PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET...

304
PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET DISABILITAS DAKSA BUKAN BAWAAN LAHIR (Studi Kasus pada Atlet Disabilitas Daksa Bukan Bawaan Lahir di National Paralympic Committee (NPC) Provinsi DKI Jakarta) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh: Karimah Marwaziah NIM. 11150541000055 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/ 2020 M

Transcript of PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET...

Page 1: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA

ATLET DISABILITAS DAKSA BUKAN BAWAAN LAHIR

(Studi Kasus pada Atlet Disabilitas Daksa Bukan Bawaan Lahir

di National Paralympic Committee (NPC) Provinsi DKI Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S. Sos)

Oleh:

Karimah Marwaziah

NIM. 11150541000055

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/ 2020 M

Page 2: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET
Page 3: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET
Page 4: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET
Page 5: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

i

ABSTRAK

Karimah Marwaziah (11150541000055), Proses Pencapaian

Kebermaknaan Hidup pada Atlet Disabilitas Daksa Bukan

Bawaan Lahir (Studi Kasus pada Atlet Disabilitas Daksa

Bukan Bawaan Lahir di National Paralympic Committee (NPC)

Provinsi DKI Jakarta), 2020.

Setiap individu memiliki proses perjalanan kehidupannya

masing-masing. Ada individu yang memiliki fisik sempurna saat

lahir, akan tetapi dalam perjalanan hidupnya mengalami musibah

yang mengakibatkannya menjadi penyandang disabilitas bukan

bawaan lahir. Dari musibah itu juga menyebabkan individu dalam

penghayatan tak bermakna. Untuk menerima kembali kondisi

barunya dan mencapai kehidupan bermakna memerlukan proses

tahapan yang cukup panjang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

proses pencapaian kebermaknaan hidup yang dilalui oleh atlet

disabilitas daksa bukan bawaan lahir di National Paralympic

Committee (NPC) DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif jenis studi kasus. Studi kasus ini mencoba

mengungkapkan secara lengkap biografi subjek sesuai dengan

tahapan dan proses kehidupannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pencapaian

kebermaknaan hidup pada ketiga informan melalui lima tahap.

Tahap pertama dimulai dari tahap derita. Dari tahap ini timbul

penghayatan-penghayatan tanpa makna. Kemudian, dari tahap

tersebut ketiga informan memasuki tahap kedua yakni penerimaan

diri. Pada tahap ini ketiga informan dapat menerima kondisinya

yang didapatkan dari berbagai faktor. Beriringan dengan tahap ini,

ketiga informan berhasil melalui tahap ketiga yaitu penemuan

makna hidup dan penentuan tujuan hidupnya. Selanjutnya, ketiga

informan memasuki tahap keempat yakni merealisasikan makna

dan tujuan hidupnya. Dan setelah keempat tahapan itu berhasil

dilalui, ketiga informan berada pada tahap terakhir yaitu

kebermaknaan hidup. Ketiga informan dapat mengambil hikmah

dan mensyukuri kondisinya sebagai penyandang disabilitas daksa

bukan bawaan lahir.

Kata Kunci : Kebermaknaan Hidup, Atlet Disabilitas Daksa

Bukan Bawaan Lahir

Page 6: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

ii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillahirabbil ‘Alamin,

sebagai bentuk rasa syukur peneliti kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan

salam tak lupa peneliti hanturkan kepada baginda kita Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya

yang telah menuntun kita menuju zaman yang penuh dengan ilmu

ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini

masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi pembahasan maupun

teknik penulisan. Apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan

skripsi ini, maka peneliti memohon maaf yang sebesar-besanya.

Peneliti juga akan menerima segala bentuk kritik dan saran yang

membangun dari berbagai pihak agar menjadi pembelajaran untuk

peneliti supaya dapat memperbaiki dan menghasilkan suatu karya

ilmiah yang lebih baik lagi.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak luput dari

bantuan, bimbingan, dan motivasi yang peneliti dapatkan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, izinkan peneliti dengan segala

kerendahan hati dan tanpa mengurangi rasa hormat, peneliti ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Suparto, M.Ed., Ph.D, sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Ibu Dr. Siti Napsiyah Ariefuzzaman, BSW, MSW

sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik. Bapak Dr.

Sihabuddin Noor, MA sebagai Wakil Dekan Bidang

Page 7: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

iii

Administrasi Umum. Bapak Drs. Cecep Sastrawijaya, MA

sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Bapak Ahmad Zaky, M.Si, sebagai Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ibu

Hj. Nunung Khoiriyah, MA, selaku Sekretaris Program Studi

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.Ag, sebagai dosen

pembimbing skripsi dan dosen pembimbing akademik yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,

arahan, dan masukan positif kepada peneliti sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Para Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang menjadi

penguji dalam ujian sidang munaqasah atau skripsi peneliti

yaitu Ibu Dr. Siti Napsiyah Ariefuzzaman, BSW, MSW selaku

ketua sidang. Ibu Hj. Nunung Khoiriyah, MA, selaku

sekretaris sidang. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku

dosen penguji I dan Ibu Nadya Kharima, M.Kessos selaku

dosen penguji II yang telah memberikan masukan-masukan

positif kepada peneliti guna perbaikan dalam skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah

memberikan wawasan dan keilmuan serta membimbing

peneliti selama menjalankan perkuliahan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

dan Civitas Akademika yang telah memberikan sumbangan

wawasan dan keilmuan serta membimbing peneliti selama

menjalankan perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

iv

7. Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima

kasih karena telah membantu dalam memberikan informasi

akan referensi buku, jurnal, maupun skripsi yang berkaitan

dengan penelitian sebelumnya.

8. Teruntuk my first support system yaitu kedua orang tuaku

tercinta, Ayah Hambali Munir dan Umi Nikmah yang

senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun materil,

kasih sayang, dan cintanya yang begitu besar kepada peneliti

serta selalu membimbing, menguatkan dan mendoakan

perjalanan kehidupan peneliti sehingga doanya dapat

mengantarkan peneliti bisa berada di titik ini.

9. Untuk adikku yaitu Muhammad Naufal dan sepupuku

sekaligus sahabat dan pendengar setia peneliti dalam berbagi

keluh kesah yaitu Nurul Azizah. Terima kasih telah

memberikan canda dan tawanya untuk sekadar melepas penat

dalam penyusunan skripsi dan selalu memberikan dukungan

dan doa, sehingga peneliti dapat menyelesaikan kewajiban ini.

10. Bapak Welly Ferdinandus sebagai Ketua NPC DKI Jakarta

dan Bapak Benedict Lamere selaku Sekretaris NPC DKI

Jakarta serta jajarannya yang sudah memberikan izin dan

membantu peneliti selama proses penyusunan skripsi ini

sehingga peneliti mampu menyelesaikannya dengan baik.

11. Bapak Donald Santoso sebagai Founder dari Jakarta Swift

Wheelchair Basketball yang kisah perjalanan kehidupannya

sangat menginspirasi peneliti dan Bapak Salim Nurjadin

Page 9: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

v

sebagai pelatih yang sudah membantu dari proses awal sampai

akhir penelitian ini.

12. Para informan dan teman-teman atlet Jakarta Swift

Wheelchair Basketball yang sudah memberikan kesempatan

kepada peneliti untuk mengenal tentang Wheelchair

Basketball.

13. Sahabat seperjuanganku selama masa perkuliahan yaitu

Lailatun Najah, Alvionita Rizqi Aulia, Elyya Nindiyani, Gita

Abyanti Sanjaya, Indah Choirunnisa, dan Tiara Izmi Nabilla.

Terima kasih sudah saling berbagi dan menguatkan, baik

ketika di kala senang maupun sedih dalam berjuang meraih

gelar sarjana strata I.

14. Sahabat-sahabatku yaitu Afifah Thahira, Mariatul Khiftiyah,

Farhatul Jannah, Tamara Aulia Ramadhini, Rizka Hidayanti,

dan Dhea Rizki Amalia. Terima kasih sudah tetap saling

mendukung dan mendoakan satu sama lain sehingga peneliti

dapat menuntaskan skripsi ini.

15. Sahabat-sahabatku sejak duduk di bangku SMA yaitu Pawit

Fuji Lestari, Ghina Nadhifah, Fakhriah Hasna, Kartika Dwi

Rachmawati, Farida Gusti Anggaraeni, dan Shofiyah

Salsabila. Terima kasih sudah tetap saling memberikan energi

positif dan mendoakan satu sama lain sehingga kita dapat

menyelesaikan studi kita masing-masing.

16. Teman-teman seperjuangan Kesejahteraan Sosial 2015 yang

telah menemani selama menjalankan perkuliahan dan HMJ

Kesejahteraan Sosial yang sudah memberikan kesempatan

Page 10: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

vi

kepada peneliti untuk belajar dan berproses dalam

berorganisasi.

17. Untuk diri saya sendiri. Terima kasih sudah bertahan dan

berjuang sejauh ini. Perjalanan baru yang tidak kalah menarik

dari perkuliahan ini akan segera dimulai. Pertahankan

semangat dan juang untuk meraih cita-cita serta muhasabah

diri agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

18. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan

dukungan, baik moril maupun materil sehingga peneliti

mampu menyelesaikan skripsi ini.

Demikianlah skripsi ini peneliti persembahkan, besar

harapan peneliti jika skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak

pihak khususnya bagi peneliti sendiri dan pembaca umum lainnya.

Jakarta, 10 Maret 2020

Karimah Marwaziah

Page 11: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................ xiii

DAFTAR BAGAN .................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Batasan Masalah ................................................................ 10

C. Rumusan Masalah .............................................................. 11

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 11

1. Tujuan Penelitian .......................................................... 11

2. Manfaat Penelitian ........................................................ 11

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ................................................ 13

F. Metode Penelitian .............................................................. 16

1. Pendekatan Penelitian ................................................... 16

2. Jenis Penelitian.............................................................. 17

3. Sumber Data.................................................................. 18

4. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 19

5. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 20

6. Teknik Pemilihan Informan .......................................... 22

7. Teknik Analisis Data..................................................... 23

8. Teknik Keabsahan Data ................................................ 24

Page 12: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

viii

G. Sistematika Penulisan ........................................................ 24

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................... 28

A. Landasan Teori .................................................................. 28

1. Kebermaknaan Hidup ................................................... 28

a. Pengertian Kebermaknaan Hidup ............................. 28

b. Aspek Kebermaknaan Hidup .................................... 31

c. Komponen-komponen Kebermaknaan Hidup .......... 33

d. Karakteristik Kebermaknaan Hidup ........................ 34

e. Sumber-sumber Kebermaknaan Hidup .................... 36

f. Panca Cara Temuan Makna ...................................... 39

g. Proses Pencapaian Kebermaknaan Hidup ................ 41

2. Atlet............................................................................... 44

a. Pengertian Atlet ........................................................ 44

3. Disabilitas Daksa .......................................................... 45

a. Pengertian Disabilitas Daksa .................................... 45

b. Klasifikasi Disabilitas Daksa ................................... 48

c. Faktor Penyebab Disabilitas Daksa .......................... 52

4. Atlet Disabilitas Daksa ................................................. 54

5. Penyandang Disabilitas Fisik dalam Perspektif

Kesejahteraan Sosial Islam (Islamic Social Work) ....... 60

a. Cara Memandang Anak Penyandang Disabilitas

Fisik............................................................................... 60

b. Cara Anak-anak yang Mengalami Disabilitas Fisik

Memandang Dirinya .................................................... 62

B. Kerangka Berpikir ............................................................. 64

Page 13: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

ix

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA .......................... 65

A. Profil National Paralympic Committee Indonesia (NPCI)

Provinsi DKI Jakarta.......................................................... 65

1. Deskripsi Umum NPCI Provinsi DKI Jakarta .............. 65

2. Sejarah Berdirinya ........................................................ 66

3. Visi dan Misi ................................................................. 69

4. Tujuan dan Fungsi......................................................... 70

B. Struktur Organisasi National Paralympic Committee

Indonesia (NPCI) Provinsi DKI Jakarta ............................ 71

1. Struktur Organisasi Lembaga ....................................... 71

2. Tugas dan Kewajiban Pengurus Provinsi (Pengprov) .. 75

C. Disabilitas yang Dibina...................................................... 76

D. Ajang Pertandingan ........................................................... 78

E. Cabang Olahraga Paralimpik ............................................. 80

F. Alur Prosedur dalam Penerimaan Calon Atlet................... 83

G. Program Latihan ................................................................ 85

H. Sarana dan Prasarana ......................................................... 86

I. Jakarta Swift Wheelchair Basketball .................................. 89

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .................... 92

A. Profil Informan .................................................................. 92

1. Informan Utama ............................................................ 92

2. Informan Pendukung ..................................................... 96

B. Proses Pencapaian Kebermaknaan Hidup ......................... 98

1. Kisah Informan Pertama (Subjek EJ) ........................... 98

2. Kisah Informan Kedua (Subjek HS) ........................... 113

3. Kisah Informan Ketiga (Subjek DVO) ....................... 134

Page 14: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

x

C. Pandangan Penyandang Disabilitas Fisik dalam Perspektif

Kesejahteraan Sosial Islam (Islamic Social Work) .......... 152

1. Cara Memandang Penyandang Disabilitas Fisik ........ 153

2. Cara Penyandang Disabilitas Fisik Memandang

Dirinya ........................................................................ 159

BAB V PEMBAHASAN ......................................................... 169

A. Pembahasan Proses Pencapaian Kebermaknaan Hidup .. 170

1. Tahap Derita (Peristiwa Tragis, Penghayatan Tanpa

Makna) ........................................................................ 170

2. Tahap Penerimaan Diri (Pemahaman Diri) ................. 177

3. Tahap Penemuan Makna Hidup (Penemuan Makna dan

Penentuan Tujuan Hidup) ........................................... 181

4. Tahap Realisasi Makna (Keikatan Diri, Kegiatan

Terarah, dan Pemenuhan Makna Hidup) .................... 188

5. Tahap Kehidupan Bermakna (Penghayatan Bermakna

dan Kebahagiaan)........................................................ 196

B. Pembahasan Pandangan Penyandang Disabilitas dalam

Perspektif Kesejahteraan Sosial Islam (Islamic Social

Work) ............................................................................... 198

1. Cara Memandang Penyandang Disabilitas Fisik ........ 198

2. Cara Penyandang Disabilitas Fisik Memandang

Dirinya ........................................................................ 201

BAB VI PENUTUP ................................................................. 206

A. Simpulan .......................................................................... 206

B. Implikasi .......................................................................... 207

C. Saran ................................................................................ 208

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 210

Page 15: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Teknik Pemilihan Informan ...................................... 23

Tabel 1.2 Sistematika Penulisan ............................................... 25

Tabel 3.1 Visi dan Misi NPC Indonesia .................................... 69

Tabel 3.2 Tujuan NPC Indonesia .............................................. 70

Tabel 3.3 Fungsi NPC Indonesia .............................................. 71

Tabel 3.4 Struktur Organisasi Lembaga .................................... 72

Tabel 3.5 Visi dan Misi Jakarta Swift Wheelchair Basketball ... 90

Tabel 4.1 Profil Informan Utama 1 ........................................... 93

Tabel 4.2 Profil Informan Utama 2 ........................................... 94

Tabel 4.3 Profil Informan Utama 3 ........................................... 95

Tabel 4.4 Profil Informan Pendukung 1 .................................... 96

Tabl 4.5 Profil Informan Pendukung 2 ...................................... 97

Tabel 5.1 Identifikasi Gagasan Peristiwa Tragis ..................... 170

Tabel 5.2 Identifikasi Gagasan Penghayatan Tanpa Makna ... 172

Tabel 5.3 Identifikasi Gagasan Pemahaman Diri .................... 177

Tabel 5.4 Identifikasi Gagasan Penemuan Makna dan Tujuan

Hidup ........................................................................................ 182

Tabel 5.5 Identifikasi Gagasan Pengubahan Sikap ................. 185

Tabel 5.6 Identifikasi Gagasan Keikatan Diri ......................... 188

Tabel 5.7 Identifikasi Gagasan Kegiatan Terarah dan Pemenuhan

Makna Hidup ............................................................................ 190

Tabel 5.8 Identifikasi Gagasan Kehidupan Bermakna ............ 196

Page 16: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

xii

Tabel 5.9 Identifikasi Gagasan Cara Memandang Penyandang

Disabilitas Fisik ........................................................................ 198

Tabel 5.10 Identifikasi Gagasan Cara Penyandang Disabilitas Fisik

Memandang Dirinya ................................................................. 201

Page 17: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah Penyandang Disabilitas di Jakarta ............... 3

Gambar 4.1 Foto Peneliti Bersama Informan Pertama dan Pelatih

Jakarta Swift Wheelchair Basketball ......................................... 93

Gambar 4.2 Foto Peneliti Bersama Informan Kedua ................. 94

Gambar 4.3 Foto Peneliti Bersama Informan Ketiga ................. 95

Page 18: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian ........................ 64

Bagan 3.1 Struktur Organisasi NPCI Provinsi DKI Jakarta ...... 73

Bagan 3.2 Struktur Dewan Pertimbangan NPCI Provinsi

DKI Jakarta ................................................................................ 74

Bagan 3.3 Alur Prosedur dalam Penerimaan Calon Atlet .......... 83

Page 19: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengajuan Proposal Skripsi

Lampiran 2 Pernyataan Lulus Ujian Seminar Proposal Skripsi

Lampiran 3 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Skripsi di NPC DKI Jakarta

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian (Wawancara) di Sasana Bina

Daksa

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Wawancara

Lampiran 7 Pedoman Wawancara

Lampiran 8 Pedoman Observasi

Lampiran 9 Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan

Lampiran 10 Contoh Formulir Biodata Calon Atlet

Lampiran 11 Transkrip Hasil Wawancara

Lampiran 12 Hasil Observasi

Lampiran 13 Hasil Kegiatan Penelitian

Page 20: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET
Page 21: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah SWT telah menciptakan manusia dan memberikan

karunia-Nya kepada setiap manusia dengan adil. Setiap individu

diberikan kelebihan dan kekurangan serta memiliki jalan

kehidupannya masing-masing. Ada individu yang dilahirkan

dengan fisik sempurna dan ada juga yang dilahirkan dengan

memiliki keterbatasan seperti anggota tubuhnya yang tidak

lengkap. Kemudian, ada juga yang memiliki fisik sempurna saat

lahir, akan tetapi dalam perjalanan hidupnya ia mengalami

musibah yang mengakibatkan ia harus kehilangan salah satu

anggota tubuh ataupun daya pikirnya. Hal itu menjadikannya

sebagai seorang penyandang disabilitas bukan bawaan lahir.

Menurut Ismail (2012, 206) bahwa Allah SWT

menciptakan manusia yang terbagi menjadi dua proses yaitu yang

sempurna kejadiannya dan tidak sempurna kejadiannya. Hal itu

terkandung dalam Alquran Surah Al-Hajj ayat 5. Penggalan ayat

yang menyatakan hal tersebut sebagai berikut:

Artinya: “Yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna

kejadiannya”. (QS. Al-Hajj [22] : 5)

Penggalan ayat tersebut menyatakan bahwa ada manusia

yang dilahirkan dalam keadaan sempurna dan tidak sempurna

kejadiannya. Manusia yang lahir dengan keadaan tidak sempurna

Page 22: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

2

dalam kejadiannya itu mengalami disabilitas fisik sejak lahir yang

disebut dengan disabilitas bawaan. Hal yang terjadi itu merupakan

sunatullah, hukum alam ciptaan Allah. Hanya Allah SWT Yang

Maha Sempurna, sedangkan para makhluk-Nya sudah ditetapkan

masing-masing dalam proses penciptaannya, baik yang

kejadiannya sempurna atau tidak sempurna (Ismail 2012, 206).

Pengertian penyandang disabilitas yang terdapat dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang

Penyandang Disabilitas Bab 1 Pasal 1 menyatakan bahwa:

“Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami

keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam

jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan

dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi

secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan

kesamaan hak”.

Adapun jumlah penyandang disabilitas di Jakarta

berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta

pada tahun 2015 tercatat sebanyak 6.003 jiwa. Jakarta Selatan

menjadi daerah dengan penyandang disabilitas terbanyak yakni

berjumlah 2.290 jiwa, disusul oleh Jakarta Barat 1.155 jiwa.

Kepulauan Seribu menjadi wilayah yang paling sedikit dengan

jumlah 69 penyandang disabilitas. Pendataan terhadap kaum

disabilitas dibatasi dari usia 10 tahun ke atas, karena pada usia

tersebut masyarakat dinilai sudah dapat mengidentifikasi dirinya

sendiri (Databoks 2017).

Page 23: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

3

Gambar 1.1 Jumlah Penyandang Disabilitas di Jakarta

(Sumber: Databoks, 2017)

Penggunaan kata penyandang disabilitas ini dimaksudkan

sebagai ungkapan yang lebih halus dan salah satu upaya untuk

mengembalikan pandangan, pemahaman, dan persepsi masyarakat

terhadap kaum disabilitas. Selain itu, diharapkan agar masyarakat

lebih menghargai bahwa kaum disabilitas juga sama seperti

manusia pada umumnya. Meskipun mereka mempunyai kondisi

fisik yang berbeda, namun mereka tetap mampu menjalankan

kegiatan dengan cara dan pencapaian yang berbeda (Nasirin 2010,

2).

Menurut pendapat Nasirin (2010, 6) hambatan-hambatan

yang mungkin dapat dirasakan dan terjadi terhadap kaum

disabilitas tidak hanya terjadi dari segi jasmani saja, tetapi juga

dapat memengaruhi pula dari segi sosial, ekonomi, dan mental

psikologis di kehidupannya. Masih terdapat masyarakat yang

menganggap bahwa penyandang disabilitas merupakan hukuman

Page 24: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

4

atas dosa melanggar norma dan adat serta menganggapnya sebagai

aib dalam keluarga sehingga terkadang mengucilkannya.

Di samping hambatan-hambatan dan dampak negatif yang

mungkin terjadi, seorang penyandang disabilitas juga dapat

memberikan dampak positif dan membawa kebahagian bagi

dirinya sendiri. Salah satunya seperti kisah seorang atlet

penyandang disabilitas cabang renang yaitu Jendi Pangabean. Ia

adalah seorang penyandang disabilitas tunadaksa bukan bawaan

dari lahir. Jendi dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan normal.

Kemudian, dalam perjalanan hidupnya hingga pada saat ia

beranjak usia 12 tahun, ia mengalami kecelakaan motor bersama

temannya. Peristiwa tersebut menyebabkan ia harus mengalami

amputasi dari pangkal paha kaki kirinya (Fernandy 2018).

Pada saat SMA, ia diperkenalkan olahraga penyandang

disabilitas yaitu renang. Selama bertahun-tahun ia berlatih renang,

akhirnya ia meraih prestasi perdananya di tingkat nasional dalam

ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XIV Riau tahun

2012. Dari prestasinya tersebut mengantarkan dirinya masuk ke

pelatihan nasional (pelatnas) hingga sampai saat ini, banyak

prestasi yang sudah berhasil diraihnya, baik dalam ajang nasional

maupun internasional seperti ASEAN Para Games tahun 2015 di

Singapore, ASEAN Para Games tahun 2017 di Malaysia, dan

Asian Para Games tahun 2018 di Jakarta (Diah 2018).

Hikmah yang dapat dipetik berdasarkan cerita Jendi

Pangabean di atas yaitu bahwa menjadi seorang penyandang

disabilitas bukan menjadikannya sebagai alasan tidak dapat

melakukan aktivitas dan menghambat kegiatan di kehidupannya.

Page 25: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

5

Melainkan, hal itu dijadikannya sebagai rasa syukur dan motivasi

terhadap diri sendiri dalam mengembangkan kemampuan unik

miliknya yang dilakukan dengan cara berbeda sehingga bisa

meraih prestasi-prestasi yang mengagumkan. Selain itu, juga dapat

dijadikan motivasi untuk masyarakat luas terutama teman-teman

penyandang disabilitas lainnya guna meraih cita-cita.

Penyandang disabilitas termasuk bagian dari masyarakat

yang juga memiliki hak asasi sebagai seorang manusia. Pemerintah

Indonesia telah membentuk berbagai peraturan perundang-

undangan yang mengatur perlindungan terhadap kaum disabilitas.

Hal itu merupakan upaya dalam melindungi, menghormati,

memajukan, dan memenuhi hak-hak penyandang disabilitas

(Novianti 2013, 4). Salah satu perundang-undangan itu adalah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang

Penyandang Disabilitas.

UU RI No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas

tersebut juga sudah mengatur dan melindungi hak para

penyandang disabilitas yang ingin berkarier sebagai atlet

sebagaimana yang tertuang dalam pasal 15 tentang Hak

Keolahragaan untuk Penyandang Disabilitas yakni meliputi hak:

a. melakukan kegiatan keolahragaan;

b. mendapatkan penghargaan yang sama dalam kegiatan

keolahragaan;

c. memperoleh pelayanan dalam kegiatan keolahragaan;

d. memperoleh sarana dan prasarana keolahragaan yang mudah

diakses;

e. memilih dan mengikuti jenis atau cabang olahraga;

Page 26: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

6

f. memperoleh pengarahan, dukungan, bimbingan, pembinaan,

dan pengembangan dalam keolahragaan;

g. menjadi pelaku keolahragaan;

h. mengembangkan industri keolahragaan; dan

i. meningkatkan prestasi dan mengikuti kejuaraan di semua

tingkatan.

Berdasarkan hak tersebut, maka para penyandang

disabilitas yang bercita-cita sebagai atlet dapat mewujudkannya

tanpa merasa takut akan didiskriminasi. Mereka dapat

mengembangkan potensi dan bakat yang dimilikinya, agar

nantinya dapat berkompetisi dengan teman-teman penyandang

disabilitas lain dalam ajang keolahragaan yang akan

diselenggarakan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Dari hal itu, para penyandang disabilitas pun juga dapat

memberikan dampak positif dan menjadi inspirasi bagi orang lain.

Di balik keberhasilan yang sudah diraihnya, tidak menutup

kemungkinan bahwa para penyandang disabilitas telah berjuang

dari masa-masa sulitnya sehingga ia bisa bangkit dan mencapai

tujuan hidupnya. Bastaman (1996, 5) telah memberikan dua contoh

peristiwa tragis yang terjadi dari cerita Jendi di atas yaitu

mengalami kecelakaan dan menderita cacat. Peristiwa tragis

ataupun tak terelakkan itu baik yang bersumber dari dalam diri

sendiri maupun yang berasal dari lingkungan dapat menimbulkan

perasaan-perasaan kecewa, sedih, cemas, marah, rendah diri, putus

asa, hampa, dan tak bermakna, serta penghayatan-penghayatan tak

menyenangkan lainnya.

Page 27: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

7

Akan tetapi, Bastaman (1996, 6) juga menambahkan bahwa

di sisi lain banyak juga individu yang telah berhasil melewati

masa-masa sulitnya dan juga mengatasi perasaan-perasaan tak

menyenangkan tersebut. Mereka mampu mengubah kondisi

penghayatan dirinya dari penghayatan tak bermakna (meaningless)

menjadi bermakna (meaningful). Bahkan tak sedikit di antara

mereka yang sudah berhasil mencapai prestasi tinggi dengan

gemilang dan mampu menemukan hikmah dari penderitaannya

(meaning in suffering).

Berdasarkan hal itu, Allah SWT memberikan cobaan

kepada umat-Nya sesuai dengan kemampuannya dan tidak

melebihi dari batas kemampuan umat-Nya tersebut. Hal itu yang

menjadikan individu dapat mengatasi permasalahannya dan

mengambil hikmah dari peristiwa yang terjadi padanya.

Sebagaimana yang terdapat dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat

286 sebagai berikut:

Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai

dengan kesanggupannya”. (QS. Al-Baqarah [2] : 286)

Dalam ayat 286 itu menegaskan bahwa “Allah tidak

membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya”. Meskipun beban yang dimaksud dalam ayat ini

bukanlah beban duniawi. Namun, harus diakui bahwa segala

penderitaan, kesulitan, dan ketidakadilan yang terjadi di sekitar

kita dapat merusak martabat manusia dan membuat banyak orang

menderita. Karena itu kita patut memanjatkan doa agar dibebaskan

Page 28: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

8

dari kemalangan seperti itu. Dan sebagai kaum mukmin, kita wajib

bangkit dan mencoba melakukan sesuatu, berusaha secara

berkesinambungan untuk menjaga kemanusiaan, serta untuk

menegakkan hukum dan keadilan bagi seluruh manusia dan alam

semesta (Am, Hilmi, dan Wahono 2014, 364).

Makna hidup itu sendiri menurut Bastaman (1996, 14)

merupakan sesuatu yang dianggap penting, benar, didambakan,

dan memberikan nilai khusus bagi seseorang yang telah berhasil

menemukan makna hidup di kehidupannya. Nilai khusus tersebut

tentunya akan berbeda pada setiap manusia yang merasakannya,

karena pada saat pencarian makna hidup pasti setiap manusia

memiliki cara dan prosesnya sendiri. Jika ia sudah berhasil

menemukan dan memenuhi makna hidupnya, maka ia akan

menganggap bahwa makna hidup itu sangat berarti dan juga

berharga untuk dimiliki oleh semua manusia. Bahkan pada

akhirnya seiring proses pencapaian keberhasilan penghayatan

hidup yang bermakna (the meaningful life), maka penghayatan

bahagia (happiness) akan mengikuti dan masuk ke dalam

kehidupannya sebagai hasil sampingan dari usahanya tersebut.

Menurut Yalom (dalam Bastaman 1996, 14) dalam

menemukan makna hidup berarti juga mengandung tujuan hidup

di dalamnya, yaitu hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi. Hal

tersebut dimaksudkan bahwa seseorang yang akan mencari makna

hidup di kehidupannya berarti ia telah menyusun hal-hal yang

menjadi tujuan hidupnya untuk mencapai dan memenuhi makna

hidup yang nantinya akan didapatkan. Walaupun nantinya menurut

Bastaman (2007, 56) pada saat proses pencarian makna tersebut

Page 29: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

9

tidaklah mudah, tetapi makna hidup ini benar-benar nyata adanya

di dalam kehidupan. Hal itu kemungkinan lebih sering terjadi

dalam bentuk tersirat dan tersembunyi di dalamnya.

Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan di atas, salah

satu hal yang melatarbelakangi dan membuat peneliti tertarik

untuk mengambil judul skripsi “Proses Pencapaian

Kebermaknaan Hidup Pada Atlet Disabilitas Daksa Bukan

Bawaan Lahir di National Paralympic Committee (NPC)

Provinsi DKI Jakarta”, karena sebelumnya peneliti menjadi salah

satu bagian dari panitia pada ajang Asian Para Games tahun 2018

di Jakarta, tepatnya dalam cabang olahraga Blind Judo. Pada saat

itu, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui latar belakang

kehidupan para atlet penyandang disabilitas khususnya disabilitas

daksa (sesuai dengan fokus peneliti), sehingga mereka dapat

menjadi atlet yang bisa mengharumkan nama bangsa. Sesuai

dengan tagline yang diberikan kepada para atlet penyandang

disabilitas yaitu “Para Inspirasi” benar-benar telah memberikan

inspirasi kepada banyak orang termasuk peneliti.

Peneliti sangat terinspirasi oleh mereka, karena berkat kerja

keras dan kegigihannya, mereka dapat menjadi bagian dari sejarah

yang akan dikenang oleh masyarakat Indonesia dengan

kemenangan yang diperolehnya. Para atlet nasional penyandang

disabilitas tersebut telah menjadikan Indonesia berada dalam

posisi ke-5 pada Asian Para Games 2018 lalu dengan total

perolehan 135 medali.

Selain itu, peneliti juga tertarik untuk mengetahui dan

menggali lebih dalam terkait proses kehidupannya termasuk cara

Page 30: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

10

mereka menerima diri mereka yang bisa dibilang berbeda dari

orang pada umumnya. Kemudian, proses mereka bangkit dari

masa-masa sulitnya, proses pencarian dan penemuan makna hidup

hingga berhasil mencapai tujuan hidup dan kebahagiaan bagi

mereka sendiri. Tak terkecuali orang-orang di balik kesuksesannya

itu yang telah memberikan dukungan dan selalu berada di sisinya

sampai akhirnya mereka dapat menjadi atlet penyandang

disabilitas yang sukses dan hebat.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian dan agar

pembahasan terarah serta tidak menyimpang dari pokok bahasan

yang telah ditetapkan, maka peneliti membatasi ruang lingkup

masalah pada penelitian sebagai berikut:

1) Peneliti membatasi masalah, yaitu pada proses pencapaian

kebermaknaan hidup pada atlet disabilitas daksa bukan

bawaan lahir dan perilaku dari atlet tersebut meliputi

hubungan personal, kehidupan keluarga, prestasi, sikap,

dan hal keagamaan yang dianutnya. Selain itu, pandangan

penyandang disabilitas fisik dalam perspektif

Kesejahteraan Sosial Islam (Islamic Social Work).

2) Sehubungan dengan subyektifitas dan studi kasus, maka

peneliti melakukan penelitian terhadap atlet disabilitas

daksa bukan bawaan lahir yang tergabung di National

Paralympic Committee (NPC) Provinsi DKI Jakarta dan

berjumlah tiga orang.

Page 31: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

11

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah di atas,

maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1) Bagaimana proses tahapan pencapaian kebermaknaan

hidup pada atlet disabilitas daksa bukan bawaan lahir?

2) Bagaimana pandangan penyandang disabilitas fisik dalam

perspektif Kesejahteraan Sosial Islam (Islamic Social

Work)?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

dan menggali proses penemuan makna hidup dan keberhasilan

pencapaian kehidupan yang bermakna pada atlet disabilitas daksa

bukan bawaan lahir. Sedangkan, secara khusus penelitian ini

bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan proses

tahapan-tahapan yang telah dilalui dalam menemukan makna

hidup pada atlet disabilitas daksa bukan bawaan lahir tesebut

sehingga berhasil mencapai kehidupan yang bermakna. Dan juga

pandangan penyandang disabilitas fisik dalam perspektif

Kesejahteraan Sosial Islam (Islamic Social Work).

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 32: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

12

1) Secara Akademik:

a) Sebagai sarana bagi peneliti untuk meningkatkan

kemampuan dalam melakukan penelitian dan penulisan

karya ilmiah.

b) Memberikan sumbangan pengetahuan dan wawasan baru

bagi seluruh mahasiswa/mahasiswi Jurusan Kesejahteraan

Sosial yang tertarik terhadap permasalahan penyandang

disabilitas khususnya terkait dengan para atlet penyandang

disabilitas daksa bukan bawaan lahir. Selain itu, sebagai

tambahan bacaan untuk mengetahui lebih dalam proses

tahapan pencapaian kebermaknaan hidup khususnya pada

atlet disabilitas daksa bukan bawaan lahir. Dan pandangan

penyandang disabilitas fisik berdasarkan perspektif

Kesejahteraan Sosial Islam (Islamic Social Work).

c) Memberikan masukan untuk penelitian-penelitian lebih

lanjut, khususnya penelitian yang berkaitan dengan proses

tahapan pencapaian kebermaknaan hidup pada atlet

penyandang disabilitas. Dan juga pandangan penyandang

disabilitas fisik berdasarkan perspektif Kesejahteraan

Sosial Islam (Islamic Social Work).

2) Secara Praktis:

a) Untuk menambah sumbangan pengetahuan mengenai

proses tahapan pencapaian kebermaknaan hidup pada atlet

penyandang disabilitas khususnya disabilitas daksa bukan

bawaan lahir. Dan pandangan penyandang disabilitas fisik

berdasarkan perspektif Kesejahteraan Sosial Islam (Islamic

Social Work).

Page 33: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

13

b) Untuk menambah wawasan bagi para pembaca umumnya

dan masyarakat yang ingin mengetahui dan memahami

terkait proses tahapan pencapaian kebermaknaan hidup

pada atlet penyandang disabilitas khususnya disabilitas

daksa bukan bawaan lahir. Dan pandangan penyandang

disabilitas fisik berdasarkan perspektif Kesejahteraan

Sosial Islam (Islamic Social Work).

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Setelah peneliti melakukan studi kepustakaan, terdapat

beberapa skripsi dan jurnal yang berhubungan dengan

kebermaknaan hidup baik pada para penyandang disabilitas

ataupun terhadap yang lainnya. Akan tetapi, setelah peneliti

membaca beberapa skripsi dan jurnal tersebut terdapat perbedaan

yang sangat signifikan, sehingga dalam penelitian skripsi ini

nantinya tidak ada timbul kecurigaan plagiarisi. Oleh karena itu,

peneliti akan menjabarkan beberapa skripsi dan jurnal tersebut di

antaranya adalah:

1. Judul Skripsi: “Kebermaknaan Hidup Penyandang disabilitas

(Studi Kasus terhadap Penyandang disabilitas Amputasi

Kaki)”

Nama: Nasirin

Jurusan: Bimbingan dan Konseling Islam

Fakultas: Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan

kedifabelan dengan kebermaknaan hidup (Nasirin 2010).

Page 34: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

14

Persamaan fokus penelitiannya terdapat dalam pembahasan yaitu

menggali proses pencapaian kebermaknaan hidup pada

penyandang disabilitas. Sedangkan perbedaannya terletak pada

jumlah dan subjek yang menjadi informan. Peneliti melakukan

penelitian pada tiga orang disabilitas daksa yang berkarier sebagai

atlet dan perjalanan kehidupannya sampai akhirnya menjadi

seorang atlet. Peneliti mengambil tiga informan atlet disabilitas

daksa dari latar belakang kehidupan yang berbeda yaitu yang

pertama dan kedua merupakan atlet disabilitas daksa karena infeksi

virus polio sejak usia 10 bulan dan 5 tahun serta yang ketiga karena

faktor kecelakaan motor. Adapun subjek informan Nasirin yaitu

seorang penyandang disabilitas bukan bawaan dari lahir, tetapi

karena kecelakaan yang menyebabkan ia harus diamputasi dan

kehilangan kakinya.

2. Judul Skripsi: “Kebermaknaan Hidup Penyandang Disabilitas

Fisik yang Berwirausaha (Penelitian Fenomenologi pada Tiga

Orang Penyandang Disabilitas Fisik yang Berwirausaha di

Kota Bandung)”

Nama: Dewi Novianti

Jurusan: Psikologi

Fakultas: Fakultas Psikologi, Universitas Pendidikan Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna hidup

pada penyandang disabilitas fisik yang berwirausaha (Novianti

2013). Persamaan fokus penelitian terletak pada pembahasan yakni

proses pencapaian makna hidup pada penyandang disabilitas

seperti cara penyandang disabilitas memaknai hidup dan nilai-nilai

yang dipegang yang menjadikannya penting dan berharga serta

Page 35: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

15

kebahagiaan yang dirasakan bagi mereka di dalam hidupnya.

Selanjutnya, untuk perbedaannya terletak pada pendekatan yang

digunakan dan subjek penelitian. Peneliti menggunakan

pendekatan studi kasus berupa penelitian tentang perjalanan hidup

dan karier terhadap tiga orang atlet disabilitas daksa. Sedangkan,

Novianti menggunakan pendekatan studi fenomenologi terhadap

tiga orang penyandang disabilitas fisik yang berwirausaha.

3. Judul Jurnal: “Studi Deskriptif Kebermaknaan Hidup pada

Penyandang Tunadaksa Karena Kecelakaan (Studi di Lembaga

Penyandang Disabilitas Cimahi)”

Nama: Mutia Andini Susanti dan Umar Yusuf

Jurusan: Psikologi

Fakultas: Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana

gambaran kebermaknaan hidup pada penyandang tunadaksa

karena kecelakaan (Susanti and Yusuf 2018). Persamaan penelitian

yaitu mengkaji proses gambaran kebermaknaan hidup dan juga

tujuan hidup yang dimiliki oleh penyandang disabilitas daksa.

Untuk perbedaannya terletak pada metode penelitian. Penelitian

yang dilakukan oleh Susanti dan Yusuf menggunakan pendekatan

penelitian kuantitatif dan alat ukur yang digunakan yaitu

kuesioner. Penelitian ini melibatkan informan sebanyak 20

penyandang disabilitas tunadaksa karena kecelakaan. Sedangkan,

penelitian peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif

dan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara,

observasi cacatan berkala, dan studi dokumentasi. Selain itu,

Page 36: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

16

informan utama penelitian peneliti hanya berjumlah tiga orang

dengan latar belakang yang berbeda.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif, alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu

untuk menggambarkan secara rinci mengenai Proses Pencapaian

Kebermaknaan Hidup Pada Atlet Disabilitas Daksa di NPC

Provinsi DKI Jakarta.

Menurut Moleong (dalam Herdiansyah 2012, 9) penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain

sebagainya. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Metode penelitian kualitatif berguna untuk pemahaman

yang lebih mendalam tentang makna (arti subjektif dan penafsiran)

dan konteks tingkah laku serta proses yang terjadi pada faktor-

faktor yang berkaitan dengan tingkah laku tersebut. Selain itu,

metode penelitian kualitatif juga berguna untuk mengungkapkan

proses kejadian secara mendetail, sehingga diketahui dinamika

sebuah realitas sosial dan saling pengaruh berbagai realitas sosial.

Dan metode ini juga menghasilkan informasi yang lebih kaya dan

sangat berguna untuk meningkatkan pemahaman terhadap realitas

sosial (Afrizal 2016, 38–40).

Page 37: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

17

2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan jenis

penelitian studi kasus. Menurut Creswell dan Poth (2018, 149)

penelitian studi kasus dimulai dengan identifikasi kasus tertentu

yang akan dijelaskan dan dianalisis. Contoh untuk studi kasus

adalah individu, komunitas, proses keputusan, atau acara. Satu

kasus dapat dipilih atau beberapa kasus diidentifikasi sehingga

mereka dapat dibandingkan. Biasanya, studi kasus peneliti studi

saat ini, kasus kehidupan nyata yang sedang berlangsung sehingga

mereka dapat mengumpulkan informasi yang akurat tidak hilang

oleh waktu.

Kunci untuk identifikasi kasus adalah bahwa hal itu

dibatasi, berarti bahwa hal itu dapat didefinisikan atau dijelaskan

dalam parameter tertentu. Contoh parameter untuk pembatas studi

kasus adalah tempat tertentu di mana kasus berada dan kerangka

waktu di mana kasus ini dipelajari. Terkadang, orang tertentu yang

terlibat dalam kasus ini juga dapat didefinisikan sebagai parameter

(Creswell and Poth 2018, 149).

Maksud dari melakukan studi kasus ini juga penting untuk

memfokuskan prosedur untuk jenis tertentu. Sebuah studi kasus

kualitatif dapat disusun untuk mengilustrasikan kasus yang unik,

kasus yang memiliki kepentingan yang tidak biasa dalam dan dari

dirinya sendiri dan perlu dijelaskan dan rinci (Creswell and Poth

2018, 149).

Sebuah ciri dari studi kasus kualitatif yang baik adalah

bahwa hal itu menyajikan pemahaman mendalam tentang kasus.

Page 38: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

18

Dalam rangka untuk mencapai hal ini, para peneliti

mengumpulkan dan mengintegrasikan berbagai bentuk data

kualitatif, mulai dari wawancara, observasi, dokumen, dan bahan

audiovisual. Bergantung pada satu sumber data biasanya tidak

cukup untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam ini

(Creswell and Poth 2018, 149).

Penelitian kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah studi kasus pada proses pencapaian kebermaknaan hidup

pada atlet disabilitas daksa. Studi kasus ini mencoba

mengungkapkan secara lengkap biografi subjek, tahapan, dan

proses kehidupan dalam menemukan makna hidup bagi dirinya.

Adapun yang menjadi pertimbangan jenis penelitian studi

kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus tersebut

merupakan gambaran kasus yang unik dari individu. Selain itu,

masih terdapat stigma negatif dari masyarakat terhadap

penyandang disabilitas. Berdasarkan hal tersebut, peneliti

mendapatkan hasil penelitian berupa perjalanan hidup dan karier

tiga orang atlet disabilitas daksa serta arti makna hidup baginya.

3. Sumber Data

Penelitian ini mencari sumber data dari orang-orang yang

terkait dengan Proses Pencapaian Kebermaknaan Hidup Pada Atlet

Disabilitas Daksa di NPC Provinsi DKI Jakarta. Adapun sumber

data pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber

pertama, atau dengan kata lain data yang pengumpulannya

Page 39: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

19

dilakukan sendiri oleh peneliti secara langsung seperti hasil

wawancara oleh pihak-pihak terkait. (Widoyoko 2017, 22 – 23).

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber

kedua. Menurut Tim Lembaga Penelitian UIN Jakarta (2009, 76)

data sekunder adalah data primer yang diperoleh melalui hasil dari

pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan oleh pengumpul data primer oleh pihak lain yang

umumnya disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Data sekunder

dimaksudkan sebagai gambaran tambahan, pelengkap, atau untuk

diproses lebih lanjut misalnya dokumen dan juga bisa didapatkan

dari berbagai sumber referensi seperti buku-buku, jurnal, berita,

artikel, dan penelitian sebelumnya.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi yang diambil oleh peneliti untuk melakukan

penelitian berada di lima tempat yaitu:

1) Kantor National Paralympic Committee (NPC) Provinsi

DKI Jakarta yang bertempat di Jalan Pemuda No. 06 GOR

Atletik Blok 20, Rawamangun, DKI Jakarta, 13220.

2) Kantor Jakarta Swift Wheelchair Basketball yang

beralamat di Karawaci Office Park, BI. BI No.33, RT.

001/RW.009, Panunggangan Barat, Kec. Cibodas, Kota

Tangerang, Banten 15139.

3) Sasana Bina Daksa Pondok Bambu, yang beralamat di

Jalan Bambu Kuning I No. 22A, RT.010/RW.05,

Kelurahan Pondok Bambu, 8629742, Jakarta Timur.

Page 40: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

20

4) Orion Sport Center yang bertempat di Jalan Bandengan

Utara Raya No.73-75 RT.5/RW.15 Kel. Kec. Penjaringan,

Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta, 14440.

5) GOR Sekolah Perkumpulan Mandiri yang beralamat di

Jalan Dr. GSSJ Ratulangi No. 5 & 14 RT.2/RW.3,

Gondangdia, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI

Jakarta, 10310.

Adapun waktu yang diperlukan dalam penelitian ini

dimulai dari bulan Mei 2019 sampai dengan Februari 2020.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data seperti berikut ini:

a. Wawancara

Menurut Moleong, wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan tersebut. Sedangkan wawancara menurut Gorden yaitu

percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk

menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu

(Herdiansyah 2012, 118).

Wawancara yang digunakan peneliti pada penelitian ini

yaitu wawancara yang terfokus pada pengalaman atau aspek

kehidupan subjek. Metode yang digunakan adalah wawancara

semi-terstruktur yang artinya pertanyaan dalam hal wawancara

bersifat terbuka, namun tetap ada batasan tema dan alur

Page 41: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

21

pembicaraan. Wawancara ini memiliki pedoman-pedoman

wawancara yang digunakan sebagai acuan agar pembicaraan tidak

melebar ke arah yang tidak diperlukan. Selain itu, wawancara ini

juga berbentuk wawancara mendalam (deep interview) dengan

menanyakan kehidupan subjek secara utuh dan mendalam.

b. Observasi

Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak

dalam suatu gejala pada objek penelitian. Unsur-unsur yang

nampak itu disebut dengan data atau informasi yang harus diamati

dan dicatat secara benar dan lengkap. Metode ini digunakan untuk

melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar

peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang

permasalahan yang diteliti (Widoyoko 2017, 46).

Dalam observasi ini, peneliti menggunakan alat observasi

yaitu catatan berkala. Yang dimaksud dengan catatan berkala yaitu

tidak mencatat macam-macam kejadian secara khusus, melainkan

hanya pada waktu-waktu tertentu dengan menuliskan kesan-kesan

umumnya. Peneliti melakukan observasi pada saat wawancara

untuk menjadikan hasil observasi tersebut sebagai data penguat

wawancara. Ekspresi dan bahasa tubuh subjek menjadi informasi

penting untuk mengetahui bahwa jawaban yang diberikan subjek

benar-benar apa adanya.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data

yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen

Page 42: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

22

yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen

resmi. Dokumen dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan,

notulen rapat, catatan kasus (case records) dalam pekerjaan sosial,

dan dokumen lainnya. Studi dokumentasi sebagai pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara pada penelitian

kualitatif (Sugiyono 2011, 240).

Pada penelitian ini peneliti menggali informasi tentang

riwayat hidup subjek. Selain itu, juga menggali pengalaman-

pengalaman hidup yang mendukung subjek dalam kehidupannya.

Data ini yang menjadi data pelengkap untuk menjelaskan hasil

penelitian.

6. Teknik Pemilihan Informan

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan

kualitatif, teknik pemilihan informan adalah hal yang berkaitan

dengan langkah selanjutnya yang akan ditempuh peneliti untuk

mendapatkan data dan informasi. Dalam penelitian ini peneliti

memilih untuk menggunakan teknik purposeful sampling.

Menurut Herdiansyah (2012, 106) purposeful sampling merupakan

teknik dalam non-probability sampling yang berdasarkan kepada

ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek yang dipilih karena ciri-ciri

tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan.

Peneliti menggunakan teknik purposeful sampling, karena

peneliti memilih subjek penelitian dan lokasi penelitian dengan

tujuan untuk mempelajari atau untuk memahami permasalahan

pokok yang akan diteliti. Subjek penelitian dan lokasi penelitian

yang dipilih disesuaikan dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu,

dalam penelitian ini peneliti memilih informan sesuai dengan

Page 43: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

23

kebutuhan penelitian, informan yang dipilih untuk diwawancarai

sebagai berikut:

Tabel 1.1 Teknik Pemilihan Informan

No. Informan Informasi yang dicari Jumlah

1.

Sekretaris

NPC DKI

Jakarta

Mencari tahu tentang data dan

profil NPC DKI Jakarta serta

atlet yang tepat untuk menjadi

informan

1

orang

2.

Pelatih

Jakarta

Swift

Basketball

Untuk mengetahui dan

menggali informasi tentang

atlet yang menjadi informan

secara rinci mengenai

kepribadiannya seperti apa

ketika sedang berlatih dan

bertanding serta pelatihan apa

saja yang sudah didapatkannya

1

orang

3.

Klien (Atlet

yang

Menjadi

Informan)

Untuk mengetahui dan

menggali informasi tentang

proses pencapaian

kebermaknaan hidup bagi

dirinya

3

orang

7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami,

dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis

data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya

ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

Page 44: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

24

membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain

(Sugiyono 2010, 88).

Setelah selesai melakukan analisis yang bersumber dari

observasi dan wawancara, maka peneliti akan menuangkannya ke

dalam sebuah catatan agar dapat dibuat kesimpulannya. Kemudian

setelah itu barulah dilakukan penyusunan dan penganalisaan

secara sistematis, agar hasilnya dapat dipahami oleh diri sendiri

dan orang lain.

8. Teknik Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi diartikan

sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai

cara dan berbagai waktu (Sugiyono 2010, 125).

Ada beberapa cara yang akan dilakukan, di antaranya

sebagai berikut:

a. Peneliti akan membandingkan hasil wawancara dengan

hasil pengamatan.

b. Membandingkan berbagai pendapat dan pandangan yang

ada, contohnya seperti membandingkan jawaban yang

diberikan oleh informan utama dengan jawaban dari pihak

pelatih.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menerapkan pedoman

penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) keputusan

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta nomor 57 tahun 2017.

Untuk lebih mempermudah dalam memahami secara menyeluruh

mengenai penulisan ini, maka secara sistematis penulisannya

Page 45: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

25

dibagi menjadi enam bab dan terdiri dari beberapa sub bab dan

dibuatlah sistematika penulisannya seperti berikut ini:

Tabel 1.2 Sistematika Penulisan

BAB I

Pendahuluan

Pada bab ini peneliti menjelaskan latar

belakang, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan kajian terdahulu, metode penelitian

(pendekatan penelitian, jenis penelitian,

sumber data, tempat dan waktu penelitian,

teknik pengumpulan data, teknik pemilihan

informan, teknik analisis data, dan teknik

keabsahan data), dan sistematika penulisan.

BAB II

Landasan Teori

Pada bab ini peneliti menjelaskan teori-teori

yang bekenaan dengan skripsi ini yaitu

kajian teori tentang kebermaknaan hidup di

antaranya yaitu pengertian kebermaknaan

hidup, aspek kebermaknaan hidup,

komponen-komponen kebermaknaan hidup,

karakteristik kebermaknaan hidup, sumber-

sumber kebermaknaan hidup, panca cara

temuan makna, dan proses pencapaian

kebermaknaan hidup. Selain itu, peneliti

juga membahas teori tentang pengertian

atlet. Peneliti juga membahas teori mengenai

penyandang disabilitas daksa, di antaranya

yaitu pengertian penyandang disabilitas

daksa, klasifikasi penyandang disabilitas

daksa, dan faktor penyebab penyandang

disabilitas daksa. Peneliti juga menarik

kesimpulan dari pembahasan mengenai

pengertian atlet dan penyandang disabilitas

daksa yang kemudian menjadi pembahasan

tersendiri yakni pengertian atlet penyandang

Page 46: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

26

disabilitas daksa. Selain itu, peneliti juga

membahas teori mengenai pandangan

penyandang disabilitas dalam persepktif

Kesejateraan Sosial Islam (Islamic Social

Work). Dan yang terakhir adalah kerangka

berpikir.

BAB III

Gambaran

Umum Latar

Penelitian

Bab ini berisi tentang data kelembagaan

yang terdiri dari profil NPC DKI Jakarta

meliputi deskripsi umum NPCI DKI Jakarta,

sejarah berdirinya, visi dan misi, tujuan dan

fungsi. Selain itu, juga terdapat struktur

organisasi NPC DKI Jakarta (struktur

organisasi lembaga dan tugas dan kewajiban

Pengprov). Dalam bab ini juga terdapat

pembahasan mengenai disabilitas yang

dibina, ajang pertandingan, cabang olahraga

paralimpik, alur prosedur dalam penerimaan

calon atlet, program latihan, sarana dan

prasarana, serta tentang Jakarta Swift

Wheelchair Basketball.

BAB IV

Data dan

Temuan

Penelitian

Pada bab ini berisi tentang data dan hasil

temuan penelitian. Pembahasannya dimulai

dari profil informan (informan utama dan

pendukung). Kemudian, hasil penelitian

berupa proses pencapaian kebermaknaan

hidup pada atlet disabilitas daksa bukan

bawaan lahir. Dalam hasil penelitian

diuraikan kisah masing-masing ketiga

informan dari tahap awal yaitu tahap derita,

tahap penerimaan diri, tahap penemuan

makna, tahap realisasi makna, dan tahap

kehidupan bermakna.

Page 47: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

27

BAB V

Pembahasan

Berisikan uraian pembahasan mengenai

permasalahan yang diangkat dalam

penelitian ini yaitu proses pencapaian

kebermaknaan hidup pada atlet disabilitas

daksa bukan bawaan lahir. Bab ini

membahas lima tahapan yang dibuat dengan

cara identifikasi gagasan pertahapannya,

yang kemudian dideskripsikan berdasarkan

gagasan tersebut.

BAB VI

Penutup

Dalam bab ini berisikan kesimpulan dari

hasil penelitian yang telah didapat,

dilengkapi dengan implikasi dan disertai

saran-saran kepada para atlet disabilitas,

masyarakat, dan pemerintah sebagai bentuk

dari hasil penelitian.

Page 48: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

28

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kebermaknaan Hidup

a. Pengertian Kebermaknaan Hidup

Dalam psikologi kebermaknaan hidup atau makna hidup

sangat erat kaitannya dengan konsep Logoterapi yang ditemukan

dan dikembangkan oleh Viktor E. Frankl (1905 – 1997), seorang

dokter ahli penyakit saraf dan jiwa (neuro-psikiater) keturunan

Yahudi dari kota Wina, Austria. Teori itu tercipta berdasarkan

pengalaman yang dialami oleh Frankl ketika menjadi tawanan

Yahudi di Auschwitz dan beberapa kamp konsentrasi Nazi lainnya

pada periode Perang Dunia ke-II.

Pada saat itu, ia menyaksikan tindakan-tindakan brutal

yang terjadi setiap harinya seperti penyiksaan, penembakan,

pembunuhan masal di kamar gas atau bahkan eksekusi dengan

aliran listrik yang dilakukan oleh sekelompok orang yang sedang

berkuasa (tentara Nazi). Dalam kamp konsentrasi itu, Frankl yang

juga menjadi tahanan menyaksikan fenomena khusus yang terjadi

terhadap sekelompok tawanan kamp yang memiliki dua tingkah

laku yang berbeda (Bastaman 2007, 10 – 11).

Pertama, yaitu kelompok orang-orang yang tingkah

lakunya seakan-akan mendominasi diri mereka seperti

mementingkan diri sendiri, serakah, beringas, bahkan hilangnya

tanggung jawab terhadap diri sendiri dan sesamanya. Walaupun

mereka berbuat seperti itu, mereka sebenarnya adalah orang-orang

Page 49: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

29

yang mudah putus asa dan bergantung pada orang lain. Maka jelas

bahwa mereka mencerminkan kehampaan dan ketidakbermaknaan

(meaningless) (Bastaman 2007, 11).

Sedangkan, kelompok kedua yaitu mereka yang juga

mengalami puncak penderitaan, namun masih tetap bersedia untuk

membantu sesama tahanan. Mereka merasakan penderitaan yang

sama, namun tetap tabah dalam menghadapinya, tidak kehilangan

harapan dan kehormatan diri. Mereka berupaya senantiasa

menghargai hidup dan menghayati hidup yang bermakna. Mereka

seakan-akan menemukan makna dalam penderitaan (Meaning in

Suffering) (Bastaman 2007, 12).

Berdasarkan uraian tersebut kebermakaan hidup itu sendiri

menurut Frankl (2003 dalam Pratiwi 2019, 15) adalah sebuah

motivasi yang kuat dan mendorong individu untuk melakukan

suatu aktivitas yang berguna bagi kehidupannya yang dapat

memberikan dampak dan makna baik pada diri sendiri maupun

orang lain. Sedangkan menurut Bastaman (1996, 14) makna hidup

merupakan sesuatu yang dianggap penting, benar, dan menjadi

dambaan serta memberikan nilai khusus bagi seorang individu.

Jika, ia berhasil menemukan dan memenuhi makna hidup itu, maka

ia akan sadar bahwa kehidupannya penuh arti dan berharga. Dan

pada akhirnya, akan mendatangkan penghayatan bahagia

(happiness) sebagai hadiah atau hasil samping dari usahanya

tersebut.

Kemudian, kebermaknaan hidup menurut Yalom (dalam

Sumanto 2006, 123) ialah kebermaknaan hidup itu bersumber pada

keyakinan dalam diri sehingga manusia seharusnya berjuang untuk

Page 50: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

30

mengaktualisasikan dirinya bahwa seharusnya manusia

membaktikan dirinya untuk merealisasikan potensi-potensi yang

dimiliki. Yalom (dalam Bastaman 1996, 14) juga menambahkan

bahwa di dalam makna hidup itu juga terkandung tujuan hidup,

artinya dalam tujuan hidup tersebut terdapat berbagai hal yang

tentunya harus dicapai dan dipenuhi.

Menurut Bastaman (2007, 46) kebermaknaan hidup itu

dapat dicari dan ditemukan dalam kondisi apapun baik dalam

kondisi menyenangkan ataupun penderitaan. Sejalan dengan

ungkapan seperti “Makna dalam Derita” (Meaning in Suffering)

atau “Hikmah dalam Musibah” (Blessing in Disguise)

menunjukkan bahwa dalam penderitaan sekalipun makna hidup

tetap dapat ditemukan. Bila penghayatan ini dapat dipenuhi, maka

kehidupan yang dirasakan berguna, berhaga, dan berarti

(meaningful) akan dialami. Sebaliknya, bila penghayatan ini tak

dapat terpenuhi, maka akan menyebabkan kehidupan dirasakan

tidak bermakna (meaningless).

Kemudian, Battista dan Almond (dalam Sumanto 2006,

128) juga berpendapat bahwa tidak ada kebermaknaan hidup sejati

yang sama untuk setiap orang dan mereka mengakui adanya cara

berbeda-beda dalam pencarian rasa hidup bermakna.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebermaknaan

hidup merupakan sesuatu yang dianggap penting, berharga, dan

dapat memberikan nilai khusus bagi individu. Kebermaknaan

hidup dapat ditemukan oleh setiap individu dalam keadaan apapun

yang sedang dialaminya. Ketika individu ingin mencari dan

menemukan makna hidupnya, maka diperlukan juga dalam

Page 51: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

31

menetapkan tujuan hidupnya. Setelah itu, individu perlu

meningkatkan kesadaran akan potensi-potensi yang dimiliki,

supaya potensi-potensi tersebut dapat terealisasi dengan maksimal

ke dalam kegiatan terarah yang sesuai dengan tujuan hidupnya.

Apabila itu semua berhasil dicapai dan dipenuhi, maka

kebahagiaan akan mengikutinya dan kehidupan pun akan menjadi

lebih berarti dan berharga.

b. Aspek Kebermaknaan Hidup

Menurut Frankl (dalam Bastaman 2007, 41 – 46) terdapat

tiga aspek kebermaknaan hidup yang saling berkaitan dan

menunjang satu sama lainnya, di antaranya yaitu:

1) Kebebasan Berkehendak (the Freedom of Will)

Manusia dalam batas-batas tertentu memiliki kemampuan

dan kebebasan untuk mengubah kondisi hidupnya guna meraih

kehidupan yang lebih berkualitas. Dan yang perlu ditekankan

dalam kebebasan berkehendak ini adalah harus disertai dengan

rasa tanggung jawab agar tidak berkembang menjadi kesewenang-

wenangan.

2) Hasrat untuk Hidup Bermakna (The Will to Meaning)

Setiap orang menginginkan dirinya menjadi orang yang

bermartabat dan berguna bagi dirinya, keluarga, lingkungan kerja,

masyarakat sekitar, dan berharga di mata Tuhan. Keinginan untuk

hidup bermakna memang benar-benar merupakan motivasi utama

pada manusia. Hasrat inilah yang mendorong setiap orang untuk

melakukan berbagai kegiatan seperti bekerja dan berkarya agar

Page 52: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

32

dapat merasakan kehidupan yang berarti dan berharga dengan

berbagai kegiatan yang bermakna pula.

3) Makna Hidup (The Meaning of Life)

Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting

dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang,

sehingga layak untuk dijadikan sebagai tujuan dalam

kehidupannya. Jika hal itu berhasil dipenuhi, maka seseorang akan

merasakan kehidupan yang berarti dan pada akhirnya akan

menimbulkan perasaan bahagia (happiness) sebagai hasil

sampingnya.

Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap

individu pasti ingin dan mendambakan hidupnya bermakna. Dalam

proses pencarian makna hidup, individu memiliki kebebasan

berkehendak untuk memilih dan menjalankan berbagai kegiatan

yang diikuti dengan rasa tanggung jawab, agar tidak terjadi

kelalaian dalam melaksanakan kegiatan tersebut.

Ketika individu bersungguh-sungguh dalam mencari

makna hidupnya, maka makna hidup itu akan ditemui walaupun

dalam kenyaataanya makna hidup itu tidak mudah ditemukan,

karena sering tersirat dan tersembunyi di dalam kehidupan itu

sendiri. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa

makna hidup itu dapat ditemukan dan kita perlu peka terhadap apa

yang terjadi pada diri sendiri serta dapat mengambil sikap yang

tepat dalam menghadapi situasi apapun, karena setiap keadaan

baik yang menyenangkan dan tak menyenangkan, atau keadaan

bahagia dan penderitaan pasti tersimpan makna hidup di dalamnya.

Page 53: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

33

c. Komponen-komponen Kebermaknaan Hidup

Untuk menemukan makna hidup, individu perlu

mendapatkan dorongan yang dapat memunculkan dan

meningkatkan kesadaran diri akan pentingnya makna hidup itu

dalam kehidupannya. Dorongan itu terdiri dari enam komponen

yang dapat mendukung dan menentukan keberhasilan individu

dalam melakukan perubahan dari penghayatan hidup tak bermakna

(meaningless life) menjadi hidup bermakna (meaningful life).

Keenam komponen tersebut adalah sebagai berikut: (Bastaman

1996, 132)

1) Pemahaman diri (self insight), merupakan meningkatnya

kesadaran atas buruknya kondisi diri pada saat ini dan

berkeinginan kuat untuk melakukan perubahan ke arah

kondisi yang lebih baik.

2) Makna hidup (the meaning of life), yaitu nilai-nilai yang

sangat penting dan berarti bagi kehidupan pribadi

seseorang yang berfungsi sebagai tujuan hidup yang harus

dipenuhi dan pengarah kegiatan-kegiatan yang

dilakukannya.

3) Pengubahan sikap (changing attitude), yakni usaha untuk

mengubah sikap yang awalnya tidak tepat menjadi lebih

tepat dalam menghadapi berbagai masalah, kondisi hidup,

dan musibah yang tak terelakkan.

4) Keikatan diri (self commitment), yaitu komitmen individu

pada diri sendiri terhadap makna hidup yang ditemukan dan

tujuan hidup yang telah ditetapkan.

Page 54: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

34

5) Kegiatan terarah (directed activities), merupakan upaya-

upaya yang dilakukan oleh individu dengan sengaja dan

sadar berupa pengembangan potensi-potensi pribadi

(bakat, kemampuan, keterampilan) positif yang dimiliki

serta pemanfaatan relasi antar pribadi untuk menunjang

pencapaian makna dan tujuan hidup.

6) Dukungan sosial (social support), yaitu hadirnya seseorang

atau sejumlah orang yang akrab, dapat dipercaya, dan

selalu bersedia membantu pada saat memerlukan bantuan.

Sesuai dengan uraian yang sudah dijelaskan di atas bahwa

keenam komponen tersebut merupakan proses integral yang

menunjang pengubahan penghayatan hidup tak bermakna menjadi

bermakna dan antara komponen yang satu dengan lainnya saling

berkaitan serta tidak dapat dipisahkan.

d. Karakteristik Kebermaknaan Hidup

Bastaman (2007, 51–53) menjelaskan beberapa

karakteristik atau sifat khusus dari kebermaknaan hidup, yakni

sebagai berikut:

1) Makna hidup bersifat unik, pribadi, dan temporer

Artinya apa yang dianggap penting dan berarti bagi

seseorang, belum tentu berarti bagi orang lain. Mungkin pula, apa

yang dianggap penting dan bermakna bagi seseorang pada saat ini,

belum tentu sama bermaknanya bagi orang tersebut di kemudian

hari. Dalam hal ini, makna hidup seseorang dan apa yang

bermakna bagi dirinya biasanya bersifat khusus, berbeda, dan tidak

Page 55: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

35

sama makna hidupnya dengan orang lain, serta mungkin pula dapat

berubah dari waktu ke waktu.

2) Makna hidup bersifat spesifik dan nyata

Makna hidup benar-benar dapat ditemukan dalam

pengalaman dan kehidupan sehari-hari, dan tidak selalu dikaitkan

dengan hal-hal yang serba abstrak-filosofis, tujuan-tujuan

idealistis, serta prestasi-prestasi akademis yang serba

menakjubkan. Misalnya mengagumi indahnya perpaduan warna

merah dan jingga di ufuk barat pada waktu terbenamnya matahari,

bersemangat melaksanakan pekerjaan yang disenangi, dan

mendengarkan khotbah yang mengungkapkan kebajikan.

3) Makna hidup berfungsi sebagai pedoman dan arahan

Artinya makna hidup dapat memberikan pedoman dan

arahan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehingga makna

hidup itu seakan-akan menantang (challenging) dan mengundang

(inviting) seseorang untuk memenuhinya. Begitu makna hidup itu

ditemukan dan tujuan hidup ditentukan, maka seseorang seakan-

akan terpanggil untuk melaksanakan dan memenuhinya, serta

kegiatan-kegiatan yang dilakukan menjadi terarah.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa kebermaknaan hidup itu memiliki karakteristik khusus.

Makna hidup yang ditemukan antara individu satu dengan individu

lainnya itu unik, berbeda, dan dapat berubah seiring berjalannya

waktu. Kemudian, makna hidup itu pun juga bisa bersifat

sederhana dan dapat ditemukan dalam berbagai kondisi yang

sedang dialami serta dapat menjadi acuan untuk melakukan

Page 56: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

36

kegiatan-kegiatan yang terarah guna mencapai hidup yang

bermakna.

e. Sumber-sumber Kebermaknaan Hidup

Makna hidup tidak hanya dapat ditemukan dalam keadaan

menyenangkan saja, tetapi juga dapat ditemukan dalam keadaan

penderitaan sekalipun, selama kita dapat mengambil hikmah-

hikmah di dalamnya. Dalam kehidupan ini terdapat tiga bidang

kegiatan yang secara potensial mengandung nilai-nilai yang

memungkinkan seseorang menemukan makna hidup di dalamnya

apabila nilai-nilai itu diterapkan dan dipenuhi. Menurut Frankl

ketiga nilai tersebut antara lain adalah: (dalam Bastaman 2007, 47–

48)

1) Creative Values (Nilai-nilai Kreatif)

Nilai-nilai kreatif dapat diraih dengan berbagai kegiatan

seperti kegiatan berkarya, bekerja, mencipta serta melaksanakan

tugas dan kewajiban sebaik-baiknya dengan penuh tanggung

jawab. Melalui karya dan kerja, individu dapat menemukan arti

hidup dan menghayati kehidupan secara bermakna. Makna hidup

tidak terletak pada pekerjaan, karena pekerjaan tersebut hanyalah

sarana yang memberikan kesempatan untuk menemukan dan

mengembangkan makna hidup. Akan tetapi, makna hidup itu

sendiri lebih bergantung terhadap individu yang bersangkutan,

dalam hal ini sikap positif dan mencintai pekerjaan serta cara

bekerja yang mencerminkan keterlibatan individu pada

pekerjaannya.

Page 57: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

37

2) Experiential Values (Nilai-nilai Penghayatan)

Keyakinan dan penghayatan akan nilai-nilai kebenaran,

kebajikan, keindahan, keimanan, dan keagamaan, serta cinta kasih.

Menghayati dan meyakini suatu nilai dapat menjadikan kehidupan

seseorang semakin berarti. Salah satu contoh yaitu ketika

seseorang mendapatkan cinta kasih dari pasangannya, maka ia

akan menghayati perasaan dalam hidupnya, karena dengan

mencintai dan merasa dicintai, seseorang itu akan merasakan

hidupnya penuh dengan pengalaman hidup yang membahagiakan.

3) Attitudinal Values (Nilai-nilai Bersikap)

Nilai bersikap adalah nilai ketiga yang dikategorikan oleh

Frankl sebagai nilai yang paling tinggi, karena dengan merealisasi

nilai bersikap ini berarti individu menunjukkan keberanian dan

kemuliaan menghadapi penderitaanya (Koeswara 1992, 66).

Menurut Frankl (dalam Yustinus 2001, 156 – 157) situasi-

situasi yang menimbulkan nilai-nilai sikap adalah situasi-situasi

atau kondisi-kondisi nasib di mana kita tak mampu untuk

mengubahnya atau menghindarinya. Apabila kita berhadapan

dengan situasi tersebut, satu-satunya cara yang rasional untuk

memberikan respons kepadanya ialah menerimanya. Cara

bagaimana kita menerima nasib kita dan keberanian kita dalam

menahan penderitaan yang sedang kita rasakan.

Jadi, dalam pandangan Frankl (dalam Koeswara 1992, 67–

68), penderitaan itu memiliki makna ganda: membentuk karakter

sekaligus membentuk kekuatan atau ketahanan diri.

Bagaimanapun, menurutnya individu haruslah menjaga dirinya

agar tidak menyerah dan berpangku tangan terlalu cepat atau

Page 58: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

38

terlalu dini dalam menerima suatu keadaan buruk sebagai takdir.

Menurutnya esensi suatu nilai bersikap terletak pada cara yang

dengannya seorang individu secara ikhlas dan tawakal

menyerahkan dirinya pada suatu keadaan yang tidak bisa

dihindarinya lagi.

Sikap menerima dengan penuh ikhlas dan tabah atas hal-

hal tragis yang tidak mungkin dapat terelakkan lagi dapat

mengubah pandangan seseorang. Yang kemungkinan dari awal

menganggap keadaan tersebut hanyalah sebuah penderitaan, tetapi

dengan sikap menerima itu dapat mengubah pandangannya yang

mampu melihat makna dan hikmah dari penderitaan yang

dirasakannya.

Bastaman (2007, 50) menambahkan satu nilai yang

menurutnya dapat menjadikan hidup ini semakin bermakna yang

dinamakan dengan nilai pengharapan (hopeful values). Arti dari

harapan itu sendiri adalah keyakinan akan terjadinya hal-hal yang

baik atau perubahan yang menguntungkan di kemudian hari.

Harapan memberikan sebuah peluang dan solusi serta tujuan baru

yang menjanjikan yang dapat menimbulkan semangat dan

optimisme. Nilai pengharapan juga mengandung makna hidup,

karena adanya keyakinan akan terjadinya perubahan kehidupan

yang lebih baik, ketabahan menghadapi keadaan buruk saat ini, dan

sikap optimis menyongsong masa depan.

Jadi, kesimpulan dari penjelasan di atas adalah terdapat

empat nilai yang dapat dijadikan sebagai sumber menemukan

kebermaknaan hidup, di antaranya yaitu nilai-nilai kreatif di mana

kita dapat menemukan makna hidup melalui bekerja atau

Page 59: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

39

menciptakan suatu karya. Lalu yang kedua, nilai-nilai penghayatan

seperti saling memberikan dukungan dalam hal kebajikan dan cinta

kasih terhadap pasangan. Nilai yang ketiga yaitu nilai bersikap

yakni sikap yang tepat dalam menerima dan menghadapi nasib atau

penderitaan yang sedang dirasakan. Dan yang terakhir adalah nilai

pengharapan di mana kita harus tetap memiliki sikap optimisme

bahwa akan terjadinya perubahan kehidupan menjadi lebih baik

lagi di masa mendatang.

f. Panca Cara Temuan Makna

Menurut Bastaman (2007, 155–156) panca cara temuan

makna hidup terdapat lima metode, di antaranya sebagai berikut:

1) Pemahaman Diri

Mengenali secara objektif kekuatan-kekuatan dan kelemahan-

kelemahan dalam diri baik yang sudah teraktualisasi maupun

yang masih berupa potensi. Kemudian kekuatan-kekuatan

tersebut ditingkatkan dan dikembangkan, sedangkan

kelemahan-kelemahan yang ada dihambat dan juga dikurangi.

2) Bertindak Positif

Mencoba melaksanakan dan menerapkan hal-hal yang

dianggap baik dan bermanfaat dalam perilaku dan tindakan

nyata di kehidupan sehari-hari.

3) Pengakraban Hubungan

Meningkatkan hubungan baik dengan orang-orang tertentu

(misalnya anggota keluarga, teman, dan rekan kerja) sehingga

dapat saling mempercayai, saling memerlukan, dan saling

membantu satu sama lain.

Page 60: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

40

4) Pendalaman Catur Nilai

Berusaha untuk memahami dan memenuhi empat macam nilai

yang menjadi sumber makna hidup di antaranya yaitu nilai

kreatif (kerja, karya, mencipta), nilai penghayatan (kebenaran,

keindahan, kasih, iman), nilai bersikap (menerima dan

mengambil sikap yang tepat terhadap peristiwa yang tidak

dapat dihindarkan lagi), dan nilai pengharapan (percaya

bahwa adanya perubahan yang lebih baik di masa yang akan

datang).

5) Ibadah

Berusaha memahami dan melaksanakan hal-hal yang

diperintahkan Tuhan dan mencegah diri dari apa yang

dilarang-Nya. Ibadah yang dilakukan secara khusyuk sering

mendatangkan perasaan tenteram dan tabah, serta

menimbulkan perasaan mantap seakan-akan mendapat

bimbingan dan petunjuk-Nya dalam menghadapi berbagai

masalah kehidupan.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa tujuan dari kelima

metode tersebut adalah untuk menjajagi sumber makna hidup yang

tersirat dalam pengalaman pribadi, kehidupan sehari-hari dan di

lingkungan sekitar. Makna hidup ini apabila ditemukan dan

berhasil dipenuhi, maka akan mendatangkan perasaan bermakna

dan bahagia yang semuanya merupakan cerminan kehidupan yang

sehat.

Page 61: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

41

g. Proses Pencapaian Kebermaknaan Hidup

Menurut Bastaman (1996, 133) untuk mencapai

keberhasilan kebermaknaan hidup terdapat proses berupa tahapan-

tahapan kegiatan seseorang untuk mengubah penghayatan

kehidupannya yang semula tak bermakna menjadi bermakna.

Berdasarkan urutannya, tahapan-tahapan tersebut dikategorikan

menjadi lima kelompok, yaitu: (Bastaman 1996, 134 – 135)

1) Tahap Derita (Peristiwa tragis, Penghayatan tanpa makna)

Peristiwa tragis merupakan suatu kejadian yang tidak

terduga dapat terjadi, tidak bisa terelakkan, dan biasanya hal itu

tidak diharapkan oleh seorang individu. Kemudian, dari peristiwa

itu menyebabkan timbulnya perasaan-perasaan yang tidak

menyenangkan dan juga respons negatif sebagai bentuk

penolakkan dan tidak dapat menerima keadaan sulitnya yang

sedang dihadapi.

Dari peristiwa tragis yang sudah terjadi dapat menimbulkan

penghayatan tanpa makna dalam diri seorang individu.

Penghayatan tanpa makna tersebut dapat berarti bahwa keadaan

kehidupan individu itu sedang merasa hampa, tidak memiliki

tujuan hidup yang jelas, bahkan menganggap hidupnya itu sudah

tidak ada artinya lagi. Selain itu, juga dapat menyebabkan

hilangnya minat untuk melakukan sesuatu dan bersikap acuh tak

acuh terhadap diri sendiri maupun lingkungannya.

2) Tahap Penerimaan Diri (Pemahaman diri dan Pengubahan

sikap)

Dari penghayatan hidup tak bermakna yang dialami,

biasanya muncul kesadaran diri (self insight) untuk mengubah

Page 62: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

42

kondisi hidupnya ke arah yang lebih baik. Pemahaman diri

merupakan adanya peningkatan dalam kesadaran diri akan kondisi

buruk yang terjadi akibat dari peristiwa tragis yang sedang

dihadapi. Kesadaran diri ini bisa muncul karena berbagai faktor

misalnya hasil perenungan diri, konsultasi dengan para ahli,

mendapat pandangan baru dari seseorang, hasil ibadah dan do’a,

belajar dari pengalaman orang lain, atau mengalami peristiwa-

peristiwa tertentu yang secara dramatis mengubah sikapnya selama

ini. Kemudian, dari pemahaman diri menjadikan individu paham

akan kondisi yang sedang dihadapi dan menyadari bahwa cara

bersikap sebelumnya atas kondisi buruk itu tidaklah tepat.

3) Tahap Penemuan Makna Hidup (Penemuan makna dan

Penentuan tujuan hidup)

Bersamaan dengan tahap penerimaan diri, individu

menyadari adanya nilai-nilai yang berharga dan hal-hal yang

sangat penting bagi dirinya, di mana hal tersebut ditetapkan

sebagai tujuan hidupnya. Hal-hal yang dianggap berharga dan

penting itu mungkin dapat berupa nilai-nilai kreatif (creative

values) misalnya bekerja dan berkarya, kemudian nilai-nilai

penghayatan (experiential values) seperti menghayati keindahan,

keimanan, keyakinan, dan cinta kasih, dan juga nilai-nilai bersikap

(attitudinal values) yaitu dapat menerima dan menentukan sikap

yang tepat dalam menghadapi penderitaan dan peristiwa tragis

yang tidak dapat terelakkan lagi.

Page 63: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

43

4) Tahap Realisasi Makna (Keikatan diri, Kegiatan terarah, dan

Pemenuhan makna hidup)

Setelah menemukan makna dan tujuan hidupnya, biasanya

semangat hidup dan gairah kerja individu menjadi lebih

meningkat. Kemudian, secara sadar individu melakukan keikatan

diri (self commitment) terhadap diri sendiri untuk melakukan

berbagai kegiatan nyata yang lebih terarah (directed activities)

guna memenuhi makna hidup yang ditemukan dan tujuan hidup

yang telah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan ini biasanya berupa

pengembangan bakat, kemampuan, keterampilan, dan berbagai

potensi positif lainnya yang sebelumnya terabaikan.

5) Tahap Kehidupan Bermakna (Penghayatan bermakna dan

Kebahagiaan)

Dan pada tahap ini yaitu bila individu berhasil melalui

tahapan-tahapan sebelumnya, maka dapat dipastikan akan

menimbulkan perubahan kondisi hidup yang lebih baik dan

mengembangkan penghayatan hidup bermakna (the meaningful

life) dengan kebahagiaan (happiness) sebagai hasil sampingan atau

hadiah yang patut dirasakan atas usaha-usaha yang telah

dilakukannya selama ini.

Proses tahapan keberhasilan menemukan makna hidup

tersebut hanya suatu konstruksi teoritis di mana realitasnya

tahapan-tahapan itu tidak selalu terjadi secara beruntun, karena

proses pencapaian makna hidup tiap orang itu berbeda. Akan

tetapi, dengan adanya teori itu memudahkan seseorang untuk

Page 64: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

44

mengetahui dan mempelajari proses mencari dan menemukan

makna hidup bagi dirinya sendiri.

Bastaman (1996, 213) mengemukakan bahwa perbaikan

kondisi hidup, khususnya kondisi hidup bermakna, tidak dapat

diraih dengan bersikap pasif menunggu dan berdiam diri saja,

karena kebahagiaan dan hidup yang bermakna tidak datang dengan

sendirinya, melainkan harus secara aktif direalisasikan melalui

berbagai upaya nyata dan terarah, dan juga harus lebih dahulu gigih

diperjuangkan dengan kesadaran, serta tanggung jawab.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses

penemuan makna hidup dan implementasinya biasanya terjadi

secara bertahap, sedikit demi sedikit dan alamiah. Melakukan

kegiatan-kegiatan yang bermakna akan menimbulkan perasaan

bahagia, karena perasaan bahagia itu merupakan hasil sampingan

yang didapatkan setelah melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti

bagi individu tersebut. Oleh karena itu, tiap individu harus

menemukan makna hidupnya dan hidup bermakna harus

diperjuangkan dalam kondisi apapun yang sedang dialaminya.

2. Atlet

a. Pengertian Atlet

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi atlet

adalah olahragawan, terutama yang mengikuti perlombaan atau

pertandingan (kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan). Sedangkan

definisi atlet menurut Satiadarma (dalam Yuwanto dan Sutanto

2012, 115) yaitu individu yang terlibat dalam aktivitas olahraga

Page 65: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

45

dengan memiliki prestasi-prestasi di bidang olahraga yang

ditekuninya tersebut.

Pengertian lain tentang atlet menurut Wulandari (2014, 29)

merupakan individu yang berkecimpung dalam bidang olahraga

yang dirinya sudah terlatih dan berprestasi serta melakukan latihan

rutinitas guna mendapatkan kekuatan badan, daya tahan,

kecepatan, kelincahan, keseimbangan, dan kelenturan agar dapat

menunjukkan dan mengadukan kekuatannya tersebut pada

perlombaan atau pertandingan yang akan diikuti.

Adapun atlet dapat disebut juga dengan olahragawan

sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Nasional Bab I Pasal 1 yang berbunyi: “Olahragawan adalah

pengolahraga yang mengikuti pelatihan secara teratur dan

kejuaraan dengan penuh dedikasi untuk mencapai prestasi.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa atlet merupakan seorang individu yang menekuni bidang

olahraga dan mengikuti latihan yang diadakan secara konsisten

guna mempersiapkan dirinya dalam berkompetisi dengan penuh

dedikasi untuk mencapai prestasi di berbagai kejuaraan yang akan

diikutinya.

3. Disabilitas Daksa

a. Pengertian Disabilitas Daksa

Pengertian disabilitas (disability) adalah mereka yang

memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik

dalam jangka waktu lama. Istilah disabilitas merupakan salah satu

upaya mengubah sudut pandang masyarakat yang masih

Page 66: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

46

menganggap penyandang disabilitas sebagai seseorang yang tidak

normal, cacat, dan tidak mempunyai kemampuan (Pratiwi 2019,

34).

Adapun pengertian penyandang disabilitas yang terdapat

dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016

tentang Penyandang Disabilitas Bab 1 Pasal 1 menyatakan bahwa:

“Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami

keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam

jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan

dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi

secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan

kesamaan hak.”

Sesuai dengan hal tersebut, menurut Sholeh (2015 dalam

Pratiwi 2019, 34) dengan menggunakan kata disabilitas diharapkan

dapat memperhalus kata dan merubah persepsi serta pemahaman

masyarakat bahwa setiap manusia diciptakan berbeda dan seorang

penyandang disabilitas hanyalah sebagai seseorang yang memiliki

perbedaan kondisi fisik, namun tetap mampu melakukan segala

aktivitas dengan cara pencapaian yang berbeda. Tidak hanya itu,

istilah disabilitas memiliki arti yang lebih luas dan mengandung

nilai-nilai inklusif yang sesuai dengan jiwa dan semangat

reformasi hukum di Indonesia tanpa adanya diskriminasi.

Selanjutnya, pengertian disabilitas daksa atau lebih dikenal

dengan tunadaksa yang berasal dari kata tuna dan daksa. Tuna

artinya rugi atau kurang, sedangkan daksa berarti tubuh

(Agustyawati and Solicha 2009, 107). Jadi, pengertian tunadaksa

menurut Somantri (2018, 121) dapat diartikan sebagai suatu

Page 67: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

47

kondisi yang menghambat kegiatan individu sebagai akibat

kerusakan atau gangguan pada tulang, otot, dan sendi sehingga

mengurangi kapasitas normal individu untuk mengikuti

pendidikan dan untuk berdiri sendiri.

Pengertian lain tentang tunadaksa menurut Kosasih (2012

dalam Wulandari 2014) adalah individu yang mengalami

kecelakaan yang mengakibatkan luka serta ketidakmampuan fisik

untuk melaksanakan fungsinya secara normal, karena hilangnya

salah satu atau sebagian anggota tubuh.

Secara etiologis, gambaran seseorang yang

diidentifikasikan mengalami tunadaksa adalah seseorang yang

mengalami kesulitan mengoptimalkan fungsi anggota tubuh

sebagai akibat dari luka, penyakit, pertumbuhan yang salah bentuk,

dan akibatnya kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan

tubuh tertentu mengalami penurunan. Kemudian, secara definitif

pengertian tunadaksa yaitu ketidakmampuan anggota tubuh dalam

menjalankan fungsinya, karena kemampuan anggota tubuhnya

yang berkurang untuk menjalankan fungsinya secara normal

sebagai akibat dari luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak

sempurna sehingga memerlukan layanan secara khusus dalam

kepentingan pembelajarannya (Efendi 2008, 114).

Sesuai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

disabilitas daksa adalah individu yang mengalami keterbatasan

fisik khususnya kelainan bentuk pada tulang, otot, dan sendi yang

menyebabkan terhambat atau menurunnya fungsi kinerja tersebut

secara normal. Hal itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor

seperti luka, penyakit, pertumbuhan bentuk tubuh yang tidak

Page 68: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

48

sempurna, atau kecelakaan. Selain itu, karena keterbatasan yang

dimilikinya membuat penyandang disabilitas daksa memerlukan

pelayanan secara khusus pada gerak anggota tubuhnya agar tetap

dapat menjalankan aktivitas sehari-harinya.

b. Klasifikasi Disabilitas Daksa

Pada dasarnya kelainan pada disabilitas daksa dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu (1) kelainan pada

sistem serebral (Cerebral system), dan (2) kelainan pada sistem

otot dan rangka (Musculus skeletal system), uraiannya sebagai

berikut: (Agustyawati and Solicha 2009, 109 – 112)

1. Kelainan pada Sistem Serebral (Cerebral System Disorders)

Penggolongan disabilitas daksa ke dalam kelainan sistem

serebral (cerebral) didasarkan pada letak penyebab kelahiran yang

terletak di dalam sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang

belakang). Kerusakan pada sistem syaraf pusat mengakibatkan

bentuk kelainan yang krusial, karena otak dan sumsum tulang

belakang merupakan “pusat komputer” dari aktivitas hidup

manusia. Di dalamnya terdapat pusat kesadaran, pusat ide, pusat

kecerdasan, pusat motorik, pusat sensoris, dan lain sebagainya.

Kelompok kerusakan bagian otak ini disebut Cerebral Palsy (CP).

Cerebral Palsy dapat diklasifikan menurut derajat kecacatan,

topografi anggota badan yang cacat, dan sosiologi kelainan

geraknya.

a. Penggolongan Menurut Derajat Kecacatan

Menurut derajat kecacaran, Cerebral Palsy dapat

digolongkan atas tiga, yaitu:

Page 69: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

49

1) Golongan Ringan: Mereka yang dapat berjalan tanpa

menggunakan alat, berbicara tegas, dapat menolong dirinya

sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dapat hidup

bersama-sama dengan anak normal lainnya, meskipun

cacat tetapi tidak mengganggu kehidupan dan

pendikannya.

2) Golongan Sedang: Mereka yang membutuhkan

treatment/latihan khusus untuk bicara, berjalan, dan

mengurus dirinya sendiri, golongan ini memerlukan alat-

alat khusus untuk membantu gerakannya, seperti brace

untuk membantu penyangga kaki, kruk/tongkat sebagai

penopang dalam berjalan. Dengan pertolongan secara

khusus, anak-anak kelompok ini diharapkan dapat

mengurus dirinya sendiri.

3) Golongan Berat: Anak Cerebral Palsy golongan ini yang

tetap membutuhkan perawatan dalam ambulasi, bicara, dan

menolong dirinya sendiri, mereka tidak dapat hidup

mandiri di tengah-tengah masyarakat.

b. Penggolongan Menurut Topografi

Dilihat dari topografi yaitu banyaknya anggota tubuh yang

lumpuh, Cerebral Palsy dapat digolongkan menjadi enam

golongan yaitu sebagai berikut:

1) Monoplegia, hanya satu anggota gerak yang lumpuh missal

kaki kiri sedang kaki kanan dan kedua tangannya normal.

2) Hemiplegia, lumpuh anggota gerak atas dan bawah pada

sisi yang sama, misalnya tangan kanan dan kaki kanan, atau

tangan kiri dan kaki kiri.

Page 70: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

50

3) Paraplegia, lumpuh pada kedua tungkai kakinya.

4) Diplegia, lumpuh kedua tangan kanan dan kiri atau kedua

kaki kanan dan kiri (Paraplegia).

5) Triplegia, tiga anggota gerak mengalami kelumpuhan,

misalnya tangan kanan dan kedua kakinya lumpuh, atau

tangan kiri dan kedua kakinya lumpuh.

6) Quadriplegia, disabilitas daksa jenis ini mengalami

kelumpuhan seluruh anggota geraknya. Meraka cacat pada

kedua tangan dan kedua kakinya, quadriplegia disebutnya

juga tetraplegia.

c. Penggolongan Menurut Fisiologi, Kelainan Gerak Dilihat dari

Segi Letak Kelainan di

Otak dan Fungsi Geraknya (Motorik), Cerebral Palsy

dibedakan atas:

1) Spastik: Tipe Spastik ini ditandai dengan adanya gejala

kekejangan atau kekakuan pada sebagian ataupun seluruh

otot. Kekakuan itu timbul sewaktu akan digerakan sesuai

dengan kehendak. Dalam keadaan ketergantungan

emosional kekakuan atau kekejangan itu akan semakin

bertambah, sebaliknya dalam keadaan tenang gejala itu

menjadi berkurang.

2) Athetoid: Pada tipe ini tidak terdapat kekejangan atau

kekakuan. Otot-ototnya dapat digerakan dengan mudah.

Ciri khas tipe ini terdapat pada sistem gerakan. Hamper

semua gerakan terjadi di luar kontrol. Gerakan dimaksud

adalah dengan tidak adanya kontrol dan kodinasi gerak.

Page 71: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

51

3) Ataxia: Ciri khas tipe ini adalah seakan-akan kehilangan

keseimbangan, kekakuan memang tidak tampak tetapi

megalami kekakuan pada waktu berdiri atau berjalan.

Gangguan utama pada tipe ini terletak pada sistem

kordinasi dan pusat keseimbangan pada otak. Akibatnya,

disabilitas daksa tipe ini mengalami gangguan dalam hal

koordinasi ruang dan ukuran, sebagai contoh dalam

kehidupan sehari-hari yaitu pada saat makan mulut terkatup

terlebih dahulu sebelum sendok berisi makanan sampai

ujung mulut.

4) Tremor: Gejala yang tampak jelas pada tipe tremor adalah

senantiasa dijumpai adanya gerakan-gerakan kecil dan

terus menurus berlangsung sehingga tampak seperti bentuk

getaran-getaran. Gerakan itu dapat terjadi pada kepala,

mata, tangkai, dan bibir.

5) Rigid: Pada tipe ini didapat kekakuan otot, tetapi tidak

seperti pada tipe spastik, gerakannya tampak tidak ada

keluwesan, gerakan mekanik lebih tampak.

6) Tipe Campuran: Pada tipe ini seorang disabilitas daksa

menunjukkan dua jenis ataupun lebih gejala tuna CP

sehingga akibatnya lebih berat bila dibandingan dengan

disabilitas daksa yang hanya memiliki satu jenis/tipe

kecacatan.

2. Kelainan pada Sistem Otot dan Rangka (Musculus Skeletal

System)

Penggolongan disabilitas daksa ke dalam sistem otot dan

rangka didasarkan pada letak penyebab kelainan anggota tubuh

Page 72: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

52

yang mengalami kelainan yaitu: kaki, tangan dan sendi, dan tulang

belakang. Jenis-jenis kelainan pada sistem otak dan rangka antara

lain meliputi:

1) Poliomyelitis: Penderita polio adalah mengalami

kelumpuhan otot sehingga otot akan mengecil dan

tenaganya melemah, peradangan akibat virus polio yang

menyerang sumsum tulang belakang pada anak usia dua

tahun sampai enam tahun.

2) Muscle Dystrophy: disabilitas daksa yang mengalami

kelumpuhan pada fungsi otot. Kelumpuhan pada penderita

Muscle Dystrophy sifatnya progressif, semakin hari

semakin parah. Kondisi kelumpuhannya bersifat simetris

yaitu pada kedua tangan dan kedua kaki saja, atau kedua

tangan dan kedua kakinya.

c. Faktor Penyebab Disabilitas Daksa

Terdapat beberapa faktor penyebab yang dapat

menimbulkan kerusakan pada individu sehingga menjadikannya

disabilitas daksa. Kerusakan tersebut dapat terletak pada jaringan

otak, jaringan sumsum tulang belakang, dan pada sistem musculus

skeletal. Jenis tunadaksa beragam dan masing-masing timbulnya

kerusakan berbeda-beda. Berdasarkan waktu terjadinya, kerusakan

otak dapat terjadi pada masa sebelum lahir, saat lahir, dan sesudah

lahir, yaitu sebagai berikut: (Agustyawati dan Solicha 2009, 114 –

115).

Page 73: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

53

1) Sebelum lahir (fase prenatal)

Kerusakan yang terjadi pada saat bayi masih dalam kandungan

disebabkan oleh:

• Infeksi atau penyakit yang menyerang ketika ibu

mengandung sehingga menyerang otak bayi yang sedang

dikandungnya.

• Kelainan kandungan yang menyebabkan peredaran

terganggu, tali pusar tertekan, sehingga merusak

pembentukan syaraf-syaraf di dalam otak.

• Bayi dalam kandungan terkena radiasi yang langsung

mempengaruhi sistem syaraf pusat sehingga struktur

maupun fungsinya terganggu.

• Ibu yang sedang mengandung mengalami trauma yang

dapat mengakibatkan terganggunya pembentukan sistem

syaraf pusat. Misalnya ibu jatuh dan perutnya terbentur

dengan cukup keras dan secara kebetulan mengganggu

kepala bayi, maka dapat merusak sistem syaraf pusat.

2) Saat kelahiran (fase natal/perinatal)

Hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan otak bayi pada

saat bayi dilahirkan antara lain:

• Proses kelahiran yang terlalu lama, karena tulang pinggang

yang kecil pada ibu sehingga bayi mengalami kekurangan

oksigen. Hal ini kemudian menyebabkan terganggunya

sistem metabolisme dalam otak bayi sehingga jaringan

syaraf pusat mengalami kerusakan.

Page 74: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

54

• Pemakaian alat bantu berupa tang ketika proses kelahiran

yang mengalami kesulitan sehingga dapat merusak

jaringan syaraf otak pada bayi.

• Pemakaian anestesi yang melebihi ketentuan. Ibu yang

melahirkan, karena operasi dan menggunakan anestesi

yang melebihi dosis dapat mempengaruhi sistem

persyarafan otak bayi sehingga otak mengalami kelainan

struktur ataupun fungsinya.

3) Setelah proses kelahiran (fase post natal)

Fase setelah kelahiran adalah masa di mana bayi mulai

dilahirkan sampai masa perkembangan otak dianggap selesai,

yaitu pada usia lima tahun. Hal-hal yang dapat menyebabkan

kecacatan setelah bayi lahir yaitu:

• Kecelakaan/trauma kepala, amputasi.

• Infeksi penyakit yang menyerang otak

4. Atlet Disabilitas Daksa

Pengertian atlet disabilitas daksa menurut Wijayanti (2016,

26) adalah olahragawan yang mengikuti perlombaan atau

pertandingan yang memiliki kemammpuan berbeda dari

olahragawan pada umumnya yang disebabkan adanya gangguan

atau kerusakan pada tubuhnya.

Berdasarkan pengertian atlet dan disabilitas daksa yang

sudah dijelaskan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa atlet

disabilitas daksa merupakan individu terlatih dan berprestasi

dalam menekuni bidang olahraga yang mengalami keterbatasan

fisik atau gangguan pada anggota tubuhnya yang dapat disebabkan

Page 75: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

55

oleh beberapa faktor seperti penyakit, kecelakaan, atau

pembawaan sejak lahir. Namun, melakukan latihan rutinitasnya

dengan cara berbeda dan khusus guna mendapatkan kekuatan

badan, mengasah bakat serta kemampuan yang dimilikinya.

Olahraga yang dilakukan adalah olahraga khusus yang sesuai

dengan kondisi fisiknya.

Pengertian tersebut diperjelas berdasarkan yang tercantum

dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005

tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab 1 Pasal 1 yang

berbunyi: “Olahraga penyandang cacat adalah olahraga yang

khusus dilakukan sesuai dengan kondisi kelainan fisik dan/atau

mental seseorang”.

Adapun penggunaan kata yang tercantum dalam UU RI No.

3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional itu masih

menggunakan penyebutan “penyandang cacat”. Namun, ada

beberapa hal yang sudah diatur dalam UU RI tersebut untuk pelaku

olahraga penyandang disabilitas (setiap orang dan/atau kelompok

orang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan olahraga yang

meliputi pengolahraga atau atlet penyandang disabilitas, pembina

olahraga, dan tenaga keolahragaan), di antaranya sebagai berikut:

a. Bagian Ketujuh tentang Pembinaan dan Pengembangan

Olahraga Penyandang Cacat, Pasal 30:

(1) Pembinaan dan pengembangan olahraga penyandang cacat

dilaksanakan dan diarahkan untuk meningkatkan

kesehatan, rasa percaya diri, dan prestasi olahraga.

(2) Pembinaan dan pengembangan olahraga penyandang cacat

dilaksanakan oleh organisasi olahraga penyandang cacat

Page 76: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

56

yang bersangkutan melalui kegiatan penataran dan

pelatihan serta kompetisi yang berjenjang dan

berkelanjutan pada tingkat daerah, nasional, dan

internasional.

(3) Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau organisasi

olahraga penyandang cacat yang ada dalam masyarakat

berkewajiban membentuk sentra pembinaan dan

pengembangan olahraga khusus penyandang cacat.

(4) Pembinaan dan pengembangan olahraga penyandang cacat

diselenggarakan pada lingkup olahraga pendidikan,

olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi berdasarkan jenis

olahraga khusus bagi penyandang cacat yang sesuai dengan

kondisi kelainan fisik dan/atau mental seseorang.

b. Pasal 48 ayat (3) yang berbunyi:

“Organisasi olahraga penyandang cacat bertanggung jawab

terhadap penyelenggaraan pekan olahraga penyandang cacat”.

c. Pasal 56 yang berisi:

(1) Olahragawan penyandang cacat melaksanakan kegiatan

olahraga khusus bagi penyandang cacat.

(2) Setiap olahragawan penyandang cacat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) berhak untuk:

a. meningkatkan prestasi melalui klub dan/atau

perkumpulan olahraga penyandang cacat.

b. mendapatkan pembinaan cabang olahraga sesuai dengan

kondisi kelainan fisik dan/atau mental; dan

Page 77: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

57

c. mengikuti kejuaraan olahraga penyandang cacat yang

bersifat daerah, nasional, dan internasional setelah

melalui seleksi dan/atau kompetisi.

d. Pasal 58 ayat (3) yang berbunyi:

“Olahragawan penyandang cacat memperoleh pembinaan dan

pengembangan dari organisasi olahraga penyandang cacat”.

Sebagaimana yang tertuang dalam UU RI No. 3 Tahun

2005 Pasal 30 ayat (3) bahwa pemerintah daerah juga harus turut

andil dalam hal pembinaan dan pengembangan olahraga khusus

penyandang disabilitas di daerahnya, maka Gubernur Provinsi

Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta mengeluarkan Peraturan

Daerah (Perda) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1

Tahun 2016 tentang Keolahragaan. Dalam Perda tersebut

penggunaan dan penyebutan katanya sudah menggunakan

“penyandang disabilitas”, di antaranya yaitu: ("Peraturan Daerah

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1 Tahun 2016

tentang Keolahragaan" 2016)

a. Pasal 5 yang berbunyi:

“Penyandang disabilitas mempunyai hak untuk memperoleh

pelayanan dalam kegiatan olahraga khusus”.

b. Pasal 8 huruf g, salah satu tugas Pemerintah Daerah dalam

penyelenggaraan keolahragaan yaitu:

“Menyediakan prasarana dan sarana olahraga khusus dan

tenaga keolahragaan untuk penyandang disabilitas”.

c. Pasal 32 tentang Olahraga bagi Penyandang Disabilitas yang

berisi:

Page 78: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

58

(1) Pemerintah Daerah bersama-sama organisasi olahraga

membina dan mengembangkan olahraga bagi penyandang

disabilitas, dilaksanakan, dan diarahkan untuk

meningkatkan kesehatan, rasa percaya diri, dan prestasi

dalam bidang olahraga.

(2) Pembinaan dan pengembangan olahraga bagi penyandang

disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dilaksanakan di:

a. pusat pembinaan dan pengembangan olahraga di luar

jalur pendidikan; atau

b. lembaga pendidikan sebagai pusat pembinaan dan

pengembangan olahraga bagi penyandang disabilitas

melalui jalur pendidikan.

(3) Pembinaan dan pengembangan olahraga bagi penyandang

disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

dilaksanakan sesuai klarifikasi dan divisinya masing-

masing.

d. Pasal 53 tentang Kejuaraan/Pekan Olahraga Penyandang

Disabilitas yaitu:

(1) Pemerintah Daerah dapat menyelenggarakan

kejuaraan/pekan olahraga penyandang disabilitas untuk

tingkat kota/kabupaten administrasi dan/atau antar daerah

dalam jenis olahraga tertentu paling kurang satu kali dalam

satu tahun.

(2) Penyelenggaraan kejuaraan/pekan olahraga penyandang

disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilaksanakan sesuai klasifikasi dan divisinya.

Page 79: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

59

Dengan demikian sudah jelas bahwa meskipun penyandang

disabilitas memiliki keterbatasan, itu tidak menjadi penghalang

dan menutup jalannya bahwa mereka pun juga dapat menunjukkan

bakat dan keterampilannya dengan menjadi seorang atlet, karena

menjadi pelaku olahraga khususnya atlet penyandang disabilitas

sudah diatur dan dilindungi oleh UU RI dan Perda. Mereka

memiliki hak yang sama dalam keolahragaan mulai dari

pembinaan dan pengembangan, pelayanan, prasarana, dan sarana

olahraga khusus sampai turut serta untuk berkompetisi dalam

kejuaraan pertandingan yang sesuai dengan bidang dan

klasifikasinya.

Hal tersebut memperlihatkan eksistensi penyandang

disabilitas khususnya kategori disabilitas daksa (sebagaimana yang

menjadi fokus peneliti) terhadap masyarakat luas bahwa perspektif

atau stigma negatif yang selama ini ada dapat dibuktikan oleh

mereka bahwa mereka mampu berkarier sebagai atlet dan

menunjukkan prestasi yang nyata serta diakui baik di tingkat

nasional maupun internasional.

Atlet disabilitas daksa pun setara dengan atlet non-

disabilitas lainnya, karena mereka juga mampu melakukan apa

yang dilakukan oleh atlet non-disabilitas, meskipun dengan cara

yang berbeda. Masing-masing dari mereka pasti mempunyai

hambatan dan tantangannya sendiri, hanya saja bagaimana mereka

menyikapi dan menghadapi hal tersebut kembali kepada pribadi

masing-masing. Atlet disabilitas daksa pun juga bisa meraih

berbagai prestasi yang dapat membawa dan mengharumkan nama

bangsa di kejuaaran internasional.

Page 80: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

60

Oleh karena itu, mau bagaimanapun bentuk fisik seseorang,

derajat kita semua sama di mata Tuhan. Maka, sudah sepatutnya

kita sebagai manusia sesama ciptaan-Nya saling mengasihi,

menghormati, dan menghargai satu sama lainnya demi

keharmonisan dan menghilangkan stigma negatif serta

diskriminasi terhadap kaum disabilitas.

5. Penyandang Disabilitas Fisik dalam Perspektif

Kesejahteraan Sosial Islam (Islamic Social Work)

Menurut Ismail (2012, 206) terdapat dua hal mendasar

dalam melindungi anak penyandang disabilitas fisik. Pertama,

cara kita memandang anak penyandang disabilitas fisik. Kedua,

cara anak penyandang disabilitas fisik dalam memandang dirinya

sendiri. Kedua cara ini merupakan sebuah kunci penting yang perlu

diperhatikan dalam melindungi anak penyandang fisik.

a. Cara Memandang Anak Penyandang Disabilitas Fisik

Secara garis besar Islam memberikan anjuran kepada umat

manusia agar dapat memberikan pandangannya secara positif

terhadap orang yang mengalami disabilitas fisik. Anjuran tersebut

berdasarkan fakta-fakta berikut ini: (Ismail 2012, 207)

Pertama, Allah SWT telah mencipatakan manusia dan

memberikan bekal kepadanya dengan berbagai macam potensi

dalam dirinya. Secara bahasa, istilah potensi berasal dari bahasa

Inggris yakni to potent yang memiliki arti keras atau kuat.

Sedangkan secara harfiah, potensi merupakan kemampuan,

kekuatan, atau daya yang ada pada diri manusia. Potensi tersebut

ada yang sudah terwujud secara nyata, namun ada juga yang masih

Page 81: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

61

tersembunyi. Singkatnya potensi yaitu kemampuan yang dimiliki

seorang individu yang belum diaktualkan secara maksimal dan

mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan (Ismail

2012, 207).

Potensi yang dimiliki individu itu meliputi potensi fisik,

intelektual, emosi, spiritual, dan sosial. Penyandang disabilitas

fisik baik yang masih anak-anak atau sudah dewasa hanya

mengalami hambatan pada satu aspek potensi saja yakni potensi

fisik, sedangkan potensi lainnya tidak terhambat sama sekali dan

masih dapat dikembangkan. Oleh karena itu, kita tidak boleh

menghambat para penyandang disabilitas fisik untuk

mengembangkan potensi dirinya dengan memberikan stigma

bahwa mereka tidak dapat melakukan apa-apa. Melainkan kita

perlu mendukung dan membantu mereka agar mereka menjadi

pribadi yang kuat dan mandiri (Ismail 2012, 207).

Kedua, kita tidak boleh menutup mata dari fakta yang

menyatakan bahwa terdapat penyandang disabilitas fisik yang

mampu berprestasi dalam berbagai bidang seperti bidang

intelektual, sosial, budaya, dan keagamaan. Fakta empiris ini

seharusnya dapat menyadarkan kita untuk bersikap positif dalam

memandang anak penyandang disabilitas. Bahkan kita dapat

bertugas sebagai motivator atau fasilitator dalam membantu para

penyandang disabilitas dalam pengembangan dirinya agar menjadi

pribadi yang memiliki sikap percaya diri dan berhasil

mengoptimalkan potensi yang ada di dalam dirinya (Ismail 2012,

207).

Page 82: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

62

b. Cara Anak-anak yang Mengalami Disabilitas Fisik

Memandang Dirinya

Anak-anak yang mengalami disabilitas fisik memerlukan

bimbingan dengan berbagai pendekatan, di antaranya yaitu: (1)

Pendekatan didaktis yakni pendekatan yang memperhatikan

prinsip-prinsip edukasi. (2) Pendekatan psikologis yakni

pendekatan yang memperhatikan dimensi kejiwaan mereka. (3)

Pendekatan sosiologis yakni pendekatan yang memperhatikan

kondisi sosial mereka. (4) Pendekatan spiritualitas yakni

pendekatan yang memperhatikan dimensi ruhani mereka yang

secara primordial bersifat fithri, putih bersih; agar mereka bisa

memandang diri mereka dengan pandangan positif. Untuk itu

dibutuhkan langkah-langkah strategis, yakni sebagai berikut:

(Ismail 2012, 208)

Pertama, anak-anak yang mengalami disabilitas fisik perlu

dibimbing dengan tujuan mereka yakin akan kekuasaan Allah

SWT yang dapat mengubah pandangan mereka di mana mereka

mendapatkan stigma sebagai golongan lemah menjadi individu

yang percaya diri dengan keyakinan bahwa Allah SWT tidak

menciptakan segala sesuatu sia-sia tanpa makna. Mereka

kelompok anak-anak bermakna, mempunyai potensi, dan mampu

mengembangkan potensi dirinya secara optimal sehingga potensi

mereka dapat terwujud secara nyata dan dan bermanfaat bagi orang

lain (Ismail 2012, 208).

Kedua, memberikan bimbingan kepada penyandang

disabilitas fisik dengan tujuan mereka mampu mengatasi masalah

yang mereka hadapi dengan membangun kepercayaan dirinya dan

Page 83: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

63

menemukan titik terang di balik kekurangan fisiknya. Dengan

kemampuan mengatasi masalah yang sedang atau akan

dihadapinya ini merupakan modal mentalitas yang berguna dalam

menjamin kelangsungan hidup mereka dengan meraih hidup

bermakna dan menemukan makna hidup yang membahagiakannya

(Ismail 2012, 209).

Ketiga, memberikan bimbingan kepada penyandang

disabilitas fisik dalam menyadari adanya perbedaan diri mereka

dengan anak-anak normal lainnya dengan pandangan yang

realistis. Selain itu, memberikan arahan kepada mereka supaya

mampu melihat kekurangannya sebagai kekuatan untuk bangkit

dengan berusaha mewujudkan potensi dirinya dengan baik.

Mereka harus bertekad dengan kuat dalam upaya membuktikan

dirinya mampu berprestasi, bahkan menjadikan dirinya sebagai

manusia yang memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas pada

bidang-bidang keahlian tertentu (Ismail 2012, 209).

Keempat, membimbing penyandang disabilitas fisik

dengan menjadi manusia yang mempunyai kepekaan emosional

dan spiritual dalam memandang segala bentuk penindasan

terhadap diri mereka dengan mengembangkan kepedulian terhadap

kebutuhan orang lain yang mengalami nasib yang sama. Oleh

karena itu, dengan berbagai langkah strategis di atas dengan tujuan

supaya penyandang disabilitas memiliki harapan hidup yang

realistis dan memiliki muru’ah atau harga diri yang kokoh (Ismail

2012, 209).

Page 84: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

64

B. Kerangka Berpikir

2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian

Dukungan Sosial

dan Keimanan

Peristiwa Tragis

Karena Penyakit dan

Kecelakaan

Menjadi Penyandang

Disabilitas Daksa

Bukan Bawaan Lahir

Tahap Derita

(Penghayatan Tak

Bermakna)

Tahap

Komitmen Diri dan

Kegiatan Terarah

Tahap

Penemuan Makna dan

Tujuan Hidup

Tahap

Penerimaan Diri

Tahap

Hidup Bermakna

Kebermaknaan

Hidup

Pada Atlet

Disabilitas Daksa

Bukan Bawaan

Lahir

Page 85: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

65

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Profil National Paralympic Committee Indonesia (NPCI)

Provinsi DKI Jakarta

1. Deskripsi Umum NPCI Provinsi DKI Jakarta

National Paralympic Committee Indonesia (NPCI)

Provinsi DKI Jakarta merupakan unit organisasi di Tingkat

Provinsi khususnya DKI Jakarta. NPCI Provinsi DKI Jakarta

beralamat di Jalan Pemuda No. 06 Gelanggang Olahraga (GOR)/

Stadioan Atletik Rawamangun, No. 20, Jakarta Timur.

NPCI Provinsi DKI Jakarta memiliki tugas dan kewajiban,

di antaranya: (Database NPCI Provinsi DKI Jakarta)

1. Mendorong dan membina seluruh NPC Indonesia di

Provinsi DKI Jakarta, agar dapat meningkatkan kualitas

pengelolaan organisasi secara professional yang

bermartabat, tertib administrasi dan akuntabel.

2. Membentuk dan membina atlet disabilitas menjadi Tim

Olahraga Provinsi DKI Jakarta untuk mewakili Provinsi

dalam mengikuti pertandingan dan/atau turnamen olahraga

disabilitas dalam event kejuaraan di tingkat Daerah maupun

Nasional.

3. Menyelenggarakan kompetisi, pertandingan persahabatan

serta Pekan Paralimpik Provinsi (Peparprov).

Page 86: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

66

2. Sejarah Berdirinya

Pada awalnya organisasi olahraga penyandang disabilitas

didirikan pada tanggal 31 Oktober 1962 dengan Akta Notaris

Nomor 71, tanggal 31 Oktober 1962 atas prakarsa Prof. Dr.

Soeharso. Organisasi ini diberi nama Yayasan Pembina Olahraga

Cacat (YPOC).

Kemudian, pada tahun 1982 dalam suatu pertemuan

konsultasi antara pengurus pusat YPOC Indonesia dengan

pimpinan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat

Jakarta, salah satu materi pembicaraan adalah anjuran KONI Pusat

agar tidak menggunakan nama yayasan seperti halnya nama

anggota KONI lainnya, misalnya menggunakan nama

perkumpulan, persatuan, badan, atau federasi, dan lain sebagainya.

Menanggapi perihal perubahan nama tersebut dari yayasan

kepada yang lain, pengurus pusat YPOC Indonesia dalam beberapa

kali rapatnya dihadapkan pada pro dan kontra yaitu satu pihak

menghendaki dengan tetap mempertahankan nama yayasan dan di

lain pihak menghendaki perubahan nama. Namun, pada akhirnya

diperoleh kesepakatan dari semua pengurus untuk mengganti

namanya yaitu dari nama yayasan berubah menjadi badan sehingga

nama organisasi menjadi Badan Pembina Olahraga Cacat yang

disingkat BPOC (Sanyoto 2017, 23).

Pada tanggal 31 Oktober – 1 November 1993 telah

diselenggarakan Musyawarah Olahraga Cacat Nasional

(Musornas) YPOC ke-VII yang pelaksanaanya bersamaan dengan

penyelenggaraan Pekan Olahraga Cacat Nasional (Porcanas) ke-X

dari tanggal 31 Oktober – 6 November 1993 di Yogyakarta.

Page 87: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

67

Dalam Musornas tersebut diputuskan antara lain yaitu:

1) Menyetujui perubahan nama dari YPOC menjadi

BPOC.

2) Menyetujui pemisahan kegiatan kesenian dari BPOC.

3) Menyetujui anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

BPOC.

4) Meningkatkan usaha konsolidasi organisasi BPOC

termasuk pengembangan organisasi ke seluruh

Indonesia.

Perubahan nama organisasi menjadi Badan Pembina

Olahraga Cacat (BPOC), dengan perubahan Akta Notaris nomor

15, tanggal 15 Desember 1993. BPOC Pusat menjadi anggota

KONI Pusat Jakarta dan oleh KONI Pusat diakui sebagai satu-

satunya organisasi yang mewadahi kegiatan pembinaan olahraga

bagi para penyandang disabilitas di seluruh Indonesia. ditingkat

provinsi BPOC daerah dengan sendirinya menjadi anggota KONI

dati 1 provinsi setempat. Demikian pula, BPOC cabang kabupaten

menjadi anggota KONI dati II kabupaten/kotamadya setempat.

BPOC sebagai organisasi induk cabang olahraga bagi penyandang

disabilitas mempunyai kewajiban seperti anggota KONI lainnya

(Wijayanti 2016, 33).

Pada tanggal 18 November 2005 dalam pertemuan General

Assembly (Majelis Umum) International Paralympic Committee

(IPC) telah diputuskan bahwa gerakan dan kegiatan olahraga

penyandang disabilitas harus menggunakan kata ‘paralympic’,

karena semua olaharaga yang dinaungi IPC adalah olahraga

prestasi (bukan lagi olahraga rehabilitasi maupun olahraga

Page 88: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

68

rekreasi). Sejalan dengan keputusan tersebut, negara-negara

anggota IPC wajib mencantumkan kata ‘paralympic’ pada nama

organisasinya.

Pada tanggal 27 – 28 Juli 2010 diadakan Musyawarah

Olahraga Nasional Luar Biasa (Musornaslub) BPOC tentang

perubahan nama organisasi, sehingga dalam Musornaslub yang

diselenggarakan di Solo tersebut telah menghasilkan keputusan

perubahan nama organisasi dari Badan Pembina Olahraga Cacat

(BPOC) menjadi National Paralympic Committee (NPC), dengan

diikuti perubahan Akta Notaris Nomor 32, tanggal 30 Agustus

2010. Dan Akta Notaris terbaru Nomor 14 tanggal 11 Juli 2013

perihal perubahan Anggaran Dasar NPC Indonesia (NPC

Indonesia 2019).

Kemudian, dengan perkembangan organisasi keolahragaan

International Olympic Committee (IOC) dan Olympic Council of

Asia (OCA) yang menjadikan organisasi olahraga kaum disabilitas

(paralympian) menjadi organisasi yang mandiri dan berdiri

sendiri, maka NPC Indonesia dengan berkoordinasi bersama

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia

(Kemenpora RI) pada akhirnya mengundurkan diri dari KONI

Pusat.

Setelah melalui beberapa surat, dan hingga surat yang

terakhir dari NPC Indonesia Nomor: 039.UM.03/NPC-Ina/2015,

Perihal: Pengunduran Diri, tertanggal 28 Maret 2015, akhirnya

KONI Pusat pun mengeluarkan Keputusan Nomor: 08/RA/2015,

tertanggal 31 Maret 2015 tentang Pengunduran Diri Organisasi

National Paralympic Committee (NPC) Indonesia Sebagai

Page 89: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

69

Anggota KONI. Dengan demikian, NPC Indonesia secara otomatis

kehilangan hak dan kewajibannya sebagai anggota KONI mulai

dari tingkat pusat sampai daerah (Soselisa 2016). Dan oleh karena

itu, kedudukan NPC Indonesia menjadi sejajar dengan KONI.

Lalu, Pemerintah Daerah atau Gubernur sebagai Dewan Pelindung

dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) sebagai Dewan

Penasihat (BL 2019).

3. Visi dan Misi

Tabel 3.1 Visi dan Misi NPC Indonesia

Visi Misi

“Mewujudkan

kesetaraan dan

keseimbangan

pembinaan olahraga

penyandang

disabilitas di

Indonesia.”

1) Mengatur dan memberikan

bimbingan dalam pelaksanaan

pelatihan olahraga penyandang

disabilitas.

2) Mengusahakan dan mengelola

seluruh pembiayaan kegiatan

olahraga para penyandang

disabilitas.

3) Mengatur kegiatan olahraga

penyandang disabilitas baik di

tingkat daerah, nasional dan

internasional.

4) Meningkatkan prestasi,

kesejahteraan dan pendidikan atlet

penyandang disabilitas.

Page 90: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

70

4. Tujuan dan Fungsi

NPC Indonesia adalah satu-satunya wadah keolahragaan

penyandang disabilitas Indonesia yang berwenang

mengkoordinasikan dan membina setiap dan seluruh kegiatan

olahraga prestasi penyandang disabilitas di Indonesia maupun di

ajang internasional. NPC Indonesia mempunyai tujuan dan fungsi

sebagai berikut: (Ferdiyanto 2019)

Tabel 3.2 Tujuan NPC Indonesia

Tujuan NPC Indonesia

1) Membentuk watak keperibadian para penyandang

disabilitas Indonesia yang mencintai nilai kemanusiaan,

kejujuran, dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

2) Mewadahi para penyandang disabilitas Indonesia untuk

berperan serta dalam pembangunan nasional melalui

kegiatan olahraga.

3) Mewujudkan dan mengembangkan dunia olahraga bagi

para penyandang disabilitas yang lebih maju, berkeadilan,

bermartabat, dan sejajar dengan keberadaan olahraga pada

umumnya.

4) Memupuk persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia serta

menjalin persahabatan antarbangsa di dunia internasional.

5) Mengharumkan nama Bangsa dan Negara Kesatuan

Republik Indonesia melalui pencapaian prestasi olahraga

para atlet penyandang disabilitas di tingkat internasional.

6) Memperkuat semangat dan usaha perjuangan untuk

mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi para

penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan

termasuk kemudahan dan peningkatan karier dalam

kedinasan dan/atau pekerjaan melalui olahraga prestasi.

Page 91: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

71

Tabel 3.3 Fungsi NPC Indonesia

Fungsi NPC Indonesia

1) Menggalang dan menjalin persatuan dan kesatuan antar

insan olahraga penyandang disabilitas di Indonesia dan

internasional.

2) Meningkatkan prestasi olahraga disabilitas di Indonesia.

3) Memberi perlindungan kepada anggota dan atlet

penyandang disabilitas.

4) Pembinaan kesejahteraan, keadilan dan atau kehormatan

olahraga disabilitas.

B. Struktur Organisasi National Paralympic Committee

Indonesia (NPCI) Provinsi DKI Jakarta

1. Struktur Organisasi Lembaga

NPCI Provinsi DKI Jakarta adalah unit organisasi tingkat

provinsi yang dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih dan

ditetapkan dalam Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov)

baik yang bersifat biasa atau luar biasa untuk masa bhakti selama

lima tahun. Susunan kepengurusan NPCI Provinsi DKI Jakarta

terdiri dari:

Page 92: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

72

Tabel 3.4 Struktur Organisasi Lembaga

Badan Pengurus Harian

(BPH)

Biro-Biro

- Ketua

- Sekretaris

- Wakil Sekretaris

- Bendahara

- Wakil Bendahara,

- Wakil ketua I

- Wakil Ketua II

- Wakil Ketua III

- Ketua Biro Hukum

- Ketua Biro Humas

- Ketua Biro Cabang

Olahraga

- Ketua Biro Pelatih dan

Wasit

- Ketua Biro

Pertandingan dan

Klasifikasi

- Ketua Biro

Pemberdayaan Daerah.

Page 93: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

73

Bagan 3.1

Struktur Organisasi NPCI Provinsi DKI Jakarta

KETUA

Welly Ferdinandus

SEKRETARIS

Benedict Lamere

Wakil Sekretaris

Ilham Hidayat

BENDAHARA

S. Puryantini

Wakil Bendahara

Rosmiati Palancoi

WAKIL KETUA I WAKIL KETUA III WAKIL KETUA II

Ketua Biro

Hukum

Ketua Biro

Cabang Olahraga

Ketua Biro

Pelatih dan

Wasit

Ketua Biro

Pertandingan &

Klasifikasi

Ketua Biro

Humas

Fajar Vidya Hartono Cindy Octarina Syamsuddin Sar

Heppy Sebayang Ridwan Wardhono Triyanto Agus Budianto Zulaeha Dunda

Ketua Biro

Pemberdayaan

Daerah

Mustamin

Page 94: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

74

Bagan 3.2

Struktur Dewan Pertimbangan NPCI Provinsi DKI Jakarta

(Sumber: Database NPC Indonesia Provinsi DKI Jakarta)

Ketua Sekretaris

Mat Suro

Anggota

David Yakobs Dylan Erlangga

Abraham

Page 95: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

75

2. Tugas dan Kewajiban Pengurus Provinsi (Pengprov)

Tugas dan kewajiban bagi Pengurus Provinsi (Pengprov)

NPCI Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut: (Ferdiyanto

2019)

a. Mendorong dan membina seluruh NPC Indonesia tingkat

kabupaten/kota agar dapat meningkatkan kualitas

pengelolaan organisasi secara professional yang

bermartabat, tertib, administrasi, dan akuntabel.

b. Membentuk dan membina atlet disabilitas menjadi tim

olahraga provinsi untuk mewakili provinsi dalam

mengikuti pertandingan dan/atau tournament olahraga

disabilitas dalam event kejuaraan di tingkat daerah maupun

nasional.

c. Menyelenggarakan kompetisi, pertandingan persahabatan,

serta Pekan Paralympic Provinsi (Peparprov).

d. Menyelenggarakan Musyawarah Olahraga Provinsi

(Musorprov) Biasa atau Luar Biasa untuk

menyelenggarakan Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov).

e. Mengikuti Musyawarah Olahraga Kabupaten (Musorkab)

atau Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot), dan Rapat

Kerja Kabupaten/Kota (Rakerkab/Rakerkot).

f. Mengikuti rapat/pertemuan baik yang diselenggarakan oleh

Struktur Internal/Organisasi maupun di luar Organisasi

NPC Indonesia.

g. Menyusun Program Kerja NPC Indonesia tingkat Provinsi

yang bersifat jangka pendek, menengah, dan jangka

panjang.

