PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA...

106
PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM PERSPEKTIF FIQH IMAM ABU HANIFAH DI SEMBUNGAN, KEJAJAR, WONOSOBO, JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Oleh: Irinna Ika Wulandari NIM: 21111034 JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALAT IGA 2016

Transcript of PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA...

Page 1: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL

DALAM PERSPEKTIF FIQH IMAM ABU HANIFAH

DI SEMBUNGAN, KEJAJAR, WONOSOBO,

JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

Oleh:

Irinna Ika Wulandari

NIM: 21111034

JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALAT IGA

2016

Page 2: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan
Page 3: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan
Page 4: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan
Page 5: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan
Page 6: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

MOTTO

Jika setiap cerita hidup kita selalu indah,

Kita tidak akan pernah bisa belajar tentang

ikhlas dan sabar

Ketika kehidupan tidak

kamu jalani dengan penuh kesungguhan,

maka kamu akan menjalaninya dengan penuh

kelemahan

Jika kita telah melakukan yang terbaik,

kita tidak akan memiliki waktu

untuk mengkhawatirkan kegagalan...

Page 7: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

PERSEMBAHAN

Atas rahmat dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini

penulis persembahkan untuk:

Orang tua ku tersayang Bapak Muh Isom dan Ibu

Siti Munawaroh yang selalu memberikan do’a, kasih

sayang, semangat kepada ku, hormat dan baktiku

kan selalu tertuju untukmu. Mereka adalah

malaikat ku di dunia.

Adikku tersayang Dian Vera Rahmawati

terimakasih untuk do’anya semoga semua cita-cita

mu terwujud.

Kakek dan nenekku, Ngatemin dan Siti Fatimah

serta seluruh keluarga yang telah mendukungku.

Untuk keponakan ku tersayang Esa Bhakti Illahi

teruslah belajar yang rajin.

Sahabatku Nurul, Aini, Rosa terimakasih untuk

kebersamaan kita selama empat tahun ini semoga

persahabatan kita akan terus terjalin sampai

kapanpun.

Untuk Muhlasin terimakasih telah memberikan

motivasi dan dukungan.

Teman-teman ku seperjuangan AS angkatan 2011.

Teman-teman Pondok Salafiah Pulutan yang telah

memberikan canda tawa dan kenangan yang

Page 8: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

terbaik. Terutama untuk mbk Imah, Nuril, dan Erni

terimakasih

Untuk mbk Nina, mbk Lita, ijah terimakasih untuk

kebersamaan kita.

Keluarga besar PMII Joko Tingkir kota Salatiga

terimaksih untuk kebersamaannya sahabat-sahabati.

Keluarga besar LPM Dinamika.

Semua Kyai Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan

terimakasih atas bimbingan dan petuah-petuahnya.

Bapak H.Agus Ahmad Suaidi, M.A. yang telah

memberikan inspirasi dan bimbingan bagi penulis.

Bapak Sukron Ma’mun,S.HI.,M.Si sebagai dosen

pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis

dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

Gus Faid dan Gus Niam yang telah membantu

memberikan kritik dan saran bagi penulis.

Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga

Almamater tercinta Kampus INSTITUT AGAMA

ISLAM NEGERI SALATIGA.

Page 9: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah

SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut

setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh

gelar kesarjanaan dalam Ilmu Syari‟ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima

kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Sukron Ma‟mun,S.HI.,M.Si selaku Ketua Jurusan Ahwal Al Syakhshiyyah

(AS).

3. Sukron Ma‟mun, S.HI.,M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan

waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

4. Heni Satar N,S.H.,M.Si selaku pembimbing akademik

5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 10: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

6. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan

mendukung penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh

kasih sayang dan kesabaran.

7. Masyarakat Desa Sembungan, Kejajar, Wonosobo yang telah memberikan

penulis tempat dalam mengadakan penelitian, sehingga terselesainya skripsi

ini.

8. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung

dalam penyelesaian skripsi ini.

Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang

setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga

bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

Salatiga, 9 September 2015

Penulis,

Irinna Ika Wulandari

Page 11: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

ABSTRAK

Wulandari, Irinna Ika. 2016. PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT

GIMBAL DALAM PERSPEKTIF FIQH IMAM ABU HANIFAH DI

SEMBUNGAN, KEJAJAR, WONOSOBO. Skripsi. Jurusan Ahwal Al

Syakhshiyyah. Fakultas Syariah. Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Dosen Pembimbing: Sukron Ma’mun,S.HI., M.Si.

Kata Kunci: Fiqh Imam Abu Hanifah, Adat ruwatan rambut Gimbal

Perkembangan Islam di Indonesia mengalami proses yang

berkaitan dengan berbagai bidang kehidupan lainnya yang bermacam-

macam. Salah satunya termasuk bersinggungan langsung dengan tradisi

dan budaya masyarakat Indonesia. Berkenaan dengan itu, maka perlu

ditegaskan bahwa unsur-unsur budaya lokal yang dapat menjadi sumber

hukum Islam ialah yang sekurang-kurangnya tidak bertentangan dengan

prinsip-prinsip Islam. Agama sebagai sistem nilai pasti akan mengalami

proses akulturasi, terhadap kemajemukan budaya. Oleh karena itu,

bagaimana hukum Islam menghadapinya dan mampu menyelesaikan

permasalahan yang timbul di masyarakat dengan baik serta mendatangkan

kemaslahatan dari penetapan hukum dan menghindarkan dari

kemudharatan.

Kemudian peneliti merumuskan sebagai berikut untuk mengetahui

penyebab munculnya ruwatan rambut gimbal masyarakat Sembungan,

Kejajar,Wonosobo, untuk mengetahui prosesi ruwatan rambut gimbal,

Untuk mengetahui bagaimana pandangan Fiqh Imam Abu Hanifah

terhadap prosesi ruwatan rambut gimbal. Penelitian menggunakan

pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Metode yang akan digunakan adalah dengan melakukan wawancara,

observasi, catatan lapangan dan pemanfaatan dokumen.

Ruwatan rambut gimbal merupakan prosesi pemotongan pada anak

rambut gimbal yang bertujuan untuk menghilangkan bala‟/bencana rambut

gimbal, agar si anak memiliki rambut yang normal, pemotongan rambut

gimbal bersifat simbolis dari Tafa‟ul dengan maksud untuk memperoleh

keberkahan, kesehatan, dan mengharap kebaikan di masa yang akan

datang. Namun apabila adanya keyakinan atau kepercayaan dengan cara

memotong rambut gimbal akan menghilangkan nasib buruk maka

termasuk Thiyaroh (merasa bernasib sial) dan berujung pada kemusyrikan

dengan alasan misalnya jika rambut tidak dipotong hidupnya akan celaka.

Karena hal seperti itu jelas bertentangan dengan hukum Islam.

Kepercayaan kepada yang lain misalnya Bhatara Kala, hingga meyakini

jika dengan diadakan ruwatan maka dapat terhindar dari mangsa Bhatara

Kala atau terbuang sialnya. Dalam Al Qur‟an maupun hadis telah

dijelaskan tidak ada nasib buruk. Karena Semua itu datangnya hanya dari

Allah semata.

Page 12: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN LOGO ................................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI ........................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. v

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 8

E. Penegasan Istilah .................................................................. 9

F. Tinjauan Penelitian ................................................................ 10

G. Metode Penelitian .................................................................. 12

H. Sistematika Penulisan............................................................. 18

BAB II : RUWATAN MENURUT FIQH

A. Adat Istiadat (al-„urf) ............................................................. 20

B. Ruwatan bagian dari Tafa‟ul.................................................. 25

C. Harmoni Islam dan budaya Jawa ........................................... 33

BAB III : DESA SEMBUNGAN DAN MUNCULNYA TRADISI

RUWATAN RAMBUT GIMBAL

A. Gambaran umum Desa Sembungan ....................................... 36

B. Struktur Organisasi Rt/Rw ..................................................... 39

C. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat ........................................ . 40

D. Sejarah Ruwatan di Sembungan ............................................. 42

Page 13: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

E. Rangkaian Prosesi Ruwatan....................................................... 44

1. Pra Acara ............................................................................ 44

2. Prosesi Ruwatan.......................................................... ....... 44

3. Petugas Pencukur rambut gimbal........................ ............... 47

4. Urutan Kirab Budaya ........................................................ 48

5. Daftar nama anak yang diruwat tgl 1 Agustus 2015 .......... 51

F.Sejarah Mitos Kepercayaan ruwatan rambut gimbal ................. 52

BAB IV : TRADISI RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM

PERSPEKTIF FIQH IMAM ABU HANIFAH

A. Tradisi dan Keyakinan ........................................................... 55

B. Prosesi dan Makna Ruwatan Rambut Gimbal ....................... 58

C. Prosesi Ruwatan Rambut Gimbal dalam Perspektif Fiqh

Imam Abu Hanifah ..................................................................... 64

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 74

B. Saran-saran ............................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 14: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan sebagian besar penduduknya

beragama Islam. Perkembangan Islam di Indonesia mengalami proses yang

berkaitan dengan berbagai bidang kehidupan lainnya yang bermacam-macam.

Salah satunya termasuk bersinggungan langsung dengan tradisi dan budaya

masyarakat Indonesia. Namun bukan berarti tradisi dan budaya yang telah ada

hilang begitu saja. Berkenaan dengan itu, maka perlu ditegaskan bahwa

unsur-unsur budaya lokal yang dapat menjadi sumber hukum Islam ialah

yang sekurang-kurangnya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.

Yaitu tidak ada unsur yang bertentangan dengan dalil syara‟ yang dilarang.

Agama sebagai sistem nilai pasti akan mengalami proses akulturasi

(KBBI,1989:18) dan kolaborasi terhadap kemajemukan budaya sebagai hasil

tindakan manusia maupun kemajemukan budaya yang masih berada pada

pemikiran dan sikap manusia. Oleh karena itu, bagaimana hukum Islam

menghadapinya dan mampu menyelesaikan permasalahan yang timbul di

masyarakat dengan baik serta mendatangkan kemaslahatan dari penetapan

hukum dan menghindarkan dari kemudharatan. Tradisi dan budaya

merupakan warisan bangsa yang tidak ternilai harganya, karena itu menjadi

kewajiban dan tanggung jawab bangsa Indonesia untuk melestarikan

keberadaannya sehingga tidak punah begitu saja. Ruwatan merupakan prosesi

adat rambut gimbal (gembel) yang dilakukan masyarakat Sembungan,

Kejajar,Wonosobo. Prosesi ini dimaksud dengan tujuan untuk menghilangkan

Page 15: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

rambut gembel agar si anak memiliki rambut yang normal, selain itu si anak

yang dicukur rambutnya agar memperoleh keberkahan dan kesehatan serta

untuk menjalankan ajaran leluhur mereka. Upacara ruwatan cukur rambut

gimbal di Sembungan ini sudah menjadi agenda tahunan yang dilaksanakan

oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Dan kegiatan ini selalu mengundang

ribuan orang untuk mengunjunginya. Setiap anak yang berambut gimbal

harus melewati prosesi “ruwatan”.

Ruwatan menurut bahasa Jawa berarti “lepas” yang bermakna lepas dari

karakteristik sebagai anak gimbal, dengan cara mencukur rambut gimbalnya.

Supaya rambut gimbal nya tidak akan tumbuh gimbal lagi. Anak-anak

gembel tersebut sering disebut anak sukerta (diganggu). Anak sukerta adalah

anak yang dicadangkan menjadi mangsa dari Bathara kala. Agar kembali

menjadi anak yang wajar maka harus disucikan dan dibersihkan gimbalnya.

Proses menghilangkan sesuker rambut gimbalnya itulah yang dinamakan

Ruwatan. Rambut ini muncul pertama kali disertai demam tinggi dan

menggigau (ngrumil) merupakan bahasa Dieng saat tidur. Gejala ini baru

berhenti dengan sendirinya ketika rambut sang anak menjadi kusut (gimbal)

dan menyatu antara yang satu dengan lainnya, menyerupai rambut orang-

orang rastafara Jamaica. Menurut kepercayaan setempat anak berambut

gimbal ini merupakan keturunan orang pertama yang hidup di dataran tinggi

Dieng yaitu Kyai Kolodete, bagi mereka anak gimbal adalah anak titipan

leluhur yang harus mereka jaga.

Rambut gimbal dipercaya sebagai titipan dari Kyai Kolodete yang

Page 16: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

merupakan manusia pertama yang melakukan babat alas Dieng. Kyai

Kolodete diyakini memiliki rambut panjang dan gembel (gimbal) yang

kemudian sebelum beliau meninggal mewasiatkan rambut gembelnya akan

dititipkan pada anak cucu dan keturunannya. Kyai Kolodete memang

menyukai anak-anak dan akan menurunkan gimbalnya pada anak-anak,

namun tidak semua anak Dieng berambut gimbal. Hanya mereka yang terpilih

atau nasib anak itu masing-masing.

Ada juga yang percaya rambut gimbal merupakan bala‟/ bencana sehingga

anak yang telah dipotong rambut gimbalnya dipercayai akan tumbuh menjadi

anak baik panjang umur, dan banyak rezeki. Sebaliknya jika tidak dicukur,

dia akan tumbuh menjadi anak nakal dan selalu mengalami masalah, oleh

karena itu ruwatan pemotongan rambut gimbal menjadi tradisi yang sejak

dulu terus dipertahankan sampai sekarang. Kepercayaan secara turun temurun

dan terus diyakini seseorang yang dianggap diluar kewajaran memang

terkadang aneh dan tidak masuk akal (irasional), akan tetapi bagaimanapun

juga hal ini merupakan hak asasi kepercayaan setiap orang. Anak yang

berambut gimbal cenderung lebih aktif bahkan nakal di bandingkan pada

anak umumnya. Anak-anak berambut gimbal di Dieng biasanya diperlakukan

istimewa oleh keluarga dan masyarakat sekitar karena memiliki kelebihan

dibanding dengan anak lain sebayanya. Dan biasanya memiliki permintaan

yang sering diluar dugaan, anak-anak gimbal ini belum akan dipotong

rambutnya sampai anak tersebut meminta dengan sendirinya atau atas inisiatif

dari orang tua dengan terlebih dahulu ditannya permintaan anak gimbal.

Page 17: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Kemudian sang anak akan mengatakan permintaannya, dan permintaan ini

pun sering diluar dugaan orang tuanya seperti minta telur satu keranjang,

minta tikus, minta gethuk, dan sebagainya. Dan permintaan ini tidak akan

berubah dari sejak pertama dia bicara sampai ketika akan dilakukan ruwatan

pemotongan. Hal ini nampaknya aneh tapi itulah kenyataan yang ada. Anak

gimbal tidak terlahir gimbal namun tumbuh pada usia 2-5 tahun, gejala awal

yang muncul anak panas antara 1-2 minggu tidak kunjung sembuh, setelah

beberapa hari kemudian akan tumbuh gimbal pada bagian rambut kepalanya.

Dan jika rambut itu dipotong sewaktu-waktu tanpa melalui prosesi ruwatan

anak itu bisa sakit.

Prosesi yang dilakukan selama ruwatan di desa Sembungan

menggunakan cara islam yang sedikit digabung dengan adat jawa dengan

adanya ingkung, tumpeng rombyong, (nasi tumpeng diberi tusukan-tusukan

jajanan pasar) yang nantinya semua itu akan dimakan bersama oleh

pengunjung. Iringan solawat atau rebana, pengajian dan doa-doa tolak bala

(bencana) dikumandangkan saat prosesi cukur rambut gimbal. Setelah

sholawat atau rebana kemudian dibuka dengan sambutan oleh salah satu

pelaksana upacara. Kemudian setelah sambutan-sambutan selesai maka

prosesi upacara pun dimulai. Prosesi cukur rambut gimbal di Sembungan

dilaksanakan di sekitar Telaga Cebong, permintaan anak dipenuhi dan rambut

siap dipotong. Doa-doa Islam dikumandangkan oleh Kyai setempat prosesi

ruwatan dilanjutkan dengan larungan dimana rambut yang sudah dipotong

dikumpulkan kemudian dilarung ditengah Telaga Cebong, dengan iringan

Page 18: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

sholawat Nabi dan musik rebana. Kegiatan Terakhir adalah makan tumpeng

Robyong (berbentuk tumpeng nasi putih di atasnya ditancapkan jajan pasar)

dan jajanan pasar dari warga sekitar secara bersama-sama. Kemudiaan

dimeriahkan oleh pawai budaya. Dengan urut-urutan Kesenian Thek-thek

(angklung), pembawa song-song agung (pembawa payung besar), pembawa

jajanan pasar, pembawa bucu robyong (nasi tumpeng di tusuki jajanan pasar),

pembawa bebana (permintaan anak gimbal), pasukan tombak, anak berambut

gimbal, rebana, kesenian kuda kepang, kelompok anak-anak (terdiri dari

kelomok anak-anak sekolah), kesenian angguk (syair-syair Islam), kelompok

masyarakat dan keluarga anak yang diruwat, kesenian liong (naga), dan

terakhir masyarakat desa.

