PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM...

169
PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN POTENSI LOKAL DI KOMUNITAS WARGA PEDULI LINGKUNGAN DEPOK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai salah Satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: SARAH AYUNINGRAT NIM 11150540000002 PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Transcript of PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM...

Page 1: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM

PENGEMBANGAN POTENSI LOKAL

DI KOMUNITAS WARGA PEDULI LINGKUNGAN DEPOK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai salah

Satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

SARAH AYUNINGRAT

NIM 11150540000002

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

LEMBAR PERSETUJUAN

PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM

PENGEMBANGAN POTENSI LOKAL DI KOMUNITAS WARGA

PEDULI LINGKUNGAN DEPOK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Sarah Ayuningrat

NIM : 11150540000002

Dosen Pembimbing

NIP. 197105201999032002

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441H/2020 M

Page 3: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah
Page 4: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

LEMBAR PER}IYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

: Sarah Ayuningrat

: 1 1 150540000002

Nama

NIM

Dengan ini menyatakan bahwa:

l. Skripsi berjudul "Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program

Pengembangan Potensi Lokal di Komunitas Warga Peduli

Lingkungan Depok", merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Stata I

(SD di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya cantumkan dalaln penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya

atau jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakart a, 23 Januari 2A20

TGL.

Sarah Ayuningrat

Page 5: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

i

ABSTRAK

Sarah Ayuningrat (11150540000002)

Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program

Pengembangan Potensi Lokal Di Komunitas Warga Peduli

Lingkungan Depok

Proses pemberdayaan masyarakat upaya membantu

masyarakat untuk mengembangkan kemampuannya sendiri

sehingga bebas dan mampu mengatasi masalah dan

mengambil keputusan secara mandiri.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, Teknik

pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu observasi,

wawancara dan dokumentasi. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan teori proses pemberdayaan menurut Totok

Mardikanto dan Poerwoko Soebianto, bahwa ada empat proses

yang terdiri atas: mengidentifikasi dan mengkaji potensi

wilayah, menyusun rencana kegiatan kelompok, menerapkan

rencana kegiatan kelompok, memantau proses dan hasil

kegiatan secara terus-menerus secara partisipatif.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa proses

pemberdayaan masyarakat melalui program pengembangan

potensi lokal di komunitas warga peduli lingkungan sudah

melalui proses pemberdayaan. Dari permasalah sampah yang

cukup kompleks kemudian Mengidentifikasi dan mengkaji

potensi wilayah dimulai dari melihat adanya kemampuan dari

masyarakat sekitar. Menyusun rencana kegiatan kelompok

dengan berdiskusi terlebih dahulu dan terdapat sosialisasi

bersama. Menerapkan rencana kegiatan kelompok dengan

melihat respon dari masyarakat sehingga maksud dan rencana

yang ingin diterapkan dapat dilaksanakan oleh masyarakat

setempat. Memantau proses dan hasil kegiatan ini dilihat

apakah sudah sesuai atau belum yang dilaksanakan berjalan

sesuai tujuan yang diharapkan atau tidak maka adanya proses

pemantauan yang dilakukan. Penelitian ini dapat menjadi

rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dalam bidang

pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.

Kata Kunci: Proses, Pemberdayaan Masyarakat, Komunitas.

Page 6: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah segala puji syukur peneliti ucapkan atas

segala nikmat dan karunia yang Allah Subhanahu wa ta’ala

berikan. Dengan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat

melaksanakan tugas akhir yaitu skripsi dengan judul “Proses

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pengembangan

Potensi Lokal di Komunitas Warga Peduli Lingkungan Depok”,

skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana Strata satu (S-1) di Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat serta salam

semoga senantiasa selalu tercurah kepada Nabi Muhammad

Shallallahu Alihi Wassalam, juga kepada keluarga dan para

sahabatnya dan semoga kita termasuk ke dalam umat Nabi

Muhammad yang Allah izinkan untuk berkumpul bersama kelak

di Syurga-Nya.

Dalam penyusunan tugas akhir ini peneliti mengucapkan

terimakasih banyak atas saran, dorongan dan bimbingan, serta

kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian

dan penulisan hasil skripsi ini, sebagaimana nama-nama

tercantum di bawah ini:

1. Prof. Dr. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc MA.,

Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 7: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

iii

2. Suparto, M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi. Dr. Siti Napsiyah, S.Ag., BSW, MSW.,

Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi. Dr. Sihabudin Noor, M.Ag., Wakil

Dekan II Bidang Administrasi Umum Fakultas Ilmu

dakwah dan Ilmu Komunikasi. Cecep Sastra Wijaya,

MA., Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas

Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Muhtadi, M.S.i., Ketua Program Studi Pengembangan

Masyarakat Islam Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu

Komunikasi. WG. Pramita Ratnasari, S.Ant., M.Si.,

Sekretaris Program Studi Pengembangan Masyarakat

Islam Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Wati Nilamsari, M.Si., Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah meluangkan waktu serta memberikan arahan dengan

sangat baik sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Dr. Abdul Rozak, M.A., Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberi masukan dan saran dari awal sampai

dengan akhir perkuliahan.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah mengajarkan banyak hal kepada

peneliti selama menjalankan perkuliahan.

7. Kedua orangtua tercinta peneliti Bapak Asrul Hardiyanto

dan Ibu Tri Andayani Mastuti yang selalu mendoakan,

Page 8: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

iv

mendukung dan memberikan inspirasi sehingga akhirnya

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Bapak Baron Noorwendo sebagai pendiri Komunitas

WPL, yang telah memberikan kesempatan untuk

melaksanakan penelitian skripsi ini, serta seluruh

pengurus yang memberikan arahan terkait dengan skripsi

ini.

9. Teman seperjuangan Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam angkatan 2015, kakak kelas maupun adik kelas.

Terimakasih atas doa dan dukungannya.

10. Kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan

satu persatu.

Peneliti sangat menyadari bahwa laporan dari penelitian

ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu

peneliti sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari

semua pihak yang bersifat membangun guna melengkapi

kekurangan dari penelitian ini, agar peneliti dapat

memperbaiki isi hasil skripsi, sehingga kedepannya dapat lebih

baik lagi.

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ciputat, 23 Januari 2020

Sarah Ayuningrat

Page 9: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................... 9

C. Batasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah ............................................... 9

2. Rumusan Masalah ............................................ 10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian ............................................. 10

2. Manfaat Penelitian ........................................... 10

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian ....................................... 11

2. Jenis Penelitian .................................................. 12

3. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................ 13

4. Teknik Pemilihan Informan…………………...13

5. Macam dan Sumber Data .................................. 15

a. Data Primer .......................................... 15

b. Data Sekunder ....................................... 15

Page 10: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

viii

6. Teknik Pengumpulan Data ............................... 16

a. Observasi .............................................. 16

b. Wawacara ............................................. 18

c. Dokumentasi ........................................ 18

7. Teknik Analisis Data ........................................ 18

8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............... 19

9. Instrumen dan Alat Bantu Penelitian ................ 20

10. Hasil Penelitian Terdahulu ............................... 21

11. Sistematika Penulisan ...................................... 24

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pemberdayaan Masyarakat............................................ 27

1. Pengertian Pemberdayaan ................................ 27

2. Tujuan Pemberdayaan ...................................... 36

3. Indikator Pemberdayaan.................................... 39

B. Pemberdayaan Sebegai Sebuah Proses ......................... 42

Proses Pemberdayaan ............................................. 42

1. Proses Pemberdayaan Masyarakat ................... 46

2. Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat ............. 51

3. Pemandirian Masyarakat .................................. 51

4. Kerangka Berfikir ............................................. 58

Page 11: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

ix

BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN

A. Gambaran Umum Masyarakat RW 13 Kelurahan

Pancoran Mas kota Depok ............................................ 60

1. Letak Geografis ................................................. 60

2. Profil Singkat Komunitas Warga Peduli

Lingkungan........................................................ 61

3. Pengorganisasian Potensi Masyarakat .............. 62

4. Visi dan Misi Komunitas Warga Peduli

Lingkungan ....................................................... 63

5. Struktur Kepengurusan di Komunitas Warga

Peduli Lingkungan ........................................... 64

6. Program Komunitas WPL ................................ 65

BAB IV TEMUAN DAN PENELITIAN

A. Proses yang dilakukan Komunitas Warga Peduli

Lingkungan dalam Pemberdayaan Masyarakat di

Depok Jawa Barat ............................................................ 72

1. Mengkaji Potensi Wilayah ...................................... 72

2. Menyusun Perencanaan Kegiatan Kelompok ......... 74

3. Menerapkan Perencanaan Kegiatan Kelompok ...... 80

4. Memantau Kegiatan ................................................ 85

B. Manfaat yang didapati oleh Masyarakat di Komunitas

Warga Peduli Lingkungan ............................................... 87

BAB V PEMBAHASAN

A. Proses yang dilakukan Komunitas Warga Peduli

Lingkungan dalam Pemberdayaan Masyarakat ............ 91

Page 12: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

x

1. Identifikasi Potensi, Permasalahan dan Peluang

di Wilayah Pancoran Mas, Depok sebagai

Tempat Berdirinya Komunitas Warga Peduli

Lingkungan ............................................................. 91

2. Penyusunan Rencana Kegiatan Komunitas

Warga Peduli Lingkungan....................................... 94

3. Penerapan Rencana Kegiatan Komunitas Warga

Peduli Lingkungan ................................................. 97

4. Pemantauan Proses dan Hasil Kegiatan

Komunitas Warga Peduli Lingkungan Secara

Terus Menerus dan Partisipatif .............................. 99

B. Manfaat Kegiatan Komunitas Warga Peduli

Lingkungan dalam Tinjauan Ekonomi, Sosial dan

Lingkungan ...................................................................... 100

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................ 103

B. Saran ....................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ........................................... 59

Gambar 3.1 Pengorganisasian Potensi Masyarakat di

Komunitas Warga Peduli Lingkungan .............. 62

Gambar 3.2 Struktur Kepengurusan Komunitas Warga

Peduli Lingkungan............................................. 65

Gambar 3.3 Program Komunitas Warga Peduli Lingkungan ... 66

Gambar 3.4 Program Literasi di Komunitas Warga Peduli

Lingkungan .......................................................... 67

Gambar 3.5 Produk Program Lingkungan di Komunitas

Warga Peduli Lingkungan ................................... 68

Gambar 3.6 Program Pemberdayaan Potensi Lokal di

Komunitas Warga Peduli Lingkungan .............. 70

Page 14: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat lepas dari

lingkungan, manusia membutuhkan lingkungan, manusia

tidak akan sanggup hidup tanpa lingkungan. Lingkungan

sangat penting bagi kelangsungan hidup bagi makhluk hidup.

Karena apabila lingkungan tidak ada maka manusia, hewan,

dan tumbuhan tidak dapat bertahan hidup. Namun, sekarang

lingkungan mengalami kerusakan. Itu semua akibat ulah dari

manusia yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu,

sungguh tercela mereka yang tidak ramah atau malah

merusak lingkungan. Allah menjelaskan dalam surat Ar-Rum

ayat 41:

ل

وا

ذى عمل

اس ليذيقهم بعض ٱل يدى ٱلن

سبت أ

بحر بما ك

وٱل

بر فساد فى ٱل

هر ٱل

هم ظ

عل

يرجعون

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut

disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah

merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)

perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang

benar).” (Q.S Ar-Rum:41)

Berbagai kerusakan lingkungan yang terjadi baik dalam

lingkup nasional maupun global, jika dicermati, sebenarnya

berakar dari cara pandang dan perilaku manusia terhadap

alam lingkungannya. Perilaku manusia yang kurang atau

Page 15: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

2

tidak bertanggung jawab terhadap lingkungannya telah

mengakibatkan terjadinya berbagai macam kerusakan

lingkungan. Sebagai contoh dalam lingkup lokal,

pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau

sampah industri, rumah tangga, dan kegiatan lain yang tidak

bertanggung jawab, akhirnya mengancam baik keselamatan

dan kehidupan manusia. Penebangan atau penggundulan

hutan, eksploitasi bahan tambang secara membabi buta

adalah juga merupakan perbuatan manusia yang rakus dan

tidak bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Manusia

merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan

di permukaan bumi ini. Padahal sudah sangat jelas Allah

menegaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-A’raf ayat 56 :

ح ريب من ال

ه ق

معا إن رحمت الل

ا وط

وف

حها وادعوه خ

رض بعد إصل

فسدوا في ال

ت

نينسنول

Artinya: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di

bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdo’alah kepada-

Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya

rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat

kebaikan.” (Q.S Al-A’raf: 56)”

Melihat problematika kerusakan lingkungan yang ada

pada saat ini di Kota Depok, terdapat beberapa isu

lingkungan yang terjadi, salah satunya seperti permasalahan

volume sampah. Berdasarkan data yang diposting (SIPSN,

http://sipsn.menlhk.go.id), pada tanggal 26 April 2018,

pengelolaan sampah Kota Depok dengan jumlah penduduk

2.179.813 jiwa dan luas wilayah administrasi 200.29Km2,

Page 16: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

3

jumlah sampah yang ditimbun pada TPA 600.00 Ton/hari

serta jumlah sampah yang tidak terkelola 528.00 Ton/hari.

Menurut Kepala Bidang Pelayanan Kebersihan Dinas

Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok

Iyay Gumilar (Tempo.co, https://metro.tempo.co), produksi

sampah sampai akhir 2018 telah mencapai 1300 ton per hari.

Setelah itu tak hanya permasalahan volume sampah, jumlah

tenaga kebersihan juga belum mencukupi kebutuhan di Kota

Depok. Tenaga kebersihan yang tersedia sekitar 1.300 orang.

Permasalahan selanjutnya yaitu Pemerintah Kota Depok juga

menghadapi masalah tempat pembuangan akhir (TPA) yang

sudah over kapasitas. Setiap hari ada 700-800 ton sampah

yang di buang ke Cipayung.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Warta

Ekonomi, https://www. wartaekonomi.co.id), yaitu Ibu Siti

Nurbaya menjelaskan, dalam Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pasal 20 ayat (1)

yaitu pengurangan sampah dengan pembatasan timbunan

sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali

sampah, ditegaskan soal tempat pembuangan akhir sampah di

Kota Depok yang belum rapi dan masih menyalahi beberapa

hal aturan. Menteri mengungkapkan, Kota Depok

menghasilkan sampah rumah tangga sebanyak 1.320 ton

sehari, namun yang mampu ditangani oleh kota Depok baru

740 ton. Sisa 580 ton sampah rumah tangga tersebut tercecer

di berbagai tempat yang bukan merupakan tempat

pembuangan sampah.

Page 17: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

4

Menanggapi permasalahan tersebut, banyak hal sederhana

yang dapat kita lakukan untuk berkontribusi terhadap

lingkungan. Dimulai dengan merubah perilaku dan gaya

hidup kita. Mengurangi penggunaan kemasan plastik dalam

setiap aktivitas kita. Memilah sampah organik, non organik

dan residu dari setiap aktivitas kita. Memanfaatkan sampah-

sampah terpilah sebagai bahan baku. Mengembangkan

program yang bermanfaat bagi lingkungan. Semua dapat

dilakukan secara kolektif di lingkungan tempat tinggal,

sekolah maupun tempat kerja kita.

Semangat memilah sampah dapat dibangun dengan

mengetahui jenis-jenis sampah, dampak sampah yang tidak

tertangani dengan baik terhadap alam dengan cara

memanfaatkan sampah kita secara mandiri. Karena setiap

orang menghasilkan sampah, maka sudah sepatutnya jika

masing-masing kita bertanggung jawab terhadap sampah

yang kita hasilkan. Mengelola sampah skala lingkungan akan

memberi semangat lebih bagi kita. Di samping nilai

pengurangan volume sampah yang signifikan, aspek

pendidikan, sosial dan ekonomi dari pengelolaan sampah

juga dapat dikembangkan.

Saat ini dengan adanya masyarakat modern yang telah

mengalami transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi,

diharapkan dapat menyesuaikan diri dalam situasi maupun

kondisi sesuai dengan konstelasi zamannya, karena pada

dasarnya kehidupan setiap masyarakat berbeda, maka

modernisasi (proses menuju masyarakat modern) antara

Page 18: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

5

masyarakat satu dengan lain berbeda, misalnya modernisasi

bangsa-bangsa bekas jajahan (baru merdeka).

Pemberdayaan masyarakat, menurut Totok Mardikanto

dan Poerwoko Soebianto (2013:61), adalah suatu proses

dimana masyarakat, terutama mereka yang miskin

sumberdaya, kaum perempuan dan kelompok yang

terabaikan lainnya, didukung agar mampu meningkatkan

kesejahteraannya secara mandiri. Dalam proses ini, LSM

berperan sebagai fasilitator yang mendampingi proses

pemberdayaan masyarakat.

Dalam pemberdayaan masyarakat yang menjadi faktor

dan penentu pembangunan. Kaitan ini, usulan-usulan

masyarakat merupakan dasar bagi program pembangunan

lokal, regional, bahkan menjadi titik pijak bagi program

nasional. Disini, masyarakat difasilitasi untuk mengkaji

kebutuhan, masalah dan peluang pembangunan dan

perikehidupan mereka sendiri. Selaiin itu mereka juga

menemu-kenali solusi yang tepat dan mengakses sumberdaya

yang diperlukan, baik sumber daya eksterrnal maupun

sumber daya milik masyarakat itu sendiri.

Pemberdayaan masyarakat adalah proses partisipatif yang

memberi kepercayaan dan kesempatan kepada masyarakat

untuk mengkaji tantangan utama pembangunan mereka dan

menagajukan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk

mengatasi masalah tersebut. Kegiatan ini kemudian menjadi

basis program daerah, regional dan bahkan program nasional.

Page 19: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

6

Pemahaman ini menunjukan bahwa adanya program

pemberdayaan masyarakat ditentukan oleh masyarakat,

dimana lembaga pendukung hanya memiliki peran sebagai

fasilitator. Hal ini akan mengurangi ketergantungan pada

sumber daya eksternal atau yang tidak berkelanjutan.

Pemberdayaan merupakan aspek mualamalah yang sangat

penting karena terkait dengan pembinaan dam perubahan

masyarakat. Di dalam Al Qur’an dijelaskan betapa

pentingnya sebuah perubahan, perubahan itu dapat dilakukan

dengan salah satu cara di antaranya pemberdayaan yang

dilakukan oleh agen pemberdayaan. Sebagaimana firman

Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat 11

ر ما ب ني يغ

ه ل

ه إن الل

مر الل

ه من أ

ون

فه يحفظ

لبات من بنين يديه ومن خ

ه معق م ح قول

هراد الل

ا أ

فسهم وإذ

نروا ما بأ

ني يغ هم من دونه من وال

ه وما ل

مرد ل

ل

بقوم سوءا ف

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah

Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan

yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah

menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak

ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada

pelindung bagi mereka selain Dia”.(Q.S Ar-Ra’d: 11)

Pemberdayaan masyarakat dapat diwujudkan dalam

berbagai program salah satunya adalah program

pengembangan potensi lokal di komunitas warga peduli

lingkungan (WPL) Depok. Pengembangan potensi lokal

komunitas WPL sebagai program Pemberdayaan masyarakat

dimaksudkan untuk memberikan daya sekaligus sebagai

salah satu upaya dalam penanggulangan sampah di Depok

dengan cara mendaur ulang sampah tersebut menjadi

Page 20: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

7

kerajinan tangan, seperti tas, dompet dll. Melalui program

Komunitas Warga Peduli Lingkungan, masyarakat dapat

menjual hasil dari kerajinan tangan. Adanya program

pengembangan potensi lokal akan memberikan manfaat-

manfaat yang berguna untuk meningkatkan taraf kehidupan

masyarakat didalamnya. Program pengembangan potensi

lokal komunitas WPL diharapkan mampu memberikan

kontribusi yang positif bagi pengembangan masyarakat.

Alasan penulis mengangkat topik proses pemberdayaan

masyarakat melalui program pengembangan potensi lokal di

komunitas warga peduli lingkungan Depok adalah karena

lokasi ini merupakan daerah perkotaan dengan permasalahan

persampahan yang cukup kompleks. Dengan melihat potensi

dari warga sekitar yang memiliki kemampuan di bidang

kerajinan tangan sehingga masyarakat dapat berkontribusi

dalam upaya mengurangi jumlah tumpukan sampah yang ada

di Kota Depok, khususnya kecamatan Pancoran Mas melalui

kegiatan daur ulang sampah. Di samping itu bisa menjadi

peluang bisnis dalam penjualan online, karena adanya

kemampuan dari warga sekitar dalam bidang tersebut.

Kegiatan ini merupakan salah satu inovatif untuk

membiasakan masyarakat lebih memilah sampah. Dengan

menyamakan sampah serupa uang atau barang berharga.

Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Kota Depok,

jumlah tinggi tumpukan sampah di Kota Depok mencapai

20-30 meter, sedangkan batas tinggi tumpukan sampah di

setiap landfill seharusnya hanya 7-10 meter.

Page 21: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

8

Demi mencapai keberhasilan pada sebuah pemberdayaan

masyarakat maka dibutuhkannya peran pendamping sebagai

penggerak, pendidik, teknisi dan konsultan bagi masyarakat.

Komunitas Warga Peduli Lingkungan (WPL) dengan

programnya Pemberdayaan Potensi Lokal hadir di tengah-

tengah masyarakat sebagai pendamping masyarakat dalam

memberikan pengetahuan dengan cara sosialisasi tentang

pengelolaan sampah, memilah sampah yang baik dan benar

untuk membuat kerajinan tangan dari sampah yang dapat

didaur ulang menjadi barang yang bernilai jual membantu

dalam sarana prasarana kelengkapan kegiatannya.

Komunitas WPL (Warga Peduli Lingkungan) (Komunitas

WPL, https://komunitaswpl.com). adalah sebuah lembaga

Sosial Enterprise yang berusaha untuk memberdayakan

potensi lokal yang ada di sekitar kita. Setiap manusia dan

lingkungannya pasti memiliki potensi tersebut diberdayakan,

akan dapat menjadi sumber mata pencaharian yang

berkelanjutan bagi masyarakat, sekaligus memelihara

kelestarian lingkungannya. Sebagai lembaga Sosial

Enterprise Komunitas WPL memberikan pendidikan dan

pendampingan kepada mereka yang ingin berprofesi sebagai

Sosial Entrepreneur. Dengan menjadi sosial entrepreneur

menjadikan masyarakat dapat berfikir dan bersikap mandiri,

ini sesuai dengan konsep umum Komunitas WPL adalah

membantu masyarakat agar dapat menyelesaikan masalahnya

sendiri.

Page 22: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

9

Melihat komitmen Komunitas Warga Peduli Lingkungan

(WPL) menerapkan pemberdayaan masyarakat, penelitian ini

ingin mengetahui bagaimana pemberdayaan masyarakat di

komunitas warga peduli lingkungan (WPL). Maka

berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk

mengangkat judul “Proses Pemberdayaan Masyarakat

Melalui Program Pengembangan Potensi Lokal di

Komunitas Warga Peduli Lingkungan Depok”

B. Identifikasi Masalah

1. Adanya masalah sampah yang menyebabkan pencemaran

lingkungan, mengganggu kesehatan dan keindahan

lingkungan.

2. Sebagian besar masyarakat belum mengetahui cara

mengelola sampah plastik dengan baik.

3. Sebagian besar masyarakat belum mengetahui bahwa dari

sampah plastik dapat dijadikan sebuah barang daur ulang

yang berguna dan memiliki nilai ekonomis tinggi bagi

masyarakat.

4. Kesadaran masyarakat untuk peduli lingkungan

khususnya dalam mengelola sampah masih perlu

ditingkatkan.

C. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan permasalahan yang ada di dalam

penelitian ini, maka penulis membatasi masalah pada Proses

Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Pengembangan

Page 23: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

10

Potensi Lokal di Komunitas Warga Peduli Lingkungan

Depok.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan di atas maka penulis

merumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat

dalam program pengembangan potensi lokal

komunitas WPL?

2. Bagaimana manfaat yang didapat oleh masyarakat

melalui program pengembangan potensi lokal

komunitas WPL?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui proses pemberdayaan

masyarakat dalam program pengembangan

potensi lokal komunitas WPL

b. Untuk mengetahui manfaat yang didapat oleh

masyarakat melalui program pengembangan

potensi lokal komunitas WPL

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari

penulisan skripsi ini adalah:

a. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

Page 24: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

11

evaluasi, sehingga dapat meningkatkan

kualitas dalam pemberdayaan masyarakat.

b. Manfaat Akademik, hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi dokumen perguruan

tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

berguna untuk menjadi bahan rujukan bagi

mahasiswa dalam dimensi pemberdayaan

masyarakat.

F. Metodelogi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,

Menurut Margon (2004:36), penelitian kualitatif yakni

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati. Menurut Bogdan dan Taylor

yang di kutip oleh Moleong (2007:11), Mendefinisikan

metode kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan

data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.

Penelitian Kualitatif merupakan penilaian yang

menggambarkan atau kenyataan sosial, dengan jalan

mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan

dengan bagaimana sebenarnya “Proses Pemberdayaan

Masyarakat melalui Program Pengembangan Potensi

Lokal di Komunitas Warga Peduli Lingkungan

Depok.”.

