Proses Pengendalian Gastrointestinal Hormone Terhadap Organ Pencernaan

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah bahan-bahan yang diperlukan tubuh supaya tetap hidup. Agar tetap sehat makanan harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, seperti makanan harus hygiene, artinya tidak mengandung kuman penyakit dan zat racun, makanan harus bergizi, yaitu cukup mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin dan air serta makanan harus mudah dicerna. Pencernaan merupakan proses pemecahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana. Prosesnya berlangsung di dalam sistem pencernaan makanan. Di dalam sistem pencernaan makanan, bahan-bahan makanan dicerna secara mekanis dan secara kimiawi oleh enzim-enzim dan didukung oleh hormon sebagai perangsang pencernaan. Enzim pencernaan disekresi pada hampir semua bagian dari mulut sampai ujung distalium sedangkan sekresi hormon yang mengatur proses pencernaan hanya berlangsung di beberapa organ pencernaan seperti lambung dan usus halus. Hormon yang dihasilkan oleh lambung dan usus halus dalam proses pencernaan yaitu gastrin, secretin dan cholecystokinin. 1 Fungsi pencernaan dan penyerapan sistem gastrointestinal bergantung pada berbagai mekanisme yang melunakkan makanan, mendorongnya di sepanjang saluran cerna, dan mencampurnya dengan empedu hati yang 1

Transcript of Proses Pengendalian Gastrointestinal Hormone Terhadap Organ Pencernaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan adalah bahan-bahan yang diperlukan tubuh supaya tetap hidup. Agar

tetap sehat makanan harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, seperti makanan

harus hygiene, artinya tidak mengandung kuman penyakit dan zat racun, makanan

harus bergizi, yaitu cukup mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral,

vitamin dan air serta makanan harus mudah dicerna. Pencernaan merupakan

proses pemecahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana. Prosesnya

berlangsung di dalam sistem pencernaan makanan. Di dalam sistem pencernaan

makanan, bahan-bahan makanan dicerna secara mekanis dan secara kimiawi oleh

enzim-enzim dan didukung oleh hormon sebagai perangsang pencernaan. Enzim

pencernaan disekresi pada hampir semua bagian dari mulut sampai ujung

distalium sedangkan sekresi hormon yang mengatur proses pencernaan hanya

berlangsung di beberapa organ pencernaan seperti lambung dan usus halus.

Hormon yang dihasilkan oleh lambung dan usus halus dalam proses pencernaan

yaitu gastrin, secretin dan cholecystokinin.1

Fungsi pencernaan dan penyerapan sistem gastrointestinal bergantung pada

berbagai mekanisme yang melunakkan makanan, mendorongnya di sepanjang

saluran cerna, dan mencampurnya dengan empedu hati yang disimpan di kandung

empedu dan enzim pencernaan yang disekresi oleh kelenjar saliva dan pankreas.

Beberapa mekanisme ini bergantung pada sifat intrinsik otot polos usus.

Mekanisme lainnya melibatkan kerja refleks, termasuk neuron intrinsik usus,

berbagai refleks SSP, efek parakrin messenger kimiawi, dan hormon saluran

cerna. Berbagai hormon tersebut merupakan zat humoral yang disekresi oleh sel-

sel di mukosa dan diangkut ke dalam sirkulasi untuk memengaruhi fungsi

lambung, usus, pankreas, dan kandung empedu. Hormon tersebut juga bekerja

dengan cara parakrin.2

Gastrointentestinal menunjukkan paradigma efisiensi dan penghematan. Tugas

utama saluran digestive adalah mencerna dan menyerap cairan dan nutrisi setiap

harinya. Proses yang menakjubkan ini bermula di mulut terjadi proses awal

1

penghancuran komponen makanan. Tindakan menelan mendorong

bolus yang sudah dihancurkan di mulut melalui esophagus dan menuju ke

lambung, makanan dihancurkan dalam suasana asam yang sangat tinggi. Cairan

lambung kemudian dilepaskan ke dalam usus halus, proses pencernaan dan

absorbsi dari nutrisi yang dicerna hampir selesai yang terjadi  dua kali  pada

pelepasan yang disiapkan dengan baik oleh hormon GU dan innervation neural,

yang mengatur ekskresi, motility dan absorbsi.3

1.2 Tujuan Penulisan

Dalam menyusun makalah yang berjudul “Proses Pengendalian Hormon

Pencernaan terhadap Organ Pencernaan” memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui hormon-hormon yang mengatur pencernaan

2. Mengetahui peran hormon tersebut dalam proses pencernaan 

3. Memahami mekanisme kerja hormon dalam proses pencernaan

4. Mengetahui sejauh mana peran hormon dalam proses pencernaan

1.3 Manfaat Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

pada mahasiswa dan masyarakat mengenai hormon-hormon yang mengatur

pencernaan.