Fenomena anak gimbal ini memang sudah lazim di kalangan

masyarakat Sembungan. Namun bagi orang luar, peristiwa ini adalah sesuatu

yang aneh, unik, dan mungkin sulit diterima dengan logika. Yang jelas, anak-

anak gimbal ini ibarat menjadi “raja” yang akan dikabulkan semua

keinginannya hingga masa ketika tiba waktu untuk dipotong mahkota “

rambut gimbalnya”.

Ruwatan merupakan tradisi yang sebenarnya sudah mengadopsi ajaran

Islam, ruwatan yang dilakukan masyarakat Sembungan merupakan prosesi

pemotongan rambut anak Gimbal dengan tujuan untuk keselamatan dari anak

yang akan diruwat, di dalam Islam sendiri Slametan (doa, ucapan pernyataan

dan sebagainya yang mengandung harapan supaya sejahtera, beruntung tidak

kurang satu apapun) bertujuan untuk menghindarkan suatu hal yang tidak di

Page 19: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

inginkan atau dengan kata lain untuk meminta keselamatan dan kesehatan

kepada Allah untuk seseorang dengan mengundang orang untuk melakukan

makan bersama maupun melakukan doa bersama. Makanan yang dihidangkan

dalam suatu acara selametan (doa, ucapan pernyataan dan sebagainya yang

mengandung harapan supaya sejahtera,beruntung tidak kurang satu apapun)

merupakan sedekah/Sodakoh untuk keselamatan, yang artinya secara

langsung bermakna keberuntungan bagi orang-orang yang diundang, karena

ketika masyarakat datang mendapatkan rezeki bisa makan bersama. Selain

selametan ada juga pembacaan sholawat, sholawat yang berarti memuji

mengagungkan Rosullullah, dan membuat wasilah dengan membaca

sholawat. Barang siapa yang membaca sholawat untuk nabi, maka akan

menjadi cahaya nanti di hari akhir.

Para ulama ushul fiqh memberikan definisi adat sebagai berikut

تك

غيعالقةعقليةررمناألمرامل

“Sesuatu yang dikerjakan secara berulang-ulang tanpa adanya

hubungan rasional” Definisi ini menunjukkan bahwa apabila suatu perbuatan dilakukan

secara berulang-ulang menurut hukum akal, tidak dinamakan adat. Definisi

ini juga menunjukkan bahwa adat itu mencakup persoalan yang amat luas,

yang menyangkut masalah pribadi, seperti kebiasaan seseorang dalam tidur,

makan, dan mengkonsumsi jenis makanan tertentu, atau permasalahan yang

menyangkut orang banyak, yaitu sesuatu yang berkaitan dengan hasil

pemikiran yang baik dan yang buruk. Adat juga bisa muncul dari sebab alami,

Page 20: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

seperti cepatnya seorang anak menjadi baligh di daerah tropis, disamping itu

adat juga bisa muncul dari hawa nafsu dan kerusakan akhlak, seperti korupsi,

sebagaimana adat juga bisa muncul dari kasusu-kasus tertentu, seperti

perubahan budaya suatu daerah disebabkan pengaruh budaya asing. Adapun

„urf menurut ulama ushul fiqh Mushtafa Ahmad al-Zarqa dalam buku Haroen

(1996:138) adalah:

ق ولأوفعل عادةجهورق ومف

Kebiasaan mayoritas kaum, baik dalam perkataan atau perbuatan Di dalam Al Qur‟an jugs telah dijelaskan jika meminta perlindungan

kepada selain Allah terhadap sesuatu hal itu termasuk kemusyrikan yang

dilarang, sebagaimana berikut:

فعكوليضركفإنف علتفإنكإذامن ولتدعمندوناللومالي ن الظالمي

“Dan janganlah kamu memohon kepada selain Allah, yang tidak dapat

memberi manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu,jika kamu

berbuat (hal itu), maka sesungguhnya kamu, dengan demikian, termasuk

orang-orang yang dhalim (musyrik).” (QS. Yunus: 106).

فالرادلفضلويصيبو كاشفلوإلىووإنيردكبي فال إنيسسكاللوبضرمنعبادهوىوالغفورالرحيم بومنيشاء

”Dan jika Allah menimpakan kepadamu suatu bahaya, maka tidak ada yang

dapat menghilangkannya selain Dia; sedang jika Allah menghendaki

untukmu sesuatu kebaikan, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-

Nya…” (QS. Yunus: 107)

Page 21: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Dasar kaidah yang lain adalah adalah Firman Allah, Surat Al-A‟raf: 199).

خذالعفووأمربالعرفوأعرضعنالاىلي

“Berikanlah maaf dan perintahkanlah mengerjakan ma‟ruf dan

berpalinglah dari orang-orang jahil / bodoh” (QS. Al-A‟raf: 199)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana praktek ruwatan terhadap anak gimbal di Sembungan bisa

muncul?

2. Bagaimana prosesi ruwatan rambut gimbal di Sembungan berlangsung?

3. Bagaimana pandangan Fiqh Imam Abu Hanifah terhadap prosesi ruwatan

rambut gimbal di Sembungan?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui penyebab munculnya praktek ruwatan rambut gimbal

masyarakat Sembungan, Kejajar, Wonosobo.

2. Untuk mengetahui prosesi ruwatan rambut gimbal masyarakat Sembungan,

Kejajar, Wonosobo.

3. Untuk mengetahui bagaimana pandangan fiqh Imam Abu Hanifah

terhadap prosesi ruwatan rambut gimbal masyarakat Sembungan, Kejajar,

Wonosobo.

Page 22: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

D. MANFAAT

1. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti , untuk mengetahui bagaimana dan apa saja yang ada

dalam prosesi ruwatan rambut gimbal masyarakat Sembungan, Kejajar,

Wonosobo.

b. Bagi ilmu hukum untuk mengetahui adakah hal-hal yang tidak sesuai

dalam prosesi ruwatan dengan hukum Islam.

c. Bagi masyarakat agar masyarakat paham mengenai aturan-aturan hukum

yang berlaku dalam syariat Islam dan melestarikan kebudayaan yang telah

ada.

2. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis ini berdasarkan teori-teori yang dapat digunakan

sebagai salah satu cara untuk memahami bagaimana pandangan hukum

Islam terhadap prosesi ruwatan rambut gimbal.

E. PENEGASAN ISTILAH

1. Pandangan : Sesuatu yang dapat dipandang (dalam arti kiasan juga)

(Kamus Besar Bahasa Indonesia,1976:704).

2. Hukum : Peraturan yang dibuat oleh suatu kekuasaan/ adat yang dianggap

berlaku oleh dan untuk orang banyak( Kamus besar bahasa Indonesia,

1976:363)

3. Islam : Agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW( kamus besar

bahasa indonesia,1976:388)

Page 23: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

4. Prosesi : Pawai atau perarakan dengan upacara( kamus besar bahasa

indonesia,1976:769)

5. Adat : aturan (peraturan dsb) yang lazim diturut atau dilakukan sejak

dahulu kala (kamus besar bahasa indonesia,1976:15).

6. Ruwatan : adalah upacara membebaskan orang dari nasib buruk yang

akan menimpa (kamus besar bahasa indonesia,1976:842)

7. Rambut : adalah bulu yang berutas-utas halus yang tumbuh di kepala/

tubuh ( kamus besar bahasa indonesia,1976:795)

8. Gimbal : adalah lebat dan tidak teratur (kamus besar bahasa indonesia

http://ebsoft.web.id)

F. TINJAUAN PUSTAKA

Adat memanglah sesuatu yang sudah ada dan tidak dapat dihilangkan.

Yang lahir secara turun-temurun dari para leluhur. Seperti dalam kaidah adat

kebiasaan dapat dijadikan pijakan hukum.

Pada penelitian Sebelumnya Tradisi Ruwatan Laut dalam Perspektif

Hukum Islam (di kelurahan kangkung kecamatan Teluk Betung selatan kota

bandar lampung) skripsi yang ditulis oleh Riki Dian Saputra UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta menerangkan Ruwatan laut merupakan akulturasi antara

budaya dan agama, karena dengan melaksanakan ruwatan laut tersebut ada

pelestarian nilai-nilai sosial keagamaannya. Terlepas dari tradisi ruwatan laut

masyarakat muslim kelurahan kangkung bahwa pada dasarnya untuk

mempertahankan eksistensi keberlangsungan kehidupan dan kerukunan

Page 24: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

beragama di dalam masyarakat disana, maka tradisi tersebut masih tetap

dilaksanakan.

Kemudian, Tradisi Upacara Ruwatan Ruwah Desa (Studi Kasus di Desa

Gemurung Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo) skripsi yang ditulis

oleh saudari Khoirotun Nasifah 2012 (digilib.uinsby.ac.id/1/240/4/bab1/pdf)

menyimpulkan bahwa upacara Ruwah Desa merupakan suatu tradisi

masyarakat Gemurung yang biasa diadakan setahun sekali dalam bulan ruwah

yang telah menjadi tradisi sejak lama di desa tersebut. Pada dasarnya upacara

Ruwah Desa yang diadakan di Desa Gemurung merupakan realisasi tradisi

nenek moyang yang dikenal secara mandalam dikalangan masyarakat dengan

istilah mengikuti orang terdahulu. Masyarakat Gemurung menganggap

dengan mengadakan upacara Ruwah Desa tersebut merupakan upacara ibadah

dalam ajaran Islam karena sabagian dapat lebih mendekatkan diri kepada

Allah karena telah diberi rizki dan menjadikan desanya sejahtera tentram

serta penghasilan desa sangat baik. Di dalam pandangan hukum Islam,

tindakan masyarakat Gemurung yang tergolong santri mereka menyebutkan

bahwa upacara Ruwah Desa yang mereka lakukan hanyalah niat untuk

sedekah kepada Allah agar desanya terhindar dari bahaya dan tidak terdapat

unsur syirik, khurafat ataupun tahayul. Karena dalam upacara tersebut diisi

dengan nilai-nilai keislaman seperti khataman. Dilanjutkan Shalat Ashar

berjamaah, Istighosah dan pembacaan Yasiin dan tahlil, pengajian dan

sholawat.

Page 25: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Dengan demikian, upacara Ruwatan Desa di desa Gemurung tidak

bertentangan dengan ajaran Islam karena tidak ada unsur penyembahan

ataupun yang lainnya.

Penelitian-penelitian terkait dengan anak gembel di Dieng diantaranya

adalah skripsi Heri Cahyono,mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

yang berjudul ”Ruwatan Cukur Rambut Gimbal di Desa Dieng Kecamatan

Kejajar Kabupaten Wonosobo” (2008,Perpustakaan Digital UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta). Dalam penelitian ini Cahyono menerangkan

bagaimana asal mula tradisi ruwatan cukur anak gimbal di Desa Dieng.

Dijelaskan juga bagaimana prosesi ruwatan serta makna upacara ruwatan bagi

masyarakat. Dalam penelitian ini, Cahyono hanya menjelaskan asal-usul,

prosesi dan makna ritual secara umum.

Sedangkan fokus penelitian skripsi yang akan dilakukan oleh penulis

adalah untuk memberikan penjelasan dan gambaran tentang Prosesi Ruwatan

Rambut Gimbal (di desa Sembungan, Kejajar, Wonosobo) dalam Perspektif

Fiqh Imam Abu Hanifah.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Untuk membantu memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian,

peneliti akan menggunakan jenis pendekatan kualitatif dan

menggunakannya sebagai acuan dalam penulisan proposal skripsi.

Pendekatan Kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan

Page 26: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan

prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari kualifikasi

pengukuran (Ghani,1997:11). Sedang menurut Taylor dalam (Moleong,

2002:3) penelitian kualitatif adalah sebuah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati. Dari pengertian tersebut, sudah

tentu sesuai dengan judul yang telah ada ini, peneliti akan berada pada

latar yang alamiah sehingga metode yang akan digunakan adalah dengan

melakukan wawancara, observasi, catatan lapangan dan pemanfaatan

dokumen.

Penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang menghasilkan

data tertulis. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan oleh penulis

adalah diskripsi. Penelitian diskripsi menurut (Suryabrata, 1998:19) adalah

penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan uraian, paparan

mengenai situasi kejadian-kejadian.

2. Kehadiran Peneliti

Seperti yang telah diterangkan di atas bahwasannya peneliti akan

melaksankan observasi dan wawancara langsung pada obyek kajian

sehingga sudah tentu peneliti barada pada lapangan bersama nara

sumber yang ada. Penelitian akan dilaksanakan di Desa Sembungan

Kecamatan Kejajar Wonosobo, Jawa Tengah. Sembungan sendiri

merupakan tempat yang terdapat rambut Gimbal sejak dari dahulu,

yang ruwatannya merupakan peninggalan nenek moyang.

Page 27: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di desa Sembungan, Kejajar, Wonosobo

Jawa Tengah pada tahun 2015.

4. Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah semua data yang diperoleh dari

informan yang dianggap penting dan juga dihasilkan dari dokumentasi

yang menunjang. Data yang peneliti gali berasal dari unsur-unsur yang

terkait dengan judul yang diteliti.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting

dalam sebuah penelitian, karena tujuan dari peneliti adalah untuk

mendapatkan data. Dalam pelaksanaan penelitian ini, data akan

diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data:

a. Observasi Langsung

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. di

dalam penelitian peneliti mengobservasi prosesi ruwatan atau

pemotongan rambut gimbal. Menurut (Nawawi,1990:100)

observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek

penelitian. Dalam observasi ini penulis mengamati prosesi

rangkaian acara Ruwatan rambut gimbal dari Awal sampai akhir

acara.

Page 28: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

b. Wawancara

Yakni percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011:186) nara

sumber yang diwawancara meliputi Kadus desa Sembungan, tokoh

agama, ketua kelompok sadar wisata (Pokdarwis), anak yang

berambut gimbal, orang tua anak berambut gimbal, serta

masyarakat.

c. Dokumen

Dokumen terdiri dari kata-kata dan gambar yang telah

direkam tanpa campur tangan pihak peneliti. Dokumen tersebut

tersedia dalam bentuk tulisan, catatan, suara dan gambar

(Daymon,2008:3) metode ini digunakan untuk memperluas

pengamatan dan pengumpulan data. Data yang diambil berasal dari

catatan hasil wawancara, dan foto-foto dokumentasi.

6. Analisis Data

Menurut (Muhadjir,1994:104) menyatakan, analisis data

merupakan upaya untuk mencapai dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan

pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya

sebagai temuan bagi orang lain. Penulis akan menunjukkan laporan

penelitian yang berisi kutipan-kutipan data dan memberikan gambaran

Page 29: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

penyajian laporan. Data yang penulis sajikan seperti naskah

wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, dan sebagainya.

7. Keabsahan Data

Untuk keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dalam

kriteria kreadibilitas. Hal ini dimaksud untuk membuktikan bahwa apa

yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam

penelitian. Metode yang digunakan dalam pengecekan keabsahan

data:

a. Triangulasi Sumber

Yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan

alat yang berbeda. Dalam metode ini penulis mengecek

informan satu dengan yang lain yang diwawancara dan dari sini

dapat diukur benar tidaknya kenyataan yang ada.

b. Triangulasi metode

Yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan sumber data

dengan metode yang sama (Moleong,2002:178). Dalam metode

ini penulis melakukan kroscek antara wawancara dengan hasil

observasi yang dilakukan .

8. Tahap-tahap Penelitian

Menurut (Moloeng,2002:84-105) tahap-tahap penelitian yang

digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

Page 30: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

a. Tahap Pra lapangan

1. Mengajukan judul penelitian

2. menyusun proposal skripsi

3. Konsultasi penelitian kepada pembimbing

b. Tahap pekerjaan lapangan

1. Persiapan diri untuk memasuki lapangan

2. Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus

penelitian

3. Pencatatan data yang telah dikumpulkan

c. Tahap analisis data

1. Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian

2. pengecekan keabsahan data

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman pembaca pada penelitian ini,

peneliti menyusun sebuah sistematika penulisan. Sistematika

penulisan ini ada lima macam bab, yang masing-masing membahas

masalah yang berbeda. Akan tetapi, hal itu merupakan satu kesatuan

yang menyambung. Adapun rincian dari kelima bab tersebut adalah

sebagai beriku:

Bab pertama, bab ini berisi pendahuluan yang bertujuan untuk

memberikan gambaran objek kajian secara umum. Pada bab ini akan

memuat pembahasan yang meliputi latar belakang yang berisi hal-

hal yang aneh dan menarik untuk diteliti.

