari alih fungsi lahan.
- Bagaimana sistem penganggaran, karena
dalam RPJMD tidak ada program pertanahan?
- Selama ini persepsi Pemprov tidak bisa
memberikan anggaran bagi Kanwil BPN.
Namun berdasarkan ketentuan perundang-
undangan ternyata pembiayaan bagi Kanwil
BPN dapat dilakukan karena merupakan
urusan kongkruen.
- Perlu membuat surat kepada Pemrprov
sebagai dasar dalam mengalokasikan anggaran
dengan mekanisme yang perlu dilakukan
misalnya hibah.
- Penggabungan bagian tata ruang dan
pertanahan di pusat belum memberikan
dampak bagi pelaksanaan bidang tata ruang
dan pertanahan di daerah.
3) Kanwil BPN Provinsi Jatim
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 25
- Di pemda biasanya bantuan diberikan
langsung kepada perorangan (masyarakat)
termasuk kedalam pos anggaran berupa
Bantuan Sosial (Bansos) atau Bantuan khusus
dan biasanya anggaran tersebut disampaikan
langsung ke desa. Bantuan semacam itu harus
ada proposal dari yang bersangkutan dan
harus sudah menjelaskan penerima by name by
address sehingga menyulitkan pemda
kabupaten untuk mengajukan anggaran
seperti itu. - Sebenarnya anggaran di daerah sudah ada
tetapi mekanisme item angggaran yang
mensyaratkan yang sangat detail menyulitkan
pemda mengalokasikan anggaran untuk
kegiatan sertipikasi tanah.
4) Asep Saepudin (Dit. Otda, Bappenas)
- Isu kelembagaan dan regulasi yang diperlukan
payung hukum untuk pengganggaran dan
proses kerjasama antara pemda dengan BPN
sangat perlukan dalam pelaksanaan sertipikasi
tanah. Saat ini sudah PP No. 41 namun akan
dilakukan direvisi karena perubahan adanya
perubahan struktur kelembagaan
kementerian/ lembaga dan saat ini sedang
dalam proses pembahasan.
- Terkait dengan kekurangan SDM, apakah juru
ukur harus menjadi pegawai BPN? Perlu juga
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 26
ada terobosan bagaimana apabila pemda dapat
menyediakan sendiri juru ukur?
- Terkait dengan penganggaran akan diterbitkan
Permendagri dan yang menjadi acuan adalah
RPJMN.
- Kerjasama antara pemda dengan BPN harus
ada aturan yang lebih detail.
- Apakah PRONA dan PRODA hanya
diperuntukan bagi masyarakat miskin?
Diusulkan perlu adanya insentif dan disinsetif
apabila bidang tanah telah disertipikatkan.
- Kedepan perlu dilakukan koordinasi yang lebih
intensif antara pemda dengan BPN untuk
mencapai target sertipikasi tanah.
2.6 TANGGAPAN SESI II
Berikut beberapa tanggapan dari narasumber atas diskusi
dan tanya jawab pada sesi II, antara lain:
1) Sutoro (Dit. Pengaturan dan Pendaftaran Hak
Tanah, Ruang, dan PPAT-Kem ATR/BPN)
- Kegiatan PRONA dibiayai dari anggaran negara
untuk beberapa tahapan pelaksanaan kegiatan
yaitu: pengukuran, pendaftaran, panitia A,
transport juru ukur. Namun persyaratan-
persyaratan yang diperlukan seperti patok,
materai, dan surat-menyurat dibiayai oleh
pemohon sendiri.
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 27
- Sedangkan pembiayaan untuk PRODA saat ini
sedang dilakukan revisi PP 13/2010 agar
pembiayaannya disamakan dengan PRONA.
2) Uke M. Hussein (Di. TRP, Bappenas)
- Di Provinsi Kaltim opsi yang dilakukan untuk
pembiayaan pelaksanaan PRODA adalah
melalui mekanisme Bankeu karena sebagian
dari alokasi anggaran dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan operasional.
- Tentang bagaimana mekanisme dan pos
anggarannya dimana ini mohon dijelaskan
lebih lanjut?
3) Dr. Rusmadi (Kepala Bappeda Provinsi Kaltim)
- Di Provinsi Kaltim tidak mengalokasikan
anggaran untuk pelaksanaan kegiatan
sertipikasi tanah karena tugas tersebut berada
di Kab, sehingga Pemprov hanya
mengalokasikan Bankeu kepada Pemkab. Jadi
yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kegiatan adalah pemkab.
- Bappeda juga mengidentifikasi dinas-dinas
mana yang sesuai untuk menempatkan
anggaran. Untuk di Bappeda, anggaran
kegiatan masuk kedalam pos kegiatan fasilitasi.
Sedangkan untuk ke Kab dilakukan melalui pos
angg Bankeu.
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 28
- Untuk bantuan sosial, sesuai dengan ketentuan
memang harus sudah jelas penerimanya by
name by address.
- Untuk penganggaran di Kab menempel pada
Dinas yang terkait dengan pos anggaran
Belanja barang/jasa untuk pihak ketiga. Pos
kegiatan tersebut hampir sama dengan
pembelian handtractor, dan sebagainya.
Namun demikian, berdasarkan peraturan yang
berlaku saat ini bantuan belanja pihak ketiga
semakin diperketat, untuk itu kedepan
diperlukan dukungan untuk memperkuat
pelaksanaan kegiatan PRODA.