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hormon

Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman – “yang menggerakkan”) adalah

pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Hormon adalah zat

kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Hormon beredar di dalam sirkulasi

darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Ketika hormon menemukan sel

target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel

tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut

dan bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah

aktivitas protein selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau

penghambatan  pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram),

pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan

persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase

kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon

dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga

mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.4

2.2 Hormon Pencernaan (Gastrointestinal Hormone)

2.2.1 Pengertian

Hormon Pencernaan (Gastrointestinal Hormone) adalah pembawa kimia

yang mengatur fungsi usus dan pankreas. Hormon  ini  diproduksi  oleh  sel

endokrin,  yang  secara  luas didistribusikan  dan ditempatkan ke daerah di

mukosa usus dan pankreas. Pada kenyataannya, usus mewakili organ

endokrin terbesar di tubuh. Walaupun pada awalnya dideskripsikan sebagai

produk endokrin, pembahasan berikut menunjukkan bahwa pembawa kimia

ini dapat beraks idalam reaksi endokrin yang sebenarnya (yaitu, dilepaskan

ke dalam aliran darah dan bertindak dari  lokasi yang jauh), reaksi

pankreas untuk merangsang sel di proximity yang dekat atau reaksi autorine

untuk merangsang fungsi dari sel  induk. Dan lagi, hormon dapat bekerja

seperti agen pemancar untuk  impuls  syaraf atau dilepaskan  kedalam

3

pembuluh darah  mengikuti  rangsangan  syaraf  di  reaksi  neurocrine  yang

sebenarnya. Hormon ini mengontrol berbagai fungsi pada saluran GI,

meliputi pengaturan saluran eksresi, motility, absorbsi, pencernaan, dan,

dalam beberapa kasus, pertumbuhan mukosa usus dan pankreas.5

Sejarah mengenai Hormon Pencernaan (Gastrointestinal Hormone)

bermula pada 1902 dengan penemuan “secretin” oleh `Bayliss` dan Starling,

yaitu berdasarkan pada produksi  singkat  sari pankreas berikut irigasi dari

suatu putaran `denervated` small bowel dengan asam hidroklorik yang encer.

Penemuan secretin dikuti dengan penemuan gastrin oleh `Edkins`.

Bagaimanapun, fisiologi yang benar dan implikasi patologis dari hormon

ini tidak direalisasikan sampai 50  tahun  berikutnya,  hingga

`radioimmunoassay`  bisa mengidentifikasi  dan mengkategorikan `peptides`

ini. Hormon GI pertama yang disiolasi adalah gastrin, yang diuraikan oleh

Gregory dan Tracy pada 1964. Sebelum ini, dua ahli bedah, `Zolinger` dan

`Ellison` menguraikan implikasi patologis dari ‘hypergastrinemia’

pada artikel mereka yang  terkenal tahun  1955.  Setelah  gastrin,  secretin

dan  cholecystokinin  (CCK) diisolasikan dan secara kimiawi dikategorikan.5

Berbagai hormon  petides terkait telah diidentifikasi dan

dijelaskan fungsi-fungsi fisiologisnya. Klasifikasi lebih jauh hormon ini telah

difasilitasikan dengan penggandaan gen molecular menyandikan hormon `GI`

dan respective receptor. Hormon GI disintesa sebagai precursor inactive

yang dirubah menjadi bentuk produksi akhir oleh modifikasi postranslational.

Rangsangan paling kuat untuk pelepasan hormon dan pengeluaran

adalah makanan, dengan komposisi cairan lambung yang mengatur

pengaturan tempo dan hormon tertentu yang dilepaskan. Aktivasi

dari syaraf dalam ataupun luar  juga penting dalam pelepasan. rintangan

dalam pelepasan hormone diatasi dengan menghilangkan rangsangan putaran

yang mencegah feedback negatif, atau peptides , seperti hormon yang

inhibitor  somatostatin, yang dapat menghalangi pelepasan dari semua

GI peptides.5

4

2.2.2 Macam-macam

Hormon-hormon GI mengontrol motilitas saluran pencernaan dan sekresi

kelenjar pencernaan. Beberapa hormon GI yang penting adalah:

a. Gastrin - disekresikan oleh sel-sel G dari dinding usus dan dinding

lambung bagian atas. Distimulus untuk produksi makanan dalam

lambung. Pengaruh hormon ini dalam mengatur pencernaan sebagai

perangsang sekresi terus-menerus getah lambung. 

b. Cholecystokinin (CCK) - Pancreozymin - diproduksi di dinding

duodenum. Distimulus untuk produksi asam amino atau asam lemak

dalam chime. Pengaruhnya untuk merangsang pankreas mengeluarkan

enzim pankreas ke dalam usus halus, merangsang kantung empedu

untuk berkontraksi, yang mengeluarkan empedu ke dalam usus halus.

c. Enterogastron (Secretin) - disekresikan oleh sel-sel S dari usus kecil.

