PROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014 filePROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014 iii Sanksi...

13
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014 i

Transcript of PROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014 filePROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014 iii Sanksi...

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014

i

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014

ii

ISBN : 978-602-71637-0-6

(HIMPUNAN ILMUWAN TUMBUHAN PAKAN INDONESIA)

© 2014 Oleh: Mardiati Zain, dkk

Hak Cipta yang dilindungi undang-undang ada pada Tim Editor

Hak penerbitan ada pada Fakultas Peternakan Universitas Andalas

Tim Editor

Ketua : Prof. Dr. Ir. Mardiati Zain, MS

Anggota : Dr. Simel Sowmen, SPt, MP

: Dr. Rusfidra, SPt

: Rusdimansyah, SPt, MSi

: Rahmiwati, SPt, MSi

: Robi Amizar, SPt, MSi

Desain Cover

Robi Amizar

Diterbitkan pertama kali oleh:

Fakultas Peternakan

Cetakan I, Oktober 2014

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Mardiati Zain dkk, 2014

Prosiding Seminar Nasional III Himpunan Ilmuwan Tumbuhan Pakan Indonesia (HITPI)

Ed. I.- Padang: Fakultas Peternakan Universitas Andalas, 2014

x + 409 halaman, 21 x 28 cm

ISBN 978-602-71637-0-6

1. Umum I. Judul

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III

H I T P I

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014

iii

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta:

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana masing-masing paling

singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000, 00 (satu juta rupiah) atau

pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00

(lima milyar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada

umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), dipidanakan dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014

vi

KATA PENGANTAR

Seminar Nasional III Himpunan Ilmuwan Tumbuhan Pakan Indonesia (HITPI) sudah

memasuki kali ke tiga diselenggarakan secara nasional yang diikuti oleh peneliti dan praktisi

yang ahli di bidang hijauan tanaman pakan dari seluruh pelosok Republik Indonesia. Pertemuan

dalam wadah scientis oleh ilmuwan tumbuhan pakan dikemas dalam sebuah semnas bertema

―Peran strategis hijauan pakan lokal dalam menjamin kemandirian pangan hewani‖ telah digelar

dengan baik dan lancar pada tanggal 28 Oktober 2014 dan dilanjutkan dengan kegiatan field trip

pada tanggal 29 Oktober 2014.

Sharing informasi dan hasil pemikiran baru serta penyebarluasan program nasional

Direktur Pakan, Direktorat Jenderal Peternakan dilakukan dalam kegiatan ini. Suasana seminar

yang kondusif dengan lokasi tempat seminar yang sejuk di Kota Bukittinggi diharapkan dapat

terus dilakukan untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tumbuhan pakan dan

memberikan inspirasi untuk melahirkan pusat-pusat riset tumbuhan pakan. Semnas ini

merupakan komitmen HITPI dalam rangka meramu dan mencermati pemikiran tentang

keberagaman jenis dan manfaat tumbuhan pakan serta menggali potensi yang dimiliki oleh setiap

daerah di Indonesia untuk menjadikan tumbuhan pakan sebagai komoditas yang memiliki

keunggulan kompetitif.

Seminar tumbuhan pakan tropik yang dilaksanakan bertujuan untuk saling tukar

informasi tentang pengembangan Ipteks Tanaman Pakan Tropik di Indonesia antar para pakar,

peneliti, dan pemangku kepentingan lainnya. Terimakasih kami sampaikan kepada Direktur

Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang telah membantu pembiayaan semnas ini dan

terimakasih juga kami sampaikan kepada para narasumber, pemakalah, peserta Seminar, dan

semua pihak yang telah berkontribusi besar untuk keberhasilan pelaksanaan Seminar Nasional III

Himpunan Ilmuwan Tumbuhan Pakan Indonesia (HITPI) tahun 2014.

