PROSES PEMBUATAN BADIK DI KECAMATAN BARAKA …
Transcript of PROSES PEMBUATAN BADIK DI KECAMATAN BARAKA …
i
PROSES PEMBUATAN BADIK DI KECAMATAN BARAKA
KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Meraih Gelar
Sarjana (S1) Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa
FakultasKeguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas
Muhammadiyah Makassar
OLEH :
MUIS
NIM. 105 4100293 10
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
PROSES PEMBUATAN BADIK DI KECAMATAN BARAKA
KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Meraih Gelar
Sarjana (S1) Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa
FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar
OLEH:
MUIS
NIM. 105 410 293 10
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
ii
Motto Dan Persembahan
Jadilah seperti karang dilautan
Selalu kuat meskipun selalu dihantam ombak
Dan lakukanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri
Dan juga untuk orang lain.
Ku persembahkan Skripsi ini untuk:
Kedua orang tuakudanadik-adikku
Yang telah menjadi motivasi dan inspirasi serta tiadahenti-hentimya
Memberikan dukungan dan do’anya.
Dan juga kepada sahabatku yang senantiasa menjadi penyemangat
Dan slalu menemani disetiap hariku.
Saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga.
vii
ABSTRAK
MUIS, 2015. Proses pembuatan badik dikecamatan baraka kabupaten enrekang.
Skripsi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas muhammadiyah
makassar.
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu untuk mengungkapkan bagaimana proses
pembuatan badik di kecamatan baraka kabupaten enrekang, serta mengetahui
faktor-faktor apa saja yang menjadi penunjang dan penghambatnya.Penelitian ini
adalah penelitian deskriptif–kualitatif yang akan menggambarkan keadaan
apaadanya berdasarkan hasil penelitian di lapangan. Mengenai proses pembuatan
badik di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.Hasil penelitian ini yakni
diperoleh gambaran mengenai pembuatan badik yang meliputi pemilihan bahan,
pengolahan bahan baku hingga siap diprodiksi menjadi sebuah badik. Pembuatan
badik di kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang sesui dengan kriteria-kriteria
pembuatan benda tersebut yang baik, karena sama dengan yang dijelaskan dalam
teori dan tatacara pembuatannya, terlihat dari proses pengerjaannya yang masih
menggunakan peralatan yang relatif sederhana. Faktor penunjang yaitu banyaknya
pemesan yang ingin dibuatkan badik, tempatnya mudah dijangkau. Factor
penghambat adalah kurangnya perajin yang mengetahui cara pembuatan badik
yang bersifat non teknis, tempat kerja yang kurang memadai dan kurangnya
pehatian dari instansi terkait dalam membina dan membantu para perajin. Dengan
demikian jenis usaha ini tidak berkembang pesat sampai saat ini.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum, Wr.Wb
Tiada rasa syukur yang terucap selain rasa syukur kehadirat Allah swt
yang telah melimpahkan segala rahmat serta hidayah-Nya pada semua umat
manusia, shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan nabi
Muhammad SAW, yang telah membebaskan kita dari belenggu-belenggu dari
zaman jahiliyah.
Suka duka, senang susah mewarnai proses-proses dalam menjalani
penulisan skripsi ini. Walaupun demikian, sebuah kata yang mampu membuat
bertahan yakni semangat sehingga segala tantangan mampu ditaklukan sampai
akhir penyelesaian penulisan skripsi ini, sebagai salah satu syarat guna mengikuti
ujian skripsi pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar dengan judul “Proses
Pembuatanbadik di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.
Dengan penuh kerendahan hati tidak lupa penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. H.Irwan Akib, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Dr.H.Andi Syukri Syamsuri,M.Hum. Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Andi. Baetal Mukaddas, S.Pd, M.Sn. Ketua Jurusan Pendidikan Seni
Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Muhammad Thahir, S.Pd, Sekertaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Dosen-dosen Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas
Muhammadiyah Makassar.
6. MeisarAshari, S.Pd.,M.Sn.Pembimbing I.
7. Muh.Faisal, S.Pd.,M.Pd. Pembimbing II.
8. Khususnya, Kedua Orang Tua yang dengan tulus dan penuh kasih
sayang mendukung langkah kemajuan Ananda.
9. Seluruh pengurus Himpunan Pendidikan Seni Rupa yang telah
memberikan semangat dan motivasi.
10. Terima kasih kepada teman-teman Seni rupa angkatan 010,Seni Rupa
Ex-Project, dan Rumah Seni Kasumba yang telah membantu baik
secara moril maupun secara materil.
11. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2010 tanpa
terkecuali, terima kasih atas kerja sama dan kekompakannya yang
diberikan selama menjalani perkuliahan.
12. Terima kasih kepada sahabatku yang telah memberikan semangat dan
motivasi kepada saya.
13. Semu pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat
disebutkan
satu persatu semoga menjadi ibadah dan mendapat imbalan dari-Nya.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih terdapat kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini
senantiasa penulis harapkan. Penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua. Tiada imbalan yang dapat diberikan oleh penulis, hanya
kepada Allah SWT. Penulis menyerahkan segalanya dan semoga bantuan yang
diberikan selama ini bernilai ibadah disisi-Nya Amin.
Billahi FisabililHaq Fastabiqul Khaerat
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, 22 Desember 2015
Muis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ................................................................................... v
SURAT PERJANJIAN ...................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR SKEMA ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 2
D. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR…………... 4
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 4
1. Pengertian proses ....................................................................... 4
2. Pengertian pembuatan ................................................................ 4
3. Eksplanasi badik ......................................................................... 5
B. Kerangka Pikir.................................................................................. 13
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 15
A. Jenis dan lokasi Penelitian................................................................ 15
B. Objek Penelitian ............................................................................... 16
C. Definisi Oprasional Variabel ............................................................ 16
D. Desain Penelitian .............................................................................. 17
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 18
F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 19
G. Jadwal Penelitian .............................................................................. 20
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 21
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 21
1. Proses pembuatan badik ............................................................ 21
2. Faktor penunjang dan penghambat ............................................ 39
B. Pembahasan ...................................................................................... 41
1. Proses pembuatan badik ............................................................ 41
2. Faktor penunjang dan penghambat ............................................ 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 50
A. Kesimpulan ....................................................................................... 50
B. Saran .................................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PERSURATAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR SKEMA
Skema Uraian Halaman
Skema 1. Kerangka Pikir .................................................................................... 13
Skema 2. Desain Penelitian ................................................................................ 17
Skema 3. KomponenAnalisis Data ..................................................................... 20
DAFTAR GAMBAR
Gambar Uraian Halaman
Gambar 1 Badik Gecong ................................................................................... 8
Gambar 2 Badik Lagecong ................................................................................ 9
Gambar 3. Badik Luwu .................................................................................... 10
Gambar 4. Badik Lompo Battang ..................................................................... 10
Gambar 5. Lokasi Penelitian ............................................................................ 15
Gambar 6. Tungku Pembakaran.. ..................................................................... 23
Gambar 7. Palu ................................................................................................. 24
Gambar 8. Betel ................................................................................................ 24
Gambar 9. Cipi’ ................................................................................................ 25
Gambar 10. Cobo’ .............................................................................................. 25
Gambar 11. Gergaji ............................................................................................ 26
Gambar 12. Parang ............................................................................................. 26
Gambar 13. Gurinda ........................................................................................... 27
Gambar 14. Blower ............................................................................................ 27
Gambar 15. Bor .................................................................................................. 28
Gambar 16. Penampungan air ............................................................................ 28
Gambar 17. Lem korea ....................................................................................... 29
Gambar 18. Arang .............................................................................................. 29
Gambar 19. Clear/pewarna ................................................................................. 30
Gambar 20. Pemotongan besi baja ..................................................................... 31
Gambar 21. Proses Pembakaran ......................................................................... 32
Gambar 22. Proses Penempaan .......................................................................... 32
Gambar 23. Proses Penghalusan Bilah Badik .................................................... 33
Gambar 24. Proses pembuatan bagian badik yang tajam ................................... 39
Gambar 25. Proses Perendaman Bilah Badik .....................................................34
Gambar 27 Proses Pembuatan Pola Wanua ...................................................... 35
Gambar 28. Proses Pemotongan Pola ................................................................. 35
Gambar 39. Proses PengelemanWanua .............................................................. 36
Gambar 30. Proses Penghalusan wanua ............................................................. 36
Gambar 31. Proses Pembuatan Pangulu ............................................................. 37
Gambar 32. Proses Pengeleman Pangulu ...........................................................37
Gambar 33. Proses Finishing .............................................................................38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1. Format Observasi
Lampiran 2. Format Wawancara
Lampiran 3. Dokumentasi
xviii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :Muis
Stambuk : 1054100 293 10
Jurusan : Pendidikan Seni Rupa
Dengan ini menyatakan Perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal penelitian sampai selesainya skripsi
ini. Saya yang menyusunnya sendiri(tidak dibuat oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak melakukan penjiplakan(plagiat)dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti yang tertera pada butir 1, 2,
dan 3, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang
berlaku.