Pengaruh hormon ini dalam proses pencernaan yaitu merangsang

pankreas untuk mengeluarkan bikarbonat, yang menetralkan bubur

makanan (chime) asam dalam duodenum. 

d. Motilin - Sel-sel EC duodenum mengeluarkan motilin untuk

meningkatkan motilitas usus.

e. Vasoactive intestinal polypeptide - VIP - dikeluarkan dari usus untuk

menghambat sekresi lambung dan motilitas.

f. Neurotensin - dikeluarkan dari Ileum untuk meningkatkan aliran darah

di usus dan menghambat motilitas.

g. Gastric inhibitory peptide - GIP - disekresikan oleh sel-sel K

dariduodenum dan jejunum untuk merangsang sekresi insulin

dan penghambatan sekresi lambung. Hal ini dirangsang oleh adanya

lemak dan glukosa di dalam usus.

h. Somatostatin - disekresikan oleh sel-sel D pankreas. Distimulasi

oleh asam dalam perut. Somatostatin menghambat GH

hormon.

i. Gastrin releasing peptide – GRP - dihasilkan oleh saraf vagus dan

bertindak sebagai pelepasan gastrin.

5

j. Glucagon - merupakan antagonis insulin, menimbulkan mobilisasi

sumber energi yang potensial ke dalam glukosa dengan merangsang

glikogenolisis dan ke dalam asam lemak dengan merangsang lipolisis.

k. Enteroglucagon - merangsang pengeluaran hormon insulin dan

menghalangi pelepasan glucagon pankreas.

l. Peptide YY – PYY - disekresikan oleh sel L di ileum dan colon,

bekerja pada perut dan pankreas.

m. Pancreatic polipeptide - PP - berfungsi untuk menghambat sekresi

bikarbonat dan prot pankreas.

2.3 Berbagai Macam Organ Pencernaan

Pencernaan adalah penghancuran bahan makanan (mekanis/enzimatis, kimia)

dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi sederhana (bahan penyusun) dalam

saluran cerna. Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk mengubah bahan

komplek menjadi sederhana. Dan kegunaanya adalah unuk mempermudah

penyerapan oleh vili usus. Bahan makanan yang diubah menjadi energi melalui

pencernaan adalah karbohidrat, lemak, protein. Sedangkan yang langsung diserap

berupa vitamin, mineral, hormon, air.

Alat pencernaan adalah bagian dari tubuh yang berperan dalam mencernakan

makanan yang kita makan. Proses pencernaan makanan dilakukan oleh organ

pencernaan dengan bantuan enzim dan hormon. 

a. Mulut

Pada rongga mulut (cavum oris) terjadi pencernaan baik secara mekanis

maupun chemis. Alat-alat yang terdapat di mulut meliputi gigi, lidah dan

kelenjar air liur (ludah).

b. Tekak (faring)

Merupakan penghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan. Di

bagian ini terdapat persimpangan antara pangkal tenggorokan dan

pangkal kerongkongan. Ketika makanan berada di tekak, pangkal

tenggorokan tertutup, rongga hidung tertuitup oleh langit-langit lunak,

pangkal kerongkongan terbuka terbuka lebar, sehingga makanan masuk

ke dalam kerongkongan.

6

c. Kerongkongan (oesofagus)

Merupakan saluran penghubung antara mulut dengan lambung. Sepertiga

bagian atasnya terdiri dari otot lurik, sedang duapertiga bagian bawahnya

terdiri dari otot polos. Makanan pada saluran ini hanya memerlukan

waktu 6 detik untuk sampai ke lambung sebab adanya gerak peristaltik

(meremas) dinding oesofagus. Gerakan ini terjadi karena otot memanjang

dan melingkar dinding oesofagus mengerut bergantian. 

d. Lambung (ventrikulus)

Merupakan kantong besar yang terdapat di bawah sekat rongga badan,

sedikit agak ke kiri. Lambung terdiri atas 3 daerah, yaitu :

