Proses Persalinan Normal (Dewi Septa)

16
BAB I TINJAUAN PUSTAKA I. PENGERTIAN Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar. (Arif Mansjoer. 1999). Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. (Prowiroharjo, 2001). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prowiroharjo, 2001). Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Obstetri dan Ginekologi FK UPB, 2000). Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah : a. Persalinan spontan : bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri. b. Persalinan buatan : bila persalinan dengan bantuan tenaga dari luar. c. Persalinan anjuran : bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan (Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Manuaba, 1998).

description

partus

Transcript of Proses Persalinan Normal (Dewi Septa)

A

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

I. PENGERTIAN

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar. (Arif Mansjoer. 1999).

Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. (Prowiroharjo, 2001).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prowiroharjo, 2001).

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Obstetri dan Ginekologi FK UPB, 2000).

Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah :

a. Persalinan spontan : bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.

b. Persalinan buatan : bila persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.

c. Persalinan anjuran : bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan (Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Manuaba, 1998).

II. ETIOLOGI

Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti atau jelas terdapat beberapa teori antara lain : (Rustam Muchtar, 1998).

1). Penurunan kadar progesteron.

Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dengan estrogen di dalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul HIS.

2). Teori oxytocin.

Pada akhir kehamilan kadar oxitocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot rahim.

3). Keregangan otot-otot.

Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.

4). Pengaruh janin.

Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan oleh karena pada anencep halus kehamilan sering lebih lama dan biasa.

5). Teori prostaglandin.

Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi salah satu sebab permulaan persalinan.

III. PATOFISIOLOGI

IV. TANDA-TANDA PERMULAAN PERSALINAN

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor) ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :

1. Lightening atau settling atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara.

2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

3. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawa janin.

4. Perasaan sakit diperut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang : disebut false labor pains

5. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody shoe).

V. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN

1. Kekuatan mendorong janin keluar (power).

His (kontraksi uterus).

Kontraksi otot-otot dinding perut.

Kontraksi diafragma.

Dan ligmentous action terutama legrotundunt.

2. Faktor janin (passage)

Janin lahir lunak dan jalan lahir tulang.

3. Passager

Janin dan placenta

4. Penolong

5. Psikis ibu

VI. KALA PERSALINAN

1. Kala I

Yaitu kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm).

Proses ini terbagi dalam 2 fase yaitu :

a. Fase laten 8 jam

Servik membuka sampai 3 cm

b. Fase aktif 7 jam

Servik membuka dari 4 cm sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan lebih sering selama fase aktif.

2. Kala II

Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida

3. Kala III

Dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya placenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

4. Kala IV

Dimulai saat lahirnya placenta sampai 2 jam pertama post partum. Kala IV dalam melakukan observasi antara lain :

Tingkat kesadaran penderita.

Pemeriksaan tanda-tanda vital.

Kontraksi uterus.

Terjadinya perdarahan.

VII. MEKANISME PERSALINAN

Gerakan utama adalah

a. Turunnya kepala di bagian dalam

Masuknya kepala dalam pintu atas panggul

Masuknya kepala

Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjai pada permulaan persalinan. Masuknya kepala kedalam PAP biasanya dengan sufura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan.

Kalau sutura sagitalis terdapat ditengah-tengah lahir ialah tepat diantara symphysis dan promontorium maka katakan kepala dalam synclitismus. Jika sutura sagitalis mendekati symphysis dan os parletal belakang lebih rendah dari os parletal depan dikelal Asynclitismos anterior. Kalau sutura sagitalik mendekati promotorium sehingga os parletal depan lebih rendah dari os parletal belakang dikenal Asynclitismos pasterior.

Majunya kepala pada primigravida terjadi setelah kepala masuk kedalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan.

b. Fleksi

Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dan ubun-ubun besar. Keuntungan dari bertambahnya fleksi ialah ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir.

c. Putaran paksi dalam

Merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk janin lahir khususnya bentuk bidang tengah pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam selalu bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke Hodst II kadang-kadang baru setelah kepala sampai didasar panggul.

d. Ekstensi

Setelah putaran paksi dan kepala sampai didasar panggul, terjadi ekstensi atau defleksi dari kepala. Kalau tidak terjadi extansi, kepala akan tertekan pada perineum dan menembusnya.

e. Putaran paksi luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.

f. Eks pulsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai dibawah sympisis dan menjadi hipomaklion untuk kelahiran bahu belakang.