Demikian surat perjanjian ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh kesadaran.
Makassar, 22 Desember 2015
Yang Membuat Perjanjian
Muis
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muis
Stambuk : 1054100 293 10
Jurusan : Pendidikan Seni Rupa
Judul Skripsi : Proses Pembuatanbadik di Kecamatan Baraka
Kabupaten Enrekang
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim
penguji adalah hasilkarya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 22 Desember 2015
Yang Membuat Pernyataan
Muis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Industri yang berkembang di Indonesia mulai dari industri berat sampai ke
industri ringan dan yang paling kecil sekalipun.Namun kenyataannya terkadang hasil
kerajinan dari industi kecil kurang mendapat perhatian dan bantuan dari pemerintah
sehingga seakan terlupakan begitu saja.
Salah satu industri kerajinan yang menarik perhatian penulis adalah industri
logam pembuatan badik di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.Badik tradisional
yang mungkin bagi kita sudah tidak asing lagi khususnya bagi orang Bugis, memiliki
nilai estetika yang cukup menarik untuk diteliti.Pada saat ini usaha pembuatan badik
di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang, sudah jarang dilakukan kalaupun ada
hanya dilakukan sebagai pekerjaan sampingan saja dengan menggunakan peralatan
yang sederhana serta berdasarkan pesanan.
Karena makin rendahnya minat masyarakat mempelajari teknik pembuatan
badik tersebut, maka perlu ada usaha pelestarian kerajinan tradisional tersebut
mengigat bahwa badik itu merupakan salah satu aset budaya bangsa Indonesia pada
umumnya dan Sulawesi selatan pada khususnya.
Menyadari hal tersebut diatas serta daya tarik yang terdapat pada badik
tersebut sehingga penulis merasa tergugah untuk meneliti dalam satu kajian yang
1
2
bersifat ilmiah, dan sifatnya berupa tinjauan tentang proses pembuatan badik di
Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang, bahwa di kecamatan tersebut tedapat
seorang yang dikenal sebagai ahli dalam membuat badik yang hasil karyanya telah
dikoleksi oleh banyak pencinta senja-senjata tradisional.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan masalah yang akan
diteliti, sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses pembuatan badik di Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang?
2. Apa faktor penunjang dan penghambat dalam proses pembuatan badik di
Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang?
C. TujuanPenelitian
Dari rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan memperoleh
data dan informasi yang aktual dan benar di antaranya sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana proses pembuatan badik di Kecamatan
Baraka Kabupaten Enrekang.
2. Untuk mendeskripsikan apa faktor penunjang dan penghambat dalam
proses pembuatan badik di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.
3
D. ManfaatPenelitian
Melalui penelitian ini,diharapkan dapat menambah wawasan apresiasi kita
terhadap proses pembuatan badik di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang,
antara lain:
1. Sebagai masukan bagi pemerintahtentang pentingnya mempertahankan
industri kerajinan rakyat khususnya badik.
2. Sebagai bahan latihan bagi penulis dalam mengemukakan gagasan secara
tertulis dan sistematis dalam bentuk karya ilmiah.
3. Dapat menambah literatur perpustakaanUniversitas Muhammadiyah
Makassar nantinya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Tinjauan Pustaka
Ada beberapa hal yang merupakan landasan teori untuk dijadikan bahan
dalam penelitian ini, mengingat pentingnya hal tersebut maka keseluruhan hasil
penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dengan demikian berguna
untuk dijadikan sebagai landasan pemikiran dalam mencari titik permasalahan
seputar objek penelitian yang relevan dengan objek penulisan.Sebagai dasar
penelitian ini penulis mengutip teori atau pendapat yang berhubungan dengan
penelitian yaitu :
1. Pengertian Proses
Proses adalah runtutan perubahan atau peristiwa dalam pengembagan sesuatu
(Poerwadarminta, 1982 :769). sedangkan menurut pengetahuan teknologi kerajina
anyam bahwa proses adalah runtutan kerja dari suatu pekerjaan yang merupakan
suatu rangkaian kegiatan dalam suatu perubahan yang dilakukan dalam
pengembangan sesuatu . (Wahyudi, 1979 : 155)
2. Pengertian Pembuatan
Dalam kamus umum bahasa indonesia kata pembuatan di artikan sebagai : cara
yang di lakukan untuk mengadakan sesuatu benda, (Poerwadarninta, 1982 : 155) ,
4
5
maksudnya adalah kegiatan yang sengaja di lakukan oleh manusia dalam
menghasilkan suatu benda atau barang yang menjadi tujuan dalam kegiatan
tersebut.
3. Eksplanasi Badik
a) Pengertian Badik
Dalam kamus umum bahasa indonesia dijelaskan tentang pengertian kata badik
sebagai : pisau belati yang bermata satu. (Poerwadarminta, 1982 : 63)
Badik merupakan senjata tradisional yang dikenal dan dipergunakan
dalam masyarakat sulawesi selatan. Jika dilihat dari bentuknya badik adalah
benda tajam yang terbuat dari besi dimana dari salahsatu sisi bilahnya tajam
dengan ujung yang runcing. Badik terdapat di seluruh daerah sulawesi selatan
dengan nama dan bentuk yang berbeda, seperti di daerah Makassar, Bone, dan
Luwu.
Secara umum badik terbagi atas tiga bagian yaitu: hulu (gagang) ,bilah
(besi), warangka (sarung badik) sebagai pelengkap badik.Disamping itu
terdapat juga bagian-bagian lain dengan nama dan makna tertentu dari tipa-tiap
daerah.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian dari proses pembuatan badik adalah: runtutan peristiwa
pengembangan kegiatan yang sengaja dilakukan dalam menghasilkan suatu
6
pisau belati yang bermata satu yang sifatnya masih selalu berpegang teguh
pada norma dan adat kebiasaan secara turun temurun.
b). Sejarah Badik
Badik atau badek adalah pisau dengan bentuk khas yang dikembangkan oleh
masyarakat Bugis dan Makassar.Badik bersisi tajam tunggal atau ganda. Seperti
keris, bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali dihiasi dengan pamor. Namun
demikian, berbeda dari keris, badik tidak pernah memiliki penyangga besi.
