PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN...

21

Transcript of PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN...

Page 1: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR
Page 2: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

PROSIDING

NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN PERIODONTICS 4

Page 3: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal

2 Ayat (1)

Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya

atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut pera- turan perundang-

undangan yang berlaku.

Pasal 72 Ayat (1)

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

(1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau d

enda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda

paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Pasal 72 Ayat (2)

Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau

barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara

paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 4: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

PROSIDING

NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN PERIODONTICS 4

Prajna Metta Yanti Rusyanti

Amaliya Nunung Rusminah

Page 5: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

PROSIDING

NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN PERIODONTICS 4

Diterbitkan oleh Lembaga Studi Kesehatan Indonesia (LSKI) Untuk Panitia NAS- SIP 4

Bandung, Juni 2017

Penyunting

Korektor

Setting

Production

Printed

Copyrigt

Prajna Metta Yanti

Rusyanti Amaliya

Nunung Rusminah

Anindya Putri

Trima Yusi

Siti Mariam Agus

Sono Sono

Offset

@ 2017 NASSIP 4

ISBN 978-602-60959-2-3

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Prosiding /Editor : Prajna Metta, dkk

-- Bandung : LSKI (Lembaga Studi Kesehatan Indonesia), 2017. x + 348 hlm; 25 cm

ISBN 978-602-60959-2-3

Page 6: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

PRAKATA

National Scientific Seminar in Periodontics ke-4 (NASSIP 4) telah sukses dilaksanakan di Bandung,

Indonesia, pada tanggal 28-29 Oktober 2016 dengan tema “An Integrated Approach in Tissue Engineering

on Periodontal Treatment”. Acara dimulai dengan sambutan dari Ketua IPERI Pusat, Dr. Yuniarti Soeroso,

drg.,Sp. Perio (K) dan Ketua Panitia NASSIP 4, Aldilla Miranda, drg., Sp. Perio. Acara berlangsung selama 2

hari yang dihadiri oleh pembicara dari berbagai negara yaitu: Inggris, Belanda, Filipina, Singapura, dan

Amerika Serikat. Pembicara dalam negeri dari berbagai universitas juga turut berpartisipasi, antara lain dari

Universitas Padjadjaran, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Sumatera Utara, Universitas

Hasanuddin, dan Universitas Gadjah Mada. Sebanyak lebih dari 300 peserta seminar dan 100 peserta

workshop berpartisipasi dalam acara ini. Empat puluh sembilan peserta poster telah mempresentasikan

karyanya dan 31 peserta sponsor turut bekerja sama dalam mensukseskan acara ini. Terimakasih kepadareviewer

dan co-editor atas bantuannya dalam menyusun buku ini, serta kepada tim Dentamedia sebagai editor produksi.

Juni 2017

Prajna Metta

Page 7: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

PRAKATA

DAFTAR ISI

KEGAGALAN PERAWATAN PERIODONTAL Gusriani

TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR Sri Oktawati

LIP REPOSITIONING: ALTERNATIF PERAWATAN PADA KASUS GUMMY SMILE

Saidina Hamzah Daliemunthe

BAHAN DESENSITASI SEBAGAI SALAH SATU PERAWATAN GIGI SENSITIF Nunung Rusminah

APLIKASI MEMBRAN PRF PADA PERAWATAN AUGMENTASI TULANG Ira Komara

GINGIVECTOMY : AN ESTHETIC APPROACH TO TREAT GINGIVAL ENLARGEMENT Ina Hendiani

PERAN PLATELET RICH FIBRIN DALAM REGENERASI JARINGAN PERIODONTAL

(ROLE OF PLATELET RICH FIBRIN IN PERIODONTAL REGENERATION) Agus Susanto, Dyah Nindita Carolina

PERAWATAN MOBILITAS GIGI PADA KASUS PERIODONTITIS

(TREATMENT OF TEETH MOBILITY IN PERIODONTITIS) Ira Komara

DASAR IMPLANTOLOGI KLINIK UNTUK DOKTER GIGI Yanti Rusyanti, Mirza Aquaries

PERSIAPAN DAERAH INSERSI IMPLAN MENGGUNAKAN TEKNIK FLAPLESS DENGAN

ROTARY TISSUE PUNCH PADA PERAWATAN IMPLAN DENTAL ENDOSEUS Herrina Firmantini

PEMILIHAN IMPLANT GIGI UNTUK RUANG YANG SEMPIT

Desy Fidyawati

PENATALAKSANAAN PEMBESARAN GINGIVA INFLAMATORIK DENGAN TERAPI INISIAL

DAN GINGIVOPLASTI Shula Zuleika Sumana, Robert Lessang, Antonius Irwan

TERAPI REGENERATIF PERIODONTAL PADA DEFEK TULANG TERKAIT PALATORADICULAR

GROOVE (PRG) GIGI INSISIF LATERAL Rachel Yuanithea, Yuniarti Soeroso, Felix Hartono

I

II

1-4

5-19

20-30

31-33

34-38

39-47

48-53

54-60

61-64

65-70

71-74

75-81

82-88

Page 8: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

PERAWATAN MULTIDISIPLIN UNTUK MENDAPATKAN REGENERASI OPTIMAL PADA GIGI

HOPELESS DENGAN KELAINAN PERIODONTAL Nadhia Anindhita Harsas, Yuniarti Soeroso

PENANGANAN RESESI GINGIVA DENGAN CANGKOK JARINGAN IKAT PALATAL : TEKNIK

POUCH DAN TUNNEL Rini Oktavia Nasution, Chandra Susanto

PERAWATAN FASE PRE ORTODONTI PADA GIGI EKTOPIK INSISIF SATU KANAN ATAS

DENGAN LASER Nd-YAG Media Sukmalia Adibah, Hari Sunarto, Benso Sulijaya

GINGIVECTOMY POST FIXED ORTHODONTIC COMBINED WITH VENEER ON 11 AND 21 Sri Maryuni Adnyasari Ni Luh Putu