Page 25: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

12

Menurut Bungin (2003:39), Pendekatan kualitatif ini

peneliti gunakan dengan beberapa pertimbangan, yaitu

pendekatan kualitatif bersifat luwes, tidak lazim dalam

mendefinisikan suatu konsep, serta memberi

kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala

ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik dan

unik bermakna dilapangan.

Selain itu, melalui pendekatan kualitatif ini penulis

berharap dapat menggambarkan dan menganalisis

bagaimana proses pemberdayaan masyarakat

komunitas WPL dalam pengembangan potensi lokal.

Penulis menggunakan pendekatan kualitatif untuk

menemukan hasil penelitian yang menyajikan data

akurat dan menggambarkan kondisi yang sebenarnya

serta pendekatan ini menyajikan secara langsung

hakikat hubungan antara peneliti dan responden.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah

penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan

mengklarifikasi suatu fenomena atau kenyataan sosial

dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang

berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Data

yang dikumpulkan dalam penelitian deskripsi berupa

kata-kata, gambar, dan bukan angka. Dengan

demikian, laporan penelitian ini berisi kutipan-

kutipan untuk memberi gambaran dari penyajian

Page 26: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

13

laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah

wawancara, catatan lapangan, dan dokumen resmi

lainnya.

3. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai dari

Agustus 2019 sampai dengan pertengahan januari

2020. Penelitian ini dilakukan di Komunitas Warga

Peduli Lingkungan Jalan Mahakam No. 96. RT 01 RW

13, Mampang, Pancoran Mas. Kota Depok, Jawa Barat

16433. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut

dikarenakan Komunitas Warga Peduli Lingkungan

bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat melalui

pendampingan komunitas, bukan usaha pribadi,

merupakan gerakan dan usaha berbasis masyarakat,

merupakan upaya kaum ibu dalam meningkatkan

kualitas lingkungan, dan memiliki produk daur ulang

sendiri berupa souvenir dari sampah plastik bekas

kemasan mie instant, sachet, refill pembersih dan

minyak goring. Para pengrajin tergabung dalam

Kelompok Usaha Bersama (KUB) Iburatu Recycle.

4. Teknik Pemilihan Informan

Menurut Moleong (2007:95), Dalam penelitian ini,

informan ditentukan dengan menggunakan metode

non-probability sampling. Menurut neuman dalam

metode non-probability sampling jumlah informan

ditentukan melalui pengetahuan yang terbatas

mengenai kelompok atau populasi besar yang mana

Page 27: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

14

mampu diwakili oleh sampel terpilih. Sedangkan

Herdiansyah mengatakan bahwa metode non-

probability sampling merupakan metode sampling

yang setiap individu atau unit dari populasi tidak

memiliki kemungkinan (non-propability) yang sama

untuk terpilih.

Menurut Sugiyono (2011:218-219), Diantara

beberapa tipe non-probability sampling yang ada,

penelitian ini menggunakan tipe purposive sampling.

Purposive sampling adalah digunakan dalam situasi

yang dengan kemampuan untuk menentukan informan

sesuai dengan tujuan. Jadi pada purposive sampling,

pemilihan informan didasarkan pada ciri-ciri yang

dimiliki oleh subjek yang dipilih. Berikut ini tabel

subjek dan informan yang terpilih dalam pengumpulan

data yang diperlukan dalam penelitian.

Tabel 1.1 Kerangka Informan

No Informasi yang di cari Metode

Penggunaan

Data

Status

Informan

Nama

Informan

1 Untuk mengetahui Profil,

sejarah dan proses

pemberdayaan

Komunitas WPL

Wawancara,

dokumen

Pembina

Komunitas

WPL

Baron

2 Untuk mengetahui proses

pelaksanaan kegiatan

kerajinan tangan yang

dilakukan pada

Komunitas WPL

Wawancara Bendahara

Komunitas

WPL

Wulan

3 Untuk mengetahui apa

saja yang di buat pada

kegiatan kerajinan tangan

yang dilakukan di

Komunitas WPL

Wawancara Pengrajin Susi

Page 28: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

15

4 Untuk mengetahui proses

pelaksanaan kerajinan

tangan yang dilakukan di

Komunitas WPL

Wawancara Pengrajin Mursidah

5 Untuk mengetahui proses

dan manfaat pelaksanaan

kerajinan tangan yang

dilakukan di Komunitas

WPL

Wawancara Pengrajin Halimah

6 Untuk mengetahui proses

dan manfaat pelaksanaan

kerajinan tangan yang

dilakukan di Komunitas

WPL

Wawancara Pengrajin Ami

7 Untuk mengetahui proses

dan manfaat pelaksanaan

kerajinan tangan yang

dilakukan di Komunitas

WPL

Wawancara Pengrajin Lilis

8 Untuk mengetahui proses

dan manfaat pelaksanaan

kerajinan tangan yang

dilakukan di Komunitas

WPL

Wawancara Pengrajin Hana

Sumber: Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti.

5. Macam dan Sumber Data

Sumber data yang akan ditelusuri untuk

memperoleh data lapangan terdiri atas dua sumber,

yaitu:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang

diperoleh langsung dari narasumber yang akan

diteliti dengan cara wawancara mendalam.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder diperoleh dari dokumen-

dokumen yang mendukung, penelitian ini seperti

data dari pendiri komunitas WPL, kedinasan

Page 29: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

16

lingkungan Depok, berita online Tempo.co,

berita online warta ekonomi.

6. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Gunawan (2013:141:142), Untuk

memenuhi kebutuhan data yang beraneka ragam,

penelitian kualitatif menggunakan berbagai metode

pengumpulan data, seperti wawancara individual,

wawancara kelompok, penelitian dokumen dan arsip,

serta penelitian lapangan. Antara metode satu dengan

yang lainnya tidak saling terpisah, tetapi saling

berkaitan dan saling mendukung untuk menghasilkan

data yang sesuai dengan kebutuhan. Data yang

diperoleh dari suatu metode yang lain sehingga

menghasilkan data yang cepat dipercaya dan sesuai

dengan kenyataan.

Dalam penulisan skripsi tentang Proses

Pemberdayaan Masyarakat melalui Program

Pengembangan Potensi Lokal di Komunitas Warga

Peduli Lingkungan Depok. Penulis menggunakan

teknik pengumpulan data, yaitu Observasi,

Wawancara, dan Studi Dokumen.

a. Observasi

Teknik pengumpulan data selanjutnya yang

dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan

observasi dan termasuk dalam metode penelitian

kualitatif. Observasi atau pengamatan merupakan

kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan

Page 30: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

17

pancaindera yang dignakan seperti mata untuk

melihat, telinga untuk mendengar, penciuman,

mulut dan kulit. Maka observasi merupakan

kemampuan seseorang menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja pada

pancaindera mata serta dibantu pada pancaindera

lainnya.

Menurut Yulistiani (2001:6), Suatu teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengadakan penelitian secara teliti, serta

pencatatan secara sistematis. Menurut Indristi

Yulistiani, observasi adalah pengamatan dengan

menggunakan seluruh panca indera (melihat,

mendengar, dan merasakan) serta pencatatan

secara sistematis gejala-gejala yang terjadi di

lapangan penelitian.

Dalam teknik observasi ini untuk memperoleh

data penulis mengunjungi dan meninjau lokasi

penelitian yaitu Komunitas WPL dan tempat

pembuat kerajinan tangan sambil mengamati dan

mencatat kejadian ke dalam buku catatan

mengenai kegiatan yang sedang berlangsung

dalam kegiatan produksi di lokasi penelitian.

Sehingga dapat telihat kegiatan pemberdayaan

yang diberikan Komunitas WPL kepada

masyarakat sekitar.

Page 31: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

18

b. Wawancara

Menurut Sutopo (2006:72), Wawancara

merupakan alat re-cheking atau pembuktian

terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh

sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan

dalam penelitian kualitatif adalah wawancara

mendalam. Wawancara mendalam, wawancara

mendalam (in-depth interview) adalah proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara denagn informan atau orang

yang diwawancarai, dengan informan atau orang

yang diwawancarai, dengan tanpa menggunakan

pedoman (guide) wawancara, di mana

pewawancara dan informan terlibat dalam

kehidupan sosial yang relatif lama.

c. Dokumentasi

Menurut Arkanto (2002:206), Metode

dokumentasi adalah metode pencarian dan

pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, trankrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan

sebagainya, yang ada hubunganya dengan tema

penelitian.

7. Analisis Data

Menurut Bogdan yang dikutip oleh Sugiyono

(2009:88), bahwa analisa data adalah proses mencari

Page 32: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

19

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.

Jadi dalam menganalisis data, peneliti

memperoleh data dari lapangan dan diolah serta

dianalisa sesuai dengan kategori data yang terkumpul

yaitu observasi, wawancara, dan dokumen-dokumen

yang berhubungan dengan penelitian, dengan

menggunakan analisa deskriptif dan dengan

menggunakan metode kualitatif yaitu untuk

mengetahui gambaran yang konkret tentang proses

pemberdayaan masyarakat melalui program

pengembangan potensi lokal di komunitas WPL

Depok.

8. Teknik Pemeriksaan Keabsahaan Data

Menurut Pawito (2008:97), Teknik pemeriksaan

keabsahan data atau uji validitas data bertujuan untuk

mendeteksi keabsahan data dan kebenaran data yang

diperoleh dalam penelitian. Validitas data dalam

penelitian komunikasi kualitatif lebih menunjukan pada

tingkat sejauh mana data yang diperoleh telah secara

akurat mewakili realitas atau gejala yang diteliti.

Page 33: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

20

Guna menentukan sah atau tidaknya data yang

diperoleh dalam penelitian ini, maka pemeriksaan data

penelitian dilakukan dengan triangulasi dan ketekunan

pengamatan. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data untuk keperluan pengecekan atau

sebagai perbandingan terhadap data itu.

Menurut Moeleong (2006:330), Dalam konteks

penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah

triangulasi sumber data, berasal dari Komunitas WPL.

Teknik yang dilakukan adalah dengan membandingkan

dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang

dilakukan dengan: (1) membandingkan data hasil

pengamatan dengan hasil wawancara, (2)

membandingkan apa yang dikatakan orang di depan

umum dengan yang dikatakan secara pribadi, (3)

membandingkan apa yang dikatakan orang – orang

tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan

sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan

perspektif seseorang, (5) membandingkan hasil

wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan.

Hasil dari perbandingan yang diharapkan adalah

berupa kesamaan atau alasan–alasan terjadinya

perbedaan.

9. Instrumen dan Alat Bantu Penelitian

Menurut Moeleong (2006:9), Instrumen penelitian

dalam tradisi penelitian kualitatif adalah manusia/orang

Page 34: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

21

yakni peneliti sendiri dengan menggunakan alat bantu

berupa catatan, tape recorder, dan kamera.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Moleong bahwa

“Orang (peneliti) sebagai instrumen memiliki senjata

yang secara luwes dapat digunakannya.

Menurut Danim (2002:60), Catatan, tape recorder,

dan kamera hanya digunakan sebagai alat bantu dalam

melakukan penelitian. Oleh karena itu, sebagai

instrumen penelitian, peneliti melakukan pemahaman

makna data yang peneliti peroleh di lapangan.

Sebagaimana diungkapkan Danim “meskipun peneliti

menggunakan beberapa alat bantu dalam pengumpulan

data, data-data yang dikumpulkan perlu ditunjang oleh

pemahaman yang mendalam tentang makna data-data

yang diperoleh.

Menurut Sugiyono (2010:60), Dalam penelitian

kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum

jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah

peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah focus

penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan

dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang

diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan

data yang telah ditemukan melalui observasi dan

wawancara. Pada penelitian ini, penulis dibekali

dengan beberapa alat sebagai pembantu catatan dan

ingatan, seperti alat-alat tulis, kamera, dan perekam

suara.

Page 35: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

22

G. Hasil Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian dan penulisan judul ini,

penulis terlebih dahulu mengadakan tinjauan pustaka

terhadap beberapa hasil penelitian sebelumnya yang menjadi

ide awal dalam penulisan kaya ilmiah penulis, yaitu:

Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Rozak (2014) yaitu

Peran bank sampah warga peduli lingkungan (WPL) tidak

terlalu signifikan dalam meningkatkan perekonomian

nasabah pola pemberdayaan yang dilakukan bank sampah

warga peduli lingkungan dengan melibatkan potensi

masyarakat dengan mengelola sampah dan menjalankan

programnya. Teori yang digunakan adalah teori peran.

Dalam penelitian ini menggunakan jenis pendekatan

kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Perbedaan

penelitian Abdul Rozak dengan penulis adalah proses

komunitas warga peduli lingkungan dalam pemberdayaan

masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Rizka Carissa (2014) yaitu

Bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan

sampah melalui Bank Sampah di Kube Iburatu Recycle

terbagi menjadi 2, yaitu partisipasi fisik (physical

participation) berupa keikutsertaan (menjadi pengurus atau

nasabah Bank Sampah) dan tenaga (membantu memilah),

serta partisipasi keahlian (participation with skill) berupa

keahlian/keterampilan, sosialisasi tentang Bank Sampah,

adanya partisipasi dari warga dalam sebuah program

kegiatan maka tidak mustahil untuk mewujudkan warga yang

Page 36: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

23

berdikari, karena tujuan akhir dari sebuah program kegiatan

adalah keberlanjutan, proses belajar sosial serta perubahan

pada sikap dan prilaku atau nilai. Teori yang digunakan

adalah teori partisipasi. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan jenis pendekatan kualitatif dengan metode

analisis deskriptif. Perbedaan penelitian Rizka Carissa

dengan penulis adalah dilihat dari awal mula proses

pemberdayaan masyarakat dalam melakukan program

pengembangan potensi lokal.

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Syakur (2009)

mengenai program daur ulang sampah kertas oleh CSR PT.

Pembangunan Jaya Ancol Tbk untuk diolah bersama

masyarakat di tempat produksi yang sudah dipersiapkan

pihak perusahaan dan pemasaran hasilnya pun sudah

dipersiapkan. Program ini telah memproduksi banyak kreasi

yang berasal dari kertas yang didaur ulang. Produk-produk

tersebut dijual dan hasilnya untuk keperluan bersama

masyarakat. Teori yang digunakan adalah teori partisipasi.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis pendekatan

kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Perbedaan

penelitian Muhammad Syakur dengan penulis adalah tingkat

proses masyarakat dalam program pengembangan potensi

lokal yang dilakukan di komunitas warga peduli lingkungan

depok.

Penelitian yang dilakukan oleh Bagus Adhi Pratama

(2012) ialah Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan

Daur ulang Sampah di Perumahan Griya Serpong

Page 37: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

24

Kademangan Setu Tangerang selatan Banten. Penelitian ini

lebih menekankan kepada pelatihan daur ulang sampah

plastik yang di lakukan oleh ibu-ibu di perumahan Griya

Serpong Kademangan Setu Tangerang Selatan banten.

Perbedaan penelitian Bagus Adhi Pratama dengan penulis

adalah menjawab proses pemberdayaan masyarakat dalam

kegiatan dari daur ulang sampah serta apa saja manfaat yang

diperoleh setelah mengikuti kegiatan yang dilakukan di

Komunitas WPL.

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Habibah (2009) ialah

Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Wirausaha

Daur Ulang Sampah Kering di Kelurahan Pasar Minggu.

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Habibah mengenai

manfaat sampah yang dilakukan oleh ibu-ibu Kelompok

Lingkungan (I2KL), peningkatan penghasilan serta dampak

yang ditimbulkan dari pengelolaan sampah tersebut bagi

masyarakat setempat, khususnya dibidang wirausaha.

Perbedaan penelitian Siti Habibah dengan penulis ialah apa

yang dilakukan ibu-ibu mengenai manfaat sampah dari daur

ulang plastik.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, secara

sistematis, penyusunannya dibagi menjadi lima bab, yang

masing-masing terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematika

penyusunannya sebagai berikut:

Page 38: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

25

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang masalah.

Batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan

pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai teori-teori

yang terkait dengan penelitian ini, yang

terdiri dari teori tentang pemberdayaan

masyarakat, pemberdayaan sebagai sebuah

proses.

BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai gambaran

umum Komunitas Warga Peduli

Lingkungan, mulai dari letak geografis,

profil, visi misi, program dan struktur

Komunitas Warga Peduli Lingkungan.

BAB IV DATA DAN TEMUAN LAPANGAN

Bab ini membahas mengenai temuan

lapangan, yaitu Proses Pemberdayaan

Masyarakat pada Komunitas WPL dan

Manfaat yang didapat dalam

pemberdayaan masyarakat melalui

pengembangan potensi lokal komunitas

WPL

Page 39: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

26

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini membahas analisis dari temuan

lapangan di Bab IV yang dikaitkan dengan

landasan teori atau tinjauan pustaka dari

Bab II

BAB VI PENUTUP

Bab ini membahas kesimpulan dan saran

dari hasil temuan yang didapatkan dalam

penelitian.

Page 40: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

27

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian

Pemberdayaan adalah proses yang dimana

masyarakat berinisiatif untuk memulai proses dalam

kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi

diri sendiri dan juga masyarakat hanya bisa terjadi

apabila masyarakat itu sendiri yang ikut pula untuk

berpartisipasi.

Menurut Edi Suharto (2005:60), Pemberdayaan

adalah sebuah proses dan tujuan, yang menunjuk pada

kemampuan orang atau hasil yang ingin dicapai yaitu

masyarakat yang berdaya, memiliki kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara fisik,

ekonomi maupun sosial seperti berpartisipasi dalam

kegiatan sosial dan mandiri dalam pelaksanaan tugas-

tugas kehidupannya.

Menurut Rofik A.dkk (2005:33), Pemberdayaan

adalah upaya peningkatan kemampuan dalam mencapai

penguatan diri guna meraih keinginan yang dicapai.

Pemberdayaan akan melahirkan kemandirian, baik

kemandirian berfikir, sikap, dan tindakan yang bermuara

pada pencapaian harapan hidup yang akan lebih baik.

Menurut Edi Suharto (2005:59-60), Dengan

demikian pemberdayaan adalah sebuah proses dan

Page 41: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

28

tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah

serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau

keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat.

Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada

keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah

perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya,

memiliki kekuasaan atau mempunyai kemampuan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dari pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa

yang dimaksud pemberdayaan adalah sebuah gerakan

penguatan sosial agar masyarakat tadinya lemah, baik

dalam bidang sosial, ekonomi serta politik, diberdayakan

sehingga membangkitkan kesadaran masyarakat tersebut

dan meningkatkan potensi yang mereka miliki dan guna

membangun serta menentukan tindakan berdasarkan

keinginan mereka secara mandiri melalui strategi dan

pendekatan tertentu yang menjamin keberhasilan hakiki

dalam bentuk kemandirian.

Menurut Payne, yang dikutip oleh Isbandi Rukminto

Adi (2002:162), bahwa suatu pemberdayaan

(empowerment) pada intinya, ditujukan guna membantu

klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan

menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait

dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek

hambatan pribadi dan sosial dalam melalui tindakan. Hal

ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa

Page 42: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

29

percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki,

antara lain transfer daya dari lingkungannya.

Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan

dan rasa percaya diri dalam penggunaan daya yang

memiliki antara lain melalui transfer daya dari

lingkungan. Beberapa pemberdayaan menurut para ahli

diantaranya:

a. Shardlow, melihat bahwa berbagai pengertian

yang ada mengenai pemberdayaan pada intinya

membahas bagaimana individu, kelompok

ataupun komunitas berusaha membentuk masa

depan sesuai dengan keinginan mereka. Prinsip

ini pada intinya mendorong klien untuk

menentukan sendiri apa yang harus ia lakukan

dalam kaitan dengan upaya mengatasi

permasalahan yang ia hadapi sebagai klien

mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh

dalam membentuk hari depannya.

b. Mc. Ardle, mengatakan bahwa pemberdayaan

sebagai proses pengambilan keputusan oleh

orang-orang yang secara konsekuen

melaksanakan keputusan tersebut. Orang-orang

yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan

melalui kemandiriannya, bahkan merupakan

“keharusan” untuk lebih diberdyakan melalui

usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan,

keterampilan serta sumber daya lainnya dalam

Page 43: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

30

rangka mencapai tujuan mereka tanpa bergantung

pada pertolongan dari hubungan eksternal. Namun

demikian, Mc Ardle mengimplikasikan makna

tersebut bukan untuk mencapai tujuan, melainkan

makna pentingnya proses dalam pengambilan

keputusan.

c. Biestek, mengemukakan prinsip ini intinya

mendorong klien untuk menemukan sendiri apa

yang harus dilakukan dalam kaitan dengan upaya

mengatasi permasalahan yang dihadapi. (Syamsir

Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah, 2008)

Menurut Suparjan dan Hempri Suyatno

(2003:43), Pemberdayaan pada hakikatnya

mencakup dua arti yaitu to give or authority dan to

give to or enable. Dalam pengertian pertama,

pemberdayaan memiliki makna memberi

kekuasaan, mengalihkan kekuatan dan

mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedangkan

dalam pengertian kedua, pemberdayaan diartikan

dalam sebagai upaya untuk memberi kemampuan

untuk keberdayaan.

Menurut Zubaedi (2013:24), Pemberdayaan

adalah upaya untuk pembangunan masyarakat

dengan mendorong, memotivasi, membangkitkan

kesadaran terhadap potensi yang dimilikinya dan

Page 44: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

31

berupaya untuk mengembangkan potensi itu

menjadi tindakan nyata.

Menurut Edi Suharto. (2010:58-59),

Pemberdayaan merujuk kepada kemampuan orang,

khususya kelompok rentan dan lemah sehingga

mereka memiliki kemampuan dan kekuatan dalam

berbagai hal, yaitu :

a. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga

mereka memiliki kebebasan, bukan hannya

bebas dalam mengemukakan pedapat,

melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari

kebodohan, dan bebas dari kesakitan.

b. Menjangkau sumber-sumber produktif yang

memungkinkan mereka dapat meningatkan

pendapatannya serta memtperoleh barang

dan jasa yang mereka perlukan.

c. Berpartisipasi dalam proses pembangunan

dan keputusan-keputusan yang

mempengaruhi mereka.

Menurut Jim Ife dan Frank Tesoriero

(2014:206-208), Pengertian pemberdayaan dapat

dijelaskan dengan menggunakan empat perspektif

yaitu : perspektif prularis, elitis, strukturalis, dan

post-strukturalis.

a. Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari

perspektif pluralis adalah suatu proses untuk

menolong individu dan kelompok-kelompok

Page 45: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

32

masyarakat yang kurang beruntung agar

mereka dapat bersaing secara lebih efektif

dengan kepentingan-kepentingan lain.

Adapun upaya yang dapat dilakukan ialah

dengan memberikan pembelajaran untuk

meningkatkan kapasitas masyarakat.

Dengan kata lain, pemberdayaan

masyarakat adalah upaya untuk

mengajarkan kelompok atau individu

bagaimana bersaing di dalam peraturan.

b. Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari

perspektif elitis adalah suatu upaya untuk

bergabung dan mempengaruhi kalangan elit

seperti para pemuka atau tokoh masyarakat,

pejabat, dan lainnya untuk membentuk

aliansi dengan kalangan elit dan

mengupayakan perubahan pada kalangan

elit.

c. Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari

perspektif struktural adalah suatu agenda

perjuangan lebih menantang karena tujuan

pemberdayaan dapat dicapai apabila bentuk-

bentuk ketimpangan struktural dieliminasi.

Umumnya masyarakat menjadi tidak

berdaya karena struktur sosial yang

mendominasi dan menindas mereka baik

karena kelas sosial, gender, rasa tau etnik.

Page 46: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

33

Dengan kata lain pemberdayaan masyarakat

adalah suatu proses pembebasan, prubahan

struktural serta menghilangkan penindasan

struktural.

d. Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari

perspektif post-struktural adalah suatu

proses yang menantang atau mengubah

diskursus. Perspektif ini menyatakan bahwa

masyarakat dipahami sebagai upaya

mengembangkan pemahaman terhadap

perkembangan pemikiran baru dan analitis.

Menurut Randy R. Wrihatnolo dan Riant

Nugroho Dwijowijoto (2007:115), Dalam pengertian

konvensional konsep pemberdayaan sebagai

terjemahan empowerment mengandung dua

pengertian, yaitu (1) to give power or authority to

atau memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan, atau

mendelegasikan otoritas kepihak lain, (2) to give

ability to atau to enable atau usaha untuk memberi

kemampuan atau keberdyaan. Eksplisit dalam

pengertian kedua ini adalah bagaimana menciptakan

peluang mengaktualisasikan keberdayaan seseorang.