Page 31: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Bab kedua, bab ini membahas landasan teori yang menyangkut

pandangan fiqh Imam Abu Hanifah mengenai adat, kepercayaan,

serta ruwatan itu sendiri dan peneliti-peneliti sebelumnya yang telah

melakukan penelitian tentang ruwatan. Bab ini dimaksudkan untuk

memberikan gambaran tentang masyarakat dan lingkungan yang

menjadi latar belakang ritual adat ruwatan rambut gimbal serta fiqh

Imam Abu Hanifah yang menjadikan landasan teori.

Bab ketiga, bab ini mendeskripsikan, pertama: tentang data

penelitian yang mencakup setting penelitian yang telah dinarasikan

oleh penulis agar mudah dipahami oleh pembaca. Setting penelitian

tersebut berisi letak geografis, demografis, dan aspek keadaan

penduduk sekitar. Kedua: asal-usul ruwatan yang tidak patut untuk

dilupakan, karena sejarahlah yang membuat semua itu ada. Ketiga,

pelaksanaan prosesi adat ruwatan rambut gimbal yang kemudian

dilanjutkan dengan deskripsi prosesi ini yang dapat dibuktikan

dengan adanya waktu dan tempat yang telah ditentukan, pelaku,

perlengkapan dan mekanisme ruwatan rambut gimbal. Dari semua

deskripsi yang ada pada bab tiga, tidak lain merupakan hasil dari

observasi, wawancara dan dokumentasi dari penelitian prosesi adat

ruwatan rambut gimbal.

Bab keempat, analisa terhadap prosesi adat ruwatan rambut

gimbal di Sembungan, Kejajar, Wonosobo menurut tinjauan fiqh

Imam Abu Hanifah.

Page 32: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Bab kelima, adalah penutup yang berisi kesimpulan dari hasil

pembahasan secara keseluruhan dan disertai dengan saran-saran,

kemudian diakhiri dengan kata penutup.

Page 33: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

BAB II

Ruwatan menurut Fiqh

A. Adat Istiadat (Al-‘urf)

Secara etimologi „Urf العرف berarti “yang baik”. Para ulama ushul

fiqh membedakan antara adat dengan „urf dalam membahas kedudukannya

sebagai salah satu dalil untuk menetapkan hukum syara‟.„Urf menurut

ulama ushul fiqh Mushtafa Ahmad al-Zarqa dalam buku Haroen (1996:138)

adalah:

ق ولأوفعل عادةجهورق ومف

Kebiasaan mayoritas kaum, baik dalam perkataan atau perbuatan

Beliau mengatakan bahwa „urf merupakan bagian dari adat, karena

adat lebih umum dari „urf. Suatu „urf, menurutnya harus berlaku pada

kebanyakan orang di daerah tertentu, bukan pada pribadi atau kelompok

tertentu dan „urf bukanlah kebiasaan alami sebagaimana yang berlaku dalam

kebanyakan adat, tetapi muncul dari suatu pemikiran dan pengalaman,

seperti kebiasaan mayoritas masyarakat pada daerah tertentu yang

menetapkan bahwa harus diadakannya ruwatan pemotongan rambut gimbal

pada anak berambut gimbal di Dieng. Macam-macam „urf menurut

pemaparan Ahmad Fahmi Abu Sunnah dalam buku Haroen (1996:139)

dibagi menjadi tiga macam:

Page 34: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

1. Dari segi obyeknya

a. Al-„urf al-lafzhi اللفظي adalah kebiasaan masyarakat dalam العرف

mempergunakan lafal atau ungkapan tertentu dalam mengungkapkan

sesuatu, sehingga makna ungkapan itulah yang dipahami dan terlintas

dalam pikiran masyarakat. Misalnya, ungkapan “daging” mencakup

seluruh daging yang ada.

b. Al-„urf al-„amali العملي adalah kebiasaan masyarakat yang العرف

berkaitan dengan perbuatan biasa atau mu‟amalah keperdataan. Yang

dimaksud “perbuatan biasa” adalah perbuatan masyarakat dalam masalah

kehidupan mereka yang tidak terkait dengan kepentingan orang lain.

Seperti kebiasaan masyarakat dalam memakai pakaian tertentu dalam

acara-acara khusus.

2. Dari segi cakupannya‟urf terbagi dua

a. Al-„urf al-„am العام adalah kebiasaan tertentu yang berlaku العرف

secara luas di seluruh masyarakat dan di seluruh daerah.

b. Al-„urf al-khash العرفاخاص adalah kebiasaan yang berlaku di daerah

dan masyarakat tertentu. „Urf al-khash seperti ini menurut Mushthafa

Ahmad al-Zarqa‟ tidak terhitung jumlahnya dan senantiasa berkembang

sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi masyarakat.

3. Dari segi keabsahannya dari pandangan syara‟

Page 35: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

a. Al-„urf al-shahih الصحيح adalah kebiasaan yang berlaku di العرف

tengah-tengah masyarakat yang tidak bertentangan dengan nash(ayat atau

hadis), tidak menghilangkan kemaslahatan mereka, tidak pula membawa

mudarat kepada mereka.

b. Al-„urf al-fasid الفاسد adalah kebiasaan yang bertentangan العرف

dengan dalil-dalil syara‟ dan kaidah-kaidah dasar yang ada dalam syara‟.

Dari berbagai kasus „urf yang dijumpai para ulama ushul fiqh

merumuskan kaidah-kaidah fiqh yang berkaitan dengan „urf, diantaranya

yang paling mendasar

مة .1 العادةمكAdat kebiasaan itu bisa menjadi hukum

األزمنةواألمكنة .2 لي نكرت غي راألحكامبت غي

Tidak diingkari perubahan hukum disebabkan perubahan zaman dan

tempat.

3. عروفعرفاكا

لمشروطشرطاامل

Yang baik itu menjadi „urf, sebagaimana yang disyaratkan itu menjadi

syarat

ابتبالنص .4 كالش ابتبالعرف الش

Yang ditetapkan melalui „urf sama dengan yang ditetapkan melalui nash

(ayat atau hadis)

Syarat-syarat ‘Urf

„urf dapat dijadikan sebagai salah satu dalil dalam menetapkan hukum

syara‟ apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

Page 36: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

1. „Urf itu baik yang bersifat khusus dan umum maupun yang bersifat

perbuatan dan ucapan berlaku secara umum. Artinya, „urf itu berlaku

dalam mayoritas kasus yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dan

keberlakuannya dianut oleh mayoritas masyarakat tersebut.

2. „Urf itu telah memasyarakat ketika persoalan yang akan ditetapkan

hukumnya itu muncul. Artinya, „urf yang akan dijadikan sandaran hukum

itu lebih dahulu ada, sebelum kasus yang akan ditetapkan hukumnya.

3. „Urf itu tidak bertentangan dengan yang diungkapkan secara jelas dalam

suatu transaksi. Artinya dalam suatu transaksi apabila kedua belah pihak

telah menentukan secara jelas hal-hal yang harus dilakukan.

4. „Urf itu tidak bertentangan dengan nash, sehingga menyebabkan hukum

yang dikandung nash itu tidak bisa diterapkan. „urf seperti ini tidak bisa

dijadikan dalil syara‟, karena kehujjahan „urf bisa diterima apabila tidak

ada nash yang mengandung hukum permasalahan yang dihadapi.

Legalitas Al-‘Urf

Jumhur fuqaha‟ mengatakan bahwa al-„urf merupakan hujjah dan

dianggap sebagai salah satu sumber hukum syariat. Mereka bersandar pada

dalil-dalil sebagai berikut.

1. Firman Allah Saw :

خذالعفووأمربالعرفوأعرضعنالاىلي

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf”

serta berpalinglah dari orang-orang bodoh”(QS. Al-A‟raf : 199)

Page 37: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Ayat ini menjelaskan tentang wajibnya mengamalkan adat sebab jika

tidak wajib Allah tidak menyuruh Rasullah SWT.

2. Hadits Rasulullah SAW, “Apa yang dilihat kaum muslimin baik maka ia

juga baik di sisi Allah”. Hadits ini menunjukkan bahwa setiap yang

dianggap baik oleh kaum muslimin maka hal itu juga baik di sisi Allah dan

jika memang begitu maka wajib diamalkan dan dijadikan sandaran hukum.

3. Syariat Islam sangat memperhatikan aspek adat kebiasaan orang Arab

dalam menetapkan hukum. Semua ditetapkan demi mewujudkan

kemaslahatan bagi khalayak ramai, seperti akad dan mewajibkan denda

kepada pembunuhan yang tidak disengaja. Selain itu, Islam juga telah

membatalkan beberapa tradisi buruk yang membahayakan, seperti

mengubur anak perempuan dan menjauhkan kaum wanita dari harta

warisan Islam mengakui keberadaan adat istiadat yang baik.

4. Syariat Islam memiliki prinsip menghilangkan segala kesusahan dan

memudahkan urusan manusia dan mewajibkan orang untuk meninggalkan

sesuatu yang sudah menjadi adat kebiasaan mereka karena sama artinya

dengan menjerumuskan mereka ke dalam jurang kesulitan. Agar mereka

tidak terjatuh dalam jurang ini, kita harus mengakui adat kebiasaan mereka

(Khalil,2009:169)

Page 38: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

B. Ruwatan merupakan bagian dari Tafa’ul

Tafa‟ul adalah mengharapkan kebaikan dari suatu tindakan dan

lawan dari Tafa‟ul adalah Tafaum yang artinya pesimis, dan Tafaum

dilarang dalam Islam. Tafa‟ul telah dijelaskan dalam hadis Nabi SAW.

Dalam sebuah hadis Rasululullah saw bersabda:

لعدوىولطي رةوي عجبىنالفال.قال كلمةطيبة وا:وماالفال؟قال:

“Tiada jangkitan penyakit (tanpa kehendak Allah) dan tidak ada

kesialan sesuatu, akan tetapi aku menyukai al-fa‟l”. Para sahabat bertanya:

“Apa itu al-Fa‟l, ya Rasulullah?” Baginda menjawab: “Kalimah/ucapan yang

baik”. (Riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Anas ra)

Al-Fa‟l menurut ulama bermaksud seseorang mendengar atau terdengar

suatu ucapan yang baik. Contohnya ada seorang yang sakit, lalu kawannya

datang dan menziarahinya. Ketika hendak masuk, kawan itu berkata: “Ya

Salim (yang bermaksud: “Wahai orang yang sehat/selamat”). Dengan

panggilan itu ia menaruh keyakinan dalam hatinya bahwa ia akan sehat atau

selamat. Menaruh keyakinan atau harapan seperti ini disebut al-Fa‟l atau at-

Tafa‟ul.

Rasulullah membenarkan al-Fa‟l atau at-Tafa‟ul karena ia berprasangka

baik (husnudzan) kepada Allah atau menaruh harapan kepadaNya, dimana

setiap mukmin diperintahkan supaya senantiasa berprasangka baik kepada

Allah setiap saat.Contoh hadis Nabi tentang Tafa‟ul yaitu Hadis riwayat Abu

Qatadah:

ia berkata Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: Mimpi baik

(rukyah) itu datangnya dari Allah dan mimpi buruk (hilm) datang dari setan.

Maka apabila salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak

Page 39: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

menyenangkan hendaklah dia meludah ke samping kiri sebanyak tiga kali dan

memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatannya sehingga mimpi itu

tidak akan membahayakannya. (Shahih Muslim No.4195) dan harapannya

setan yang mengganggunya pergi.

Sama hal nya dengan ruwatan, orang-orang yang melakukan ruwatan

mengharap kebaikan dari tindakan itu dengan meminta kepada Allah.

Seperti dengan memotong rambut gimbal, dan membuang rambut

gimbalnya yang hanya bersifat simbolis, mengharap yang baik untuk masa

yang akan datang. Namun jika beranggapan dengan niat memotong rambut

gimbal akan membuang bala‟ bencana atau sial maka termasuk musyrik.

contohnya bala hilang dan tersingkir dari si anak. Sial ataupun beruntung

itu datangnya hanya dari Allah Ta‟ala, maka mestinya meminta hanya

kepada Allah, bukan kepada selain-Nya.

Tathoyyur atau Thiyaroh adalah merasa bernasib sial, atau meramal

nasib buruk karena melihat burung, binatang dan lainnya, atau apa saja.

(http://www.arrahmah.com/news/2014/10/24/ruwatan-dan-bahayanya-bagi-

aqidah-islam.html)

Dalam Mashlahah Mursalah, yaitu kebaikan (mashlahah) yang tidak

disinggung-singgung syara‟, untuk mengerjakannya atau meninggalkannya.

Sedang kalau dikerjakan akan membawa manfaat atau menghindari

keburukan. Dalam prakteknya mashlahah tidak banyak berbeda dengan

istihsan. Perbedaannya, istihsan ialah mengecualikan suatu hukum dari

peraturan umum yang ditetapkan qiyas, sedang mashlahah murshalah tidak

ada penyimpangan dari qiyas. Syarat-syarat mashlahah mursalah:

Page 40: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

1. hanya berlaku dalam masalah muamalat

2. tidak berlawanan dengan maksud syar‟iat atau salah satu dalilnya yang

sudah dikenal.

3. mashlahah adalah karena kepentingan yang nyata dan diperlukan oleh

masyarakat.(Hanafie,1993:144)

Mashlahah yang terdapat dalm ruwatan diantaranya seperti:

1. menguatkan tali Silaturahmi

Pada saat hari pelaksanaaan ruwatan pemotongan rambut gimbal

masyarakat berkumpul di telaga Cebong ikut menghadiri acara ruwatan

dan dijadikan sebagai ajang silaturrahmi antar masyarakat. Sebagaimana

dijelaskan dalam hadis berikut:

“Siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dilanjutkan umurnya maka

hendaknya menyambung hubungan keluarga (silaturrahmi)” (HR.

Bukhari Muslim).

2. Membaca Sholawat

Sholawat yang berarti memuji mengagungkan Rosullullah, dan

membuat wasilah dengan membaca sholawat. Barang siapa yang

membaca sholawat untuk nabi, maka akan menjadi cahaya nanti di hari

akhir.

3. Bersedekah

Sedekah/Sodakoh untuk keselamatan, yang artinya secara langsung

bermakna keberuntungan bagi orang-orang yang diundang, karena ketika

Page 41: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

masyarakat datang mendapatkan rezeki bisa makan bersama. Sedekah ini

berasal dari orang-orang yang akan melakukan ruwatan kemudian

disedekahkan kepada masyarakat yang datang.

ىذا ل قا . السوء ميتة فع تد و الرب غظب لتطفىء قة الصد حديثانغريبمنىذاالوجو

Artinya : “Sungguh shadaqah itu dapat menghilangkan amarah Tuhan

dan dapat menolak (cara) mati yang buruk.”

4. Membaca doa-doa

Doa-doa yang disebut merupakan doa-doa yang ditujukan untuk

memanjatkan doa kepada Allah.

أوأزل أعوذبكأنأضلأوأضلأوأزل لتعلىاللو,اللهمإن بسماللوت وكعلأوأظلمأوأظلمأوأجهلأويهل ي

Dengan menyebut nama Allah saya bertawakkal kepada Allah. Ya Allah,

sesungguhnya saya berlindung diri kepadaMu dari sesuatu yang

menyesatkan, dari suatu yang menggelincirkan atau digelincirkan dari

suatu yang menganiaya atau teraniaya, atau dari sesuatu yang

membodohkan atau diperbodohkan (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)

Dalam kitab Fiqhul Akbar karangan Imam Abu Hanifah menjelaskan

كانت كبية,إذامليستحلهاولنكفرمسلمابذنبمنالذنوبوإن

“kita tidak mengkafirkan orang muslim, meskipun melakukan dosa.

Meskipun dosa besar, selama tidak menghalalkan dosa itu”.(Alkidah

Wal ilmu Kalam:621).

Selain didalam Fiqhhul Akbar, didalam kitab Riadlus Shalihin juga

Page 42: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

menjelaskan haramnya berkata kepada orang muslim: Hai orang kafir.

Sebagai berikut(Zakariya:565)

Dari Abu Dzarr ra. Bahwasanya ia mendengar Rasullullah saw

bersabda “Barang siapa yang memanggil orang lain dengan sebutan kafir

(musuh allah) “padahal orang yang dipanggilnya itu tidak demikian

kenyataannya maka hal itu, akan kembali kepada seseorang yang

mengucapkannya sendiri(HR Bukhari dan Muslim).

Metode Istinbath yang digunakan Abu Hanifah:

“Saya berpegang pada kitab Allah, jika tidak saya mengambil sunah

rasulullah SAW, jika tidak aku dapati juga dikitab Allah dan sunnah

rasulnya, saya mengambil pendapat sahabat yang aku kehendaki dan

meninggalkan pendapat yang tidak aku kehendaki pula”.

Abu hanifah dalam berijtihad menetapkan suatu hukum

berpegang kepada beberapa dalil syara‟ yaitu alqur‟an, sunnah, ijma‟,

sahabat, qiyas, istihsan dan „Urf.