Badik ini merupakan senjata khas tradisonal Makassar, Bugis dan Mandar
yang berada dikepulauan Sulawesi.Ukurannya yang pendek dan mudah dibawa
kemana mana maka biasanya senjata adat yang bernama Badik ini dahulu sering
dipakai oleh kalangan petani untuk melindungi dirinya dari binatang melata atau
membunuh hewan hutan yang mengganggu tanamannya.Selain itu karena orang
bugis gemar merantau maka penyematan badik dipinggangnya membuat dia
merasa terlindungi.
Badik memiliki bentuk dan sebutan yang berbeda-beda tergantung dari daerah
mana ia berasal. Di Makassar badik dikenal dengan nama badik sari yang memiliki
kale (bilah) yang pipih, batang (perut) buncit dan tajam serta cappa dan banong
(sarung badik). Sementara itu badik Bugis disebut kawali, seperti kawali raja
(Bone) dankawali rangkong (Luwu). Kawali Bone terdiri dari bessi (bilah) yang
pipih, bagian ujung agak melebar serta runcing.Sedangkan kawali Luwu terdiri
7
dari bessi (bilah) yang pipih dan berbentuk lurus.Kawali memiliki bagian bagian:
Pangulu (gagang), bessi (bilah) dan wanoa (sarung).
Umumnya badik digunakan untuk membela diri dalam mempertahankan
harga diri seseorang atau keluarga.Hal ini didasarkan pada budaya siri' dengan
makna untuk mempertahankan martabat suatu keluarga. Konsep siri' ini sudah
menyatu dalam tingkah laku, sistem sosial budaya dan cara berpikir masyarakat
Bugis, Makassar dan Mandar di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Selain dari
pada itu ada pula badik yang berfungsi sebagai benda pusaka, seperti badik saroso
yang memiliki nilai sejarah.Ada pula sebagian orang yang meyakini bahwa badik
berguna sebagai azimat yang berpengaruh pada nilai baik dan buruk seseorang.
c). Jenis-jenis badik
Ada beberpa jenis badik khususnya badik tradisional Bugis dan Makassar
1) Badik Raja (Badik Gecong Bontoalak)
Badik yang asalnya dari daerah kajuara Kabupaten Bone, badik ini bilahnya aga”
besar ukurannya 20-25 cm, Ciri-ciri badik lagecong hampir mirip dengan badik
lompobattang(perut besar), bentuk bilahnya agak membungkuk, dari hulu agak
kecil kemudian melebar kemudian meruncing. Pada umumnya mempunyai pamor
timpalaja atau mallasoankale di dekat hulunya.Bahan besi dan bajanya
berkualitas tinggi serta mengandung meteorit yang menonjol dipermukaan, kalau
kecil disebut uleng-puleng kalau besar disebut batu-lappa dan kalau menyebar di
seluruh permukaan seperti pasir disebut bunga pejje atau busa-uwae. Badik raja di
8
masa lalu hanya digunakan oleh arung atau dikalangan bangsawan-bangsawan
dikerajaan Bone
Gambar 01: Badik gecong
Sumber :http://www.google.co.id/imgres
2) Badik Lagecong
Banyak orang mencarinya karena sangat begitu terkenal dengan
(racunnya) mosonya, banyak orang percaya bahwa semua alat perang akan
tunduk pada badik gecong tersebut. Panjang gecong biasanya sejengkalan
orang dewasa, pamor lonjong, bentuknya lebih pipih, tipis tapi kuat. Dan
dilihat dari gambar sebelumnya Ragam Hias pada sarung badik lagecong ini
lebih sederhana, karena kurangnya ukiran pada sarung badik ini kelihatan
simpel dan sederhana.Badik lagecong, badik Bugis satu ini dikenal sebagai
badik perang,
9
Gambar 02. Badiklagecong
(Sumber :http://iqbalxnrl.blogspot.com/2012/11/macam-macam-badiksenjata-khas-
bugis.html#ixzz2zAf9b140)
3) Badik Luwu
Badik Luwu, yang berasal dari Kabupaten Luwu, bentuknya sedikit
membungkuk, mabbukku tedong (bungkuk kerbau), bilahnya lurus dan
meruncing kedepan,, badik bugis kadang diberikan pamor yang sangat indah,
hingga kadang menjadi buruan para kolektor ..di bajanya terdapat rakkapeng
atau sepuhan pada baja yang konon disepuh dengan bibir dan “maaf” alat
kelamin gadis perawan sehingga konon tidak ada orang yang kebal dengan
badik Luwu ini
10
Gambar 03 : Badik Luwu
Sumber:http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com
4) Badik lompo battang (perut besar)
Badik lompo battang atau sari, badik ini berasal dari Makassar,
bentuknya seperti jantung pisang, ada juga yang menyebutkan seperti orang
hamil, atau dalam bahasa Makassar disebut lompo battang (perut besar).
Gambar 04: Badik Lompo Battang
Sumber:http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://4.bp.blogspot.com
11
c). Jenis-Jenis Pamor Badik
1. Batu Lappa, Uleng-Puleng, Dan Ure' Tuo
Pamor Batu Lappa, Uleng-Puleng, Dan Ure' Tuo adalah pamor yang
terbentuk dan dihasilkan dari bahan pamor dengan dengan kandungan
meteorit yang tinggi, Bentuk dari Pamor Batu Lappa,Uleng-Puleng,
Dan Ure' Tuo pada dasarnya dari Bahan yang sama dengan ciri
kesamaan yaitu mengkilap menyerupai warna perak/nikel. Jika
Bentuknya berupa gumpalan-gumpalan besar atau melebar maka
disebut Batu Lappa'.Jika Bentuknya berupa gumpalan-gumpalan kecil
kira-kira sebesar biji cabe maka disebut Uleng-Puleng.Dan Jika
bentuknya membentuk guratan guratan tipis memanjang maka disebut
Ure' Tuo.
2. Kurissi Gamecca'
Pamor kurissi Gamecca' adalah jenis pamor yang sangat Langka,
Dahulu kala pamor ini hanya dibuat pada saat terjadi prosesi
pernikahan putera puteri Raja/Bangsawan.Motif Pamor ini berbentuk
Anyaman Bambu yang dalam Bahasa Bugis disebut Gamecca' Pamor
ini sangat sulit dibuat, dan menggunakan bahan pamor yang cukup
banyak.
12
3. Sippa Sikadong
Jenis Pamor yang diatas juga sangat banyak diistimewakan oleh
orang-orang. Badik yang memmiliki pamor sippa sikadong atau
mungkin lebih banyak lagi sering disebut dengan Pamor Sukku'
(Cukup).dalam kepercayaan Bugis,Makassar pamor sippa sikadong
juga dipercaya mempunyai makna bahwa orang yang memiliki badik
dengan pamor tersebut akan dimudahkan dalam berdagang atau bisnis.
