PROSIDING - fmipa.um.ac.idfmipa.um.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/2016-snkp-Nimas.pdfkimia-bahan...
Transcript of PROSIDING - fmipa.um.ac.idfmipa.um.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/2016-snkp-Nimas.pdfkimia-bahan...
PROSIDING
27 November 2016
AULA FMIPA
Universitas Negeri Malang
ISBN 978-602-96714-1-4
SNKP 2016 Seminar Nasional Kimia dan
Pembelajarannya
“Riset Unggulan Kimia dan Pembelajarannya sebagai Integritas dan Daya Saing Bangsa”
ORGANIZED BY:
SUPPORTED BY:
CV. Ya’lu
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2016 Malang, 27 November 2016
Riset Unggulan Kimia dan Pembelajarannya sebagai Integritas dan Daya Saing Bangsa | 4
DAFTAR ISI
Pembicara Utama
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN TINGKAT TINGGI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KIMIA BERKONTEKS SOCIOSCIENTIFIC ISSUES (SSI) DAN NATURE OF SCIENCE (NOS) Sri Rahayu
11
PENGEMBANGAN TOPIK DAN APLIKASI DALAM RISET SENSOR KIMIA & BIOSENSOR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK Bambang Kuswandi
20
ILMU KIMIA, PERTANIAN, DAN LINGKUNGAN: PERSPEKTIF ENTOMOLOGIST Nurindah
34
Pemakalah Paralel
Bidang Pendidikan Kimia
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATAKULIAH DASAR-DASAR KIMIA ANALISIS MENURUT TEORI ELABORASI MELALUI PEMBUATAN PETA KONSEP Endang Budiasih, Dedek Sukarianingsih
45
CAPAIAN PEMBELAJARAN KELARUTAN DAN Ksp UNTUK DOMAIN PEMAHAMAN KONSEPTUAL MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DIPADU PELATIHAN METAKOGNISI Arvinda C. Lalang, Suhadi Ibnu, Sutrisno
57
PROSPEK MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBATUAN LKS DAN DIAGRAM VE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI TERMOKIMIA Ririn Andini, Subandi, Surjani Wonorahardjo
62
PENGARUH BLENDED LEARNING DALAM STRATEGI POGIL MATERI KESETIMBANGAN KIMIA TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN MOTIVASI SISWA SMK Asisul khoirot
74
PEMBELAJARAN KIMIA FISIKA I (NKIM618) DENGAN PENDEKATAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY (STS) Darsono Sigit
83
MODEL PEMBELAJARAN DAUR BELAJAR BERPRESTASI (DBR) DALAM PEMBELAJARAN KIMIA Herunata
100
PEMBELAJARAN YANG MEMBANGUN PEMAHAMAN KIMIA BERSIFAT LONG-TERM MEMORY Sri Winarni
107
KEMAMPUAN BERPIKIR ILMIAH MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA FPMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG DITINJAU DARI NILAI UJIAN NASIONAL BIDANG STUDI IPA SMA Munzil, Vita Ria Mustikasari
113
IDENTIFIKASI KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN ANALISIS LANGKAH PENYELESAIAN SOAL Ahmad Faishal Anshory, Muntholib, Irma Kartika Kusumaningrum
119
PERAN KESANGGUPAN SPESIAL DALAM PEMBELAJARAN KIMIA (SPAS=TIAL ABILITY ROLE IN CHEMISTRY LEARNING) Syahrial
123
IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN ALGORITMIK SISWA KELAS XI MIPA 130
Program dan Kumpulan Abstrak Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2016 Malang, 27 November 2016
5 | Riset Unggulan Kimia dan Pembelajarannya sebagai Integritas dan Daya Saing Bangsa
SMAN 2 MALANG PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Nimas Roro Herawati, Dermawan Afandi, Suharti
KEMAMPUAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA DALAM MENGONTRUKSI DAN MEMAHAMI PENGETAHUAN TENTANG TERMOKIMIA MELALUI PENALARAN INDUKTIF DENGAN PANDUAN LKS Abudarin, Sri Wahyutami
137
PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL POGIL DAN MORE PADA POKOK BAHASAN SENYAWA TURUNAN ALKANA Okky Krisdiantoro, Suhadi Ibnu, Sutrisno
146
MEMBANGUN CONTACT PHASE PADA PENDEKATAN KONSTEKTUAL CHEMIE IM KONTEKS DALAM UPAYA MENARIK MINAT BELAJAR KIMIA Bayu Bramasta Giri, Suhadi Ibnu, Sutrisno
159
CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK PEMBELAJARAN STOIKIOMETRI DI SMK Dyah Wijayanti, Suhadi Ibnu, Yudhi Utomo
168
PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN METAKOGNITIF Parlan, Suhadi Ibnu, Sri Rahayu, Suharti
176
PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA KELARUTAN DENGAN LC-5E BERKONTEKS SSI TERHADAP PEMAHAMAN HAKIKAT SAINS SISWA SMA Halimah Mustika Nurhayati, Sri Rahayu, Yahmin
186
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E-TPS PADA MATERI POKOK REAKSI REDOKS UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA Niken Yustika, Endang Budiasih, Oktavia Sulistina
195
KAJIAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MODUL PEMBELAJARAN KIMIA-BAHAN BAKAR&PELUMAS UNTUK SMK KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR (TSM) Hanie Vidya Christie, Endang Budiasih, Siti Marfu’ah
202
PENGARUH PENGGUNAAN JURNAL BELAJAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 6E TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN KESADARAN METAKOGNITIF SISWA PADA MATERI REDOKS Erma Yulianingtyas, Endang Budiasih, Siti Marfuah
209
MODIFIKASI STRATEGI PREDIKSI-OBSERVASI-PENJELASAN (PREDICT-OBSERV-EXPLAIN ATAU POE) UNTUK MATERI NON-PRAKTIKUM Ayu Endarti, Kusumaningtyas, Fariati, Suhadi Ibnu
219
PENGARUH PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI MIA PADA MATERI ASAM-BASA DI SMA NEGERI SITUBONDO Nur Mu’izzah, Endang Budiasih, Siti Marfu’ah
223
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING, PETA KONSEP, HASIL BELAJAR KOGNITIF, SISTEM KOLOID Desy Eka R, Dedek Sukarianingsih, Siti Marfu’ah
233
PENINGKATAN PRESTASI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MELALUI BLENDED LEARNING 50:50 DALAM LC 6E Bagus Adi Hermawan, Surjani Wonorahardjo, Siti Marfu’ah
242
PENGARUH LEARNING CYCLE-5E BERKONTEKS SSI TERHADAP KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS GARAM SISWA SMA Eris Ratnawati, Sri Rahayu, Fauziatul Fajaroh
249
PENGEMBANGAN SEKOLAH BERSIH SEHAT DALAM KERANGKA PEMBINAAN 258
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2016 Malang, 27 November 2016
Riset Unggulan Kimia dan Pembelajarannya sebagai Integritas dan Daya Saing Bangsa | 6
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT Yudhi Utomo, Subandi, Fathur Rochman
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI NERACA MASSA PADA SISWA SMK KIMIA INDUSTRI Ragil Sugeng Dewantoro, Subandi, Fauziatul Fajaroh
263
KAJIAN TEKS PERUBAHAN KONSEPTUAL UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI BENTUK DAN KEPOLARAN MOLEKUL Moh. Abd Majid, Effendy, Yudhi Utomo
269
DIAGNOSIS MISKONSEPSI SISWA KELAS XI PADA MATERI LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT Cety Anggun Widyorini, Prayitno, Sumari
275
PROSPEK TEKNIK PETA KONSEP DALAM MENGANALISIS KESALAHAN STRUKTUR PENGETAHUAN MAHASISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA DAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF BERBASIS MULTIPLE REPRESENTASI DALAM PERBAIKANNYA Yuski Sudana, Subanda, Aman Santoso
282
PROSPEK TEKNIK CRI DALAM MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI BENTUK DAN KEPOLARAN MOLEKUL SERTA MODEL PEMBELAJARAN ADI UNTUK MEMPERBAIKINYA Billy A. Kallay, Subandi, Endang Budiasih
287
IDENTIFIKASI KESALAHAN KONSEP PADA MATERI REDOKS KELAS X DI SMA Noni Asmarisa, Endang Budiasih, Suharti
296
PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DAN LARUTAN PENYANGGA Noor Fathi M., Sri Rahayu, Fauziatul Fajaroh
300
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5 FASE UNTUK SISWA KELAS XII SMA/MA SEBAGAI PENUNJANG KURIKULUM 2013 Adawiyah Daud, Endang Budiasih, Dedek Sukarianingsih
308
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNSUR GOLONGAN 15 BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MATA KULIAH KIMIA ANORGANIK Agtri Wulandari, I Wayan Dasna, Surjani Wonorahardjo
315
PENGEMBANGAN BAHAN AJRA UNSUR DAN PERSENYAWAAN LOGAM ALKALI BERBASIS KONTEKSTUAL Dayu Ardhiyatmita Nur R., I Wayan Dasna, Siti Marfu’ah
324
