Proses Manufaktur Obat Sediaan Cair

28
Definisi obat Obat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun untuk seorang dokter, ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain itu, agar mengerti bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagai gejala penyakit. (Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia). Definisi Bentuk Sediaan Larutan Bentuk sediaan larutan adalah sediaan cair sistem satu fasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan atau zat kimia terlarut. Bahan obat yang terlarut disebut dengan solute, sementara bahan pelarutnya disebut dengan solvent. Bahan pelarut atau solvent yang biasa digunakan untuk membuat sediaan obat larutan adalah air dan alcohol, atau campuran keduanya. Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam membuat sediaan obat larutan adalah: a. Komponen-komponen di dalamnya stabil secara fisika dan kimia b. Tidak terbentuk endapan dan dapat menerusakan cahaya c. Merupakan campuran yang homogen Tujuan dibentuknya sediaan obat larutan yaitu: 1. Sediaan obat untuk pengguna yang tidak dapat menelan tablet atau kapsul 2. Untuk menghasilkan efek terapik yang cepat 3. Menjamin keseragaman dosis bentuk sediaan Secara umum, sediaan obat larutan terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu: 1. Larutan atau campuran 2. Suspensi 3. Emulsi 4. Saturasi dan netralisasi 5. Infusa 6. Guttae 7. Injections 8. Inhalasi 9. Irigasi

description

Penelitian dalam bidang gizi bayi terutama komposisi asam lemak pada otak hingga saat ini masih terus berkembang. Salah satu zat gizi yang akhir-akhir ini menarik perhatian dalam bidang ini adalah docosahexaenoic acid (DHA) yang merupakan asam lemak

Transcript of Proses Manufaktur Obat Sediaan Cair

Definisi obatObat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun untuk seorang dokter, ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain itu, agar mengerti bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagai gejala penyakit. (Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia).

Definisi Bentuk Sediaan LarutanBentuk sediaan larutan adalah sediaan cair sistem satu fasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan atau zat kimia terlarut. Bahan obat yang terlarut disebut dengan solute, sementara bahan pelarutnya disebut dengan solvent. Bahan pelarut atau solvent yang biasa digunakan untuk membuat sediaan obat larutan adalah air dan alcohol, atau campuran keduanya. Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam membuat sediaan obat larutan adalah:1. Komponen-komponen di dalamnya stabil secara fisika dan kimia1. Tidak terbentuk endapan dan dapat menerusakan cahaya1. Merupakan campuran yang homogenTujuan dibentuknya sediaan obat larutan yaitu:1. Sediaan obat untuk pengguna yang tidak dapat menelan tablet atau kapsul1. Untuk menghasilkan efek terapik yang cepat1. Menjamin keseragaman dosis bentuk sediaan

Secara umum, sediaan obat larutan terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Larutan atau campuran1. Suspensi1. Emulsi1. Saturasi dan netralisasi1. Infusa1. Guttae1. Injections1. Inhalasi1. Irigasi

Bentuk sediaan larutan terbagi ke dalam beberapa kelompok sediaan larutan, antara lain:1. Berdasarkan system komponen1. Sistem homogen (1 fasa)Larutan sediaan cair yang jernih dan homogeny yang mengandung satu atau lebih bahan kimia terlarut dalam pelarut atau campuran yang saling larut. Dapat juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).1. Larutan pekatSediaan cair (misalnya, senyawa yang siap mengalir pada kondisi alami) yang mengandung obat terlarut dalam pelarut tertentu atau campuran yang saling larut. Bentuk sediaan ini diperkuat oleh evaporasi komponen yang nonaktif.1. Larutan, untuk lumpur salju (slush)Larutan untuk sediaan iced saline slush yang digunakan untuk menjadikan bagian tubuh hipotermia (dalam prosedur bedah jantung atau ginjal) dengan penggunaan secara langsung.1. Larutan, dropLarutan yang biasanya ditemukan dalam bentuk dropwise.

1. Sistem heterogen (2 fasa)System pencampuran yang membentuk senyawa heterogen atau 2 fasa terbagi lagi ke dalam 2 jenis bentuk sediaan, yaitu:1. SuspensiSuspensi terbentuk dari pencampuran komponen padat + cair. Suspernsi merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.

Gambar 1. Bentuk Sediaan Obat SuspensiSumber: Heru Prabowo. 2010. Pengenalan Bentuk-Bentuk Sediaan. http://apoteksejati24.blogspot.com/2010/11/pengenalan-bentuk-bentuk-sediaan.html. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 12.05.

Suspensi, extended releaseSediaan cair yang mengandung partikel padat tak larut yang terdispersi dalam fasa cair; yang diformulasikan untuk memiliki frekuensi tereduksi paling sedikit dibandingkan dengan obat lain dalam bentuk konvensional.Suspensi / DropSuspensi yang biasanya digunakan dalam bentuk dropwise.1. EmulsiEmulsi terbentuk dari pencampuran komponen cair + cair. Emulsi adalah sebuah bentuk takaran yang terbuat dari system dua fasa yang terdiri dari sedikitnya dua cairan tidak larut, di mana salah satu cairan terdispersi dalam bentuk droplet (fasa internal atau fasa terdispersi) dalam cairan lainnya (fasa eksternal atau fasa kontinyu). Kedua campuran tersebut biasanya distabilisasi oleh zat pengemulsi. Emulsi dapat digunakan sebagai aplikasi bentuk sediaan seperti cream, lotion, salep.

Gambar 2. Bentuk Sediaan Obat EmulsiSumber: Heru Prabowo. 2010. Pengenalan Bentuk-Bentuk Sediaan. http://apoteksejati24.blogspot.com/2010/11/pengenalan-bentuk-bentuk-sediaan.html. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 12.05.

1. Berdasarkan pelarut1. Solution aquosa, contohnya Solutio Acidi Borici1. Solution spirituosa, contohnya Salycil Spiritus1. Solution oleosa, contohnya Solutio Camphora Oleosa

1. Berdasarkan perbandingan solute-solven1. Larutan encerLarutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil senyawa yang terlarut.1. Larutan jenuhLarutan jenuh adalah larutan yang mengandung jumlah maksimum senyawa yang dapat larut dalam air pada tekanan dan suhu tertentu.1. Larutan lewat jenuhLarutan lewat jenuh adalah larutan yang mengandung jumlah senyawa terlarut yang melebihi batas kelarutannya di dalam air pada suhu tertentu.

1. Berdasarkan penggunaan1. Sediaan cair oral1. SirupLarutan oral yang mengandung konsentrasi sukrosa atau gula lain tinggi yang juga biasanya memasukkan bentuk sediaan cair lainnya dalam pembawa yang manis dan kental, termasuk suspensi oral.