- Terkait dengan penyusunan peta dasar
pertanahan, di Provinsi Kaltim akan
mengembangkan one data one map. Apabila
tidak ada one map tidak dapat diketahui
cakupan bidang tanah.
4) Siti Sugiyanti (Bappeda Kaltim)
- Pada tahun 2015 kegiatan anggaran PRODA
yang dialokasikan untuk kegiatan sertipikasi
tanah hanya sekitar 700 bidang, namun banyak
sekali permasalahan yang dihadapi dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut.
- Beberapa permasalahan tersebut, antara lain:
Keterbatasan juru ukur masih dihadapi hampir
seluruh kabupaten dan sampai saat ini belum
bisa diatasi, misalnya di Kutai Timur tidak bisa
berjalan karena kekurangan juru ukur. Di Kab
Malinau, beberapa fasilitas kantor BPN
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 29
dipecahkan oleh masyarakat karena calon
peserta sertipikasi yang sudah clean and clear
namun tidak bisa diterbitkan sertipikat
tanahnya.
- Program ini perlu mendapat dukung dari
semua pihak dan instansi yang terkait.
- Walaupun kegiatan PRODA sudah 3 tahun
pernah tidak berjalan, namun kegiatan ini akan
dilakukan terus karena menyangkut hak
masyarakat atas tanah.
- Perlu dukungan dari pemerintah pusat untuk
keberlangsungan kegiatan PRODA ini. Pemda
siap melaksanakan kegiatan namun di BPN
tidak bisa dilaksanakan dengan baik.
5) Uke M. Hussein (Di. TRP, Bappenas)
- Kementerian ATR/BPN perlu menyampaikan
paket sosialisasi yang dimaksud dengan clean
and clear pelaksanaan sertipikasi tanah
(PRODA) kepada pemda dan Bappeda karena
merupakan ujung tombak pelaksanaan
sertipikasi adalah Bappeda.
6) Ali Rahman, SE (Asisten I Bidang Bidang
Pemerintahan Kabupaten Penajam Paser Utara,
Provinsi Kalimantan Timur)
- Obyek tanah dalam pelaksanaan PRODA
diperuntukan bagi masyarakat miskin yakni
petani tanaman pangan.
- Hubungan koordinasi antara pemda PPU
dengan BPN, selama ini sudah cukup baik.
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 30
Dalam pelaksanaan kegiatan pada tahap pra
sertipikasi harus menyediakan data yang
dilengkapi dengan dokumen yang diperlukan
seperti alas hak. Pada pelaksanaan sertipikasi,
petugas BPN perlu didampingi.
7) Kanwil BPN Prov Kaltim
- Permasalahan pelaksanaan PRODA di Kaltim,
data yang disampaikan oleh pemda kepada
BPN belum lengkap sehingga tidak bisa
diproses. Data yang disampaikan tidak
dilengkapi dengan dokumen pendukung
berupa alas hak dan administrasi
kependudukan calon penerima.
- Selama ini BPN sering hanya menerima data
nama penerima dan luas tanah, namun tidak
dilengkapi dokumen lainnya. Pelaksanaan
sertipikasi tanah perlu didukung oleh data dan
informasi yang yang jelas. Untuk itu perlu
dilakukan pada tahap pra sertipikasi.
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 31
Sesi kesimpulan dan penutupan dilakukan oleh Direktur
Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas, Dr. Ir. Oswar M.
Mungkasa, MURP. Berikut beberapa kesimpulan dan
penutupan yang disampaikan, antara lain:
- Pertemuan ini perlu ditindaklanjuti oleh Kem
ATR/BPN, Bappenas hanya menginisiasi dan
menyusun arahan kebijakan. Sedangkan teknis
lebih lanjut harus dilakukan Kem ATR/BPN sesuai
dengan Tupoksi-nya.
- Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan
kesadaran Pemda dalam pelaksanaan sertipikasi
tanah sehingga perlu dilakukan roadshow ke
pemda dan DPRD.
- Selain itu, perlu dilakukan peningkatan koordinasi
di daerah, sehingga perlu membentuk pokja
pertanahan di daerah.
- Upaya lain yang diperlukan adalah perlu ada
terobosan mengenai mekanisme penganggaran
PRODA di daerah dengan dukungan dari
Kemendagri. Terobosan lain yang diperlukan
adalah terkait dengan aturan main, untuk itu perlu
disusun juklak dan juknis untuk pelaksaan
sertipikasi.
3. KESIMPULAN DAN PENUTUPAN
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 32
- Terkait dengan permasalahan keterbatasan juru
ukur, saat ini Bappenas sedang menginisiasi untuk
penambahan dan akan dibahas lebih lanjut dengan
Kemen PAN RB.
- Pelaksanaan kegiatan sertipikasi perlu dilakukan
Kegiatan t-1 (tahap pra) yang bertujuan untuk
mendapatkan data subyek dan obyek agar clear
and clean sehingga pada saat pelaksanaan
sertipikasi tidak ada permasalahan lagi.
- Kegiatan sertipikasi ini penting untuk mencegah
terjadinya alih fungsi lahan pertanian pangan
sehingga diharapkan dapat mendukung ketahanan
pangan.
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 33
DOKUMENTASI KEGIATAN
Seminar Nasional Program Reforma Agraria Daerah (PRODA) 34
Kementerian PPN/Bappenas
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL /BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)