Proses Produksi Benih Buah

25
TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH Proses Produksi Benih Buah Semangka Oleh : Dani Adi Saputra 135040201111262 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

description

teknologi produksi benih pada buah,prosesing lapangan dan lab

Transcript of Proses Produksi Benih Buah

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIHProses Produksi Benih Buah Semangka

Oleh :Dani Adi Saputra 135040201111262

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYA2015

A. Proses Panen pada Buah yang akan Digunakan Sebagai BenihSaat panen buah yang paling tepat adalah pada saat buah telah mengalami kondisi masak secara fisiologis yaitu dimana buah memiliki kondisi dimana kandungan komponen mutu telah mencapai maksimal. Penentuan masa panen sangatlah penting dengan mendapatkan buah yang bermutu sesuai dengan kebutuhan misalnya buah tersebut akan dikonsumsi atau diguanakan sebagai bahan tanam atau benih. Apabila buah yang dihasilkan akan digunakan sebagai benih maka diperlukan perlakuan yang khusus dibandingkan dengan buah yang digunakan sebagai konsumsi. Buah sebagai benih harus dipastikan tidak mengandung virus berbahaya yang dapat merugikan saat ditanam. Oleh karena itu perlakuan saat panen hendaknya berhati-hati. Berikut ini adalah prosedur panen secara umum pada proses perbenihan untuk tanaman buah-buahan:1. Sebelum panen dilakukan sebaiknya memastikan umur dari buah telah mencukupi kriteria yang telah ditentukan misalnya buah yang akan dipanen memberikan tanda-tanda kematangan: warna kulit buah. 2. Panen tidak harus dilakukan sekali tetapi bisa beberapa kali tergantung stadia buah yang ada di pohon; memilih buah yang sudah masak fisiologis dan meninggalkan buah yang kurang masak. 3. Menyiapkan semua peralatan yang diperlukan untuk panen sekiranya yang diperlukan meliputi gunting panen, rompi panen, keranjang atau wadah buah hasil panenan, tangga untuk menjangkau buah yang ada di tajuk bagian atas dan hindari memanjat pohon selama melakukan panen buah.4. Panen buah sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Panen buah dilakukan pada pagi hari hingga menjelang siang atau sore hari, bertujuan untuk menghindari embun dan terjadinya penguapan dari buah yang berlebihan;5. Buah yang sudah dipanen dikumpulkan ke keranjang/wadah panen yang lebih besar untuk selanjutnya dibawa ke tempat ruang penyimpan sementara yang teduh;6. Ruang penyimpanan sementara harus bersih, ternaungi, dan tidak lembab, sirkulasi udara cukup, dan aman;7. Selanjutnya buah siap digrading (dikelompokkan berdasarkan ukuran buah); 8. Apabila ada buah yang masih hijau sekiranya buah tersebut ditinggalkan kemudian dalam kurun waktu tertentu diadakan panen periode selanjutnya.B. Proses Pengeringan pada Benih Buah Pengeringan benih bertujuan untuk menurunkan kadar air benih sampai pada tingkat yang sesuai agar memiliki daya simpan yang lebih lama.Tingkat kadar air untuk tiap jenis berbeda-beda. Setiap penurunan 1% kadar air benih dapat meningkatkan masa simpan benih 2 kali lipat tanpa berpengaruh nyata terhadap daya kecambah.Tujuan pengeringan benih:1. Menghindarkan benih dari serangan penyak it selama penyimpanan.2. Menghindarkan benih dari kerusakan mekanis (terutama saat kadar air masih tinggi).3. Mencegah terjadinya penggumpalan selama penyimpanan.Metode pengeringan benih:1. Secara alami: dijemur matahari, dikeringanginkanBenih yang akan dikeringkan dijemur secara langsung. Jumlah panas yang diterima benih tergantung pada besar kecilnya intensitas sinar matahari, sehingga diupayakan panas yang diterima benih tidak terlalu tinggi. Caranya yaitu dengan sering membalik-balik benih yang keringkan dan mengatur waktu dimulainya proses pengeringan serta lamanya pengeringan. Metode ini merupakan yang paling mudah dilakukan serta efektif dan ekonomis.2. Secara buatan: oven pengeringAlat pengering ini dikenal dengan sebutan dry germinator. Di samping itu masih banyak alat pengering benih selain ini. Pengeringan dengan alat ini dikenal dengan sebutan pengovenan. Alat ini mempunyai pengatur suhu dan waktu, tetapi memerlukan biaya