PROSES PRODUKSI JAMU SEHAT RAMPING DI PT. …eprints.uns.ac.id/8524/1/217491111201109361.pdf ·...
Transcript of PROSES PRODUKSI JAMU SEHAT RAMPING DI PT. …eprints.uns.ac.id/8524/1/217491111201109361.pdf ·...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TUGAS AKHIR
PROSES PRODUKSI JAMU SEHAT RAMPING
DI PT. PUTRO KINASIH JL. SIDOLUHUR NO.89 CEMANI GROGOL SOLO, INDONESIA
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Mencapai Gelar Ahli Madya
Agrofarmaka di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
FAUZIAH AGUSTINA
H 3508014
PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS AGROFARMAKA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia–Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
Dalam penyusunannya penulis tidak bisa berhasil tanpa bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Rasa terima kasih
penulis sampaikan kepada:
1. Kedua orang tuaku (Ibu Sri Mulyani dan Bapak Purbana) yang banyak
berkorban, bekerja dan berdoa siang dan malam demi kesuksesanku.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS Selaku Dekan Fakultas
Pertanian UNS.
3. Ir. Heru Irianto, MM. Selaku Ketua Program DIII Fakultas Pertanian UNS.
4. Ir. Panut Sahari, MP. Selaku Pembimbing Akademik Program DIII Agribisnis
Minat Agrofarmaka Fakultas Pertanian.
5. Ir. Eddy Tri Haryanto, M.P. Selaku Dosen Pembimbing I Magang.
6. Dra. Linayanti Darsana, M.Si Selaku Dosen Pembimbing II Magang.
7. Bapak Arif Handoyo Saputro selaku pimpinan PT. Putro Kinasih yang telah
mengizinkan magang di perusahaan.
8. Staff sekretariat DIII yang telah banyak memberi info dan masukan.
9. Mas Fuad yang selalu menyayangiku dan memberi dukungan setiap saat, serta
Kakak dan adik- adikku (Chusnan, Luluk, Faizal, Yusuf, dan Dimas) yang
juga memberi semangat juga dukungan terima kasih.
10. Teman-teman DIII Agribisnis angkatan 2008.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Laporan Tugas Akhir ini nantinya banyak membantu dan berguna
bagi penulis dan bagi pembaca. Banyak kekurangan dari penyusunan laporan ini,
kritik dan saran penulis selalu harapkan demi sempurnanya laporan ini.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR….............................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................... 1
B. TUJUAN .......................................................................................... 3
1. Tujuan Umum Magang ................................................................. 3
2. Tujuan Khusus Magang ................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 4
A. JAMU............................................................................................... 4
B. BAHAN BAKU .............................................................................. 8
C. PROSES PENGOLAHAN ............................................................ 14
III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN ............................................... 20
A. TEMPAT DAN WAKTU PRAKTEK........................................... 20
B. METODE PELAKSANAAN ....................................................... 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 22
A. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN .......................................... 22
1. Sejarah Singkat dan Perkembangannya ................................... 22
2. Lokasi Perusahaan .................................................................. 23
3. Struktur Organisasi ................................................................... 23
4. Tata Tertib Perusahaan ............................................................... 26
5. Ketenagakerjaan ........................................................................ 26
6. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan....................................... 27
7. Hak dan Kewajiban Karyawan................................................... 28
B. PENGELOLAAN BAHAN DASAR ............................................. 29
1. Sumber dan Proses Penerimaan Bahan Dasar ........................... 29
2. Jumlah dan Penyediaannya ........................................................ 29
3. Spesifikasi Bahan Dasar ........................................................... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
4. Bahan Pembuat Jamu Sediaan Serbuk Sehat Ramping ............. 32
5. Pengolahan Bahan Dasar Sebelum Pengolahan......................... 32
C. PRODUKSI JAMU SEDIAAN SERBUK PELUNTUR LEMAK. 32
1. Peracikan ....................................................................................34
2. Penggilingan...............................................................................35
3. Pencampuran ..............................................................................36
4. Pengayakan ................................................................................37
5. Proses Pengemasan dan Pelabelan..............................................38
D. PRODUK AKHIR .........................................................................39
E . PENGENDALIAN MUTU ........................................................... 41
1. Pengendalian Mutu Bahan Baku ............................................... 41
2. Pengawasan Proses .................................................................... 41
3. Pengawasan Mutu Produk ..........................................................42
4. Pengawasan Terhadap Peralatan ................................................42
G. SANITASI ..................................................................................... 43
1. Sanitasi Ruangan dan Peralatan Mesin ...................................... 43
2. Sanitasi Karyawan .................................................................... 43
3. Penanganan Limbah .................................................................. 43
V. PENUTUP ......................................................................................... 45
A. KESIMPULAN............................................................................. 45
B. SARAN ........................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Logo Produk Jamu. ..................................................................... 5
Gambar 2. Logo Produk Obat Herbal Terstandar. ........................................ 6
Gambar 3. Logo Produk Fitofarmaka. .......................................................... 7
Gambar 4.1 Proses Penerimaan Bahan Baku............................................... 31
Gambar 4.2 Proses Produksi Jamu Sediaan Serbuk..................................... 33
Gambar 4.3 Proses Peracikan ...................................................................... 34
Gambar 4.4 Mesin Penggiling . ................................................................... 36
Gambar 4.5 Mesin pencampuran ................................................................. 37
Gambar 4.6 Hasil Proses Pencampuran . ..................................................... 37
Gambar 4.7 Mesin Pengayak ....................................................................... 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN MOTTO
“Orang yang cendekia adalah orang yang mengoreksi dirinya dan mempersiapkan
amal untuk bekal sesudah mati, orang yang bodoh atau lemah adalah yang menuruti nafsunya
dan berangan-angan kepada Allah” (HR. Tirmidzi).
“Orang yang penyabar itu bukanlah orang yang ketika didzalimi bersikap sabar,
tetapi akan melakukan balas dendam ketika memiliki kemampuan membalas. Akan tetapi,
orang yang sesungguhnya penyabar adalah yang ketika didzalimi bersabar dan ketika
memiliki kemampuan membalas, dia malah memberi maaf” (HR. Ahmad).
“Sesungguhnya ilmu itu seperti sebuah samudra yang luas dimana biduk-biduk kecil
fanatisme tidak akan bisa mengarunginya tetapi hanya kapal-kapal yang besar karena
dilengkapi akhlak dan etika yang mulialah yang akan sanggup menaklukkan terjangan
gelombang yang menggunung”.
“Lidahmu laksana kuda tungganganmu, jika kamu menjaganya (merawatnya) dengan
baik maka ia juga akan menjagamu. Sebaliknya, jika kamu tidak mengacuhkannya maka ia
juga akan bersikap yang sama terhadapmu”.
“Jauhilah sikap menertawakan dan mengolok-olok orang lain yang tidak
berkesempatan untuk belajar dan jauhilah sikap membanggakan diri atas orang-orang yang
berada di bawahnya baik dalam hal belajar maupun IQnya. Tetapi sebaliknya, hiasilah dirimu
dengan sifat tawadlu’ dan rendah diri seiring dengan ketinggianmu dalam menaiki tangga
belajar. Jika yang demikian ini tidak engkau tanamkan dalam dirimu, niscaya ilmumu akan
menjadi penghujatmu dan menjadi bencana yang akan menimpa dirimu sendiri”
(HR. Tirmidzi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Meningkatnya peminat obat-obatan tradisional menyebabkan
berkembangnya usaha yang bergerak di bidang ini, baik yang berupa usaha
dalam skala kecil seperti jamu gendongan dan jamu seduhan, sampai dengan
perusahaan jamu besar yang memproduksi jamu serbuk, kapsul jamu, pil dan
tablet. Jamu atau obat tradisional ini mempunyai peranan yang cukup besar
dalam usaha pemeliharaan kesehatan masyarakat dan penggunaannya sampai
sekarang semakin meningkat.
Jamu merupakan suatu jenis obat tradisional bangsa Indonesia yang
telah dikenal sejak nenek moyang dan masih digemari hingga sekarang yang
semakin meningkat permintaannya dari tahun ketahun. Badan kesehatan dunia
(WHO) menyebutkan bahwa 65 % dari penduduk negara maju telah
menggunakan obat dari bahan alam. Hal ini dikarenakan jamu
efeksampingnya relatif kecil, berkhasiat serta harganya sangat terjangkau oleh
semua kalangan masyarakat. Semakin meningkatnya permintaan masyarakat
terhadap jamu semakin nyata kebutuhan akan bahan baku, pengadaan dalam
bentuk kering, penyajian praktis dan mutu produk yang dihasilkan. Maka jamu
sebagai komoditi bisnis tidak mungkin dihindari karena adanya kebutuhan
masyarakat secara alamiah.
Industri jamu pada saat ini berkembang cukup pesat. Peningkatan
produksi jamu olahan antara lain disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan
jumlah industrinya. Diperkirakan investasi di bidang industri obat tradisional
sangat menjanjikan keuntungan dan masih untuk dikembangkan mengingat
potensinya sebagai salah satu unsur pelayanan kesehatan masyarakat.
Perkembangan ini didukung oleh semakin tingginya minat masyarakat
terhadap jamu tradisional, karena harganya lebih murah dan dipandang lebih
aman.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Jamu adalah minuman kesehatan yang dibuat dari bahan rempah-
rempahan misalnya jahe, kunyit, temulawak, temuireng, kencur, dan masih
banyak jenis rempah yang digunakan sebagai bahan jamu. Jamu mempunyai
beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan obat yang berasal dari
industri farmasi antara lain: harga jamu lebih murah jika dibandingkan
dengan obat dari industri farmasi, jamu lebih sedikit efek sampingnya. Jamu
yang beredar di lingkungan masyarakat kita pada saat ini adalah jamu
gendongan (berbentuk cair siap minum), jamu godogan ( masih berupa
racikan jika akan mengkonsumsi dengan cara merebus terlebih dahulu), dan
pada saat ini yang paling diminati adalah yang berasal dari industri jamu
berbentuk serbuk dan kapsul.
Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dengan minum
jamu dimanfaatkan oleh perusahaan jamu untuk memproduksi jamu dalam
berbagai bentuk dan khasiat.
Salah satunya adalah PT Putro Kinasih yang mengembangkan produk
jamu kearah yang lebih maju dengan mengembangkan inovasi – inovasi baru
dalam produknya seperti contoh jamu serbuk Peluntur Lemak Sehat Ramping
produksi PT Putro Kinasih.
Oleh sebab itu, penulis memilih judul Tugas Akhir ini dengan Proses
Produksi Jamu Serbuk Sehat Ramping di PT. Putro Kinasih yang terletak di
jalan Sidoluhur No. 89 Cemani Grogol Sukoharjo sebagai tempat magang
untuk menggali berbagai informasi dan ilmu penggetahuan mengenai jamu,
khususnya berbagai informasi mengenai jamu sediaan serbuk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum Magang
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara
teori dengan penerapannya di dunia kerja serta faktor yang
mempengaruhinya sehingga dapat menjadikan bekal bagi mahasiswa
setelah terjun di masyarakat atau dunia kerja.
b. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang industry
pengolahan hasil pertanian.
c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan di
industri pengolahan hasil pertanian.
d. Memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Ahli Madya
Agrofarmaka di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Tujuan Khusus Magang
Secara khusus tujuan magang di PT Putro Kinasih adalah sebagai
berikut :
a. Mempelajari aspek teknologi khususnya dalam pengolahan tanaman
obat-obatan dan rempah-rempah menjadi produk jamu.
b. Mengetahui dan memahami prosedur pengolahan jamu dari
penerimaan bahan baku sampai produk akhir yang diharapkan.
c. Mempelajari kondisi umum perusahaan meliputi sejarah
perusahaan,lokasi dan struktur organisasi.
d. Mempelajari strategi pemasaran yang diterapkan di PT Putro Kinasih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. JAMU
Berdasarkan tahap pengembangannya, tanaman obat atau obat
tradisional dapat diarahkan menjadi 3 yaitu : tetap tradisional, produk
terstandar dan mencapai zat kimia tunggal (lead compound). Tahap
pengembangan hingga diperolehnya zat kimia tunggal merupakan tahap
pengembangan menjadi obat modern (Depkes, 2004).
Bentuk sediaan Obat Tradisional yang diizinkan beredar di Indonesia
menurut Kepmenkes no.661/Menkes/SK/VII/1994 antara lain: rajangan,
serbuk, pil, dodol, pastiles, kapsul, tablet, cairan obat dalam, parem, pilis,
tapel, koyok, salep atau krim (Depkes,1994).
Obat-obatan herbal yang dapat diterima dunia medis tergolong obat-
obatan fitofarmaka, bukan yang hanya berdasar pengalaman empirik atau
literatur. Bentuknya mulai dari serbuk, cairan sampai kaplet. Yang penting
memenuhi 5 syarat :
· Benar, misalkan kalau berbahan temulawak benar-benar pakai
temulawak.
· Bersih, tidak ada mikroba patogen dan standar.
· Aman terhadap lever, ginjal.
· Tidak bersifat karsinogen (beracun).
· Bermanfaat
( Syariefa, 2003 ).
Jamu adalah obat tradisional yang berasal dari bahan tumbuh-
tumbuhan, hewan dan mineral dan atau sediaan galeniknya atau campuran
dari bahan-bahan tersebut yang belum dibekukan dan dipergunakan dalam
upaya pengobatan berdasarkan pengalaman. Bentuk sediaan berwujud
sebagai serbuk seduhan, rajangan untuk seduhan dan sebagainya. Istilah
penggunaanya masih memakai pengertian tradisional seperti galian singset,
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
sekalor, pegel linu, tolak angin dan sebagainya. Sedangkan fitofarmaka
adalah sediaan obat yang telah dibuktikan keamanannya dan khasiatnya,
bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang telah
memenuhi persyaratan yang berlaku. Istilah cara penggunaannya
menggunakan pengertian farmakologik seperti diuretik, analgesik, antipiretik
dan sebagainya ( Sumarny, 2002 ).
Pada prinsipnya, obat tradisional yang bahannya berasal dari tumbuh-
tumbuhan asli Indonesia (produk herba) disebut jamu. Seiring dengan
perkembangan teknologi, berbagai penelitian mengenai jamu pun dilakukan.
Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji khasiat, efektivitas, dan
keamanan jamu yang beredar di pasaran. Sesuai status pengujiannya, jamu
dapat digolongkan menjadi 3 kelompok :
1. Jamu (Empirical Based Herbal Medicine)
Gambar 1. Logo Produk Jamu
Jamu adalah obat yang diolah secara tradisional, baik dalam bentuk
serbuk, seduhan, pil, maupun cairan yang berisi seluruh bagian tanaman.
Pada umumnya, jamu dibuat berdasarkan resep peninggalan leluhur yang
diracik dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak,
sekitar 5 - 10 macam bahkan lebih. Jamu yang telah digunakan secara
turun-temurun selama berpuluh - puluh tahun bahkan mungkin ratusan
tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk
pengobatan suatu penyakit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Bahan Ekstrak Alami/Obat Herbal Terstandar (Scientific Based
Herbal Medicine)
Gambar 2. Logo Produk Obat Herbal Terstandar
Bahan ekstrak alami adalah obat tradisional yang dibuat dari
ekstrak atau penyarian bahan alami yang dapat berupa tanaman obat,
binatang maupun mineral. Jenis ini pada umumnya telah ditunjang
dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian - penelitian praklinis seperti
standar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman
obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, serta uji toksisitas
akut dan kronis. Sayangnya, perkembangan obat ekstrak belum diiringi
dengan penelitian sampai dengan uji klinis, tetapi hanya melewati uji
praklinis. Bahan ekstrak alami disebut juga obat herbal.
Produk bahan ekstrak alami atau herbal ini memiliki tanda khusus
berupa tanda tiga buah bintang dalam lingkaran berwarna hijau.
Obat - obatan herbal ini sudah distandardisasi sesuai dengan peraturan
pembuatan obat-obatan. Pembuatannya disesuaikan dengan pembuatan
obat secara modern sehingga lebih higienis. Obat - obatan herbal ini
sudah banyak beredar dan dikenal masyarakat, beberapa contoh
diantaranya yaitu Diapet (PT. Soho Industri Farmasi, Jakarta), Fitolac
(PT. Kimia Farma, Jakarta), Kiranti Sehat (PT. Ultra Prima Abadi,
Surabaya), dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3. Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine)
Gambar 3. Logo Produk Fitofarmaka
Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alami
yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses
pembuatannya yang telah distandardisasi serta ditunjang dengan bukti
ilmiah sampai dengan uji klinis pada manusia. Produk - produk
fitofarmaka memiliki ciri berupa gambar berbentuk seperti ranting dalam
lingkaran berwarna hijau. Beberapa contoh produknya yaitu Stimuno
(PT. Dexa Medica, Palembang), Tensigard (PT. Phapros, Semarang),
dsb.
Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam
yang jenis dan sifat kandungannya sangat beragam sehingga untuk
menjamin mutu obat tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik
dengan lebih memperhatikan proses produksi dan penanganan bahan
baku. Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) meliputi
seluruh aspek yang menyangkut pembuatan obat tradisional, yang
bertujuan untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa
memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Mutu produk tergantung dari bahan awal, proses
produksi dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia yang
menangani.
Penerapan CPOTB merupakan persyaratan kelayakan dasar untuk
menerapkan sistem jaminan mutu yang diakui dunia internasional. Untuk
itu sistem mutu hendaklah dibangun, dimantapkan dan diterapkan
sehingga kebijakan yang ditetapkan dan tujuan yang diinginkan dapat
dicapai. Dengan demikian penerapan CPOTB merupakan nilai tambah
bagi produk obat tradisional Indonesia agar dapat bersaing dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
produk sejenis dari negara lain baik di pasar dalam negeri maupun
internasional.
Mengingat pentingnya penerapan CPOTB maka pemerintah secara
terus menerus memfasilitasi industri obat tradisional baik skala besar
maupun kecil untuk dapat menerapkan CPOTB melalui langkah -
langkah dan pentahapan yang terprogram. Dengan adanya perkembangan
jenis produk obat bahan alam tidak hanya dalam bentuk Obat Tradisional
(Jamu), tetapi juga dalam bentuk Obat Herbal Terstandar dan
Fitofarmaka, maka Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang
Baik ini dapat pula diberlakukan bagi industri yang memproduksi Obat
Herbal Terstandar dan Fitofarmaka.
Jadi, prinsip yang perlu ditanamkan dalam memilih dan
mengonsumsi produk herba apa pun statusnya adalah mengenali kondisi
tubuh terlebih dahulu. Jenis produk yang tepat bisa ditentukan kemudian,
bergantung pada diagnosa dan kebutuhan tubuh kita (Pratitasari, 2011).
Tanaman obat yang telah dan sedang diteliti untuk dijadikan bahan
baku baik untuk obat modern maupun obat tradisional (jamu) meliputi
simplisia rimpang, simplisia akar, simplisia terna (herba), simplisia daun
dan simplisia bunga atau buah ( Supriatna, 2002 ).
B. BAHAN BAKU
Bahan baku berdasarkan “Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
(CPOTB)” ialah simplisia, sediaan galenik, bahan tambahan atau bahan
lainnya, baik yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, yang berubah
maupun yang tidak berubah yang digunakan dalam pengolahan obat.