(Obstetri Fisiologi, Sulaiman ; 1983)

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

Merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam upaya memperbaiki atau memelihara klien sampai ketahap optimal melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal klien untuk memenuhi kebutuhannya.

I. PENGKAJIAN

a. Pengumpulan Data

1). Identitas

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, pendidikan, bangsa/suku, alamat.

2). Keluhan utama.

Pada umumnya kx mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar keperut, adanya His yang sering dan teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu ingin buang air kencing.

3). Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang.

Mulai timbul His, nyeri dan keluarnya darah serta lendir.

b. Riwayat kesehatan dahulu.

Adanya penyakit yang menyebabkan resiko tinggi saat persalinan, seperti penyakit jantung, Hipertensi, DM, TBC, Hepatitis, penyakit kelamin, dan lain-lain

c. Riwayat penyakit keluarga.

Kemungkinan adanya penyakit menurun, seperti DM dan lain-lain.

4). Riwayat obstetri.

Riwayat haid.

Meliputi awal haid, sirkulasi, keteraturan, jumlah, hari pertama haid terakhir.

Riwayat kebidanan.

Meliputi : riwayat persalinan dahulu pada multigravida.

5). Riwayat psikososial spiritual dan budaya

Kx merasa tidak feminim lagi karena perubuhan tubuhnya ketakutan akan kehilangan bayi dan kecemasan selama persalinan berlangsung.

6). Pola kebutuhan sehari-hari.

Nutrisi.

Adanya his berpengaruh terhadap keinginan atau selera makan yang menurun.

Istirahat tidur.

Klien dapat tidur terlentang, miring kekanan / kiri bergantung pada letak punggung janin, dan kx sulit tidur terutama kala I IV.

Aktivitas

Kx dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak membuat kx cepat lesu emosi.

Eliminasi.

Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan proses persalinan, pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi.

Personal Hygiene.

Kebersihan tubuh, terutama kebersihan daerah kemaluan dan daerah payudara

7). Pemeriksaan

Pemeriksaan umum meliputi :

Tinggi badan dan berat badan.

Ibu hamil yang tinggi badannya kurang dari 145 cm terlebih dahulu kehamilan pertama, tergolong resiko tinggi karena kemungkinan memiliki panggul yang sempit.

Berat badan ibu perlu dikontrol secara teratur dengan peningkatan berat badan selama hamil antara 10-12 kg.

Tekanan darah.

Tekanan darah diukur pada akhir kala II yaitu setelah anak dilahirkan biasanya tekanan darah akan naik kira-kira 10 mmHg.

Suhu, nadi dan pernafasan.

Dalam keadaan biasa suhu badan antara 36-370 C, bila suhu tubuh lebih dari 370 C dianggap ada kelainan, kecuali bagi kx setelah melahirkan suhu badan 350-370 C masih dianggap normal karena perlahan keadaan nadi biasanya mengikuti keadaan suhu. Bila suhu naik, keadaan nadi akan bertambah pula, dapat disebabkan karena adanya perdarahan. Pada kx yang dalam persalinan pernafasannya agak pendek karena kelelahan. Dan akan kembali normal setelah persalinan dan periksa tiap 4 jam.

8). Pemeriksaan fisik.

1. Kepala dan leher.

Biasanya terdapat claasma gravidarum, terkadang ada pembengkakan kelopak mata, konjungtiva kadang pucat, sklera kuning, stomatitis dll.

2. Dada.

Terdapat pembesaran payudara, hiperpigmentasi areora mamae dan penonjolan pada papila mamae, keluarnya kolostrum.

3. Perut.

Adanya pembesaran pada perut membujur, hiperpigmentasi linea alba / nigra terdapat strial gravidarum.

Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari bawah prosesus xypoideus usia kehamilan prematur pertengahan pusat dan prosesus xypoideus, belum atau sudah kepala masuk PAP, adanya His yang mungkin sering dan kuat.

