PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

89
PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata Pengkajian Riwayat kesehatan pendahuluan diambil untuk menentukan masalah primer pasien, seperti kesulitan membaca, pandangan kabur, rasa terbakar pada mata, mataa basah, pandangan ganda, bercak dibelakang mata, atau hilangnya daerah penglihatan soliter ( skotoma, myopia, hiperopia ). Perawat harus menentukan apakah masalahnya hanya mengenai satu atau dua mata dan berapa lama pasien sudah menderita kelainan ini. Juga penting untuk mengeksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah ia mengenakan kaca mata lensa kontak? Dimana mereka terakhir dikaji? Apakah pasien sedang mendapat asuhan teratur seorang ahli oftalmologi? Kapan pemeriksaan mata terakhir? Apakah tekanan mata diukur? Apakah pasien mengalami kesulitan melihat (focus) pada jarak dekat atau jauh? Apakah ada keluhan dalam membaca atau menonton televise? Bagaimana dengan masalah membedakan warna, atau masalah dengan penglihatan lateral atau perifer? Apakah pasien pernah mengalami cedera mata atau infeksi mata? Bila

description

asuhan keperawatan penderita gangguan mata

Transcript of PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Page 1: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata

Pengkajian

Riwayat kesehatan pendahuluan diambil untuk menentukan masalah primer pasien,

seperti kesulitan membaca, pandangan kabur, rasa terbakar pada mata, mataa basah,

pandangan ganda, bercak dibelakang mata, atau hilangnya daerah penglihatan soliter

( skotoma, myopia, hiperopia ). Perawat harus menentukan apakah masalahnya hanya

mengenai satu atau dua mata dan berapa lama pasien sudah menderita kelainan ini.

Juga penting untuk mengeksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah ia

mengenakan kaca mata lensa kontak? Dimana mereka terakhir dikaji? Apakah pasien

sedang mendapat asuhan teratur seorang ahli oftalmologi? Kapan pemeriksaan mata

terakhir? Apakah tekanan mata diukur? Apakah pasien mengalami kesulitan melihat

(focus) pada jarak dekat atau jauh? Apakah ada keluhan dalam membaca atau

menonton televise? Bagaimana dengan masalah membedakan warna, atau masalah

dengan penglihatan lateral atau perifer? Apakah pasien pernah mengalami cedera mata

atau infeksi mata? Bila ya, kapan? Masalah mata apa yang terdapat dalam keluarga

pasien?

Riwayat mata yang jelas sangat penting. Penyakit apa yang terakhir diderita pasien?

- Masa kanak-kanak strabismus, ambliopia, cedera?

- Dewasa-glaukoma, katarak, cedera atau trauma mata, kesalahan refraksi yang

dikoreksi atau tidak dikoreksi, dan bagaimana bentuk koreksinya? Adakah diabetes,

hipertensi, gangguan tiroid, gangguan menular seksual, alergi, penyakit kardiovaskuler

dan kolagen, kondisi neurologic?

Page 2: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

- Penyakit keluarga- adakah riwayat kelainan mata pada family derajat pertama

atau kakek nenek?

Pemahaman pasien mengenai perawatan dan penatalaksanaan mata harus di gali untuk

mengidentifikasi kesalahan konsepsi atau kesalahan informasi yang dapat dikoreksi sejak

awal.

Diagnosis keperawatan

Berdasar pada data pengkajian, diagnose keperawatan utama pasien dapat meliputi :

- Nyeri yang berhubungan dengan cedera, inflamasi, peningkatan TIO, atau

intervensi bedah.

- Ketakutan dan ansietas yang berhubungan dengan gangguan penglihatan dan

kehilangan otonomi.

- Perubahan sensoris/ persepsi (visual), yang berhubungan dengan trauma okuler,

inflamasi, infeksi, tumor, penyakit structural, atau degenerasi sel fotosensitif.

- Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan.

- Isolasi sosial yang berhubungan dengan keterbatasan kemampuan untuk

berpatisipasi dalam aktifitas pengalih dan aktifitas social sekunder akibat kerusakan

penglihatan.

Masalah kolaboratif

Komplikasi potensial

Berdasarkan data pengkajian, komplikasi potensial yang dapat terjadi pada

gangguan oftalmik traumatic, bedah atau trauma meliputi :

- Infeksi struktur okuler

- Ablasio retina

Page 3: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

- Hipertensi intrakuler/ glaucoma sekunder

- Pembentukan katarak sekunder

- Perforasi bola mata

Perencanaan dan implementasi

Sasaran utama pasien meliputi peredaran nyeri, mengontrol ansietas,

pencegahan deteriorisasi visual yang lebih berat, pemahaman dan penerimaan

penanganan, pemenuhan aktifitas perawatan diri, termasuk pemberian obat,

pencegahan isolasi social dan tanpa komplikasi.

Intervensi keperawatan

Meredakan nyeri. Nyeri dapat diakibatkan oleh trauma, seperti goresan kornea

atau peningkatan tekanan dalam mata. Balutan mata dapat membantu membatasi

gerakan mata dan mengurangi nyeri yang diakibatkannya. Mata yang tak tertutup juga

harus diistirahatkan karena mata bergerak secara sinkron.

Karena cahaya dapat menyebabkan nyeri pada berbagai kondisi mata, dank arena

pengistirahatan mata dapat memfasilitasi penyembuhan setelah pembedahan mata,

maka perlu digunakan pencahayaan yang lebih gelap dari yang diperlukan. Jika pasien

memerlukan cahaya untuk melakukan aktifitasnya, maka bisa dipergunakan lampu

remang buatan. Pasien diberi intruksi untuk menghindari membaca untuk beberapa

waktu setelah pembedahan atau penyakit mata.

Analgetik dan antibiotic yang diresapkan juga dapat membantu mengontrol rasa

tidak nyaman. Mengurangi gangguan emosi dan stress fisik dapat memberikan relaksasi,

yang pada gilirannya akan membantu mengurangi nyeri pasien.

Mengurangi katakutan dan ansietas. Berbagai hasil pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan diagnostic dengan pasien dan menerangkan mengenai diagnosis dan

Page 4: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

rencana penanganan adalah intervensi yang dapat meningkatkan partisipasi pasien

dalam perawatan. Pada gilorannya pasien akan merasakan perasaan control dan

otonomi, yang dapat membantu mengurangi ketakutan dan ansietas.

Mengurangi deprivasi sensoris. Ketika mata dibalut, dapat terjadi distorsi

persepsi, seperti “ delirium tameng mata “. Perilaku yang tidak tepat, dan hilangnya

indera posisi. Amslah ini sering menjadi berat dan menajdi menakutkan dan

menjengkelkan bagi pasien. Salah satu cara untuk membantu mengatasi perasaan tidak

mapan ini adalah memberikan reorientasi kepada pasien secara berkala terhadap

realitas dan lingkungan dan memberikan jaminan, penejlasan, dan pemahaman.Setiap

orang yang memasuki kamar pasien harus berbicara dan memperkenalkan identitasnya

untuk menghidari pasien tersebut.

Mengajar pasien tentang prosedur periopratif. Sebelum pembedahan oftalmik

harus dilakukan persiapan dengan perawatan yang cermat dan teliti sehingga komplikasi

dapat diminalkan, kenyaman tercapai, keterlambatkan diminimalkan kenyamanan

tercapai, dan pasien sudah mendapat informasi. Bila pasien akan mendapat anastetik

perawata dapat menjelasakan bahwa jenis anastesi biasanya menentukan persiapanya.

Misalnya, bila digunakan anastesi umum, maka saluran pencernaan bagian bawah harus

dievakuasi pagi sebelum pembedahan dan hanya makanan cair yang boleh di berikan

setelah itu. Sebelum mempersiapakan mata untuk pembedahan, perawat menutup

rambut pasien dengan kap dan membersihkan wajahnya biasanya serangkaian tetes

mata diberikan sebelum pembedahan. Kemudian perawat memantau absorbsi sistemik

tetes tersebut, yang dapat mempengaruhi tekanan darah, denyut jantung, dan pentilasi.

Page 5: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Antibiotik praofpratif biasanya diresepkan. Selama persiapan, perawat menjelaskan

aktifitas dan mendorong pasien mendiskusikan kehawatiranya sehingga mereka merasa

siap sebelum pembedahan.

