PROSIDING · 2020. 6. 12. · prosiding seminar nasional pendidikan “mewujudkan pendidikan...
Transcript of PROSIDING · 2020. 6. 12. · prosiding seminar nasional pendidikan “mewujudkan pendidikan...
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
“MEWUJUDKAN PENDIDIKAN BERKUALITAS MELALUI
KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA”
Palembang, 20 Mei 2013
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2013
ISBN : 978-602-95793-4-5
PROSIDING Seminar Nasional Pendidikan Palembang, 20 Mei 2013
Artikel-artikel prosiding ini telah dipresentasikan dalam
Seminar Nasional Pendidikan
Tanggal 20 Mei 2013 di Universitas PGRI Palembang
ISBN : 978-602-95793-4-5
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN 2013
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Mewujudkan Pendidikan Berkualitas melalui Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Palembang, 20 Mei 2013
Penerbit : Universitas PGRI Palembang
Jl. Jend. A. Yani Lrg. Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang Telp. 0711-510043 Fax 0711-514782
Editor Ahli : Prof. Dr. Indawan, M.Pd.
Prof. Dr. V. Miharso, M.Hum.
Penyunting : Bukman Lian, Tahrun, Andinasari
Edi Harapan, Misdalina, Dessy Wardiah
Desain : Catur Pamungkas
Setting : Sugianto
ISBN : 978-602-95793-4-5
Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras memperbanyak isi buku ini, sebagian atau
keseluruhan dengan fotokopi, cetak dsb, tanpa izin dari penerbit
PANITIA PELAKSANA KEGIATAN SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
Palembang, 20 Mei 2013
Pelindung : Drs. H. Aidil Fitri Syah, MM. Penasehat : Drs. H. M. Ali Latif Penanggung Jawab : Dr. H. Syarwani Ahmad, MM. A. Steering Committee : H. Eddy Salam, SH., MM.
Drs. H. Edwar Romli, SE. Prof. Dr. M. Djahir Basir, M.Pd. Dr. Karim Gafar, SU Yasir Arafat, SE., MM. M. Firdaus, ST., MT. Hj. Husna, M.Phil.
B. Organizer Committee : Drs. H. Bukman Lian, MM., M.Si.
Ramanata Disurya, SH., MH. Dra. Andinasari, MM. H. Tobari, SE., M.Si. Akila, SE.
C. Sekretariat : Dessy Wardiah, M.Pd.
Liza Murniviyanti, M.Pd. D. Tim Perumus : Dr. Tahrun, M.Pd.
Febriansyah, SE., MM. Dr. Nila Kusumawati, M.Si. Drs. Mulyadi, M.Pd. Drs. Djunaidi, MSLS. Dra. Misdalina, M.Pd.
E. Konsumsi : Rizna Mona Ariestin, SE. Romadona Noverina, M.Si. F. Perlengkapan : Zainal Abidin, S.Pd., M.Pd. Drs. M. Dhani, M.Pd. Drs. Arif Budi PRamana, M.Pd.
KATA PENGANTAR Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera untuk kita semua
Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI Palembang merupakan rangkaian dari kegiatan rutin universitas dalam upaya peningkatan pengetahuan tenaga kependidikan sebagai profesi yang penting dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. Selain itu kegiatan seminar ini juga merupakan upaya universitas dalam melaksanakan salah satu dimensi tridharma perguruan tinggi yaitu penelitian. Seminar nasional Pendidikan ini mengangkat tema “Mewujudkan Pendidikan Berkualitas Melalui Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia”, sejalan dengan Peraturan Pemerintah RI No.28 Tahun 2012 mengenai Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI yang menjadi rujukan dalam kurikulum dan penjaminan mutu pendidikan. Adapun tujuan dari pelaksanaan seminar ini adalah; (1)Meningkatkan pengetahuan tenaga kependidikan sebagai profesi yang penting dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional dengan mengacu pada kerangka kualifikasi nasional Indonesia, (2) Meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan dalam mewujudkan profesi yang professional dengan mengoptimalisasikan pendidikan budaya dan karakter. (3) Melaksanakan tridharma perguruan tinggi yaitu penelitian/ penulisan karya ilmiah, (4) Meningkatkan kecintaan terhadapa seni, budaya dan bahasa sebagai pembentuk karakter bangsa.
