Prosiding - Departemen Manajemen Sumberdaya...
-
Upload
phungduong -
Category
Documents
-
view
229 -
download
4
Transcript of Prosiding - Departemen Manajemen Sumberdaya...
Prosiding Seminar Nasional I~an VI & Kongres Masyara~at IRtiologi Indonesia III
. Peranan iktiologi dalam mengantisipasi dan meminimalkan kepunahan keanekaragaman jenis ikan
akibat perubahan iklim global dan faktor destruktif
Penyunting:
Charles P.H. Simanjuntak Ahmad Zahid M. F. Rahardjo
Renny K. Hadiaty Krismono Haryono
Agus H. Tjakrawidjaja
MASYARAKAT IKTIOLOGI INDONESIA
Bekerjasama dengan
PUSAT PENELITIAN BIOLOGI, LlPI
BALAI RISET PEMULIHAN SUMBER DAYA IKAN, BADAN LlTBANG KP
BALAI RISET PERI KANAN BUDI DAYAAIR TAWAR, BADAN LlTBANG KP
Prosiding Seminar Nasionailioan VI: 391-400
Dampak antropogenik dan perubahan iklim terhadap biodiversitas ikan perairan umum di Pulau Sumatera
Abstrak
Mohammad Mukhlis KamaI I,,,, Supriadi2, Aris Wibowo3
, Tendi Kuhaja3,
Risris Sudarisman3, Ana Rojayati3
IOepartemen Manajemen Sumber daya Perairan, FPIK·IPB 2Loka Kav,rasan Konservasi Perairan Nasional, Pekanbaru, Riau
3Direktorat Konservasi, Ditjen KP3K·KKP RI
Sehuah studi mengenai kondisi habitat dan jenis ikan perairan umum yang terancam punah dilaksanakan di tiga Provinsi di Pulau Sumatera yakni Jambi, Sumatera ScIatan, dan Sumatera Utara selama Juni-Oktober 2009. Salah satu tujuan utama studi adalah untuk mengeksplorasi mekanisme hubungan antara faktor antropogenik yang berpotensi menurunkan tingkat kenakaragaman hayati ikan perairan umum, dan kemungkinan kontribusi perubahan iklim dalam proses terse but. Studi dilakukan dengan metode survey yakni melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap kondisi habitat khususnya di lokasi calon suaka atau suaka perikanan definitif. lnformasi peru bah an iklim berbasis kepada catatan curah hujan dan suhu selama 20 tahun terakhir. Hasil studi memperlihatkan bahwa ancaman biodiversitas ikan lebih besar diakibatkan oleh faktor antropogenik yakni tangkap lebih. polusi perairan, perubahan aliran, pengrusakan habitat, dan invasi spesies eksotik. Fluktuasi curah hujan dan suhu yang dikaitkan dengan kajian kepustakaan terhadap biologi dan tingkah laku ikan, sulit mendeteksi secara tepat menduga besaran kontribusi perubahan iklim global terhadap biodiversitas ikan. Meskipun demikian dugaan skenario variabilitas perubahan ketinggian air dan efek fisiologis peningkatan suhu dapat dibahas.
Kata kunci: biodiversitas ikan, faktor antropogenik, perairan umum Sumatera, perubahan iklim.
Pendahuluan
Keragaman jenis ikan air tawar di Indonesia dipereaya sangat tinggi meskipun belum diketahui
seeara pasti jumlah dari seluruh jenis yang ada. Infonnasi yang disampaikan beberapa peneliti eukup
beragam. Djajadiredja ef 01. (1977) menyebutkan ada sekilar 900 spesies, menempati habitat air tawar dan
estuari di Bagian Barat Indonesia dan Kalimantan; Kottelat ef al. (1993) meneatat tidak kurang dari 1500
jenis dari Indonesia Barat (tennasuk Kalimantan) dan Sulawesi; Suwelo (2004) memperkirakan ada sekitar
1000 jenis di seluruh Kepulauan Nusantara. Jumlahjenis yang tereatat di situs www.fishbase.orgada 1130
jenis ikan yang dikategorikan sebagai ikan asli (89,38%), endemik (89 jenis ~ 7,88%), introduksi (1,68%),
belum stabil (0,71 %), dan meragukan (4 jenis ~ 0,35%). Menurut Muehlisin dan Azizah (2009) jumlah ikan
air tawar yang tereatat saat ini diduga masih di bawah angka perkiraan karena masih banyaknya jenis yang
belum diteliti dan dideskripsikan.
Perairan umurn Pulau Sumatera mengandung keanekaragaman spesies ikan yang tinggi. Daerah
Aliran Sungai (DAS) Batanghari, Provinsi Jambi, tereatat memiliki 250 spesies ikan (Sjafei ef 01. , 1996),
bahkan menurut studi terkini ada 297 spesies yang 48 diantaranya adalah spesies baru (Hui & Kottelat,
2009). Di DAS Musi, Sumatera Selatan, tidak kurang dari 300 spesies ikan air tawar ditemukan (Husnah,
2007, unpublished). Danau Toba di Sumatera Ulara, dengan lua~ pennukaan 1.I ;1O km', kedalaman
maksimum 505 m, dan volume air 240 km' (www.wikipedia.org), adalah habital bagi beberapa jenis ikan
terutama yang dipereaya sebagai spesies endemik, misalnya ikan batak (Neolissochi/lis fhienemanni).
Dibandingkan dengan ekosistem laut dan daratan, ekosistem air tawar yang ada di biosfer bumi hanya
0,014% yang terdapat di danau (0,008%), tanah (0,005%), serta atmosfer, sungai, dan biota (0,001).
Tambahan 2,58% air tawar terdapat dalam bentuk es (1,97%) dan air tanah (0,61 %) (Carpenter ef 01., 1992),
yang hanya menyediakan 0,8% habitat dengan diversitas spesies 2,4. Kekayaan spesies relalif ekosislem air
391
Kamal et al- Dampab antropogenib dan perubahan il:?lim terhodop biodivenitas iRan
tawar adalah 3,0. Bandingkan dengan laut dan daratan yang 0,3 dan 2,7 (Me Allister ef ai., 1997). Oleh
sebab itu aneaman kepunahan yang dihadapi ikan air lawar lebib serius, men gin gat baik kuantitas maupun
lomlitas air lawar terus menuron akibat adanya pertambahan populasi manusia dan berbagai kegiatan yang
ditimbulkannya.