4. Pamor Mata Rakkapeng
Pamor ini juga termasuk pamor yang banyak diburu oleh para
kolektor. Bentuknya berupa 1/2 bulatan/lingkaran (busur) pada
mata/baja besi pusaka yang menampilkan warna berbeda dari warna
baja lainnya, terkadang bentuk pamor ini bersusun bak pelangi, dan
terkadang juga bentuknya tunggal saja. Hal yang membuat pamor ini
banyak dicari karena tehnik pembuatannya yang tidak bisa dibuat oleh
sembarang panre dan sembarang bahan baja.Baja yang digunakan
harus berkwalitas terbaik, Disebut mata Rakkapeng karena
menyerupai mata rakkapeng (alat kuno untuk menuai padi) yang
sering digunakan petani.
13
B. Kerangka Berpikir
Dengan beberapa konsep yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka, maka
dapat di buat kerangka berpikir sebagai berkut.
Gambar Skema 01. Kerangka Pikir
Dengan melihat skema di atas maka dapat dijelaskan secara singkat
keterkaitan antara satu bagian dengan bagian yang lain yakni, proses pembuatan,
bahan dan alat, faktor penunjang dan penghambat, hasil, serta laporan hasil
penelitian,dengan demikian hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat
memenuhi data dan informasi sesuai permasalahan yang diangkat.
Pembuatan Badik
Proses Pembuatan
Faktor penunjang
dan penghambat
Hasil Penelitian
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif–kualitatif yang akan
menggambarkan keadaan apaadanya berdasarkan hasil penelitian di lapangan.
Mengenai proses pembuatan badik di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. , dimana
di kecamatan ini perajin yang menekuni pembuatan badik sudah berkurang dan
kerajinan ini memerlukan ketrampilan khusus dalam pembuatannya, inilah faktor
yang menggugah peneliti ingin mengetahui dan terjun langsung ke daerah
tersebut.
14
15
Gambar 05. Lokasi Penelitian
Peta kacamatan Baraka.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran atau permasalahan yang akan
diteliti. Objek dari penelitian ini adalah proses pembuatan badik di Kecamatan
Baraka Kabupaten Enrekang. Objek dari penelitian ini adalah pengrajin badik
individu yang ada di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang yang bernama
Sayya.
C. Defenisi Operasional Variabel
Untuk memperjelas makna kata-kata yang terdapat dalam masalah
penelitian ini dan menghindari kesalah tafsiran, maka vareabel penelitian ini perlu
didefenisikan sebagai berikut:.
1. Proses pembuatan badik adalah segala rangkaian kegiatan yang dilakukan
dalam membuat badik di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.
16
2. Faktor penunjang adalah faktor pendorong dalam proses pembuatan
badik di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang, sedangkan fakor
penghambat adalah segala hal yang menjadi kendali bagi para perajin
badik yang ada di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.
D. Desain penelitian
Untuk memudahkan proses penelitian di lapangan maka perlu dibuatkan
sesuatu desain penelitian sebagai berikut:
Gambar skema 02: Desain Penelitian
Perencanaan Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan Data lengkap
alat dan bahan
1. Proses pembuatan
2. Faktor penghambat dan
pembuatan
3. Kualitas dan hasil
kesimpulan
Pengolahan/Analisis Data
Deskripsi data
17
Berdasarkan desain tersebut di atas kita dapat menarik suatu kesinpulan bahwa,
untuk membuat sebuah badik perlu diadakan pemilihan bahan yang baik serta
mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi faktor-faktor yang dapat
menghambat proses pembuatan badik.
E. Teknik pengumpulan Data
Dalam peenelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
teknik sebagai berikut:
1. Teknik Observasi
Observasi adalah tindakan atau proses pengambilan informasi melalui
media pengamatan. Dalam melakukan observasi ini penelitian menggunakan
sarana utama indra penglihatan. Melalui pengamatan mata dan kepala sendiri
seorang peneliti diharuskan melakukan tindakan pengamatan terhadap tindakan,
dan prilaku responden dilapangan dan kemudian mencatat atau merekamnya
sebagai material utama untuk di analisis. (Sukardi 2006 : 49).
Pada metode ini, peneliti mengamati langsung terhadap objek penelitian
dengan maksud untuk mengumpulkan data yang lengkap dan akurat dari Nutik
(panre) sebagai subjek penelitian.Dilakukan dengan pengamatan langsung
terhadap objek penelitian. Penulis akan mengamati langsung proses pembuatan
badik di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.
18
2. Teknik Wawancara
Teknik pengumpulan data lain yang sering digunakan oleh pera peneliti
dilapangan adalah teknik wawancara, yaitu pertemuan langsung yang
direncanakan antara pewawancara dan yang diwawancarai untuk memberikan
atau menerima informasi tertuntu (Sukardi 2006 : 53).
Menurut Nasution (1998 : 73) dijelaskan bahwa wawancara adalah
“percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu
pewancara (yang mengajukan pertanyaan) yang diwawancarai (interview) yang
memberikanjawaban atas pertanyaan itu.” Jadi wawancara merupakan suatu
proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan, dimana dua
anggota atau lebih bertatap muka dan mendengarkan secara langsung informasi-
informasi atau keterangan.
Dalam penelitian ini, yang menjadi nara sumber wawancara adalah
Sayya (panre) sebagai pembuatbadik di Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang.
3. Teknik Dokumentasi
Metode ini dilakukan untuk menyempurnakan data hasil wawancara dan
observasi. Menurut Dep. Dikbud penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1995 : 240) Dokumentasi berarti : 1) Pengumpulan, pemilihan, pengolahan,
dan penyimpanan informasi dalam bidang ilmu pengetahuan; 2) Pemberian atau
pengumpulan bukti-bukti dan keterangan (seperti gambar, kutipan, guntingan
19
Koran dan refrensi lain). Dikemukakan juga oleh Winarno dalam Ahmad
Syaikhudin lewat Mujitahid (2008 : 16) dokumentasi berarti segala macam
bentuk atau benda yang tertulis sehingga merupakan sumber keterangan untuk
memperoleh data dan dapat digunakan untuk melengkapi data-data lain. Jadi
dapat diartikan dokumentasi adalah cara mengumpulkan data dengan
menggunakan dokumentasi atau catatan-catatan, foto-foto, gambar, dan laporan
tertulis dari suatu kejadian yang telah lampau yang merupakan sumber
keterangan untuk melengkapi data-data lain yang telah diperoleh.
Data-data yang dimaksudkan merupakan catatan atau ulasan dari hasil
penelitian yang berisi tentang subjek yang diteliti.Oleh sebab itu, metode
dokumentasi digunakan dalam penelitian ini, untuk melengkapi data-data yang
diperlukan dengan menggunakan kamera.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (1994) ada tiga teknik utama dalam analisis,
yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah:
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, mengatur
dan menyederhanakan data. Dengan demikian data yang telah direduksi
20
akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan dan mencari data bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.Hal
ini merujuk pada suatu penyajian informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3. Menarik kesimpulan
Langkah ini merupakan bagian dari hasil pengumpulan data yang diperoleh
dan merupakan inti dari hasil deskripsi dan uraian yang ditampilkan,
sehingga dapat menarik kesimpulan atas data yang diperoleh selama
kegiatan.
Gambar Skema 03 : Komponen Analisis Data Model interaktif
Pengumpulan
data
Penyajian data
Reduksi data
Penarikan /verifikasi
Kesimpulan data
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil penelitian
Pada bab ini akan dibahas secara lengkap mengenai data hasil
penelitian yang diperoleh langsung dari lapangan.tentang proses pembuatan
badik di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.