Gambar 3. Obat SirupSumber: Anonym. Syrup. http://www.dechacare.com/Febrinex-Sirup-P640.html. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 12.25.

1. ElixirSebuah sediaan hidroalkololik cair yang jernih, memiliki rasa dan dimaniskan yang mengandung material obat terlarut.

Gambar 4. Obat ElixirSumber: Ayudyah Maya. 2012. Elixir. http://siswa.univpancasila.ac.id/ayudyahmaya2012/2012/12/21/elixir/. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 11.35.

1. EkstrakEkstrak merupakan sediaan obat pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari sayuran atau hewan yang diperoleh dengan penghilangan zat aktif masing-masing obat menggunakan pelarut yang sesuai, evaporasi semua atau hampir semua pelarut dan bahan tambahan diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.1. Granula, Effervescent (Berbuih)Sebuah partikel atau butiran kecil yang mengandung bahan obat dalam campuran kering yang biasanya terbuat dari sodium bikarbonat, asam sitrat, dan asam tartar yang memiliki kemampuan untuk melepaskan gas ketika bertemu dengan air sehingga menghasilkan buih. Gambar 5. Effervescent GranuleSumber: Anonim. Effervescent Granule. http://www.cardinalhealth.com/us/en/distributedproducts/ASP/149501.asp?cat=med_surg. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 11.55.

1. Sediaan cair topical1. IrrigantLarutan steril yang digunakna untuk memandikan atau menyiram luka terbuka atau rongga tubuh.

Gambar 6. Obat IrrigantSumber: Anonim. The Dental Herb Company Tooth & Gums System. http://www.dentalherb.com/under-the-gums-irrigant.html. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 12.14.

1. LinimentLarutan atau campuran beberapa bahan dalam larutan minyak, alkoholik dari sabun atau emulsi yang digunakan pada bagian luar tubuh.

Gambar 7. Obat LinimentSumber: Anonim. TIGER BALM LINIMENT. http://www.tigerbalm.com/us/symptoms/11/symptoms_products/1. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 12.54.

1. LotionBentuk sediaan emulsi atau cair yang pada umumnya digunakan pada permukaan kulit.

Gambar 8. LotionSumber: Anonim. Metric sized lotion (etc.) packages. http://lamar.colostate.edu/~hillger/products/lotion.html. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 13.09.

1. ShampooBentuk sediaan lotion yang memiliki sabun atau deterjen yang biasanya digunakan untuk membersihkan rambut dan kulit kepala. Shampoo sering digunakan sebagai zat dermatology agent.

Gambar 9. ShampooSumber: Anonim. Group: Johnson & Johnson's baby shampoo is toxic. http://www.phillyburbs.com/lifestyle/moms/group-johnson-johnson-s-baby-shampoo-is-toxic/article_a3027ad6-064d-11e1-b21b-0019bb30f31a.html?mode=image&photo=0. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 13.43.

1. MouthwashLarutan aqueous yang sering digunakan sebagai deodorant (penghilang bau), penyegar atau memberikan efek antiseptik.1. RinseCairan yang digunakan untuk membersihkan dengan penyiraman.1. Sabun (Soap)Bahan campuran satu atau lebih asam lemak atau turunannya dengan komponen alkali. Sabun merupakan deterjen yang banyak digunakan pada liniments, suntikan usus dan dalam pembuatan pil. Sabun juga merupakan bahan aperient, antacid, dan antiseptik ringan.1. TinctureLarutan alkoholik atau hidroalkoholik yang diperoleh dari material sayuran atau senyawa kimia.

Gambar 10. Obat TinctureSumber: Anonim. Kaminomoto Hair Growth Accelerator, obat kebotakan parah. http://malang.olx.co.id/kaminomoto-hair-growth-accelerator-obat-kebotakan-parah-iid-462559934. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 11.48.

1. Guttae (Obat Tetes)Guttae adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi yang dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan baku dalam Farmakope Indonesia. Obat tetes ini terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan organ tubuh yang dipakaikan, yaitu:1. Guttae oris = obat tetes mulut1. Guttae auriculares = obat tetes telinga1. Guttae nasales = obat tetes hidung1. Guttae ophtalmicae = obat tetes mata1. SprayCairan yang dalam hitungan menit terpisah oleh pancaran udara atau uap.Gambar 11. obat spraySumber: Ali. 2011 Chlor Etil, Inilah Obat Semprot Untuk Meredakan Cedera Pemain Bola. http://rnnotes.info/wordpress/respiratory/person-using-an-inhaler/. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 12.14.

1. Spray, meteredBentuk takaran tak bertekanan terbuat dari kran yang dapat mengeluarkan jumlah tertentu dari spray pada setiap aktivasi.1. Spray suspensiSediaan cair yang mengandung partikel padatan terdispersi dalam cairan pembawa dalam bentuk droplet kasar atau padatan yang terbagi dengan halus yang diaplikasikan local pada system pernapasan hidung atau kulit.

1. Sediaan cair intranasal1. InhalantGolongan special pernapasan yang terbuat dari obat atau kombinasi beberapa obat yang dengan sifat tekanan uap tinggi dapat terbawa oleh aliran udara menuju saluran hidung di mana efeknya berlangsung. Bentuk sediaan obat ini pada umumnya dikenal sebagai inhaler.

Gambar 12. Obat InhalantSumber: Anonim. Person Using an Inhaler. http://rnnotes.info/wordpress/respiratory/person-using-an-inhaler/. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 13.21.

1. Sediaan cair parenteral1. Injeksi, EmulsiEmulsi yang terbuat dari sediaan yang steril dan bebas pirogen untuk penggunaan secara parenteral.1. Injeksi, LarutanSediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat obat yang terlarut dalam pelarut atau campuran tertentu yang saling larut dan cocok untuk penyuntikan.1. Injeksi, Larutan, PekatSediaan steril untuk penggunaan parenteral di mana pada penambahan pelarut yang sesuai, menghasilkan larutan yang sesuai dengan penggunaannya sebagai obat suntik.1. Injeksi, SuspensiSediaan cair cocok untuk penyuntikan yang mengandung partikel padatan tak larut yang terdispersi dalam fasa cair. Sediaan ini juga bisa terbuat dari fasa minyak terdispersi dalam fasa larutan atau vice-versa.1. Injeksi, Suspensi, LiposomalSediaan cair cocok untuk penyuntikan yang terbentuk dari fasa minyak yang terdispersi dalam fasa aqueous dan memiliki perilaku seperti bentuk liposom (gelembung dua lapis lipid yang biasanya tersusun dari fosfolipid yang digunakan untuk enkapsulasi zat aktif obat dalam bentuk dua lapisan lipid atau ruang aqueous )1. Injeksi, Suspensi, SonicatedSediaan cair yang cocok untuk penyuntikan yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fasa cair. Selain itu, produk ini tersonikasi (sonicated) ketika gas bergelembung-gelembung melalui suspense yang menyebabkan terbentuknya microsphere dari partikel padatan.Gambar 13. Obat InjeksiSumber: dr. Wandy. 2011. Extrace. http://drwandy.wordpress.com/category/obat-injeksi/page/4/. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 17.50.