Prof. Dr. Ir. James Hellyward, MSc

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014

vii

DAFTAR ISI

No Judul Halaman

1. Kata Pengantar vi

2. Daftar isi vii

3. Perumusan hasil Semnas III HITPI 1

4. Kata pengantar Dekan Fakultas Peternakan Unand 4

5. Kata pengantar ketua umum HITPI 6

6. Laporan ketua panitia pelaksana 7

MAKALAH UTAMA

1. Kebijakan Pengembangan Hijauan Pakan Nasional dalam Upaya Mendukung

Peningkatan Produktivitas Ternak (Mursyid Ma‟sum)

10

2. Keragaman dan Potensi Tumbuhan Pakan Lokal di Indonesia – Hasil Kajian

Jangka Panjang IPB-LIPI (M Agus Setiana)

19

3. Leguminosa Pakan Sebagai Sumber Hijauan Berkualitas – Lesson Learn

Pengembangan Pakan Murah di NTT (Jacob Nulik)

33

4. Akselerasi Pembangunan Peternakan melalui Pendekatan Kawasan Produksi

Berbasis Hijauan Pakan (Erinaldi)

45

5. Sosialisasi Regulasi dan Program Pengembangan Hijauan Pakan di Indonesia

(Triastuti Andajani)

53

6. Penerapan Sistem Leisa (Low External Input and Sustainable Agriculture)

terhadap Produktivitas Rumput Raja (Pennisetum purpupoides) (Suyitman)

72

KELOMPOK HIJAUAN PAKAN

1. Kualitas silase rumput benggala (Panicum maximum) pada berbagai taraf

penambahan bahan aditif ekstrak cairan asam laktat Produk fermentasi anaerob

batang pisang (Tidi Dhalika, Atun Budiman dan Mansyur)

94

2. Analisis potensi dan kualitas pakan hijauan yang tumbuh liar di lahan kampus

limau manis Universitas Andalas Padang (Romadani Berutu, Puri Sardilla,

Evitayani, Ifradi dan Khalil)

95

3. Eksplorasi tumbuhan rawa ―rumput grinting‖ (cynodon dactylon (l) pers) sebagai

pakan ternak di Propinsi Kalimantan Selatan (Tintin Rostini)

106

4. Keragaman vegetasi potensial hijauan pakan di areal persawahan pada kondisi

ketinggian yang berbeda (Nur Rochmah Kumalasari, Sunardi)

107

5. karakteristik fermentasi rumen beberapa jenis tanaman leguminosa (Suharlina,

Abdullah, D.A. Astuti, Nahrowi, A Jayanegara)

112

6. Komposisi Botani dan Persebaran Jenis-Jenis Hijauan Lokal Padang

Penggembalaan Alam Dataran Kebar di Papua Barat (Onesimus Yoku, Andoyo

Supriyantono, Trisiwi Widayati dan Iriani Sumpe)

118

7. Daya Dukung Lahan dan Tumbuhan Pakan dalam Pengembangan Komoditas Unggulan Peternakan di Kabupaten Gianyar (W. Suarna, K.M. Budiasa, I W. Wirawan, dan N.L.G. Sumardani)

124

8. Tanaman Legum Pohon Desmodium rensonii sebagai Tanaman Pakan Ternak

Bermutu (Dadang suherman dan Iwan Herdiawan)

132

9. Kelimpahan Spesies dan Produksi Bahan Kering Hijauan Pakan Kelinci di

Kabupaten Paniai (Diana Sawen dan B.W. Irianti Rahayu)

140

10. Tumbuhan Pakan Ternak Lokal di Kabupaten Pandeglang, Banten (Bambang R.

Prawiradiputra)

141

11. Nilai Gizi Styloshanthes guainensis serta Pemanfaatannya untuk Pakan Ternak

Ruminansia (Multiviza Muslim)

150

12. Simpanan Karbon dan Kandungan Nutrisi Beberapa Spesies Rumput Tropis Asal

Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Di Kabupaten Sarolangun Propinsi Jambi (I.

Martaguri, L. Abdullah, P.D.M.H Karti, I.K.G. Wiryawan, R. Dianita)

157

13. Metode Cepat Pendugaan Kandungan Protein Kasar pada Rumput raja

(Pennisetum purpurhoides) Menggunakan Nilai Indeks Warna Daun (W. W. S.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014

viii

Waluyo., S. Suharti, l. Abdullah) 164

14. Produksi Bahan Kering Hijauan Pakan di Bawah Naungan Kelapa Sawit Milik

Pt. Medco Papua Hijau Selaras Manokwari (Diana Sawen, M. Junaidi, Th. Sraun

dan Hengky Yance Yepasedanya)