1. daerah kardiak : paling dekat dengan hati dan merupakan tempat

masuk pertama kali makanan dari oesofsagus

2. daerah fundus : bagian tengah yang membulat

3. daerah pilorus : bagian bawah yang paling dekat dengan usus halus

Bagian dalam dari dinding lambung menghasilkan lendir atau musin,

sedang bagian fundus menghasilkan getah lambung. Dinding lambung

dapat menghasilkan hormon gastrin dan mengandung kelenjar getah

lambung. Hormon gastrin berguna untuk merangsang sekresi getah

lambung. Kelenjar getah lambung dapat menghasilkan HCl, pepsinogen

dan renin.

e. Usus halus (intestinum tennue)

Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang paling panjang. Terdiri

dari tiga bagian,yaitu:

1. duodenum (usus 12 jari) panjang 0,25 m

2. jejunum (usus kosong) panjang 7 m

3. ileum (usus penyerapan) panjang 1 m

Dalam intestinum tennue berlangsung pencernaan secara kimia,

danterjadi penyerapan zat makanan terutama pada jejunum dan ileum.

Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, protein dalam bentuk asam

amino, lemak dalam bentuk asam lemak dan gliresol.

Getah usus halus bersifat basa, dan mengandung enzim :

1. sakarase : memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa

7

2. maltase : memecah maltosa menjadi dua glukosa

3. laktase : memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa

4. erepsinogen yang belum aktif : diaktifkan oleh enterokinase menjadi

erepsin yang memecah pepton menjadi asam amino

f. Pankreas 

Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar:

1. Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

2. Pulau pankreas, menghasilkan hormon.

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan

melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh

pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Pankreas juga

melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi

melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung. Tiga

hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:

1. Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah

2. Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah

3. Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon

lainnya (insulin dan glukagon).

g. Hati

Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi,

beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari

makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah

yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena

yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk

ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-

pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati

menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh,

sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di

hati digunakan untuk membuat empedu. Hati juga menghasilkan empedu,

yang disimpan di dalam kandung empedu.

8

h. Kandung empedu dan Saluran empedu

Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang

selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus umum. Saluran ini

kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung

empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum.

Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan

masuk ke dalam duodenum. Empedu memiliki 2 fungsi penting:

1. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

2. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama

hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan

kelebihan kolesterol.

i. Usus besar (intestinum crasum) 

Usus besar terdiri dari:

1. Kolon asendens (kanan)

2. Kolon transversum

3. Kolon desendens (kiri)

4. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).

Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti

tabung, yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens

dengan usus halus.

j. Rektum & Anus

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar

(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Anus merupakan lubang di

ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. 

2.4 Mekanisme Kerja Hormon Pencernaan terhadap Organ Pencernaan

a. Gastrin

Gastrin disintesa dan disimpan pada  sel G yang terletak  pada antral

mukosa dan pada mukosa bagian proximal dari usus kecil. Gastrin

dilepaskan oleh kimia, mekanik, atau neural stimuli yang bertindak

pada sel G. Protein, peptones, dan gatsrin telah didemonstrasikan  untuk

melepaskan gastrin  dalam  jumlah  yang banyak. Pelepasan

9

stimulans yang lainmeliputi Antral distention, rangsangan vagus, dan gastr

in yang melepaskan peptide (GRP). Pelepasan dari gastrin ditekan oleh

keasaman dari antal mukosa,  prostaglandins  tertentu,  somatostatin,

golongan secretin hormon,  seperti secretin dan glukagon. Kegiatan

physiologic utama dari gastron adalah untuk merangsang eksresi asam dari

lambung melalui tiga mekanisme terpisah (i) suatu aktivasi langsung dari

sel parietal, (ii) suatu interaksi yang kuat dengan histamine, dan (iii)

kemungkinan pelepasan dari histamine. Gastrin juga menyebabkan

pengeluaran elektrolit dan air oleh lambung, pancreas, hati, dan kelenjar

Brunner. Gastrin merangsang motility pada lambung, usus halus, kolon,

dan gallbladder, dan menghambat kontraksi pylorus dan sphincter  Oddi.