Menurut Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho

Dwijowijoto (2007:116), Adapun dasar-dasar

pemberdayaan antara lain:

Page 47: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

34

a. Pemberdayaan adalah proses kerja sama antara

masyarakat dan pelaksana kerja secara bersama-

sama yang sifatnya mutual benefit.

b. Proses pemberdayaan memandang sistem

masyarakat sebagai komponen dan kemampuan

yang memberikan jalan kesumber penghasilan

dan memberikan kesempatan.

c. Masyarakat harus merasa bahwa dirinya sebagai

agen bebas yang dapat mempengaruhi.

d. Kompetisi diperoleh atau diperbaiki melalui

pengalaman hidup, pengalaman khusus yang kuat

dari pada keadaan yang menyatakan apa yang

dilakukan.

e. Pemberdayaan meliputi jalan ke sumber-sumber

penghasilan dan kapasitas untuk menggunakan

sumber-sumber pendapatan tersebut dengan cara

efektif.

f. Proses pemberdayaan adalah masalah yang

dinamis, sinergis, pernah berubah, dan

evolusioner yang selalu memiliki banyak solusi.

g. Pemberdayaan adalah pencapaian melalui

struktur-struktur prallel dari perseorangn dan

perkembangan masyarakat.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat

dikatakan bahwa pemberdayaan adalah proses

menyeluruh : suatu proses aktif antar motivator,

fasilitator dan kelompok masyarakat perlu

Page 48: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

35

diberdayakan melalui peningkatan pengetahuan,

keterampilan, pemberian berbagai kemudahan serta

peluang untuk mencapai akses sistem sumber daya

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Edi Suharto (2010:59), Dalam

pengertian yang lain, pemberdayaan memuat dua

pengertian kunci, yakni Kekuasaan dan Kelompok

lemah. Kekuatan ini bukan hannya menyangkut

kekuasaan politik dalam arti sempit, melainkan

kekuasaan atau penguasaan masyarakat atas beberapa

hal, yaitu:

a. Pilihan-pilihan person dan kesempatan-

kesempatan hidup, yaitu kemampuan dalam

membuat keputusan-keputusan mengenai

gaya hidup, tempat tinggal, pekerjaan.

b. Pendefinisian kebutuhan, yaitu kemampuan

menentukan kebutuhan selaras dengan

aspirasi dan keinginannya.

c. Ide atau gagasan, yaitu kemampuan

mengekspresikan dan mengimbangkan

gagasan dalam satu forum atau diskusi

secara bebas dan tanpa tekanan.

d. Lembaga-lembaga, yaitu kemampaun

menjangkau, menggunakan dan

mempengaruhi pranata masyarakat, seperti

lembaga kesejahteraan sosial, pendidikan,

kesehatan.

Page 49: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

36

e. Sumber-sumber, yaitu kemampuan

memobilisasi sumber-sumber formal,

informal, dan kemasyarakatan.

f. Aktifitas ekonomi, yaitu kemampuan

memanfaatkan dan mengelola mekanisme

produksi, distribusi, pertukaran barang

serta jasa.

g. Reproduksi, yaitu kemampuan dalam

kaitannya dengan proses kelahiran,

perawatan anak.

2. Tujuan Pemberdayaan

Menurut Edi Suharto (2005:60), Tujuan utama

pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan

masyarakat, khususnya kelompok lemah yang

memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi

internal (misalnya persepsi mereka sendiri), maupun

karena kondisi eksternal (misalnya ditindas oleh

struktur sosial yang tidak adil). Guna melengkapi

pemahaman mengenai pemberdayaan perlu diketahui

konsep mengenai kelompok lemah dan

ketidakberdayaan yang dialaminya. Adapun beberapa

kelompok yang dapat dikategorikan sebagai

kelompok lemah atau ketidakberdayaan, yaitu:

a. Kelompok lemah secara struktural, baik lemah

secara kelas, gender, maupun etnis.

Page 50: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

37

b. Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-

anak dan remaja, penyandang cacat, gay dan

lesbi, serta masyarakat yang terasing.

c. Kelompok lemah secara personal, yaitu mereka

yang mengalami masalah pribadi dan/keluarga.

Kelompok-kelompok tertentu yang mengalami

deskriminasi dalam suatu masyarakat, seperti

masyarakat kelas sosial ekonomi yang rendah,

kelompok minoritas etnis, wanita, populasi lanjut

usia, serta para penyandang cacat, adalah orang-orang

yang mengalami ketidakberdayaan. Keadaaan dan

perilaku mereka yang berbeda dari kebanyakan

masyarakat pada umunya seringkali dipandang

sebagai sebuah penyimpangan. Kerapkali mereka

tidak dihargai dan seringkali dianggap sebagai orang

yang malas, lemah, yang disebabkan oleh dirinya

sendiri. Padahal ketidakberdayaan mereka seringkali

diakibatkan oleh adanya kekurangadilan dan

diskriminasi dalam aspek-aspek kehidupan tertentu.

Menurut Gunawan Sumodiningrat (1998:7-8),

Untuk mencapai tujuan pemberdayaan ekonomi

masyarakat, terdapat pilihan kebijakan yang

dilaksanakan dalam beberapa langkah strategi yang di

kemukakan oleh Gunawan Sumodiningrat, ialah:

a. Untuk memberikan peluang atau akses yang lebih

besar pada akses produksi. Sehingga mampu

Page 51: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

38

meningkatkan produksi, pendapatan, dan

menciptakan tabungan yang dapat pemupukan

modal serta berkesinambungan.

b. Memperkuat posisi transaksi dan kemitraan

usaha ekonomi rakyat yang dibantu dengan

sarana dan prasarana penghubung yang mampu

memperlancar pemasaran produksi. Membangun

kesetiakawanan dan rasa kesamaan sehingga

menciptakan rasa percaya diri dan harga diri

dalam menghadapi kebutuhan ekonomi serta

meningkatkan kesadaran, kemampuan dan

tanggung jawab, bahwa kemenangan dalam

pergelutan perdagangan bebas tidak akan tercapai

tanpa adanya rasa kebersamaan dan kesatuan.

c. Meningkatkan pelayanan pendidikan dan

kesehatan dalam upaya menigkatkan kualitas

sumber daya manusia. Selain pengetahuan yang

didapatkan dari pendidikan dan pelatihan,

kesehatan berperan besar dalam menentukan

produktivitas.

d. Kebijakan pengembangan industri harus

mengarah pada penguatan industri rakyat yang

terkait dengan industri besar. Proses

industrialisasi mengarah kedaerah pedesaan

dengan memanfaatkan potensi setempat yang

umumnya daerah industri.

Page 52: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

39

e. Kebijakan ketenagakerjaan yang mendorong

tumbuhnya tenaga kerja mandiri sebagai cikal

bakal lapisan wirausaha baru, yang berkembang

menjadi wirausaha kecil dan menengah yang kuat

dan saling menunjang.

f. Pemerataan pembangunan antar daerah, karena

perekonmian yang tersebar diseluruh penjuru

tanah air.

Pemberdayaan bertujuan juga untuk

meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah

atau tidak beruntung. Pemberdayaan masyarakat

disebut sebagai tujuan, yakni Pemberdayaan

menunjuk pada keadaan yang berdaya, memiliki

kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan

kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

baik bersifak fisik, ekonomi, maupun social seperti

memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan

aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi

dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam

melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

3. Indikator Keberdayaan

Menurut Kieffer (1981), yang di kutip oleh Edi

Suharto (2010:64), pemberdayaan mencakup tiga

dimensi yang meliputi kompetensi kerakyatan,

kemmapuan sosiopolitik, dan kompetensi partisipatif

(Suharto, 1997:215). Parsons et.al. (1994:106) juga

Page 53: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

40

mengajukan tiga dimensi pemberdayaan yang

merujuk pada:

a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari

pertumbuhan individual yang kemudian

berkembang menjadi sebuah perubahan sosial

yang lebih besar.

b. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa

percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan

diri dan orang lain.

c. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan

sosial, yang dimulai dari pendidikan dan politisasi

orang-orang lemah dan kemudian melibatkan

upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah

tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan

mengubah struktur-struktur yang masih menekan.

(Parsons et.al. 1994:106).

Untuk mengetahui fokus dan tujuan

pemberdayaan secara operasional, maka perlu

diketahui berbagai indikator keberdayaan yang dapat

menunjukkan seseorang itu berdaya atau tidak.

Sehingga ketika sebuah program pemberdayaan sosial

diberikan, segenap upaya dapat dikonsentrasikan pada

aspek-aspek apa saja dari sasaran perubahan

misalnya, keluarga miskin yang perlu dioptimalkan.

Schuler, Hashemi dan Riley mengembangkan

delapan indikator pemberdayaan, yang mereka sebut

sebagai empowerment index atau indeks

Page 54: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

41

pemberdayaan (Suharto, 2004). Keberhasilan

pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari

keberdayaan mereka yang menyangkut kemampuan

ekonomi, kemampuan mengakses manfaat

kesejahteraan dan kemampuan kultural dan politis.

Ketiga aspek tersebut dikaitkan dengan empat

dimensi kekuasaan, yaitu: ‘kekuasaan di dalam’

(power within), ‘kekuasaan untuk’ (power to),

‘kekuasaan atas’ (power over), dan ‘kekuasaan

dengan’ (power with). Adapun indikator

pemberdayaan, yaitu:

a. Kebebasan mobilitas : kemampuan individu

untuk pergi keluar rumah atau wilayah tempat

tinggalnya, seperti ke pasar, fasilitas medis,

bioskop, rumah ibadah, dan kerumah tetangga.

Akan lebih di anggap berhasil jika invidu tidak

memerlukan bantuan siapapun untuk melakukan

kegiatan-kegiatan tersebut.

b. Kemampuan membeli komoditas kecil :

kemampuan individu untuk membeli barang-

barang kebutuhan keluarga sehari-hari seperti

beras, minyak tanah, gas, minyak goreng, bumbu

dan kebutuhan lain nya.

c. Kemampuan membeli komoditas besar :

kemampuan individu untuk membeli barang-

barang skunder atau tersier, seperti lemari, tv

Page 55: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

42

(televisi), radio, koran, majalah, pakaian

keluarga.

d. Terlibat dalam pembuatan keputusan rumah

tangga : mampu membuat keputusan secara

sendiri maupun bersama suami/istri mengenai

keputusan-keputusan keluarga, misalnya

mengenai renovasi rumah, pembelian kambing

untuk diternak, memperoleh kredit usaha.

B. Pemberdayaan Sebagai Sebuah Proses

1. Proses Pemberdayaan

Pengertian Proses

Proses pemberdayaan masyarakat upaya

membantu masyarakat untuk mengembangkan

kemampuannya sendiri sehingga bebas dan mampu

mengatasi masalah dan mengambil keputusan secara

mandiri. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan

dengan memberikan kewenangan.

Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa

(2002:703), Proses dalam buku Kamus Besar Bahasa

Indonesia berarti runtutan perubahan (peristiwa)

dalam perkembangan sesuatu atau rangkaian tindakan

perbuatan atau pengolahan yang menghasilkan

produk.

Sebagai proses, pemberdayaan menurut Totok

Mardikanto dan Poerwoko Soebianto (2013:61),

adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat dan

Page 56: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

43

atau mengoptimalkan keberdayaan (dalam arti

kemampuan dan atau keunggulan bersaing) kelompok

lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu

yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai

proses, pemberdayaan merujuk pada kemampuan,

untuk berpartisipasi memperoleh kesempatan dan

atau mengakses sumber daya dan layanan yang

diperlukan guna memperbaiki mutu hidupnya (baik

secara individual, kelompok, dan masyarakat dalam

arti luas). Dengan pemahaman seperti itu,

pemberdayaan dapat diartikan sebagai proses

terencana guna meningkatkan skala/upgrade utilitas

dari obyek yang diberdayakan.

Pemberdayaan sebagai proses perubahan,

memerlukan inovasi yang berupa: ide-ide, produk,

gagasan, metode, peralatan atau teknologi. Dalam

praktik, inovasi tersebut seringkali harus berasal atau

didatangkan dari luar. Tetapi, inovasi juga dapat

dikembangkan melalui kajian, pengakuan atau

pengembangan terhadap kebiasaan, nilai-nilai tradsi,

kearifan local atau kearifan tradisinonal (indigenous

technology).

Di samping itu, pemberdayaan sebagai proses

perubahan, mensyaratkan fasilitator yang kompeten

dan memeiliki integritas tinggi terhadap perbaikan

mutu-hidup masyarakat yang difasilitasi. Fasilitator

Page 57: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

44

ini, dapat terdiri dari aparat pemerintah (PNS), aktivis

LSM, atau tokoh masyarakat/ warga setempat.

Untuk itu, pemberdayaan juga memerlukan

fasilitator yang akan berperan atau bertindak sebagai

agen perubahan (agent of change) yang berkewajiban

untuk memotivasi, mamfasilitasi, dan melakukan

advokasi demi mewujudkan perubahan-perubahan

yang diperlukan.

Menurut Edi Suharto (2005:60), Dengan

demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan

tujuan sebagai proses, pemberdayaan adalah

serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan

atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,

termasuk individu-individu yang mengalami masalah

kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan

menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai

oleh sebuah perubahan sosial.

Menurut Person yang dikutip oleh Edi Suharto

(2010:58-59), pemberdayaan merupakan sebuah

proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk

berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas dan

berpengaruh terhadap kejadian-kejadian serta

lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.

Pemberdayaan menekankan bahwa orang harus

mendapatkan keterampilan, pengetahuan, dan

kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi

Page 58: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

45

kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi

perhatiannya.

Menurut Harry Hikmat (2001:43), Dalam

proses pemberdayaan, terdapat dua kecenderungan,

yaitu:

a. Pertama, pemberdayaan menekankan pada proses

atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan,

atau kemampuan agar individu yang

bersangkutan menjadi lebih berdaya.

b. Kedua, pemberdayaan menekankan pada proses

menstimulasi, mendorong atau memotivasi agar

individu mempunyai kemampuan atau

keberdayaan untuk menentukan apa yang

menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan.

Sebagai proses, pemberdayaan dalam serangkaiam

kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau

keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,

termasuk individu-individu yang mengalami

kemiskinan. Sebagai tujuan maka pemberdayaan

menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai

oleh sebuah perubahan sosial : yaitu masyarakat yang

berdaya, yang memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik,

ekonomi, maupun sosial seperti memiliki

kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,

Page 59: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

46

memiliki matapencaharian, berpartisipasi dalam

kegiatan sosial dan mandiri dalam kehidupan sehari-

harinya.

2. Proses Pemberdayaan Masyarakat

Proses pemberdayaan masyarakat terdapat dua

unsur kecenderungan yang pertama, proses

pemberdayaan yang menekankan pada proses yang

memberikan atau mengalihkan sebagai kekuatan,

kekuasaan dan kemampuan kepada masyarakat agar

individu lebih berdaya. Kecenderungan yang pertama

tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer

dari makna pemberdayaan. Kedua proses

pemberdayaan yang menekankan pada proses

menstimulasi, mendorong dan memoivasi individu

agar mempunyai kemampuan dan keberdayaan untuk

menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya

melalui proses dialog (Pranarka, 1996:45).

Menurut Isbandi Rukminto Adi (2002:173),

Pemberdayaan sebagai suatu proses merupakan

sesuatu yang akan berkesinambungan dimana

komunitas atau kelompok masih ingin melakukan

perubahan serta perbaikan dan tidak hanya terpaku

pada satu program saja. Menurut Nanich Machendra

dan Agus Ahmad Syafe’I (2001:25), Proses

pemberdayaan masyarakat terdiri dari lima tahap:

a. Menghadirkan kembali pengalaman yang dapat

memberdaya guna dan tidak memberdayakan.

Page 60: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

47

b. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi

pemberdayaan dan tidak memberdayakan.

c. Mengidentifikasi masalah.

d. Mengidentifikasi basis daya yang bermakna.

e. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan

implementasi.

Menurut Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto

(2013:125-126), Hakikat pemberdayaan masyarakat adalah

untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian

masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya. Dalam

proses tersebut masyarakat bersama-sama melakukan hal-hal

berikut:

a. Mengidentifikasi dan mengkaji potensi wilayah,

permasalahan, serta peluang-peluangnya.

Kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat

mampu dan percaya diri dalam mengidentifikasi

serta menganalisa keadaannya, baik potensi

maupun permasalahannya. Pada tahap ini

diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai

aspek sosial, ekonomi dan kelembagaan.

Proses ini meliputi:

1) Persiapan masyarakat dan pemerintah

setempat untuk melakukan pertemuan-

pertemuan dan teknis pelaksanaannya;

2) Persiapan penyelenggara pertemuan;

3) Pelaksanaan kajian dan penilaian keadaan;

Page 61: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

48

4) Pembahasan hasil dan penyusunan rencana

tindak lanjut.

b. Menyusun rencana kegiatan kelompok,

berdasarkan hasil kajian, meliputi;

1) Memprioritaskan dan menganalisa

masalah-masalah;

2) Identifikasi alternative pemecahan masalah

yang terbaik;

3) Identifikasi sumberdaya yang tersedia

untuk pemecahan masalah;

4) Pengembangan rencana kegiatan serta

pengorganisasian pelaksanaannya.

c. Menerapkan rencana kegiatan kelompok:

Rencana yang telah disusun bersama dengan

dukungan fasilitasi dari pendamping selanjutnya

diimplementasikan dalam kegiatan yang konkrit

dengan tetap memperhatikan realisasi dan

rencana awal. Termasuk dalam kegiatan ini

adalah, pemantauan pelaksanaan dan kemjuan

kegiatan menjadi perhatian semua pihak, selain

itu juga dilakukan perbaikan jika diperlukan;

d. Memantau proses dan hasil kegiatan secara terus

menerus secara partisipatif (participatory

monitoring and evaluation/PME). PME ini

dilakukan secara mendalam pada semua tahapan

pemberdayaan masyarakat agar porsesnya

berjalan sesuai dengan tujuannya. PME adalah

Page 62: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

49

suatu proses penilaian, pengkajian dan

pemantauan kegiatan, baik prosesnya

(pelaksanaan) maupun hasil dan dampaknya agar

dapat disusun proses perbaikan kalua diperlukan.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas dapat

disimpulkan bahwa proses pemberdayaan masyarakat dapat

dilakukan dengan cara yaitu memberikan motivasi atau

dukungan berupa penyediaan sumber daya, kesempatan,

pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat untuk

meningkatkan kesadaran tentang potensi yang dimilikinya

serta berupaya untuk mengembangkan potensinya. Proses

pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh

keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan untuk

mempengaruhi masyarakat agar menjadi lebih baik.

Untuk menggunakan proses yang baik seringkali

memerlukan banyak waktu dengan kata lain proses yang baik

tidaklaah mudah untuk dilakukan. Aspek terpenting dalam

sebuah proses ialah bahwa proses harus melibatkan

masyarakat itu sendiri. Keterlibatan ini tidak akan tercapai

tanpa partisipasi penuh, proses pengembangan masyarakat

tidak dapat dipaksakan dari luar. Proses pengembangan

masyarakat harus menjadi proses masyarakat yang dimiliki,

dikuasai, dan dilangsungkan oleh masyarakat itu sendiri.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori proses

pemberdayaan masyarakat yang dikemukakan menurut Totok

Mardikanto dan Poerwoko Soebianto dimana proses

pemberdayaannya memiliki empat tahapan yang terdeskripsi

Page 63: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

50

dengan jelas pada proses pelaksanaannya dan sesuai dengan

implementasi di Komunitas Warga Peduli Lingkungan.

. Prosesnya adalah mengidentifikasi dan mengkaji

potensi wilayah, menyusun rencana kegiatan kelompok,

menerapkan rencana kegiatan kelompok, memantau proses

dan hasil kegiatan.

Dengan merujuk pada proses pemberdayaan yang telah

dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa pada hakikat

pemberdayaan masyarakat adalah untuk meningkatkan

kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam

meningkatkan taraf hidupnya. Upaya pemberdayaan tersebut

ditujukan agar masyarakat dapat hidup sejahtera. Dalam

penelitian ini, penulis mengangkat tentang proses

pemberdayaan masyarakat yang umumnya sulit dalam

mendapatkan akses dalam perekonomian seperti kesempatan

mendapatkan modal usaha, kemudahan dalam meraih sumber

ekonomi dan pelayanan, kesempatan dalam mendapatkan

pekerjaan, pendidikan, dan kesempatan untuk menyalurkan

bakat dan minatnya dalam berkarya.

Ptogram adalah daftar yang terinci mengenai acara dan

juga usaha yang akan dilaksakan. Potensi lokal merupakan

suatu kekayaan yang tidak ternilai harganya bagi sebuah

daerah dimanapun itu potensi daerah sendiri adalah segala

kekayaan asli yang dimiliki oleh suatu daerah dan memiliki

kemungkinan untuk dikembangkan dan dimaksimalkan oleh

mereka yang ada disana

.

Page 64: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

51

3. Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Totok Mardikanto dan Poerwoko

Soebianto (2013:125), Sosialisasi pemberdayaan

masyarakat merupakan upaya mengkomunikasikan

kegiatan untuk menciptakan dialog dengan masyarakat.

Melalui sosialisasi akan membantu untuk

meningkatkan pemahaman masyarakat dan pihak

terkait tentang program dana tau kegiatan

pemberdayaan masyarakat yang telah direncanakan.

Proses sosoailisasi menjadi sangat penting, karena akan

menentukan minat atau ketertarikan masyarakat untuk

berpartisipasi (berperan dan terlibat) dalam program

pemberdayaan masyarakat yang dikomunikasikan.

4. Pemandirian Masyarakat

Menurut Totok Mardikanto dan Poerwoko

Soebianto (2013:127-129), Berpegang pada prinsip

pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk

memandirikan masyarakat dan meningkatkan taraf

hidupnya, maka arah pemandirian masyarakat adalah

berupa pendampingan untuk menyiapkan masyarakat

agar benar-benar mampu mengelola sendiri

kegiatannya.

Proses pemberdayaan masyarakat terkait erat

dengan factor internal dan eksternal. Dalam hubungan

ini, meskipun factor internal sangat penting sebagai

salah satu wujud self organizing dari masyarakat,

namun kita juga perlu memberikan perhatian pada

Page 65: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

52

faktor eksternalnya. Proses pemberdayaan masyarakat

mestinya juga didampingi oleh suatu tim fasilitator

yang bersifat multidisiplin. Tim pendamping ini

merupakan salah satu external factor dalam

pemberdayaan masyarakat. Peran tim pada awal proses

sangat aktif tetapi akan berkurang secara bertahap

selama proses berjalan sampai masyarakat sudah

mampu melanjutkan kegiatannya secara mandiri.

Dalam operasionalnya inisiatif tim pemberdayaan

masyarakat secara perlahan akan dikurangi dan

akhirnya berhenti. Peran tim fasilitator akan dipenuhi

oleh pengurus kelompok atau pihak lain yang dianggap

mampu oleh masyarakat. Kapan waktu pemunduran

tim fasilitator tergantung kesepakatan bersama yang

diterapkan sejak awal program dengan warga

masyarakat.

Berdasar beberapa pengalaman dilaporkan bahwa

tim fasilitator dapat dilakukan minimal 3 tahun setelah

proses dimulai dengan tahap sosialisasi. Walaupun tim

sudah mundur, angotanya tetap berperan, yaitu sebagai

penasihat atau konsultan bila diperlukan oleh

masyarakat.

Selaras dengan tahapan-tahapan kegiatan

pemberdayaan sebagai telah dikemukakakn tersebut,

tahapan kegiatan pemberdayaan dapat dibagi menjadi

beberapa tahapan, yaitu:

Page 66: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

53

a. Penetapan dan pengenalan wilayah kerja.:

Sebelum melakukan kegiatan, penetapan

wilayah kerja perlu memperoleh kesepakatan

antara tim fasilitator, Aparat pemerintah

setempat, (perwakilan) masyarakat setempat,

dan pemangku kepentingan yang lain (pelaku

bisnis, tokoh masyarakat, aktivis LSM,

akademisi, dll.). hal ini tidak saja untuk

menghindari gesekan atau konflik kepentingan

antar semua pemangku kepentingan, tetapi

untuk membangun sinergi dan memperoleh

dukungan berupa partisipasi dari seluruh

pemangku kepentingan, demi keberhasilan

program dan kegiatan pemberdayaan

masyarakat yang akan dilakukan;

b. Sosialisasi kegiatan.: Yaitu upaya

mengkomunikasikan rencana kegiatan

pemberdayaan masyarakat yang akan

dilakukan di wilayah tersebut. Termasuk dalam

sosialisasi kegiatan, perlu juga dikemukakan

tentang pihak-pihak terkait yang akan diminta

partisipasi/ keterlibatannya, pembagian peran

yang diharapkan, pendekatan, strategi serta

langkah-langkah yang akan dilakukan;

c. Penyadaran masyarakat,; dilakukan untuk

menyadarkan masyarakat tentang

“keberadaannya”, baik sebagai individu dan

Page 67: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

54

anggota masyarakat, mapun kondisi

lingkungannya yang menyangkut lingkungan

fisik/teknis, social-budaya, ekonomi, dan

politik.