Setelah pembedahan dimana kedua mata dibalut, pasien dibiarkan tetap di

tempat tidur dalam posisi telentang dengan bantal kecil dibawah kepala. Bantal juga

boleh diletakan di ke dua sisi kepala agar kepala tetap diam, dan kedua pagar tempat

tidur dipasang untuk memberi rasa aman dan keamanan. Pasien dilengkapi dengan

lonceng atau lampu panggil dan di instruksikan untuk meminta pertolongan bukanya

bergerak atau mengejan dalam usaha untuk mandiri.

Bila pasien mendapat anastia local selama prosedur pembedahan, pasien

biasanya diperbolehkan berjalan beberapa jam setelah pembedahan.

Ahli optalmologi harus diberitahu segera bila pasien mengalami nyeri yang

berlebihan atau bila balutan terganggu.

Meningkatkan aktifitas perawatan diri. pasien didorong untuk melaksanakan

perawatan diri sebanyak mungkin unrtuk meningkatkan rasa kemampuan diri. Bantuan

perawat diberikan bila diperlukan. Pasien yang tak dapat melihat dibantu ketika makan

tetapi bila pasien telah terbiasa dengan makan sendiri, pasien didorong untuk

melakukanya defekasi ditingkatkan dengan diet yang seimbang pelunak tinja, atau

pencahar, sesuai ketentuan . Pasien tidak boleh membaca, meroko, atau bercukur

kecuali diperbolehkan oleh dokter. Pasien harus diperingatkan untuk tidak

menggosok mata atau mengusapnya dengan sapu tangan yang kotor. Setiap pasien yang

mendapat obat dilatasi harus mengenakan kacamata hirtam.

Botol obat dana intuksinya harus ditulis denagan huruf yang besar dan digunakan

pada pencahayaan yang memadai. Pasien harus belajar mencuci tangan dengan teliti

Page 6: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

sebelum memaki setiap obat. Perawata pada mulanya memberikan supervise pasien

ketika meneteskan tetes mata, sedemikian rupa sehingga teknik penetesanya tealah

efektif dan mengena pada sasaran. Misalanya pasien mungkin merasa lebih nyaman

dengan meletakan dasar tangan yang memegang botol obat tetes mata pada dahi dan

menarik klopak mata bawah untuk membentuk kantung – V untuk menampung tetes

mata.

Lingkungan rumah pasien harus dikaji mengenai keamanan dan pasien atau

anggota keluarga didorong untuk menghilangkan setiap adanya bahaya keamanan selain

itu, pencahayan disesuaikan dengan kebutuhan pasien sehigga tidak terlalu terang dan

tidak terlalu menyilaukan, namun tetap cukup terang untuk pengliatan yang memadai.

Mendorong sosialisasi dan keterampilan koping. Ansietas yang biasanya diderita

oleh pasien dengan gangguan mata memerlukan kebutuhan yang sama dengan

kebutuhan fisik. Ketergantungan pasien pada penglihatan menjadi nyata ketika

seseorang kehilangan indra vital baik sementara atau permanen.Ansietas,

ketakutan,kemarahan,penolakan,menarik diri juga dapat terjadi.Sebagai perawat

member kesempatan pasien mengekspresikan perasaan,kemudian dapat mengambil

langkah belajar melakukan koping dan penyesuaian diri. Kerena perbedaan kepribadian,

pendekatan yang ditumjukan kecemasan masing2 individu berbeda. Bila jelas terjadi

buta permanen, dapat dilakukan penyuluhan ulang dalam aktivitas hidup sehari-hari.

Pemantauan dan pelaksanaan komplikasi potensial. Penyebab masalah mata,

dapat dilakukan dalam upaya memantau maupun mencegah perkembangannya

deteriorisasi lebih lanjut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengistirahatkan mata,

membatasi aktivitas,memakai kacamata hitam, atau memberikan anestesi local sesuai

program.

Page 7: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Infeksi.Kapanpun bola mata terkena trauma,pembedahan, atau organism

eksternal, selalu terdapat potensial terjadi infeksi. Mata merah, terinflamasi merupakan

keluhan yang paling sering dalam oftalmologi. Disini sesuai dengan penyebabnya

perawat melakukan observasi mengenai perubahan tajam penglihatan, cairan yang

keluar, nyeri, inflamasi.Mungkin perlu diberikan antibiotic topical atau sistemik untuk

profilasi ataupun terapeutik. Hygiene dan cermatnya perawat dapat mencegah

kontaminasi silang antara pasien sangat penting untuk mencegah infeksi. Observasi

terhadap kemungkinan terjadi infeksi pada mata yang mengalami cedera tembus dan

disrupsi kornea sangat penting.

Ablasio retina.Merupakan potensial komoplikasi pada berbagai prosedur,

pembedahan dan trauma okuler. Pada lansia denagn riwayat ablasio retina atau pasien

penderita diabetes sangat peka terhadap terjadinya ablasio retina. Pasien harus

melapor kepada perawat jika ada tanda ablasio retina seperti adanya benda mengapung

atau berkurangnya lapang penglihatan. Setelah pembedahan retina perawat

menekankan utk menjaga posisi yang benar untuk memfasilitasi perekatan kembali

lapisan retina.

Hipertensi intrakular. Merupakan masalah yang biasa dalam oftalmologi. Karena

adanya factor peningkatan TIO. Memantau TIO sebelum dan sesudah prosedur

pembedahan mata memungkinkan adanya perubahan dalam sirkulasi humor aqueus.

Deteksi perubahan dalam hal kedalaman kamera anterior,nyeri mata, pandangan kabur,

injeksi konjungtiva, dan perubahan pupil yang sangat penting untuk penatalaksanaan

pencegahan kerusakan saraf optikus.

Katarak sekunder. Dapat terjadi setelah trauma atau penyakit metabolisme.

Ktarak biasa sering terjadi setelah ECCE, kapsul posterior mengalami pengkabutan akibat

Page 8: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

terbentuknya membrane sekunder. Pasien dipantau penglihatannya penurunan

ketajaman penglihatannya dan dipersiapkan untuk kapsulotomi laser bila ada indikasi.

Perforasi bola mata. Bola mata yang paling di inginkan setelah panotalmitis.

Prosedur bedah, trauma, atau ulkus kornea menjadikan pasien beresiko tinggi

mengalami perforasi kornea atau bola mata. Pasien dipantau adanya yang menunjukan

hilangnya integritas kamera anterior.

Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah. Perlunya pendidikan

pasien keluarga lebih penting dari sebelumnya, karena beban untuk perawatan setelah

dipulangkan terletak pada member perawatan atau pasien dirumah. Banyak hal yang

harus diberikan pada pendidikan, dan waktu untuk pengajaran lebih singkat.

Mengetahui pemahaman dan keterampilan pemberian perawatan kepada pasien

merupakan prioritas sebelum pemulangan.

Evalusi

1. Mengalami peredaan nyeri

2. Tanpak tenang dan bebas dari ansietas

3. Menghadapi keterbatasan sensori

4. Menerima program penanganan dan menjalankan anjuran secara aman dan tepat

5. Mempraktekan aktifitas perawatan diri secara efektif

6. Berpartisipasi dalam aktifitas diversional dan social.

7. Mengucapkan pemahaman program terapi, perawatan tindak lanjut dan kunjungan

ke dokter.

Page 9: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Evaluasi Diagnostik :

Oftalmoskopi

Bagian mata dalam dinamakan fundus dan melewati retina , diskus optikus, makul dan

pembuluh darah retina. Dapat dilihat melalui oftalmoskop, suatu instrument yang

dipergunakan dengan cara dipegang yang memproyeksikan cahaya melalui prisma dan

membelokan cahaya dengan sudut 90 derajat, memungkinkan pemeriksa melihat retina.

Oftalmoskop direk memiliki berapa lensa yang tersusun pada roda. Lensa dapat dipilih

dengan memutar roda dengan telunjuk tanpa menghentikan inspeksi. Apertur tanpa

filter yang kecil sudah cukup dan paling berguna pada oftalmoskop standar.Oftalmoskopi

indirek melibatkan penggunaan skop binokuler dengan pencahayaan terang, yang

memungkinkan pengintipan fundus okuli yang lebih luas.