Page 96: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

76

h. Menyusun Laporan Kegiatan untuk disampaikan kepada

NPC Indonesia tingkat Pusat dan pihak yang

berkepentingan.

i. Membuat laporan secara tertulis kepada NPC Indonesia

tingkat Pusat atau seluruh jumlah anggota NPC Indonesia

di wilayahnya.

Sedangkan yang dimaksud dengan Dewan Pertimbangan

Provinsi (Deperprov) merupakan lembaga internal yang berfungsi

sebagai mitra konsultatif terhadap kinerja Pengurus Provinsi NPC

Indonesia. Deperprov terdiri dari seorang ketua merangkap

anggota, seorang sekretaris merangkap anggota, dan seorang

anggota. Ketua dan Anggota Deperprov ditetapkan dalam

Musorprov (Ferdiyanto 2019).

C. Disabilitas yang Dibina

Disabilitas yang dibina di NPCI Provinsi DKI Jakarta

meliputi amputee, les autres, paraplegia, cerebral palsy, tunanetra

dan jenis disabilitas yang lain sesuai dengan klasifikasi disabilitas

yang berlaku baik di tingkat nasional maupun internasional.

Adapun penjelasan kelima jenis disabilitas tersebut di antaranya

yaitu: (Wijayanti 2016, 34)

1) Amputee

Disabilitas yang disebabkan oleh salah satu anggota gerak

badannya yang mengalami kerusakan permanen sehingga harus

mengalami amputasi agar tidak menginfeksi bagian tubuh yang

sehat.

Page 97: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

77

2) Les Autres

Kata Les Autres diambil dari Bahasa Perancis yang artinya

“lainnya”. Kategori ini mencakup atlet yang mengalami disabilitas

dalam hal mobilitas atau kehilangan fungsi fisik lainnya yang tidak

tergolong pada salah satu dari kelima kategori lainnya. Contohnya

yaitu terjadi karena hambatan pertumbuhan, sklerosis berganda

atau disabilitas sejak lahir pada anggota badan.

3) Paraplegia

Paraplegia adalah cedera saraf tulang belakang disebabkan

kecelakaan yang merusak sensorik dan fungsi motorik di bagian

tubuh bagian bawah atau anggota gerak tubuh bagian bawah.

Paraplegia biasanya disebabkan oleh jatuh dari ketinggian,

kecelakaan parah, dan penyakit bawaan.

4) Cerebral Palsy

Menurut Hendrayana (2007 dalam Wijayanti 2016, 35)

Cerebral Palsy yaitu suatu gejala yang kompleks, yang terdiri dari

berbagai jenis dan derajat kelainan gerak. Kekacauan ini

merupakan gejala awal dalam hidup dan sifatnya permanen serta

kondisi tubuh cenderung tidak meningkat. Kelainan gerak ini

biasanya disertai dengan kelainan kepekaan, berpikir dan

komunikasi serta perilaku.

5) Tunanetra

Pengertian tunanetra menurut Hendrayana (2007 seperti

yang dikutip Wijayanti 2016, 35) adalah mereka yang

penglihatannya menghambat untuk memfungsikan dirinya dalam

pendidikan, tanpa menggunakan material khusus, latihan khusus,

Page 98: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

78

atau bantuan lainnya secara khusus. Pada umumnya tunanetra

mampu melihat cahaya dan barangkali hanya satu dari empat

tunanetra yang benar-benar buta total. Tunanetra yang buta total

sebagian terjadi sejak dilahirkan.

D. Ajang Pertandingan

Ajang pertandingan yang terdapat dalam olahraga

disabilitas di antaranya sebagai berikut:

1) Tingkat Dunia disebut Paralympic Games atau Paralimpiade.

Paralympic Games atau yang disebut dengan Paralimpiade

adalah pertandingan olahraga dengan berbagai nomor untuk atlet

yang mengalami disabilitas fisik, mental, dan sensorial. Disabilitas

ini termasuk dalam ketidakmampuan dalam mobilitas, disabilitas

karena amputasi, gangguan penglihatan, dan mereka yang

menderita cerebral palsy (Chaerunnisa 2018). Paralimpiade

diselenggarakan setiap empat tahun, setelah Olimpiade, dan diatur

oleh International Paralympic Committee (IPC) (Khuluq dkk.

2013, 1)

2) Tingkat Asia disebut Asian Para Games.

Asian Para Games (APG) adalah acara multiolahraga

internasional pertama yang diselenggarakan di Asia, yang

melibatkan atlet dengan berbagai disabilitas (Apinino 2019). APG

menjadi ajang multiolahraga yang penyelenggaraanya setiap

empat tahun di mana ajang tersebut satu paket dengan Asian

Games di suatu Negara/kota (Dharma 2019).

Page 99: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

79

3) Tingkat Asia Tenggara disebut ASEAN Para Games.

ASEAN Para Games adalah ajang olahraga yang

diselenggarakan setiap dua tahun sekali setelah penyelenggaraan

SEA Games. Pesta olahraga itu diselenggarakan untuk para atlet

disabilitas dan diikuti oleh 11 negara yang ada di Asia Tenggara.

ASEAN Para Games di bawah pengawasan ASEAN Para Sports

Federation (APSF). Tuan rumah penyelenggaraan ajang ini sama

dengan Negara penyelenggara SEA Games (Argawana 2017).

4) Tingkat Nasional disebut Pekan Paralimpik Nasional

(Peparnas)

Peparnas merupakan penyelenggaraan pertandingan dan

kompetisi multi-events, semua cabang olahraga bagi kaum

disabilitas terbesar di Indonesia. Peparnas merupakan ajang

pembuktian prestasi bagi atlet disabilitas yang berskala nasional.

Mereka mewakili Provinsi dan sekaligus NPC Pengprov masing-

masing daerah. Peparnas mempertandingan cabang-cabang

olahraga yang resmi mengikuti regulasi cabang olahraga yang

dipertandingkan di IPC. Saat ini cabang olahraga yang sudah

dibina dan berkembang di Indonesia sekitar 13 cabang olahraga.

Penyelenggaraan Peparnas diadakan setiap empat tahun dan

menjadi satu paket dengan Pekan Olahraga Nasional (PON)

(Jiddan 2016).

5) Tingkat Provinsi/Daerah disebut Pekan Paralimpik Provinsi

(Peparprov)/ Pekan Paralimpik Daerah (Peparda)

Kejuaraan Peparprov atau Peparda adalah ajang multi-

event untuk atlet disabilitas yang sejajar dengan ajang Pekan

Page 100: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

80

Olahraga Provinsi (Porprov) atau Pekan Olahraga Daerah (Porda).

Ajang ini diadakan di suatu provinsi atau daerah dengan peserta

dari berbagai kabupaten/kota se-provinsi atau se-daerah tersebut.

Ajang ini sendiri sebagai dasar dari persiapan Pengprov sebelum

menuju ke event yang akan diselenggarakan pada tingkat nasional

yaitu Peparnas (Wara 2018).

6) Tingkat Kabupaten/Kota disebut Pekan Paralimpik

Kabupaten/Kota (Peparkab/Peparkot)

Peparkab atau Peparkot diadakan di suatu kabupaten atau

kota yang pesertanya mewakili dan berasal dari berbagai

kecamatan se-kabupaten/kota tersebut. Peparkab atau Peparkot ini

berlangsung dan diselenggarakan bersamaan dengan Pekan

Olahraga Kabupaten/Kota (Porkab/Porkot) (Amini 2016, 12).

7) Tingkat Antar Pelajar disebut Pekan Paralimpik Pelajar

Nasional (Peparpenas)

Peparpenas merupakan kompetisi olahraga bagi para

pelajar penyandang disabilitas dan diselenggarakan setiap dua

tahun sekali (Meilisa 2019). Acara ini diselenggarakan untuk

memberikan ruang bagi penyandang disabilitas khususnya pelajar

untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka dan juga

menunjukkan kemampuan olahraganya melalui Peparpenas

(Dharapos 2019).

E. Cabang Olahraga Paralimpik

Dalam pelaksanaan olahraga bagi atlet disabilitas ini

memiliki kesamaan dengan olahragawan non-disabilitas. Namun,

terdapat perbedaan yaitu pada peraturan pertandingan dan sarana

Page 101: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

81

prasarana tambahan yang digunakan untuk pelaksanaan

perlombaan maupun pertandingan agar kejuaraan itu dapat

berjalan dengan baik.

Cabang olahraga yang sering dipertandingkan untuk

tingkat dunia menurut IPC menyebutkan bahwa cabang olahraga

tersebut dibagi menjadi dua berdasarkan musim yaitu cabang

olahraga yang dipertandingkan pada musim panas dan dingin.

Berikut cabang-cabang olahraga tersebut: (Wijayanti 2016, 36)

a. Cabang Olahraga Musim Dingin

1) Alpin Sky

2) Biathlon

3) Cross Country Sky

4) Kursi Roda Curling

5) Ice Hoceky Sledge

b. Cabang Olahraga Musim Panas

1) Atletik 13) Pelayaran

2) Boccia 14) Voli Duduk

3) Goal Ball 15) Kursi Roda Rugby

4) Judo 16) Mendayung

5) Panahan 17) Menembak

6) Para-Canoe 18) Renang

7) Para-Triathlon 19) Para Tennis Meja

8) Penunggang Kuda 20) Kursi Roda Tari

9) Sepak Bola 5-Side 21) Anggar Kursi Roda

10) Sepak Bola 7-Side 22) Tennis Kursi Roda

11) Powerlifting 23) Kursi Roda Bola Basket

12) Para-Sepeda

Page 102: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

82

Adapun cabang olahraga yang sudah dibina di NPC DKI

Jakarta antara lain: (BL 2019)

1. Renang

2. Bulu tangkis

3. Tenis meja

4. Atletik

5. Panahan

6. Wheelchair Basketball

7. Blind Judo

8. Tenpin Bowling

9. Boccia

10. Catur

11. Tenis Lapangan Wheelchair

Saat ini, jumlah atlet dari semua cabang olahraga yang ada

dan sudah terdaftar serta tergabung ke dalam NPC DKI Jakarta

berjumlah 116 orang atlet. Masing-masing cabang olahraga yang

sudah dibina itu dilatih oleh 1 orang pelatih dan didampingi dengan

1 orang asisten pelatih. Namun, NPC DKI Jakarta mengatakan

bahwa di tahun 2020 nanti jumlah pelatih dan asisten pelatih dapat

meningkat. Hal itu dikarenakan guna menunjang keefektifan

dalam pelatihan dan pembinaan untuk persiapan menuju Peparnas

2020 dan supaya dapat mencapai hasil yang maksimal (BL 2019).

Page 103: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

83

F. Alur Prosedur dalam Penerimaan Calon Atlet

Bagan 3.3

Alur Prosedur dalam Penerimaan Calon Atlet

Deskripsi Alur Prosedur dalam Penerimaan Calon Atlet yaitu: (BL

2019)

1. Calon atlet penyandang disabilitas yang berminat dengan

olahraga disabilitas dan ingin bergabung ke NPC DKI Jakarta

bisa datang ke kantor sekretariat NPC DKI Jakarta.

2. Setelahnya, calon atlet mengonsultasikan mengenai dirinya

seperti ia memiliki minat terhadap cabang olahraga apa atau

sudah memiliki bakat dalam salah satu cabang olahraga yang

1. Calon atlet datang ke kantor sekretariat NPC

DKI Jakarta

2. Mengonsultasikan minat cabang

olahraga apa yang ingin diikuti dan

sesuai dengan kedisabilitasannya

3. Mengisi formulir biodata

calon atlet

4. Komitmen untuk mengikuti lahitan cabang olahraga yang sudah dipilih

5. Atlet akan dibina secara

bertahap

6. Atlet sudah dibina dan siap

mengikuti pertandingan

7. Atlet mengikuti pertandingan dalam

tingkat Peparda

8. Atlet yang menang dalam

Peparda akan dibina untuk persiapan

Peparnas

9. Atlet siap bertanding

dalam Peparnas

Page 104: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

84

dibina di NPC DKI Jakarta itu. Namun, jika sang calon atlet

belum mengetahui kemampuannya dan sama sekali belum

bisa melakukan apa-apa dari salah satu cabang olahraga

tersebut, maka itu menjadi tugas NPC DKI Jakarta untuk

menanyakan kemauan cabang olahraga yang ingin diikuti oleh

sang calon altet. Selain itu, NPC DKI Jakarta juga dapat

mengarahkan cabang olahraga kepada sang calon atlet sesuai

dengan kedisabilitasannya.

3. Setelah itu, untuk registrasi sang calon atlet mengisi formulir

mengenai biodata tentang dirinya.

4. Calon atlet melakukan komitmen terhadap dirinya untuk

mengikuti serangkaian pelatihan dan pembinaan sesuai

dengan cabang olahraga yang sudah dipilih atau berdasarkan

arahan dari NPC DKI Jakarta.

5. Calon atlet akan diikuti berbagai pelatihan dan pembinaan

secara bertahap sesuai dengan cabang olahraganya.

6. Atlet yang sudah dibina secara bertahap dan siap untuk

mengikuti pertandingan, maka NPC DKI Jakarta akan

mengikutsertakan sang atlet tersebut dalam pertandingan atau

kejuaraan yang akan berlangsung, misalnya Peparda yang

diselenggarakan di suatu daerah.

7. Atlet bersiap untuk mengikuti pertandingan Peparda, di mana

hal itu merupakan seperti ajang persaingan untuk

mendapatkan “tiket” atau kesempatan agar dapat menuju

pertandingan di tingkat nasional yakni Peparnas.

Page 105: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

85

8. Kemudian, atlet yang menang dalam tingkat Peparda, maka

atlet itu berhak untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan

dalam persiapan menuju Peparnas.

9. Setelah dibina dengan usaha yang maksimal, maka atlet itu

akan diikut sertakan dalam Peparnas. Hal itu menjadikan sang

atlet sebagai salah satu perwakilan dan membawa nama

Pengprov NPC DKI Jakarta untuk bertanding melawan atlet

dari Pengprov NPC daerah lainnya.

G. Program Latihan

Program latihan merupakan cara yang wajib dijalankan

oleh seorang atlet dengan sungguh-sungguh dan sikap disiplin

yang tinggi agar dapat mencapai prestasi yang gemilang. Dengan

latihan itu yang menjadikan seorang atlet akan siap menghadapi

berbagai tantangan yang akan dihadapi nantinya saat pertandingan

yang diikutinya tersebut (Sanyoto 2017, 50).

Menurut Sudjarwo (1995 dalam Sanyoto 2017, 51)

mendefinisikan latihan sebagai suatu proses penyempurnaan

peraturan olahraga secara ilmiah, penempatan pendidikan dan

prinsip-prinsip. Yang dimaksud dengan proses yaitu adanya

sistematika dan perencanaan, peningkatan kesiapan untuk

pembentukan, dan kemampuan atlet. Oleh karena itu, menurut

pendapat Sanyoto (2017, 51) sendiri latihan merupakan suatu

kebutuhan yang diperlukan oleh atlet dan dilakukan secara

berulang dengan tingkat beban yang selalu meningkat sehingga

seorang atlet dapat memperoleh kemampuan yang optimal guna

Page 106: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

86

menghadapi pertandingan dan dapat mencapai prestasi yang

maksimal.

Program latihan itu sendiri dibagi menjadi dua tahapan

yang terdiri dari tahap persiapan umum dan persiapan khusus.

Tahap persiapan umum dimulai dengan latihan yang

mengutamakan pada peningkatan kemampuan fisik seorang atlet

agar siap secara fisik dalam menghadapi pertandingan. Setelah itu

baru masuk ke dalam tahap persiapan khusus. Pada tahap persiapan

khusus ini, seorang atlet diberikan latihan yang berguna untuk

meningkatkan teknik, taktik, bahkan mental sang atlet. Dalam

tahap ini biasanya diisi dengan simulasi-simulasi pertandingan

yang sesungguhnya dan mencari lawan tanding untuk berlatih.

Bahkan mengikuti uji coba tanding atau try out untuk melihat

seberapa jauh kesiapan sang atlet dan dapat di-review kembali

supaya nantinya dalam menjalankan pertandingan sesungguhnya

dapat lebih baik lagi (Sanyoto 2017, 52).

H. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh NPC DKI

Jakarta guna menunjang keefektifan dalam berlatih masing-masing

cabang olahraga terutama dukungan berupa fasilitas lapangan yang

bekerja sama juga dengan Dispora, yaitu sebagai berikut: (BL

2019)

1. Kantor Sekretariat NPC DKI Jakarta untuk mengurusi segala

keperluan administratif.

Yang beralamat di Jalan Pemuda No. 06 GOR Atletik

Blok 20, Rawamangun, DKI Jakarta, 13220.

Page 107: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

87

2. Cabang Olahraga Renang

Bertempat di Kolam Renang GOR Senen di Jalan Stasiun

Senen No.1, RW.3, Senen, Jakarta Pusat, Kota Jakarta Pusat,

DKI Jakarta, 10410.

3. Cabang Olahraga Bulu tangkis

Bertempat di GOR Matraman yaitu di Jalan Balai Rakyat

No.4b, RW.6, Utan Kayu Utara, Kec. Matraman, Kota Jakarta

Timur, DKI Jakarta, 13120.

4. Cabang Olahraga Tenis meja

Cabang olahraga tenis meja dibagi menjadi dua kategori

yakni untuk atlet disabilitas daksa dan tunanetra. Untuk tenis

meja bagi atlet disabilitas daksa bertempat di GOR Otista

tepatnya di RT.13/RW.8, Kp. Melayu, Kec. Jatinegara, Kota

Jakarta Timur, DKI Jakarta, 13330.

Sedangkan untuk atlet disabilitas tunanetra di Sekolah

Luar Biasa (SLB) A Pembina Tingkat Nasional tepatnya di

Jalan Pertanian Raya 12 RT.6/RW.4, Lebak Bulus, Kec.

Cilandak, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12440.

5. Cabang Olahraga Atletik

Bertempat di Stadion Atletik Rawamangun tepatnya di

RW.6, Rawamangun, Kec. Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur,

DKI Jakarta, 13220.

6. Cabang Olahraga Panahan

Bertempat di Stadion/lapangan BMX tepatnya di

RT.6/RW.13, Kayu Putih, Kec. Pulo Gadung, Kota Jakarta

Timur, DKI Jakarta, 13210.

Page 108: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

88

7. Cabang Olahraga Wheelchair Basketball

Bertempat di Orion Sport Center tepatnya di Jalan

Bandengan Utara Raya, No.73-75, RT.5/RW.15, Kec.

Penjaringan, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta, 14440. Dan di

lapangan Sekolah Perkumpulan Mandiri tepatnya di Jalan Dr.

GSSJ Ratulangi No.5 & 14, Gondangdia, Kec. Menteng, Kota

Jakarta Pusat, DKI Jakarta, 10310.

8. Cabang Olahraga Blind Judo dan Catur

Cabang olahraga Blind Judo dan Catur Bertempat di Panti

Sosial Tuna Netra Bina Cahaya Bathin yang beralamat

lengkap di Jalan Dewi Sartika, RT.9/RW.4, Cawang, Kec.

Kramat Jati, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta, 13630.

9. Cabang Olahraga Tenpin Bowling

Bertempat di Jaya Ancol Bowling Center tepatnya di

Jalan Lodan Timur, RW.10, Ancol, Kec. Pademangan, Kota

Jakarta Utara, DKI Jakarta, 14420.

10. Cabang Olahraga Boccia

Bertempat di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC)

Jakarta yang beralamat lengkap di Jalan Hang Lekiu III No.19

RT.6/RW.4, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI

Jakarta, 12120.

11. Cabang Olahraga Tenis Lapangan Wheelchair

Bertempat di Pusat Rehabilitasi (Pusrehab) Kementerian

Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia di Jalan RC.

Veteran No. 178, RT.9/RW.3, Bintaro, Kec. Pesanggrahan,

Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12330.

Page 109: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

89

I. Jakarta Swift Wheelchair Basketball

Jakarta Swift Wheelchair Basketball merupakan klub atau

komunitas bola basket kursi roda pertama di Jakarta yang didirikan

pada tahun 2018. Dengan demikian, juga terbentuk tim bola basket

kursi roda pertama yang mewakili Indonesia pada ajang Asian Para

Games 2018. Jakarta Swift bertujuan untuk mempersiapkan para

atlet dengan segala keterampilan dan kesempatan agar dapat

bersaing pada berbagai ajang pertandingan, baik di tingkat

nasional maupun internasional. Selain itu, Jakarta Swift juga

menyediakan platform untuk para atlet yang kurang beruntung

agar dapat menginspirasi orang lain.

Kemudian, kata “Swift” juga memiliki arti dan berasal dari

“The Swift Bird”. The Swift bird berasal dari keluarga burung

yakni “Apodidae” yang dalam Bahasa Yunani memiliki arti “tanpa

kaki”. Mereka mampu terbang selama berbulan-bulan tanpa

mendarat dan itu sebagai metode adaptasi yang dilakukannya.

Karakteristik fisik dan makna dalam Yunani bagi keluarga the

Swift bird itu yang mewakili kemampuan para atlet basket kursi

roda untuk beradaptasi, bersaing, dan hidup tanpa hambatan

meskipun memiliki disabilitas fisik (Database Jakarta Swift

Wheelchair Basketball, 2018)

Jakarta Swift Wheelchair Basketball merupakan klub atau

komunitas basket kursi roda di bawah naungan NPC Indonesia.

Karena NPC Indonesia merupakan organisasi pembina atlet

penyandang disabilitas satu-satunya yang mempunyai wewenang

dalam olahraga disabilitas di Indonesia (BL 2019). Berdasarkan

hal itu, karena Jakarta Swift Wheelchair Basketball berdiri di

Page 110: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

90

Jakarta, maka Jakarta Swift bekerja sama dan saling berkoordinasi

dengan NPCI DKI Jakarta (SN 2019).

Sebagai klub atau komunitas, Jakarta Swift Wheelchair

Basketball juga mempunyai visi dan misi, di antaranya sebagai

berikut:

Tabel 3.5

Visi dan Misi Jakarta Swift Wheelchair Basketball

Visi Misi

“Menciptakan komunitas

inklusif yang memberdayakan

diri dengan perspektif dan

tanggung jawab untuk

mengadvokasi hak dan

peluang bagi semua orang

yang termarginalkan di

masyarakat.”

“Menawarkan peluang bagi

para atlet disabilitas maupun

berbadan sehat untuk saling

terhubung dan bersaing dalam

basket kursi roda dalam semua

tingkat pertandingan di seluruh

Indonesia

Permainan bakset kursi roda itu sendiri sama seperti basket

berdiri pada umumnya, Namun, hanya caranya saja yang berbeda

yakni para atlet basket kursi roda bermain basket dengan cara

duduk di kursi roda yang sudah didesain secara khusus. Basket

kursi roda itu ada untuk mengakomodasi bagi para penyandang

disabilitas daksa. Setiap atlet menggunakan kursi roda basket yang

dirancang secara khusus agar dapat bermain di lapangan. Jadi,

unsur dasar yang dimiliki oleh basket kursi roda sama seperti

dengan basket berdiri, tetapi untuk basket kursi roda dengan

tambahan penggunaan kursi roda sebagai alat olahraga.

Page 111: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

91

Kemudian, yang membuat basket kursi roda itu unik adalah

adanya sebuah keharusan dalam mengombinasikan atau

menggabungankan berbagai keterampilan yang ada. Para atlet

basket kursi roda harus bermanuver yakni harus bergerak dengan

tangkas dan cepat dengan kursi roda mereka serta dengan teknik

dan kemampuan yang tepat. Dan itu yang membuat basket kursi

roda berbeda dari olahraga lainnya.

Peraturan olahraga basket kursi roda yang sangat mirip

dengan basket berdiri yakni:

- Tinggi ring basket yang sama

- Ukuran lapangan yang sama

- Bola basket yang sama

- Tiga poin yang sama

Kemudian, hanya terdapat dua perubahan utama pada

peraturannya, yakni:

- Tidak ada double-dribbling

- Bergerak saat memegang bola basket terjadi ketika

seorang pemain mendorong rodanya lebih dari dua kali

tanpa menggiring atau dribble bola.

Page 112: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

92

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti akan memaparkan data dan hasil

temuan peneliti setelah melakukan penelitian yang dilakukan

dengan metode wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

Hasil yang peneliti temukan terkait Proses Pencapaian

Kebermaknaan Hidup Pada Atlet Disabilitas Daksa ini terbagi

menjadi dua informan yaitu informan utama dan pendukung.

Adapun dalam menentukan informan, peneliti

menentukannya melalui kualifikasi yakni latar belakang kehidupan

informan sebagai disabilitas yang terdiri dari disabilitas sejak kecil

dan karena faktor kecelakaan. Peneliti melakukan wawancara

terhadap informan utama dengan jumlah tiga orang yang

merupakan atlet disabilitas daksa dari cabang olahraga wheelchair

basketball.

Selain itu, peneliti juga mewawancarai informan

pendukung untuk melengkapi data dan sebagai informasi

tambahan yakni satu orang pelatih dari cabang olahraga yang sama

dan satu orang sekretaris dari NPC DKI Jakarta terkait informasi

tentang lembaga tersebut. Hasil data dan temuan yang peneliti

dapatkan akan dijelaskan sebagai berikut:

A. Profil Informan

1. Informan Utama

Page 113: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

93

Tabel 4.1

Profil Informan Utama 1

Gambar 4.1

Foto Peneliti Bersama dengan Informan Pertama (EJ) dan Pelatih

Jakarta Swift Wheelchair Basketball (SN)

(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019)

Nama Lengkap EJ

Jenis Kelamin Laki-laki

Tempat, Tanggal

Lahir

Bagan-siapiapi, Provinsi Riau,

12 November 1977

Umur 42 Tahun

Klasifikasi

Disabilitas Daksa

Kelainan pada Sistem Otot dan Rangka

yaitu infeksi virus Poliomyelitis yang

gejalanya berupa sakit demam tinggi

Usia Mengalami

Disabilitas Daksa Sejak usia 10 bulan pada tahun 1978

Jabatan Atlet Basket Kursi Roda

(2018 – Sekarang)

Prestasi

- Medali Perak pada Test Event Asian

Para Games 2018

- Tim Inti Basket Kursi Roda Asian Para

Games 2018

Tempat Wawancara

Kantor Jakarta Swift Wheelchair

Basketball di Karawaci, Kota

Tangerang, Banten

Waktu Wawancara 10 Desember 2019 Pukul 13.30 WIB

Page 114: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

94

Tabel 4.2

Profil Informan Utama 2

Gambar 4.2

Foto Peneliti Bersama dengan Informan Kedua (HS)

(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019)

Nama Lengkap HS

Jenis Kelamin Laki-laki

Tempat, Tanggal

Lahir Jakarta, 1 April 1971

Umur 48 Tahun

Klasifikasi

Disabilitas Daksa

Kelainan pada Sistem Serebral golongan

Topografi yaitu Paraplegia yang

disebabkan karena kecelakaan motor

Usia Mengalami

Disabilitas Daksa Sejak usia 39 tahun pada tahun 2010

Jabatan

- Atlet Bulu Tangkis

(2012 – Pertengahan 2018)

- Atlet Basket Kursi Roda

(2018 – Sekarang)

Prestasi

Bulu Tangkis:

- Medali Perak, Single Player pada

Peparda di Bekasi

- Medali Perunggu, Double Player pada

Peparda di Bogor

Tempat Wawancara

Sasana Bina Daksa, Pondok Bambu,

Jakarta Timur

Waktu Wawancara 17 Desember 2019 Pukul 11.10 WIB

Page 115: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

95

Tabel 4.3

Profil Informan Utama 3

Gambar 4.3

Foto Peneliti Bersama Informan Ketiga (DVO)

(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2020)

Nama Lengkap DVO

Jenis Kelamin Laki-laki

Tempat, Tanggal

Lahir

Tobala, Kab. Timor Tengah Utara,

Provinsi Nusa Tenggara Timur,

2 November 1986

Umur 33 Tahun

Klasifikasi

Disabilitas Daksa

Kelainan pada Sistem Otot dan Rangka

yaitu infeksi virus Poliomyelitis yang

gejalanya berupa sakit demam tinggi

dan disertai dengan kejang demam

Usia Mengalami

Disabilitas Daksa Sejak usia 5 tahun sekitar tahun 1991

Jabatan

- Atlet Tolak Peluru (2003)

- Atlet Angkat Berat

(2004 – Pertengahan 2014)

- Atlet Basket Kursi Roda di Bali Sports

Foundation

(2014 – Pertengahan 2018)

- Atlet Basket Kursi Roda di Jakarta

Swift Wheelchair Basketball

(2018 – Sekarang)

Page 116: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

96

Prestasi

Tolak Peluru:

- Medali Perak pada Porcanas Pelajar

Tahun 2003

Angkat Berat:

- Medali Perunggu pada Kejurnas Tahun

2005 di Bali

- Medali Perak pada Kejurnas Tahun

2007 di Solo

- Medali Emas pada Peparnas Tahun

2008 di Kalimantan Timur

- Medali Emas pada Peparnas Tahun

2012 di Riau

Basket Kursi Roda

- Medali Emas pada Bali Cup 2017

dalam Tingkat Asia Tenggara

Marathon 2,5 km:

- Medali Perak dalam Rangka HUT TNI

ke-70 pada Januari 2020

Marathon 4,5 km:

- Medali Perak pada Desember 2019 di

Epicentrum Kuningan

Tempat Wawancara

Kantor Jakarta Swift Wheelchair

Basketball di Karawaci

Waktu Wawancara 15 Januari 2020 Pukul 11.15 WIB

2. Informan Pendukung

Tabel 4.4

Profil Informan Pendukung 1

Nama Lengkap SN

Jenis Kelamin Laki-laki

Tempat, Tanggal

Lahir Jakarta, 7 Juni 1992

Umur 27 Tahun

Page 117: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

97

Pendidikan Terakhir Public Relation, President University

Jabatan Pelatih Basket Kursi Roda di Jakarta

Swift Wheelchair Basketball

Prestasi dan

Pengalaman

- Juara I SOPU (2013 – 2016)

- Juara III pt contest SOPU

(2013 – 2014)

- Lisensi C Pelatih Basket PERBASI

Kabupaten Bekasi (2015)

- Melatih tim putri President University

(2015 – 2017)

- Melatih tim Patria Jawa Barat Poseni

(2016)

- Tim pelatih Jakarta Swift

(2019 – sekarang)

- Pelatih tim basket kursi roda DKI

Jakarta Kejurnas (2019)

Tempat Wawancara

- Kantor Jakarta Swift Wheelchair

Basketball di Karawaci, Kota

Tangerang, Banten

- Sasana Bina Daksa, Pondok Bambu,

Jakarta Timur

Waktu Wawancara - 10 Desember 2019 Pukul 14.00 WIB

- 17 Desember 2019 Pukul 12.30 WIB

Tabel 4.5

Profil Informan Pendukung 2

Nama Lengkap BL

Jenis Kelamin Laki-laki

Tempat, Tanggal

Lahir Jayapura, 18 April 1981

Umur 38 Tahun

Jabatan Sekretaris NPC DKI Jakarta

(2018 – 2023)

Tempat Wawancara

Kantor Sekretariat NPC DKI Jakarta di

Jalan Pemuda No. 06 GOR Atletik Blok

20, Rawamangun, DKI Jakarta, 13220.

Waktu Wawancara - 22 November 2019 Pukul 13.00 WIB

Page 118: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

98

B. Proses Pencapaian Kebermaknaan Hidup

Dalam pencapaian kebermaknaan hidup pada seorang

individu tentu tidak dapat terlepas dari proses berupa tahapan-

tahapan yang mesti dilaluinya. Tahapan-tahapan itu membantu

individu untuk menemukan penghayatan kehidupan yang

bermakna di mana sebelumnya indiviu tersebut merasakan

penghayatan tanpa makna dalam kehidupan sehari-harinya.

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti dengan metode wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi, terdapat berbagai tahapan yang terbagi menjadi lima

kelompok, di antaranya yaitu (1) Tahap Derita (Peristiwa tragis

dan Penghayatan tanpa makna), (2) Tahap Penerimaan Diri

(Pemahaman diri dan Pengubahan sikap), (3) Tahap Penemuan

Makna Hidup (Penemuan makna dan Penentuan tujuan hidup, (4)

Tahap Realisasi Makna (Keikatan diri, Kegiatan terarah, dan

Pemenuhan makna hidup, (5) Tahap Kehidupan Bermakna

(Penghayatan bermakna dan Kebahagiaan). Berikut uraian hasil

data dan temuan lapangan yang berkenaan dengan kebermaknaan

hidup pada atlet disabilitas daksa adalah:

1. Kisah Informan Pertama (Subjek EJ)

a. Tahap Derita (Peristiwa Tragis, Penghayatan Tanpa

Makna)

Pada tahap ini, kemungkinan individu mempunyai

pengalaman suatu kejadian yang tidak dapat dihindarkan. Hal itu

menimbulkan perubahan terhadap keadaan kehidupan individu

tersebut menjadi tak bermakna (the meaningless life). Bastaman

(1996, 4) memberikan banyak contoh tentang peristiwa yang tidak

Page 119: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

99

dapat kita hindarkan, di antaranya adalah menderita cacat atau

menjadi seorang penyandang disabilitas, mengalami kecelakaan

dan mengidap penyakit yang sulit disembuhkan. Ketiga contoh

tersebut berkaitan dengan hasil penelitian yang peneliti temukan

dari ketiga informan utama.

Kisah informan pertama yaitu Subjek EJ dan tahap derita

yang dialaminya itu akan diceritakan sebagai berikut:

“Saya disabilitas bukan dari lahir, tetapi dari usia 10

bulan. Saat usia 10 bulan itu saya sakit panas tinggi,

kemudian saya disuntik sama mantri. Zaman dulu kan, di

kampung saya belum ada dokter, tapi adanya mantri.

Waktu itu, bapak saya lagi nggak ada jadinya ibu saya

sendiri yang membawa saya ke mantri. Besoknya, kaki

saya sudah nggak bisa digerakin.” (EJ 2019)

Kemudian, dari peristiwa penyakitnya itu yang

menjadikannya sebagai seorang penyandang disabilitas daksa

bukan bawaan lahir menimbulkan penghayatan tanpa makna bagi

dirinya. Adapun penghayatan tanpa makna yang Subjek EJ rasakan

adalah sebagaimana diungkapkannya kepada peneliti yaitu:

“Jadi, walaupun dari usia 10 bulan, bisa dibilang hampir

dari lahir ya, karena emang nggak tau apa-apa. Orang jalan

seperti apa, lari seperti apa. Dari kecil ada lah ya “gue

kepengen bisa lari kayak orang lain.” Itu ada” (memelankan

suaranya). (EJ 2019)

Penyandang disabilitas merupakan seseorang

berkebutuhan khusus bukan “orang sakit.” Jadi, tidak bisa

dikatakan bahwa penyandang disabilitas adalah “orang sakit”.

Seperti yang diungkapkan Subjek EJ menurut pandangannya,

yakni:

Page 120: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

100

“Sebenarnya orang disabilitas itu ya kayak orang biasa

aja. Makna nya memang disabilitas, tapi sebenarnya nggak

sakit. Mungkin karena keterbatasan yang ada di bagian

tubuh tertentu mereka yang tidak bisa melakukan yang

seharusnya…” (EJ 2019)

Kemudian, beliau menuturkan kembali ucapannya:

“…Padahal kan kita kalau boleh ngomong jujur ya bisa

dibilang kita itu nggak sakit sih. Mungkin sakitnya pas

pertama kali menghadapinya. Kayak saya yang

menghadapi polio waktu itu kan panas tinggi. Kan pada

saat itu ya saya memang sakit dan jadinya begini. Tapi,

setelahnya kan saya buktinya bisa beraktivitas juga

walaupun dengan kemampuan terbatas.” (EJ 2019)

Hal serupa juga ditambakan oleh Subjek SN, seorang

pelatih basket kursi roda di Jakarta Swift Wheelchair Basketball,

yakni sebagai berikut:

“Saya pernah dapet cerita dari temen. Jadi temen saya

itu ingin berpergian sama kelompoknya naik pesawat. Nah,

terus ada kru nya yang ngomong gini “tolong kirimin dua

kursi roda kabin dong. Ini ada orang-orang sakit.” Terus

langsung ditegur sama temen saya, “Pak, maaf kita nggak

sakit, kita hanya berkebutuhan khusus. Kebetulan kita

disabilitas, bukan sakit.” Nah ini akibat dari sakit

mungkin…” (SN 2019)

Lebih lanjut lagi, Subjek SN menyampaikan pendapatnya

berdasarkan perspektifnya tersebut.

“…Jadi, betul kata Subjek EJ. Dia itu kan sakitnya

waktu umur 10 bulan ya, dia sakit polio. Itu kan bener dia

sakit polio. Yakan sampai sekarang polio nya udah nggak

ada. Dari polio itu jadinya berakibat.” (SN 2019)

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap

kondisi Subjek EJ maupun kedua informan lainnya, memang

mereka hanya fisik luarnya saja yang terlihat berbeda dan duduk di

Page 121: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

101

kursi roda. Namun, mereka tetap dalam kondisi sehat dan bugar,

karena setiap Sabtu dan Minggunya mereka rutin melakukan

latihan basket kursi roda. (Hasil observasi pada tanggal 30

November 2019).

b. Tahap Penerimaan Diri (Pemahaman Diri dan Pengubahan

Sikap)

Dari tahap derita yang dirasakan oleh seorang individu

dapat memicu timbulnya kesadaran diri (self insight) untuk

menjadikan keadaan diri dengan tujuan menjadi lebih baik.

Kesadaran atau pemahaman akan dirinya sendiri bisa didapatkan

individu itu dari bermacam-macam faktor seperti proses

perenungan diri yang dilakukannya, saling bertukar pikiran,

nasihat, dan saran dengan orang yang lebih ahli, keluarga, teman,

atau orang yang dipercaya.

Selain itu, bisa juga didapatkan dari hasil ibadah dan do’a

yang selama ini telah dikerjakan serta menjadikan pengalaman

orang lain sebagai pembelajaran untuk diri sendiri, di mana hal

tersebut dapat mengubah sikapnya (changing attitude) yang

semula berpandangan negatif menjadi lebih positif. Sebagaimana

dalam kisah Subjek EJ, proses tahapan kesadaran atau pemahaman

dirinya didapat dari beberapa faktor. Seperti yang beliau

ungkapkan yakni:

“Karena saya kan disabilitas dari usia 10 bulan jadi bisa

lebih menerima keadaan seperti ini lebih dulu yaitu pada

masa kecil. Dari kecil orang tua saya selalu memberi

nasihat-nasihat seperti menyuruh kita mandiri, harus bisa

dan tahu batas kemampuan kita sampai mana. Jangan

pernah menyamakan seseorang dengan orang lain. Itu

sudah diajarkan oleh orang tua saya dari sejak kecil.

Page 122: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

102

Mungkin didikan orang tua juga berpengaruh kali, ya.” (EJ

2019)

Terkait pengalaman yang tidak mengenakkan seperti bully

itu pernah beliau rasakan. Beliau menyampaikan kisahnya sebagai

berikut:

“Yang namanya bully pasti ada ya. Tapi, nggak tau ya,

karena mungkin dari kecil dan didikan orang tua juga jadi

orang tua sudah mendidik kita seperti harus bisa mandiri.

Mereka selalu mendidik kita seperti itu. Jadi, memang

kadang-kadang kesal juga ya dalam hati kalau dibully itu.

Tapi ya, dipikir-dipikir yaudah mau gimana lagi sih. Tapi,

biasanya setelah di-bully itu tetap ada yang membela. Ya

namanya teman, udah gitu di sekolah umum, udah berbaur

juga. Jadi, saya kan tidak sekolah di SLB, karena di

kampung saya di kota kecil tidak ada SLB.” (EJ 2019)

Lebih lanjut lagi, Subjek SN seperti sependapat dengan

Subjek EJ bahwa faktor didikan orang tua juga berpengaruh pada

tumbuh kembang sang anak.

“Kan ada orang tua yang tahu anaknya nggak sempurna,

tapi malah dimanja, dispesialin. Itu mungkin

berdampaknya pada anak pas udah besarnya jadi kurang

mandiri. Kalau Subjek EJ kan mungkin karena didikan

orang tuanya ya. Orang tuanya udah tahu walaupun Subjek

EJ polio, tapi orang tuanya nggak memanjakan, nggak

terlalu dispesialkan lah. Jadi, apa yang saya bisa lakukan ya

Subjek EJ juga bisa lakukan, kita bisa melakukan hal yang

sama.” (SN 2019)

Mendiskusikan terkait kelebihan dan kekurangan yang ada

dalam diri, Subjek EJ malah tertawa dan mengatakan:

“Wah, apa ya kelebihan dan kekurangan saya. Mungkin

saya itu terlalu pede kali, ya (hahaha). Setiap orang pasti

punya kelebihan dan kekurang masing-masing. Ya itu

biasa, namanya manusia kan. Biasanya itu yang menilai

orang lain ya.” (EJ 2019)

Page 123: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

103

Kemudian, Subjek SN pun menambahkan pendapat

pribadinya tentang Subjek EJ.

“Kelebihan dia itu memang dia terlalu pede.

Kepercayaan diri dia itu kuat. Makanya kalau ada acara

saya ngajak Subjek EJ, karena kalau ada dia pasti akan

rame. Dia humble juga orangnya, sama orang juga cepat

membaur, cepet ngobrol. Tapi, kalau nggak suka ngobrol

ya paling sama orang-orang yang nggak jelas atau orang

baru gitu. Kalau udah kenal sih ya rame. Itu salah satu

kelebihan Subjek EJ.” (SN 2019)

Mendengar pelatihnya mengatakan seperti itu tentang

dirinya, membuat Subjek EJ kembali angkat bicara:

“Saya kalau mengerjakan sesuatu terus nggak sanggup

pasti saya minta bantu juga, karena saya tidak mau menjaga

gengsi saya. Kita harus melihat kemampuan kita sampai

mana. Jangan malu untuk meminta bantu sama orang,

karena kadang orang-orang non-disabilitas ya saya rasa

kadang juga butuh bantuan kan…” (EJ 2019)

Kemudian, beliau meneruskan pembicaraannya

berdasarkan sudut pandangnya:

“…Manusia itu tidak lepas dari bantuan orang lain.

Bukan untuk meminta dikasihani, tapi ada kalanya kalau

kita memang butuh bantuan, kenapa tidak. Manusia itu kan

harus bersosialisasi juga. Walaupun saya nggak terlalu suka

ngumpul sama orang (hahaha). Tapi, kadang-kadang harus

tetap ada. Memang harus ada.” (EJ 2019)

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap

Subjek EJ bahwa saat bertemu dengannya untuk melakukan

wawancara beliau sangat ramah kepada peneliti. Beliau dengan

santainya meceritakan kisah hidupnya bahkan terkadang sambil

tertawa agar suasananya tidak menjadi tegang (Hasil observasi

pada tanggal 10 Desember 2019).

Page 124: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

104

c. Tahap Penemuan Makna Hidup (Penemuan Makna dan

Penentuan Tujuan Hidup)

Seiring proses tahapan penerimaan diri yang dilalui, secara

tidak langsung individu juga merasai terdapat nilai-nilai berharga

dan suatu hal yang dirasa penting bagi dirinya (the meaning of life).

Lalu, hal itu dijadikannya sebagai tujuan hidup (the purpose in

life). Hal-hal yang dirasa penting itu dapat terdiri dari nilai-nilai

kreatif (creative values), nilai-nilai penghayatan (experiential

values), dan nilai-nilai bersikap (attitudinal values).

Dalam perjalanan kehidupan manusia di dunia ini tentunya

tidak terlepas dari rencana Tuhan termasuk berbagai kesenangan

maupun ujian dari-Nya. Itu merupakan bagian dari rancangan-Nya

dalam melihat bagaimana umat-Nya menyikapi persoalan yang

diberikan. Hal itu juga dirasakan Subjek EJ dalam proses

menikmati lika-liku keadaannya.

“Saya memang bukan pendoa yang baik ya. Saya yakin

kalau manusia berdoa dan berusaha itu akan lebih baik.

Yang jelas, Tuhan selalu memberi cobaan tidak seberat apa

yang kita bayangkan. Saya selalu berpikiran seperti itu sih,

karena masih bisa saya atasi. Prinsip itu yang membuat

saya bisa bertahan hidup…” (EJ 2019)

Kemudian, Subjek EJ meneruskan perkataannya bahwa

menurutnya setiap ada masalah pasti ada jalan keluarnya.

“…Ya saya menganggap sebuah masalah itu pasti ada

sebuah solusi. Solusinya mungkin berhasil atau tidak. Ya

kalau berhasil bersyukur, kalau nggak berhasil ya oke lah

karena memang batas kemampuan kita sampai saat itu

hanya sampai situ doang.” (EJ 2019)

Ketika Subjek EJ sedang mengalami suatu masalah, beliau

mempunyai caranya sendiri, yaitu:

Page 125: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

105

“Kadang sesekali saya merasakan down atau yang lain.

Tapi, di balik itu saya mengambil kesimpulannya. Saya

berpikir kembali dengan jernih bahwa tidak mungkin kita

selalu ada dalam kondisi seperti itu. Setiap masalah pasti

ada jalan solusinya. Ya setidaknya kita sudah berusaha

sampai batas ini. Kalau hasilnya cuma seperti itu ya terima

aja. Yang penting kita sudah berusaha sampai batas kita.

Jadi, tidak selamanya kita berada di posisi itu. Yakinlah

seperti itu selama kita berusaha (tersenyum sambil

menjentik jarinya).” (EJ 2019)

Sesudah itu, beliau menyampaikan pandangannya terkait

caranya dalam menyikapi suatu masalah yang sedang dihadapi.

“Kebetulan saya tipe orang yang tidak mau banyak

ngobrol. Jadi, kalau ada masalah saya nggak banyak bicara,

saya lebih cenderung merenungkan apa yang terjadi gitu

kayak masalah yang terjadi sama saya seperti apa, kenapa

bisa terjadi, dan apa yang harus saya lakukan...” (EJ 2019)

Setelahnya, beliau mengenang kembali perjalanannya

menjadi seorang atlet.

“…Saya jadi atlet itu keluarga saya tidak tahu, karena

keluarga saya itu menganggap atlet itu tidak menghasilkan

uang. Pernah saya dimarahin waktu dulu juga sih. “Ngapain

lo nggak ada kerjaan”, katanya. Jadi saya nggak pernah

bicara sama keluarga saya…” (EJ 2019)

Beliau melanjutkan berbagi pengalaman yang sudah

dirasakannya itu.

“…Waktu itu menjelang tahun baru saudara saya

mengajak saya makan malam. Dia menelpon saya nanya

lagi di mana. Terus saya bilang, “saya lagi Pelatnas di

Solo.” Terus katanya “hah jauh amat. Loh kok bisa? Kok

bisa masuk Pelatnas?” Ya sejak itu aja baru mereka tahu.

Biasanya saya nggak pernah ngasih tahu. Ada sedikit yang

berubah, kayak kok bisa ya. Memang kalau dilihat dari segi

usia juga udah cukup tua masuk Pelatnas dan jadi atlet,

sekitar usia 41 tahun.” (EJ 2019)

Page 126: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

106

Kemudian, Subjek SN sebagai pelatih Subjek EJ yang

sudah mengenal dan akrab selama kurang lebih satu tahun itu

menambahkan pandangannya tentang kepribadian beliau, yaitu:

“Subjek EJ ini orangnya termasuk single fighter, karena

sehari-hari ini dia emang tinggal sendiri. Dia nggak mau

banyak ngerepotin orang. Sejak saya mengenal Subjek EJ,

emang kalau tampaknya ya emang disabilitas, tapi dia ini

nggak mau mindset-nya walaupun disabilitas jadi nggak

bisa ngapa-ngapain, gitu. Apa yang bisa saya lakukan,

Subjek EJ pun bisa melakukannya. Malah yang Subjek EJ

bisa lakukan, saya nggak bisa lakukan (hahaha).” (SN

2019)

Setelah itu, Subjek EJ kembali bercerita, kali ini mengenai

kedua orang tuanya yakni sebagai berikut:

“Orang tua saya sudah nggak ada. Kalau ibu saya

meninggal waktu saya kecil sekitar umur 10 tahun. Kalau

bapak saya waktu saya sekitar umur 19 tahun. Jadi, udah

lama. Tapi, pesan orang tua sih kalau dari bapak, saya

belajar bertahan hidup. Ya senang susah, susah senang

harus kita telan. Anggap saya sedang menelan kopi pahit,

lama-lama juga manis kan (tersenyum dan menjentikan

jarinya).” (EJ 2019)

Selain keluarga kandung yang beliau miliki, untuk saat ini

Subjek EJ menganggap teman-teman atlet di Jakarta Swift itu

sudah seperti keluarganya sendiri.

“Kalau sama teman-teman atlet ya kita kan biasa aja,

santai kayak biasanya. Kita di sini sama siapa aja sih. Sama

driver, sama siapa pun ya biasa aja. Santai aja, kalau

bercanda ya bercanda juga, karena memang di sini mereka

tidak membedakan kita. Memang komunitas lama-lama

jadi seperti keluarga.” (EJ 2019)

Membahas terkait makna hidup bagi dirinya sendiri, beliau

mengungkapkannya sebagai berikut:

Page 127: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

107

“Makna hidup itu sesuatu yang sangat berharga ya.

Biarpun kita sebagai orang disabilitas ya kita harus

mensyukuri, karena masih bisa diberi nafas untuk

menghirup oksigen. Sepahit-pahitnya hidup kita, hidup itu

masih tetap menyenangkan. Menurut saya seperti itu…”

(EJ 2019)

Kemudian, beliau menuturkan kembali pendapat

pribadinya.

“…Biarpun saya lahir sebagai seorang disabilitas, tapi

saya merasa bersyukur masih bisa berkegiatan sendiri. Ada

teman disabilitas yang tingkatnya lebih parah dari saya.

Kalau saya masih bisa panjat pohon, genteng, pager dari

kecil sampai sekarang. Ya masih bisa bandel lah istilahnya,

seperti anak biasanya. Mungkin karena saya terlalu

menikmati hidup saya kali ya (hahaha).” (EJ 2019)

Lebih lanjut lagi, Subjek EJ menyampaikan tujuan

hidupnya untuk saat ini, yaitu:

“Tujuan hidup saat ini ya saya mencoba berbagi

pengalaman yang sebisa mungkin saya dapat. Lebih

cenderung kepada teman-teman disabilitas hal-hal yang

positif dan saling support.” (EJ 2019)

d. Tahap Realisasi Makna (Keikatan Diri, Kegiatan Terarah,

dan Pemenuhan Makna Hidup)

Pada tahap ini, setelah makna hidup ditemukan dan tujuan

hidup ditetapkan, biasanya semakin meningkatnya semangat dan

keinginan dalam menjalani kehidupan yang lebih baik. Kemudian,

individu itu menerapkan keikatan diri (self commitment) pada

dirinya sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak luar. Hal itu

dilakukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan positif yang

lebih terarah (directed activities) agar dapat memenuhi makna

hidup yang ditemukan dan tujuan hidup yang telah ditetapkan

(fulfilling meaning and purpose of life). Berbagai kegiatan tersebut

Page 128: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

108

dapat terdiri dari pengembangan bakat, keterampilan, kemampuan,

dan potensi positif lainnya yang mungkin sebelumnya belum

tergali.

Sebagaimana kisah Subjek EJ ini, beliau secara sadar sudah

melakukan keikatan diri pada dirinya dalam rangka menjalankan

berbagai aktivitas positif supaya memenuhi makna hidup dan

tujuan hidupnya. Sesuai dengan pernyataannya di mana beliau

memperhatikan masa depannya, sebagai berikut:

“Kalau saya ada usaha sih dulu, tapi lebih cenderung ke

online jualannya. Sekarang, selain basket ya ada lah kerjaan

tapi yang online aja, yang menghasilkan uang. Ya sekarang

lagi belajar menjadi trader, biar gimana juga menghasilkan

banyak duit di hari tua. Masa depan harus kita pikirkan

(hahaha). Kadang-kadang saya juga ingin melakukan

sesuatu yang belum pernah saya lakukan. Tapi, yang

cenderung ke arah olahraga gitu.” (EJ 2019)

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan bahwa

peneliti melihat beliau cukup serius dalam memantau grafik saham

yang menjadi pekerjaannya tersebut. Selain itu, beliau juga rajin

mem-posting produk jualannya ke media sosial yakni status pada

WhatsApp. (Hasil observasi pada tanggal 15 Januari 2020).

Selanjutnya, selain olahraga basket yang menjadi tujuan

utamanya, beliau mencoba mengembangkan potensinya dalam

olahraga renang. Hal itu beliau ceritakan kepada peneliti yakni:

“Selain basket, olahraga lain yang saya bisa tapi yang

nggak serius ya itu bisa berenang. Itu saya belajar renang

diajarin sama teman. Dia ngajarin saya dasar-dasarnya

seperti apa terus saya ikutin kata-kata dia. Jadi, waktu itu

saya belajar dan fokusnya ke floating. Kalau disuruh

berenang ya saya tinggal floating aja. Tidur aja nggak papa

di kolam renang, nggak bakal tenggelam soalnya kan bisa

Page 129: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

109

mengapung. Udah nggak ada rasa takut gitu kalau masuk

ke kolam renang.” (EJ 2019)

Lalu, beliau juga menyukai berbagai kegiatan yang cukup

menantang seperti yang diungkapkannya sebagai berikut:

“Tapi memang karena punya jiwa basket kali ya jadi

saya suka aktivitas-aktivitas baru. Kadang saya suka

sesuatu seperti ninja warriors gitu. Suka yang manjat-

manjat. Makanya suka nyoba alat-alat baru yang belum

pernah dicoba di tempat gym. Mungkin itu sebuah hobi

saya makanya saya cocok jadi atlet.” (EJ 2019)

Kemudian, peneliti diperlihatkan sebuah video yang

menampilkan Subjek EJ sedang naik dan turun tangga

menggunakan kedua tangannya. Lalu, video lain yang

memperlihatkan beliau sedang menunjukkan aksinya naik turun

pada suatu alat pull up peg board dan juga panjat pohon.

“Saya selalu penasaran kalau ketemu alat-alat seperti

ini, naik turun dengan cepat. Kegiatan sehari-hari saya

memang harus menggunakan kedua tangan. Bisa dibilang

fisik saya terbentuk karena aktivitas sehari-hari ya.

Sebelum saya jadi atlet kegiatan saya itu kan naik turun

tangga harus pakai tangan, karena kamar saya itu di lantai

dua. Jadi, apa-apa saya harus ke atas.” (EJ 2019)

Sebelum bergabung ke Jakarta Swift, Subjek EJ awalnya

tidak pernah ikut komunitas. Beliau menceritakan kisahnya bisa

bergabung ke Jakarta Swift dan menjadi salah satu perwakilan

dalam tim basket kursi roda pada Asian Para Games 2018 lalu.

“Dari awal saya tidak ikut komunitas. Saya jadi atlet

sudah masuk usia tua juga. Jadi, waktu itu sekitar tahun

2017 saya diundang oleh pihak yayasan di Bali untuk

datang ke sana dan ketemulah dengan Kapten Donald. Di

Bali sebenarnya ada komunitas basket kursi roda. Tapi,

nggak aktif cuma sekadar ada. Terus, di sana diperkenalkan

basket kursi roda. Nah, di sana saya ikut training basket

Page 130: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

110

kursi roda itu. Pas akhir tahun, saya diminta bantu untuk

ikut demo basket kursi roda kan. Waktu itu baru ada bekal

sedikit karena baru belajar…” (EJ 2019)

Kemudian, Subjek EJ melanjutkan kembali ceritanya

bahwa beliau tidak pernah menyangka dapat masuk ke Tim

Nasional basket kursi roda Indonesia dan melaju ke Asian Para

Games 2018.

“…Tadinya tidak kepikiran untuk masuk timnas Asian

Para Games 2018. Itu adalah pertama kalinya saya

bertanding dan itu tanggung jawabnya berat sekali. Waktu

itu mantan Menpora kita, kalau nggak salah mengatakan

bahwa Indonesia menjadi tuan rumah dan mengiyakan

bahwa basket kursi roda akan diadakan. Jadi, dari

merekanya juga kan kesulitan untuk mencari atlet karena

itu cabang olahraga baru kan. Yang punya pengalaman

kebetulan founder Jakarta Swift yaitu Kapten Donald

Santoso yang bisa dan tahu aturan serta cara mainnya.

Beliau juga yang bikin seleksi di Solo…” (EJ 2019)

Lalu, beliau meneruskan cerita awal mula terbentuknya

Jakarta Swift Wheelchair Basketball.

“…Waktu itu Jakarta Swift belum ada. Jadi, Jakarta

Swift itu dibentuk berbarengan dengan Pelatnas Asian Para

Games. Jadi, secara nggak langsung terbentuk Jakarta

Swift dan Pelatnas di sana.” (EJ 2019)

Sesudahnya, Subjek EJ menceritakan pengalaman

pertamanya saat latihan basket kursi roda.

“Awal main basket kursi roda itu banyak mengalami

kesulitan. Apalagi kita generasi pertama. Jadi, waktu

Pelatnas dikasih kursi dan lapangan seadanya dengan serba

keterbatasan peralatan, fasilitas, dan semuanya bahkan kita

latihan di lapangan yang bergelombang gitu. Jadi atlet-

atletnya banyak yang cedera. Itu semua kita hadapin. Terus

waktu pertandingan H-14 hari sebelum bertanding baru

Page 131: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

111

dikasih kursi rodanya. Tapi, setelah pertandingan kursi

rodanya dibalikin lagi.” (EJ 2019)

Setelah Asian Para Games 2018 selesai, Subjek EJ

memutuskan untuk keluar dari tim Pelatnas dan memilih latihan

rutin dengan teman-teman Jakarta Swift lainnya.

“Setelah saya keluar dari Pelatnas, saya kepengin cari

kesempatan di sini untuk membantu teman-teman

disabilitas yang baru mengenal basket kursi roda. Biar

hidup kita lebih bermakna.” (EJ 2019)

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di

lapangan basket pun seperti itu. Beliau tidak keberatan untuk

mengajarkan teman-temannya terkait teknik permainan basket

kursi roda yang beliau sudah kuasai. (Hasil observasi pada tanggal

12 Januari 2020).

e. Tahap Kehidupan Bermakna (Penghayatan Bermakna dan

Kebahagiaan)

Tahap terakhir yang dilalui individu dalam proses

pencapaian kebermaknaan hidup adalah tahap kehidupan

bermakna (penghayatan bermakna dan kebahagiaan). Pada tahap

ini ketika individu berhasil melewati beberapa tahapan

sebelumnya, dengan demikian akan dirasakannya perubahan

kondisi kehidupan yang lebih baik dan mengembangkan

penghayatan hidup bermakna (the meaningful life) dengan

kebahagiaan (happiness) sebagai hasil sampingan yang

diperolehnya.

Menurut Subjek EJ, penghayatan kehidupan bermakna dan

kebahagiaan bagi dirinya adalah ketika beliau mensyukuri apa

Page 132: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

112

yang terjadi pada kehidupannya saat ini. Beliau juga selalu

memotivasi dirinya sendiri. Sebagaimana yang dituturkannya

sebagai berikut:

“Motivasi untuk diri sendiri pokoknya saya harus

melakukan yang lebih baik dari sebelumnya. Sederhana

tapi memang harus ada hasilnya. Nggak usah muluk-muluk

juga karena kalau berangan-angan terlalu tinggi nanti ada

aja kecewanya. Setiap hari pasti ada perubahan untuk lebih

baik dari sebelumnya. Ya itu sih. Jadi saya memotivasi diri

sendiri ya.” (EJ 2019)

Kemudian, di balik menjadi seorang penyandang

disabilitas juga ada hikmahnya tersendiri bagi Subjek EJ, yaitu:

“Hikmah di balik menjadi seorang disabilitas ya saya

bisa mempelajari banyak hal yang mungkin orang non-

disabilitas tidak bisa lakukan. Saya harus beradaptasi

dengan keadaan fisik saya. Orang melakukan sesuatu

menggunakan kaki, sedangkan saya gimana caranya

menggunakan tangan saya (tersenyum dan menjentikan

jarinya). (EJ 2019)

Hal serupa juga ditambahkan oleh Subjek SN. Dengan

mengenal Subjek EJ membuat Subjek SN dapat memberikan

pendapatnya mengenai hikmah bagi Subjek EJ sebagai seorang

penyandang disabilitas.