PAPILLA PRESERVATION FLAP DENGAN PLATELET-RICH FIBRIN PADA DEFEK PERIODONTAL

RAHANG ATAS ANTERIOR Adam M, Kadir F, Misnova

PERBAIKAN KONDISI CACAT TULANG INFRABONI DENGAN PERAWATAN INISIAL Nurul Adha Marzuki , Krisnamurthy P

TERAPI REGENERATIF OPEN FLAP DEBRIDEMENT DENGAN KOMBINASI BONE GRAFT

UNTUK MENGATASI DEFEK TULANG PASKA PEMASANGAN CROWN Faradina Putriyanti, Yuniarti Soeroso

PENATALAKSANAAN EPULIS FIBROMATOSA DENGAN CONNECTIVE TISSUE GRAFT (CTG)

(LAPORAN KASUS) Syanti W.Astuty, Hari Sunarto, Felix Hartono K

OBESITAS DAN PENYAKIT PERIODONTAL Martina Amalia

PERAWATAN PEMBESARAN GINGIVA YANG DIINDUKSI OLEH PLAK PADA WANITA BERUSIA

21 TAHUN

(MANAGEMENT OF 21 YEARS OLD FEMALE WITH PLAQUE INDUCED GINGIVAL

OVERGROWTH)

Jevin F, Tandian, Andrew, Pitu Wulandari, Aini Hariyani Nasution

TEKNIK “SANDWICH BONE AUGMENTATION” UNTUK MENAMBAH KETEBALAN TULANG

BUKAL SEBELUM PEMASANGAN IMPLAN Putri Lenggogeny, Nadhia A Harsas, Antonius Irwan, Yuniarti Soeroso

PROSEDUR CROWN LENGTHENING

Indah Kusuma Pertiwi

PENATALAKSANAAN HIPERPIGMENTASI GINGIVA Nur Rahmah H, Arni Irawaty Djais, Hasanuddin Tahir

89-99

100-107

108-113

114-120

121-129

130-135

136-141

142-150

151-161

162-167

168-178

179-183

184-188

Page 9: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

EPULIS GRAVIDARUM DAN PENATALAKSANAANNYA Suwandi Trijani

PENGURANGAN KETEGANGAN JARINGAN PASKA FRENEKTOMI DAN FIBROTOMI DENGAN

TEHNIK Z - PLASTY Nuryanni Dihin Utami, Ira Komara

SPLINTING KAWAT DENGAN GIGI ARTIFISIAL

Siti Sopiatin, Ira Komara

PENATALAKSANAAN PERIO-ESTETIK FRENULUM LABIALIS MAKSILARIS DENGAN

PERBANDINGAN TEKNIK KONVENSIONAL DAN INCISION BELOW THE CLAMP Shek Wendy, Hasanuddin Thahir, Arni Irawaty Djais

OPERASI REKONSTRUKSI PREPROSTETIK PADA KASUS KEHILANGAN TULANG PARAH

REGIO MANDIBULA AKIBAT TRAUMA KECELAKAAN LALU LINTAS: LAPORAN KASUS Britaria Theressy, Agung Krismariono

PERAWATAN RESESI GINGIVA KLAS I MILLER PADA ANTERIOR RAHANG BAWAH DENGAN

FLEP POSISI KORONAL DAN PRF Caecilia S.W.N, Ina Hendiani

REKONSTRUKSI VESTIBULUM: PERAWATAN ALTERNATIF GUMMY SMILE Tjokrodiardjo E, Subrata LH, Krismariono A

PERAWATAN GUMMY SMILE DENGAN VESTIBULOPLASTY

Adi PK, Krismariono A

HEREDITARY GINGIVAL FIBROMATOSIS: A RARE CASE REPORT Djohan FFS, Metta P, Komara I

METODE BEDAH FLAP SEBAGAI ALTERNATIF PERAWATAN CROWN LENGTHENING Anitasari Winidiastuti, Wibisono PA

CROWN LENGTHENING, SUATU PERAWATAN PERIODONTAL ESTETIK UNTUK

MENINGKATKAN NILAI ESTETIKA PADA DELAYED PASSIVE ERUPTION Davita Dona Saranga, Sri Oktawati

PERAWATAN DIASTEMA SENTRAL RAHANG ATAS: PENDEKATAN INTERDISIPLINER

PERIODONTI-ORTODONTI Mutia Rochmawati, Indra Mustika

PERAWATAN DENTAL IMPLANT PADA PASIEN DENGAN SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS

Asti Rosmala Dewi, Mellani Cindera Negara

PERAWATAN BEDAH FLEP DIKOMBINASIKAN DENGAN PLATELET RICH FIBRIN (PRF) PADA

PERIODONTITIS KRONIS Lilies Anggarwati Astuti

189-194

195-200

201-206

207-117

218-226

227-233

234-238

239-243

244-251

252-258

259-266

267-274

275-278

279-287

Page 10: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

PERAWATAN BEDAH PERIODONTAL REGENERATIF PADA KETERLIBATAN FURKASI LESI

ENDODONTIK-PERIODONTIK Budhi Cahya Prasetyo, Indra Mustika

DAYA HAMBAT MINIMAL EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera Cordifolia) TERHADAP

PEMBENTUKAN BIOFILM PLAK Yulia Rachma, Yufita Chatim, Utari Eka Widayanti

HUBUNGAN ANTARA PERIODONTITIS DAN FAKTOR-FAKTOR PSIKOSOSIAL PADA ORANG

DEWASA YANG DATANG KE RUMAH SAKIT USM

Shirley Lee Sze Yee, Umi Najwa Basli, Erry Mochamad Arief, Basaruddin Ahmad, Fauziah

Asmail@Ismail

AKTIVITAS FAGOSITOSIS NETROFIL YANG DIPAPAR EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera

cordifolia (Ten.) Stennis) Wahyukundari MA, Praharani D

OZONATED OLIVE OIL SETELAH SCALING ROOT PLANING TERHADAP ALKALINE

PHOSPHATASE PADA PERAWATAN INISIAL POKET INFRABONI Erwin Wijaya, Dahlia Herawati, Ahmad Syaify