1. Sediaan cair rectal1. EnemaSebuah sediaan yang digunakan melalui dubur dengan tujuan terapi, diagnostik, atau penambah gizi.

Gambar 14. Obat EnemaSumber: Anonim. 2010. Product. http://www.rumahfarmasi.net/fleet-enema-220mg-sodium-phosphate-p-760.html?language=en. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 16.29.

1. Sediaan cair vaginal1. Douche (obat semprot)Salah satu bentuk sediaan cair yang digunakan sebagai cairan pembersih vagina. Douche dibuat dari bubuk, larutan cairan atau cairan pekat dan mengandung satu atau lebih bahan kimia yang terlarut dalam pelarut yang sesuai atau yang saling melarutkan satu sama lain.

Gambar 15. Obat DoucheSumber: Dini Dimakos. 2012. Where's your douche?. http://dinidimakos.blogspot.com/2012/01/wheres-your-douche.html. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 16.33.

1. Berdasarkan sifat khusus larutan1. Sediaan netralisasiSediaan netralisasi sediaan obat minum yang dibuat dengan cara mencampurkan suatu asam dengan suatu basa dan tidak mengandung gas CO2.1. Sediaan saturasiSediaan saturasi adalah sediaan obat minum yang dibuat dengan cara mencampurkan suatu asam dengan suatu basa dimana sediaan jenuh dengan gas CO2.1. Sediaan infusInfus merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 900 C selama 15 menit.

Gambar 16. InfusSumber: Haifa Wahyu. 2011. 10 Kesalahan Perawat dalam Memasang Infus. http://pengayuhkereta.wordpress.com. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 13.09.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan obat cairFaktor-faktor yang berpengaruh dalam pembuatan obat, khususnya obat cair, antara lain sebagai berikut.1. KelarutanFaktor yang paling mempengaruhi pembuatan obat cair adalah kelarutan bahan-bahan yang terdapat di dalam obat tersebut. Hal ini dikarenakan zat aktif maupun eksipien yang digunakan didalam obat cair belum tentu memang besifat cair, contohnya obat cair berbentuk suspensi. Kelarutan sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti polaritas, cosolvency, temperatur, ukuran partikel. Obat dengan bahan-bahan yang memiliki kemiripan polaritas dapat larut lebih mudah. Cosolvency merupakan keadaan dimana suatu bahan baru akan larut jika ditambahkan oleh bahan lain. Suhu yang lebih panas biasanya akan menaikan kelarutan bahan. Sedangkan semakin kecil ukuran partikel, maka kelarutan akan semakin tinggi.Untuk menaikkan kelarutan bahan-bahan di dalam obat dapat digunakan eksipien pelarut atau dengan manipulasi pH, walaupun cara yang terakhir tidak begitu efektif untuk bahan selain elektrolit.

1. StabilitasStabilitas obat merupakan kemampuan obat untuk menjaga sifat-sifat fisik, kimia, terapi dan mikrobial saat waktu penyimpanan dan penggunaan oleh pasien. Pada obat cair, kelarutan merupakan salah satu faktor stabilitas, terutama untuk larutan suspensi. Ketidakstabilan suatu suspensi dapat menyebabkan terjadinya pengendapan dan sifat-sifat lain dari suspensi tersebut akan berubah. Selain itu dapat terjadi pengembunan apabila terdapat perubahan suhu. Kestabilan larutan obat bergantung pada bahan-bahan yang digunakan pada obat tersebut maupun kemasan yang digunakan untuk menyimpan obat itu.

1. Sifat-sifat organoleptic (palatability)Faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan obat cair, terutama obat oral, adalah palatibilitas, atau sifat yang dapat diterima oleh mulut. Palatibilitas dipengaruhi boleh kombinasi panca indra seperti bau, tekstur, penampilan dan temperatur produk. Hal-hal ini berasal dari sifat bahan obat yang digunakan. Sebagai contoh, garam dengan massa molekul rendah biasanya mempunyai rasa asin, sedangkan garam dengan massa molekul tinggi atau senyawa mengandung nitrogen biasanya mempunyai rasa pahit. Senyawa organik mengandung gugus hidroksil mempunyai rasa manis, dan akan bertambah seiring naiknya jumlah gugus OH. Ester, alkohol dan aldehid cenderung memberikan sensasi dingin.

Mengubah persepsi rasa dengan menutupi rasa tidak enak menggunakan perisa merupakan salah satu cara umum untuk memproduksi produk yang dapat diterima oleh konsumen. Perisa yang biasa digunakan untuk menutupi rasa asin antara lain kayu manis, raspberry, jeruk, maple, butterscotch, dan sirup glycyrrhiza. Rasa buah, berry dan vanila digunakan untuk menutupi rasa manis obat. Coklat, mint, walnut dan raspberry untuk rasa pahit, dan jeruk serta ceri untuk menutupi rasa asam obat.

Cara lain untuk meningkatkan palatibilitas produk yaitu dengan memanipulasi aroma, temperatur, dan tekstur produk. Aroma obat oral harus baik dan sesuai dengan rasa dari obat itu sendiri. Suhu dingin biasanya mengurangi rasa yang tidak enak. Tekstur produk berbentuk larutan dipengaruhi oleh kelarutan dan viskositas, dimana apabila terdapat padatan yang tidak larut didalam obat tersebut dapat mengurangi keinginan konsumen untuk meminum obat tersebut. Warna juga berpengaruh terhadap penerimaan produk. Sebagai contoh larutan yang berwarna bening seperti air dapat dianggap konsumen kurang memiliki potensi, sedangkan larutan yang berwarna gelap dapat memberikan kesan mengandung racun. EKSIPIENSecara umum, dalam suatu sediaan farmasi akan terkandung zat aktif yaitu Senyawa Aktif Farmasi (SAF) dan bahan tambahan atau eksipien. Eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu sediaan untuk berbagai tujuan atau fungsi. Walaupun eksipien bukan merupakan zat aktif, eksipien sangat penting untuk kesuksesan produksi sediaan yang dapat diterima. Dalam buku Handbook of Pharmaceutical Excipients, eksipien didefinisikan sebagai zat tambahan yang digunakan untuk merubah zat aktif menjadi bentuk sediaan farmasi yang sesuai untuk digunakan pada pasien. Sedangkan menurutThe International Pharmaceutical Excipients Council(IPEC), Pharmaceutical excipients didefinisikan sebagai substansi selain obat yang telah dievaluasi keamanannya dan dimaksudkan untuk sistem penghantaran obatuntuk berbagai tujuan seperti membantu proses manufaktur; melindungi, mendukung dan meningkatkan stabilitas dan bioavailabilitas; membantu dalam identifikasi produk; serta meningkatkan keamanan dan efektifitas produk selama distribusi dan penggunaan.