Termasuk dalam penyadaran, adalah:

1) Bersama-sama masyarakat melakukan

analisis keadaan yang menyangkut potensi

dan masalah, serta analisis factor-faktor

penyebab terjadinya masalah yang

menyangkut kelemahan internal dan

ancaman eksternalnya;

2) Melakukan analisis akar-masalah, analisis

alternatif pemecahan masalah, serta pilhan

alternatif pemecahan terbaik yang dapat

dilakukan;

3) Menunjukan pentingnya perubahan untuk

memperbaiki keadaannya, termasuk

merumuskan prioritas perubahan, tahapan

perubahan, cara melakukan dan mencapai

perubahan, sumberdaya yang diperlukan,

maupun peran bantuan (modal, teknologi,

manajemen, kelembagaan, dll.) yang

diperlukan.

a) Pengorganisasian masyarakat,;

termasuk pemilihan pemimpin dan

kelompok-kelompok tugas (task

group) yang akan dibentuk

Page 68: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

55

pengorganisasian masyarakat ini

penting dilakukan, karena untuk

melaksanaan perubahan guna

memecahkan masalah dan tau

memperbaiki keadaan seringkali

tidak dapat dilakukan secara

individual (perorangan), tetapi

memerlukan pengorganisasian

masyarakat. Termasuk dalam

pengorganisasian adalah: pembagian

peran, dan pengembangan jejaring

kemitraan;

b) Pelaksanaan kegiatan yang terdiri

dari:

a) Berbagai pelatihan untuk

menambah da atau memperbaiki

pengetahuan teknis, keterampilan

manajerial serta perubahan

sikap/wawasan;

b) Pengembangan kegiatan,

utamanya yang berkaitan dengan

peningkatan pendapatan (income

generating) serta perlindungan,

pelestarian dan

perbaikan/rehabilitasi

sumberdaya nalam, maupun

pengembangan efektivitas

Page 69: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

56

kelembagaan. Kegiatan

peningkatan pendapata

merupakan upaya terpenting

untuk membiayai kegiatan-

kegiatn yang diperlukan maupun

untuk meningkatkan posisi-tawar

dan membangun kemandirian.

Peningkatan pendapatan, juga

memiliki arti penting agar

masyarakat semakin yakin

bahwa peran bantuan yang

diberikan benar-benar mampu

memperbaiki kehidupan mereka,

minimal secara ekonomi.

c) Advokasi kebijakan,; karena

semua upaya pemberdayaan

masyarakat peningkatan

pendapatan, penguatan posisi-

tawar, dll.) memerlukan

dukungan kebijakan yang

berpihak kepada kepentingan

masyarakat. Kegiatan advokasi

ini diperlukan guna memperoleh

dukungan politik dan legimitasi

dari elit masyarakat (aparat

pemerintah, pelaku bisnis, tokoh

Page 70: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

57

masyarakat, pegiat LSM,

akademisi, dll.);

d) Politisasi,; dalam arti terus

menerus memelihara dan

meningkatkan posisi-tawar

melalui kegiatan politik praktis.

Hal ini diperlukan untuk

memperoleh dan melestarikan

legimitasi dan keberlanjutan

kebijakan yang ingin dicapai

melalui pemberdayaan

masyarakat. Politisasi ini, perlu

dilakukan melalui beragam cara,

seperti:

1)) Menanam “virus” atau

kader-kader perubahan yang

memiliki komitmen untuk

mendukung pemberdayaan

masyarakat, ke dalam jajaran

birokrasi, politisi, pelaku,

dll.;

2)) Melakukan “pressure”

mealui media-masa, forum

ilmiah, dan pengembangan

“kelompok penekan”

(pressure group);

Page 71: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

58

3)) Melakukan kegiatan aksi

nyata melalui kelompok

kecil, yang akan

menunjukan manfaat

pemberdayaan masyarakat

yang ditawarkan.

5. Kerangka Berfikir

Kerusakan lingkungan yang terjadi di Kecamatan

Pancoran Mas depok lebih tepatnya di jalan

Mahakam disebabkan karena adanya, permasalahan

volume sampah yang melebihi kapasitas muatan

tempat pembuangan akhir (TPA). Cara

mengantisipasi sampah agar tidak melebihi kapasitas

dapat dimulai dengan merubah perilaku dan gaya

hidup, mengembangkan program yang bermanfaat

untuk lingkungan yang dapat diwujudkan melalui

pemberdayaan masyarakat dengan program potensi

lokal.

Adanya beberapa permasalahan sampah terdapat

program potensi lokal yang dimana untuk membuat

kerajinan tangan dan pengelolaan daur ulang sampah

plastik. Dari semua itu akan dapat di daur ulang dan

menghasilkan produk yang ramah lingkungan dan

dapat digunakan kembali.

Page 72: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

59

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Sumber: Hasil pengolahan data

Masalah Sampah

1. Penumpukan masalah sampah

2. Ketidaktahuan masyarakat akan

pengelolaan sampah plastik

3. Kurangnya kesadaran masyarakat

untuk peduli lingkungan

Teori Proses Pemberdayaan Menurut

Totok Mardikanto:

1. Mengidentifikasi dan

mengkaji wilayah

2. Menyusun rencana kegiatan

kelompok

3. Menerapkan rencana kegiatan

kelompok

4. Memantau proses dan hasil

kegiatan

Potensi Lokal

dalam pengelolaan

daur ulang plastik

(kerajinan tangan)

Dapat di daur ulang dan

menghasilkan produk

yang ramah lingkungan

dan dapat digunakan

kembali.

Page 73: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

60

BAB III

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Masyarakat RW 13 Kelurahan

Pancoran Mas Kota Depok

1. Letak Geografis

Kelurahan Pancoran Mas ialah salah satu dari enam

kelurahan yang ada di Kecamatan Pancoran Mas, Kota

Depok, Jawa Barat. Kelurahan ini memiliki luas wilayah

473,55 Ha dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Perbatasan Utara: Kecamatan Depok Jaya dan

Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas

b. Perbatasan Timur: Kelurahan Depok, Kecamatan

Pancoran Mas

c. Perbatasan Selatan: Kelurahan Cipayung dan

Kelurahan Ratu Jaya, Kecamatan Cipayung

d. Perbatasan Barat: Kelurahan Rangkap Jaya,

Kecamatan Pancoran Mas

Dari luas wilayah 473,55 Ha sebanyak 353 Ha

digunakan untuk perumahan dan pemukiman.

Selebihnya, lahan digunakan untuk perusahaan 9,45

Ha, pertanian 36,5 Ha, 4,5 Ha, sarana umum atau

jalan sebanyak 29,78. Dari pemakaian lahan tersebut,

diketahui bahwa porsi untuk pemukiman dan

perumahan paling mendominasi wilayah Kelurahan

Pancoran Mas.

Page 74: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

61

Lokasi penelitian ini dipilih tepatnya terletak di

RW 13 Kelurahan Pancoran Mas. Wilayah RW 13

ialah wilayah sudah didominasi oleh pemukiman dan

perumahan. Namun, sebagian rumah masih

menggunakan lahannya untuk menanam tanaman hias

dan pepohonan. Rumah-rumah dibangun tidak

beraturan dan saling berdempetan. Ada juga yang

beberapa perumahan berada di RW 13 yaitu bernama

Hasanah Village dan Griya Rolas. Dan kondisi cuaca

di daerah ini juga cukup panas dikarenakan jumlah

lahan untuk pertanian dan lahan pepohonan pun lebih

sedikit daripada pemukiman. Kondisi jalan yang ada

pada wilayah RW 13 sudah coran sehingga

memudahkan warga sekitarnya untuk melakukan

mobilisasi.

1. Profil singkat Komunitas Warga Peduli Lingkungan

a. Komunitas WPL adalah lembaga social enterprise

(wirausaha sosial) yang diinisiasi oleh Baron

Noorwendo dan Sri Wulan Wibiyanti sejak tahun

2003.

b. Komunitas WPL yang memiliki motto ‘Build the

Locals’ memfokuskan diri pada upaya

pemberdayaan dan pengembangan potensi lokal.

c. Semua program Komunitas WPL dibangun

dengan memperhatikan kebutuhan inti masyarakat

penerima manfaat dan dikembangkan dengan

Page 75: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

62

menggunakan metode-metode ilmiah, sederhana

dan yang aplikatif.

d. Program-program dimaksudkan membangun pola

pikir dan perilaku agar masyarakat mengelola

(mengorganisasi) potensi lokal yang dimilikinya

secara produktif sehingga menjadi kerangka mata

pencaharian yang berkesinambungan.

2. Pengorganisasian Potensi Masyarakat

Komunitas Warga Peduli Lingkungan memiliki

pengorganisasian pada potensi masyarakat meliputi,

potensi dan kebutuhan, metode pengelolaan dan

kemampuan pengorganisasian. Dapat dilihat pada

gambar 3.1 sebagai berikut.

Gambar 3.1 Pengorganisasian Potensi Masyarakat

di Komunitas Warga Peduli Lingkungan

Sumber: Komunitas Warga Peduli Lingkungan Depok

a. Potensi & Kebutuhan

Peta masalah

Peta kebutuhan

Peta potensi

Page 76: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

63

Inisiatif perubahan

b. Metode Pengelolaan

Pemetaan sosial

Perencanaan perubahan sosial

Pengembangan

Pemberdayaan

Model bisnis

Efektivitas

Keberlanjutan

c. Kemampuan Pengorganisasian

Program Pemberdayaan Masyarakat

3. Visi dan Misi Komunitas Warga Peduli Lingkungan

a. Visi Komunitas WPL

Menjadi Creative Development Hub yang dapat

memfasilitasi berbagai upaya memuliakan potensi

lokal menjadi kerangka pengembangan kesejahteraan

masyarakat secara berkelanjutan.

b. Misi Komunitas WPL

1. Mencerdaskan masyarakat melalui gerakan

literasi, sesuai prinsip Literacy is the mother of

empowerment.

2. Membangun pola pikir dan perilaku

masyarakat sehingga dapat membangun

produktivitas sekaligus memelihara kelestarian

lingkungan.

Page 77: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

64

3. Membangun program-program nyata

pengorganisasian masyarakat berdasarkan

potensi dan kebutuhan dalam berbagai tingkat

dan kapasitas.

4. Mencetak dan mendampingi inisiator

penggerak perubahan sosial yang akan

menyebar ke seluruh penjuru nusantara.

4. Struktur kepengurusan di Komunitas Warga peduli

Lingkungan

Komunitas Warga Peduli Lingkungan telah

diresmikan pada tanggal 18 Juni 2011. Dengan

susunan struktur kepengurusan sebagai berikut dan

dapat dilihat pada gambar 3.2.

a. Pembina: Baron Noorwendo

b. Pengurus

c. Ketua: Amirrudin

d. Sekretaris: Pandji Widya

e. Bendahara: Sri Wulan Wibiyanti

f. Pengawas: Subhan Akbar

Page 78: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

65

Gambar 3.2 Struktur Kepengurusan Komunitas

Warga Peduli Lingkungan

Sumber: Komunitas Warga Peduli Lingkungan Depok

5. Program Komunitas WPL

Adapun program yang ada di Komunitas Warga

Peduli Lingkungan terbagi menjadi beberapa macam

seperti, literasi, lingkungan, pemberdayaan potensi lokal,

sekolah sociopreneur. Dapat dilihat pada gambar 3.3.

Ketua

Amirrudin

Pembina

Baron Noorwendo

Bendahara

Sri Wulan Wibiyanti

Sekretaris

Pandji Widya

Pengawas

Subhan Akbar

Page 79: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

66

Gambar 3.3 Program Komunitas Warga Peduli

Lingkungan

Sumber: Komunitas Warga Peduli Lingkungan Depok

a. Program Literasi

1) Literacy is the Mother of Empowerment

2) Literasi tidak hanya membaca buku,

melainkan menulis gagasan dan juga

menghasilkan karya.

3) Literasi adalah upaya untuk membentuk

pola pikir dan optimisme masyarakat untuk

berubah dan mewujudkan kondisi yang

lebih baik.

Adapun program literasi yang ada di Komunitas

Warga Peduli Lingkungan ini adanya taman bacaan

masyarakat, bimbel cemerlang, orang depok menulis

Page 80: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

67

yang di tulis oleh anak-anak dan warga senior, adanya

bengkel buku ilustrasi dan donasi buku ke penjuru

negeri,dapat dilihat pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Program Literasi di Komunitas Warga

Peduli Lingkungan

Sumber: Komunitas Warga Peduli Lingkungan Depok

2. Program Lingkungan

a. Lingkungan adalah modal utama keberlangsungan

kehidupan dan mata pencaharian berkelanjutan

(sustainable livelihoods).

b. Program lingkungan bertujuan membangun pola

hubungan yang harmonis antara masyarakat dengan

lingkungan sekitarnya.

c. Output program lingkungan:

Page 81: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

68

1) Kesejahteraan masyarakat meningkat sementara

kelestarian alam terwujud

c. Produk Program Lingkungan

Adapun program lingkungan yang ada di Komunitas

Warga Peduli Lingkungan, yang telah di jelaskan diatas.

Berikut terdapat produk dari program lingkungan yaitu,

teras edukasi untuk life style, keterampilan upcycle dan

composting. Pemanfaatan barang bekas untuk hit brankas.

Pemanfaatan lahan terbatas untuk bibit tanaman produktif

dan bududaya lebah klanceng. Dapat dilihat pada gambar

3.5.

Gambar 3.5 Produk Program Lingkungan di

Komunitas Warga Peduli Lingkungan

Sumber: Komunitas Warga Peduli Lingkungan Depok

Page 82: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

69

d. Program Pemberdayaan Potensi Lokal

Tujuan: memuliakan potensi lokal sehingga

menjadi modal kerangka mata pencaharian yang

berkelanjutan.

Misi:

1) Mendampingi masyarakat menggali kebutuhan

dan potensi yang dimilikinya.

2) Mendampingi masyarakat dengan memberikan

metode-metode yang dibutuhkan untuk merangkai

usaha sosial yang bermanfaat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan berkelanjutan.

3) Menjadi penghubung pengembangan kreatif

(creative development hub) potensi masyarakat.

e. Produk Program Pemberdayaan Potensi Lokal

Komunitas Warga Pedili Lingkungan juga

memiliki program pemberdayaan potensi lokal

yang salah satunya ialah program kerajian tangan

dari daur ulang sampah yang telah dibersihkan

sebelumnya. Adapun dari produk program

pemberdayaan potensi lokal disini yaitu, mikro

kredit dari sampah, kerajinan upcycle,

kitchenpreneur, belimbing van depok untuk

penjualan, wisata edukasi dan wisata panen. Dapat

dilihat pada gambar 3.6.

Page 83: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

70

Gambar 3.6 Program Pemberdayaan Potensi Lokal

di Komunitas Warga peduli Lingkungan

Sumber: Komunitas Warga Peduli Lingkungan Depok

f. Sekolah Social Entrepreneur

1) Tujuan:

a) Mengembangkan dan menerapkan konsep-

konsep ilmiah berkaitan dengan upaya

membangun program pemberdayaan

masyarakat yang berkelanjutan.

b) Mendidik, mencetak dan mendampingi

individu atau lembaga yang berkeinginan

terjun ke bidang Social Entrepreneur.

c) Membangun jejaring para Social

Entrepreneur hingga ke seluruh penjuru

negeri.

Page 84: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

71

g. Produk Sekolah Social Entrepreneur

Kampung Lebah Klanceng Pancoran Mas ~ dalam proses

pelaksanaan bekerja sama dengan Kelompok Tani

Kalilicin.

Page 85: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

72

BAB IV

DATA DAN TEMUAN LAPANGAN

Dalam hasil yang di dapat ini peneliti membahas tentang

Proses Pemberdayaan Masyarakat.dan Manfaat yang didapati

oleh masyarakat.

Berikut ini peneliti jabarkan secara lengkap dan jelas

mengenai hasil temuan data di lapangan, wawancara peneliti

dengan pendiri dan para pengrajin daur ulang plastik oleh

Komunitas Warga Peduli Lingkungan Depok. Berdasarkan hasil

wawancara, observasi, catatan lapangan dan dokumentasi yang

telah dilakukan, hasil temuan lapangan tentang proses yang

terjadi di Komunitas Warga Peduli Lingkungan melalui program

pengembangan potensi lokal akan di ulas menjadi beberapa sub-

judul sebagai berikut :

A. Proses yang dilakukan Komunitas Warga Peduli

Lingkungan dalam pemberdayaan masyarakat di Depok

Jawa Barat.

1. Mengkaji Potensi Wilayah

Salah satu temuan penelitian tentang Komunitas

Warga Peduli Lingkungan adalah lembaga

pemberdayaan masyarakat yang berperan dalam usaha

memberdayakan agar mereka menjadi lebih hidup

mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Persiapan

yang dilakukan Komunitas Warga Peduli Lingkungan

yang pertama ialah mengkaji potensi wilayah, yang

dimana wilayah ini juga tempat tinggal pendiri.

Page 86: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

73

a. Studi Dokumentasi/Arsip

Pendiri melakukan studi arsip yang dimana arsip

itu di peroleh dari kelurahan yang meliputi letak

geografis, jumlah penduduk, pekerjaan penduduk

hingga data pendapatan.

b. Studi Lapangan

Pendiri melakukan observasi ke seluruh rumah

penduduk, kemudian dari hasil observasi ini

didapat bahwa RT 01 RW 13 merupakan tempat

yang potensial untuk berdirinya Komunitas Warga

Peduli Lingkungan, karena:

1) Banyak ibu-ibu yang menghabiskan waktunya

dirumah atau di teras rumah tanpa kegiatan.

2) Dari data arsip kelurahan RT 01 RW 13

merupakan wilayah yang tingkat

penghasilannya menengah kebawah.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan pendiri

komunitas warga peduli lingkungan yang menyatakan

bahwa:

”Pada awalnya saya melihat wilayah ini

mempunyai banyak potensi baik dari masyarakat

nya. Saya juga melihat masyarakat setempat

memiliki bakat dan kemampuan sehingga saya

mempunyai keinginan untuk mendirikan WPL

ditempat ini. Di tempat ini banyak hal yang

harus diberdayakan tetapi saya melihat tidak ada

orang yang ingin memulainya sehingga saya

berniat mendirikan komunitas ini bersama istri

dan di sambut baik oleh masyarakat sekitar”

(Wawancara dengan Pak Baron, 2019)

Page 87: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

74

Dikarenakan wilayah ini ialah tempat tinggal

pendiri, maka menurut Bapak Baron “manusia itu hidup

harus bermanfaat minimal buat lingkunganya”. Dalam

hal ini manusia harus bermanfaat untuk sekitarnya.

2. Menyusun Perencanaan Kegiatan Kelompok

Adapun temuan penelitian yang di peroleh dari

perencanaan kegiatan kelompok di Komunitas Warga

Peduli Lingkungan, sebagai berikut:

a. Berdiskusi antar pendiri

Bapak Baron bersama istri berdiskusi perihal

program akan dilaksanakan ketika sore hari

menjelang maghrib, hal ini dilakukan Bapak

Baron dan istri selama satu minggu sebelum

berdiskusi dengan masyarakat, yaitu bulan

April 2011.

b. Forum Grup Discussion

FGD dilakukan bersama ibu-ibu PKK Rt 01

RW 13 dikediaman Bapak Baron sore hari

selama tiga kali dalam seminggu.

Dalam hal ini Bapak Baron dan istri

mensosialisasikan dan temu pendapat dengan

ibu-ibu perihal menyusun perencanaan

kegiatan.

Hal ini juga diungkapkan oleh pendiri Komunitas

Warga Peduli Lingkungan Bapak Baron, sebagai berikut:

Page 88: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

75

“Sebelumnya Saya dan istri saya mendiskusikan

tentang program yang akan kami buat sebelum kami

bahas bersama para warga ketika program sudah

selesai kami bahas barulah kami diskusikan

bersama para warga setempat. Biasanya kami

mendiskusikan program ini seminggu tiga kali

tinggal bagaimana waktu luang dari para warga.

Kami selalu menerima saran dari para warga,

saran yang diberikan kami tampung kemudian kami

diskusikan bersama kembali agar tercipta suatu

program yang baik dan bisa diterima oleah para

warga setempat” (Wawancara dengan Pak Baron,

2019)

Hal ini juga di ungkapkan oleh salah satu pengrajin

perihal persiapan program yang di buat

“Persiapannya selalu ada, namun itu semua

sudah di persiapkan terlebih dahulu sudah jauh

dari sebelum acara dimulai, kadang kita ngasih

masukan saran juga” (Wawancara dengan ibu Ami,

2019)

Sebagaimana hasil wawancara diatas, menyebutkan

bahwa persiapan pendiri dengan masyarakat setempat

membuat masyarakat percaya diri bahwa semua bisa

berdaya dalam melakukan program kemasyarakatan. Hal

ini juga masyarakat mengikuti rapat atau pertemuan rutin

untuk membahas teknis kerja

“Untuk rapat rutin tergantung dari kepentingan

saja, kalau memang program yang kami rancang ini

mendapatkan sebuah event kami akan mengadakan

rapat. Terkait rapat kami biasanya melakukan

seminggu tiga kali untuk waktu hari serta jam nya

tergantung bagaimana kesedian dari para warga,

agar para warga bisa fokus ketiga rapat”

(Wawancara dengan Pak Baron, 2019)

Page 89: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

76

Dengan adanya rapat atau pertemuan rutin maka

pendiri dan masyarakat pun bertemu dan bertatap muka

langsung di satu tempat. Kemudian pendiri juga

mempersiapkan untuk sosialisasi program yang dibuat,

tergantung program apa yang dilaksanakan karena

persiapannya tidak bisa mendadak maka dibuatlah jauh-

jauh hari, tentu metode persiapannya dengan

musyawarah di kumpulan masyarakat, diungkapkan

sebagai berikut:

“Kami selalu melihat keadaan sekitar, jika

dirasa program ini cocok untuk masyarakat

setempat maka akan kami diskusikan, pada intinya

kami selalu berdiskusi agar ketika kami ingin

bersosialisai tentang program kami akan di terima

baik oleh warga setempat dengan baik”

(Wawancara dengan Pak Baron, 2019)

Salah satu temuan dari masyarakat yang ikut gabung

di Komunitas Warga Peduli Lingkungan ialah sebagai

pengrajin. Sebagaimana diungkapkan oleh ibu Mursidah:

“saya ikut gabung disini sudah lama sih, ya

dari awal berdiri Komunitas ini” (Wawancara

dengan Ibu Mursidah, 2019)

Dengan adanya kegiatan kerajinan tangan ini

masyarakat sekitar yang mengikuti pelatihan

keterampilan ini menjadikan menambah wawasan dan

tentunya menambah kegiatan. Hal ini juga diungkapkan

oleh ibu Tina:

Page 90: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

77

”saya tadinya cuma ibu rumah tangga aja

adanya kegiaan ini ya jadi nambahin kegiatan lah

daripada bengong…hehe” (Wawancara dengan Ibu

Halimah, 2019)

Demikian masyarakat sekitar pun mengikuti adanya

kegiatan kerajinan tangan ini, yang dengan awalnya

mempunyai kemampuan sendiri lalu dikembangkan oleh

Komunitas Warga Peduli Lingkungan, yang

diungkapkan oleh salah satu pengrajin:

“iya jadi memang awalnya itu diadakan

sosialisasi untuk kegiatan kerajinan tangan ini, saya

ikut gabung dalam acara sosialisasinya”

(Wawancara dengan ibu Susi, 2019)

Setelah diadakannya sosialisasi program maka ada

tanggapan dari masyarakat yang di paparkan langsung

oleh istri pendiri:

“Respon ya kalo sekarang Alhamdulillah udah

bagus udah pada ngerti medsos, dan antusiasnya

udah rame banget, beda lah sama awal-awal saya

merintis WPL ini” (Wawancara dengan Ibu Wulan,

2019)

Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu pengrajin,

sebagai berikut

“Tanggapan masyarakat disini bagus dan bisa

dimengerti, bagi yang belum mengerti di bantu untuk

dibagian mana yang belum paham. Dan sekarang kan

ada internet jadi warga bisa mencari sendiri”

(Wawancara dengan ibu Ami, 2019)

Setelah melakukan sosialisasi dan mendapatkan

tanggapan dari masyarakat dengan selalu menyambut

baik dan tidak adanya penolakan setiap diadakannya

Page 91: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

78

sosialisasi mengenai program yang telah diberikan oleh

pendiri. Kemudian pendiri membuat susunan rencana

kegiatan kelompok. Sebagaimana yang disusun oleh

pendiri, sebagai berikut:

“Menyusun rencana kegiatan kelompok itu, kami

rancang dulu kegiatannya baru nanti dibagi

program-programnya ke kelompok, kalo bagaimana

rencana menyusun kegiatannya sih spontanitas ajaa,

karena saya inginnya masyarakat dulu yang

menggagas, nanti saya mendorong” (Wawancara

dengan Pak Baron, 2019)

Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu pengrajin

sebagai berikut

“Menyusun kegiatan sudah masing-masing di

atur perkelompok. Dan bagian rencana kegiatannya

dilakukan sebisanya saja agar masyarakat pun

mudah memahaminya, kadang juga spontan aja sih

untuk penyusunannya” (Wawancara dengan Ibu Ami,

2019)

Dan adanya rencana kegiatan kelompok di

Komunitas Warga Peduli Lingkungan yang sudah di

susun sebelum di beritahukan kepada masyarakat,

sebagai berikut:

“Kalo rencana kegiatannya secara umum itu ada

empat yaitu literasi, lingkungan, pemberdayaan

potensi dan sekolah entrepreneur, nah sekarang

program kerajinan itu salah satu keluaran dari

program potensi lokal” (Wawancara dengan Pak

Baron, 2019)

Selanjutnya setiap kegiatan yang dilakukan pasti

terdapat masalah yang sering saja datang, maka setiap

Page 92: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

79

progam yang telah disusun pun terdapat masalah

didalamnya dan harus dipecahkan dengan solusi terbaik,

seperti yang diungkapkan oleh ibu Wulan sebagai

berikut:

“Masalah kan selalu ada mbak, dimana-dimana

pasti ada masalah mah apalagi ini kan kita buat

kelompok dan terdiri dari masyarakat, pasti ada lah

di perjalannya entah itu persiapannya yang kurang

matang, terus antusiasnya kurang, ya pokoknya ada

ajalah… hehe” (Wawancara dengan Ibu Wulan,

2019)

“Pemecahan masalah dalam menyusun rencana

kegiatan kelompok yang tepat bagi saya, yang saya

terapkan yaitu dengan mengajak kumpul dan dengan

komunikasi persuasif yang baik karena perselisihan

atau beda pendapat itu pasti ada” (Wawancara

dengan Ibu Wulan, 2019)

Hal ini juga diungkapkan oleh beberapa pengrajin

yang mengungkapkan terjadinya masalah dalam

menyusun rencana kegiatan kelompok dan juga

bagaimana cara pemecahan masalahnya, sebagai berikut

“Masalah itu pasti ada, apalagi ini isi kelompok

nya dari berbagai sifat orang yang belum bisa di

prediksi. Namun dengan kedewasaan nya masyarakat

sekitar jika ada masalah dilakukan dengan

kekeluargaan” (Wawancara dengan Ibu Ami, 2019)

“Seperti yang saya bilang tadi, dengan cara

bermusyawarah dan dilakukan secara kekeluargaan

pastinya untuk nyeselesain masalah” (Wawancara

dengan ibu Ami, 2019)

Diungkapkan juga oleh pengrajin lainnya

“Masalah mah ya udah pasti ada, kan kita ini

dalam kelompok terdiri dari beberapa orang dan kita

Page 93: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

80

kan ga tau mana yang dia suka dan mana yang ngga”

(wawancara dengan Ibu Lilis, 2019)

“Pemecahan masalah ya yang penting itu kita di

ajak kumpul dan dicari letak kesalahannya dan

dilakukan dengan cara kekeluargaan” (Wawancara

dengan Ibu Lilis, 2019)

Setelah wawancara di atas, pendiri juga membuat

perencanaan kegiatan kelompok dan pertimbangan yang

menjadi dasar dari perencanaan yang telah disusun,

maka pendiri mengungkapkan sebagai berikut:

“Sudah saya katakan diatas bahwa ketika saya

ingin membuat rancangan untuk penyusunan

kelompok saya melihat bakat dan kemampuan dari

para warga ini, tujuan nya agar para warga memilki

rasa tanggung jawab dan juga tidak bermalas-

malasan ketika bekerja dan juga paham dengan

pekerjaan yang akan dikerjakan nantinya”

(Wawancara dengan Pak Baron, 2019)

Dengan demikian Komunitas Warga Peduli

Lingkungan mengacu pada visi dan misi, potensi lokal

yang ada, kemudian sumber daya manusia yang tersedia

dan mimpi-mimpi masyarakat terutama untuk di wilayah

ini.