4. Genetalia.

Pengeluaran darah bercampur lendir, terdapat pembukaan servick serta kelenturan pada serviks.

5. Ekstremitas.

Biasanya terjadi odema pada tungkai dan kadang varises karena adanya penekanan dan pembesaran vena abdomen.

9). Pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Th, dan dilakukan pemeriksaan serologi untuk sifilis.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Adapun diagnosa keperawatan yang muncul adalah

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan kontraksi uterus.

2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran / perdarahan yang berlebihan

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan imobilitas selama persalinan.

4. Cemas berhubungan dengan proses persalinan.

5. Perubahan peran

III. INTERVENSI

Diagnosa keperawatan I

Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan kontraksi uterus.

Tujuan

Klien menerima dan mampu beradaptasi terhadap nyeri yang timbul

Kriteria hasil

Kx dapat mengendalikan diri saat kontraksi dan diantara his

Kx mengerti tanda-tanda terjadinya persalinan.

Rencana tindakan

1. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga.

2. Kaji derajat nyeri melalui isyarat verbal atau non verbal

3. Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi pada klien

4. Bantu klien mendapat posisi yang nyaman.

5. Pantau atau observasi TTV

6. Hitung dan catat frekuensi, intensitas dan durasi pola kontruksi uterus setiap 30 menit.

7. Kaji sifat dan jumlah lampiran vagina, dilatasi serviks penonjolan, lokasi janin dan penurunan janin

8. Kolaborasi dengan tim medis

Rasional

1. Menciptakan suasana saling percaya sehingga pada perawat dan kooperatif.

2. Mengetahui skala, intensitas nyeri kx.

3. Otot-otot akan rilex sehingga nyeri berkurang

4. Kx merasa nyaman dengan posisi yang terpilih

5. Mengetahui keadaan kx dan memudahkan untuk tindakan selanjutnya

6. Memantau kemajuan persalinan

7. Sebagai fungsi independent serta ketepatan dalam pemberian terapi.

IV. PELAKSANAAN

Pelaksanan merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Dalam keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Dalam operasionalnya perawat merupakan suatu tim yang bekerja sama secara berkesinambungan dengan tim. Seluruh kegiatan keperawatan dalam tahap ini ditulis secara rinci sesuai denagn tindakan keperawatan atau catatan keperawatan. (Nasrul efendi, 1995).

V. EVALUASI

Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan dan merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien dan sesama tenaga kesehatan. (Nasrul effendi, 1995)

DAFTAR PUSTAKA

1. Efendi Nasrul, Pengantar Proses Keperawatan, EGC, Jakarta, 1995

2. Fakultas Kedokteran UNPAD, 2000. Obstetri Fisiologi, Bandung.

3. Lynda Jual Carpenito, 2000. Nursing Diagnosis, EGC, Jakarta

4. M. Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2, EGC, Jakarta.

5. Mansjoer Arif, 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga, FKUI. Jakarta.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. H DENGAN PERSALINAN NORMAL (INPARTU) GII P1-1 DI RUANG VK (BERSALIN) RS. SITI KHODIJAH SEPANJANG

Oleh :

DEWI SEPTA. R

03.111.058PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UM SURABAYA

TAHUN AJARAN 2005 / 2006 EMBED PBrush

Perdarahan

Setelah pengeluaran uri sampai dengan 2 jam post partem

Rupturperinium / post episiotomi

Resiko terjadi infeksi

Resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Pengeluaran uri

Pola nafas tidak efektif

Kelelahan

Respirasi meningkat

CO menurun

Kelelahan

Kerja jantung meningkat

Pergeseran ganglion servikal

Penekanan kepala bayi

Resiko kekurangan nutrisi

Intake kurang

Anoreksia

Gangguan rasa nyaman

Nyeri

HIS atau kontraksi

Kekejangan pembuluh darah

Penurunan hormon estrogen dan progesteron 1-2 minggu pre partus

Kala IV

Kala I

Kala III

Kala II

Proses persalinan

Tanda-tanda permulaan persalinan

Kehamilan (37-42 minggu)