Dahulu, eksipien merupakan bahan yang inert. Namun sekarang ini eksipien telah terbukti bukanlah suatu bahan yang inert, melainkan mempunyai kemungkinan untuk bereaksi dengan bahan-bahan penyusun obat lainnya. Hal ini beresiko menimbulkan efek samping berupa perubahan bioavailabilitas zak aktif dan hipersensitifitas pada pasien seperti ruam ringan hingga yang paling parah dapat mengancam nyawa.

EKSIPIEN UNTUK SEDIAAN CAIRFormlasi sediaan cair membutuhkan ketelitian dalam mencampur bahan-bahan penyusunnya agar dapat melakukan berbagai fungsi sepert wetting, solubilisasi, stabilisasi, serta memberikan warna, rasa (untuk oral), dan viskositas yang cocok. Campuran harus kompatibel, tidak reaktif, dan stabil. Eksipien yang umum diperlukan untuk sediaan cair adalah pengantar obat (vehicle) pembangun viskositas, stabilizer, pengawet, pewarna, dan perasa, dan sebagainya yang dijelaskan sebagai berikut.

1. Penghantar Obat (Vehicle)Dalam formulasi farmasi, vehicle merupakan bahan cair atau solven yang membawa obat dan eksipien lain dalam keadaan terlarut atau terdispersi.1. AirAir digunakan sebagai solven karena bersifat tidak toksik dan memiliki kompabilitas fisiologi yang tinngi. Namun memiliki kekurangan diantaranya baik untuk pertumbuhan mikroorganisme dan menyebabkan ketidakstabilan pada obat yang tidak stabil secara hidrolitik.1. AlkoholAlkohol khususnya etanol merupakan pelarut yang paling sering digunakan sebagai campuran hidroalkoholik yang melarutkan obat/eksipien terlarut air dan alcohol.1. GliserolGliserol digunakan sebagai vehicle untuk produk farmasi seperti Elixir dari asam fosfat, sirup dan obat yang dlarutkan dalam alcohol. Selain itu, gliserol juga merupakan solven yang baik untuk brbagai senyawa seperti iodine, bromine, alkali, alkoaloid, salicin, dll yang akan diaplikasikan ke kulit karena tidak berbau tengik, tdak mudah menguap, dan sangat higroskopik. 1. Propilena GlikolPropilena glikol adalah pelarut baik untuk senyawa organic karena tak berwarna, tak berbau, dan rasanya yang unik. Sifat-sifat ini menjadikan propilena glikol cocok sebagai solven perasa dan pewarna untuk kosmetik, pasta gigi, shampoo, dan mouthwash. Selain itu zat ini juga tidak menimbulkan alergi sehingga cocok untuk kosmetik dan keperluan toilet lainnya yang diformulasikan untuk kulit sensitive.

1. Wetting Agents Wetting agent merupakan surfaktan yang digunakan dalam sediaan cair untuk membantu wetting dan menciptakan disperse yang homogen pada SAF, pengawet, dan antioksidan. Selain itu, bahan ini juga dapat menurunkan tegangan permukaan antara padatan dan cairan selama proses produksi dan rekonstitusi suspense. Pertimbangan yang matang harus dilakukan ketika menggunakan sufaktan karena bahan ini berpotensi mengubah aktivitas dan bioavailabilitas SAF dan eksipien lainnya. Perubahan ini terjadi pada eksipien tertentu yang dapat dilarutkan oleh surfaktan sehingga stabilitas eksipien terhadap oksidasi dan hirolisis akan terganggu.

Tabel 1. Contoh wetting agent dan karakteristik fisikokimianya.

1. Buffering AgentPh pada suatu formulasi sediaan cair merupakan poin penting untuk menjaga stabilitas dan solubilisasi SAF setra mencegah terjadinya kontaminasi microbial. Perlu diingat bahwa ph Optimum untuk stabilitas dan solubilitas kimia serta keefektivan preservasi tidaklah sama. Untuk mengontrol ph dapat digunakan buffer. Pemilihan buffer harus diperhatikan agar stabilitas antara zat aktif dan eksipien lain tetap terjaga dan tidak menimbulkan efek samping yang negative. Sebagai contoh asam borat baik digunakan untuk obat mata tapi tidak dianjuran untuk obat jenis oral karena bersifat toksik.Efek stabilizer pada buffer dapat menentukan reaksi-reaksi potensial yang terjadi antara eksipien dan SAF. Sebagai contoh, buffer yang menggunakan karbonat, sitrat, tartrat, dan berbagai garam fosfat mungkin mengendap dengan ion kalsium dan membentuk garam yang sedikit larut. Namun, pegendapan ini bergantung pada ph larutan. Aktivitas ion fosfat mungkin menurun karena interaksi dengan komponen larutan lainnya.

1. Antifoaming AgentPembentukan busa selama proses manufaktur atau ketika rekonstitusi sediaan cair merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dan merusak. Oleh karena itu, digunakan Antifoaming agent yang efektif untuk menghambat pembentukan busa dengan menurunkan tegangan permukaan dan ikatan kohesi pada fase liquid. Contoh bahan ini adalah Simethicone (polydimethylsiloxane-silicon dioxide) yang digunakan pada level 1-50ppm.

1. Suspending AgentSalah satu faktor yang paling penting yang terlibat dalam merumuskan sediaan cair adalah pemilihan suatu zat pensuspensi yang tepat. Suspending agent memberikan viskositas, sehingga menghambat sedimentasi. Agen ini dapat diklasifikasikan menjadi turunan selulosa, tanah liat, getah alam, dan getah sitetik. Dalam banyak kasus, eksipien ini digunakan secara kombinasi. Agen menangguhkan dapat diklasifikasikan ke dalam turunan selulosa, tanah liat, getah alam, dan gusi sintetik. Dalam banyak kasus, ini adalah eksipien digunakan dalam kombinasi.

Tabel 2. Contoh suspending agent

1. Bahan PengawetHampir semua formulasi sediaan cair memebutuhkan zat pengawet untuk menghindari terjadinya pertumbuhan mikroba. Mayoritas bahan pengawet yang digunakan adalah bakteriostatik (inhibitor perumbuhan bakteri) dibanding bakteriocidal (pembunuh bakteri). Idealnya zat pengawet pada sediaan cair memiliki target sel mikroba dan tidak toksik bagi sel mamalia.