Syirik adalah itikad ataupun perbuatan yang menyamakan sesuatu

selain Allah dan disandarkan pada Allah dalam hal rububiyyah dan

uluhiyyah. Umumnya, menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah yaitu hal-

hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain

Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih

(kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya. Berbuat

syirik berarti mendasarkan sesuatu yang tidak berhak kepada yang

berhak, yakni Allah, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar.

Syirik merupakan dosa yang paling besar sebagaimana sabda Rasulullah

Page 43: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

saw. :

نبأعظمعندسألتالنب : عنعبداللوقال الذ صلىاللوعليووسلمأياوىوخلقك...")رواهالبخاريومسلم( ؟ اللو قال:"أنتعلللوند

Dari Abdullah ia berkata : Saya telah bertanya kepada Rasulullah

saw. dosa apakah yang lebih besar menurut Allah ? Beliau menjawab :

“Engkau menjadikan sekutu bagi Allah padahal Dial ah yang

menciptakanmu” (HR. Bukhari dan Muslim )

Ciri-ciri syirik diantaranya menyembah selain Allah,

menyekutukan Allah, dan mengharap kepada selain Allah. Secara umum,

syirik dimasukkan ke dalam tiga kelompok, yaitu Syirik besar dan Syirik

kecil dan syirik tersembunyi. Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya

dari agama Islam dan menjadikannya kekal di dalam Neraka, jika ia

meninggal dunia dan belum bertaubat kepada Allah. Syirik besar adalah

memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo'a

kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan

penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk

kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain Allah, yang

tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.

Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan

dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan nama

selain Allah. "Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka

ia telah berbuat kufur atau syirik." HR. At-Tirmidzi (No.1535)

Syirik Tersembunyi adalah syirik yang tersembunyi dalam hakikat

Page 44: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

kehendak hati, ucapan lisan, berupa penyerupaan antara Allah dengan

makhluk. Rasulullah saw. :

الرجلليتكلمبال كلمةمنسخطعنأبىري رةقال:قالرسولاللوصلىاللوعليووسلم:"إن خريفا)رواهابنماجو(اللولي رىبابأساف ي هويبافنارجهنمسبعي

"Sesungguhnya, terkadang seseorang mungkin mengucapkan suatu

perkataan yang membuat Allah murka, yang ia tidak melihatnya itu

berbahaya, padahal perkataannya itu mengantarkannya ke neraka

selama tujuh puluh musim semi." (HR. Ibnu Majah)

Syirik Tersembunyi sebenarnya dapat digolongkan ke dalam

syirik kecil. Sehingga syirik dapat dibagi menjadi dua jenis syirik besar

yang terkait dengan keyakinan hati, dan syirik kecil yang terkait dengan

perbuatan, perkataan lisan dan motivasi hati yang tersembunyi.

(http://abufathirabbani.blogspot.co.id/2012/11/syirik-pengertian-sebab-sebab-dan-

jenis.html)

Mengenai larangan seseorang merasa sial telah di jelaskan dalam

hadis yang ditulis oleh Drs. Muslich Shabir adalah sebagai berikut

(Sabir,1986:171,173,174).

كانلي تصلي رعن لنبصلىاهللعلووسيلم ب ريدةرضىاهللعنوان

“Dari Buraidah ra. Bahwasanya “Nabi Saw tidak pernah merasa

sial dengan sesuatu apapun” ( Riwayat Abu Daud).

هماقال:قال وسلم:رسولاهللصلىاهللعلعنابنعمررضىاهللعن شيءففىالد ومف كانالش اروامرآةوالفرسلعدوىولطي رةوان

Page 45: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

“Ibnu Umar ra berkata, bahwa Rasullullah Saw bersabda:

“ Tidak ada sakit menular dan tidak ada kesialan karena sesuatu dan

seandainya hal itu terjadi maka hanya terbatas dalam rumah, istri, dan

kuda ( binatang)”. ( Riwayat Bukhari- Muslim)

Sebagaimana juga dalam ayat Alqur‟an telah dijelaskan larangan

berbuat syirik sebagai berikut :

باللو يشرك ومن يشاء لمن ذلك دون ما وي غفر بو يشرك أن ي غفر ل اللو إنت رى إثاعظيماف قداف

“Sesungguhnya Allah tiada mengampuni, jika Dia dipersekutukan

dengan lainNya dan Dia akan mengampuni (dosa) yang kurang itu,bagi

siapa yang dikehendakiNya. Barang siapa mempersekutukan Allah,

sesungguhnya ia telah memperbuat dosa yang besar”. ( An nisa‟48)

فإليوتأرون كمالضر إذامس ومبكممننعمةفمناللوث

"Apa-apa nikmat yang ada padamu, maka ia dari pada Allah,

kemudian apabila kamu ditimpa kemudlaratan, maka kepada Nya kamu minta pertolongan" )Surat An- Nahl 53)

ولتكونن عملك ليحبطن أشركت لئن ق بلك من الذين وإل إليك أوحي ولقداكرينبلاللومنالاسرين فاعبدوكنمنالش

“Sesungguhnya telah diwahyukan kepada engkau dan kepada orang-

orang yang sebelum engkau: Demi jika engkau mempersekutukan

(Allah), niscahya hapus (binasa) amalan engkau dan engkau termasuk

orang- orang yang merugi” (Az-zumar 65) “Tetapi sembahlah allah dan

hendaklah engkau termasuk orang- orang yang berterima kasih” (Az-

zumar 66)

Page 46: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

C. Harmoni Islam dan Budaya Jawa

Menurut pemaparan John M. Echols dan Hassan Shadily dalam

Kamus Bahasa Inggris Indonesia yang dikutip oleh Roqib kata harmoni

berasal dari bahasa Inggris harmonius yang berarti rukun, seia sekata.

Harmonize yang berarti perpadanan, seimbang, cocok, berpadu yang

berarti keselarasan keserasian. Harmoni yang sebenarnya ialah, jika

semua interaksi sosial berjalan secara wajar dan tanpa adanya tekanan-

tekanan atau pemaksaan-pemaksaan yang menyumbat jalannya

kebebasan. Keharmonisan sosial menjadi harapan setiap individu.

Semua agama mengajarkan agar pemeluknya hidup damai dan

harmonis, baik secara internal maupun eksternal. Dalam Islam,

kerukunan dan keharmonisan sosial ditemukan diantaranya dalam

konsep ukhuwwah atau persaudaraan. (Roqib, 2007:21-22)

Menurut pemaparan Kuntowijoyo interaksi antara agama dan

kebudayaan dapat terjadi dengan: (1) Agama mempengaruhi

kebudayaan dalam pembentukannya, nilainya adalah agama, tapi

simbolnya adalah kebudayaan. (2) Kebudayaan dapat mempengaruhi

simbol agama (3) Kebudayaan dapat menggantikan sistem nilai dan

simbol agama. (Roqib,2007:6) Masyarakat Jawa adalah masyarakat

yang menjunjung tinggi budaya unggah-ungguh atau tatakrama. Ada

sebutan mikul duwur mendem jero (mengangkat tinggi dan mengubur

dalam-dalam) digunakan untuk memberikan pesan agar orang berkenan

menghormati orang tua dan pimpinan, ojo ngono ora ilok (jangan

Page 47: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

begitu tidak baik), tidak baik dinyatakan dengan ora ilok, menunjukkan

bahwa ada kesan sakral, dan masih banyak istilah yang dipakai oleh

orang jawa (Roqib,2007:7).

Hubungan selamatan dengan keharmonisan seperti dengan

membuat nasi golong (nasi putih yang dibentuk bulatan seukuran bola

tennis) yang dimaksudkan untuk melambangkan kebulatan tekad yang

manunggal atau golong gilig (Giri,2009:23) beserta lauknya yang

berupa ikan, itu berarti kita harus terus menerus melestarikan tumbuhan

yang berdaun lebar untuk membungkus nasinya, juga harus

melestarikan laut dan sungai agar tetap menjadi sumber kehidupan bagi

ikan. Inilah yang membuat sumber kehidupan semakin harmonis

(Roqib, 2007:54). Dalam Serat Wurwakala yang dikutip oleh Roqib,

selain selametan di Jawa ada istilah ruwatan, yaitu upacara pembebasan

bagi anak atau orang yang kehadirannya di dunia ini dianggap tidak

menguntungkan atau karena melakukan perbuatan-perbuatan terlarang.

Apabila hal itu terjadi atau dilakukan, anak atau orang itu diancam akan

dimakan Batara Kala. Hal lain yang perlu diruwat adalah jika seseorang

melakukan perbuatan-perbuatan yang ora ilok atau tercela. Selametan

dan ruwatan memiliki tujuan yang sama yaitu sama-sama meminta

kepada Tuhan agar selamat dari bahaya dan sehat (waras) dari segala

penyakit. Tujuan lain adalah untuk menjaga keserasian manusia

manusia dengan alam, baik alam fisik maupun alam nonfisik. Terkait

dengan selamatan dalam tradisi santri atau Islam tradisionalis, ada

Page 48: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

proses islamisasi tradisi semisal tradisi selametan 1,3,7,40,100,1000

hari bagi orang yang telah meninggal dunia (Roqib,2007:56).

Menurut Achmad Chodim yang dikutip oleh Roqib, tradisi dan

budaya akomodatif terhadap budaya lokal ini merupakan upaya dakwah

yang merespons budaya lokal untuk menciptakan harmonitas sosial

sehingga ajaran Islam bisa diaplikasikan tanpa ada penggusuran

terhadap tradisi lama yang baik. Keserasian dengan tradisi lokal ini

memiliki posisi penting bagi orang Jawa. Hal ini juga ditunjukkan oleh

para wali, Meski Sunan Kalijaga menjadi anggota Wali Songo, tetapi

dia tetap berpakaian ala Jawa. Sunan tidak menggunakan jubah atau

surban. Sunan tetap menggunakan blangkon (semacam ikat kepala yang

tinggal dipakai). Sunan tidak menggunakan jubah, tetapi menggunakan

bajunya sendiri yang disebut baju takwa (yaitu baju pas model Jawa

dengan kerah tegak dan panjang). Dengan kreasi seperti inilah Sunan

Kalijaga mengajarkan Islam tanpa menimbulkan konflik di masyarakat

(Roqib, 2007:56-57). Islam yang dibawa diantaranya oleh “Walisongo”

telah berkolaborasi dengan budaya Jawa dan menjadi Islam Jawa yang

memiliki karakteristik khas Jawa. Kepercayaan pra-Islam pada

masyarakat Jawa yang animis, dinamis, Hindu dan Budha tetap

dipandang oleh Tohari dalam pandangan adat dan tradisi kebudayaan

yang memiliki kearifan lokal (local wisdom) yang tidak akan dibongkar

dan dibersihkan jika tidak bertentangan dengan ajaran Islam (akhlaq

wal-k

Page 49: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

BAB III

Desa Sembungan dan Munculnya Tradisi Ruwatan Rambut Gimbal

A. Gambaran Umum Desa Sembungan

Dieng berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “di” yang artinya tempat

yang tinggi dan “hyang” yang berarti kahyangan. Maka Dieng bisa berarti

daerah pegunungan tempat dimana para Dewa dan Dewi bersemayam.

Terletak diatas ketinggian 2.093 DPL, mempunyai udara yang sejuk dengan

suhu antara 10-15º C. Dieng juga dapat diartikan dalam bahasa Jawa “adi tur

Aeng‟‟ yang artinya indah dan unik, dimana Dieng mempunyai kelebihan dan

perbedaan tersendiri dibanding kabupaten/kota lain, salah satunya desa

Sembungan.

Desa Sembungan tepatnya berada di kecamatan Kejajar, kabupaten

Wonosobo Jawa Tengah. Sembungan terkenal dengan sebutan desa tertinggi

di Pulau Jawa. Sembungan merupakan daerah yang cukup potensial secara

ekonomis, karena penghasilan warganya disamping bersumber dari pertanian

kentang juga bersumber dari hasil pariwisata di Desa Sembungan. Desa

Sembungan terkenal dengan hasil tanaman buahnya seperti Carica, dan

Terong belanda. Selain hasil pertanian, wisata Sunrise Sikunir juga menjadi

salah satu daya tarik sendiri bagi wisatawan. Disana kita dapat melihat

indahnya matahari terbit dari bukit Sikunir secara langsung. Selain itu, juga

terdapat ritual cukur rambut Gimbal yang merupakan ikon kabupaten

Wonosobo dan sudah menjadi tradisi turun temurun warga kabupaten

Wonosobo. Kegiatan ruwatan cukur rambut Gimbal ini menjadi agenda

Page 50: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

tahunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam

rangka peringatan Hari Jadi Kabupaten Wonosobo. Untuk tahun 2015 ini

merupakan HUT yang ke 190 dengan mengambil tema damai dalam

perbedaan “Dukung Wonosobo Kabupaten Ramah HAM”. Ritual ini

dilakukan terhadap anak-anak yang memiliki rambut gembel atau gimbal

yang tidak akan dapat ditemukan dikabupaten lain. Gambaran Secara

Geografis desa Sembungan :

Luas dan Batas Wilayah

Luas desa/ kelurahan : 291.730 Ha

Batas Wilayah

Sebelah utara : Desa Parikesit Kecamatan Kejajar

Sebelah Selatan : Desa Menjer Kecamatan Garung

Sebelah Barat : Desa Sikunang Kecamatan Kejajar

Sebelah Timur : Desa Tieng Kecamatan Kejajar

Kondisi Geografis

Ketinggian tanah : 2300 Mdpl

Suhu udara rata-rata : 10-15º C

Orbitasi (jarak dari pusat Pemerintahan)

Jarak dari pusat Ibu kota Kecamatan : 17 km

Jarak dari Ibu kota Kabupaten : 31 km

Jarak dari Ibu Kota Propinsi : 146 km

Jarak dari Ibu Kota Negara : 440 km

Kondisi Demografis

Page 51: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Jumlah Penduduk : 1354 jiwa

Sumber daya Alam ( obyek wisata)

1. Golden Sunrise Bukit Sikunir

2. Telaga Cebong

3. Air Terjun Sikarim

4. Telaga Warna

5. Religi Makam Mbah Adam Sari

6. Kawah Sikidang

7. Gunung Prau

8. Telaga Menjer

9. Dieng Plateau Theater

10. Candi Dieng

Page 52: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

B. Struktur Organisasi RT/RW

Desa Sembungan Kecamatan Kejajar, Wonosobo

Pelindung/ kepala desa

SUDIYONO

Ketua Rw 1 Dusun

Sembungan

FATKHUROHMAN

Ketua Rw II

Dusun

Sembungan

MAHPUL

Ketua Rt 1

A. NASRUN

Ketua Rt 4

H. IBNU HAJAR

Ketua Rt 2

KHOIRI

Ketua Rt 5

ZAENAL

Ketua Rt 3 A. SUDDIN

Ketua Rt 6

A. KOSIM

Ketua Rt 7

GIYANTO

LEMBAGA

MASYARAKA

T

Page 53: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

C. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat

Sembungan adalah desa tertinggi yang ada di Jawa Tengah dengan

keadaan wilayah selalu tertutup kabut dan bersuhu dingin. Keadaan

geografis yang demikian menjadikan menjadikan masyarakat Sembungan

sebagian besar mata pencahariannya sebagai petani kentang dan Carica.

Selain pertanian karena wilayah sembungan terdapat potensi wisata,

masyarakat Sembungan juga bekerja sebagai pemandu wisata dan

mendirikan home stay atau penginapan bagi para wisatawan. Bahkan juga

terdapat PLTU (pembangkit Listrik tenaga uap) yang memanfaatkan dari

uap kawah yang ada. Desa Sembungan juga mempunyai kebudayaan khas

yaitu Ruwatan anak Rambut Gimbal yang banyak menarik banyak

wisatawan untuk mengunjunginya.

Kondisi sosial perilaku masyarakat antara satu warga dengan warga

satunya terjalin sangat erat dan masih bersifat kekeluargaan. Mereka masih

mengutamakan kebersamaan dan kekeluargaan dalam bermasyarakat.

Dalam hal pertanian yang dahulu mereka hanya jalan kaki dan

menggunakan grobak sebagai pembantu hasil pertanian sayuran dan

kentang mereka, namun sekarang mereka sudah menggunkan mobil

maupun pick up sebagai alat transportasi mereka.

Sedangkan dalam bidang pendidikan masyarakat desa Sembungan

sudah banyak yang mengenyam pendidikan 9 tahun. Di desa Sembungan

sendiri sudah ada SD dan SMP yang berupa sekolah Islam. Karena di

Page 54: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Sembungan sendiri masyarakatnya lebih mengepentingkan masalah

agamanya. Walaupun ada sebagian yang sudah masuk keperguruan tinggi

namun bagi mereka beranggapan pada akhirnya mereka juga akan menjadi

petani juga. Masyarakat Sembungan juga sudah mengenal bagaimana

tentang cara berorganisasi seperti adanya POKDARWIS (kelompok sadar

wisata) dan kelompok tani. Meskipun kemajuan Zaman semakin

berkembang namun tidak mempengaruhi dalam nilai-nilai kemasyarakatan

di masyarakat Sembungan.