Sedangkan yang disebut dengan produk jadi adalah produk yang telah melalui
seluruh tahap proses pembuatan obat tradisional (Depkes, 1995).
Menurut Rismunandar (1988), rempah-rempah berbentuk biji-bijian,
daun-daunan, rimpang, bunga, buah dan kulit batang yang pemanfaatannya
dapat berbentuk masih segar maupun dalam bentuk kering. Rempah-rempah
dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan yang :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
· Berumur musiman, berbentuk pohon-pohonan (cengkeh, pala, kayu
manis)
· Menjalar (vanili, merica, kemukus)
· Membentuk rimpang yang berumur tahunan, dan ada yang mengalami
masa tidur (senescence) dan ada juga yang tetap hijau selama hidup
bertahun-tahun.
· Menghasilkan daun dan biji (lombok, seledri, bawang putih, bawang
merah dan sebagainya).
Dalam proses produksi ada berbagai macam bahan antara lain bahan
mentah, bahan setengah jadi dan bahan pendukung, yaitu :
1. Bahan mentah, yaitu bahan baku yang belum pernah diproses sejak
penerimaan bahan di gudang.
2. Bahan setengah jadi, yaitu bahan-bahan yang pernah mengalami proses
tetapi belum selesai.
3. Bahan pendukung, yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk
membantu terlaksananya proses produksi tetapi bahan tersebut tidak
tampak pada hasil akhir (Harsono, 1986).
Persediaan bahan baku yang baik bisa memeperlancar proses produksi
dan dapat dicapai dengan jalan :
1. Menyediakan bahan yang dibutuhkan untuk kelancaran proses
produksi.
2. Menjamin persediaan yang cukup sehingga dapat memenuhi
permintaan konsumen dengan segera.
3. Dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat faktor musim,
siklus ekonomi, serta dapat memperkirakan harga terlebih dahulu.
4. Pelaksanaan penyimpanan bahan dapat dilaksanakan dengan biaya dan
waktu yang minimum, disertai peralatan pengaman terhadap resiko
kecurian dan kerusakan.
5. Mempertahankan keseimbangan antara jumlah dengan modal yang
terikat dalam persediaan dengan kebutuhan operasi yang efisien
(Assauri, 1980).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Simplisia ialah bahan dari tanaman yang masih sederhana, murni,
belum tercampur atau belum diolah, kecuali dibersihkan dan dijaga dengan
baik agar tidak tercampur dengan bagian-bagian tanaman lainnya.
Pengambilan simplisia atau bagian tanaman yang berkhasiat obat dari tanaman
hendaknya dilakukan secara manual (dengan tangan), agar persyaratan-
persyaratan simplisia yang dikehendaki dapat terpenuhi (Kartasapoetra,1992).
Gunawan dan Mulyani (2002) menjelaskan bahwa simplisia
merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut bahan - bahan obat alam yang
berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk.
Pengertian simplisia menurut Departemen Kesehatan RI adalah bahan alami
yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun,
dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia
pelikan atau mineral.
1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh , bagian
tanaman atau eksudat tanaman. Yamg dimaksud dengan eksudat
tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau
yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati
lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya.
2. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian
hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan.
3. Simplisia mineral atau pelikan adalah simplisia yang berupa bahan
pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa zat kimia murni ( Depkes,1997).
Kualitas simplisia dipengaruhi oleh faktor bahan baku dan proses
pembuatannya.
1) Bahan Baku Simplisia
Berdasarkan bahan bakunya, simplisia bisa diperoleh dari tanaman
liar atau dari tanaman yang dibudidayakan. Jika simplisia berasal dari
tanaman yang dibudidayakan maka keseragaman umur, masa panen, dan
galur (asal usul dan garis keturunan) tanaman dapat dipantau. Sementara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
jika diambil dari tanaman liar maka banyak kendala dan variabilitasnya
yang tidak bisa dikendalikan seperti asal tanaman, umur, dan tempat
tumbuh.
2) Proses Pembuatan Simplisia
Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan. Adapun
tahapan tersebut dimulai dari pengumpulan bahan baku, sortasi basah,
pencucian, pengubahan bentuk, pengeringan, sortasi kering, pengepakan
dan penyimpanan (Gunawan dan Sri, 2004).
Bahan baku dalam pembuatan jamu sehat ramping peluntur lemak
adalah :
a) Tanaman jati belanda Guazumae folium dan rimpang temu giring
Curcumae heyneae rhizoma.
NamaUmum : Jati Belanda
Nama Ilmiah : Guazuma ulmifolia Namk
Familia : Sterculiaceae
Synonyms : Theobroma guazuma, Guazuma tomentosa
Nama daerah : Jati londo; Jati sabrang
Jati Belanda adalah pohon berukuran sedang, biasanya
bercabang dari dasar. Daun adalah alternatif, di pesawat rata di cabang
lama, upperside hijau gelap, lampu bawah hijau-biru. Daun dasar
menonjol asimetris, dan daun memiliki nuansa kasar. Ada tiga urat daun
utama yang timbul bersama-sama dari pangkal daun, merupakan
karakteristik dari keluarga ini dan juga beberapa keluarga yang terkait.
Pohon itu mempunyai bunga berwarna putih krim selama musim
kemarau. Ini berkembang, buah kayu yang digunakan sebagai manik-
manik di maala rudraaksh dipakai oleh sadhus. Tetapi memiliki rasa
buah cherry jika dikunyah. Guazumae Folium Jati belanda Mengandung
zat lendir yang merupakan serat (fiber) bersifat lubricating atau
melicinkan sehingga dapat menghambat penyerapan lemak, glucose,
kolesterol yang terdapat dalam makanan dan memperlancar buang air
besar. Kandungan tanin bekerja sebagai adstringent, zat yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
mengendapkan protein yang terdapat pada mukus yang melapisi bagian
dalam usus sehingga lapisan ini sukar ditembus dan akan mengurangi
penyerapan lemah ( Anonim, 2008).
b) Nama lain : Rimpang temu giring
Nama tanaman asal : Curcuma heyneana
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri, tanin, kurkumin
Persyaratan kadar : Minyak atsiri tidak kurang dari 1,5 %
Penggunaan tanaman obat dibidang pengobatan pada prinsipnya
tetap didasarkan pada prinsip-prinsip terapi seperti pada penggunaan obat
moderen. Oleh karenanya informasi kandungan senyawa aktif tanaman
obat mutlak diperlukan. Umumnya tanaman obat jarang memiliki bahan
senyawa tunggal, sehingga sulit untuk memastikan kandungan aktif mana
yang berkasiat untuk pengobatan p enyakit tertentu. Misalnya khasiat
rimpang temu giring Curcumae Heyneanae Rhizoma yang mempunyai
Bau khas, rasa pahit, agak pedas, lama-kelamaan menimbulkan rasa tebal
diketahui dari pengalaman-pengalaman orang kemudian berkembang
menjadi image berkasiat sebagai aprodisiak, ternyata mengandung turunan
dari senyawa Minyak atsiri, tannin, kurkumin
(Caropeboka dan Lubis, 1985).
Rimpang temu giring Curcumae Heyneanae Rhizoma berasal dari
bahasa Sansekerta singabera kuno, yang berarti 'berbentuk seperti tanduk'.
Itu pertama kali muncul dalam tulisan-tulisan Konfusius pada abad ke-5
SM. dan telah digunakan medicinally di Barat selama setidaknya 2000
years.It diperkenalkan oleh orang Spanyol ke Amerika dan sekarang
dibudidayakan secara luas di Hindia Barat. Portugis memperkenalkannya
ke Afrika Barat. Ini secara tradisional digunakan untuk menghangatkan
perut dan menghilangkan panas dingin. Pada abad ke-18 ini telah
ditambahkan ke dalam obat untuk memodifikasi aksi mereka dan untuk
mengurangi efek iritasi pada perut mereka. Jahe masih digunakan dalam
cara ini di Cina untuk mengurangi toksisitas beberapa tumbuhan. Cina
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
resep teh jahe untuk menstruation.Itu tertunda kaya vitamin C, dan pelaut
Cina makan segar. Rimpang ini digali di musim dingin. Setelah akar
fibrosa telah dihapus, maka rimpang dibersihkan, dikeringkan di bawah
sinar matahari dan potong menjadi irisan. Properties rasa pedas dan panas
adalah untuk menghangatkan limpa dan perut dan menghilangkan dingin,
untuk mencegah Yang dari runtuh, untuk menghangatkan paru-paru dan
menyelesaikan dahak-basah ( Anonim, 2011).
Daun senna atau Cassia angustifolia, tanaman perdu dari daerah
Arab atau Afrika Utara. Sejak 3500 tahun yang lalu, tanaman ini sudah
digunakan untuk mengobati kaum bangsawan dan elite. Popularitas daun
senna sebagai herba meningkat ketika tanaman ini menyebar ke Eropa.
Selama berabad-abad daun senna sudah digunakan sebagai obat
untuk menghilangkan sembelit, penyakit yang disebabkan oleh konsumsi
makanan berkualitas buruk. Jika sembelit berlanjut, akan menjadi racun
bagi tubuh. Karena mengandung komponen anthraquinon atau sennosida
seperti glikosida dianthrone, naftalene glikosida dan hidroksianthrasen,
daun senna sering digunakan untuk mengatasi konstipasi. Senosida
mempercepat gerakan hasil pencernaan di usus sehingga menaikkan
volume hasil pencernaan dan meningkatkan gerakan peristaltik usus
sehingga air yang terserap oleh usus sedikit dan feces tetap lembek. Daun
senna sangat efektif dalam melarutkan lemak dan racun untuk
mengembalikan kebugaran tubuh, efeknya akan terasa 10 - 12 jam
berikutnya.