APLIKASI GEL COENZYM Q10 SETELAH KURETASE DAPAT MENURUNKAN KADAR PROTEIN

CARBONYL PADA POKET PERIODONTAL Aini Moeljono, Dahlia Herawati, Al Sri Koes Soesilowati

EFEKTIFITAS GEL EKSTRAK KULIT MANGGIS 20%, 40% DAN 60% TERHADAP JUMLAH SEL

MAKROFAG PADA LUKA INSISI MENCIT Putu Sulistiawati Dewi

TERAPI BEDAH PERIODONTAL REGENERATIF DENGAN BONE GRAFT DAN PRF Ida Bagus Nyoman Dhedy Widyabawa, Nunung Rusminah

288-296

297-303

304-311

312-318

319-326

327-334

335-340

341-348

Page 11: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

PROSIDING NASSIP 4 89

PERAWATAN MULTIDISIPLIN UNTUK MENDAPATKAN REGENERASI OPTIMAL PADA GIGI HOPELESS

DENGAN KELAINAN PERIODONTAL

Nadhia Anindhita Harsas1; Yuniarti Soeroso2

1,2 Staff Departemen Periodontologi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia

Email Korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Pendahuluan: Menentukan rencana perawatan yang tepat bagi gigi yang memiliki prognosis buruk

mencapai hopeless merupakan tantangan tersendiri bagi seorang dokter gigi. Suatu dilema yang umum dialami

baik oleh pasien maupun dokter gigi untuk memutuskan apakah akan mencabut atau mempertahankan gigi tanpa

harapan, terutama jika tidak terdapat karies pada gigi tersebut. Tujuan: Untuk memaparkan prosedur dalam

merawat gigi tanpa harapan dengan pendekatan secara endodontik dan periodontik guna mendapatkan

regenerasi jaringan yang optimal. Laporan kasus: Laki-laki, 52 tahun dating dengan keluhan utama bengkang,

goyang, dan sakit di gigi bawah kiri, meskipun tidak terdapat lubang gigi. Secara klinis, tampak pada regio 37

kegoyangan 2 derajat dengan poket bukal 12 mm, resesi 1mm, dan prematur kontak dengan 28. Kehilangan

tulang berat tampak secara radiograf. Sebagai premedikasi diberikan antibiotik dan analgesik, lalu dilakukan

penyesuaian oklusi dengan pengasahan selektif pada 28, 37, dan 38, kemudian pasien dirujuk ke dokter

internis atau spesialis saraf terkait kondisi sistemiknya, dan juga ke departemen konservasi gigi, FKG UI untuk

mengevaluasi kondisi gigi 37 secara endodontik. Pasien kemudian diinformasikan mengenai prognosis gigi

tersebut dan pilihan rencana perawatan yang dapat diambil. Pada pertemuan awal tidak terdapat fluktuasi

pada abses, sehingga drainase dilakukan melalui margin gingiva setelah premedikasi. Splint intrakoronal

dilakukan dari 35 ke 38 sebelum dilakukan flep debridemen 37. Flep debridemen dilakukan bersamaan dengan

pemasangan graft tulang xenograft dan membran alloplastik. Terapi endodontik dilakukan setelah bedah flep

karena tidak adanya gejala nekrosis sebelumnya, namun terdapat resorbsi eksternal yang tampak saat flep.

Evaluasi setelah satu tahun paska perawatan periodontik dan endodontik menunjukkan regenerasi tulang

yang signifikan dan gambaran klinis yang baik. Diskusi: Semakin besar kehilangan jaringan yang terjadi,

maka perawatan yang harus dilakukan untuk mempertahankan gigi tersebut akan semakin kompleks. Terdapat

dua faktor utama yang umumnya terkait dengan strategi penanganan gigi tanpa harapan: dapat dilakukannya

restorasi dan dukungan periodontal. Kesimpulan: terapi periodontik dan endodontik dapat memberikan hasil

regenerasi jaringan yang signifikan melalui diagnosis dan rencana perawatan gigi tanpa harapan yang

tepat.

Kata Kunci: Gigi hopeless; Flap debridement; Terapi endodontik; Graft tulang; Membran barrier;

Regenerasi jaringan

Page 12: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

90 NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN PERIODONTICS

MULTIDISCIPLINARY APPROACH TO ACHIEVE OPTIMAL TISSUE REGENERATION ON A

PERIODONTALLY HOPELESS TOOTH

ABSTRACT

Introduction: Determining a correct treatment plan for teeth with an apparently hopeless prognosis

is very challenging for dentists. It is still a common dilemma for both dentist and patient to decide whether to

replace or preserve a compromised tooth, especially on a non carious lesion tooth. Objective: To

present procedure on treating a hopeless teeth with endodontic and periodontics approach to achieve

optimal tissue regeneration. Case Report: Male, 52 years old with chief complain his lower left molar

abscess, mobile, and painful even there is no cavity on it. This patient has a history of a stroke. Clinically, at

region 37 there were 2 degree mobility with buccal pocket 12mm, 1mm recession, and premature contact on

28. Severe bone loss was detected radiographically. Antibiotic and analgetic was given, occlusal adjustment on

28, 37 and 38, and refered to internist regarding his systemic condition and also to Conservation department for

their evaluation on the 37. The patient then informed about the prognosis and treatment choices that he had.

Because at the first meeting there were no fluctuation on the abscess, drainage was conducted after

premedication through marginal gingiva. Prior to flap debridement 37 was splinted intracoronally to 35 and 38.

Flap debridement was performed simultaneously with xenograft and alloplast membrane grafting. Endodontic

therapy was done after surgery because external root resorption was spotted during the surgery and there

was no sign of necrotic tooth before. One year control showed significant bone regeneration and good clinical

signs. Discussion: The bigger tissue lost, the more complicated the treatment will be. There are two major

common factors relegate a strategic tooth to the hopeless status: restorability and periodontal support.

Conclusion: Periodontic and endodontic therapy could give significant tissue regeneration result following a

correct diagnosis and treatment plan on a hopeless tooth.