Isu perubahan iklim meDurut para peneliti menjadi menarik karen a sangat terkait dengan keberadaan
ikan dan produksi perikanan (Baran ef al., 2001; Allan a/ al., 2005; Dudgeon e/ al., 2006). Meskipun studi
khusus tenlang perubahan iklim dan efeknya terhadap produksi, adaplasi, dan resiliensi sumber daya ikan
belum dilakukan di Indonesia, hasil studi di Sungai Tonie Sap, DAS Mekong, Kamboja (Baran e/ al., 2001)
menunjukkan bahwa produksi tangkapan dan rekrutmen berkorelasi positif dengan peningkatan debit air.
Selanjutnya Kahl el al. (2008) membuktikan adanya korelasi positif antara peningkatan debit dan
ketinggian muka air dengan keberhasilan reproduksi dan rekrutmen ikan. Selain fluktuasi tinggi muka air,
perubaban iklim juga dieirikan dengan adanya peningkatan subu udara, yang secara fisik akan diikuti
dengan peningkatan subu air (Mohseni & Stefan, 1999), yang ban yak mempengaruhi proses fisiologis pada
ikan (Ficke el al., 2005).
Studi ini mencoba mengeksplorasi penyebab penurunan sumber daya ikan di perairan umum,
khususnya di Pulau Sumatera pada II lokasi pengamatan yang berlokasi di Provinsi Jambi, Sumatera
SeJalan, dan Sumatera Ulara. Faktor penyebab yang berpotensi menjadi penyebab penurunan sumber daya
perikanan perairan umum adalah kegialan dan inleraksi manusia di sekitar lokasi studio Adapun dampak
perubaban iklim yang dieksplorasi adalab fluktuasi eurab bujan dan lemperatur.
Baban dan metode
Penelitian dilakukan dengan metode survey selama Jun i sampai Oktober 2009 pada 11 lokasi
perairan tawar yang rnenjadi habitat ikan perairan umum, meliputi lubuk, danau, embung, dan rawa banjiran
yang merupakan bagian dari DAS Batanghari, DAS Musi, Danau Toba, dan DAS Asahan (Tabel I). Data
primer yang dikumpulkan pada setiap lokasi adalab kondisi fisik-kimia-biologi perairan yakni kedalaman,
kecerahan, warna, suhu air. arus, pH, oksigen terlarut, nitrat-fosfat, jenis ikan, tanaman air dan vegetasi
lainnya. Data primer lainnya adalah wawaneara yang mengarahkan kepada pelacakan informasi tentang
kondisi sumber daya ikan, tingkat pemanfaatan, dan pol a interaksi antara masyarakat dengan sumber daya
tersebut. Sebagai data penunjang, statistik perikanan perairan umum di ketiga provinsi untuk peri ode tahun
2003-2007 ditambah dengan kajian kepustakaan.
Dampak perubahan iklim terbadap biodiversitas ikan dikaji berdasarkan data curab bujan dan subu
udara selama 20 tabun terakhir (1990-2009). Dalam penelitian ini tidak memungkinkan untuk
mengbubungkan seeara langsung antara kedua faktor di atas dengan kekayaan jenis dan produksi
tangkapan. Sebagai alternatif, data yang diperoleh diskenariokan tentang beberapa kemungkinan ,
pengaruhnya terhadap biodiversitas yang dianalogikan dengan basil-hasil studi sebelumnya.
Hasil dan pembabasan
Sumber daya ikan
Data basil tangkapan ikan menurut jenis di setiap provinsi selama lima tahun (2003-2007) disajikan
pada Gambar I, 2, dan 3. Produksi perikanan perairan urn urn daratan Provinsi Sumatera Selatan paling
10
Pro~iding Seminar NasionallRan VI
Daftar lsi
Endemism and conservation of the native freshwater fish fauna of Sulawesi, Indonesia Lynne R. Parenti
Dampak perubahan iklim terhadap sumber daya ikan perairan tawar M.F. Rahardjo
Distribusi spasial dan temporal kelimpahan juvenil ikan di wilayah timur Teluk Jakarta, DKI Jakarta Adriani Sri Nastiti, Achmad Fitriyanto
Komposisi hasil tangkapan nelayan pada musim timur di Teluk Jakarta Adriani Sri Nastiti, Hendra Saepulloh, Astri Suryandari
Pertumbuhan ikan wader pari (Rasbora lateristriata) pada masa pemijahan di Sungai Ngra ncah, Kabupaten Kulon Prago Agus Arifin Sentosa, Djumanto
Potensi sumber daya ikan di perairan Situ Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat Andri Warsa, Kunta Pumomo
Kelayakan habitat untuk penebaran ikan patin (Pangasius djambal) di Da nau Teluk, Jambi Andri Warsa, Adriani Sri Nastiti
Gambaran darah sebagai indikator kesehatan pada ikan air tawar Angela Mariana Lusiastuti, Estj Handayani Hardi
Kajian beban pencemaran dan kapasitas asim ilasi terhadap kandungan logam berat Pb dan Zn pada daging ikan mas dan nila di perairan Waduk Cirala, Jawa Baral Ani Widiyati, Estu Nugroho, Kusdiarti
Kebiasaan makanan ikan bel ida (Chi/ala lopis Bleeker 1851) di daerah aliran Sungai Kampar, Provinsi Riau Arif Wibowo, Ridwan Affandi, Siti Rahmah
Kond isi terumbu buatan di perairan Pulau Pramuka dan Pulan Semak Dann, Kepnlauan Seribn Baiq Ida Purnawati, Sri Turni Hartati
Peran masyarakat Desa Bangkau dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya perikanan Bayu Vita Indah Yanti, Baden Muchararn
Keragaman ikan di Sn ngai Cebong dan Sumitro, kawasan karst Menoreh Betty Millyanawati
Fluktuasi kandungan hara nitrogen pada lingkungan budi daya ikan di perairan Waduk Cirata Chairulwan Urnar
Slruktur komunitas dan produksi tangkapan ikan di Danau Sembuluh, Kalimantan Tengah Chairulwan Urnar, Endi Setiadi Kartamihardja
Analisis rungsi produksi terhadap produksi hasil tangkapan pllrse seine cakalang di perairan utara Aceh Chali/uddin
1-10
II-IS
17-29
31-40
41-49
SI-S7
S9-64
6S-69
71-78
79-89
91-96
97-103
IOS-114
IIS-120
121-127
129-1 34
xv
Prosiding Seminar Nasionallban VI
Keragaman ikan di Gua Ngingrong, kawasan karst Gunung Sewu, Yogyakarta Chomsun Hadi Kurniawan, Norul H., Trijoko, Ratih A.