Tabel 3. Contoh zat pengawet untuk sediaan cair dan interaksinya dengan zat aktif

1. Bahan AntioksidanBahan antioksidan digunakan untuk mengontrol oksidasi SAF, vehicle, zat pengawet, dan zat pewarna Oksidasi pada obat dapat menyebabakan bau dan rasa yang tidak sedap, pengendapan, perubahan warna, bahkan hilangnya aktifitas SAF. Antioksidan bekerja dengan menghilangkan radikal bebas yaitu menjadi terminator dalam reaksi rantai auto oksidasi yang bereaksi dengan radikal bebas dalam larutan untuk menghentikan siklus propagasi radikal bebas.

Tabel 4. Antioksidan digunakan dalam sediaan cair yang larut minyak, sedikit dan atau larut air.

1. Bahan PemanisBahan ini berguna sebagai pemanis dalam sediaan cair, terdiri dari 2 jenis yaitu cebagai berikut.1. Pemanis alami, contohnya;0. Sukrosa; larut dalam air, tak berwarna, stabil (ph 4-8), meningkatkan viskositas. Sukrosa merupakan bahan pemanis yang memberikan mouthfeel terbaik, tapi dapat bersifat kariogenik dalam jangka waktu yang lama0. Sorbitol; non-cariogenic, non-calorific, kurang manis dibanding sukrosa. 1. Pemanis buatan1. Lebih manis disbanding sukrosa1. Dapat menimbulkan rasa pahit setelah makan, oleh karena itu perlu dicampur dengan pemanis alami.1. Contoh: Saccharin, Aspartame, Acesulfame, Sucralose (pemanis yang baik, non-cariogenic, rendah kalori, masih relative mahal)

1. Bahan Perasa (Flavouring agent)Fungsi bahan perasa pada obat adalah untuk memerikan sensari rasa( manis, asam, asin, pahit) dan aroma. Terdapat 2 jenis bahan perasa yaitu sebagai berikut1. Alami1. Buah (Orange, Lemon, Strawberi)1. Biji (Vanila, Pala, Adas manis)1. Daun (Kamomil, Rosemari)1. Akar (Glycyrrhiza)1. Batang (Cinnamon, pinus putih)1. SintetisBahan SintetisRasa

BenzldehydeAlmond

Decyl AldehydeLemon, Orange

Cinnamic aldehydeCinnamon

IononesBerry

Ethyl aceto acetateCherry

Terpene, alcoholsRasberri, Strawberi, Nanas

EthylmalonateWine

1. Bahan PewarnaBerfungsi untuk memberikan warna agar lebih menarik. Terdapat dua jenis yaitu sebagai berikut.1. Pewarna alami1. Tumbuhan (klorofil-hijau, biji annoto-kuning)1. Hewan0. Cochineal: merupakan larutan basa yang diambil dari serangga chocineal yang memberikan warna merah ungu gelap.0. Carmine: memberikan warna merah untuk larutan aqueous1. MineralMineral bersifat toksik, sehingga hanya digunakan untuk aplikasi eksternal seperti untuk pewarna kosmetik. Warna yang tersedia adalah merah-besi oksida, kuning-besi dioksida, hitam-karbon)

1. Pewarna buatanPewarna sintetik kebanyakan diproduksi dari senyawa yang berasal dari tar batubara.Warna yang tersedia diantaranya biru-briliant blue, indogo carmine; hijau-fast green, guinea green; violet-wood violet, red-amaranth, erythrosine scarlet red; kuning-tartazine, sunset yellow.

Proses Manufaktur Obat Sediaan Cair

Gambar 1 Diagram manufaktur obat secara umum1. Penyimpanan Bahan Baku dan EksipienBahan baku dan eksipien biasanya disimpan di dekat area produksi. Produk disimpan dalam rak bertingkat. Untuk memindahkan bahan baku dan eksipien tersebut dapat menggunakan troli atau dilakukan secara manual. Biasanya tiap wadah penyimpanan diberi label yang menunjukkan berat antara 3 hingga 19 kg. Transportasi dilakukan seminggu sekali atau dua kali. Biasanya operator menghilangkan lapisan plastic untuk mengambil paket individual.Bahan baku dan eksipien dipindahkan dari tempat penyimpanan barang masuk ke penyimpanan luar dimana truk dengan forklift akan mengangkut barang dan memindahkannya ke area produksi. Pra-paket dipindahkan keluar tempat penyimpanan menuju mesin pembungkus. Mesin mencakup meja berputar dan rel vertical. Dalam operasi, meja putar berputar dan dispenser film bergerak naik dan turun untuk benar-benar membungkus barang-barang yang ditempatkan pada pallet. Forklift bertenaga listrik diguakan untuk memindahkan paket yang telah tertutup ke rak penyimpanan. 2. Penimbangan Bahan BakuHal yang pertama harus dilakukan oleh suatu perusahaan farmasi adalah penimbangan bahan baku. Langkah penimbangan ini dilakukan pada tempat spesifik yang dilengkapi dengan dinding dan lantai yang bias dicuci, mesin pendingin dan system filtrasi yang diletakkan jauh dari lingkungan kerja lainnya. Operator melibatkan penimbang manual atau elektronik untuk memperoleh kuantitas yang tepat dari bahan baku dan eksipien. Bahan baku dan eksipien diambil dari wadah penyimpanan dan dipindahkan ke penimbang menggunakan spatula atau sendok untuk memindahkan material berbentuk serbuk. Pipet plastic atau kaca, silinder dan saluran digunakan untuk memindahkan cairan. Penimbangan dilakukan di bawah aliran laminar untuk menghindari kontaminasi produk dan kontak dengan operator. Setelah menyelesaikan penimbangan, bahan baku yang telah ditimbang ditempatkan pada wadah polietilene, botol dan tabung. Peralatan yang digunakan adalah penimbang elektronik atau mekanis. Industri farmasi menggunakan pelat skala mekanis tunggal atau ganda. Penimbang elektronik yang lebih modern dikarakterisasi dengan kotak logam yang melapisi apparatus. Penimbang elektronik dilapisi dengan penghilang debu dan serbuk atau penghasil aliran laminar. Perusahaan farmasi melaporkan penggunaan tudung filter mampu menangkap 85% dari partikel debu yang berukuran hingga 0.1 m.