“Walaupun dengan disabilitas, tetapi Subjek EJ tetap

bisa menerobos kegiatan-kegiatan yang mungkin orang

awam berpikiran tidak mungkin bisa terjadi dan bisa

dilakukannya. Tapi, ternyata dia bisa melakukan itu. Nah

itu lah hikmah tersendiri di balik disabilitas. Dan ternyata

disabilitas ini bukan semata-mata bisa menghentikan

harapan hidup seseorang. Gitu sih. Justru terbalik, yang

Subjek EJ bisa lakuin, belum tentu saya bisa lakuin. Yang

saya bisa lakuin, ya Subjek EJ bisa lakuin.” (SN 2019)

Page 133: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

113

2. Kisah Informan Kedua (Subjek HS)

a. Tahap Derita (Peristiwa Tragis, Penghayatan Tanpa

Makna)

Informan selanjutnya adalah Subjek HS yang kisah

perjalanan kehidupannya tak kalah mengharukan. Berbeda dengan

Subjek EJ yang menjadi seorang penyandang disabilitas karena

penyakit yang diderita pada saat usia 10 bulan yaitu polio,

sedangkan Subjek HS mengalami peristiwa tragis lainnya yaitu

kecelakaan motor. Dari kecelakaan motor itu menjadikan Subjek

HS sebagai seorang penyandang disabilitas dalam golongan

topografi yaitu paraplegia yang artinya kedua tungkai kakinya

mengalami kelumpuhan. Berikut kisah Subjek HS:

“Jadi, sebelum kecelakaan itu saya dulunya bekerja di

Bank Dagang Nasional Indonesia. Saya sebagai

operasional sama EDP (Entry Data Processing), karena

likuidasi ya saya berhenti. Saya sempet dioper lagi di grup

BDNI di money changer. Nah setelah itu, saya keluar dari

money changer dan buka usaha sendiri di bidang jasa

pengurusan STNK sama SIM. Nah, itu lah yang membuat

saya kecelakaan awalnya pas buka biro jasa ini. Jadi, saya

lagi mau ngurus surat-surat dari Tunas Toyota Bintaro mau

ke Polda. Itulah awal kecelakaan saya di situ…” (HS 2019)

Kemudian, beliau melanjutkan ceritanya mengenai awal

mula terjadinya kecelakaan motor yang menimpanya tersebut.

“…Sekarang kan saya tinggal di panti ini. Nah, yang

tinggal di sini hampir semuanya korban kecelakaan. Bisa

dibilang rata-rata pakai kursi roda. Kecelakaannya macem-

macem ada yang jatoh dari pohon, dari masuk jurang,

motor, dan mobil. Tapi, umumnya kecelakaan motor dan

mobil. Saya sendiri karena kecelakaan motor tahun 2010.

Kejadiannya siang hari, menghindari setan mau nyebrang

(hahaha). Eh serius, nggak bohong saya…” (HS 2019)

Page 134: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

114

Subjek HS menceritakan kisahnya yang awalnya terlihat

seperti bercanda kemudian menjadi serius. Lalu, beliau

meneruskan ucapannya tersebut.

“…Pas azan zuhur, saya melihat ada ibu-ibu lagi

nyebrang pake payung. Ceritanya lagi kepanasan kali ya.

Saya nggak tabrak ibu-ibu itu, tapi saya menghindar dan

ngerem. Terus saya langsung jatuh gitu aja dan nggak

sadarkan diri. Saya juga tidak tahu apa-apa lagi setelah itu.

Saya nggak sadarkan diri selama satu hari. Begitu udah

sadar, tiba-tiba udah di rumah sakit aja. Nah pas di rumah

sakit, kondisi kedua kaki udah nggak bisa digerakin…”

(HS 2019)

Setelah sadar dan begitu pada malam harinya, Subjek HS

mengalami suatu kejadian yang menurut peneliti cukup

menakutkan, yakni sebagai berikut:

“…Pas malamnya saya disamperin lagi sama ibu-ibu itu.

Tapi, cuma kepalanya aja (hahaha). Eh serius, nggak

bohong saya, cuma kepalanya aja. Tadinya saya ingin

komunikasi sama dia. Saya ingin bertanya “kenapa saya

kok dibeginikan?” tapi, kan cuma ada kepalanya aja. Saya

baca Al-Fatihah pun nggak bisa karena saking takutnya.

Yang saya lihat itu matanya melotot dan berlumuran darah.

Yaudahlah, akhirnya cuma bisa teriak-teriak aja gitu.

Serem ya.” (HS 2019)

Subjek HS kembali bercerita bahwa beliau memang

memiliki kelebihan yaitu bisa “melihat” sesuatu yang tak kasat

mata.

“Saya memang ada sedikit kelebihan. Ya saya bisa

“melihat” hal-hal yang kebanyakan orang lain tidak bisa

lihat dengan mata kepalanya langsung. Nah itu keturunan

dari nenek saya dan bisa “melihat” itu nya dari sekitar umur

16 – 17 tahun.” (HS 2019)

Page 135: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

115

Dari kejadian kecelakaan motor tersebut membuat Subjek

HS merasa berada dalam tahap penghayatan tanpa makna dalam

kehidupannya pada saat itu. Sebagaimana yang beliau ungkapkan

berikut ini:

“Masa kecil dan remaja saya itu normal. Nggak aneh-

aneh. Saya pakai narkoba itu pada saat setelah kecelakaan

aja karena frustasi. Wah, dulu hampir gila saya. Setelah

kejadian ini, saya langsung diceraikan sama istri. Pikiran

saya pada saat itu gelap. Jadi, yang membuat saya frustasi

dan merasa sangat gelap sekali tuh saya lagi senang-

senangnya punya anak. Saya berkeluarga tahun 1994 dan

baru dikasih kepercayaan punya anak tahun 2006. Jadi,

sudah 12 tahun saya menantikan kehadiran anak. Tahun

2010 saya kecelakaan. Harta yang saya miliki yaitu anak,

hilang, karena saya diceraikan. Itulah yang membuat

pikiran saya gelap. Ah kacaulah…” (HS 2019)

Kemudian, dari hal itu juga menimbulkan perasaannya

untuk melakukan bunuh diri. Seperti yang beliau ceritakan, yakni:

“…Pokoknya saat itu saya kacau balau dan itu yang

membuat timbul kebodohan saya. Saya pernah tiga kali

percobaan bunuh diri. Yang pertama, potong urat nadi,

nggak mati. Seminggu kemudian, minum baygon (hahaha)

nggak mati juga. Terakhir, pakai narkoba dan nggak mati

juga. Narkobanya macem-macem. Itu lah yang awalnya

bikin pikiran dan otak saya menjadi orang bodoh ya seperti

itu, dek…” (HS 2019)

Subjek HS kembali menceritakan kisahnya bahwa saat itu

juga perasaan beliau menjadi sangat sensitif.

“…Dulu saya nggak bisa nih ngobrol seperti ini karena

sensitifnya tinggi banget. Salah dikit bicara aja, barang

yang ada di tangan saya, saya timpuk ke orangnya. Teman-

teman saya yang paraplegia itu yang karena kecelakaan

bisa dibilang hampir semuanya seperti itu. Nggak bisa kita

kumpul seperti ini terkecuali kita ngobrol dengan sesama

itu kita masih bisa. Tapi, untuk ngobrol dengan orang-

Page 136: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

116

orang seperti ini (non-disabilitas) salah sedikit aja bicara

“lo enak lo bisa berjalan, gue enggak.” Ada barang depan

mata, kita timpuk orangnya. Jadi, ya gitu lah disabilitas

yang baru tingkat sensitifnya lebih tinggi.” (HS 2019)

Berdasarkan hasil observasi berupa pengamatan yang

peneliti lakukan selama proses wawancara terhadap mimik wajah

dan gerak tubuh Subjek HS bahwa beliau sangat ramah kepada

peneliti dan merasa tidak keberatan untuk menceritakan kisahnya

kepada peneliti. Namun, tidak menutup kemungkinan di tengah

proses wawancara yang sedang berlangsung saat itu dan harus kilas

balik pada masa lalu nya, beliau menceritakannya dengan mata

yang berkaca-kaca (Hasil observasi pada tanggal 17 Desember

2019).

b. Tahap Penerimaan Diri (Pemahaman Diri dan Pengubahan

Sikap)

Dalam kisah Subjek HS, awalnya sangat sulit baginya dan

membutuhkan waktu beberapa tahun untuk bisa menerima

keadaannya pada saat itu. Bahkan beliau sempat menyalahkan

Tuhan akan takdir dan kondisi yang beliau alami. Sebagaimana

yang beliau ceritakan kepada peneliti, yakni:

“Setelah menjadi disabilitas, selama masa dua tahun itu

ya saya meratapi dan masih menyalahkan Tuhan. “Kenapa

saya begini?” pasti awalnya menyalahi Tuhan, pilih kasih,

tidak adil, ya itu teriakan dalam hati setelah kecelakaan itu.

Selama masa penyembuhan dua tahun itu saya mengurung

diri. Tapi, untungnya saya sudah di panti. Saya mengurung

dirinya itu hanya di kamar aja, main handphone. Jadi, saya

kecelakaan itu bulan April tahun 2010, saya dirawat di

rumah sakit Fatmawati kurang lebih tiga bulan. Setelah itu

saya pulang ke rumah hanya sekitar tiga bulan...” (HS

2019)

Page 137: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

117

Kemudian, beliau meneruskan ungkapannya mengenai

awal mula beliau bisa tinggal di panti sampai saat ini.

“…Udah tuh niat awalnya baik. Saya disuruh main aja

di panti sekitar satu sampai dua minggu dengan maksud

tujuan saya disuruh main ke sini nih biar tempramen saya

nggak terlalu tinggi. Begitu setelah dua bulan saya tinggal

di sini, istri saya nelfon. Dia bilangnya “saya sedang

mengurus surat-surat cerai.” Beh, itu siang-siang bagaikan

disambar “gledek” tuh. Aduuuh. Udah saya nangis sebisa-

bisanya. Yaudah akhirnya saya bilang “yaudah kalau

memang sedang mengurus surat-surat cerai ya silakan.”

Setelah itu, datanglah bisikan-bisikan setan itu (hahaha)

dan membuat saya bodoh sampai percobaan tiga kali bunuh

diri (menghela nafas). Ya itulah jalan cerita kehidupan

yang harus tetap kita jalankan…” (HS 2019)

Setelah itu, beliau menceritakan kisahnya apa yang

dilakukannya setelah percobaan ketiga kalinya ingin bunuh diri itu

gagal.

“…Percobaan bunuh diri yang ketiga kali itu kan saya

pakai narkoba tapi tetap nggak mati juga. Pada saat itu saya

mendengar suara azan dan saya buru-buru taubat. Saya

korek ini semua (menunjukkan tenggorakannya) dan keluar

itu semua kotorannya yang pakai narkoba. Saya ambil

wudhu. Saya sholat taubat. Dan udah Alhamdulillah

sampai sekarang masih hidup (hahaha).” (HS 2019)

Sesudahnya, dari apa yang Subjek HS rasakan itu akhirnya

beliau jadikan sebagai proses perenungan dan penerimaan diri

dengan kondisinya yang baru.

“Dan akhirnya saya berpikir, mungkin tuh Tuhan yang

baik. Jadi, saya berpikir saya sebagai orang pilihan yang

bisa menyanggupi dan menghadapi berbagai cobaan dari-

Nya. Jadi, ya mau gimana lagi. Lambat laun sampai

akhirnya saya menemui titik ikhlas. Walaupun ikhlas itu

sangat berat kita lakukan. Tapi, dengan berjalannya waktu

Page 138: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

118

yang kita lalui dan berbaur dengan teman-teman di sini

akhirnya baru bisa menerima dengan benar-benar ikhlas.

Artinya ikhlas ya bisa menerima.” (HS 2019)

Lebih lanjut lagi, beliau memberikan pendapat pribadinya

mengenai panti tempat tinggalnya yang memang khusus

diperuntukkan bagi teman-teman penyandang disabilitas daksa.

“Program Pemerintah sangat bagus dengan diadakannya

panti untuk teman-teman disabilitas yang memakai kursi

roda ini. Karena dengan adanya panti ini jadi sangat

membantu mental dan pikiran kita. Mungkin apabila

disabilitas yang korban kecelakaan tidak mengetahui panti

dan hanya di rumah, mungkin hidupnya akan sementara.”

(HS 2019)

Selain hasil perenungan diri, yang menjadi faktor Subjek

HS dapat menerima kondisi fisiknya saat itu adalah juga adanya

dukungan sosial yang diberikan oleh warga sekitar panti.

“Untuk beradaptasi, awalnya kita ngobrol dengan

sesama sampai menemukan titik ikhlas. Untungnya sih

dengan warga sini tidak membedakan. Warga sini juga

sudah menganggap kita nih bukan disabilitas. Di situ lah

yang membuat kami menjadi lebih kuat, karena warga sini

tidak membeda-bedakan. Misalnya kayak “karena lo

disabilitas ya lo jadi dikasihani” itu nggak ada. Jadi, itu

secara tidak langsung memberikan mental kita lebih kuat

lagi. Kita memandangnya lebih ke arah positif…” (HS

2019)

Bukan hanya dukungan moril yang diberikan oleh warga

sekitar, dukungan berupa bantuan materiel juga pernah

didapatkannya untuk kepentingan bersama teman-teman

penyandang disabilitas daksa di panti tersebut.

“…Ya warga sini sangat membaur sama kita. Mereka

suka main ke sini dan terkadang pun suka latihan bulu

tangkis bareng sama kita. Nah, ini lampu-lampu (menunjuk

Page 139: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

119

lampu yang ada di pinggir lapangan) sumbangan dari

warga sini. Waktu itu kan di sini nggak ada lampu.

Berhubung kita sering latihan bulu tangkis, tapi waktu itu

sampai sore aja karena belum ada lampu. Nah, mereka

melihat kita gitu. Dari situ mereka menyumbang lampu-

lampu tersebut.” (HS 2019)

Subjek HS merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara. Kedua

orang tua beliau sudah meninggal ketika beliau beranjak dewasa.

Meninggalnya orang yang dikasihi juga termasuk ke dalam

peristiwa tak terelakkan. Sebagaimana yang beliau ungkapkan

berikut ini:

“Orang tua saya sudah meninggal dua-duanya tepatnya

bapak saya yang lebih dulu ketika saya masih kuliah. Itu

almarhum meninggalnya selesai dari olahraga. Pagi-pagi

kan abis olahraga, terus setelah selesai ya istirahat sebentar.

Eh, nggak bangun-bangun lagi. Sebelumnya, bapak nggak

ada sakit. Itu yang membuat semuanya kaget. Pas diperiksa

sama dokter katanya sakit jantung. Memang bapak itu tiap

Sabtu atau Minggu rutin olahraga. Nah pas waktu itu

selesai olahraga katanya “ah istirahat dulu sebentar,

badanku nggak enak.” Yaudah akhirnya tidur eh malah

nggak bangun-bangun…” (HS 2019)

Kemudian, beliau menuturkan dan mengenang kembali

kisah ibunya.

“…Kalau mama tiga tahun kemudian, karena sakit

kanker rahim. Sewaktu meninggal nya ayah yang lebih

berat, karena kan tiba-tiba gitu nggak ada sakit. Mereka

juga lagi senang-senang nya karena saya bisa kuliah. Kalau

ibu itu sakit juga sudah lumayan lama. Awalnya ngeluh

pinggangnya sakit kayak syaraf kejepit gitu. Tapi, lama-

lama dan kemudian baru lah di-diagnosa oleh dokter kalau

kena kanker rahim. Setelah itu berobat jalan.” (HS 2019)

Page 140: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

120

Setelah sepeninggal kedua orang tuanya dan seiring

berjalannya waktu bahwa beliau akhirnya belajar menerima

takdirnya tersebut.

“Awalnya kehilangan kedua orang tua sudah pasti

sangat berat. Karena sudah takdir juga, yaudah mau gimana

lagi. Tapi, lambat laun ya harus menerima keadaan. Dan

sebagai anak sudah pasti kita harus mendoakan orang tua

kita.” (HS 2019)

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan berupa

pengamatan ekspresi dan bahasa tubuhnya bahwa meskipun beliau

menceritakan kisahnya dengan mata yang berkaca-kaca. Namun,

setelahnya beliau tersenyum bahkan tertawa seperti beliau sudah

ikhlas dan tabah dalam menghadapi peristiwa yang menjadi bagian

masa lalu nya tersebut (Hasil observasi pada tanggal 17 Desember

2019).

c. Tahap Penemuan Makna Hidup (Penemuan Makna dan

Penentuan Tujuan Hidup)

Dalam kisah Subjek HS, penerimaan dirinya beriringan

dengan ditemukannya nilai-nilai berharga dan berbagai hal yang

menurutnya penting sehingga ditetapkan sebagai tujuan hidup. Hal

itu seperti yang telah dikatakan dalam hasil wawancara berikut ini:

“Walaupun kita pakai kursi roda itu nggak membuat kita

jadi nggak beribadah ya. Saya tetap sholat dan beribadah

kepada Allah SWT. Waktu dulu pas setelah kecelakaan,

nah itu saya nggak beribadah. Saya merasa saya masih

menyalahkan Tuhan. Disuruh ibadah tapi saya nggak mau.

Wah bodoh banget saya pada waktu itu. Bisa dibilang saya

menjauh dari Tuhan. Kalau bisa dibilang saya waktu itu

sholatnya pas hari-hari besar aja kayak sholat Ied. Tapi,

untuk sehari-hari sholat lima waktu itu saya nggak

sholat…” (HS 2019)

Page 141: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

121

Kemudian, beliau meneruskan pernyataannya bahwa dari

hal tersebut menjadi perenungan diri baginya.

“…Terus saya berpikir dan merenung kayak “ya udah

lah udah cukup masa pergulatan saya terhadap batin saya

sendiri. Mau bagimanapun itu nggak bisa membalikkan

saya ke dalam keadaan seperti dulu.” Masa pergulatan

terhadap batin saya sendiri itu juga butuh waktu. Jadi, ya

pelan-pelan karena memang betul-betul perlu waktu.

Nggak langsung “brek” saya sholat lima waktu. Benar-

benar perlu waktu dan harus kesadaran dari diri kalau “gue

harus berubah nih” yaudah akhirnya pelan-pelan saya

berubah untuk mulai sholat lagi.” (HS 2019)

Dalam memberikan dukungan kepada Subjek HS pada saat

itu, keluarganya mempunyai caranya sendiri karena melihat dari

sikap beliau yang seperti itu.

“Keluarga saya pas tahu saya begitu justru sadis. Saya

dibilang “wah lo kayak gitu lo bodoh banget. Yaudah sana

nikmati dengan kebodohan lo.” Pertama, memang saya

mengambil dari sisi negatifnya yaitu saya marah waktu

dibilang seperti itu. Tapi, begitu malamnya saya merenung.

“oh iya ya, emang bener keadaannya kayak gini. Berarti

gue yang harus mengoreksi diri sendiri.” Awalnya seperti

itu ambil negatinya. Terus lambat laun saya menyadari

kalau saya tidak bisa terus-terusan bersikap seperti itu.

Intinya kita membalik ke arah yang positif.” (HS 2019)

Kendati demikian, dengan cara keluarganya yang seperti

itu pada masa tersebut, Subjek HS beruntung karena mereka selalu

ada untuknya bahkan pada masa terpuruknya.

“Walaupun seperti itu, hubungan dengan keluarga

yang lain kayak kakak dan adik juga Alhamdulillah baik

dan keluarga selalu ada pada saat saya dalam kondisi down.

Mereka tetap memberikan semangat dan dukungannya

kepada saya agar saya bisa bangkit. Sebulan sekali mereka

datang main ke sini.” (HS 2019)

Page 142: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

122

Kemudian, meskipun sudah berpisah secara resmi dengan

mantan istrinya, namun mereka dan anaknya tetap berhubungan

baik.

“Alhamdulillah, masih sangat berhubungan baik dengan

mantan istri dan juga anak saya. Nah, ini anak saya

(menunjukkan foto berdua dengan anak laki-lakinya di

handphone nya). Sekarang dia kelas 2 SMP (tersenyum).”

(HS 2019)

Hal serupa ditambahkan oleh Subjek SN yang juga sudah

mengenal anaknya.

“Jadi, ya karena anaknya Subjek HS pengin banget

ketemu sama bapaknya ini, tapi terbentur sama jadwal

latihan. Ya jadinya dia sama ibunya dateng ke lapangan

sekalian nontonin Subjek HS latihan. Jadinya, saya bisa

kenal dengan mereka juga deh.” (SN 2019)

Membicarakan tentang makna dan tujuan hidup, Subjek HS

mempunyai arti dan pandangannya sendiri dalam memaknai

kehidupannya.

“Makna hidup menurut saya itu apapun yang kita

jalankan harus ber-positive thinking. Dan tujuan hidup saya

saat ini yaitu berusaha dan berbuat amal kebaikan. Harta

bisa kita cari, tapi untuk kebaikan sangat susah kita cari.

Kita sudah ada niat baik sama orang lain nih, tapi terkadang

kan godaan setan ada aja. Berbagai cara setan mengganggu

kita. Itu yang sangat sulit dihindari “bisikan-bisikan setan”

seperti itu.” (HS 2019)

Lebih lanjut lagi, untuk saat ini beliau sudah memiliki cara

tersendiri dalam menyikapi suatu masalah yang sedang dihadapi.

“Ketika ada masalah, saya menyikapinya dengan

berusaha tenang. Beda dengan dulu sewaktu saya masih di

rumah. Dulu waktu di rumah saya nggak bisa tenang. Tapi,

sekarang sudah di panti saya bisa menenangkan diri. Ya

paling tidak kita merenung dulu. Kita merenungi dan

Page 143: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

123

berpikiran panjang. Kalau kita melakukan ini, nanti akan

terjadi ini. Harus benar-benar tenang dan jangan emosi…”

(HS 2019)

Beliau menuturkan kembali ucapannya bahwa ketika ada

masalah itu tidak berpengaruh terhadap kegiatannya.

“…Kalau lagi ada masalah gitu nggak berpengaruh

sama latihan basket sih. Tapi, berpengaruh ke fisik saya

terutama kaki kiri saya. Kalau saya banyak pikiran, kaki

kiri saya akan semakin sakit. Kalau untuk basket nggak

berpengaruh karena masalahnya bisa kita ke sampingkan

dulu. Kalau sudah latihan basket itu kita benar-benar

menikmati latihannya walaupun dimarahi (hahaha). Jadi,

itu nggak kepikiran karena itu untuk diri kita sendiri.

Sebagai pelatih kan mereka bisa memarahi kita…” (HS

2019)

Melanjutkan ungkapannya ketika dulu latihan basket dan

beliau masih sering dimarahi oleh Subjek SN, beliau menyikapi

hal tersebut secara positif.

“…Kalau dilihat dari sisi positifnya itu kan supaya kita

lebih berkembang lagi. Kalau kita mengambil secara positif

“oh iya gue salah nih” jadi langsung memperbaiki pola

permainan. Menekuni apa yang coach ajarkan kepada saya.

Itulah yang saya terapkan kepada diri sendiri termasuk

evaluasi diri...” (HS 2019)

Kemudian, beliau mengenang kembali masa-masa awal

latihan dan dimarahi oleh sang pelatih.

“…Dulu mah saya sering banget dimarahin sama coach

Aan. Tapi, dengan saya latihan kembali dan rajin latihan,

mulailah coach Aan mereda. Walaupun saya dimarahin ya

saya terima, karena itu merupakan kesalahan saya sendiri.

Itu nggak membuat saya turun mental. Kalau saya ngikutin

emosi, wah mungkin saya sudah nggak ikut latihan-latihan

lagi. Kalaupun saya dimarahi, itu membuat saya bangkit.

Dari situ saya memperbaiki kesalahan saya.” (HS 2019)

Page 144: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

124

Menanggapi pernyataan sang anak binaannya tersebut,

Subjek SN mempunyai alasan sendiri mengapa ia dapat melakukan

itu.

“Sebagai pelatih itu kan harus menaruh sikap. Kita

bukan bermaksud menyombangkan diri karena kita pelatih.

Secara umur, memang Subjek HS ini senior. Tapi, secara

tim itu harus mengatur pola permainan juga. Bukannya

saya ingin dihormati sebagai pelatih. Pelatih itu harus

melakukan yang namanya pressure, karena kalau tidak

melakukan pressure kalau dalam penelitian psikologi itu

bisa membuat seseorang down atau malah grow up.

Walaupun saya marah-marah di lapangan, tapi kalau sudah

selesai latihan ya saya berbaur lagi, ketawa-ketawa lagi.

Kayak Subjek HS ini ketika saya kasih pressure malah

jadinya grow up. ” (SN 2019)

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap

Subjek HS ketika beliau sedang latihan basket kursi roda bahwa

beliau sangat terlihat bersemangat dan antusias dalam

permainannya. Beliau mencoba memberikan pola permainan

terbaiknya dalam tim nya saat itu. Beliau benar-benar menerapkan

permainan dalam tim yang artinya dalam permainan bola basket

itu tidak melulu me-dribble bola basketnya secara individu. Tetapi,

beliau juga memberikan kesempatan kepada teman anggota tim

nya untuk bergantian, baik dalam teknik dribble maupun shooting

ke dalam ring basket (Hasil observasi pada tanggal 12 Januari

2020).

d. Tahap Realisasi Makna (Keikatan Diri, Kegiatan Terarah,

dan Pemenuhan Makna Hidup)

Dalam merealisasikan makna dan tujuan hidup bagi Subjek

HS, beliau dengan kesadarannya sudah melaksanakan keikatan diri

Page 145: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

125

untuk melakukan kegiatan-kegaitan bermanfaat yang dapat

memenuhi makna dan tujuan hidupnya. Berikut ini beberapa cerita

dari kegiatan-kegiatan yang Subjek HS lakukan supaya makna dan

tujuan hidupnya dapat terpenuhi.

“Jadi, teman-teman di panti ini sebelum bisa mandiri

seperti itu ya ada pelatihannya lebih dulu. Memang itu

suatu program pelatihan dari panti sini. Mulai dari hari

Senin sampai Jum’at ada bermacam-macam pelatihan

mulai dari keset kaki, karya tiga dimensi, servis elektronik,

jahit, tata boga, olahraga, dan lain-lain. Tiap hari

kegiatannya beda-beda. Yang paling saya senangi kegiatan

tata boga. Di sini waktu itu pelatihan boganya ada bikin kue

nastar, kastengel, kue kering, dan kue-kue basah…” (HS

2019)

Setelah mengikuti berbagai macam pelatihan itu dan sudah

mampu membuatnya secara mandiri, mereka dapat menjadikan

kegiatan tersebut sebagai mata pencaharian termasuk dengan yang

Subjek HS lakukan.

“…Nah, ini meja pembuatan kesetan kaki (menunjukkan

alatnya tersebut). Ini salah satu kerajinan saya yaitu keset

kaki. Kegiatan saya pribadi dari Senin sampai Jum’at ya

ini. Bikin satu keset kaki itu paling dua jam-an lah. Harga

satuannya kisaran Rp 20.000 dan saya jualnya lewat online.

Ini kita jualannya masing-masing. Kita beli bahan masing-

masing. Ini buatnya dari limbah kaos yang gulungan besar

gitu.” (HS 2019)

Ketika proses wawancara sedang berlangsung, sesekali

Subjek HS menggoyangkan kedua kakinya. Kemudian, beliau

menceritakan alasannya mengapa beliau menggoyang-goyangkan

kedua kakinya tersebut.

“Nah kalau kaki saya lagi digoyangin gini nih berarti

tingkat rasa sakit kaki saya tuh lagi tinggi banget. Dulu nih

saya mengonsumsi obat untuk menghilangkan rasa sakit.

Page 146: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

126

Obatnya kecil, tapi minumnya harus setengah. Waktu itu

saya pernah ke dokter untuk meminta obat pengurang rasa

sakit. Eh saya malah dibodoh-bodohi, katanya “lo bodoh

banget minum obat. Kalau gue jadi lo, gue nggak akan

minum obat.” Karena kenapa? Katanya “kalau lo minum

obat, ya lu bodoh. Berarti lu cari mati...” (HS 2019)

Pernyataannya itu bukan tanpa alasan dan sudah tentu

ungkapannya itu memiliki alasannya tersendiri. Sebagaimana

beliau melanjutkan ucapannya tersebut.

“…Karena takutnya kalau kita mengonsumsi obat

pengurang rasa sakit itu terus-terusan, bikin kekebalan

tubuh kita akan hilang dan menjadi nggak kerasa.

Dokternya sampai ngomong seperti itu. Katanya

“mendingan rasa sakit lo itu lo nikmatin atau lo berbuat

suatu pekerjaan.” (HS 2019)

Dari hal tersebut membuat Subjek HS merubah pola pikir

dan sikapnya dengan menjadikannya sebagai hal yang positif.

“Nah, ini mindset kita yang memang harus kita rubah.

Apabila saya ingin membuat kesetan kaki atau saya lagi

olahraga basket atau olahraga lain, bikin kita terfokus

dengan pekerjaan yang sedang kita geluti itu. Pada saat kita

bekerja atau olahraga, karena kita enjoy dengan apa yang

kita kerjakan. Nah itu kita jadinya lupa dengan rasa sakit

yang kita punya. Apabila saya lagi buat kesetan kaki nih

dari jam 8 pagi sampai 7 malam itu saya masih sanggup dan

itu tanpa merasakan sakit. Tapi, setelah semua sudah

dilakukan dan begitu naik ke tempat tidur aja udah tuh

kembali mindset kita ke kaki. Rasanya juga langsung

“senut-senut” luar biasa. Sampai telapak kaki saya itu saya

tekuk gitu.” (HS 2019)

Selain berbagai pelatihan dan pembuatan kesetan kaki yang

sudah dijalankannya itu, beliau memaparkan penjelasannya awal

mula beliau bisa menjadi seorang atlet.

Page 147: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

127

“Jadi, di sini itu ya yang tadi saya bilang awalnya itu ada

berbagai macam pelatihan, salah satunya olahraga. Itu

pelatihannya dari panti nya ya. Jadi, “kamu apa nih yang

bisa?” nah nanti diarahin gitu. Kita juga udah bekerja sama

dengan NPC. Ya NPC itu awalnya juga nyari-nyarinya ke

panti yang disabilitas. Nanti pihak NPC nya menanyakan,

“sebelumnya kamu sudah pernah ikut cabang olahraga

apa?” setelah itu diarahkan…” (HS 2019)

Kemudian, Subjek HS menyampaikan kembali

pernyataannya di mana sebelum bergabung ke basket kursi roda,

beliau merupakan atlet bulu tangkis.

“…Jadi, sebelumnya kan saya atlet badminton, dari

badminton saya cari terus tuh tentang basket. Memang dari

SD, SMP, SMA, sampai kuliah saya sudah suka basket.

Saya bisa dibilang sudah berkecimpung lah di basket. Saya

cari-cari di internet, nah ketemunya itu pas Asian Para

Games kemarin. Akhirnya saya memutuskan untuk

mengundurkan diri jadi atlet badminton. Lalu, sekarang

“kecemplung” di sini (basket)...” (HS 2019)

Sesudah itu, beliau meneruskan cerita perjalanannya

menjadi seorang atlet bulu tangkis.

“…Di bulu tangkis saya sudah lumayan memiliki

prestasi. Waktu itu saya sempat mendapatkan medali perak

dan perunggu. Medali perak untuk single player pada

Peparda Bekasi. Medali perunggu untuk double player

pada Peparda Bogor. Tahunnya saya lupa. Jadi, saya sudah

sekitar tujuh tahun menjadi atlet. Dan saya pindah dari bulu

tangkis ke basket pun ya nggak papa. Nggak ada masalah.”

(HS 2019)

Menjadi seorang atlet adalah hikmah tersendiri bagi Subjek

HS. Seperti yang beliau ungkapkan, yaitu:

“Ya jadi sewaktu sudah jadi disabilitas saya baru

menjadi atlet. Sebelumnya nggak ada bayangannya.

Mungkin itu lah hikmahnya saya bisa kenal olahraga bulu

tangkis pada saat pakai kursi roda.” (HS 2019)

Page 148: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

128

Selain itu, beliau juga tidak ingin melewatkan

kesempatannya untuk turut serta menyukseskan acara Asian Para

Games 2018 lalu itu.

“Waktu Asian Para Games 2018 itu saya sempat

menjadi “ojek”. Nah, di situlah kita yang disabilitas baru

benar-benar dilirik. Jadi, kita ngojek kalau ada teman-

teman disabilitas yang mau nonton pertandingan. Kita

boncengin mereka pakai motor modifan kita. Nah itu free.

Kita jadinya juga menjadi bagian dari panitia. Nah, nanti

kita tetap dapat fee dari pihak panitianya. Misalnya kita

tanyain dulu nih “mau nonton apa?” terus mereka mau

nonton bulu tangkis. Yaudah kita anterin sampai ke gor

nya.” (HS 2019)

Kemudian, Subjek SN memberikan pandangannya sendiri

mengenai teman-teman penyandang disabilitas.

“Nah kayak di Jogja itu ojek bagi teman-teman

disabilitas itu udah aktif. Sebenarnya disabilitas itu

menurut saya bukan untuk dikasihani. Malah mereka itu

unik, banyak yang harus dipelajari, dan bisa kita jadikan

sebagai motivasi.” (SN 2019)

Selain itu, sebagai seorang pelatih yang cukup dekat

dengan anak-anak binaannya itu termasuk Subjek HS, beliau

menyampaikan opini jujurnya tentang kepribadian Subjek HS.

“Yang bisa dicontoh dari teman-teman Jakarta Swift ini

adalah semangatnya. Subjek HS ini tuh semangatnya luar

biasa. Dia kan tinggalnya di Jakarta Timur ya. Tapi, dia

mau dan semangat dateng latihan ke Orion yang lokasinya

di Penjaringan, Jakarta Utara sama di Menteng, Jakarta

Pusat. Subjek HS juga kayaknya di mana-mana ada acara

pasti jarang absen. Waktu itu kita bikin training camp di

Bintaro pun dia nyampe. Itu kebetulan kita dapet support

lapangan gratis di Bintaro selama tiga hari. Dia dan temen-

temen nyampe ke Bintaro loh…” (SN 2019)

Page 149: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

129

Lebih lanjut lagi, Subjek SN meneruskan pendapat

pribadinya itu dan memberikan pujian kepada Subjek HS.

“…Udah gitu Subjek HS ini sekarang bisa bantu temen-

temen loh, karena kan ada temen kita yang kalau misalnya

mau latihan harus diangkat gitu kan jadinya pakai grab car

dan ditemenin sama saudaranya gitu. Tapi, sekarang

Subjek HS bantu dateng ke rumahnya, ya antar jemput lah.

Jadi, menurut saya itu hal yang bagus. Selain skill

olahraganya muncul, juga timbul rasa kekeluargaannya.”

(SN 2019)

Mendengar pernyataan dan pujian dari sang pelatih, Subjek

HS pun memberikan tanggapannya.

“Ya kita sesama teman kan harus saling bantu ya, saling

bercanda juga. Nggak ada kita yang saling marah gitu. Lagi

pula, saya naik motor custom gini lewat jalur busway aja

diperbolehkan (hahaha). Nah, ini kita punya SIM tersendiri

yaitu SIM D (memperlihatkan SIM D miliknya). Jadi, SIM

D ini memang khusus untuk disabilitas dan bisa dipakai

untuk motor serta mobil.” (HS 2019)

Bertemu dengan teman-teman atlet disabilitas lainnya di

Jakarta Swift membuat Subjek HS bangkit dan tambah

bersemangat dalam menjalani kehidupannya.

“Apalagi ditambah saya masuk ke basket kan, wah

bertemu dengan bermacam-macam teman disabilitas.

Awalnya mah saya mengeluh, “kok saya begini ya?” pas

saya melihat salah satu teman anggota Jakarta Swift juga,

dia itu lebih parah dari saya, tapi semangatnya luar biasa.

Sekarang dia lagi mau melanjutkan pendidikannya ke S2.

Saya mikir “dia aja bisa, berarti gue juga harus bisa.” (HS

2019)

Sesudah itu, beliau menyampaikan pendapat pribadinya

mengenai keputusannya yang beralih ke basket kursi roda.

Page 150: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

130

“Kalau saya pribadi, jujur saya ikut basket itu tidak

melihat uangnya walaupun memang saya butuh uang. Tapi,

kami tidak melihat seperti itu. Yang kami lihat nih, kami

harus semangat latihan basket. Gimana caranya supaya

Jakarta Swift itu dilirik. Terus lebih ke pengalamannya juga

yang membuat kami semangat dan dari pengalaman itu kita

jadi bisa belajar dan melihat lawan.” (HS 2019)

e. Tahap Kehidupan Bermakna (Penghayatan Bermakna dan

Kebahagiaan)

Makna hidup tiap individu itu berbeda. Penghayatan

bermakna dan kebahagian yang dirasakan seorang individu itu

patut didapatkannya setelah ia berhasil melewati tahapan-tahapan

sebelumnya. Begitu pula yang dirasakan oleh Subjek HS. Setelah

melewati tahapan demi tahapan yang tidak mudah itu, akhirnya

beliau bisa berada pada tahap ini. Berikut hasil wawancara yang

peneliti dapatkan dari Subjek HS mengenai tahap kehidupan

bermakna bagi dirinya.

“Jadi, untuk saat ini apapun yang terjadi ya saya ber-

positive thinking aja. Beda dengan saya setelah kecelakaan

itu. Waktu itu saya masih murka sama Tuhan. Tapi,

sekarang dengan seiring berjalannya waktu, saya jadi

berpikir mungkin inilah hikmahnya saya menjadi seorang

disabilitas. Saya bisa menjadi atlet bulu tangkis dan basket.

Dengan keadaan saya yang disabilitas ini saya beranggapan

kalau saya sebagai orang pilihan Tuhan yang bisa dan

sanggup menerima cobaan seperti ini dari-Nya. Ya itu lah

yang membuat saya bisa berpikir seperti sekarang ini. Saya

tanamkan kepada diri saya sendiri untuk saat ini. Beda

dengan saya pada masa lalu itu di mana saya belum bisa

menerima keadaan…” (HS 2019)

Berbagai pengalaman baru yang luar biasa baginya dapat

beliau rasakan setelah menjadi seorang atlet disabilitas.

Page 151: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

131

“…Semenjak saya ikut dan menjadi atlet basket kursi

roda itu kan saya jadi bisa ke Bali dan Malaysia. Yang

tadinya dari kecil belum tahu Bali dan belum pernah naik

pesawat, pas ikut basket jadi bisa merasakan itu semua.

Dan bisa bertemu dengan teman-teman dari berbagai

Negara. Bahkan waktu saya di Bali, saya sampai menampar

diri saya sendiri kayak “bener nggak sih nih gue ikut basket

sampe melawan tim luar negeri dan di Bali pula.” Itu sangat

luar biasa bagi saya. Inti yang utama sih latihan dan

semangat karena itu menurut saya pribadi sangat berarti.

Dan itu menjadi suatu kebanggaan tersendiri untuk saya.”

(HS 2019)

Bukan hanya Subjek HS yang merasakan kebahagiaan itu.

Keluarganya yang selalu mendukung beliau pun juga ikut bahagia

dengan perubahan ke arah lebih baik yang terjadi padanya.

“Keluarga saya pun juga jadi ikut seneng karena saya

sudah bisa menerima keadaan saya. Jadi, dalam keluarga

juga ada suatu cerita “Herry bisa kok dengan main basket

kursi roda, dia bisa keluar negeri” nah itu menjadi suatu

kebanggaan tersendiri juga bagi mereka.” (HS 2019)

Subjek SN yang mendengar itu pun juga terlihat bahagia

dan menambahkan:

“Bisa dibilang itu juga jadi merubah mindset mereka ya

pak misalnya “ah kakak atau adik saya itu cuma bisa duduk

dikursi roda doang.” Nggak itu tidak seperti itu. Bahkan

dengan kursi roda bisa beraktivitas lebih.” (SN 2019)

Mendengar pelatihnya mengatakan seperti itu, Subjek HS

tertawa dan menanggapi:

“(Hahaha) iya itu betul bahkan adik saya jadi iri sama

saya karena saya ikut basket dan bisa jalan-jalan ke Bali

dan Malaysia. Dari situ saya juga jadi bikin paspor kan.

Kata adik saya “enak banget lo dengan keadaan lo yang

disabilitas udah bisa bikin paspor. Gue aja mau bikin

paspor kayaknya susah banget nih” (hahaha).” (HS 2019)

Page 152: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

132

Subjek SN pun memberikan tanggapannya kembali setelah

mendengar Subjek HS berkata seperti itu.

“Nah, itu lah suatu perubahan yang signifikan dari

Pemerintah untuk teman-teman disabilitas. Kita yang

normal aja ribet ngurusinnya harus online dulu atau apa

lah.” (SN 2019)

Kemudian, Subjek HS memberikan pendapatnya kembali

berdasarkan pengalaman yang sudah dirasakannya.

“Jadi, memang kami yang disabilitas ini misalnya kami

ingin mengurus surat ke Pemerintahan, nah itu memang

agak beda sih. Untuk kami kaum disabilitas itu memang

sangat diprioritaskan. Contohnya pas kami mau bikin

paspor ke Malaysia, itu sangat dipermudah. Wah sangat

luar biasa pokoknya. Begitu kami dateng, kami langsung

dijelasin terkait kepengurusannya. Hari itu pun langsung

foto. Tiga hari kemudian dikabarin kalau sudah selesai dan

bisa diambil. Ya begitulah jadi dipermudah. Mungkin bisa

dibilang itu semenjak Asian Para Games. Jadi, Pemerintah

sudah melirik kami yang kaum disabilitas.” (HS 2019)

Sesudah itu, Subjek HS mengatakan lagi bahwa itu semua

merupakan hikmah di balik menjadi seorang penyandang

disabilitas.

“Waktu saya normal ya nggak ada pikiran dan cita-cita

mau jadi atlet. Jadi, ini semua hikmahnya di balik kita

menjadi disabilitas.” (HS 2019)

Subjek HS juga memiliki motivasi sendiri agar tetap

semangat dalam menjalani kehidupannya saat ini.

“Motivasi saya ya yang pasti harus niat dari diri sendiri

dulu ya karena kalau nggak ada niat itu ya susah. Terus

dengan adanya sosialisasi dengan teman-teman disabilitas

lain dan bisa kenal mereka itu juga jadi memicu saya untuk

semangat terus dalam hal apapun, bukan hanya latihan saja.

Sebelumnya, yang menurut saya teman-teman paraplegia

Page 153: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

133

itu sudah termasuk “parah” khususnya diri saya sendiri.

Tapi, ternyata pas ketemu teman-teman disabilitas lain di

Jakarta Swift, ada yang dikategorikan sudah termasuk

sangat parah dari saya dan itu lah yang membuat semangat

panjang dalam diri saya. Dan mengingatkan saya untuk

selalu bersyukur dengan keadaan apapun. Mereka aja bisa,

berarti saya juga harus bisa.” (HS 2019)

Menutup sesi akhir wawancara pada saat itu, Subjek HS

selayaknya orang tua yang memberikan nasihat kepada anaknya

terutama pengendara motor di mana peneliti yang juga sebagai

pengendara motor. Nasihat itu berdasarkan pengalaman yang

sudah dialaminya.

“Jadi, untuk kita sebagai pengendara motor ya harus

hati-hati. Kami semua di sini yang parah itu tulang

belakang kami yang hancur pada saat kecelakaan. Ada

beberapa urat syaraf yang putus juga karena kena serpihan

tulang. Otomatis kedua kaki kita nggak bisa digerakin. Bisa

sih digerakin tapi ya nggak berasa aja. Kalau istilah

kedokteran itu namanya paraplegia, syaraf tulang belakang

yang sudah terputus. Kecelakaan itu tulang kakinya yang

hancur. Kalau kami yang paraplegia ini yang tinggal di sini

hampir semua korban kecelakaan, bukan tulang yang

membuat kami lumpuh, tapi syaraf-syarafnya yang

terputus.” (HS 2019)

Informasi serupa juga ditambahkan oleh Subjek SN,

sebagai berikut:

“Kalau amputasi itu bisa di tulang kaki atau kondisi kaki

yang sudah tidak bisa diselamatkan. Jadi, kalau Subjek HS

ini tampak luar nya bisa dibilang nggak ada masalah. Tapi,

kabel-kabelnya sudah terputus. Ibaratnya seperti itu

(hehehe).” (SN 2019)

Page 154: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

134

3. Kisah Informan Ketiga (Subjek DVO)

a. Tahap Derita (Peristiwa Tragis, Penghayatan Tanpa

Makna)

Kisah informan yang ketiga adalah Subjek DVO. Seperti

hal nya dengan Subjek EJ, beliau juga mengalami sakit demam

tinggi sewaktu usia 5 tahun. Dari sakit demam tinggi itu

menyebabkan beliau merasa seperti penyakit step atau kejang

demam. Berikut ini kisah Subjek DVO yang diceritakan kepada

peneliti.

“Saya lahir normal awalnya. Terus umur 5 tahun

mengalami sakit panas tinggi. Jadi, sebenarnya anak kecil

kan tidak boleh disuntik, namanya orang tua kan mereka

tidak tahu terus waktu itu juga masih mantri belum dokter.

Jadi, saya panas tinggi terus disuntik. Akhirnya terjadi lah

seperti step gitu. Ketika sadar tubuhnya sudah lemah dan

kenanya ke kedua kaki. Akhirnya ya saya seperti sekarang

ini. Jadi, bisa dibilang saya juga karena polio. Kalau polio

tuh biasanya kebanyakan seperti itu ya, pas kecilnya ya

bagus terus sakit panas malah disuntik…” (DVO 2020)

Dari peristiwa tak terelakkan yang terjadinya padanya itu

menimbulkan penghayatan tanpa makna dalam dirinya.

“…Dari umur 5 sampai 10 tahun saya di rumah.

Awalnya saya juga minder sih, saya merasa tidak menerima

dengan keberadaan diri saya sendiri. Apalagi melihat

teman-teman yang bisa main bola, lari-larian itu saya

kepengin banget ikutan tapi nggak bisa. Saya merasa

“kenapa saya diciptakan seperti ini? kenapa saya tidak

seperti mereka?” ya gitu seperti menyalahkan diri sendiri

dan minder. Kalau ada orang yang dateng ke rumah, saya

lebih memilih mengurung diri di kamar untuk menghindari

mereka…” (DVO 2020)

Subjek DVO juga bercerita bahwa beliau pernah beberapa

kali ke tempat penyembuhan bersama orang tuanya.

Page 155: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

135

“…Selama sebelum sekolah ini orang tua banyak

berusaha kayak dibawa ke orang pinter lah supaya saya bisa

jalan lagi. Tapi, ya tetap nggak bisa. Bahkan di kota mana

ada penyembuhan, itu orang tua saya berangkat bawa saya

ke sana. Bukan satu dua kali lah tapi banyak beberapa kali

membawa saya ke tempat penyembuhan.” (DVO 2020)

b. Tahap Penerimaan Diri (Pemahaman Diri dan Pengubahan

Sikap)

Tahap penerimaan diri oleh Subjek DVO sama hal nya

dengan Subjek EJ yaitu mereka dapat menerima kondisi dirinya

saat mereka masih kanak-kanak.

“Proses menerima diri mungkin waktu itu karena masih

kecil jadi nggak terlalu sulit. Umur belum terlalu besar jadi

nggak perlu waktu lama. Cuma mengalami mulai sadar

saya tidak sama dengan orang lain itu ya sekitar umur 7

tahun kalau saya mulai mengerti dan sadar saya ini beda

dengan orang lain.” (DVO 2020)

Saat itu, Subjek DVO ingin sekali bisa bersekolah seperti

teman-teman lainnya.

“Waktu umur 6 sampai 7 tahun tuh saya mulai kepengin

banget sekolah. Namun, karena waktu masih di kampung

kan, sekolahnya jauh terus transportasinya juga susah. Saya

punya keinginan untuk sekolah dan berbuat sesuatu seperti

orang lain. Kadang-kadang saya melihat orang lain

berangkat sekolah, pengin seperti mereka gitu. Tapi, ada

rasa malu dan minder juga…” (DVO 2020)

Kemudian, dari hal itu timbul suatu pemikiran dari diri

Subjek DVO sendiri.

“…Lama-lama saya punya pemikiran seperti ini

“Apakah saya harus seperti itu terus? Apakah sampai saya

tua saya terus bersama orang tua?” timbul lah pemikiran

seperti itu dan kepengin sekolah. Akhirnya saya

memberanikan diri bilang ke orang tua. Kebetulan ibu saya

Page 156: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

136

bukannya malu memiliki anak seperti saya, tapi karena dia

kasihan sekolahnya jauh. Jarak dari rumah ke sekolah itu

sekitar 3 km. Waktu itu transportasi masih susah dan saya

belum memiliki kursi roda. Jalanan waktu di kampung itu

juga belum aspal…”(DVO 2020)

Subjek DVO berjuang untuk meyakinkan kedua orang

tuanya bahwa beliau bisa dan mampu untuk bersekolah.

“…Jadi, saya minta sekolah sama ibu ditolak. Saya juga

coba meminta sama bapak tapi jawabannya sama, saya

ditolak juga. Setahun kemudian, saya minta lagi tapi masih

ditolak juga. Saya nggak mau menyerah begitu aja. Saya

minta untuk sekolah tiga tahun berturut-turut, akhirnya

pada waktu saya umur 10 tahun saya direstui untuk sekolah.

Saya sampai menangis-nangis di depan mereka saking

kepenginnya sekolah. Dari umur 6 sampai 10 tahun itu saya

mulai bermain-main dengan teman sebaya. Ya main

kelereng, dan lain-lain yang ada di kampung saat itu. Dari

situ saya merasa bahwa saya mampu dan bisa untuk

sekolah…” (DVO 2020)

Setelah itu, perjuangan panjang Subjek DVO untuk

meyakinkan kedua orang tua dan mendapatkan restu dari mereka

akhirnya terbayarkan.

“…Akhirnya ketika orang tua saya merestui saya

sekolah, saya tiap hari pergi pulang ke sekolah itu

merangkak dengan kedua tangan saya dengan jarak tempuh

3 km. Sebenarnya, mereka nggak ngasih sekolah itu juga

karena merasa kasihan sama saya karena sekolahnya cukup

jauh. Waktu itu adik saya sudah kelas 3 sedangkan saya

belum sekolah. Saya bilang “nggak papa lah saya cuma

sampai tamat SD yang penting saya bisa membaca dan

berhitung.” (DVO 2020)

Perjuangan Subjek DVO pun masih terus berlanjut. Beliau

meneruskan ceritanya sebagai berikut:

“Saya pikir perjuangan saya saat itu berat sekali, karena

kalau hujan itu menderita, terlalu panas juga menderita.

Page 157: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

137

Jadi, kadang-kadang kalau di jalan terus ada angkot ya

dinaikin tapi ada juga yang cuek, gitu. Tapi, setelah mau

naik kelas 3, kebetulan paman saya guru dan mau pindah

ke sekolah saya itu. Akhirnya saya tinggal bareng paman di

rumah dinas beliau. Tidak cukup sampai itu. Sewaktu

sekolah timbul lagi rasa minder saya seperti ketika

pelajaran olahraga saya tidak bisa ikutan kayak main bola

atau yang ada lari-lariannya.” (DVO 2020)

Namun, pada saat itu Subjek DVO juga sudah timbul

perasaan bersyukur akan kondisinya.

“Jadi, saya bersyukur juga karena di setiap kita punya

kelemahan atau kekurangan, Tuhan kasih kita kelebihan.

Kebetulan di situ saya dianggap murid yang cukup pintar.

Jadi, pada waktu sekolah itu beberapa kali saya dapat juara

kelas maupun umum. Jadi, teman-teman kelas saya jadi

baik sama saya yang mungkin awalnya hanya biasa aja atau

menganggap saya penuh kekurangan atau diremehkan.

Tapi, secara tidak sadar saya mempunyai kelebihan yaitu

paham dalam semua mata pelajaran. Jadi, secara tidak

langsung mereka membutuhkan saya juga ketika belajar di

kelas. Kalau dikasih PR, mereka sering bertanya sama saya

dan saya mau mengajari mereka.” (DVO 2020)

Ketika sedang berjuang di sekolahnya tersebut beliau

mendapatkan sebuah tawaran dari seseorang yang bekerja di Dinas

Sosial.

“Ketika mau naik kelas 4, saya bertemu dengan

seseorang yang bekerja di Dinas Sosial. Lalu, saya diajak

untuk tinggal di sebuah sekolah SLB di Kota Kupang.

Waktu itu sekolahnya ada asramanya. Saya mau karena

saya pikir di situ banyak temannya yang sesama disabilitas

kan. Nah saya tertarik tuh. Akhirnya saya ngomong lah

sama orang tua saya. Tapi, ternyata respon mereka, mereka

nggak ngasih izin karena bapak ibu saya walaupun saya

berbeda dari saudara-saudara saya yang lain, tapi mereka

paling sayang sama saya. Mereka tidak mau melepas saya

untuk pindah dengan orang lain…” (DVO 2020)

Page 158: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

138

Kemudian, Subjek DVO terus membujuk orang tuanya

supaya mengizinkannya tinggal di kota Kupang.

“…Lalu, saya kasih penjelasan sama mereka. Kalau

saya di sana kan saya bisa mandiri dan belajar banyak hal.

Saya juga tidak tahu tuh padahal waktu itu saya masih umur

sekitar 13 tahun. Tapi, kok bisa saya berpikir seperti

sedewasa itu kan. Nah itu balik lagi ya bahwa Tuhan akan

kasih kita suatu kelebihan. Jadi, saya menjelaskan kepada

orang tua saya kan, “nggak mungkin kan saya sama bapak

dan ibu sampai saya tua. Setidaknya saya bisa mandiri dan

bisa urus diri saya sendiri. Tidak bergantung kepada

saudara-saudara yang lain karena kasih sayang saudara-

saudara dengan orang tua kan pasti berbeda…” (DVO

2020)

Subjek DVO tidak menyerah begitu saja. Beliau terus

memohon kepada orang tuanya agar memberikan restu.

“…Jadi saya nangis lagi tuh. Saya rayu bapak sekali dan

kasih penjelasan, beliau langsung paham karena bapak

orangnya lebih tenang dan kalau ada masalah lebih kasih

solusi. Sedangkan saya harus rayu ibu beberapa kali,

karena ibu itu kalau sudah nggak mau ya nggak mau gitu.

Jadi, saya minta bapak untuk menjelaskan kepada ibu.

Sampai akhirnya ibu paham dan mengizinkan saya untuk

tinggal di kota Kupang. Akhirnya saya tinggal di yayasan

dan sekolah di situ…” (DVO 2020)

Saat di Kupang, datang lagi sebuah penawaran untuk

Subjek DVO. Kali ini penawaran tersebut berupa melakukan

operasi pada kakinya.

“…Lalu, saya ditawari lagi sama seseorang untuk

melakukan operasi kaki di Jogja. Kalau saya operasi kaki

kan nantinya setidaknya saya bisa menggunakan tongkat

untuk berjalan. Saya mau. Pokoknya kalau ada tawaran-

tawaran gitu saya mau aja tanpa memikirkan resiko ke

depannya apa. Pokoknya saya mau aja untuk kehidupan

saya yang lebih baik. Waktu itu saya kelas 4 dan umur 14

Page 159: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

139

tahun. Saya balik lagi ke orang tua untuk meminta izin.

Lagi, mereka nggak ngasih izin awalnya. Tapi sama,

akhirnya saya rayu lagi terus, karena katanya kok semakin

jauh aja gitu ke Jogja ya kan. Ya saya kasih penjelasan lagi,

akhirnya dikasih juga. Terus saya operasi dan mulai ikut

terapi di sana…” (DVO 2020)

Sesampainya di Yogyakarta, beliau melakukan operasi

tanpa ditemani oleh keluarganya.

“…Dokternya tanya, “kamu berani?” Ya saya bilang

“saya berani” karena waktu itu kan di rumah sakit tidak ada

yang jaga saya. Waktu itu saya berpikir ya mau dan berani

aja yang penting kaki saya bisa sembuh dan lebih baik lagi

ke depannya. Jadi, istilahnya keinginan saya yang besar itu

mengalahkan rasa takut saya padahal saya masih umur

segitu. Kalau dipikir-pikir lagi ya kenapa waktu itu saya

bisa seberani itu ya. Ternyata kalau kita memiliki

keinginan besar itu mengalahkan rasa takut kita gitu. Tekad

saya waktu itu saya harus bisa…” (DVO 2020)

Setelah itu, beliau menceritakan pengalamannya

melakukan operasi kakinya di Yogyakarta.

“…Waktu masuk ruang operasi itu saya disuruh berdoa.

Saya waktu itu juga takut dengan jarum suntik, karena

trauma pas masih kecil. Waktu mau dibius itu saya

berontak, saya dipegangin. Tapi, akhirnya saya disuntik.

Setelah operasi itu saya 2 bulan di rumah sakit kan dan itu

rasanya sakit luar biasa. Saya nangis sendirian karena rasa

sakit bukan karena merasa saya sendirian atau tidak ada

orang lain. Saya di RS 2 bulan dan mengikuti terapi selama

beberapa bulan baru setelah itu saya balik ke kota Kupang.”

(DVO 2020)

Tak lama setelah balik ke Kupang, sebuah tawaran datang

lagi ke Subjek DVO.

“Tidak lama setelah saya balik ke Kupang, saya ditawari

lagi untuk pindah ke Yayasan di Bali. Kali ini orang tua

saya tidak menolak. Mungkin karena sebelumnya setiap

Page 160: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

140

mau minta izin mereka menolak terus. Mungkin pikiran

mereka juga sudah terbuka karena dengan saya dibantu

orang, membuat saya lebih baik. Kemudian, tinggal lah

saya di Bali dan sekolah di sana.” (DVO 2020)

Membicarakan mengenai kelebihan dan kekurangan pada

diri, Subjek DVO sudah memahami tentang dirinya sendiri.

“Kelebihan saya kalau saya sih orangnya pemberi dan

pemaaf. Suka membantu juga. Salah satu sifat saya itu

nggak bisa dendam sama orang lain. Saya bisa marah sama

orang lain, tapi nggak bisa menyimpan amarah itu terlalu

lama. Kalau saya belum memaafkan orang lain itu, saya

malah jadi nggak bisa tidur karena keinget terus. Ada rasa

nggak enak di dalam hati. Kekurangan nya apa ya, kadang

saya tuh suka menunda-nunda. Terus kadang-kadang kayak

“ah gampang ini” gitu jadi kadang-kadang juga apa yang

menurut kita gampang itu malah justru sulit. Kadang-

kadang seperti itu juga.” (DVO 2020)

Hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap ekspresi dan

bahasa tubuh Subjek DVO bahwa saat sedang tanya jawab selama

berlangsungnya proses wawancara saat itu, pembawaan Subjek

DVO sangat tenang. Beliau menceritakan dan mengenang kembali

perjalanan kehidupannya yang tidak mudah itu dengan penuh rasa

haru. Dan beliau juga terlihat sangat tulus dalam membagikan

kisah masa lalunya tersebut (Hasil obervasi pada tanggal 15

Januari 2020).

c. Tahap Penemuan Makna Hidup (Penemuan Makna dan

Penentuan Tujuan Hidup)

Seiring dengan tahap penerimaan diri pada kisah Subjek

DVO, kemudian tahap penemuan makna hidup pun dapat

ditemukannya dan tentunya tidak terlepas dari beberapa nilai yang

Page 161: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

141

dianggap penting dan berharga. Sebagaimana yang subjek DVO

ceritakan kepada peneliti sebagai berikut:

“Waktu SMP saya sekolah di SLB sama seperti yang SD

di Bali. Kemudian setamat SMP, saya penginnya

melanjutkan ke SMA umum. kebetulan kan saya sudah bisa

pakai tongkat. Jadinya, saya mau mencoba suasana baru.

Nah, waktu itu agak sulit untuk masuk ke SMA umum bagi

kaum disabilitas, karena mereka beralasannya akses belum

memadai dan peraturannya seperti itu. Waktu itu di negeri

belum ada yang teman-teman disabilitas. Akhirnya saya

memutuskan untuk mencoba masuk ke sekolah negeri itu.

Nah di sana juga ada dua jalur yaitu jalur prestasi dan

mandiri. Saya coba memakai jalur prestasi, tetapi

ditolak…” (DVO 2020)

Perjuangan Subjek DVO saat itu dimulai kembali. Kali ini

beliau berusaha untuk bisa masuk ke SMA Negeri.

“…Akhirnya saya mencoba berbagai cara. Sampai

akhirnya saya dibantu oleh Gubernur Bali. Beliau

memberikan surat rekomendasinya kepada pihak sekolah.

Akhirnya saya diterima sama pihak sekolahnya. Ketika

sekolah pun saya menggunakan jalur beasiswa. Ada

beberapa yang meremehkan sampai akhirnya saya menjadi

salah satu murid yang berprestasi. Saya sering mengikuti

lomba dan membawa nama baik sekolah. Setiap saya

menang, saya mengirimkan piala-piala tersebut kepada

sekolah untuk memperpanjang beasiswa saya. Dari situ

nama sekolah jadi dikenal dan juga terangkat…” (DVO

2020)

Saat itu, akses di sekolah SMA Negeri Subjek DVO masih

terbatas. Seperti yang diungkapkannya yakni:

“…Waktu itu kan di sekolah itu aksesnya masih

terbatas. Sampai Dinas Pendidikan itu berkunjung dan

melihat saya agak kesulitan karena awalnya semua itu

tangga kan. Kemudian, aksesnya diperbaiki supaya ramah

disabilitas.” (DVO 2020)

Page 162: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

142

Dari usahanya tersebut mendatangkan hasil, bukan hanya

untuk dirinya, tapi juga teman-teman penyandang disabilitas yang

lain.

“Jadi, usaha saya untuk sekolah di negeri itu bisa

dibilang berhasil. Saya berpikir itu bukan hanya untuk diri

saya sendiri aja, tapi supaya teman-teman disabilitas yang

lain bisa merasakan dan diberi kesempatan untuk sekolah

di negeri atau umum. Itu terbukti karena setelah saya lulus

itu ada teman disabilitas perempuan yang diterima di

sekolah saya tersebut dan sudah ada aksesnya. Jadi bukan

hanya untuk saya aja, tapi juga bermanfaat bagi teman-

teman disabilitas yang lain. Kemudian sekolah di dekat

yayasan saya juga sudah menerima untuk teman-teman

disabilitas setiap tahunnya.” (DVO 2020)

Selain menjadi atlet, beliau juga sempat bekerja di suatu

perusahaan setelah kelulusannya dari SMA.

“Setelah tamat SMA, saya kerja. Kebetulan saya punya

teman dekat orang Australia, terus saya ditawarin kerja di

perusahaan semacam Kargo gitu. Jadi, pas mau tamat SMA

itu saya ikut kejurnas di Kalimantan Timur pada tahun

2008. Jadi, saya bersyukur banget tahun itu karena pertama

saya sudah tamat SMA, kedua saya dapat medali emas di

Kalimantan Timur, dan yang ketiga saya langsung dapat

pekerjaan di perusahaan teman saya itu kan. Di tempat

kerja saya itu bos saya memang sudah terbuka dengan

teman-teman disabilitas, karena beliau kan juga punya

banyak teman-teman disabilitas. Terus di tempat kerja saya

itu juga dibikinin aksesnya, mulai dari kantor ke gudang,

toilet, dan tempat makan. Jadi, tidak ada masalah juga.”