Gastrin merangsang sintese dari protein oleh mukosa fundus dan serapan

asam amino  pada mukosa bagian terkecil dari usus. sebagai tambahan,

gastrin telah diketahui memiliki efek tropik pada  mukosa fundus,

pankreas, dan kolon, seperti halnya  GI tertentu dan kanker pankreas  yang

memiliki receptor gastrin.6

b. Cholecystokinin

CCK berada disepanjang usus halus, dengan konsentrasi paling tinggi di

sel endokrin (Sel A) dari duodenum dan jejunum. CCK dimurnikan

menjadi   33 - peptideasam amino. Bagaimanapun, kedua bentuk yang

lebih kecil dan lebih besar telah terurai dan tertandai. Produk lemak dan

pencernaan protein dalam lumen usus memulai pelepasan  CCK.

Konsentrasi  dari intraluminal  trypsin  dan  asam-asam  empedu

kebalikannya mengatur pelepasan CCK. CCK dan gastrin berbagi terminal

carboxyl yang serupa tetrapeptides, yang menjelaskan banyak persamaan

pada aksi mereka. Aksi physiologic CKK yang utama adalah ransangan

dari kontraksi gallbladder dan eksresi enzim  pankreas. Dan  CCK

merangsang pengeluaran bikarbonat  pankreas dan hormone

insulin yang lepas dari pankreas. Dan sebaliknya, CCK menghalangi

kontraksi dari esophageal sphincter yang lebih kecil (LES) dan sphincter

Oddi. CCK punya suatu efek tropik  pada pankreas seperti halnya receptor

positif CCK –kanker GI yang positif.6

10

c. Secretin

Secretin adalah petide asam amino 27 - yang ditempatkan pada sel khusus

pada duodenum dan proximal mukosa jejunal (Sel S).  Secretin

dilepaskan oleh dudenalacidification atau dengan kontak dengan empedu

dan mungkin lemak . Peran utama secretin adalah untuk merangsang

pelepasan air dan bikarbonat dari enzim  pankreas dan menyediakan PH

yang baik untuk  pencernaan  lemak.  Secretin  juga  bertindak

untuk merangsang aliran dari empedu dan untukmenghambat pelepasan

gastrin, sekresi asam gastrin, dan motilitas GI.6

d. Somatostatin

Somatostatin adalah tetradecapeptide yang telah ditempatkan ke berbagai

area pada system syaraf pusat antrum dan fundus dari

lambung, usus kecil, kolon, dan pankreas. Somatostatin dapat dianggap

sebagai universal “off switch” yang menghalangi pelepasan banyak

hormon, seperti halnya  pankreas dan eksresi GI dan motility usus.

Aplikasi klinis yang penting dari somatostatin meliputi kegunaanya

sebagai satu agen pencegah untuk mengurangi eksresi dari berbagai

saluran (khususnya saluran pankreas) dan pada perawatan  pendarahan

varises esophagus. Sebagai tambahan somatostatin dapat

mengurangi banyak gejala yang berhubungan dengan kelebihan produksi

hormon oleh tumor endokrin. Peran somatostin sebagai suatu agen yang

mencegah pertumbuhan berbagai jenis kanker berat telah diuraikan dan

dibuktikan secara eksperimen akan tetapi hasil pada percobaan klinis

mengecewakan.

e. Gastrin - Releasing Peptide

GRP,  ekuivalen mammalian dari bombesin, berada pada “antrum gastric”

dan mukosa usus kecil, dimana bertugas sebagai universal “on

switch” untuk merangsang pelepasan dari semua hormon GI (kecuali

secretin) dan merangsang pengeluaran  dan motility GI. Fungsi paling

penting dari GRP adalah stimulasi produksi asam lambung dan pelepasan

antral gastrin. Peptide ini juga merangsang pertumbuhan dari mukosa usus

11

kecil dan besar dan pankreas, seperti halnya berbagai jenis GI dan kanker

pankreas.

f. Motilin

Motilin adalah suatu peptide 22 - asam amino yang sebagian besar

ditemukan pada duodenum dan jejunum. Pelepasan motilin bisa diatasi

oleh nada vagal dan jalur gizimelalui  dudenum.  Pada  saluran  GI,

motilin tampak  seperti  pengatur  physiologic (pengatur utama) dari

interdigestive motility, membersihkan usus dari makanandan

mempersiapkannya  untuk nutrisi   lainnya.  Selain itu,  motilin  bertugas

untuk mengkoordinir aktivitas motor dari LES dan lambung dengan  usus

halus selama berpuasa.

g. Gastric Inhibitory Polypeptide 

Gastric Inhibitory Polypeptide (Gip) adalah suatu anggota 43 -

peptide asam amino   dari  secretin/glucagon  yang  dilepaskan  oleh

lemak  dan glucoose. Sel GIP(yaitu SEL K) diidentifikasi pada duedenum

dan, pada tingkat yang lebih kecil, pada jejunum. Kegiatan dari GIP

meliputi mencegah produksi asam lambung dan stimulasi pelepasan

hormon  insulin.  Pada kenyataannya,  tugas   utama  dari  GIP  mungkin

melakukan insulinotropicnya.  Selain itu,  GIP  dengan  sangat  kuat

mempengaruhi metabolisme glukosa  hepatic.