3. Pencucian dan SterilisasiTahap pencucian dan sterilisasi dilakukan untuk menghindari kontaminasi terhadap obat. Pencucian dan sterilisasi material, lingkungan kerja dan peralatan dapat dilakukan secara fisik (uap, radiasi beta gamma atau UV), mekanis (filtrasi), dan metode kimia (etilene oksida, formaldehida, sodium hipoklorida, fenol, oksigen peroksida, pelarut organik). Penggunaan air, isopropyl alcohol dan detergen untuk pencucian peralatan granulasi, pencampuran serbuk dan pengisian kapsul, sementara air, zat-zat termetilasi dan sabun detergen 90% digunakan pada area pengemasan granula. Secara lebih lanjut, area produksi dan pengisian dicuci dan disterilkan dengan konsenterasi 5% hydrogen peroksida, 5% sodium hipoklorit, 5% larutan fenol (dua kali setahun) dan formaldehida (dua kali setahun). Seluruh peralatan dan material tahan panas disterilisasi dengan pemanasan. Pemanasan langsung dengan api jarang digunakan, pemanasan kering jauh lebih sering digunakan untuk peralatan yang terbuat dari kaca dan logam pada temperature yang tinggi dan waktu tertentu menggunakan oven dan autoklaf. Sterilisasi moist heat menawarkan hasil yang hampir sama dengan pemanasan kering tetapi dilakukan pada temperature yang lebih rendah. Sterilisasi melibatkan pendidihan, aliran uap, uap bertekanan jenuh dan proses tindalisasi. Keuntungan dari sterilisasi moist heat adalah air terkondensasi menyalurkan energy sebesar 527kcal/kg pada temperatur 121 0C, tidak beraroma, tidak berasa, non-toksik dan tidak mengkontaminasi material. Berikut ini adalah perangkat sterilisasi yang digunakan oleh industri farmasi:Laminar flow safety boothResirkulasi gas formaldehida

IncubatorPerlakuan gas formaldehida. Permukaan diberi perlakuan dengan disinfektan.

HomogenizerPermukaan dan pengaduk diberi perlakuan dengan disinfektan

AutoklafPengeringan boiler dan menyapu permukaan internal dan eksternal menggunakan disinfektan.

Bunsen burnerDekontaminasi menggunakan disinfektan

Bain-marieMenyapu permukaan tangki dengan disinfektan

Colony counterDekontaminasi menggunakan disinfektan

4. Preparasi granulat

Langkah awal produksi, memproses bubuk menjadi granulat merupakan hal yang umum untuk segala bentuk obat-obatan. Serbuk diperkecil ukurannya dengan penggilingan. Penggilingan perlu dilakukan dikarenakan ukuran partikel yang disediakan oleh supplier tidak sesuai kebutuhan industri obat. Proses granulasi dilakukan untuk menyatukan serbuk-serbuk individual atau fluiditas dan kohesi campuran. Dapat dilakukan granulasi basah atau kering. Granulasi kering dilakukan berdasarkan sifat fisik produk. Setelah dicampurkan dengan senyawa aktif dan eksipien, compactor dan granulator penggetar dioperasikan untuk membentuk endapan. Granulasi basah melibatkan penggunaan pelarut (air, air/alcohol) atau larutan pengikat (5% pati terlarut, 5-10% gum Arabic). Larutan pengikat secara perlahan dimasukkan ke dalam blender dimana campuran produk diubah menjadi adonan yang kemudian akan dikeringkan. Kemudian dimasukkan ke dalam pengaduk kontinu, adonan dipaksa untuk melalui saringan logam. Pengeringan dicapai melalui system statis, kontinu maupun diskontinu atau dengan mengarahkan air terkompresi ke dalam pencampur. Peralatan yang digunakan untuk pembentukan granulat meliputi: Penggiling seperti blade mill, hammer mill, ball grinder. Compactor. Compactor dilengkapi dengan saluran logam yang terhubung dengan load hopper. Hopper dihubungkan dengan screw feed untuk pre-kompresi produk. Saluran umpan dihubungkan ke dalam ruang pelepas gas yang dilengkapi dengan dua roller. Material yang ingin dikompakan dimasukan secara gravitasi dan didorong oleh screw ke dalam celah antara dua roller yang berputar berlawanan aeah dengan kecepatan relative. Permukaan roller dapat halus atau kasar bergantung pada hasil yang diinginkan. Twin Whisk Blender. Blender disambungkan dengan convex bottomed tub. Konfigurasi bagian dasar tub membentuk depresi kembar dengan pengaduk kokoh berbentuk Z yang berputar pada kecepatan yang diatur. Tub dapat memfasilitasi pengeluaran adonan dan dilengkapi dengan peralatan pengaman yang mencegah whisker blade beroperasi jika diangkat. Planetary or crown wheel blender. Blender dilengkapi dengan tangki berbentuk silinder konveks atau datar pada bagian dasarnya. Suatu padel yang bergerak bebas bergerak di dalam tangki. Padel dapat dinaikan secara manual maupun otomatis. Beberapa blender dilengkapi dengan blade ganda sementara yang lain dilengkapi dengan blade pengikis untuk menghilangkan sisa produk dari permukaan tangki. Rotating Tub Blender. Blender ini dilengkapi dengan tangki logam berbagai bentuk (silinder, kubus maupun bentuk V) yang berotasi sekitar axis. Tangki dengan bentuk yang berbeda dan pergerakannya digunakan untuk menonjolkan perpindahan partikel dan gaya yang mendukung homogenitas campuran.Blender tipe ini sesuai untuk mencampurakn serbuk dengan densitas berbeda. Fluid Bed Granulator-Dryer. Granulator dryer ini dilengkapi dengan ruang logam berbentuk silinder yang terbagi atas tiga bagian penting. Bagian yang rendah merupakan tangki perforasi yang mengandung material granule, bagian tengah memungkinkan ekspansi material terfluidisasi, bagian atas dilengkapi dengan filter untuk memerangkap debu. Udara dihembuskan melalui saluran yang terhubung dengan drum perforasi kemudian masuk ke dalam granulator. Air jet memfluidisasi dan mencampurkan serbuk pada bagian tengah ruang. Nozzle tunggal atau ganda yang terletak pada bagian tengah ruang menyemprotkan campuran granulator ke dalam partikel serbuk yang bergerak. Saat granulat terbentuk, segera dikeringkan dengan aliran udara konstan. Filter pada bagian atas memerangkap partikel serbuk berukuran kecil yang terdispersi pada salurang pembuangan. Partikel ini secara periodic dikocok bebas dari filter oleh perangkat tertentu yang kemudian akan memasukkannya kembali ke dalam siklus granulator. Dynamic Tunnel Dryer System. Dynamic tunnel drying system terdiri atas cabinet aliranudara hangat yang melapisi belt conveyor. Granulat lembab diumpankan melalui saluran ke dalam nampan yang diikat belt. Kecepatan belt disesuaikan. Belt melalui nampan granulat di bawah outlet yang mengirimkan udara dengan aliran menurun (100 0C hingga 35 0C) sehingga mampu mengeringkan granulat. Dynamic Revolving Drum Dryer System. Material diumpankan ke dalam drum yang berputar. Aliran udara hangat dengan kecepatan konstan dihembuskan ke dalam drum pada arah yang berlawanan. Metode ini menawarkan keuntungan tambahan yakni mencampurkan granulatselagi granulat mengering. Vacuum Dryer. Vacuum dryer dilengkapi dengan cabinet/pemanas berputar dengan nampan pembawa granulat. Pompa vakum yang mampu mencapai tekanan residual 10 -2 hingga 10 -3 torr dilengkapi di atas pemanas/cabinet. Tray yang didinginkan biasanya mengandung pelembab yang mengabsorbsi senyawa kimia seperti sodium klorida atau asam sulphur terkonsentrasi yang mengumpulkan moisture.