Untuk mencegah konfrontasi hidung, mata kanan pasien diperiksa oleh mata kanan

pemeriksa dan mata kiri pasien oleh mata kiri pemeriksa. Ruang harus digelapkan untuk

melebarkan dilatasi pupil. Pasien diminta untuk menahan mata tetap diam dan

memfokuskan pada satu benda nyata atau khayal. Oftalmoskop digenggam dengan erat,

dengan telunjuk terletak pada roda lensa.Kepala oftalmoskop didekatkan dalam sudut

yang terbentuk antara alis dan hidung. Lensa yang dipilih untuk pemeriksaan awal

adalah yang bertanda nol kecuali pemeriksaan telah mengetahui koreksi tajam

penglihatannya sendiri. Pemeriksaan yang mengenakan lensa koreksi bisa tetap

menggunakan oftalmoskop dengan tetap memakai lensa dan menggunakan pengesetan

lensa dan menggunakan pengesetan lensa oftalmoskop nol. Bila pasien mempunyai

penglihatan 20/20 dengan lensa nol pemeriksaan dapat melihat retina secara focus .

Lensa yang berlabel angka merah adalah untuk pasien hiperopia (pandangan jauh) ;

lensa yang berlabel angkan hitam untuk pasien miopa (pandangan dekat).

Page 10: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Dengan pasien memandang kejauhan, dan dengan oftalmoskop diposisikan dengan

benar dalam ayunan bola mata pemeriksa, pemeriksa mendekati pasien,berdiri sekitar

37,5 cm dan sekitar 15 derajat ke sisi pandangan pasien. Ketika cahaya difokuskan pada

pupil , retina akan berpendar merah (atau jingga) melalui lubang pupil yang dilatasi.

Dikenal sebagai refeks merah. (refleks merah dapat Nampak pada beberapa foto ketika

lampu kilat kamera memantul pada retina) Kemudian pemeriksa bergerak mendekati

pasien , meletakan tangan pada dahi pasien ,pemeriksa meletakan kepalanya pada

tangan dan memfokuskan melalui oftalmoskop. Retina harus terfokus, dan venula dan

arteriola yang berjalan melaluinya Nampak jelas. Ketika menjelajahi permukaan retina,

pemeriksa perlu memegang skop dengan erat, menggerakan kepala dan bukan alatnya.

Pemeriksaan fundus meliputi evaluasi diskus optikus,pembuluh darah retina,

karakterikstik retina,area macula, dan humor vitreus ; diskus, melihat bentuk mangkuk

fisiologis dan proporsi ukurannya ; pembuluh darah ; melihat ukuran , distribusi ,

penyilangan, dan warna pantulan ; fundus retina ; melihat warna umum dan pendarahan

,cairan, dan perlengketannya, macula dan fovea sentralis melihat warna (merah gelap)

dan pantulan sentral. Humor vitreus dapat berkabut dan mengandung larva, benda

asing, struktur okuler lain, seperti fragmen lensa dan retina, dan bercak. Semua ini dapat

mengganggu transmisi impuls visual atau kemampuan untuk melihat retina dengan jelas.

Pengukuran Tekanan Okuler

Tonometri adalah tehnik untuk mengukur tekanan intra okuler (TIO). Tonometri Schiozt

memakai instrument metal yang dipegang tangan (tonometer) yang diletakan pada

permukaan kornea yang dianestesi. Hasilnya bervariasi namun cukup baik untuk

mengestimasi TIO. Alat pengukur tekanan lain, tonometer aplanasi dari Goldman,

Page 11: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

dihubungkan dengan lampu slit untuk megukur TIO. Dianggap sebagai bentuk alat ukur

TIO yang paling akurat.

Pemberian pewarna fluoresen dan anestesi topical diperluakn sebelum tonometri

aplanasi. TIO juga dapat diukur dengan pneumotonometer, yang memberikan

semprotan udara kecil ke mata untuk mengukur tekanannya. Metoda ini terutama

berguna bila tidak diinginkan kontak dengan kornea. Mengkaji TIO merupakan

komponen biasa pada pemeriksaan mata komprehensif dan tekanan harus sering diukur

pada pasien yang menderita glaucoma atau yang mempunyai resiko mengalami

hipertensi intra okuler. Peningkatan TIO merupakan tanda cardinal pada glaucoma ,

penyakit yang bertanggung jawab terjadinya kebutaan pada lebih dari seperlima kasus

kebutaan di Amerika Serikat.

Penentuan umum TIO dapat dilakukan dengan memberikan tekanan ringan jari pada

sclera mata yang tertutup. Kedua ujung jari tengah diletakan pada kelopak mata atas

yang tertutup. Salah satu jari menekan dengan lembut kedalam sementara jari satunya

lagi merasakan kerasnya tekanan yang ditimbukan melawannya. Beberapa pemeriksa

kemudian membandingkan tegangan yang dirasakan atau dipersepsi pada mata pasien

dengan tekanan matanya sendiri. BIla dilakukan dengan baik , maneuver ini dapat

member perkiraan kasar, dan memerlukan latihan. Namun, bila memerlukan

pengukuran yang akurat, perlu dilakukan tonometri. Hidrasi pasien dapat dikaji dengan

meraba tegangan intraokuler.Bola mata yang lunak merupakan tanda dehidrasi.

Pemeriksaan Lampu Slit

Lampu slit adalah instrument yang biasa dijumapai dikamar periksa ahli oftalmologi atau

di tempat dimana dilakukan evaluasi oftalmik. Selama pemeriksaan lampu slit, pasien

Page 12: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

dipersilakan duduk dan menyandarkan dahinya struktur penyokong lampu slit.

Pemeriksa menghidupkan lampu dan mengarahkan cahaya dengan berbagai bentuk dan

warna cahaya ke permukaan depan mata. Instrumen ini akan memperbesar kornea,

sclera, kamera anterior, dan memberikan pandangan oblik ke dalam trabekulum dengan

lensa khusus. Kebanyakan lampu slit dilengkapi dengan tonometer applanasi.

Untuk pemeriksaan , ruangan harus digelapkan dan pasien harus kooperatif. Perawat

atau teknisi biasanya membantu memberikan tetes mata untuk mendilatasi pupil

sebelum pemeriksaan. Penggunaan warna dan cat permukaan, seperti 2% larutan

fluoresen, dapat dipergunakan untuk mempelajari permukaan eksterior kornea untuk

melihat adanya regularitas dan benda asing. Iregularitas biasanya berhubungan dengan

terjadinya ulkus.

Sebelum pemeriksaan lampu slit, pasien harus dipersiapkan dengan membuka semua

balutan,mata dibersihkan , dan diberikan tetes mata yang perlu seperti anestetika

topical dan pewarna. Prosedur uni arus dijelaskan dan diberi instruksi dulu.

Prosedur Pencitraan

Kadang-kadang kita perlu melihat mata terhadap hubungannya dengan tengkorak atau

jaringan lunak lainnya. Karena mata terletak didalam rongga intracranial cranial, maka

abnormalitas tengkorak dapat mempengaruhi bola mata dan struktur oftalmik. Fraktur

blowout orbita dapat menjebak otot atau saaraf ekstraokuler sehingga membatasi

gerakan mata yang terkena. Sinar –x tengkorak dapat mengidentifikasi abnormalitas

cranium. MRI (magnetic resonance imaging) dan CT scan (computerized tomografi)

dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan dan anatomi intraokuler dan

ekstraokuler.

Page 13: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Ultrasonografi

Gelombang suara ultra dapat dipergunakan untuk mengukur dimensi dan struktur

okuler. Pemindaian ultrasonic dapat digunakan untuk mengukur kedalaman dan bentuk

bola mata sebelum pemasangan implant lensa intraokuler sehingga dapat diperoleh

refraksi yang tepat.

Pada ultrasonografi, gelombang dengan frekwensi tinggi diemisi dari sebuah tranduser

kecil seperti probe diletakkan dimata. Setelah menghantam jaringan okuler, gelombang

suara kemudian memantul dan ditangkap oleh trandesur yang sama.Kemudian

dikonversi menjadi pola gelombang dan ditampilkan pada osiloskop. Prosedur ini tidak

menimbulkan nyeri namun memerlukan anestesi local. Setelah dilakukan pengujian,

pasien diperingatkan untuk tidak menggosok mata. Ada dua tipe primer ultrason yang

digunakan dalam oftalmologi : A-scan dan B-scan.