Melengkapi kegiatan ini terkumpul sejumlah naskah artikel prosiding, dari berbagai disiplin ilmu, diantaranya Manajemen Pendidikan, Pendidikan MIPA, Pendidikan Bahasa, Ilmu Pendidikan, Bimbingan Konseling, dan Pendidikan IPS, yang kesemuanya mengarah pada tema utama yaitu mewujudkan pendidikan berkualitas melalui kerangka kualifikasi nasional Indonesia. Semoga hasil seminar ini bermanfaat untuk pendidikan Indonesia kedepannya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Palembang, 20 Mei 2013 Ketua Panitia Pelaksana Drs. H. Bukman Lian, M.M.,M.Si.
KATA SAMBUTAN
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.
Pertama-tama, marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt,
atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya jualah, sehingga kita dapat mempersiapkan dan Insyaallah melaksanakan Seminar Nasional Pendidikan 2013 yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI Palembang. Pada kegiatan seminar ini, akan dipresentasikan tiga makalah oleh tiga pembicara utama, dan makalah pendamping sebagai seminar paralelnya. Adapun tema dalam seminar ini adalah “Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas melalui kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia”.
Tema ini sejalan Peraturan Presiden RI No.28 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), yang merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegerasikan antara bidang pelatihan kerja, serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor, KKNI ini akan menjadi rujukan dalam kurikulum dan penjaminan mutu pendidikan.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menyambut baik Kegiatan Seminar Nasional Pendidikan ini. Semoga hasilnya akan menginspirasi semua pihak dan menjadi sumbangsih pemikiran yang berguna bagi kemajuan pendidikan dalam mewujudkan Pendidikan Berkualitas di Sumatera Selatan.
Akhir kata saya ucapkan selamat melaksanakan seminar dan semoga sukses. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Gubenur Sumatera Selatan, Ir. H. Alex Noerdin, SH
863
PEMBELAJARAN IPA TERPADU MENGGUNAKAN TEMA TERKAIT PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN UNTUK
MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA
Oleh : IR. Sulistiawati, M.Si *) Dosen DTY Universitas PGRI Palembang
ABSTRAK
Kurikulum 2013 mengamanatkan pengembangan pembelajaran IPA
terintegrasi dengan mata pelajaran lain. Intergrasi mata pelajaran tersebut salah satu caranya menggunakan tema. Diharapkan melalui pembelajaran IPA terpadu, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna, otentik dan aktif.Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik.
Pembelajaran terpadu dalam IPA dapat dikemas dengan TEMA atau TOPIK tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mutlak dipahami dan dikenal peserta didik.Dalam pembelajaran IPA terpadu, suatu konsep atau tema dibahas dari berbagai aspek mata pelajaran dalam bidang kajian IPA.Misalnya tema lingkungan dapat dibahas dari sudut biologi, fisika, dan kimia.Pembahasan tema juga dimungkinkan hanya dari aspek biologi dan fisika, atau kimia dan biologi, atau fisika dan kimia saja. Dengan demikian melalui pembelajaran terpadu ini beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam mata pelajaran yang berbeda, sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian tujuan pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif.
Keterpaduan mata pelajaran dapat mendorong guru untuk mengembangkan kreativitas tinggi karena adanya tuntutan untuk memahami keterkaitan antara satu materi dengan materi yang lain. Guru dituntut memiliki kecermatan, kemampuan analitik, dan kemampuan kategorik agar dapat memahami keterkaitan atau kesamaan materi maupun metodologi.
Diharapkan dengan mengangkat tema seperti ini dapat mudah difahami oleh peserta didik. Dengan cara seperti ini diharapkan dapat meningkatkan literasi sains siswa.