Dalam segi kebudayaan Sembungan memiliki banyak kebudayaan

seperti mitos, kesenian, dan tradisi. Masyarakat Sembungan masih

mempercayai tentang adanya mitos yaitu beranggapan adanya makhluk

lain yang hidup diantara mereka meskipun pemikiran mereka sudah

rasional. Salah satu ritual yang masih dipegang masyarakat seperti ruwatan

anak Gimbal. Mitos anak gimbal sampai sekarang masih dipercayai

masyarakat Sembungan. Apabila tidak melakukan ruwatan mereka

khawatir akan terjadi sesuatu di Sembungan. Pengaruh budaya lain seperti

adanya potensi wisata di Sembungan menyebabkan sering dikunjungi

wisatawan asing maupun lokal dan kondisi ini membuat mereka

bersinggungan dengan kebudayaan lain.

Page 55: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

D. Sejarah Ruwatan di Sembungan

Sembungan berasal dari kata Sembung mendapat akhiran an,

Sembungan sendiri berasal dari nama pendiri desa Sembungan yaitu Mbah

Adam Sari atau lebih populer dengan sebutan Mbah Sembung, sehingga

nama beliau dijadikan nama Desa Sembungan. Awal mula ruwatan tidak

lepas dari salah satu dari tiga orang kyai yaitu Kyai Walik, Kyai Karim,

dan Kyai Kolodete yang dipercaya masyarakat Wonosobo sebagai pendiri

Kabupaten Wonosobo dalam penyebaran agama Islam. Kyai Kolodete

dipercaya masyarakat Dieng sebagai tokoh spiritual, selain itu ia dikenal

sebagai seorang yang sakti dan mempunyai ciri khas rambutnya yang

gimbal atau gembel. Di daerah Tinggi Dieng ini banyak anak kecil yang

berambut gimbal, dan mereka beranggapan bahwa anak-anak gimbal

tersebut merupakan titipan Kyai Kolodete. Anak berambut gimbal di

dataran tinggi Dieng dan sekitarnya hingga lereng barat gunung Sindoro

dan gunung Sumbing diyakini keturunan Kyai Kolodete yang konon

berambut gimbal. Anak-anak gembel tersebut sering disebut anak sukerta

(diganggu).

Anak sukerta adalah anak yang dicadangkan menjadi mangsa dari

Bathara kala. Agar kembali menjadi anak yang wajar maka harus

disucikan dan dibersihkan Gimbalnya. Proses menghilangkan sesuker

rambut Gimbalnya itulah yang dinamakan Ruwatan. Ruwatan berasal dari

bahasa Jawa yang berarti “lepas” yaitu lepas dari karakter anak gimbal

yang akan dimakan oleh Bathara kala.

Page 56: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Ruwatan di Jawa merupakan pembebasan bagi anak atau orang

yang kelahirannya di dunia ini tidak menguntungkan atau melakukan

perbuatan-perbuatan didunia yang dianggap terlarang dan diancam akan

dimakan oleh Bathara kala. Upacara Ruwatan rambut gimbal di Dieng ini

bertujuan memohon kepada Allah untuk menghilangkan bala atau

bencana.

Dalam prosesi upacara ruwatan ini terdapat akulturasi budaya

seperti nilai-nilai tradisi kejawen atau lokal dengan nilai-nilai Islam.

Seperti dalam upacara ini terdapat jajan pasar, bucu, dan ingkung sebagai

perlengkapan ruwatan yang menggambarkan sebagai tradisi lokal dan

nilai-nilai Islam nya terdapat pada pembacaan doa-doa yang digunakan

dalam prosesi ruwatan.

Bagi masyarakat Dieng upacara ruwatan ini memiliki makna yang

sangat sakral bagi mereka. Mereka beranggapan jika anaknya yang

berambut gimbal diruwat dan dipotong rambut gimbalnya maka si anak

akan terbebas dari sesuker yang dititipkan oleh Kyai Kolodete. Dan

upacara ruwatan rambut gimbal sampai sekarang masih dilaksankan

masyarakat Sembungan.

Page 57: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

E. Rangkaian Prosesi Ruwatan

1. Pra Acara

Kirab Budaya Kelompok kesenian dan anak yang akan diruwat start dari

Kantor kepala desa Sembungan menuju lapangan telaga Cebong lokasi

melakukan ruwatan.

Telaga cebong tempat melakukan ruwatan pemotongan rambut gimbal.

2. Prosesi Ruwatan

1. Sholawat Rebana

Page 58: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Sesampainya di telaga cebong tempat melakukan prosesi

ruwatan disambut dengan sholawat rebana, setelah sholawat dan rebana

kemudian dibuka dengan sambutan oleh salah satu ketua pelaksana

upacara sekaligus membuka acara ruwatan pemotongan rambut gimbal.

Dilanjutkan dengan pembacaan doa-doa tokoh agama setempat dan

tokoh masyarakat.

2. Pemberian permintaan anak rambut gimbal

Sebelum prosesi pemotongan dilakukan anak berambut gimbal

dipenuhi permintaannya oleh salah seorang tokoh masyarakat sebagai

penitia pelaksana.

2. Prosesi Cukur Rambut Gimbal

Setelah permintaan anak rambut gimbal dipenuhi, maka

dilanjutkan prosesi pemotongan, rambut gimbal siap dipotong oleh

tokoh masyarakat setempat. Doa-doa tolak bala dikumandangkan saat

Page 59: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

prosesi pemotongan rambut gimbal.

5. Larungan

Prosesi terakhir dari pemotongan rambut gimbal yaitu larungan

(pembuangan rambut) dimana rambut yang sudah dipotong

dikumpulkan kemudian dilarung (dibuang) ditengah telaga cebong

dengan iringan Sholawat nabi dan musik rebana yang kemudian

dilanjutkan dengan selametan Bucu Robyong (nasi tumpeng yang

ditusuki jajan pasar).

7. Pentas Kesenian

Acara terakhir dari ruwatan pemotongan rambut gimbal

dimeriahkan dengan pentas kesenian khas Wonosobo.

Page 60: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

3. Petugas Pencukur Rambut Gimbal

1. Kyai Lukman/ Kyai Musofa dari Sembungan

2. Bupati/Wakil Bupati ( Kholik, M.Si dan Maya Rosida)

3. Ketua DPRD

4. Dandim Wonosobo

5. Kapolres Wonosobo

6. Kepala Kejaksaan Negeri

7. Ketua Pengadilan Negeri

8. Ketua Pengadilan Agama

9. Sekretaris Daerah

10. Personil Slank

11. Personil Slank

12. Personil Slank

13. Personil Slank

14. Personil Slank

15. Staf Ahli Bupati

16. Asisten Setda

4. Urutan Kirab Budaya

1. Kesenian Thek-thek

Adalah sejenis kesenian Angklung yang berasal dari Wonosobo.

2. Pembawa Song-Song Agung

Pembawa payung besar, yang melambangkan pengayoman/

perlindungan kepada masyarakat.

Page 61: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

3. Pembawa jajan pasar

Jajan pasar yang dimaksud sebagai sedekah dari orang yang

mempunyai hajat yang meruwat anaknya untuk di sedekahkan kepada

orang-orang yang datang.

4. Pembawa Bucu Robyong

Adalah Tumpeng Robyong, berbentuk tumpeng nasi putih di atasnya

ditancapkan jajan pasar. Tumpeng ini menggambarkan rambut gimbal.

Makna yang terkandung dalam simbol ini adalah bahwa hidup selalu

dikelilingi berbagai sifat kehidupan siluman.

5. Pembawa Bebana

Adalah pembawa barang-barang permintaan dari anak gimbal.

6. Pasukan Tombak

Adalah pasukan pembawa Tombak, yang menggambarkan untuk

memerangi musuh-musuh anak Gimbal yang awalnya manja diperangi

menjadi kesemangatan.

7. Anak berambut Gimbal terdiri dari Sekelompok anak rambut Gimbal

yang akan diruwat.

8. Rebana adalah sejenis solawatan yang berisi syair-syair Islam yang

diiringi dengan alat musik.

9. Kelompok anak-anak

Kelompok anak-anak ini terdiri dari anak-anak sekolah yang ikut

meramaikan ruwatan rambut gimbal.

10. Kesenian Angguk

Page 62: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Adalah kesenian khas Wonosobo seperti syair-syair Islam dengan

diiringi gerakan tarian yang menggambarkan tradisi-tradisi Islam.

11. Kelompok masyarakat/ keluarga anak yang diruwat

Terdiri dari keluarga yang diruwat serta tokoh-tokoh masyarakat

maupun tamu undangan.

12. Kesenian Kuda Kepang

Sejenis kesenian kuda Lumping khas Wonosobo.

13. Masyarakat Desa

Semua warga masyarakat yang ikut memeriahkan ruwatan rambut

Gimbal serta pengunjung wisata Sembungan.

14. Kesenian Liong

Adalah kesenian dari naga, yang menggambarkan sebuah hal yang

buruk, dimana anak Gimbal agar berhasil harus dihindarkan dan

dijauhkan dari naga tersebut.

Page 63: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

5. Daftar nama anak yang diruwat tgl 1 Agustus 2015

No Nama Umur Alamat Permintaan

1. Cathabela Gita MN 7 th Kalikutho Nasi dan

Tempe

2. Rubi Muhammad M 4 th Citerep Bogor Mobil-

mobilan

3. Shely Afifah Sapuran Sepeda dan

Kulkas

4. Khotifatun Zahra Sumberdalem Ikan Asin dan

Telur ayam

5. Widya Vitdhiniyah 4 th Purbosono Tikus dan

Kembang

6. Azka Amalia 4 th Sumingsir,

Purbosono Ikan Asin

7. Citra Mauilina 5 th Gumingsir,

Purbosono

Buntil dan

Tempe bacem

8. Zahra Firiyani 3 th Kaliyogo Rolade

9. Ummu Sumaiyyah 4 th Kasemen 2 ekor ayam

dan Buntil

10. Reni Riyanti 5 th Bedekah Rok, Buntil

dan Ayam

11. Yuliatul Rohmah 8 th Boralan

Garung

Rok dan

Ayam

12. Wasmilah Boralan

Garung Daging goreng

13. Alfan Hakim Z Boralan

Garung

Robot dan

Mobil-

mobilan

14. Ervina Boralan

Garung

Helm dan

mantol

15. Rastina Boralan

Garung Roti Bolu 2 kg

Page 64: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

F. Sejarah Mitos Kepercayaan ruwatan rambut Gimbal

Nenek Moyang di Sembungan adalah seorang ulama yang

menyebarkan ajaran Islam. Sejarah awal mula munculnya rambut Gimbal

di Sembungan, Kejajar Wonosobo Jawa Tengah merupakan peninggalan

Leluhur seorang Kyai yang bernama Kyai Kolodete. Untuk mengetahui

lebih jauh peneliti menanyakan sejarah mula Rambut Gimbal:

Kyai Kaladete dan Mbah Adam Sari merupakan tokoh yang

menyebarkan agama Islam di Dieng. Kyai Kolodete adalah seorang yang

berambut Gembel pada masa itu. Yang mana mempunyai anak cucu

turunan yang berambut gembel”.(Hasil wawancara dengan Pak Irfan

selaku kadus Desa Sembungan 2 Agustus 2015).

“Anak rambut Gimbal adalah anak cucu Kyai Kolodete yang mana

beliau adalah seorang yang berambut Gimbal, beliau menyukai anak-anak

dan akan menurunkan gembelnya pada keturunannya”.(hasil wawancara

dengan Pak Zaiudin ketua Pokdarwis Sembungan 2 Agustus 2015).

“Tentang Kyai Kolodete adalah pejuang muslim di wonosobo, selain

beliau ada juga mbah Kyai karim, dan mbah adam sari. Dahulu Kyai

Kolodete seorang yang berambut Gembel, anak-anak gembel adalah

keturunan dari Kyai Kolodete”.(hasil wawancara dengan Pak Lukman

Hakim selaku tokoh Agama di Sembungann 2 Agustus 2015).

Namun ada perbedaan antara ruwatan rambut Gimbal di Sembungan

dan di Dieng, dimana ruwatan di Sembungan menggunakan Cara Islam,

sedangkan di Dieng masih menggunakan cara Hindu. Seperti yang

diungkapkan oleh Pak Irfan

“Kyai Kolodete merupakan penyebar agama islam di wilayah Dieng

Banjarnegara dan Wonosobo, namun pada kenyataannya ada perbedaan

ruwatan rambut Gimbal dimana di Dieng Banjarnegara berbau

Kehinduan sedangkan di Wonosobo secara Islami. Karena di Wonosobo

mengikuti Kyai Kolodete, yang mana Kyai Kolodete bukanlah seorang

Biksu, maupun Pendeta”.

Sedangkan ada pendapat lain, menurut Pak Zaiudin selaku ketua

Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) di Sembungan mengatakan:

“Nenek moyang kita adalah seorang Ulama, seperti Kyai Kolodete

dan Mbah Adam Sari (Jaka Sembung) yang juga merupakan pendiri cikal

Page 65: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

bakal di Dieng”.

“Di Sembungan ruwatannya mengikuti tradisi Islam, seperti Kiyai

Kolodete adalah pejuang muslim di wonosobo, selain beliau ada juga

mbah Kyai karim, dan mbah adam sari”.(hasil wawancara dengan Pak

Lukman Hakim selaku Tokoh Agama di Sembungan 2 Agustus 2015).

Terdapat perbedaan ruwatan di Sembungan dan di Dieng

Banjarnegara:

Ruwatan yang dilakukan masyarakat Sembungan dimulai dengan

Iringan solawat atau rebana, pengajian dan doa-doa tolak bala (bencana)

dikumandangkan saat prosesi cukur rambut gimbal. Setelah sholawat atau

rebana kemudian dibuka dengan sambutan oleh salah satu pelaksana

upacara. Kemudian setelah sambutan-sambutan selesai maka prosesi

upacara pun dimulai. Prosesi cukur rambut gimbal di Sembungan

dilaksanakan di sekitar Telaga Cebong, permintaan anak dipenuhi dan

rambut siap dipotong. Doa-doa Islam dikumandangkan oleh Kyai setempat

salah satunya seperti membaca Bismillahi TawakaltuAllallah, prosesi

ruwatan dilanjutkan dengan larungan dimana rambut yang sudah dipotong

dikumpulkan kemudian dilarung ditengah Telaga Cebong, dengan iringan

sholawat Nabi dan musik rebana. Kegiatan Terakhir adalah makan

tumpeng Robyong (berbentuk tumpeng nasi putih di atasnya ditancapkan

jajan pasar) dan jajanan pasar dari warga sekitar secara bersama-sama.

Kemudiaan dimeriahkan oleh pawai budaya. Dengan urut-urutan Kesenian

Thek-thek (angklung), kesenian kuda kepang, kesenian angguk (syair-syair

Islam), dan kesenian liong (naga).

Sedangkan di daerah Dieng Banjarnegara menggunakan tradisi

Hindu, diantarannya seperti tokoh spiritual harus memandikan anak yang

Page 66: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

akan diruwat dengan menggunakan air kramat dikawasan dataran tinggi

Dieng seperti di goa sumur, prosesi cukur rambut gimbal dilengkapi

dengan sesajen, tumpeng, jajanan pasar, kemenyan, 15 jenis minuman.

Setelah memanjatkan doa, tokoh spiritual mengasapi kepala si anak

dengan kemenyan, dan barulah memotong rambut gimbalnya. Rambut

yang telah dicukur dibungkus kain putih lalu dilarung di telaga warna

Dieng atau kesungai.

Masyarakat Sembungan masih mempercayai tentang adanya mitos.

Salah satu ritual yang masih dipegang masyarakat seperti ruwatan anak

Gimbal. Mitos anak gimbal sampai sekarang masih dipercayai masyarakat

Sembungan. Apabila tidak melakukan ruwatan mereka khawatir akan

terjadi sesuatu di Sembungan. Ruwat Cukur Rambut Gembel bertujuan

untuk menghilangkan bala‟ rambut gembel agar si anak memiliki rambut

yang normal, selain itu si anak yang dicukur rambutnya agar memperoleh

keberkahan dan kesehatan.

Page 67: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

BAB 1V

Tradisi Ruwatan Rambut Gimbal dalam Perspektif Fiqh Imam Abu Hanifah

A. Tradisi dan Keyakinan

Ruwatan menurut bahasa Jawa berarti “lepas” yang bermakna lepas dari

karakteristik sebagai anak gimbal, dengan cara mencukur rambut gimbalnya.