5. preparasi LarutanLangkah pertama dari produksi obat sediaan cair meliputi pencampuran senyawa aktif padat atau cair dengan eksipien dan pelarut pada wadah stainless steel sesuai atau wadah kaca. Operasi dilakukan secara asepsis. Pelarut yang paling umum digunakan adalah air dan etil alcohol. Preparasi senyawa injeksi melibatkan air deionisasi, steril dan non pirogenik (tanpa ada sisa atau dengan jumlah mikroorganisme yang dapat ditoleransi atau agen pirogenik). Etil alcohol disimpan dalam tangki di atas atau di bawah tanah dan memungkinkan dipompa ke dissolver dengn system terautomisasi. Cairan yang keluar secara tidak sengaja dicegah dengan lapisan segel logam untuk menahan tumpah. Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut: Dissolver. Dissolver merupakan tangki stainless steel yang ditempatkan pada tripod dan struktur pendukung lain dilengkapi dengan kandungan cairan sesuai pada saluran pembebas. Tutup yang dapat dibuka dilengkapi dengan segel dan beberapa pengaman pengaduk, thermometer dan fitting gas untuk tangki bertekanan menggunakan nitogen atau karbon dioksida dan pompa vakum pengkopel. Suatu selang pembebas senyawa aktif dihubungkan ke dissolver dengan pipa yang sesuai. Disolver pemroduksi dilengkapi dengan penutup penghangat/pendingin eksternal. Penutup penghangat atau pendingin dengan sirkulasi pendingin dengan temperature berbeda. Dissolver bervolume besar dilengkapi dengan struktur logam eksternal seperti tangga untuk tujuan inspeksi. Dissolver kaca digunakan untuk preparasi tertentu yang tidak membutuhkan pelarut yang dipanaskan. Mereka dilengkapi dengan port masukkan yang tahan bocor dan cocks untuk mengalirkan larutan. Ketika substansi ditambahkan secara manual, dissolver kaca ditempatkan di bawah lapisan aliran laminar. Kapasitas dissolver bervariasi tetapi biasanya dapat mencapai beberapa ratus liter. Deduster. Deduster merupakan pembersih vakum berkapasitas tinggi yang dilengkapi dengan motor, selang fleksibel, nozzle vakum, penyaring debu dan wadah pengumpul. System dengan volume yang lebih besar dilengkapi dengan wadah pengumpul logam termasuk kanvas pemerangkap debu atau perangkat penyaring berbingkai logam. Perangkat penyaring dikocok secara teratur dan debu yang terkumpul dapat disirkulasi atau dikeluarkan sebagai limbah hasil produksi. Wadah larutan. Wadah berbentuk silinder horizontal dengan kubah kaca dilengkapi dengan penghambat tahan bocor dan fitting pada penutup untuk kopling selang pengisi fial.

6. Sterilisasi Wadah

Material yang berasal dari ruang penyimpanan dimasukkan ke dalam area penyimpanan dimana mereka dipersiapkan untuk masuk ke area produksi. Fial kosong ditransfer secara manual dari kotak penyimpanan dan ditumpuk pada pallet kayu ke nampan aluminium. Nampan berjalan yang mengandung fial dimasukkan ke area autoklaf. Akses ke autoklaf dipastikan dari dua ujung, salah satu berada pada area loading dan satunya pada area steril. Setelah siklus sterilisasi selesai dilakukan, autoklaf dibuka dari sisi steril dan isinya dibuang untuk operasi pengisian. Wadah kaca kosong biasanya disterilkan dan dipaparkan dengan perlakuan anti pirogenik dan pemanasan kering pada suhu 230 0C selama satu jam. Selama proses ini, permukaan luar mesin terinsulasi mampu mencapai temperature dari 40 hingga 50 0C.

7. Pengisian

Setelah sterilisasi dan perlakuan panas dengan anti pirogenik dalam autoklaf, operator menyalurkan wadah kosong ke konveyor pengisi. Fial dibuka, diisi dan disegel dengan pemanas LPG/oksigen kemudian disimpan pada nampan stainless steel. Larutan obat disterilisasi dengan penyaringan menggunakan layar 0,22 m sebelum pengisian. Di dalam ruang steril, larutan terfiltrasi dikumpulkan dalam wadah kaca atau baja yang telah disterilisasi atau diberi perlakuan panas anti pirogenik dalam autoklaf pada suhu 230 0C selama sejam. Sistem pipa terautomisasi mengumpankan larutan obat dari gelembung ke dalam mesin pengisi. Beberapa fial mungkin rusak akibat proses pengisian terautomisasi. Operator mentransfer fial yang mengandung larutan obat ke nampan aluminium. Tiap nampan terisi memiliki berat sekitar 5 kg. Nampan diletakkan pada trolley yang dilengkapi dengan alat pengerem. Dua operator mendorong trolley ke dalam autoklaf dan menempatkan nampan di dalamnya. Sterilisasi fial terisi pada suhu 121 0C hanya dilakukan jika senyawa aktif tahan panas. Setelah sterilisasi, fial ditempatkan pada nampan aluminium dan ditransfer ke ruang penghangat untuk dikeringkan. Fial dijaga di dalam ruang selama 12 jam sebelum akhirnya ditransfer menuju tempat inspeksi dan pengemasan akhir. Jarum, gelembung kaca, penghenti karet, syringe dan filter dicuci dan disterilkan pada lingkungan non-steril. Autoklaf dengan dua saluran menghubungkan keduanya, yang satu ke area steril sedangkan ujung lainnya ke lingkungan non steril. Operator bekerja pada lingkungan steril menyegel jarum dan benda lainnya sebelum disterilisasi. Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:Mesin pengisi fial yang beroperasi sebagai berikut: keranjang yang berisi fial ditempatkan secara manual pada pembawa fial, fial dibuka, kemudian ditransfer ke stasiun pengisi dibawah metering syringe needles, insersi jarum ke dalam fial, fial diisi dengan larutan obat dengan volume terukur, fial ditransfer ke stasiun penyegel, fial disegel, kemudian ditransfer dan dikumpulkan pada nampan. Fial tertutup dapat dibuka dengan melelehkan penutupnya. 8. InspeksiInspeksi merupakan control terakhir dari fial sebelum tahap pengemasan. Operasi mengidentifikasi keberadaan partikel asing dalam laruta.n obat seperti kaca, logam maupun fragmen serat. Inspeksi dilakukan secara visual oleh operator terlatih atau dengan peralatan elektronik. Inspeksi Operasi automatis atau manual melibatkan penempatan fial dari area steril ke konveyor roller miring. Fial ditransfer ke stasiun inspeksi dimana fial diumpankan ke rel dan ditempatkan ke dalam pergerakan berotasi untuk mensuspensi partikel asing yang berada di larutan. Selama pergerakan rotasi, fial disensor dengan I.R. sensor yang mengambil keluar partikel-partikel tersuspensi. Fial terkontaminasi disingkirkan sementara sisanya dibawa melalui konveyor dan dikumpulkan pada nampan aluminium. Inspeksi dapat dilakukan juga secara visual dimana operator duduk di depan stasiun penginspeksi menggunakan kaca pembesar dengan hati-hati memeriksa fial yang berotasi di bawah sumber cahaya. Ketika operator memisahkan fial terkontaminasi, operator akan membuka suatu pintu dan membuang fial ke dalam wadah pengumpul. Setelah inspeksi tahap pertama selesai dilakukan, kemudian dilakukan inspeksi tahap kedua untuk mengecek level pengisian setiap fial. Hal ini dilakukan oleh operator dengan menempatkan sebaris fial pad arak spesifik kemudian memutarnya. Kemudian fial yang lulus inspeksi tahap kedua dialirkan ke area pengemasan.