(DVO 2020)

Kemudian, untuk saat ini kegiatan beliau setelah bergabung

ke Jakarta Swift yakni:

“Kegiatannya sekarang selain ikut latihan basket juga

jadi teknisi di Jakarta Swift. Kalau ada kursi rodanya yang

bermasalah ya saya perbaiki.” (DVO 2020)

Page 163: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

143

Dukungan sosial yang paling utama didapatkan oleh

Subjek DVO tentunya berasal dari keluarga.

“Social support saya ya orang tua saya terutama bapak.

Memang dari kecil kalau bapak tuh lebih tenang, penuh

nasihat, dan solusi. Ibu juga tapi lebih banyak ke bapak.

Kalau lagi ada masalah lebih banyak cerita ke bapak. Saya

juga dekat sama kakak perempuan saya yang ke-4. Kalau

lagi ada masalah kadang-kadang ceritanya ke dia. Kalau

kakak laki-laki yang nomor 2 itu juga dekat. Itu mereka

selalu menelfon dan mendoakan. Kakak yang laki itu

memang aktif kerohanian, kalau lagi punya masalah perlu

solusi dan jalan, sering cerita ke dia dan minta doa...”

(DVO 2020)

Sesudah itu, Subjek DVO melanjutkan kembali

ungkapannya bahwa beliau ingin mandiri.

“…Kalau dengan keluarga sih nggak ada masalah ya

malah mereka support. Semua keluarga saya ya sayang

sama saya. Tanpa mereka saya tidak bisa seperti sekarang

menjadi orang yang kuat. Jadi, untuk menjadi orang hebat

itu perlu orang lain juga yang bisa memberikan kita

motivasi dan dukungan. Bahkan beberapa kali mereka yang

minta saya untuk di rumah aja, ngggak usah ke mana-mana

lagi tapi saya nya yang nggak mau, karena saya belum

benar-benar mandiri dan siap untuk tinggal lagi di rumah.

Menurut saya kalau saya balik ke rumah setidaknya saya

sudah benar-benar mandiri dan tidak meminta sama orang

lain. Intinya tidak mau merepotkan orang lain.” (DVO

2020)

Subjek DVO juga mendapatkan dukungan sosial dari orang

lain selain keluarga yaitu:

“Support selain dari orang tua dan keluarga, ada

beberapa orang yang saya kenal sudah saya anggap seperti

orang tua saya yang sering memberi nasihat dan masukkan

sewaktu di Bali. Jadi, sudah seperti teman tapi orang tua

saya juga.”

Page 164: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

144

Selain itu, Subjek DVO juga termasuk orang yang taat

beribadah dan menyukai travelling.

“Kebetulan saya aktif ke gereja. Kalau hari Minggu ya

pergi ibadah. Bahkan kalau ada kegiatan walaupun bukan

hari minggu ya datang juga. Jadi membagi waktu supaya

bisa beribadah, olahraga, dan bekerja. Tapi, jangan lupa

dengan waktu rileks juga. Kadang kan pengin santai,

refreshing lah. Itu kadang-kadang saya juga pengin begitu.

Nggak pengin melakukan apa-apa, pokoknya santai gitu lah

dan menikmatinya. Atau jalan-jalan ke mana gitu. Saya

juga suka. Kalau waktu di Bali suka ke tempat teman,

wisata, atau mandi di pantai. Pokoknya nikmati dan buat

hati senang.” (DVO 2020)

Ketika menghadapi suatu masalah, Subjek DVO memiliki

cara bersikapnya sendiri yaitu:

“Kalau hambatan atau masalah mah ada aja ya yang

dirasakan namanya juga hidup. Cara menyikapinya itu ya

saya sabar dan berpikir. Apa sih masalahnya dan mencoba

mencari solusinya. Kalau ada masalah itu yang pertama

harus tenang jangan terlalu emosi atau buru-buru. Saya

pikir setiap masalah pasti ada jalannya. Yang terpenting

kita harus tenang terlebih dulu. Kemudian, baru cari

solusinya, karena nanti pasti ada jalan keluarnya.” (DVO

2020)

Membahas mengenai makna hidup, Subjek DVO

mempunyai arti makna hidup menurut dirinya sendiri.

“Makna hidup menurut saya semuanya proses ya. Proses

itu lebih penting karena dengan kita berproses, kita lebih

banyak belajar hal. Untuk menjadi orang yang lebih kuat,

lebih bijak, menjadi lebih baik itu butuh suatu proses.

Bahkan untuk menjadi orang yang memiliki prestasi itu

juga butuh proses. Nggak ada yang namanya instan tiba-

tiba bisa berprestasi gitu. Pasti kan orang itu berproses

dulu. Dia harus belajar untuk mencapai prestasi yang

diinginkannya. Makanya saya lebih senang belajar dari

Page 165: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

145

proses. Kalau kita melewati suatu proses kita jadi terlatih

gitu. Mental kita menjadi lebih kuat.” (DVO 2020)

Lebih lanjut lagi, Subjek DVO juga menetapkan tujuan

hidupnya saat ini, sebagai berikut:

“Tujuan hidup saya ya hidup kita baik dan berguna bagi

orang lain. Kita bisa punya sesuatu, tapi kalau hidup kita

tidak bisa berguna bagi orang lain, saya pikir untuk apa.

Kalau hidup kita berguna bagi orang lain bukan terbatas

kita kasih uang atau apa, tapi paling tidak kita bisa

menolong orang, memberi motivasi, atau hal-hal kecil

lainnya. Intinya kita berguna bagi orang lain. Tidak harus

kelihatan yang hal-hal besar, tapi hal-hal kecil dalam

kehidupan kita sehari-hari sama keluarga, teman atau siapa

saja. Kemudian, yang terpenting bisa menikah dan punya

keluarga ya karena saya pikir nggak mungkin ya bisa hidup

sendirian terus pasti butuh pendamping hidup juga.” (DVO

2020)

d. Tahap Realisasi Makna (Keikatan Diri, Kegiatan Terarah,

dan Pemenuhan Makna Hidup)

Dalam tahap realisasi makna pada Subjek DVO adalah

semenjak beliau tinggal di Bali, minat terhadap olahraga muncul

dalam dirinya. Kemudian, melakukan keikatan diri untuk terus

berolahraga. Beliau menuturkan kisah perjalanannya dari awal

mula menjadi seorang atlet sebagai berikut:

“Pas saya di Bali itu saya mulai menyukai olahraga.

Saya melihat di sini banyak teman-teman disabilitas yang

menyukai olahraga. Macam-macam lah olahraganya.

Kemudian, dengan melihat mereka yang olahraga itu

menurut saya mereka itu sehat, percaya diri, dan dihargai

orang lain. Banyak hal positif yang saya lihat dari olahraga.

Yaudah akhirnya saya ikutan belajar.” (DVO 2020)

Page 166: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

146

Subjek DVO terus belajar dan berlatih dalam bidang

olahraga. Sampai akhirnya beliau mendapatkan tawaran untuk ikut

kejuaraan olahraga pertamanya.

“Sampai akhirnya tahun 2003 saya ditawarkan dari

sekolah untuk ikut Porcanas yang untuk pelajar, kalau

sekarang namanya Peparpenas. Itu acaranya di Ragunan,

Jakarta dan itu pertama kalinya saya ikut event seperti itu.

Waktu itu saya ikut lomba tolak peluru dan saya menang

juara II, karena pesertanya juga masih sedikit. Terus saya

mikir “wah ternyata enak juga jadi atlet. bisa pergi gratis

dan mendapatkan uang. Terus juga lebih dihargai sama

orang.” (DVO 2020)

Sejak dari situ lah Subjek DVO jadi semakin tertarik lagi

untuk menjadi seorang atlet.

“Setelah acara selesai saya balik ke Bali dan

menjalankan aktivitas seperti biasanya. Tahun 2004, saya

tanya sama guru saya kalau untuk angkat berat ada nggak

di Porcanas. Lalu kata beliau iya ada. Saya ditanyain mau

ikut cabor itu. Yaudah akhirnya saya bilang aja iya saya

mau ikut kalau memang ada. Waktu itu di Bali belum ada

yang ngirim perwakilan untuk cabor angkat berat, tapi

kalau di daerah lain sudah ada. Terus saya bilang, tahun

depan boleh dong pak saya ikut angkat berat aja…” (DVO

2020)

Subjek DVO memiliki alasan tersendiri mengapa beliau

ingin mengikuti cabang olahraga angkat berat.

“…Karena angkat berat itu saya senangi dan hobi. Saya

juga memang sering ikut latihan angkat berat. Jadi saya

bisa memanfaatkan untuk berprestasi di cabor itu. Setelah

itu saya ikut latihan lagi.” (DVO 2020)

Setelah mengikuti latihan, akhirnya Subjek DVO turut serta

untuk bertanding cabang olahraga angkat berat untuk pertama

kalinya.

Page 167: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

147

“Kemudian, pada tahun 2004 saya ikut Porcanas yang

diadakan di Palembang. Pas ikut angkat berat untuk

pertama kalinya itu saya gagal. Saya hanya masuk

peringkat ke-15. Waktu itu saya belum siap secara prestasi

dan mental karena saya baru di situ. Waktu latihan saya

semangat dan bisa angkat beban sebesar 70 kg. Tapi, pas

pertandingan saya nggak bisa karena secara mental saya

belum siap…” (DVO 2020)

Setelah selesai dari pertandingan tersebut, Subjek DVO

melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri.

“…Saya melihat orang sudah keburu down duluan.

Pulang dari situ, saya bertanya kepada hati saya sendiri

“Apa yang membuat saya gagal? Terus apa yang membuat

mereka tuh bisa sehebat itu?” Itu saya bertanya ke dalam

hati saya. Akhirnya saya cari jawabannya. Saya tanya sama

orang-orang, “Oh ternyata mereka semangat dan

latihannya keras, disiplin, serta fokus untuk mencapai itu.”

Akhirnya saya terapkan untuk diri saya sendiri. Saya

latihan di tempat-tempat fitness biasa di luar yayasan

karena saat itu peralatan di sana terbatas…”

Sesudah evaluasi diri dan menerapkan apa yang orang lain

ajarkan, beliau ikut kembali dalam pertandingan selanjutnya.

“…Jadi, waktu itu saya latihan selama 6 bulan dan

setelah itu saya berangkat ke Medan. Di sana ternyata saya

masih gagal lagi. Jadi, dua kali saya gagal. Lagi, saya

bertanya sama diri saya “Apa yang kurang dan membuat

saya gagal lagi?” akhirnya saya menemukan jawabannya

bahwa usaha saya masih kurang dan belum maksimal.

Berarti saya harus lebih giat, fokus, dan keras lagi ketika

latihan. Saya berpikir “mereka makannya nasi, saya juga

nasi. Yang membuat mereka seperti itu kan disiplin, latihan

keras.” Akhirnya saya latihan dengan keras lagi…” (DVO

2020)

Akhirnya, jerih payahnya saat itu terbayarkan dengan

mendapatkan prestasi pertamanya dalam cabang olahraga angkat

berat tersebut.

Page 168: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

148

“…Sampai tahun 2005 ada kejurnas di Bali, saya ikut

lagi. Dan baru kelihatan prestasinya dengan saya

mendapatkan perunggu. Dari situ saya belum puas juga.

Pokoknya saya harus bisa dapat emas baru saya puas.

Akhirnya saya latihan lebih keras lagi…” (DVO 2020)

Hal itu membuat Subjek DVO semakin bertambah

semangat untuk meraih cita-citanya.

“…Satu tahun kemudian, saya ikut Kejurnas lagi di Solo

tahun 2007. Itu prestasi saya naik lagi ke perak. Belum juga

saya merasa puas. Saya harus lebih tingkatkan lagi. Terus

saya lebih dekat dengan pelatih-pelatih dari daerah lain.

Saya tanya cara-cara latihannya seperti apa, makanannya

seperti apa, istirahatnya gimana. Pokoknya saya lebih

bertanya apa yang membuat mereka dapat berprestasi

seperti itu. Akhrinya saya terapkan. Dan setelah itu saya

latihan dan mempersiapkan diri lagi selama 1 tahun. Saya

ikut lagi Peparnas tahun 2008 di Kalimantan Timur dan

akhirnya saya mendapatkan medali emas untuk pertama

kalinya…” (DVO 2020)

Perjuangan dan kerja keras Subjek DVO akhirnya

membuahkan hasil. Hal itu menjadi suatu hal yang sangat berarti

baginya.

“…Menurut saya itu menjadi suatu kebanggaan yang

luar biasa bagi diri saya sendiri yang tidak bisa dinilai

dengan uang atau apapun, karena dalam proses saya ke

sana itu kan lumayan berat juga. Yang menjadi catatan saya

yaitu punya semangat hidup, kerja keras, dan jangan

menyerah dengan keadaan. Jadi, apa saja kita bisa lakukan

selama kita mau berusaha pasti ada jalannya. Jadi saya

berpikir setelah saya berbuat sesuatu oh begini jadinya.

Sudah beberapa kali saya dapat emas. Tiga tahun saya

memegang rekor nasional saat itu dan saya sempat

mengalahkan juara Asia juga di Riau untuk kelas saya.

Setelah itu saya istirahat cukup lama karena cedera yang

saya alami.” (DVO 2020)

Page 169: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

149

Pada tahun 2014, Subjek DVO membuat sebuah keputusan

untuk belajar dan mencoba latihan basket kursi roda.

“Kemudian, sekitar tahun 2014 saya pindah ke basket

dan bergabung dengan tim di sana, karena di angkat berat

ada batas usianya. Terus, kalau kita punya cedera lalu mau

lanjutin di angkat berat susah juga. Akhirnya, saya

memutuskan untuk ikut coba latihan basket tahun 2014,

belajar di situ. Awalnya saya tidak begitu senang dan

Latihannya pun juga biasa-biasa aja. Tapi, saya lihat

teman-teman kok mereka pada hebat. Akhirnya saya

berpikir kalau sesuatu yang kita lakukan agar maksimal ya

kita harus menyenangi hal tersebut. Kalau kita tidak senang

dengan apa yang ingin kita lakukan ya nantinya itu menjadi

tidak serius…” (DVO 2020)

Dari hal itu menjadikan Subjek DVO untuk terus belajar

menyukai olahraga basket.

“…Saya lebih banyak belajar gimana caranya supaya

saya senang. Karena dulu itu saya kurang senang dengan

olahraga tim. Tapi, kalau sekarang dengan basket ya sangat

senang. Kalau dapet tawaran dari cabor lain “ah di basket

saja.” Kemudian, tahun 2015, 2016, kita ada beberapa kali

ikut pertandingan di Bali namanya Bali Cup. Terus tahun

2017 dan 2018 juga ikut. Pas banget waktu itu Jakarta Swift

juga ikut main ke sana. Saya penasaran dan mau ikut ke

Jakarta…” (DVO 2020)

Akan tetapi, sebelum memutuskan untuk ikut dan

bergabung ke Jakarta Swift, beliau mempunyai beberapa

pertimbangan.

“…Tapi, pertimbangan saya ya saya bisa dapet

pekerjaan dan olahraga juga di sana. Karena takutnya kalau

di pekerjaan lain saya nggak bisa olahraga. Dengan

berolahraga kan kita bisa menjadi lebih sehat dan memiliki

banyak teman. Akhirnya saya coba berbicara dengan

Kapten Donald, “kalau ada perkerjaan di sana bisa nggak

saya ikut bergabung di Jakarta Swift? Kebetulan saya bisa

Page 170: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

150

teknisi dan memperbaiki kursi roda basket.” Pas banget

Jakarta Swift juga butuh. Ya akhirnya disetujui oleh beliau

dan diajak lah saya ke sini. Ya sekarang untuk sementara

saya bergabung dengan Jakarta Swift.” (DVO 2020)

Subjek DVO mempunyai alasannya sendiri mengapa

beliau ingin ikut dan bergabung ke Jakarta Swift.

“Jadi, sekarang di sini kenapa saya milih ke Jakarta

Swift karena mereka di sini ada pelatihnya dan programnya

juga jelas dengan tujuan saya bisa memaksimalkan

kemampuan yang saya miliki. Saya sudah mencintai basket

tapi kemampuan saya dalam bermain belum begitu bagus.

Makanya saya ke sini, karena menurut saya, saya perlu

pelatih yang dapat mengarahkan teknik dalam bermain

basket supaya pola permainan basket saya lebih baik

lagi…” (DVO 2020)

Dalam menjalankan rutinitas yang cukup padat setiap

harinya, ada kalanya manusia mengalami titik jenuh atau bosan.

Hal serupa juga dirasakan oleh Subjek DVO, tetapi beliau

mempunyai cara untuk mengatasi hal tersebut.

“Masa-masa ketika bosen itu ya saya mencoba cari

suasana baru kayak jalan-jalan ke taman atau mana gitu. Itu

salah satu hal yang saya suka juga, karena kita butuh

refreshing dan hiburan. Jangan terlalu tegang. Jangan

kegiatan terus gitu sampai lupa diri. Jangan seperti itu,

karena bagi saya bahagia itu penting. Jangan lupa senang.

Ada waktunya buat hati senang. Setelah itu baru serius lagi.

Harus ada jedanya. Kalau kita latihan terus gitu ya bosen

juga. Tidak ada jeda untuk rileks, santai, ya nanti itu jadi

jenuh juga.” (DVO 2020)

e. Tahap Kehidupan Bermakna (Penghayatan Bermakna dan

Kebahagiaan)

Tahap kehidupan bermakna bagi Subjek DVO adalah

ketika beliau bisa mengambil hikmah dari apa yang terjadinya

Page 171: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

151

padanya. Selain itu, memiliki motivasi sendiri agar dapat

merasakan penghayatan bermakna.

“Motivasi menjadi atlet kalau saya sendiri saya tidak

mau diremehkan oleh orang lain. Kedua, jangan menyerah

dengan keadaan. Dengan kita mempunyai kekurangan tapi

kita masih bisa melakukan sesuatu. Masih bisa berolahraga,

hidup sehat, bahkan berprestasi. Saya telah melewati masa-

masa sulit dan itu menjadikan saya kuat. Jadi, bisa dibilang

saya sudah terlatih mentalnya.” (DVO 2020)

Subjek DVO juga menegaskan bahwa hidup itu harus

mempunyai tujuan.

“Dalam hidup itu kita harus punya tujuan. Misalnya saya

ingin menjadi pemain terbaik. Berarti saya harus fokus

dengan itu dan caranya ya kerja keras, karena tanpa itu

nggak akan bisa. Jadi intinya untuk mencapai sebuah

keberhasilan itu ya harus kerja keras.” (DVO 2020)

Selain itu, Subjek DVO juga merasakan berbagai

perubahan setelah menjadi seorang atlet.

“Perubahan yang dirasakan setelah menjadi atlet itu saya

lebih percaya diri, fisik lebih sehat, banyak teman, dan

dihargai oleh orang lain. Pokoknya banyak hal positif yang

kita rasakan kalau kita ikut olahraga. Terus mental saya

lebih kuat.” (DVO 2020)

Sama seperti dengan Subjek HS bahwa Subjek DVO

sebelumnya juga tidak pernah terpikirkan bercita-cita sebagai

seorang atlet.

“Dulu sama sekali nggak kepikiran bisa menjadi atlet.

Nggak pernah saya bayangkan juga tinggal di Bali, pergi

ke Jawa. Ahkirnya jadi tahu GBK yang mana sebelumnya

nggak tahu. Istilahnya Tuhan membawa kita ke hal-hal

yang nggak pernah kita pikir sebelumnya menjadi nyata.

Tuhan itu baik.” (DVO 2020)

Page 172: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

152

Dan terakhir, Subjek DVO menuturkan hikmah di balik

menjadi seorang penyandang disabilitas bagi dirinya.

“Hikmah menjadi seorang disabilitas banyak sih ya.

Salah satunya di dalam kekurangan ternyata kita memiliki

kelebihan. Dulu nya saya merasa tidak bisa dan sanggup

melakukan sesuatu, ternyata tidak seperti apa yang saya

pikirkan. Ternyata banyak hal yang bisa saya lakukan yang

mungkin orang lain tidak bisa lakukan. Saya jadi

mempunyai prestasi. Misalnya saya tidak menjadi seorang

yang disabilitas mungkin saja saya menjadi orang yang

sombong dan tidak baik. Jadi, ya mental saya juga ikut

terlatih…” (DVO 2020)

Kemudian, beliau melanjutkan kembali ucapannya

tersebut.

“…Tapi, dengan saya menjadi seorang disabilitas

menjadikan saya orang yang baik, rendah hati, dan

berprestasi. Kalau saya tidak menjadi orang disabilitas

belum tentu saya menjadi pemain basket dan berprestasi di

angkat berat. Jadi, pada intinya saya bersyukur bahwa

Tuhan menciptakan kita dengan kekurangan tapi kita juga

dikasih kemampuan. Kita dikasih kekurangannya satu tapi

dikasih kelebihannya banyak. Intinya banyak yang saya

bisa lakukan dan itu kan suatu kelebihan. Sedangkan

kekurangannya satu aja yaitu nggak bisa jalan.” (DVO

2020)

C. Pandangan Penyandang Disabilitas Fisik dalam

Perspektif Kesejahteraan Sosial Islam (Islamic Social

Work)

Pandangan penyandang disabilitas dalam perspektif

Kesejahteraan Sosial Islam (Islamic Social Work) ini terbagi

menjadi dua yaitu pertama cara kita memandang penyandang

disabilitas fisik dan yang kedua cara penyandang disabilitas fisik

dalam memandang diri mereka sendiri.

Page 173: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

153

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa cara pandang yang

pertama yaitu berasal dari pelatih basket kursi roda dalam

memandang atlet disabilitas daksa. Dan yang kedua yaitu berasal

dari pandangan ketiga atlet disabilitas daksa itu sendiri dalam

memandang dirinya sendiri.

1. Cara Memandang Penyandang Disabilitas Fisik

Hasil penelitian dari cara memandang penyandang

disabilitas fisik ini berasal dari pandangan Subjek SN sebagai

pelatih basket kursi roda di Jakarta Swift. Subjek SN baru

berkecimpung sebagai pelatih basket kursi roda sejak tahun 2019.

Subjek SN mengaku bahwa ia menjadi lebih mengenal teman-

teman penyandang disabilitas fisik dan mengetahui lebih dalam

tentang mereka sejak menjadi pelatih mereka. Awal menjadi

pelatih bagi atlet basket kursi roda, ia merasa kebingungan.

Namun, dengan berjalannya waktu ia dapat memahami karakter

para penyandang disabilitas fisik. Sehingga ia dapat melatih para

atlet basket kursi roda seperti atlet basket pada umumnya.

Sebagaimana yang beliau ungkapkan:

“Awal masuk Jakarta Swift, saya, nggak bisa “keras”

dikit, saya bingung, karena merasa kasihan. Tapi, sekarang

mah udah tahu jadi nggak ada kasihan. Jadi dengan saya

melatih tim-tim saya yang dulu itu dan sekarang melatih di

Jakarta Swift ya sama. Kalau udah capek ya capek, kalau

mau hajar ya hajar. Itu kenapa tujuannya? Mungkin

menurut orang lain mereka berpikir “udah gila tuh pelatih”.

Istilah kasarnya “orang udah cacat masih aja disiksa”. Tapi

itu menurut saya sebagai bentuk tidak membeda-bedakan,

semuanya sama. Justru kalau ada Kapten Donald dateng itu

lebih “gila” lagi latihannya.” (SN 2019)

Page 174: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

154

Sejak menjadi pelatih basket kursi roda, Subjek SN

berusaha untuk dekat dan mengenal masing-masing karakter para

atlet binaan nya. Seperti pandangan beliau mengenai kepribadian

Subjek EJ, yaitu:

“Walaupun dengan disabilitas, tetapi Subjek EJ tetap

bisa menerobos kegiatan-kegiatan yang mungkin orang

awam berpikiran tidak mungkin bisa terjadi. Tapi, Subjek

EJ bisa menerobos hal-hal yang mungkin dipikiran orang-

orang seperti kita tidak bisa lakukan. Tapi, dia bisa

melakukannya. Nah itu lah hikmah tersendiri di balik

disabilitas. Dan ternyata disabilitas ini bukan semata-mata

bisa menghentikan harapan hidup seseorang. Ya mereka

menganggap walaupun mereka nggak bisa berjalan, ya

hidup itu nggak berakhir gitu aja. Gitu sih.” (SN 2019)

Kemudian, Subjek SN mengingat suatu kejadian yang

terjadi padanya bersama Subjek EJ, yakni:

“Kayak waktu itu, saya pergi ke bandara sama Subjek

EJ, dia lift nya kelewat. Terus saya challenge dia untuk naik

eskalator berani nggak. Terus kata dia “ah cuma eskalator.”

Akhirnya dia naik eskalator pakai kursi roda. Saya tanyain

“mau dipegangin nggak kursinya?” Kata dia “nggak usah.”

Dan ternyata dia bisa dong.” (SN 2019)

Sebelum bergabung menjadi pelatih di Jakarta Swift,

Subjek SN belum mengetahui lebih banyak tentang penyandang

disabilitas fisik terutama penyandang paraplegia. Bahkan ia

mengaku pernah memiliki pemikiran yang menurutnya cukup

sadis. Seperti yang beliau ceritakan:

“Sebelum saya mengenal teman-teman disabilitas

terutama yang paraplegia ya saya berpikiran cukup sadis

“kita kan sama, kenapa mereka diprioritaskan.” Tapi,

semenjak saya bergabung ke Jakarta Swift dan kenal

mereka, saya jadi tahu bahwa mereka yang paraplegia itu

memang betul-betul harus diprioritaskan karena

Page 175: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

155

taruhannya nyawa. Jadi, ya gitu saya lebih

memprioritaskan kesehatan mereka juga.” (SN 2019)

Menurut Subjek SN, perspektif negatif masyarakat

terhadap kaum penyandang disabilitas juga mulai berubah

terutama ketika diselenggarakannya Asian Para Games 2018 lalu

di Indonesia. Berikut ungkapan beliau:

“Stigma masyarakat juga sedikit-sedikit berubah sih.

Sebenernya menurut saya, beruntungnya itu semenjak

Indonesia menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018.

Jadi, mindset orang pribadi, perusahaan, pemerintah

berbalik kepada teman-teman disabilitas. Sekarang banyak

juga, perusahaan-perusahaan professional yang terima. Ya

kalau emang “lo bisa bekerja, walaupun pake kursi roda.

Why not?” kalau otaknya cerdas ya kenapa enggak?

Gitu…” (SN 2019)

Kemudian, beliau meneruskan ungkapannya mengenai

keadaan para penyandang disabilitas sebelum hal itu terjadi.

“…Dan kalau dulu kan yang saya dapet dari teman-

teman disabilitas sebelum ada Asian Para Games, orang

yang punya keluarga disabilitas kadang malu untuk dibawa

keluar atau ke mana-mana gitu kayak “udah lu di rumah

aja” malah yang membuat saya lebih miris itu ada yang

dipasung. Tapi, semenjak adanya Asian Para Games

semuanya berubah dan terbuka. Ya walaupun sampai

sekarang belum benar-benar disamaratakan. Tapi,

Indonesia tiap tahunnya lebih better lah, lebih aware

terhadap teman-teman disabilitas.” (SN 2019)

Selanjutnya, Subjek SN mengungkapkan bahwa GOR

tempat para atlet basket kursi roda berlatih juga mulai

memperhatikan fasilitas untuk mereka.

“GOR Orion tempat kita biasa latihan aja sampai

support kita loh. Pihak manajemen mereka mau bikin toilet

yang ramah untuk teman-teman disabilitas kursi roda. Nah,

Page 176: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

156

makanya kalau toilet yang belum ramah untuk teman-

teman disabilitas yang memakai kursi roda, jadinya ya

memakai pampers. Walaupun ada toilet, tapi kan kalau

untuk teman-teman disabilitas kursi roda harus ada track

nya dan muat masuk ke toilet tersebut. Orion udah seperti

base camp kita. Kalau kita mau ada acara pasti ngumpulnya

di sana, karena kan mereka tempatnya luas dan bis yang

menjemput untuk teman-teman disabilitas bisa masuk ke

sana.” (SN 2019)

Dengan menjadi pelatih tim atlet basket kursi roda,

membuat Subjek SN merasa termotivasi dari mereka.

“Yang bisa dicontoh dari teman-teman Jakarta Swift ini

adalah semangatnya. Menurut saya, sekarang bukan

saatnya kita yang berdiri tegak menunjuk-nunjuk mereka

yang disabilitas untuk memotivasi mereka. Tapi, mereka

yang memotivasi kita, walaupun mereka nggak ada maksud

untuk menggurui. Tapi, dengan kita berbaur, kalau saya

sendiri jadi kalau bekerja ya jadi nggak malas-malasan.

Yang memiliki kebutuhan istimewa aja masih semangat

banget. Kita yang dikasih kesempatan berjalan dengan

baik, bergerak dengan baik, kenapa harus malas-malasan?”

(SN 2019)

Menurut Subjek SN, Pemerintah pun juga mulai

memperhatikan fasilitas umum yang dibutuhkan untuk para

penyandang disabilitas fisik. Seperti yang diungkapkannya, yakni:

“Kalau infrastruktur untuk teman-teman disabilitas ya

makin oke lah kayak di Jakarta sekarang kan terbagi dua

jalur bus transjakarta yang di jalur sama bukan jalur. Yang

bukan di jalur tapi jalan biasa yang oren-oren itu kan buat

teman-teman disabilitas. Karena salah satu teman kita ada

yang kerja di Kemenhub dan dia jelasin kalau itu bis nya

namanya lower deck jadi bisa diturunin sampai ke rata

tanah. Dan sekarang JPO juga udah banyak yang pake lift.”

(SN 2019)

Page 177: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

157

Selain itu, dengan adanya komunitas Jakarta Swift

Wheelchair Basketball ini, Subjek SN berharap ini bisa menjadi

wadah bagi para penyandang disabilitas untuk saling belajar dan

mengembangkan potensi olahraganya.

“Ya mungkin salah satu perwakilan olahraga ini

merupakan perwakilan buat temen-temen disabilitas yang

membuat “gue nggak beda sama elu.” Untuk basket kursi

roda sendiri udah ada dua. Yang pertama ya kita Jakarta

Swift wheelchair basketball dan kita punya sahabat

komunitas juga untuk basket teman-teman tuli. Mereka

memang mainnya berdiri, tapi mereka tuli. Nah itu,

namanya Deaf basketball. Mereka mainnya pake bahasa

isyarat. Jadi, pake kode-kode gitu pas main. Kita kan sama-

sama suka basket, sama-sama disabilitas jadi kita

memperjuangkan hak biar disabilitas tuh tidak dibeda-

bedakan. Kita kemarin belajar latihan bareng sama Deaf,

karena kita pengin tahu pola komunikasi mereka.” (SN

2019)

Dan Subjek SN juga berharap bahwa Pemerintah dapat

berlaku adil dan menyamaratakan hak bagi para atlet disabilitas.

“Mungkin dari Pemerintah untuk menyamarakatan

teman-teman disabilitas dan olahraga disabilitas ini masih

on the way belum 100% dan belum sampai ke goals nya.

Menurut saya, nggak cukup hanya menyediakan pelatih,

atlet dikasih tempat tinggal di hotel, dan lain-lain. Itu nggak

cukup sih, karena yang dibutuhkan kan pengasahan skill

dan mental. Jadi, masih banyak pr nya lah.” (SN 2019)

Kemudian, Subjek SN meneruskan ungkapan opininya

mengenai olahraga disabilitas di Indonesia.

“Kita cuma latihan di dalam kandang aja, kita nggak

tahu dunia luar ya gimana. Kalau kita try out ke luar kan itu

bukan cari kemenangan. Justru kalau dari kekalahan itu

yang kita review dan apa yang kurang. Kalau di dalam aja

apa yang mau di-review, bingung kan. Jadi nggak seolah-

olah hanya beli kursi yang mahal, dikasih lapangan bagus,

Page 178: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

158

makananan yang baik. Tapi, kan menurut saya mengasah

mental penting juga dan review dari pelatih penting juga.

Karena kalau kita nggak pernah uji tanding ke luar apa yang

mau kita bahas, kita review, dan kita tekankan dari sisi

pelatih, kayak gitu sih.” (SN 2019)

Subjek SN mempunyai sebuah rencana untuk mengenalkan

olahraga disabilitas basket kursi roda ke masyarakat umum

terutama para pencinta basket.

“Saya sekarang mau nyoba membawa Jakarta Swift ini

sebagai salah satu “senjata” merubah mindset pencinta

basket di Indonesia. Walaupun iya ini olahraga untuk

disabilitas, tapi saya ingin merubah mindset bahwa

wheelchair basketball ini sekarang bukan hanya untuk

temen-temen kita yang disabilitas aja. Contohnya saya.

Saya sudah menganggap wheelchair basketball ini sebagai

olahraga yang bisa dinikmati semua orang. Ya anggap aja

ini olahraga basket cuma ini adalah sub olahraga dari

basket yang dibantu dengan alat. Jadi sekarang, kita juga

punya misi merubah mindset ini bukan olahraga semata-

mata untuk disabilitas loh, tapi semua bisa menikmati...”

(SN 2019)

Kemudian, Subjek SN melanjutkan pembicaraannya

mengenai rencananya tersebut.

“…Nah itu dibuktikan dengan mulai tahun 2020 kita

akan ke sekolah-sekolah, kita akan bekerja sama dengan

sekolah-sekolah untuk menawarkan program kita di sana.

Jadi, kan sekarang mindset nya kadang mungkin ada orang

tua yang sempat saya ketemu, mindset nya begitu anaknya

pengin nyoba wheelchair basket terus dilarang sama orang

tuanya. Katanya “eh jangan-jangan emang, maaf, kamu

cacat naik-naik kursi roda.” Nah, saya pengin merubah

mindset yang seperti itu. Ini bukan hanya untuk teman-

teman disabilitas. Tapi, ya ini olahraga kayak “elu dibantu

sama alat aja.” Kayak gitu sih.” (SN 2019)

Page 179: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

159

2. Cara Penyandang Disabilitas Fisik Memandang Dirinya

Hasil penelitian dari pandangan penyandang disabilitas

fisik dalam memandang dirinya sendiri dalam perspektif

Kesejahteraan Sosial Islam (Islamic Social Work) berasal dari

ketiga informan utama yaitu Subjek EJ, HS, dan DVO, yakni

sebagai berikut:

• Pandangan Pertama yaitu ketika para subjek mendapatkan

bimbingan dan social support untuk menjadi pribadi yang

mandiri dan tangguh.

Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Subjek EJ di mana

beliau adalah seorang penyandang disabilitas fisik sejak kecil dan

sudah mendapatkan nasihat-nasihat dari orang tuanya sehingga

beliau dapat menerima keadaan fisiknya dari usia dini, yakni

sebagai berikut:

“Karena saya kan disabilitas dari usia 10 bulan jadi bisa

lebih menerima keadaan seperti ini lebih dulu yaitu pada

masa kecil. Dari kecil orang tua saya selalu memberi

nasihat-nasihat seperti menyuruh kita mandiri, harus bisa

dan tahu batas kemampuan kita sampai mana. Jangan

pernah menyamakan seseorang dengan orang lain. Itu

sudah diajarkan oleh orang tua saya dari sejak kecil.

Mungkin didikan orang tua juga berpengaruh kali, ya.” (EJ

2019)

Berkat nasihat-nasihat yang didapatkan dari orang tuanya,

membuat Subjek EJ terbiasa melakukan aktivitasnya secara

mandiri.

“Kegiatan sehari-hari saya memang harus menggunakan

kedua tangan. Bisa dibilang fisik saya terbentuk karena

aktivitas sehari-hari ya. Sebelum saya jadi atlet kegiatan

saya itu kan naik turun tangga harus pakai tangan, karena

Page 180: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

160

kamar saya itu di lantai dua. Jadi, apa-apa saya harus ke

atas.” (EJ 2019)

Selanjutnya, bagi Subjek HS yang mengalami disabilitas

fisik saat usia dewasa dan karena faktor kecelakaan motor

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menerima

keadaannya. Subjek HS merasa sangat terbantu ketika tinggal di

panti dan bertemu dengan teman-teman disabilitas lainnya.

Sebagaimana yang Subjek HS ungkapkan sebagai berikut:

“Program Pemerintah sangat bagus dengan diadakannya

panti untuk teman-teman disabilitas yang memakai kursi

roda ini. Karena dengan adanya panti ini jadi sangat

membantu mental dan pikiran kita. Untuk beradaptasi,

awalnya kita ngobrol dengan sesama sampai menemukan

titik ikhlas. Untungnya sih dengan warga sini tidak

membedakan. Warga sini juga sudah menganggap kita nih

bukan disabilitas. Di situ lah yang membuat kami menjadi

lebih kuat, karena warga sini tidak membeda-bedakan.

Misalnya kayak “karena lo disabilitas ya lo jadi dikasihani”

itu nggak ada. Jadi, itu secara tidak langsung memberikan

mental kita lebih kuat lagi. Kita memandangnya lebih ke

arah positif.” (HS 2019)

Subjek HS juga percaya bahwa ia adalah orang pilihan

yang tepat bagi Tuhan, karena dapat menerima dan menghadapai

ujian yang diberikan-Nya.

“Dan akhirnya saya berpikir, mungkin tuh Tuhan yang

baik. Jadi, saya berpikir saya sebagai orang pilihan yang

bisa menyanggupi dan menghadapi berbagai cobaan dari-

Nya. Jadi, ya mau gimana lagi. Lambat laun sampai

akhirnya saya menemui titik ikhlas. Walaupun ikhlas itu

sangat berat kita lakukan. Tapi, dengan berjalannya waktu

yang kita lalui dan berbaur dengan teman-teman di sini

akhirnya baru bisa menerima dengan benar-benar ikhlas.

Artinya ikhlas ya bisa menerima.” (HS 2019)

Page 181: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

161

Sedangkan, hal yang sama dengan Subjek EJ juga

dirasakan oleh Subjek DVO. Ia mengalami disabilitas fisik sejak

kecil. Dan Subjek DVO beruntung, karena memiliki orang tua dan

keluarga yang terus memberikan dukungan dan nasihat kepadanya

dalam menjalani kehidupannya. Seperti yang Subjek DVO

ceritakan, yakni:

“Kalau dengan keluarga sih nggak ada masalah ya

malah mereka support. Semua keluarga saya ya sayang

sama saya. Tanpa mereka saya tidak bisa seperti sekarang

menjadi orang yang kuat. Jadi, untuk menjadi orang hebat

itu perlu orang lain juga yang bisa memberikan kita

motivasi dan dukungan. Social support saya ya orang tua

saya terutama bapak. Memang dari kecil kalau bapak tuh

lebih tenang, penuh nasihat, dan solusi. Ibu juga tapi lebih

banyak ke bapak. Kalau lagi ada masalah lebih banyak

cerita ke bapak.” (DVO 2020)

Selain mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari orang

tuanya, Subjek DVO juga dekat dengan kakak-kakaknya.

“Saya juga dekat sama kakak perempuan saya yang ke-

4. Kalau lagi ada masalah kadang-kadang ceritanya ke dia.

Kalau kakak laki-laki yang nomor 2 itu juga dekat. Itu

mereka selalu menelfon dan mendoakan. Kakak yang laki

itu memang aktif kerohanian, kalau lagi punya masalah

perlu solusi dan jalan, sering cerita ke dia dan minta doa.”

(DVO 2020)

• Pandangan Kedua adalah ketika para subjek dapat menghadapi

dan mengatasi permalasahan yang terjadi padanya dan berhasil

menemukan makna hidup bagi diri mereka.

Ketika mengalami suatu masalah, Subjek EJ mempunyai

cara tersendiri dalam menghadapinya, yakni:

“Kadang sesekali saya merasakan down atau yang lain.

Tapi, di balik itu saya mengambil kesimpulannya. Saya

Page 182: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

162

berpikir kembali dengan jernih bahwa tidak mungkin kita

selalu ada dalam kondisi seperti itu. Setiap masalah pasti

ada jalan solusinya. Ya setidaknya kita sudah berusaha

sampai batas ini. Kalau hasilnya cuma seperti itu ya terima

aja. Yang penting kita sudah berusaha sampai batas kita.

Jadi, tidak selamanya kita berada di posisi itu. Yakinlah

seperti itu selama kita berusaha. Yang jelas, Tuhan selalu

memberi cobaan tidak seberat apa yang kita bayangkan.

Saya selalu berpikiran seperti itu sih, karena masih bisa

saya atasi. Prinsip itu yang membuat saya bisa bertahan

hidup.” (EJ 2019)

Kemudian, mengenai makna hidup bagi Subjek EJ sendiri

adalah:

“Makna hidup itu sesuatu yang sangat berharga ya.

Biarpun kita sebagai orang disabilitas ya kita harus

mensyukuri, karena masih bisa diberi nafas untuk

menghirup oksigen. Sepahit-pahitnya hidup kita, hidup itu

masih tetap menyenangkan. Menurut saya seperti itu.

Biarpun saya lahir sebagai seorang disabilitas, tapi saya

merasa bersyukur masih bisa berkegiatan sendiri.” (EJ

2019)

Selanjutnya, bagi Subjek HS hal terpenting yang perlu

dilakukan dalam menghadapi masalah yaitu harus bersikap tenang

terlebih dahulu. Sebagaimana yang diungkapkannya:

“Ketika ada masalah, saya menyikapinya dengan

berusaha tenang. Beda dengan dulu sewaktu saya masih di

rumah. Dulu waktu di rumah saya nggak bisa tenang. Tapi,

sekarang sudah di panti saya bisa menenangkan diri. Ya

paling tidak kita merenung dulu. Kita merenungi dan

berpikiran panjang. Kalau kita melakukan ini, nanti akan

terjadi ini. Harus benar-benar tenang dan jangan emosi.”

(HS 2019)

Kemudian Subjek HS memberikan pandangannya

mengenai arti makna hidup bagi dirinya.

Page 183: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

163

“Makna hidup menurut saya itu apapun yang kita

jalankan harus ber-positive thinking. Dan tujuan hidup saya

saat ini yaitu berusaha dan berbuat amal kebaikan. Harta

bisa kita cari, tapi untuk kebaikan sangat susah kita cari.

Kita sudah ada niat baik sama orang lain nih, tapi terkadang

kan godaan setan ada aja. Berbagai cara setan mengganggu

kita. Itu yang sangat sulit dihindari “bisikan-bisikan setan”

seperti itu.” (HS 2019)

Setelah itu, cara menghadapi dan mengatasi masalah yang

dilakukan oleh Subjek DVO adalah sebagai berikut:

“Kalau hambatan atau masalah mah ada aja ya yang

dirasakan namanya juga hidup. Cara menyikapinya itu ya

saya sabar dan berpikir. Apa sih masalahnya dan mencoba

mencari solusinya. Kalau ada masalah itu yang pertama

harus tenang jangan terlalu emosi atau buru-buru. Saya

pikir setiap masalah pasti ada jalannya. Yang terpenting

kita harus tenang terlebih dulu. Kemudian, baru cari

solusinya, karena nanti pasti ada jalan keluarnya.” (DVO

2020)

Dan makna hidup bagi Subjek DVO adalah suatu proses

yang terjadi dalam kehidupannya. Seperti yang beliau ceritakan

sebagai berikut:

“Makna hidup menurut saya semuanya proses ya. Proses

itu lebih penting karena dengan kita berproses, kita lebih

banyak belajar hal. Untuk menjadi orang yang lebih kuat,

lebih bijak, menjadi lebih baik itu butuh suatu proses.

Bahkan untuk menjadi orang yang memiliki prestasi itu

juga butuh proses. Nggak ada yang namanya instan tiba-

tiba bisa berprestasi gitu. Pasti kan orang itu berproses

dulu. Dia harus belajar untuk mencapai prestasi yang

diinginkannya. Makanya saya lebih senang belajar dari

proses. Kalau kita melewati suatu proses kita jadi terlatih

gitu. Mental kita menjadi lebih kuat.” (DVO 2020)

Page 184: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

164

• Pandangan Ketiga ialah ketika para subjek menyadari

kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Kemudian

mengasahnya sehingga membuktikan bahwa para penyandang

disabilitas juga dapat berprestasi.

Seperti yang diungkapkan pada Subjek EJ (h.161) bahwa

fisiknya sudah terbentuk sebelum menjadi atlet, karena aktivitas

fisik yang dilakukannya setiap hari. Selain itu, Subjek EJ juga

mempunyai hobi mencoba hal-hal baru yang membutuhkan tenaga

ekstra. Oleh karena itu, Subjek EJ merasa bahwa dirinya cocok

menjadi atlet. sebagaimana yang Subjek EJ ceritakan:

“Awal main basket kursi roda itu banyak mengalami

kesulitan. Apalagi kita generasi pertama. Selain basket,

olahraga lain yang saya bisa tapi yang nggak serius ya itu

bisa berenang. Itu saya belajar renang diajarin sama teman.

Dia ngajarin saya dasar-dasarnya seperti apa terus saya

ikutin kata-kata dia. Jadi, waktu itu saya belajar dan

fokusnya ke floating. Tapi memang karena punya jiwa

basket kali ya jadi saya suka aktivitas-aktivitas baru.

Kadang saya suka sesuatu seperti ninja warriors gitu. Suka

yang manjat-manjat. Makanya suka nyoba alat-alat baru

yang belum pernah dicoba di tempat gym. Mungkin itu

sebuah hobi saya makanya saya cocok jadi atlet.” (EJ 2019)

Sedangkan, bagi Subjek HS, ia mengikuti berbagai

pelatihan yang ada di panti tempat tinggal nya itu. Subjek HS

memfokuskan salah satu dari pelatihan tersebut yaitu olahraga

bulutangkis kursi roda. Berkat kegigihannya dalam pelatihannya

itu, Subjek HS pun sudah mengikuti berbagai kejuaraan.

“Jadi, di sini itu ya yang tadi saya bilang awalnya itu ada

berbagai macam pelatihan, salah satunya olahraga. Jadi,

sebelumnya kan saya atlet badminton, Di bulu tangkis saya

sudah lumayan memiliki prestasi. Waktu itu saya sempat

mendapatkan medali perak dan perunggu. Medali perak

Page 185: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

165

untuk single player pada Peparda Bekasi. Medali perunggu

untuk double player pada Peparda Bogor. Tahunnya saya

lupa. Jadi, saya sudah sekitar tujuh tahun menjadi atlet.”

(HS 2019)

Dari hal tersebut, membuat Subjek HS tidak menyangka

bahwa hikmah di balik menjadi seorang penyandang disabilitas, ia

dapat mengasah skill nya dalam bidang olahraga dan

menjadikannya sebagai seorang atlet serta berprestasi. Seperti

yang Subjek HS ungkapkan yakni:

“Waktu saya normal ya nggak ada pikiran dan cita-cita

mau jadi atlet. Dengan seiring berjalannya waktu, saya jadi

berpikir mungkin inilah hikmahnya saya menjadi seorang

disabilitas. Saya bisa menjadi atlet bulu tangkis dan basket.

Dengan keadaan saya yang disabilitas ini saya beranggapan

kalau saya sebagai orang pilihan Tuhan yang bisa dan

sanggup menerima cobaan seperti ini dari-Nya. Ya itu lah

yang membuat saya bisa berpikir seperti sekarang ini. Saya

tanamkan kepada diri saya sendiri untuk saat ini. Beda

dengan saya pada masa lalu itu di mana saya belum bisa

menerima keadaan.” (HS 2019)

Selanjutnya, bagi Subjek DVO mengalami disabilitas fisik

tidak menjadikannya sebagai kelemahan. Bahkan Subjek DVO

merupakan salah satu siswa yang berprestasi saat sekolah, baik di

bidang akademik maupun non akademik. Prestasinya yang paling

menonjol adalah di bidang olahraga angkat besi. Subjek DVO

sudah cukup banyak mengikuti kejuaraan dan membawa pulang

medali.

“Karena angkat berat itu saya senangi dan hobi. Saya

juga memang sering ikut latihan angkat berat. Jadi saya

bisa memanfaatkan untuk berprestasi di cabor itu. Setelah

itu saya ikut latihan lagi. Sampai tahun 2005 ada kejurnas

di Bali, saya ikut lagi. Dan baru kelihatan prestasinya

dengan saya mendapatkan perunggu. Dari situ saya belum

Page 186: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

166

puas juga. Pokoknya saya harus bisa dapat emas baru saya

puas. Akhirnya saya latihan lebih keras lagi…” (DVO

2020)

Hal itu membuat Subjek DVO semakin bertambah

semangat untuk meraih prestasi yang lebih gemilang.

“…Satu tahun kemudian, saya ikut Kejurnas lagi di Solo

tahun 2007. Itu prestasi saya naik lagi ke perak. Belum juga

saya merasa puas. Saya harus lebih tingkatkan lagi. Terus

saya lebih dekat dengan pelatih-pelatih dari daerah lain.

Saya tanya cara-cara latihannya seperti apa, makanannya

seperti apa, istirahatnya gimana. Pokoknya saya lebih

bertanya apa yang membuat mereka dapat berprestasi

seperti itu. Akhrinya saya terapkan. Dan setelah itu saya

latihan dan mempersiapkan diri lagi selama 1 tahun. Saya

ikut lagi Peparnas tahun 2008 di Kalimantan Timur dan

akhirnya saya mendapatkan medali emas untuk pertama

kalinya.” (DVO 2020)

Lalu, Subjek DVO mengungkapkan rasa syukurnya

menjadi seorang penyandang disabilitas.

“Dengan saya menjadi seorang disabilitas menjadikan

saya orang yang baik, rendah hati, dan berprestasi. Kalau

saya tidak menjadi orang disabilitas belum tentu saya

menjadi pemain basket dan berprestasi di angkat berat.

Jadi, pada intinya saya bersyukur bahwa Tuhan

menciptakan kita dengan kekurangan tapi kita juga dikasih

kemampuan. Kita dikasih kekurangannya satu tapi dikasih

kelebihannya banyak. Intinya banyak yang saya bisa

lakukan dan itu kan suatu kelebihan. Sedangkan

kekurangannya satu aja yaitu nggak bisa jalan.” (DVO

2020)

• Pandangan Keempat adalah ketika para subjek memiliki

kepekaan emosional dan sifat kepedulian terhadap orang lain.

Bagi Subjek EJ setelah ia bergabung ke dalam tim Pelatnas

dan mewakili cabang olahraga basket kursi roda pada Asian Para

Page 187: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

167

Games 2018 lalu, ia memilih untuk keluar dari tim Pelatnas dan

memilih latihan rutin dengan teman-teman Jakarta Swift lainnya.

“Setelah saya keluar dari Pelatnas, saya kepengin cari

kesempatan di sini untuk membantu teman-teman

disabilitas yang baru mengenal basket kursi roda. Dan

tujuan hidup saat ini, saya mencoba berbagi pengalaman

yang sebisa mungkin saya dapat. Lebih cenderung kepada

teman-teman disabilitas hal-hal yang positif dan saling

support. Biar hidup kita lebih bermakna.” (EJ 2019)

Kemudian, sifat kepedulian dan kebaikan yang dimiliki

oleh Subjek HS ditunjukkannya dengan cara membantu sesama

teman-teman atletnya. Hal itu diungkapkan langsung oleh sang

pelatih yakni Subjek SN, sebagai berikut:

“Subjek HS ini sekarang bisa bantu temen-temen loh,

karena kan ada temen kita yang kalau misalnya mau latihan

harus diangkat gitu kan jadinya pakai grab car dan

ditemenin sama saudaranya gitu. Tapi, sekarang Subjek HS

bantu dateng ke rumahnya, ya antar jemput lah. Jadi,

menurut saya itu hal yang bagus. Selain skill olahraganya

muncul, juga timbul rasa kekeluargaannya.” (SN 2019)

Mendengar pernyataan dan pujian dari sang pelatih, Subjek

HS pun memberikan tanggapannya.

“Ya kita sesama teman kan harus saling bantu ya, saling

bercanda juga. Nggak ada kita yang saling marah gitu. Lagi

pula, saya naik motor custom gini lewat jalur busway aja

diperbolehkan (hahaha). Nah, ini kita punya SIM tersendiri

yaitu SIM D (memperlihatkan SIM D miliknya). Jadi, SIM

D ini memang khusus untuk disabilitas dan bisa dipakai

untuk motor serta mobil.” (HS 2019)

Dan yang terakhir yaitu Subjek DVO. Ia memiliki

kepekaan emosional dan semangat juang yang tinggi ketika

membela hak nya untuk mendapatkan pendidikan yang setara di

Page 188: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

168

SMA Negeri. Berkat kerja kerasnya untuk menggapai hal itu, ia

pun berhasil diterima di sekolah negeri yang diinginkan. Hal

tersebut dilakukannya agar ia dan teman-teman penyandang

disabilitas lainnya memiliki hak yang sama dalam pendidikan dan

tidak dibeda-bedakan.

“Jadi, usaha saya untuk sekolah di negeri itu bisa

dibilang berhasil. Saya berpikir itu bukan hanya untuk diri

saya sendiri aja, tapi supaya teman-teman disabilitas yang

lain bisa merasakan dan diberi kesempatan untuk sekolah

di negeri atau umum. Itu terbukti karena setelah saya lulus

itu ada teman disabilitas perempuan yang diterima di

sekolah saya tersebut dan sudah ada aksesnya. Jadi bukan

hanya untuk saya aja, tapi juga bermanfaat bagi teman-

teman disabilitas yang lain. Kemudian sekolah di dekat

yayasan saya juga sudah menerima untuk teman-teman

disabilitas setiap tahunnya.” (DVO 2020)

Page 189: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

169

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan membahas hasil temuan

penelitian yang sudah dijabarkan dalam bab IV yaitu

Kebermaknaan Hidup Pada Atlet Disabilitas Daksa. Dalam

pembahasan ini peneliti akan mengaitkannya dengan kerangka

berpikir yang telah disusun sebelumnya dalam bab II. Kerangka

berpikir itu mendeskripsikan berupa tahapan-tahapan yang perlu

dilalui oleh setiap individu untuk menemukan kebermaknaan

hidup baginya.

Untuk dapat mengetahui proses pencapaian kebermaknaan

hidup pada atlet disabilitas daksa tersebut, peneliti menggunakan

Teori Proses Pencapaian Kebermaknaan Hidup yang dikemukakan

oleh Bastaman (1996). Dilihat dari penjelasan bab sebelumnya

bahwa proses pencapaian kebermaknaan hidup pada atlet

disabilitas daksa itu terdiri dari lima kelompok yaitu 1) Tahap

Derita (Peristiwa tragis dan Penghayatan tanpa makna); 2) Tahap

Penerimaan Diri (Pemahaman diri dan Pengubahan sikap); 3)

Tahap Penemuan Makna Hidup (Penemuan makna dan Penentuan

tujuan hidup; 4) Tahap Realisasi Makna (Keikatan diri, Kegiatan

terarah, dan Pemenuhan makna hidup); dan 5) Tahap Kehidupan

Bermakna (Penghayatan bermakna dan Kebahagiaan). Berikut ini

hasil analisis temuan lapangan mengenai proses pencapaian

kebermaknaan hidup pada atlet disabilitas daksa basket kursi roda

di Jakarta Swift Wheelchair Basketball yang di bawah naungan

NPC DKI Jakarta.

Page 190: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

170

A. Pembahasan Proses Pencapaian Kebermaknaan Hidup

Proses awal dari keberhasilan dalam pencapaian

kebermaknaan hidup pada ketiga informan adalah dimulai dari

adanya fakor penyebab yang menjadikan mereka sebagai

penyandang disabilitas daksa bukan bawaan lahir. Dari faktor

penyebab itu yang memicu mereka untuk melewati tahapan demi

tahapan sampai akhirnya mereka dapat mengambil hikmah dari

apa yang sudah dialami. Kemudian, atas hikmah tersebut membuat

mereka dapat mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimiliki

sehingga dapat mencapai dan mengembangkan kehidupan

bermakna serta meraih kehidupan yang lebih baik.

1. Tahap Derita (Peristiwa Tragis, Penghayatan Tanpa

Makna)

a. Peristiwa Tragis

• Identifikasi Gagasan Peristiwa Tragis

Tabel 5.1

Identifikasi Gagasan Peristiwa Tragis

Subjek EJ Subjek HS Subjek DVO

Terlahir dalam

keadaan normal,

namun saat usia

bulan 10 terserang

penyakit infeksi

virus poliomyelitis

yang menyebabkan

kedua kakinya

tidak dapat

digerakkan lagi. Itu

merupakan sebuah

kejadian di luar

Terlahir dan besar

dalam keadaan

normal sampai usia

dewasa, namun

peristiwa nahas

harus terjadi

padanya yaitu

kecelakaan motor.

Dari kecelakaan

tersebut berakibat

pada cedera dan

terputusnya saraf

tulang belakang

Terlahir dan besar

dalam keadaan

normal sampai usia

5 tahun. Namun,

pada saat usianya

itu, Subjek DVO

mengalami

penyakit infeksi

virus poliomyelitis

yang menyebabkan

kondisi tubuhnya

melemah dan

kedua kaki yang

Page 191: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

171

dugaan yang mesti

dihadapi.

Lumbal 3 – 4. Itu

merupakan suatu

peristiwa tragis

yang tidak terduga

dan harus

dihadapinya.

tidak bisa

digerakkan lagi.

Dan itu merupakan

suatu hal yang

nyata terjadi dan

mesti dihadapi.

• Deskripsi Gagasan Peristiwa Tragis

Peristiwa tragis menurut Bastaman (dilihat pada bab II

h.39) yang terjadi pada ketiga informan adalah dua dari ketiga

informan mengalami suatu penyakit infeksi virus poliomyelitis

sejak kecil dan satu informan mengalami kecelakaan motor saat

sudah dewasa yang kemudian menyebabkan mereka menjadi

seorang penyandang disabilitas daksa.

Hasil penelitian pada Subjek EJ dan Subjek DVO

menunjukkan bahwa pada umumnya siapapun dapat merasakan

penyakit demam tinggi dan mengira bahwa penyakit itu dapat

disembukan. Penanganan yang dilakukan secara tidak tepat dapat

berakibat fatal, seperti yang terjadi pada Subjek EJ dan Subjek

DVO. Hal itu juga didukung dengan belum meratanya

infrastruktur seperti pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)

ataupun rumah sakit (rs) dan tenaga medis seperti dokter di tempat

tinggal mereka pada masa tersebut. Hal tersebut yang menjadi

salah satu faktor awal Subjek EJ dan Subjek DVO akhirnya

menjadi penyandang disabilitas daksa.

Berbeda dengan Subjek EJ dan Subjek DVO, peristiwa

tragis yang menimpa Subjek HS adalah terjadinya kecelakaan

motor pada tahun 2010 dan saat itu usianya sekitar 39 tahun.

Akibat dari kecelakaan motor tersebut membuat kedua kaki Subjek

Page 192: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

172

HS tidak dapat digerakkan lagi seperti sebelumnya. Cedera saraf

tulang belakang Lumbal 3–4 yang terputus itu menyebabkannya

menjadi seorang paraplegia. Hidup menjadi seorang paraplegia

itu tidak murah, karena mereka membutuhkan jok yang bagus dan

lembut pada kursi rodanya. Itu disebabkan karena bokong

penderita paraplegia itu tidak boleh panas. Jika hal itu tidak

diterapkan dengan sebaik mungkin, maka akibatnya bisa fatal

bahkan taruhannya adalah nyawa. Bagi Subjek HS kondisi

pinggang ke bawah yang sudah mati atau kehilangan kontrol itu

menyebabkan Subjek HS tidak dapat merasakan ketika ingin

buang air kecil dan buang air besar lagi. Oleh karena itu, dengan

kondisinya yang sekarang ini membuat Subjek HS selalu memakai

popok dewasa jika ingin berpergian atau sedang latihan basket

kursi roda.

b. Penghayatan Tanpa Makna

• Identifikasi Gagasan Penghayatan Tanpa Makna

Tabel 5.2

Identifikasi Gagasan Penghayatan Tanpa Makna

Subjek EJ Subjek HS Subjek DVO

Subjek EJ merasa

sedih bahwa ia

tidak dapat

merasakaan apa-

apa terhadap kedua

kakinya. Hal itu

yang menimbulkan

perasaan bahwa ia

ingin merasakan

dan melakukan apa

yang orang lain

Dari peristiwa

kecelakaan motor

yang dialami

Subjek HS itu

menimbulkan

perasaan-perasaan

frustasi, pikirannya

menjadi sangat

gelap dan kacau

balau, tingkat

sensitif yang sangat

Subjek DVO yang

lahir dalam

keadaan normal,

sedang berada

dalam masa

pertumbuhan, dan

sempat merasakan

berjalan dan berlari

dengan kedua

kakinya, tiba-tiba

harus menerima

Page 193: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

173

lakukan dengan

kedua kakinya

seperti berjalan dan

berlari.

tinggi, tidak dapat

menerima takdir,

bahkan

menyalahkan

Tuhan atas

peristiwa yang

menimpanya. Dari

perasaan yang tidak

keruan itu timbul

lah pemikiran

bodoh menurutnya

sampai Subjek HS

merespons

penghayatan-

penghayatan tanpa

makna itu dengan

melakukan tiga kali

percobaan bunuh

diri.

kenyataan pahit

bahwa ia tidak bisa

merasakan dan

melakukan hal itu

lagi. Dari hal

tersebut muncul

perasaan minder,

tidak dapat

menerima

keberadaan diri

dengan kondisinya

saat itu, bahkan

sampai

menyalahkan diri

sendiri atas

keadaan yang

terjadi. Reaksi dari

perasaan itu

membuat Subjek

DVO mengurung

diri di kamar

bahkan terlontar

pertanyaan

“mengapa saya

diciptakan seperti

ini?”

• Deskripsi Gagasan Penghayatan Tanpa Makna

Penghayatan tanpa makna yang dirasakan oleh ketiga

informan berbeda-beda dan itu sesuai dengan penjelasan Bastaman

(dilihat pada bab II h.39-40) Hasil penelitian menunjukkan bahwa

ketiga informan bereaksi dengan cara yang berbeda ketika

mengetahui dirinya menjadi seorang penyandang disabilitas daksa.

Subjek EJ merasa dengan kondisi yang terjadi sejak usia 10 bulan

itu membuat Subjek EJ tidak pernah tahu bagaimana rasanya saat

masa perkembangan bayi pada umumnya seperti belajar berdiri

Page 194: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

174

sendiri, melangkah secara perlahan, sampai akhirnya dapat

berjalan. Saat memasuki masa pertumbuhan kanak-kanak, Subjek

EJ merasa sedih karena melihat teman-teman sebayanya dan orang

lain dapat berjalan dan berlari dengan kedua kakinya. Kemudian,

terbesit dalam pemikiran Subjek EJ bahwa ia juga ingin bisa dan

merasakan seperti yang mereka lakukan. Namun, pemikiran

seperti itu hanya bertahan sementara, karena menurutnya ia tetap

bisa melakukan hal tersebut dengan caranya sendiri dan berbeda

dari mereka.