h. Vasoactive intestinal peptide  

Vasoactive intestinal peptide  (VIP) berada di sepanjang sistem syaraf

pusat dan di seluruh usus di semua lapisan, seperti halnya di sekitar

pembuluh darah. Tugas utama VIP meliputi dilasi dari

sebagian besar dasar vaskuler, meliputi peripheral systemic vessels seperti

halnya splenic,  jantung, cerebral, extracrabial, dan pembuluh pulmonary.

VIP  adalah  stimulator  kuat. Stimulator  dari  produksi di  usus  pada

manusia  dan merangsang eksresi pankreas dan bikarbonat billary pada

beberapa mammlas. VIP menghambat sifat lain dari LES, yang

menimbulkan efek berlawanan pada gastrin pada beberapa jenis, dan

menghalangi produksi asam lambung. Selain itu, VIP dilibatkan pada

pengaturan  produksi pituitary  dimana bertugas secara khusus pada

12

produksi prolactin dan merangsang pelepasan hormon pertumbuhan. VIP

adalah agen utama pada sindrom diare, yang disebabkan oleh tumor

endokrin pada pankreas (yaitu.,VIPPomas).

i. Pancreatic Polypeptide

Pankreas polypeptide (PP) terletak di pankreas. Plasma PP meningkat

setelah proses pencernaan  protein,  lemak,  dan karbohidrat.

Rangsangan Vagal cholinergic mungkin adalah pengatur utama di tahap

utama dari produksi  PP setelah makan. Juga,

sejumlah hormon, meliputi gastrin, CCK, secretin, dan GRP, yang muncul

untuk merangsang pelepasan PP pada manusia. Peran physiologic dari PP

belum seluruhnya diketahui. Pemberian PP Kedalam pembuluh darah

menghasilkan spektrum luas dengan reaksi  biologi pada saluran  GI, yang

paling penting yang diasumsikan karena inhibitory pada produksi

pancreatic exocrine.

j. Neurotensin

Neurotensin (NT) adalah tridecapeptide yang  tersebar disepanjang usus

halus, dengan konsentrasi terbesar NT - menghasilkan sel (sel N) pada

distal ileum. Stimulans utama dari pelepasan NT adalah lemak

intraluminal. NT adalah hormon usus  penting yang merangsang

pengeluaran air dan bikarbonat dari pankreas, menghalangi

produksilambung,  memudahkan absorbsi   asam  jaringan  lemak  pada

usus  proximal dan menggunakan efek trophic yang mempengaruhi

usus besar, kecil, dan colonic mucosa, seperti halnya tumor GI tertentu.

k. Glucagon

Glucagon, polypeptide 29 - asam amino , tercampur pada sel A di islets

pankreas dari Langerhans dan ditemukan dengan radioimmunoassy

di ekstrak mucosal lambung dan usus. Pelepasan Glucagon terangsang

oleh hypoglycemia, seperti halnya  amino asam, terutama alanine dan

arginine. Asam yang mengandung lemak bebas, berlebihan,

menekan pengeluaran glucagon. Yang merupakan reaksi klasik

dari glucagon adalah glycogenolysis; hormon insulin menghalangi reaksi

glucagon pada hati. Glucagon juga mengendurkan dan memperbesar

13

lambung dan duodenum, mempengaruhi pemindahan dengan cepat melalui

usus halus, dan menekan pengeluaran  pankreas exocrine.

l. Enteroglucagon

Enteroglucagon adalah istilah untuk kelompok peptides yang  bereaksi

dengan antibodi glucagon dan dianggap memiliki efek trophic pada

mucosa usus kecil (smallbowel) berdasarkan  laporan produksi  tumor

enteroglucagon di ginjal yang terhubung dengan massive small bowel

hyperplasia. Telah terlihat bahwa glucagon - seperti peptide (GLP - 2),  33

- peptide asam amino, adalah  unsur trophic yang kuat untuk pertumbuhan

mucosal usus kecil (small bowel) dan adalah anggota dari keluarga

enteroglucagon peptides. Glucagon lainnya-seperti peptide (GLP - 1), yang

keluar sebagai respons atas makanan, merangsang pengeluaran hormon

insulin dan menghalangi pelepasan glucagon pankreas.

m. Peptide YY 

Peptide YY (PYY) adalah  36 - peptide asam amino yang berada sebagian

besar di distal usus kecil (small bowel) dan kolon proximal. PYY

dihasilkan oleh perfusion dari kolon dengan lemak. PYY menghalangi

produksi lambung dan pankreas, menghalangi kontraksi gallbladder, dan

menghasilkan efek trophic  pada usus kecil (small bowel).