Prospek budi daya ikan gabus (Cha11na slriala Bloch) di Sumatera Selatan Deisi Heptarina, Zafril Imran Azwar
Uji efektifitas sediaan produk vaksin hydro vac® terhadap pengulangan aplikasi rendaman Desy Sugiani, Oman Komarudin
Keanekaragaman jenis ikan di Waduk Ir. H. Djuanda Didik Wahju Hendro Tjahjo, Sri Endah Purnamaninglyas
Respon biologis ikan hias endemik dan asli Indonesia terhadap perubahan keasaman dan suhu air Djamhuriyah S. Said, Triyanto, Novi Mayasari
Pol a reproduksi ikan hias pelangi mungil dwarf rainbow fish Meiallotaenia praecox pada suhu perairan bervariasi Djamhuriyah S. Said, Novi Mayasari
Keragaman ikan di Gua Gremeng dan G ua Gilap, Ponjong, Gunungkidul Edi Dwi Almaja
Ikan komet (Carassius auralus auralus) sebagai ikan model dalam rekayasa genetik Eni Kusrini , Muhammad Yamin, Wartono Hadie
Aspek biologi dan reproduksi ikan cupang alam (Bella belliea) dan potensi budi dayanya Eni Kusrini, Sudarto, Ruby Vidia Kusumah
Pengaruh toksisitas pestisida DMA-6 (2,4 d-dimetil aminal terhadap kelangsungan hidup benih ikan mas Erwin Noryan
Identifikasi sistem perikanan tuna longline di PPS Cilacap Jawa Tengah Fauziyah, O. Sibagariang, F. Agustriani
Anatomi dan sistem rangka ikan nilem seruni, mangut, dan nilem gunung (Osleochilus spp.) Fery Irawan, Dian Bhagawati, Sug iharto
Komposisi jenis, distribusi dan kelimpahan ikan karang di perairan terumbu karang Mentawai Frensly D. Hukom
Pengaruh suhu angkut terhadap kelangsungan hid up benih ikan sidat (Anguilla hieolor) Gema Wahyudewantoro, Haryono, Jojo Subagja
Perubahan persepsi masyarakat Indralaya terhadap belut (Mo11oplerus alhus) Hanifa Marisa
Kelimpahan dan habitat benih ikan sidat di muara Sungai Cimandiri Pelabuhan Ratu Sukabumi Haryono, Jojo Subagja, Gema Wahyudewantoro
Kelangsungan hidup dan perilaku benih sidat (Anguilla hieolor) pada awal pemelibaraan dongan salinitas berbeda Haryono, Jojo Subagja, Gema Wahyudewantoro
xvi
135-141
143-150
151-159
161-167
169-177
179-187
189-190
191-195
197-200
201 -209
2 11 -216
2 17-224
225-237
239-245
247-250
251-259
261 -266
Prosiding Seminar NasionallRan VI
Keragaman ikan di kawasa n karst Menoreh Heri Siswanto, Andreas S.B, Merry Belinda A.P
Prevalensi tumor padat pada ikan ketang-ketang (Sca/opflagus argus) di muara Sungai Bungin, Sumatera Selatan Husnah
Pengaruh padat tebar pada budidaya ikan mas dengan sistim akuaponik Imam Taufik
Pertumbuhan, sebaran ukura n panjang, dan kematangan gonad ikan ekor kun ing (Coesio clI/ling) di perairan Kepulauan Seribu Ina Juanita Indarsyah, Sri Turni Hartati , Indar Sri Wahyuni
Pemanfaatan bahan nabati terfermentasi sebagai bahan baku pakan ikan Irma Melati, Zafril Imran Azwar, Mulyasari
Analisis keragaman genetik lima populasi nila hitam dan tiga populasi nila merah (Oreocflromis sp.) dengan analisa sidik ragam random amplified polymorphism DNA (RAP D) Iskandariah, lrill Iriana Kusmini , Otong Zenal Arifin, Rudhy Gustiano
Perbaikan teknologi produksi melalui pematangan gonad inkubasi telur dan penyediaan calon induk betina ikan nilem (Osleoc/Zilus hasse/til) sebagai komoditas air tawar masa depan Jojo Subagja
Kandungan nikel dan kromium pada ikan buttini (G/ossogobius matallellsis) di Danau Matano Sulawesi Selatan Kamaluddin Kamal, Chairulwan Umar
Fluktuasi musiman ikan hasil tangkapan sero di estuarin Teluk Lampung Karsono Wagiyo, Tri Wahyu Budiarti
Sidat, ikan ekonomis penting yang perlu dikonservasi: suatu review Krismono, Mujiyanto
Status sumber daya ikan di Waduk Malahayu, Jawa Tengah Kunto Purnomo
Implikasi manajemen konservasi dalam pengembangan budi daya spesies ikan endemik Lies Ernmawati Hadie, Wartono Hadie, Anang Hari Kristanto
Kondisi kualitas air pada penerapan budi day a ikan mas (Cyprinus carpio) sistem akuponik Lies Setijaningsih
Identifikasi bakteri pada pendederan ikan botia ukuran ekspor (1,0-2,5 em) Li li Sholichah, Nina MeDisza, Darti Salyani
Kondisi perikanan perairan situ dan studi empat situ di wilayah Bogor Lukman
Kondisi perikanan Danau Limboto dan potensi ikan payangka (Ophieleofris aporos) Lukman
