Prosiding 4 Pendidikan.pdf

195
Pengembangan Muatan Lokal… (Dini Amaliah) Page [ 419 ] BAGIAN 4. PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Dini Amaliah Universitas Indraprasta PGRI Jakarta [email protected] Abstrak Pelaksanaan muatan lokal harus benar-benar memperhatikan karakteristik lingkungan daerah dan juga kebutuhan daerah tersebut. Hal ini bertujuan sebagai usaha pengenalan pemahaman dan pewarisan nilai karakteristik daerah kepada peserta didik. Peserta didik juga diharapkan tidak saja memiliki pengetahuan secara akademis berupa pengetahuan global seperti yang diharapkan, tetapi juga mempunyai kepedulian terhadap nilai-nilai sosio- kultural yang melingkupi peserta didik. Konsep muatan lokal tersebut sesuai dengan konsep trikon yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu salah satunya konsentris, yang berarti setelah bersatu dan berkomunikasi dengan bangsa-bangsa lain di dunia, jangan kehilangan kepribadian sendiri. Muatan lokal berarti penguat sumber daya manusia Indonesia akan kecintaan dan nilai lokal daerah sebagai bentuk pertahanan diri dalam menerima arus global. Sehingga muatan lokal menjadi salah satu strategi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kekuatan informasi, pengetahuan dan budaya luar akan menjadi tambahan kekuatan bangsa tanpa mengurangi, mengaburkan bahkan menghilangkan kecintaan peserta didik akan nilai sosio- kultural bangsa dan juga daerahnya. Makalah ini berupaya menjelaskan peranan penting muatan lokal dalam menghadapi MEA dengan metode conceptual paper, yaitu melalui kajian bersifat kualitatif melalui pengumpulan jurnal deskriptif dan literatur. Kata kunci: Muatan lokal, Strategi, MEA PENDAHULUAN Indonesia termasuk salah satu negara dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) yang akan bergulir mulai akhir tahun 2015 ini. MEA merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang sebelumnya telah disebut dalam Framework Agreement on Enhancing ASEAN Economic Cooperation pada tahun 1992. Dengan adanya MEA terciptanya pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja. Konsekuensi atas kesepakatan MEA yakni dampak aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal. Menjelang MEA yang sudah di depan mata, pemerintah Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan langkah strategis, khususnya di bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan pencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang menjadi jawaban terhadap kebutuhan sumber daya manusia. Oleh karena itu perlu meningkatkan standar mutu sekolah agar lulusannya siap menghadapi persaingan. Salah

Transcript of Prosiding 4 Pendidikan.pdf

Pengembangan Muatan Lokal (Dini Amaliah)P a g e [ 419 ]BAGIAN 4. PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SEBAGAI SALAH SATU STRATEGIMENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)Dini AmaliahUniversitas Indraprasta PGRI [email protected] muatan lokal harus benar-benar memperhatikan karakteristiklingkungan daerah dan juga kebutuhan daerah tersebut. Hal ini bertujuansebagai usaha pengenalan pemahaman dan pewarisan nilai karakteristik daerahkepada peserta didik.Peserta didik juga diharapkan tidak saja memilikipengetahuan secara akademis berupa pengetahuan global seperti yangdiharapkan,tetapijuga mempunyaikepedulian terhadap nilai-nilaisosio-kultural yang melingkupi peserta didik. Konsep muatan lokal tersebut sesuaidengan konsep trikon yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu salahsatunya konsentris, yang berarti setelah bersatu dan berkomunikasi denganbangsa-bangsa lain di dunia, jangan kehilangan kepribadian sendiri. Muatanlokal berarti penguat sumber daya manusia Indonesia akan kecintaan dan nilailokal daerah sebagai bentuk pertahanan diri dalam menerima arus global.Sehingga muatan lokal menjadi salah satu strategi dalammenghadapiMasyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).Kekuatan informasi,pengetahuan danbudaya luar akan menjaditambahan kekuatan bangsa tanpa mengurangi,mengaburkan bahkan menghilangkan kecintaan peserta didik akan nilai sosio-kultural bangsa dan juga daerahnya. Makalah ini berupaya menjelaskan perananpenting muatan lokal dalam menghadapi MEA dengan metode conceptual paper,yaitu melalui kajian bersifat kualitatif melalui pengumpulan jurnal deskriptif danliteratur.Kata kunci: Muatan lokal, Strategi, MEAPENDAHULUANIndonesia termasuk salah satu negara dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)atau ASEAN Economic Community (AEC) yang akan bergulir mulai akhir tahun 2015 ini.MEA merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang sebelumnya telah disebutdalam Framework Agreement on Enhancing ASEAN Economic Cooperation pada tahun1992. Dengan adanya MEA terciptanya pasar bebas di bidang permodalan, barang danjasa, serta tenaga kerja. Konsekuensi atas kesepakatan MEA yakni dampak aliran bebasbarang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi,dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal.Menjelang MEA yang sudah di depan mata, pemerintah Indonesia diharapkandapat mempersiapkan langkah strategis,khususnya di bidang pendidikan.Hal inidikarenakan pendidikan merupakan pencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitasyang menjadi jawaban terhadap kebutuhan sumber daya manusia. Oleh karena itu perlumeningkatkan standar mutu sekolah agar lulusannya siap menghadapi persaingan. SalahProsidingSeminar Nasional 9Mei 2015[ 420 ] P a g esatu caranyadenganmenguatkankepalasekolah, guru danorang tua. Karenakepemimpinan kepala sekolah menjadi kunci tumbuhnya ekosistem pendidikan yanglain. Selain itu peningkatan kemampuan peserta didik dalam bidang kewirausahaan jugamerupakan bekal dalam menghadapi persaingan MEA. Langkah strategis lain dalambidang pendidikan adalah menerapkan pendidikan berkarakter sebagai daya tahandalam menghadapi MEA melalui pengembangan kurikulum baik intra maupun ekstrakurikuler.Pengembangan kurikulum diperlukan juga dalam menghadapi dampak negatifdari MEA. Melalui kurikulum yang tidak hanya bersifat global namun lokal maka dampaknegatif MEA dapat dibendung. Salah satu upayanya dengan pengembangan kurikulummuatan lokal (MULOK) yang sudah dilakukan dalampendidikan di Indonesia.Pengembangan MULOK merupakan pengembangan konsep pendidikan yang sesuaidengan konsep dari Ki Hajar Dewantara yaitu Trikon. Pendidikan menurut Ki HajarDewantara merupakan proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilailuhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaantetapi juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menujuke arah keluhuran budaya manusia. Upaya kebudayaan (pendidikan) dapat ditempuhdengan sikap (laku) yang dikenal dengan teori Trikon, yaitu kontinuitas berarti bahwagaris hidup sekarang harus merupakan lanjutan dari kehidupan pada zaman lampauberikut penguasaanunsur tiruandari kehidupandankebudayaanbangsa lain;konvergensi berarti harus menghindari hidup menyendiri, terisolasi dan mampu menujuke arah pertemuan antar bangsa dan komunikasi antar negara menuju kemakmuranbersama atas dasar saling menghormati, persamaan hak, dan kemerdekaan masing-masing; dan konsentris berarti setelah bersatu dan berkomunikasi dengan bangsa-bangsa lain di dunia, jangan kehilangan kepribadian sendiri. Bangsa Indonesia adalahmasyarakat merdeka yang memiliki adat istiadat dan kepribadian sendiri. Meskipun kitabertitik pusat satu, namun dalam lingkaran yang konsentris itu kita masih tetap memilikilingkaran sendiri yang khas yang membedakan Negara kita dengan Negara lain.Konsep konsentris yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara merupakan dasarpengembangan kurikulum melalui muatan lokal. Muatan lokal diberikan dalam rangkausaha pengenalan pemahaman dan pewarisan nilai karakteristik daerah kepada pesertadidik. Kedudukan muatan lokal dalam kurikulum bukanlah mata pelajaran yang berdirisendiri, tetapi merupakan mata pelajaran terpadu, yaitu bagian dari mata pelajaran yangsudah ada. Melalui muatan lokal yang diterapkan di sekolah, diharapkan peserta didikdapat meningkatkan kecintaannya terhadap budaya daerahnya dan menanamkan nilaisosio kultural yang melingkupi peserta didik. Pemahaman nilai karakteristik daerahkepada peserta didik diharapkan dapat menjadi benteng yang tangguh dalammenghadapi dampak negatif dari arus global yaitu MEA. Dengan begitu peserta didikakan menjadikan arus global menjadi tambahan kekayaan nilai sosio kultural tanpamenghilangkan nilai budaya daerah.Pengembangan Muatan Lokal (Dini Amaliah)P a g e [ 421 ]Berdasarkan hal tersebut, tujuan MULOK secara filosofis merupakanpengembangan dari konsep primordial yaitu menumbuhkan dan meningkatkan rasanasionalisme sebagai wujud rasa cinta terhadap bangsa Indonesia. Nasionalisme yangada pada diri setiap peserta didik dapat menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang kuat,kokoh dan tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan dan peluang baik yangmuncul dalam diri bangsa maupun dari luar seperti MEA.Selain itu,MULOK bertujuan dalam pengembangan edukatif dan psikologispeserta didik. Dengan MULOK pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan(PAIKEM) dapat terwujud, karena dengan PAIKEM materi pembelajaran dapat mudahdiserap peserta didik dan dapat mewujudkan pembelajaran sejati yang merupakanbagian dari pembelajaran holistik yang dikemukakan oleh Prof. Dr. M. Surya yaitu bahwapembelajaran sejati bersifat nyata, dekat, dikenal, alami dan natural, yang merupakankesatuan dari konsep MULOK. Pembelajaran sejati inilah yang akan mewujudkan SDMberkualitas dan siap menghadapi tantangan dan peluang bangsa. Penulisan paper inibertujuan untuk menelaah pengembangan konsep kurikulum muatan lokal di sekolahdan menginternalisasi peran pengembangan konsep muatan lokal dalam diri pesertadidik sebagai upaya dalammenghadapi MEA.KONSEP KURIKULUMMUATAN LOKALDalam hal ini, beragam pandangan telah dikemukakan sejumlah pakar. Namun,dalam bagian ini hanya akan dikemukakan beberapa definisi yang telah diajukan.Tirtarahardja dan La Sula mengungkapkan bahwa kurikulum muatan lokal adalah suatuprogram pendidikan yang isi dan media dan strategi penyampaiannya dikaitkan denganlingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah (IimWasliman, 2007: 209). Yang dimaksud dengan isi adalah materi pelajaran yang dipilihdan lingkungan dan dijadikan program untuk dipelajari oleh murid di bawah bimbinganguru guna mencapai tujuan muatan lokal. Media penyampaian ialah metode dan berbagaialat bantu pembelajaran yang digunakan dalam menyajikan isi muatan lokal. Jadi isiprogram dan media penyampaian materi lokal diambil dan menggunakan sumberlingkungan yang dekat dengan kehidupan peserta didik.MenurutMulyasa kurikulum muatan lokaladalah kegiatan kurikuler yangmengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam matapelajaran yang ada. (Mulyasa, 2009: 256) Substansi Muatan lokal ditentukan olehmasing-masing satuanpendidikan. Pendapat ini tampaknya menganggap bahwakurikulum muatan lokal hanya bisa diakomodasi melalui kegiatan yang terpisah denganmata pelajaran.Muatan lokaldiorientasikan untuk menjembatanikebutuhan keluarga danmasyarakat dengan tujuan pendidikan nasional. Dapat pula dikemukakan, mata pelajaranini juga memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya yangdianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan. Oleh sebab itu, mata pelajaran muatanProsidingSeminar Nasional 9Mei 2015[ 422 ] P a g elokal harus memuat karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-nilai luhur budayasetempat dan mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnyamampu membekali siswa dengan keterampilan dasar sebagai bekal dalamkehidupan (lifeskill).Dengan demikian,kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dandengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang digunakansebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Muatan lokal merupakankegiatankurikuler danekstrakurikuler untukmengembangkankompetensi yangdisesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yangmaterinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.Muatan lokalmerupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada standar isi didalamkurikulumtingkat satuan pendidikan.Tujuan penyelenggaraan dan pelaksanaan muatan lokal dalam kurikulum yaituterdiri dari tujuan langsung dan tak langsung. (Abdullah Idi, 1999: 180) Tujuan langsungmeliputi bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid, sumber belajar di daerahdapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, murid dapat menerapkanpengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya untuk memecahkan masalah yangditemukan di sekitarnya, dan murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial danlingkungan budaya yang terdapat di daerahnya. Sedangkan tujuan tak langsung meliputi:murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenal daerahnya, murid diharapkan dapatmenolong orangtuanya danmenolong dirinya sendiri dalamrangka memenuhikebutuhan hidupnya, dan murid menjadi akrab dengan lingkungan dan terhindar dariketerasingan terhadap lingkungan sendiri. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan dimana bahan muatan lokal sifatnya mandiri dan tidak terikat oleh pusat, maka peranangurudalammelaksanakanproses pembelajarandalammuatanlokal ini sangatmenentukan. Untuk melaksanakan pengembangan, langkah-langkah yang ditempuh yaitumenyusun perencanaan muatan lokal, melaksanakan pembinaan, dan merencanakanpengembangan. (Dakir, 2010: 119)Dalam menyusun perencanaan muatan lokal juga akan menyangkut berbagaisumber seperti pengajar, metode, media, dana dan evaluasinya. Merencanakan bahanmuatan lokal yang akan diajarkan, langkah-langkahnya dapat ditempuh yaitumengaidentifikasi segala sesuatu yang mungkin dapat dijadikan bahan muatan lokal,menyeleksi bahan muatan lokal, menyusun silabus yang bersangkutan, mencari sumberbahan tertulis maupun tidak tertulis, dan mengusahakan sarana/ prasarana yang relevandan terjangkau.Meskipun kurikulum muatan lokal telah direncanakan dengan rapi, tetapi dalampelaksanaannyatentu akanmengalami berbagai hambatan. Atas dasarberbagaipengalaman bagi si pelaksana dan berbagai saran, kritik dan tanggapan yang merupakanbahan masukan yang sangat berguna bagi revisi bahan muatan lokal selanjutnya. Selainitu pembinaan perlu ditangani oleh tenaga-tenaga yang profesional yang dilakukansecara berkelanjutan guna tercapainya tujuan muatan lokal secara optimal.Pengembangan Muatan Lokal (Dini Amaliah)P a g e [ 423 ]Pada pengembangan muatan lokal ada yang bersifat untuk jangka jauh dan untukjangka pendek. Pengembangan jangka jauh dilaksanakan secara berurutan danberkesinambungan dari berbagai muatan lokal yang pernah ada di sekolah-sekolahbawahnya. Sedangkan di perguruan tinggi akan lebih tepat diistilahkan dengan programkhusus, yang akan menjadi ciri khas bagi setiap perguruan tinggi yang bersangkutan.Perkembangan muatan lokal dalam jangka jauh yaitu melatih keahlian dan keterampilanpara siswa yang sesuai dengan harapan nantinya. Dapat membantu dirinya sendiri,keluarga, masyarakat yang akhirnya dapat membantu pembangunan nusa danbangsanya. Oleh karenanya, perkembangan muatan lokal dalam jangka panjang harusdirencanakan secara sistematik oleh keluarga, sekolah dan masyarakat setempat denganperantara pakar-pakar pada intansi terkait, baik negeri maupun swasta. Perkembangantersebut dapat dilaksanakan dengan pola Trikon teori oleh Ki Hajar Dewantara yaitumuatan lokal diambilkan dari bahan setempat (Konsentris), kemudian berjalan terusmakin meningkat sesuai dengan perkembangan peserta didik menuju ke daerah-daerahyang lain (Kontinyu) akhirnya meskipun setiap sekolah memulai dari sentrisnya masing-masing tetapi kalau semua sekolah melaksanakan secara kontinyu akibatnya akan terjadikesamaan bahan yang dipelajari oleh semua peserta didik di Indonesia (Konvergensi).Jadi dengan kata lain untuk muatan lokal di sekolah dasar bersifat konsentris kemudiandilaksanakan secara kontinyu di sekolah menengah pertama dan akan terjadikonvergensi di sekolah menengah atas.Sedangkan pengembangan muatan lokal dalam jangka pendek dapat dilakukanoleh sekolah setempat dengan cara menyusun kurikulum muatan lokal kemudianmenyusun silabusnya dan direvisi setiap saat. Dalam pengembangan selanjutnya ada duahal yang perlu diperhatikan yaitu perluasan muatan lokal dan pendalaman muatan lokal.(Dakir, 2010:123)Perluasan muatan lokal pada dasarnya ialah bahan muatan lokal yang ada didaerahnya itu yang terdiri dari berbagai jenis muatan lokal. Sedangkan pendalamanmuatan lokal adalah bahan muatan lokal yang sudah ada kemudian diperdalam sampailanjutan. Oleh karena itu pelajaran ini diberikan pada siswa yang sudah dewasa.Landasan pengembangan muatan lokal adalah keberadaannya sebagai salah satuisi dan struktur kurikulum yang harus diberikan pada tingkat dasar dan menengah. Halini sebagaimana tercantum dalam Pasal 37 Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional,yang menyatakan bahwa Sekolah Dasar danMenengah terdiri dari mata pelajaran pendidikan agama; pendidikan kewarganegaraan,bahasa; matematika; ilmu pengetahuan alam; Ilmu Pengetahuan Sosial; Seni dan Budaya;Pendidikan Jasmani dan Olahraga; Keterampilan/Kejuruan; dan muatan lokal (UUSisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 37 ayat 1).Selanjutnya, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.22 Tahun 2006 tentang standar isi menyatakan bahwa Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) selain memuat beberapa mata pelajaran, juga terdapat mata pelajaranmuatan lokal yang wajib diberikan pada semua tingkat satuan pendidikan. KebijakanProsidingSeminar Nasional 9Mei 2015[ 424 ] P a g eyang berkaitan dengan dimasukkannya mata pelajaran muatan lokal dalam standar isidilandasi kenyataan bahwa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsayang memiliki keanekaragaman multikultur (adat istiadat, tata cara, bahasa, kesenian,kerajinan,keterampilan daerah) merupakan ciri khas yang memperkaya nilai-nilaikehidupan bangsa Indonesia. Adapun landasan pengembangan muatan lokal tercantumpula pada UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan Peraturanpemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasionalpendidikan. (Rusman, 2009:404).KONSEP MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) DAN KEBIJAKAN PENDIDIKANPembentukan MEA berawal dari kesepakatan para pemimpin ASEAN dalamKonferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada Desember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia.Kesepakatan ini bertujuan meningkatkan daya saing ASEAN serta bisa menyaingiTiongkok dan India untuk menarik investasi asing. Modal asing dibutuhkan untukmeningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan warga ASEAN. Saat itu, ASEANmeluncurkan inisiatif pembentukan integrasi kawasan ASEAN atau komunitasmasyarakat ASEAN melalui ASEAN Vision 2020 saat berlangsungnya ASEAN SecondInformalSummit. Inisiatifinikemudian diwujudkan dalam bentuk roadmap jangkapanjang yang bernama Hanoi Plan of Action yang disepakati pada 1998.Tujuan dibentuknya MEAuntuk meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN,serta diharapkan mampu mengatasimasalah-masalah dibidangekonomi antar negara ASEAN. Selama hampir dua dekade, ASEAN terdiri dari hanya limanegara - Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand yang pendiriannya padatahun 1967. Negara-negara Asia Tenggara lainnya yang tergabung dalam waktu yangberbeda yaitu Brunei Darussalam (1984), Vietnam (1995), Laos dan Myanmar (1997),dan Kamboja (1999).Menjelang MEA yang sudah di depan mata, pemerintah Indonesia diharapkandapat mempersiapkan langkah strategis dalam sektor tenaga kerja, sektor infrastruktur,dan sektor industri. Dalam menghadapi MEA, Pemerintah Indonesia menyiapkan responkebijakan yang berkaitan dengan Pengembangan Industri Nasional,PengembanganInfrastruktur, Pengembangan Logistik, Pengembangan Investasi, dan PengembanganPerdagangan (www.fiskal.depkeu.go.id). Selain hal tersebut masing-masing Kementeriandan Lembaga berusaha mengantisipasi MEA dengan langkah-langkah strategis.MenurutSuroso (2015)dalam bidang pendidikan,Pemerintah juga dapatmelakukan pengembangan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan MEA. Pendidikansebagai pencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas menjadi jawaban terhadapkebutuhan sumber daya manusia. Oleh karena itu meningkatkan standar mutu sekolahmenjadi keharusan agar lulusannya siap menghadapi persaingan. Kegiatan sosialisasipada masyarakat juga harus ditingkatkan misalnya dengan Iklan Layanan Masyarakattentang MEA yang berusaha menambah kesiapan masyarakat menghadapinya.Pengembangan Muatan Lokal (Dini Amaliah)P a g e [ 425 ]Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, meningkatkan standar mutu pendidikansalah satunya dengan menguatkan aktor pendidikan, yaitu kepala sekolah, guru, danorang tua.Menurutnya,kepemimpinan kepala sekolah menjadikuncitumbuhnyaekosistem pendidikan yang baik. Guru juga perlu dilatih dengan metode yang tepat, yaitumengubah pola pikir guru.Menurut Julipah dalam makalahnya mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)2015 pendekatan yang mampu dioptimalkan untuk menghadapi tantangan MEA 2015 kedepan khususnya di bidang pendidikan yaitu: pendidikan merupakan hal yang terpentinguntuk meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat khususnya di kawasan IndonesiaTimur. Sebagai usaha untuk meningkatkan daya saing dengan penduduk dari asal negaraasing lainnya, penting untuk pemerintah daerah maupun pusat untuk lebih memberikanperhatian kepada masalah pendidikan. Penyuluhan sebagai langkah untuk mencerdaskankehidupan masyarakat setempat pun perlu dilakukan untuk memberikan kemudahanmengelola kekayaan alamkawasan Indonesia Timur.PERAN MUATAN LOKAL DALAMMENGHADAPI MEAPemerintah melakukan pengembangan kurikulum pendidikan yang sesuai denganMEA.Salah satu aspek yang dilakukan dalam strategimenghadapiMEA denganpengembangan kurikulum adalah pengembangan kurikulum muatan lokal.Pengembangan kurikulum muatan lokal ada yang bersifat untuk jangka jauh dan untukjangka pendek.Pengembangan jangka jauh dilaksanakan secara berurutan danberkesinambungan dari berbagai muatan lokal yang pernah ada di jenjang sekolah dasarsampaimenengah,sepertiyang dilakukan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi Nusa Tenggara Barat, dengan berupaya menerapkan kurikulum muatanlokal melalui peningkatan kemampuan berbahasa Inggris. Menurut H Wildan di Mataram,Nusa Tenggara Barat (NTB) republika.co.id (April,2015) menilai masih lemahnyapenguasaan bahasa Inggris akan menjadikendala dalam menghadapipersainganMasyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). "Penguasaan bahasa Inggris menjadi kendala dalammenghadapi persaingan MEA yang akan diberlakukan mulai akhir 2015. Penguasaanbahasa Inggris, menurutnya menjadi salah satu persyaratan utama dalam perekrutantenaga kerja di setiap perusahaan, baik milik pemerintah maupun swasta, terutamaperusahaan asing. Hal ini senada yang dilakukan di DKI Jakarta, bahwa pengembangankurikulum 2013 semakin menambah sarat pentingnya muatan