9. Freeze DryingFreezedrying atau lyophilization adalah proses pengeringan pada materi sehingga lebih awet. Freeze-drying dilakukan dengan membekukan larutan pada suhu yang sangat rendah. kemudian air yang beku di uapkan dalam kondisi vakum. Proses ini memungkinkan obat yang merupakan bentuk suspensi untuk berada dalam kondisi cair. Setelah seluruh kandungan air menguap, obat yang tadinya berbentuk solid karena suhu rendah dapat dikembalikan dalam bentuk larutan atau suspensi. Peralatan yang digunakan adalah pengering vakum. Alat ini terdiri dari dua komponen. Komponen pertama adalah pompa vakum. Pompa vakum mampu mengurangi tekanan hingga 10-5Torr. Pompa vakum digunakan untuk menguapkan air. Pompa vakum yang biasa digunakan adalah pompa rotary. Dimana pompa berbentuk silinder dan memiliki 2 mata pisau yang tersambung dengan rotor. Kemudian putaran dari rotor akan memompa gas keluar sehingga tekanan akan berkurang. Dan bagian kedua adalah kondenser yang mengubah uap obat menjadi cairan kembali pada saat penguapan es. Selain kedua komponen tersebut, sistem pemanasan dan piringan juga merupakan komponen yang biasa ditemukan pada alat freeze-drying.

10. PengepakanPada tahap ini, dilakukan pengepakan terakhir untuk botol-botol obat yang telah dilakukan inspeksi. Pada tahap ini, botol-botol sampai di bagian pengepakan pada baki aluminium yang diletakan pada troli mekanik. Kemudian seorang operator meletakan botol-botol itu pada sebuah roda berjalan yang kemudian akan membawa botol-botol itu ke sebuah mesin pengepakan. Mesin yang digunakan adalah jenis mesin blister. Mesin blister adalah mesin pengepakan otomatis. Kemudian yang terakhir botol obat dibawa ke mesin karton. Operator mesin-mesin pengepakan perlu mengisi mesin-mesin ini dengan film plastik dan aluminium melakukan ini dengan cara manual dengan memindahkan plastik dan rol film aluminium yang digunakan sebagai blister obat serta kardus kosong dari ruang penyimpanan.Pengisian karton dapat dilakukan secara manual. Setelah kemasan diletakan pada satu gelombang karton, kemasan diletakan pada rak kayu yang berada pada bagian pengumpulan. Truk listrik akan memindahkan rak-rak tersebut ke gudang penyimpanan. Seluruh mesin berada di jalur roda berjalan. Seluruh mesin termasuk mesin pengepak, mesin emboss dan mesin karton. Dan sebagai usaha pengamanan, tiap mesin dikelilingi pagar sehingga tidak bisa dilewati selama pengoperasian.Mesin yang digunakan adalah mesin pengepakan otomatis. Mesin ini sanggup melakukan berbagai fungsi sekaligus. Mesin ini dapat membentuk lembaran polimer untuk menjadi kotk obat. Kemudian bagian kedua menempelkan kotak obat dengan film aluminium atau blister ke bungkus plastik obat. Kemudian mesin ini akan mencetak data seperti tanggal dan kode produksi pada film aluminium. Setelah melakukan pengepakan pada sejumlah obat, botol-botol kemudian dipindahkan ke mesin pengkardusan otomatis. Antara satu proses dan proses lainnya dihubungkan dengan ban berjalan.___. 2009. Pharmaceutical Preparations. http://www.zhion.com/pharmaceutics/Zhion-PharmaceuticalPreparations.html___. Drug Stability. College of Science and Technology khan younis. http://cst-kh.edu.ps/Sarfaraz K. Niazi. 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations. Informa HealthcareJr, Loyd V. Allen, Nicholas G. Popovich, Howard C. 2005. Ansel's Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems. Lippincott Williams & WilkinsNiken, Prawesti. 2012. Cara Pemberian Obat. http://nikenprawesti.blogspot.com/2012/09/cara-pemberian-obat.html. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 11.23.Winalispuri. 2010. Penggunaan Obat. http://winalispurikimia8f.blogspot.com/2010/05/penggunaan-obat.html. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 10.50.Sanjoyo, Raden. Obat (Biomedik Farmakologi). http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id. Diakses pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 11.10.Gad, Shayne Cox. 2008. Pharmaceutical Manufacturing Handbook. Canada: John Wiley & Sons, Inc.Liquid Dosage Form, http://www.newagepublishers.com/samplechapter/002130.pdf

Martindale: The complete drug reference. 37th ed. London: Pharmaceutical Press; 2011. (electronic and hard copy available)

Pharmaceutical excipients, http://apps.who.int/prequal/trainingresources/pq_pres/workshop_China2010/english/22/002-Excipients.pdf