Dampak antropogenik dan perubahan iklim terhadap biodiversitas ikan perairan umum di Pulau Sumatera Mohammad Mukhlis Kamal , Supriadi, Aris Wibowo, Tendi Kuhaja, Risris Sudarisman, Ana Rojayati
267-2 73
275-279
28 1-29 1
293-298
299-305
307-314
3 15-322
323-327
329-338
339-343
345-350
351-357
359-363
365-370
37 1-379
38 1-389
39 1-400
xvii
Prosiding Seminar NasionallRan VI
Distribusi ikan di Waduk Ir. H. Djuanda Masayu Rahmia Anwar Putri . Sri Endah Purnamaningtyas
Keragaman genetik ikan nilem (Osteochilus sp.) budi daya berdasarkan penanda ral/dom amplified polymorphism DNA Muh. Nadjmi Abulias, Dian Bhagawati
Kelimpahan ikan yang tertangkap dengan jaring pantai di perairan Teluk Ambon Dalam OTS Ongkers
Komposisi, biomassa, keanekaragaman ikan dan kualitas air di perairan estuari Karawang Prihatiningsih, Karsono Wagiyo
Penemuan ikan air tawar Indonesia jenis baru koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) periode tahun 1998-2009 Renny K. Hadiaty
Performansi sintasan dan derajat tetas telur ikan buntal air tawar (Tetrao(/oll plIiemballgellsis) melalui perJakuan propilaksis yang berbeda Rina Himawati, I Wayan Subamia, Nina Meilisza, Sulasy Rohmy
Adaptasi larva ikan botia (Chromobotia macracaJlthus) hasil tangkapan dari a lam Siti Subandiyah, Nina Meilisza, Rina Himawati, Sulasy Rohmy, Darti Satyani
Pentingnya memahami pengetahuan biosistematik dalam upaya konservasi sumber daya ikan Soetikno Wirjoatroodjo, Dedi Soedharma
Fauna ikan di Situ Cileunca, Jawa Barat Sri Endah Purnarnaningtyas
Struktur komunitas ikan dan kesehatan terumbu karang di beberapa wilayah perairan gugusan Pulau Pari Sri Turni Hartati, Isa Nagib Edrus
Karakteristik habitat, kebiasaan makan, dan sistem konservasi ikan bad a Rasbora argyrotaenia di Danau Maninjau Sulastri, D.l. Harfoto, Ivana Yuniarti, Syahroma H. Nasution
Identifikasi ikan sumpit dari perairan Pangkalan Susu, Sumatera Utara Sulasy Rohmy, Asep Permana, Melta Rini Fahmi
Jenis-jenis ikan yang didaratkan di pangkalan pendaratan ikan (PPI) Lekok Desa Jatirejo Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan Jawa Timur Suwaibatullslamiyah, Diana Arfiati, Herwati Umi Subarijanti
Kajian tingkat eksploitasi ikan bonti-bonti (ParatheriJla striata) endemik di Danau Towuti Syahroma Husni Nasution
Efikasi vaksin KV3 (kovax) untuk pengendalian penyakit koi herpesvirus (KHV) pada ikan mas (CypriJlus carpio) Taukhid, Ayi Santika, Ciptoroso, Asep Suhendra, Zakki Zainun, Jaelani, Dery D.
Keanekaragaman ikan famili Siluridae dan Bagridae di Danau Sip in Ja mbi berdasarkan karakter morfologi Tedjo Sukmono, Wah ida
xviii
401-407
409-413
415-425
427-437
439-451
453-458
459-463
465-467
469-473
475-486
487-497
499-505
507-516
517-528
529-543
545-550
Prosiding Seminar Nasionallban VI
Isolasi koi herpesvirus (KHV) dari beberapa organ target dengan menggunakan ku ltur sel KT-2 Tuti Sumiati, Agus Sunarto
Produksi lan'a dari t iga jenis ikan rainbow (red, bosemani, melanotaenia) Tutik Kadarini, Wahyu Kurniawan, Lili Sholichah, Gigih SW
Hubungan panjang bobot dan faktor kond isi ikan banyar (RflstreJ/iger kfll1f1gurtfl) yang didaratkan di Rcmbang, Jawa Tengah Urni Chodriyah
Arah pemuliabiakan ikan pada era pemanasan global Wartono Hadie
Pertumbuhan benih ikan tawes (Puntius gonionatlls) dengan pernberian jenis pakan berbeda Yohanna R. Widyastuti , Tri Hutarni
Pengarub padat tebar benib ikan nila BEST terhadap hara nitrogen dan fosfor pada media perneliharaan Yosmaniar
Keragarnan ikan di Gua Semuluh kawasan karst Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta Yunriska Rona
Pengaruh vitamin E dalam ransum terhadap perkembangan gonad ikan bias balashark (Baiallfhiocileillls melallopterus) Zafril Irnran Azwar, Agus Priyadi, I Wayan Subamia
551-557
559-562
563-569
571 -580
581 -586
587-59 1
593-598
599-603
xix
c
t ;-
i ~ ""' -
Proslding Seminar Nasionalll?an VI: 391-400
tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya karena luas perairan umum di provinsi terse but tertinggi.
Analisis terhadap hasil tangkapan per unit upaya (CPUE) rnenunjukkan bahwa produksi tangkapan sudah
melewati angka maksimum lestari yang disarankan, yang urnumnya terjadi antara tahun 2000-2002 (kondisi
tangkap lebih).