171

15. Integrasi Sapi Potong Tanaman Sawit (Siska) dan Potensi Pengembangannya Di

Kabupaten Pasaman Barat (Studi Kasus Kelompok Tani Lubuak Gadang,

Kecamatan Luak Nan Duo) (Arfa`i, dan Yuliaty Shafan Nur)

172

KELOMPOK AGROSTOLOGI

1. Pengaruh Pemberian CMA (Cendawan Mikoriza Arbuskula) dan Dosis Pupuk N,

P dan K Pada Lahan Kritis Bekas Tambang Batubara Terhadap Kandungan

Mineral Makro Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) cv. Taiwan (Evitayani,

Khalil dan E. Dirgantara , M.Lidra dan Yolanda)

182

2. Pupuk Kandang Diperkaya Fosfat Alam Dalam Bentuk Granular dan diinokulasi

Biodekomposer untuk Meningkatkan Nutrisi Jerami Jagung Manis sebagai

Hijauan Pakan Lokal di Lahan Kering (Dwi Retno Lukiwati1, Endang Dwi

Purbayanti dan Retno Iswarin Pujaningsih)

190

3. Pertumbuhan Biji Gamal (Gliricidia sepium) pada Berbagai Metode Skarifikasi

yang Dikombinasikan dengan Pemberian Mikoriza (Trisnadewi, A. A. A. S., I K.

M. Budiasa, dan I W. Suarna)

197

4. Produktivitas Rumput Panikum dan Paspalum dalam Kombinasinya dengan

Legum pada Lahan Kering (W. Suarna, N.N. Candraasih K., A.A.A.S.Trisnadewi,

dan M.A.P. Duarsa)

205

5. Pertumbuhan Kembali dan Produksi Beberapa Jenis Rumput yang Diberi Pupuk

Organik (N.G.K. Roni, NM Witariadi, NW Siti dan IM Suranjaya)

212

6. Potensi dan Karekteristik Produksi Lemna Minor pada Berbagai Media Tanam

(Iwan Prihantoro, Adisty Risnawati, Panca Dewi Manu Hara Karti, M. Agus

Setiana)

218

7. Pertumbuhan Legum Pohon Glyrisidia sepium pada Lahan Pasca Tambang Semen

PT. Indocement Tunggal Prakasa (Karti, P.D.M.H., Sofran)

226

8. Efek Sisa Pupuk Kandang Diperkaya Fosfat Alam Dalam Bentuk Granular dan

di Inokulasi Biodekomposer terhadap Nutrisi Jerami Jagung Manis di Lahan

Kering (Dwi Retno Lukiwati dan Retno Iswarin Pujaningsih)

230

9. Induksi dan Multiplikasi Tanaman Pakan Ternak Leucaena kx2 secara Invitro

(Sajimin1, N.D. Purwantari dan D.Sukmadjaja)

237

10. Respon Pertumbuhan Legume Pakan terhadap Rock Phospat dan Inokulasi

Mikoriza pada Tanah Steril dan Tidak Steril (Simel Sowmen, Suyitman)

245

11. Pengaruh BAP (benzil adenin purin) dan NAA (Naphthalen Acetic Acid)

terhadap Eksplan Tanaman Turi (sesbania grandiflora) dalam Media Multiplikasi

Secara in vitro

(Mardhiyetti, Zulfadli Syarif, Novirman Jamarun, Irfan

Suliansyah)

250

12. Pengaruh Pemupukan Nitrogen terhadap Pertumbuhan Rumput Gajah Mini

(Pennisetum Purpureum Dwarft) di Tanah Ultisol (Rahmi Dianita, A . Rahman,

Sy)

251

13. Efektivitas Vermikompos Eisenia foetida Savigny dalam Memperbaiki Tingkat

Produksi dan Kualitas Nutrisi Sorghum bicolor (L.) Moench dan Centrosema

pubescens Benth (Asep Tata Permana, Luki Abdullah, Panca Dewi Manuhara

Karti, Toto Toharmat, Suwarno)

257

14. Centrosema Pascuorum Leguminosa Adaptasi pada Lahan Kering Beriklim

Sangat Kering Ntt: Efektivitas dan Kompetitivitas Strain Mutan Bpt01 (N.D.