1. Proses Pembuatan Badik di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang
Gambaran tentang pembuatan badik di Kecamatan Baraka
Kabupaten Enrekang.
a. Pemilihan Alat dan Bahan
Pemilihan bahan pada pembuatan badik di Kecamatan Baraka
Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan memilih logam dan kayu yang
cocok dan baik untuk membuat sebuah badik yang indah dan bermutu
serta mudah didapat didaerah tersebut.
Untuk membuat sebuah badik perlu memilih logam yang kuat
supaya dapat bertahan lama dan tidak dapat dimakan karat, disamping itu
efek yang ditimbulkan pada pamor badik sangat menentukan dalam
pemilihan logam, karena pamor pada badik dapat menunjukkan jenis dan
kegunaan badik tersebut.
21
22
Bahan logam yang biasa digunakan untuk membuat sisi bilah yang
tajam adalah besi baja biasa yang dapat dibeli di toko bangunan, dan
bengkel-bengkel sekitar yang mempunyai besi-besi yang sudah tidak
terpakai yang siap diolah menjadi sebuah badik.Disamping itu perajin
badik diKecamatan Baraka Kabupaten Enrekang, biasa juga membuat
badik dari besi tua atau sisa-sisa senjata tajam peninggalan masa lalu yang
diolah kembali dengan mencampurkannya dengan baja untuk
menghasilkan badik yang baik dan dipercaya dapat memberikantuah atau
kekuatan gaib bagi pemiliknya.
Disamping pemilihan logam untuk bagian sisi bilah yang tajam,
hal lain yang sangat penting diperhatikan adalah memilih bahan logam
yang baik untuk membuat pamor pada badik, pamorpada badik umumnya
terjadi secara alamiah tergantung pada bahan yang dibuat badik,
pemunculan pamor menuntut pula keahlian dari panre bessi (pandai besi)
didalam mencampur dan menempa bahan bahan badik, sehingga dapat
menghasilkan kualitas badik yang baik, sedangkan pemunculan pamor
pada badik yang sudah tua atau berkarat dapat dilakukan secara tradisional
dengan merendam badik kedalam air jeruk kemudian diurut secara
perlahan sehingga pamor badik muncul kembali.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan untuk
membuat wanua atau sarung badik serta pangulu atau gagang badik
23
.wanua atau pangulu yang baik adalah yang terbuat darikayu yang kuat
dan mempunyai garis urat yang indah. Kayu yang biasa dibuat wanua dan
pangulu untuk badik diKecamatan Baraka Kabupaten Enrekang adalah
kayu cendana, suren dan kayu nangka karena memiliki garis-garis yang
unik, yang bila digosok dengan baik akan muncul urat kayunya yang
sangat indah.
Dalam proses pembuatan badik ada beberapa alat yang digunakan
yang terdiri dari alat-alat pokok dan alat pelengkap
a). Tungku pembakaran
Gambar 06.Tungku Pembakaran
Dokumentasi: Muis 13 November 2015
24
Tungku pembakaran adalah tempat pembakaran besi yang
didalamnya terdapat arang, yang menggunakan udara dari blower.
Cara kegunaannya: besi diletakkan pada arang yang membara dan
selama proses pembakaran, blower yang merupakan sumber angin
harus diseimbangkan untuk menjaga kestabilan suhu pada arang yang
membara, tungku pembakaran menggunakan batu gunung yang tahan
dengan suhu panas dan tidak mudak retak atau pecah.
b) Palu
Gambar 07.Palu
Dokumentasi: Muis 13 November 2015
Palu yang digunakan untuk menempa besi ini adalah terbuat
dari besi bajadengan kualitas tinggi yang berbentuk silinder dengan
berbagai diameter dan tinggi sekitar 15 cm, yang pada sisinya terdapat
lubang untuk tangkai palu yang terbuat dari batangan kayu. Cara
kegunaannya: palu diangkat dengan memegang tangkainya, lalu
25
diayunkan pada besi yang ditempa secara berulang-ulang, palu yang
digunakan dalam mempbuar bilah badik adalah palu yang berukuran
sedang.
c) Betel
Gambar 08.Betel
Dokumentasi: Muis 13 November 2015
Betel terbuat dari baja yang kuat,berbentuk pipih memanjang
sekitar 10 cm dengan ketebalan setengah cm sampat 1 cm. Pada salah
satu ujungnya ditajamkan untuk memudahkan membelah dan
memotong besi. Cara kegunaannya: betel diletakkan pada besi yang
akan dipotong dibelah kemudian dipukul dengan palu
26
d) Cipi’
Gambar 09.Cipi’
Dokumentasi: Muis 13 November 2015
Cipi’ adalah alat penjepit yang mirip kunci tang, berguna untuk
mengangkat besi yang dibakar dari tungku dan pada waktu besi
ditempacipi’ mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam.Cara
penggunaanya: besi dijepit dengan cipi’ agar tangan tidak terbakar
pada waktu mengangkat besi dari tungku pembakaran.
27
e) Cobo’(Sejenis pisau kecil yang dipakai mengukir)
Gambar 10.Cobo’
Dokumentasi: Muis 13 November 2015
Cobo’ adalah sejenis pisau kecil yang sisih bilah tajamnya
melengkung dan bagan ujungnya di pertajam, sangat baik untuk
mengukir kayu, cobo’ digunakan untuk mengerjakan bagian-bagian
tertentu yang ingin di detailkan ukuran cobo’ yang kecil dan pendek
memudahkan perajin dalam membuat ukiran pada wanua dan
pangulu.
28
f) Gergaji
Gambar 11.Gergaji
Dokumentasi: Muis 13 November 2015
Gergaji digunakan dalam puntuk memotong dan membelah
kayu yang akan dibuat wanua dan pangulu badik. Gergaji bergerigi
tajam berselang seling berhadapan sedemikian rupa sehingga dapat
dengan mudah memotong kayu.Gergaji yang digunakan dalam
pembuatan wanua dan pangulu yaitu gergaji besi dan gergaji
kayu.Cara penggunaanya: gergaji ditekankan ke kayu kemudian di
dorong kedepan dan kebelakang digerakkan menurut irama dan
tekanan jari tangan.
29
g) Parang
Gambar 12.Parang
Dokumentasi: Muis 13 November 2015
Parang adalah sejenis pisau namun berukuran besar yang
dibuat dari baja keras digunakan untuk membentuk wanua dan
pangulu secara global.Parang yang digunakan harus parang yang
tajam dan tidak terlaulu berat.Cara penggunaannya parang dibacokkan
atau ditebas-tebaskan pada kayu yang akan dibuat wanua atau pangulu
badik dengan sedemikian rupa, yang mengikuti bentuk dari desain
yang sudah ditentukan.
30
h) Gurinda
Gambar 13.Gurinda
Dokumentasi: Muis 13 November 2015
Gurinda adalah alat yang mempunyai banyak kelebihan
disamping diunakan sebagai pemotong juga dapat digunakan sebagai
pengasah, hal ini disebabkan karenabatu asah atau mata gerinda
sangat beragam, digunakan untuk mengasah badik yang sudah ditempa
dan menghaluskan bagian-bagian yang kasar. Gurinda terdiri dari batu
asah yang bulat pipih dengan sisih yang rata, dengan beberapa jenis
dan fungsinya. Cara penggunaanya: mesin gurinda dinyalakan dengan
tegangan listrik kemudian ditekankan pada besi yang akan di ratakan
atau dihaluskan sesui dengan yang diinginkan.