yang besar karena menggunakan tenaga listrik.C. Perlakuan yang Diberikan pada Benih Buah Untuk mendapatkan benih buah yang berkualitas baik, proses yang tidak dapat dikesampingkan selain proses pemanenan, pengeringan dan pengemasan adalah perlakuan benih tersebut. Perlakuan ini diupayakan pada masa-masa setelah pengeringan, adapun perlakuan tersebut meliputi:1. Pemilihan/ pemisahan benih buahKetika benih telah dipanen dan dikeringkan bisa terjadi penurunan kualitas benih tersebut. Penurunan tersebut dikarenakan benih tercampur oleh benih lain yang tidak dikehendaki atau kotoran-kotoran lainnya. Sehingga, tujuan dari dilakukannya pemilihan benih adalah untuk membersihkan benih dari campuran-campuran yang tidak dikehendaki (impurities) dan untuk memilih benih yang sesuai kriteria benih yang diinginkan. Beberapa tahapan pemisahan benih ini adalah sebagai berikut:a. Pre-cleaningProses ini dilakukan apabila pada pengamatan terlihat adanya materi pengotor/ pecampur ysng ukurannya besar sehingga dapat dibersihkan dengan mudah. Proses ini bisa dilakukan secara manual atau dengan menggunakan mesin semacam ayakan dengan ukuran lubang yang relatif besar.b. Basic CleaningProses ini hampir sama dengan pre-cleaning. Yang berbeda adalah mesin yang digunakan disini memiliki lubang ukuran yang lebih halus. Mesin yang digunakan bisa berupa mesin ayakan (screen cleaning) atau menggunakan mesin yang memanfaatkan hembusan angin seperti winnower machine atau clipper.tujuan dilakukannya pembersihan ini untuk memisahkan kembali apabila ada materi-materi yang tercampur dengan ukuran yang lebih halus.Winnower machinec. Post CleaningTahapan ini biasanya dilakukan apabila terdapat materi pengotor yang memiliki ukuran dan bentuk hampir sama dengan benih buah yang kita inginkan. Dengan demikian, diperlukan mesin yang memiliki kemampuan memisahkan benih berdasar warna, berat jenis dan ukuran secara lebih teliti. Contoh mesin pemisah benih berdasarkan panjang adalah cylinder separator, berdasarkan berat jenis dan sifat permukaan benih adalah gravity separator atau magnetic separator dan mesin yang memilah berdasarkan warna terdapat colour separator. Gravity separator2. Perawatan benih buahTujuan dari dilakukannya perawatan benih buah adalah untuk melindungi benih dari serangan hama penyakit, deteriorasi, dormansi ataupun benih yang dini berkecambah. Salah satu penyebab hal ini adalah dari fakor lingkungan yang kurang mendukung. Penyimpanan benih sebelum dikemas dan dipasarkan juga haruslah diperhatikan. Beberapa perlakuan yang dilakukan sebagai usaha perawatan benih adalah sebagai berikut:a. Pelapisan benihDalam beberapa usaha perbenihan dilakukan perlakuan pelapisan benih ini. Pelapis benih ini dimaksudkan agar benih masih mampu mempertahankan kemampuan tumbuhnya, kandungan airnya, menyeragamkan bentuk, memudahkan penyimpanan dan memperpanjang strobility benih. Namun dalam praktiknya cara ini juga menimbulkan beberapa kelemahan seperti terjadinya thermodormancy pada benih dan kehilangan sensivitas terhadap cahaya. Jenis-jenis pelapis yang digunakan seperti diatomae, clay, vermiculate, dsb.b. Penyimpanan benihTidak semua benih bisa langsung dikemas dan dipasarkan, semuanya masih melewati proses yang akan memakan waktu. Oleh karena itu, sangatlah penting fungsi dari tempat penyimpanan benih. Benih disimpan sementara tersebut dalam jangka waktu tertentu. Tentunya dalam proses penyimpanan tersebut kondisi lingkungan telah disesuaikan oleh jenis dan kebutuhan benih. Suhu tidak terlslu tinggi ataupun rendah, sesuai dengan karakter benih, begitu pula dengan kelembaban udara yang ada.D. Pengemasan Benih BuahUntuk mempertahankan kualitas benih yang telah dikeringkan, kadar air benih harus tetap dijaga. Kadar air benih perlu dipertahankan, oleh karena itu benih perlu dikemas dengan bahan pengemas yang dapat mencegah terjadnya peningkatan kadar air benih. Peningkatan kadar air dapat terjadi karena kondisi lingkungan yang memiliki kadar air lebih tinggi atau lebih rendah daripada kadar air benih yang disimpan tersebut. Selama dalam penyimpanan sebelum dipakai untuk usaha tani dalam rangka