Gambar 1. Aksi hormon pencernaan yang terjadi melalui endocrine, autocrine, neurocrine, atau paracrine. (Miller U)

14

2.5 Pengaturan Hormon terhadap Motilitas Gastrointestinal

Peranan hormon terutama untuk pengaturan sekresi gastrointestinal dan

mempengaruhi motilitas beberapa traktus gastrointestinal. Beberapa hormon yang

penting untuk pengaturan motilitas yaitu kolesistokinin yang disekresi oleh sel “I”

dalam mukosa duodenum dan jejenum terutama sebagai respon terhadap adanya

produk lemak, asam lemak, dan monogliserida di dalam isis usus. Kolesistokinin

mempunyai efek yang kuat untuk meningkatkan kontraktilitas kantung empedu,

jadi mengeluarkan empedu ke dalam usus halus, di mana empedu kemudian

memainkan peranan penting dalam mengemulsikan susbtansi lemak, sehingga

mereka dapat dicerna dan diabsorpsi. Kolesistokinin juga menghambat motilitas

lambung secara sedang. Oleh karena itu, pada saat yang bersamaan di mana

hormon ini menyebabkan pengosongan kantung emepdu, hormon ini juga

memperlambat pengosongan dari lambung untuk memberi waktu yang cukup

supaya terjadi pencernaan lemak di traktus intestinal bagian atas.

Sekretin, disekresi oleh sel “S” dalam mukosa duodenum sebagai respon

terhadap getah asam lambung yang dikosongkan dari lambung melalui pilorus.

Sekretin mempunyai efek penghambatan yang ringan terhadap motilitas sebagian

besar traktus gastrointestinal. Selanjutnya hormon yang lain adalah peptida

penghambat asam lambung, disekresi oleh mukosa usus halus bagian atas teutama

sebagai respos terhadap asam lemak dan asam amino, tetapi pada tingkat yang

lebih kecil sebagi respons terhadap karbohidrat. Peptida ini mempunyai efek yang

ringan dalam menurunkan aktivitas motorik lambung dan karena itu

memperlambat pengosongan isi lambung ke dalam duodenum ketika bagian atas

usus halus sudah sangat penuh dengan produk makanan.

Hormon gastrin disekresikan terutama karena adanya peregangan akibat

adanya jenis makanan tertentu dalam lambung seperti hasil pencernaan daging.

Gastrin mempunyai efek yang kuat untuk menyebabkan sekresi cairan lambung

yang sangat asam oleh kelenjar lambung. Gastrin juga mempunyai efek

perangsangan sebagai fungsi motorik pada lambung dari ringan sampai sedang.

Hal yang paling penting, gastrin kelihatan meningkatkan aktivitas pilorus. Dalam

hal ini gastrin mungkin membantu sedikitnya beberapa derajat peningkatan

15

pengosongan lambung. Hormon-hormon gastrointestinal utama dapat dilihat pada

tabel 1.

Tabel 1. Hormon-hormon Gastrointestinal Utama

Tabel 2. Peptida dari Saluran Pencernaan dengan kemungkinan sebagai Endocrin,Neurocrine, atau Zat Parakrin

(Brand SJ. Schmidt WE)

16

Akitivitas peristraltik usus halus sangat meningkat sesudah makan. Hal

tersebut disebabkan awal masuknya kimu ke dalam duodenum tetapi juga oleh apa

yang disebut refleks gastrointestinal yang dimulai dengan peregangan lambung

dan diteruskan terutama melalui pleksus mienterikus dari lambung turun di

sepanjang dinding usus halus. Selain sinyal saraf yang mempengaruhi peristaltik

usus halus, terdapat beberapa faktor hormonal yang mempengaruhi peristaltik.