31
i) Blower
Gambar 14.Blower
Dokumentasi: Muis 13 November 2015
Blower merupakan alat yang digunakan sebagai sumber angin
untuk menyalakan bara api, yang menggunakan tegangan listrik yang
terdiri dari mesin pemutar dan baling-baling. Bentuk blower cukup
tertutup sehigga angin yang dihasilkan hanya melewati satu lubang
32
j) Bor
Gambar 15.Bor
Dokumentasi: Muis 13 November 2015
Bor digunakan untuk melubangi pangulu badik yang akan
dipasangi bilah badik. Bor terdiri dari mesin pemutar anak bor dan
anak bor yang terbuat dari besi baja dengan berbagai jenis ukuran.
Cara penggunaannya: mata bor ditekankan pada kayu atau logam
dengan posisi tegak lurus, setelah mesin bor dinyalakan.
1. Alat–alat pelengkap
Peralatan pelengkap yang dimaksud disini adalah alat-alat yang
sewaktu-waktu digunakan selama pembuatan badik, diantaranya:
33
a) Penampungan air
Gambar 16.Penampungan air
Dokumentasi: Muis 13 November 2015
Tempat penampungan air merupakan alat yang digunakan sebagai
tempat mendinginkan besi yang yang sudah di tempa
b) Lem
Gambar 17.Lem korea
Dokumentasi: Muis 13 November 2015
34
Lem merupakan bahan yang digunakan sebagai perekat dalam
pembuatan wanua badik.
c) Arang
Gambar 18.Arang
Dokumentasi: Muis 13 November 2015
Arang merupakan bahan yang digunakan dalam proses
pembakaran besi sebagai sumber bara api, arang digunakan dalam
proses pembuatan badik harus arang yang keras dan tidak cepat
dimakan api, kayu yang biasanya digunakan dalam membuat arang
adalah kayu jadi dan kayu hitam karena memilki tingkat kekrasan
yang tinggi
35
d) Clear
Gambar 19.Clear
Dokumentasi: Muis 13 November 2015
Clear mrupakan bahan yang digunakan sebagai pewarna pada
bagian wanua dan pangulu agar terlihat lebih indah kemudian juga
berfungsi untuk memperjelas motif-motif kayu pada wanua dan
pangulu.
b. Pengolahan Bahan
Pengolahan bahan pada pembuatan badik di Kecamatan Baraka
Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan cara mengolah bahan bakutersebut
dari bentuk aslinya menjadi bentuk dasar sebuahbadik, adapun bentuk dan
desain dari bahan baku tersebutdisesuikan dengan fungsi bahantersebut
dalam membuat badik dengan memperhitungkan besar kecilnya badik yang
36
akan dibuat. Dalam pengolaha bahan ada tiga tahap yang ditempuh oleh
perajin antara lain:
1. Pembuatan Bilah Badik
a). Pemotongan Besi Baja
Gambar 20: Pemotongan Besi Baja
Dokumentasi: Muis, 13 November 2015
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembuatan badik
yang pertama yaitu pemotongan besi baja, karena bahan dasar pembuatan
badik adalah besi baja yang berbentuk lingkaran sehingga harus dipotong
dengan menggunakan gurinda mesin setelah besi baja tersebut di potong
maka langkah selanjutnya adalah proses pembakaran.
37
a) Proses Pembakaran
Gambar 21: Pembakaran besi baja dalam tungku
Dokumentasi: Muis, 13 November 2
b) Proses Penempaan
Gambar 22: Proses Penempaan
Dokumentasi: Muis, 13 November 2015
38
Setelah pemotongan besi maka langkah selanjutnya adalah proses
pembakaran, pembakaran besi baja dilakukan dengan memasukkan potongan
besi tersebut kedalam tungku pembakaran yang telah diisi arang dan sudah di
panaskan, proses pembakaran berlangsung sampai besi baja tersebut membara
atau berwarna merah. Selanjutnya proses penempaan menggunakan palu yang
berukuran sedang untuk meluruskan besi tersebut secara berulang-ulang
sampai didapat bentuk yang diinginkan kemudian dipotong sesui dengan
panjang badik yang ingin dibuat, lalu di masukkan lagi kedalam tungku
sampai membara, kemudian ditempa lagi untuk membuat salah satu sisi bilah
menjadi pipih sesui yang diinginkan. Langkah selanjutnya adalah proses
pembuatan oting(bagian yang diperkecil pada pangkal bilah yang berfungsi
sebagai tempat dipasangnya pangulu) proses penempaan dilakukan dengan
menempa bagian pangkal bilah badik hingga memanjang dan mengecil,
panjang ukuran pada bagian terkecil bilah badik sekitar tiga centi meter.
39
c) Proses Penghalusan Bilah Badik
Gambar 24: Proses penghalusan bilah badik
Dokumentasi: Muis, 13 November 2015
a) Proses pembakaran ulang
Gambar 25: Proses Pembakaran Ulang
Dokumentasi: Muis, 13 November 2015
40
b) Proses Perendaman Bilah Badik
Gambar 25: Proses Perendaman Bilah Badik (massa’po)
Dokumentasi: Muis, 13 November 2015
Setelah pembuatan oting, langkah selanjutnya adalah penghalusan besi
yang sudah berbentuk bilah badik untuk menghilangkan bagian-bagian yang
kasar akibat penempaan, bilah badik yang sudah halus masih melalui proses
pembakaran ulang namun tidak sampai membara, setelah bilah badik tersebut
panas maka langkah terakhir adalah perendaman badik yang dijepit dengan
cipi’kedalam air yang biasa juga di sebut dengan proses massa’poyang
bertujuan untuk membuat bilah badik semakin kuat dan tidak mudah retak.
41
2. Pembuatan wanua dan pangulu
Setelah pembuatan bilah badik selesai, maka langkah selanjutnya
dalam proses pembuatan badik yaitu pembuatan wanua dan pangulu badik
dengan bahan dasar kayu nangka.
a) Proses Pembuatan Pola Wanua Badik
Gambar 27: Membuat Pola Wanua
Dokumentasi: Muis, 13 November 2015
b) Proses Pemotongan Pola
42
Setelah bilah badik selesai, maka tahap selanjutnya adalah membuat
wanua dan pangulu. Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat wanua
dan pangulu adalah:membuat pola wanua disesuikan dengan ukuran bilah
badik pada satu potongan kayu nangka yang telah diolah menjadi sebuah
papan dengan ukuran yang tebal, dibelah menjadi dua bagian dengan
menggunakan gergaji atau gerinda, kemudian ukuran bilah badik disesuikan
dengan lubang yang akan di buat pada wanua,selanjutnya bagian atas papan di
lubangi dengan menggunakan gerinda yang bermata seperi gergaji sesui
dengan ukuran bilah badik yang ditentukan, setelah bilah badik sudah bisa
masuk kedalam wanua maka langkah selanjunya adalah menutup lubang
bagian atas yang telah dilubangi dengan gerinda dengan kayu.
c) Proses Pengeleman Wanua
Gambar 29:Pemotongan PolaWanua
Dokumentasi: Muis, 13 November 2015
43
d) Proses Penghalusan wanua
Gambar 30: Proses penghalusan wanua
Dokumentasi: Muis, 13 November 2015
Setelah bagian atas wanua di tutup kembali maka wanuatersebut
diikat dengan karet dan dilem dengan menggunakan lem korea, setelah
wanua menyatu maka ikatan karet dibuka kemudian wanua tersebut
didetailkan bentuknya sesui dengan pola dan desain wanua badik dengan
menggunakan parang dan cobo’, setelah semua bagian wanua didetailkan,
langkah terakhir dalam pembuatan wanua badik adalah proses
penghalusan wanua dengan meggunakan amplas, amplas yang digunakan
dalam menghaluskan wanua adalah amplas yang tidak terlalu kasar.