Tabel I. Lokasi pengamatan habitat dan sumber daya ikan perairan umum di Pulau Sumatera
Nama lokasi TiEe Perairan Letak administratif Keteran£:an Lubuk Hago Batang Bungo Desa Rantau Panjang, Kecamatan Dalam proses pengusulan
Jujuhan, Kabupaten Bungo, menjadi suaka perikanan oleh Provinsi lambi masyarakat setempat, sudah
memiliki Perdes Danau Embat Danau Embat Desa Danau Embat, Kecamatan Dalam proses pengusulan
Marosebo, Kabupaten Batanghari, menjadi suaka perikanan oleh Provinsi Jambi masyarakat setempat, sudah
memiliki Perdes Danau Mahligai Sungai Brambang, Desa Danau Lamo, Kecamatan Suaka peri kanan melalui SK
anak Sungai Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Bupati Batang Hari No 362 Batanghari Jambi, Provinsi Jambi Tahun 1998
Danau Ulak Lia Danau Desa Ulak Lia:. Kecamatan Sekayu, Suka perikanan mela lui SK Kabupaten Musi Banyu Asin, Bupati Musi Banyuasin No. 24 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2004
Beruge Sungai Musi Desa Beruge, Kecamatan Sabat Lokasi penangkapan ikan Toman. Kabupaten Musi Banyu terkenal di wilayah ini Asin
Muara Ra\vas Pertemuan Sungai Desa Terusan, Kecamatan Sanga Lokasi masih ditemukannya ikan Musi dan Sungai Desa, Kabupaten Musi Banyu ridik angus (Balantiocheilos Rawas Asin. Provinsi Sumatera Selatan melanopterus)
Sungai Anak Sungai Musi Desa Mega Mala, Kecamatan Lokasi lelang lebak lebung Bengkuangan bagian hilir Mariana, Kabupaten Banyu Asin,
Provinsi Sumatera Selatan Delta Upang Sungai Musi bagian Desa Upang Jaya II, Kecamatan Lokasipenangkapanikan
hi lir Makati Jaya, Kabupaten Banyu Asin, Provinsi Sumatera Selatan
Aek Sirambe Embung Desa Bonan Dolok II, Kecamatan Lokasi ikan batak Balige, Kabupaten Tapanuli, (NeoJissochilus thienemanni) Provinsi Sumatera Utara
Sungai Asahan Sungai Pintupohan, Kecamatan Outlet bendung Sigura-gum, Pintupohan, Kabupaten Toba lokasi penangkapan ikan batak Samosir, Provinsi Sumatera Utara
Sinongnong Anak Aek Silang Desa Sinongnong Julu, Kecamatan Kolam penampungan ikan batak Julu Bakti Raja, Kabupaten Humbang
Hasundutan
Berdasarkan Gambar 1-3, jen is yang paling banyak ditangkap selarna kurun waktu tersebut adalah
ikan-ikan sungai sepeni jelawat (Leptobarbus hoevem), lampam (Barbonymus schwanenfeldii), jambal
(Pangasius djal1lbaf), dan belida (Chitala lopis). Ikan-ikan yang hidup di perairan yang berawa-rawa dan
rawa banj iran yang banyak ditangkap adalah ikan gabus (Channa striata), sepat siam (Trichogasper
pectorolis), tambakan (Helostol1la tel1lminckii), dan lele (Clarias spp.). Di perairan Sumatera Utara, hasil
tangkapan ikan introduks i ikan nila (Oreochrol1lis niloticus) dan mujair (0. mossambicus) cukup tinggi.
Foktor onlropogenik pen)'ebab penurunan biodiversitos ikon
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, ada 15 faktor yang diduga rnenyebabkan kondisi tangkap
lebih atau dengan kata la in te lah terjadi penurunan biodiversitas ikan di sungai dan danau yang ada di Pulau
Sumatera (T abel 2). Ke-15 faktor tersebut menurut Dudgeon et al. (2006) dapat dik lasifIkasikan ke dalam 5
393
Kamal et al - Dampab antropogenib dan perubahan iblim terhadap biodiversftas iRan
faktor. yaitu: tangkap lebih. polusi perairan. modifikasi aliran. pengrusakan atau degradasi habitat. dan
invasi spesies asing.
a. Tangkap lebih
Berdasarkan statistik perikanan. upaya tangkap telah melewati tingkat maksimum lestari sejak tahun
2000. Meskipun data yang lebih akurat masih dibutuhkan. tetapi informasi biologis menunjukkan adanya
penurunan hasil dan ukuran tangkap. Hal ini terutama berlaku untuk ikan-ikan ekonomis penting untuk
konsumsi yang berukuran besar dan ikan hias. Contoh kelompok pertama adalah ikan bel ida (Chi/ala lopis).
patin (Pangasius djambal). semah (Tor spp.). ikan batak (Nelissochilus thiennemani). tapah (Wallago leen).
dan kerandang (Channa pleurophthalmlls). Adapun kelompok kedua adalah arwana (Scleropages
Jormosus). botia (Chromobotia macracanthus). dan ridik angus (Balantiocheilos melanopterus).
16000 1 14000
" o
"'" 11
Jenis ikan
Gambar I. Jenis dan jumlah produksi tangkapan 12 jenis ikan dan (rata-rata ± standar deviasi) di 12 kabupaten dan kota Provinsi Sumatera Selatan selama tahun 2003-2007.
00,---------------------------------, 80
70
" g60
Jenis ikan
Gambar 2. Jenis dan jumlah produksi tangkapan 16 jenis ikan dalam satuan ton (rata-rata ± standar deviasi) di 10 kabupaten dan kota Provinsi Jambi selama tahun 2003-2007
39~
Prosiding Seminar Nosionalll:?an VI: 391-400
T T
C 250 0 <::. c: 200 '" "-
'" -'" 0> c: 150 ~ 'in -'" ::l 100 " e
.iJ fu f;:' $
"" ;::r, t :'''-
,.; ~ : """, ~
" '!l; . [L .
50 ~
0 ~ ! ~ ~ 'i ,J;, J, . J, ~
f, ~ ,
-L , ,
~e\1>.P\<: .. ~1>~i.$~'i>~":A$\\'>~~'b~'01>'c;,,~'i> ~":\~\1>~~'b<:- ~\b1>\ ~~\¢-(b-~ C;,e~
Jenis ikan
Gambar 3. Jenis dan jumlah produksi langkapan 13 jenis ikan danjenis lainnya (rala-rala ± slandar devias i) di 19 kabupalen dan kota Provinsi Sumatera Utara selama lahun 2003-2007.
Menurul Allan e/ al. (2005), pasca berkurangnya alau hilangnya ikan-ikan berukuran besar,
berikutnya akan menggeser targel penangkapan kepada jenis yang berukuran kecil yang bertrofik level
lebih rendah. Untuk meningkalkan hasil , nelayan menurunkan ukuran mata jaring sehingga ancaman
terhadap penurunan biodivers itas ikan semakin tinggi.
b. Polus; perairan
Adanya masukan bahan organik di perairan umurn yang berasal dari aktifitas manusia termasuk
rumah tangga, pertanian, dan perkebunan dapat menimbulkan eutrofikasi (peningkatan konsentrasi
substansi yang mengandung N dan P), penurunan kandungan oksigen teriarut, dan menurunkan nilai
eksotika perairan. Masukan deterjen ke perairan dapat meracuni kehidupan organisme karena zat ini dapat
mengikis lapisan mucous ekslemal yang menghasilkan lendir pada ikan yang berfungsi sebagai proteksi
terhadap bakleri dan parasit, serta dapat menimbulkan kerusakan pada insang. Sebagian besar ikan akan
mati j ika konsentrasi delergen di perairan melebihi 15 ppm. Sementara pada konsentrasi 5 ppm akan
membunuh te lur-Ielur ikan. Jika deterjen mengandung surfaktan, substansi ini dapat menghambat
kemampuan reproduksi ikan. Adapun kandungan phosphate pada detergen akan memicu pertumbuhan alga
yang dapat mengurangi oksigen di perairan yang pada gi lirannya dapat mengganggu kehidupan ikan.