Purwantari, Sajimin, A. Fanindi dan J. Nulik)

263

15. Peningkatan Hasil dan Nilai Nutrisi Rumput Kumpai (Hymenachne

amplexicaulis (Rudge) Nees.) dengan Fungi Mikoriza Arbuskula dan Pupuk

Organik di Tanah Podzolik Merah Kuning (Hardi Syafria , Novirman Jamarun ,

Mardiati Zein dan Evita Yani )

268

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014

205

PRODUKTIVITAS RUMPUT PANIKUM DAN PASPALUM DALAM KOMBINASINYA DENGAN LEGUM PADA LAHAN KERING

DI DESA SEBUDI KARANGASEM

W. Suarna, N.N. Candraasih K., A.A.A.S.Trisnadewi, dan M.A.P. Duarsa Fakultas Peternakan Universitas udayana

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Dampak dari penambangan pasir adalah terkurasnya biomasa sehingga degradasi lahan semakin

meningkat. Sebuah penelitian telah dilaksanakan untuk mengetahui produksi dan potensi tanaman pakan

yang ditanam pada lahan kering (marginal).Penanaman dilakukan dalam pola asosiasi antara tanaman

rumput dengan legum unggul yang disertai aplikasi mikoriza.Penelitian yang dilaksanakan di Desa

Sebudi Karangasem menggunakan rancangan acak kelompok yang terdiri atas 12 kombinasi rumput dan

legum unggul dan diulang sebanyak tiga kali. Rumput yang dipergunakan adalah rumput Panicum

maximum var.Trichoglum dan Paspalum atratum, sedangkan legum yang dipergunakan adalah

Centrocema pubescens dan Clitoria ternatea. Variabel yang diamati adalah hubungan antara tinggi

tanaman dengan area cover, hubungan antara jumlah anakan dengan lingkar rumpun dan produksi

hijauan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, hampir semuapolaasosiasidapatdikembangkan di lahan

kering, dan pola asosiasi antara rumput panikum dan paspalum dengan clitoria dapat memberikan

tambahan biomasa. Rumput panikum dan paspalum yang ditanam bersama clitoria di lahan kering sangat

potensial untuk memperbaiki kualitas lahan. Pertumbuhan dan hasil hijauan rumput sangat dipengaruhi

oleh keberadaan legum yang ditanam bersama rumput tersebut, rumput paspalum yang ditanam bersama

klitoria atau centrosema memberikan produksi hijauan tertinggi. Aplikasi mikoriza tidak menunjukkan

pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan dan hasil rumput yang ditanam bersama legume,

meskipun terdapat kecendrungan terjadi peningkatan.

Kata kunci: biomasa, pola asosiasi tanaman, degradasi lahan, produksi hijauan

ABSTRACT

The side-effect of sand mining was disappearing of biomass which caused of land degradation. A

research has been conducted to study the production and forage potential which were planted in dryland

(marginal). This research was desgined in association patern between grasses and legumes with Mikoriza

application, using 12 combination of grasses and legumes, with 3 replications. This research was

conducted at Sebudi village, Karangasem district. Panicum maximum var. Trichoglum and

Paspalumatratum and Centrocemapubescens and Clitoriaternatea were used for grasses and legumes

respectively. Observed variables were corelation between plant height and areal cover, corelation between

number of tiller and circumference clumps of grass and forage production. The results of this research

showed that almost all association can be implemented at dryland, and association patern between

Panicum and Paspalum with Clitoria gave extra biomass. This association also showed great potential to

improve land quality. The growth and production of grasses were greatly influenced by the association of

legumes. Panicum and Paspalum associated with both Clitoria orCentrocema gave highest yield. Micoriza

showed a non significant difference on growth and production of grass associated with legumes, although

it tend to increase both of growth and production of grasses.

Key words: Biomass, plant association, land degradation, forage production

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014

206

PENDAHULUAN

Kabupaten Karang asem adalah sebuah kabupaten di Bali yang memiliki lahan kering

dan lahan kritis cukup luas. Sebagian lahan kering akan menjadi semakin kritis dengan

meningkatnya aktivitas pembangunan fisik yang memerlukan pasir sebagai salah satu bahan

bakunya. Penambangan pasir di beberapa kecamatan di Kabupaten Karang asem sudah sangat

memprihatinkan seperti di kecamatan kubu, Rendang dan Selat. Desa Sebudi adalah salah satu

desa di kecamatan Selat yang menjadi tempat penambangan pasir sehingga mengakibatkan

terjadinya perubahan bentang alam. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana melakukan

pemulihan terhadap lahan pasca tambang.