Senna nama asli dari teh daun jati cina tanaman asli Afrika, Timur
Tengah (khususnya Mesir dan Sudan). Pertama kali diperkenalkan pada
abad ke-9 karena efek medisnya oleh ahli medis Arab, Serapion dan Sesue
yang kemudian memberinya nama dalam bahasa Arab dan
menggunakannnya sebagai laxative atau obat pencahar (Sulistya, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
C. PROSES PENGOLAHAN
Sediaan Serbuk (PULVIS dan PULVERES),
1. Definisi Serbuk
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, serbuk didefinisikan
sebagai campuran homogen dua atau lebih obat yang telah
diserbukkan. Selain itu menurut Farmakope Indonesia IV, serbuk
adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Sediaan
serbuk lebih mudah didispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan
yang dipadatkan sebab serbuk mempunyai permukaan yang halus.
Baik anak-anak maupun orang dewasa yang sukar menelan
kapsul atau tablet akan merasa lebih mudah menggunakan sediaan
serbuk. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau
kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
Biasanya sebelum digunakan, serbuk oral dapat dicampur dengan air
minum. Secara kimia fisik, serbuk merupakan partikel bahan padat
yang mempunyai ukuran antara 10.000 – 0,1 mikrometer.
2. Kelebihan dan Kekurangan Serbuk
a. Kelebihan
1) Disolusi cepat
2) Dosis lebih tepat, lebih stabil daripada sediaan cair
3) Sebagai campuran bahan obat sesuai kebutuhan
b. Kekurangan
1) Peracikan relatif memakan waktu yang lebih lama
2) Bahan obat yang pahit akan sukar tertutupi rasanya
3) Kurang baik untuk bahan obat yang mudah rusak / terurai dengan
adanya kelembaban dan kontak dengan udara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3. Karakteristik Serbuk yang Baik
a. Homogen dan kering
Kering bermakna tidak boleh menggumpa; atau mengandung
air. Homogenitas dari suatu sediaan serbuk dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor sebagai berikut :
1) Ukuran partikel
2) Densitas / berat jenis
b. Derajat kehalusan tertentu, sehingga :
1) Disolusi semakin cepat
2) Sediaan lebih homogen
3) Permukaan serbuk menjadi lebih luas dan daya absorbsinya
semakin besar
(Chaerunissa, et al : 2009)
a) Pengeringan
Pengeringan adalah suatu proses pengeluaran air yang terkandung
dalam bahan hasil pertanian, dengan jalan menguapkan atau
menyublimkan air tersebut sebagian atau seluruhnya. Pengeringan
dilakukan terhadap bahan yang berbentuk padat dengan hasil proses
berbentuk padat pula. Keberhasilan pengeringan bahan hasil pertanian
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengeringan adalah :
a. Suhu
b. Kelembaban
c. Luas Permukaan
d. Tebal tipisnya bahan yang dikeringkan
e. Kadar air
Pada umumnya proses pengeringan akan berjalan cepat apabila
menggunakan suhu pengeringan yang semakin tinggi. Hal ini dikarenakan
adanya perbedaan tekanan uap air bahan dengan tekanan uap air di udara
yang semakin besar dengan semakin tingginya suhu, sehingga proses
pengeringan akan berjalan semakin cepat (Kusmawati dkk, 2000).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi
zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku
yang telah ditetapkan. Metode pembuatan ekstrak yang umum digunakan
antara lain maserasi, perkolasi, Soxhletasi (Ansel, 1995).
b) Penggilingan
Tiga tipe mesin yang biasa digunakan adalah plate mill, hammer
mill, dan roller mill. Penggunaan mesin-mesin tersebut tergantung pada
tipe produk yang akan digiling dan hasilnya seperti yang diharapkan.
Penggilingan palu (hammer mill) merupakan aplikasi dari gaya pukul
(impact force). Bahan masuk akan terpukul oleh palu yang berputar dan
bertumbukan dengan dinding, palu atau sesama bahan. Akibatnya akan
terjadi pemecahan bahan. Proses ini berlangsung terus hingga didapatkan
bahan yang dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat. Jadi selain gaya
pukul dapat juga terjadi sedikit gaya sobek (Aman, 1992).
c) Pengayakan
Menurut Fellows (1990), laju pemisahan dipengaruhi oleh bentuk
dan ukuran partikel sifat alami bahan ayakan, amplitudo dan frekuensi
goyangan ayakan dan keefektifan metode yang digunakan untuk mencegah
pengeblokan ayakan. Tipe kasa banyak digunakan untuk mengayak bahan
pangan kering seperti tepung, gula dan rempah-rempah. Masalah yang
sering dihadapi yaitu:
· Pengeblokan, bila ukuran partikel hampir sama dengan ukuran
lubang ayakan.
· Partikel besar, dimana mengeblok kasa.
· Laju pemasukan bahan yang berlebih, dimana menyababkan pada
kasa terjadi overloaded dan partikel kecil terhimpit partikel yang
besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
· Kelembaban tinggi yang menyebabkan partikel kecil menempel
pada kasa atau mengumpil dan membentuk partikel berukuran lebih
besar, sehingga melebihi ukuran dari kasa.
d) Pencampuran
Pencampuran merupakan suatu proses untuk mendapatkan
campuran yang seragam dari dua atau lebih komponen. Hal ini banyak
diaplikasikan pada industri makanan untuk mengkombinasikan bahan
sehingga didapatkan sesuatu secara fungsional atau karakteristik sensoris
yang berbeda. Tingkat pencampuran yang didapatkan bergantung pada
ukuran relatif partikel, bentuk dan densitas masing-masing komponen,
efisiensi alat pencampur terhadap komponen, tendensi bahan untuk
bercampur, kelembaban, karakteristik permukaan dan karakteristik untuk
mengurai dari masing-masing komponen. Secara umum, bahan yang
memiliki ukuran, bentuk, densitas yang serupa dapat menghasilkan
campuran yang lebih seragam bila dibandingkan dengan bahan yang tidak
serupa. Selama proses pencampuran, perbedaan properti dapat
menyebabkan tidak bercampurnya sebagian dari komponen. Selain itu,
penting untuk menentukan waktu pengadukan yang tepat ( Fellows, 1990).
e) Pengemasan
Di dalam industri bahan makanan, pengemasan merupakan suatu
proses akhir yang sangat menentukan kelancaran proses distribusi atau
pemasaran produk. Macam-macam fungsi pengemas antara lain:
a. Sebagai tempat atau wadah, sehingga dapat mempermudah
penyimpanan, transportasi, penanganan dan lain-lain.
b. Sebagai pelindung, jenis bahan pengemas yang dipilih tergantung
dari perlindungan apa yang diperlukan. Beberapa produk perlu
dilindungi terhadap air atau uap air terutama bahan-bahan yang
bersifat higroskopis seperti teh, gula dan lain-lain. Sedangkan
bahan lain yang perlu dilindungi adalah senyawa volatilnya, seperti
rempah-rempah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c. Memperpanjang daya simpan produk, karena dapat mencegah
kontaminasi mikroba (Susanto, 1994).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kenapa jamu dan herbal tidak
bekerja dengan efektif. Penyajian yang salah, waktu minum yang tidak tepat,
dosis yang tidak tepat, dan ketidak sabaran pemakainya adalah faktor-faktor
yang menyebabkan herbal tidak efektif. Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma
dalam bukunya “Ramuan Lengkap Herbal Taklukan Penyakit” menyebutkan
hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi herbal sbb:
1. Cuci simplisia tumbuhan obat (herbal) dengan air mengalir sampai bersih.
2. Segera gunakan herbal segar yang telah bersih untuk pengobatan. Jika
bahannya besar atau tebal, sebaiknya potong-potong tipis agar saat
perebusan zat-zat yang terkandung didalamnya mudah keluar dan meresap
dalam air rebusan. Untuk herbal yang disimpan, keringkan lebih dahulu
setelah dicuci agar tahan lama dan mencegah pembusukan oleh bakteri dan
jamur. Bahan kering (simplisia) juga lebih mudah dihaluskan untuk
dijadikan serbuk (bubuk). Pengeringan dapat langsung di bawah sinar
matahari atau memakai pelindung. Dapat juga diangin-anginkan,
tergantung dari ketebalan atau kandungan airnya.
3. Seduh langsung bahan yang telah dijadikan bubuk (serbuk) dengan air
panas atau mendidih.
4. Untuk bahan yang keras dan sukar diekstrak, sebaiknya hancurkan dan
rebus terlebih dahulu sekitar 10 menit sebelum memasukkan bahan lain.
5. Gunakan air tawar bersih dan tidak mengandung zat kimia berbahaya
untuk merebus. Pastikan jumlahnya cukup sehingga seluruh bahan
berkhasiat obat terendam sekitar 3 cm.
6. Untuk merebus bahan berkhasiat obat, gunakan wadah yang terbuat dari
periuk tanah (keramik), panci enamel, atau panci beling. Jangan
menggunakan wadah dari logam, seperti besi, aluminium, dan kuningan.
Logam mengandung zat iron trichloride dan potassium ferrycianide. Zat
tersebut menimbulkan endapan pada air dalam mengobati penyakit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Selama perebusan, jangan terlalu sering membuka tutup wadah agar
kandungan minyak atsirinya tidak mudah hilang.
7. Gunakan api sesuai dengan jenis herbal yang direbus.
o Api kecil : Gunakan untuk merebus herbal yang berkhasiat sebagai
tonikum, seperti ginseng dan jamur ling zhi agar kandungan aktifnya
terserap kedalam air rebusan (rebus sekitar 2 jam).
o Api kecil : dengan waktu perebusan yang lama juga digunakan untuk
jamu dan herbal yang mengandung toksin, seperti mahkota dewa agar
kandungan toksinnya berkurang.
o Api besar : Gunakan untuk merebus herbal atau simplisia yang
berkhasiat diaforetik (mengeluarkan keringat) dan mengandung
banyak minyak atsiri, seperti daun mint, cengkih dan kayu manis.