Keywords: Hopeless tooth; Flap debridement; Endodontic therapy; Bone graft; Membran graft; Tissue

regeneration

PENDAHULUAN

Menurunkan risiko gigi geligi dengan penyakit periodontitis lanjut merupakan tantangan tersendiri

baik bagi dokter gigi ataupun pasien. 1,2Dokter gigi sering menghadapi situasi untuk membuat keputusan

dengan keadaan klinis dan etis yang sulit saat merekomendasikan perawatan untuk gigi berprognosis buruk,

terutama gigi geligi yang dalam keadaan utuh tanpa karies.2,3 Bagi pasien menghadapi kenyataan adanya

perubahan dari gigi geligi alami bahkan dengan prognosis yang sangat buruk menjadi gigi tiruan adalah

perubahan besar pada kondisi rongga mulutnya. Hilangnya gigi geligi dapat memberikan tekanan psikologis

dan gangguan fungsional rongga mulut, selain itu penggunaan gigi tiruan memerlukan adaptasi sistem

pengunyahan baru, dan dapat terjadi perubahan pada indera pengecapan dan perasa suhu.1 Periodontitis

kronis merupakan penyakit

Page 13: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

PROSIDING NASSIP 4 91

infeksi yang menghasilkan inflamasi di jaringan pendukung gigi, kehilangan perlekatan progresif, dan

kehilangan tulang.4 Salah satu faktor pemberat pada periodontitis kronis adalah trauma oklusi (TFO).5–7

Trauma oklusi (TFO) didefinisikan sebagai kerusakan pada perlekatan periodontal gigi geligi sebagai hasil

beban oklusi yang berlebihan, sehingga menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan.8

Saat jaringan periodontal dalam keadaan sehat, maka TFO tidak akan menyebabkan

pembentukan poket ataupun kehilangan perlekatan jaringan penghubung.7 Kombinasi infeksi plak dengan

TFO dapat ditandai dengan kerusakan periodontal, sehingga TFO berperan sebagai faktor pendukung

proses kerusakan.5–7 Harn, dkk. dalam tulisannya memaparkan hasil penelitian Lindhe dkk., yang melaporkan

mengenai hubungan antara TFO dengan penyembuhan pada jaringan periodontal.6 Pada tahun 1996 World

workshop of periodontics melalui studi literatur yang komprehensif menyatakan bahwa masih belum ada

penelitian dengan kontrol mengenai peranan oklusi pada perkembangan penyakit periodontal yang tidak

dirawat.9

Jaringan periodontal dan pulpa diketahui memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya, baik

secara anatomis maupun fungsialis.10,11 Beberapa tahun belakangan, telah diketahui bahwa terdapat efek

berbalik dari jaringan periodontal ke pulpa dental, dan juga efek dari pulpa nekrotik terhadap inisiasi dan

perkembangan penyakit periodontal.3,10

Lesi yang meliputi jaringan periodontal dan pulpa akan mempersulit penegakan diagnosis, rencana

perawatan dan prognosis.11 Penting untuk diingat bahwa tujuan utama setiap perawatan dental adalah untuk

merestorasi dan menjaga gigi geligi dengan dukungan periodontal yang adekuat.10,12 Prognosis untuk gigi

geligi dengan keadaan hopeless bergantung kepada rasio keberhasilan masing-masing elemen pada

rencana perawatan.12

Pemeliharaan gigi yang telah dirawat secara endodontik dalam jangka waktu panjang,

memerlukan prosedur yang yang panjang, dan pengeluaran biaya yang cukup besar. Sedangkan sebagai

perawatan alternatif adalah ekstraksi gigi dan restorasi dengan implan dental, dan memiliki rasio

keberlangsungan antara 97% dan 99%.12 American Academy of Periodontology juga menyatakan bahwa

implan tidak memiliki rasio keberlangsungan lebih tinggi dibandingkan dengan gigi yang dirawat dan dijaga

dengan baik.13 Pertimbangan-pertimbangan inilah yang menjadikan dilema terutama bagi seorang dokter gigi

dalam membuat keputusan untuk menggantikan atau menjaga gigi hopeless. Berdasarkan pengetahuan penulis, di

Indonesia terutama masih banyak kasus gigi tanpa harapan dengan keterlibatan lesi endodontik dan periodontik

yang ditangani dengan jalan ekstraksi dan digantikan dengan gigi tiruan, sedangkan sebagai seorang dokter gigi

harus mempertimbangkan untuk memelihara gigi geligi alami melalui prosedur bedah dan restoratif. Melalui

laporan kasus ini, penulis ingin memaparkan pertimbangan dan cara penanganan kasus gigi tanpa

harapan dengan lesi endodontik dan periodontik, terutama pada gigi yang tampak utuh tanpa karies.

TUJUAN

Laporan kasus ini bertujuan untuk memaparkan prosedur dalam merawat gigi hopeless dengan

pendekatan secara endodontik dan periodontik guna mendapatkan regenerasi jaringan yang optimal.

Page 14: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

92 NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN PERIODONTICS

LAPORAN KASUS

Pasien laki-laki 52 tahun datang dengan keluhan gigi kiri bawah belakang sakit, goyang dan

mengeluarkan nanah, namun tidak berlubang. Pasien mengaku telah kehilangan beberapa gigi gerahamnya

karena goyang dan tidak berlubang. Pada pemeriksaan klinis tampak kebersihan mulut pasien baik dengan OHI-S

0,9, terdapat pembengkakan di daerah bukal gigi 37, dengan ukuran 2x3 mm, konsistensi lunak, berwarna

kemerahan, dengan supurasi positif.

Pada status periodontal diketahui bahwa terdapat poket 12 mm pada gigi 37 dengan kegoyangan 2 derajat.

Pemeriksaan oklusi dan artikulasi menunjukkan bahwa pasien memiliki gigitan anterior terbuka dan cusp to

cusp pada gigi-gigi molar lainnya (Gambar 1 A, B, dan C). Foto panoramik menunjukkan adanya kehilangan

tulang mencangkup daerah lateral mencapai ujung akar hingga bifurkasi pada gigi 37, dengan gambaran

gigi yang melayang (Gambar 1 F).

