Proses Sintering

5
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG 2. PERMASALAHAN 3. TUJUAN 4. MANFAAT BAB II PEMBAHASAN 1. KALSINASI Kalsinasi adalah thermal treatment yang dilakukan terhadap bijih dalam hal ini batu kapur agar terjadi dekomposisi dan juga untuk mengeleminasi senyawa yang berikatan secara kimia dengan batu kapur yaitu karbon dioksida dan air. Proses yang dilakukan adalah pemanggangan dengan temperatur yang bervariasi bergantung dari jenis senyawa karbonat. Kebanyakan senyawa karbonat berdekomposisi pada temperatur rendah. Contoh, MgCO 3 pada temperatur 417ºC, MnCO 3 pada 377ºC, dan FeCO 3 pada 400ºC. Tetapi untuk kalsium karbonat diperlukan suhu 900ºC untuk melakukan dekomposisi hal ini dikarenakan ikatan kimia yang cukup kuat pada air Kristal. Kalsinasi adalah proses yang endotermik, yaitu memerlukan panas. Hal ini dapat dilihat dari nilai ΔHº yang positif. Panas diperlukan untuk melepas ikatan kimia dari air kristal karena dengan panas maka ikatan kimia akan menjadi renggang dan pada temperatur tertentu atom- atom yang berikatan akan bergerak sangat bebas menyebabkan terputusnya ikatan kimia

description

Sintering

Transcript of Proses Sintering

BAB 1PENDAHULUAN1. LATAR BELAKANG2. PERMASALAHAN3. TUJUAN4. MANFAATBAB IIPEMBAHASAN

1. KALSINASIKalsinasi adalah thermal treatment yang dilakukan terhadap bijih dalam hal ini batu kapur agar terjadi dekomposisi dan juga untuk mengeleminasi senyawa yang berikatan secara kimia dengan batu kapur yaitu karbon dioksida dan air. Proses yang dilakukan adalah pemanggangan dengan temperatur yang bervariasi bergantung dari jenis senyawa karbonat. Kebanyakan senyawa karbonat berdekomposisi pada temperatur rendah. Contoh, MgCO3 pada temperatur 417C, MnCO3 pada 377C, dan FeCO3 pada 400C. Tetapi untuk kalsium karbonat diperlukan suhu 900C untuk melakukan dekomposisi hal ini dikarenakan ikatan kimia yang cukup kuat pada air Kristal.Kalsinasi adalah proses yang endotermik, yaitu memerlukan panas. Hal ini dapat dilihat dari nilai H yang positif. Panas diperlukan untuk melepas ikatan kimia dari air kristal karena dengan panas maka ikatan kimia akan menjadi renggang dan pada temperatur tertentu atom- atom yang berikatan akan bergerak sangat bebas menyebabkan terputusnya ikatan kimiaProses kalsinasi didefinisikan sebagai pengerjaan bijih pada temperaturtinggi tetapi masih di bawah titik leleh tanpa disertai penambahan reagen dengan maksud untuk mengubah bentuk senyawa dalam konsentrat. Kalsinasi juga merupakan proses perlakuan panas yang dilakukan terhadap bijih agar terjadi dekomposisi dan senyawa yang berikatan secara kimia dengan bijih yaitu karbon dioksida dan air yang bertujuan mengubah suatu senyawa karbon menjadi senyawa oksida yang sesuai dengan keperluan pada proses selanjutnya.Contoh penggunaan teknik kalsinasi

2. ANNEALING

3. SINTERINGSinteringmerupakan proses pemanasan dibawah titik leleh dalam rangka membentuk fase kristal baru sesuai dengan yang diinginkan dan bertujuan membantu mereaksikanbahan-bahan penyusun baikbahankeramik maupunbahanlogam.Proses sinteringakan berpengaruh cukup besarpadapembentukan fase kristalbahan. Fraksi fase yang terbentuk umumnya bergantungpadalama dan atau suhu sintering. Semakin besar suhu sintering dimungkinkan semakin cepat proses pembentukan kristal tersebut. Besar kecilnya suhu juga berpengaruhpadabentuk serta ukuran celah dan juga berpengaruhpadastruktur pertumbuhan kristal (setyowati, 2008).Suhu sintering dapat ditentukan dari eksperimentermalseperti DTA, DTG, dan DSC. Berdasarkan hasil eksperimen ini diperoleh suhu lelehan selain suhu dekomposisi. Setiap komposisi senyawa tertentu memiliki titik leleh berbada. Sinteringbahankeramik biasanya ditentukan sekitar 75% dari titik leleh total .Padaproses sintering, terjadi proses pembentukan fase baru melalui proses pemanasan dimanapadasaatterjadi reaksi komponen pembentuk masih dalam bentuk padat dari campuran serbuk. Hal ini bertujuan agar butiran-butiran (grain) dalam partikel-partikel yang berdekatan dapat bereaksi dan berikatan. Proses sintering fase padat terbagi menjadi tiga padatan, yaitu:a. Tahap awalPadatahap awal ini terbentuk ikatan atomik. Kontak antar partikel membentuk leher yang tumbuh menjadi batas butir antar partikel. Pertumbuhan akan menjdi semakin cepat dengan adanya kenaikan suhu sintering.Padatahap ini penyusutan juga terjadi akibat permukaan porositas menjadi halus.b. Tahap menengahPadatahap ini terjadi desifikasi dan pertumbuhan partikel yaitu butir kecil larut dan bergabung dengan butir besar. Akomodasi bentuk butir ini menghasilkan pemadatan yang lebih baik.Padatahap ini juga berlangsung penghilangan porositas. Akibat pergeseran batas butir, porositas mulai saling berhubungan dan membentuk silinder di sisi butir.c. Tahap akhirFenomena desifikasi dan pertumbuhan butir terus barlangsung dengan laju yang lebih rendah dari sebelumnya. Demikian juga dengan proses penghilangan porositas, pergeseran batas butir terus berlanjut. Apabila pergeseran batas butir lebih lambat daripada porositas maka porositas akan mucul dipermukaan dan saling berhubungan. Akan tetapi jika pergeseran batas butir lebih cepat daripada porosositas maka porositas akan mengendap di dalam produk dan akan sulit dihilangkanProduk yang dihasilkan diharapkan memiliki densitas yang tinggi dan homogen, makapadaproses sintering harus terjadi homogenisasi. Jika terdapat lapisan oksidapadaserbuk logam, proses sintering yang diharapkan bisa menjadi lebih lambat. Selain lapisan oksida ini menyebabkan produk yang dihasikan menjadi lebih getas, lapisan oksida tersebut juga menghambat prosesdifusiantar partikel serbuksaatsintering dan meningkatkan temperatur sintering. Lapisan oksida yang menempelpadaserbuk terbentuk akibat kontak antar permukaan serbuk dengan udara dan akibat perlakuan yang diterima serbuksaatproses produksi metalurgi serbuk berlangsung. Oksidapadaserbuk dapat diminimalkan dengan mengalirkan gas reduksi sebelum atau sewaktu sintering berlangsung.(http://www.artikelbagus.com/2011/08/prose-sintering.html#ixzz3WVn5hh8E)Contoh penggunaan teknik sintering:4. PERALATAN YANG DIGUNAKANBAB IIIPENUTUPKesimpulan