mempertahankan persentase viabilitas dan kevigoran benih dan menghambat laju deteriorasi benih maka kadar air harus dipertahankan. Mengingat sifat benih yang selalu ingin mencapai kondisi keseimbangan dengan keadaan sekitarnya. Adapun salah satu faktor yang dapat meningkatkan laju deteriorasi adalah peningkatan kadar air benih (sesuai dengan hukum Harrington), sehingga dengan demikian dibutuhkan bahan pengemas yang dapat menghambat perubahan kadar air.Bahan pengemas dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, berdasarkan beberapa hal berikut :1. Berdasarkan kemampuan menahan masuknya uap air ke dalam kemasana. Moisture BarierBahan pengemas ini dapat berfungsi menghambat masuknya uap air ke dalam kemasan benih. Hal ini berarti bahan bahan pengemas tersebut masih dapat dilaui uap air, namun dalam jumlah yang sangat sedikit/terbatas. Dengan demikian perubahan kadar air benih dalam kemasan tidak terlalu besar jika kemasan tersebut disimpan di ruangan dengan RH tinggi atau rendah dalam jangka waktu tertentu. Namun dalam penyimpanan jangka panjang bahan pengemas ini tidak dapat digunakan karena kadar air benh akhirnya akan mencapai equilibrum dengan kondisi tempat penyimpanan. b. Moisture Ressistance Bahan pengemas ini dapat mencegah masuknya air ke dalam kemasan meskipun kemasan ini disimpan di ruangan dengan RH tinggi untuk jangka waktu yang relatif lama tidak akan terjadi perubahan kadar air benih.2. Berdasarkan kemampuan menahan masuknya air ke dalam kemasanStruktur bahan pengemas sangat mempengaruhi kemampuan bahan dalam mencegah masuknya air kedalam kemasan. Hal ini sangat penting untuk mencegah benih menjadi basah, pada saat kemasan basah terkena air. Karena apabila hal itu terjadi maka benih akan berimbibisi dan merangsang proses perkecambahan sehingga benih dapat berkecambah dalam kemasan sebelum digunakanuntuk usaha tani. Atau apabila kadar air benih meningkat tetapi belum memungkinkan benih untuk berkecambah maka kenaikan kadar air bebih tersebut akan memacu laju respirasi dan pada akhirnya akan memacu laju deteriorasi sehingga akan mempengaruhi kualitas benih atau bahkan merusak benih akibat pembusukan atau terserang hama dan penyakit. 3. Berdasarkan kemampuan menahan pertukaran-pertukaran gasSalah satu tujuan pengemasan benih adalah menekan laju respirasi yang terjadi selama dalam penyimpanan serendah mungkin sehingga perombakan cadangan makanan benih diusahakan seminimal mungkin dan hanya cukup untuk aktifitas fisiologi dasar dalam rangka mempertahankan kehidupan. Dengan demikian pada waktu benih dikecambahkan masih memiliki cadangan makanan yang cukup besar sehingga benih dapat berkecambah. oleh karena itu dalam rangka mempertahankan kualitas benih, bahan pengemas yang digunakan harus dapat mengatasi pertukaran-pertuksrsn gas-gas selama benih dalam penyimpanan.Disamping klasifikasi tersebut, bahan pengemas masih harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :a. Mudah didapatb. Cukup kuatc. Harga memadaid. Mudah/dapat dicetak untuk logo atau keterangan lain.e. Tidak beracunf. Tidak bereaksi dengan benihMeskipun bahan pengemas merupakan penghambat yang baik terhadap masuknya uap air ke dalam kemasan, kemasan masih perlu di seal sebaik mungkin. Mengingat masih adanya kemungkinan uap air dan udara dapat masuk melalui bagian ini maka pemakaian lem cair untuk keperluan seal ini tidak baik karena dapat menyebabkan kebocoran sehingga akhirnya uap air dan udara dapat masuk kedalam kemasan. Karena itu, sealing paling baik dilakkan dengan pemanasan (heat sealing).Kualitas benih dalam kemasan yang disimpan di suatu tempat sangat dipengaruhi oleh kondisi tempat penyimpanan. Oleh karena itu perlu dipastikan bahwa kemasan benih yang telah di seal tidak mengalami kebocoran sealama dalam penyimpanan. Saat akan melakukan sealing sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut :1. Macam bahan pengemas2. Waktu pemanasan harus sesuai dengan bahan pengemas yang digunakan. Karena jika pemanasan terlalu lama maka akan merusak bahan pengemas dan akan menyebabkan kebocoran.3. Sealing tidak boleh terlalu sempit ataupun terlalu lebar.