864
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Kurikulum 2013, yang telah diuji publikasikan pada 29 November hingga
Desember 2013, pada awalnya menimbulkan pro dan kontra di kalangan praktisi
pendidikan. Pihak yang mendukung kurikulum baru menyatakan, Kurikulum 2013
memadatkan pelajaran sehingga tidak membebani siswa, lebih fokus pada
tantangan masa depan bangsa, dan tidak memberatkan guru dalam penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Pihak yang kontra menyatakan, Kurikulum
2013 justru kurang fokus karena menggabungkan mata pelajaran IPA dengan
Bahasa Indonesia di sekolah dasar.Ini terlalu ideal karena tidak
mempertimbangkan kemampuan guru serta tidak dilakukan uji coba dulu di
sejumlah sekolah sebelum diterapkan.
Menurut Mendikbud dan jajarannya menyatakan bahwa perubahan ini
perlu dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar
anak-anak mampu bersaing pada masa depan. Dihapusnya mata pelajaran IPA
dan IPS pada kurikulum 2013 (untuk SD) menjadikan hal yang kontroversi di
masyarakat. Sebetulnya hal ini tidak perlu terjadi, karena pada kurikulum KTSP
IPS terpadu dan IPA terpadu telah disosialisasikan. Hanya saja kenyataan di
lapangan tidak berjalan dengan mulus. Kenyataan di lapangan masing – masing
mata pelajaran IPA (Fisika, kimia dan biologi) maupun IPS di SMP materinya
terpisah – pisah ( tidak terintegrasi). Jadi, sebetulnya pemerintah tidak merubah
kurikulum, akan tetapi memperbaiki kurikulum. Hanya saja target pemerintah
terlalu tergesa – gesa sehingga kemungkinan berhasil akan jauh dari sasaran.
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi
kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan,
mulai dari tingkat Sekolah Dasar/Madrasah lbtidaiyah (SD/MI) sampai dengan
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).Model pembelajaran ini
pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan
otentik (Depdikbud, 1996:3).Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba
memadukan beberapa pokok bahasan (Beane, 1995:615).
865
Melalui pembelajaran IPA terpadu, peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,
menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang
dipelajarinya.Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan
sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna,
otentik dan aktif.Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru
sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta
didik. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur
konseptual akan menjadikan proses belajar lebih efektif. Kaitan konseptual yang
dipelajari dengan sisi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang relevan
akan membentuk skema kognitif, sehingga anak memperoleh keutuhan dan
kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar IPA, serta kebulatan
pandangan tentang kehidupan, dunia nyata dan fenomena alam hanya dapat
direfleksikan melalui pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu dalam IPA dapat dikemas dengan TEMA atau
TOPIK tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau
disiplin keilmuan yang mutlak dipahami dan dikenal peserta didik.Dalam
pembelajaran IPA terpadu, suatu konsep atau tema dibahas dari berbagai aspek
mata pelajaran dalam bidang kajian IPA.Misalnya tema lingkungan dapat dibahas
dari sudut biologi, fisika, dan kimia.Pembahasan tema juga dimungkinkan hanya
dari aspek biologi dan fisika, atau kimia dan biologi, atau fisika dan kimia saja.
Dengan demikian melalui pembelajaran terpadu ini beberapa konsep yang
relevan untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam mata
pelajaran yang berbeda, sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya
lebih efisien dan pencapaian tujuan pembelajaran juga diharapkan akan lebih
efektif.
Keterpaduan mata pelajaran dapat mendorong guru untuk
mengembangkan kreativitas tinggi karena adanya tuntutan untuk memahami
keterkaitan antara satu materi dengan materi yang lain. Guru dituntut memiliki
kecermatan, kemampuan analitik, dan kemampuan kategorik agar dapat
memahami keterkaitan atau kesamaan materi maupun metodologi.