lokal di sekolah, sepertiyang diungkapkan dalam replubika.co.id (Desember, 2013) Kepala Dinas Pendidikan DKIJakarta Taufik Yudi Mulyanto menekankan bahwa bahasa Inggris akan dijadikan muatanlokal dalam kurikulum baru. Jadi, di Jakarta, bahasa Inggris justru akan menjadi matapelajaran wajib sebagai tambahan dari desain minimal yang ditawarkan Pusat. Begitujuga dengan Penjaskes.Pada perguruan tinggi akan lebih tepat diistilahkan dengan program khusus,yang akan menjadi ciri khas bagi setiap perguruan tinggi yang bersangkutan. Hal iniProsidingSeminar Nasional 9Mei 2015[ 426 ] P a g esesuai dengan yang dilakukan Universitas Indraprasta PGRI dalam mengembangkanbudaya daerah dengan melaksanakan pagelaran wayang orang dan kulit sebagai bentukpelestarian budaya di mana mahasiswa dan dosen ikut aktif baik sebagai penari, pemaindan pelakon.Perkembangan muatan lokal dalam jangka jauh dapat dilaksanakan dengan polaTrikon teori oleh Ki Hajar Dewantara yaitu konsentris, kontinyu dan konvergensi dalammuatan lokal seperti yang diuraikan dalam jurnal humaniora oleh Nunung Sri Wahyuni(2013) menjelaskan pengembangan muatan lokal melalui membatik di SMA Situbondo,hasil penelitiannya menyatakan bahwa penetapan muatan lokal membatik merupakankeputusansekolahdengantujuanmensukseskanprogrampemerintah kabupatenSitubondo melestarikan dan mengembangkan budaya lokal khususnya batik situbondo,memberikan bekal keterampilan, dan peluang usaha. Selain itu implementasi muatanlokal membatik terlaksana secara optimal serta minat wirausaha siswa tinggi setelahmengikuti mulok membatik.Muhammad Nur Farid dalam jurnal komunitas Unnes (2012) mengkaji bagaimanapelaksanaan muatan lokal batik tulis Lasem pada tingkat sekolah dasar di KecamatanLasem sebagai bentuk pelestarian budaya lokal.Hasil penelitian ini menunjukkanpelaksanaan muatan lokal batik tulis Lasem pada kelas empat dan kelas lima. Muatanlokal tersebut berhasil menanamkan kepedulian dan kecintaan anak-anak pada batiktulis Lasem.Contoh lain dalam pengembangan muatan lokal jangka jauh adalah penetapankeluasan waktu belajar dalampelaksanaan muatan lokal di Surabaya dengan menetapkanJumat Jawa (JJ). DKI Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia juga telah menerapkanmuatan lokal dengan menetapkan pakaian daerah untuk dipakai guru sebagai langkahmemperkenalkan dan menumbuhkan kecintaan pada budaya daerah.Berbagai upaya yang dilakukan dalam dunia pendidikan untuk menghadapituntutan dan tantangan dalam menghadapi MEA dengan pengembangan kurikulummuatan lokal baik melalui penerapan bahasa Inggris untuk mengadaptasi tuntutan MEA,maupun dengan menguatkan budaya daerah sebagai pondasi budaya nasional sepertipenerapan muatan lokal Jumat Jawa, membatik, bahasa Sunda dan lain sebagainya. Halini penting sehingga kecintaan peserta didik akan daerahnya menjadi penguat dalammenghadapi MEA, yaitu peserta didik menjadi think globally act locally.Sedangkan pengembangan muatan lokal dalam jangka pendek dapat dilakukanoleh sekolah setempat dengan cara menyusun kurikulum muatan lokal kemudianmenyusun silabusnya dan direvisi setiap saat. Pihak yang memegang peranan cukuppenting baik di dalam perencanaan dan pelaksanaan kurikulum adalah guru. Perananguru bukan hanya menilai perilaku dan prestasi belajar murid-murid dalam kelas, tetapijuga menilai implementasi kurikulum dalam lingkup yang lebih luas. Hasil-hasil penilaiandemikian akan sangat membantu pengembangan kurikulum, untuk memahamihambatan-hambatan dalam implementasi kurikulum dan juga dapat membantu mencaricara untuk mengoptimalkan kegiatan guru (Nana Syaodih S., 2009:157).Pengembangan Muatan Lokal (Dini Amaliah)P a g e [ 427 ]Kreativitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran menjadi dasar pengembanganmuatan lokal yang terinternalisasi tidak hanya untuk peserta didik namun juga bagipendidiknya. Guru dituntut untuk dapat menggunakan sumber daya ada (lingkungan)dalam pelaksanaan pembelajaran agar pembelajaran menjadi optimal dan kontekstual.Pembelajaran yang kontekstual merupakan salah satu strategi dalam menerapkanmuatan lokal di dalam semua materi pembelajaran. Pembelajaran kontekstual dapatmenciptakan pembelajaran yang aktif,inovatif,kreatif,efektif dan menyenangkan(PAIKEM) dengan menggunakan berbagai variasi metode, sumber dan alat/ mediapembelajaran.Dalam pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu diperhatikan yaituperluasan muatan lokal dan pendalaman muatan lokal. Perluasan muatan lokal padadasarnya ialah bahan muatan lokal yang ada di daerahnya itu yang terdiri dari berbagaijenis muatan lokal. Sedangkan pendalaman muatan lokal adalah bahan muatan lokal yangsudah ada kemudian diperdalam sampai lanjutan. Perluasan dan pendalaman muatanlokal yang dimaksud salah satunya dengan penguasaan bahasa daerah selain bahasaasing. Melalui muatan lokal seperti yang diungkapkan Kompas (26 Maret 2015) adalahsebagian bahasa daerah diNusantara semakin terancam punah,terutama akibatminimnya tradisi pengajaran lintas generasi. Hal ini merugikan bangsa Indonesia karenakeanekaragaman bahasa, sebagai salah satu unsur penting pembentuk kebudayaan,menjadi semakin berkurang. Ini merupakan tantangan besar khususnya dalammenghadapi MEA. Salah satu cara yang wajib ditempuh adalah dengan mengembangkanmuatan lokal bahasa daerah sebagai wujud penanaman nilai budaya daerah.Penerapan muatan lokal bahasa daerah di sekolah yang dilakukan selama ini perludipertahankan untuk menjaga bahasa daerah agar tidak punah karena bahasa daerahmerupakan identitas suatu bangsa. Dalam pelaksanaannya perlu dibuat sebagai matapelajaran mandiri mengingat karakteristiknya yang tidak dapat diintegrasikan denganmata pelajaranstrategi belajar danpembelajaran, sebagaimana yang dilakukanPemerintah Propinsi Jawa Barat. Adapun landasannya, sebagaimana surat edaran KepalaDinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat No. 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret2013 perihal Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs,SMA/SMK/MA, dengan demikian pembelajaraan muatan lokal Bahasa Daerah tetapdiakomodir dalam Kurikulum 2013 di Jawa Barat dengan pilihan bahasa yaitu BahasaSunda, Bahasa Cirebon dan Bahasa Melayu Betawi. (Bambang Sugiharto, 2013)SIMPULANMenghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015 bisa jadi merupakanmomok yang menakutkan bagi beberapa kalangan, salah satunya di bidang pendidikan.Indonesia dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memilikiintegritas dan jati diri yang kuat sebagai bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia merupakanbangsa yang memiliki beraneka ragam budaya. Budaya tersebut harus terus dilestarikandan diperkuat melalui pengembangan kurikulum. Salah satu caranya pengembanganProsidingSeminar Nasional 9Mei 2015[ 428 ] P a g ekurikulum yang dilakukan adalah dengan pengembangan kurikulum muatan lokal dimana karakteristik dan ciri daerah ditingkatkan dan penguasaan akan pengetahuanglobal juga dioptimalkan. Muatan lokal dapat menumbuhkan kecintaan peserta didiksebagai penerus bangsa akan nilai-nilai sosio kultural daerahnya dan negerinya. Selainitu nilai moral yang terkandung pada setiap daerah dapat ditumbuhkan dalam diripeserta didik maupun pendidik. Nilai moral inilah yang menjadi ciri dan bekal bangsadalammenghadapi tuntutan dan tantangan masa depan.Pengembangan muatan lokal yang telah dilaksanakan di Indonesia merupakansalah satu strategi jitu dalam menghadapi MEA. Dengan pelaksanaan MEA, melaluimuatan lokal bangsa Indonesia dapat merubah tantangan menjadi peluang. Dampaknegatif MEA dapat diubah menjadi positif yaitu semakin menjadikan bangsa Indonesiakuat, kokoh dan tegar.Adapun pelaksanaan muatan lokal yang sudah berlangsung sekian lama diIndonesia sebagai salah satu langkah strategis menghadapi MEA, masih perlu untuk terusdiperbaiki dan dikembangkan. Minimnya evaluasi pelaksanaan muatan lokal menjadi halyang harus dipikirkan. Evaluasi muatan lokal penting untuk pengembangan kurikulumyang adaptif dengan perkembangan global. Oleh karena itu, penelitian ini pun perludikembangkan sampai tahap evaluasi pelaksanaan muatan lokal, untuk mengetahuiseberapa jauh muatan lokal sudah dilaksanakan. Dengan begitu, pelaksanaan muatanlokal menjadi optimal dan tepat sasaran serta dapat menginternalisasi ke dalam diribangsa Indonesia.DAFTAR PUSTAKADakir, Haji. (2010). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.Idi, Abdullah. (1999). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Jakarta: Gaya MediaPratama.Iim Wasliman. (2007). Modul Problematika Pendidikan Dasar. Bandung: Pps PendidikanDasar UPI.Kompas. (2012). Bahasa Daerah Terancam: Sebagian dari 749 Bahasa di Nusantara kianKehilangan Penutur. Maret 2015, halaman 12. Jakarta.Mulyasa, E. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirianguru dan Kepala Sekolah, Cetakan Ketiga, Jakarta: PT Bumi Aksara.Munawaroh, Julipah Al. (2015). Makalah: Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.http://www.academia.edu/9060383/masyarakat_ekonomi_ASEAN_2015_MEA_2015_ diakses 23 Mei 2015.Nasir, Muhammad. (2013). Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Dalam KonteksPendidikan Islam di Madrasah. Jurnal Studi Islamika, 10(1), 1-18.http://www.jurnalhunafa.org/index.php/hunafa/article/view/12, diakses 23 Mei2015.Nur Farid, Muhammad. (2012). Peranan Muatan Lokal Materi Batik Tulis Lasem SebagaiBentuk Pelestarian Budaya Lokal. Jurnal Komunitas (Research And Learning InPengembangan Muatan Lokal (Dini Amaliah)P a g e [ 429 ]Sociology And Anthropologhy), 4(1) Http://Journal.Unnes.Ac.Id/Nju/Index.Php/Komunitas/Article/View/2400Putra, Yudha Manggala P. (2015). Penguasaan Bahasa Inggris Dinilai Kendala HadapiMEA. http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/04/14/nmsfq9-penguasaan-bahasa-inggris-dinilai-kendala-hadapi-mea,diakses pada 14 April2015Rachman Taufik. (2012). Pengamat: Bahasa Inggris Jadi Muatan Lokal Saja.http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita-pendidikan/12/10/22/mca72n pengamat-bahasa-inggris-jadi-muatan-lokal-saja, diakses 23 Mei 2015.Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.Sugiharto, Bambang. (2013). Penerapan Bahasa Daerah pada Kurikulum 2013 di JawaBarat. http://bahasa.kompasiana.com/2013/11/28/penerapan-bahasa-daerah-pada-kurikulum-2013-di-jawa-barat-613871.html, diakses 24 Mei 2015.Suroso, G.T. (2015). Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan Perekonomian Indonesia.http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/150-artikel-keuanganumum/20545-masyarakat-ekonomi-asean-mea-dan-perekonomian-indonesia,diakses 24 Mei 2015.ProsidingSeminar Nasional 9Mei 2015[ 430 ] P a g eMEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI SISWAMELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULERBernadus GapiUniversitas Negeri [email protected] bertujuan untuk mengetahui cara dalam membangun kepercayaan dirisiswa melalui kegiatan ekstrakurikuler.Artikel ini berupa hasil pemikiranpenulis, analisis ilmiah, dan kajian teori. Dari hasil pemikiran, analisis ilmiah dankajian teori,disimpulkan bahwa cara membangun kepercayaan diri siswamelalui kegiatan ekstrakurikuler adalah dengan menggunakan strategi berupatekanan dan apresiasipada setiap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.Tekanan dapat berupa aturan dan sanksi sebagai salah satu aspek pendorongdalam motivasi yakni mencoba dengan keras, sedangkan apresiasi dapatberupa pujiandanpemberiansimbol penghargaan. Penggunaanstrategimembangun kepercayaan diri siswa berupa tekanan dan apresiasi terhadapsiswa sangat tergantung dari waktu dan kondisi siswa pada saat mengikutikegiatan ekstrakurikuler, antara lain; pada saat siswa dengan kondisi sangatpasif sampai pada kondisi pasif menggunakan unsur tekanan, pada saat siswaaktif menggunakan unsur apresiasi, dan pada saat siswa hiper aktif dapatmenggunakan unsur tekanan.Kata kunci:Kepercayaan diri,Kegiatan ekstrakurikuler,strategi,tekanan,apresiasiPENDAHULUANSasaran penerapan Kurikulum 2013 adalah untuk mewujudkan kompetensi sikap,pengetahuan, dan keterampilan siswa sebagai peserta didik. Ketiga kompetensi dasartersebut selanjutnya diharapkan dapat membangun kesiapan bagi generasi muda dalammenghadapiMEA.Untuk mendukung terwujudnya pencapaian ketiga kompetensitersebut, khususnya sikap dan keterampilan siswa serta dalam menyikapi MEA Tahun2015, maka salah satu hal yang teramat penting untuk diperhatikan oleh lembaga sekolahdalam mendukung program kurikuler adalah kepercayaan diri siswa. Membangunkepercayaan diri siswa bertujuan agar siswa memiliki keberanian dalammengekspresikan ide, pemikiran, serta gagasan baik secara abstrak maupunmewujudnyatakan dalam ranah konkret yang selanjutnya dapat membantuberkembangnya prestasi belajar siswa. Hal ini senada dengan pendapat SoesarsonoWijandi (1999:33) bahwa Kepercayaan diri merupakan paduan sikap dan keyakinanseseorang dalammenghadapi tugas atau pekerjaan.Kemampuan menyampaikan ide, pemikiran dan gagasan secara baik dan benar,serta sistematis dan objektif dapat dipandang siswa sebagai tantangan dan di sisi lainsebagai masalah dalam mengambil keputusan apakah ide, pemikiran serta gagasannyadieksplorasikan dan diekspresikan atau tidak. Seorang siswa yang percaya diri, tentuakan mengambil keputusan untuk segera berpendapat ataupun bertindak terhadap ide,pemikiran dan gagasan yang dimiliki karena memiliki keyakinan terhadap kemampuanMembangun Kepercayaan Diri (Bernadus Gapi)P a g e [ 431 ]dirinya dan optimis terhadap konsekuensi tindakannya serta siap menerima respondan penilaian pihak lain.Sejalan dengan itu, Angelis (2007:10) mengenai percaya diriberawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita inginkan danbutuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri, sehingga kitamampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu.Membangun kepercayaan diri siswa amatlah penting. Siswa sejatinya merupakansosok anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap proses untuk mendapatkankematangan dan kemajuan dirinya sehingga proses yang dimaksud adalah proses belajar.Dalam proses belajar tersebut siswa akan menemukan kekurangan dan kelebihan dirinyademi perbaikan dan peningkatan kualitas dan kompetensi diri. Untuk itu penting bagisiswa untuk mengekspresikan apa yang ada dalam pikirannya untuk dapat menemukankekurangan dan kelebihan tersebut. Siswa yang aktif dan percaya diri akan mudahmenemukan dua hal tersebut dibandingkan dengan siswa yang cenderung pasif danminder dalamproses pembelajaran.Membangun kepercayaan diri siswa dapat dilakukan melalui kegiatanekstrakurikuler yang secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan di luar matapelajaran wajib yang bertujuan untuk pengembangan diri siswa.Hakim (2002:122)menjelaskan bahwa rasa percaya diri siswa di sekolah bisa dibangun melalui berbagai macambentuk kegiatan, yang salah satunya adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler. SelanjutnyaPengertian ekstrakurikuler menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002:291) yaitu:suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum sepertilatihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Terdapat banyak kegiatan ekstrakurikuleryang jika diprogramkan dan dijalankan dengan baik dan benar maka kepercayaan dirisiswa akan terbentuk dan dapat mendukung kemajuan prestasi belajar sertaperkembangan kepribadian siswa lainnya.Berdasarkan uraian di atas, maka ditarik rumusan masalah, yakni bagaimana caramembangun kepercayaan diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler?, dan bertujuanuntuk mengetahui cara membangun kepercayaan diri siswa dalam kegiatanekstrakurikuler.HASIL DAN PEMBAHASANKonsep Kepercayaan Diri dan Pengertian Percaya DiriMenurut Lauster (2012:4) kepercayaandiri merupakansuatusikapataukeyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya tidakterlalu cemas,merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dantanggung jawab atas perbuatannya,sopan dalam berinteraksidengan orang lain,memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihanyang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisamencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya (Hakim, 2002:6). Hal ini bukan berartibahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri.ProsidingSeminar Nasional 9Mei 2015[ 432 ] P a g eRasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapaaspek dari kehidupan individu tersebut di mana ia merasa memiliki kompetensi, yaknimampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual,prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Selanjutnya, Thantaway dalamKamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mentalatau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuatatau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep dirinegatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuandari lingkungan (Dimyati dan Mudjiono, 2009). Menurut (Aunurrahma 2009) Percayadiri adalah salah satu kondisi psikologi seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitasfisik dan mental dalam proses pembelajaran. Rasa percaya diri pada umumnya munculketika seseorang akan melakukan atau terlibat di dalam suatu aktivitas tertentu di manapikirannya terarah untuk mencapaisesuatu hasilyang diinginkan.Daridimensiperkembangan, rasa percaya diri dapat tumbuh dengan sehat bilamana ada pengakuandari lingkungan.Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa percaya diri adalah sikappositif yang dimiliki seorang individu yang membiasakan dan memampukan dirinyauntuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri, mapun lingkunganserta situasi yang dihadapi untuk meraih apa yang diinginkan.Konsep Kegiatan EkstrakurikulerPengertian ekstrakurikuler menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002:291)yaitu; suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulumseperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler sendiridilaksanakan di luar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberi keleluasaan waktu danmemberikan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yangsesuai dengan bakat serta minat mereka.Menurut Oemar Hamalik (2004: 181), kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatanpendidikan di luar ketentuan kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat pedagogis danmenunjang pendidikandalammenunjang ketercapaiantujuansekolah. KegiatanEkstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantupengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat merekamelalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenagakependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/ madrasah (AnifralHendri, 2008: 1-2).Pengertian di atas menekankan bahwa kegiatan ekstrakurikuler untukmembantu pengembangan peserta didik dan pemantapan pengembangan kepribadiansiswa yang salah satunya adalah membangun kepercayaan diri.Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013, Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh pesertadidik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulumdan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkanMembangun Kepercayaan Diri (Bernadus Gapi)P a g e [ 433 ]kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luarminat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatandi sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu matapelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.Sehubungan dengan penjelasan tersebut,dapat disimpulkan bahwa kegiatanekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menekankan kepada kebutuhan siswa agarmenambah wawasan, sikap dan kepribadian siswa khususnya kepercayaan diri siswabaik di luar jampelajaran wajib serta kegiatannya dilakukan di dalam dan di luar sekolahTujuan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan yang tercantum dalamPermendiknas No. 81A Tahun 2013, yaitu sebagai berikut:1.Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, danpsikomotor peserta didik.2.Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat peserta didikdalamupaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.Fungsi Kegiatan EkstrakurikulerAda empatfungsiyang melekatdalam kegiatan ekstrakurikuler:pertama,pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkankemampuan dan kreativitas siswa sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.Kedua, sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuandan rasa tanggung-jawab sosial peserta didik. Ketiga, rekreatif, yaitu fungsi kegiatanekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan danmenyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan. Keempat,persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapankarir peserta didikDari tujuan dan manfaat kegiatan ekstrakurikuler dapat terlihat sangat jelasarahnya yakni untuk meningkatkan kemampuan dan pengembangan pribadi siswasehingga kepercayaan diri siswa dimaksud menjadi salah satu aspek penting yang akantimbul dalamdiri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler. Untuk itu dalamimplementasinya perlu memperhatikan cara-cara dalam membangun kepercayaan dirisiswa.Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikulerMenurut Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia kegiatanekstrakurikuler terdiri dari ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Terkaitdengan kegiatan ekstrakurikuler pilihan, maka menurut Anifral Hendri (2008: 23),mengemukakan pendapat umumnya mengenai beberapa jenis kegiatan ekstrakurikulerdalambeberapa bentuk yaitu:1.Krida, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), organisasi siswa (OSIS), PalangMerah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).ProsidingSeminar Nasional 9Mei 2015[ 434 ] P a g e2.Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuandan kemampuan akademik, penelitian.3.Latihan/lomba keberbakatan/ prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, senidan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.4.Seminar,lokakarya,dan pameran/ bazar,dengan substansiantara lain karir,pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.5.Olahraga, yang meliputi beberapa cabang olahraga yang diminati tergantung sekolahtersebut, misalnya: Basket, Karate, Taekwondo, Silat, Softball, dan lain sebagainya.Prinsip-prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler1.Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat,minat peserta didik masing-masing.2.Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dandiikuti secara sukarela peserta didik.3.Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang menuntutkeikutsertaan peserta didik secara penuh.4.Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukaidan menggembirakan peserta didik.5.Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat pesertadidik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.6.Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untukkepentingan masyarakat.Format kegiatan ekstrakurikuler1.Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik secaraperorangan.2.Kelompok,yaitu formatkegiatan ekstrakurikuler yang diikutioleh kelompok-kelompok peserta didik.3.Klasikal, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik dalamsatu kelas.4.Gabungan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh pesert didik antarkelas atau antar sekolah.5.Lapangan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti seorang atau sejumlahpeserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan lapanganPenguatan Paradigma dan Membangun Model Kegiatan EkstrakurikulerOleh karena peran kegiatan ekstrakurikuler yang sangat penting bagipengembangan anak dan kontribusinya terhadap prestasi anak dalamranahintrakurikuler maka pandangan tentang kegiatan ekstrakurikuler dalamduniapendidikan dewasa kini sudah semestinya dikuatkan melalui sistem yang terpadu danterarah. Sistem yang terpadu dan terarah berarti kegiatan ekstrakurikuler tidak bisa lagiMembangun Kepercayaan Diri (Bernadus Gapi)P a g e [ 435 ]dipandang hanya sekedar kegiatan sampingan yang sifatnya rutinitas dan tidakterkontrol dengan baik melainkan sebagai kegiatan yang sama pentingnya dengankegiatan intrakurikuler. Hadirnya Permendiknas No. 39 Tahun 2008 tentang pembinaankesiswaan dan Permendiknas No. 81A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum,menegaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler menjadi salah satu inti kurikulum danlayanan pendidikan sekolah yang tidak boleh ditinggalkan.Untuk dapat membangun kepercayaan diri siswa dalam pengembangan dirimelaluikegiatan ekstrakurikuler maka sangatlah penting kegiatan ekstrakurikulerdimaksud dilaksanakan secara sistematis, terarah, dan pada tahap perencanaan sertapelaksanaannya dapat memperhatikan strategi membangun kepercayaan diri siswa.Model skema kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan disajikan pada Gambar 1.Gambar 1. Skema Model Rancangan Kegiatan Ekstrakurikuler dan Strategi MembangunKepercayaan Diri SiswaAnalisis:Kebutuhan,bakat, minat,dankesesuaiandengan K 13ProgramKegiatan:MenyusunprogramkegiatanPelaksana:Terdiri dari;KepalaSekolah,WakasekKurikulmdanKesiswaan,guru danpelatihPrinsipTanggung jawabkerja:Setiap pihakmelaksanakan tugasdan tanggung jawabyang berbeda, dansiswa dituntut untukterlibat secara penuhberdasarkanminatnyaJenis kegiatan:Terdapat kegiatansifatnya wajib danpilihan. Untuk kegiatanpilihan, jenis kegiatanekstrakurikulerbervariasi berdasarkanpada kebutuhan anakdan kesesuaian dengankondisi kurikulum2013PerencanaanPelaksanaanFormatHASILKEGIATANEKSTAKURIKULERKEPERCAYAAN DIRISISWA SEBAGAIHASILSTRATEGIMEMBANGUNKEPERCAYAN DIRIDisertakan dalam tahap perencanaanDiimplementasikan dalamtahap pelaksanaanProsidingSeminar Nasional 9Mei 2015[ 436 ] P a g eDariGambar1 sebelum dapatterlihatskema modelrancangan kegiatanekstrakurikuler dan strategi meningkatkan kepercayaan diri siswa yang dalamimplementasi merupakan suatu system yang terdiri dari perencanaan dan pelaksanaanuntuk mencapai hasilkepercayaan diri siswa. Dalam kaitannyadengantahapperencanaan,maka prinsip dan format kegiatan ekstrakurikuler merupakan acuanpenting agar perencanaan dimaksud memperhatikan hal-hal yang menjadi prinsipkegiatan ekstrakurikuler dan hal-hal yang menjadi format kegiatan ekstrakurikuler.Tahap Perencanaan terdiri dari; analisis, penyusunan program kegiatan, danunsur pelaksanakegiatan. Proses analisis memperhatikankebutuhansiswadankesesuaian dengan kondisi kurikulum 2013. Dengan memperhatikan kebutuhan, bakatdanminat siswa dimaksudbertujuanagar pihaklembaga merancang kegiatanekstrakurikuler yang menjawab kebutuhan, bakat, potensi, serta hobi pada setiap siswa.Dengan bakat serta potensi yang berbeda-beda, maka jenis kegiatan menjadi bervariasidalammengakomodir kebutuhan siswa. Selanjutnya kesesuaian dengan kondisikurikulum 2013 bermaksud agar kegiatan ekstrakurikuler memperhatikan pula keadaandan aturan main K 13. Hal-hal yang perlu disesuaikan adalah terkait dengan waktu,sarana-prasaranapendukung, dankesiapankemampuanguru. Unsure pelaksanamelibatkan semua komponen dalamlembaga sekolah.Selanjutnya dalam tahap pelaksanaannya, setiap komponen dari lembaga sekolah,mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru serta pelatih memperhatikandan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Hal ini menunjukkanbahwa kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka membangun kepercayaan diri siswamenjadi tugas dan tanggung jawab bersama. Masing-masing pihak memiliki peran yangberbeda-beda. Selanjutnyajeniskegiatan yang dikembangkanmenjadi bervariasitergantung kebutuhan anak.Terkait dengan tujuan membangun kepercayaan diri siswa melalui kegiatanekstrakurikuler, maka yang dilakukan adalah dengan memasukkan strategi membangunkepercayaandiri siswa pada tahapperencanaandandiaplikasikanpada tahappelaksanaan yang pada akhirnya dapat mendukung tercapainya tujuan yaknimeningkatnya kepercayaan diri siswa.Unsur Yang Terlibat dalamKegiatan EkstrakurikulerPermendiknas Tahun 2008 dan Juknis penyusunan program pengembangan dirimelalui kegiatan ekstrakurikuler untuk SMA oleh Direktorat Pembina Sekolah MenengahAtas mengemukakan tentang unsur pelaksana kegiatan ekstrakurikuler, sebagai berikut:Kepala SekolahKepala sekolah memperhatikan referensi atau acuan yang menjadi input dalammelaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.Referensi atau acuan tersebut antara lain:Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, PP Nomor 19 Tahun 2005, Permendiknas Nomor27 Tahun 2007, Permendiknas Nomor 59 tahun 2014, Panduan Pelaksanaan Kurikulum2013, Panduan Pengembangan diri, Panduan tentang membangun kepercayaan diri.Selanjutnya Kepala sekolah memiliki peran dalamhal, yakni;Membangun Kepercayaan Diri (Bernadus Gapi)P a g e [ 437 ]1.Menyusun rencana pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler yang didalamnya memuat unsure-unsur dan strategi membangun kepercayaan diri siswa,dan penugasan kepada wakasek bidang kesiswaan dan kurikulum.2.Memberiarahan teknis tentang program pengembangan dirimelaluikegiatanekstrakurikuler yang menekankan pada maksimalisasi unsure-unsur caraimplementasi strategi membangun kepercayaan diri siswa,Sementara itu Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik dan Kurikulum memilikitugas untuk menyusun rencana kegiatan untuk menyusun program pengembangan diriyang bertujuan membangun kepercayaan diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler.Menyusun aturan teknis dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan guru,pembina, dan pelatih melakukan analisis kebutuhan dan kesesuaian yang meliputianalisis kebutuhan,bakat dan minat peserta didik,dan analisis program kegiatanekstrakurikuler dengan kondisi kurikulum 2013.Memasukkan Strategi Membangun Kepercayaan Diri Siswa dalamBerbagai JenisKegiatan EkstrakurikulerKegiatan ekstrakurikuler sangat bervariasi tergantung pada kebutuhan, bakat,minat siswa dan kesesuaian dengan kondisi kurikulum 2013.. Untuk menjawab berbagaikebutuhan,bakat dan minat siswa,maka jenis kegiatan ekstrakurikuler haruslahbervariasi. Berbagai jenis kegiatan ekstrakurikuler tersebut, antara lain;1.Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), PalangMerah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).2.Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuandan kemampuan akademik, penelitian.3.Latihan/lomba keberbakatan/ prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, senidan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.4.Seminar,lokakarya,dan pameran/ bazar,dengan substansiantara lain karir,pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.5.Olahraga, yang meliputi beberapa cabang olahraga yang diminati tergantung sekolahtersebut, misalnya: Basket, Karate, Taekwondo, Silat, Softball, dan lain sebagainya.Setelah model kegiatan ekstrakurikuler telah dibentuk seperti yang termuat padaGambar 1 sebelumnya, maka langkah selanjutnya yang paling penting adalahmemasukkan unsur-unsur dalam strategi untuk membangun kepercayaan diri siswa.Strategi membangun kepercayaan diri siswa sangatlah penting untuk didesain dandisertakan dalamberbagai jenis kegiatan ekstrakurikuler.Strategi yang digunakan dalam membangun kepercayaan diri siswa adalah denganmenggunakanpendekatanberupa tekanan(pressure) danapresiasi. Siswa akanterdorong oleh pressure dan apresiasi yang diberikan oleh pelatih atau Pembina kegiatanekstrakurikuler. Pressure merupakan tekanan yang bertujuanuntuk mendorongkeaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. Pressure dibuat dalambentuk aturan dansanksi yang mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatanekstrakurikuler yang dijalankan.ProsidingSeminar Nasional 9Mei 2015[ 438 ] P a g eMenurut Kahler (1975) yang termuat dalam Motivasi-mativator.blogspot.com,mengemukakan tentang beberapa faktor pendorong dalam motivasi sehingga membuatorang dapatbertindak.Salah satu faktor tersebutyaitu mencoba dengan keras.Sedangkan Achmad (2007), mengemukakan bahwa motivasi eksternal sebagai doronganyang muncul dari luar diri pribadi seseorang, seperti kondisi lingkungan kelas, kampus,adanya ganjaran berupa hadiah (reward) bahkan karena merasa takut oleh hukumanatau sanksi (punishment).Dengan pandangan Kihler dan Achmad tersebut maka unsur pressure atau tekanandapat dijadikan cara yang menjadi stategi guru atau Pembina dalam mendorong siswauntuk tidak pasif dan kaku dalam kegiatan ekstrakurikuler atau dengan kata lain dapatmenjadi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Pada titik inilah kepercayaan diri siswaakan terbentuk bersama keaktifannnyaSelain dalam bentuk pressure, apresiasi juga merupakan faktor pendorong yangsangat penting dalam memotivasi siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler. Apresiasisendirioleh para ahlimendefenisikannya sebagaibentuk penghargaan,penilaian,pengertian, bentuk itu berasal dari kata kedua to appreciate yang berarti menghargai,menilai, mengerti. Apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan ataukepekaan batin,dan pengakuan terhadap nilai-nilaikeindahan yang diungkapkanpengarang.