Produksi dan Penyimpanan Benih SemangkaBanyak benih semangka yang masih dihasilkan sendiri oleh para petani. Benih dipanen dari hasil penyeburkan sendiri di alam terbuka. Tetapi jika kegiatan ini terus-menerus dilakukan akan menurunkan kemurnian mutu benih. Benih akan kehilangan sifat jenisnya. Sedangkan untuk benih hibrida F1 atau hibrida triploid, biasanya petani membeli benih di toko benih. Dan banyak benih yang dijual merupakan benih semangka hibrida impor.Pembenihan biasanya menggunakan sifat tanaman menyerbuk silang (heterosis) karena akan muncul peningkatan ketegaran dan apabila dua induk galur hibrid disilangkan, besar turunan F1 lebih besar daripada kedua induknya akibat dari berkumpulnya gen-gen dominan (heterozigositas). Untuk memproduksi benih semangka hibrida, para penangkar harus memiliki galur inbred induk jantan dan betina serta mengetahui secara pasti sifat masing-masing pohon induk dan kombinasi persilangannya. Pohon induk yang berbiji banyak sebaiknya dikombinasikan dengan tipe tanaman yang mempunyai kualitas dan kuantitas produksi baik serta tahan terhadap hama dan penyakit. Untuk menanggulangi pencemaran benih semangka, biasanya produksi pohon induk dilakukan dengan penyerbukan buatan. Produksi benih ini dilakukan untuk kebutuhan selama 8 tahun untuk menghindari terjadinya pencemaran benih jika diproduksi setiap tahun.Dalam pembenihan semangka yang perlu diperhatikan, antara lain: lokasi pembenihan harus bebas dari penyakit berbahaya; musim tanam diusahakan tepat agar diperoleh benih yang bernas (biji mampu tumbuh normal); selama masa pemasakan buah hingga pemrosesan biji tidak boleh ada hujan dan kelembaban udara harus rendah (cuaca harus panas dan kering) agar jumlah biji yang dihasilkan tidak menurun; apabila suasana mendung atau sinar matahari kurang baik, maka pertumbuhan bunga jantan maupun betina mengalami kemunduran, kesuburan menurun, mudah gugur, dan kemasakan buah kurang sempurna; pertumbuhan tanaman dapat diatur kearah pertumbuhan generatif (produksi benih) saja, yaitu tanaman dan buah yang berukuran kecil, kurang subur, dan kurus akan menghasilkan biji yang lemah dan hampa, sehingga pemakaian pupuk N perlu dikurangi, sedangkan pupuk P dan K diberikan dalam jumlah yang banyak; isolasi tanaman (isolasi bunga/pembungkusan bunga, isolasi jarak/pengaturan jarak tanam, dan isolasi waktu/pengaturan waktu tanam) harus dapat dilakukan dengan cermat agar pencemaran (kontaminasi) terhadap benih semangka dapat dihindari dan dapat mencegah penularan penyakit; dilakukan penyeleksian atau pembuangan (roguing) tanaman yang menyimpang (off types) untuk mempertahankan kemurnian benih karena turunan dari tanaman yang menyerbuk silang tidak akan pernah seragam dan kemungkinan ada biji dari varietas lain yang ikut tumbuh (Kalie 2008).