Pembelajaran IPA Terpadu seperti yang dijelaskan di atas dikemas
dengan TEMA atau TOPIK yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau
disiplin keilmuan agar mudah dipahami dan dikenal peserta didik.Tema tersebut
dapat dikaitkan dengan pembangunan berkelanjutan. Tema yang akan diangkat
866
dalam tulisan ini adalah tema lingkungan yang dikaitkan dengan kondisi wilayah
setempat. Diharapkan dengan mengangkat tema seperti ini dapat mudah
difahami oleh peserta didik. Dengan cara seperti ini diharapkan dapat
meningkatkan literasi sains siswa.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis mengajukan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana langkah – langkah pengembangan silabus IPA terpadu ?
2. Apa saja bentuk model pembeljaran IPA terpadu ?
3. Bagaimana membentuk suatu tema IPA terpadu yang dapat dikaitkan
dengan pembangunan berkelanjutan agar dapat meningkatkan literasi
sains siswa.
C. TUJUAN MAKALAH
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan tulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Memberikan informasi bagaimana langkah – langkah pengembangan
silabus IPA terpadu ?
2. Memberikan informasi apa saja bentuk model pembeljaran IPA
terpadu ?
3. Memberikan satu contoh tema IPA terpadu yang dapat dikaitkan
dengan pembangunan berkelanjutan agar dapat meningkatkan literasi
sains siswa.
D. MANFAAT MAKALAH
Berdasarkan tujuan masalah, maka manfaat tulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
867
1. Sebagai informasi tambahan bagi guru dan dosen bagaimana
langkah – langkah pengembangan silabus IPA terpadu ?
2. Sebagai informasi tambahan bagi guru dan dosen apa saja bentuk
model pembeljaran IPA terpadu ?
3. Sebagai salah satu contoh tambahan bagi guru dan dosen dalam
membuat tema IPA terpadu yang dapat dikaitkan dengan
pembangunan berkelanjutan agar dapat meningkatkan literasi sains
siswa.
PEMBAHASAN A. LANGKAH – LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS IPA TERPADU
Berdasarkan buku “Modul Diklat Rumpun Bidang Pendidikandana
Akademik Pengembangan Silabus dan RPP Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan” yang diterbitkan oleh Badan Litbang Diklat Pusdiklat Tenaga Teknis
Keagamaan pada tahun 2006, salah satu bentuk langkah – langkah penyusunan
perencanaan pembelajaran terpadu berikut ini:
Gambar 1. Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Terpadu
868
Langkah (1):
Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan. Pada saat menetapkan
beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan sebaiknya sudah disertai dengan
alasan atau rasional yang berkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar oleh peserta didik dan kebermaknaan belajar.
Langkah (2):
Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata pelajaran yang
akan dipadukan. Pada tahap ini dilakukan pengkajian atas kompetensi dasar
pada semester dan kelas yang sama, antar semester pada kelas yang sama,
antarsemester dan kelas yang berbeda dari beberapa submata pelajaran IPA
yang memungkinkan untuk diajarkan secara terpadu.
Langkah (3):
Memilih dan menetapkan tema atau topik pemersatu. Dalam memilih tema/topik
dapat dirumuskan dengan melihat isu-isu yang terkini, misalnya penyakit demam
berdarah, HIV/AIDS, dan lainnya, kemudian baru dilihat koneksitasnya dengan
kompetensi dasar dari berbagai sub mata pelajaran IPA.
Langkah (4):
Membuat matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema/topik
pemersatu.Tujuannya adalah untuk menunjukkan kaitan antara tema/topik
dengan kompetensi dasar yang dapat dipadukan.
Langkah (5):
Menyusun dan merumuskan indikator pencapaian hasil belajar untuk setiap
kompetensi dasar dari sub mata pelajaran yang dipadukan.
Langkah (6):
Menyusun silabus pembelajaran IPA terpadu, dikembangkan dari berbagai
indikator submata pelajaran IPA menjadi beberapa pengalaman belajar yang
konsep keterpaduan atau keterkaitan menyatu antara beberapa submata
pelajaran IPA.