3. Menerapkan perencanaan kegiatan kelompok

Komunitas Warga Peduli Lingkungan memiliki

program pengembangan potensi lokal untuk masyarakat,

berupa pengelolaan daur ulang sampah plastik. Dalam

penelitian ini peneliti memfokuskan pada program

menerapkan kegiatan yaitu proses pembuatan daur ulang

plastik hingga menjadi barang jadi. Dengan sosialisasi

yang digencarkan terlebih dulu dan melihat respon dari

Page 94: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

81

masyarakat, sehingga maksud rencana yang ingin

diterapkan dapat dipahami dan bisa dilaksakan oleh

masyarakat. hal ini sebagaimana diungkapkan oleh

Bapak Baron:

“Saya memulai komunitas WPL ini bersama istri

dan kami dari dulu selalu bersikap tegas kepada para

warga. Tetapi tegas bukan dalam artian galak bukan

ya, tegas ketika memberikan arahan dan kami juga

mencontohkannya agar para warga juga ikut secara

perlahan. Mereka pun akhirnya punya kesadaran

masing-masing. nah dari situlah kami menerapkan

kegiatannya, sejauh itu kami tidak punya masalah

ketika ingin menerapkan kegiatan karena mereka

selalu menrima dengan baik” (Wawancara dengan

Pak Baron, 2019)

Adapun prosesnya:

Tahap pelaksanaan kegiatan Komunitas Warga Peduli

Lingkungan.

a. Sosialisasi

Sosialisasi ini dilakukan ketika awal mula

peluncuran WPLL. Pada bulan Juni 2011

dimana pada sosialisasi ini digencarkan melalui

media sosial, brosur, dari mulut ke mulut dan

programnya adalah daur ulang sampah plastic

menjadi barang jadi.

Seperti:

1) Tas

2) Dompet

3) Dll

Page 95: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

82

b. Pelatihan Mendaur Ulang

Proses ini dilakukan dirumah Bapak Baron, para

ibu-ibu diberikan edukasi tentang sampah,

seperti membedakan sampah organik dan non

organik, sampah basah/kering antara sampah

yang bisa di daur ulang dan yang dijadikan

pupuk tanaman:

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan salah

satu pengrajin:

“iya awal-awal kami diberikan pelatihan

memilih sampah antara yang kering dan basah

serta mana yang bisa di daur ulangdan

dijadikan pupuk”. (Wawancara dengan Ibu Susi

2019)

Dengan adanya pelatihan dan keterampilan, selain

untuk mendorong semangat para pengrajin di Komunitas

Warga Peduli Lingkungan juga sebagai wadah untuk

berkreasi dan mengasah keahlian keterampilan

masyarakat sebagai pengrajin yang diarahkan untuk

mengikuti kegiatan menganyam. Seperti yang

diungkapkan oleh ibu Susi:

“jenis kerajinan yang saya tekuni disini

mengelola daur ulang plastik, nah dari plastik-plastik

ini saya membuat tas” (Wawancara dengan Ibu Susi,

2019)

Hal ini juga diungkapkan oleh beberapa pengrajin

sebagai berikut

“Mengumpulkan sampah yang bisa di daur ulang

ya contoh nya aja bungkus kopi, bungkus nya di

bersihkan dahulu, di potong bagian yang di perlukan,

Page 96: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

83

siapkan alat jahit dan lalu kita buat dahulu ilustrasi

mau dibikin apa bungkus kopi ini” (Wawancara

dengan Ibu Ami, 2019)

“Ya mengumpulkan sampah-sampah yang mau di

daur ulang dan sebelum itu kita sudah ada planning

yang akan dibuat untuk mendaur sampah tersebut”

(Wawancara dengan Ibu Lilis, 2019)

Selanjutnya para pengrajin diberikan

pelatihan/tahap/proses cara-cara mencuci sampah

yang sudah dipilih, mengeringkan sampah,

menggunting pola-pola sesuai dengan yang

dibutuhkan. Adapun klasifikasi sampah yang

diperlukan oleh Komunitas Warga Peduli

Lingkungan:

1. Bungkus ciki, kopi, detergen, permen,

minuman sachetan.

Kemudian untuk proses pembuatan kerajinan tangan

ini pun membutuhkan waktu hingga menjadi barang jadi.

Hal ini diungkapkan oleh pengrajin ibu Susi:

“kalo lagi banyak yang pesan kita

memaksimalkan waktu pembuatannya, jadi bisa di

bilang kejar target gitu, kalo paling lama

pembuatannya seminggu, gimana ukuran dan model

yang dipesan juga sih” (Wawancara dengan Ibu Susi,

2019)

c. Pelatihan Keterampilan Menganyam

Proses ini adalah proses inti dari kegiatan di

Komunitas Warga Peduli Lingkungan agar ibu-

ibu ini memiliki modal keterampilan dalam

menganyam kerajinan. Meskipun dahulu para

Page 97: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

84

pengrajin sudah memiliki skill atau basic

menjahit kain. Pada proses ini dilakukan oleh

istrinya yang memberikan sharing tentang pola-

pola kerajinan mulai dari:

1. Pola membuat tas

2. Pola membuat dompet

Yang kemudian masing-masing dari ibu-ibu

ini mengembangkannya skill sendiri, dan

pada akhirnya mereka mampu membuat

berbagai macam bentuk atau model tas dan

dompet.

Setelah masyarakat mengikuti berbagai program

kegiatan dapat terlihat bahwa pada dasarnya mereka

mempunyai potensi. Potensi yang dimiliki masyarakat

ini dapat berkembang dengan adanya dorongan dan

dukungan yang tepat. Sebagaimana yang diterapkan oleh

Komunitas Warga Peduli Lingkungan, memberikan

pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan

masyarakat dan juga adanya dukungan dari pendamping

yang selalu siap membantu masyarakat. dan proses daur

ulang plastik ini sebagai berikut:

“Mengumpulkan bungkusan kopi, sabun deterjen

yang sudah disesuaikan lalu dibersihkan dan

dikeringkan kemudian apa yang ingin dibuat misal

tas dan dompet. Bungkusan yang sudah di keringkan

tadi digunting dan dibentuk sesuai pola yang ingin

dibuat, siapin juga lem dan alat jahit, kalo udah

ketahuan rencananya kan gampang kumpulin aja

barang-barangnya trus di anyam dan di buat

Page 98: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

85

sedemikian rupa sesuai permintaan” (Wawancara

dengan ibu Wulan, 2019)

Dengan adanya kegiatan ini yang awalnya ibu-ibu

disini hanya sebagai ibu rumah tangga saja, saat ini ada

kegiatan di luar rumah dan bergabung pada ibu-ibu

lainnya, seperti yang diungkapkan oleh ibu Hana:

“Iya jadi ada kegiatan yang bermanfaaat juga

selain ngurusin rumah, kalo kerjaan rumah udah

kelar mah biasanya bengong apa entar ngobrol sama

ibu-ibu ujung-ujungnya gosipin orang dah”

(Wawancara dengan Ibu Hana, 2019

)

Dengan demikian, masyarakat sekitar pun memang

awalnya sudah mempunyai kemampuan untuk

menganyam seperti membuat keset, namun tidak ada

wadah penjualannya, maka dari itu Komunitas Warga

Peduli Lingkungan hadir untuk mengembangkan

kegiatan seperti ini.

4. Memantau Kegiatan

Setelah menyusun rencana dan menerapkannya

dilakukan tahap pemantauan secara berkala guna melihat

jalannya proses yang telah dilaksanakan apakah sesuai

dengan tujuan yang diharapkan. Adapun kegiatan

pemantauan di Komunitas Warga Peduli Lingkungan

dilakukan dengan cara yang telah diungkapkan oleh

bapak Baron sebagai berikut:

“Tahap monitoring, setiap kegiatan pasti saya

pantau kalo saya berhalangan ya istri saya atau ada

lah orang kepercayaan saya di WPL” (Wawancara

dengan Pak Baron, 2019)

Page 99: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

86

Setelah memastikan rencana yang sudah dibuat

dapat terlaksana dengan baik kemudian setiap kegiatan

yang dikerjakan dipantau guna mengetahui sudah sampai

mana pengerjaan yang dilakukan oleh masyarakat,

“Kami sudah membuat kesepakatan bahwa

setiap hari saya mengkontrol mereka jadi mereka pun

tau, mereka pun tanpa saya kontrol juga terkadang

bekerja sesuai karena di dalam diri mereka sudah

mempunyai rasa tanggung jawab sehingga mereka

tidak bermalas-malasan” (Wawancara dengan Ibu

Wulan, 2019)

Setiap memantau pelaksanaan dalam kegiatan ini

dilihat, di raba apakah sudah sesuai atau belum, apakah

banyak yang cacat atau tidak, jadi dari sinilah masalah

yang terjadi akan ketahuan.

Kemudian setelah melakukan pemantauan, adanya

tahap monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan yang

dilaksanakan dan apakah kegiatan yang dilakukan ini

berjalan sesuai tujuan yang diharapkan atau tidak, maka

dijelaskan sebagai berikut:

“Kita lakukan evaluasi berdasarkan temuan-

temuan kesalahan kalau-kalau ada kesalahan yang di

temukan dilapangan, nah kita bahas pas kumpul

mingguan itu atau setelah program selesai”

(Wawancara dengan ibu Wulan, 2019)

Selain itu, Komunitas Warga Peduli Lingkungan

juga melakukan evaluasi setiap bulan guna untuk melihat

hasil kinerja sejauh ini, justru masyarakat yang

Page 100: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

87

melaksakan kegiatan ini semakin hari semakin semangat

dalam mengerjakan yang dikerjakannya.

Setelah berjalannya Komunitas Warga Peduli

Lingkungan adanya kemajuan dan juga pola pikir dari

masyarakat yang sudah modern dengan mengikuti

zaman di era ini

“Alhamdulillah masyarakat berubah pola

pikirnya meskipun belum semuanya sadar akan

kemanfaatan sampah ini. Tapi lambat laun tapi pasti

selama kita istiqomah insyaAllah bisa berubah secara

mainset” (Wawancara dengan Ibu Wulan, 2019)

Hal ini juga diungkapkan oleh beberapa pengrajin,

sebagai berikut

“Dengan adanya komunitas WPL masyarakat

sudah berubah dari yang dulu ga tau bahwa sampah

rumahan itu masih bisa menghasilkan adanya

kemanfaatan jika di daur ulang dengan baik”

(Wawancara dengan Ibu Lilis, 2019)

“Ya dari sebagian masyarakat sudah bisa

mengubah sampah yang bisa di daur ulang menjadi

uang, tapi ada sebagian masyarakat yang masih tidak

mengetahui jika ada sampah yang bisa di kelola

menjadi uang” (Wawancara dengan Ibu Ami, 2019)

B. Manfaat yang di dapati oleh masyarakat di Komunitas

Warga Peduli Lingkungan

Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan

pemberdayaan masyarakat ini berdasarkan pendiri

Komunitas Warga Peduli Lingkungan. Manfaat yang

Page 101: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

88

dilakukan ini melalui berbagai kegiatan pelatihan ternyata

cukup mempengaruhi kehidupan masyarakat, terbukti dari

perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat

selama menjalani kegiatan ini. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Ibu Wulan dan Bapak Baron selaku

pendiri Komunitas Warga Peduli Lingkungan:

“Manfaatnya buat diri saya pribadi tentu merasa

bahwa hidup lebih bermanfaat, kemudian masyarakat

wilayah sini sedikit demi sedikit nggak ada yang buang

sampah sembarangan apalagi sampah-sampah yang

bisa di daur ulang” (Wawancara dengan Ibu Wulan,

2019)

“Manfaat nya mereka jadi mempunyai banyak

wawasan dan keahlian lagi lalu juga mereka bisa

menerapkan apa yang mereka dapat di lingkungan

mereka setempat” (Wawancara dengan Bapak Baron,

2019)

Pelatihan keterampilan yang dilakukan oleh masyarakat

Komunitas Warga Peduli Lingkungan, selain

membangkitkan kesadaran atas potensi yang dimilikinya.

Tentunya menambah pengetahuan baru dan dapat mengasah

keahlian keterampilan serta menjadi bekal untuk di masa

depan. Dan para pengrajin ini juga mendapatkan manfaat

dari kegiatan ini, sebagaimana diungkapkan oleh ibu Susi,

Ibu Mursidah, Ibu Halimah, Ibu Hana, Ibu Ami, Ibu Lilis :

“manfaatnya kemampuan saya bisa dikembangkan

lagi ditambahnya pengetahuan baru” (Wawancara

dengan Ibu Susi, 2019)

Page 102: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

89

“bisa ngehasilin duit yang bisa dibeliin barang

yang bisa digunakan kembali” (Wawancara dengan ibu

Mursidah, 2019)

“ya gini jadi liat lingkungan sekitar juga bersih ga

ada sampah” (Wawancara dengan Ibu Halimah, 2019)

“iya manfaat yang saya dapetin sih ilmu baru jadi

yang tadinya gatau jadi saya tau, jadi belajar lagi”

(Wawancara dengan Ibu Hana, 2019)

“Manfaat buat saya itu banyak sekali, ya bisa

membantu masyarakat terutama bagi ibu-ibu yang

Cuma di rumah tidak beraktifitas dengan adanya WPL

ibu-ibu tersebut secara tidak langsung mempunyai

kegiatan baru, pengetahuan baru juga mba”

(Wawancara dengan Ibu Ami, 2019)

“Manfaat buat pribadi ya alhamdulilah menjadi

orang yang berguna bagi keluarga dan lingkungan

sekitar kan alhamdulillahnya saya bisa mendapatkan

pahala dengan membantu orang-orang disekitar

lingkungan saya” (Wawancara dengan Ibu Lilis, 2019)

Dari hasil wawancara diatas menunjukan bahwa adanya

kegiatan ini membawa masyarakat menjadi lebih mengerti

dengan sampah plastik yang bisa di daur ulang kembali

dengan menjadikan barang yang mempunya nilai harga jual.

Dengan harapan-harapan yang telah di ungkapkan oleh

pendiri dan pengrajin:

“Saya selalu bilang ke mereka agar tidak mudah

puas dengan hasil yang di capai tetapi selalu tetap

belajar dan belajar agar kemampuan mereka juga

semakin bagus. Lalu saya juga berharap sekali kelak

mereka juga bisa mendirikan komunitas seperti saya

bahkan kalau bisa lebih bagus dari saya dan bisa

membantu banyak orang lagi karena dengan membantu

Page 103: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

90

banyak orang kita akan semakin mendapatkan pahala”

(Wawancara dengan Bapak Baron, 2019)

“Harapan saya bahwa pengelola para anggota

tetap Istiqomah dalam menjalankan program terus bisa

bertambah program-programnya lah, itu aja lah kalo

dari saya, yang penting WPL ini tetap ada di wilayah

ini” (Wawancara dengan Ibu Wulan, 2019)

“Harapannya agar masyarakat tidak membuang

sampah sembarangan lagi, Cuma susah juga sih ya kalo

bukan kesadaran dari diri sendiri” (Wawancara dengan

Ibu Susi, 2019)

“Harapan saya semoga komunitas WPL bisa

bertahan dan sukses untuk memajukan masyarakat

sekitar dari hal sederhana yang bisa mengurangi

sampah rumahan” (Wawancara dengan Ibu Lilis, 2019)

Dengan keterampilan yang telah ditekuninya selama di

Komunitas Warga Peduli Lingkungan, masyarakat

diharapkan mampu hidup mandiri di tengah masyarakat.

Keterampilan yang mereka miliki dapat dimanfaatkan

sebagai peluang usaha sendiri, bahkan dapat membuka

peluang pekerjaan untuk orang lain dan memotivasi

masyarakat lain yang belum bergabung dalam kegiatan ini.

Page 104: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

91

BAB V

PEMBAHASAN

Dari beberapa data temuan lapangan, maka peneliti akan

menganalisis mengenai proses dan manfaat dalam pemberdayaan

masyarakat yang dilakukan di Komunitas Warga Peduli

Lingkungan, sebagai berikut:

A. Proses yang dilakukan Komunitas Warga Peduli

Lingkungan dalam Pemberdayaan Masyarakat

Diuraikan dalam tinjauan teoritis Bab II mengenai proses

yang terkait pengembangan masyarakat, maka peneliti akan

menggunakannya sebagai alat analisis untuk melihat proses

Komunitas Warga Peduli Lingkungan dalam pemberdayaan

kelompok masyarakat.

1. Identifikasi Potensi, Permasalahan dan Peluang di

Wilayah Pancoran Mas, Depok sebagai Tempat

Berdirinya Komunitas Warga Peduli Lingkungan

Salah satu temuan penelitian tentang Komunitas

Warga Peduli Lingkungan adalah lembaga pemberdayaan

masyarakat yang berperan dalam usaha memberdayakan

masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya agar

mereka hidup lebih mandiri dan tidak bergantung pada

orang lain.

Persiapan yang dilakukan Komunitas Warga Peduli

Lingkungan yang pertama ialah mengkaji potensi

wilayah, dimana wilayah ini memiliki banyak sumber

Page 105: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

92

daya untuk dapat mengembangkan usaha dari komunitas.

Salah satu sumber daya yang akan dimanfaatkan adalah

barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai yang

selama ini menjadi tumpukan sampah di daerah ini.

Pendiri melihat belum adanya gerakan dari masyarakat

atau Pemerintah setempat untuk memanfaatkan sampah

tersebut sehingga hal ini menjadi salah satu perhatian

pendiri Komunitas WPL dimana daerah ini juga

merupakan tempat tinggal pendiri untuk menjadikan

sampah-sampah ini menjadi barang yang ekonomis dan

bermanfaat.

Selain melihat potensi wilayah, letak wilayahnya juga

strategis sehingga pendiri merasa tempat ini memiliki

peluang yang baik untuk mengembangkan usaha tersebut.

Pendiri menilai bahwa masyarakat akan dapat

diberdayakan kemampuannya dalam hal ini. Ia menilai

banyak masyarakat yang memiliki kemampuan di bidang

kerajinan tangan. Sehingga apabila ditekuni, hasil yang

akan didapat akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan

lingkungan. Hal ini seperti teori pemberdayaan yang

dikemukakan oleh Person yang dikutip Edi Suharto

(2010:58-59), yang mendefinisikan bahwa pemberdayaan

merupakan sebuah proses dengan mana orang menjadi

cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai

pengontrolan atas dan berpengaruh terhadap kejadian-

kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi

kehidupannya.

Page 106: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

93

Hal ini demikian juga diungkapan oleh ibu Wulan

bahwa, potensi wilayah yang ada di daerah Pancoran Mas

khususnya di lingkungan mereka tinggal ini sangat

berpotensi, dan para warga juga memiliki kemampuan dan

bakat seperti menganyam, tetapi masih belum ada yang

membantu mengembangkan potensi mereka.

Hal tersebut membuat Pendiri dan istrinya melakukan

diskusi dengan masyarakat terkait diadakannya

Komunitas ini. Mereka ingin melihat antusiasme dari

masyarakat. Ternyata, ide Pendiri disambut baik oleh

masyarakat dan masyarakat sekitar pun sangat antusias

dengan adanya komunitas ini. Masyarakat menilai bahwa

komunitas ini berdampak baik bagi kesejahteraan hidup

mereka.

Masyarakat pun sangat kompak dalam belajar, mereka

saling mengajari satu sama lain sehingga mereka memiliki

kemampuan kerajinan tangan yang banyak dari masing-

masing orang. Akhirnya semakin banyak masyarakat yang

ikut bergabung dalam komunitas ini.

Menurut peneliti dalam melakukan penelitian terhadap

Komunitas Warga Peduli Lingkungan terkait tentang

potensi wilayah sudah maksimal dilakukan, karena

Komunitas Warga Peduli Lingkungan ini melihat bakat

dan potensi dari masyarakat setempat dan juga antusias

masyarakat terhadap komunitas warga peduli lingkungan

dan mendukung kegiatan ini.

Page 107: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

94

Hal ini sesuai dengan proses pemberdayaan menurut

Totok Mardikanto yang mengatakan bahwa dalam proses

pemberdayaan, masyarakat bersama-sama melakukan

identifikasi dan mengkaji potensi wilayah, permasalahan,

serta peluang-peluangnya. Kegiatan ini dimaksudkan agar

masyarakat mampu dan percaya diri dalam

mengidentifikasi serta menganalisa keadaannya, baik

potensi maupun permasalahannya. Hal ini juga sesuai

dengan tujuan pemberdayaan dalam buku Totok

Mardikanto dan Poerwoko Soebianto (2013:61) yang

merujuk pada upaya perbaikan mutu hidup manusia.

Disebutkan bahwa dalam perbaikan kehidupan

masyarakat dan perbaikan usaha, usaha harus didasari

dengan pengetahuan dan keahlian karena akan

berpengaruh pada keberlanjutan usaha kehidupan

masyarakat di Komunitas Warga Peduli Lingkungan,

sebagaimana daur ulang plastik yang dijadikan anyaman

tersebut dapat digunakan kembali.

2. Penyusunan Rencana Kegiatan Komunitas Warga

Peduli Lingkungan

Dalam menyusun rencana kegiatan kelompok, pendiri

melakukan persiapan dengan masyarakat setempat

terlebih dahulu. Dengan adanya perencanaan kegiatan

kelompok di Komunitas Warga Peduli Lingkungan dapat

membuat masyarakat ini percaya diri bahwa semua bisa

berdaya dalam melakukan program kemasyarakatan.

Pendiri dan masyarakat juga melaksanakan kegiatan rapat

Page 108: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

95

atau pertemuan rutin untuk menyusun segala rencana

yang dibuat.