Penambangan pasir menyebabkan kehilangan lapisan tanah olah, meningkatnya erosi dan

pertumbuhan tanaman alami menjadi sangat jelek. Terjadi perubahan besar pada sifat fisik tanah

dan kandungan Ca dan Mg menjadi semakin rendah. RasioCa : Al menjadi rendah (<1) yang

menunjukkan memburuknya keseimbangan kation bagi pertumbuhan vegetasi (Ushaet al., 2010).

Sedangkan Sheoran et al. (2010) menyatakan bahwa produktivitas tanah dapat meningkat

dengan menambahkan berbagai bahan alam seperti serbuk gergaji, sisa-sisa kayu, lumpur, dan

pupuk kandang, karena perubahan tersebut dapat merangsang aktivitas mikroba yang

memberikan nutrisi (N, P) dan karbon organic untuk tanah. Konsekuensi dari penambangan

terhadap lapisan tanah atas selama pengupasan, penimbunan, dan pemulihan menyebabkan

transformasi N sangat besar. Pengelolaan lapisan tanah atas penting bagi rencana reklamasi

untuk mengurangi kerugian N dan meningkatkan hara tanah dan mikroba. Revegetasi

merupakan cara yang paling efektif untuk mengurangi erosi dan melindungi tanah terhadap

degradasi. Upaya restorasi lahan pascatambang telah berfokus pada spesies legum, rumput,

tumbuh-tumbuhan, dan pohon penambat N.

Lahan pasca tambang di Desa Sebudi memerlukan prioritas pengelolaan untuk

menghindari terjadinya dampak negative yang disebabkan oleh pengelupasan permukaan lahan.

Penelitian yang dilakukan pada lahan pasca tambang diharapkan dapat memberikan informasi

tentang pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam pola asosiasi. Fokus pengamatan

sebagai langkah awal adalah mencermati produksi hijauan dan pengaruh tanaman legume

terhadap pertumbuhan rumput yang ditanam dalam pola asosiasi. Jenis tanaman yang

memungkinkan untuk diusahakan adalah jenis rumput yang tahan kering: rumput Cenchrus

siliaris, Andropogon gayanus, Panikum maximum, Brachiaria decumbens, Urochloa

mozambicensis, dan sebagainya. Jenis legum yang tahan kering: Centrocema pubescens,

Desmantus virgatus, Stylosanthus guianensis, Stylosanthus humilis, Clitoria ternatea, Sesbania

grandiflora, Leucaena leucocephala dan sebagainya. Teknologi asosiasi tanaman selain dapat

meningkatkan keberagaman hijauan pakan, akan terjalin simbose yang sinergis dalam interaksi

fisik, kimia, dan biologis, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas

produksi hijauan.

MATERI DAN METODE

Sebuah penelitian telah dilaksanakan di lahan kering di Desa Sebudi Kabupaten

Karangasem. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuan terdiri atas

sistem tanam dengan 4 asosiasi rumput-legum dan dengan atau tanpa mikoriza. Sistem tanam

merupakan kombinasi dari 2 spesies rumput dan2 spesies legum. Dengan demikian akan terdapat

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014

207

12 perlakuan kombinasi antara rumput, legum, dan mikoriza. Percobaan menggunakan tiga

kelompok sebagai ulangan, sehingga memerlukan12 × 3 = 36 petak/plot. Petak-petak percobaan

dibuat dengan ukuran 3 × 3 meter. Berdasarkan desain perlakuan di atas maka perlakuan

kombinasi dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Kombinasi rumput Panikum dengan Sentrosema