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK SISWA KELAS XI SMA/MA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK 5M Muntholib, Yuneta Dwi Yunisari, Dermawan Afandy
330
PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA SMA/MA PADA MATERI TERMOKIMIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK Muchammad Darus, Octavia Sulistina, Yahmin
336
PENGEMBANGAN KOMIK KIMIA BERDASARKAN PENDEKATAN POGIL TOPIK BENTUK DAN KEPOLARAN MOLEKUL UNTUK SISWA KELAS X SMA/MA Mus Indriana, Effendy, Sri Rahayu
350
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA MATERI ELEKTROKIMIA UNTUK SMK BERBASIS PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) Dewi Lailiyatul Hikmah, I Wayan Dasna, Munzil
354
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC-INQUIRY BERBASIS PBL (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SAINS SISWA MATERI HIDROLISIS GARAM Wiji Chusnah, Subandi, Subaeri
362
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2016 Malang, 27 November 2016
Riset Unggulan Kimia dan Pembelajarannya sebagai Integritas dan Daya Saing Bangsa | 130
IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN ALGORITMIK PESERTA DIDIK
KELAS XI MIPA SMA NEGERI 2 MALANG PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF
LARUTAN
Nimas Roro Herawati, Dermawan Afandy, Suharti
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemahaman konseptual dan algoritmik ,
miskonsepsi, dan hubungan antara pemahaman konseptual dan algoritmik peserta didik kelas XI
SMAN 2 Malang pada materi sifat koliogatif larutan. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian
diskriptif-kuantitatif. Subjek penelitian adalah seluruh peserta didik kelas XI MIPA SMAN 2 Malang
tahun pelajaran 2015/2016. Instrumen penelitian yaitu tes diagnostik pilihan ganda beralasan terbuka.
Hasil penelitian menujukkan bahwa : 1) tingkat pemahaman konseptual peserta didik tergolong sedang
(52%) dan pemahaman algoritmik peserta didik tergolong tinggi (71%), (2) peresentase miskonsepsi
peserta didik tertinggi terdapat pada pokok bahasan tekanan osmosis yaitu π cairan < π plasma darah,
maka larutan hipotonik yang mengakibatkan sel darah mengkerut karena kehilangan air (52%) (3)
terdapat hubungan yang signifikan antara pemahaman konseptual dan pemahaman algoritmik peserta
didik pada materi sifat koligatif larutan elektrolit dengan koefisien korelasi sebesar 0,327.
Kata Kunci : sifat koligatif larutan, pemahaman konseptual siswa, pemahaman algoritmik siswa ,
miskonsepsi, tes diagnostik pilhan ganda beralasan terbuka
ABSTRACT
The aim of this study was to identify conceptual and algorithmic understanding,
misconception, and relation between conceptual and algorithmic understanding of students in SMAN
2 Malang. The research was descriptive-quantitative research. The research‘s subjects were all
students of class XI Science SMAN 2 Malang academic year 2015/2016. The research instrument wa
reasoned multiple choice diagnostic tests. The result show that: (1) The conceptual understanding
level of students were average (52%) and algorithmic understanding level of the students were high
(71%), (2) the highest percentage of student‘s misconception was concept of osmotic pressure that if
πfluid <π blood plasma, so solution was hypotonic solution which results that the blood cells shrink due to
water loss (52%), (3) there was a significant relationship between the conceptual and algorithmic
understanding on subject colligative properties of electrolyte solution with a correlation coefficient
was 0.327.
Keywords: colligative properties, conceptual understanding , algorithmic understanding,
misconceptions, reasoned multiple choice diagnostic test.
PENDAHULUAN
Sifat koligatif larutan adalah salah satu materi kimia yang diajarkan pada peserta didik kelas XI
MIPA di SMA Negeri 2 Malang. Materi ini memiliki kharakteristik konseptual dan algoritmik.