A-scan-ultrason berguna untuk membedakan antara tumor maligna dan benigna ,

mengukur mata untuk pemasangan implant lensa intraokuler (IOL, intraocular lens) dan

memantau adanya glaucoma congenital.

B-scan-ultrason berguna untuk mendeteksi dan mencari berbagai struktur mata yang

kurang jelas akibat adanya perdarahan katarak atau opasitas lain.

Angiografi Fluoresen

Evaluasi pembuluh darah oftalmik dapat dilakukan dengan angiografi fluresin . Pewarna

kontras disuntikan ke vena ferifer dan diambill foto serial fundus. Uji ini membantu

menentukan luasnya kelainan pembuluh darah retina, seperti yang berhubungan dengan

diabetes,dan hipertensi, papiledema, dan sumbatan arteri retina sentralis.

Page 14: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Koreksi Refraksi

Kesalahan refraksi dapat dikoreksi dengan kacamata , lensa kontak, lensa intraokuler,

atau pembedahan lain, seperti radial keratotomy, dimana dibuat potongan serial pada

kornea untuk membuatnya lebih datar. Cara ini memungkinkan pemfokuskan cahayanya

ke retina yang jauh lebih ke posterior dan dan mengoreki myopia sehingga tidak

diperlukan lensa korektif lagi. Paca operassi pasien sering mengeluh silau atau kelebihan

koreksi atau kekurangan koreksi. Pasien seperti ini masih memerlukan lensa korektif

Lensa nonrefraktif terapeutik. Bentuk lensa kontak adalah alat mata khusus untuk

memberikan obat , membalut mata anterior, dan untuk mengirigasi mata setelah luka

bakar kimia. Orang yang mengalami trauma okuler, keratokonus (penonjolan kornea) ,

parut dan kornea ireguler dan yang beresiko buruk untuk menjalani transplantasi

kornea dapat dibantu dengan lensa sclera, yang kadang mampu memberikan ketajaman

pandang yang fungsional bahkan sempurna.

Pelepasan lensa kontak. Lensa kontak dirancang untuk dipakai saat tidak tidur atau sadar

penuh. Lensa harus dilepas sebagai upaya keamanan bila pemakai mengalami

ketidakmampuan akibat trauma , sakit, atau penyebab lain. Penting diingat jangan

sekali-kali meneteskan pewarna fluoresen sementara mengenakan lensa kontak karena

pewarna dapat menodai kontak lensa. Pasien sadar dan semi sadar harus ditanya apakah

mereka mengenakan lensa kontak.Bila kondisi pasien memungkinkan , pasien dapat

melepas sendiri atau dengan bantuan. Bila pasien tidak sadar,perawat harus

mengobservasi adanya lensa kontak dengan membuka kelopak mata secara perlahan

dan menyinari mata dari arah samping.

Prosedur berikut digunakan untuk lensa kontak keras :

Page 15: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

ð setelah cuci tangan bersih perawat meletakan satu ibu jari di kelopak mata atas dan

satu ibu jari pada kelopak mata bawah dekat batas tepi masing-masing kelopak

ð Kelopak mata dibuka

ð Lensa dapat terlihat menggeser secara mudah dengan gerakan lembut kelopak mata.

Kemudian mangkuk penghisap kecil dapat dipergunakan untuk memegang lensa.

ð Bila lensa tak dapat keluar dengan mudah, lakukan identifikasi posisi lensa.

ð Bila lensa dapat dilihat tapi tak dapat diambil, jangan sekali-kali menggunakan

kekuatan . Sebaliknya lensa digesenr dengan lembut ke sclera dimana terletak lebih

aman sampai kita mendapatkan bantuan yang lebih berpengalaman.

Bila pasien mengenakan lensa kontak lunak , sebaiknya menunggu sampai seseorang

yang berpengalaman membantu melepaskan lensa kontak jenis ini. Bila lensa kontak

tertinggal selama beberapa waktu, tidak begitu berbahaya.

Gangguan mata

Mata dapat terkena berbagai kondiasi,beberapa diantarn nya bersipat primer sedang

yang lainnya sekunder akibat kelainan pad system organ tubuh lain. Kebanyakan kondisi

ini dapat di cegah: antara lain :terdeteksi lebih awal dapat di control, dan pengliahatan

dapat di pertahankan. Bagian berikut ini memusatkan pada pencegahn dan

penatalaksanaan kelainan oftalmik yang sering di jumpai. Urutan di mulai dadri luar ke

dalam.

Gangguan kelopak mata

Kelopak mata sangat rentang terkena infeksi karena selalu terpajam pada benda –

benda saing di lingkunagn, termasuk tnagn manusia. Meraka juaga mengalami

Page 16: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

kelembaban dari pembentukan air mata dan drainase normal. Hangat , kelembaban,

dan organism oportunistik menjadikan lingkunagan ynag kondusif untuk terjadinya

infeksi. Hygiene mata dan kelopak mata umum yang baik biasanya dapat mencegah

infeksi.

Blefaritis

Blefaritis adalah inflamasi kronik batas kelopak mata. Dapat di sebabkan oleh seborea

( non ulseratif) atau infeksi stafilokokus ( ulsesratif) atau keduanya.

Manisfetasi klinis : gejala utaa adala iritasi, rasa terbakar, gatal pada batas tepi kelopak,

dan mata merah. Terdapat banyak sisik, reamah ataua granulasi menempel pada bulu

mata. Gejala yang menyertai meliputi kerontokan bulu mata, terjadi bulu mata putih,

dan dilatasi pembuluh darah pada batas kelopak.

Penatalaksaaan:

Terapi meliputi pembersihan secara cermat setiap hari batas tepi kelopak menggunakan

aplikator berujung kapas, shampoo non iritatip seperti shampoo bayi, air dan gosokan

lembut. Dapat diberikan kompres hangat pada kedua mata.

Mengunakan teknik aspetik pasien atau perawat dapat mengangkat krusta dengan

waslap dan memberikan antibiotika dan steroid topical. Pendidikan pasien merupakan

elemen yang penting untuk keberhasilan rawat jalan ini.

Bintitan (HOERDEOLUM EKSTERNUM)

Bintitan adalah infeksi superficial sekitar kelopak mata, Zeis atau mol. Infeksi ini biasanya

diebabkan oleh stapilokokus aureus.

Page 17: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Manifestasi klinis : prinsip gejalanya adalah nyeri sub akut, kemerahan, dan

pembengkakan daerah terlokalisasi kelopak mata yang dapat pecah. Bintitan selalu

terlokalisasi pada batas kelopak.

Penatalaksanaan: terapi dengan kompres lembab, hangat selama 10-15 menit, 3 atau 4

kali perhari, dapat mempercepat proses penyembuhan. Bila kondisi ni tidak embaik

dalam 48 jam perlu dilakukan insisi dan drainase. Pemberian sulfinamid dan antibiotika

topical perlu diberikan.

Kalazion (HORDIOLUM INTERNUM)

Kalazion adalah inflamasi granlomatus kronik kelenjar meibom ditandai dengan

pembengkakan tak nyeri terlokalisasi yang terbentuk dalam beberapa mingu. Pada

palpasi dapat ditemukan nodul kecil tak nyeri ada kelopak mata. Kalazia yang tak

terinfeksi tidak memerlukan terai dan akan menghilang secara spontan dalam beberapa

bulan. Kalazion dapat mengalami infeksi sekunder (hodeolum interna) dengan nflamasi

superatif, biasanya dipermukaan kelopak mata konjungtiva bagian dalam.

Penatalaksanaan: terapi meliputi kompres hangat memijat dan mengeluarkan seksresi

cairan atau terapi tetes mata atau injeksi antibiotika dan kortikosteroid. Ndikasi eksisi

bila kalazion tumbuhnya sangat besar sehingga membuat distorsi andangan atau

mengganggu penampilan kosmetik.

Tumor kelopak mata

Page 18: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Tumor kelopak mata serupa dengan tumor lain dikulit bias benigna atau maligna.

Pemajanan terhadap sinar ultraviolet dianggap bertanggung jawab untuk terjadinya

karsinoma kelopak mata.

Karsinoma sel basal

Karsinoma sel basal merupakan neoplasma yang sering dijumpai pada kelopak mata.

Manifestasiklinis: tumor ini cenderung terlokalisasi ditepi kelopak mata, dekat kartus

medialis. Tampak sebagai ulkus dengan aspek central yang tegas dan tepinya seperti

mutiara.