Sebelum Pendiri menyusun rencana kegiatan

Komunitas Warga Peduli Lingkungan dengan masyarakat,

biasanya Ia sudah terlebih dahulu membuat program kerja

bersama dengan istrinya yang nantinya akan dibahas

setiap minggu dengan komunitas WPL. Mereka selalu

menerima saran yang diberikan warga. Saran yang

diberikan mereka tampung kemudian mereka diskusikan

bersama kembali agar tercipta suatu program yang baik

dan bisa diterima oleh para warga setempat. (lihat

wawancara di Bab IV hal. 69)

Dalam menyusun kegiatan ini sudah masing-masing

diatur perkelompok dan bagian rencana kegiatannya

dilakukan sebisanya saja agar masyarakat pun mudah

untuk memahaminya.

Secara umum, rencana kegiatannya ada empat macam

yaitu literasi, lingkungan, pemberdayaan potensi dan

sekolah entrepreneur. Program kerajinan tangan itu salah

satu keluaran dari program potensi lokal (lihat wawancara

di Bab IV hal. 72).

Peneliti melihat bahwa pendiri Komunitas Warga

Peduli Lingkungan ini selalu mendengarkan dan masukan

dari para masyarakat yang bekerja di tempat nya. Hal ini

dilakukan agar pemilik komunitas juga tau masalah yang

dihadapi serta paham bagaimana bisa menyelesaikan

masalah tersebut. Setelah itu pemilik komunitas warga

Page 109: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

96

peduli lingkungan membuat rencana kegiatan agar bisa di

diskusikan bersama para masyarakat hingga menemukan

solusinya.

Pendiri menilai bahwa yang terpenting adalah

kenyamanan masyarakat ada di komunitas ini sehingga

komunitas ini bisa terus menjadi salah satu sumber

pencaharian masyarakat. Komunitas Warga Peduli

Lingkungan ini selalu cepat dalam menyelesaikan

masalah yang ada.

Jika terjadi masalah dalam menyusun rencana

kegiatan kelompok, solusi yang diterapkan oleh Pendiri

yaitu dengan mengajak berkumpul dan dengan

komunikasi persuasif yang baik karena perselisihan atau

beda pendapat itu pasti akan terjadi. Namun dengan

kedewasaan masyarakat sekitar jika ada masalah harus

dimusyawarahkan dengan kekeluargaan.

Menurut peneliti dalam melakukan penelitian

terhadap komunitas warga peduli lingkungan terkait

tentang menyusun rencana kegiatan kelompok sudah

maksimal dilakukan, karena para masyarakat yang bekerja

disini sudah merasa komunitas warga peduli lingkungan

sudah menyelesaikan masalah dengan baik dan juga bisa

mengembangankan rencana yang telah didiskusikan.

Hal ini sesuai dengan Proses Pemberdayaan menurut

Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto (2013:125-

126) bahwa setelah mengidentifikasi dan mengkaji

potensi wilayah dan lain-lain, proses selanjutnya yang

Page 110: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

97

dilakukan adalah menyusun rencana kegiatan kelompok

yang telah dilakukan oleh komunitas WPL ini mulai dari

berdiskusi masalah-masalah yang dihadapi dan solusi

untuk memecahkan masalahnya.

3. Penerapan Rencana Kegiatan Komunitas Warga

Peduli Lingkungan

Rencana yang telah disusun bersama dengan

dukungan fasilitas dari pendamping selanjutnya

diimplentasikan dalam kegiatan yang konkrit dengan tetap

memperhatikan realisasi dan rencana awal. Termasuk

dalam kegiatan ini adalah, pemantauan pelaksanaan dan

kemajuan kegiatan menjadi perhatian semua pihak, selain

itu juga dilakukan perbaikan jika diperlukan.

Pendiri dan masyarakat Komunitas Warga Peduli

Lingkungan melakukan rapat rutin yang diadakan setiap

satu minggu sekali. Sebelum melakukan rapat, pendiri

sudah membuat rencana kegiatan terlebih dahulu sebelum

didiskusikan bersama-sama. Setelah selesai membuat

rencana kegiatan, pendiripun mendiskusikan semua

rencana dengan masyarakat komunitas sehingga menjadi

rencana yang matang dan bisa diaplikasikan.

Jenis kerajinan yang ditekuni adalah mengelola daur

ulang plastik, salah satunya membuat tas (lihat wawancara

di Bab IV hal. 75). Jika pemesanan sedang banyak,

mereka akan memaksimalkan waktu pembuatannya

Page 111: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

98

tergantung ukuran dan model yang dipesan. Selain itu, ada

juga yang mengumpulkan bungkusan kopi, sabun deterjen

yang sudah disesuaikan lalu dibersihkan dan dikeringkan

kemudian bisa menjadi apapun yang ingin dibuat

misalnya tas dan dompet. Bungkusan yang sudah di

keringkan tadi digunting dan dibentuk sesuai pola yang

ingin dibuat. Mereka juga menyiapkan lem dan alat jahit.

Jika mereka sudah mengetahui rencana kegiatannya akan

lebih mudah untuk mengumpulkan barang-barangnya lalu

dianyam dan dibuat sedemikian rupa sesuai permintaan

(lihat wawancara di Bab IV hal. 76).

Peneliti menilai bahwa pendiri dan semua Komunitas

Warga Peduli Lingkungan berperan untuk menerapkan

rencana kegiatan yang telah didiskusikan bersama di

dukung dengan fasilitas dari pendamping. Rencana yang

telah disusun bersama dengan dukungan fasilitas dari

pendamping selanjutnya dimplementasikan dalam

kegiatan yang konkrit dengan tetap memperhatikan

realisasi dan rencana awal. Termasuk dalam kegiatan ini

adalah pemantauan pelaksanaan dan kemajuan kegiatan

menjadi perhatian semua pihak, selain itu juga dilakukan

perbaikan jika diperlukan.

Page 112: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

99

4. Pemantauan Proses dan Hasil Kegiatan Komunitas

Warga Peduli Lingkungan Secara Terus Menerus dan

Partisipatif

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, baiknya selalu

dilakukan pemantauan pada setiap prosesnya dan evaluasi

secara berkelanjutan.

Pada saat rapat mingguan, Pendiri selalu memantau

proses kegiatan yang dilakukan komunitas, dengan

kegiatan memantau ini Ia juga bisa mengetahui

bagaimana masyarakat ini bekerja dan Ia bisa menilai

kinerja mereka. Hal ini menjadi bahan evaluasi Pendiri

agar kedepannya masyarakat dapat maksimal dalam

bekerja.

Pendiri akan melakukan evaluasi berdasarkan

temuan-temuan kesalahan. Jika ada kesalahan yang di

temukan di lapangan, akan dibahas pada saat rapat

mingguan atau setelah program selesai (lihat wawancara

di Bab IV hal. 78).

Berdasarkan hasil dari temuan penelitian, kegiatan

memantau proses dan hasil kegiatan ini dilakukan agar

semua kegiatan dan rencana kegiatan yang telah

dirancang dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Dari analisa yang berdasarkan temuan lapangan

tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa penerapan

kegiatan yang dilakukan, dipantau secara terus menerus

agar prosesnya berjalan sesuai dengan tujuannya, serta

hasil dan dampaknya dapat disusun proses perbaikan jika

Page 113: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

100

diperlukan. Pemberdayaan kelompok masyarakat yang

dilakukan komunitas WPL juga berpengaruh positif bagi

kemajuan kehidupan masyarakat, karena komunitas WPL

dapat menyadarkan masyarakat akan potensi yang

dimilkinya, dan komunitas WPL juga terus mendukung

dan mendorong masyarakat agar terus menekuni

kemampuan yang mereka miliki, sehingga masyarakat

mampu dan melangkah maju dengan pengetahuan dan

keahlian yang mereka miliki.

B. Manfaat Kegiatan Komunitas Warga Peduli Lingkungan

dalam Tinjauan Ekonomi, Sosial dan Lingkungan

Manfaat daur ulang sampah yang dilakukan di

Komunitas Warga Peduli Lingkungan sangat memberikan

nilai positif, yang dimana manfaat positifnya adalah:

1. Membuat kesadaran kepada masyarakat akan sampah

yang bisa di daur ulang.

2. Menambah pengetahuan dengan cara memilah

sampah yang baik dan benar.

3. Lebih mengasah keahlian yang dimiliki sebelumnya

Terhadap masyarakat sekitar yang ikut berpartisipasi dalam

menjalankan program-program yang telah disepakati.

Kegiatan tersebut merupakan kunci utama bagi tumbuh dan

berkembangnya proses pemberdayaan masyarakat. Sebab,

kesempatan dan kemauan yang cukup belum merupakan

jaminan bagi tumbuh dan berkembangnya pemberdayaan

masyarakat, jika mereka sendiri tidak memiliki kemauan

untuk turut membangun. Sebaliknya, adanya kemauan akan

Page 114: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

101

mendorong seseorang untuk meningkatkan kemampuan serta

memanfaatkan setiap kesempatan dalam kegiatan

kemasyarakatan.

Pihak dari Komunitas Warga Peduli Lingkungan mampu

membuat penyandaran dan kemauan warga untuk

berkontribusi terhadap program sanitasi lingkungan berbasis

masyarakat dengan menjaga kebersihan lingkungan,

mengurangi produksi sampah, memanfaatkan kembali

sampah dan memberikan pelajaran mengenai jenis-jenis

sampah melalui tahapan pemilahan sampah.

Dari aspek sosial dapat dilihat bahwa Komunitas Warga

Peduli Lingkungan ini berhasil membuat masyarakat saling

belajar kerajinan tangan satu sama lainnya, saling bertemu

untuk bekerja sama sehingga terjalin kekompakan antar

mereka. Kegiatan ini juga menambah aktivitas ibu rumah

tangga di rumahnya sehingga menjadi kegiatan yang

produktif. Selain itu, pola pikir masyarakat berubah dan

masyarakat sadar akan kemanfaatan sampah, juga mulai

sedikit demi sedikit tidak ada lagi yang buang sampah

sembarangan apalagi sampah-sampah yang bisa di daur

ulang.

Jika dilihat dari aspek lingkungan, diketahui bahwa

pemahaman masyarakat mengenai Komunitas Warga Peduli

Lingkungan dalam program pemberdayaan potensi lokal

yaitu membuat kerajinan tangan dari daur ulang plastik

adalah sebagai wadah untuk menunjang kegiatan pemilahan,

sebagai salah satu bentuk upaya mengurangi jumlah sampah

Page 115: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

102

yang ada di wilayah lingkungan mereka sehingga lingkungan

menjadi lebih bersih dan sebagai sarana untuk mengubah

pandangan masyarakat bahwa sampah sebetulnya memiliki

nilai ekonomis.

Aspek terpenting dalam sebuah proses pemberdayaan

masyarakat ialah bahwa proses ini harus melibatkan

masyarakat itu sendiri. Keterlibatan ini tidak akan tercapai

tanpa partisipasi penuh. Proses pengembangan masyarakat

tidak dapat dipaksakan dari luar. Proses pengembangan

masyarakat harus menjadi proses masyarakat yang dimiliki,

dikuasai, dan dilangsungkan oleh masyarakat itu sendiri.

Page 116: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

103

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keberadaan Komunitas Warga Peduli Lingkungan yang

berdiri sejak tahun 2011, menimbulkan adanya proses

pemberdayaan masyarakat. Hal ini didasari oleh persoalan

sampah yang mencemari lingkungan. Selain itu, dengan

adanya pemberdayaan masyarakat yang ada di Komunitas

Warga Peduli Lingkungan menyebabkan kondisi di wilayah

ini menjadi bergerak karena masyarakat yang memiliki

potensi dalam kerajinan tangan.

Dari hasil temuan penelitian maupun analisis data yang

telah peneliti laksanakan dan peneliti telah uraikan di bab-

bab sebelumnya berkaitan dengan apa yang diteliti yaitu

terkait dengan proses pemberdayaan masyarakat melalui

program potensi lokal yang dilakukan oleh pendiri

Komunitas Warga Peduli Lingkungan dan manfaat yang di

dapat oleh pengurus, pengrajin dan masyarakat sekitar. Maka

peneliti akan menyimpulkan dari apa yang telah dipaparkan

adalah sebagai berikut:

1. Proses Pemberdayaan Masyarakat melalui program

potensi lokal di Komunitas Warga Peduli Lingkungan

a. Mengkaji dan mengidentifikasi potensi wilayah

merupakan salah satu cara bagaimana menemukan

program yang pantas sesuai dengan permasalahan

yang ada, bahwa berawal dari masyarakat yang

Page 117: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

104

memiliki kemampuan dalam membuat kerajinan

tangan, maka didirikannya komunitas warga peduli

lingkungan untuk mengembangkan akan potensi

yang dimiliki.

b. Menyusun rencana kegiatan kelompok berkenaan

dengan adanya diskusi terlebih dahulu dengan

pengurus barulah mengadakan sosialisasi dengan

menginformasikan program potensi lokal yang

dibuat ini baik secara formal maupun informal

kepada masyarakat.

c. Menerapkan rencana kegiatan kelompok merupakan

kelanjutan dari proses tahapan tersebut dimana para

pengurus dan masyarakat menerima usulan yang

telah dibuat maka diterapkannya program

pengembangan potensi lokal.

d. Memantau kegiatan kelompok secara terus menerus

agar apa yang dikerjakan sesuai dengan apa yang

diharapkan.

Meninjau dari beberapa proses tersebut, program

pengembangan potensi lokal ini sudah melaksanakannya

dengan baik, oleh karenanya program ini menjadikan

masyarakat untuk lebih sadar akan sampah-sampah yang di

konsumsi itu dapat di daur ulang dan menghasilkan produk

yang ramah lingkungan dan dapat di gunakan kembali.

2. Manfaat yang dapat diperoleh masyarakat dengan

berdirinya Komunitas Warga Peduli Lingkungan ini,

yaitu:

Page 118: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

105

a. Mampu membuat penyadaran dan kemauan warga

lebih untuk berkontribusi terhadap program sanitasi

lingkungan berbasis masyarakat, dengan menjaga

kebersihan lingkungan, mengurangi produksi

sampah, memanfaatkan kembali sampah dan

memberikan pelajaran mengenai sampah melalui

tahap pemilahan sampah.

b. Program pengembangan potensi lokal ini bisa

menjadi kegiatan dan pengetahuan baru yang ikut

bergabung di Komunitas Warga Peduli Lingkungan.

Dengan membuat kerajinan tangan yang berbahan

dasar dari sampah plastik dapat di daur ulang

sehinga sampah tersebut menghasilkan produk yang

ramah lingkungan.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah diperoleh oleh peneliti

ada beberapa saran untuk kedepannya kepada masyarakat

sekitar di Komunitas Warga Peduli Lingkungan, sebagai

berikut:

1. Dengan berdirinya Komunnitas Warga Peduli

Lingkungan semoga kedepannya pemerintah Kota

Depok dapat memfasilitasi tempat untuk melakukan

kegiatan pemilahan sampah, kerajinan daur ulang

sampah, pelatihan pengelolaan sampah agar lebih efektif

dan maksimal dalam pengerjaaanya. Serta dapat

memberikan sarana dan prasarana lainnya yang

memadai.

Page 119: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

106

2. Komunitas Warga Peduli Lingkungan wajib

mengadakan monitoring dan evaluasi rutin setiap

sebulan sehingga dapat memotivasi pengurus, pengrajin

agar menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.

3. Dengan adanya Komunitas Warga Peduli Lingkungan

dapat memberikan kesadaran bagi masyarakat khususnya

di Koa Depok dalam meminimalisir sampah-sampah

yang ada disekitarnya.

Page 120: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

107

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

A, Rofik & dkk. (2005). “Pemberdayaan Pesantren : Menuju

Kemandirian dan Profesionalisme Santri dengan Metode

Daurah Kebudayaan”. Yogyakarta: Pustaka pesantren

Hikmat, Harry. (2001). “Strategi Pemberdayaan Masyarakat”.

Bandung : Humaniora

Ife, Jim & Tesoriero, Frank. (2014). “Community Development :

Alternatif Pengembangan Yang Sedang Terjadi di Era

Globalisasi”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Kamus Pusat Bahasa. (2002). “Kamus Besar Bahasa Indonesia

Edisi Ketiga”. Jakarta: Balai Pustaka

Machendra, Nanich & Ahmad Syafe’I, Agus. (2001).

“Pengembangan Masyarakat Islam”. Bandung:

Rosdakarya

Mardikanto, Totok. (2013).“Pemberdayaan Masyarakat Dalam

Perspektif Kebijakan Publik”. Bandung: Alfabeta

Pranarka, A.M.W. dan Vidyandika Moeljarto. (1996).

Pemberdayaan (Empowerment), Penyunting : Onny

S.Prijono dan A.M.W. Pranarka, Pemberdayaan Konsep,

Kebijakan dan implementasi, Jakarta: CSIS.

R. Wrihatnolo, Randy & Dwijowijoto, Riant Nugroho. (2007).

“Manajemen Pemberdayaan”. Jakarta: Balai Pustaka

Rukminto Adi, Isbandi. (2002). “Pemikiran Dalam

Kesejahteraan Sosial”. Jakarta: Penerbit Fakultas UI

Rukminto Adi, Isbandi. (2002). “Pemikiran-pemikiran dalam

Pembangunan Kesejahteraan Sosial”. Jakarta: LP FEUI

Page 121: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

108

Suharto, Edi. (2005). “Membangun Masyarakat memberdayakan

rakyat kajian strategis pembangunan kesejahteraan sosial

dan pekerja sosial”. Bandung: Refika Aditama

Sumodiningrat, Gunawan. (1998). “Membangun Perkonomian

Rakyat”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Suparjan dan Suyatno, Hempri. (2003). ”Pengembangan

Masyarakat dari Pembangunan sampai Pemberdayaan”.

Yogyakarta: Aditya Media

Teguh, Ambar. (2004). “Kemitraan dan Model-model

Pemberdayaan”. Yogyakarta : Gava Media

Zubaedi. (2013). “Pengembangan Masyarakat Wacana &

Praktik”. Jakarta: Prenada Media

INTERNET

Clara Maria Tjandra Dewi H. (2019). “Sampah Depok 1.300 Ton

Per Hari, Pemkot Kekurangan 135 Truk”. Depok: Tempo.

Diakses pada tanggal 23 Juni 2019. Pukul 14:40. dari

https://metro.tempo.co/read/1160891/sampah-depok-1-300-

ton-per-hari-pemkot-kekurangan-135-truk/full&view=ok

SIPSN. (2018). “Data Pengelolaan Sampah”. Depok: SIPSN

Diakses pada tanggal 17 Juli 2019. Pukul 19:00.dari

http://sipsn.menlhk.go.id (SIPSN= Sistem Informasi

Pengelolaan Sampah Nasional).

Ferry Hidayat. (2019). “Sampah di Kota Depok Sudah

Overload”. Depok: Warta Ekonomi. Diakses pada tanggal

23 Juni 2019. Pukul 11:00 Dari https://www.

wartaekonomi.co.id/read215203/sampah-di-kota-depok-

sudah-overload.html

Page 122: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

109

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 123: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

110

Lampiran 1 Surat-surat

Page 124: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

111

Page 125: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

112

Page 126: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

113

Lampiran 2 Dokumentasi

Page 127: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

114

Tyg

Page 128: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

115

Lampiran 3 Catatan Observasi

Catatan Observasi

KEGIATAN OBSERVASI

Tanggal Kegiatan Observasi Output

24 Agustus 2019 Peneliti mengunjungi

rumah Bapak Baron

selaku pendiri

Komunitas Warga

Peduli Lingkungan,

untuk meminta izin

dan menyampaikan

maksud dan tujuan

melakukan penelitian

atau tugas akhir

skripsi.

Dari kedatangan

peneliti pertama kali

tersebut, mendapatkan

izin untuk melakukan

penelitian skripsi di

tempat tersebut.

02 November

2019

Setelah mendapatkan

izin, peneliti meminta

data terkait profil,

program, struktur

keorganisasian dan

data nama para

pembuat kerajinan

tangan di Komunitas

Warga Peduli

Lingkungan.

Peneliti mendapatkan

data mengenai profil

tentang berdirinya

Komunitas WPL yang

mana komunitas WPL

ini sudah lama

didirikan. Dan

Komunitas WPL

mengharapkan agar

nantinya banyak

masyarakat turut

berkontribusi atas

adanya komunitas

WPL ini.

04 November

2019

Kemudian peneliti

melakukan

wawancara kepada

pendiri dan pengurus

Komunitas Warga

Peduli Lingkungan

Hasil dari pertemuan

dengan pendiri dan

istrnya yang sebagai

pengurus, peneliti

mendapatkan cukup

banyak informasi

untuk menjadi bahan

Page 129: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

116

penulisan lebih dalam.

Beliau juga

memberikan referensi

masyarakat atau

pengrajin mana saja

yang akan bersedia

untuk diwawancarai

guna mendapatkan

data yang lebih

mendalam.

05 November

2019

Setelah itu peneliti

mengunjungi rumah para pengrajin untuk

meminta izin dan

menyampaikan

maksud dan tujuan

melakukan penelitian

atau tugas akhir

skripsi.

Dari kedatangan peneliti

pertama kali ke rumah

para pengrajin tersebut,

mendapatkan izin untuk

melakukan penelitian

skripsi guna

mendapakan nformasi

bagi pengrajin tanga

daur ulang plastik.

06 November

2019

Kemudian peneliti

kembali mengunjungi

rumah para pengrajin

untuk melakukan

wawancara terhadap

para pengrajin

Dari hasil wawancara

tersebut peneliti

mendapatkan

informasi yang lebih

mendalam mengenai

proses serta hasil

pemberdayaan atau

manfaat bagi

masyarakat melalui

program

pengembangan

potensi lokal.

Page 130: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

117

Lampiran 4 Pedoman Wawancara

A. Pendiri Komunitas Warga Peduli Lingkungan

1. Mengapa anda memilih wilayah ini untuk di bentuknya

Komunitas WPL? Dan potensi apa yang terdapat di

wilayah ini?

2. Bagaimana persiapan anda dan masyarakat setempat

untuk membahas teknis pelaksanaanya?

3. Apakah ada rapat rutin anda dengan masyrakat terkait

pembahasan teknis kerja atau hal lainnya? Jika iya, berapa

waktunya?

4. Bagaimana cara mempersiapkan dan mensosialisasikan

program yang dibuat?

5. Dari sosialisasi tersebut, bagaimana tanggapan dari

masyarakat sekitar?

6. Bagaimana anda menyusun rencana kegiatan kelompok?

7. Apa saja rencana kegiatan kelompok di komunitas WPL?

8. Apakah ada masalah dalam menyusun rencana kegiatan

kelompok?

9. Bagaimana cara anda untuk pemecahan masalah yang

terbaik dalam menyusun rencana kegiatan kelompok?

10. Bagaimana cara anda membuat perencanaan kegiatan

kelompok serta pertimbangan apa saja yang menjadi dasar

dari perencanaan anda?

11. Bagaimana cara anda untuk menerapkan rencana kegiatan

kelompok di komunitas WPL?

Page 131: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

118

12. Bagaimana proses pembuatan daur ulang plastik hingga

menjadi barang jadi?

13. Bagaimana cara anda memastikan rencana yang sudah di

buat dapat terlaksana?

14. Bagaimana anda memantau pelaksanaan dalam kegiatan

yang dilakukan di komunitas WPL?

15. Bagaimana cara anda memonitoring dan mengevaluasi

kegiatan ini, apakah sudah berjalan sesuai tujuan yang

diharapkan?

16. Menurut anda setelah berjalannya Komunitas WPL, apa

kemajuan yang didapat bagi masyarakat?

17. Apa manfaat yang didapat dari kegiatan ini?

18. Apa harapan anda untuk anggota yang mengikuti kegiatan

ini?

B. Pengrajin Komunitas Warga Peduli Lingkungan

1. Bagaimana persiapan pendiri dan masyarakat setempat

untuk membahas teknis pelaksanaanya?

2. Apakah ada rapat rutin pendiri dengan masyarakat terkait

pembahasan teknis kerja atau hal lainnya? Jika iya, berapa

waktunya?

3. Bagaimana cara mempersiapkan dan mensosialisasikan

program yang dibuat?

4. Dari sosialisasi tersebut, bagaimana tanggapan dari

masyarakat sekitar?

5. Bagaimana pendiri menyusun rencana kegiatan

kelompok?

Page 132: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

119

6. Apa saja rencana kegiatan kelompok di komunitas WPL?

7. Apakah ada masalah dalam menyusun rencana kegiatan

kelompok?

8. Bagaimana cara anda untuk pemecahan masalah yang

terbaik dalam menyusun rencana kegiatan kelompok?

9. Bagaimana cara pendiri membuat perencanaan kegiatan

kelompok serta pertimbangan apa saja yang menjadi dasar

dari perencanaannya?

10. Bagaimana cara pendiri untuk menerapkan rencana

kegiatan kelompok di komunitas WPL?

11. Bagaimana proses pembuatan daur ulang plastik hingga

menjadi barang jadi?

12. Bagaimana cara pendiri memastikan rencana yang sudah

di buat dapat terlaksana?

13. Bagaimana pendiri memantau pelaksanaan dalam

kegiatan yang dilakukan di komunitas WPL?

14. Bagaimana cara pendiri memonitoring dan mengevaluasi

kegiatan ini, apakah sudah berjalan sesuai tujuan yang

diharapkan?