Gambar 1. A,B,C : Oklusi pasien menunjukkan gigitan open bite anterior dengan hubungan cusp to cusp di area posterior

kanan dan kiri. D: Oedem pada daerah bukal gigi 37. E: Terdapat fistula pada setelah premedikasi. F: Foto panoramic

menunjukkan adanya kehilangan tulang dengan daerah radiolusensi mengelilingi gigi 37.

Pasien memiliki riwayat terkena stroke pada bulan Oktober 2013, saat ini hanya minum neurobion.

Pasien terakhir dibersihkan karang giginya pada Mei 2014. Pasien sikat gigi 2 kali per hari pagi dan malam

sebelum tidur. Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok ataupun parafungsional.

Pada pertemuan awal tidak tampak adanya fluktuasi pada daerah abses, dan tidak keluar supurasi

dari daerah marginal gingiva, sehingga dilakukan terapi kedaruratan dengan memberikan medikasi per oral

berupa antibiotik (Amoxicillin 500 mg 3x1 hari dan Metronidazole 500 mg 2x1 hari selama 5 hari), analgesik (asam

mefenamat 500 mg 3x1 hari), serta pengasahan selektif di gigi 28 untuk mengeliminasi adanya hambatan

artikulasi.

Page 15: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

PROSIDING NASSIP 4 93

Pasien kemudian dikonsulkan ke bagian Konservasi FKG UI untuk dilakukan pemeriksaan dari segi

endodontik dan setalah dilakukan pemeriksaan tidak terdapat tanda-tanda nekrosis sehingga dikembalikan ke

bagian Periodonsia. Pada saat pemeriksaan kembali, telah terdapat pendangkalan poket di daerah mid bukal 37

menjadi 9 mm, dengan supurasi positif dari daerah marginal gingiva, dan kegoyangan 2 derajat.

Drainase dilakukan melalui margin gingiva menggunakan probe periodontal, dengan irigasi H2O

2 2,5 %

dan salin steril, serta dilakukan aplikasi oxyfresh gel. Gigi 35, 37 dan 38 kemudian

dilakukan splinting intrakorona, dan penyesuaian oklusi dengan pengasahan selektif pada 37 dan 38,

serta koronoplasti pada 37. Pasien kemudian dirujuk ke spesialis penyakit dalam atau ke spesialis sarafnya untuk

konsultasi berkaitan dengan rencana dilakukan flep periodontal.

Pada pertemuan berikut, setelah mendapat rekomendasi dan izin dari dokter spesialis saraf pasien,

maka dilakukan flep periodontal di area 35, 37 dan 38. Tekanan darah pada saat dilakukan flep adalah 130/80

mmHg. Flep periodontal dilakukan dibawah anestesi blok mandibular. Insisi sulkular dimulai dari daerah

midbukal 35 hingga distal 38 kemudian dilakukan elevasi flep (Gambar 2A.). Flep dicoba dikembalikan dan

dilakukan undermining flep agar tidak terdapat tarikan saat penutupan. Setelah pembukaan flep, kalkulus

subgingiva dan sementum nekrotik dibersihkan menggunakan skeler dan kuret Gracey hingga permukaan

akar terasa halus dan tampak bersih. Jaringan granulasi kemudian dibersihkan juga menggunakan kuret Gracey.

Setelah jaringan granulasi bersih, tampak bahwa terdapat resorbsi eksterna akar 37 di daerah bukal dan

keterlibatan furkasi kelas III (Gambar 2B). Tulang alveolar di daerah lingual masih tinggi dan adekuat. Irigasi

dilakukan dengan menggunakan saline steril dan betadine.

Gambar 2. A: Pembukaan flep dengan insisi sulkular di daerah bukal pada regio 35-38). B: Terdapat resorbsi akar

eksternal pada regio 37 yang tampak setelah pembersihan jaringan granulasi. C: Penutupan daerah defek tulang

menggunakan xenograft. D: Pengaplikasian membran barrier alloplastik untuk menghalangi pertumbuhan jaringan

lunak ke daerah defek yang ditutup xenograft. E: Penjahitan dengan nylon 5.0, jarum 3/8 reverse triangle dengan teknik

mattres vertikal eksternal dengan penjangkaran jahitan pada resin komposit untuk menjaga agar tidak terjadi resesi

terlalu jauh dari margin gingiva.

Page 16: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

94 NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN PERIODONTICS

Daerah defek tulang ditutup dengan graft tulang berupa xenograft dan membran alloplastik (Gambar 2C

dan D). Flep dikembalikan dan dijahit menggunakan benang nylon 5.0, jarum 3/8, reverse triangle dengan

teknik mattress vertikal eksternal. (Gambar 2E). Lalu aplikasi dental gel di daerah operasi. Medikasi per oral

kembal diberikasi paska operasi berupa antibiotik (Amoxicillin 500 mg 3x1 hari), dan analgesik (asam

mefenamat 500 mg 3x1).

Kontrol 1 minggu paska flep tidak menunjukkan adanya keluhan subjektif, nyeri, supurasi dan bengkak

namun terdapat hiperemi di daerah marginal gingiva. Pelepasan jahitan dilakukan pada

kontrolduaminggupaskaflepsetelahtidakterdapatkeluhansubjektif,hiperemi,supurasidanoedema. Tiga bulan

setelah prosedur flep, pasien kembali dirujuk ke bagian Konservasi FKG UI untuk dilakukan perawatan

endodontik. Perawatan saluran akar dilakukan dengan pengisian menggunakan sealer Mineral Trioxide

Aggegate (MTA) dan guttap percha (Gambar 3A). Restorasi akhir dengan onlay resin komposit dilakukan

satu bulan paska pengisian saluran akar dengan kondisi pasien tidak

memiliki keluhan subjektif, perkusi dan oedema negatif (Gambar 3B).

Gambar 3. A: Pengisian Perawatan Saluran Akar (PSA) dengan menggunakan guttap percha dan sealer Mineral Trioxide

Aggegate (MTA). B: Onlay direk menggunakan resin komposit sebagai restorasi akhir.