Supaya rambut gimbal nya tidak akan tumbuh gimbal lagi. Dalam

kepercayaan warga setempat sejarah awal mula munculnya ruwatan rambut

gimbal di Sembungan yaitu anak berambut Gimbal/Gembel merupakan

keturunan orang yang pertama hidup dan melakukan babat alas di dataran

tinggi Dieng yaitu Tumenggung Kyai Kolodete, yang diyakini memiliki

rambut panjang dan gembel/gimbal yang kemudian sebelum beliau meninggal

mewasiatkan rambut gimbalnya akan dititipkan pada anak cucu dan

keturunannya. Seperti Kiyai Kolodete yang merupakan pejuang muslim di

Wonosobo, selain beliau ada juga mbah Kyai Karim, dan mbah Adam Sari.

Anak berambut gimbal di dataran tinggi Dieng dan sekitarnya hingga

lereng barat gunung Sindoro dan gunung Sumbing diyakini keturunan Kyai

Kolodete yang konon berambut gimbal. Anak-anak gembel tersebut sering

disebut anak sukerta (diganggu).

Anak sukerta adalah anak yang dicadangkan menjadi mangsa dari

Bathara kala. Agar kembali menjadi anak yang wajar maka harus disucikan

dan dibersihkan Gimbalnya. Proses pemotongan sesuker rambut Gimbalnya

itulah yang dinamakan Ruwatan. Ada juga yang percaya bahwa anak rambut

Gimbal setelah dipotong rambut gimbalnya dipercayai akan tumbuh menjadi

Page 68: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

anak baik yang panjang umur dan banyak rezekinya. Sebaliknya, bila tidak

dicukur dia akan menjadi anak nakal dan selalu mengalami masalah. Dalam

prosesi upacara ruwatan ini terdapat akulturasi budaya seperti nilai-nilai

tradisi kejawen atau lokal dengan nilai-nilai Islam. Seperti dalam upacara ini

terdapat jajan pasar, bucu, dan ingkung sebagai perlengkapan ruwatan yang

menggambarkan sebagai tradisi lokal dan nilai-nilai Islam nya terdapat pada

pembacaan doa-doa oleh kyai setempat yang digunakan dalam prosesi

ruwatan.

Terdapat perbedaan antara ruwatan di Sembungan dan di

Dieng Banjarnegara:

Ruwatan yang dilakukan masyarakat Sembungan dimulai dengan

Iringan sholawat atau rebana, pengajian dan doa-doa tolak bala (bencana)

dikumandangkan saat prosesi cukur rambut gimbal. Setelah sholawat atau

rebana kemudian dibuka dengan sambutan oleh salah satu pelaksana upacara.

Kemudian setelah sambutan-sambutan selesai maka prosesi upacara pun

dimulai. Prosesi cukur rambut gimbal di Sembungan dilaksanakan di sekitar

Telaga Cebong, permintaan anak dipenuhi dan rambut siap dipotong. Doa-

doa Islam dikumandangkan oleh Kyai setempat salah satunya seperti

membaca Bismillahi TawakaltuAllallah, prosesi ruwatan dilanjutkan dengan

larungan dimana rambut yang sudah dipotong dikumpulkan kemudian

dilarung ditengah Telaga Cebong, dengan iringan sholawat Nabi dan musik

rebana. Kegiatan Terakhir adalah makan tumpeng Robyong (berbentuk

tumpeng nasi putih di atasnya ditancapkan jajan pasar) dan jajanan pasar dari

Page 69: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

warga sekitar secara bersama-sama. Kemudiaan dimeriahkan oleh pawai

budaya. Dengan urut-urutan Kesenian Thek-thek (angklung), kesenian kuda

kepang, kesenian angguk (syair-syair Islam), dan kesenian liong (naga).

Sedangkan di daerah Dieng Banjarnegara menggunakan tradisi Hindu,

diantarannya seperti tokoh spiritual harus memandikan anak yang akan

diruwat dengan menggunakan air kramat dikawasan dataran tinggi Dieng

seperti di goa sumur, prosesi cukur rambut gimbal dilengkapi dengan sesajen,

tumpeng, jajanan pasar, kemenyan, 15 jenis minuman. Setelah memanjatkan

doa, tokoh spiritual mengasapi kepala si anak dengan kemenyan, dan barulah

memotong rambut gimbalnya. Rambut yang telah dicukur dibungkus kain

putih lalu dilarung di telaga warna Dieng atau kesungai.

Oleh karenanya ruwatan pemotongan rambut gimbal menjadi tradisi

yang sejak dulu terus dipertahankan sampai sekarang dengan berbagai model

dan cara pelaksanaannya. Ruwat cukur rambut gimbal bertujuan untuk

menghilangkan rambut gimbal agar si memiliki rambut yang normal, selain

itu si anak yang dicukur rambutnya agar memperoleh keberkahan dan

kesehatan. Meskipun dicukur berulang-ulang bila tanpa melalui prosesi

ruwatan, maka anak Gimbal tadi akan menjadi Gimbal seperti semula, jadi

ruwatan merupakan upacara yang harus dilakukan karena merupakan suatu

titisan, atau turunan. Anak berambut gimbal biasanya diperlakukan istimewa

oleh keluarganya dan masyarakat sekitar karena memiliki kelebihan

dibanding dengan anak lain sebayanya. Kepercayaan secara turun temurun

dan terus diyakini seseorang yang dianggap diluar kewajaran memang

Page 70: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

terkadang aneh, akan tetapi bagaimanapun juga hal ini merupakan hak asasi

bagi orang lain yang tidak bisa harus selalu dinalar dan dimasukkan logika.

B. Prosesi dan Makna Ruwatan Rambut Gimbal

Prosesi ruwatan dimulai dengan iring-iringan anak-anak rambut gimbal

menuju telaga cebong, disambut dengan sholawat rebana. Setelah Sholawat

atau rebana kemudian dibuka dengan sambutan oleh salah satu pelaksana

upacara sekaligus membuka acara ruwatan pemotongan rambut gimbal.

Kemudian setelah sambutan-sambutan selesai maka prosesi upacara pun

dimulai. Sebelum prosesi pemotongan dibacakan Doa oleh tokoh Agama

setempat dan tokoh masyarakat. Doa-doa tolak bala (bencana)

dikumandangkan saat prosesi cukur rambut, kemudian permintaan anak

dipenuhi dan rambut siap dipotong. Prosesi ruwatan dilanjutkan dengan

larungan (pembuangan rambut) dimana rambut yang sudah dipotong

dikumpulkan kemudian dilarung (dibuang) ditengah Telaga Cebong, dengan

iringan Sholawat Nabi dan musik rebana. Kegiatan terakhir adalah makan

Bucu Robyong (nasi tumpeng yang ditusuki dengan jajanan pasar) dan jajanan

pasar dari warga yang mempunyai hajat meruwat anaknya untuk

disedekahkan kepada masyarakat yang datang. Sedekah ini dimaksud supaya

si anak mendapatkan keselamatan dan kesehatan. Acara terakhir yaitu pentas

kesenian khas Wonosobo. Ruwat Cukur Rambut Gembel bertujuan untuk

menghilangkan rambut gembel agar si anak memiliki rambut yang normal,

selain itu si anak yang dicukur rambutnya agar memperoleh keberkahan dan

kesehatan. Mashlahah dan tradisi Islam yang terdapat dalam ruwatan rambut

Page 71: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

gimbal diantarannya:

1. Menguatkan tali Silaturahmi

Pada saat hari pelaksanaaan ruwatan pemotongan rambut gimbal

masyarakat berkumpul di telaga Cebong ikut menghadiri acara ruwatan

dan dijadikan sebagai ajang silaturrahmi antar masyarakat.

2. Membaca Sholawat

Sholawat yang berarti memuji mengagungkan Rosullullah, dan

membuat wasilah dengan membaca sholawat. Barang siapa yang

membaca sholawat untuk nabi, maka akan menjadi cahaya nanti di hari

akhir.

3. Bersedekah

Sedekah/Sodakoh untuk keselamatan, yang artinya secara

langsung bermakna keberuntungan bagi orang-orang yang diundang,

karena ketika masyarakat datang mendapatkan rezeki bisa makan

bersama. Sedekah ini berasal dari orang-orang yang akan melakukan

ruwatan kemudian disedekahkan kepada masyarakat yang datang.

4. Membaca doa-doa Alquran

Doa-doa yang disebut merupakan doa-doa yang ditujukan untuk

memanjatkan doa kepada Allah. Seperti membaca Bismillahi

Tawakaltu allallah.

Page 72: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Menurut kepercayaan masyarakat Sembungan, mereka memaknai

ruwatan rambut gimbal hanya sebagai simbolik untuk mengharap kebaikan

dari suatu tindakan tersebut yang disebut dengan Tafa‟ul. Berbeda dengan

orang kejawen, ketika ruwatan akan memakai jenjem (perhitungan baik

buruk). Masih menggunakan adanya hitungan, jenjem atau perhitungan

keuntungan, seperti perhitungan hari maupun tanggal,dalam orang

kejawen kentungan hari tertentu dan tanggal-tanggal, hal ini sama halnya

dengan orang hindu-Budha yang memakai dupa. Sehingga orang yang

masih menggunakan kejawen harus menggunakan perhitungan

keuntungan, sedangkan dalam Islam, tidak ada seperti itu, karena dalam

Islam setiap hari itu bagus, setiap waktu juga baik. Apalagi hari yang

paling baik adalah Jumat.

Salah satu hal yang telah hilang dari ruwatan rambut Gimbal di desa

Sembungan seperti Sesajen namun yang ada hanya tumpeng beserta

ingkung dan jajan pasar yang dimaksud sebagai sedekah dari orang yang

mempunyai hajat meruwat anaknya untuk di sedekahkan kepada

masyarakat yang datang. Dari sini kita dapat dilihat meskipun di

Sembungan ruwatan rambut gimbalnya menggunakan cara Islami namun

masih terdapat budaya Jawa, yang artinya ada Akulturasi percampuran dua

kebudayaan. Meskipun demikian secara adat dan tradisi tetap dilaksanakan

sebagaimana adat budaya Islam. Yang mana tradisi dan budaya merupakan

kekayaan warisan bangsa yang tidak ternilai harganya, oleh karena itu

menjadi kewajiban dan tanggung jawab Bangsa Indonesia untuk

Page 73: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

melestarikan keberadaannya sehingga tidak punah begitu saja.

Jajan Pasar, Bucu dan Ingkung itu semua merupakan sedekah atau

Selametan dari orang yang mempunyai hajat untuk meruwat anaknya yang

kemudian disedekahkan kepada masyarakat yang datang dalam acara

tersebut. Sebagaimana dalam ajaran Islam sendiri kita dianjurkan untuk

bersedekah dalam pengamalan kehidupan sehari-hari sebagai berikut:

ا وصلوات اللو عند ق ربات ي نفق ما وي تخذ اآلخر والي وم باللو ي ؤمن من األعراب إن هاومن أل لرسولاللوغفوررحيمق ربةلمسيدخلهماللوفرحتو إن

“Dan di antara orang-orang Arab Badui itu, ada orang yang beriman

kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang

dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan mendekatkannya

kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah,

sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk

mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka

ke dalam rahmat (surga) Nya sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang”(At-taubah 99)

Berdasarkan ayat ini sedekah akan mendekatkan diri kepada Allah,

zat yang Maha pemberi rezeki, yang Maha kaya menjamin terjaganya

rezeki dan harta yang kita miliki. Artinya, semakin kikir kita akan semakin

jauh kita dari rezeki dan nilai hakiki kekayaan yang sebenarnya.

Dalam prosesi ruwatan ini menggunakan cara Islam seperti dengan

tawakal membaca bismillahi tawakaltu allallah. Didalam prosesi ruwatan

juga terdapat Sholawat, yang berarti memuji mengagungkan Rosullullah,

kita membuat wasilah dengan membaca sholawat. Barang siapa yang mau

membaca sholawat untuk nabi, maka akan menjadi cahaya nanti diyaumul

qiyamah. Pada dasarnya ruwatan rambut gimbal di Sembungan

menggunakan cara Islami dimana dasar dari pencukuran tersebut ketika

nanti dia dewasa dan membutuhkan suatu hal kebersihan secara Jisim yang

Page 74: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

artinya mensucikan diri. Seperti telah dijelaskan pada hadis berikut ini:

... النظا فة مه االيمان

“kebersihan itu sebagian dari iman” (HR. Bukhori Muslim)

Setiap ada suatu acara kegiatan di desa Sembungan masih

menggunakan adat kebiasaan Islam setempat. Dan untuk mengimbangi

kebudayaan, seperti memakai bucu yang ditusuki jajan pasar, mungkin

bagi orang yang mengikuti kejawen itu mempunyai makna tersendiri,

misalnya jika jajan pasar itu diambil diibaratkan menggambarkan seperti

rambut gimbal nya diambil.

Namun bagi masyarakat Sembungan itu semua tidak mempunyai

arti, hanya sebagai simbolik saja. Artinya segala doa-doa yang dibaca juga

doa-doa mohon keselamatan pada Allah. Dngan tujuan anak gimbal tadi

supaya terhindar dari segala marabahaya. Tanpa memakai mantra sama

sekali. Berbeda antara dengan orang kejawen, ketika ruwatan juga harus

memakai jenjem (perhitungan), seperti dalam keyakinan orang kejawen

adanya kenutungan hari dan tanggal tertentu, berarti sama seperti dengan

orang Hindu-Budha yang memakai dupa. Sehingga orang yang masih

menggunakan kejawen harus menggunakan perhitungan keuntungan,

sedangkan dalam Islam, tidak ada perhitungan seperti itu, karena dalam

Islam setiap hari itu bagus, dan setiap waktu juga baik. Apalagi hari yang

paling baik dalam Islam adalah hari Jum‟at.

Menurut Achmad Chodim yang dikutip oleh Roqib, tradisi dan

budaya akomodatif terhadap budaya lokal ini merupakan upaya dakwah

Page 75: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

yang merespons budaya lokal untuk menciptakan harmonitas sosial

sehingga ajaran Islam bisa diaplikasikan tanpa ada penggusuran terhadap

tradisi lama yang baik. Keserasian dengan tradisi lokal ini memiliki posisi

penting bagi orang Jawa. Hal ini juga ditunjukkan oleh para wali, Meski

Sunan Kalijaga menjadi anggota Wali Songo, tetapi dia tetap berpakaian

ala Jawa. Sunan tidak menggunakan jubah atau surban. Sunan tetap

menggunakan blangkon (semacam ikat kepala yang tinggal dipakai).

Sunan tidak menggunakan jubah, tetapi menggunakan bajunya sendiri

yang disebut baju takwa. Yaitu baju pas model Jawa dengan kerah tegak

dan panjang. Dengan kreasi seperti inilah Sunan Kalijaga mengajarkan

Islam tanpa menimbulkan konflik di masyarakat (Roqib, 2007:56-57).

Kepercayaan pra-Islam pada masyarakat Jawa yang animis,

dinamis, dipandang oleh Tohari dalam pandangan adat dan tradisi

kebudayaan yang memiliki kearifan lokal (local wisdom) yang tidak akan

dibongkar dan dibersihkan jika tidak bertentangan dengan ajaran Islam

(akhlaq wal-karimah).

Page 76: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

C. Prosesi Ruwatan Rambut Gimbal dalam Perspektif Fiqh Imam

Abu Hanifah

Tafa‟ul adalah mengharapkan kebaikan dari suatu tindakan dan

lawan dari Tafa‟ul adalah Tafaum yang artinya pesimis, dan Tafaum

dilarang dalam Islam. Tafa‟ul telah dijelaskan dalam hadis Nabi SAW.

Dalam sebuah hadis Rasululullah saw bersabda:

هللعلىووسلم:عنانسرضىاهللعنوقال:قالرسولاهللصلىا

كلمةطيبة طي رةوي عجبىنالفال.قالوا:وماالفال؟قال: عدوىول لDari Anas ra, berkata Rasullullah Saw, bersabda: “Tidak ada sakit

menular dan tidak ada kesialan karena sesuatu. Dan saya kagum pada

fa‟i”. Para sahabat bertanya: “ Apakah fai‟i itu? “ beliau menjawab: “

kata yang baik”. ( Riwayat Bukhari- Muslim).

Al-Fa‟l menurut ulama bermaksud seseorang mendengar atau

terdengar suatu ucapan yang baik. Sama hal nya dengan ruwatan, orang-

orang yang melakukan ruwatan mengharap kebaikan dari tindakan itu

dengan meminta kepada Allah. Seperti dengan memotong rambut

gimbal, dan membuang rambut gimbalnya yang hanya bersifat simbolis

saja, mengharap yang baik untuk masa yang akan datang, seperti bala

hilang atau tersingkir dari si anak.