Setelah mendidih, masukkan bahan dan rebus sebentar. Dengan cara
ini, kandungan atsirinya tidak banyak hilang karena proses penguapan
yang berlebihan.
8. Jika tidak ada ketentuan lain, perebusan dianggap selesai saat air rebusan
tersisa setengah dari jumlah air semula, misalnya 800 cc menjadi 400 cc.
Jika bahan yang direbus kebanyakan berupa bahan keras, seperti biji atau
batang maka air rebusan disisakan sepertiganya, misalnya 600 cc menjadi
200 cc.
9. Jika mengandung bahan kering, umumnya dosis (takaran) setengah dari
jumlah bahan segar. Misalnya, pemakaian daun sendok segar
pemakaiannya 90 gram dan jika kering 15 gram.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB III
TATALAKSANA PELAKSANAAN
A. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan magang ini dilaksanakan pada tanggal 14 Februari sampai
dengan tanggal 22 Februari 2011, di PT Putro Kinasih Jl.Sidoluhur No.89
Rt06 / 17,Cemani,grogol,sukoharjo.
B. METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan magang di PT Putro Kinasih ini dilaksanakan dengan
menggunakan metode studi pustaka, observasi, wawancara, partisipasi dan
pencatatan.
1. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan meminjam buku-buku pada
teman, diinternet dan perpustakaan Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta dengan tujuan untuk melengkapi data yang
diperlukan.
2. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung
terhadap gejala yang diselidiki. Pada saat pelaksanaan magang, observasi
dilaksanakan terhadap seluruh proses-proses yang dilakukan dari
penerimaan bahan baku sampai dengan proses produksi hingga produk
akhir.
3. Wawancara
Wawancara dilaksanakan dengan melakukan atau mengajukan
pertanyaan secara langsung dengan karyawan dan staff mengenai
keadaan dan proses pengolahan jamu
4. Partisipasi
Partisipasi atau praktek kerja langsung dilakukan pada saat
magang yaitu ikut membantu kegiatan yang ada di setiap proses dan
yang diizinkan untuk diikuti.
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
5. Pencatatan
Yaitu mencatat data sekunder dari sumber-sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan dan mendukung kegiatan magang. Jenis data
sekunder antara lain data mengenai kondisi umum PT Putro Kinasih,
sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan data
lainnya yang berkaitan dengan tujuan magang dan judul tugas akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Singkat dan Perkembangannya
PT Putro Kinasih merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
obat-obatan tradisional atau disebut jamu. didirikan sekitar tahun 1996 oleh
bapak Timbul subiyanto di daerah Banyuanyar, Turi Sari, Surakarta.
Sebelum berbentuk perusahaan, pemilik memulai kiprahnya dengan
pengadaan bahan jamu kecil-kecilan. Pada awal mula usahanya, PT. Putro
Kinasih hanya meramu bahan-bahan mentah dalam bentuk racikan dan
belum berupa serbuk. Beberapa saat kemudian barulah usaha tersebut
mengalami perkembangan setingkat lebih baik, yaitu dengan memproduksi
jamu berbentuk serbuk. Sepet Arum merupakan produk perdananya yang
berwujud serbuk.
Melihat peluang pasar yang masih terbuka lebar, pemilik mencoba
belajar dan meramu jamu. Setelah dianggap cukup dan tanpa
meninggalkan usaha sebelumnya, maka baru tahun 1998 mulai membuka
usaha meramu jamu dan di pimpin oleh pemimpin baru bapak Arif
Handoyo Saputro. Dengan keterbatasan modal yang dipunyai, maka
pengelolaan atau pembuatan jamu masih menggunakan cara-cara
tradisional, yaitu meramu bahan-bahan mentah dalam bentuk racikan dan
belum berupa serbuk.
Usaha ini semakin lama semakin berkembang dilihat dari
langganan yang semakin banyak dan kemampuannya bersaing di pasar.
Sehingga timbul keinginan pemilik untuk mengembangkan usaha dengan
membuat ramuan yang berbentuk racikan menjadi serbuk.Yaitu dengan
maksud untuk memudahkan peminum jamu dalam mengkonsumsinya.
Dan dari serbuk dikembangkan lagi dalam bentuk sediaan tablet, kapsul
dan pil. Selain itu juga disebabkan karena jamu keluaran perusahaan sudah
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
mulai merambah ke konsumen yang biasanya mengkonsumsi jamu
racikan, selain praktis juga murah harganya.
Untuk lebih memantapkan usahanya, pimpinan mendaftarkan
usahanya ke Departemen kesehatan yaitu pada tahun 1998 dan
mendapatkan izin untuk usaha jamu karena telah lulus uji BPOM. Untuk
itu pimpinan perusahaan PT. Putro kinasih mulai menerima tenaga kerja
dari luar daerah setempat. Untuk mengatasi keterbatasan pengetahuan
maka pemimpin perusahaan juga berusaha belajar untuk meramu jamu
dengan tepat.
2. Lokasi Perusahaan
PT Putro Kinasih awalnya didirikan didaerah Banyuanyar, Turisari.
Dan setelah mendapatkan tempat yang cocok kemudian perusahaan
dipindah kedaerah sukoharjo dan tepatnya di Jl.Sidoluhur No.89
Rt06/XV,Cemani,grogol,sukoharjo Dalam pendirian suatu perusahaan
banyak pertimbangan yang menguntungkan yang dapat diperoleh suatu
perusahaan. Begitu juga lokasi yang dipilih oleh PT Putro Kinasih
mempunyai banyak keuntungan yaitu:
a. Tidak terlalu jauh dengan pasar bahan baku.
b. Alat trasportasi mudah dijangkau.
c. Tenaga kerja yang mudah dan murah.
d. Terdapat fasilitas listrik dan telepon.
e. Lingkungan masyarakat yang mendukung.
f. Tanah yang luas untuk ekspansi.
g. Dekat dengan tempat tinggal pemilik.
3. Struktur Organisasi
Dalam masalah kepegawaian antar pimpinan dengan karyawan
perlu dibina suatu hubungan yang harmonis dan saling pengertian
sehingga akan menunjang kelancaran produksi perusahaan. Berikut ini
akan disajikan skema dari struktur organisasi PT Putro Kinasih Struktur
organisasi ini melibatkan banyak bagian. Hanya bagian pokok saja yang
digunakan, ini disebabkan karena masih sedikitnya karyawan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dimiliki. Selain itu, struktur organisasi di bawah ini sudah mencukupi
untuk mengurusi sebuah perusahaan kecil.
Adapun karyawan-karyawan yang bekerja pada PT Putro Kinasih
terbagi menjadi dua yaitu :
a. Karyawan yang langsung berhubungan dengan proses produksi.
b. Karyawan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.
Perincian karyawan yang berhubungan langsung dengan proses
produksi adalah sebagai berikut :
a. Bagian gudang 1 orang
b. Bagian pengepakan 18 orang
c. Bagian mesin 5 orang
d. Bagian Proses produksi pil 2orang
e. Bagian proses produksi tablet 2 orang
f. Bagian proses produksi kapsul 2 orang
g. Bagian proses produksi jamu serbuk 2 orang
h. Bagian mesin pengemas jamu serbuk 6 orang
i. Bagian pengayakan 2 orang
Perincian jumlah karyawan yang tidak berhubungan langsung
dengan proses produksi :
a. Bagian marketing 3 orang
b. Bagian keuangan 1 orang
c. Bagian pengadaan barang sekunder dan kas kecil depan 1 orang
d. Bagian pengadaan barang primer dan kas belakang 1 orang
e. Bagian pelaksana pengadaan barang primer dan sekunder 2 orang
f. Kepala produksi 1 orang
g. Kepala teknisi 1 orang
h. Kepala mesin sekunder 1 orang
i. Kepala pengadaan barang sekunder, QC dan TK 1 orang
j. Kepala PPIC 1 orang
k. Penjualan, QC dan coding 1 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Karyawan pria menangani dan mengurusi bagian gudang dan
pencampuran bahan baku, oven dan pekerjaan yang lebih membutuhkan
tenaga yang kuat. Sedangkan karyawan wanita mengurusi bagian yang
tidak banyak membutuhkan tenaga, namun membutuhkan ketelitian dan
kerapian. Karyawan PT Putro Kinasih berasal dari masyarakat sekitar
lokasi pendirian, hal ini disebabkan karena untuk mengurangi
pengangguran desa setempat dan akan relatif lebih aman jika
menggunakan tenaga kerja setempat.
Masing-masing tugas dan kewajiban dari struktur organisasi di atas
adalah sebagai berikut:
1. Pemilik
a. Mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan
dijalankan kemudian.
b. Bertanggung jawab secara keseluruhan atas mekanisme jalannya
perusahaan.
c. Setiap waktu atau periode tertentu menerima dan memeriksa
keuangan dari bagian keuangan.
2. Bagian Pemasaran
a. Mendistribusikan barang hasil produksi
b. Mencari dan menambah pelanggan baru
c. Mencatat penjualan yang terjadi setiap hari
d. Melakukan penagihan hutang
3. Bagian Produksi
a. Melakukan seleksi atas bahan-bahan dan menentukan jumlah
bahan baku yang akan digunakan.
b. Menentukan jumlah dan jenis jamu yang akan diproduksi.
c. Mengawasi jalannya proses produksi.
d. Menjaga dan meningkatkan proses produksi.
4. Bagian Administrasi dan Umum
a. Menerima dan memberhentikan karyawan.
b. Mengkalkulasi semua biaya yang dioperasikan dalam perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
c. Mencatat urusan penjualan dan produksi.
d. Mencatat dan melakukan pembayaran gaji karyawan.