Sedangkan bagi Subjek HS karena ia lahir dan besar dalam

keadaan normal sampai usianya 39 tahun. Lalu, tiba-tiba harus

mengalami peristiwa tragis yaitu kecelakaan motor, sudah tentu

timbul perasaan-perasaan negatif yang jauh lebih rumit. Bukan

hanya itu, setelah peristiwa tak terelakkan itu terjadi, Subjek HS

berharap dapat dukungan dari istrinya dan bisa menemani masa-

masa keterpurukannya. Namun, kenyataan pahit harus diterimanya

lagi. Kesulitan demi kesulitan dihadapi oleh Subjek HS. Belum

sembuh luka batin yang dirasakan akibat kecelakaan, timbul luka

baru di hatinya. Istri Subjek HS meminta putus hubungan sebagai

suami istri secara resmi ketika Subjek HS sedang menjalani masa

rehabilitasi di Sasana Bina Daksa. Subjek HS merasa sangat sedih,

namun tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya Subjek HS

menyetujui permintaan sang istri dengan berat hati. Saat itu juga,

kebahagiaan yang Subjek HS rasakan karena baru bisa mempunyai

anak setelah penantian panjang selama 12 tahun bersama sang istri

itu seakan-akan “dirampas” dalam satu waktu.

Page 195: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

175

Masa-masa penyangkalan, pergolakan batin, dan

mempertanyakan keadilan Tuhan terhadap apa yang sudah terjadi

padanya secara bertubi-tubi itu mendorong dirinya untuk

mengurung diri. Kondisi seperti itu yang berlangsung selama dua

tahun lamanya bahkan sampai melakukan tiga kali percobaan

bunuh diri itu jelas merupakan depresi berat yang berkepanjangan.

Tampaknya, kondisi sulit ini akan terus dirasakannya apabila

pengurungan diri yang dilakukan Subjek HS tidak disertai dengan

perenungan diri.

Kemudian, berbagai perasaan tanpa makna yang timbul

terhadap diri Subjek DVO adalah adanya rasa malu, minder, dan

tidak menerima dengan keberadaan dirinya sendiri akan kondisi

fisik yang dialami. Perasaan-perasaan tak menyenangkan itu sudah

ditanggungnya sejak kecil, di mana anak-anak lain seusianya yang

mungkin hanya memikiran main. Namun, Subjek DVO harus

menerima kenyataan pahit sejak usia dini. Rasa minder dan malu

itu yang menimbulkan perasaan lain yakni tidak percaya diri dan

belum siap mental. Hal itu dibuktikan dengan reaksi Subjek DVO

dengan cara mengurung diri agar orang lain tidak mengetahui

keberadaannya. Belum berhenti sampai situ, sejak kecil Subjek

DVO sudah terpikirkan pertanyaan-pertanyaan yang bahkan ketika

orang tuanya menjawab pada saat itu pun tidak membuat Subjek

DVO merasa puas akan jawaban yang diberikan. Karena pada saat

itu, Subjek DVO masih dalam tahap penolakan dan belum bisa

menerima sepenuhnya akan takdirnya. Merasa tidak puas dan

belum bisa menerima itu yang membuat Subjek DVO

Page 196: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

176

membanding-bandingkan kehidupannya sendiri dengan orang lain

yang menurutnya lebih beruntung daripada nya.

Berbagai macam perasaan tidak menyenangkan dan reaksi-

reaksi yang timbul oleh ketiga informan tersebut berkaitan dengan

kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Travelbee (dalam Bastaman

1996, 119) menunjukkan bahwa setiap individu ketika sedang

mengalami penderitaan dapat memperlihatkan tipe-tipe reaksi

yang berbeda. Salah satunya yaitu “the way me reaction”.

Tipe ini merupakan yang paling sering dirasakan oleh tiap individu

ketika tengah menghadapi penderitaan. Mereka seperti bertanya-

tanya mengapa hal buruk itu terjadi pada diri mereka dan mengapa

bukan orang lain saja. Reaksi yang terjadi karena belum bisa

menerima itu semua biasanya diungkapkan dalam berbagai bentuk

seperti marah, apatis, mengasihani diri sendiri, mencari-cari

kesalahan pada orang lain, bahkan tak jarang yang berujung pada

depresi.

Tipe reaksi the way me reaction ini dialami oleh ketiga

informan terhadap peristiwa tragis yang menimpanya. Subjek EJ

dan Subjek DVO menunjukkan reaksi ini karena mempunyai

riwayat perjalanan penyebab kedisabilitasan yang sama yaitu

infeksi virus poliomyelitis. Terlahir dalam keadaan normal dan

berharap seterusnya akan seperti itu. Namun, kenyataan yang

terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Subjek EJ sejak usia

10 bulan dan Subjek DVO dari usia 5 tahun itu harus menghadapi

kenyataan bahwa mereka menjadi penyandang disabilitas daksa

dan itu yang menimbulkan reaksi the way me reaction.

Page 197: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

177

Pada Subjek HS, tipe reaksi the way me reaction terjadi

karena kecelakaan motor yang menimpanya. Peristiwa yang tidak

pernah disangka-sangka sebelumnya dan menjadikannya

penyandang disabilitas daksa khususnya paraplegia membuat

Subjek HS merasa sangat terpukul. Dari kecelakaan motor itu

menimbulkan serangkaian penderitaan lainnya yang sepertinya

tidak ada ujungnya pada masa itu. Reaksi the way me reaction itu

seakan-akan menjadi pertanyaannya kepada Tuhan akan keadilan-

Nya dan apa alasan ia yang dipilih untuk merasakan peristiwa

tragis itu. Reaksi itu juga diperkuat dengan berakhirnya hubungan

Subjek HS dengan istri serta membuat pikirannya menjadi sangat

kalut ketika memikiran nasib anak tunggalnya tersebut.

2. Tahap Penerimaan Diri (Pemahaman Diri)

• Identifikasi Gagasan Pemahaman Diri

Tabel 5.3

Identifikasi Gagasan Pemahaman Diri

Subjek EJ Subjek HS Subjek DVO

Subjek EJ

menyadari bahwa

menjadi

penyandang

disabilitas bukan

akhir dari

segalanya. Orang

tua yang selalu ada

untuknya dan

mendidik serta

memberikan

nasihat-nasihat

positif membuka

pikiran Subjek EJ

untuk dapat

Subjek HS

menyadari bahwa

ia tidak bisa

selamanya hidup

dalam

keputusasaan.

Untuk keluar dari

perang batinnya

sendiri, Subjek HS

melakukan

perenungan diri

dan disertai dengan

niat untuk berubah

ke arah lebih baik.

Subjek HS juga

Perlahan Subjek

DVO menyadari

bahwa dengan

kondisi fisiknya

yang seperti itu, ia

tidak bisa hidup

selamanya dengan

bergantung pada

orang lain terutama

orang tua dan

keluarga. Timbul

pemikiran bahwa

Subjek DVO harus

mandiri dan salah

satu cara agar ia

Page 198: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

178

menerima

kondisinya dan

belajar mandiri.

Oleh karena itu,

atas pemahaman

dirinya membuat

Subjek EJ tetap

bisa beraktivitas

layaknya manusia

pada umumnya,

walaupun dengan

cara yang berbeda.

mulai terbuka

untuk berkumpul

bersama teman-

teman lainnya di

Sasana Bina

Daksanya tersebut.

Subjek HS

melakukan sharing

bersama mereka

akan peristiwa

yang masing-

masing terjadi

padanya. Sampai

akhirnya, berkat

niat, usaha, dan doa

nya tersebut,

Subjek HS berhasil

menemui yang

namanya titik

ikhlas.

dapat mandiri

adalah melalui

pendidikan.

Namun, untuk

dapat bersekolah

butuh perjuangan

bagi Subjek DVO

meyakini kedua

orang tuanya

bahwa ia bisa dan

mampu.

• Deskripsi Gagasan Pemahaman Diri

Pemahaman diri atau kesadaran diri yang didapat dari

ketiga informan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal tersebut

sesuai dengan pandangan Bastaman (dilihat pada bab II h.40).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga informan

membutuhkan waktu yang berbeda-beda dalam proses pencapaian

tahap penerimaan diri. Bagi Subjek EJ, karena ia mengalami

kedisabilitasan sejak usia 10 bulan, maka ia dapat lebih dulu

menerima kondisi fisiknya saat ia masih kanak-kanak. Untuk

mencapai tahap penerimaan diri ini tentunya tidak terlepas dari

bantuan berbagai faktor yang didapatnya. Subjek EJ dapat

menerima kondisi dirinya sejak kecil karena hasil pola asuh yang

diterapkan oleh orang tua terhadapnya. Melihat kondisi fisik yang

Page 199: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

179

dialami Subjek EJ, tidak membuat orang tuanya terlalu

memanjakannya, tetapi sebaliknya. Orang tua Subjek EJ mendidik

Subjek EJ supaya ia menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri

ketika menghadapi kerasnya dunia di masa mendatang.

Selain itu, orang tua Subjek EJ juga mengajarkannya mau

bagaimanapun kondisi yang sedang dihadapi nantinya, Subjek EJ

harus bertahan hidup. Subjek EJ harus tetap bisa membuktikkan

bahwa kedisabilitasannya tidak menghambat kegiatan sehari-

harinya. Justru dari kedisabilitasannya itu membuat Subjek EJ

banyak belajar di mana orang non-disabilitas bisa melakukannya

dan Subjek EJ pun juga bisa melakukan itu. Dan belum tentu, apa

yang sudah Subjek EJ pelajari karena kedisabilitasannya dan

terbukti mampu merealisasikannya, sedangkan orang non-

disabilitas tidak dapat melakukan seperti apa yang Subjek EJ

lakukan. Hasil didikan dan nasihat-nasihat yang diberikan oleh

orang tua Subjek EJ di masa lalu ternyata membuahkan hasil dan

dapat dilihat dalam kehidupan Subjek EJ pada masa sekarang.

Selanjutnya, bagi Subjek HS waktu yang dibutuhkan pada

tahap penyembuhan batinnya membutuhkan waktu dua tahun

lamanya. Tidak mudah bagi Subjek HS menerima begitu saja akan

kondisi baru yang terjadi padanya. Bahkan terjadi pergolakan batin

yang cukup kuat dalam dirinya terhadap kenyataan yang dihadapi.

Subjek HS sangat marah saat itu karena belum bisa menerima

takdirnya. Namun, dengan berjalannya waktu serta pendewasaan

diri membuat Subjek HS merenungkan kembali atas apa yang telah

terjadi. Subjek HS menyadari bahwa bagaimanapun kerasnya

usaha dia meminta pada Tuhan untuk membalikan semuanya

Page 200: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

180

seperti semula, itu tidak akan pernah bisa terjadi. Akhirnya, yang

hanya bisa ia lakukan adalah menerimanya dengan ikhlas.

Subjek HS menyadari bahwa keadaan yang ia rasakan itu

tidak hanya tejadi padanya. Banyak teman-teman penyandang

disabilitas daksa lain yang serupa dengan Subjek HS bahkan jauh

lebih parah daripadanya. Itu yang akhirnya membuat Subjek HS

dapat menerima keadaannya. Selain itu, pada tahap ini dukungan

dari keluarga, teman-teman sesama, dan warga sekitar Sasana Bina

Daksa tempat tinggalnya itu juga ikut berpengaruh pada pemulihan

psikis Subjek HS dan membangkitkan semangatnya untuk

menjalani kehidupan yang baru dan lebih baik.

Penerimaan diri bagi Subjek HS tentunya juga tidak

terlepas dari bantuan Tuhan. Tuhan yang memberikan cobaan

padanya, Tuhan juga yang memberikan jalan keluar dan menyadari

Subjek HS bahwa hidupnya masih sangat berarti. Tuhan

menyadarkan Subjek HS melalui suara azan yang didengarnya

ketika Subjek HS hendak melakukan percobaan bunuh diri yang

ketiga kalinya itu. Suara azan itu seakan-akan sebagai pengingat

bagi Subjek HS bahwa bunuh diri merupakan perbuatan yang sia-

sia. Tuhan meluluhkan hati Subjek HS melalui suara azan itu

sehingga ia kembali ke jalan-Nya di mana sebelumnya Subjek HS

kehilangan arah. Subjek HS kembali secara perlahan untuk

mendapatkan ketenangan dan ketenteraman hatinya melalui ibadah

sholat yang sebelumnya pernah ia tinggalkan itu.

Sedangkan bagi Subjek DVO karena ia menjadi seorang

penyandang disabilitas daksa sejak usia 5 tahun, ia membutuhkan

waktu sampai usianya 7 tahun baru ia menyadari dan memahami

Page 201: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

181

bahwa pertumbuhan kondisi fisik yang dialaminya itu berbeda

dengan orang pada umumnya. Tahap penerimaan diri yang

berhasil dilalui oleh Subjek DVO juga didukung dan berasal dari

cara berpikirnya di mana ia tidak ingin berlarut-larut dalam kondisi

buruknya. Setelah merasa malu dan minder serta melihat teman-

teman bahkan adiknya sendiri dapat mengenyam pendidikan,

timbul pemikiran bahwa Subjek DVO juga ingin bisa belajar di

sekolah. Dengan harapan bahwa ketika Subjek DVO menjadi

orang yang berpendidikan, ia akan menjadi individu yang mandiri

dan hidupnya tidak bergantung pada orang lain. Dari penerimaan

diri dan cara berpikir Subjek DVO itu timbul sifat tidak mudah

menyerah dalam dirinya sehingga ia berhasil mendapatkan apa

yang diingikan.

Ketika sudah bisa bersekolah, perasaan malu dan minder

dalam diri Subjek DVO muncul lagi. Namun, beruntungnya

Subjek DVO merupakan seseorang yang cepat memahami dalam

hampir semua mata pelajaran, sehingga pada saat itu Subjek DVO

menjadi salah satu murid yang berprestasi. Hal itu membuatnya

kembali percaya diri karena dapat membuktikan kepada teman-

temannya bahwa kedisabilitasannya itu tidak menjadi penghambat

dan menghalanginya untuk berprestasi.

3. Tahap Penemuan Makna Hidup (Penemuan Makna dan

Penentuan Tujuan Hidup)

• Identifikasi Gagasan Penemuan Makna dan Tujuan

Hidup

Page 202: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

182

Tabel 5.4

Identifikasi Gagasan Penemuan Makna dan Tujuan Hidup

Subjek EJ Subjek HS Subjek DVO

Makna hidup bagi

Subjek EJ adalah

mensyukuri dan

menikmati apapun

atas kondisi yang

dihadapinya.

Menjadi seorang

penyandang

disabilitas adalah

sebuah hikmah

bagi dirinya

sendiri. Dengan

kedisabilitasannya

itu membuat

Subjek EJ

menetapkan tujuan

hidupnya untuk

bisa berbagi

berbagai

pengalaman yang

sudah didapatnya

itu kepada teman-

teman penyandang

disabilitas yang

lain.

Bagi Subjek HS

makna hidup itu

merupakan apapun

yang sedang

dijalankan harus

dengan berpikiran

positif. Melakukan

suatu kebaikan juga

makna hidup

baginya. Oleh

karena itu, Subjek

HS menetapkan

tujuan hidupnya

yaitu untuk

berusaha dan

berbuat amal

kebaikan. Tidak

menuntut orang

untuk berbuat baik

padanya, namun

dimulai dari diri

sendiri untuk

melakukan

berbagai hal

kebajikan tersebut.

Menurut Subjek

DVO, makna hidup

itu adalah ketika

semua yang

diinginkan dan

untuk mencapainya

itu membutuhkan

suatu proses yang

panjang.

Kemudian, berbuat

baik dan berguna

bagi orang lain

yang menjadikan

tujuan hidup

Subjek DVO saat

ini. Subjek DVO

tidak ingin

hidupnya terbuang

sia-sia begitu saja,

maka ia

menetapkan

hidupnya agar

dapat bermanfaat

untuk orang lain.

• Deskripsi Gagasan Penemuan Makna dan Tujuan Hidup

Makna hidup bagi seseorang itu bersifat unik dan berbeda

setiap individu serta dengan berjalannya waktu dapat berubah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi Subjek EJ, ia percaya

pada Tuhan bahwa cobaan yang diberikan padanya itu tidak di luar

batas kemampuannya. Tuhan memberikan cobaan padanya karena

menurut-Nya Subjek EJ mampu mengatasi dan melewatinya

Page 203: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

183

cobaan tersebut. Menurut Subjek EJ, usaha yang dilakukan dengan

maksimal dan diiringi dengan doa ketika menghadapi masalah itu

akan jauh lebih baik sehingga mampu bertahan dan mengatasi

permasalahan tersebut.

Menjadi seorang penyandang disabilitas membuat Subjek

EJ tidak meratapi nasibnya itu secara terus menerus. Akan tetapi,

Subjek EJ memilih mensyukuri dan mengambil hikmah dari apa

yang telah terjadi padanya. Sehingga ia tetap mampu beraktivitas

seperti yang dilakukan oleh orang-orang non-disabilitas pada

umumnya, meskipun dengan cara yang berbeda. Subjek EJ

menyukai kegiatan-kegiatan positif yang belum pernah dicobanya

guna menambah pengalaman baru baginya. Oleh karena itu, sesuai

dengan tujuan hidupnya di mana Subjek EJ melakukan berbagai

kegiatan yang baru itu, dapat membuat Subjek EJ membagikan

pengalamannya tersebut kepada orang lain khususnya kepada

teman-teman penyandang disabilitas.

Sedangkan makna hidup bagi Subjek HS adalah hal apapun

yang sedang dikerjakan harus disertai dengan pemikiran yang

positif agar hasilnya dapat maksimal. Menjadi seorang

penyandang disabilitas daksa tidak menghalangi Subjek HS untuk

tetap melakukan berbagai hal kebajikan kepada orang lain. Hal ini

diiringi dengan niat yang tulus agar senantiasa niat yang baik itu

dijaga dan dapat tersampaikan dengan baik pula. Berusaha untuk

berbuat baik kepada orang lain itu yang menjadikan tujuan hidup

Subjek HS sekarang ini, demi menambah amal kebaikan untuk

kehidupannya kelak.

Page 204: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

184

Kemudian, makna hidup bagi Subjek DVO sendiri adalah

belajar dari proses mengenai apapun yang sedang diperjuangkan.

Proses itu memiliki nilai yang sangat penting, karena dengan

proses Subjek DVO dapat melihat sejauh mana ia berusaha untuk

mencapai apa yang dicita-citakan. Dari proses itu sendiri

mengajarkan banyak hal terutama menjadikannya seseorang yang

lebih kuat. Meskipun proses itu membutuhkan waktu yang panjang

bahkan jatuh bangun. Akan tetapi, jika proses itu telah dilaluinya

dan berhasil mencapai suatu prestasi yang didambakan, maka akan

timbul kebanggaan dan kebahagiaan bagi dirinya sendiri yang

dinilai sangat berharga dan tidak dapat ditukar dengan apapun. Itu

yang membuat Subjek DVO dapat bertahan dan mencapai apa

yang diinginkan sampai sekarang ini.

Proses yang dilakukan dengan maksimal, tentu akan

mencapai hasil yang maksimal pula. Seperti ungkapan, “sebuah

hasil tak akan pernah mengkhianati usaha.” Dari proses belajar itu

yang kemudian membuat Subjek DVO mengarahkan tujuan

hidupnya untuk berbuat baik dan dapat berguna bagi orang lain.

Bagi Subjek DVO melakukan suatu hal kebaikan dan

mendatangkan manfaat untuk orang lain tidak selalu diukur

melalui materi. Akan tetapi, banyak cara yang dapat dilakukan

terutama dimulai dari hal-hal kecil yang mampu menolong orang

lain. Sehingga hidup akan bermakna karena berhasil mencapai

proses kebaikan itu sendiri.

Oleh karena itu, sudah dapat dikatakan bahwa ketiga

informan telah menemukan makna hidup dan menetapkan tujuan

Page 205: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

185

hidupnya masing-masing sesuai dengan pandangan Yalom (dilihat

pada bab II h.28)

• Identifikasi Gagasan Pengubahan Sikap

Tabel 5.5

Identifikasi Gagasan Pengubahan Sikap

Subjek EJ Subjek HS Subjek DVO

Atas pemahaman

diri dan penemuan

makna hidup

membuat Subjek

EJ memiliki sikap

dan cara sendiri

dalam menghadapi

suatu masalah yaitu

dengan berpikiran

tenang kemudian

mencari solusinya.

Atas dasar

pemahaman diri

dan penemuan

makna hidup bagi

Subjek HS

menjadikan sikap

Subjek HS berubah

menjadi lebih baik.

Subjek HS

menyikapi suatu

pemasalahan yang

terjadi dengan

lebih tepat dengan

berpikiran tenang

dan merenungkan

apa yang telah

terjadi.

Subjek DVO sudah

memahami dirinya

dan menemukan

makna hidupnya,

maka hal itu ikut

berpengaruh

terhadap sikap

Subjek DVO dalam

menghadapi suatu

masalah yaitu tidak

melihat masalah

ketika masih dalam

keadaan emosi

melainkan harus

bersikap tenang

dan sabar.

• Deskripsi Gagasan Pengubahan Sikap

Pemahaman diri dan penemuan makna hidup akan

menimbulkan pengubahan sikap (changing attitude) dalam

menghadapi suatu masalah yaitu akan melakukan perubahan

terhadap sikap yang sebelumnya belum tepat sehingga dapat

menghadapi masalah tesebut dengan cara yang lebih tepat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan hidup yang

telah ditetapkan oleh ketiga informan memengaruhi terhadap

pengubahan sikapnya dalam menentukan sikap yang lebih tepat

dalam menghadapi masalah. Pada awalnya, ketiga informan

Page 206: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

186

berada dalam tahap pengahayatan tanpa makna di mana berbagai

macam perasaan sedih, malu, minder, tidak percaya diri, dan

lainnya berkecamuk dalam hatinya masing-masing. Namun,

perasaaan-perasaan negatif itu tidak terjadi secara berlarut-larut.

Ketiga informan membuat keputusan untuk bangkit dan mengubah

sikapnya menjadi lebih baik serta menyikapi suatu permasalahan

dengan sikap yang lebih tepat.

Subjek EJ awalnya merasa sedih dengan kondisi fisiknya.

Namun, bersamaan dengan pemahaman diri yang dirasakannya

membuat Subjek EJ dapat menerima dan menjadi pribadi yang

memiliki sikap yang tepat dalam menghadapi suatu masalah.

Hidup itu tidak selalu berisi hal-hal yang menyenangkan. Ada

kalanya dalam hidup itu individu menghadapi suatu permasalahan

dan harus mencari solusi agar bisa mengatasi masalah tersebut.

Bagi Subjek EJ ketika ia sedang berada dalam kondisi memiliki

suatu masalah, ia tidak berlari ataupun emosi dalam menghadapi

masalah itu. Akan tetapi, Subjek EJ memilih cara dengan berpikir

dengan kepala dingin mengenai duduk persoalannya seperti apa

dan mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah

tersebut. Subjek EJ juga selalu melibatkan Tuhan dalam setiap

langkahnya sehingga Subjek EJ yakin dan percaya bahwa setiap

masalah pasti ada jalan keluarnya. Subjek EJ akan berusaha sampai

batas kemampuannya dan berdoa dengan maksimal agar Tuhan

membantunya supaya dapat keluar dari kondisi permasalahan

tersebut.

Kemudian, bagi Subjek HS yang awalnya perasaannya

campur aduk dan kacau balau itu akhirnya dapat menerima dan

Page 207: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

187

memahami kondisinya yang sudah terjadi. Dari pemahaman diri

itu timbul pengubahan sikap yang lebih baik pada diri Subjek HS.

Subjek HS memahami bahwa untuk mengatasi suatu masalah itu

tidak dapat diselesaikan ketika kondisi masih dalam emosi.

Namun, harus meredamkan emosinya terlebih dulu baru kemudian

dapat berpikir tenang dengan cara menenangkan hati dan

pikirannya. Setelah dirasa sudah tenang dan tenteram, Subjek HS

melakukan perenungan diri mengenai apa yang telah terjadi dan

mengatur solusi yang tepat supaya permasalahan itu tidak terjadi

berlarut-larut dan malah menimbulkan masalah yang lainnya. Saat

ini, perubahan sikap yang lebih tepat itu yang dilakukan Subjek HS

sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan masa-masa

keterpurukannya.

Sesudah itu, Subjek DVO juga mempunyai cara dan sikap

yang tepat dalam menghadapi suatu hambatan atau permasalahan

yang terjadi padanya. Tidak jauh berbeda dengan Subjek EJ

maupun Subjek HS, Subjek DVO pun ketika tengah mengalami

masalah memiliki cara dan sikap baginya sendiri yang

dilakukannya yaitu pertama tidak melihat masalah itu dengan

penuh emosi, tetapi harus bersikap tenang dan sabar. Setelah itu,

baru memikirkan mengapa masalah itu dapat terjadi dan apa solusi

yang tepat supaya masalah itu dapat terselesaikan. Menurut Subjek

DVO pun juga sama dengan yang diungkapkan Subjek EJ dan

Subjek HS bahwa setiap masalah yang menimpanya itu selalu

memiliki jalan solusi.

Oleh karena itu, pola penyikapan yang dilakukan ketiga

informan ketika menghadapi masalahnya masing-masing itu

Page 208: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

188

hampir sama. Mereka berpikir bahwa tidak ada masalah yang tidak

memiliki jalan keluarnya. Maka dari itu, sikap yang tepat dalam

mengatasinya yaitu memikirkan apa masalah yang terjadi,

kemudian mencari solusi yang tepat dan mewujudkannya supaya

permasalahan tersebut dapat terselesaikan dengan baik.

4. Tahap Realisasi Makna (Keikatan Diri, Kegiatan Terarah,

dan Pemenuhan Makna Hidup)

• Identifikasi Gagasan Keikatan Diri

Tabel 5.6

Identifikasi Gagasan Keikatan Diri

Subjek EJ Subjek HS Subjek DVO

Subjek EJ

melakukan

komitmen pada

dirinya dengan cara

memikirkan dan

memantapkan masa

depannya dengan

bekerja dan

melakukan

berbagai kegiatan

positif yang baru

yang masih

berkaitan dengan

bidang olahraga.

Subjek HS

melaksanakan

komitmen pada

dirinya dengan cara

memantapkan niat

untuk berbuat

kebaikan dan

menjalankan

aktivitas sehari-

harinya dengan

rutin sesuai jadwal

yang telah

ditetapkan.

Subjek DVO

melakukan

keikatan dirinya

dengan cara

mengenyam

pendidikan wajib

belajar 12 tahun

dan berprestasi

dalam bidang mata

pelajaran dan

olahraga.

• Deskripsi Gagasan Keikatan Diri

Keikatan diri artinya mempunyai komitmen terhadap

makna hidup yang ditemukan dan tujuan hidup yang sudah

ditentukan. Pada tahap ini, individu memiliki tekad yang kuat

untuk berusaha memenuhi makna dan tujuan hidup yang telah

ditetapkan. Tahap ini mempunyai sifat yang penting, karena

Page 209: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

189

nantinya menjadi penentuan keberhasilan dalam merealisasikan

makna hidup yang sudah ditemukannya itu. Tanpa adanya keikatan

diri, makna dan tujuan hidup yang sudah ditetapkan itu hanya akan

menjadi mimpi saja dan tidak dapat memberikan hal positif bagi

kenyataan hidup serta bagu pengembangan diri dalam mencapai

hidup bermakna.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga informan

memiliki keikatan diri guna memenuhi makna dan tujuan hidupnya

dengan cara masing-masing. Subjek EJ melakukan keikatan

dirinya dengan merancang masa depan dan mencukupi

kebutuhannya saat ini dan masa mendatang. Untuk memenuhi

komitmen pada dirinya sendiri itu Subjek EJ bekerja sesuai dengan

kemampuan dalam bidangnya dan juga mencoba kegiatan-

kegiatan baru yang masih sehubungan dengan olahraga.

Sedangkan Subjek HS melaksanakan keikatan dirinya

dengan cara bahwa ia memantapkan niatnya guna memenuhi

makna dan tujuan hidupnya yaitu berbuat dan menjalankan amal

kebaikan. Subjek HS juga berkomitmen dalam memenuhi dan

menjalankan kegiatan sehari-harinya sesuai dengan jadwal yang

Subjek HS sudah tetapkan. Dan Subjek DVO menjalankan

komitmen pada dirinya dengan teguh untuk menjadi orang yang

berpendidikan dan melaksanakan wajib belajar 12 tahun. Selain

itu, Subjek DVO juga merupakan salah satu murid yang berprestasi

di sekolahnya baik dalam bidang akademik maupun non-

akademik. Oleh karena itu, ketiga informan menunjukkan keikatan

dirinya dengan mengembangkan potensi masing-masing.

Page 210: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

190

• Identifikasi Gagasan Kegiatan Terarah dan Pemenuhan

Makna Hidup

Tabel 5.7

Identifikasi Gagasan Kegiatan Terarah dan Pemenuhan Makna Hidup

Subjek EJ Subjek HS Subjek DVO

Setelah melakukan

komitmen pada

dirinya tersebut,

Subjek EJ

melaksanakan

berbagai kegiatan

terarah yang

menunjang masa

depannya itu. Dan

tujuan hidup yang

dimiliki oleh

Subjek EJ juga

berpengaruh

terhadapnya dalam

menjalankan dan

mencoba berbagai

kegiatan terutama

kegiatan-kegiatan

baru guna

memenuhi tujuan

hidupnya tersebut.

Setelah

menjalankan

komiten diri,

Subjek HS

melakukan

bermacam-macam

kegiatan pelatihan

yang ada di tempat

tinggalnya, menjadi

atlet bulu tangkis

dan basket kursi

roda.

Dan tujuan hidup

yang dimiliki

Subjek HS juga

memengaruhi

terhadap tindakan

yang dilakukan,

terutama dalam

mebantu sesama

teman-teman atlet

Jakarta Swift.

Setelah melakukan

komitmen diri,

Subjek DVO

melaksanakan

berbagai macam

kegiatan terarah

seperti rajin

bersekolah

sehingga mudah

memahami semua

mata pelajaran,

mengikuti berbagai

lomba baik dalam

bidang akademik

maupun non-

akademik. Tujuan

hidup yang dimiliki

oleh Subjek DVO

memberikan

pengaruh

kepadanya dalam

melakukan

kebaikan yang

dapat bermanfaat

bagi orang lain,

khususnya teman-

teman atlet Jakarta

Swift.

Page 211: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

191

• Deskripsi Gagasan Kegiatan Terarah dan Pemenuhan

Makna Hidup

Kegiatan terarah merupakan segala usaha yang dikerjakan

dengan sadar dan memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas

kehidupan individu dengan cara mengembangkan potensi-potensi

positif yang dimiliki seperti kemampuan, bakat, dan keterampilan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga informan

mempunyai caranya sendiri dalam meningkatkan kualitas

kehidupannya. Subjek EJ melakukan berbagai kegiatan terarah

guna memenuhi masa depannya dengan cara bekerja menjadi

seorang trader yang artinya melakukan perdagangan melalui pasar

valuta asing atau pasar saham. Berdasarkan hasil observasi

peneliti, Subjek EJ juga masih aktif berjualan beberapa produk

yang dipasarkannya melalui media sosial yaitu status di WhatsApp.

Adapun produk-produk yang dijualnya seperti dompet kulit dan

ikat pinggang, baik untuk laki-laki maupun perempuan.

Selain itu, Subjek EJ juga mengembangkan potensinya

dalam beberapa bidang olahraga seperti fitness, basket kursi roda,

dan renang. Subjek EJ juga menyukai kegiatan-kegiatan baru yang

masih sehubungan dengan bidang olahraga seperti sebuah video

yang Subjek EJ perlihatkan kepada peneliti yakni Subjek EJ

melakukan aksinya naik turun pada suatu alat pull up peg board.

Walaupun menjadi seorang penyandang disabilitas daksa, tidak

menjadikan Subjek EJ hanya berdiam diri saja. Tetapi, saat masa

kecilnya Subjek EJ dapat dibilang bisa melakukan hal-hal yang

anak laki-laki umumnya bisa lakukan seperti panjat pohon ataupun

pagar.

Page 212: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

192

Dengan menjadi generasi pertama dalam basket kursi roda

di Jakarta Swift, membawa Subjek EJ dan bisa mengikuti Pelatnas

di Solo. Pada saat Pelatnas, Subjek EJ dan tim menghadapi

tantangan pertamanya yaitu keterbatasan fasilitas yang diberikan

oleh pihak panitia sehingga menyebabkan banyak dari mereka

yang mengalami cedera. Namun, Subjek EJ menjadi salah satu

perwakilan tim inti, baik dalam test event maupun main event

dalam Asian Para Games 2018. Dari mengikuti kejuaraan test

event Asian Para Games 2018 itu, Subjek EJ dan tim nya berhasil

membawa dan menyumbangkan medali perak pertamanya.

Dan setelah Pelatnas selesai, Subjek EJ memutuskan untuk

keluar dan bergabung bersama teman-teman atlet Jakarta Swift

lainnya. Subjek EJ ingin mencari kesempatan baru di Jakarta Swift

dengan membantu teman-teman penyandang disabilitas lainnya

yang berkeinginan mengenal dan belajar basket kursi roda. Dengan

demikian, Subjek EJ dapat memenuhi makna dan tujuan hidupnya

di mana Subjek EJ mensyukuri hikmahnya menjadi seorang

penyandang disabilitas dan tujuan hidupnya yaitu dapat berbagi

pengalaman yang sudah didapatnya itu terutama kepada teman-

teman penyandang disabilitas yang lain.

Selanjutnya, bagi Subjek HS setelah melaksanakan

keikatan diri yang Subjek HS lakukan adalah Subjek HS

menjalankan berbagai kegiatan terarah seperti beberapa pelatihan

yang diadakan di Sasana Bina Daksa, tempat tinggalnya saat ini.

Subjek HS belajar tata boga, olahraga, dan membuat kesetan kaki.

Dari pelatihannya itu membuat Subjek HS menambah wawasan

dan pengalaman serta menjadikan pembuatan keset kaki itu

Page 213: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

193

sebagai pekerjaannya sehari-hari. Yang artinya dari hari Senin

sampai Jumat, Subjek HS membuat kesetan kaki yang kemudian

ia jual melalui media sosial seperti facebook. Dari hasil

penjualannya itu ia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Subjek HS awalnya juga menekuni bidang olahraga bulu

tangkis kursi roda sampai akhirnya itu yang membawa Subjek HS

menjadi seorang atlet dan telah mengikuti beberapa kejuaraan.

Subjek HS juga berhasil mendapatkan medali dari kejuaraan yang

diikutinya tersebut. Ketika Asian Para Games 2018 pun Subjek HS

ikut menjadi bagian dari panitia yang tugasnya mengantarkan

teman-teman penyadang disabilitas yang ingin menyaksikan

pertandingan di suatu gor dengan motor custom nya itu. Saat itu

juga, Subjek HS mengetahui basket kursi roda. Akhirnya setelah

Asian Para Games 2018 usai, Subjek HS memutuskan untuk

bergabung ke basket kursi roda. Dan hingga saat ini, ia masih aktif

mengikuti latihan rutin yang diadakan setiap hari Sabtu dan

Minggu.

Subjek HS awalnya juga mengalami kesulitan-kesulitan

ketika belajar basket kursi roda. Namun, karena sudah menyukai

basket sejak dulu, itu membulatkan niat dan tekadnya untuk tetap

semangat dalam latihan. Selain latihan rutin, Subjek HS juga aktif

mengikuti beberapa acara yang diadakan di Jakarta Swift. Saat ini,

Subjek HS juga bersedia membantu teman-teman atlet Jakarta

Swift lainnya yang memerlukan bantuannya ketika ingin berangkat

latihan dengan cara menjemput dan mengantarkan kembali teman-

temannya itu menggunakan motor modif miliknya. Hal itu

mencerminkan bahwa Subjek HS berusaha memenuhi makna dan

Page 214: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

194

tujuan hidupnya dengan melakukan kebaikan dan mendatangkan

manfaat bagi orang lain.

Sedangkan bagi Subjek DVO, setelah melewati tahapan

demi tahapan, Subjek DVO memantapkan niatnya untuk bisa

bersekolah bukan hanya tamatan SD saja, melainkan sampai SMA.

Subjek DVO juga dapat membuktikan kepada orang-orang

terutama orang tua, keluarga, dan teman-temannya bahwa menjadi

seorang penyandang disabilitas tidak mematahkan semangatnya

dalam bersekolah. Bahkan Subjek DVO juga dapat meraih

berbagai prestasi yang membanggakan dalam bidang akademik

dan juga non-akademik yaitu olahraga.

Subjek DVO mengembangkan kemampuannya dalam

bidang olahraga yang kemudian ia mendapatkan tawaran

pertamanya untuk mengikuti kejuaraan olahraga tolak peluru. Dari

kejuaraannya itu membuka pintu dan peluang Subjek DVO untuk

menjadi atlet dan mengembangkan potensi-potensi lainnya.

Setelah tolak peluru, Subjek DVO memutuskan untuk latihan

olahraga angkat berat. Dari olahraga angkat beratnya itu Subjek

DVO berhasil meraih prestasi yang gemilang. Hal itu didukung

oleh kerja keras, semangat, dan kegigihannya sampai akhirnya ia

berhasil mendapatkan satu per satu medali yang membanggakan

diri dan keluarganya. Subjek DVO banyak mendapatkan hal positif

dari mengikuti olahraga. Subjek DVO menjadi pribadi yang

berpikiran positif, menjalani hidup yang sehat, meningkatnya

kepercayaan diri, dan merasa dihargai oleh orang lain atas prestasi-

prestasinya tersebut.

Page 215: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

195

Kemudian, setelah mengalami cedera dari angkat berat itu

Subjek DVO memutuskan untuk ikut bergabung dan berlatih

basket kursi roda. Awalnya Subjek DVO kurang menyukai

olahraga tim. Namun, karena Subjek DVO merupakan pribadi

yang tidak mudah menyerah dengan keadaan dan semakin terlihat

bersemangat dalam mencoba mempelajari suatu hal ketika ia

melihat orang lain mampu. Maka, Subjek DVO bertekad bahwa ia

juga ingin bisa melakukan itu. Akhirnya Subjek DVO menyukai

olahraga barunya itu.

Sampai akhirnya Subjek DVO bertemu dengan teman-

teman atlet Jakarta Swift yang kemudian mempunyai niat untuk

ikut bergabung dengan mereka. Niat baik itu pun terwujud. Saat

ini, Subjek DVO menjadi salah satu bagian dari Jakarta Swift yang

semangat untuk datang latihan sekaligus bekerja sebagai teknisi di

Jakarta Swift. Subjek DVO membantu teman-teman atlet Jakarta

Swift lainnya ketika hendak memakai kursi roda basket saat ingin

latihan dan juga membantu memperbaiki ketika kursi roda basket

ada yang bermasalah. Hal itu menunjukkan bahwa Subjek DVO

memenuhi makna hidupnya yakni belajar dari proses. Ketika

Subjek DVO gagal, maka ia terus bangkit untuk memperbaiki

kesalahannya dan itu membuahkan hasil ketika Subjek DVO

berhasil mewujudkan cita-citanya untuk mendapatkan medali

emas. Subjek DVO juga berusaha merealisasikan tujuan hidupnya

di mana hidupnya dapat berguna dan bermanfaat bagi orang lain

dengan membantu teman-teman atlet Jakarta Swift.

Page 216: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

196

5. Tahap Kehidupan Bermakna (Penghayatan Bermakna dan

Kebahagiaan)

• Identifikasi Gagasan Kehidupan Bermakna

Tabel 5.8

Identifikasi Gagasan Kehidupan Bermakna

Subjek EJ Subjek HS Subjek DVO

Subjek EJ

memandang bahwa

menjadi seorang

penyandang

disabilitas itu

bukan lagi suatu

penderitaan,

melainkan hikmah

yang patut

disyukuri. Dengan

menjadi

penyandang

disabilitas, Subjek

EJ dapat

memotivasi dirinya

untuk melakukan

perubahan yang

terus lebih baik.

Kehidupan

bermakna bagi

Subjek HS adalah

ia menyukuri atas

nikmat apapun

yang Tuhan

berikan padanya.

Dengan menjadi

seorang

penyandang

disabilitas, Subjek

HS dapat menjadi

atlet bulu tangkis

dan basket kursi

roda, di mana itu

adalah hal yang

tidak pernah

terbayangkan

sebelumnya.

Menurut Subjek

DVO, kehidupan

bermakna baginya

adalah ia bisa

mendapatkan

banyak hal positif

dari olahraga

disabilitas. Subjek

DVO mensyukuri

bahwa meskipun ia

seorang

penyandang

disabilitas, tetapi di

balik itu semua ia

jadi mempunyai

banyak kelebihan

dan menjadi

pribadi yang baik

hati.

• Deskripsi Gagasan Kehidupan Bermakna

Pada tahap ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah

ketiga informan melewati tahapan demi tahapan, akhirnya mereka

sampai berada pada tahap yang ditunggu-tunggu ini yaitu

kebermaknaan hidup. Ketiga informan dapat mengambil hikmah

di balik menjadi penyandang disabilitas daksa dan memaknai

kehidupannya yang telah diberikan oleh Tuhan itu dengan cara

mensyukuri setiap anugerah dari-Nya. Walaupun ketiga informan

Page 217: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

197

memiliki keyakinan yang berbeda-beda. Namun, mereka tetap

menjunjung tinggi toleransi. Mereka percaya pada Tuhan nya

masing-masing bahwa apa yang terjadi pada mereka yaitu

peristiwa tragis yang menimpanya pada masa lalu itu, telah

membawa mereka ke jalan yang tidak pernah dibayangkan

sebelumnya yakni menjadi seorang atlet disabilitas daksa.

Dengan menjadi atlet disabilitas daksa membawa

penghayatan bermakna dan kebahagiaan sendiri bagi ketiga

informan. Mereka memiliki pengalamannya masing-masing dalam

bidang olahraga disabilitas. Dari hal itu menimbulkan kebahagiaan

bagi mereka sendiri, baik ketika sedang latihan rutin, mengadakan

sebuah acara, ataupun mengikuti kejuaraan nasional bahkan

internasional. Menjadi atlet adalah suatu prestasi yang

membanggakan dan berharga bagi mereka dan keluarga. Mereka

berusaha untuk tetap semangat latihan dan ikut serta mengangkat

nama tim wheelchair basketball agar lebih dikenal lagi oleh

masyarakat luas. Proses perjalanan kehidupan dan pencapaian

kebermaknaan hidup yang tidak mudah itu berhasil mereka lalui

dengan caranya masing-masing. Oleh karena itu, dengan menjadi

atlet basket kursi roda saat ini, ketiga informan telah berhasil

mencapai makna dan tujuan hidupnya serta kehidupannya lebih

bermakna.

Page 218: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

198

B. Pembahasan Pandangan Penyandang Disabilitas dalam

Perspektif Kesejahteraan Sosial Islam (Islamic Social

Work)

Dalam Kesejahteraan Sosial Islam atau Islamic Social

Work terdapat pembahasan mengenai bagaimana perlindungan

terhadap anak-anak salah satunya perlindungan anak yang

mengalami disabilitas fisik. Dalam hal ini, hal mendasar yang

diperlukan dalam perlindungan terhadap penyandang disabilitas

itu terbagi menjadi dua yaitu pertama cara kita memandang

penyandang disabilitas fisik dan yang kedua cara penyandang

disabilitas fisik dalam memandang diri mereka sendiri.

1. Cara Memandang Penyandang Disabilitas Fisik

• Identifikasi Gagasan Cara Memandang Penyandang

Disabilitas Fisik

Tabel 5.9

Identifikasi Gagasan

Cara Memandang Penyandang Disabilitas Fisik

Subjek SN

Pertama, Subjek SN

mempelajari dan lebih

mengenal karakteristik para

penyandang disabilitas dari

teman-teman atlet binaanya.

Subjek SN tidak memandang

sebelah mata terhadap mereka,

melainkan menganggap

mereka sama dengan yang

lainnya. Subjek SN mengakui

potensi yang dimiliki oleh

ketiga informan utama dan

mereka bisa melakukan apa

Kedua, Subjek SN

memberikan pelatihan

dan memfasilitasi para

atlet basket kursi roda

untuk mengembangkan

potensinya. Subjek SN

dan tim Jakarta Swift

melakukan kolaborasi

dengan Deaf Basketball

(Komunitas Basket

Teman-teman Tuli) agar

mereka saling terhubung

dan mendukung satu

Page 219: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

199

yang Subjek SN lakukan

dengan caranya sendiri.

sama lain. Dan Subjek

SN memiliki rencana

untuk mengenalkan

basket kursi roda kepada

masyarakat umum.

• Deskripsi Gagasan Cara Memandang Penyandang

Disabilitas Fisik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pandang Subjek

SN terhadap penyandang disabilitas fisik sudah lebih baik dari

sebelumnya sejak menjadi pelatih tim basket kursi roda di Jakarta

Swift. Berkaitan dengan teori dalam cara memandang yang

pertama (lihat Bab II, h.61-62) bahwa Subjek SN mengungkapkan

jika disabilitas fisik itu tidak menghambat para penyandang

disabilitas untuk dapat melakukan aktivitas yang biasanya orang

non-disabilitas lakukan. Bahkan Subjek SN mengakui bahwa apa

yang dilakukan oleh Subjek EJ, belum tentu dapat dilakukan oleh

dirinya.

Dengan mengenal karakteristik para atlet binaannya,

membuat Subjek SN menerapkan sistem pelatihan yang sama

dengan tim basket berdiri binaan sebelumnya. Hal itu

dilakukannya agar para tim basket kursi roda merasa tidak dibeda-

bedakan. Dan juga agar tim Jakarta Swift dapat menjadi tim yang

kuat dan solid sehingga dapat bertanding dengan tim-tim basket

kursi roda lainnya.

Selanjutnya, berdasarkan teori cara memandang yang

kedua (lihat Bab II, h. 62) bahwa NPC DKI Jakarta dan Jakarta

Swift Wheelchair Basketball seperti fasilitator atau wadah

olahraga disabilitas bagi para penyandang disabilitas yang

Page 220: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

200

memiliki potensi dalam bidang olahraga dan ingin

mengembangkan potensinya tersebut. Para calon atlet dapat

memilih cabang olahraga yang sesuai dengan kemauan dan

kemampuannya. Hal itu dapat dikatakan bahwa sudah terbukanya

dan tidak ada hambatan bagi mereka yang ingin mengasah skill

olahraga serta menjadi atlet.

Subjek SN dan para tim Jakarta Swift membuka peluang

dengan berkolaborasi atau sparing dengan tim Deaf Basketball.

Hal itu dilakukannya agar para atlet Jakarta Swift dan Deaf

Baskeball saling mengenal, belajar dari satu sama lain, sharing,

bahkan memberikan inspirasi. Dan juga menyatukan agar

bersama-sama memperjuangkan hak-hak para atlet disabilitas

lebih diperhatikan lagi dalam penyelenggaraan olahraga disabilitas

di Indonesia.

Subjek SN dan tim Jakarta Swift juga mempunyai sebuah

rencana agar basket kursi roda dapat lebih dikenal lagi oleh

masyarakat umum. Dan memperkenalkan bahwa basket kursi roda

dapat dimainkan oleh siapapun, bukan hanya para penyandang

disabilitas fisik saja.

Oleh karena itu, hasil penelitian yang didapatkan berkaitan

dengan teori bahwa kita harus memandang penyandang disabilitas

secara positif dan mendukung apapun potensi yang dimilikinya.

Bahkan NPC DKI Jakarta dan Jakarta Swift menjadi fasilitator

bagi para penyandang disabilitas dalam mengembangkan potensi

mereka di bidang olahraga.

Page 221: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

201

2. Cara Penyandang Disabilitas Fisik Memandang Dirinya

• Identifikasi Gagasan Cara Penyandang Disabilitas

Fisik Memandang Dirinya

Tabel 5.10

Identifikasi Gagasan

Cara Penyandang Disabilitas Fisik Memandang Dirinya

Subjek EJ Subjek HS Subjek DVO

Pertama, sejak

kecil Subjek EJ

sudah mendapatkan

dukungan dan

nasihat-nasihat dari

orang tuanya,

sehingga ia menjadi

pribadi yang

mandiri.

Kedua, Subjek EJ

mampu

menghadapi dan

mengatasi

permasalahan yang

terjadi dengan

caranya sendiri dan

menemukan makna

hidup baginya.

Ketiga, menyukai

dan mampu

berprestasi dalam

bidang olahraga.

Keempat, memiliki

sifat kepedulian

terhadap orang lain

khususnya teman-

teman sesama

penyandang

disabilitas.

Pertama, subjek

HS merasa sangat

terbantu dengan

adanya panti bagi

penyandang

disabilitas daksa

dan bertemu

dengan teman-

teman sesamanya.

Kedua, Subjek HS

menghadapi dan

mengatasi masalah

dengan cara

berpikiran tenang

terlebih dahulu.

Ketiga, menyukai

dan mengikuti

pelatihan bidang

olahraga sehingga

mampu berprestasi.

Keempat, memiliki

sifat kepedulian

terhadap orang lain

khususnya teman-

teman sesama atlet

basket kursi roda.

Pertama, Subjek

DVO mendapatkan

dukungan dan

nasihat-nasihat dari

orang tuanya

sehingga ia menjadi

pribadi yang kuat.

Kedua, Subjek

DVO menghadapi

dan mengatasi

masalahnya dengan

cara berpikiran

tenang terlebih

dahulu.

Ketiga, menyukai

dan mengikuti

pelatihan olahraga

sehingga mampu

mencapai prestasi

yang gemilang.

Keempat, Subjek

DVO memiliki

semangat juang

yang tinggi dalam

memperjuangkan

hak-haknya sebagai

penyandang

disabilitas fisik.

Page 222: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

202

• Deskripsi Gagasan Cara Penyandang Disabilitas Fisik

Memandang Dirinya

Hasil penelitian menjukkan bahwa ada keterkaitan antara

perspektif Kesejahteraan Sosial Islam (Islamic Social Work) dalam

memandang penyandang disabilitas dengan tahapan pencapaian

kebermaknaan hidup baginya. Para ketiga informan sudah mampu

memandang dirinya sebagai penyandang disabilitas fisik secara

positif meskipun hal itu didapatkannya melalui proses dan waktu

yang cukup panjang.

Poin Pertama dalam Islamic Social Work ini sama hal nya

dengan tahap penerimaan diri bagian pemahaman diri yang

dilakukan oleh ketiga informan dan dukungan sosial yang

didapatkan melengkapi proses penerimaan kondisi dirinya

tersebut. Subjek EJ sudah mendapatkan bimbingan, dukungan, dan

nasihat-nasihat dari kedua orang tuanya sehingga ia menerima

kondisi fisiknya sejak kecil. Hal itu berpengaruh pada tumbuh

kembangnya sampai dewasa sehingga Subjek EJ mampu menjadi

pribadi yang mandiri dalam mengerjakan kegiatan sehari-harinya.

Sedangkan bagi Subjek HS yang mengalami disabilitas saat

usia dewasa dank arena faktor kecelakaan, memerlukan proses dan

waktu yang cukup panjang untuk menerima kondisi fisiknya yang

tidak sama lagi dengan sebelumnya. Subjek HS merasa bersyukur

karena adanya dan dapat tinggal di panti disabilitas daksa dan

bertemu dengan teman-teman sesama penyandang disabilitas

daksa. Subjek HS mencoba beradaptasi dengan mereka sehingga

ia mampu berbaur dan menemukan titik ikhlas. Penerimaan

kondisi fisiknya yang baru juga diperkuat dengan perenungan diri

Page 223: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

203

yang dilakukannya bahwa ia percaya dirinya merupakan orang

pilihan Tuhan yang mampu mengatasi dan menerima ujian dari-

Nya.

Kemudian, sama halnya dengan subjek EJ bahwa Subjek

DVO dari kecil sudah mendapatkan dukungan dan nasihat-nasihat

serta kasih sayang yang tak terhingga dari orang tua dan

keluarganya. Sehingga ia merasa bahwa dirinya yang sekarang

dengan kepribadian yang kuat dan tangguh serta mampu

berprestasi merupakan hasil dari dukungan dan doa-doa yang

didapat dari keluarganya tersebut.

Selanjutnya, Poin Kedua dalam Islamic Social Work ini

sama hal nya dengan tahap penerimaan diri yakni bagian

pengubahan sikap. Berdasarkan teori (lihat Bab II, h.42)

pengubahan sikap termasuk ke dalam penerimaan diri. Namun,

pengubahan sikap di sini juga dapat diartikan sebagai salah satu

sumber kebermaknaan hidup yakni nilai-nilai bersikap (attitudinal

value) (lihat Bab II, h.37). Hal itu memiliki arti dalam

merealisasikan nilai-nilai bersikap dalam menghadapi dan

mengatasi permasalahan yang terjadi.

Dalam poin ini, Subjek EJ memiliki sikap dalam

mengahadapi dan mengatasi permasalahan yang terjadi padanya

dengan berpikir jernih bahwa di balik masalah tersebut juga pasti

ada solusinya. Selain itu, menurutnya juga bahwa Tuhan tidak

memberikan cobaan seberat yang hamba-Nya pikirkan. Subjek EJ

memikirkan terlebih dahulu apa masalah yang terjadi, bagaimana

hal itu bisa terjadi, baru kemudian mencari jalan keluarnya. Setelah

itu, baru ia pasrahkan kembali kepada Tuhan. Hal itu yang mampu

Page 224: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

204

membuat Subjek EJ bertahan dalam hidupnya. Dan makna hidup

bagi Subjek EJ adalah ia mensyukuri hidupnya sebagai

penyandang disabilitas, karena meskipun seperti itu ia masih

diberikan kesempatan untuk hidup dan menjalani kehidupannya

secara mandiri.

Kemudian, cara menyikapi dalam menghadapi dan

mengatasi masalah bagi Subjek HS adalah ia akan berpikiran

tenang terlebih dahulu. Setelah itu, baru ia akan merenungi

masalah yang terjadi dan mencari solusi yang tepat untuk

mengatasinya. Dan makna hidup baginya adalah selalu berpikiran

positif terhadap apapun yang dijalankannya.

Selanjutnya, sikap yang dimiliki oleh Subjek DVO dalam

menghadapi dan mengatasi masalahnya sama halnya dengan

Subjek HS yakni bersikap tenang terlebih dahulu. Kemudian,

memikirkan masalah apa yang terjadi sekaligus solusinya. Selain

itu, Subjek DVO juga yakin bahwa tiap masalah pasti memiliki

jalan keluar serta harus sabar dalam menghadapinya. Dan makna

hidup bagi DVO adalah proses yang dilaluinya selama menjadi

hidup. Karena, menurutnya proses adalah hal terpenting dalam

menunjang tujuan-tujuan hidupnya yang tercapai.

Selanjutnya Poin Ketiga dalam Islamic Social Work ini

sama hal nya dengan tahap realisasi makna di mana para informan

menyadari potensi yang dimiliki dan mengasahnya sehingga

mampu berprestasi dengan cara mereka. Hal tersebut seperti

merealisasikan tujuan-tujuan hidup yang telah ditetapkannya.

Ketiga informan sama-sama menyukai bidang olahraga.

Kemudian, mereka tidak menyia-nyiakan potensinya itu

Page 225: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

205

melainkan menyalurkan dan meningkatkannya guna sebagai

bentuk pengembangan diri sehingga mereka mampu menggapai

prestasi sesuai dengan bidang yang mereka tekuni.

Dan yang terakhir, Poin Keempat dalam Islamic Social

Work ini sama hal nya dengan tahap kehidupan bermakna yakni

ketiga informan ingin dirinya dapat berguna dan bermanfaat bagi

orang lain. Hal itu direalisasikan oleh Subjek EJ bahwa ia memilih

untuk keluar tim Pelatnas dan bergabung ke Jakarta Swift agar bisa

membantu teman-teman penyandang disabilitas lainnya yang ingin

belajar basket kursi roda. Dan Subjek EJ juga ingin membagikan

pengalaman-pengalaman positif yang didapatkannya kepada para

penyandang disabilitas lainnya.

Bagi Subjek HS, dengan berjalannya waktu sifat

kepedulian terhadap teman-teman atlet Jakarta Swift itu timbul dan

ia lakukan dengan cara membantu mengantar jemput mereka yang

membutuhkan bantuannya ketika ingin melakukan latihan rutin.

Hal itu sejalan dengan tujuan hidupnya yang ingin berbuat baik

kepada orang lain. Dan bagi subjek DVO adalah ketika ia

memperjuangkan haknya agar mendapatkan pendidikan yang

setara di sekolah negeri. Dari perjuangannya tersebut membuahkan

hasil bahwa setelah ia lulus sekolah, sekolahnya tersebut menerima

kembali teman-teman penyandang disabilitas yang ingin sekolah

di negeri.

Page 226: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

206

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti telah lakukan

menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi serta pembahasan yang juga peneliti lakukan

mengenai Proses Pencapaian Kebermaknaan Hidup pada Atlet

Disabilitas Daksa Bukan Bawaan Lahir di NPC DKI Jakarta dapat

disimpulkan bahwa proses pencapaian kebermaknaan hidup yang

terjadi oleh ketiga informan melalui lima tahap.

Tahap pertama dimulai dari tahap derita. Tahap ini terjadi

terhadap kedua informan saat masih balita yang mengalami infeksi

virus dan satu informan saat usia dewasa karena mengalami

kecelakaan motor. Dari tahap ini timbul penghayatan-penghayatan

tanpa makna. Kemudian, dari tahap tersebut ketiga informan

memasuki tahap kedua yakni penerimaan diri. Pada tahap ini

ketiga informan dapat menerima kondisinya yang didapatkan dari

berbagai faktor. Beriringan dengan tahap ini, ketiga informan

berhasil melalui tahap ketiga yaitu penemuan makna hidup dan

penentuan tujuan hidupnya.

Selanjutnya, ketiga informan memasuki tahap keempat

yakni merealisasikan makna dan tujuan hidupnya secara komitmen

untuk menjalankan berbagai kegiatan terarah melalui bekerja,

belajar, dan pengembangan potensi-potensi miliknya. Dan setelah

keempat tahapan itu berhasil dilalui, ketiga informan berada pada

tahap terakhir yaitu kebermaknaan hidup. Ketiga informan dapat

Page 227: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

207

mengambil hikmah dan mensyukuri kondisinya sebagai

penyandang disabilitas daksa bukan bawaan lahir.

Kelima tahapan pencapaian kebermaknaan hidup juga

berkaitan dengan pandangan penyandang disabilitas dalam

perspektif Kesejahteraan Sosial Islam (Islamic Social Work).

Dalam hal ini Islamic Social Work sangat memperhatikan

perlindungan bagi para penyandang disabilitas. Berdasarkan

perspektif Islamic Social Work, dapat dilihat dari dua sudut

pandang yaitu sudut pandang orang lain terhadap penyandang

disabilitas dan sudut pandang dari penyandang disabilitas terhadap

dirinya sendiri.

B. Implikasi

Peneliti berharap bahwa dengan adanya penelitian yang

sudah dilakukan dapat memberikan manfaat, baik dari segi teoritik

maupun praktik. Adapun implikasi dari penelitian ini adalah:

1. Segi teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi bacaan, menambah wawasan baru, dan dapat

memberikan kontribusi positif bagi perkembangan keilmuan

studi kesejahteraan sosial terutama dalam ranah disabilitas.

Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

para pembaca pada umumnya dan menjadi bahan rujukan atau

pembanding bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 228: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

208

2. Segi Praktis

Dari segi praktis penelitian ini diharapkan dapat

memberikan pengetahuan dan pandangan baru khususnya

untuk teman-teman penyandang disabilitas dalam upaya

mencapai proses pencapaian kebermaknaan hidup dan

pandangan penyandang disabilitas dalam perspektif

Kesejahteraan Sosial Islam (Islamic Social Work).

C. Saran

Berdasarkan hasil data penelitian dan pembahasan yang

sudah dijabarkan mengenai Proses Pencapaian Kebermaknaan

Hidup pada Atlet Disabilitas Daksa di atas. Dengan demikian,

peneliti ingin menyampaikan beberapa saran kepada beberapa

pihak terkait, yakni sebagai berikut:

1. Atlet Penyandang Disabilitas Daksa

Diharapkan bahwa proses pencapaian kebermaknaan

hidup yang sudah berhasil dilalui, pengalaman-pengalaman

yang sudah didapat dan nilai-nilai positif yang sudah

ditanamkan dalam diri dapat dipertahankan bahkan

dikembangkan agar mencapai yang lebih baik lagi di

kemudian hari. Selain itu, terus tingkatkan semangat dan

potensi yang dimiliki supaya selalu dapat menginspirasi dan

memberikan manfaat bagi banyak orang. Hal itu dikarenakan

dengan manfaat lebih yang diberikan dapat tercipta

kebermaknaan hidup yang sangat berarti dan berharga.

Page 229: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

209

2. Masyarakat

Diharapkan bagi masyarakat yang masih mempunyai

pandangan negatif terhadap penyandang disabilitas untuk

melihat lagi secara lebih luas kehidupan mereka agar pandangan

tersebut dapat berubah ke arah yang lebih positif. Hal itu

dikarenakan bahwa penyandang disabilitas hanya maknanya

yang disabilitas. Namun, mereka tetap sama dengan manusia

non-disabilitas lainnya dan mereka memiliki kemampuannya

sendiri. Oleh karena itu, mereka tetap dapat melakukan aktivitas

sehari-harinya dengan cara mereka.

3. Pemerintah

Kepada Pemerintah khususnya Kementerian Sosial

diharapkan dapat lebih banyak mendirikan panti-panti atau

yayasan bagi teman-teman penyandang disabilitas terutama

disabilitas daksa yang bukan dari lahir, tetapi karena faktor

kecelakaan atau lainnya. Hal itu dapat membantu mereka untuk

bisa bangkit lagi dan menguatkan mental mereka dalam menjalani

kehidupan selanjutnya.

Selain itu, kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga

diharapkan dapat lebih memerhatikan dan juga memfokuskan

olahraga disabilitas serta menyamaratakan hak-hak dan

kesejahteraan bagi atlet disabilitas layaknya atlet non-disabilitas.

Hal itu agar tidak terjadi kesenjangan dan kecemburuan sosial

antara mereka serta para atlet disabilitas juga dapat meraih prestasi

yang gemilang baik di tingkat nasional maupun internasional.

Page 230: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

210

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Afrizal, Afrizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Rajawali Pers.