15. Menurut anda setelah berjalannya Komunitas WPL, apa

kemajuan yang didapat bagi masyarakat?

16. Berapa lama ibu gabung sebagai pengrajin di komunitas

WPL?

17. Bagaimana ibu tahu adanya kegiatan kerajinan tangan di

komunitas WPL?

18. Apa kegiatan ibu sebelum ikut bergabung dalam membuat

kerajinan tangan di komunitas WPL?

Page 133: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

120

19. Jenis kerajinan apa yang ibu tekuni di komunitas WPL?

20. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam proses

pembuatannya?

21. Apa manfaat yang ibu rasakan setelah bergabung dalam

membuat kerajinan tangan di komunitas WPL?

22. Adakah hambatan yang dirasakan selama kegiatan

berlangsung?

23. Apa harapan ibu kedepannya untuk kegiatan ini?

Page 134: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

121

Lampiran 5 Transkrip Wawancara

Lampiran Panduan Pertanyaan

Hari/tanggal wawancara : Senin, 04 November 2019

Lokasi wawancara : Di Rumah Bapak Baron

Nama : Bapak Baron Noorwendo

Status informan : Pendiri (Pembina)

Pertanyaan penelitian untuk pendiri komunitas wpl

1. Mengapa anda memilih wilayah ini untuk di bentuknya

Komunitas WPL? Dan potensi apa yang terdapat di wilayah

ini?

“Pada awalnya saya melihat wilayah ini mempunyai banyak

potensi baik dari masyarakat nya. Saya juga melihat

masyarakat setempat memiliki bakat dan kemampuan

sehingga saya mempunyai keinginan untuk mendirikan WPL

ditempat ini. Di tempat ini banyak hal yang harus

diberdayakan tetapi saya melihat tidak ada orang yang ingin

memulai nya sehingga saya berniat mendirikan komunitas ini

bersama istri dan di sambut baiik oleh masyarakat sekitar”.

2. Bagaimana persiapan anda dan masyarakat setempat untuk

membahas teknis pelaksanaanya?

“Sebelumnya Saya dan istri saya mendiskusikan tentang

program yang akan kami buat sebelum kami bahas bersama

para warga ketika program sudah selesai kami bahas barulah

kami diskusikan bersama para warga setempat. Biasanya

kami mendiskusikan program ini seminggu tiga kali tinggal

bagaimana waktu luang dari para warga. Kami selalu

menerima saran dari para warga, sran yang diberikan kami

Page 135: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

122

tampung kemudian kami diskusikan bersama kembali agar

tercipta suatu program yang baik dan bisa diterima oleah

para warga setempat”.

3. Apakah ada rapat rutin anda dengan masyrakat terkait

pembahasan teknis kerja atau hal lainnya? Jika iya, berapa

waktunya?

“kami rancang ini mendapatkan sebuah event kami akan

mengadakan rapat. Terkait rapat kami biasanya melakukan

seminggu 3 kali untuk waktu hari serta jam nya tergantung

bagaimana kesedian dari para warga, agar para warga bisa

fokus ketiga rapat”.

4. Bagaimana cara mempersiapkan dan mensosialisasikan

program yang dibuat?

“Kami selalu melihat keadaan sekitar, jika dirasa program ini

cocok untuk masyarakat setempat maka akan kami

diskusikan, pada intinya kami selalu berdiskusi agar ketika

kami ingin bersosialisai tentang program kami akan di terima

baik oleh warga setempat dengan baik”.

5. Dari sosialisasi tersebut, bagaimana tanggapan dari

masyarakat sekitar?

“Tidak ada penolakan dari para warga bahkan mereka sellau

menyambut baik setiap program yang kami berikan”.

6. Bagaimana anda menyusun rencana kegiatan kelompok?

“Saya dan istri yang menyusun kerja kelompoknya saya

melihat kinerja dari para warga ini terlebh dahulu. Jika

dimungkin kan maka kami akan memberikan mereka jobs

Page 136: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

123

sesuai dnegan kemampuan dan bakat mereka agar ketika

sudah punya kerja kelompok mereka meilki rasa tanggung

jawab”.

7. Apa saja rencana kegiatan kelompok di komunitas WPL?

“programnya itu ada 4 yaitu literasi, lingkungan,

pemberdayaan potensi dan sekolah entrepreneur, nah

sekarang program kerajinan itu salah satu keluaran dari

program potensi lokal”.

8. Apakah ada masalah dalam menyusun rencana kegiatan

kelompok?

“Masalah pasti ada ketika menyusun kegiatan kelompok

namun itu bukan menjadi masalah yang serius kami selalu

bersama-sama menemukan solusinya dan bertukar pikiran

bersama-sama”.

9. Bagaimana cara anda untuk pemecahan masalah yang terbaik

dalam menyusun rencana kegiatan kelompok?

“Berdiskusi dengan para warga agar semua masalah dapat

terselesaikan dengan baik karena tidak mungkin saya

selesaikan sendiri. Beleum tentu hal yang pikirkan akan

diterima juga, maka dari itu saya selalu berdiskusi bertukar

pikiran bersama-sama”.

10. Bagaimana cara anda membuat perencanaan kegiatan

kelompok serta pertimbangan apa saja yang menjadi dasar

dari perencanaan anda?

“Sudah saya katakan diatas bahwa ketika sayang ingin

membuat rancangan untuk penyusunan kelompok saya

Page 137: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

124

melihat bakat dan kemampuan dari para warga ini, tujuan

nya agar para warga memilki rasa tanggung jawab dan juga

tidak bermalas-malasan ketika bekerja dan juga paham

dengan pekerjaan yang akan dikerjakan nantinya”.

11. Bagaimana cara anda untuk menerapkan rencana kegiatan

kelompok di komunitas WPL?

“Saya memulai komunitas WPL ini bersama istri dan kami

dari dulu selalu bersikap tegas kepada para warga. Tetapi

tegas bukan dalam artian galak bukan ya , tegas ketika

memberikan arahan dan kami juga mencontohkannya agar

para warga juga ikut secara perlahan. Mereka pun akhirnya

punya kesadaran masing-masing.nah dari situlah kami

menerapkan kegiatannya, sejauh itu kami tidak punya

masalah ketika ingin menerapkan kegiatan karena mereka

selalu menerima dengan baik”.

12. Bagaimana proses pembuatan daur ulang plastik hingga

menjadi barang jadi?

“Ngumpulin sampah-sampah yang bisa didaur ulang seperti

plastik-plastik bekas kopi, lalu dibersihkan sampah-sampah

itu lalu kemudian apa yang kita ingin buat, semisal tas

tenteng. Nah kira-kira apa aja bahan-bahannya dari tali

tasnya hingga kantong-kantong tasnya”.

13. Bagaimana cara anda memastikan rencana yang sudah di

buat dapat terlaksana?

“Kontroling ketika melakukan proses pembuatan setiap hari

saya selalu mengkontrol mereka dan melihat sejauh mana

Page 138: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

125

kerja yang mereka lakukan. Dari situ saya tau sampai dimana

rencana terlaksana”.

14. Bagaimana anda memantau pelaksanaan dalam kegiatan

yang dilakukan di komunitas WPL?

“Kami sudah membuat kesepakatan bahwa setiao hari saya

mengkontrol mereka jadi mereka pun tau, mereka pun tanpa

saya kontrol juga terkadang bekerja sesuai karena di dalam

diri mereka sudah mem[unyai rasa tanggung jawab sehingga

mereka tidak bermalas-malasan”.

15. Bagaimana cara anda memonitoring dan mengevaluasi

kegiatan ini, apakah sudah berjalan sesuai tujuan yang

diharapkan?

“Setiap bulan ada jadwal nya saya melihat dari hasil kinerja

nya sejauh ini sudah sesuai dengan tujuan yang saya

harapkan jadi saya tidak begitu khawatir dengan hal ini,

justru semakin hari mereka semakin menunjukan semnagat

mereka dalam bekerja dan saya pun merasa sangat senang”.

16. Menurut anda setelah berjalannya Komunitas WPL, apa

kemajuan yang didapat bagi masyarakat?

“Dari segi kemampuan dan juga pola berpikir masyarakat

yang dulu nya primitif sekarang sudah sedikit modern lalu

juga mereka memiliki penghasilan sendiri meskipun tidak

sebsesar gaji UMR”.

17. Apa manfaat yang didapat dari kegiatan ini?

Page 139: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

126

“Manfaat nya mereka jadi mempunyai banyak wawasan dan

keahlian lagi lalu juga mereka bisa menerapkan apa yang

mereka dapat di lingkungan mereka setempat”.

18. Apa harapan anda untuk anggota yang mengikuti kegiatan

ini?

“Saya selalu bilang ke mereka agar tidak mudah puas dengan

hasil yang di capai tetapi selalu tetap belajar dan belajar agar

kemampuan mereka juga semakin bagus. Lalu saya juga

berharap sekali kelak mereka juga bisa mendirikan

komunitas seperti saya bahkan kalau bisa lebih bagus dari

saya dan bisa membantu banyak orang lagi karena dengan

membantu banyak orang kita akan semakin mendapatkan

pahala”.

Transkrip Wawancara

Hari/tanggal wawancara : Senin 04 November 2019

Lokasi wawancara : Rumah Ibu Wulan

Nama : Sri Wulan Wibiyanti

Status Informan : Pendiri (Bendahara)

1. Mengapa anda memilih wilayah ini untuk di bentuknya

Komunitas WPL? Dan potensi apa yang terdapat di

wilayah ini?

“Karena wilayah ini merupakan wilayah tempat tinggal

saya juga, dan kalo menurut agama kan, manusia itu

hidup harus bermanfaat minimal buat lingkungannya. Nah

Page 140: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

127

dalam hal ini saya mengamalkan yang di maksud manusia

harus bermanfaat buat sekitar. Kalo untuk potensi kan

masing-masing desa atau wilayah punya potensi, jika saya

melihat wilayah ini maka bagi saya orang-orang disini

memiliki potensi yang luar biasa untuk diberdayakan

terutama dengan program-program yang saya bawa,

alhamdulillah masyarakat sini menerimanya dengan

antusias.”

2. Bagaimana persiapan anda dan masyarakat setempat

untuk membahas teknis pelaksanaanya?

“Tentu jauh sebelum itu terlaksana, saya melakukan

pendekatan dengan warga begitu lamanya hingga mereka

semua percaya bahwa kita semua bisa berdaya, kemudian

sebelum pelaksanaanya kami dalam hal ini saya bersama

warga membahasnya bersama sama melalui metode FGD

yang dimana metode ini yang menurut teman-teman saya

di UI itu merupakan metode dalam melakukan program

kemasyarakatan, makanya saya make metode ini”.

3. Apakah ada rapat rutin anda dengan masyrakat terkait

pembahasan teknis kerja atau hal lainnya? Jika iya, berapa

waktunya?

“Untuk rapat atau pertemuan, iyaa sudah tentu saya

planingkan dengan warga terutama WPL ini, nah untuk

jadwal pertemuannya seminggu dua kali. Untuk hari sih

gak tentu kadang senin jum’at atau sabtu rabu. Nah untuk

pembahasannya apa saja, ya apa saja kami bahas mulai

dari laporan-laporan program kemudian kendala-kendala

Page 141: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

128

yang ada pada jalannya program, ya semuanya kami

bahas disini setiap pertemuannya sambil ketawa-ketawa

disini hehe”.

4. Bagaimana cara mempersiapkan dan mensosialisasikan

program yang dibuat?

“Persiapannya tergantung dengan program apa dulu yang

dilaksanakan, kalo misalkan literasi ya gak begitu sibuk

lah persiapannya, tapi kalo pemberdayaan potensi atau

sekolah entrepreneur kami persiapkannya dengan matang

dari jauh-jauh hari, tentu metode persiapannya dengan

musyawarah di kumpulan. Kalo untuk sosialisasi itu pake

flayer masukin aja ke grup-grup WA nanti kan di buat

status oleh masing-masing anggota, nah mudahlah kalo

sosialisasi program mah”.

5. Dari sosialisasi tersebut, bagaimana tanggapan dari

masyarakat sekitar?

“Respon ya kalo sekarang Alhamdulillah udah bagus uda

pada ngerti medsos, dan antusiasnya udah rame banget,

beda lah sama awal-awal saya merintis WPL ini”.

6. Bagaimana anda menyusun rencana kegiatan kelompok?

“Menyusun rencana kegiatan kelompok itu, kami rancang

dulu kegiatannya baru nanti dibagi program-programnya

ke kelompok, kalo bagaimana rencana menyusun

kegiatannya sih spontanitas ajaa, karena saya inginnya

masyarakat dulu yang menggagas, nanti saya

mendorong”.

Page 142: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

129

7. Apa saja rencana kegiatan kelompok di komunitas WPL?

“Kalo rencana kegiatannya secara umum itu ada 4 yaitu

literasi, lingkungan, pemberdayaan potensi dan sekolah

entrepreneur, nah sekarang program kerajinan itu salah

satu keluaran dari program potensi lokal”.

8. Apakah ada masalah dalam menyusun rencana kegiatan

kelompok?

“Masalah kan selalu ada mbak, dimana-dimana pasti ada

masalah mah apalagi ini kan kita buat kelompok dan

terdiri dari masyarakat, pasti ada lah di perjalannnya entah

itu persiapannya yang kurang matang, terus antusiasnya

kurang, ya pokoknya ada ajalah… hehe”.

9. Bagaimana cara anda untuk pemecahan masalah yang

terbaik dalam menyusun rencana kegiatan kelompok?

“Pemecahan masalah dalam menyusun rencana kegiatan

kelompok yang tepat bagi saya, yang saya terapkan yaitu

dengan mengajak kumpul dan dengan komunikasi

persuasif yang baik karena perselisihan atau beda

pendapat itu pasti ada”.

10. Bagaimana cara anda membuat perencanaan kegiatan

kelompok serta pertimbangan apa saja yang menjadi dasar

dari perencanaan anda?

“Mengacu sama visi misi WPL ini, 2. Potensi lokal yang

ada, 3. Kemampuan sdm yang tersedia, 4. Mimpi-mimpi

kita, terutama masyarakat wilayah sini”.

Page 143: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

130

11. Bagaimana cara anda untuk menerapkan rencana kegiatan

kelompok di komunitas WPL?

” Pertama sosialisasi digencarkan, kemudian lihat respon

dari masyarakatnya bagaimana, ikuti dulu kemauan

mereka dan terakhir jika hati mereka sudah kita dapatkan

tinggal kita utarakan maksud kita rencana kita hingga

mereka memahami dan bisa melaksanakan, tentunya

dengan pendampingan yang intens”.

12. Bagaimana proses pembuatan daur ulang plastik hingga

menjadi barang jadi?

“Kumpulkan sampah-sampah yang bisa didaur ulang

seperti plastik ciki, kemudian sedotan, trus aqua, nah lalu

kita bersihkan sampah-sampah itu lalu kemudian apa yang

kita ingin buat, semisal tas tenteng. Nah kira-kira apa aja

bahan-bahannya dari tali tasnya hingga kantong-kantong

tasnya, kalo udah ketahuan rencananya kan gampang

kumpulin aja barang-barangnya trus di anyam dan di buat

sedemikian rupa”.

13. Bagaimana cara anda memastikan rencana yang sudah di

buat dapat terlaksana?

“Tahap monitoring, setiap kegiatan pasti saya pantau kalo

saya berhalangan ya istri saya atau ada lah orang

kepercayaan saya di WPL”.

14. Bagaimana anda memantau pelaksanaan dalam kegiatan

yang dilakukan di komunitas WPL?

Page 144: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

131

“Dilihat, di raba hasilnya apakah banyak yang cacat atau

tidak kemudian di terawang kira-kira apa yaa yang salah,

nahh pastikan ketahuan kalo ada masalahnya”.

15. Bagaimana cara anda memonitoring dan mengevaluasi

kegiatan ini, apakah sudah berjalan sesuai tujuan yang

diharapkan?

“Kita lakukan evaluasi berdasarkan temuan-temuan

kesalahan kalau-kalau ada kesalahan yang di temukan

dilapangan, nah kita bahas pas kumpul mingguan itu atau

setelah program selesai”.

16. Menurut anda setelah berjalannya Komunitas WPL, apa

kemajuan yang didapat bagi masyarakat?

“Alhamdulillah masyarakat berubah pola pikirnya

meskipun belum semuanya sadar akan kemanfaatan

sampah ini. Tapi lambat laun tapi pasti selama kita

istiqomah insyaAllah bisa berubah secara mainset”.

17. Apa manfaat yang didapat dari kegiatan ini?

“Manfaatnya buat diri saya pribadi tentu merasa bahwa

hidup lebih bermanfaat, kemudian masyarakat wilayah

sini sedikit demi sedikit nggak ada yang buang sampah

sembarangan apalagi sampah-sampah yang bisa di daur

ulang”.

18. Apa harapan anda untuk anggota yang mengikuti kegiatan

ini?

“Harapan saya bahwa pengelola para anggota tetap

Istiqomah dalam menajalnkan program trus bisa

Page 145: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

132

bertambah program-programnya lah, itu aja lah kalo dari

saya, yang penting WPL ini tetap ada di wilayah ini”.

Transkrip Wawancara

Hari/tanggal wawancara : Rabu 06 November 2019

Lokasi wawancara : Rumah Ibu Susi

Nama : Susi

Status Informan : Pengrajin I

1. Bagaimana persiapan pendiri dan masyarakat setempat

untuk membahas teknis pelaksanaanya?

“Melakukan pendekatan dengan warga sekitar tidak

mudah dan cukup sulit apabila ingin membangun sebuah

program baru yang apalagi belum pernah ada di

lingkungan sekitar, namun dengan bersabarnya saya

dengan atas niat yang baik untuk warga sekitar, saya

akhirnya menemukan momen yang pas untuk berdiskusi

dengan warga sekitar dan pendiri. Dan warga disini pun

mulai ingin tahu apa saja program-program yang ada di

WPL”.

2. Apakah ada rapat rutin pendiri dengan masyarakat terkait

pembahasan teknis kerja atau hal lainnya? Jika iya, berapa

waktunya?

“Pertemuan untuk rapat tentu ada namun tidak pasti hari

nya. Namun di saat rapat pertemuan alhamdulilah warga

yang bergabung di WPL bisa hadir, namun ada beberapa

Page 146: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

133

yang tidak biasa hadir karena ada kepentingan pribadi,

dan itu pun masih bisa di pahami”.

3. Bagaimana cara mempersiapkan dan mensosialisasikan

program yang dibuat oleh pendiri?

“Persiapannya selalu ada, namun itu semua sudah di

persiapkan terlebih dahulu sudah jauh dari sebelum acara

dimulai. kadang kita ngasih masukan saran juga”..

4. Dari sosialisasi tersebut, bagaimana tanggapan dari

masyarakat sekitar?

“Tanggapan masyarakat disini bagus dan bisa dimengerti,

bagi yang belum mengerti di bantu untuk dibagian mana

yang belum paham. Dan sekarang kan ada internet jadi

warga bisa mencari sendiri”.

5. Bagaimana pendiri menyusun rencana kegiatan

kelompok?

“Menyusun kegiatan sudah masing-masing di atur

perkelompok. Dan bagian rencana kegiatannya dilakukan

sebisanya saja agar masyarakat pun mudah

memahaminnya kadang juga spontan aja sih untuk

penyusunannya”.

6. Apa saja rencana kegiatan kelompok di komunitas WPL?

“Kalo rencana kegiatan itu iya kita ga perlu jauh-jauh, kita

kembangin aja potensi lokalnya yang disini”.

7. Apakah ada masalah dalam menyusun rencana kegiatan

kelompok?

“Masalah itu pasti ada, apalagi ini isi kelompok nya dari

berbagai sifat orang yang belum bisa di prediksi. Namun

Page 147: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

134

dengan kedewasaannya masyarakat sekitar jika ada

masalah dilakukan dengan kekeluargaan”.

8. Bagaimana cara anda untuk pemecahan masalah yang

terbaik dalam susunan rencana kegiatan kelompok yang

sudat dibuat?

“Dengan cara bermusyawarah dan dilakukan secara

kekeluargaan pastinya untuk nyeselesain masalah”.

9. Bagaimana cara pendiri membuat perencanaan kegiatan

kelompok serta pertimbangan apa saja yang menjadi dasar

dari perencanaan tersebut?

“Disini kan punya visi misi dan itu akan membantu

masyarakat yang mempunyai potensi dan SDM yang

bagus agar para warga sekitar tumbuh sejahtera”

10. Bagaimana cara pendiri untuk menerapkan rencana

kegiatan kelompok di komunitas WPL?

“Ya itu dengan cara sosialisasi dengan para warga apa

yang ingin kita programkan dana apa tujuan dari program

ini di buat, jika respon warga baik maka akan di

kembangkan”.

11. Bagaimana proses pembuatan daur ulang plastik hingga

menjadi barang jadi?

“Mengumpulkan sampah yang bisa di daur ulang ya

contohnya aja bungkus kopi, bungkus nya di bersihkan

dahulu, di potong bagian yang di perlukan, siapkan alat

jahit dan lalu kita buat dahulu ilustrasi mau dibikin apa

bungkus kopi ini”.

Page 148: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

135

12. Bagaimana cara anda memastikan rencana yang sudah di

buat dapat terlaksana?

“Tahap monitoring itu tidak terlalu bermasalah jika tidak

adakumpulan langsung paling dari grup wA”.

13. Bagaimana pendiri memantau pelaksanaan dalam

kegiatan yang dilakukan di komunitas WPL?

“Itu sih susah susah gampang, di cek dulu barang yang

sudah jadi dan ini perlu kefokusan yang baik, apabila ada

yang tidak sesuai maka di buat ulang kembali”.

14. Bagaimana cara pendiri memonitoring dan mengevaluasi

kegiatan ini, apakah sudah berjalan sesuai tujuan yang

diharapkan?

“Jika ada kesalahan maka di lakukan evaluasi, dimana

letak kesalahannya lalu di cari solusi dari akar

permsalahannya”.

15. Menurut anda setelah berjalannya Komunitas WPL, apa

kemajuan yang didapat bagi masyarakat?

“Ya dari sebagian masyarakat sudah bisa mengubah

sampah yang bisa di daur ulang menjadi barang yang

berguna, tapi ada sebagian masyarakat yang masih tidak

mengetahui jika ada sampah yang bisa di kelola menjadi

barang berguna”.

16. Berapa lama ibu gabung sebagai pengrajin di komunitas

WPL?

“Saya disini udah dari awal berdiri mba”.

17. Bagaimana ibu tahu adanya kegiatan kerajinan tangan di

komunitas WPL?

Page 149: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

136

“Adanya sosialisasi dari bapak baron di lingkungan ini

tentang akan dibangunnya komunitas wpl”.

18. Apa kegiatan ibu sebelum ikut bergabung dalam membuat

kerajinan tangan di komunitas WPL?

“Ya kegiatan saya hanya sebagai ibu rumah tangga”.

19. Jenis kerajinan apa yang ibu tekuni di komunitas WPL?

“Saya hanya mengelola kerajinan tangan dan dibuat

menjadi tas”.

20. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam proses

pembuatannya?

“Lama itu tergantung motif dan keusahan apa yang mau

dibuat”.

21. Apa manfaat yang ibu rasakan setelah bergabung dalam

membuat kerajinan tangan di komunitas WPL?

“Manfaat yang saya rasakan, dapat berkumpul dengan

para ibu-ibu dilingkungan ini”.

22. Adakah hambatan yang dirasakan selama kegiatan

berlangsung?

“Hambatan pasti ada seperti saya mau bergabung pertama

kali sempat pernah tidak di izinkan oleh suami”.

23. Apa harapan ibu kedepannya untuk kegiatan ini?

“Harapan saya untuk kegiatan ini semoga komunitas wpl

dapat bertahan dan berkembang”.

Transkrip Wawancara

Hari/tanggal wawancara : Rabu 06 November 2019

Lokasi wawancara : Rumah Ibu Mursidah

Page 150: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

137

Nama : Mursidah

Status Informan : Pengrajin II

1. Bagaimana persiapan pendiri dan masyarakat

setempat untuk membahas teknis pelaksanaanya?

“Melakukan pendekatan dengan warga itu tidak

mudah, kan ini kita buat program yang belum ada di

sekitar daerah ini, dan ini perlu dilakukan sosialisasi

agar masyarakat mengetahui dari tujuan program ini”.

2. Apakah ada rapat rutin pendiri dengan masyarakat

terkait pembahasan teknis kerja atau hal lainnya? Jika

iya, berapa waktunya?

“Untuk rapat pertemuan itu sudah pasti ada, tapi tidak

menentu harinya, namun di saat akan ada rapat

pertemuan akan memberitahukannya dengan

melakukan via whattsapp”.

3. Bagaimana cara mempersiapkan dan

mensosialisasikan program yang dibuat oleh pendiri?

“Persiapan sudah pasti ada dan itupun sudah di

persiapkan dari jauh-jauh hari, takutnya persiapan

yang akan disampaikan masih kurang lengkap dan

masih susah di pahami oleh masyarakat sekitar”.

4. Dari sosialisasi tersebut, bagaimana tanggapan dari

masyarakat sekitar?