Rasulullah membenarkan al-Fa‟l atau at-Tafa‟ul karena ia

berprasangka baik (husnudzan) kepada Allah atau menaruh harapan

kepadaNya, dimana setiap mukmin diperintahkan supaya senantiasa

berprasangka baik kepada Allah setiap saat.Contoh hadis Nabi tentang

Tafa‟ul yaitu Hadis riwayat Abu Qatadah:

Page 77: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: “Mimpi

baik (rukyah) itu datangnya dari Allah dan mimpi buruk (hilm) datang

dari setan. Maka apabila salah seorang di antara kalian bermimpi yang

tidak menyenangkan hendaklah dia meludah ke samping kiri sebanyak

tiga kali dan memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatannya

sehingga mimpi itu tidak akan membahayakannya”. (Shahih Muslim

No.4195) dan harapannya setan yang mengganggunya pergi.

Sama hal nya dengan ruwatan, orang-orang yang melakukan

ruwatan mengharap kebaikan dari tindakan itu dengan meminta kepada

Allah. Seperti dengan memotong rambut gimbal, dan membuang rambut

gimbalnya yang hanya bersifat simbolis, mengharap yang baik untuk

masa yang akan datang. Dengan demikian bagi orang yang belum

memahaminya pemotongan dan larungan dalam prosesi ruwatan tentu

terasa tidak masuk akal atau irasional. Dari adanya tindakan Irasional tadi

maka belum tentu musyrik. Karena kita tidak bisa langsung mengatakan

sesuatu hal itu syirik Karena ciri-ciri musyrik sendiri diantaranya:

menyembah selain Allah, menyekutukan Allah, dan mengharap kepada

selain Allah.

Ruwatan itu ada yang menyebutnya adat, ada pula yang menilainya

sebagai kepercayaan. Islam memandang, adat itu ada dua macam, adat

yang mubah (boleh) dan adat yang haram. Sedang mengenai keyakinan

atau kepercayaan apabila dengan cara memotong rambut gimbal akan

menghilangkan nasib buruk maka termasuk musyrik dengan alasan

misalnya jika rambut tidak dipotong hidupnya akan celaka. Karena hal

seperti itu jelas bertentangan dengan hukum Islam.

فالرادلفضلووإنيسس كاشفلوإلىووإنيردكبي فال كاللوبضر

Page 78: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

منعبادهوىوالغفورالرحيم يصيببومنيشاء

“Dan jika Allah menimpakan kepadamu suatu bahaya, maka tidak ada

yang dapat menghilangkannya selain Dia; sedang jika Allah

menghendaki untukmu sesuatu kebaikan, maka tidak ada yang dapat

menolak karunia- Nya… Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa

yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang

Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ”(QS.Yunus: 107).

Kepercayaan kepada Bhatara Kala, hingga meyakini jika dengan

diadakan ruwatan maka terhindar dari dimangsa Bhatara Kala dan

terbuang sialnya. Sial ataupun beruntung itu datangnya hanya dari Allah,

maka sudah semestinya meminta hanya kepada Allah, bukan kepada

selain-Nya, dan dengan cara yang diajarkan Allah.

Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada

selain Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah atau mendekatkan diri

kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah,

baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain

Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.

Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan

dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan nama

selain Allah.

Sebagaimana penjelasan yang dijelaskan oleh Imam Abu Hanifah

bahwa:

كبية,إذامليستحلها كانت ولنكفرمسلمابذنبمنالذنوبوإن

Page 79: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

“kita tidak mengkafirkan orang muslim, meskipun melakukan dosa.

Meskipun dosa besar, selama tidak menghalalkan dosa itu”.(Alkidah

Wal ilmu Kalam:621).

Didalam ruwatan rambut gimbal masyarakat sembungan tidak ada

unsur musyrik. Karena didalamnya tidak ditemukan adanya indikasi

musyrik. Sesuai dengan penjelasan Imam Abu Hanifah dalam

penjelasannya kita tidak boleh semudah itu untuk mengkafirkan

perbuatan orang muslim. Meskipun dia melakukan dosa besar, dia tetap

tidak boleh dihukumi kafir. Hanya dihukumi dia berdosa. Selama dia

yang melakukan dosa itu tidak menghalalkan dosa tersebut. Namun jika

beranggapan dengan niat memotong rambut gimbal akan membuang

bala‟ bencana atau sial maka termasuk musyrik. contohnya bala‟ hilang

dan tersingkir dari si anak. Sial ataupun beruntung itu datangnya hanya

dari Allah Ta‟ala, maka mestinya meminta hanya kepada Allah, bukan

kepada selain-Nya. Tathoyyur atau Thiyaroh adalah merasa bernasib sial,

atau meramal nasib buruk karena melihat burung, binatang dan lainnya,

atau apa saja.

ل. .الطي رةشركالطي رةشرك.ثالثا وك اللويذىبوبالت ولكن ومامناإل

“Beranggapan sial adalah kesyirikan, beranggapan sial adalah

kesyirikan”. Beliau menyebutnya sampai tiga kali. Kemudian Ibnu

Mas‟ud berkata, “Tidak ada yang bisa menghilangkan sangkaan jelek

dalam hatinya. Namun Allah-lah yang menghilangkan anggapan sial

tersebut dengan tawakkal.” (HR. Abu Daud no. 3910 dan Ibnu Majah no.

3538. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

(https://rumaysho.com/2248-beranggapan-sial-berbau-syirik.html)

Page 80: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Metode Istinbath yang digunakan Abu Hanifah:

“Saya berpegang pada kitab Allah, jika tidak saya mengambil sunah

rasulullah SAW, jika tidak aku dapati juga dikitab Allah dan sunnah

rasulnya, saya mengambil pendapat sahabat yang aku kehendaki dan

meninggalkan pendapat yang tidak aku kehendaki pula”.

Abu hanifah dalam berijtihad menetapkan suatu hukum berpegang

kepada beberapa dalil syara‟ yaitu alqur‟an, sunnah, ijma‟, sahabat,

qiyas, istihsan dan „Urf. Seperti dalam Mashlahah Mursalah, yaitu

kebaikan (mashlahah) yang tidak disinggung-singgung syara‟, untuk

mengerjakannya atau meninggalkannya. Sedang kalau dikerjakan akan

membawa manfaat atau menghindari keburukan. Dalam prakteknya

mashlahah tidak banyak berbeda dengan istihsan. Perbedaannya, istihsan

ialah mengecualikan suatu hukum dari peraturan umum yang ditetapkan

qiyas, sedang mashlahah murshalah tidak ada penyimpangan dari qiyas.

Syarat-syarat mashlahah mursalah:

1. hanya berlaku dalam masalah muamalat

2. tidak berlawanan dengan maksud syar‟iat atau salah satu dalilnya yang

sudah dikenal.

3. mashlahah adalah karena kepentingan yang nyata dan diperlukan oleh

masyarakat.(Hanafie,1993:144)

Mashlahah yang terdapat dalm ruwatan diantaranya seperti:

1. menguatkan tali Silaturahmi

Pada saat hari pelaksanaaan ruwatan pemotongan rambut gimbal

masyarakat berkumpul di telaga Cebong ikut menghadiri acara

Page 81: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

ruwatan dan dijadikan sebagai ajang silaturrahmi antar masyarakat.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut:

“Siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dilanjutkan umurnya

maka hendaknya menyambung hubungan keluarga (silaturrahmi)”

(HR. Bukhari Muslim).

2. Membaca Sholawat

Sholawat yang berarti memuji mengagungkan Rosullullah, dan

membuat wasilah dengan membaca sholawat. Barang siapa yang

membaca sholawat untuk nabi, maka akan menjadi cahaya nanti di

hari akhir.

3. Bersedekah

Sedekah/Sodakoh untuk keselamatan, yang artinya secara

langsung bermakna keberuntungan bagi orang-orang yang diundang,

karena ketika masyarakat datang mendapatkan rezeki bisa makan

bersama. Sedekah ini berasal dari orang-orang yang akan melakukan

ruwatan kemudian disedekahkan kepada masyarakat yang datang.

وتدفعميتةالسوء.قالىذاحديث غظبالرب انالصدقةلتطفىء غريبمنىذاالوجو

Artinya : “Sungguh shadaqah itu dapat menghilangkan amarah

Tuhan dan dapat menolak (cara) mati yang buruk.”

Page 82: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

4. Membaca doa-doa

Doa-doa yang disebut merupakan doa-doa yang ditujukan

untuk memanjatkan doa kepada Allah.

لتعلىاللو,اللهمإن بسماللوت وك أعوذبكأنأضلأوأضلأوأزل أوأظلمأوأظلمأوأجهلأويهلعلي أوأزل

Dengan menyebut nama Allah saya bertawakkal kepada Allah.

Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung diri kepadaMu dari sesuatu

yang menyesatkan, dari suatu yang menggelincirkan atau

digelincirkan dari suatu yang menganiaya atau teraniaya, atau dari

sesuatu yang membodohkan atau diperbodohkan (HR Abu Dawud

dan At Tirmidzi) „Urf dapat dijadikan sebagai salah satu dalil dalam menetapkan hukum

syara‟ apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. „Urf itu baik yang bersifat khusus dan umum maupun yang bersifat

perbuatan dan ucapan berlaku secara umum. Artinya, „urf itu berlaku

dalam mayoritas kasus yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dan

keberlakuannya dianut oleh mayoritas masyarakat tersebut.

2. „Urf itu telah memasyarakat ketika persoalan yang akan ditetapkan

hukumnya itu muncul. Artinya, „urf yang akan dijadikan sandaran

hukum itu lebih dahulu ada, sebelum kasus yang akan ditetapkan

hukumnya.

3. „Urf itu tidak bertentangan dengan yang diungkapkan secara jelas

dalam suatu transaksi. Artinya dalam suatu transaksi apabila kedua

belah pihak telah menentukan secara jelas hal-hal yang harus dilakukan.

Page 83: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

4. „Urf itu tidak bertentangan dengan nash, sehingga menyebabkan

hukum yang dikandung nash itu tidak bisa diterapkan. „urf seperti ini

tidak bisa dijadikan dalil syara‟, karena kehujjahan „urf bisa diterima

apabila tidak ada nash yang mengandung hukum permasalahan yang

dihadapi.

العا دة محكمة

“Adat kebiasaan itu dapat menjadi ditetapkan sebagai hukum”

Adat yang dilakukan secara berulang-ulang dan menjadi

kebiasaan sehingga dapat melekat pada benak orang-orang, hal ini

seperti tradisi ruwatan yang dilakukan oleh masyarakat Sembungan,

ruwatan sudah menjadi tradisi atau suatu kebiasaan yang dilakukan oleh

masyarakat Sembungan pada umumnya.

Sedangkan syarat adat istiadat bisa dikatagorikan hukum Islam yaitu :

a. Kebiasaan tersebut telah berlaku lama di tengah kehidupan

masyarakat dan dikenal secara luas.

b. Adat tersebut dapat diterima oleh akal sehat dan bisa memberi

manfaat.

c. Peraturan masyarakat itu tidak bertentangan dengan Al-quran dan Al-

Hadits.Seperti dalam surat Ali-Imran ayat 19:

ين عند الله اإلسالم ....... إن الد“Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam..”

Dalam Islam orang yang berambut gimbal bukanlah sebuah nasib,

Page 84: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

suatu nasib yang kurang beruntung juga tidak ada dalam Islam. Hanya

pemotongannya saja secara budaya setempat dengan tujuan

melestarikan kekayaan kebudayaan. Secara muslimnya, kita harus

bersuci membersihkan diri atau badan. Tradisi Islam yang terdapat

didalam prosesi ruwatan antara lain seperti Sholawat, berarti memuji

mengagungkan Rosullullah, kita membuat wasilah dengan membaca

sholawat karena barang siapa yang mau membaca sholawat untuk nabi,

maka akan menjadi cahaya nanti di yaumul qiyamah atau hari akhir.

Selametan dan ruwatan memiliki tujuan yang hampir sama

yaitu sama-sama meminta kepada Tuhan agar selamat dari bahaya dan

sehat (waras) dari segala penyakit. Tujuan lain adalah untuk menjaga

keserasian manusia manusia dengan alam, baik alam fisik maupun alam

nonfisik (alam roh, lelembut). Terkait dengan selamatan dalam tradisi

santri atau Islam tradisionalis, ada proses islamisasi tradisi semisal

tradisi selametan 1,3,7,40,100,1000 hari bagi orang yang telah

meninggal dunia (Roqib,2007:56).

Menurut Achmad Chodim yang dikutip oleh Roqib, tradisi dan

budaya akomodatif terhadap budaya lokal ini merupakan upaya dakwah

yang merespons budaya lokal untuk menciptakan harmonitas sosial

sehingga ajaran Islam bisa diaplikasikan tanpa ada penggusuran

terhadap tradisi lama yang baik. Keserasian dengan tradisi lokal ini

memiliki posisi penting bagi orang Jawa. Hal ini juga ditunjukkan oleh

para wali, meski Sunan Kalijaga menjadi anggota Wali Songo, tetapi

Page 85: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

dia tetap berpakaian ala Jawa. Sunan tidak menggunakan jubah atau

surban. Sunan tetap menggunakan blangkon (semacam ikat kepala yang

tinggal dipakai). Sunan tidak menggunakan jubah, tetapi menggunakan

bajunya sendiri yang disebut baju takwa (yaitu baju pas model Jawa

dengan kerah tegak dan panjang). Dengan kreasi seperti inilah Sunan

Kalijaga mengajarkan Islam tanpa menimbulkan konflik di masyarakat

(Roqib, 2007:56-57). Demikian juga dengan Kyai Kolodete upaya

dakwah yang dilakukan dengan ruwatan, dalam prosesi ruwatan

tersebut diselipkan dengan membaca sholawat Nabi dan menampilkan

kesenian daerah setempat yang artinya mengajarkan agama Islam dan

melestarikan kebudayaan setempat.

Page 86: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan pengolahan dan penganalisisan data dari

hasil penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Munculnya tradisi ruwatan rambut gimbal di desa Sembungan,

Kejajar, Wonosobo Jawa Tengah

Nenek moyang di Sembungan adalah seorang ulama yang

menyebarkan ajaran Islam yang bernama Kyai Kolodete beliau berambut

gimbal yang menurunkan rambut gimbalnya pada anak-anak. Selain beliau

ada juga mbah Kyai karim, dan mbah adam sari (Jaka Sembung). Ruwatan

dimaksud untuk menghilangkan bala‟ atau bencana agar anak memiliki

rambut yang normal dan untuk meminta keselamatan. Bagi yang tidak

mengikuti ruwatan ketika dicukur sewaktu-waktu tanpa melalui ruwatan

maka anak akan sakit-sakitan dan rambut akan tumbuh gimbal lagi. Jadi

ruwatan merupakan ritual yang harus dilakukan karena merupakan suatu

titisan, atau turunan dari nenek moyang Kyai Kolodete.

2. Prosesi ruwatan rambut gimbal di desa Sembungan, Kejajar,

Wonosobo Jawa Tengah.

Prosesi ruwatan dimulai dengan iring-iringan anak-anak rambut

gimbal menuju telaga cebong, disambut dengan sholawat rebana. Setelah

sholawat atau rebana kemudian dibuka dengan sambutan oleh salah satu

pelaksana upacara sekaligus membuka acara ruwatan pemotongan rambut

Page 87: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

gimbal. Kemudian setelah sambutan-sambutan selesai maka prosesi upacara

pun dimulai. Sebelum prosesi pemotongan dibacakan Doa oleh tokoh

Agama setempat dan tokoh masyarakat. Doa-doa tolak bala (bencana)

dikumandangkan saat prosesi cukur rambut, kemudian permintaan anak

dipenuhi dan rambut siap dipotong. Prosesi ruwatan dilanjutkan dengan

larungan dimana rambut yang sudah dipotong dikumpulkan kemudian

dilarung ditengah Telaga Cebong, dengan iringan sholawat Nabi dan musik

rebana. Kegiatan terakhir adalah makan Bucu Robyong (nasi tumpeng yang

ditusuki dengan jajanan pasar) dan jajanan pasar dari warga yang

mempunyai hajat meruwat anaknya untuk disedekahkan kepada masyarakat

yang datang. Sedekah ini dimaksud supaya si anak mendapatkan

keselamatan dan kesehatan. Acara terakhir yaitu pentas kesenian khas

Wonosobo dengan urut-urutan Kesenian Thek-thek (angklung), kesenian

kuda kepang, kesenian angguk (syair-syair Islam), kesenian liong (naga).

3. Perspektif Fiqh Imam Abu Hanifah terhadap prosesi adat ruwatan

rambut gimbal masyarakat Sembungan

Metode Istinbath yang digunakan Abu Hanifah:

“Saya berpegang pada kitab Allah, jika tidak saya mengambil sunah

rasulullah SAW, jika tidak aku dapati juga dikitab Allah dan sunnah

rasulnya, saya mengambil pendapat sahabat yang aku kehendaki dan

meninggalkan pendapat yang tidak aku kehendaki pula”.