Agustyawati, and Solicha. 2009. Psikologi Pendidikan Anak

Berkebutuhan Khusus. 1st ed. Ciputat: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta.

Am, Zainul, Akmal Hilmi, and Satrio Wahono, trans. 2014. Ngaji

Quran Di Zaman Edan (Sebuah Tafsir Untuk Menjawab

Persoalan Mutakir). 1st ed. Jakarta: PT Serambi Ilmu

Semesta.

Bastaman, Hanna Djumhana. 1996. Meraih Hidup Bermakna:

Kisah Pribadi Dengan Pengalaman Tragis. Cetakan I.

Jakarta: Paramadina.

———. 2007. Logoterapi: Psikologi Untuk Menemukan Makna

Hidup Dan Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Creswell, John W., and Cheryl N. Poth. 2018. Qualitative Inquiry

& Research Design (Choosing Among Five Approaches).

4th ed. California: SAGE.

Efendi, Mohammad. 2008. Pengantar Psikopedagogik Anak

Berkelainan. 2nd ed. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Untuk

Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Page 231: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

211

Ismail, Asep Usman. 2012. Al-Qur’an Dan Kesejahteraan Sosial

(Sebuah Rintisan Membangun Paradigma Sosial Islam

Yang Berkeadilan Dan Berkesejahteraan). 1st ed. Ciputat,

Tangerang: Lentera Hati.

Koeswara, E. 1992. Logotetapi: Psikoterapi Viktor Frankl. 1st ed.

Yogyakarta: Kanisius.

Somantri, T. Sutjihati. 2018. Psikologi Anak Luar Biasa. 5th ed.

Bandung: PT Refika Aditama.

Sugiyono, Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta.

———. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Tim Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009. Pedoman Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta.

Widoyoko, Eko Putro. 2017. Teknik Penyusunan Instrumen

Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yustinus, Yustinus. 2001. Psikologi Pertumbuhan: Model-Model

Kepribadian Sehat. 10th ed. Yogyakarta: Kanisius.

Jurnal & Skripsi

Nasirin, Nasirin. 2010. “Kerbermaknaan Hidup Difabel (Studi

Kasus Terhadap Difabel Amputasi Kaki).” Yogyakarta:

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Novianti, Dewi. 2013. “Kebermaknaan Hidup Penyandang

Disabilitas Fisik Yang Berwirausaha (Penelitian

Fenomenologi Pada Tiga Orang Penyandang Disabilitas

Page 232: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

212

Fisik Yang Berwirausaha Di Kota Bandung).” Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Pratiwi, Indah Agustina. 2019. “Kebermaknaan Hidup Disabilitas

Daksa Bukan Bawaan (Model Pendekatan Humanistik Di

Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD)

Prof. Dr. Soeharso Surakarta.” Surakarta: Institut Agama

Islam Negeri Surakarta.

Sanyoto, Purwo Adi. 2017. “Pembinaan Dan Perkembangan

Prestasi Olahraga Paralympic Di Jawa Tengah (Deskripsi

Tentang Sistem Pembinaan, Sumber Daya Manusia, Dan

Prestasi Atlet).” Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Sumanto, Sumanto. 2006. “Kajian Psikologis Kebermaknaan

Hidup.” Buletin Psikologi 14 Nomor 2.

Susanti, Mutia Andini, and Umar Yusuf. 2018. “Studi Deskriptif

Kebermaknaan Hidup Pada Penyandang Tunadaksa

Karena Kecelakaan (Studi Di Lembaga Penyandang

Disabilitas Cimahi).” Prosiding Psikologi 4.

Wijayanti, Titis Sekti. 2016. “Hardiness Pada Atlet Difabel Di

National Paralympic Committee Indonesia.” Surakarta:

Universitas Sebelas Maret.

Wulandari, Erlyn. 2014. “Resiliensi Pada Atlit Penyandang Tuna

Daksa.” Pekanbaru: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasimriau Pekanbaru.

Yuwanto, Listyo, and Nadia Sutanto. 2012. “Deskripsi Psikologi

Atlet Remaja Berdasarkan Analisis Struktur EPPS.” Jurnal

Ilmiah Psikologi Mind Set 3 (June): 115–22.

Page 233: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

213

Peraturan Daerah dan Undang-Undang

Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor

1 Tahun 2016 Tentang Keolahragaan. 2016.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005

Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. 2005.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016

Tentang Penyandang Disabilitas. 2016.

Wawancara

Hasil Wawancara dengan Informan Utama Pertama EJ. Pada

tanggal 10 Desember 2019 Pukul 13.30 WIB.

Hasil Wawancara dengan Informan Utama Kedua HS. Pada

tanggal 17 Desember 2019 Pukul 11.10 WIB.

Hasil Wawancara dengan Informan Utama Ketiga DVO. Pada

tanggal 15 Januari 2020 Pukul 11.15 WIB.

Hasil Wawancara dengan Informan Pendukung Pertama SN. Pada

tanggal 10 Desember 2019 Pukul 14.00 WIB dan 17

Desember 2019 Pukul 12.30 WIB.

Hasil Wawancara dengan Informan Pendukung Kedua BL. Pada

tanggal 22 November 2019 Pukul 13.00 WIB.

Website

Amini, Dyah Nur Afifah. 2016. “Makalah Olahraga Dan

Kesehatan Pekan Paralympic Nasional (Peparnas).”

Scribd.Com.

https://www.scribd.com/document/328006483/Makalah-

pendidikan-jasmani.

Page 234: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

214

Apinino, Rio. 2019. “Mengenal Lebih Jauh Asian Para Games

2018.” Tirto.Id, September 4, 2019.

https://tirto.id/mengenal-lebih-jauh-asian-para-games-

2018-cWJt.

Argawana, Brian. 2017. “Lima Hal Yang Perlu Kamu Tahu

Tentang ASEAN Para Games Ke-9.” Rappler.Com,

September 17, 2017.

https://www.rappler.com/indonesia/olahraga/182449-

lima-hal-soal-asean-para-games-2017.

Chaerunnisa, Audrey Aulia. 2018. “6 Fakta Menarik Tentang

Paralimpiade.” Provoke Online, March 9, 2018.

http://www.provoke-

online.com/index.php/lifestyle/lifestylenews/14988-6-

fakta-menarik-tentang-paralimpiade.

Databoks. 2017. “Penyandang Disabilitas Di Jakarta 6 Ribu Jiwa.”

Katadata.Co.Id, February 9, 2017.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/02/09/jel

ang-debat-iii-jumlah-penyandang-disabilitas-di-dki-

jakarta-capai-6-ribu-jiwa.

Dharapos. 2019. “Pekan Paralympic Pelajar Nasional Ke IX

Lombakan 6 Cabor.” Dharapospapua.Com, March 2019.

https://www.dharapospapua.com/2019/03/pekan-

paralympic-pelajar-nasional-ke-ix.html.

Dharma, Avicena Farkhan. 2019. “Sejarah Penyelenggaran Asian

Para Games.” Kompas.Com, September 4, 2019.

https://olahraga.kompas.com/read/2018/09/04/14410008/s

ejarah-penyelenggaraan-asian-para-games.

Diah, Femi. 2018. “Usai Asian Para Games, Jendi Fokus Cari Poin

Ke Paralimpiade.” Detik Sport, Oktober 2018.

Page 235: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

215

https://sport.detik.com/sport-lain/d-4261400/usai-asian-

para-games-jendi-fokus-cari-poin-ke-paralimpiade.

Ferdiyanto, Rima. 2019. “National Paralympic Committee

Indonesia (NPCI) (Anggaran Dasar Dan Anggara Rumah

Tangga).” 2019.

http://www.npcjateng.com/assets/docpub/Bp__Rima_Ferd

iyanto_-

_NASIONAL_PARALYMPIC_COMMITTEE_INDONE

SIA.pdf.

Fernandy, Handy. 2018. “Kenal Lebih Dekat Jendi Pangabean.”

Sportku, September 19, 2018.

https://sportku.com/read/33435/kenal-lebih-dekat-jendi-

pangabean.

Jiddan. 2016. “Sejarah PEPARNAS.” Maduracorner.Com,

October 16, 2016. http://www.maduracorner.com/sejarah-

peparnas/.

Khuluq, Muhamad Husnul, Abi Kurniawan, Fatoni Yanuar Ahmad

Budi Sunaryo, and Joko Adi Prayitno. 2013. “Modifikasi

Model Power Soccer Wheelchair (Kursi Roda Elektronik

Power Soccer) Sebagai Alat Latihan Olahraga Power

Soccer Bagi Atlet Tuna Daksa.” Prosiding Elektronik (e-

Proceedings) PIMNAS.

http://artikel.dikti.go.id/index.php/PKMKC/article/view/2

16/216.

Meilisa, Hilda. 2019. “Jatim Juara Umum Pekan Paralympic

Pelajar Nasional 2019.” Detik News, November 12, 2019.

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-

4782864/jatim-juara-umum-pekan-paralympic-pelajar-

nasional-2019.

Page 236: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

216

NPC Indonesia. 2019. “NPC Indonesia.” 2019.

http://npcindonesia.id/.

Soselisa, Roy. 2016. “Kebijakan Olahraga Disabilitas Yang

Terlihat, Tetapi Tidak Terlihat.” Kompasiana, April 10,

2016.

https://www.kompasiana.com/roy.soselisa/5709adc52e7a

61f00869c531/kebijakan-olahraga-disabilitas-yang-

terlihat-tetapi-tidak-terlihat?page=all#.

Wara, Jalad. 2018. “Inilah Klasemen Akhir Perolehan Medali

Peparprov Jateng 2018.” Kampiun.Id, November 2018.

https://kampiun.id/bulutangkis/11/inilah-klasemen-akhir-

perolehan-medali-peparprov-jateng-2018/.

Page 237: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

LAMPIRAN

Page 238: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Lampiran 1 : Surat Pengajuan Proposal Skripsi

Page 239: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Lampiran 2 : Pernyataan Lulus Ujian Seminar Proposal Skripsi

Page 240: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Lampiran 3 : Surat Bimbingan Skripsi

Page 241: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian Skripsi di NPC DKI Jakarta

Page 242: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian (Wawancara) di Sasana Bina

Daksa

Page 243: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Lampiran 6 : Lembar Persetujuan Wawancara

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya …………………... bersedia menjadi responden

untuk penelitian skripsi oleh Karimah Marwaziah mahasiswa

Kesejahteraan Sosial 2015, Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul

“Kebermaknaan Hidup pada Atlet Disabilitas Daksa (Studi Kasus

Life History pada Atlet Disabilitas Daksa di National Paralympic

Committee (NPC) Provinsi DKI Jakarta” pada tanggal ……….

bulan …………………. tahun …………..

Saya sebagai responden mengizinkan pengambilan foto

dan publikasi di dalam skripsi dengan syarat menutupi wajah dan

menyamarkan nama informan. Saya menyadari bahwa partisipasi

saya bermanfaat untuk banyak pihak, karenanya saya dengan sadar

dan tanpa paksaan bersedia menjadi responden dalam penelitian

ini.

Informan, Peneliti,

_____________________ _____________________

Page 244: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Lampiran 7 : Pedoman Wawancara

Teknik Pemilihan Informan

No. Informan Informasi yang dicari Jumlah

1. Sekretaris NPC

DKI Jakarta

Mencari tahu tentang data dan

profil NPC DKI Jakarta serta

atlet yang tepat untuk menjadi

informan.

1

orang

2.

Pelatih Jakarta

Swift

Wheelchair

Basketball

Untuk mengetahui dan

menggali informasi tentang

atlet yang menjadi informan

mengenai kepribadiannya.

1

orang

3.

Klien (Atlet

yang Menjadi

Informan)

Untuk mengetahui dan

menggali informasi tentang

proses pencapaian

kebermaknaan hidup bagi

dirinya.

3

orang

Page 245: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

PEDOMAN WAWANCARA

INFORMAN DARI LEMBAGA NPC DKI JAKARTA

Nama Informan :

Usia :

Jabatan :

Waktu Wawancara :

Tempat Wawancara :

Pertanyaan Wawancara

1) Bagaimana sejarah berdirinya NPC Provinsi DKI Jakarta?

2) Apa visi, misi, dan tujuan NPC Provinsi DKI Jakarta?

3) Bagaimana struktur organisasi dan kepengurusan di NPC

Provinsi DKI Jakarta?

4) Bagaimana proses awal masuk untuk bergabung ke dalam

NPC Provinsi DKI Jakarta?

5) Apa saja cabang olahraga dan program yang sudah dijalankan

oleh NPC Provinsi DKI Jakarta?

6) Berapa jumlah atlet dan pelatih yang sudah tergabung ke

dalam NPC Provinsi DKI Jakarta?

Page 246: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

PEDOMAN WAWANCARA

INFORMAN UTAMA ATLET DISABILITAS DAKSA

Nama Informan :

Usia :

Waktu Wawancara :

Tempat Wawancara :

Pertanyaan Wawancara

A. Proses Pencapaian Kebermaknaan Hidup Pada Atlet

Disabilitas Daksa Bukan Bawaan Lahir

1. Tahap Derita (Peristiwa Tragis, Penghayatan Tanpa

Makna)

1) Apa jenis/klasifikasi disabilitas daksa yang bapak/ibu

alami?

2) Apa faktor penyebab disabilitas daksa yang bapak/ibu

alami?

3) Bagaimana kronologi kejadian dan kapan hal itu terjadi?

4) Dari peristiwa tersebut, apa yang dirasakan oleh bapak/ibu?

2. Tahap Penerimaan Diri (Pemahaman Diri dan

Pengubahan Sikap)

1) Apa yang bapak/ibu lakukan setelah kejadian tersebut?

2) Berdasarkan peristiwa itu juga, faktor apa yang membuat

bapak/ibu sadar dan memahami kondisi yang sudah terjadi

tersebut?

Page 247: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

3) Bagaimana cara bapak/ibu melewati itu semua sampai

dapat beraktivitas kembali?

4) Menurut bapak/ibu, apa saja kelebihan dan kekurangan

yang ada pada diri bapak/ibu?

3. Tahap Penemuan Makna Hidup (Penemuan Makna dan

Penentuan Tujuan Hidup)

1) Bagaimana hubungan bapak/ibu dengan orang-orang

terdekat seperti keluarga, teman, atau rekan kerja?

2) Menurut bapak/ibu, bagaimana pengaruh ibadah yang

bapak/ibu jalani dalam kehidupan sehari-hari? Dan

bagaimana perasaan bapak/ibu setelah melaksanakan

ibadah-ibadah tersebut? (sesuai dengan kepercayaan

masing-masing).

3) Bagaimana bapak/ibu memaknai kehidupan ini? Dan apa

tujuan hidup bapak/ibu saat ini?

4) Bagaimana cara dan usaha bapak/ibu dalam menyikapi

berbagai hambatan atau permasalahan yang sedang terjadi?

5) Siapa saja yang selama ini menjadi social support atau

selalu mendukung dalam setiap kondisi yang dialami oleh

bapak/ibu?

4. Tahap Realisasi Makna (Keikatan Diri, Kegiatan Terarah,

dan Pemenuhan Makna Hidup)

1) Bagaimana cara bapak/ibu untuk tetap berkomitmen dalam

mencapai makna dan tujuan hidup?

2) Apa saja kegiatan-kegiatan positif yang bapak/ibu jalani

sebagai bentuk pengembangan diri?

Page 248: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

3) Dari siapa bapak/ibu mengetahui wadah olahraga bagi atlet

penyandang disabilitas yaitu NPC DKI Jakarta?

4) Apakah menjadi atlet sudah menjadi cita-cita bapak/ibu

sebelumnya?

5) Cabang olahraga apa yang bapak/ibu tekuni di NPC DKI

Jakarta?

6) Apakah bapak/ibu sebelumnya sudah mempunyai bakat

dan keterampilan dalam cabang olahraga yang bapak/ibu

pilih tersebut?

5. Tahap Kehidupan Bermakna (Penghayatan Bermakna dan

Kebahagiaan)

1) Apa saja perubahan yang terjadi dan dirasakan bapak/ibu

saat sebelum dan sesudah menjadi atlet di NPC DKI

Jakarta?

2) Bagaimana cara bapak/ibu memotivasi diri sendir dalam

menjalani kehidupan ini?

3) Apa hikmah di balik menjadi seorang penyandang

disabilitas?

Page 249: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

PEDOMAN WAWANCARA

INFORMAN PENDUKUNG PELATIH NPC DKI

JAKARTA

Nama Informan :

Usia :

Waktu Wawancara :

Tempat Wawancara :

Pertanyaan Wawancara

1) Apa yang bapak/ibu ketahui tentang kehidupan subjek?

2) Menurut bapak/ibu, bagaimana kepribadian ketiga informan

baik sikap dan perilaku mereka?

3) Menurut bapak/ibu, bagaimana hubungan ketiga informan

terhadap bapak sebagai pelatih dan teman-teman para atlet

disabilitas lainnya?

4) Apa harapan bapak sebagai pelatih untuk olahraga disabilitas

di Indonesia khususnya Jakarta Swift Wheelchair Basketball

sendiri?

Page 250: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Lampiran 8 : Pedoman Observasi

Panduan Observasi

Terhadap Atlet Disabilitas Daksa Bukan Bawaan Lahir

1) Bagaimana sikap yang ditunjukkan para informan ketika

sedang proses wawancara berlangsung? Khususnya dalam

menceritakan masa lalunya ketika mengetahui menjadi

seorang penyandang disabilitas daksa.

2) Apakah para informan komitmen dalam menjalankan

latihan basket kursi roda?

3) Bagaimana sikap atlet ketika sedang latihan rutin bersama

teman-teman atlet lainnya?

4) Dari sikap yang ditunjukkan tersebut, apakah sesuai

dengan pernyataan hasil wawancara dalam komitmennya

melakukan kegiatan terarah?

5) Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap atlet, baik

ekspresi dan bahasa tubuh, serta sikap yang

ditunjukkannya, apakah atlet tersebut sudah mencerminkan

hasil pencapaian kebermaknaan hidup baginya?

Page 251: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Lampiran 9 : Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan

Informan Utama 1

Page 252: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Informan Utama 2

Page 253: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Informan Utama 3

Page 254: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Informan Pendukung 1

Page 255: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Lampiran 10 : Contoh Formulir Biodata Calon Atlet

Page 256: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Lampiran 11 : Transkrip Hasil Wawancara

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

INFORMAN DARI LEMBAGA NPC DKI JAKARTA

Nama Informan : Benedict Lamere

Usia : 38 Tahun

Jabatan : Sekretaris NPC DKI Jakarta (2018–2023)

Waktu Wawancara : Jumat, 22 November 2019

Tempat Wawancara : Kantor Sekretariat NPC DKI Jakarta

Isi Wawancara

1) Bagaimana sejarah berdirinya NPC Provinsi DKI Jakarta?

Jawaban: “Jadi awalnya itu kan namanya BPOC (Badan

Pembina Olahraga Cacat). Nah itu dibentuk buat tentara-tentara

seroja yang korban peperangan, karena mereka jadi seorang

penyandang disabilitas gitu. Tapi, dengan berjalannya waktu,

akhirnya dibuka untuk umum bagi para penyandang disabilitas

yang ingin berkecimpung dalam bidang olahraga dan menjadi

atlet. Dulu kita kantornya sempat pindah-pindah. Kantor kita

pernah di Jalan Tambak terus daerah Cempaka sampai akhirnya

di sini, GOR Atletik Rawamangun.”

2) Apa visi, misi, dan tujuan NPC Provinsi DKI Jakarta?

Jawaban: “Untuk visi dan misi, karena kita berada di

bawah naungan NPC Indonesia, jadinya visi dan misi kita ya

sesuai dengan NPC Indonesia. Nanti saya kasih file nya ya

supaya bisa lihat di situ.”

3) Bagaimana struktur organisasi dan kepengurusan di NPC

Provinsi DKI Jakarta?

Jawaban: “Struktur organisasi itu kami ada ketua yang

didampingi oleh wakil ketua I, wakil ketua II, dan wakil ketua

III. Kami juga ada sekretaris dan bendahara. Sekretaris dan

bendahara punya wakilnya masing-masing supaya dapat lebih

terbantu dan efektif dalam hal kepengurusan. Terus dari

masing-masing wakil ketua I, II, dan III itu membawahi ketua-

ketua biro. Wakil ketua I itu membawahi ketua biro hokum dan

Page 257: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

humas. Wakil ketua II membawahi ketua biro cabang olahraga,

ketua biro pelatih dan wasit, dan ketua biro pertandingan dan

klasifikasi. Lalu, wakil ketua III membawahi ketua biro

pemberdayaan daerah. Kami juga ada yang namanya dewan

pertimbangan provinsi. Nah itu terdiri dari ketua, sekretaris, dan

anggota.”

4) Bagaimana proses awal masuk untuk bergabung ke dalam NPC

Provinsi DKI Jakarta?

Jawaban: “Proses awal masuknya itu ya para calon atlet

datang ke kantor kami, kantor sekretariat di sini. Kemudian,

nanti konsultasi minat cabang olahraganya ke mana. Kalau

belum tahu dan belum bisa apa-apa, nanti biasanya kami yang

arahin. Itu juga disesuaikan sama jenis dan tingkat

kedisabilitasannya. Baru setelah itu, ikut latihan dan dibina

secara bertahap. Nanti juga boleh dicoba dulu, kira-kira cabang

olahraga apa yang sesuai dan mereka mampu. Kalau nggak

cocok dan mau pindah ya boleh aja, karena kan sesuai sama

minat mereka juga. Berarti nanti tinggal ikut latihan lagi dari

awal yang cabang olahraga baru yang dipilihnya itu.”

5) Apa saja cabang olahraga dan program yang sudah dijalankan

oleh NPC Provinsi DKI Jakarta?

Jawaban: “Program kita sudah jelas terfokus ke olahraga

aja ya. Berarti kita melakukan latihan rutin sesuai dengan

cabang olahraganya. Kalau untuk cabang olahraga yang sudah

aktif di NPC DKI Jakarta itu kami ada cabor renang, bulu

tangkis, tenis meja. Tenis meja ini ada dua yaitu tenis meja

untuk disabilitas daksa dan tunanetra. Lalu, juga ada atletik.

Nah, atletik ini latihannya di stadion ini. Terus ada panahan,

basket kursi roda, blind judo untuk yang tunanetra, tenpin

bowling, boccia, catur, dan tenis lapangan wheelchair. Kalau

untuk tenis lapangan wheelchair ini sementara masih off ya.

Untuk latihan itu biasanya jadwalnya seminggu 2x dan harinya

masing-masing tergantung cabang olahraga.”

6) Berapa jumlah atlet dan pelatih yang sudah tergabung ke dalam

NPC Provinsi DKI Jakarta?

Jawaban: “Untuk saat ini jumlah atlet dari semua cabor

yang sudah terdaftar ada 116 orang. Kalau untuk pelatihnya

Page 258: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

sementara ini jumlahnya 10 orang pelatih dan didampingi oleh

10 asisten pelatih. Masing-masing cabor itu pelatihnya 1 dan

asisten pelatihnya juga 1. Tapi, kemungkinan di tahun depan

jumlah pelatih dan asisten pelatihnya bisa semakin nambah,

karena persiapan untuk Peparnas nanti.

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

INFORMAN UTAMA 1 ATLET DISABILITAS DAKSA

Nama Informan : Edy Johan

Usia : 42 Tahun

Waktu Wawancara : 10 Desember 2019 Pukul 13.30 WIB

Tempat Wawancara : Kantor Jakarta Swift di Karawaci

Isi Wawancara

A. Proses Pencapaian Kebermaknaan Hidup Pada Atlet

Disabilitas Daksa Bukan Bawaan Lahir

1. Tahap Derita (Peristiwa Tragis, Penghayatan Tanpa

Makna)

1) Apa jenis/klasifikasi disabilitas daksa yang bapak alami?

Jawaban: “Klasifikasi disabilitas saya itu ya kelainan

pada sistem otot dan rangka khususnya saya dulunya itu

penderita polio.”

2) Apa faktor penyebab disabilitas daksa yang bapak alami?

Jawaban: “Faktor penyebabnya itu karena infeksi

virus atau penyakit polio saat saya usia 10 bulan.”

3) Bagaimana kronologi kejadian dan kapan hal itu terjadi?

Jawaban: “Jadi, saat saya usia 10 bulan itu saya sakit

panas tinggi, kemudian saya disuntik sama mantri. Zaman

dulu kan, di kampung saya belum ada dokter, tapi adanya

mantri. Waktu itu, bapak saya lagi nggak ada jadinya ibu

saya sendiri yang membawa saya ke mantri. Besoknya,

kaki saya sudah nggak bisa digerakin.”

4) Dari peristiwa tersebut, apa yang dirasakan oleh bapak?

Jawaban: “Jadi, walaupun dari usia 10 bulan, bisa

dibilang hampir dari lahir ya, karena emang nggak tau apa-

Page 259: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

apa. Orang jalan seperti apa, lari seperti apa. Dari kecil ada

lah ya “gue kepengen bisa lari kayak orang lain.” Itu ada”

(memelankan suaranya).”

2. Tahap Penerimaan Diri (Pemahaman Diri dan Pengubahan

Sikap)

1) Apa yang bapak lakukan setelah kejadian tersebut?

Jawaban: “Karena saya kan disabilitas dari usia 10

bulan jadi bisa lebih menerima keadaan seperti ini lebih dulu

yaitu pada masa kecil.”

2) Berdasarkan peristiwa itu juga, faktor apa yang membuat

bapak sadar dan memahami kondisi yang sudah terjadi

tersebut?

Jawaban: “Dari kecil orang tua saya selalu memberi

nasihat-nasihat seperti menyuruh kita mandiri, harus bisa

dan tahu batas kemampuan kita sampai mana. Jangan pernah

menyamakan seseorang dengan orang lain. Itu sudah

diajarkan oleh orang tua saya dari sejak kecil. Mungkin

didikan orang tua juga berpengaruh kali, ya.”

3) Bagaimana cara bapak melewati itu semua sampai dapat

beraktivitas kembali?

Jawaban: “Ya itu, karena saya dari bayi jadi saya sudah

bisa menerima diri saya sejak kecil karena didikan orang tua

saya. Kehidupan saya seperti anak-anak biasa aja. Selesai

sekolah, ngumpul sama teman-teman, kadang nanti ngapain,

namanya anak sekolahan kan masa-masa nakalnya (senyum-

senyum sambil menjentikkan jarinya).”

4) Menurut bapak, apa saja kelebihan dan kekurangan yang ada

pada diri bapak/ibu?

Jawaban: “Wah, apa ya kelebihan dan kekurangan

saya. Mungkin saya itu terlalu pede kali, ya (hahaha). Setiap

orang pasti punya kelebihan dan kekurang masing-masing.

Ya itu biasa, namanya manusia kan. Biasanya itu yang

menilai orang lain ya. Saya kalau mengerjakan sesuatu terus

nggak sanggup pasti saya minta bantu juga, karena saya tidak

mau menjaga gengsi saya. Kita harus melihat kemampuan

kita sampai mana. Jangan malu untuk meminta bantu sama

Page 260: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

orang, karena kadang orang-orang non-disabilitas ya saya

rasa kadang juga butuh bantuan kan. Manusia itu tidak lepas

dari bantuan orang lain. Bukan untuk meminta dikasihani,

tapi ada kalanya kalau kita memang butuh bantuan, kenapa

tidak. Manusia itu kan harus bersosialisasi juga. Walaupun

saya nggak terlalu suka ngumpul sama orang (hahaha). Tapi,

kadang-kadang harus tetap ada. Memang harus ada.”

3. Tahap Penemuan Makna Hidup (Penemuan Makna dan

Penentuan Tujuan Hidup)

1) Bagaimana hubungan bapak dengan orang-orang terdekat

seperti keluarga, teman, atau rekan kerja?

Jawaban: “Orang tua saya sudah nggak ada. Kalau ibu

saya meninggal waktu saya kecil sekitar umur 10 tahun.

Kalau bapak saya waktu saya sekitar umur 19 tahun. Jadi,

udah lama. Tapi, pesan orang tua sih kalau dari bapak, saya

belajar bertahan hidup. Ya senang susah, susah senang harus

kita telan. Anggap saya sedang menelan kopi pahit, lama-

lama juga manis kan (tersenyum dan menjentikan jarinya).”

2) Menurut bapak, bagaimana pengaruh ibadah yang bapak/ibu

jalani dalam kehidupan sehari-hari? Dan bagaimana

perasaan bapak/ibu setelah melaksanakan ibadah-ibadah

tersebut? (sesuai dengan kepercayaan masing-masing).

Jawaban: “Saya memang bukan pendoa yang baik ya.

Saya yakin kalau manusia berdoa dan berusaha itu akan lebih

baik. Yang jelas, Tuhan selalu memberi cobaan tidak seberat

apa yang kita bayangkan. Saya selalu berpikiran seperti itu

sih, karena masih bisa saya atasi. Prinsip itu yang membuat

saya bisa bertahan hidup”

3) Bagaimana bapak memaknai kehidupan ini? Dan apa tujuan

hidup bapak saat ini?

Jawaban: “Makna hidup itu sesuatu yang sangat

berharga ya. Biarpun kita sebagai orang disabilitas ya kita

harus mensyukuri, karena masih bisa diberi nafas untuk

menghirup oksigen. Sepahit-pahitnya hidup kita, hidup itu

masih tetap menyenangkan. Menurut saya seperti itu.

Biarpun saya lahir sebagai seorang disabilitas, tapi saya

merasa bersyukur masih bisa berkegiatan sendiri. Ada teman

Page 261: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

disabilitas yang tingkatnya lebih parah dari saya. Kalau saya

masih bisa panjat pohon, genteng, pager dari kecil sampai

sekarang. Ya masih bisa bandel lah istilahnya, seperti anak

biasanya. Mungkin karena saya terlalu menikmati hidup saya

kali ya (hahaha).”

4) Bagaimana cara dan usaha bapak dalam menyikapi berbagai

hambatan atau permasalahan yang sedang terjadi?

Jawaban: “Kadang sesekali saya merasakan down atau

yang lain. Tapi, di balik itu saya mengambil kesimpulannya.

Saya berpikir kembali dengan jernih bahwa tidak mungkin

kita selalu ada dalam kondisi seperti itu. Setiap masalah pasti

ada jalan solusinya. Ya setidaknya kita sudah berusaha

sampai batas ini. Kalau hasilnya cuma seperti itu ya terima

aja. Yang penting kita sudah berusaha sampai batas kita.

Jadi, tidak selamanya kita berada di posisi itu. Yakinlah

seperti itu selama kita berusaha (tersenyum sambil menjentik

jarinya). Kebetulan saya tipe orang yang tidak mau banyak

ngobrol. Jadi, kalau ada masalah saya nggak banyak bicara,

saya lebih cenderung merenungkan apa yang terjadi gitu

kayak masalah yang terjadi sama saya seperti apa, kenapa

bisa terjadi, dan apa yang harus saya lakukan”

5) Siapa saja yang selama ini menjadi social support atau selalu

mendukung dalam setiap kondisi yang dialami oleh bapak?

Jawaban: “Saya jadi atlet itu keluarga saya tidak tahu,

karena keluarga saya itu menganggap atlet itu tidak

menghasilkan uang. Pernah saya dimarahin waktu dulu juga

sih. “Ngapain lo nggak ada kerjaan”, katanya. Jadi saya

nggak pernah bicara sama keluarga saya. Waktu itu

menjelang tahun baru saudara saya mengajak saya makan

malam. Dia menelpon saya nanya lagi di mana. Terus saya

bilang, “saya lagi Pelatnas di Solo.” Terus katanya “hah jauh

amat. Loh kok bisa? Kok bisa masuk Pelatnas?” Ya sejak itu

aja baru mereka tahu. Biasanya saya nggak pernah ngasih

tahu. Ada sedikit yang berubah, kayak kok bisa ya. Memang

kalau dilihat dari segi usia juga udah cukup tua masuk

Pelatnas dan jadi atlet, sekitar usia 41 tahun. Kalau sama

teman-teman atlet ya kita kan biasa aja, santai kayak

biasanya. Kita di sini sama siapa aja sih. Sama driver, sama

Page 262: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

siapa pun ya biasa aja. Santai aja, kalau bercanda ya bercanda

juga, karena memang di sini mereka tidak membedakan kita.

Memang komunitas lama-lama jadi seperti keluarga.”

4. Tahap Realisasi Makna (Keikatan Diri, Kegiatan Terarah,

dan Pemenuhan Makna Hidup)

1) Bagaimana cara bapak untuk tetap berkomitmen dalam

mencapai makna dan tujuan hidup?

Jawaban: “Ya saya bekerja untuk masa depan, karena

masa depan itu penting dan harus dipikirkan. Jadi, itu yang

menjadi komitmen saya untuk mencapai makna dan tujuan

hidup saya.”

2) Apa saja kegiatan-kegiatan positif yang bapak jalani sebagai

bentuk pengembangan diri?

Jawaban: “Kalau saya ada usaha sih dulu, tapi lebih

cenderung ke online jualannya. Sekarang, selain basket ya

ada lah kerjaan tapi yang online aja, yang menghasilkan

uang. Ya sekarang lagi belajar menjadi trader, biar gimana

juga menghasilkan banyak duit di hari tua. Masa depan harus

kita pikirkan (hahaha). Kadang-kadang saya juga ingin

melakukan sesuatu yang belum pernah saya lakukan. Tapi,

yang cenderung ke arah olahraga gitu. Selain basket,

olahraga lain yang saya bisa tapi yang nggak serius ya itu

bisa berenang. Itu saya belajar renang diajarin sama teman.

Dia ngajarin saya dasar-dasarnya seperti apa terus saya

ikutin kata-kata dia. Jadi, waktu itu saya belajar dan

fokusnya ke floating. Kalau disuruh berenang ya saya tinggal

floating aja. Tidur aja nggak papa di kolam renang, nggak

bakal tenggelam soalnya kan bisa mengapung. Udah nggak

ada rasa takut gitu kalau masuk ke kolam renang Tapi

memang karena punya jiwa basket kali ya jadi saya suka

aktivitas-aktivitas baru. Kadang saya suka sesuatu seperti

ninja warriors gitu. Suka yang manjat-manjat. Makanya

suka nyoba alat-alat baru yang belum pernah dicoba di

tempat gym. Mungkin itu sebuah hobi saya makanya saya

cocok jadi atlet.”

3) Dari siapa bapak mengetahui wadah olahraga bagi atlet

penyandang disabilitas yaitu NPC DKI Jakarta?

Page 263: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Jawaban: “Dari awal saya tidak ikut komunitas. Saya

jadi atlet sudah masuk usia tua juga. Jadi, waktu itu sekitar

tahun 2017 saya diundang oleh pihak yayasan di Bali untuk

datang ke sana dan ketemulah dengan Kapten Donald. Di

Bali sebenarnya ada komunitas basket kursi roda. Tapi,

nggak aktif cuma sekadar ada. Terus, di sana diperkenalkan

basket kursi roda. Nah, di sana saya ikut training basket kursi

roda itu. Pas akhir tahun, saya diminta bantu untuk ikut demo

basket kursi roda kan. Waktu itu baru ada bekal sedikit

karena baru belajar.”

4) Apakah menjadi atlet sudah menjadi cita-cita bapak

sebelumnya?

Jawaban: “Sama sekali nggak kepikiran mau jadi atlet

dan masuk timnas Asian Para Games 2018. Itu adalah

pertama kalinya saya bertanding dan itu tanggung jawabnya

berat sekali.”

5) Cabang olahraga apa yang bapak tekuni di NPC DKI

Jakarta?

Jawaban: “Ya saya dari awal masuk ke basket kursi

roda. Dan kayaknya bakal seterusnya juga di sini.”

6) Apakah bapak sebelumnya sudah mempunyai bakat dan

keterampilan dalam cabang olahraga yang bapak pilih

tersebut?

Jawaban: “Sama sekali nggak ada. Baru belajar itu pas

ikut training itu dan baru punya bekal sedikit waktu itu. Tapi,

memang sebelum menjadi atlet itu kegiatan sehari-hari saya

memang harus menggunakan kedua tangan. Bisa dibilang

fisik saya terbentuk karena aktivitas sehari-hari ya. Sebelum

saya jadi atlet kegiatan saya itu kan naik turun tangga harus

pakai tangan, karena kamar saya itu di lantai dua. Jadi, apa-

apa saya harus ke atas.”

5. Tahap Kehidupan Bermakna (Penghayatan Bermakna dan

Kebahagiaan)

1) Apa saja perubahan yang terjadi dan dirasakan bapak saat

sebelum dan sesudah menjadi atlet di NPC DKI Jakarta?

Jawaban: “Ya perubahannya saya jadi bisa kenal dan

belajar basket kursi roda, mengenal teman-teman disabilitas

Page 264: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

yang lain, dan bisa ikut Pelatnas dan juga timnas di Asian

Para Games 2018 lalu.”

2) Bagaimana cara bapak memotivasi diri sendiri dalam

menjalani kehidupan ini?

Jawaban: “Motivasi untuk diri sendiri pokoknya saya

harus melakukan yang lebih baik dari sebelumnya.

Sederhana tapi memang harus ada hasilnya. Nggak usah

muluk-muluk juga karena kalau berangan-angan terlalu

tinggi nanti ada aja kecewanya. Setiap hari pasti ada

perubahan untuk lebih baik dari sebelumnya. Ya itu sih. Jadi

saya memotivasi diri sendiri ya.”

3) Apa hikmah di balik menjadi seorang penyandang disabilitas

bagi bapak?

Jawaban: “Hikmah di balik menjadi seorang disabilitas

ya saya bisa mempelajari banyak hal yang mungkin orang

non-disabilitas tidak bisa lakukan. Saya harus beradaptasi

dengan keadaan fisik saya. Orang melakukan sesuatu

menggunakan kaki, sedangkan saya gimana caranya

menggunakan tangan saya (tersenyum dan menjentikan

jarinya).

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

INFORMAN UTAMA 2 ATLET DISABILITAS DAKSA

Nama Informan : Herry Susanto

Usia : 48 Tahun

Waktu Wawancara : 17 Desember 2019 Pukul 11.10 WIB

Page 265: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Tempat Wawancara : Sasana Bina Daksa, Pondok Bambu,

Jakarta Timur

Isi Wawancara

A. Proses Pencapaian Kebermaknaan Hidup Pada Atlet

Disabilitas Daksa Bukan Bawaan Lahir

1. Tahap Derita (Peristiwa Tragis, Penghayatan Tanpa

Makna)

1) Apa jenis/klasifikasi disabilitas daksa yang bapak alami?

Jawaban: “Saya itu termasuk ke dalam disabilitas

golongan paraplegia. Kalau paraplegia ini ada kelas-

kelasnya. Tetra lehernya yang patah. Itu mulai dari pundak

sampai kaki itu sudah “mati” total. Torakal 5 sampai 12.

Dia mulai dari perut sampai ke bawah itu sudah “mati”

total. Lumbal 3-4, saya termasuk kategori ini. Waktu pas

saya kecelakaan itu saya nyaris disabilitas ganda. Kalau

kurang dari 1 cm lagi aja saya jadi tunanetra, karena sudah

mendekati syaraf mata.”

2) Apa faktor penyebab disabilitas daksa yang bapak alami?

Jawaban: “Penyebabnya itu karena kecelakaan motor

tahun 2010. Teman-teman di panti ini juga banyak yang

paraplegia. Kami semua di sini yang parah itu tulang

belakang kami yang hancur pada saat kecelakaan. Ada

beberapa urat syaraf yang putus juga karena kena serpihan

tulang. Otomatis kedua kaki kita nggak bisa digerakin. Bisa

sih digerakin tapi ya nggak berasa aja. Kalau istilah

kedokteran itu namanya paraplegia, syaraf tulang belakang

yang sudah terputus. Kecelakaan itu tulang kakinya yang

hancur. Kalau kami yang paraplegia ini yang tinggal di sini

hampir semua korban kecelakaan, bukan tulang yang

membuat kami lumpuh, tapi syaraf-syarafnya yang

terputus.”

3) Bagaimana kronologi kejadian dan kapan hal itu terjadi?

Jawaban: “Jadi, sebelum kecelakaan itu saya dulunya

bekerja di Bank Dagang Nasional Indonesia. Saya sebagai

operasional sama EDP (Entry Data Processing), karena

likuidasi ya saya berhenti. Saya sempet dioper lagi di grup

BDNI di money changer. Nah setelah itu, saya keluar dari

Page 266: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

money changer dan buka usaha sendiri di bidang jasa

pengurusan STNK sama SIM. Nah, itu lah yang membuat

saya kecelakaan awalnya pas buka biro jasa ini. Jadi, saya

lagi mau ngurus surat-surat dari Tunas Toyota Bintaro mau

ke Polda. Itulah awal kecelakaan saya di situ…

…Sekarang kan saya tinggal di panti ini. Nah, yang

tinggal di sini hampir semuanya korban kecelakaan. Bisa

dibilang rata-rata pakai kursi roda. Kecelakaannya macem-

macem ada yang jatoh dari pohon, dari masuk jurang,

motor, dan mobil. Tapi, umumnya kecelakaan motor dan

mobil. Saya sendiri karena kecelakaan motor tahun 2010.

Kejadiannya siang hari, menghindari setan mau nyebrang

(hahaha). Eh serius, nggak bohong saya…

…Pas azan zuhur, saya melihat ada ibu-ibu lagi

nyebrang pake payung. Ceritanya lagi kepanasan kali ya.

Saya nggak tabrak ibu-ibu itu, tapi saya menghindar dan

ngerem. Terus saya langsung jatuh gitu aja dan nggak

sadarkan diri. Saya juga tidak tahu apa-apa lagi setelah itu.

Saya nggak sadarkan diri selama satu hari. Begitu udah

sadar, tiba-tiba udah di rumah sakit aja. Nah pas di rumah

sakit, kondisi kedua kaki udah nggak bisa digerakin…

…Pas malamnya saya disamperin lagi sama ibu-ibu

itu. Tapi, cuma kepalanya aja (hahaha). Eh serius, nggak

bohong saya, cuma kepalanya aja. Tadinya saya ingin

komunikasi sama dia. Saya ingin bertanya “kenapa saya

kok dibeginikan?” tapi, kan cuma ada kepalanya aja. Saya

baca Al-Fatihah pun nggak bisa karena saking takutnya.

Yang saya lihat itu matanya melotot dan berlumuran darah.

Yaudahlah, akhirnya cuma bisa teriak-teriak aja gitu.

Serem ya. Saya memang ada sedikit kelebihan. Ya saya

bisa “melihat” hal-hal yang kebanyakan orang lain tidak

bisa lihat dengan mata kepalanya langsung. Nah itu

keturunan dari nenek saya dan bisa “melihat” itu nya dari

sekitar umur 16 – 17 tahun.”

4) Dari peristiwa tersebut, apa yang dirasakan oleh bapak?

Jawaban: “Masa kecil dan remaja saya itu normal.

Nggak aneh-aneh. Saya pakai narkoba itu pada saat setelah

kecelakaan aja karena frustasi. Wah, dulu hampir gila saya.

Setelah kejadian ini, saya langsung diceraikan sama istri.

Page 267: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Pikiran saya pada saat itu gelap. Jadi, yang membuat saya

frustasi dan merasa sangat gelap sekali tuh saya lagi

senang-senangnya punya anak. Saya berkeluarga tahun

1994 dan baru dikasih kepercayaan punya anak tahun 2006.

Jadi, sudah 12 tahun saya menantikan kehadiran anak.

Tahun 2010 saya kecelakaan. Harta yang saya miliki yaitu

anak, hilang, karena saya diceraikan. Itulah yang membuat

pikiran saya gelap. Ah kacaulah…

...Pokoknya saat itu saya kacau balau dan itu yang

membuat timbul kebodohan saya. Saya pernah tiga kali

percobaan bunuh diri. Yang pertama, potong urat nadi,

nggak mati. Seminggu kemudian, minum baygon (hahaha)

nggak mati juga. Terakhir, pakai narkoba dan nggak mati

juga. Narkobanya macem-macem. Itu lah yang awalnya

bikin pikiran dan otak saya menjadi orang bodoh ya seperti

itu, dek…

…Dulu saya nggak bisa nih ngobrol seperti ini karena

sensitifnya tinggi banget. Salah dikit bicara aja, barang

yang ada di tangan saya, saya timpuk ke orangnya. Teman-

teman saya yang paraplegia itu yang karena kecelakaan

bisa dibilang hampir semuanya seperti itu. Nggak bisa kita

kumpul seperti ini terkecuali kita ngobrol dengan sesama

itu kita masih bisa. Tapi, untuk ngobrol dengan orang-

orang seperti ini (non-disabilitas) salah sedikit aja bicara

“lo enak lo bisa berjalan, gue enggak.” Ada barang depan

mata, kita timpuk orangnya. Jadi, ya gitu lah disabilitas

yang baru tingkat sensitifnya lebih tinggi.”

2. Tahap Penerimaan Diri (Pemahaman Diri dan Pengubahan

Sikap)

1) Apa yang bapak lakukan setelah kejadian tersebut?

Jawaban: “Setelah menjadi disabilitas, selama masa

dua tahun itu ya saya meratapi dan masih menyalahkan

Tuhan. “Kenapa saya begini?” pasti awalnya menyalahi

Tuhan, pilih kasih, tidak adil, ya itu teriakan dalam hati

setelah kecelakaan itu. Selama masa penyembuhan dua

tahun itu saya mengurung diri. Tapi, untungnya saya sudah

di panti. Saya mengurung dirinya itu hanya di kamar aja,

Page 268: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

main handphone. Jadi, saya kecelakaan itu bulan April tahun

2010, saya dirawat di rumah sakit Fatmawati kurang lebih

tiga bulan. Setelah itu saya pulang ke rumah hanya sekitar

tiga bulan...

…Udah tuh niat awalnya baik. Saya disuruh main aja di

panti sekitar satu sampai dua minggu dengan maksud tujuan

saya disuruh main ke sini nih biar tempramen saya nggak

terlalu tinggi. Begitu setelah dua bulan saya tinggal di sini,

istri saya nelfon. Dia bilangnya “saya sedang mengurus

surat-surat cerai.” Beh, itu siang-siang bagaikan disambar

“gledek” tuh. Aduuuh. Udah saya nangis sebisa-bisanya.

Yaudah akhirnya saya bilang “yaudah kalau memang sedang

mengurus surat-surat cerai ya silakan.” Setelah itu, datanglah

bisikan-bisikan setan itu (hahaha) dan membuat saya bodoh

sampai percobaan tiga kali bunuh diri (menghela nafas). Ya

itulah jalan cerita kehidupan yang harus tetap kita jalankan…

…Percobaan bunuh diri yang ketiga kali itu kan saya

pakai narkoba tapi tetap nggak mati juga. Pada saat itu saya

mendengar suara azan dan saya buru-buru taubat. Saya korek

ini semua (menunjukkan tenggorakannya) dan keluar itu

semua kotorannya yang pakai narkoba. Saya ambil wudhu.

Saya sholat taubat. Dan udah Alhamdulillah sampai

sekarang masih hidup (hahaha).”

2) Berdasarkan peristiwa itu juga, faktor apa yang membuat

bapak sadar dan memahami kondisi yang sudah terjadi

tersebut?

Jawaban: “Dan akhirnya saya berpikir, mungkin tuh

Tuhan yang baik. Jadi, saya berpikir saya sebagai orang

pilihan yang bisa menyanggupi dan menghadapi berbagai

cobaan dari-Nya. Jadi, ya mau gimana lagi. Lambat laun

sampai akhirnya saya menemui titik ikhlas. Walaupun ikhlas

itu sangat berat kita lakukan. Tapi, dengan berjalannya

waktu yang kita lalui dan berbaur dengan teman-teman di

sini akhirnya baru bisa menerima dengan benar-benar ikhlas.

Artinya ikhlas ya bisa menerima.”

3) Bagaimana cara bapak melewati itu semua sampai dapat

beraktivitas kembali?

Page 269: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Jawaban: “Untuk beradaptasi, awalnya kita ngobrol

dengan sesama sampai menemukan titik ikhlas. Untungnya

sih dengan warga sini tidak membedakan. Warga sini juga

sudah menganggap kita nih bukan disabilitas. Di situ lah

yang membuat kami menjadi lebih kuat, karena warga sini

tidak membeda-bedakan. Misalnya kayak “karena lo

disabilitas ya lo jadi dikasihani” itu nggak ada. Jadi, itu

secara tidak langsung memberikan mental kita lebih kuat

lagi. Kita memandangnya lebih ke arah positif”

3. Tahap Penemuan Makna Hidup (Penemuan Makna dan

Penentuan Tujuan Hidup)

1) Bagaimana hubungan bapak dengan orang-orang terdekat

seperti keluarga, teman, atau rekan kerja?

Jawaban: “Orang tua saya sudah meninggal dua-

duanya tepatnya bapak saya yang lebih dulu ketika saya

masih kuliah. Itu almarhum meninggalnya selesai dari

olahraga. Pagi-pagi kan abis olahraga, terus setelah selesai

ya istirahat sebentar. Eh, nggak bangun-bangun lagi.

Sebelumnya, bapak nggak ada sakit. Itu yang membuat

semuanya kaget. Pas diperiksa sama dokter katanya sakit

jantung. Memang bapak itu tiap Sabtu atau Minggu rutin

olahraga. Nah pas waktu itu selesai olahraga katanya “ah

istirahat dulu sebentar, badanku nggak enak.” Yaudah

akhirnya tidur eh malah nggak bangun-bangun…

…Kalau mama tiga tahun kemudian, karena sakit

kanker rahim. Sewaktu meninggal nya ayah yang lebih berat,

karena kan tiba-tiba gitu nggak ada sakit. Mereka juga lagi

senang-senang nya karena saya bisa kuliah. Kalau ibu itu

sakit juga sudah lumayan lama. Awalnya ngeluh

pinggangnya sakit kayak syaraf kejepit gitu. Tapi, lama-lama

dan kemudian baru lah di-diagnosa oleh dokter kalau kena

kanker rahim. Setelah itu berobat jalan. Awalnya kehilangan

kedua orang tua sudah pasti sangat berat. Karena sudah

takdir juga, yaudah mau gimana lagi. Tapi, lambat laun ya

harus menerima keadaan. Dan sebagai anak sudah pasti kita

harus mendoakan orang tua kita. Kalau sama teman-teman

Jakarta Swift ya kita sesama teman kan harus saling bantu

ya, saling bercanda juga. Nggak ada kita yang saling marah

gitu.”

Page 270: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

2) Menurut bapak, bagaimana pengaruh ibadah yang bapak

jalani dalam kehidupan sehari-hari? Dan bagaimana

perasaan bapak setelah melaksanakan ibadah-ibadah

tersebut? (sesuai dengan kepercayaan masing-masing).

Jawaban: “Walaupun kita pakai kursi roda itu nggak

membuat kita jadi nggak beribadah ya. Saya tetap sholat dan

beribadah kepada Allah SWT. Waktu dulu pas setelah

kecelakaan, nah itu saya nggak beribadah. Saya merasa saya

masih menyalahkan Tuhan. Disuruh ibadah tapi saya nggak

mau. Wah bodoh banget saya pada waktu itu. Bisa dibilang

saya menjauh dari Tuhan. Kalau bisa dibilang saya waktu itu

sholatnya pas hari-hari besar aja kayak sholat Ied. Tapi,

untuk sehari-hari sholat lima waktu itu saya nggak sholat.

Terus saya berpikir dan merenung kayak “ya udah lah udah

cukup masa pergulatan saya terhadap batin saya sendiri. Mau

bagimanapun itu nggak bisa membalikkan saya ke dalam

keadaan seperti dulu.” Masa pergulatan terhadap batin saya

sendiri itu juga butuh waktu. Jadi, ya pelan-pelan karena

memang betul-betul perlu waktu. Nggak langsung “brek”

saya sholat lima waktu. Benar-benar perlu waktu dan harus

kesadaran dari diri kalau “gue harus berubah nih” yaudah

akhirnya pelan-pelan saya berubah untuk mulai sholat lagi.”

3) Bagaimana bapak memaknai kehidupan ini? Dan apa tujuan

hidup bapak saat ini?

Jawaban: “Makna hidup menurut saya itu apapun yang

kita jalankan harus ber-positive thinking. Dan tujuan hidup

saya saat ini yaitu berusaha dan berbuat amal kebaikan. Harta

bisa kita cari, tapi untuk kebaikan sangat susah kita cari. Kita

sudah ada niat baik sama orang lain nih, tapi terkadang kan

godaan setan ada aja. Berbagai cara setan mengganggu kita.

Itu yang sangat sulit dihindari “bisikan-bisikan setan” seperti

itu.”

4) Bagaimana cara dan usaha bapak dalam menyikapi berbagai

hambatan atau permasalahan yang sedang terjadi?

Jawaban: “Ketika ada masalah, saya menyikapinya

dengan berusaha tenang. Beda dengan dulu sewaktu saya

masih di rumah. Dulu waktu di rumah saya nggak bisa

Page 271: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

tenang. Tapi, sekarang sudah di panti saya bisa

menenangkan diri. Ya paling tidak kita merenung dulu. Kita

merenungi dan berpikiran panjang. Kalau kita melakukan

ini, nanti akan terjadi ini. Harus benar-benar tenang dan

jangan emosi.”

5) Siapa saja yang selama ini menjadi social support atau selalu

mendukung dalam setiap kondisi yang dialami oleh bapak?

Jawaban: “Hubungan dengan keluarga yang lain kayak

kakak dan adik juga Alhamdulillah baik dan keluarga selalu

ada pada saat saya dalam kondisi down. Mereka tetap

memberikan semangat dan dukungannya kepada saya agar

saya bisa bangkit. Sebulan sekali mereka datang main ke

sini. Alhamdulillah, masih sangat berhubungan baik dengan

mantan istri dan juga anak saya. Nah, ini anak saya

(menunjukkan foto berdua dengan anak laki-lakinya di

handphone nya). Sekarang dia kelas 2 SMP (tersenyum)”.

4. Tahap Realisasi Makna (Keikatan Diri, Kegiatan Terarah,

dan Pemenuhan Makna Hidup)

1) Bagaimana cara bapak untuk tetap berkomitmen dalam

mencapai makna dan tujuan hidup?

Jawaban: “Di sini ada beberapa pelatihan, ya saya ikuti

pelatihan-pelatihan tersebut. Mulai dari hari Senin sampai

Jum’at ada bermacam-macam pelatihan mulai dari keset

kaki, karya tiga dimensi, servis elektronik, jahit, tata boga,

olahraga, dan lain-lain. Tiap hari kegiatannya beda-beda.

Yang paling saya senangi kegiatan tata boga. Di sini waktu

itu pelatihan boganya ada bikin kue nastar, kastengel, kue

kering, dan kue-kue basah.”

2) Apa saja kegiatan-kegiatan positif yang bapak jalani sebagai

bentuk pengembangan diri?

Jawaban: “Saya ikut pelatihan-pelatihan itu dan dari

pelatihan itu saya membuat kesetan kaki Ini salah satu

kerajinan saya yaitu keset kaki. Kegiatan saya pribadi dari

Senin sampai Jum’at ya ini. Bikin satu keset kaki itu paling

dua jam-an lah. Harga satuannya kisaran Rp 20.000 dan saya

jualnya lewat online. Ini kita jualannya masing-masing. Kita

Page 272: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

beli bahan masing-masing. Ini buatnya dari limbah kaos

yang gulungan besar gitu.”

3) Dari siapa bapak mengetahui wadah olahraga bagi atlet

penyandang disabilitas yaitu NPC DKI Jakarta?

Jawaban: “Jadi, di sini itu ya yang tadi saya bilang

awalnya itu ada berbagai macam pelatihan, salah satunya

olahraga. Itu pelatihannya dari panti nya ya. Jadi, “kamu apa

nih yang bisa?” nah nanti diarahin gitu. Kita juga udah

bekerja sama dengan NPC. Ya NPC itu awalnya juga nyari-

nyarinya ke panti yang disabilitas. Nanti pihak NPC nya

menanyakan, “sebelumnya kamu sudah pernah ikut cabang

olahraga apa?” setelah itu diarahkan.”

4) Apakah menjadi atlet sudah menjadi cita-cita bapak

sebelumnya?

Jawaban: “Ya jadi sewaktu sudah jadi disabilitas saya

baru menjadi atlet. Sebelumnya nggak ada bayangannya.

Mungkin itu lah hikmahnya saya bisa kenal olahraga bulu

tangkis pada saat pakai kursi roda.”

5) Cabang olahraga apa yang bapak tekuni di NPC DKI

Jakarta?

Jawaban: Jadi, sebelumnya kan saya atlet badminton.

Di bulu tangkis saya sudah lumayan memiliki prestasi.

Waktu itu saya sempat mendapatkan medali perak dan

perunggu. Medali perak untuk single player pada Peparda

Bekasi. Medali perunggu untuk double player pada Peparda

Bogor. Tahunnya saya lupa. Jadi, saya sudah sekitar tujuh

tahun menjadi atlet. Dan saya pindah dari bulu tangkis ke

basket pun ya nggak papa. Nggak ada masalah.”

6) Apakah bapak sebelumnya sudah mempunyai bakat dan

keterampilan dalam cabang olahraga yang bapak pilih

tersebut?

Jawaban: “Kalau untuk bulu tangkis ya belum ada.

Saya ikut pelatihan aja di panti ini. Tapi, memang dari SD,

SMP, SMA, sampai kuliah saya sudah suka basket. Saya bisa

dibilang sudah berkecimpung lah di basket. Dari badminton

saya cari terus tuh tentang basket. Saya cari-cari di internet,

Page 273: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

nah ketemunya itu pas Asian Para Games kemarin. Akhirnya

saya memutuskan untuk mengundurkan diri jadi atlet

badminton. Lalu, sekarang “kecemplung” di sini (basket).

Wah, dulu mah saya awal-awal ikut basket sering banget

dimarahin sama coach Aan. Tapi, dengan saya latihan

kembali dan rajin latihan, mulailah coach Aan mereda.

Walaupun saya dimarahin ya saya terima, karena itu

merupakan kesalahan saya sendiri. Itu nggak membuat saya

turun mental. Kalau saya ngikutin emosi, wah mungkin saya

sudah nggak ikut latihan-latihan lagi. Kalaupun saya

dimarahi, itu membuat saya bangkit. Dari situ saya

memperbaiki kesalahan saya.”

5. Tahap Kehidupan Bermakna (Penghayatan Bermakna dan

Kebahagiaan)

1) Apa saja perubahan yang terjadi dan dirasakan bapak saat

sebelum dan sesudah menjadi atlet di NPC DKI Jakarta?

Jawaban: “Semenjak saya ikut dan menjadi atlet basket

kursi roda itu kan saya jadi bisa ke Bali dan Malaysia. Yang

tadinya dari kecil belum tahu Bali dan belum pernah naik

pesawat, pas ikut basket jadi bisa merasakan itu semua. Dan

bisa bertemu dengan teman-teman dari berbagai Negara.

Bahkan waktu saya di Bali, saya sampai menampar diri saya

sendiri kayak “bener nggak sih nih gue ikut basket sampe

melawan tim luar negeri dan di Bali pula.” Itu sangat luar

biasa bagi saya. Inti yang utama sih latihan dan semangat

karena itu menurut saya pribadi sangat berarti. Dan itu

menjadi suatu kebanggaan tersendiri untuk saya. Keluarga

saya pun juga jadi ikut seneng karena saya sudah bisa

menerima keadaan saya. Jadi, dalam keluarga juga ada suatu

cerita “Herry bisa kok dengan main basket kursi roda, dia

bisa keluar negeri” nah itu menjadi suatu kebanggaan

tersendiri juga bagi mereka.”

2) Bagaimana cara bapak memotivasi diri sendiri dalam

menjalani kehidupan ini?

Jawaban: “Motivasi saya ya yang pasti harus niat dari

diri sendiri dulu ya karena kalau nggak ada niat itu ya susah.

Terus dengan adanya sosialisasi dengan teman-teman

disabilitas lain dan bisa kenal mereka itu juga jadi memicu

Page 274: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

saya untuk semangat terus dalam hal apapun, bukan hanya

latihan saja. Sebelumnya, yang menurut saya teman-teman

paraplegia itu sudah termasuk “parah” khususnya diri saya

sendiri. Tapi, ternyata pas ketemu teman-teman disabilitas

lain di Jakarta Swift, ada yang dikategorikan sudah termasuk

sangat parah dari saya dan itu lah yang membuat semangat

panjang dalam diri saya. Dan mengingatkan saya untuk

selalu bersyukur dengan keadaan apapun. Mereka aja bisa,

berarti saya juga harus bisa.”

3) Apa hikmah di balik menjadi seorang penyandang disabilitas

bagi bapak?

Jawaban: “Jadi, untuk saat ini apapun yang terjadi ya

saya ber-positive thinking aja. Beda dengan saya setelah

kecelakaan itu. Waktu itu saya masih murka sama Tuhan.

Tapi, sekarang dengan seiring berjalannya waktu, saya jadi

berpikir mungkin inilah hikmahnya saya menjadi seorang

disabilitas. Saya bisa menjadi atlet bulu tangkis dan basket.

Dengan keadaan saya yang disabilitas ini saya beranggapan

kalau saya sebagai orang pilihan Tuhan yang bisa dan

sanggup menerima cobaan seperti ini dari-Nya. Ya itu lah

yang membuat saya bisa berpikir seperti sekarang ini. Saya

tanamkan kepada diri saya sendiri untuk saat ini. Beda

dengan saya pada masa lalu itu di mana saya belum bisa

menerima keadaan. Waktu saya normal ya nggak ada pikiran

dan cita-cita mau jadi atlet. Jadi, ini semua hikmahnya di

balik kita menjadi disabilitas.

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

INFORMAN UTAMA 3 ATLET DISABILITAS DAKSA

Nama Informan : Daniel Vinsensius Opat

Usia : 33 Tahun

Waktu Wawancara : 15 Januari 2020 Pukul 11.15 WIB

Tempat Wawancara : Kantor Jakarta Swift di Karawaci

Isi Wawancara

A. Proses Pencapaian Kebermaknaan Hidup Pada Atlet

Disabilitas Daksa Bukan Bawaan Lahir

Page 275: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

1. Tahap Derita (Peristiwa Tragis, Penghayatan Tanpa

Makna)

1) Apa jenis/klasifikasi disabilitas daksa yang bapak alami?

Jawaban: “Ya saya termasuk disabilitas daksa yang

mempunyai kelainan pada sistem otot dan rangka jenisnya

polio.”

2) Apa faktor penyebab disabilitas daksa yang bapak alami?

Jawaban: “Jadi waktu usia 5 tahun itu saya terkena

infeksi virus polio, itu yang menyebabkan saya menjadi

seperti sekarang ini.”