a. Panen Biji SemangkaBuah semangka harus dipanen dengan hati-hati. Panen buah harus memilih yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan keinginan kita sebagai benih. Buah harus memiliki tingkat kematangan fisiologis yang tepat sesuai dengan kriteria varietas dan lingkungan tumbuhnya, daging buah harus manis, menarik, renyah, padat, serta diusahakan buah yang dipanen memiliki biji yang bernas. Ketentuan minimum yang harus dipenuhi dalam pemanenan buah, antara lain: utuh, padat, berpenampilan segar sesuai dengan karakteristik varietasnya, bersih dari hama dan penyakit, bebas dari kerusakan akibat temperatur dan aroma asing. Tetapi buah yang pertama sebaiknya tidak dibijikan karena kurang baik untuk benih.b. Pengolahan Benih Semangka1) Pembersihan Benih dan Pemilihan Kemudian biji diekstraksi dengan cara memisahkan biji dari bagian buah lainnya. Pembersihan dan pemilihan benih dapat pula dilakukan secara manual. Biji semangka kemudian direndam di dalam aquades yang bertujuan untuk membersihkan biji dan memilih biji yang terbaik. Biji akan terbagi menjadi biji yang tenggelam, terapung, dan melayang. Pilih biji yang tenggelam dan melayang karena struktur biji lebih sempurna. Tetapi biji yang melayang perlu dilakukan pengujian dan pemilihan kembali untuk mendapatkan biji yang lebih berkualitas. Setalah itu, biji dibersihkan dengan byclean agar tidak tumbuh jamur. Selama pembersihan dengan byclean ini, biji dimasukkan ke dalam karung goni dan digosok hingga tidak terdapat lendir yang keluar. Setelah itu dibersihkan dengan aquades.2) Pengeringan Benih Biji dijemur di bawah sinar matahari hingga tidak keluar airnya dan kering agar kadar air biji berkurang (rendah). Pengeringan ini dapat dilakukan di lantai penjemuran benih. Tetapi pengeringan pada lantai ini tidak stabil sebab suhu lantai dapat meningkat dan dapat berpengaruh terhadap daya kecambah biji. Selain itu, pengeringan lantai juga terdapat dampak negatif, yaitu biji yang dijemur di lantai akan dirusak oleh tikus karena biji semangka sangat disenangi oleh tikus. Untuk menghindari gangguan tersebut, maka penjemuran dapat dilakukan dengan cara menyimpan biji di dalam karung yang digantungkan. Pengeringan biji dapat dilakukan juga pada malam hari dengan menggunakan blower. Setelah biji benar-benar kering, biji disimpan di dalam kaleng yang tertutup rapat. Kemudian diletakkan di dalam gudang penyimpanan yang memiliki suhu tinggi dan kelembaban rendah agar udara dan kandungan air di tempat penyimpanan tidak masuk ke dalam biji akibat sifat biji yang higroskopis (mudah menyerap dan mengeluarkan zat air dengan udara sekitar sampai kandungan airnya seimbang).3) Pengemasan Benih Pengemasan benih bertujuan utuk melindungi benih dengan baik. Bahan yang digunakan dalam kemasan harus bersih dan memiliki mutu yang cukup untuk mencegah kerusakan luar maupunn dalam benih. Kemasan harus memenuhi syarat mutu dan higienis serta kemasan harus bebas dari bahan asing lainnya.c. Pengujian Benih Semangka1) Pengujian Kemurnian Pengujian kemurnian benih merupakan kegiatankegiatan untuk menelaah tentang kepositifan fisik komponenkomponen benih termasuk pula presentase berat dari benih murni (pure seed), benih tanaman lain, benih varietas lain, bijibijian herba (weed seed) dan kotoran dari masa benih (Kartasapoetra 2003). Pengujian kemurnian benih dilakukan dengan cara menyisihkan benih yang benarbenar tidak tercampur dengan benih lain, yaitu benih dari tanaman lain, bijibijian herba, kotoran, atau benda mati. Setelah dikelompokkan, maka selanjutnya melakukan riset penanaman tanaman semangka untuk diuji keseragaman tanaman tersebut di lahan dan kemudian diamati pertumbuhannya, apakah sudah seragam atau belum. Keseragaman tersebut dapat meliputi bentuk buah dan keadaan tanaman. Apabila keseragaman tersebut sudah terpenuhi (85%), maka benih semangka yang dihasilkan dari tanaman tesebut dapat diproduksi untuk dipasarkan. 2) Pengujian Kadar Air Cara pengujian kadar air secara garis besar dapat digolongkan atas metode dasar dan metode praktek. Metode dasar, antara lain: termasuk metode tungku (oven method), metode destilasi tolluene, metode Karl Fisher, dan lainlain (Bass 1975). 