Gambar 4. A: Gambaran radiograf sebelum dilakukan perawatan. B: Gambaran Radiograf 1 tahun paska perawatan

periodontal dan endodontik tampak adanya peningkatan tinggi dan densitas tulang di gigi 37. C: Kondisi Klinis 1 tahun

paska perawatan periodontal dan endodontik, terdapat resesi gingiva 1- 3 mm pada daerah bukal; Kel. subjektif,

hiperemi, oedema dan supurasi (-)

Kontrol periodik dilakukan dalam waktu 1 hingga 3 bulan sekali. Pada kontrol 1 tahun paska bedah flep

graft tulang dan membran, serta perawatan endodontik secara radiograf tampak adanya penambahan densitas

dan tinggi tulang yang signifikan dilihat secara radiografis pada daerah defek (Gambar 4 A dan B). Secara klinis

tidak ada keluhan subjektif dari pasien, hiperemi, oedema dan supurasi negatif, namun tampak adanya resesi

1-3 mm di daerah bukal gigi 37 (Gambar 4C).

Page 17: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

PROSIDING NASSIP 4 95

DISKUSI

Kasus ini menunjukan gigi dengan keadaan hopeless disebabkan oleh TFO yang mempengaruhi kelainan

di jaringan periodontal dan pulpa gigi. Pasien memiliki gigitan anterior yang terbuka dengan hubungan

molar cusp to cusp, sehingga diketahui bahwa periodontitis lokal yang terjadi juga dipengaruhi oleh TFO.

Trauma oklusi (TFO) diketahui dapat menyebabkan beberapa perubahan pada jaringan periodontal. Beban

karena tekanan oklusal dapat menurunkan perfusi ligamen periodontal (LPD), menghasilkan iskemi dan

nekrosis sel LPD saat telah melewati kemampuan adaptif LPD.5 Inflamasi bakteri pada periodonsium dapat

berkembang dengan lebih cepat karena rendahnya resistensi atau integritas jaringan.5

Efek penyakit periodontal terhadap pulpa dental telah menjadi bahan diskusi selama jangka waktu yang

panjang. Park, dkk., menyatakan bahwa pulpa gigi merupakan jaringan yang sensitif terhadap faktor eksternal

seperti infeksi mikrobial dari karies dental, serta iritasi kimia dan mekanis, termasuk TFO.14 Trauma oklusi

merupakan salah satu faktor yang dpat menginduksi inflamasi pada pulpa gigi dan daerah ujung akar.14 Inflamasi

pulpa karena pengaruh TFO dapat menyebabkan rasa sakit dan resorpsi akar melalui inflamasi neurogenik dan

remodeling jaringan keras.14 Saat pulpa menjadi nekrosis, terdapat respon inflamasi langsung pada jaringan

periodontal di daerah foramen apikal dan/atau pada pembukaan saluran akar tambahan.10l

Lesi yang ada pada kasus ini merupakan lesi kombinasi endodontik dan periodontik. Simon dkk.,

menjelaskan lesi perio-endo sebagai berikut: Lesi endodontik primer; Lesi periodontal primer; Lesi endodontik

primer dengan keterlibatan periodontal sekunder; Lesi periodontal primer dengan keterlibatan endodontik

sekunder; dan Lesi kombinasi sejati.2,10 Berdasarkan gambaran klinis, dan riwayat penyakit yang ada dapat

dikatakan bahwa kasus ini merupakan lesi periodontal primer dengan keterlibatan endodontik sekunder.

Diagnosis lesi periodontal primer dengan keterlibatan endodontik sekunder seperti yang

tampak pada pasien memiliki gambaran klinis periodontitis seperti kedalaman probing, dan kerusakan

tulang dan nekrosis parsial. Jalur komunikasi utama yang menyebabkan adanya perluasan penyakit dari

poket periodontal ke pulpa adalah melalui tubulus dentin, kanal lateral, dan foramen apikal.15 Parolia, dkk.

menyatakan bahwa 50% dari gigi yang mati dapat diakibatkan oleh kombinasi masalah pulpa dan

periodontal.16 Pada gigi berakar ganda sering terjadi nekrosis parsial, dengan menunjukkan tanda positif saat

dilakukan tes vitalitas. Vitalitas pulpa dapat terjaga jika mikrovaskularisasi di daerah foramen apikal masih

utuh.11 Lesi periodontal primer dengan keterlibatan endodontik sekunder memerlukan terapi periodontal

dan endodontik.10,17,18

Keputusan untuk melakukan perawatan pada kasus ini berdasarkan hasil diskusi dengan pasien.

Pasien telah diinformasikan bahwa meskipun tidak memiliki lubang sama sekali keadaan giginya memiliki

prognosis yang buruk cenderung hopeless. Tahapan perawatan dan perkiraan biaya yang harus dikeluarkan

baik jika pasien memilih untuk mempertahankan ataupun mencabut gigi tersebut telah dijelaskan sejak awal.

Melalui pemberian informasi dan diskusi yang baik, maka pasien memutuskan untuk mencoba

mempertahankan gigi tersebut, hal ini juga disebabkan oleh pasien telah kehilangan kedua gigi geraham

pertama di rahang atas.

Page 18: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

96 NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN PERIODONTICS

Prognosis pada kasus lesi seperti ini bergantung pada tahapan penyakit periodontal dan rasio keberhasilan

masing-masing elemen pada rencana perawatan. Hall mendefinisikan gigi hopeless sebagai gigi yang tidak

dapat dirawat dengan ekspektasi untuk mengeliminasi ataupun mengontrol masalah pada gigi tersebut.19

Cortellini dkk. menyatakan bahwa terapi regeneratif pada gigi geligi hopeless yang disertai defek pada atau

lebih dari apeks, telah menjadi alternatif dari ekstraksi dan rehabilitasi prostetik.20 Struktur gigi sisa dan tipe

gigi merupakan faktor paling penting yang mempengaruhi hasil perawatan pada endodontik prosedur,

sedangkan dukungan tulang merupakan penentu prognosis dari segi periodontologi.20 Gigi molar memilik

prognosis lebih baik, karena tidak semua akar memiliki kerusakan yang sama pada jaringan

periodontalnya.11,12

Iqbal dan Kim mendefinisikan perbedaan gigi terkompromi dengan gigi yang berada di tahap akhir

kerusakan. Mereka mengatakan bahwa gigi yang berada pada tahap akhir kerusakan memiliki minimal

kemungkinan untuk tetap bertahan karena keparahan perubahan patologis yang terjadi dan tidak ada prosedur

endodontik, bedah atau prostetik yang dapat membantu pemeliharaan gigi tersebut.21 Pada kasus ini meskipun

kemungkinan keberhasilan kecil, namun perawatan dari segi endo, perio, dan prosto masih dapat

dilakukan.