Pentalaksanaan: terapi karsinoma sel basal meliputi ekssi superficial dan menggunakan

proble (kriosurgeri) untuk lesi dikartus medialis. Terapi arus seawall mungkin karena

tumor sel basal yang terabaikan dapat enginfasi orbita dan cranium. Pemeriksaan yang

teliti leh professional asuhan keperawatan sebagai drainase dan selama pemeriksaan

fisik yang penting untuk deteksi dan terapi awal.

Karsinoma sel skuamosa

Karsinoma sel skuamosa memiliki insidensi sepersepuluh dibandingkan karsinoma sel

basal.

Mainfestasi klinis: seperti karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa nodule dan

meninggi mempunyai permukaan ireguler dengan tepi seperti mutiara. Bagian

tengahnya cenderung mengalami ulserasi dan tampak lebih mirip mutiara daripada

karsinoma sel basal. Cenderung berkembang kesekitar tepikelopak dekat kartuslateralis.

Klesantelasma

Page 19: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Klesantelasma adalah timbunan material lemak pada kelopak mata. Lesinya berwarna

kekuningan dan sedikit terangkat. Cenderung berlokasi sepanjang tepi kelopak dan

mempunyai batas jelas, tajam. Kesantelasma dapat merupakan temuan normal atau

dapat pula berhubungan dengan metabolism lemak yang memerlukan evaluasi lebih

lanjut.

Abnormalitas posisi kelopak mata

Penutupan kelopak mata yang tidak epektif dapat mengakibatkan mata bagian eksternal

terpapar kekeringan dan infasi mikroorganisme.

Bleparospotik (ptosis) adalah nilai yang digunakan untuk menjelaskan kondisi dimana

kelopak mata atas jatuh, terletak lebih rndah dari puncak irirs pada permukaan mata.

Keadaan ini dapat diakibatkan oleh kerusakan saraf cranial yang menginervasi kelopak

mata atau karena trauma, pembedahan, kelanan neurologis seperti paralisis bel dan

kiastenia gravis, tumor, edema, atau abnormalitas congenital.

Eksoptalmus (proptosis) adalah keadaan dimana mata seolah menonjol keluar dari

orbital. Dapat disebabkan oleh retraksi kelopak mata atau karena gangguan mekanis isis

okuler akibat pendesakan oleh komponen lain seperti edema, pendarahan , tumor, atau

inflamasi. Meskipun Nampak membesar namun sebenarnya ukuran bola mata tetap.

Sebenarnya hanya terorong keluar dari soket orbita. Bila kedua mata terlibat mungkin

disebakan oleh kondisi metablis sepeti hpertiroididme. Eksoptalmus unilateral dapat

disebabkan oleh tumor. Eksoptalmus menghambat penutupan alamiah kelopak mata

karena fisura palpebra meleba.

Enturopion dan ektropian adalah posisi patologis lain kelopak mata. Pada kelopak mata

entropion ( biasanya kelopak mata bawah) melengkung ke dalam. Kelopak mata ynag

melekuku ke dalam dan bulu matany akan mengiritasi konea yang rapuh dan sensitive

Page 20: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

dan mata eksternal. Efek yang biasa tampak pada entropion adalah pengeluaran air

mata. Dan injeksi sekunder kornea atau konjungtiva. Entropion juga menghampbat

penutupan yang kedapa udara, sehingga meningkatkan resiko peajanan mata.

Pada entropion tepi kelopak mata melrngkung ke luarm mencegah mata untuk menutup

denga sempurna . kelopak tampak melengkung dan membuka, sehingga memanjakan

konjungtiva dan kornea yang biasanya tersembunyi. Ektropion dapat mengenai ke 2

kelopak atas dan bawah. Bila kelopak mata bawah ynag terlibat , puncta akan tertarik

menjauh dari kolam laktrimal, dan terjadi kebanjiran air mata. Entropion dan aktropion

dapat di sebabkan oleh cedera terhadap kelopak, infeksi kelopak kroni, proses penuaan,

spasmus, dan defek neurologis.

Pendekatan gerontology

Dengan bertambahnya usia, kelopak kehilanga elastisitasnya dan mulai menagntung.

Terkadang kantungnya sanagat hebat, dan menghalangi pemandangan. Prosedur

okulaplastik yang di kenal sebagai blefaroplasti, dapat di lakukan untuk memperbaikai

pungsi dan penampilan. Di lakuakan mengguamak anestesi local. Pasient biasanya

menaglamai “ mata hitam” sselama beberpa minggu setelahnya.

Gangguan system lakrilmal

Masalah utama ynag berhubunagn denagn penyakit sytem lakrimal dalah yang

berhubungan denagn produksi air mata dan implamasi system drainase lakrimal.

Kelebihan produksi air mta dapat di sebabkan oleh reflek stimulasi kelenjar lakrimal atau

akibat sumbatan pada setiap bagian system drainase lakrimal sebagai akibat edema

trauma, cairan infeksius atau inflamasi. Masalah ini dapat di tangani denag mengoreksi

Page 21: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

abnormalitas yag mendasarinya. Meskipun menjengkelkan, kelebiahan air mata sendiri

tidak akan mengakibatkan kehilangan penglihatan.

Mata kering biasanya di akibatkan oleh berkurangnya produksi iar mata, paling sering di

sebabkan oleh jaringan parut sekunder akibat infeksi konjungtiva kronik, abnormalaitas

kelenjar air mata, dan gangguan neurulogis. Produksi aiar mata, pelumas akan berkurang

selam bertambahnya usia dan bias sangat rendah sampai ke titik dimana mata a= tidak

lagi memperolek kelembaban untuk perlindunga dan kenyamanan. Gejala mata kering

adalah rasa terbakar, kemerahan , nyeri, gatal, kesulitan menggrakan kelopak mata, dan

lender lengket. Mata berespon terhadap kekeringan denagn meningkatkan jumlah air

mata air, yang ironisnay, mamapu menghasilkan air mata tapi tidak dapat membantu

masalah pelumasan.

Mata kering yang di sertai mulut kering dan atritis dinamakan sindroma sjogren.

Penatalaksanaan

Terapi mata kering meliputi pencerahan terhadap iritan, seperti asap dan kabut dan

pelembapan lingkungan. Memasang penyumbat kecil atau menutupnya secara bedah

bisa membantu pada beberapa pasien, namun prosedur ini harus dilakukan secara hati-

hatikarena dapat terjadi reflek penurunan produksi air mata.

Mata kering biasanya diberi asuhan dengan memberikan air mata buatan lebih disukai

yang mempunyai efek pelembapan lama. Hygiene yang teliti sangat diperlukan untuk

mencegah infeksi, dan pemberian salep pada waktu tidur sangat berguna. Suatu alat

terapi baru terdiri atas sepasang kaca mata yang dilengkapi dengan moncong kecil yang

ditunjukan pada sudut dalam mata. Moncong akan menyemprotkan titik air pada mata

dengan interval yang teratur atau dengan menekan tombol. Alat ini bisa membantu pula

untuk pemberian obat pada kondisi mata lainnya.

Page 22: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Dakriosistitis

Dakrio sistitis akut adalah selulitis supuratif pada kantung lakrimal sekunder akibat

obstruksi duktus naso lakrimalis.

Manifestasi klinis. Gejalanya meliputi nyeri pada tempat penyeliran lakrimal dan

pembengkakan berat pada jembatan hidung bagian atas, yang dapat mengeluarkan

cairan dari puncta bila ditekan. Puncta menjadi merah dan membengkak, dan menjadi

lebih menonjol.

Penatalaksanaan. Kondisi ini biasanya berespon baik terhadap terapi antibiotika dan

kompres hangat. Namun pada keadaan yangkronik, memerlukan robbing system

lakrimal atau dakriosistorinostomi (prosedur pembedahan yang membuat saluran

kerongga hidung) untuk menghilangkan penyumbatan.

Gangguan konjungtiva

Konjungtivitis

Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva yang ditandai dengan pembengkakan dan

eksudat. Pad konjungtivitis mata Nampak merah, sehingga sering disebut mata merah.

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai hal. Bisa bersifat infeksius (bakteri,

klamidia, virus, jamur, parasit), imunologis (alergi ), iritatif (bahan kimia, suhu, listrik,

radiasi, misalnya akibat sinar ultraviolet) atau berhubungan dengan penyakit sistemik.