3) Bagaimana kronologi kejadian dan kapan hal itu terjadi?

Jawaban: “Saya lahir normal awalnya. Terus umur 5

tahun mengalami sakit panas tinggi. Jadi, sebenarnya anak

kecil kan tidak boleh disuntik. Namanya orang tua kan

mereka tidak tahu terus waktu itu juga masih mantri belum

dokter. Jadi, saya panas tinggi terus disuntik. Akhirnya

terjadi lah seperti step gitu. Ketika sadar tubuhnya sudah

lemah dan kenanya ke kedua kaki. Akhirnya ya saya seperti

sekarang ini. Jadi, bisa dibilang saya juga karena polio.

Kalau polio tuh biasanya kebanyakan seperti itu ya, pas

kecilnya ya bagus terus sakit panas malah disuntik.”

4) Dari peristiwa tersebut, apa yang dirasakan oleh bapak?

Jawaban: “Dari umur 5 sampai 10 tahun saya di

rumah. Awalnya saya juga minder sih, saya merasa tidak

menerima dengan keberadaan diri saya sendiri. Apalagi

melihat teman-teman yang bisa main bola, lari-larian itu

saya kepengin banget ikutan tapi nggak bisa. Saya merasa

“kenapa saya diciptakan seperti ini? kenapa saya tidak

seperti mereka?” ya gitu seperti menyalahkan diri sendiri

dan minder. Kalau ada orang yang dateng ke rumah, saya

lebih memilih mengurung diri di kamar untuk menghindari

mereka.”

2. Tahap Penerimaan Diri (Pemahaman Diri dan Pengubahan

Sikap)

1) Apa yang bapak lakukan setelah kejadian tersebut?

Page 276: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Jawaban: Selama sebelum sekolah ini orang tua banyak

berusaha kayak dibawa ke orang pinter lah supaya saya bisa

jalan lagi. Tapi, ya tetap nggak bisa. Bahkan di kota mana

ada penyembuhan, itu orang tua saya berangkat bawa saya

ke sana. Bukan satu dua kali lah tapi banyak beberapa kali

membawa saya ke tempat penyembuhan.”

2) Berdasarkan peristiwa itu juga, faktor apa yang membuat

bapak sadar dan memahami kondisi yang sudah terjadi

tersebut?

Jawaban: “Proses menerima diri mungkin waktu itu

karena masih kecil jadi nggak terlalu sulit. Umur belum

terlalu besar jadi nggak perlu waktu lama. Cuma mengalami

mulai sadar saya tidak sama dengan orang lain itu ya sekitar

umur 7 tahun kalau saya mulai mengerti dan sadar saya ini

beda dengan orang lain.”

3) Bagaimana cara bapak melewati itu semua sampai dapat

beraktivitas kembali?

Jawaban: “Waktu umur 6 sampai 7 tahun tuh saya

mulai kepengin banget sekolah. Namun, karena waktu masih

di kampung kan, sekolahnya jauh terus transportasinya juga

susah. Saya punya keinginan untuk sekolah dan berbuat

sesuatu seperti orang lain. Kadang-kadang saya melihat

orang lain berangkat sekolah, pengin seperti mereka gitu.

Tapi, ada rasa malu dan minder juga. Lama-lama saya punya

pemikiran seperti ini “Apakah saya harus seperti itu terus?

Apakah sampai saya tua saya terus bersama orang tua?”

timbul lah pemikiran seperti itu dan kepengin sekolah.

Akhirnya saya memberanikan diri bilang ke orang tua.

Kebetulan ibu saya bukannya malu memiliki anak seperti

saya, tapi karena dia kasihan sekolahnya jauh. Jarak dari

rumah ke sekolah itu sekitar 3 km. Waktu itu transportasi

masih susah dan saya belum memiliki kursi roda. Jalanan

waktu di kampung itu juga belum aspal.”

4) Bagaimana cara bapak menyikapi kedisabilitasan daksa yang

dialami?

Jawaban: “Ya saya menyikapinya dengan cara bahwa

saya mampu untuk bersekolah walaupun dengan keadaan

Page 277: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

terbatas. Tapi, perjuangannya waktu itu berat sekali. Jadi,

saya minta sekolah sama ibu ditolak. Saya juga coba

meminta sama bapak tapi jawabannya sama, saya ditolak

juga. Setahun kemudian, saya minta lagi tapi masih ditolak

juga. Saya nggak mau menyerah begitu aja. Saya minta

untuk sekolah tiga tahun berturut-turut, akhirnya pada waktu

saya umur 10 tahun saya direstui untuk sekolah. Saya sampai

menangis-nangis di depan mereka saking kepenginnya

sekolah. Dari umur 6 sampai 10 tahun itu saya mulai

bermain-main dengan teman sebaya. Ya main kelereng, dan

lain-lain yang ada di kampung saat itu. Dari situ saya merasa

bahwa saya mampu dan bisa untuk sekolah”

5) Menurut bapak, apa saja kelebihan dan kekurangan yang ada

pada diri bapak?

Jawaban: “Kelebihan saya kalau saya sih orangnya

pemberi dan pemaaf. Suka membantu juga. Salah satu sifat

saya itu nggak bisa dendam sama orang lain. Saya bisa marah

sama orang lain, tapi nggak bisa menyimpan amarah itu

terlalu lama. Kalau saya belum memaafkan orang lain itu,

saya malah jadi nggak bisa tidur karena keinget terus. Ada

rasa nggak enak di dalam hati. Kekurangan nya apa ya,

kadang saya tuh suka menunda-nunda. Terus kadang-kadang

kayak “ah gampang ini” gitu jadi kadang-kadang juga apa

yang menurut kita gampang itu malah justru sulit. Kadang-

kadang seperti itu juga.”

3. Tahap Penemuan Makna Hidup (Penemuan Makna dan

Penentuan Tujuan Hidup)

1) Bagaimana hubungan bapak dengan orang-orang terdekat

seperti keluarga, teman, atau rekan kerja?

Jawaban: “Kalau dengan keluarga sih nggak ada

masalah ya malah mereka support. Semua keluarga saya ya

sayang sama saya. Tanpa mereka saya tidak bisa seperti

sekarang menjadi orang yang kuat. Jadi, untuk menjadi

orang hebat itu perlu orang lain juga yang bisa memberikan

kita motivasi dan dukungan. Bahkan beberapa kali mereka

yang minta saya untuk di rumah aja, ngggak usah ke mana-

mana lagi tapi saya nya yang nggak mau, karena saya belum

benar-benar mandiri dan siap untuk tinggal lagi di rumah.

Page 278: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Menurut saya kalau saya balik ke rumah setidaknya saya

sudah benar-benar mandiri dan tidak meminta sama orang

lain. Intinya tidak mau merepotkan orang lain. Terus teman-

teman di Jakarta Swift ya baik. Sebelumnya sudah kenal

lewat media sosial kan terus akhirnya ketemu di Bali Cup

yaudah kenalan langsung kan. Jadi, pas pindah ke sini ya

udah kenal jadinya. mereka baik-baik semua tidak ada

masalah. Mereka juga senang menerima saya sebagai

anggota baru di Jakarta Swift. Kita saling support satu sama

lain.

2) Menurut bapak, bagaimana pengaruh ibadah yang bapak

jalani dalam kehidupan sehari-hari? Dan bagaimana

perasaan bapak setelah melaksanakan ibadah-ibadah

tersebut? (sesuai dengan kepercayaan masing-masing).

Jawaban: “Kebetulan saya aktif ke gereja. Kalau hari

Minggu ya pergi ibadah. Bahkan kalau ada kegiatan

walaupun bukan hari minggu ya datang juga. Jadi membagi

waktu supaya bisa beribadah, olahraga, dan bekerja. Tapi,

jangan lupa dengan waktu rileks juga. Kadang kan pengin

santai, refreshing lah. Itu kadang-kadang saya juga pengin

begitu. Nggak pengin melakukan apa-apa, pokoknya santai

gitu lah dan menikmatinya. Atau jalan-jalan ke mana gitu.

Saya juga suka. Kalau waktu di Bali suka ke tempat teman,

wisata, atau mandi di pantai. Pokoknya nikmati dan buat hati

senang.”

3) Bagaimana bapak memaknai kehidupan ini? Dan apa tujuan

hidup bapak saat ini?

Jawaban: “Makna hidup menurut saya semuanya

proses ya. Proses itu lebih penting karena dengan kita

berproses, kita lebih banyak belajar hal. Untuk menjadi

orang yang lebih kuat, lebih bijak, menjadi lebih baik itu

butuh suatu proses. Bahkan untuk menjadi orang yang

memiliki prestasi itu juga butuh proses. Nggak ada yang

namanya instan tiba-tiba bisa berprestasi gitu. Pasti kan

orang itu berproses dulu. Dia harus belajar untuk mencapai

prestasi yang diinginkannya. Makanya saya lebih senang

belajar dari proses. Kalau kita melewati suatu proses kita jadi

terlatih gitu. Mental kita menjadi lebih kuat…

Page 279: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

…Tujuan hidup saya ya hidup kita baik dan berguna

bagi orang lain. Kita bisa punya sesuatu, tapi kalau hidup kita

tidak bisa berguna bagi orang lain, saya pikir untuk apa.

Kalau hidup kita berguna bagi orang lain bukan terbatas kita

kasih uang atau apa, tapi paling tidak kita bisa menolong

orang, memberi motivasi, atau hal-hal kecil lainnya. Intinya

kita berguna bagi orang lain. Tidak harus kelihatan yang hal-

hal besar, tapi hal-hal kecil dalam kehidupan kita sehari-hari

sama keluarga, teman atau siapa saja. Kemudian, yang

terpenting bisa menikah dan punya keluarga ya karena saya

pikir nggak mungkin ya bisa hidup sendirian terus pasti

butuh pendamping hidup juga.”

4) Bagaimana cara dan usaha bapak dalam menyikapi berbagai

hambatan atau permasalahan yang sedang terjadi?

Jawaban: “Kalau hambatan atau masalah mah ada aja

ya yang dirasakan namanya juga hidup. Cara menyikapinya

itu ya saya sabar dan berpikir. Apa sih masalahnya dan

mencoba mencari solusinya. Kalau ada masalah itu yang

pertama harus tenang jangan terlalu emosi atau buru-buru.

Saya pikir setiap masalah pasti ada jalannya. Yang terpenting

kita harus tenang terlebih dulu. Kemudian, baru cari

solusinya, karena nanti pasti ada jalan keluarnya.”

5) Siapa saja yang selama ini menjadi social support atau selalu

mendukung dalam setiap kondisi yang dialami oleh bapak?

Jawaban: “Social support saya ya orang tua saya

terutama bapak. Memang dari kecil kalau bapak tuh lebih

tenang, penuh nasihat, dan solusi. Ibu juga tapi lebih

banyak ke bapak. Kalau lagi ada masalah lebih banyak

cerita ke bapak. Saya juga dekat sama kakak perempuan

saya yang ke-4. Kalau lagi ada masalah kadang-kadang

ceritanya ke dia. Kalau kakak laki-laki yang nomor 2 itu

juga dekat. Itu mereka selalu menelfon dan mendoakan.

Kakak yang laki itu memang aktif kerohanian, kalau lagi

punya masalah perlu solusi dan jalan, sering cerita ke dia

dan minta doa. Kalau support selain dari orang tua dan

keluarga, ada beberapa orang yang saya kenal sudah saya

anggap seperti orang tua saya yang sering memberi nasihat

Page 280: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

dan masukkan sewaktu di Bali. Jadi, sudah seperti teman

tapi orang tua saya juga.”

4. Tahap Realisasi Makna (Keikatan Diri, Kegiatan Terarah,

dan Pemenuhan Makna Hidup)

1) Bagaimana cara bapak untuk tetap berkomitmen dalam

mencapai makna dan tujuan hidup?

Jawaban: “Pas saya di Bali itu saya mulai menyukai

olahraga. Saya melihat di sini banyak teman-teman

disabilitas yang menyukai olahraga. Macam-macam lah

olahraganya. Kemudian, dengan melihat mereka yang

olahraga itu menurut saya mereka itu sehat, percaya diri, dan

dihargai orang lain. Banyak hal positif yang saya lihat dari

olahraga. Yaudah akhirnya saya ikutan belajar.”

2) Apa saja kegiatan-kegiatan positif yang bapak jalani sebagai

bentuk pengembangan diri?

Jawaban: Kalau waktu saya masih di yayasan Bali

banyak sih kegiatan-kegiatannya ada keterampilan kayak

diajarin tentang mesin, ngelas, kayu, dan lain-lain. pokoknya

kalau ada keterampilan apa ya saya coba ikuti. Karena

menurut saya daripada main atau ke mana kalau ada hal

positif yang bisa dipelajari ya saya ikuti semua. Sama dengan

olahraga, waktu di Bali saya pernah ikut bermacam-macam

olahraga, tapi untuk sekarang yang saya senangi ya basket

karena kan kita nggak bisa ikuti semua cabornya.

3) Dari siapa bapak mengetahui wadah olahraga bagi atlet

penyandang disabilitas yaitu NPC DKI Jakarta?

Jawaban: “Waktu itu kan awalnya dari saya ikut latihan

di Bali tuh. Nah, tahun 2003 saya ditawarkan dari sekolah

untuk ikut Porcanas yang untuk pelajar, kalau sekarang

namanya Peparpenas. Itu acaranya di Ragunan, Jakarta dan

itu pertama kalinya saya ikut event seperti itu. Waktu itu saya

ikut lomba tolak peluru dan saya menang juara II, karena

pesertanya juga masih sedikit. Terus saya mikir “wah

ternyata enak juga jadi atlet. bisa pergi gratis dan

mendapatkan uang. Terus juga lebih dihargai sama orang.

Tahun 2015, 2016, saya ada beberapa kali ikut pertandingan

di Bali namanya Bali Cup. Terus tahun 2017 dan 2018 juga

Page 281: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

ikut. Pas banget waktu itu Jakarta Swift juga ikut main ke

sana. Saya penasaran dan mau ikut ke Jakarta…

…Tapi, pertimbangan saya ya saya bisa dapet pekerjaan

dan olahraga juga di sana. Karena takutnya kalau di

pekerjaan lain saya nggak bisa olahraga. Dengan berolahraga

kan kita bisa menjadi lebih sehat dan memiliki banyak

teman. Akhirnya saya coba berbicara dengan Kapten

Donald, “kalau ada perkerjaan di sana bisa nggak saya ikut

bergabung di Jakarta Swift? Kebetulan saya bisa teknisi dan

memperbaiki kursi roda basket.” Pas banget Jakarta Swift

juga butuh. Ya akhirnya disetujui oleh beliau dan diajak lah

saya ke sini. Ya sekarang untuk sementara saya bergabung

dengan Jakarta Swift.”

4) Apakah menjadi atlet sudah menjadi cita-cita bapak

sebelumnya?

Jawaban: “Dulu sama sekali nggak kepikiran bisa

menjadi atlet. Nggak pernah saya bayangkan juga tinggal di

Bali, pergi ke Jawa. Ahkirnya jadi tahu GBK yang mana

sebelumnya nggak tahu. Istilahnya Tuhan membawa kita ke

hal-hal yang nggak pernah kita pikir sebelumnya menjadi

nyata. Tuhan itu baik.”

5) Cabang olahraga apa yang bapak tekuni di NPC DKI

Jakarta?

Jawaban: “Ya untuk saat ini basket kursi roda bersama

teman-teman Jakarta Swift lainnya. Jadi, sekarang di sini

kenapa saya milih ke Jakarta Swift karena mereka di sini ada

pelatihnya dan programnya juga jelas dengan tujuan saya

bisa memaksimalkan kemampuan yang saya miliki. Saya

sudah mencintai basket tapi kemampuan saya dalam bermain

belum begitu bagus. Makanya saya ke sini, karena menurut

saya, saya perlu pelatih yang dapat mengarahkan teknik

dalam bermain basket supaya pola permainan basket saya

lebih baik lagi.”

6) Apakah bapak sebelumnya sudah mempunyai bakat dan

keterampilan dalam cabang olahraga yang bapak pilih

tersebut?

Jawaban: “Awalnya saya kan ikut tolak peluru itu

karena ditawarin sama guru saya. Terus pas tahun 2004 saya

Page 282: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

tanya sama guru saya kalau untuk angkat berat ada nggak di

Porcanas. Lalu kata beliau iya ada. Saya ditanyain mau ikut

cabor itu. Yaudah akhirnya saya bilang aja iya saya mau ikut

kalau memang ada. Waktu itu di Bali belum ada yang ngirim

perwakilan untuk cabor angkat berat, tapi kalau di daerah

lain sudah ada. Terus saya bilang, tahun depan boleh dong

pak saya ikut angkat berat aja. Karena angkat berat itu saya

senangi dan hobi. Saya juga memang sering ikut latihan

angkat berat. Jadi saya bisa memanfaatkan untuk berprestasi

di cabor itu. Setelah itu saya ikut latihan lagi…

…Kemudian, pada tahun 2004 saya ikut Porcanas yang

diadakan di Palembang. Pas ikut angkat berat untuk pertama

kalinya itu saya gagal. Saya hanya masuk peringkat ke-15.

Waktu itu saya belum siap secara prestasi dan mental karena

saya baru di situ. Waktu latihan saya semangat dan bisa

angkat beban sebesar 70 kg. Tapi, pas pertandingan saya

nggak bisa karena secara mental saya belum siap. Saya

melihat orang sudah keburu down duluan. Pulang dari situ,

saya bertanya kepada hati saya sendiri “Apa yang membuat

saya gagal? Terus apa yang membuat mereka tuh bisa

sehebat itu?” Itu saya bertanya ke dalam hati saya. Akhirnya

saya cari jawabannya. Saya tanya sama orang-orang, “Oh

ternyata mereka semangat dan latihannya keras, disiplin,

serta fokus untuk mencapai itu.” Akhirnya saya terapkan

untuk diri saya sendiri. Saya latihan di tempat-tempat fitness

biasa di luar yayasan karena saat itu peralatan di sana

terbatas…

…Jadi, waktu itu saya latihan selama 6 bulan dan setelah

itu saya berangkat ke Medan. Di sana ternyata saya masih

gagal lagi. Jadi, dua kali saya gagal. Lagi, saya bertanya

sama diri saya “Apa yang kurang dan membuat saya gagal

lagi?” akhirnya saya menemukan jawabannya bahwa usaha

saya masih kurang dan belum maksimal. Berarti saya harus

lebih giat, fokus, dan keras lagi ketika latihan. Saya berpikir

“mereka makannya nasi, saya juga nasi. Yang membuat

mereka seperti itu kan disiplin, latihan keras.” Akhirnya saya

latihan dengan keras lagi…

…Sampai tahun 2005 ada kejurnas di Bali, saya ikut

lagi. Dan baru kelihatan prestasinya dengan saya

mendapatkan perunggu. Dari situ saya belum puas juga.

Page 283: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Pokoknya saya harus bisa dapat emas baru saya puas.

Akhirnya saya latihan lebih keras lagi. Satu tahun kemudian,

saya ikut Kejurnas lagi di Solo tahun 2007. Itu prestasi saya

naik lagi ke perak. Belum juga saya merasa puas. Saya harus

lebih tingkatkan lagi. Terus saya lebih dekat dengan pelatih-

pelatih dari daerah lain. Saya tanya cara-cara latihannya

seperti apa, makanannya seperti apa, istirahatnya gimana.

Pokoknya saya lebih bertanya apa yang membuat mereka

dapat berprestasi seperti itu. Akhrinya saya terapkan. Dan

setelah itu saya latihan dan mempersiapkan diri lagi selama

1 tahun. Saya ikut lagi Peparnas tahun 2008 di Kalimantan

Timur dan akhirnya saya mendapatkan medali emas untuk

pertama kalinya…

…Kemudian, sekitar tahun 2014 saya pindah ke basket

dan bergabung dengan tim di sana, karena di angkat berat

ada batas usianya. Terus, kalau kita punya cedera lalu mau

lanjutin di angkat berat susah juga. Akhirnya, saya

memutuskan untuk ikut coba latihan basket tahun 2014,

belajar di situ. Awalnya saya tidak begitu senang dan

Latihannya pun juga biasa-biasa aja. Tapi, saya lihat teman-

teman kok mereka pada hebat. Akhirnya saya berpikir kalau

sesuatu yang kita lakukan agar maksimal ya kita harus

menyenangi hal tersebut. Kalau kita tidak senang dengan apa

yang ingin kita lakukan ya nantinya itu menjadi tidak serius.

Saya lebih banyak belajar gimana caranya supaya saya

senang. Karena dulu itu saya kurang senang dengan olahraga

tim. Tapi, kalau sekarang dengan basket ya sangat senang.

Kalau dapet tawaran dari cabor lain “ah di basket saja.”

5. Tahap Kehidupan Bermakna (Penghayatan Bermakna dan

Kebahagiaan)

1) Apa saja perubahan yang terjadi dan dirasakan bapak saat

sebelum dan sesudah menjadi atlet di NPC DKI Jakarta?

Jawaban: “Perubahan yang dirasakan setelah menjadi

atlet itu saya lebih percaya diri, fisik lebih sehat, banyak

teman, dan dihargai oleh orang lain. Pokoknya banyak hal

positif yang kita rasakan kalau kita ikut olahraga. Terus

mental saya lebih kuat.”

Page 284: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

2) Bagaimana cara bapak memotivasi diri sendiri dalam

menjalani kehidupan ini?

Jawaban: “Motivasi menjadi atlet kalau saya sendiri

saya tidak mau diremehkan oleh orang lain. Kedua, jangan

menyerah dengan keadaan. Dengan kita mempunyai

kekurangan tapi kita masih bisa melakukan sesuatu. Masih

bisa berolahraga, hidup sehat, bahkan berprestasi. Saya telah

melewati masa-masa sulit dan itu menjadikan saya kuat.

Jadi, bisa dibilang saya sudah terlatih mentalnya. Dalam

hidup itu kita harus punya tujuan. Misalnya saya ingin

menjadi pemain terbaik. Berarti saya harus fokus dengan itu

dan caranya ya kerja keras, karena tanpa itu nggak akan bisa.

Jadi intinya untuk mencapai sebuah keberhasilan itu ya harus

kerja keras.”

3) Apa hikmah di balik menjadi seorang penyandang disabilitas

bagi bapak?

Jawaban: Hikmah menjadi seorang disabilitas banyak

sih ya. Salah satunya di dalam kekurangan ternyata kita

memiliki kelebihan. Dulu nya saya merasa tidak bisa dan

sanggup melakukan sesuatu, ternyata tidak seperti apa yang

saya pikirkan. Ternyata banyak hal yang bisa saya lakukan

yang mungkin orang lain tidak bisa lakukan. Saya jadi

mempunyai prestasi. Misalnya saya tidak menjadi seorang

yang disabilitas mungkin saja saya menjadi orang yang

sombong dan tidak baik. Jadi, ya mental saya juga ikut

terlatih. Tapi, dengan saya menjadi seorang disabilitas

menjadikan saya orang yang baik, rendah hati, dan

berprestasi. Kalau saya tidak menjadi orang disabilitas

belum tentu saya menjadi pemain basket dan berprestasi di

angkat berat. Jadi, pada intinya saya bersyukur bahwa Tuhan

menciptakan kita dengan kekurangan tapi kita juga dikasih

kemampuan. Kita dikasih kekurangannya satu tapi dikasih

kelebihannya banyak. Intinya banyak yang saya bisa lakukan

dan itu kan suatu kelebihan. Sedangkan kekurangannya satu

aja yaitu nggak bisa jalan.”

Page 285: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

INFORMAN PENDUKUNG PELATIH JAKARTA SWIFT

WHEELCHAIR BASKETBALL

Nama Informan : Salim Nurjadin

Usia : 27 Tahun

Waktu Wawancara : 10 Desember 2019 Pukul 14.00 WIB dan

17 Desember 2019 Pukul 12.30 WIB

Tempat Wawancara : Kantor Jakarta Swift Wheelchair

Basketball di Karawaci dan Sasana Bina

Daksa, Pondok Bambu, Jakarta Timur

Isi Wawancara

1) Apa yang bapak ketahui tentang kehidupan ketiga informan?

Jawaban: “Kalau Koh Johan itu kan beliau mengalami

penyakit polio ketika usianya 10 bulan. Jadi, betul kata Koh

Johan, dia itu kan sakitnya waktu umur 10 bulan ya, dia sakit

polio. Itu kan bener dia sakit polio. Yakan sampai sekarang

polio nya udah nggak ada. Dari polio itu jadinya berakibat.

Kalau Pak Herry kan paraplegia nah biasanya teman-teman

paraplegia itu lebih banyak butuh bantuan, karena mohon

maaf bagian belakangnya aja benar-benar harus diperhatikan.

Dia nggak boleh panas atahu lecet sedikit, karena lukanya

orang paraplegia itu kalau luka sedikit, keringnya bisa

bulanan. Kalau penanganannya nggak tepat bisa parah.

Kemarin, teman-teman paraplegia baru cerita. Kadang

lukanya itu bisa sedalam satu jari dan bisa mengakar lagi.

Karena kan paraplegia itu dari perut ke bawah sudah “mati”.

Makanya kalau untuk teman-teman paraplegia untuk tatakan

di kursi rodanya harus benar-benar diperhatikan dan butuh

yang lebih bagus. Tatakan tempat duduknya aja bisa 3 sampai

4 juta rupiah yang bagus. Kebutuhan bagi teman-teman

disabilitas yang paraplegia itu jauh lebih mahal. Karena

mereka, mohon maaf ya, untuk buang air kecil aja udah nggak

bisa ngerasain. Jadi, mereka harus pake pampers. Kalau untuk

Vincen sama ya, beliau sama kayak Koh Johan kan karena

polio sewaktu umur 5 tahun.”

Page 286: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

2) Menurut bapak, bagaimana kepribadian ketiga informan baik

sifat dan sikap mereka?

Jawaban: Koh Johan ini orangnya termasuk single

fighter, karena sehari-hari ini dia emang tinggal sendiri. Dia

nggak mau banyak ngerepotin orang. Sejak saya mengenal

Koh Johan, emang kalau tampaknya ya emang disabilitas, tapi

dia ini nggak mau mindset-nya walaupun disabilitas jadi

nggak bisa ngapa-ngapain, gitu. Apa yang bisa saya lakukan,

Koh Johan pun bisa melakukannya. Malah yang Koh Johan

bisa lakukan, saya nggak bisa lakukan (hahaha)…

…Walaupun dengan disabilitas, tetapi Koh Johan tetap

bisa menerobos kegiatan-kegiatan yang mungkin orang awam

berpikiran tidak mungkin bisa terjadi dan bisa dilakukannya.

Tapi, ternyata dia bisa melakukan itu. Nah itu lah hikmah

tersendiri di balik disabilitas. Dan ternyata disabilitas ini

bukan semata-mata bisa menghentikan harapan hidup

seseorang. Gitu sih. Justru terbalik, yang Koh Johan bisa

lakuin, belum tentu saya bisa lakuin. Yang saya bisa lakuin,

ya Koh Johan bisa lakuin.

…Jadi, ya karena anaknya Pak Herry pengin banget

ketemu sama bapaknya ini, tapi terbentur sama jadwal latihan.

Ya jadinya dia sama ibunya dateng ke lapangan sekalian

nontonin Pak Herry latihan. Jadinya, saya bisa kenal dengan

mereka juga deh. Sebagai pelatih itu kan harus menaruh sikap.

Kita bukan bermaksud menyombangkan diri karena kita

pelatih. Secara umur, memang Pak Herry ini senior. Tapi,

secara tim itu harus mengatur pola permainan juga. Bukannya

saya ingin dihormati sebagai pelatih. Pelatih itu harus

melakukan yang namanya pressure, karena kalau tidak

melakukan pressure kalau dalam penelitian psikologi itu bisa

membuat seseorang down atau malah grow up. Walaupun saya

marah-marah di lapangan, tapi kalau sudah selesai latihan ya

saya berbaur lagi, ketawa-ketawa lagi. Kayak Pak Herry ini

ketika saya kasih pressure malah jadinya grow up. Kalau

amputasi itu bisa di tulang kaki atau kondisi kaki yang sudah

tidak bisa diselamatkan. Jadi, kalau Pak Herry ini tampak luar

Page 287: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

nya bisa dibilang nggak ada masalah. Tapi, kabel-kabelnya

sudah terputus. Ibaratnya seperti itu (hehehe).”

3) Menurut bapak, bagaimana hubungan ketiga informan

terhadap bapak sebagai pelatih dan teman-teman para atlet

disabilitas lainnya?

Jawaban: “Kalau Koh Johan kan mungkin karena

didikan orang tuanya ya. Orang tuanya udah tahu walaupun

Koh Johan polio, tapi orang tuanya nggak memanjakan, nggak

terlalu dispesialkan lah. Jadi, apa yang saya bisa lakukan ya

Koh Johan juga bisa lakukan, kita bisa melakukan hal yang

sama. Kelebihan Koh Johan itu memang dia terlalu pede.

Kepercayaan diri dia itu kuat. Makanya kalau ada acara saya

ngajak Koh Johan, karena kalau ada dia pasti akan rame. Dia

humble juga orangnya, sama orang juga cepat membaur, cepet

ngobrol. Tapi, kalau nggak suka ngobrol ya paling sama

orang-orang yang nggak jelas atau orang baru gitu. Kalau udah

kenal sih ya rame. Itu salah satu kelebihan Koh Johan…

…Yang bisa dicontoh dari teman-teman Jakarta Swift ini

adalah semangatnya. Pak Herry ini tuh semangatnya luar

biasa. Dia kan tinggalnya di Jakarta Timur ya. Tapi, dia mau

dan semangat dateng latihan ke Orion yang lokasinya di

Penjaringan, Jakarta Utara sama di Menteng, Jakarta Pusat.

Pak Herry juga kayaknya di mana-mana ada acara pasti jarang

absen. Waktu itu kita bikin training camp di Bintaro pun dia

nyampe. Itu kebetulan kita dapet support lapangan gratis di

Bintaro selama tiga hari. Dia dan temen-temen nyampe ke

Bintaro loh. Udah gitu Pak Herry ini sekarang bisa bantu

temen-temen loh, karena kan ada temen kita yang kalau

misalnya mau latihan harus diangkat gitu kan jadinya pakai

grab car dan ditemenin sama saudaranya gitu. Tapi, sekarang

Pak Herry bantu dateng ke rumahnya, ya antar jemput lah.

Jadi, menurut saya itu hal yang bagus. Selain skill olahraganya

muncul, juga timbul rasa kekeluargaannya. Nah kayak di Jogja

itu ojek bagi teman-teman disabilitas itu udah aktif.

Sebenarnya disabilitas itu menurut saya bukan untuk

Page 288: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

dikasihani. Malah mereka itu unik, banyak yang harus

dipelajari, dan bisa kita jadikan sebagai motivasi.”

4) Apa harapan bapak sebagai pelatih untuk olahraga disabilitas

di Indonesia khususnya Jakarta Swift Wheelchair Basketball

sendiri?

Jawaban: “Ya mungkin salah satu perwakilan olahraga

ini merupakan perwakilan buat temen-temen disabilitas yang

membuat “gue nggak beda sama elu.” Temen-temen tuh bisa

melakukan hal yang sama. Dan saya sekarang sih mau nyoba

membawa Jakarta Swift ini sebagai salah satu senjata merubah

mindset pecinta basket di Indonesia. Walaupun iya ini

olahraga untuk disabilitas, tapi saya ingin merubah mindset

bahwa wheelchair basketball ini sekarang bukan hanya untuk

temen-temen kita yang disabilitas aja. Contohnya saya. Saya

sudah menganggap wheelchair basketball ini sebagai olahraga

yang bisa dinikmati semua orang. Ya anggap aja ini olahraga

basket cuma ini adalah sub olahraga dari basket yang dibantu

dengan alat. Jadi sekarang, kita juga punya misi merubah

mindset ini bukan olahraga semata-mata untuk disabilitas loh,

tapi semua bisa menikmati. Dibuktikan dengan mulai tahun

2020 kita akan ke sekolah-sekolah, kita akan bekerja sama

dengan sekolah-sekolah untuk menawarkan program kita di

sana. Jadi kan sekarang mindset-nya kan kadang mungkin ada

orang tua yang sempat saya ketemu, mindset-nya begitu

anaknya pengen nyoba wheelchair basket terus dilarang sama

orang tuanya. Katanya “eh jangan-jangan emang, maaf, kamu

cacat naik-naik kursi roda.” Nah saya pengen merubah

mindset yang seperti itu. Ini bukan hanya untuk teman-teman

disabilitas. Tapi, ya ini olahraga kayak “elu dibantu sama alat

aja.” Kayak gitu sih…

…Sebenernya menurut saya, beruntungnya itu semenjak

Indonesia menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018. Jadi,

mindset orang pribadi, perusahaan, pemerintah berbalik

kepada teman-teman disabilitas. Sekarang banyak juga,

perusahaan-perusahaan professional yang terima. Ya kalau

emang “lo bisa bekerja, walaupun pake kursi roda. Why not?”

kalau otaknya cerdas ya kenapa enggak? Gitu. Dan kalau dulu

kan yang saya dapet dari teman-teman disabilitas sebelum ada

Asian Para Games, orang yang punya keluarga disabilitas

Page 289: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

kadang malu untuk dibawa ke luar atau ke mana-mana gitu

kayak “udah lu di rumah aja” malah yang membuat saya lebih

miris itu ada yang dipasung. Tapi, semenjak adanya Asian

Para Games semuanya berubah dan terbuka. Ya walaupun

sampai sekarang belum benar-benar disamaratakan. Tapi,

Indonesia tiap tahunnya lebih better lah, lebih aware terhadap

teman-teman disabilitas.

Page 290: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Lampiran 12 : Hasil Observasi

Hasil Observasi

Jumat, 22 November 2019

Pada hari ini, peneliti melakukan kunjungan ke kantor

sekretariat NPC DKI Jakarta yang berada di GOR Atletik

Rawamangun. Kedatangan peneliti untuk melakukan wawancara

kepada Bapak Beni selaku sekretaris NPC DKI Jakarta untuk

menggali informasi mengenai profil lembaga. Sebelum itu, peneliti

sudah mengirim e-mail dari beberapa minggu sebelumnya untuk

meminta izin melakukan penelitian terhadap beberapa atlet di NPC

DKI Jakarta. Kemudian, peneliti mendapatkan balasan dari e-mail

tersebut bahwa peneliti diizinkan untuk melakukan penelitian

skripsi peneliti di NPC DKI Jakarta. Dari hal itu, peneliti langsung

diperbolehkan untuk berkomunikasi langsung melalui media

social yakni WhatsApp untuk mengetahui informasi lebih lanjut

dari Bapak Beni. Kemudian, peneliti membuat janji dengan Bapak

Beni untuk melakukan wawancara. Bapak Beni merupakan salah

satu perwakilan dari pihak NPC DKI Jakarta, karena pada saat itu

ketua NPC DKI Jakarta yakni Bapak Welly sedang tidak bisa

ditemui karena ada suatu hal yang mesti diselesaikan.

Ketika peneliti melakukan kunjungan ke kantor sekretariat

NPC DKI Jakarta, di sana terdapat Bapak Beni dan peneliti juga

bertemu dengan Ibu Zulaiha yakni Ketua Biro Humas di NPC DKI

Jakarta. Oleh karena itu, Ibu Zulaiha juga memberikan informasi

tambahan mengenai NPC DKI Jakarta. Hasil yang didapat dari

wawancara bersama Bapak Beni dan juga Ibu Zulaiha adalah

peneliti mendapatkan informasi mengenai sejarah NPC Indonesia

dan juga DKI Jakarta, awal proses atau alur prosedur untuk

bergabung menjadi atlet, cabang olahraga apa saja yang dibina, dan

jumlah atlet serta pelatih saat ini. Di kantor sekretariat terdapat

beberapa komputer guna menunjang produktivitas dalam hal

administratif. Setelah melakukan wawancara, peneliti meminta

rekomendasi beberapa atlet kepada Bapak Beni yang sesuai

dengan klasifikasi penelitian peneliti untuk menjadi informan

peneliti. Namun, saat itu Bapak Beni tidak bisa langsung

memberikan informasi tersebut kepada peneliti. Beliau harus

meminta izin dan mendapatkan persetujuan terlebih dulu dengan

Page 291: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Bapak Welly, kira-kira siapa atlet yang sesuai dengan permintaan

peneliti tersebut.

Setelah beberapa hari, akhirnya Bapak Beni mengonfirmasi

kepada peneliti untuk memberikan rekomendasi atlet dari cabang

olahraga beserta pelatihnya yang cocok untuk dijadikan informan.

Bapak Beni mengatakan bahwa atlet yang sesuai dengan

klasifikasi permintaan peneliti ada di cabang olahraga wheelchair

basketball. Kemudian, peneliti diberikan kontak WhatsApp pelatih

dari basket kursi roda tersebut yakni Kak Salim. Hal itu agar

peneliti dapat berkomunikasi langsung dengan sang pelatih.

Tak menunggu lama, peneliti langsung menghubungi sang

pelatih melalui nomor WhatsApp yang telah diberikan oleh Bapak

Beni. Awalnya peneliti memperkenalkan diri yang kemudian

disusul dengan memberitahukan maksud dan tujuan peneliti. Hal

itu diterima dan disambut dengan hangat oleh sang pelatih. Kak

Salim sangat welcome kepada peneliti. Kemudian, Kak Salim

meminta peneliti untuk datang langsung ke tempat latihan basket

kursi roda supaya peneliti ada rasa ketertarikan sendiri dengan

melihat mereka latihan secara langsung. Peneliti dan Kak Salim

membuat janji untuk bertemu dan peneliti akan datang ke tempat

mereka latihan pada tanggal 30 November 2019 di Orion Sport

Center.

30 November 2019

Pada tanggal ini sekitar pukul 16.00 WIB, pertama kalinya

peneliti bertemu dengan Kak Salim dan melihat teman-teman atlet

dari basket kursi roda latihan dengan semangat yang mereka

punya. Kak Salim meminta peneliti untuk datang dengan maksud

agar peneliti melihat teman-teman atlet latihan kemudian dari situ

peneliti merasa tertarik dengan beberapa di antara mereka untuk

dijadikan informan. Kak Salim juga memperkenalkan Mbak Della,

sang istri yang juga sebagai volunteer dan kerap membantu sang

suami dalam latihan rutin maupun acara yang diadakan di Jakarta

Swift.

Satu per satu, teman-teman atlet datang. Ada yang memang

duduk di kursi roda, namun ada juga yang memakai kaki palsu

sehingga dapat menggunakan tongkat sebagai alat bantunya.

Atletnya pun nggak hanya laki-laki, tetapi ada beberapa

perempuannya juga. Setelahnya, mereka bersiap-siap mulai dari

penampilan kemudian dilanjut dengan memilih kursi roda basket

yang sudah sesuai dengan mereka. Mereka menggunakan kursi

Page 292: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

roda basket yang kemudian dibantu oleh beberapa crew dari

Jakarta Swift. Setelah siap dan sudah nyaman dengan kursi roda

basketnya, mereka melakukan pemanasan terlebih dulu. Sesudah

pemanasan, mereka pun siap untuk latihan dengan teknik-teknik

yang akan diajarkan oleh sang pelatih.

Kemudian, selama Kak Salim sedang melatih teman-taman

atlet, peneliti mengobrol dengan Mbak Della terkait maksud dan

tujuan penelitian skripsi yang akan dilakukan oleh peneliti. Yang

kemudian Mbak Della memberikan tanggapan positif. Ketika

teman-teman atlet sedang latihan, Mbak Della menceritakan kisah

dan latar belakang dari beberapa mereka yang memiliki cerita unik

dan mengharukan. Peneliti juga merasa sangat terinspirasi oleh

mereka dengan semangat mereka untuk datang latihan bersama.

Setelah latihan selesai, Kak Salim pun menghampiri

peneliti lagi. Beliau mengatakan “gimana udah lihat kita latihan

kan? Ada yang bikin interested nggak?” kemudian peneliti

menjawab “ada sih kak hehe.” Kak Salim pun membalas, “butuh

informannya yang nggak dari lahir kan? Kalau kisah hidupnya

yang menarik itu saya rekomendasiin Pak Herry. Beliau itu

seorang paraplegia karena kecelakaan motor. Kisah hidupnya

menurut saya tragis sih, karena abis dari kecelakaan motor itu,

nggak lamanya beliau diceraikan sama istrinya.” Setelah Kak

Salim menceritakan sedikit kisah tentang Pak Herry, peneliti

langsung merasa tertarik. Kemudian, Kak Salim meneruskan

ceritanya, “terus beliau itu pernah tiga kali percobaan bunuh diri.

Tapi, syukurnya sampai sekarang masih hidup.” Dari hal itu

membuat peneliti untuk memilih Pak Herry menjadi salah satu

informan. Peneliti membalas, “wah iya boleh tuh kak. Kisah

hidupnya pasti mengharukan banget.” Namun, peneliti awalnya

juga merasa ragu apakah nantinya Pak Herry bersedia menjadi

informan, karena penelitian ini harus kilas balik pada masa lalunya

tersebut.

Kemudian, peneliti pun mengeluarkan keraguan tersebut,

“tapi nanti Pak Herry nya nggak apa-apa kak kalau misalnya jadi

informan gitu? Soalnya kan nanti pertanyaan penelitiannya itu

lebih menceritakan masa lalunya juga.” Kak Salim pun

memberikan jawaban yang agak melegakan hati peneliti, “nggak

papa kok santai aja. Sekarang beliau sudah menerima keadaannya.

Tapi, nanti aku tanyain dulu ya.” Peneliti pun menyetujui

pernyataan Kak Salim tersebut.

Page 293: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Lalu, Kak Salim melanjutkan rekomendasinya, “ada juga

tuh namanya Koh Johan. Beliau kerena polio sejak umur 10 bulan.

Terus kemarin dia timnas basket kursi roda di Asian Para Games.”

Dari hal itu juga membuat peneliti tertarik, karena peneliti juga

merasa penasaran dengan kisahnya sampai bisa menjadi tim

nasional basket kursi roda Asian Para Games 2018 lalu. Kak Salim

pun menambahkan, “terus ada juga, Vincen namanya. Beliau itu

sama karena polio, tapi dari umur 5 tahun. Beliau itu orang NTT

dan pernah tinggal di Bali. Beliau dulunya atlet angkat berat dan

prestasinya juga sudah lumayan banyak. Dan sekarang beliau

bergabung sama Jakarta Swift.” Peneliti pun semakin tertarik dan

tidak sabar untuk segera melakukan wawancara bersama orang-

orang hebat tersebut.

Kemudian, peneliti pun membuat janji untuk bertemu

dengan Kak Salim dan mereka lagi dan melakukan wawancara.

Namun, Kak Salim juga perlu mengonfirmasikan ke mereka lagi

bahwa peneliti ingin menjadikan mereka sebagai informan. Tak

terasa waktu berlalu dengan sangat cepat dan sudah memasuki

azan Maghrib. Setelah menunaikan kewajiban shalat Maghrib,

peneliti hendak berpamitan dengan Kak Salim dan Mbak Della.

Saat itu, latihan pun sedang diistirahatkan sebentar. Bagi yang

muslim juga dapat melaksanakan shalat terlebih dulu. Setelahnya,

peneliti pamit dengan Kak Salim dan Mbak Della untuk pulang

lebih dulu. Saat sedang berpamitan, Kak Salim mengatakan, “nanti

aku kabarin lagi ya. Kalau mereka oke, nanti bisa langsung

wawancara.” Peneliti pun menjawab dengan semangat, “oke siap

kak. Terima kasih banyak ya kak. Saya pamit pulang duluan hehe.”

Kak Salim pun membalas, “Iya, terima kasih juga ya sudah mau

dateng dan nonton kita.” Setelah berpamitan, peneliti pun langsung

meninggalkan GOR tersebut dan pulang ke rumah.

Berdasarkan hasil observasi pertama yang peneliti lakukan

terhadap kondisi Koh Johan maupun kedua informan lainnya,

memang mereka hanya fisik luarnya saja yang terlihat berbeda dan

duduk di kursi roda. Namun, mereka tetap dalam kondisi sehat dan

bugar, karena setiap Sabtu dan Minggunya mereka rutin

melakukan latihan basket kursi roda.

3 Desember 2019

Pada tanggal ini, peneliti menanyakan informasi lebih

lanjut kepada Kak Salim melalui WhatsApp terkait informan yang

sebelumnya sudah didiskusikan. Kak Salim mengatakan bahwa

Page 294: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

ketiga informan tersebut bersedia untuk menjadi informan dan

melakukan wawancara. Kemudian, Kak Salim memutuskan

minggu depannya untuk peneliti dapat melakukan wawancara

dengan Koh Johan. Berhubung Koh Johan tinggal di daerah

Karawaci dan dekat dengan kantor Jakarta Swift, maka wawancara

pun akan berlangsung di Kantor Jakarta Swift.

9 Desember 2019

Pada tanggal ini, peneliti menghubungi Kak Salim lagi

melalui WhatsApp untuk informasi selanjutnya, karena

sebelumnya beliau mengatakan minggu depan peneliti sudah bisa

melakukan wawancara dengan Koh Johan. Lalu, Kak Salim

mengatakan bahwa besok tanggal 10 Desember 2019, Koh Johan

bersedia untuk melakukan wawancara. Peneliti dan Kak Salim pun

membuat janji untuk bertemu lagi dan Kak Salim pun akan turut

mendampingi peneliti melakukan wawancara.

10 Desember 2019

Peneliti dan Koh Johan melalui Kak Salim telah membuat

janji untuk melakukan wawancara sehabis makan siang yakni jam

13.00 WIB. Waktu yang dibutuhkan peneliti dari rumah sampai

ke tempat tujuan adalah 2 jam. Saat itu, di tempat peneliti sekitar

pukul 10.00 WIB turun hujan cukup deras sehingga peneliti harus

menunggunya sampai reda. Setelah reda sekitar pukul 11.30 WIB,

peneliti bergegas menuju kantor sekretariat Jakarta Swift ditemani

oleh teman peneliti dengan mengendarai sepeda motor.

Sebelumnya, peneliti memohon maaf kepada Kak Salim melalui

WhatsApp jika nantinya peneliti datang terlambat. Peneliti

memberikan alasan bahwa tempat peneliti tadi hujan cukup deras

dan baru reda sehingga peneliti baru bisa berangkat ke sana. Kak

Salim pun memaklumi karena di tempat beliau juga hujan. Setelah

2 jam perjalanan lamanya dan mengikuti arahan dari aplikasi

google maps, peneliti akhirnya sampai di tempat tujuan sekitar

pukul 13.20 WIB.

Kantor sekretariat Jakarta Swift sejajar dengan kantor-

kantor lainnya. Di depan kantor Jakarta Swift terdapat ramp

sebagai akses bagi teman-teman penyandang disabilitas yang

menggunakan kursi roda. Setelah masuk ke dalam kantor, terdapat

banyaknya kursi roda basket, baik yang di lantai maupun disimpan

di rak. Kak Salim dan Koh Johan pun sudah menunggu kedatangan

peneliti. Setelah small talk dan memperkenalkan diri dan maksud

tujuan peneliti kepada Koh Johan, beliau pun dengan senang hati

Page 295: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

menerima dan agar dapat segera melangsungkan wawancara. Tak

menunggu lama, peneliti membuka pertanyaan wawancara

pertama dengan Koh Johan. Karena sebelumnya peneliti sudah

mengetahu sedikit kisah tentangnya dari Kak Salim, maka peneliti

meminta Koh Johan untuk menambahkan informasi lebih lanjut

mengenai dirinya.

Pertanyaan-pertanyaan dari peneliti pun dijawab dengan

Koh Johan dengan gaya santainya. Wawancara utama dengan Koh

Johan, kemudian Kak Salim ikut menambahkan dan menjawab

pertanyaan dari peneliti itu berlangsung selama kurang lebih 2 jam.

Setelah wawancara selesai, peneliti melakukan foto bersama

sebagai hasil studi dokumentasi. Kemudian, sebelum berpamitan,

peneliti mengobrol santai dengan mereka. Hasil transkrip

wawancara dapat dilihat pada lampiran 11 transkrip wawancara

dengan informan utama 1 dan informan pendukung 1. Dan dapat

disimpulkan bahwa berdasarkan hasil observasi yang peneliti

lakukan terhadap Koh Johan bahwa saat bertemu dengannya untuk

melakukan wawancara beliau sangat ramah kepada peneliti. Beliau

dengan santainya meceritakan kisah hidupnya bahkan terkadang

sambil tertawa agar suasananya tidak menjadi tegang.

16 Desember 2019

Setelah selesai melakukan wawancara bersama dengan

Koh Johan pada tanggal 10 Desember 2019, peneliti memutuskan

untuk menghubungi Kak Salim minggu depannya terkait

wawancara bersama Pak Herry. Pada tanggal ini, peneliti

menghubungi Kak Salim lagi, menanyakan kira-kira kapan jadwal

yang cocok dan Pak Herry bersedia untuk wawancara. Kemudian,

Kak Salim pun langsung berkoordinasi dengan Pak Herry dan

ternyata beliau bisa untuk melakukan wawancara besoknya pada

tanggal 17 Desember 2019. Oleh karena itu, jadilah peneliti

membuat janji untuk melakukan wawancara dengan Pak Herry

melalui Kak Salim. Dan Kak Salim pun juga akan ikut

mendampingi peneliti melangsungkan wawancara di tempat

tinggal Pak Herry saat ini.

17 Desember 2019

Peneliti membuat kesepakatan dengan Kak Salim dan Pak

Herry untuk bertemu pukul 11.00 WIB di tempat tinggal Pak Herry

yakni di Sasana Bina Daksa, Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Peneliti membutuhkan waktu kurang lebih selama 35 menit untuk

sampai ke tempat tujuan. Saat pertama kali datang, peneliti

Page 296: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

mengunjungi kantor Sasana Bina Daksa itu guna meminta izin

untuk melakukan penelitian. Dan peneliti bertemu salah satu staff

nya yang bernama Ibu Ifah. Peneliti memperkenalkan diri dan

memberitahukan maksud dan tujuan kedatangan peneliti.

Kemudian, Ibu Ifah pun menerima dan menyambutnya dengan

terbuka. Ibu Ifah mengizinkan peneliti untuk melakukan

wawancara dengan Pak Herry. Setelahnya, peneliti langsung

dipertemukan dengan Pak Herry. Saat hendak menuju kamarnya

Pak Herry, ternyata saat itu ada perawat yang sedang mengontrol

dan cek kesehatan Pak Herry dan teman-teman sekamarnya. Maka

dari itu, peneliti menunggu sebentar di luar kamar beliau. Setelah

selesai, Pak Herry ke luar kamar dan menghampiri peneliti.

Peneliti bersalaman dengan Pak Herry sekaligus memperkenalkan

diri.

Setelah itu, kami small talk dan melangsungkan wawancara

di bangku depan kamar Pak Herry. Tidak lama kemudian, Kak

Salim pun sampai dan langsung menghampiri kami. Wawancara

pun dimulai. Sebelumnya peneliti juga sudah mengetahui sedikit

informasi mengenai latar belakang kehidupannya pasca

kecelakaan dari Kak Salim. Kemudian, beliau pun menambahkan

informasi lebih detail kepada peneliti. Wawancara pun mengalir

begitu saja. Ketika Pak Herry menceritakan masa lalunya yang

tragis itu peneliti juga ikut terharu.

Wawancara berlangsung dari sekitar pukul 11.10 WIB

sampai dengan 15.45 WIB (ba’da ashar). Siang itu, sekitar pukul

13.30 WIB hujan cukup deras dan baru reda ketika menjelang

ashar. Berdasarkan hasil observasi berupa pengamatan yang

peneliti lakukan selama proses wawancara terhadap mimik wajah

dan gerak tubuh Pak Herry bahwa beliau sangat ramah kepada

peneliti dan merasa tidak keberatan untuk menceritakan kisahnya

kepada peneliti. Namun, tidak menutup kemungkinan di tengah

proses wawancara yang sedang berlangsung saat itu dan harus kilas

balik pada masa lalu nya, beliau menceritakannya dengan mata

yang berkaca-kaca. Namun, setelahnya beliau tersenyum bahkan

tertawa seperti beliau sudah ikhlas dan tabah dalam menghadapi

peristiwa yang menjadi bagian masa lalu nya tersebut.

19 Desember 2019

Pada tanggal ini, peneliti menghubungi Kak Salim kembali

untuk menanyakan jadwal yang tepat untuk melakukan wawancara

dengan informan ketiga. Kemudian, Kak Salim mengatakan bahwa

Page 297: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

beliau akan menanyakan ke informan yang bersangkutan terlebih

dulu. Peneliti pun menyetujuinya. Kemudian, peneliti akan mem-

follow up kembali dengan Kak Salim nantinya.

23 Desember 2019

Pada tanggal ini, peneliti mem-follow up kembali terkait

jadwal wawancara yang sesuai dengan kesediaan sang informan

melalui Kak Salim. Kemudian, beliau mengatakan bahwa peneliti

bisa melakukan wawancara, namun waktu yang tepat setelah tahun

baru yakni awal Bulan Januari 2020. Karena pada minggu ini, para

staff dan teman-teman atlet Jakarta Swift sudah libur akhir tahun.

Oleh karena itu, Kak Salim tidak dapat mengganggu waktu libur

sang informan dan menyampaikan kepada peneliti untuk

menunggu sampai awal tahun tiba. Peneliti pun menyetujui dan

menghargai keputusan mereka.

8 Januari 2020

Pada tanggal ini, Kak Salim menghubungi peneliti untuk

mengundang peneliti datang ke acara pertamanya Jakarta Swift

pada awal bulan 2020 setelah libur akhir tahun 2019 kemarin. Kak

Salim mengatakan bahwa nanti akan ada acara talk show dan

coaching clinic bersama pemain-pemain pro nasional atau atlet

basket berdiri. Acara tersebut akan diselenggarakan pada tanggal

19 Januari pukul 15.00 WIB di lapangan Sekolah Perkumpulan

Mandiri (SPM) di Menteng, Jakarta Pusat. Peneliti pun menerima

undangan tersebut dengan senang hati. Dan peneliti mengatakan

bahwa peneliti akan datang ke acara itu sekaligus bertemu kembali

dengan para informan. Kemudian, Kak Salim juga mengizinkan

peneliti untuk bertemu informan ketiga pada hari Minggu tanggal

12 Januari 2020 nantinya.

11 Januari 2020

Pada tanggal ini, peneliti mengonfirmasi kepada Kak Salim

terkait jadwal latihan Jakarta Swift. Kemudian, Kak Salim

mengatakan bahwa jadwal latihannya dimulai dari pukul 16.00 –

18.00 WIB. Tempat latihan mereka pada hari Minggu di lapangan

(SPM) di Menteng. Kak Salim juga mengatakan bahwa sebaiknya

peneliti bertemu informan sebelum jam latihan, karena pada saat

jam latihan sang informan tersebut harus melakukan latihan

rutinnya. Kak Salim juga mengatakan bahwa beliau tidak bisa ikut

mendampingi peneliti, karena beliau ada acara di luar yang

mengharuskannya untuk datang ke acaranya tersebut. Peneliti pun

Page 298: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

memakluminya dan peneliti akan bertemu dengan informan ketiga

secara sendiri.

12 Januari 2020

Pada tanggal ini siang harinya, peneliti mem-follow up

kembali dengan Kak Salim bahwa nanti sore peneliti akan datang

dan melihat teman-teman Jakarta Swift latihan serta menemui sang

informan ketiga. Kak Salim mengatakan bahwa nanti langsung

bertemu saja dengan informan ketiga yang bernama Kak Vincen.

Kemudian, Kak Salim memberikan kontak WhatsApp nya agar

peneliti dapat menghubungi beliau secara langsung. Tidak

menunggu lama, peneliti langsung menghubungi Kak Vincen

melalui WhatsApp dengan memperkenalkan diri terlebih dulu dan

disertai dengan memberitahukan maksud dan tujuan peneliti. Kak

Vincen pun dengan segera meresponnya dan menerima maksud

dan tujuan peneliti tersebut. Lalu, kami membuat janji untuk

bertemu sebelum jam latihan yakni pukul 15.00 WIB.

Namun, peneliti agak sedikit terlambat untuk sampai ke

tempat tujuan karena suatu hal. Sebelumnya, peneliti juga

memohon maaf terkait keterlambatan datang itu kepada Kak

Vincen melalui WhatsApp. Kak Vincen pun memakluminya.

Peneliti sampai ke tempat tujuan sekitar pukul 15.20 WIB.

Sesampainya, peneliti langsung menghubungi Kak Vincen dan

beliau langsung menyuruh peneliti untuk masuk ke lapangannya

saja. Sesudah di lapangan, peneliti mencari Kak Vincen yang pada

saat itu beliau sedang memperbaiki kursi roda basket. Peneliti

menghampiri Kak Vincen dan beliau menyadari kedatangan

peneliti. Kami bersalaman dan peneliti memohon maf karena

datang terlambat. Kak Vincen memakluminya dan kami

melakukan small talk mengenai maksud dan tujuan peneliti serta

Kak Vincen memperkenalkan sedikit informasi tentang basket

kursi roda. Waktu berlalu dengan cepat dan Kak Vincen akan

segera melakukan pemanasan dan bersiap untuk latihan.

Kemudian, kami memutuskan untuk membuat janji melakukan

wawancara pada waktu hari biasa. Hal itu agar wawancara

nantinya dapat berlangsung lama dan tidak ada interupsi atau hal

lainnya. Kami memutuskan untuk melakukan wawancara pada hari

Rabu tanggal 15 Januari 2020.

Setelah itu, Kak Vincen bersiap-siap dengan berganti

pakaian yang sesuai untuk olahraga. Setelah rapi, Kak Vincen

mengganti kursi roda miliknya dengan kursi roda khusus basket.

Page 299: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Ketika sudah siap, Kak Vincen menyusul teman-temannya yang

sudah terlebih dulu melakukan pemanasan. Saat itu yang datang

latihan cukup banyak dan juga ada founder dari Jakarta Swift yakni

Kapten Donald Santoso. Sebelum wawancara singkat dengan Kak

Vincen, beliau memperkenalkan peneliti dengan sang kaptennya

tersebut. Peneliti bertemu dan memperkenalkan diri serta

menyampaikan maksud dan tujuan peneliti kepada Kapten Donald.

Sang Kapten tersenyum ramah dan menerima tujuan kedatangan

peneliti dengan sangat terbuka. Setelahnya, peneliti kembali

dengan Kak Vincen dan melakukan wawancara singkat.

Saat itu, peneliti juga bertemu dengan Koh Johan dan Pak

Herry. Peneliti bersalaman dengan mereka dan peneliti juga

bermaksud untuk melakukan observasi pasif terhadap mereka. Saat

latihan dimulai, peneliti menonton dan menikmati permainan dari

mereka dengan kagum. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti

lakukan di lapangan basket terhadap Koh Johan bahwa beliau tidak

keberatan untuk mengajarkan teman-temannya terkait teknik

permainan basket kursi roda yang beliau sudah kuasai.

Sedangkan hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap

Pak Herry ketika beliau sedang latihan basket kursi roda bahwa

beliau sangat terlihat bersemangat dan antusias dalam

permainannya. Beliau mencoba memberikan pola permainan

terbaiknya dalam tim nya saat itu. Beliau benar-benar menerapkan

permainan dalam tim yang artinya dalam permainan bola basket

itu tidak melulu me-dribble bola basketnya secara individu. Tetapi,

beliau juga memberikan kesempatan kepada teman anggota tim

nya untuk bergantian, baik dalam teknik dribble maupun shooting

ke dalam ring basket.

15 Januari 2020

Pada tanggal ini pagi harinya, peneliti menghubungi Kak

Salim dan Kak Vincen untuk mengonfirmasi bahwa siang ini

sesuai dengan kesepakan sebelumnya bahwa kami akan

melakukan wawancara di kantor Jakarta Swift. Mereka pun

mengiyakan hal tersebut. Seperti sebelumnya, peneliti

membutuhkan waktu 2 jam lamanya untuk sampai ke tempat

tujuan. Kami membuat janji bertemu pukul 11.00 WIB.

Peneliti sampai di kantor Jakarta Swift dengan sedikit

terlambat yakni sekitar pukul 11.05 WIB. Saat itu, Kak Vincen dan

Kak Salim sudah datang terlebih dulu. Peneliti pun memohon maaf

karena sedikit terlambat. Mereka kembali memakluminya. Kami

Page 300: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

small talk terkait perjalanan peneliti dari rumah sampai ke tempat

ini. Setelahnya, peneliti langsung melangsungkan wawancara

dengan Kak Vincen.

Peneliti melontarkan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan

pedoman wawancara yang kemduian dijawab oleh Kak Vincen.

Proses perjalanan kehidupan Kak Vincen pun tak kalah

mengharukan. Wawancara saat itu berlangsung selama kurang

lebih 2 jam. Hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 11 :

transkrip hasil wawancara dengan informan utama ketiga.

Hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap ekspresi dan

bahasa tubuh Kak Vincen bahwa saat sedang tanya jawab selama

berlangsungnya proses wawancara saat itu, pembawaan Kak

Vincen sangat tenang. Beliau menceritakan dan mengenang

kembali perjalanan kehidupannya yang tidak mudah itu dengan

penuh rasa haru. Dan beliau juga terlihat sangat tulus dalam

membagikan kisah masa lalunya tersebut.

Setelah selesai wawancara dengan Kak Vincen, peneliti

berpamitan untuk bertemu dengan Koh Johan. Peneliti bertemu

dengan Koh Johan di salah satu supermarket dekat kantor Jakarta

Swift. Saat bertemu dengan Koh Johan lagi, peneliti melihat beliau

sedang memantau grafik saham yang menjadi pekerjaannya

tersebut dengan cukup serius. Selain itu, beliau juga rajin mem-

posting produk jualannya ke media sosial yakni status pada

WhatsApp. Peneliti bertemu dengan Koh Johan untuk menjaga

silaturahmi dan memberikan sedikit tanda kenang-kenangan dari

peneliti kepada Koh Johan karena sudah bersedia menjadi

informan peneliti. Dan juga sebagaimana yang peneliti lakukan

terhadap para informan lainnya.

Page 301: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Lampiran 13 : Hasil Kegiatan Penelitian

Foto saat wawancara bersama informan utama 1 dan

keadaan kantor Jakarta Swift

Page 302: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Foto saat wawancara bersama informan utama 2 dan

keadaan Sasana Bina Daksa, Pondok Bambu, Jakarta Timur

Page 303: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET

Foto saat wawancara bersama informan utama 3

Foto ketika para para informan sedang latihan basket kursi roda

Page 304: PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51977... · 2020. 8. 18. · PROSES PENCAPAIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ATLET