Terapi periodontal dilakukan dengan tujuan utama yaitu untuk memperoleh akses ke area dengan

kerusakan jaringan periodontal, memperoleh reduksi kedalaman poket, menghentikan perkembangan

penyakit dan di fase akhir mengembalikan kehilangan jaringan periodontal yang disebabkan proses

penyakit.22 Saat ini, telah banyak laporan kasus mengenai gigi yang awalnya didiagnosa sebagai gigi

hopeless dapat diselamatkan dengan prosedur GTR. Sewaktu dilakukan bedah flep tampak bahwa akar mesial

dan distal di bagian bukal telah mengalami resorbsi eksternal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Park, dkk. bahwa

TFO dapat menginisiasi terjadinya inflamasi, yang dapat menyebabkan sakit dan resorpsi akar melalui inflamasi

neurogenik dan remodeling jaringan keras.14

Prosedur Guided tissue regeneration (GTR) dipilih untuk memperoleh regenerasi struktur

periodontal yang hilang melalui repon jaringan yang beragam. Guided tissue regeneration

menghambat regenerasi epitel dan jaringan penghubung dan membentuk ruang agar sel ligamen periodontal

bertumbuh kembali di permukaan akar dan sel tulang tumbuh di area defek.23

Pada kasus ini dilakukan bedah flep disertai dengan pemberian material graft (xenograft) dan membran

alloplastik pada daerah defek. Graft tulang xenograft memiliki sifat osteokonduktif yang menyediakan jalur

scaffolds interkoneksi tiga dimensi tempat jaringan tulang lokal beregenerasi membentuk tulang baru.24

Salah satu xenograft yang umum digunakan adalah tulang bovine anorganik. Tulang bovine anorganik

memiliki komposisi ultrastruktural yang mirip tulang manusia, dan terbuat dari hidroksiapatit murni, dan secara

kimiawi membuang seluruh komponen organik sehingga dapat digunakan sebagai material graft tanpa

menyebabkan repon imun host.24

Penggunaan membran barrier pertama kali diperkenalkan oleh Dahlin, dkk.23,25,26 Tujuannya adalah

untuk menghambat pertumbuhan jaringan lunak yang tidak diinginkan seperti sel epitel di dalam defek

tulang, sehingga terbentuk area skeletal terisolasi, dan membiarkan populasi sel osteogenik yang diperlukan

untuk regenerasi.25,27 Terdapat lima kriteria yang diperlukan dalam desain membran, yaitu biokompatibilitas,

kemampuan oklusif terhadap sel, pembuatan ruang untuk regenerasi sel osteogenik, integrasi jaringan

dan mudah digunakan.27

Page 19: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

PROSIDING NASSIP 4 97

Perawatan endodontik dilakukan setelah prosedur flep bone graft karena pada awal

pemeriksaan, gigi tersebut memiliki tanda vitalitas yang masih positif. Debridement mekanis dengan irigasi

antibakteri dapat menguragi 40-60% bakteri pada gigi yang sedang dirawat berdasarkan pemeriksaan kultur

bakteri.10 Berdasarkan literatur, rasio keberlangsungan gigi yang dirawat endodontik dalam jangka waktu 2-

10 tahun adalah 92% pada gigi geligi tanpa kelainan apikal, dan 74% pada gigi geligi dengan kelainan

apikal.12

Pada kasus ini digunakan Mineral Trioxide Aggegate (MTA) sebagai bahan sealer pengisian.

Mineral Trioxide Aggegate (MTA) memiliki beberapa sifat yang menguntungkan dalam kasus adanya

resorpsi akar seperti kemampuan penutupan yang baik, biokompatibilitas, radiopasitas, dan tahan terhadap

keadaan lembab.28–30 Brun dkk., dalam laporan kasusnya menyatakan bahwa saat MTA berkontak dengan

cairan jaringan maka akan membentuk kalsium hidroksida dan merangsang terjadinya proses perbaikan pada

jaringan.30 Sebagai restorasi paska perawatan endodontik dipilih onlay direk menggunakan resin komposit untuk

menghindari adanya beban yang berat pada gigi tersebut.

KESIMPULAN

Terapi periodontik dan endodontik dapat memberikan hasil regenerasi jaringan yang signifikan melalui

diagnosis dan rencana perawatan gigi tanpa harapan yang tepat. Informasi yang berkaitan dengan lesi yang

dialami pasien beserta alternatif rencana perawatan yang ada dan prognosisnya harus didiskusikan dengan

jelas, sehingga dokter gigi dan pasien dapat mengambil keputusan bersama pada perawatan gigi

hopeless.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada drg. Citra Kusumasari, SpKG, drg. Marie Louisa, SpPerio, drg. Putri Lenggogeny, SpPerio,

dan drg. Putie Ambun Sari, SpKG atas bantuannya dalam penulisan laporan kasus ini.

REFERENSI

1. Kuljic B. Interdisciplinary Treatment Planning in Transitioning a Periodontally Hopeless Dentition:

A Clinical Case Review. Compendium. 2016;37(3):188-196.

2. Tenenbaum H, Szainwald K. Saving Hopeless Teeth. Ont Dent. 2012:23-26.

3. Zucchelli G. Long-Term Maintenance of an Apparently Hopeless Tooth : A Case Report. Eur J

Esthet Dent. 2007;2(4):390-404.

4. Report C. From Hopeless to Good Prognosis : Journey of a Failing Tooth. J Int Oral Heal.

2015;7(August 2014):1-5.