Abu hanifah dalam berijtihad menetapkan suatu hukum berpegang

kepada beberapa dalil syara‟ yaitu alqur‟an, sunnah, ijma‟, sahabat,

qiyas, istihsan dan „Urf. Seperti dalam Mashlahah Mursalah, yaitu

kebaikan (mashlahah) yang tidak disinggung-singgung syara‟, untuk

Page 88: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

mengerjakannya atau meninggalkannya. Sedang kalau dikerjakan akan

membawa manfaat atau menghindari keburukan.

Orang yang melakukan ruwatan mengharap kebaikan dari tindakan itu

dengan meminta kepada Allah. Seperti dengan memotong rambut

gimbal, dan membuang rambut gimbalnya yang hanya bersifat simbolis,

mengharap yang baik untuk masa yang akan datang. Namun jika

beranggapan dengan niat memotong rambut gimbal akan membuang

bala‟ bencana atau sial maka termasuk musyrik. contohnya bala hilang

dan tersingkir dari si anak. Sial ataupun beruntung itu datangnya hanya

dari Allah Ta‟ala, maka mestinya meminta hanya kepada Allah, bukan

kepada selain-Nya. Tathoyyur atau Thiyaroh adalah merasa bernasib sial,

atau meramal nasib buruk karena melihat burung, binatang dan lainnya,

atau apa saja.

Ruwatan itu ada yang menyebutnya adat, ada pula yang menilainya

sebagai kepercayaan. Islam memandang, adat itu ada dua macam, adat

yang mubah (boleh) dan adat yang haram. Adanya keyakinan atau

kepercayaan apabila dengan cara memotong rambut gimbal akan

menghilangkan nasib buruk maka termasuk musyrik dengan alasan

misalnya jika rambut tidak dipotong hidupnya akan celaka. Karena hal

seperti itu jelas bertentangan dengan hukum Islam. Kepercayaan kepada

yang lain misalnya Bhatara Kala, hingga meyakini jika dengan diadakan

ruwatan maka dapat terhindar dari mangsa Bhatara Kala atau terbuang

sialnya. Sial ataupun beruntung itu datangnya hanya dari Allah, maka

Page 89: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

sudah semestinya meminta hanya kepada Allah, bukan kepada selain-

Nya, dan dengan cara yang diajarkan Allah.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian.

Penulis memberikan beberapa saran yang mudah-mudahan dapat

bermanfaat antara lain:

1. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat supaya dapat menjaga dan melestarikan

kebudayaan peninggalan nenek moyang yang telah ada.

2. Bagi tokoh agama

Dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk

mengetahui aturan-aturan hukum Islam yang sesuai dengan syariat,

tanpa menyimpang dari ajaran Islam.

3. Bagi ilmu hukum untuk mengetahui adakah tradisi hal-hal yang tidak

sesuai dalam prosesi ruwatan menurut tinjauan Fiqh Imam Abu

Hanifah.

Page 90: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairil. 1967. Meninjau Hukum Adat Minangkabau. Jakarta: Penerbit

Segara.

Ahmad An Nasa‟iy, Abu Abdur Rahman. 1993. Terjemah Sunan An Nasa‟iy.

Semarang: CV. Asy Syifa‟ Semarang.

Isa, Muhammad Bin Surah At Tirmdzi. 1992. Terjemah Sunan At Tirmidzi.

Semarang: CV Asy Syifa‟.

Daymon, Cristine. 2002. Metode Riset Kualitatif Dalam Public Relation dan

Marketing Communication. Jakarta: Benteng Pustaka.

Ghani, Djuanidi.1997. Dasar-dasar Pendidikan Kualitatif, Prosedur, Tehnik dan

Teori. Surabaya: PT. Bila Ilmu.

Giri, Wahyana. 2009. Sajen dan Ritual Orang Jawa. Yogyakarta: Penerbit Narasi.

Hazairin. 1970. Demokrasi Pancasila. Jakarta: Tintamas.

Hanafie.1993. Usul Fiqh. Jakarta: Pt Aka Jakarta.

Haroen, Nasrun.1996. Ushul Fiqh 1. Jakarta: Logos.

Jamil, Abdul. 2002. Islam dan Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Gama Media.

Junus, Mahmud. 1967. Terjemah Al Qura‟an Al Karim. Singapore: Alharamain.

Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Muhadjir, Neong. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Reka

Sarasin.

Nashiruddin Al Albani, Muhammad. 2014. Ringkasan Shahih Bukhari. Jakarta:

Page 91: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Pustaka Azzam Anggota IKAPI DKI Jakarta.

-------------------------------. 2013. Mukhtashar Shahih Muslim. Jakarta: Pustaka

Azzam Anggota IKAPI DKI Jakarta.

Nawawi, Hadari. 1990. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah

Mada University press.

Poerwadarminta.1976. Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pudjosewojo, Kusumadi. 1986. Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia.

Jakarta: Aksara Baru.

Qodir, Zuly. 2011. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Resi, Maharsi. 2010. Islam Melayu vs Jawa Islam.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Roqib, Moh. 2007. Harmoni Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Roibin. 2009. Relasi Agama dan Budaya Masyarakat Kontemporer: Malang: UIN

Malang Press.

Soekanto dan Soerjono. 2002. Hukum Adat Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Soekanto dan Soerjono Soekanto. 1979. Pokok-pokok Hukum Adat. Bandung:

Penerbit Alumni.

Shabir, Muslich. 1986. 400 Hadis Pilihan tentang akidah, syari‟ah, dan akhlak.

Bandung: PT Alma‟arif.

Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

http://ebsoft.web.id.

digilib. Uinsby.ac.id/896/2/Bab%20/pdf.

Page 92: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

digilib.uinsby.ac.id/1/240/4/bab 1/pdf.

Cabiklunik.blogspot.co.id/2011/07/buku-kajian-agama-dalam-perspektif-html.

Makalah-perkuliahan-blogspot.co.id/2012/07/hukum-adat-sebagai-aspek-

kehidupan-html.

(http://www.arrahmah.com/news/2014/10/24/ruwatan-dan-bahayanya-bagi-

aqidah-islam.html)

(http://abufathirabbani.blogspot.co.id/2012/11/syirik-pengertian-sebab-sebab-dan-jenis.html)

(https://rumaysho.com/2248-beranggapan-sial-berbau-syirik.html)

Page 93: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan
Page 94: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan
Page 95: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan
Page 96: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan
Page 97: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Bagaimana Sejarah awal munculnya ruwatan rambut Gimbal?

2. Bagaimana gejala awal tumbuhnya rambut gimbal pada anak?

3. Adakah perbedaan anatara anak berambut Gimbal dengan anak pada

umumnya?

4. Bagaimana Prosesi ruwatan rambut gimbal masyarakat Sembungan

berlangsung?

5. Pada umur berapa anak bisa dilakukan Ruwatan?

6. Apa yang terjadi jika tidak diadakan ruwatan terhadap anak berambut gimbal?

7. Bagaimana masyarakat setempat memaknai ruwatan tersebut?

8. Adakah nilai-nilai Islam dalam tradisi tersebut?

9. Apa makna dari nilai-nilai Islam yang terdapat di dalam tradisi tersebut?

10.Adakah hubungan antara kejawen dengan tradisi Islam di Sembungan?

Page 98: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Arak-arakan dari balai desa Sembungan Upacara Ruwatan Rambut Gimbal

menuju Telaga Cebong

Pentas Rebana oleh kelompok kesenian prosesi pencukuran Rambut Gimbal

Pemotongan rambut gimbal oleh pemberian permintaan anak rambut

Salah satu personil slank Gimbal dari Tokoh Masyarakat

Page 99: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Prosesi Pelarungan Rambut Gimbal Oleh tokoh masyarakat

Pentas Kebudayaan Khas Wonosobo

Salah satu anak rambut Gimbal di Sembungan

Page 100: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

Wawancara dengan seorang tokoh masyarakat bapak Zaiudin

Wawancara dengan pak kadus bapak Ahmad Irfan

Wawancara dengan Tokoh Agama bapak Lukman Hakim

Page 101: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Irinna Ika Wulandari

NIM : 21111034

Jurusan/Fakultas : Ahwal Al Syakhshiyyah/ Syariah

Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 09 Januari 1993

Alamat : Dusun Pancuran Rt 06 Rw 02 Kandangan, Bawen

Nama Ayah : Muh isom

Nama Ibu : Siti Munawaroh

Agama : Islam

Pendidikan : - SD N 3 Kandangan lulus tahun 2002

- SMP N 5 Ambarawa lulus tahun 2008

- SMA N 1 Ambarawa lulus tahun 2011

Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 9 September 2015

Penulis,

IRINNA IKA WULANDARI

Page 102: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Irinna Ika Wulandari Fakultas : Syariah

NIM : 21111034 Jurusan : AS

P.A. : Heni Satar Nurhaida, SH.,M.Si.

No JENIS KEGIATAN PELAKSANAAN JABATAN NILAI

1. Orientasi Pengenalan Akademik

dan Kemahasiswaan (OPAK)

oleh DEMA STAIN Salatiga

20-22 Agustus

2011

Peserta 3

2. Achievement Motivation

Training (AMT) “Membangun

Mahasiswa Cerdas Emosi,

Spiritual, dan Intelektual” oleh

CEC & Ittaqo STAIN Salatiga

23 Agustus 2011 Peserta 2

3. Orientasi Dasar Keislaman

(ODK) “ menemukan muara

sebagai mahasiswa rahmatan lil

alamin” oleh STAIN Salatiga

24 Agustus 2011 Peserta 2

4. Seminar Entrepreneurship dan

Koprasi oleh KOPMA & KSEI

STAIN Salatiga

25 Agustus 2011 Peserta 2

5. USER EDUCATION

(Pendidikan Pemakai) oleh UPT

PERPUSTAKAAN STAIN

Salatiga

20 September

2011

Peserta 2

6. Seminar Regional

Kejurnalistikan “ Reorientasi

Peran Jurnalistik dalam

Prespektif sosial dan Budaya

pada Era Post Modern” oleh

LPM Dinamika

06 Oktober 2011 Peserta 4

7. Ibtida‟ “Muslim Diary : Catatan

Harian Mahasiswa Rabbani”

oleh LDK

08-09 Oktober

2011

Peserta 3

8. MAKRAB “ Semalam Sehati”

Oleh HMJ Syariah

09 Oktober 2011 Peserta 2

9. Seminar Regional

“Negara Islam dalam Tinjauan

Islam NKRI” oleh IPNU dan

PMII kota Salatiga

22 November 2011 Peserta 4

Page 103: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

10. Sosialisasi Pancasila,UUD 1945

Oleh MPR RI

24 November 2011 Peserta 2

11. Seminar Ekonomi Islam

“ Peran ekonomi Islam dalam

Mengatasi Krisis Ekonomi

Global” oleh STAIN Salatiga

14 Januari 2012 Peserta 2

12 Public Hearing

“Meningkatkan kepekaan dan

transparansi kinerja lembaga

menuju kampus yang amanah”

oleh SEMA

15 Maret 2012 Peserta 2

13 MAPABA PMII Salatiga

Reformulasi Nalar Organisasi

menuju Kesadaran Kolektif

Berorganisasi”

23-25 maret 2012 Panitia 3

14. Pelatihan Advokasi

“ Anggaran Percepatan

Pembangunan dan Kesejahteraan

Masyarakat Salatiga”

Oleh DEMA dan HMJ syariah

17 Mei 2012 Peserta 3

15. Seminar Nasional Ekonomi

Syariah “ Ekonomi syariah

bukan ekonomi biasa” oleh

KSEI

2 Juni 2012 Peserta 6

16 Public Hearing 2 “evaluasi

kinerja Lembaga Menanggapi

Public Hearing 1”

18 Juni 2012 Peserta 2

17. Lokakarya Imsakiyah 1433

H/2012 M

Oleh STAIN

20 Juni 2012 Peserta 2

18. Program MA‟HAD selama 1

tahun

7 Juli 2012 Peserta 3

19. Pelatihan Kader Bangsa

“ Kiprah Mahasiswa dalam

menggerakan Tradisi untuk

Kejayaan Bangsa” oleh DPW

mahasiswa satu bangsa jateng

15-16 Juli 2012 Peserta 3

20. Sarasehan Jurnalistik “ Gerakan

Santri Menulis”

Oleh Suara Merdeka

3 Agustus 2012 Peserta 2

21 Diskusi lintas agama di pondok

edimancoro

“gerakan-gerakan fundamentalis

agama di Indonesia”

10 Agustus 2012 Peserta 2

Page 104: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

22. MAPABA PMII Salatiga

“ Membentuk Militansi Kader

menuju Mahasiswa yang Ideal”

07 Oktober 2012 Panitia 2

23. Dialog Publik dan Silaturahmi

Nasional

Kemanakah arah Kebijakan

BBM? Oleh PMII Salatiga

10 November 2012 Panitia 6

24. Seminar Nasional “ Peran

Lembaga Perbankan Syariah

dengan adanya Otoritas Jasa

Keuangan” oleh Hmj Syariah

29 November 2012 Peserta 6

25. Partisipasi Short Course TOEFL

Oleh Pondok Salafiah Pulutan

Sidorejo

17 Februari 2013 Peserta 3

26 Surat Keterangan sebagai

Ustadz/Ustadzah di TPQ Asy-

Syifa‟ Pulutan

25 Februari 2013 Ustadzah 3

27. Penataran Ustadz/Pengelola

TKA-TPA Tingkat Dasar

“Manajemen dan Administrasi

TKA-TPA, Metodologi IQRO‟

dan Pengelolaan Kelas”

olehYayasan Team Tadarus

“AMM” Yogyakarta

10 Maret 2013 Peserta 3

28 Partisipasi Kursus Singkat

TOEFL oleh Bagian bahasa

Ponpes Salafiyah Pulutan

17 Maret 2013 Peserta 3

29 Partisipasi Kursus Singkat

TOEFL “ Toefl Focusing on

Reading Comprehension”

Oleh Ponpes Salafiah Pulutan

24 Maret 2013 Peserta 3

30 Pelatihan Jurnalistik Tingkat

Lanjut “ Idealisme Mahasiswa

Sebagai Modal Utama

Penggerak Jurnalistik Kampus”

oleh LPM Dinamika

6-7 April 2013 Peserta 3

31 Seminar Naisonal dan Dialog

Publik “ minimnya pasokan

energi, pembatasan subsidi bbm

dan peran masyarakat dalam

penghematan energi”

Oleh HMJ tarbiyah dan Syariah

20 April 2013 Peserta

6

32 Program Kursus Singkat “

politik jihad dan terorisme”

Oleh Prodi Ahwal al

Syakhsiyyah”

1 Mei 2013 Peserta 3

Page 105: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan

33 Seminar Nasiona l

“Norma Hukum Serta Kebijakan

Pemerintah dalam

Mengendalikan Harga BBM

bersubsidi” oleh DEMA

27 Mei 2013 Panitia 8

34 Seminar Naisonal

“ Mengawal Pengendalian BBM

Bersubsidi, kebijakan BLSM,

serta Inflasi dalam negeri

sebagai dampak Kenaikan harga

BBM bersubsidi” oleh DEMA

8 Juli 2013 Peserta 6

35 Seminar Internasional

“ Politik Jihad dan Terorisme”

oleh STAIN

11 September

2013

Peserta 8

36 Seminar

Nasional“Mendetakkan Jantung

Bangsa dengan Jurnalisme”

LPM Dinamika

07 Oktober 2013 Peserta 6

37 Dialog Energi

“Dampak kenaikan tarif dasar

listrik terhadap perekonomian

Indonesia” oleh Dema

12 Desember 2013 Peserta 2

38 SK Pengurus Lpm Dinamika

masa bakti 2014

31 Januari 2014 Pengurus 4

39 SK Panitia dan Pemateri

Pelatihan jurnalistik tingkat

lanjut LPM DINAMIKA

31 Mei 2014 Panitia 2

40 PELATIHAN JURNALISTIK

TINGKAT LANJUT

NASIONAL

“ Idealisme Jurnalis” oleh LPM

DINAMIKA

31 Mei 2014 Panitia 4

41 Seminar Nasional

“ Idealisme Mahasiswa”

Oleh Lpm Dinamika

03 Juni 2014 Peserta 6

42 Seminar Internasional “Asean

Economic Community 2015,

prospects and Challenges for

Islamic Higher Education”

Oleh IAIN Salatiga

28 Februari 2015 Peserta 8

43 Kegiatan Wide Game dalam

rangka meningkatkan kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SD N

Ngrajek 1

03 April 2015 Panitia 2

Page 106: PROSESI ADAT RUWATAN RAMBUT GIMBAL DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/801/1/IRINNA IKA.WULANDARI.21111034.pdfJika setiap cerita hidup kita selalu indah, Kita tidak akan