(Aminuddin,1987).Dari pengertian yang dikemukakan oleh Aminudintersebut dapat disimpulkan bahwa apresiasi dapat dijadikan guru atau Pembina kegiatanekstrakurikuler sebagai salah satu cara lain dalam mendorong keaktifan siswa yang padaakhirnya dapat membangun kepercayaan dirinya.Pembina atau pelatih kegiatan ekstrakurikuler harus mengetahui waktu dankondisi yang tepat dalam memberikan tekanan (pressure) dan apresiasi. Dengan kata lainPembina atau pelatih mengetahui secara baik pada saat mana apresiasi diberikan dantekanan seperti apa yang diterapkan pada setiap kondisinya. Aturan secara sederhanamengandung unsur disiplin dan sanksi. Untuk itu, penting bagi pelatih menyadari disiplinyang dimaksud bertujuan untuk mendorong keterlibatan aktifbagisiswa dalamberlangsungnya kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan sanksi diberlakukan hanya untukmeluruskan kembali ketidakpatuhan terhadap aturan disiplin yang sudah dibangunbukan kepada hal-hal lainnya yang justru menjadikan siswa atau peserta merasaterpojok, dan merasa takut berekspresi.Tekanan (pressure) dan apresiasi sebagai strategi membangun kepercayaan dirisiswa dapat dibuat dalam skema pada Gambar 2.Oleh karena yang menjadi tujuannyaadalah membangun kepercayaan diri siswa, maka perlu dipahami bahwa kepercayaandiri tersebut mengandung dua makna yakni;1.Tidak ragu-ragu, yang artinya siswa tidak lagi berada dalam keadaan penuh keragu-raguan, pesimis, bimbang dan tidak memiliki keberanian berekspresi danmengeksplorasi tentang ide, pikiran dan gagasannya melalui penyampaian pendapatdan tindakan inisiatif.Membangun Kepercayaan Diri (Bernadus Gapi)P a g e [ 439 ]2.Tidak berlebihan (over confidence), artinya siswa memiliki keberanian dan inisiatifdalam mengekspresikan atau mengeksplorasikan ide, gagasan, dan pemikiran secaraarif, bijakasana, dan bertanggung jawab serta secara santun, baik dan benar.Gambar 2. Skema Strategi Membangun Kepercayaan Diri Siswa dalamBerbagai JenisKegiatan EkstrakurikulerTerhadap dua hal tersebut, maka strategi membangun kepercayaan diri siswamelalui tekanan (pressure), dan apresiasi perlu diberikan pada saat-saat yangdibutuhkan.Berikutadalah empatkondisiberbeda yang dipertimbangkan dalammenggunakan strategi membangun kepercayaan diri siswa:1.Siswa super pasif dalamkegiatan ekstrakurikulerSiswa dengan kondisi super pasif dalam kegiatan ekstrakurikuler terlihat dengan sifatacuhtakacuh, dancenderung melanggar aturanbaikkedisiplinanmaupunketerlibatannya. Siswa ditandai dengan perilaku tidak taat terhadap aturan danterlihat tidak tertarik sama sekalidengan jenis kegiatan ekstrakurikuler yangdilaksanakan. Persoalan seperti ini semakin erat kaitannya dengan rendahnya nilaikepribadian dan di sisi lain bisa karena ketidaktertarikan terhadap jenis kegiatanekstrakurikuler yang dijalani. Sanksi yang diberikan adalah dapat berupa sanksidengan pendekatan edukasi dan teguran. Sanksi dengan pendekatan edukasi dapatdilakukan dengan berbagai cara misalnya memberi teguran yang memotivasi danmendorong perubahan sikap ikut ambil bagian dalamkegiatan ekstrakurikuler.2.Siswa Pasif dalamkegiatan ekstrakurikulerKondisi ini terlihat di mana siswa menyukai kegiatan ekstrakurikuler dan ikut ambilbagian secara utuh, tetapi tidak memiliki keberanian dan berpendapat dan berkreatifdalam bentuk tindakan, atau dengan kata lain hanya sekedar mengikuti pelaksanaankegiatan dimaksud tapi takut mengambil peran tertentu. Dengan kondisi ini makaStrategiMembangunKeprcayaan diriSiswaJenisKegiatanEkstrakurikulerKridaKarya ilmiahLatihan/LombaSeminar, Lokakarya, dan PameranOlahragaPressureApresiasiAturanSanksiEdukasiPujianSimbol PenghargaanTeguranDisiplinKeterlibatanKritikProsidingSeminar Nasional 9Mei 2015[ 440 ] P a g estrategi yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan pressure berupasanksiedukasi,misalnya sanksimelakonigaya orang pidato bagiyang tidakmenyampaikan pendapat saat diberi kesempatan, atau dengan cara lainnya. Selain haltersebut bisa dengan kata-kata motivasi akan mendorong semangat siswa untukpercaya akan dirinya.3.Siswa Aktif dalamkegiatan ekstrakurikulerSiswa dalam kelompok ini memiliki semangat dalam kegiatan ekstrakurikuler danselalu mengambil inisiatif dan aktif dalam berbagai kesempatan serta selalu siapmenjalani tugas dan perannya dalam berlangsungnya kegiatan dimaksud. Dengankeadaan seperti ini menunjukkan rasa kepercayaan diri yang sudah baik dan efektifdalamkegiatan. Untuk itu bentuk strategi yang diberikan adalah untukmempertahankan semangat dan kepercayaan dirinya dengan cara memberi apresiasibaik dalam bentuk pujian maupun dalam bentuk pemberian penghargaan berupasimbol dan bentuk apresiasi lainnya.4.Siswa hyper aktif dalamkegiatan ekstrakurikulerSiswa dengan kondisihiper aktif dan mulaimenunjukkan adanya gejala overconfidence ditunjukan dengan tingkat ego yang tinggi dalam kegiatan ekstrakurikuleryang cenderung mengakibatkan siswa lainnya sulit mendapatkan kesempatan dalammengekspersikan ide, pikiran, serta gagasannya. Untuk itu perlu strategi denganpendekatan teguran halus maupun kritik ringan. Hal ini bertujuan untukmengembalikan kepercayaan diri siswa tersebut ke dalamkeadaan yangsesungguhnya yakni kepercayaan diri yang bertanggung jawab, santun, dan bijaksana.Beberapa ahli dalam uraian di atas telah mengemukakan konsep teori darikegiatan ekstrakurikuler, yang pada dasarnya bertujuan untuk pengembangankepribadian siswa. Hal tersebut diperkuat melalui hadirnya Permendiknas Nomor 81 ATahun 2013 yang menegaskan bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuleradalah untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik.Salah satu hal penting yang turut terbentuk dalam pengembangan kepribadian diritersebut adalah kepercayaan diri siswa.Bersandarkan pada teori para ahli sebelumnya, maka dalam upaya membangunkepercayaan diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler, seorang guru atau pembinadapat menggunakan cara atau metode membangun kepercayaan diri siswa. Penulismenyebutkan cara tersebut sebagai strategi membangun kepercayaan diri siswa melaluitekanan (pressure) dan apresiasi.SIMPULANMembangun kepercayaan diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler sangatpenting agar siswa memiliki kepercayaan atas kemampuan dirinya, meyakini dirinya,menghargai apa yang ada dalam dirinya dan selanjutnya dapat membuatnya mengambilkeputusan untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan pikirannya baik dalam ranahabstrak maupun ranah konkret. Kegiatan ekstrakurikuler haruslah bervariasiMembangun Kepercayaan Diri (Bernadus Gapi)P a g e [ 441 ]berdasarkan kebutuhan,bakat,minat,dan kesesuaian dengan kondisikurikulumsehingga mendapatkan keterlibatan siswa secara menyeluruh dalamkegiatan dimaksud.Cara membangun kepercayaan diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler adalahdengan menggunakan strategi membangun kepercayaan diri siswa. Di dalam strategitersebut terdapat unsur tekanan (pressure) dan apresiasi. Penggunaan tekanan danapresiasi sangat tergantung dari waktu dan kondisi siswa, antara lain;1.pada saat siswa dalam kondisi sangat pasif, menggunakan strategi tekanan (pressure)berupa aturan dan sanksi2.pada saat siswa dalam kondisi pasif, menggunakan strategi tekanan (pressure)berupa aturan dan sanksi serta dimungkinkan untuk menggunakan cara apresiasimelalui pujian motivasi3.pada saat siswa dalam kondisi aktif, menggunakan strategi apresiasi berupa pujiandan pemberian symbol penghargaan4.dalam kondisi siswa hiper aktif, menggunakan strategi tekanan (pressure) berupateguran dan kritik ringan.Dengan demikian, berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan sebelumnya,maka disarankan beberapa hal kepada guru, dan pembina kegiatan ekstrakurikuler untukdapat menggunakan strategimembangun kepercayaan dirisiswa berupa tekanan(pressure) dan apresiasi dalam kegiatan ekstrakurikuler sehingga dapat membangunkepercayaan diri siswa. Selanjutnya, kepada pembaca yang hendak melakukan penelitiandi bidang yang sama agar dapat menjadikan artikel ini sebagai salah satu kajian untukmenghasilkan temuan empiris dalam membuktikan keefektifan cara tekanan danapresiasi pada kegiatan ekstrakurikuler dalam membangun kepercayaan diri siswa.DAFTAR PUSTAKAAngelis. 2007. Confidence (Percaya Diri). Jakarta: Gramedia Pustaka UtamaAnifral, Hendri. (2008). Ekskul Olahraga Upaya Membangun karakter SiswaArianto, S. 2010. Aspek-aspek Kepercayaan Diri. Tersedia dalam http://Kepercayaan_diri.html. Diakses tanggal 01 Mey 2012Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta: Bandung.Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.Dimyati dan Mudjiono.2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka CiptaHakim, T. 2002. Mengatasi Rasa Tidak percaya Diri. Jakarta: Purwa Suara.Kahler. 10975. http://motivasi-motivator.blogspot.com/ 2009/09/04/faktor-pendorong/diakses tanggal 02 Mey 2015Kementrian Pendidikan RI. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan tentang PembinaanKesiswaan. Tersedia dalam: http//kementerianpendidikan.ac.id/peraturan/ekstrakurikuler/ diakses tanggal 02 Mey 2015ProsidingSeminar Nasional 9Mei 2015[ 442 ] P a g eKementrian Pendidikan RI. 2008. Surat Keputusan Dirjen Dikdasmen. Tersedia dalamhttp//kementerianpendidikan.ac.id/SK/dirjendikdasmen/ diakses tanggal 01 MeyTahun 2015Lauster, P. 2012. Test Kepribadian (terjemahan Cecili, G. Sumekto). Yogyakarta, KansiusOemar Hamalik. 2004. Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. RemajaRosdakarya.Oemar Hamalik. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi AksaraOemar Hamalik. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi AksaraPermendiknas No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.Permendinas No. 81 Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.Soesarsono Wijandi. 1999. Pengantar Kewiraswastaan. Bandung: Sinar BaruThantaway. 2005. Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling .http://ilmupsikologi.comPendidikan Etika Bagi (Iin Marlyn Laoere)P a g e [ 443 ]PENDIDIKAN ETIKA BAGI PESERTA DIDIK MATA DIKLAT AKUNTANSIKEUANGAN DI SMK SEBAGAI MODAL BERKOMPETISI DI ERA MEAIin Marlyn LaoereUniversitas Negeri [email protected] Menengah Kejuruan mempunyai program keahlian akuntansi sebagaipencetak peserta didik yang menghasilkan calon teknisiakuntansijuniordiharapkan dapat menyiapkan lulusan berkarakter, handal, dan profesionalmenuju Masyarakat Ekonomi ASEAN, sehingga ketika mereka bekerja dalambidangnya tidak terjerat tindak korupsi dan bentuk kecurangan lainnya. Tujuanpembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui: (1) pendidikan karakter kerjaseperti apa yang perlu diberikan pada peserta didik kejuruan akuntansi, (2)seberapa penting pendidikan etika pada mata diklat akuntansi keuangan sebagaimodal dasar berkompetisi di era MEA. Kesimpulannya, melalui pendidikan etikabagi peserta didik diharapkan mampu untuk meningkatkan karakter jujur, dapatdipercaya, bertanggung jawab, rasional, objektivitas, dan relevan yang harusdimiliki oleh seorang Akuntan,sehingga dapat menepis isu moral (misal;korupsi, cuci uang, dan penggelapan) yang seringkali melekat pada seorangAkuntan. Pendidikan etika pada mata diklat akuntansi telah dapat dilakukannamun perlu dilakukan pemantapan karakter melalui pendidikan etika dalampendidikan kejuruan sebagai langkah strategis untuk menghasilkan tenaga kerjakejuruan yang beretika dan mampu bersaing.Kata Kunci: Pendidikan, Etika, Akuntansi, SMK, MEAPENDAHULUANPerkembangan zaman yang terjadi saat ini membuat setiap negara harus mampumenghadapi berbagai macamhal dari perkembangan tersebut. Dimana saat ini memasukimasyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang merupakan salah satu peluang sekaligushambatanbagi setiapnegara termasuk Indonesia. Masyarakat Ekonomi ASEANmerupakan realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi yang dianut dari visi 2020, yangdidasari pada konvergerensi kepentingan negara-negara ASEAN untuk memperdalamdan memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan bataswaktu yang jelas.Pembentukan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) berawal darikesepakatan pimpinan ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada Desember1997 di Kuala Lumpur,Malaysia.Kesepakatan ini bertujuan untuk meningkatkanstabilitas perekonomian di kawasan ASEAN, serta diharapkan mampu untuk mengatasipermasalahan ekonomi di negara-negara ASEAN. Menghadapi perkembangan tersebutmaka melalui pendidikan diharapkan mampu untuk meningkatkan kemampuanintelektual dan kualitas sumber daya manusia serta mengembangkan karakteristik yangdimiliki oleh peserta didik.Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam menentukan strategipembangunan karakter bangsa. Strategi pembangunan karakter bangsa dapat dilakukanmelalui pendidikan, pembelajaran dan fasilitas. Penyelenggaraan pendidikan karakterProsidingSeminar Nasional 9Mei 2015[ 444 ] P a g emelalui pengembangan etika mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaandan pengendalian mutu yang melibatkan seluruh unit utama di lingkungan pemangkukepentingan pendidikan nasional. Peran pendidikan sangat strategis karena merupakanpembangun integrasi nasional yang kuat.Pengembanganetika yang merupakanperwujudanamanat Pancasila danPembukaan UUD1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yangterjadi saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayati nilai-nilai yang terkandung dalamPancasila,keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilaiPancasila, bergesernya nilai etika dalamkehidupan berbangsa dan bernegara,memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa, ancaman disintegrasi danmelemahnya kemandirian bangsa (Buku Induk Kebijakan NasionalPembangunanKarakter Bangsa 2010-2025).Pendidikan kejuruan sebagai salah satu bagian dari sistem pendidikan nasionalmemainkan peran yang sangat penting bagi terwujudnya angkatan tenaga kerja nasionalyang terampil. Pendidikan kejuruan diperuntukkan bagi anak yang ingin memperolehketerampilan untuk dapat bekerja setelah menamatkannya. Terdapat dua indikatorkeberhasilan SMK di mata masyarakat. Salah satu indikator tersebut adalah tingkatkelulusan sedang lainnya adalah terserapnya lulusan ke dunia kerja.Intinya peserta didik yang nanti menjadi lulusan SMK diharapkan mempunyaisumber daya yang berkemampuan keahlian khusus yang diharapkan menjadi tenaga siapkerja yang berkemampuan di bidangnya. Namun menurut Suryamin sebagai KepalaBadan Pusat Statistika menyebutkan bahwa tingkat pengangguran terbuka paling banyakdiperoleh lulusan SMK, diploma dan sarjana. Jumlah tenaga kerja per Agustus 2014mencapai 182,99juta, di mana 7,24 juta di antaranya berstatus pengangguran terbuka.Menurut Suryamin, jumlah pengangguran lulusan SMK adalah 11,24 % dari jumlahpengangguran terbuka. Pengangguran lulusan SMK per Agustus 2014 ini naik sebesar0,03% dibandingkan jumlah pengangguran lulusan SMK per Agustus 2013 yangmencapai 11,21%(Tempo, 2014).Keluaran Sekolah Menengah Kejuruan diharapkan dapat mampu menghasilkanlulusan yang terampildan siap menghadapipasar kerja.Menghadapimasyarakatekonomi ASEAN tidak hanya dilihat kemampuan intelektualnya saja tetapi karakteristikyang ada pada diri setiap individu baik itu tanggung jawab, etika, moral juga menjadibeberapa faktor yang dipertimbangankan. Namun pada kenyataannya tamatan SMKhanya diakui oleh sekolah sendiri dan masih minimnya kepercayaan dunia usaha danindustri. Pendidikan kejuruan model lama memiliki kelemahan yaitu, penyelenggaraanpendidikan secara sepihak sehingga siswa tertinggal oleh kemajuan dunia usaha atauindustri,tidak jelas kompetensiyang dicapai,dan tidak mengakuikeahlian yangdiperoleh di luar sekolah (Tri, dkk., 2013). Di mana ketika SMK mencapai tingkatkelulusan 100 % tetapi jumlah lulusan yang kesulitan memperoleh pekerjaan lebih dari50% (LPMP JATENG, 2015). Hal itu disebabkan karena sebagian besar lulusannya tidakberdaya dalam pertarungan di bursa kerja atau pada saat seleksi banyak peserta didikPendidikan Etika Bagi (Iin Marlyn Laoere)P a g e [ 445 ]harus didiskualifikasi karena tindakan indisipliner serta gagal saat wawancara karenatidak menguasai budaya kerja. Sehingga SMK perlu membenahi pola pembinaan mentalpeserta didiknya agar dapat diterima di dunia kerja. Sekolah Menengah Kejuruan harusmemfokuskan pada pendidikan etika, kerja sama, komunikasi, inisiatif, kreatif danpemikiran analitis.Sekolah Menengah Kejuruan harus menyiapkan peserta didik dengan berbekalkompetensi dan kemampuan yang handal sesuai dengan keahliannya sehingga berdayasaing tinggi dalamdunia kerja danindustri nantinya. Denganperubahandanperkembangan zaman yang terjadi saat ini baik itu di bidang ekonomi, teknologi, sosialdan perindustrian membuat dunia kerja semakin kompetitif dengan peningkatan kualitastenaga kerja yang dapat dilihat dari penyerapan tenaga kerja berpendidikan tinggi.Peserta didik yang nantinya menjadi lulusan SMK yang lulusannya sebagian besarlangsung ke dunia kerja diharapkan dapat mempunyai kemampuan yang handal sesuaidengan keahliannya dan dapat bersaing dengan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi,seperti diploma dan sarjana. Sehingga penulis menspesifikasikan pendidikan etika bagipeserta didik mata diklat akuntansi keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan sebagaimodal berkompetisi di era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).Sekolah Menengah Kejuruan memiliki beberapa program keahlian yang salahsatunya adalah program keahlian akuntansi yang mempunyai tujuan untuk menyiapkanpeserta didiknya menjadi calon teknisi akuntansi junior yang berkarakter dan beretikasehingga ketika mereka bekerja dalam bidangnya tidak terjerat dengan tindak korupsidan beberapa bentuk kecurangan lainnya. Badan Standar Nasional Pusat (BSNP, 2006)menyatakan bahwa tujuan pendidikan SMK adalah meningkatkan kecerdasan,pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri danmengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. SMK merupakan sekolahyang menciptakan siswanya,bukan hanya siap melanjutkan ke perguruan tinggimelainkan kepada kesiapan mereka memasuki dunia kerja yang mempunyai kemampuanintelektual yang tinggi dan kepribadian yang baik.Dalam menyiapkan peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual dankualitas yang tinggi maka perlu dilihat beberapa hal menyangkut, 1) Pendidikan karakterkerja seperti apa yang perlu diberikan kepada peserta didik dalam mata diklat akuntansikeuangan, dan 2) Seberapa penting pendidikan etika bagi peserta didik mata diklatakuntansikeuangan diSMK sebagaimodalberkompetisidiera MEA.Sehinggadiharapkan agar peserta didik yang nantinya menjadi lulusan yang memiliki karakter danetika kerja yang tinggi. Hal ini tidak terlepas dari fungsi pendidikan kejuruan sebagaipelestari nilai-nilai dan norma di masyarakat sekaligus sebagai agen perubahan sesuaidengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.PEMBAHASANPendidikan EtikaProsidingSeminar Nasional 9Mei 2015[ 446 ] P a g eIstilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno di mana bentuk tunggal kata etikaadalah ethos sedangkan bentuk jamaknya adalah ta etha. Ethos mempunyai banyak arti:tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kebiasaan, akhlak, watak, sikap, cara berpikir,dan perasaan. Sedangkan arti ta etha adalah adat kebiasaan (Suryabrata, 2012).Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan etika memiliki arti: (1) ilmu tentangapa yang baik dan apa yang buruk, serta tentang hak dan kewajiban moral; (2) kumpulanasas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; (3) asas perilaku yang menjadi pedoman.Dalam kehidupan sehari-hari istilah etika dan moral memiliki arti yang serupa dan sulituntuk dibedakan. Moral merupakan suatu aturan atau prinsip hidup yang membedakanmana yang baik dan mana yang buruk di mana moral dipengaruhi oleh nilai-nilai yangdianut masyarakat baik nilai agama, adat istiadat, ideologi dan sebagainya. Sehinggapengertian moral lebih kepada penilaian perbuatan yang dilakukan, baik dan buruk.Sedangkan etika lebih mengarah kepada sistem nilai yang berlaku dan mempelajaribagaimana hakikat dan kaidah moral tersebut.Etika berfungsi untuk memberikanpenilaian kritis dan rasional atas nilai-nilai moral yang ada.Etika dalam suatu organisasi merupakan suatu sistem nilai. Sistem ini berisirentang nilai yang dianggappenting sertamenjadi standardanpanduanyangmengarahkan sikap atau perilaku seseorang. Perilaku personal yang dianggap menyalahinilai yang dianut akan menjadi perhatian bagi orang-orang yang berada di lingkungansekitar (Suryabrata, 2012). Dalam pendidikan etika terdapat nilai-nilai moral yangmenjadi dasar perilaku dalam praktik pendidikan,baik itu di dalam dan di luarlingkungan pendidikan. Nilai-nilai tersebut dijadikan sebagai panduan yangmengarahkan sikap atau perilaku seseorang dalam praktik pendidikan. Pendidikan etikatidak lepas dari pembahasan tentang integrasi akademik. Integrasi akademik merupakannilai fundamental dalam pengajaran, pembelajaran, dan ilmu pengetahuan.Adanyaintegrasi akademik menunjukkan adanya sebuah komitmen untuk melaksanakan nilai-nilai fundamental tersebut meskipunmenghadapi situasi yang buruk. nilai-nilaifundamental tersebut, meliputi: (1) kejujuran; (2) kepercayaan, (3) keadilan; (4) rasahormat; dan (5) tanggung jawab.Pendidikan etika merupakan salah satu aspek daripenerapan pendidikanberkarakter. Karakter menurut F.W. Foerster (dalam Hamalik, 2009) adalah suatu yangmengualifikasikan seorang pribadi di mana karakter menjadi identitas, ciri dan sifat yangtetap. Etika pada hakikatnya mengamati realitas moral secara kritis, tidak memberikanajaran, melainkan memeriksa kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, norma-norma, danpandangan-pandangan moral secara kritis. Etika bisa memiliki banyak arti dan tentu sajaarti tersebut saling berkaitan (Hamalik, 2009), yaitu: etika bisa dijelaskan sebagai carapandang manusia atau sekelompok manusia terhadap dua hal yaitu baik dan buruk; etikamerupakan ilmu dalam mempertimbangkan perbuatan manusia, sehingga bisa dinilaibaik atau buruknya; etika adalah ilmu untuk mengkaji berbagai norma yang ada dalammasyarakat; dan etika merupakan pegangan nilai yang universal atau umum bagi suatumasyarakat di mana karakter itulah yang menunjukkan kualitas seorang pribadi dapatPendidikan Etika Bagi (Iin Marlyn Laoere)P a g e [ 447 ]diukur. Sehingga tujuan dari pendidikan etika adalah mewujudkan kesatuan esensial sisubjek dengan perilaku dan sikap atau nilai hidup yang dimiliki.Ada empat ciri dasar pendidikan karakter melalui pendidikan etika (Adisusilo,2014).Pertama,keteraturan interior di mana setiap tindakan diukur berdasarkanseperangkat nilai. Nilai menjadi pedoman normatif setiap tindakan. Kedua, koherensiyang memberi keberanian, yang membuat seseorang teguh pada prinsip, tidak mudahterombang-ambing pada situasi. Koherensi ini merupakan dasar yang membangun rasapercaya satu sama lain, tanpa koherensi maka kredibilitas seseorang akan runtuh. Ketiga,otonomi maksudnya seseorang menginternalisasikan nilai-nilai dari luar sehingga nilai-nilai pribadi menjadi sifat yang melekat, melalui keputusan bebas tanpa paksaan dariorang lain.Keempat,keteguhan dan kesetiaan.Keteguhan merupakan daya tahanseseorang guna mengingini apa yang dipandang baik, dan kesetiaan merupakan dasarbagi penghormatan atas komitmen yang dipilih.Pendidikan Etika bagi Peserta Didik pada Mata Diklat Akuntansi Keuangan diSekolah Menengah KejuruanKehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayatisepanjang hidupnya, baik di dalam jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah.Berkaitan dengan perkembangan peserta didik, kehidupan pendidikan yang dimaksudbaik yang dialami oleh remaja di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan kehidupanmasyarakat. Hakikatnya kehidupananak di dalampendidikanmerupakanawalkehidupan kariernya di mana kehidupan karier merupakan pengalaman seseorang didalamdunia kerja.Perkembangan peserta didik menyangkut perkembangan berbagai aspek, yangakan menunjukkan perilaku seseorang yang salah satunya adalah etika.Perilakuseseorang yang menggambarkan perpaduan berbagai aspek itu terbentuk di dalamlingkungan. Lingkungan tempat anak berkembang itu sangat kompleks. Seorang individu,pertama bertumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga. Sesuai dengan tugaskeluarga dalam melaksanakan misinya sebagaipenyelenggaraan pendidikan yangbertanggung jawab mengutamakan pembentukan pribadi anak.Sedangkan sekolahmerupakan tempat untuk mengembangkan karakter yang ada dalam diri peserta didik.Pendidikan karakter melalui pendidikan etika yang diajarkan di SMK yang nantinyadiharapkan peserta didik yang lulusannya siap untuk bekerja mampu untukmengembangkan segala kemampuannya dalam dunia kerja baik itu kemampuanintelektualnya maupun kemampuan beretika.Perkembangan karakter pada seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor yangkhas yang ada pada orang yang bersangkutan yang disebut faktor bawaan (nature) danlingkungan (nurture) di mana orang yang bersangkutan tumbuh dan berkembang(Sunarto & Hartono, 2013). Faktor bawaan boleh dikatakan berada di luar jangkauanmasyarakat danindividu untuk mempengaruhinya. Sedangkanfaktorlingkunganmerupakan faktor yang berada pada jangkauan masyarakat dan individu. Jadi usahaProsidingSeminar Nasional 9Mei 2015[ 448 ] P a g epengembangan pendidikan etika bagi peserta didik dapat dilakukan guru atau setiapkomponen yang terkait sebagai bagian dari lingkungan.Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikanyang mempersiapkan peserta didik agar kompeten dalam satu kelompok pekerjaan atausatu bidang pekerjaan atas bidang-bidang pekerjaan lainnya. Hal ini sesuai denganamanatUndang-Undang Sistem Pendidikan Nasional,bahwa pendidikan kejuruanmerupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalambidang tertentu,atau mempersiapkan peserta didik untuk memasukidunia kerja(Kunandar, 2007). Berdasarkan pernyataan tersebut, jelas bahwa SMK memfokuskanpada suatuprogramkeahlianatauprogram-programpendidikantertentuyangdisesuaikan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan. Kebijakan pemerintah dalam bidangpendidikan seperti yang telah dimuat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003tentang SistemPendidikan Nasional, dialaminya mencakup dasar dan tujuan,penyelenggaraan pendidikan tersebut wajib belajar, penjamin kualitas pendidikan sertaperan masyarakat dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan tersebut dibuat untukmenghasilkan pendidikan Indonesia yang baik dan lulusan berkualitas dalam semuajenjang pendidikan.Sekolah menengah kejuruan adalah sekolah yang dibangun atau didirikan untukmenciptakan lulusan agar siap untuk kerja sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal inisesuai dengan pernyataan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang PendidikanMenengah Bab 1 Pasal1 ayat 3,bahwa pendidikan menengah kejuruan adalahpendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuansiswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Berdasarkan pernyataan tersebut,sekolah menengah kejuruan memfokuskan pada suatu program keahlian atau program-programpendidikan tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan.Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1990 tentang Pendidikan MenengahKejuruan Pasal 3 ayat 2, bahwa sekolah menengah kejuruan mengutamakan penyiapansiswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional, di manahasil akhir dari sekolah menengah kejuruan yaitu lulusan siap bekerja dengan sikapprofesional sebagai bekal dalam mengaplikasikan keahliannya pada lapangan pekerjaantertentu.Menurut Kepmendikbud RI No.0490/U/1992 tentang Sekolah MenengahKejuruan Pasal 2 ayat 1 tujuan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan adalah: (1)mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi danmeluaskan pendidikan dasar; (2) meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggotamasyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya,dan alam sekitar; (3) meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diridengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian; dan (4) menyiapkansiswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap professional.Akuntansi merupakan salah satu program keahlian dalam SMK. Kebutuhan akantenaga kerja di bidang ekonomi dan akuntansi sangat banyak dibutuhkan. Programkeahlian akuntansi diharapkan menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan,Pendidikan Etika Bagi (Iin Marlyn Laoere)P a g e [ 449 ]keterampilan dan nilai serta sikap yang terintegrasi dan kecakapan kerja dalam bidangakuntansi dengan menerapkan nilai-nilai etika serta mampu mengadaptasiperkembangan masyarakat yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi serta dapatmemenuhi tuntutan dunia kerja masa sekarang dan masa yang akan datang. KurikulumSMK harus lebih mengutamakan mata diklat yang berkaitan dengan pekerjaan danlapangan pekerjaan atau seiring disebut dengan model Link and Match, yaitu memilihmata diklat dan jurusan yang menunjang pekerjaan. Namun pada kenyataannya, lembagapendidikan lebih sering terpaku pada teori, sehingga peserta didik kurang inovatif dankreatif sehingga minimnya kompetensi yang dimiliki (Kunandar, 2007). Untukmenghasilkan peserta didik yang nantinya menjadi tamatan SMK yang sesuai dengankebutuhan dunia usaha dan dunia industri, yang secara nyata terus berkembang dariwaktu ke waktu,maka kurikulum SMK harus dirancang dan dilaksanakan untukmenyesuaikan perkembangan ilmu dan teknologi. Keluaran satuan pendidikan adalahtingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapaioleh siswa dalam mengikutiprogrampembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.Pendidikan etika bagi peserta didik mata diklat akuntansi keuangan di SekolahMenengah Kejuruan merupakan salah satu modal dasar untuk berkompetisi di eramasyarakat ekonomi ASEAN. Karena melalui pendidikan etika diharapkan peserta didikmampu untuk meningkatkan nilai-nilai karakter yang ada pada diri mereka. Pendidikankarakter dari sisi yuridis mempunyai landasan yang kuat, di mana Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensipeserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negarayang demokratis dan bertanggung jawab. Dari delapan tujuan yang ingin dicapai lima diantaranya mengarah kepada pendidikan karakter.Menurut Syaifullah Yusuf dalam Penganugerahan Widya Pakerti Nugraha tanggal20 Oktober 2014 mengatakan bahwa masyarakat ekonomi ASEAN menuntut semua yangberkecimpungandi dalamnya agar mempunyai mental yang luar biasa karenamenghadapi masyarakat dari luar Indonesia. Di dalam pendidikan etika diajarkanmenjadi manusia yang bermartabat, cerdas, tangguh, jujur, dan peduli. Keempat haltersebut beralasan untuk menjadi kunci sukses. Apabila mempunyai kecerdasan makaakan bisa memilah mana yang baik dan salah. Kecerdasan, harus diimbangi dengankejujuran dan etika yang baik pula untuk mendapatkan kepercayaan orang lain.Sedangkan tangguh diperlukan karena menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN bukanhanya masyarakat Indonesia saja tetapi juga negara lain di ASEAN. Sikap peduli tidakkalah pentingnya dengan ketiga hal tadi, karena dengan sikap peduli dengan orang lain,maka akan mudah untuk menjaga hubungan baik dengan pihak lain. Hal tersebut jugadiungkapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional dalam sambutannya pada peringatanHariPendidikan Nasionaltanggal2 Mei2010 menekankan bahwa pembangunankarakter dan pendidikan etika merupakan suatu keharusan, karena pendidikan tidakProsidingSeminar Nasional 9Mei 2015[ 450 ] P a g ehanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas juga mempunyai etika dan sopan santun,sehingga keberadaannya sebagai anggota masyarakat menjadi bermakna baik bagidirinya maupun masyarakat pada umumnya. Dengan etika dan karakter yang kuat danunggul akan dapat membawa suatu bangsa mempunyai kemandirian dan berdaya saingtinggi dengan negara-negara maju lainnya. Beberapa negara dapat menjaga eksistensinegaranya terutama dalam bidang ekonomi dan perindustrian didasari oleh karakterbangsa yang kuat dan tangguh yang dimiliki oleh masyarakatnya.Ghaffari, dkk (2008: 183-198) dalam penelitiannya Exploring Implementation ofEthics in U.K. Accounting Programs mengungkapkan pentingnya pendidikan etika dalamkurikulum khususnya pembelajaran akuntansi bagi peserta didik dalam akuntansikeuangan dan audit. Hasil survei menunjukkan bahwa melihat beberapa penyimpanganyang terjadi di dalam akuntansi dan audit maka beberapa sekolah menengah danuniversitas di Inggris memasukkan pendidikan etika di dalam kurikulum sebagai dasarpembelajaran akuntansi.Dellaportas, dkk (2011:63-82)dalam penelitiannya Developing an EthicsEducationFramework for Accountingmengusulkanagar pendidikanetika dapatditerapkan dalam pembelajaran terstruktur pada disiplin akuntansi. Pendidikan etikamempunyai tiga komponen yang saling terkait, meliputi: pembuatan keputusan etis danperilaku; tujuan kognitif dan perilaku kunci pendidikan etika; dan pendekatan diskrit danmeresap untuk memberikan konten. termasuk diskusi tentang bagaimanamembandingkandenganmodelpendidikanetikadananalisisdukunganmelaluitanggapan oleh organisasi profesi (didasarkan pada Exposure Draft yang dikeluarkanoleh FederasiInternasionalAkuntan (IFAC),sebagaiawalInternationalEducationPractice Statement).Bean, dkk (2007: 59-75) dalam penelitiannya Ethics Education in our Colleges andUniversities:A Positive Role for Accounting Practitioners yaitu meninjau kembali tingkatpendidikan etika sebelumke perguruan tinggi dan penekanan dari Asosiasi untukMeningkatkan Collegiate Schools of Business (AACSB) untuk pendidikan etika bisnis diperguruan tinggi menggunakan pendekatan kurikulum. Menurut Bean, dkk bahwa sekolahbisnis dan praktisi akuntansi dapat menjalin kemitraan yang lebih berarti daripada apa yang saatini ada melalui dewan penasehat bisnis tradisional di sebagian besar sekolah bisnis, di manaetika melekat dalam praktik akuntan publik dan ciri khas profesi akuntansi. Praktisi akuntansidapat memainkan peran penting dan positif dalam membantu sekolah bisnis untuk memeriksakembali kewajiban mereka kepada masyarakat dan siswa mereka dengan aktif terlibat dalampertukaran pandangan oleh para akademisi tentang perlunya pendidikan etika serta orang-orangdari badan akuntansi profesional.Pendidikan Etika Bagi (Iin Marlyn Laoere)P a g e [ 451 ]Pendidikan Etika bagi Peserta Didik Mata Diklat Akuntansi Keuangan di SekolahMenengah Kejuruan sebagai Modal Berkompetisi di Era Masyarakat EkonomiASEAN (MEA)Kunci pembangunan masa depan bangsa Indonesia adalah pendidikan, sebabdengan pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitaskeberadaanya dan mampu berpartisipasi dalam gerak pembangunan. Dengan pesatnyaperkembangan dunia dan dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) ini,pendidikan nasional juga harus melakukan perkembangan secara terus-menerus seiramadengan perkembangan zaman. Semua orang pasti mempunyai harapan dan cita-citabagaimana memiliki kehidupan yang baik.Perkembangan yang terjadi saat ini membuat setiap satuan pendidikan harusmampu untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia serta karakteristik darisetiap peserta didik. Berbagai fenomena dan fakta saat ini menunjukkan bahwa terdapatbeberapa penyimpangan yang terjadi pada peserta didik yang tidak hanya dalam lingkuplokal, nasional, regional, bahkan dalam lingkup internasional. Beberapa penyimpanganyang terjadi pada peserta didik, antara lain: narkoba, pergaulan bebas, kekerasan antarsesame pelajar, dan tawuran antar sekolah, di mana menunjukkan bahwa nilai-nilai etikayang ada dalam diri peserta didik mulai luntur akibat perubahan atas perkembanganyang terjadi saat ini. Sehingga hal tersebut menjadi pengingat bagi kita tentang seberapapentingnya ditanamkan penguatan pendidikan karakter melalui pendidikan etika bagipeserta didik sejak diniagar dapat menyiapkan generasimuda yang siap untukberkompetisi serta memiliki etika dan sikap yang baik sebagai sumber daya aktif penentukejayaan dan eksistensi suatu bangsa. Peserta didik tidak hanya memiliki kemampuanintelektual yang tinggi saja tetapi juga memiliki akhlak dan etika yang baik pula.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 tertulisbahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlakmulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyar