PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

23
PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN 7 SEPTEMBER 2021 TIM PENGAMPU PPA 2021

Transcript of PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

Page 1: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

PROSES SOSIAL

PERILAKU MANUSIA TERHADAP

LINGKUNGAN

7 SEPTEMBER 2021

TIM PENGAMPU PPA 2021

Page 2: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

konsep fenomena

perilaku lingkungan

psikologi dan perilaku manusia tentang

proses individual perilaku manusia terhadap lingkungannya

psikologi dan perilaku manusia tentang

proses sosial perilaku manusia terhadap lingkungannya.

persepsi

kognisi

personal space

privacy

teritoriality

density

crowding

Page 3: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

1. PRIVASI

Pengertian:▪ Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan

yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasitertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan itu menyangkutketerbukaan atau ketertutupan, adanya keinginan untukberinteraksi dengan orang lain, atau justru ingin menghindaratau berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain. (DibyoHartono, 1986)

▪ Privasi merupakan kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan-pilihan dankemampuan untuk mencapai interaksi yang diinginkan. (Rapoport)

▪ “selective control of access to the self or to one’s group”(Gifford, 1987, p.199).

Bagaimana manusia dapat mengontrol akses terhadap diri sendiridan akses kepada orang lain, baik melalui pengaturan aksesterhadap informasi ataupun terhadap interaksi sosial.

3

Page 4: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

Fungsi Privasi

Menurut Altman (1975) privasi memiliki 3

fungsi, yaitu:

1. Pengatur dan pengontrol interaksi

interpersonal, yang berarti sejauh mana

hubungan dengan orang lain diinginkan,

kapan waktunya menyendiri dan kapan

waktunya bersama-sama.

2. Merencanakan dan membuat strategi untuk

berhubungan dengan orang lain, yang

meliputi keintiman/jarak dalam berhubungan

dengan orang lain.

3. Memperjelas identitas diri

4

Page 5: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

Faktor yang Mempengaruhi Privasi

1. Faktor Personal

Faktor personal, perbedaan dalam latar belakang

pribadi akan berhubungan dengan kebutuhan

privasi.

2. Faktor Situasional

Faktor situasional, kepuasan terhadap kebutuhan

akan privasi sangat berhubungan dengan seberapa

besar lingkungan mengijinkan orang-orang di dalamnya untuk menyendiri.

3. Faktor Budaya

Faktor budaya, tiap-tiap budaya tidak ditemukan

adanya perbedaan dalam banyaknya privasi yang diinginkan, tetapi sangat berbeda dalam cara

bagaimana mereka mendapatkan privasi.

5

Page 6: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

Pengaruh Privasi Terhadap Perilaku:

1. Pengelolaan hubungan interpersonal adalah pusat pengalaman tentang privasi dalam kehidupan sehari-hari, orang yang terganggu privasinya akan merasakan keadaan yang tidak nyaman. (Maxine Wolfe dkk)

2. Kemampuan untuk menarik diri ke dalam privasi dapat membuat hidup ini lebih nyaman saat harus berurusan dengan orang-orang yang dianggapnya mengganggu. (Schwartz)

3. Saat kita mendapatkan privasi seperti yang kita inginkan, kita dapat melakukan pelepasan emosi dari akumulasi tekanan hidup sehari-hari dan juga dapat melakukan evaluasi diri serta membantu kita mengembangkan dan mengelola otonomi diri. Otonomi ini meliputi perasaan bebas, kesadaran memilih, dan kemerdekaan dari pengaruh orang lain. (Westin)

6

Page 7: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

7

Page 8: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

2. Teritori

Dharma (1998): Suatu pola tingkah laku yang ada hubungannya dengan kepemilikan atau seseorang /kelompok atas sebuah tempat atau lokasi. Pola tingkah laku ini mencakup personalisasi dan pertahanan terhadap gangguan dari luar.

Hall (1969): Teritorialitas berhubungan dengan privasi yang berhubungan dengan kepemilikan dan tingkat kontrol bahwa penghuni memiliki kuasa atas penggunaan suatu tempat.

Brower (1976): Hubungan individu atau kelompok dengan seting fisiknya, yang dicirikan oleh rasa memiliki dan upaya kontrol terhadap penggunaan interaksi yang tidak diinginkan melalui kegiatan penempatan, mekanisme defensif dan keterikatan. Kontrol teritorial memungkinkan untuk mencapai tingkat privasi dan keintiman yang berbeda dari tingkat tinggi hingga tingkat rendah.

8

Page 9: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

Teritori di dalam Arsitektur:

Merupakan salah satu atribut arsitektur

lingkungan dan perilaku yang di dalamnya

terjadi Interaksi antara Individu,dengan

tujuan kegiatan terkait penggunaan ruang

(lingkungan yang mewadahi kegiatan).

Keterkaitan hubungan yang terjadi antar

unsur teritori ini, sehingga kita dapat melihat

teritorialitas sebagai atribut perilaku yang

dapat diukur kualitasnya.

Dengan adanya interaksi antar unsur

teritorialitas, maka kualitas teritori juga bisa

diukur dimana yang terjadi antara pelaku

dan seting fisiknya.

9

Page 10: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

Karakteristik Teritori:

John Lang (1987) menyimpulkan beberapa

karakteristik dasar dari teritori yaitu :

• Kepemilikan dan atau hak pada sebuah

tempat (place),

• Personalisasi atau penandaan dari suatu area,

• Hak untuk mempertahankannya dari

gangguan, dan

• Pelayanan sejumlah fungsi-fungsi yang muncul

dari kebutuhan dasar psikologis dari kepuasan,

pengetahuan dan kebutuhan estetika.

10

Page 11: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

Klasifikasi Teritori Menurut

Penggunaan (Altman, 1975)

1. Teritori Primer

Tempat-tempat yang sangat pribadi sifatnya yang hanya

boleh dimasuki oleh orang-orang yang sudah akrab atau

mendapat izin khusus.

2. Teritori Sekunder

Tempat-tempat yang dimiliki bersama oleh sejumlah orang

yang sudah cukup saling mengenal

3. Teritori Publik

Tempat-tempat terbuka untuk umum yang pada prinsipnya

setiap orang diperkenankan berada di tempat itu

11

Page 12: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

12

Page 13: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

Klasifikasi TeritoriBrower (1976)

Teritori personal

Teritori ini dikontrol secara individu atau kelompok. Anggota kelompok mempunyai ikatan hubungan yang sangat dekat seperti hubungan karena perkawinan atau pertalian darah.

Teritori komunitas

Teritori ini dikontrol oleh kelompok yang anggotanya kadang-kadang berubah, tetapi setiap anggota telah melalui proses penyaringan dan sering dilakukan upacara pelantikan dalam penerimaan anggota tersebut.

Teritori masyarakat

Teritori ini dikontrol oleh masyarakat umum dan terbuka untuk umum seperti jalan raya, ruang tunggu, dan ruang pertunjukan.

Teritori bebas

Teritori ini tidak memiliki penghuni tetap dan keberadaan subjek tidak di bawah larangan atau kontrol suatu pihak tertentu.

13

Page 14: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

3. Density

Menurut Sundstorm (dalam Wrightsman & Deaux, 1981)

Kepadatan adalah sejumlah manusia dalam setiap unit

ruangan.

Menurut Holahan, 1982; Heimstra dan McFarling, 1978;

Stokols dalam Schmid dan Keating, 1978

Kepadatan adalah sejumlah individu yang berada di

suatu ruang atau wilayah tertentu dan lebih bersifat fisik.

Menurut Sarwono, 1992

Suatu keadaan akan dikatakan semakin padat bila

jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu

semakin banyak dibandingkan luas ruangan.

Menurut Joyce Marcella

Banyaknya jumlah manusia di dalam suatu batas ruang

tertentu.

14

Page 15: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

• Kategori Density

(Menurut Altman 1920)

Variasi indikator kepadatan berhubungan

dengan tingkah laku sosial.

➢ Jumlah individu dalam sebuah kota

➢ Jumlah individu pada daerah sensus

➢ Jumlah individu pada unit tempat tinggal

➢ Jumlah ruangan pada unit tempat

tinggal

➢ Jumlah bangunan pada lingkungan

sekitar

15

Page 16: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

16

Page 17: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

17

Page 18: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

Kategori DensityMenurut Holahan (1982)

• Spasial:

Terjadi bila besar atau luas ruangan diubah menjadilebih kecil atau sempit, sedangkan jumlah individu tetap

• Sosial:

Terjadi bila jumlah individu ditambah tanpa diiringipenambahan besar atau luas ruangan

Menurut Altman (1985)

• Kepadatan Dalam

Sejumlah individu yang berada dalam suatu ruang atau tempat tinggal

• Kepadatan Luar

Sejumlah Individu yang berada pada suatu wilayah tertentu

18

Page 19: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

4. Crowding GIFFORD (1987)

Perasaan subyektif akan terlalu banyaknya orang di sekitar

individu.

STOKOLS (1987)

Hasil penilaian dari kondisi variabel fisik, variabel situasional,

dan karakteristik personal.

Altman (1975)

Suatu proses interpersonal pada suatu tingkatan interaksi

manusia satu dengan lainnya dalam suatu pasangan atau

kelompok kecil.

Rapoport (dalam Stokols dan Altman, 1987)

Suatu evaluasi subjektif dimana besarnya ruang dirasa tidak

mencukupi, sebagai kelanjutan dari persepsi langsung

terhadap ruang yang tersedia.

19

Page 20: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Crowding

Faktor individu.

Faktor individu terdiri atas kepribadian, minat dan harapan-harapan individu. Faktor kepribadian meliputi kemampuan kontrol dalam diri individu. Kendali diri internal yakni keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi lebih dipengaruhi oleh diri individu sendiri dapat membantu individu menghadapi stres akibat kesesakan yang dirasakan.

Faktor sosial.

Faktor sosial antara lain kehadiran dan tingkah laku orang yang berjarak paling dekat, koalisi yang terbentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan informasi yang diterima individu berkaitan dengan kesesakan yang dirasakan. Hambatan terhadap tujuan yang ingin dicapai dapat menimbulkan stres.

Faktor fisik.

Faktor fisik meliputi keadaan ruang, bangunan, lingkungan, kota, dan arsitektur bangunan seperti ketinggian langit-langit, penataan perabot, penempatan jendela dan pembagian ruang.

20

Page 21: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

21

Page 22: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

Pengaruh Kesesakan Terhadap Perilaku

Bila suatu lingkungan berubah menjadi sesak, sumber-sumber yang ada di dalamnya pun bisa menjadi berkurang, aktivitas seseorang akan terganggu oleh aktivitas orang lain, interaksi interpersonal yang tidak diinginkan akan mengganggu individu dalam mencapai tujuan personalnya, gangguan terhadap norma tempat dapat meningkatkan gejolak dan ketidaknyamanan (Epstein, 1982) serta disorganisasi keluarga, agresi, penarikan diri secara psikologis, dan menurunnya kualitas hidup (freedman, 1973).

Pengaruh negatif kesesakan tercermin dalam bentuk penurunan-penurunan psikologis, fisiologis, dan hubungan sosial individu. Pengaruh psikologis yang ditimbulkan oleh kesesakan antara lain adalah perasaan kurang nyaman, stress, kecemasan, suasana hati yang kurang baik, prestasi kerja dan prestasi belajar menurun, agresivitas meningkat, dan bahkan juga gangguan mental yang serius.

Perilaku sosial yang seringkali timbul karena situasi yang sesak antara lain adalah kenakalan remaja, menurunnya sikap gotong-royong dan saling membantu, penarikan diri dari lingkungan sosial,.berkembangnya sikap acuh tak acuh, dan semakin berkurangnya intensitas hubungan sosial (Holahan, 1982).

22

Page 23: PROSES SOSIAL PERILAKU MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

Daftar Pustaka

Anggraeni, Dewi. 2011. Privasi, Personal Space, dan Teritoritas. https://devianggraeni90.wordpress.com/2011/04/21/privasi_personal_space_ruang_personal_dan_teritoritas/, diakses pada 10 Oktober 2018

Altman, I. (1975). The Environment and Social Behavior: Privacy, Personal Space, Teritory, Crowding. Monterey: Brooks/Cole Publishing Company.

Gifford, R. (1987). Environmental psychology. London: Allyn & Bacon, Inc.

Heimstra, N. W., McFarling, L. H. (1974), Environmental psychology, Brook/Cole Publishing Company, California.

Sarlito W Sarwono. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT Rajawali Pers

Silviani, Mala. 2010. pendekatan Psikologi Lingkungan dalam PembentukanPola Ruang pada Rumah Susun. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20249549-R051007.pdf, diakses pada 10 Oktober 2018

Slamet Santoso. 2010. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama

Stokols, D. & Altman, I. (1978).Handbook of environmental psychology Volume 2.John Willey&Sons.

Taylor, Shelley, E. Dkk. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Kencana

23