44
a) Proses pembuatan pangulu
Gambar 31: Pembuatan pangulu
Dokumentasi: Muis, 13 November 2015
b) Proses pengeleman pangulu dan bilahbadik
Gambar 31: Proses pengeleman
Dokumentasi: Muis, 13 November 2015
45
Setelah pembuatan wanua selesai, langkah selanjutnya adalah
pembuatan pangulu, pangulu yang menggunakan bahan dasar kayu
nangka yang telah dipilihdan diolah sehingga didapat kayu yang sudah
mendekati bentuk global dari pangulu badik, yaitu berbentuk melengkung
mirip huruf L, didetailkan bentuknya dengan menggunakan parang dan
gurindasesui dengan pola yang telah ditentukan. Setelah selesai bagian
ujung tempat bilah akan dipasangi cincin dari logam yang berguna untuk
menguatkan pangulu, kemudian ujung pangulu tersebut dibor sebagai
tempat pemasangan bilah badik. Setelah semuanya selesai pangulu
tersebut diperhalus dengan menggunakan amplas.
2. Faktor Penunjang dan Penghambat Dalam Proses Pembuatan Badik di
Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang
Gambaran tentang faktor penunjang dan penghambat dalam pembuatan
badik di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang, menurut Bapak Sayya
meliputi kondisi fisik, biaya, tempat, alat dan bahan, lingkungan serta pemasaran
(Wawancara 13 November 2015).
a. Kondisi fisik
Kondisi fisik dari Bapak Sayya yang sudah tua membuat beliau
tidak seproduktif dulu lagi, hal ini cukup menghambat produktifitas dalam
pembuatan badik, mengingat hanya beliau yang tahu betul mengenai
46
pembuatan badik baik hal-hal yang bersifat teknis maupun non teknis,
disamping itu minat dari masyarakat sekitar utuk mempelajari teknik
pembuatan badik sangat kurang.
b. Biaya
Masalah permodalan ditanggung sendiri oleh pengrajin tanpa
adanya bantuan dari pemerintah ataupun dari pihak-pihak yang dapat
dijadikan mitra kerja ini yang kemudian menjadi kendala karena untuk
mendapatkan besi baja yang berkualitas tentunya dibutuhkan modal yang
cukup besar.
c. Tempat
Tempat pembuatan badik di Kecamatan Baraka Kabupaten
Enrekang, tepatnya di tampang desa tirowali, berupa sebuah gubuk kecil
yang tidak berdinding dan beratap seng alumunium yang berada tepatnya
disamping rumah bapak Sayya, karena tempatnya terbuka maka keamanan
alat-alat pokok yang tidak dapat dipindahkan dengan mudah, tidak
terjamin, walaupun demikian tempat mereka cukup strategis karena dekat
dengan jalan raya.
d. Alat dan Bahan
Alatdan bahan yang digunakan dalam pembuatan badik di
Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang ini adalah, tungku pembakaran,
47
palu, betel, cipi’,cobo’,gergaji, parang, gurinda, tempat air pendingin,
blowyer, bor, amplas, lem, arang, kayu dan karet pengikat.
e. Lingkungan
Lingkungan disekitar tempat pembuatan badik kurang tersedia
bahan baku yang baik sehingga dipesan dari daerah yang pempunyai
bahan baku yang diperlukan dalam membuat badik yang berkualitas.
Walaupun minat masyarakat mempelajari teknik pembuatan badik
semakin berkurang, namun banyak masyarakat, khususnya yang
menyenangi senjata-senjata tradisonal yang memesan badik tersebut,
terutama dari luar daerah.
f. Pemasaran
Hasil produk perajin dipasarkan sendiri tanpa bantuan dari
pemerintah, para perajin hanya mengandalkan pesanan dari masyarakat,
namun demikian produk dari perajin tersebut sangat dikenal dikalangan
masyarakat peminat benda-benda tradisional dan kalangan kolektor, hal
tersebut cukup membantu perajin dalam mempromosikan badik hasil
produksinya.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
pembuatan badik di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang menempuh tahap
pemilihan bahan baku,pengolahan bahan baku dengan proses pembuatan dengan
rincian sebagai berikut:
1. Pemilihan bahan baku dilakukan cara memilih bahan baku yang baik,
cocok dan kuat untuk diolah menjadi bahan yang siap untuk diproduksi
mejaadi sebuah badik yang berkualitas.
2. Proses pembuatan badik dimulai dengan memotong besi, kemudian
membakar besi ditungku setelah membara besi ditempa hingga berbentuk
sebilah badik, kemudian di gerinda untuk menghaluskan permukaan
badik dan membuat salah satu sisi bilah badik menjadi tajam, setelah
bilah badik selesai langkah berikutnya adalah membuat wanua dan
pangulu yang dilakukan dengan cara memotong papan dari kayu nangka
yang berukuran tebal, kemudian membelah bagian atas papan yang sudah
dibuatkan pola sesui ukuran bilah badik, setelah bilah badik sudah bisa
masuk dalam lubang tadi maka langkah selanjutnya adalah menutup
bagian atas wanua yang dilubangi dan diikat dengan karet kemudian
48
49
dilem dengan menggunakan lem korea, setelah kering kayu tersebut
dibentuk menjadi sebuah wanua dengan menggunakan parang dan
gerinda kemudian dihaluskan dengan amplas. Setelah semua selesai
maka langkah selanjunya adalah membuat pangulu yang juga
menggunakan kayu nangka dengan menggunakan parang,gerinda dan
cobo’ lalu bagian ujung badik dipasangi cincin dari logam agar pangulu
badik tidak mudah pecah atau retak kemudian melubangi bagian ujung
pangulu dengan menggunakan bor mesin sebagai tempat oting bilah
badik yang akan dipasang, dan langkah terakhir adalah memasukkan
oting bilah badik kedalam lubang pangulu yang sudah di buat dan diberi
perekat atau lem.
3. Faktor penunjang dan pengambat dalam proses pembuatan badik di
Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang, faktor penunjang yaitu
banyaknya pesanan yang diterima, tempat yang strategi sehingga mudah
dijangkau. Sedangkan faktor yang menjadi penghambat adalah
kurangnya tenaga kerja yang mengetahui tata cara pembuatan badik yang
bersifat non teknis, tempat pembuatan badik yang kurang memadai dan
kurangnya modal karena tidak adanya bantuan dari pemerintah ataupun
pihak lain.
50
B. Saran-saran
1. Disarankan kepada pemerintah dalam hal ini departemen perindustrian,
departemen koperasi dan dinas kebudayaan agar lebih memperhatikan dan
memberi bantuan dan pembinaan.
2. Diharapkan kepada mahasiswa khususnya jurusan seni rupa, hasil penelitian
ini dijadikan referensi dalam menambah wawasan tentang badik.
3. Diharapkan kepada mahasiswa kiranya dapat mengadakan penelitian lanjutan
mengenai badik dimasa-masa yang akan datang demi kelestarian salah satu
budaya kita.