Menurut Yilmaz, dkk (2007:420) hal penting dalam mempelajari ilmu kimia adalah dibutuhkan
pemahaman konseptual dan algoritmik. Pemahaman konseptual berkaitan dengan hubungan antara
konsep dalam suatu hukum, penerapan konsep dalam menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala
alam pada materi sifat koligatif larutan. Sedangkan pada pemahaman algoritmik berkaitan dengan
kemampuan untuk menyelesaikan atau menggunakan persamaan matematika dengan tepat pada soal
hitungan pada materi sifat koligatif larutan.
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2016 Malang, 27 November 2016
131 | Riset Unggulan Kimia dan Pembelajarannya sebagai Integritas dan Daya Saing Bangsa
Chiu (2000:20) dan Costu (2007:379) menyampaikan bahwa kebanyakan siswa dapat
menyelesaikan soal perhitungan (algoritmik) kimia tetapi hanya sedikit yang dapat menyelesaikan soal
konseptual. Hal ini dapat disebabkan meteri konseptual sifat koligatif larutan yang abstrak, sehingga
menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dan menyebabkan miskonsepsi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, sebanyak 57% peserta didik yang dinyatakan lulus
saat ulangan harian. Jenis soal yang disajikan guru adalah soal yang berkaitan pemahaman algoritmik.
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik adalah rendahnya pemahaman konseptual
peserta didik yang menyebabkan hasil belajar pemahaman algoritmik rendah. Data pemahaman
konseptual peserta didik dibutuhkan untuk membuktikan bahwa rendahnya hasil belajar pada materi
bersifat algoritmik disebabkan oleh pemahaman konseptual yang rendah. Maka diperlukan suatu
identifikasi pemahaman peserta didik, serta menganalisis kesalahan konsep apa saja yang ada pada
peserta didik. Penelitian ini nantinya akan berguna untuk memperbaiki strategi pembelajaran ataupun
media pembelajaran.
Dalam mengidentifikasi pemahaman peserta didik, dapat digunakan beberapa metode tes
dignostik antara lain peta konsep (Novak, 1996), wawancara (carr, 1996) dan instrumen pilihan ganda
(Treagust, 1988)(dalam Tüyzüs, 2009:626). Tes pilihan ganda saja tidak dapat menggali pemahaman
peserta didik, sehingga tes ini divariasikan menjadi beberapa jenis. Salah satunya adalah tes pilihan
ganda beralasan terbuka, tes ini mengharuskan peserta didik memilih jawaban dari pilihan ganda pada
soal dengan menyertakan alasan mengapa memilih jawaban tersebut. Tes ini dapat digunakan untuk
melihat seberapa besar pemahaman konseptual dan algoritmik peserta didik, serta miskonsepsi apa
saja yang ada pada siswa berdasarkan uraian jawaban yang dipaparkan siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemahaman konseptual dan algoritmik serta
miskonsepsi yang dialami peserta didkkelas XI SMA Negeri 2 Malang dalam materi Sifat Koligatif
Larutan. Pada penelitian ini menggunakan model tes diagnostik pilihan ganda beralasan terbuka.
Berdasarkan uraian diatas, dilakukan penelitian mengenai ―Identifikasi Pemahaman Konseptual
dan Algoritmik Siswa Kelas XI Pada Materi Sifat Koligatif Larutan di SMA Negeri 2 Malang”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitif. Subjek penelitian penelitian ini
adalah siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Malang tahun pelajaran 2015/2016. Instrumen
yang digunakan berupa soal tes diagnostic pilihan ganda beralasan terbuka dengan 4 alternatif
pilihan jawaban serta kolom penulisan alasan memilih pilihan jawaban yang ada. Soal sebanyak 24
dengan 14 soal konseptual dan 10 soal algoritmik. Soal tes memiliki validitas isi sebesar 86% dan
reliabilitas sebesar 0,797 menunujukkan bahwa hasilnya dapat diterima.
Pada tahap pengumpulan data dilakukan tes untuk memperoleh data peserta didik
berupa hasil tes peserta didik yang menjawab benar dalam menyelesaikan soal sifat kolgatif
larutan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan langkah-langkah: (1) pemberian skor
dan tabulasi data, (2) penghitungan persentase pemahaman konseptual dan algoritmk peserta didik
untuk tiap butir soal beradasrkan alasan jawaban yang dituliskan peserta didik, (3) perhitungan
persentase miskonsepsi pesert didik, (4) Menguji korelasi (uji Pearson) ada tidaknya hubungan
anatara pemahaman konseptual dan pemahaman algoritmik peserta didik menggunakan SPSS for
windows 19.