Kebanyakan konjungtivitis terjadi bilateral. Bila hanya unilateral menunjukan

penyebabnya toksik atau kimia.

Page 23: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Manifestasi klinik. Tanda dan gejala konjungtifitis bisa meliputi hyperemia

(kemerahan) cairan, edema, pengeluaran air mata, gatal, rasa terbakar, atau rasa

tercakar atau ada benda asing.

Tanda dan gejala gonorrhea yang dapat mengancam penglihatan, meliputi cairan

puluren yang berlimpah dan pembengkakan kelopak mata. Penyakit ini dapat ditularkan

ke bayi baru lahir dan ditangaani secara awal dengan perak nitrak dan antibiotika

sistemik.

Peñatalaksanaan. Konjungtivitis biasanya hilang sendiri, tapi bergantung pada

penyebabnya terapi dapat meliputi antibiotika sistemik atau topical, bahan anti

inflamasi, irigari mata, pembersihan kelopak mata, atau kompres hangat.

Bila konjungtivitis disebabkan oleh mikro organism, pasien harus diajari bagaimana cara

menghindari kontaminasi mata yang sehat atau mata orang lain. Perawat dapat

memberikan instruksi pada pasien untuk tidak mengosok mata yang sakit dan

menyentuh mata yang sehat, untuk mencuci tangan setiap setelah memgang mata yang

sakit, dan menggunakan kain lap, handuk, dan sapu tangan baru yang terpisah. Asuhan

khusus harus dilakukan oleh personil asuhan kesehatan untuk menghindari penyebaran

konjungtivitis antara pasien.

Trakoma

Trakoma, suatu konjungtivitis klamidia adalah penyakit infeksius yang mengenai lebih

dari 500 juta manusia diseluruh dunia merupakan penyebab utama kebutaan yang dapat

dicegah dan terutama mengenai penduduk di afrika, timur tengah, dan asia. Jarang

terjadi diamerika serikat kecuali pada penduduk asli amerika di barat laut semakin

berkurang prevalensinya. Biasanya terjadi bilateral. Tanpa terapi segara, trakoma akan

Page 24: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

menyerang kornea mengakibatkan parut dan sering kebutaan. Ditularkan melalui kontak

langsung, muntahan, dan mungkin vector serangga. Trakoma dapat dicegah dengan

sanitasi dan pendidikan yang baik.

manifestasi klinik. Gejala utama adalah iritasi dan gatal ringan. Setelah proses inflamasi

akut, akan muncul folikel pada konjungtiva. Pandangan menjadi kabur dan timbul rasa

tidak\ nyaman. Gangguan ini mengenai konjungtiva palfebra bagian atas. Konsekuensi

trakoma meliputi, jaringan parut pada kelopak mata yang berakibat entropion dan

trikiasis atau infers bulu mata. Keadaan ini dapat memajankan memajankan konjungtiva

dan kornea dan membantu penutupan kelopak mata secara efektif. Pada beberapa

pasien, keadaan ini adak menyebabkan trauma kornea dan ulserasi, yang memerlukan

tindakan segera.

Penatalaksanana trakoma sangat menular dan disebarkan melalui kontak langsung

maupun benda yang kontak dengan mata, seperti handuk dn lap. Maka, kebersihan diri

merupakan factor kunci pencegahan. Pendidikan masyarakat sangat penting dalam

mencegah penyebaran trakoma. Mengisolasi penderita yang diketahui dan pemberiana

antibiotika awal dapat mengontrol penyakit ini. Bila tidak ditangani, akan berlangsung

sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Terapi medis meliputi pemberian 3-4

minggu tetrasiklin atau sulfonamide. Organisasi kesehatan dunia melaporkan kemajuan

yang pesat mengenai pemberantasan penyakit yang dapat diobati ini.

Pterigium

Pterigium nadalah pertumbuhan berlebih jaringan ikat fibrivaskuler segitiga pada

konjungtiva bulbar intrapalpebra dengan ekstensi ke kornea. Biasanya bermula dari sisis

nasal. Penyebabanya belum diketahui, namun diperkirakan merupakan phenomena

Page 25: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

iritasi dan degenerasi yang diakibatkan oleh sinar ultraviolet karena lebih sering terjadi

pada orang yang menghabiskan banyak waktunya diluar nrumah, khususnya didaerah

tropis. Pengangkatan secara bedah dan transplantasi kornra ketebalan parsial diperlukan

bila pterigium menarik sumbu pandangan dan mengganggu kenyamanan. Pada 30-50%

pasien, pterigia kambuh lagi setelah pembedahan. Radiasi beta paska operasi

menurunkan angka kekambuahan namun bukannya tanpa komplikasi. Tetes mata

mitomisin, suatu bahan anti metabolit, dilaporkan efek pencegah kekambuhan.

Mitomisin – C adalah bahan anti neuplastik yang mempunyai efeks samping seperti

implamasi, fotofobia, pengeluaran air mata, dan nyeri.

Perdarahan konjungtiva

Injeksi konjungtiva merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan pelebaran

prmbuluh darah superficial difornik yang menipis kearah limbus korneoskleral.

Penentuan keterlibaytan konjungtiva dapat dilakukan dengan melakukan inspeksi

gerakan pembuluh darah dalam konjungtiva yang dapat bergerak. Pemberian 1 : 1000

larutan efinefrin akan membuat kontriksi pembuluh darah pada konjungtiva.

Perdarahan sclera cebderung terbatas pada limbus korneoskleral, yang menipis ke

vornik tak dapat digerakan, tak berespon terhadap efinefrin dan merah gelap.

Hyperemia konjungtiva terjadi selama dilatasi pembuluh darah akibat iritasi eksternal,

pemberian obat dan infeksi okuler. Perdarahan konjumgtiva disebabkan oleh rupturnya

pembuluh darah. Perdarahan konjungtiva biasanya benigna dan dapat disebabkan oleh

segala sesuatu yang dapat menyebabkan perdarahan pada tubuh. Dapat disebabkan

oleh pengejanan dada bagian atas seperti batuk dan muntah yang kuat. Dapat juga

terjadi spontan meskipun pasien mungkin merasa ketakutan tentang tanda kemerahan

Page 26: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

tersebut, perdarahan konjungtiva tidak menimbulkan gejala. Tanda ini juga cenderung

hilang sendiri, direabsorbsi dalam 2 minggu, dan tidak memerlukan terapi.

Gangguan kornea

Karena fungsi refraksinya, kornea berperan sanhat vital pada ketajaman penglihatan.

Kelainan kornea dapat berpengaruh besar bahkan mengancam penglihatan.

Permukaan kornea konveks, dan permukaan optiknya yang halus berperan penting

dalam tajam penglihatan. Iregularitas bentuk kornea dan variasi ketebalan dapat

mengganggu penglihatan.

Trauma, infeksi, anomaly congenital, tumor, dan kelainan tang diturunkan maupun

didapat pada kornea dapat mengganggu fungsinya. Parut, opasifikasi, dan perubahan

arsitektur kornea dapat berakibat kehilangan penglihatan ringan sampai berat.

Karena banyak terdapat serebut saraf tanpa myelin pada kornea, maka kebanyakan lesi

kornea menyebabkan nyeri, potofobia, dan pengeluaran air mata. Nyeri bisa sangat

hebat, tanpak tidak sebanding dengan besarnya kerusakan, dan melumpuhkan

penderita. Gerakan kelopak diatas kornea akan menambah rasa nyeri, yang biasanya

menetap sampai penyembuhan sempurna. Meskinpun anestetika topical dapat

mengurangi ketidaknyamanan ini, tetapi dapat mempengaruhi penyembuhan dan

kontra indikasi untuk penggunaan jan gka panjang. Karena lesi kornea mempengaruhi

kemampuan kornea untuk mentranmisi dan merefraksi cahaya, pasien bisanya

mengeluh pandangan kabur.

Edema kornea merupakan tanda yang biasa terjadi pada kelainan kornea. Integritas

endotel dan epitel sangat vital bagi fungsi kornea dan kejernihaannya. Epitel

membentuk benteng pertahanan dari cairan eksternal, sementara endotel

Page 27: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

mengeluarkan cairan dari stroma. Bila salah satu fungsi tadi hilang (seperti pada

hipoksia epitel pada pemakaian lensa kontak, atau peningkatan TIO yang melebihi

50mmHg), kornea akan menjadi edematous. Namapak sebagai kornea yang berkabut.