Adapun pestis ida, herbisida dan insektisida adalah subslansi atau ,campuran dari zat baik secara biologis
maupun kimia yang bersifat toksik yang digunakan manusia untuk mengontrol hama, tanam3n yang tidak
dinginkan, dan serangga. Keliganya bersifat toksik terhadap organism akuatik. Adapun penyubur atau
pupuk yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan pada penggunaan yang tidak terkontrol akan
memasuki perairan melalui surface run offdan menimbulkan eutroflleasi (www.lenntech .com).
Potensi masukan zat merkuri dari kegiatan penambangan emas illegal di DAS Batanghari sangat
berbahaya bagi hewan akuatik. Merkuri merupakan logam yang bersifat karsinogenik yang dapat
395
Kamal et al- DampaR antropogenil> dan perubahan il>lim terhadap biodive"~01 iRan
terakumulasi dalam organ tubuh ikan melalui rantai makanan maupun respirasi. Logam berat tidak hanya
membahayakan ikan, namun melalui rantai makanan dapat membahayakan manusia (Sorensen, 1991).
Tabel2. Faktor penyebab penurunan biodiversitas ikan perairan umum di Pulau Sumatera
FaJ...1or LH DE DM DUL B MR SB UJII AS P B ~n~ebab Tangkap lebih 1,2 I Polusi perairan
3.4 5 3,4,6 3,4,6 3,4 3,4 3,4
3,4,6 3,4 3 ,6
Modifikasi 7 8 9 7,9 3 9 7
aliran Degradasi
10, 1 10,
habitat 10, 11 11 ,12
10,1 10, 11 , I, 10,11 , II , 10, 11 ,12, 10,1
10,11 1,13 13 12 12, 13 I
12 13
Invasi spes ies 14,15 14,15
14,1 14,15 IS IS 14 asing 5
Keterangan: I. Peningkatan intensitas penangkapan, penggunaan alat langkap tidak selekt if. LH : Lubuk Hago 2. Panen massal pada musim kemarau (air surut) 3. Limbah organik (MCK, rumah tangga). 4. Limbah pertanian (pestis ida, insektisida dan penyubur tanarnan). 5. Potensi masukan lagam bera! mercury dan kegiatan penambangan emas liar
OE : Danau Embat
OM :Danau Mahligai
OUL : Danau Ulak Lia 6. Limbah non--organik terutama plastik B : Beruge 7. Pengambilan pasir dan balu dari sungai 8. Tata letak keramba (pengaruhnya terhadap arus dan sedimentasi). 9. Gangguan terhadap sistem DAS
MR : Muara Rawas
SB : Sungai Bengkuangan
10. Pembangunan waduk UJ II : Upang Jaya II
11. Deforestasi sempadan sungai/pinggiran danau AS : Aek Sirambc 12. Erosi dan sed imentasi 13. Pcnggunaan alat tangkap destruktif(electrofishing) 14. Gulma air
p : Pintupohan
B : Bal..1iraja
15. Introduksi ikan
c. Madifikasi aliran
Perubahan aliran pada sungai menimbulkan respon adaptasi yang bervariasi pada ikan (Murchie el
01., 2008). Adanya pembangunan bendungan di daerah hulu DAS Musi, menyebabkan pola aliran berubah
dari sistem mengalir menjadi tergenang. sementara di daerah hilir bendungan volume sungai yang
sebelumnya berfluktuasi sesuai musim menjadi lebih stabil, sehingga menghambat proses reproduksi ikan
ikan rawa banjiran yang menjadikan genangan air pada saat musim banjir sebagai daerah tempat memijah
dan daerah asuhan (Graham & Harris, 2005), dan menghambat proses rekrutmen (Kahl el 01., 2008). Hasil
wawancara dengan masyarakat di Desa Beruge menyebutkan bahwa sejak pembangunan bendungan lima
tahun lalu, para nelayan di desa tersebut merasakan penurunan hasil tangkapan yang signifikan terutama
ikan bel ida (c. lapis), tapah (w. leen), dan batia (c. macracanthus).
d. Pengrusakan atau degradasi habitat
Penambangan baik pasir, batu, maupun emas, dapat mengakibatkan pendalaman di satu sisi dan
pendangkalan di sisi yang lain, sehingga menimbulkan sedimentasi dan perubahan pola arus. Hal ini
diperparah dengan adanya deforestasi sepanjang sempadan sungai yang semakin meningkatkan sedimentasi
ke alur sungai. Peningkatan sedimentasi alur yang menghubungkan danau dengan sungai utama dapat
menjadi penghambat pergerakan ikan dari dan ke luar dan au. Selain merubah pola arus mikro. kegiatan ini
berpotensi akan mengurangi ketersediaan makanan bagi ikan~ikan yang beradaptasi dengan perairan berarus
dan mencari makanan berupa makroavertebrata yang menempel pada substrat berbatll. Penangkapan ikan
396
Prosiding Seminar Nasional IRan VI: 391-400
dengan eara merusak sepem menggunakan setrum dan racun san gal membahayakan kehidupan akualik.
Setrum dan polassium dapat membunuh semua ikan, lentiasuk larva sehingga mengancam keleslarian ikan.
e. lnvasi spesies asing
Masuknya spesies yang tidak diinginkan dalam suatu ekosislem merupakan penyebab menurunnya
biodiversitas dan perubahan fungsi ekosistem (Kolar & Lodge, 2002). Hal ini dapal teljadi secara sengaja
maupun tidak. Secara sengaja adalah karena diintroduksikan ke dalam perairan, sementara yang berikutnya
adalah bisa terjadi karena lepasnya ikan pelibaraan atau budidaya yang bukan merupakan spesies as Ii ke
perairan. Kegiatan introduksi sering dilakukan lanpa mempertimbangkan aspek hubungan ekologis seperti
relung (niche) dan persaingan di mana ikan yang diintroduksikan umumnya lebih memiliki daya tahan dan
daya adaptasi yang lebih baik terhadap lingkungan dan dapal memanfaatkan speklrum makanan yang lebih
luas (dapat memakan segala yang lersedia di alam). Hal ini dapal berakibat terdesaknya spesies asli di
perairan. Contoh yang paling sering ditemukan adalah introduksi ikan nila (Oreochromis mossambicus) dan
patin siam (Pangasills hypophlhalmlls) yang sempat dijadikan sebagai agenda restoking oleh dinas
perikanan daerah.