869
Langkah (7):
Menjabarkan silabus menjadi desain pembelajaran atau rencana pelaksanaan
pembelajaran untuk setiap pertemuan.
B. BENTUK MODEL PEMBELAJARAN IPA TERPADU
Model – model pengembangan IPA terpadu diantaranya dikenalkan oleh
Fogarty. Adapun model yang diperkenalkan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran terpadu model Fragmented
2. Pembelajaran terpadu model Connected
3. Pembelajaran terpadu model Nested
4. Pembelajaran terpadu model Sequenced
5. Pembelajaran terpadu model Shared
6. Pembelajaran terpadu modelWebbed
7. Pembelajaran terpadu model Threaded
8. Pembelajaran terpadu model Integrated
1. Pembelajaran terpadu model Fragmented Model pembelajaran model Fragmented yang menekankan pada satu arah
dan terfokus pada satu disiplin ilmu saja. Contohnya Fisika, kimia, biologi
yang terpisah satu dengan lainnya. Penggambaran pembelajaran seperti
ini adalah sbb :
Gambar 2. Diagram peta Fragmented (Fogarty,1991)
870
2. Pembelajaran terpadu model Connected Pembelajaran terpadu model Connected adalah pembelajaran yang
dilakukan dengan mengkaitkan satu pokok bahasan dengan pokok
bahasan lain, mengkaitkan satu konsep dengan konsep yang lain,
mengkaitkan keterampilan yang satu dengan keterampilan yang lain.
Gambaran keterpaduan tersebut adalah sbb :
Gambar 3. Diagram peta Connected (Fogarty,1991)
3. Pembelajaran terpadu model Nested Pembelajaran terpadu model Nested adalah pembelajaran terpadu yang
dipandang dari berbagai dimensi yang mengarah pada satu pandangan,
topik atau unit tertentu. Pada setiap subyeknya guru menargetkan
beberapa keterampilan seperti keterampilan sosial, keterampilan berfikir
atau keterampilan khusus tertentu.
Gambar 4. Diagram peta Nested (Fogarty,1991)
871
4. Pembelajaran terpadu model Sequenced
Pembelajaran terpadu model Sequencedadalah model pembelajaran yang
melihat masalah dari sudut pandang konsep internal yang dihubungkan
dengan topik atau sub unit pembelajaran yang disusun kembali menjadi
subyek yang baru. Contohnya pada mata pelajran kimia terdapat konsep
metabolisme, demikian juga pada mata pelajaran biologi. Pembelajaran
yang dilakukan selama ini terpisah dan dipandang dari sudut pandang ilmu
masing – masing. Kedua sudut pandang konsep ini bisa disatukan dalam
satu materi pelajaran yang baru.
Gambar 5. Diagram peta Sequenced(Fogarty,1991)
5. Pembelajaran terpadu model Shared Pembelajaran terpadu model Sharedadalah suatu pembelajaran dengan
dua disiplin ilmu yang terdiri atas overlappingkonsep dan keterampilan.
Misalnya pada pembelajaran IPA dan matematika terdapat kumpulan data,
peta dan grafik dalam konsep yang terpisah yang dapat disatukan dalam
suatu team pengajaran.
Gambar 6. Diagram peta Shared(Fogarty,1991)
872
6. Pembelajaran terpadu modelWebbed Pembelajaran terpadu model Webbed adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pendekatannya dimulai
dengan menetukan tema tertentu.
Gambar 7. Diagram peta Webbed(Fogarty,1991)
7. Pembelajaran terpadu model Threaded
Pembelajaran terpadu model Threaded, Ide besarnya adalah pembelajaran
melalui pendekatan metakurikulum. Pendekatan metakurikulum adalah
benang merah kemampuan berfikir, kemampuan sosial, multipel
intelegensia, teknologi yang masuk ke dalam berbagai aspek disiplin ilmu.