Beberapa edema epitel dapat diterapi secara efektiv dengan bahan hiperosmotik topical

untuk “menarik” kelebihan cairan dari epitel. Ketebalan kornea dapat diukur untuk

menentukan derajat edema atau ketebalannya. Penngkatan ketebalan mungkin

menunjukan kegagalan sel endotel.

· Abrasi Kornea

Abrasi kornea adalah dfek pada lpisan epitel. Dapat disebabkan oleh trauma, benda

asing, lens KONTAK YANG DIPAKAI DALAM JANGKA WAKTU LAMA, defek lapisan air

mata, kesulitan menutup kelopak mata, atau malposisi kelopak mata atau bulu mata.

Abrasi kornea dan benda asing akan didiskusikan lebih dalam dalam bagian trauma

okuler. Abrasi kornea kambuhan, yang diakibatkan oleh kebiasaan menggosok mata,

dapat ditangani dengan larutan plumas buatan pada saat tidur atau lensa kontak jnis

pembalut (lensa kontak yang dapat dibeli bebas, dipakai untuk mlindungi kornea dan

iritasi yang dsebabkan oleh gerakan kelopak mata).

· Keratitis Mikrobial

Kornea sangat rentan terhadap infeksi dan cedera karena letaknya yang di depan dan

derajat pajanannya. Orang yang tak dapat mengedipkan mata dengan baik., akibat

klainan neurologis atau penurunan ksadaran, lebih rentan lagi terhadap kekeringan dan

iritasi. Infeksi dapat menyebabkan ulserasi pada permukaan kornea dan tentu saja akan

menyebabkan rusaknya struktur bola mata dan kepatenan kamera anterior.

Keratitis microbial (infeksi korneaa) dapat disbabkan berbagai organism bakteri, virus,

jamur atau parasit. Abrasi yang sangat kecilsekalipun bisa menjadi pintu masuk bacteria.

Page 28: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Kebanyakan infeksi kornea terjadi akibat trauma atau gangguan meknisme pertahanan

sitmis ataupun local. Selain itu pemberian kortikosteroid dapat mengganggu reaksi imun

dan pemakaiannya dalam jangka lama menyebabkan organism oportunistik menginvasi

kornea.

Ulkus kornea dapat terjadi dari infeksi kornea. Ulkus tersebut dapat diidentifikasi dengan

pemeriksaan lampu slit setelah pemberian tetes mata luorsen untuk memperlihatkan

geografi dn ukuran ulkus dibawah pencahayaan khusus. Pewarna fluoseren akan

melekat pada area epitel kornea yang terkelupas. Berbagai organism menghasilkan

berbagai gambaran yang khas dapat membantu diagnosis. Spatula kecil digunakan untuk

mengerok sel epitel dari kornea untuk pemeriksaan dan analisis mikroba.

Manifestasi klinis. Inlamasi bola mata yang jela, terasa ada benda asing di mata, cairan

mukopurulen dngan kelopak mata saling melekat saat bangun, ulserasi epitel, dan

hipopion (terkumpulnya nanah dalam kamrea anterior)menunjukan infeksi kornea. Pada

penyakit yang lbih berat, dapat terjadi perforasi kornea, ekstrusi iris, dan endoftalmiti.

Uji biakan dansnsitivitas diperlukan untuk mendiagnosa diagnosisi untuk menegakan

diagnosis dan untuk mengidentifikasi pathogen penyebab.

Penatalaksanaan. Pasien dengan infeksi kornea berat biasanya dirawat untuk pemberian

berseri (kadang sampai tiap 30 menit sekali) tets antimiikroba dan pemeriksaan berkala

oleh ahli optamologi. Cuci tangan secara sksama adalah wajib. Sarung btangan harus

dikenakan pada setiap intervensi. Keprawatan yang melibatkan mata,. Kelopak mata

harus dijaga kebersihannya, dan perlu diberikan kompres dingin. Pasien dipantaunya

adanya tanda peningkatan TIO. Mungkin diperlukan aseaminofoen untuk mengontrol

nyeri. Sikloplegik dan midiatrik mungkin prlu diresepkan untuk mengrangi nyeri dn

inflamasi. Tameng mata (patch)dan lnsa kontak lunak tipe-balutan harus dilepas sampai

Page 29: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

infeksi telah terkontrol, karena justru dapat memperkuat pertumbuhn mikroba. Namun

kemudian diperlukan untuk mempercpat penyembuhan defek epitel.

Ulkus kornea yang menginvasi sampai ke membran Bowman mengakibatkan jaringan

parut. Parut ini opak dan mengganggu perjalanan cahaya. Infeksi kornea kronuk dapat

juga meningkatkan pertmbuhan pembuluh darah baru (dikenal sebagai neovaskularisasi)

pada kornea. Neovaskularisasi bersamaan dengan parut, membuat kornea opak tak

teratur dan mengganggu ketajaman penglihatan. Transplatansi korne adalah

penanganan bedah untuk parut pada kornea, baii akibat trauma maupun infeksi.

Asuhan keperawatan pasien setelah transplatansi melibatkan pemeriksan tindak lanjut

yang baik, pemberian tets mata, higine oftalmik, dan pencegahan komplikasi pasca

operasi. Pendidikan pasien, dalam rangka pemahaman dan kepatuhan yang teliti

terhadap instruksi dokter, sangat penting untuk keberhasilan penerimaan kornea donor.

· Keratitis pemajan

Keratitis pemajan dapat terjadi bila kornea tidak dilembabkan secara memadai dan

dilindungi oleh kelopak mata. Kekeringan kornea dapat terjadi dan kemudian dapat

diikuti ulserasi dan infeksi seekunder. Pemajan kornea dapat diakibatkan oleh keadaan

seperti eksoftalmos, paresis SO VII (saraf fasialis), atau paralis Bell, tapi dapat pula

teraddi pada pasien koma atau yang dianestesi.

Penatalksanaan. Memplester kelopak mata atau membalut dngan ringan mata yang

telah diberi pelumas pada yang mengalami penurunan perlindungan sensori terhadap

kornea. Untuk yang lain, dapat dipasang lensa kontak lunak tipe-balutan.

Lensa kontak lunak tipe-balutan dipasang sesuai ukuran, untuk mempertahankan

permukaan kornea, mempercepat penyembuhan defek epitel, dan memberikan rasa

Page 30: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

nyaman. Pemakaiannya diiindasikan pada distrofi korna, rosi epitel mntap, komplikasi

setelah pembedahan kornea, keratitis infksiosa (setelah infeksi telah dapat dikontrol),

mata kering dan luka bakar kimia.

Kontraindikasi adalah infeksi aktif, imunosupresi, sedang dalam debrimen, dan praktik

hygiene yang buruk. Pasien harus bisa dipercaya dan mampu untuk mematuhi jadwal

pemeriksaan tindak lanjut. Kemungkinan kompliksai pada pemakaian lensa kontak lunak

tipe balutan meliputi infksi, infiltrate kornea, hipopion (nanah dalam karma anterior),

edema kornea, neovaskularisasi kornea, dan deposit lensa kontak.

Perisai kolagen bisa dipergunakan untuk prlindunga kornea jangka pendek. Perisai ini

bentuknya menyerupai lensa kontak, namun dibuat dari kolagen sclera babi yang telah

didehidrasi dan disterilkan. Mata dianestesi sebelum pmasangan. Begitu dipasang, akan

menyesuaikan dengan bentuk korneadan menyerap air dan air mata. Akan terlarut

dalam 24 ampai 72 jam, tergantung jenisnya. Perisai ini memberikan pelumasan dan

perlindungan pada kornea tanpa komplikasi seperti yang terjadi pada lensa kontak.

Perisai kolagen dapat direhidrasi dulu dengan larutan antibiotika untuk memberikan

kadar antibiotika tinggi lepas lambat selama periode waktu cukup lama. Dapat pula

diberikn obat topical berkali-kali. Perisai kolagen dugunakan untuk melindungi kornea

setelah cedera dan untuk memberikan obat setelah ekstraksi katarak dan keratoplasti

penetrans dan untuk memungkinkan terapi infksi berat.