Flukluasi curah hujan dan dinamika perubahan debit serlo ketinggian air
Variasi curah hujan di Sumalera Selatan dalam waktu 20 lahun lerakhir memperlihalkan flukluasi
anlara 50-150 mm dalam skala lima tahunan (Gambar 4). Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki iklim
lipe A Am yang dicirikan oleh bulan musim kering yang lebib sedikil diikuli bulan-bulan dengan musim
basah yang lebih banyak. Sumalera lermasuk daerah dengan curah hujan antara 2000-3000 mrn/lahun.
Berdasarkan data iklim selama 31 lahun (Aldrian dalam Kadarsah, 2007), musim hujan di Indonesia
umumnya terjadi antara bulan Desember -lanuari, sedangkan musim kemarau terjadi aotara Juni - Agustus.
Bulan-bulan lainnya merupakan musim peralihan dari basah ke kering dan sebaliknya. Pola regular seperti
ini mengalami perubahan karena adanya el-Nino yang saat ini frekuensinya sudah mulai bergeser dari 10-15
tahun sekali menjadi ~-4 tahun sekali. Kejadian EI-Nino: 1977178; 82/83; 1987; 1991192; 1993/94; 1997/98
yang dilandai adanya banjir dan kekeringan yang ekstrim.
Perubahan dalam curah hujan dapat menggangu kestabilan siklus hidrologi yang berpengauh
lerhadap waktu dan lamanya banjir. Perubahan ini bagi ikan tidak hanya sebagai perubahan linggi muka air,
namun juga berimplikasi terhadap waktu untuk melakukan ruaya pemijahan, ketersediaan makanan, dan
pembesaran bagi anak-anaknya. Untuk spesies yang beradaptasi dengan ekosislem rawa banjiran, kestabilan
siklus hidrologi akan memberikan keuntungan yakni menyediakan habital dan waktu yang cukup untuk
menjamin terjadinya reproduksi dan rekruilmen. Namun jika banjir yang terjadi adalah ekstrim dan waktu
yang lebih cepat, dapat dipastikan proses lersebul akan meng~kibalkan kegagalan rekrulmen yang berakibat
kepada penurunan kelimpahan dan slok ikan-ikan lersebul. Sebaliknya kekeringan yang ekslrim akan
memaparkan habi tat pada kekeringan dengan durasi lebih lama, sehingga mengakibalkan mundurnya
bahkan gagalnya pemijahan ikan serta penurunan ketersediaan makanan bagi anak-anak ikan. Kekeringan
juga sangat berhubungan dengan perubahan kualitas air, di mana pada saal kering konsentrasi polutan akan
lebib linggi, sehingga dapal mngganggu baik kesehatan lingkungan perairan maupun kehidupan ikan.
397
Kamal et al- DampaR antropogeniR dan perubahan iRlim terhadap bl~ive"it'" iloan
350 ~-----------------------------------------.
300
~ 250 E E ~
200
150
100
50
-0- 1990-1994 -0- 1995-1999 -a- 2000-2004 -B- 2005-2009 -- 1990-2009
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan (1990-2009)
Gambar 4. Variasi curah hujan bulanan di Sumatera Selatan periode 1978-2006 (Sumber: Stasiun Klimatologi Kenten, Palembang)
Penjelasan antara f1uktuasi curah hujan dengan perubahan biodiversitas ikan seperti dijelaskan di
atas masih bersifat spekulatif karena belum didukung oleh data-data penelitian. Namun hasil penelitian
sebelumnya di negara lain bahwa pendeteksi perubahan iklim adalah adanya f1uktuasi curah hujan yang
berpengaruh terhadap siklus hidrologis dan menentukan keberadan dan kelimpahan spesies ikan-ikan .ir
tawar (Allan el al., 2005; BaraJ) el al., 2001; Carpenter el al., 1999).
Dampak peningkalan slIhll lerhadap ikan-ikan Irapis
Berdasarkan catatan kantor meteorologi Kenten, Musi Banyuasin, suhu udara selama 20 tahun
terakhir mengalami f1uktuasi dari tahun ke tahun (Gambar 5). Ada kecenderungan bahwa suhu udara pada
periode 10 tahun pertama lebih rendah darip.da 10 t.hun berikutnya, meskipun ada peningkatan suhu yang
ekstrim pada tahun 1997 dan 1998 karen. adanya kebakaran hutan yang hebat di banyak titik di Pulau
Sumatera. Meskipun tidak tersedia data suhu perairan dalam periode yang sarna, namun dengan
menggunakan model Mohseni & Stef~n. (1999) bahwa perairan trapis dengan suhu perairan >20·C
te'rmasuk ke dalam range IV yakni peningkatan suhu perairan linear dengan peningkatan suhu udara. Oleh
sebab itu, fluktua si suhu udara diasumsikan diikuti dengan fluk1uasi suhu perairan.
398
Prosiding Seminar Nasionallhan VI: 391-400
G 'L-~
'" "0 ::l ::l
.<:: ::l
(/)
28.2
28.0
27.8
27.6
27.4
27.2
27.0
26.8
26.6
26A
26.2
1 1 26.0 -'-,-~~----;;-~~'i'-~~~~~~~~~~~~~,--J
~~~~~~~~~~~-~~~~~~~~~ ~~~~~~'~~~~~~~~~f~~~~
Tahun Gambar 5. Fluktuasi suhu udara (rataan dan standar deviasi) di lokasi studi dalam 20 tahun.