Misalnya kemampuan memprediksi dapat diajarkan pada mata pelajaran
kimia, biologi dan fisika terutama pembelajaran menggunakan metode
eksperimen.
873
Gambar 8. Diagram peta Threaded(Fogarty,1991)
8. Pembelajaran terpadu model Integrated Pembelajaran terpadu model Integratedmemadukan beberapa subyek
yang tumpang tindih dalam satu topik dan konsep. Karakteristik kimia dan
fisika dan perubahan pembelajaran biologi, kimia dan fisika.
Gambar 9. Diagram peta Integrated(Fogarty,1991)
C. CONTOH TEMA IPA TERPADU YANG DIKAITKAN DENGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Sebelum merencanakan pembelajaran kita harus menentukan tema
terlebih dahulu. Penulis akan memberikan contoh tema yang disajikan pada
874
materi IPA SMP. Misalkan kita mengangkat tema “Pencemaran udara”. Dari tema
ini kita akan mencoba membuat peta konsep yang berkaitan dengan tema
tersebut (lampiran 1, gambar 10). Dari peta konsep ini kemudian dibuat RPP,
LKS(lampiran 2), bahan ajar, kunci jawaban soal yang sesuai tema yang
tersebut.
Pengambilan suatu tema dalam IPA terpadu diharapkan mempu
mengembangkan literasi sains siswa. Dengan demikian diharapkan siswa
memiliki bekal pengetahuan lapangan yang pada gilirannya akan menjadikan
siswa tanggap terhadap perubahan yang terjadi dilingkungannya dan mampu
bersikap positif terhadap permasalahan sosial disekitar mereka.
SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN
Dari uraian di atas maka dapat diambil simpulan bahwa untuk meningkatkan
literasi sains siswa perlu dikembangkan pembelajaran IPA terpadu menggunakan
tema yang akan lebih memudahkan pemahaman siswa mengenai IPA
B. SARAN
Disarankan pada guru agar mengembangkan pembelajaran IPA terpadu
menggunakan tem, baik di tingkat SD maupun SMA.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI , Modul Diklat Rumpun Bidang Pendidikan dana
Akademik Pengembangan Silabus dan RPP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Badan Litbang Diklat Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan, Jakarta, 2006
http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/21/09310129/Kurikulum.2013.Masih.Pr
o-Kontra, diakses tanggal 8/1/13 pk 00.49 http://mishadonline.blogspot.com/2013/01/pro-kontra-kurikulum-2013_4.html,
diakses tanggal 8/1/13 pk 00.52
875
http://download-soal.blogspot.com/2012/10/kurikulum-baru-hanya-7-mata-pelajaran.html, diakses tanggal 8/1/13 pk 00.57
http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/20/11360443/Latih.Guru.dalam.6.Bulan.
Mustahil., diakses tanggal 8/1/13 pk 01.04 http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/20/09432290/Anggaran.Kurikulum.2013
.Capai.Rp.684.4.M, diakses tanggal 8/1/13 pk 01.06 http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/20/13571460/Sosialisasi.Kurikulum.201
3.Mepet, diakses tanggal 8/1/13 pk 01.08 http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/20/08363580/Kurikulum.2013.Nama.Ba
ru.Konsep.Jadul., diakses tanggal 8/1/13 pk 01.09 http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/19/12564532/Ini.Kelemahan-
kelemahan.Kurikulum.2013, diakses tanggal 8/1/13 pk 01.16 http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/18/15402716/Kurikulum.2013.Belum.Di
perlukan., diakses tanggal 8/1/13 pk 01.17 http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/17/13332174/Kemendikbud.Bersedia.T
unggu.Rekomendasi.DPR, diakses tanggal 8/1/13 pk 01.20 http://edukasi.kompas.com/read/2013/01/07/19094839/DPR.Kaji.Kurikulum.2013,
diakses tanggal 8/1/13 pk 01.22 http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1467737, diakses
tanggal 12/4/13 pk 18.16