HASIL PENELITIAN
Persentase Jawaban Benar Peserta Didik terhadap Materi yang Berkaitan Dengan Pemahaman
Konseptual. Pada materi sifat koligatif larutan dibagi menjadi beberapa subbab. Paparan pemahaman
konseptual peserta didik berdasarkan subbab yang terdapat pada materi sifat koligatif larutan
tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1 Persentase siswa menjawab benar setiap subbab ( Pemahaman Konseptual)
No Subbab materi yang diuji No Soal Persentase Kategori
1 Jenis-jenis sistem disperse 1 80% Tinggi
2 Satuan Konsentrasi 2 88%
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2016 Malang, 27 November 2016
Riset Unggulan Kimia dan Pembelajarannya sebagai Integritas dan Daya Saing Bangsa | 132
3 84%
Rata-Rata 86% Sangat
Tinggi
3 Gaya antar partikel (fase padat,
cair dan gas) 4 93%
Sangat
Tinggi
4 Penurunan tekanan uap 6 30% Rendah
5 Kenaikan titik didih larutan 5 68% Tinggi
6 Penurunan titik beku larutan 7 9% Sangat
Rendah
7 Tekanan osmosis 8 57%
9 74%
10 10%
Rata-Rata 49,33% Sedang
8 Larutan elektrolit dan non
elektrolit 11 68% Tinggi
9 Penurunan tekanan uap larutan
elektrolit
12 43 %
14 26%
Rata-Rata 34,5% Kurang
10 Kenaikan titik didih dan
penurunan titik beku larutan
elektrolit
13 5% Sangat
Rendah
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, rata-rata persentase pemahaman konseptual
peserta didik kelas XI SMA Negeri 2 Malang pada materi sifat koligatif larutan adalah 52%.
Berdasarkan persentase tersebut pemahaman konseptual siswa termasuk dalam kategori sedang.
Persentase Jawaban Benar Peserta Didik terhadap Materi yang Berkaitan Dengan Pemahaman
Algoritmik (Hitungan) Dalam sifat koligatif larutan pemahaman peserta didik dibagi menjadi beberapa subbab.
Berikut adalah paparan pemahaman algoritmik peserta didik berdasarkan subbab yang terdapat pada
materi sifat koligatif larutan tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2 Persentase siswa menjawab benar setiap subbab ( Pemahaman Algoritmik)
No Materi yang diuji No Soal Persentase Kategori
1 Penurunan tekanan uap 15 15% Sedang
2 Kenaikan titik didih
larutan
16 92%
17 88%
Rata-Rata 90% Sangat Tinggi
3 Penurunan titik beku
larutan
18 76%
19 84%
Rata-Rata 80% Tinggi
4 Tekanan osmosis 20 74% Tinggi
5 Kenaikan titik didih
larutan elektrolit
21 68 % Tinggi
6 Penurunan titik beku
larutan elektrolit
22 46% Sedang
7 Tekanan osmosis larutan
elektrolit
23 61%
24 67%
Rata-Rata 64% Sedang
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2016 Malang, 27 November 2016
133 | Riset Unggulan Kimia dan Pembelajarannya sebagai Integritas dan Daya Saing Bangsa
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, rata-rata persentase pemahaman algoritmik
peserta didik kelas XI SMA Negeri 2 Malang pada materi sifat koligatif larutan adalah 71%.
Berdasarkan persentase tersebut pemahaman algoritmik peserta didik termasuk dalam kategori tinggi.
Persentase Miskonsepsi Peserta Didik pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Pada hasil identifikasi jawaban yang diberikan peserta didik, terdapat beberapa miskonsepsi
yang dialami peserta didik terhadap materi sifat koligatif larutan. Persentase miskonsepsi terdapat
pada Tabel 3.
Tabel 3 Persentase Miskonsepsi Sifat Koligatif Larutan
No Subbab Materi yang
diuji
Persentase Miskonsepsi
1 Jenis sistem disepersi 6% Garam dan air menghasilkan zat homogen
sehingga tercampur semua
2 Satuan konsentrasi 8% Menghitung molalitas tidak harus
diketahui volumenya dan penambahan zat
terlarut tidak mempengaruhi volume
larutan
3 Gaya anatar partikel 7% Tidak tedapat gaya antar partikel pada fase
padat
4 Penurunan tekanan uap 28% Tekanan uap turun karena luas pemukaan
berubah
5 Kenaikan titik didih 12 % Gaya antar partikel Na+-H2O dan Cl
--H2O
lemah, sehingga gaya untuk melepas ikatan
kuat dan menyebabkan titik didih tinggi
6 Penurunan titik beku 23% Gaya antar partikel lemah menyebabkan
energi kinetic lemah
7 Tekanan osmosis 10% Tinggi larutan yang berbeda
konsentrasinya dan dipisahkan oleh
membran semipermibel tidak akan
berubah.
52% π cairan < π plasma darah, maka larutan
hipotonik yang mengakibatkan sel darah
mengkerut karena kehilangan air
8 Larutan elektrolit 9% Larutan gula walupun tidak mengion
didalam air, namun dapat menghantarkan
listrik
9 Penurunan tekanan uap
larutan elektrolit
35% Tidak ada hubungan antara nilai i dengan
jumlah mol partikel suatu zat
10 Kenaikan titik didih
dan penurunan titik
beku larutan elektrolit
32% Larutan NaCl dan larutan gula yang
memiliki konsentrasi sama, kenaikan titk
didih dan penurunan titik bekunya sama
11 Sifat koligatif larutan
elektrolit
34% Nilai derajad ionisasi sama dengan nilai
faktor van‘t hoff
Hubungan Pemahaman Konseptual dengan Algoritmik Peserta Didik pada Materi Sifat
Koligatif Larutan Elektrolit
Ada tidaknya hubungan antara pemahaman konseptual dan algoritmik peserta didik pada
materi sifat koligatif larutan elektrolit, maka menggunakan uji korelasi. Analisis uji korelasi
menggunakan software SPSS versi 19.0 for Windows. Hasil uji korelasi pemahaman konseptual dan
algoritmik terdapat pada Tabel 4.
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2016 Malang, 27 November 2016
Riset Unggulan Kimia dan Pembelajarannya sebagai Integritas dan Daya Saing Bangsa | 134
Hasil uji korelasi pemahaman konseptual dan algoritmik peserta didik SMA Negeri 2 Malang
pada materi sifat koligatif larutan elektrolit menunjukkan bahwa koefisien korelasi sebesar 0,327. Hail
ini menujukkan adanya hubungan antara pemahaman konseptual dan algoritmik, namun masih
tergolong rendah yaitu dibawah 0,5. Tanda positif menujukkan hubungan searah yang berarti semakin
tinggi pemahaman konseptual maka pemahaman algoritmik juga tinggi. Nilai probabilitas adalah 0,00
yang lebih kecil dari 0,05 . Jadi, antara pemahaman konseptual dan pemahaman algoritmik berkorelasi
secara signifikan.
Tabel 4 Hasil Uji Korelasi Pemahaman Konseptual dengan Algoritmik pada Materi Sifat
Koligatif Larutan Elektrolit
Variabel Koefisien
Korelasi Probabilitas Keterangan
Konseptual 0,327 0,00 Ada Hubungan yang Signifikan
Algoritmik
PEMBAHASAN
Sifat koligatif larutan merupakan salah satu materi kimia yang diajarkan pada siswa jenjang
SMA. Materi ini memiliki kharakteristik pemahaman konseptual dan pemahaman algoritmik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemahaman konseptual, pemahaman algoritmik,
miskonsepsi dan hubungan antara pemahaman konseptual dan pemahaman algoritmik siswa.
Instrumen yang digunakan adalah tes diagnostik pilihan ganda beralasan terbuka. Tes diagnostik ini
dipilih karena mampu mengidentifikasi pemahaman konseptual, pemahaman algoritmik, miskonsepsi
serta melatih berfikir kritis siswa melalui alasan yang diberikan. Subjek penelitian adalah siswa kelas
XI MIPA SMAN 2 Malang. Sekolah diplih berdasarkan hasil ulangan harian peserta yang masih
tergolong rendah.
a. Pemahaman Konseptual dan Algoritmik Peserta Didik pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman konseptual (52%) peserta didik lebih rendah
dari pemahaman algoritmik (71%) peserta didik. Pemahaman konseptual terendah peserta didik
terdapat pada sub materi penurunan titik beku larutan yaitu sebesar 9%. Pada sub materi ini peserta
didik diminta untuk apa yang menyebabkan larutan garam lebih muda mencair dari padapelarut murni
(air) bila dilihat dari gaya antar partikel dan energi kinetiknya. Kebanyakan peserta didik
mengganggap bahwa larutan larutan yang leleh terlebih dahulu memiliki gaya antar partikel yang
lemah dan kinetik yang lemah. Berdasarkan jawaban tersebut dapat dikatakan bahwa peserta didik
tidak paham dengan konsep terjadinya fenomena penurunan titik beku larutan.