4. Tata Tertib Perusahaan
Untuk meningkatkan kualitas kedisiplinan dan produktivitas kerja
pada setiap karyawan PT Putro Kinasih diwajibkan mentaati peraturan-
peraturan perusahaan sebagai berikut :
a. Setiap karyawan diwajibkan absent pada absent yang telah
ditentukan pada saat masuk, pulang dan lembur. (apabila diketahui
kedatangannya, tapi tidak absent maka akan dianggap tidak masuk)
b. Produksi
· Jam kerja dimulai pada pukul 08.00 WIB
· Istirahat pukul 12.00-13.00
· Pulang pukul 16.00
c. Apabila karyawan tidak bisa hadir pada jam kerja, maka harus ada
pemberitahuan terlebih dahulu kepada kepad bagian masing-masing
minimal 1 hari sebelumnya.
d. Dilarang meninggalkan tempat kerja atau bersiap-siap untuk
beristirahat sebelum jam istirahat berlangsung.
e. Dilarang meninggalkan jam kerja sebelum jam kerja berakhir.
f. Dilarang merokok diarea/ lingkungan perusahaan.
g. Setiap karyawan harus ikut menjaga dan merawat seluruh peralatan
yang sudah disediakan perusahaan.
h. Dilarang mengambil barang atau sebagainya yang bukan
kepunyaannya.
i. Setiap karyawan wajib mentaati seluruh peraturan yang dibuat /
diberikan perusahaan
5. Ketenagakerjaan
a. Jumlah Tenaga Kerja
Di PT Putro Kinasih memperkerjakan 55 karyawan, dengan
perincian 25 karyawan laki-laki dan 30 karyawan perempuan. Dengan
pembagian tenaga kerja :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
· Tenaga kerja langsung berjumlah 41 orang yang meliputi
bagian operasional proses produksi.
· Tenaga kerja tidak langsung berjumlah 14 orang yang meliputi
pemimpin perusahaan, bagian administrasi dan umum, bagian
produksi dan bagian pemasaran, serta beberapa karyawan yang
tidak terkait langsung dengan proses produksi.
b. Jam Kerja
PT Putro Kinasih jam kerja mulai hari senin sampai sabtu
dengan jam kerja pukul 08.00 sampai pukul 16.00. Untuk jam istirahat
dari pukul 12.00-13.00 WIB untuk makan siang. Sedangkan untuk hari
jumat istirahat mulai pukul 11.30 sampai pukul 13.00 WIB karena
memberikan kesempatan kepada pekerja yang beragama islam untuk
melaksanakan sholat jumat. Kadang di PT Putro Kinasih mengadakan
lembur kerja apabila permintaan jamu di pasaran banyak sehingga
untuk mengejar target pemesanan.
c. Sistem Gaji
Perusahaan PT Putro Kinasih memberikan gaji pada setiap
karyawan berdasarkan kedudukan, prestasi (lemburan), lama karyawan
tersebut bekerja. Sedangkan gaji minimum UMR hanya diberikan
untuk tenaga kerja bagian administrasi dan bagian produksi. Sistem
pembayaran gaji dilakukan setiap bulan yaitu setiap awal bulan,
sedangkan untuk gaji lemburan atau gaji bagian finishing diberikan
setiap mingguan
6. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan
a. Kesehatan
PT Putro Kinasih memberikan pengobatan secara gratis,
melalui puskesmas maupun balai pengobatan setempat yang
disediakan perusahaan. Sedangkan karyawan yang dirawat di rumah
sakit PT Putro Kinasih akan memberikan bantuan dan kemudahan
dengan memberikan cuti kerja. Jika terjadi kecelakaan di perusahaan,
sepenuhnya biaya pengobatan ditanggung oleh perusahaan. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
kecelakaan yang terjadi di luar perusahaan, perusahaan hanya
menanggung setengah untuk biaya pengobatan.
b. Tunjangan-Tunjangan
Tunjangan yang diberikan di PT Putro Kinasih berupa
Tunjangan Hari Raya (THR) yang diberikan pada saat menjelang hari
raya, yang besarnya sejumlah gaji karyawan satu bulan penuh.
c. Seragam
Setiap karyawan mendapatkan seragam kerja. Seragam tersebut
berupa baju lengan pandek dengan panjang bagian bawahnya seperti
baju lab.
d. Keselamatan Kerja
Pengertian keselamatan kerja adalah peraturan yang berisi
tindakan pencegahan kecelakaan kerja serta kerugian yang
diakibatkannya. Tiap karyawan wajib mendapatkan keselamatan kerja
dan kesehatan. Perusahaan telah memberikan jaminan keselamatan
kerja yang baik yaitu seperti menyediakan baju seragam.
e. Beasiswa
Beasiswa diberikan untuk anak-anak karyawan yang masih
sekolah. Besarnya beasiswa yaitu sesuai dengan tingkatan pendidikan
dan sesuai dengan ketetapan perusahaan. Perusahaan ini hanya
memberikan beasiswa sampai pendidikan menengah atas atau
sederajatnya.
f. Cuti
Cuti diberikan selama hari raya dan sisanya adalah jatah yang
dapat diambil sewaktu-waktu. Untuk karyawan yang hamil dan akan
melahirkan diberi cuti selama 3 bulan yang biasanya diambil setelah
melahirkan serta libur 3 hari bagi karyawan yang mendapat musibah.
7. Hak dan Kewajiban Karyawan
a. Hak karyawan
1. Setiap karyawan diberikan hak sebagai berikut :
2. Mendapatkan gaji tiap bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3. Menikmati fasilitas-fasilitas yang disediakan perusahaan
4. Menikmati tunjangan-tunjangan yang diberikan perusahaan
5. Mendapat izin cuti dari perusahaan
b. Kewajiban karyawan
1. Mematuhi dan melaksanakan peraturan yang diberlakukan di PT
Putro Kinasih
2. Bersedia menerima sangsi atau pemutusan kerja jika terbukti
melakukan kesalahan.
3. Menjaga kedisiplinan dan kebersihan.
4. Melaksanakan kerja dan menjalin hubungan yang baik diantara
sesama karyawan.
B. PENGELOLAAN BAHAN DASAR
1. Sumber dan Proses Penerimaan Bahan Dasar Di PT Putro Kinasih
Bahan dasar simplisia sebagian besar berasal dari pedagang
(leveransir) maupun pemasok misalkan dari daerah Malang,
Tawangmangu, Boyolali, Karanganyar, Solo dan Wonogiri serta sebagian
kecil berasal dari kebun PT Putro Kinasih. Bahan baku yang diperoleh dari
pedagang maupun pemasok sudah dalam bentuk rajangan simplisia kering.
Bahan baku yang akan dibeli diperiksa terlebih dahulu oleh pengelola
bagian produksi apabila telah memenuhi persyaratan sesuai permintaan
pengelola bagian produksi maka dilakukan negosiasi harga. Apabila harga
cocok, maka dilakukan pemesanan dan pembelian yang jumlahnya sesuai
kebutuhan. Bahan baku yang masuk dicatat pada buku penerimaan bahan
kemudian dibuat laporan penerimaan yang diserahkan kepada bagian
administrasi, setelah itu dilakukan pembayaran. Bahan baku yang sudah
dicatat dalam buku penerimaan dimasukkan dalam gudang bahan kotor.
2. Jumlah dan Penyediaannya
Untuk memenuhi kebutuhan atau penyediaan bahan baku produksi,
PT Putro Kinasih bahan memasok bahan dasar dari pedagang (leveransir).
Jumlah dan macam kebutuhan bahan baku yang dipasok sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
kebutuhan jamu yang dipesan atau yang laku di pasaran. Pemasokan bahan
baku di perusahaan ini sangat banyak antara lain temulawak Kebutuhan
bahan baku yang paling banyak berasal dari rimpang yang pada umumnya
sebagai bahan dasar untuk pembuatan jamu di perusahaan ini.
3. Spesifikasi Bahan Dasar
Dalam memproduksi jamu, PT Putro Kinasih bahan menggunakan
bahan baku alami yang berupa bahan baku nabati. Simplisia nabati yang
digunakan dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Akar-akaran, misalkan alang-alang, kolesom,gingseng, dan akar wangi
b. Kayu-kayuan, misalkan kayu manis, kayu secang yang berbentuk kulit
kayu.
c. Daun-daunan, misalkan daun meniran, lampes, jati belanda,
kemuning,tempuyung, tapak liman,mimba, salam, kayu
putih,purwoceng dan jati belanda
d. Rimpang, misalkan temulawak, jahe, kencur, laos, kunyit, temu pepet,
temu mangga, temu giring dan temu kunci.
e. Biji-bijian, misalkan kedawung, ketumbar, merica, biji saga.
f. Kulit buah, misalkan kulit buah pala.
g. Berupa ekstrak, misalkan ekstrak sena, dan tribulus terestris.
Untuk menjamin kualitas produk, PT Putro Kinasih bahan hanya
menerima pasokan bahan baku yang mempunyai kualitas tinggi
diantaranya simplisia harus bebas dari cemaran mikroorganisme seperti
jamur, kapang dan serangga. Apabila pada simplisia terdapat cemaran
tersebut maka simplisia akan dikembalikan kepada pemasok dan dianggap
sebagai retur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Proses penerimaan bahan baku di PT. PUTRO KINASIH apabila dibuat
diagaram alir adalah sebagai berikut :
Diterima
Diterima
Gambar 4.1 Proses Penerimaan Bahan Baku
Bahan Baku Kering
Dari Petani
Penerimaan Bahan Baku
Pemeriksaan
Mutu
Transaksi Jual Beli
Penerimaan Bahan Baku
Dalam Jumlah Besar
Pemeriksaan
Mutu II
Masuk Gudang
Ditolak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4. Bahan Pembuat Jamu Sediaan Serbuk Sehat Ramping Peluntur
Lemak
Bahan – bahan untuk membuat Jamu Sediaan Serbuk Sehat
Ramping Peluntur Lemak diantaranya sebagi berikut: ekstrak sena,
guazuma folium, curcumae heyneae rhizoma, zingerberis purpure rhizoma,
amomi fructus, dan murraya folium.