5. Branschofsky M, Dent M, Beikler T, et al. Secondary trauma from occlusion and periodontitis.

Quintessence Int. 2011;42(6):515-523.

6. Harn W, Chen M, Chen Y, Liu J, Chung C. Effect of occlusal trauma on healing of periapical

pathoses : report of two cases. Int Endod J. 2001;34:554-561.

Page 20: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

98 NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN PERIODONTICS

7. Carranza FA. Periodontal Response to External Forces. In: Carranza‟s: Clinical Periodontology.

11th ed. St. Louis, Missouri: Elsevier, Saunders; 2012:151-159.

8. Liu H, Jiang H, Wang Y. The biological effects of occlusal trauma on the stomatognathic system

– a focus on animal studies. J Oral Rehabil. 2013;40(1):130-139. doi:10.1111/joor.12017.

9. Geramy A, Faghihi S. Secondary trauma from occlusion: Three-dimensional analysis using the finite

element method. Quintessence Int. 2004;35(10):835-844.

10. Alzahrani A, Omari T Al. International Journal of Dentistry and Oral Science ( IJDOS ) ISSN : 2377- 8075

Healing of an Advanced Endo-Perio Lesion after Sole Endodontic Therapy. 2015;2:163- 167.

11. Varughese V, Mahendra J, Thomas AR, Ambalavanan N. Resection and Regeneration – A Novel

Approach in Treating a Perio-endo Lesion. J Clin Diagnostic Res. 2015;9(3):9-11. doi:10.7860/

JCDR/2015/11096.5643.

12. Moghaddam AS, Radafshar G, Taramsari M, Darabi F. Oral Rehabilitation Long-term survival rate of teeth

receiving multidisciplinary endodontic , periodontal and prosthodontic treatments. J Oral Rehabil.

2014;41(2):236-243. doi:10.1111/joor.12136.

13. Tirone F, Salzano DDSS. Clinical attachment level gain and three-year maintenance of a maxillary incisor with

100 % bone loss : A case report. 2016;47(6):483-491. doi:10.3290/j.qi.a35703.

14. Park SH, Ye L, Love RM, Farges J-C, Yumoto H. Inflammation of the Dental Pulp. Mediators

Inflamm. 2015:1-2.

15. Chandrashekar K, Saxena C. HOPELESS TO HOPEFUL : a clinical study on management of

periodontal abscess with grade II furcation involvement – endodontic and periodontal

interdisciplinary approach : case report TÍTULO Da condenação à esperança : estudo clínico sobre o

manejo do absce. Rev Clin Pesq Odontol. 2010;6(1):107-112.

16. Parolia A, Porto ICC., Mala K. Endo - perio lesion : A dilemma from 19th until 21st century. Res Gate.

2013;3(1):2-11.

17. Article R, Singh P. Endo-Perio Dilemma : a Brief Review. Dent Res J. 2011;8(1):39-48.

18. Peeran SW, Thiruneervannan M, Abdalla KA, Mugrabi MH. Endo-Perio Lesions. Int J Sci Tech Res.

2013;2(5):268-274.

19. Hall WB. Hopeless Teeth. In: Hall‟s Critical Decisions in Periodontology. 5th ed. Ontario: B.C.

Decker Inc; 2003:74-76.

20. Cortellini P, Stalpers G, Mollo A, Ms T. Periodontal regeneration versus extraction and prosthetic

replacement of teeth severely compromised by attachment loss to the apex : 5-year results of an ongoing

randomized clinical trial. J Clin Periodontol. 2011;38:915-924. doi:10.1111/j.1600- 051X.2011.01768.x.

21. Iqbal MK, Kim S. A Review of Factors Influencing Treatment Planning Decisions of Single-tooth Implants

versus Preserving Natural Teeth with Nonsurgical Endodontic Therapy. J Endod. 2008;34(5):519-

529. doi:10.1016/j.joen.2008.01.002.

22. Shirmohammadi A, Chitsazi MT. A clinical comparison of autogenous bone graft with and without

autogenous periodontal ligament graft in the treatment of periodontal intrabony defects. Clin Oral

Invest. 2009:279-286. doi:10.1007/s00784-008-0235-3.

23. Sakshi G, Kamalpreet C, Harkirat S. Guided Bone Regeneration. Indian J Dent. 2012.

Page 21: PROSIDING NATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR IN …staff.ui.ac.id/system/files/users/yuniarti/publication/1.21... · TATA LAKSANA JARINGAN PERIODONSIUM PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR

PROSIDING NASSIP 4 99

24. Torres J, Tamimi F, Alkhraisat M, Prados-frutos JC, Lopez-cabarcos E, Carlos RJ. Bone Substitutes.

In: Implant Dentistry - The Most Promising Discipline of Dentistry. ; 2000:91-108.

25. Buser D, Dahlin C, Schenk RK. Guided Bone Regeneration in Implant Dentistry. Hong Kong:

Quintessence Publishing Co, Inc; 1994.

26. Donos N, Retzepi M. Guided Bone Regeneration : biological principle and therapeutic

applications. Clin Oral Implant Res. 2010;21:567-577. doi:10.1111/j.1600-0501.2010.01922.x.

27. Hitti RA, Kerns DG. Guided Bone Regeneration in the Oral Cavity : A Review. Open Pathol J.

2011;5:33-45.

28. Jafari F, Kafil HS, Jafari S, Aghazadeh M, Momeni T. Antibacterial Activity of MTA Fillapex and AH 26

Root Canal Sealers at Different Time Intervals. Iran Endodntic J. 2016;11(3):192-197.

doi:10.7508/iej.2016.03.008.

29. Haapasalo M, Parhar M, Huang X, Wei XI, Lin J, Shen YA. Clinical use of bioceramic materials.

Endod Top. 2015;32:97-117.

30. Brun DF, Scarparo RK, Kopper PMP, Grecca FS. Apical internal inflammatory root resorption and open

apex treated with MTA : a case report Reabsorção apical inflamatória interna e ápice aberto tratado. Rev

Odonto Cienc. 2010;25(2):213-215.