Pemahaman algoritmik terendah peserta didik terdapat pada sub materi penurunan tekanan uap
yaitu sebesar 15%. Pada sub materi ini peserta didik diminta untuk menghitung penurunan tekanan
uap suatu larutan. Sebanyak 43,31% peserta didik mengalami kesalahan dalam membedakan tekanan
uap pelarut murni (Pº) dengan tekanan uap larutan. Hal ini menyebabkan saat diminta menghitung
penurunan tekanan uap larutan peserta didik tidak mencari Pº namun nilai P yang lengsung
dimasukkan le dalam penurunan tekanan uap.
Berdasarkan hasil observasi, pemahaman konseptual peserta didik lebih rendah dari
pemahaman lagoritmik disebabkan siswa lebih cenderung menghafal rumus-rumus. Rendahnya
pemahaman konseptual dapat disebabkan oleh sistem mengajar guru yang hanya terpacu pada aspek
hitungan (algoritmik) saja. Hal tersebut terbukti dari soal tes evaluasi (ulangan harian) yang semua
soalnya berupa soal hitungan.
b. Kesalahan Konsep (Miskonsepsi) Peserta Didik pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Terdapat enam miskonsepsi yang dialami siswa. Salah satunya terdapat pada pokok bahasan
tekanan osmosis (52%). Persentase kesalahan siswa pada materi ini ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5 Persentase Kesalahan Siswa pada Materi Tekanan Osmosis
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2016 Malang, 27 November 2016
135 | Riset Unggulan Kimia dan Pembelajarannya sebagai Integritas dan Daya Saing Bangsa
Pilihan Jawaban A B C D*
Persentase
kesalahan 5,5 % 22,0 % 2,3 % 52,8 %
*pilihan jawaban benar namun alasan salah atau tidak menyertakan alasan
Siswa memilih jawaban B sebesar 22,0%. Siswa memilih jawaban B dengan alasan bila
larutan hipertonik terhadap larutan maka sel darah merah akan mengkerut. Dari alasan yang
dipaparkan siswa, kesalahan siswa yaitu menganggap bahwa bila π cairan < π plasma darah, maka
larutan hipertonik terhadap plasma darah. Siswa terbalik memahami antara larutan yang hipetonik
dengan larutan yang hipotonik dengan darah, serta dampakanya pada plasma darah bila tekanan
osmotik cairan lebih besar atau lebih kecil dari plasma darah.
Pilihan jawaban D merupakan pilihan jawaban yang benar. Namun terdapat 52,8% siswa yang
menjawab pilihan D dengan alasan salah dan tidak menyertakan alasan. Siswa menganggap bila π
cairan < π plasma darah, maka larutan hipotonik yang mengakibatkan sel darah mengkerut karena
kehilangan air. Seharusnya bila π cairan < π plasma darah, maka aliran pelarut air dari luar sel ke
dalam sel yang menyebabkan sel darah merah menggembung dan dapat pecah. Berdasarkan hasil
penelitian tentang miskonsepsi ini guru bisa memperbaiki strategi pembelajaran berikutnya agar tidak
terjadi miskonsepsi yang berkelanjutan.
c. Hubungan antara Pemahaman Konseptual dan Pemahaman Algoritmik Peserta Didik
Hubungan pemahaman konseptual dan pemahaman algoritmik siswa dapat dilihat melalui uji
korelasi (uji pearson). Tidak terdapat hubungan antara pemahaman konseptual dan pemahaman
algoritmik siswa pada materi sifat kologatif larutan secara umum. Oleh karena itu, untuk menguji
korelasi peneliti membagi materi menjadi dua kelompok besar yaitu sifat koligatif larutan non
elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit. Tidak terdapat hubungan antara pemahaman konseptual
dan pemahaman algoritmik sifat koligatif larutan non elektrolit yang ditunjukkan dengan besar
koefisien korelasinya -0,045. Hal ini disebakan oleh siswa yang cenderung menghafal rumus,
sehingga pada materi sifat koligatif larutan non elektrolit pemahaman konseptual siswa rendah.