2. Kombinasi rumput Panikum dengan Sentrosema dan mikoriza

3. Kombinasi rumput Panikum dengan Klitoria

4. Kombinasi rumput Panikum dengan Klitoria dan mikoriza

5. Kombinasi rumput Paspalum dengan Centrocema

6. Kombinasi rumput Paspalum dengan Centrocema dan mikoriza

7. Kombinasi rumput Paspalum dengan Klitoria

8. Kombinasi rumput Paspalum dengan Klitoria dan mikoriza

9. Kombinasi rumput Panikum, Paspalum dengan Centrocema

10. Kombinasi rumput Panikum, Paspalum dengan Centrocema dan mikoriza

11. Kombinasi rumput Panikum, Paspalum dengan Klitoria

12. Kombinasi rumput Panikum, Paspalum dengan Klitoria dan mikoriza

Variabel dan data yang dianalisis adalah sebagai berikut: Data yang dianalisis adalah

produktivitas tanaman pada pertumbuhan kembali (regrowth) kedua yang terdiri atas beberapa

variable yakni: jumlah cabang atau anakan, tinggi tanaman, lingkar rumpun, area cover dan

korelasi antara tinggi dengan area cover, korelasi antara jumlah anakan dengan lingkar rumpun,

dan berat kering oven tanaman. Data dianalisis dengan mempergunakan sidik ragam univariat

dan analisis korelasi (Steel danTorrei, 1989).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Asosiasi rumput-legum dapat menimbulkan pengaruhinterferensidansimbiose yang

salingmenguntungkan. Waktu saat dimulainya kompetisi tergantung pada: (1) tingkat suplai

sumber daya seperti kesuburan tanah, radiasi, keseimbangan kelembaban, dan (2) komunitas

alami tanaman terutama keperluan sumber daya individu tanaman, jumlah tanaman per unit area

(plant population) dan kanopi yang jarang.Juskiw et al. (2000) menyatakan bahwa perbedaan

morfologi dan fisiologi, kemampuan berkompetisi (competitive ability) pada asosiasi

interspesifik dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, komposisi, dan nilai nutrisi

hijauan dari masing-masing spesies dalam sistem asosiasi.

Hubungan antara tinggi tanaman dengan area cover adalah mencerminkan tingkat

volume tanaman. Gambar 1 di atas menunjukkan bahwa volume tanaman tertinggi terjadi pada

rumput paspalum yang ditanam bersama dengan Klitoria. Nilai korelasi antara tinggi tanaman

dengan area cover untuk perlakuan Y1, Y2, Y3, dan Y4 berturut-turutadalah 0,09, 0,09, 0,52,

dan 0,52. Rumput panikum yang ditanam bersama legume Centrocema dan Klitoria tidak

menunjukkan pertambahan volume tanaman yang signifikan. Hal tersebut sangat dimungkinkan

karena rumput paspalum memiliki sifat tumbuh yang cendrung ke arah horizontal pada awalnya

kemudian berdiri tegak sehingga memudahkan tanaman legume untukmerambat di sela-sela

tanaman inang.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014

208

Asosiasi tanaman di antara rumput dan legum telah meningkatkan produksi hijauan.

Tingginya volume tanaman pada Y4 juga mencerminkan peningkatan produksi yang lebih cepat

dan adanya kontribusi legume terhadap pertumbuhan rumput paspalum. Hal tersebut sesuai

dengan hasil-hasil penelitian tentang pertumbuhan dan produksi tanaman pakan yang dilakukan

sebelumnya. Kombinasi pertanaman rumput-legum dan pemupukan dapat mengurangi

kebutuhan akan pupuk, karena adanya kemampuan legum mengikat nitrogen bila bersimbiosis

dengan Rhizobium (Purwantari et al., 1999). Menurut Miller (1984) asosiasi rumput-legum pada

pastura campuran tidak memerlukan pemberian nitrogen apabila komposisi legum menyusun

lebih dari 30% dari asosiasi tanaman tersebut. Tetapi perlu diusahakan cara pemupukan P dan K

apabila legum paling sedikit 30% dari pastura.