53
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Profil pandai besi
2. Format wawancara
3. Lokasi penelitian
4. Dokumentasi
5. Hasil akhir
6. Riwayat hidup
54
Lampiran 1
PROFIL B.SAYYA
Nama : Sayya
Tempat/TanggalLahiR : Enrekang 15-08-1965
A g a m a : ISLAM
Alamat/Tlp. : Jl. Porostampang kalimbua (Enrekang) /
Hp: 085397673977
Jabatan/Pekerjaan :Panre
Bapak sayya kelahiran tampang, enrekang tepatnya pada tanggal 15
Agustus 1965. Beliau merupakan salah satu dari empat pandei besi yang ada di
kecamatan Baraka, bapak Sayya menekuni pekerjaannya sebagai pandre besi
sejak tahun 2000 beliau keliling antar Kecamatan pada saat pertama memulai
profesinya sebagai pandei besi untuk memperkenalkan karya-karya kerajinannya
kepada masyarakat sekitar kecamatan Baraka khususnya dan masyakat Enrekang
pada umumnya. Karya kerajinan bapak Sayya sudah banyak dikoleksi bahkan
bukan hanya masyarakat Enrekang tapi sudah sampai di propinsi lain seperi
Kalimantan. Dan pada tahun 2008 bapak Sayya mendapatkan izin dari pemerintah
Enrekang untuk mengembangkan usahanya dengan nama USAHA KITA.
55
Lampiran 2
FORMAT WAWANCARA
Wawancara yang dilakukan dalam rangka mengumpulkan data dalam
penelitian yang berjudul “Proses pembuatanbadik di Kecamatan Baraka
Kabupaten E nrekang”. Adapun proses pertanyaan dalam format wawancara yang
akan diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
A. Proses pemilihan bahan baku
1. Bagaimana cara menentukan bahan baku yang baik untuk dibuat badik?
2. Dimana lokasi pengambilan bahan baku tersebut?
3. Bagaimana cara mendapatkan bahant ersebut?
B. Proses pengolahan bahan baku
1. Alat apasaja yang digunakan dalam proses pengolahan bahan baku?
2. Bagaimana tahapan-tahapan dalam proses pengolahan bahan baku hingga
siap untuk dibuat badik?
C. Proses pembuatan
1. Bagaimana tahapan-tahapan dalam proses pembuatan badik?
2. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan badik?
D. Faktor penunjang dan penghambat
1. Apa yang menjadi faktor penunjang dalam melaksanakan kegiatan ini?
2. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam melaksanakan kegiatan ini?
57
Lampiran 4
DOKUMENTASI
Gambar15. Proses Wawancara
(Dokumentasi: Muis, 2015)
Gambar15. Proses pemotongan besi baja
(Dokumentasi: Muis, 2015)
58
Gambar17. Proses pembakaran
(Dokumentasi: Muis, 2015)
Gambar18. Proses Finishing
(Dokumentasi: SarwanEkoRiadi, 2013)
60
RIWAYAT HIDUP
MUIS, lahir di Angin-Angin Pada Tanggal 03 Februari
1992 Penulis merupakan anak pertama dari empat
bersaudara dari pasangan Andak, dan Dija, Penulis
memulai jenjang pendidikan pada tahun 1999 SDK Angin-
Angin Desa Latimojong Kabupaten Enrekang, selesai pada tahun 2004, ditahun
2004 penulis melanjutkan pendidikan di MTS N 1 Baraka, dan ditahun 2007
penulis melanjutkan pendidikan di SMA N 1 BARAKA, tamat pada tahun 2010,
dan pada tahun 2010 penulis tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni
Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Makassar. Sejak menjadi Mahasiswa, penulis aktif berkarya dan telah
menyelesaikan pameran studi khusus tepatnya di Warkop 27 Bos lompoa
Makassar, pada tanggal 12-14 Juni 2015 bersama 4 perupa lainnya dengan tema
pameran INTUISI.
Atas dasar keyakinan yang kuat kepada sang pencipta serta do’a dan restu
ayah dan ibu yang tercinta bersama saudara, keluarga, teman-teman, penulis dapat
berkarya dalam bentuk tulisan yakni: menyusun skripsi yang berjudul “Proses
pembuatan badik di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang”.
51
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1985. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:
Angkasa.
Arie, Kunto dkk. 1977. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara
Kallo, Nurdin. 1985.Desain dua Dimensional. Ujung pandang: IKIP.
Kanwil, dep. P &K Sul-Sel. 1982. Motif-Motif Ornamen Dan RagamHias
Sulawesi Selatan. Ujung Pandang: Balai Kajian Sejarahdan Nilai-Nilai
Tradisional
Mujitahid. 2008. Metodelogi Penelitian.Bandung
Ningsih, MurniIrian. 2015. Senjata Khas Nusantara. Bandung: Alfarabi Putra.
Pahlawan, Yudi. 2015. “Proses pembuatan topeng karya handy craft cupak
gerantang di labuapi, Lombok barat, NTB.”Makassar: FKIP
UNISMUH Makassar.
Pabittei, St. Aminah (Ed). 1998. Badik Sulawesi Selatan. Ujung Pandang: Kanwil
Dekdikbud.
Poerwadarminta, W.J.S..1982 Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Purba, T.K. 1980. Pendidikan Keterampilan Teknik DanKerajinan. Jakarta: pt.
Rora Karya.
Rukmini. 1979. Tenum Tradisional Bugis Makassar. Ujung Pandang: Museum
Negeri Sulawesi Selatan.
Sukardi. 2006. Metodologi Penelitian. Bandung: tarsito
Syamsuri, Sukri, A. dkk. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: FKIP
UNISMUH Makassar.
Wahid, Abdulkahar . 1984. Apresiasi Seni. IKIP: Ujung pandang.
Http://Luyokita.Blogspot.Com/Search/Label/Bugis%20makassar/ Di Akses Pada
28 Agustus 2015.
51
52
Http://Dzargon.Blogspot.Com/Search/Label/Gowa di akses pada 28 agustus 2015.
Http://Sulengka.Com/Category/Sejarah_Budaya_Kota_Makassar/Di Akses Pada 1
September 2015.
http://www.kompasiana.com/rdkurniawan/jenis-pamor-badik-dan-arti maknanya/
Di akses pada 8Oktober 2015.
http://musicalandpsychologist.blogspot.com/2015/04/analisis-data-kualitatif-
model-miles.html di akses pada 8 Oktober 2015
60
RIWAYAT HIDUP
MUIS, lahir di Angin-Angin Pada Tanggal3 Februari
1992 Penulis merupakan anak Pertama dari empat
bersaudara dari pasangan Andak, dan Dija, Penulis
memulai jenjang pendidikan pada tahun1999 SDK Angin-
Angin Desa Latimojong Kabupaten Enrekang, selesai pada
tahun 2004, ditahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan di MTS N 1 Baraka,
dan ditahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan di SMA N 1 BARAKA, tamat
pada tahun 2010, dan pada tahun 2010 penulis tercatat sebagai mahasiswa Jurusan
Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar. Sejak menjadi Mahasiswa, penulis aktif berkarya dan
telah menyelesaikan pameran studi khusus tepatnya di Warkop 27 Bos lompoa
Makassar, pada tanggal 12-14 Juni 2015 bersama 4 perupa lainnya dengan tema
pameran INTUISI.
Atas dasar keyakinan yang kuat kepada sang pencipta serta do’a dan restu
ayah dan ibu yang tercinta bersama saudara, keluarga, teman-teman, penulis dapat
berkarya dalam bentuk tulisan yakni: menyusun skripsi yang berjudul “Proses
pembuatan badik di Kecamatan Baraka KabupatenEnrekang”.