3) Pengujian Daya Tumbuh Dalam pengujian di laboratorium, daya kecambah benih diartikan sebagai mekar dan berkembangnya bagianbagian penting dari embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian pengujian daya tumbuh atau daya kecambah benih ialah pengujian akan sejumlah benih, berapa presentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau yang mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan (Kartasapoetra 2003). Pengujian daya tumbuh ini dilakukan pada suatu bok yang alasnya telah diberi koran yang telah dibasahi air, selanjutnya benih semangka diletakkan di atas koran dan disebarkan secara merata agar tidak terjadi penumpukan. Setelah selesai, maka dilakukan penutupan benih semangka tersebut dengan kertas koran yang telah dibasahi air dan untuk menjaga kelembannya, maka bok yang digunakan tersebut dibungkus dengan plastik hitam sebanyak 5 lapis dan diletakkan pada almari yang diberi lampu neon 25 watt. Setelah semua perlakuan tersebut dilakukan, untuk mengetahui daya tumbuhnya dapat diamati setelah 3 atau 4 hari selama di box.4) Pengujian Tetrazolium Tetrazolium test merupakan suatu cara pengujian terhadap viabilitas benih secara cepat dan bersifat langsung, dalam jangka waktu hanya sekitar beberapa jam saja. Oleh karena itu tes ini sering disebut sebagai Quick Test. Tetrazolium adalah sejenis zat kimia yang dapat membedakan kemampuan benih tersebut yang masih memiliki kemampuan hidup (Copeland 1977).d. Penyimpanan Benih SemangkaPenyimpanan benih memiliki arti yang luas, artinya penyimpanan sejak benih tersebut mencapai kematangan fisiologisnya sampai ditanam, yang dilakukan di gudang. Selama dalam penyimpanan ini benih akan mengalami kemunduran atau deteriorasi karena adanya perubahan pada struktur protein, berkurangnya cadangan makanan, pembentukan asam lemak, adanya aktivitas enzim, perubahan kromosom, kerusakan membran, dan terjadinya proses respirasi. Benih disimpan di dalam desikator dengan kalsium klorida, sehingga meskipun disimpan selama 8 tahun, tetapi daya kecambah benih masih tetap tinggi (di atas 70%).e. Sertifikasi Benih SemangkaUntuk menjamin dan melindungi kepentingan petani memperoleh benih yang berkualitas tinggi, maka perlu dilakukan sertifikasi dari pemerintah (instansi yang mengatur pembinaan mutu benih). Sertifikasi benih adalah suatu cara pemberian sertifikat atas cara perbanyakan, produksi dan penyaluran benih yang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Departemen Pertanian Republik Indonesia (Sutopo 1998). Sertifikasi benih merupakan suatu kegiatan yang termasuk dalam suatu program produksi benih unggul atau yang berkualitas tinggi dari varietasvarietas unggul yang selalu harus terpelihara dan dipertanggungjawabkan. Sertifikasi benih dapat pula dikatakan sebagai satusatunya metode pemeliharaan identitas varietas benih yang menjadi sangat penting bagi tanaman lapangan, yang sebagian besar varietasnya dilepaskan secara umum dan benihnya diperjual belikan di pasaran bebas (Kartasapoetra 2003). Sertifikasi benih dilakukan oleh BPSB (Badan Pengawasan dan Sertifikasi Benih). Tes yang dilakukan untuk sertifikasi ini adalah pemeriksaan pertanaman di lapangan dan pengujian contoh di laboratorium, berupa uji kadar air, daya tumbuh, vigor, dan kemurnian benih. Setelah dilakukan tes tersebut, maka selanjutnya dilakukan tes kelayakan, yaitu dengan melakukan percobaan penanaman tanaman semangka pada 3 area yang berbeda (berbeda daerah). Apabila tanaman semangka tersebut dapat tumbuh dengan baik dan memenuhi persyaratan, maka oleh BPSB akan menyatakan semangka tersebut layak dipasarkan dan memperoleh sertifikat.Untuk menjadi pengusaha benih, para penangkar harus mengajukan permohonan kepada instansi pemerintah pada Departemen Pertanian serta memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan. Dalam permohonan itu harus disertakan nama varietas semangka yang diproduksi beserta pelaksanaannya, seperti lokasi dan areal produksi, fasilitas dan sarana produksi, serta tenaga dan alat yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKABass LM 1975. Seed Moistore and Storage. National Seed Storage Laboratory, Agricultural Research Service. US Dept of Agriculture: Washington D.C.Kalie MB 2008. Bertanam Semangka. Depok: Penebar Swadaya.Kartasapoetra AG 2003. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Jakarta: Rineka Cipta.Kuswato 2007. Teknologi Pemrosesan Pengemasan dan Penyimpanan Benih. Jogjakarta: Penerbit Kanisius. Mugnisjah dan Setiawan 1995. Produksi Benih. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.Suharto 2010. Pembuatan Pepaya Bermutu. Balitbu.Litbang.Deptan.Go.Id Diakses Pada Tanggal 12 Sept 2013.Sutopo L 1998. Teknologi Benih. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Tjitrosoepomo 1989.Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada Univ. Press. hlm.6975.hlm.hal. 66.