Gambar 1. Hubunganantaratinggitanamandenganarea cover (Y1= Panikum+Sentro; Y2 = Panikum +

Klitoria;Y3 = Paspalum + Sentro; Y4 = Paspalum+Klitoria)

Gambar 2.HubunganjumlahAnakandanlingkarrumpun(Y1= Panikum+ Sentro; Y2 = Panikum + Klitoria;

Y3 = Paspalum + Sentro; Y4 = Paspalum+Klitoria)

0

20

40

60

80

100

120

20 40 60 80 100

Y4 = 0,1041x + 16,443

Y3 = 0,0161x + 15,904

Area cover (%)

Tin

ggi T

anam

an (

cm)

Area cover (%)

0

50

100

150

200

250

300

20 40 60 80 100

y4 = 0,5512x + 16,237 y 3= 0,8654x + 15,299

y2 = 0,2886x + 10,575 y1 = 0,3014x + 11,345

Jum

lah

an

akan

LingkarRumpun

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014

209

Gambar 2 menunjukkan hubungan antara jumlah anakan dengan lingkar rumpun

tanaman. Nilai korelasi antara jumlah anakan dengan lingkar rumpun untuk perlakuan Y1, Y2,

Y3, dan Y4 berturut-turut adalah 0,77, 0,64, 0,67, dan 0,50. Rumput paspalum yang ditanam

bersama legume Klitoria (Y4) memberikan kerapatan tanaman yang paling tinggi. Fenomena

yang sama seperti pada volume tanaman juga terjadi pada indicator kerapatan tanaman. Rumput

Panikum yang ditanam bersama legume memberikan kerapatan tanaman yang paling rendah.

Legum Klitoria memberikan pengaruh yang lebih baik daripada legume centrocema terhadap

pertumbuhan dan produksi rerumputan.

Tingginya kerapatan tanaman pada perlakuan Y4 juga mengindikasikan pertumbuhan dan

produksi hijauan yang lebih baik. Adanya asosiasi rumput paspalum dengan legume klitoria

memperlihatkan aktivitas simbiosis yang saling menguntungkan di antara kedua tanaman

tersebut. Fenomena yang sama juga diinformasikan oleh Skerman (1977) yang menyatakan

bahwa, Stylo yang ditanam bersama Hyparrhenia di Sirere, Uganda mampu menghasilkan

hijauan yang setara dengan rumput yang dipupukdengan 165 kg ha-1

N.Alison dan Pitman

(1995) menyatakan, bahwa dengan mengadakan asosiasi rumput Bermuda dengan Clover

yang diteliti selama tiga tahun, total produksi hijauan kering rumput Bermuda yang ditanam

bersama-sama legum Clover adalah setara dengan produksi rumput Bermuda yang dipupuk

dengan 100 kg ha-1

N. Produksi rumput Bermuda dengan Clover dapat memberikan produksi

mendekati dua ton hijauan kering per ha, sedangkan Bermuda yang dipupuk dengan 100 kg ha-

1 N memberikan hijauan kering kurang dari satu ton per ha.

Beratkering oven hijauanpanikum yang ditanam bersama rumput paspalum dan legume

Centrocema (A9) memberikan hasil berat kering oven tertinggi yakni sebesar 6,92 tha-1

. Hal

tersebut dapat terjadi karena pertumbuhan panikum yang tegak tidak terhalang oleh paspalum

yang pada awalnya tumbuh kesamping, sedangkan pertumbuhan centrocema juga lebih banyak

ke arah samping sebelum melilit ke atas. Paspalum dan centrocema belum menaungi panikum

sehingga efektivitas fotosintesis berlangsung dengan baik, yang pada akhirnya menghasilkan

bobot kering oven tertinggi.

Tabel 1.Berat kering oven hijauan panikum yang ditanam bersama legume dengan dan tanpa

mikoriza (t ha-1

)

Perlakuan BK Daun BK Batang BK Total

A1 1,78 c 2,43 b 4,21 b

A2 1,74 bc 2,92 ab 4,66 b

A3 1,34 bc 2,73 ab 4,07 b

A4 1,99 b 2,73 ab 4,73 b

A9 2,68 a 4,24 a 6,92 a

A10 1,99 c 2,94 ab 4,93 b

A11 3,79 c 4,84 ab 8,63 a

A12 2,28 bc 2,87 ab 5,15 b Keterangan:

Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan

yang tidak nyata (p>0,05)

Berat kering oven hijauan paspalum yang ditanam bersama legum (Tabel 2) tertinggi

pada rumput paspalum yang ditanam bersama legume Klitoria yakni sebesar 7,73t ha-1

. Hal

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014

210

tersebut sesuai dengan hasil analisis terhadap volume dan kerapatan tanaman yang menunjukkan

hasil tertinggi pada asosiasi rumput paspalum dengan legume Klitoria. Aplikasi mikoriza dalam

penelitian ini tidak menunjukan perbedaan yang nyata baik pada asosiasi rumput panikum

dengan legume demikian pula padaasosiasi rumput paspalum dengan legume.