5. Penanganan Bahan Dasar Sebelum Proses Pengolahan
Bahan dasar yang diterima dan dibeli akan disimpan dalam gudang
kotor. Di dalam gudang kotor, bahan baku dilakukan sortasi kering untuk
memisahkan simplisia dengan kotoran dan dilakukan pengeringan lagi.
Pengeringan ini dilakukan supaya bahan baku lebih kering lagi sehingga
lebih awet selama penyimpanan serta untuk menanggulangi adanya jamur
pada simplisia selama proses pengangkutan. Bahan baku yang sudah
disortir dan dikeringkan disimpan dalam gudang siap produksi.
C. PRODUKSI JAMU SEDIAAN SERBUK PELUNTUR LEMAK
Jamu Serbuk Peluntur Lemak sehat ramping merupakan salah satu
produk dari PT. Putro Kinasih yang berupa serbu dan pil. Produk tersebut
terbuat dari ramuan tanaman obat, Jamu Peluntur Lemak sehat ramping
mengandung ekstrak daun Senna , daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk.), daun Kemuning (Murraya folium), rimpang Temu Giring (Purpurae
rhizoma) dan buah Kapulaga (Amomi Fructus).
Selain memproduksi jamu dalam bentuk serbuk, PT Putro Kinasih juga
memproduksi jamu dalam bentuk kapsul dan cair. Namun jamu dalam bentuk
cair tidak setiap saat diproduksi mengingat permintaan dipasaran belum terlalu
banyak. Sehingga proses produksi jamu dalam bentuk cair hanya dilakukan
pada saat jumlah stok terbatas sesuai pemesanan. Adapun bagan proses
pengolahan jamu sediaan serbuk yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 4.2 Proses Produksi Jamu Sediaan serbuk di PT Putro Kinasih
Bahan baku kering dan bersih
Peracikan bahan baku/ resep
Penggilingan
1.Mesin Agal
(bahan baku kasar)
2.Mesin Giling
(bahan baku halus)
Pengayakan80 mesh
Pengemasan awal dan pelabelan
Penyimpanan digudang siap jual
Pencampuran + formulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1. Peracikan
Bahan baku yang telah melalui proses-proses di atas,
selanjutnya masuk dalam proses peracikan. Peracikan adalah proses
meracik atau meramu jamu dengan komposisi tertentu dan berbeda
sesuai dengan jenis dan macam jamu yang akan dibuat. Peracikan
bahan baku dilakukan berdasarkan order dari bagian produksi sesuai
perencanaan.. Diproses sampai diperoleh bahan baku yang kering dan
bersih. Peracikan bahan baku dilakukan sesuai dengan formula
atauresep jamu yang telah ditentukan. Peracikan dilakukan apabila
mendapatkan pesanan jamu sesuai dengan permintaan konsumen dan
jenis jamu yang laku dipasaran. Untuk menjaga kerahasiaan formula,
peracikan dilakukan sendiri oleh pengelola bahan baku dan
diserahkan kepada pihak bagian produksi. Proses peracikan jamu di
PT Putro Kinasih biasanya dilakukan dalam jumlah yang besar,
bahkan sampai berton-ton. Peracikan jamu dilakukan apabila ada
permintaan pasar atau pemesanan jamu dan Peracikan dilakukan
dalam skala besar .
Berikut ini gambar dari proses peracikan di PT Putro Kinasih
Gambar 4.3 Proses Peracikan Di PT Putro Kinasih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Penggilingan
Bahan baku yang sudah diracik sesuai dengan resep atau
formulanya kemudian dimasukkan dalam gudang racikan untuk
dihancurkan dengan mesin penggiling. Penggilingan ini dilakukan
untuk mereduksi ukuran bahan. Di PT Putro Kinasih ada dua jenis
penggilingan yaitu:
Ø Penggilingan untuk jenis kayu-kayuan seperti pasak bumi dan
tongkat ali, penggilingan ini dilakukan dengan mesin penggiling
agal dulu baru digiling dengan penggiling yang akan
menghasilkan serbuk yang halus karena tingkat kehalusan begitu
dipermasalahkan.
Ø Mesin penggiling untuk bahan-bahan baku berupa rimpang atau
selain kayu-kayuan tidak perlu digiling dulu ke mesin agal.
Ø Mesin giling yang ke dua atau mesin giling halus untuk
menggiling bahan- bahan yang sudah halus beserta ekstrak nya
agar tercampur rata. pencampuran ini merupakan pencampuran
berbagai bahan berkhasiat untuk jamu dan untuk menghasilkan
campuran serbuk jamu yang seragam atau homogen. Proses
pencampuran ini mixer, yang berfungsi untuk mencampur dan
menghomogenkan Pada proses ini juga dilakukan penambahan
bahan-bahan yang diperlukan, misalnya menthol sebagai bahan
tambahan khasiat dan bahan-bahan tambahan lain yang
dibutuhkan.
Penggilingan bahan disesuaikan dengan macam dan jenis
jamu. Mengingat tipe mesin mempunyai sifat yang berbeda
walaupun jenis mesinnya sama. Jika terjadi pergantian jenis ramuan
yang akan digiling, mesin dibersihkan dengan cara dihembus selama
5 menit. Pada umumnya, dalam sekali giling diperlukan bahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
racikan sebanyak 250 kg atau biasa disebut dengan 1 R = 1 Ramuan
untuk setiap mesin giling. Rata-rata waktu yang dibutuhkan tiap
mesin untuk menggiling bahan racik 1 R tersebut adalah 3 jam.
Selama penggilingan, suhu mesin giling harus tetap terjaga
agar tidak lebih dari 40ºC. Jika suhu melebihi batas tersebut bahan
jamu dapat mengalami kerusakan terlebih lagi untuk bahan yang
mengandung minyak atsiri.
Berikut ini gambar dari alat penggilingan di PT Putro Kinasih
Gambar 4.4 Mesin Penggiling Di PT Putro Kinasih
3. Pencampuran
Pencampuran dimaksudkan untuk menghasilkan campuran
serbuk jamu yang seragam atau homogen. Mesin yang digunakan
dalam proses pencampuran ini lebih akrab disebut dengan mixer.
Mesin tersebut dapat dilihat pada skema nomor tujuh. Pada proses ini
juga dilakukan penambahan bahan - bahan yang diperlukan, misalnya
menthol sebagai bahan tambahan khasiat dan bahan-bahan tambahan
lain yang dibutuhkan (formula rahasia)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Berikut ini gambar mesin pencampuran di PT Putro Kinasih
Gambar 4.5. Mesin Pencampuran
Berikut ini gambar hasil dari pencampuran di PT Putro Kinasih
Gambar 4.6. Hasil Proses pencampuran Di PT Putro Kinasih
4. Pengayakan
Proses Pengayakan dilakukan setelah penggilingan. Proses ini
bertujuan untuk menyeragamkan derajat kehalusan serbuk jamu.
Proses pengayakan jamu dilakukan dengan mesin pengayak ukuran
80 mesh. Apabila dari mesin pengayak terdapat serbuk yang tidak
lolos maka akan dikembalikan ke bagian penggilingan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
diikutkan dalam proses penggilingan berikutnya yang untuk
sementara disimpan dalam tong plastik. Untuk sisa terakhir diayak
dengan ayakan manual dengan tetap menggunakan ukuran kehalusan
yang sama. Serbuk yang tidak lolos melalui ayakan manual
merupakan ampas.
Berikut ini gambar dari alat pengayakan di PT Putro Kinasih
Gambar 4.6 Mesin Pengayak Di PT Putro Kinasih
5. Proses Pengemasan dan Pelabelan
PT Putro Kinasih dalam usahanya untuk menarik perhatian
konsumen, selain memperhatikan mutu dari produk yang dihasilkan
juga memperhatikan penampilan dari produk, yaitu dengan
memberikan kemasan yang dirasa menarik bagi konsumen. Dalam hal
pengemasan pun PT Putro Kinasih juga memenuhi 3 tujuan
dilakukannya pembungkusan, yaitu :
Ø Untuk melindungi produk selama distribusi dan selama dipakai
oleh konsumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Ø Untuk memberi perbedaan antara produknya dengan produk yang
lain, dalam hal industrial oprating supplies, kebanyakan pembeli
merasa bahwa suatu brand yang terkenal sama baiknya dengan
yang lain.
Ø Untuk mendapatkan laba, hal ini dimaksudkan bahwa suatu
pembungkus yang menarik akan meningkatkan keinginan
konsumen walaupun hanya untuk mendapatkan pembungkus yang
khas itu, sehingga pertambahan harga yang diakibatkan akan
melebihi biaya pembungkusan itu sendiri.
Pengemasan yang dilakukan di PT Putro Kinasih pada setiap
produk yang dihasilkan berbeda-beda mulai dari pengemasan primer
yaitu pengemasan yang berhubungan langsung dengan produk,
kemasan sekunder yaitu kemasan yang melapisi kemasan primer
supaya tidak mudah terkontaminasi, sedangkan kemasan tersier biasa
digunakan untuk menjaga keutuhan dan untuk mencegah kerusakan
saat produk didistribusikan. Pengemasan yang dilakukan ada
beberapa perlakuan sesuai dengan jenis karakteristik produk yang
dihasilkan, yaitu:Produk jamu dalam bentuk serbuk
Produk ini dikemas dengan kemasan primer yaitu kemasannya
sama dengan kemasan produk dalam bentuk foil yang disertai dengan
bagian-bagian labeling. Setelah itu dikemas dengan kemasan
sekunder yaitu kardus biasa kemudian dimasukkan ke dalam master
box.