“Tanggapan masyarakat sekitar alhamdulilah bagus

dan banyak warga yang sudah mempunyai ide-ide

Page 151: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

138

yang bagus untuk mengelola yang ingin di daur

ulang”.

5. Bagaimana pendiri menyusun rencana kegiatan

kelompok?

“Rencana kegiatan kelompok sudah di rancang dan

tinggal membagikan program-program kepada

masyarakat dan itu dilakukan tanpa adanya teks atau

arahan ya spontan aja biar masyarakat mudah

memahami”.

6. Apa saja rencana kegiatan kelompok di komunitas

WPL?

“Rencana kegiatan kelompok ya mengelola sampah

yang di daur ulang menjadi seperti brand-brand lokal”.

7. Apakah ada masalah dalam menyusun rencana

kegiatan kelompok?

“Masalah mah ya udah pasti ada, kan kita ini dalam

kelompok terdiri dari beberapa orang dan kita kan ga

tau mana yang dia suka dan mana yang ngga”.

8. Bagaimana cara anda untuk pemecahan masalah yang

terbaik dalam susunan rencana kegiatan kelompok

yang sudat dibuat?

“Pemecahan masalah ya yang penting itu kita di ajak

kumpul dan dicari letak kesalahannya dan dilakukan

dengan cara kekeluargaan”.

9. Bagaimana cara pendiri membuat perencanaan

kegiatan kelompok serta pertimbangan apa saja yang

menjadi dasar dari perencanaan tersebut?

Page 152: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

139

“adanya visi misi yang akan membantu masyarakat

memiliki potensi sumber daya manusianya”.

10. Bagaimana cara pendiri untuk menerapkan rencana

kegiatan kelompok di komunitas WPL?

“Ya yang pertama dikasih tau apa tujuan dari

komunitas WPL ini, dan manfaatnya apa aja itu udah

wajib dikasih tau, dan jika masyarakat mau dengan

apa yang telah di sampaikan maka akan di

kembangkan bersama dengan para anggota WPL”.

11. Bagaimana proses pembuatan daur ulang plastik

hingga menjadi barang jadi?

“Ya mengumpulkan sampah-sampah yang mau di

daur ulang dan sebelum itu kita sudah ada planning

yang akan dibuat untuk mendaur sampah tersebut”.

12. Bagaimana cara anda memastikan rencana yang sudah

di buat dapat terlaksana?

“Tahap monitoring itu selalu dipantau, untuk melihat

sudah sampai mana yang dilakukan”.

13. Bagaimana pendiri memantau pelaksanaan dalam

kegiatan yang dilakukan di komunitas WPL?

“Ya yang pertama di lihat dulu hasilnya dan kita cek,

apabila ada yang tidak sesuai maka kita akan buat

yang baru lagi”.

14. Bagaimana cara pendiri memonitoring dan

mengevaluasi kegiatan ini, apakah sudah berjalan

sesuai tujuan yang diharapkan?

Page 153: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

140

“Kalau ada kesalahan yang ditemukan maka kita akan

lakukan evaluasi secara bertahap di mana letak

kesalahannya dan setelah itu akan dibahas pada saat

pertemuan”.

15. Menurut anda setelah berjalannya Komunitas WPL,

apa kemajuan yang didapat bagi masyarakat?

“Dengan adanya komunitas WPL masyarakat sudah

berubah dari yang dulu ga tau bahwa sampah rumahan

itu masih bisa menghasilkan uang jika di daur ulang

dengan baik”.

16. Berapa lama ibu gabung sebagai pengrajin di

komunitas WPL?

“Saya belum lama bergabung di komunitas wpl iya

masih orang baru lah disini”.

17. Bagaimana ibu tahu adanya kegiatan kerajinan tangan

di komunitas WPL?

“Saya tau dari pengajian ibu-ibu di lingkungan ini”.

18. Apa kegiatan ibu sebelum ikut bergabung dalam

membuat kerajinan tangan di komunitas WPL?

“Kegiatan saya sebelum ini iya hanya menerima cuci

pakaian atau buruh cuci”.

19. Jenis kerajinan apa yang ibu tekuni di komunitas

WPL?

“Saya yang mengumpulkan sampah-sampah dan

membersihkan sampah yang akan di olah”.

20. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam proses

pembuatannya?

Page 154: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

141

“Kurang lebih 3 jam, karena saya hanya yang

membuat bagian dasar-dasarnya saja”.

21. Apa manfaat yang ibu rasakan setelah bergabung

dalam membuat kerajinan tangan di komunitas WPL?

“Iya menambah pengetahuan saya dari sampah dan

bisa di olah kembali”.

22. Adakah hambatan yang dirasakan selama kegiatan

berlangsung?

“Hambatan nya saya takut tidak bisa membuat pola

yang baik untuk bahan-bahannya”.

23. Apa harapan ibu kedepannya untuk kegiatan ini?

“Harapan nya semoga wpl ini bisa membantu para

warga di lingkungan sekitar”.

Transkrip Wawancara

Hari/tanggal wawancara : Rabu 06 November 2019

Lokasi wawancara : Rumah Ibu Halimah

Nama : Halimah

Status Informan : Pengrajin III

1. Bagaimana persiapan pendiri dan masyarakat setempat

untuk membahas teknis pelaksanaanya?

“Persiapannya disini menyiapkan apa yang ingin

disampaikan dan masyarakat akan dipandu oleh para

pengurus”.

Page 155: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

142

2. Apakah ada rapat rutin pendiri dengan masyarakat terkait

pembahasan teknis kerja atau hal lainnya? Jika iya, berapa

waktunya?

“Iya ada rapat waktunya dalam 1 minggu sekali di saat

hari libur atau weekend dari jam 8 sampai selesai”.

3. Bagaimana cara mempersiapkan dan mensosialisasikan

program yang dibuat oleh pendiri?

“Persiapannya pasti ada, jadi disapin dulu sebelumnya

kalau pas mau sosialisasi dari si pengurusnya”.

4. Dari sosialisasi tersebut, bagaimana tanggapan dari

masyarakat sekitar?

“Masyarakat sekitar mengangapi dan menyambut dengan

baik dan anggotanya pun banyak dari lingkungan sekitar”.

5. Bagaimana pendiri menyusun rencana kegiatan

kelompok?

“Penyusunannya udah diatur juga sebelumnya, jadi

ngerjainnya sebisanya aja paling suka di dampingin juga”

6. Apa saja rencana kegiatan kelompok di komunitas WPL?

“Banyak sih tapi lebih ke yang potensi lokal aja sih yang

buat kerajinan tangan”

7. Apakah ada masalah dalam menyusun rencana kegiatan

kelompok?

“Iya, ada pasti masalah mah”.

8. Bagaimana cara anda untuk pemecahan masalah yang

terbaik dalam susunan rencana kegiatan kelompok yang

sudat dibuat?

Page 156: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

143

“Di setiap rencana kegiatan pasti selalu ada masalah kecil

atau besar, tapi di dalam kelompok kita harus saling

bermusyawarah bagaimana agar masalah tersebut bisa

terselesaikan dengan baik tanpa mengubah rencana

kegiatan yang sudah di susun”.

9. Bagaimana cara pendiri membuat perencanaan kegiatan

kelompok serta pertimbangan apa saja yang menjadi dasar

dari perencanaan tersebut?

“Ya dari melihat bakat dan kemampuan dari para warga

ini, tujuan nya agar para warga memilki rasa tanggung

jawab”.

10. Bagaimana cara pendiri untuk menerapkan rencana

kegiatan kelompok di komunitas WPL?

“Dengan adanya sosialisasi ini dan program yang udah

dibuat ya kita nerima”.

11. Bagaimana proses pembuatan daur ulang plastik hingga

menjadi barang jadi?

“Mengumpulkan plastik kopi terus dibersihin dulu abis itu

dikeringin”.

12. Bagaimana cara anda memastikan rencana yang sudah di

buat dapat terlaksana?

“Karena sudah ada jadwal dari pengurus setiap kali

kegiatan yang mau dikerjain, jadi kta tau gitu yang ingin

dilakukan saat proses kegiatan berlangsung”.

13. Bagaimana pendiri memantau pelaksanaan dalam

kegiatan yang dilakukan di komunitas WPL?

Page 157: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

144

“iya dipantau pas lagi ngerjain kegiatan ini, di cek juga

gitu takutnya salah jadi bisa dibenerin”.

14. Bagaimana cara pendiri memonitoring dan mengevaluasi

kegiatan ini, apakah sudah berjalan sesuai tujuan yang

diharapkan?

“Ya kalau ada salah dilakukan evaluasi, paling ga

langsung dikasih tau sih kalau pas lagi bikin kerajinan

tangannya”.

15. Menurut anda setelah berjalannya Komunitas WPL, apa

kemajuan yang didapat bagi masyarakat?

“Alhamdulillah setelah berjalannya komunitas wpl ini

masyarakat mendapatkan masukan lebih dan menambah

wawasan untuk mengelola sampah yang bisa di daur

ulang.

16. Berapa lama ibu gabung sebagai pengrajin di komunitas

WPL?

“Saya disini sudah cukup lama, lupa dari tahun berapa”.

17. Bagaimana ibu tahu adanya kegiatan kerajinan tangan di

komunitas WPL?

“Saya tau dari adanya sosialisasi pas warga sedang

berkumpul”.

18. Apa kegiatan ibu sebelum ikut bergabung dalam membuat

kerajinan tangan di komunitas WPL?

“Kegiatan saya hanya ibu rumah tangga”.

19. Jenis kerajinan apa yang ibu tekuni di komunitas WPL?

“Saya menjahit bahan dan menjadikan barang jadi”.

Page 158: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

145

20. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam proses

pembuatannya?

“Waktu yang dibutuhin itu tidak nentu tegantung dari

polanya juga”.

21. Apa manfaat yang ibu rasakan setelah bergabung dalam

membuat kerajinan tangan di komunitas WPL?

“Bisa kumpul sama warga sekitar yang bergabung di

wpl”.

22. Adakah hambatan yang dirasakan selama kegiatan

berlangsung?

“Alhamdulilah selama ini saya merasa baik-baik saja

tidak ada yang di hambat”.

23. Apa harapan ibu kedepannya untuk kegiatan ini?

“Saya berharap pak baron bisa menjadikan wpl ini lebih

baik dan besar lagi”.

Transkrip Wawancara

Hari/tanggal wawancara : Rabu 06 November 2019

Lokasi wawancara : Rumah Ibu Halimah

Nama : Ami

Status Informan : Pengrajin IV

1. Bagaimana persiapan pendiri dan masyarakat setempat

untuk membahas teknis pelaksanaanya?

Page 159: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

146

“Biasanya pengurusnya itu berdiskusi duluan, baru nanti

ke kita pengrajin ini di kasih tau”.

2. Apakah ada rapat rutin pendiri dengan masyarakat terkait

pembahasan teknis kerja atau hal lainnya? Jika iya, berapa

waktunya?

“Tergantung kepentingannya aja sih mba, kalau lagi ada

event pasti kita nanti kumpul”

3. Bagaimana cara mempersiapkan dan mensosialisasikan

program yang dibuat oleh pendiri?

“Dari lingkungan sekitar mba, misalnya kayak gini aja

sampah plastik kan banyak dimana-mana, nah itu di

sosialisasiin untuk dibuat kerajinan tangan”.

4. Dari sosialisasi tersebut, bagaimana tanggapan dari

masyarakat sekitar?

“Alhamdulillah di sambut baik setiap ada kumpul”.

5. Bagaimana pendiri menyusun rencana kegiatan

kelompok?

“Yang nyusun si bapak sama si ibu eh istrinya

maksudnya, dilihat dari kinerja kita gitu mba”.

6. Apa saja rencana kegiatan kelompok di komunitas WPL?

“banyak sih, literasi lingkungan ada taman baca juga”.

7. Apakah ada masalah dalam menyusun rencana kegiatan

kelompok?

“Ada aja masalah mah mba apalagi kumpulannya ibu-ibu

hehehh”.

Page 160: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

147

8. Bagaimana cara anda untuk pemecahan masalah yang

terbaik dalam susunan rencana kegiatan kelompok yang

sudat dibuat?

“Ya kita kembali lagi dengan secara kekeluargaan, kan

iini juga kita tim”.

9. Bagaimana cara pendiri membuat perencanaan kegiatan

kelompok serta pertimbangan apa saja yang menjadi dasar

dari perencanaan tersebut?

“Lebih melihat kemampuan terhadap masyarakat yang

bergabung sih”.

10. Bagaimana cara pendiri untuk menerapkan rencana

kegiatan kelompok di komunitas WPL?

“Memulai awalnya itu si bapak sama istrinya, terus

disosilisasiin sama kita”.

11. Bagaimana proses pembuatan daur ulang plastik hingga

menjadi barang jadi?

“Ngumpulin sampah plastik dulu terus dibersihin terus di

keringin, baru nanti di buat pola”.

12. Bagaimana cara anda memastikan rencana yang sudah di

buat dapat terlaksana?

“Ya mba namanya ibu-ibu ya punya anak, jadi kadang

kegangggu kalau anak pas rewel kita kadang nganyam

dulu aja ya seselesainya”.

13. Bagaimana pendiri memantau pelaksanaan dalam

kegiatan yang dilakukan di komunitas WPL?

“Di cek sih udah sampe mana pembuatannya”.

Page 161: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

148

14. Bagaimana cara pendiri memonitoring dan mengevaluasi

kegiatan ini, apakah sudah berjalan sesuai tujuan yang

diharapkan?

“Iya misalnya ada yang salah nih terus dikaasih tau, kalau

bingung tiba-tiba di kasih tau lagi”.

15. Menurut anda setelah berjalannya Komunitas WPL, apa

kemajuan yang didapat bagi masyarakat?

“Ya jadi sadar lingkungan, liat aja tuh mba jalanan juga

bersihkan”.

16. Berapa lama ibu gabung sebagai pengrajin di komunitas

WPL?

“Saya disini belum lama masih baru, baru daripada yang

lain hehhe”.

17. Bagaimana ibu tahu adanya kegiatan kerajinan tangan di

komunitas WPL?

“Yang saya tau dari anak saya katanya di sini ada

komunitas yang bikin nganyam”

18. Apa kegiatan ibu sebelum ikut bergabung dalam membuat

kerajinan tangan di komunitas WPL?

“Ya saya hanya ibu rumah tangga”.

19. Jenis kerajinan apa yang ibu tekuni di komunitas WPL?

“Saya sama dengan yang lainnya menjahit nganyam”

20. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam proses

pembuatannya?

“itu sih ga nentu ada yang cepet ada juga yang lama

tergantung ukuran sama bikinnya apa”

Page 162: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

149

21. Apa manfaat yang ibu rasakan setelah bergabung dalam

membuat kerajinan tangan di komunitas WPL?

“Ya saya bisa mendapatkan pengetahuan yang baru dan

bisa menambahkan keterampilan saya”.

22. Adakah hambatan yang dirasakan selama kegiatan

berlangsung?

“Yang saya takuti itu agak kurang teliti”.

23. Apa harapan ibu kedepannya untuk kegiatan ini?

“Semoga wpl kedepannya bisa berkembang dengan

pesat”.

Transkrip Wawancara

Hari/tanggal wawancara : Rabu 06 November 2019

Lokasi wawancara : Rumah Ibu Halimah

Nama : Lilis

Status Informan : Pengrajin V

1. Bagaimana persiapan pendiri dan masyarakat setempat

untuk membahas teknis pelaksanaanya?

“Pendekatan dulu ke masyarakat terus juga ngeliat potensi

masyarakat sini juga bisa nganyam”.

2. Apakah ada rapat rutin pendiri dengan masyarakat terkait

pembahasan teknis kerja atau hal lainnya? Jika iya, berapa

waktunya?

Page 163: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

150

“Ada pertemuan rutin tapi ga nentu juga, jadi nentuinnya

bisa sebulan sebelumnya gitu di jadwalin”

3. Bagaimana cara mempersiapkan dan mensosialisasikan

program yang dibuat oleh pendiri?

“Udah disiapin dari sebelumnya itu, kadang kita juga

ngasih saran masukan”.

4. Dari sosialisasi tersebut, bagaimana tanggapan dari

masyarakat sekitar?

“Tanggapannya baik aja Alhamdulillah ya paling nanti

ada masukan atau kritik juga”

5. Bagaimana pendiri menyusun rencana kegiatan

kelompok?

“Kegiatannya sudah di atur juga sama pengurus, nanti di

kasih tau ke kita gitu”.

6. Apa saja rencana kegiatan kelompok di komunitas WPL?

“Lebih ngembangin ke potensi lokal ini sih ka”

7. Apakah ada masalah dalam menyusun rencana kegiatan

kelompok?

“Masalah nyusun ada, masalah pas lagi pembuatan juga

ada”.

8. Bagaimana cara anda untuk pemecahan masalah yang

terbaik dalam susunan rencana kegiatan kelompok yang

sudat dibuat?

“Ya nyelesainnya secara kekluargaan aja, kembali lagi

kita ini kan kelompok sama-sama aja”.

Page 164: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

151

9. Bagaimana cara pendiri membuat perencanaan kegiatan

kelompok serta pertimbangan apa saja yang menjadi dasar

dari perencanaan tersebut?

“Terkait visi misi yang ada di komunitas wpl aja”

10. Bagaimana cara pendiri untuk menerapkan rencana

kegiatan kelompok di komunitas WPL?

“Ya itu dengan cara sosialisasi dulu awalnya”.

11. Bagaimana proses pembuatan daur ulang plastik hingga

menjadi barang jadi?

“Sampah plastiknya dikumpulin dulu, dipisahi gitu mana

yang bungkusan kopi mana yang bungkusan detergen

gitu-gitu”.

12. Bagaimana cara anda memastikan rencana yang sudah di

buat dapat terlaksana?

“Ya kita optimis aja sampai menjadi barang jadi”.

13. Bagaimana pendiri memantau pelaksanaan dalam

kegiatan yang dilakukan di komunitas WPL?

“Di cek dulu barang yang sudah jadi jangan sampai

barang rijek”.

14. Bagaimana cara pendiri memonitoring dan mengevaluasi

kegiatan ini, apakah sudah berjalan sesuai tujuan yang

diharapkan?

“Kalau pas ada kesalahan di cek, sampai barang yang

dibuat jadi secara maksimal”.

15. Menurut anda setelah berjalannya Komunitas WPL, apa

kemajuan yang didapat bagi masyarakat?

Page 165: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

152

“Dari sebagian masyarakat udah bisa ngubah sampah

yang tadinya hanya bisa diubang kini jadi barang yang

bisa digunakan kembali”.

16. Berapa lama ibu gabung sebagai pengrajin di komunitas

WPL?

“Saya disini sejak berdirinya komunitas wpl”.

17. Bagaimana ibu tahu adanya kegiatan kerajinan tangan di

komunitas WPL?

“Saya diajak sama istrinya pak baron kebetulan juga saya

ada kemampuan buat nganyam”.

18. Apa kegiatan ibu sebelum ikut bergabung dalam membuat

kerajinan tangan di komunitas WPL?

“Saya cuma ibu rumah tangga saja”.

19. Jenis kerajinan apa yang ibu tekuni di komunitas WPL?

“Saya seringnya buat dompet ka”.

20. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam proses

pembuatannya?

“Untuk yang pola sederhana itu kurang lebih 2 jam dan

untuk yang pola susah itu bisa lebih dari 1 hari”.

21. Apa manfaat yang ibu rasakan setelah bergabung dalam

membuat kerajinan tangan di komunitas WPL?

“Manfaatnya banyak sekali mulai dari dekat sama ibu-ibu

sekitar, pengalaman dan banyak dah”.

22. Adakah hambatan yang dirasakan selama kegiatan

berlangsung?

“Ya hambatan nya itu pas pertama di bangun wpl takut

nya tidak berkembang”.

Page 166: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

153

23. Apa harapan ibu kedepannya untuk kegiatan ini?

“Semoga wpl tambah jaya dan sukses”.

Transkrip Wawancara

Hari/tanggal wawancara : Rabu 06 November 2019

Lokasi wawancara : Rumah Ibu Halimah

Nama : Hana

Status Informan : Pengrajin VI

1. Bagaimana persiapan pendiri dan masyarakat setempat

untuk membahas teknis pelaksanaanya?

“Ya awalnya mah ga mudah juga buat deketin

masyarakat, ada aja masyarakat yang berpikirannya yang

ngga-ngga”

2. Apakah ada rapat rutin pendiri dengan masyarakat terkait

pembahasan teknis kerja atau hal lainnya? Jika iya, berapa

waktunya?

“Pertemuan sudah pasti ada tapi ga nentu harinya”.

3. Bagaimana cara mempersiapkan dan mensosialisasikan

program yang dibuat oleh pendiri?

“Persiapannya udah ada sebelum jadwal sosialisasi di

adakan”.

4. Dari sosialisasi tersebut, bagaimana tanggapan dari

masyarakat sekitar?

“Alhamdulillah tanggapannya baik-baik aja mba, ya

paling kalau yang ga mah di abain aja”.

Page 167: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

154

5. Bagaimana pendiri menyusun rencana kegiatan

kelompok?

“Rencana kegiatan yang udah dirancang sebelumnya,

programnya juga udah tinggal di kasih tau ke masyarakat

aja”.

6. Apa saja rencana kegiatan kelompok di komunitas WPL?

“Ya ini membuat kerajinan tangan, program dari keluarag

potensi lokal”

7. Apakah ada masalah dalam menyusun rencana kegiatan

kelompok?

“Ada aja mba masalah”.

8. Bagaimana cara anda untuk pemecahan masalah yang

terbaik dalam susunan rencana kegiatan kelompok yang

sudat dibuat?

“Ya ada penasehat sih biar damai lagi”

9. Bagaimana cara pendiri membuat perencanaan kegiatan

kelompok serta pertimbangan apa saja yang menjadi dasar

dari perencanaan tersebut?

“1. Mengacu sama visi misi WPL ini, 2. Potensi lokal

yang ada, 3. Kemampuan sdm yang tersedia, 4. Mimpi-

mimpi kita, terutama masyarakat wilayah sini”.

10. Bagaimana cara pendiri untuk menerapkan rencana

kegiatan kelompok di komunitas WPL?

“Sosialisasi awal dulu yang di gencarin sih, terus di lihat

dari respon masyarakatnya”.

11. Bagaimana proses pembuatan daur ulang plastik hingga

menjadi barang jadi?

Page 168: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

155

“Kumpulin sampah plastiknya dulu yang penting soalnya

itu jadi bahan dasar”.

12. Bagaimana cara anda memastikan rencana yang sudah di

buat dapat terlaksana?

“Dipantau atau di cek sudah sampai mana

pembuatannya”.

13. Bagaimana pendiri memantau pelaksanaan dalam

kegiatan yang dilakukan di komunitas WPL?

“Dilihat, di raba hasilnya apakah banyak yang cacat atau

tidak kemudian di terawang kira-kira apa yaa yang salah,

nahh pastikan ketahuan kalau ada masalahnya”.

14. Bagaimana cara pendiri memonitoring dan mengevaluasi

kegiatan ini, apakah sudah berjalan sesuai tujuan yang

diharapkan?

“Kita lakukan evaluasi berdasarkan temuan-temuan

kesalahan kalau-kalau ada kesalahan yang di temukan

dilapangan, nah kita bahas pas kumpul mingguan itu atau

setelah program selesai”.

15. Menurut anda setelah berjalannya Komunitas WPL, apa

kemajuan yang didapat bagi masyarakat?\

“Dengan adanya komunitas WPL masyarakat sudah

berubah dari yang dulu ga tau bahwa sampah rumahan itu

masih bisa menghasilkan uang jika di daur ulang dengan

baik”.

16. Berapa lama ibu gabung sebagai pengrajin di komunitas

WPL?

“Saya sudah cukup lama ya dari mulai berdirinya wpl”.

Page 169: PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah

156

17. Bagaimana ibu tahu adanya kegiatan kerajinan tangan di

komunitas WPL?

“Yak karena saya tetangga dekat sama pak baron ya

akhirnya saya di ajak sama pak baronnya”.

18. Apa kegiatan ibu sebelum ikut bergabung dalam membuat

kerajinan tangan di komunitas WPL?

“Kegiatan saya ibu rumah tangga”.

19. Jenis kerajinan apa yang ibu tekuni di komunitas WPL?

“Saya mulai dari menyiapkan pola, mengecek dan

menjahit”

20. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam proses

pembuatannya?

“Waktu itu tidak tentu tergantung dari kesulitan yang

ingin di buat”.

21. Apa manfaat yang ibu rasakan setelah bergabung dalam

membuat kerajinan tangan di komunitas WPL?

“Alhamdulilah saya jadi bisa saling silaturahmi dengan

para ibu-ibu disini dan mudah bergaul”.

22. Adakah hambatan yang dirasakan selama kegiatan

berlangsung?

“Hambatan selalu ada dan alhamdulilah semenjak

dijalankan dengan sabra pasti ada saja jalannya untuk

keluar dari hambatannya”.

23. Apa harapan ibu kedepannya untuk kegiatan ini?

“Semoga wpl tambah sukses, makmur, sejahtera dan bisa

membantu para warga sekitar dengan hasil yang positif”.