Namun, terdapat hubungan yang signifikan antara pemahaman konseptual dan pemahaman algoritmik
sifat koligatif larutan elektrolit dengan koefisien korelasi sebesar 0,327. Pada materi sifat koligatif
larutan elektrolit, bila siswa tidak dapat membedakan larutan mana yang elektrolit maka ada
kemungkinan siswa memilih rumus yang salah.
PENUTUP
KESIMPULAN
- Rata-rata tingkat pemahaman konseptual peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Malang
sebesar 52 % dengan kriteria sedang.
- Rata-rata tingkat pemahaman algoritmik peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Malang
sebesar 71% dengan kriteria tinggi.
- Miskonsepsi terbesar yang dimiliki peserta didik pada materi sifat koligatif larutan ditujukkan
pada Tabel 6.
- Tabel 6 Miskonsepsi Peserta Didik pada Materi Sifat Koligatif Larutan
Miskonsepsi Persentase
Tekanan uap turun karena luas pemukaan berubah 28%
Gaya antar partikel lemah menyebabkan energi kinetik lemah 23%
π cairan < π plasma darah, maka larutan hipotonik yang mengakibatkan
sel darah mengkerut karena kehilangan air
52%
Tidak ada hubungan antara nilai i dengan jumlah mol partikel suatu zat 35%
Larutan NaCl dan larutan gula yang memiliki konsentrasi sama, kenaikan
titk didih dan penurunan titik bekunya sama
32%
Nilai derajad ionisasi sama dengan nilai faktor van‘t hoff 34%
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2016 Malang, 27 November 2016
Riset Unggulan Kimia dan Pembelajarannya sebagai Integritas dan Daya Saing Bangsa | 136
- Terdapat hubungan yang signifikan antara pemahaman konseptual dan pemahaman algoritmik
sifat koligatif larutan elektrolit dengan koefisien korelasi sebesar 0,327. Namun, tidak terdapat
hubungan antara pemahaman konseptual dan pemahaman algoritmik sifat koligatif larutan non
elektrolit yang ditunjukkan dengan besar koefisien korelasinya -0,045
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka beberapa saran yang disampaikan peneliti
adalah sebagai berikut.
- Berkaitan dengan pemahaman konseptual yang lebih rendah dari pada pemahaman algortmik
peserta didik, guru diharapkan memberikan pengajaran yang tidak hanya berpusat pada aspek
hitungan saja.
- Berkaitan dengan hasil penelitian diharapakan dapat digunakan sebagai acuan perbaikan strategi
pembelajaran di kelas maupun perbaikan media pembelajaran (LKPD, demonstrasi, dll)
- Instrumen diagnostik pilihan ganda beralasan terbuka dapat digunakan beriringan dengan suatu
metode pembelajaran sehingga pemahaman peserta didik tentang materi dalam ilmu kimia dapat
ditingkatkan serta tingkat berfikir kritis peserta didik dapat ditingkatkan
- Instrumen penelitian ini masih memiliki banyak kelemahan khususnya dalam mengidentifikasi
hubungan pemahaman konseptual dan pemahaman algoritmik. Hal ini disebabkan kurang
terstrukturnya butir soal. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya hendaknya lebih mematangkan
instrumen sebelum diujikan kepada peserta didik.
DAFTAR RUJUKAN
Chang, R.2011. General Chemstry: The Essential Concept (sixth edition). New York: McGrew-Hill
Companies.
Chiu, M.H.2000. Algorithmic Problem Solving and Conceptual Understanding of Chemistry by
Students at a Local High School in Taiwan. Proc. Natl. Sci. Coune. ROC (D). 11:20-38.
Costu, B.2007. Comparison of Students‘ Performance on Algorithmic,Conceptual and Graphical
Chemistry Gas Problems.Journal of Science Education and Technology.16:379-386. Tim
Penyusun PPKI.2010.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, desrtasi, Artikel,
Makalah, Laporan Penelitian, Edisi Kelima. Malang : UM Press.
Effendy. 2013. A-Level chemistry For Senior High School Studies Volume 3A. Malang: Bayu Media
Publishing.
Tüysüz, C. 2009. Development of Two-Tier instrument and Assess Students` Understanding in
Chemistry. Scientific Research and Essay, 4 (6): 626-631.
Yilmaz, Ahyan, Tuncer, gaye dan Alp.2007. Students Performance on Algorithmic and Conceptual
Question of Chemistry.World Applies Science Journal.2.(4):420-426.