D. PRODUK AKHIR
PT Putro Kinasih menghasilkan empat jenis produk yaitu jamu
serbuk, jamu dalam bentuk tablet, jamu dalam bentuk kapsul dan jamu
dalam bentuk pil. Dalam hal ini penulis hanya mengambil sampel jamu
dalam bentuk sediaan serbuk. Di PT Putro Kinasih jamu dalam bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
serbuk hanya diproduksi untuk jenis produk tertentu saja. Contoh yang
diambil penulis yaitu jamu khusus untuk para pria, wanita, dan remaja
yaitu jamu serbuk sehat ramping peluntur lemak. Jamu yang berasal dari
bahan alami dan bahan utama ekstrak sena dan tanaman jati belanda ini
dikhususkan untuk para pria, wanita, dan remaja yang memang
mempunyai masalah dalam hal kegemukan/ gombyor, perut besar serta
menekan rasa lapar. Jamu ini berkhasiat membantu mengurangi lemak
dalam tubuh, menurunkan berat badan, mengurangi kolesterol,
mengecilkan perut dan juga baik dikonsumsi wanita sehabis melahirkan.
Sehingga badan menjadi sehat ramping, padat berisi.
Komposisi dari jamu sediaan serbuk peluntur lemak sehat ramping
ini ada beberapa kombinasinya, yaitu:
1. Ekstark Sena 250 gr
2. Guazumae Folium (Jati Belanda) 1,4 gr
3. Curcumae Heyneae Rhizoma (Rimpang Temu Giring) 2,1 gr
4. Zingiberis Purpurae Rhizoma (Jahe Merah) 1,05 gr
5. Amomi Fructus (Buah Kapulaga) 0,7 gr
6. Murraya Folium (Daun Kemuning) 1gr
7. Bahan- bahan lainnya 100%
Khasiat dan kegunaan dari jamu sediaan serbuk peluntur lemak
sehat ramping ini yaitu :
1. Mengurangi lemak dalam tubuh
2. Menurunkan berat badan
3. Mengurangi kolesterol
4. Mengecilkan perut,
5. Membuat badan menjadi sehat,ramping, dan padat berisi.
Cara pemakaian dari jamu sediaan serbuk peluntur lemak sehat
ramping antara lain :
Satu (1) bungkus diminum dua (2) kali tiap pagi dan sore. Diseduh dengan
setengah gelas air (100 ml) air matang panas. Penggunaan produk ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
sebaiknya ini lebih baik/efektif bila disertai olahraga teratur dan diet
makan rendah lemak dan kalori.
E. PENGENDALIAN MUTU
Pada Pengujian Mutu atau Kualitas Produk meliputi Pengujian
keseragaman bobot tiap bungkus produk. Dalam upaya mempertahankan dan
memperbaiki mutu produk PT Putro Kinasih sangat memperhatikan terhadap
bahan baku jamu karena bahan baku jamu sangat berpengaruh terhadap
kualitas produk. Adapun pengendalian mutu yang dilakukan di PT Putro
Kinasih adalah sebagai berikut :
1. Pengendalian Mutu untuk Bahan Baku dan Bahan Pembantu.
Pengawasan mutu yang dilakukan untuk bahan baku (simplisia)
dan bahan pembantu dilakukan sejak memesan atau dari pedagang
(leveransir), yaitu bahan baku harus benar-benar sesuai dengan permintaan
PT Putro Kinasih antara lain simplisia harus benar-benar kering, tidak
berjamur dan bersih. Pengawasan bahan yang telah diterima yaitu dengan
menyimpannya di gudang bahan baku atau simplisia.
2. Pengawasan Proses
Pengawasan selama proses di PT Putro Kinasih dilakukan setiap
satu kali proses selesai. Dengan mengambil sampel dari hasil produksi
untuk di ujikan di laboratorium agar memiliki kesesuaian dengan standar
mutu yang ditetapkan. Pengawasan proses ini diharapkan dapat menjaga
kualitas mutu produk yang akhirnya menghasilkan produk akhir yang
berkualitas. Pengawasan proses juga dilakukan terhadap lingkungan kerja
yang meliputi pengawasan terhadap kebersihan alat, pekerja dan tempat
kerja. Kebersihan alat, dijaga dengan selalu membersihkannya setiap
selesai digunakan dan sebelum digunakan sehingga keadaannya selalu
bersih meskipun tidak terpakai. Kebersihan tempat kerja dijaga dengan
membersihkannya dengan menyapu dan dilakukan pengepelan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
3. Pengawasan Mutu Produk
Agar dapat memenangkan pasar, menciptakan produk yang
berkualitas merupakan suatu keharusan. Untuk itu pengawasan dan uji
mutu produk harus dilakukan meliputi Pengujian mutu produk dan
Pengujian stabilitas produk. Pengujian Stabilitas produk meliputi uji
stabilitas fisik, Stabilitas nilai mikrobiologinya, Stabilitas kimia, dan
stabilitas Farmakologinya. Uji stabilitas fisik adalah pengujian untuk
mengetahui perubahan yang terjadi pada sisi Organoleptiknya (warna,
bau, rasa) dan pengaruh terhadap kemasan atau kemasan terhadap
produk.
Derajat kehalusan tujuannya untuk melihat kehalusan dari
serbuk jamu yang dihasilkan. Caranya dengan menggunakan ayakan
80 mesh dan timbang sampel 7 gram dan diayak. Sisa bahan yang tidak
ikut tersaring ditimbang lagi dan persentase derajat kehalusan dapat
dihitung, minimal 90% yang lolos. Keseragaman bobot Alat yang
digunakan yaitu “Timbangan Satorius”, dengan cara mengambil
beberapa sampel serbuk, tablet atau pil dari mesin pencetak kemudian
ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya. Apabila terjadi
penyimpangan maka segera dilaporkan pada proses produksinya.
4. Pengawasan Terhadap Peralatan
Pengawasan terhadap peralatan dilakukan dengan perawatan
mesin-mesin dan peralatan produksi. Dalam perawatan mesin
dilakukan secara preventif dan breakdown maintenance. Sedangkan
jika terjadi kerusakan mendadak dilakukan tindakan korektif.
Perawatan preventif yaitu dengan penjagaan kebersihan dan pelumasan
serta tindakan-tindakan awal untuk mencegah kerusakan. Breakdown
maintenance yaitu dengan penggantian spare parts. Untuk peralatan
dibersihkan setiap akan digunakan dan setelah digunakan. Dengan
demikian mesin dan peralatan dapat digunakan dan dioperasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
secara optimal dan menekan kerusakan produk akhir yang dihasilkan
sehingga mutu dapat terjaga.
F. SANITASI
1. Sanitasi Ruangan dan Mesin Peralatan
Sanitasi ruangan dan peralatan mesin, pembersihan ruangan
dilakukan setiap hari khususnya pada ruangan produksi. Pembersihan
yang dilakukan dengan menggunakan sapu dan juga dilakukan
pengepelan dengan menggunakan Lysol atau creolyn yaitu pembersih
lantai sejenis karbol. Pembersihan dan pengepelan dilakukan sebelum
dan setelah jam kerja selesai. Hal ini dilakukan agar ruangan produksi
tetap terjaga kebersihannya, selain itu ruangan produksi di PT. Putro
Kinasih tidak terlalu besar sehingga pembersihan dan pengepelan bisa
dilakukan setiap hari secara rutin. Alat produksi dibersihkan secara
berkala bersamaan dengan perawatan mesin minimal satu bulan sekali.
Mesin setelah dipakai, dibersihkan dengan tekanan vakum. Pencucian
mesin atau alat dilakukan oleh bagian teknik yang menyesuaikan
dengan jadwal proses produksi (tidak dijadwalkan secara rutin).
2. Sanitasi Karyawan
Perlengkapan yang dikenakan karyawan antara lain penutup
rambut, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan. Selama bekerja
karyawan wajib memakai alas kaki berupa sandal jepit yang telah
disediakan perusahaan. Kesulitan yang dialami perusahaan adalah jika
pengawasan yang kurang ketat, karyawan sering kali tidak mau
mengenakan perlengkapan kerjanya karena berbagai alasan seperti
panas, membuat sulit bernapas, repot dan lain-lain.
3. Penanganan Limbah
Limbah dari proses produksi yang dihasilkan PT Putro Kinasih
berupa limbah padat sedangkan limbah cairnya hanya limbah rumah
tangga serta limbah-limbah lain yang tidak mencemari lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
a. Limbah padat
Limbah padat yang terdapat di PT Putro Kinasih yaitu sisa-
sisa sortasi dan kemasan. Cara penanganannya yaitu untuk
kemasan, dibakar di tempat pembakaran yang berada di lokasi
pabrik, yang selanjutnya dibuang di tempat pembuangan akhir
(TPA).
b. Limbah cair
Limbah cair seperti air buangan sisa pencucian alat dan
sebagainya langsung dibuang ke saluran perairan atau selokan.
c. Limbah lainnya
Limbah yang lain yang dihasilkan seperti debu atau
partikel-partikel kecil seperti kotoran dari bahan baku, alat maupun
dari jamu serbuk yang diterbangkan angin. Untuk menanggulangi
hal ini selalu dilakukan pembersihan ruangan produksi setiap hari
dan pembersihan alat produksi setelah selesai digunakan.
Sedangkan untuk di bagian penggilingan, pada mesin giling telah
dilengkapi kantung penyaring udara sehingga bisa mengurangi
cemaran.