Faktor hormonal tersebut meliputi gastrin, CCK, insulin, dan serotonin. Semua

hormon-hormon tersebut meningkatkan motilitas usus dan disekresikan selama

berbagai fase pencernaan makanan. Sebaliknya, sekretin dan glukagon

menghambat motilitas usus. Makna kuantitatif dari masing-masing faktor

hormonal tersebut untuk pengaturan motilitas dipertanyakan.5

2.6 Kegunaan Klinis dan Terapeutik Hormon Gastrointestinal

Berbagai hormon GI memiliki kegunaan sebagai  agen diagnostik dan

therapeutic. Antara lain, gastrin analogue, penta gastrin, digunakan untuk

mengukur produksi asam lambung. CCK yang berguna untuk merangsang

kontraksi allbladder danuntuk melacak kegagalan fungsi gallbladder . Secretin

digunakan pada pasien dengandugaan hypergastrinemia untuk memperoleh suatu

peningkatan pada level serum gastrin setelah pemberiannya. Glucagon bertugas

menekan motility usus dan telah digunakan pada penelitian hypotonic dengan

duodenum dan kolon. Dan lagi, glucagon biasanya digunakan untuk meringankan

kejang karena sphinder  Oddi dan sebagai test rangsangan yang propokatif

untuk pelepasan hormon insulin dalam investigasi hypoglycemiapuasa,catecholam

ine dilepaskan di pheochromocytoma, dan pelepasan growth hormone pada

assessment fungsi pituitary.5

Barangkali  hormon  dengan  penggunaan  terapeutic  paling  banyak

adalah somatostatin. Seperti tadi telah dijelaskan, somatostatin dapat

dideskripsikan secara umum sebagai  “ off switch”.  Fungsi inhibitory yang umum

dari somatostatin  meliputi banyak hal dan mempengaruhi sejumlah sistem pada

anggota tubuh. Percobaan klinis menunjukkan hasil yang mengesankan yang

terlihat dari somatostatin dan keadaan yang sama di berbagai hypersecretory yang

mengacaukan resisten pada standar terapi, meliputi acromegaly, pancreatic

17

ascites, dan pancreatic cholera. Analog Somatostatin telah terbukti

berguna pada pengobatan gejala GI Neoplasmas dari endokrin asli, meliputi

sindrom Zollinger Ellison (ZE) , insulinoma, VIPom seperti, glucagonoma,

dantumor carcinoid. Somatostatin juga bertindak untuk menghalangi GI dan produ

ksipankreas,  dan,  pada  peran  ini,  tindakan  analog  somatostatin  lebih  lama

(eg,octreotide) telah berguna pada pengobatan pankreas

dan enterocutaneous fistul. Pada akhirnya, analog somatostatin telah digunakan

sebagai pengobatan untuk menurunkan pendarahan pada esophageal varises.5

18

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hormon pencernaan (Gastrointestinal Hormone) memberikan efek-efeknya

pada jaringan-jaringan targetnya, langsung ataupun tidak langsung, melalui

pergiliran aktivitas metabolik sel-sel spesifik atau melalui interaksi dengan genom

untuk mengaktifkan atau menonaktifkan gen ataupun untuk memodulasi

aktivitasnya. Polipeptida biologik aktif yang disekresi oleh sel saraf dan sel

kelenjar di mukosa bekerja dengan cara parakrin, tetapi peptida ini juga memasuki

sirkulasi. Penelitian mengenai beberapa polipeptida tersebut dan pengukuran

konsentrasinya dalam darah dengan radioimmunoassay berhasil mengidentifikasi

peran berbagai hormon gastrointestinal pada pengaturan sekresi dan motilitas

saluran cerna.

19

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton, A.C. and Hall, J.E. 1996. Texbook of Medical Physiology.

Phyladelphia : W.B. Saunders Company. pp.987

2. Ganong, William F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 22ed. Jakarta :

EGC. pp.497.

3. Rehfeld, Jens F. 1998. Journal of Physiological Reviews : The New Biology of

Gastrointestinal Hormones. vol. 78 no. 4. USA. pp.1087

4. "Endocrine System : Types of Hormones". Center for Bioenvironmental

Research at Tulane and Xavier Universities by Ken Hammond.

Available from: http://e.hormone.tulane.edu/

Accesced Februari 26, 2010

5. Yamada T, Alpers DH, Laine L, et al., eds. Textbook of gastroenterology,

vol.1, 3rd ed. Philadelphia, Lippincott Williams & Wilcins, 1999. pp.179

6. Seely, Rod R. 2002. Textbook of Essentials of Anatomy and Physiology, 4th ed.

New York : McGraw Hill. pp.450.

7. Arimura, A., H. Sato, A. Dupont, N. Nishi, and A. V. Schally. Somatostatin :

abundance of immunoreactive hormone in rat stomach and pancreas. Science

189: 1007-1009, 1975.

8. Bayliss, W. M., and E. H Starling. 1992. The mechanism of pancreas secretion.

London : J. Physiol. 28:325-353.

20