Berdasarkan Tabel 1 dan 2 dapat dinyatakan bahwa penanaman legume akan dapat

meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman rumput. Rumput paspalum memberikan respons

pertumbuhan dan produksi yang lebih baik dari pada rumput panikum. Rumput panikum yang

ditanam bersama paspalum dan legume klitoria atau centrosema memberikan produksi hijauan

yang lebih tinggi daripada ditanam bersama legume saja.

Tabel: 2 Berat kering oven hijauan paspalum yang ditanam bersama legume dengan dan tanpa

mikoriza (t ha-1

)

Perlakuan BK Daun BK Batang BK Total

A5 3,66 a 3,48 a 7,15 ab

A6 3,94 a 3,25 a 7,19 ab

A7 4,41 a 3,32 a 7,73 a

A8 4,16 a 3,11 a 7,27 a

A9 2,92 ab 2,42 b 5,34 b

A10 2,70 ab 2,85 ab 5,55 b

A11 2,66 ab 2,71 ab 5,37 b

A12 2,42 b 2,45 ab 4,87 b

Keterangan:

Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan

yang tidak nyata (p>0,05)

SIMPULAN

Pertumbuhan dan hasil hijauan rumput sangat dipengaruhi oleh keberadaan legum yang

ditanam bersama rumput tersebut, rumput paspalum yang ditanam bersama legume klitoria

memberikan hasil hijauan tertinggi. Aplikasi mikoriza tidak menunjukkan pengaruh yang

signifikan terhadap pertumbuhan dan hasil rumput yang ditanam bersama legum.

DAFTAR PUSTAKA

Alison, M.W. and W.D. Pitman. 1995. Legume use in pastures. Louisiana Agric. 38:16-17.

Bayer, W. 1990. Napier grass-a promising fodder for smallholder livestock production in the

tropics. Plant Research and Development, p. 103-111.

Beets, W.C. 1982. Multiple cropping and tropical farming systems. Gower Publ. Co. Ltd.

Aldershot, 151 p.

Dwisantoso, R. dan M. Harikusnadi. 1992. Analisis regresi. Andi Offset Yogyakarta, 113

halaman.

Horne, P.M. 1989. Tree legum/grass mixtures for forage production in the wet tropics. ACIAR

Forage Newsletter, No. 11. p. 50-60.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III HITPI, 2014

211

Juskiw, P.E., J.H. Helm, and D.F. Salmon. 2000. Competitive ability in Miller, D.A. 1984.

Forages crops. Mc Graw-Hill. Inc. New York, p. 53-60.

Miller, D.A. 1984. Forages crops. Mc Graw-Hill. Inc. New York, p. 53-60.

Purwantari, N.D., B.R. Prawiradiputra, S. Yuhaeni, dan P. Suratmini. 1999. Hasil-hasil

penelitian tanaman pakan ternak. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor 1: 161-169.

Sanchez, P.A. 1993. Properties and management of soils in the tropics. John Wiley and Son,

North Caroline State University, p. 209-273.

Sheoran, v., A. S. Sheoran§, P. Poonia 2010. Soil Reclamation Of Abandoned Mine Land By

Revegetation: A Review. International Journal Of Soil, Sediment And Water, Vol 3

No.2

Skerman, P.J. 1977. Tropical forage legume. FAO. Rome, p. 69-89.

Steel, R.G. D. and J.H. Torrie. 1989. Prinsip dan prosedur statistika: Suatu pendekatan

biometrik. Alih bahasa: Bambang Sumantri. Edisi kedua. PT. Gramedia. Jakarta,

halaman 148-190.

Usha P. Pillai-McGarryA, Craig Lockhart B and David Mulligan. 2010.Soil factors affecting

vegetation establishment after sand mining on North Stradbroke Island.19th World

Congress of Soil Science, Soil Solutions for a Changing World 1 – 6 August 2010,

Brisbane, Australia. Published on DVD.