Ikan tropis telah berevolusi untuk dapat hidup beradaptasi dalam lingkungan akuatik yang suhunya
sudah mendekati ambang atas, sehingga diduga peningkatan suhu perairan akibat perubahan iklim akan
berakibat negatif bagi ikan-ikan di daerah tersebut (Ficke et al., 2005). Peningkatan suhu sebesar 1-2°e
dapat berdampak subletal terhadap reproduksi dan rekrutmen ikan perairan umum. Seperti sudah diketahui,
hampir semua ikan perairan umum di wilayah tropis melakukan pemijahan karena rangsangan peningkatan
kedalaman perairan begi~J memasuki musim hujan. Oleh sebab itu pengaruh peningkatan suhu dan
perubahan faktor hidrologis menjadi faktor penentu. Jika peningkatan muka air tersebut masih terlalu
dangkal untuk telur dan larva ikan dapat berkembang, akibatnya stadia paling awal dari ikan tersebut akan
terekspos pada temperature yang lebih tinggi sehingga mengalami desikasi dan mati. Sebaliknya jika
aimya terlalu dalam, maka telur-telur tersebut akan terendam lebih lama dan lebib dalam sehingga suhunya
terlalu dingin untuk sintasan telur dan larva. Kegagalan dalam rekrutmen merupakan ancaman yang paling
serius bagi populasi ikan. Akan tetapi, respon organism akuatik termasuk ikan terhadap suhu berbeda-beda
antara satu spesies dengan lainnya. Oleh sebab itll, terlalu sulit untuk dapat menghubungkan antara data di
atas dengan respon yang diberikan baik oleh individu maupun populasi ikan.
Simpulan
Penurunan biodiversitas ikan di perairan umum di Pulau Sumatera lebih jelas dideteksi dari
pengaruh kegiatan manusia (faktor antropogenik). Untuk dapat mengetahui secara akurat peran perubahan
iklim (menurut data curah hujan dan suhu) terhadap biodiversitas ikan air tawar perlu dilakukan penelitian
yang lebib komprehensif dengan dukungan data berkala aktifitas dan hasil perikanan perairan umum
daratan dalam kurun waktu yang panjang.
Senarai pustaka
Allan, D. J., Abel R., Hogan Z., Revenga c., Taylor B. W., Welcomme R. L. & Winnemiler K. 2005. Overfishing of inland waters. BioScience, 55(12): 1041-1051
399
Kamal et al- DampaR antr~pogeniR dan perubahan iRlim terhadap biodivenitas iRan
Baran, E., van Zalinge N. & Bun N. P. 2001. Floods, floodplains and fish production in the Mekong Basin: present and past trends. p. 920-932 in Ahyaudin Ali et 01. (Eds.) Proceedings oj the Second Asian Wetlands Symposium, 27-30 August 2001, Penang. Malaysia. Penerbit Universiti Sains Malaysia, Pulau Pinang, Malaysia. 1116 pp.
Carpenter, S. R., Fisher S. G., Grimm N. B. & Kitchell 1. F. 1992. Global change and freshwater ecosystems. Annual Review oj Ecological System (23): 119-139.
DKP Provinsi lambi. 2003-2007. Statistik Perikanan: Seksi Perairan Umum.
DKP Provinsi Sumatera Se1atan. 2005-2007. Statisik Perikanan: Seksi Perairan Umum.
DKP Provinsi Sumatera Utara. 2003-2007. Statist ik Perikanan: Seksi Perairan Umum.
Dudgeon, D., Arhington A. H., Gessner M. 0., Kawabata Z., Knowler D. J., Leveque C., Naiman R. 1., Prieur-Richard A., Soto D., Stiassny M. S. J. & Sullivan C. A. 2006. Freshwater biodiversity: importance, threats, status, and conservation challenge. Biological Review 81: 163-182.
Ficke, A. A., Myrick C. A. & Hansen L. 1. 2005. Potential impact of global climate change on freshwater fi sheries. WWF, Switzerland, USA, Canada.
Graham, R. & Harris 1. H. 2005. Floodplain inundation and fish-dynamic in the Murray-Darling Basin. current concept andJuture research: a scoping study. CRC for freshwater ecology. 52 p.
Hui, T. H. & Kottelat M. 2009. The fishes of Batanghari drainage, Sumatera, with six new species description. Ichthyol. Explor. Freshwater, 20 (1): 13-69.
Kadarsah. 2007. Rata-rata curah hujan bulanan Indonesia (1961-1993). Meteorologi dan Sains Atmosfer.
Kahl, U., HUlsmann S., Radke R. J. & Benndorf J. 2008. The impact of water level fluctuations on the year class strength of roach: Implications for fish stock management. Limnologica 38: 258-268.
Kolar, C. S. and Lodge D. M. 2002. Ecological predictions and risk assessments for alien species. Science 298: 1233-1236.
Kottelat M., Whitten A. 1., Kartikasari S. N. & Wirjoatrnodjo S. 1993. Freshwater fishes oj Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Edition Ltd. Hong Kong, pp: 221.
McAllister, D. E., Hamilton A. L. and Harvey B. 1997. Global freshwater biodivers ity: striving for the integrity of freshwater ecosystems. Sea Wind-Bulletin oj Ocean Voice International I I (3): 1-140.
Mohseni, O. & Stefan -H. G. 1999. Stream temperature/air temperature relationship: a physical interpretation. Journal oj Hydrology, 218: 128-141.
Muchlisin, Z. A. & Azizah M. N. S. 2009. Diversity and distribution of freshwater fi shes in Aceh Water, Northern Sumatera, Indonesia. Indonesian Journal oJZoological Research 5 (2): 62-79.
Murchie, K. J, Hair K. P. E., Pullen C. E, Redpath T. D., Stephens H. R. & Cookea 1. 2008. Fish response to modified flow regimes in regulated rivers: research methods, effects and opportunities_ River. Res. Applic. 24: 197-217
Sjafei, D. S., Sumantadinata K., Hartoto D. I., Abdulmuluk B. 1995. Pengenalan jenis-jenis ikan perairan umum Jambi. Bagian I. Ikan-ikan sungai utama Batanghari, Jambi.
Syahbuddin, H. & T.N. Wihendar_ 2008. Anornali Curah Hujan Peri ode 2010-2040 di Indonesia. Balai Penelitian AgrokJimat dan Hidrologi.
Sorensen, E. M. B. 1991. Metalpoisoning infish CRC Press Inc. USA.
www.lennteh.comlaquatic/detergents.htrnl. Detergen occurring in freshwater (diunduh pada tanggal I Juni 2010).
400