· Distrofi kornea

Ditrofi kornea adalah kelainan bilateral, iturunkan deengn deposisi bahan abnormal.

Penyebabnya tidak dikethui. Efeknya terhadap penglihatan bergantungg pada jenis

diistrofi, usia pasien, dan kemungkinan komplikasi seperti erosii berulang.

Page 31: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Disitrofi Futchs. Distrofi Fuchs mengenai endotel kornea dan menganggu mekanisme

pemompaan. Kelainan ini akan nampaj jelas pada decade ketig dan keempat dan bersifat

progrsif lambat. Wanita lebih sering terkena disbanding pria. Dkomposisi endotel

mngakibatkan edema korne, opasifikasi, parut, gangguan penglihatan. Kelainan ini dapt

berhasil diterapi pada tahp awal dengan trasplatasi kornea, bila seluruh jaringan yang

berpenyakit terlah terangkat.

· Kertokonus

Keratokonus adalah penipisan progresif kornea, noninflamasi, sehingga bentuk korna

menjadi kerucut. Biasanya menjadi nyata saat puberts dan mengenai wanita lebih sering

disbanding pria. Biasanya bilateral. Pandangan kaburdan distrosi merupakan gejala awal.

Ketika penyakit berkembang, miopa berat dan astigmatisma ireguler tak dapat dikoreksi

dengan kacamata. Pasien harus mengenakan lensa kontak torik lunak atau keras (ensa

khusus untuk mengoreksi astigmatisma)batau menjalani transplatansi korna.

Transplatansi kornea pada penyekit ini mempunyai angka keberhasilan 95%. Pasien

dinasehati untuk tik menggosok mata kerana gosokan yang keras dapat memperbrat

proses penyakitnya.

· Penatalksanaan : Transplatansi kornea

Keratoplasti penetrans, atau trnsplantansi korne, adalah pembedahan mikro, pnggantian

kornea ketebalan penuh dngab jaringan donor manusia. Trepines (pisau

sirkuler)digunakan untuk mengiris baik kornea resipien yang rusak maupun donor

berbentuk seperti “pemotong roti”. Lingkaran kornea baru mngagntikan kornea asli dan

diletakan ke mata rsipen deengan benang yang sangat tipis.

Page 32: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Prosedur ini dapat dikombinasikan dngn ekstrasi kataraknya atau pemasangan lensa

intraokuler (IOL). Pasien yang memerlukan transplantansi kornea didaftarkan pada

daftar tunggu bank mata. Bila ada kornea yang cocok segera dijadwalkan operasi. Untuk

hasil yang terbaik , kornea donor harus diambil dari donor dalam 8 sampai 10jam setelah

kematian (untuk mencegah perlunakan kornea).

· Intervensi keperawatan praoperasi..

Karena keratoplasti merupkn pembedahan efektif, biasanya masih cukup waktu bagi

pasien utnuk mendapatkan intruki praoprasi dan untuk mmahami jalannya prosedur

pembedahan. Dalam pemdehan ini secara fisik pasien harus bebas dari infeksi saluran

nafas atau infeksi mata agar pnyembuhan pascaoprasi dapat optimal.

· Interpensi keperawatan pasca operasi.

Tujuan keperawatan pascaoprasi ini adalah

1. untuk menentukan dan mencegah aktitas yang dapat menaikan TIO selain tekanan

mat yang sakit

2. mengistirahatkan mata ssehingga proses penyembyhan berjalan denganm baik

3. melakukan upaya yang dapat mencegah infeksi pada mata.

Peningkatan TIO akan menrunkan asupan darah dan dapat menyebebkan atrofi saraf

optic dan kerusakan graft. Untuk mencegah peningkatan tekanan dalam mata, perwat

harus mengetahui aktifitas yang dapat menyebebkan peningktan tekanan

(bersin,batuk,mengejan saat defekasi, mengangkat benda berat) keluarnya humor

aquesus melalui garissan jahitan dapat menyebabakan prolaps iris, adesi iris ke kornea,

Page 33: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

atau malformasi kamera anterior. Bila TIO meningkat control farmakologs dapat di capai

dengan obat seperti ASETA SOLAMIT yang dapat menghambat produki humor aquesus.

Penyembuhan terjadi lambat karena kornea avaskuler yang dapat emningkatkan

infeksi jadi teknik sterilits teliti harus di lakukan ketika mengganti balutan untuk

melindungi epitel kornmea yang sangat pekak terhadapa infeksi. Salep atau tetes mata

antibiotic atau perisai ,kolagen yang di basahi larutan antibiotic dapat di gunakan

sebagai profilaksi

· Donor mata

Pendonor mata dapat dilakukan hampir segala usia. Pngambilan bola mata dapat

dilakukan oleh orang terlatih pada tempat tidur. Biasanya dikeseluruhan bola mata

dienukliasi, direndam dalm karutan pengawet, dan dijaga dalam lingkungan yang

terkontrol dan sejuk.

Pendiikan pasien dan pertimbangan oerawatan dirumah. Bdah transplantansi kornea

telah mengembalikan pada banyak orang, dan lebih banyak lagi seandainya tersedia

jaringan donor. Pembedahan ini dilakukan harus esuai dengan keputusan oleh saudara

terdekat.

Criteria digunakan untuk menyeleksi donor trnsplantansi kornea

1. Diketahui saat kematiannya (mata harus sudah diperoleh dalam 6 jam seteklah

kematian)

2. Kemungkian sebab kematian

3. Tidak menderita sepsis atau penyakit infeksi menular, seperti hepatitis B, HIV

Page 34: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

4. Usia di atas 26 minggu setelah gestasi tidak ada batas atas karena donor tua

mungkin sudah kehilangan sebagian endotelnya maka korneea dari orang nuda lebih di

sukai

Bila pasien telah di nyatakan mengalami kematian otak dan krneanya akan di donorkan,

penting untuk memperhatikan perwatan mata. Perwatan mata tersebut meliputi

perlindunagn permukaan mata dan menjaganya tetap lembab. Larutan salin di berikan

tiap 2-4 jam dan kelopak di tutup dengan plester dan di tutup perban lembab.

Pengguaan salep mata merupakan kontraindikasi. Setiap mata yang tidak layak untuk

tranplanntasi akan di gunaakan salah satu penelitian mata.

· Gangguan Lensa Katarak

Katarak adalah opasitas lensa kristalina yng normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat

proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahirn (katarak konginetal0. Dapat juga

berhubungan dengan ttrauma mata tajam maupun tumpul, pngguanaan kortikosteroid

jangka panjang, penyakit sitemis, seperti diabetes mellitus atau hipoparatiroidisme,

pemajanan radiasi, pemajanan yang lama sinar matahari (sinar ultraviolet) atau kelainan

mata lain seperti uveitis anterior.

· Patofisiologi

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk

seperti kancing baju, mempunyai kkuatan refraksi yang bsar. Lensa mengandung tiga

komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nucleus, diperifer ada korteks, dan

yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posteror. Dengan Bertambahnya

usia, nucleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Disekitar

opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nucleus. Opasitas pada

Page 35: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

kapsulposterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna Nampak seperi Kristal

salju pada jendela.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.

Perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan silier ke

sekitar daerah di luar lensa, misalnya dapat menyababkian 0penglihatan mengalami

distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga

mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu

teoriu menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influx air ke dalam

lensa. Proses ini mematahkan serabbut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi

sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran melindungi lensa

dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada

pada kebanyakan pasien yang mensderita katarak.

Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda. Dapat

disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti diabetes. Kebanyakan

katarak b erkembang secara kronik dan “matang”. Ketika orang memnasuki dekade ke

tujuh. Katarak dapat bersifat congenital dan harus di identifikasi awal, karena bila tidak

terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen.

Faktor yang paling sering yang berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar

ultraviolet B, obat-obatan, alkohol, merokok, diabetes, dan asupan vitamin anti oksidan

yang kurang dalam jangka waktu lama.

Manifestasi Klinis

Katarak didiagnosis terutama dalam gejala subjektif biasanya pasien melaporkan

penurunan ketajaman penglihatan dan silau dan gangguan fungsional sampai derajat

Page 36: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

tertentu yang diakibatkan karena kehilangan penglihatan tersebut. Temuan obvjektif

biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina

tidak tampak dengan oftalmoskop.

Ketika lensa sudah terjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan

dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan kabur

atau redup, menyilaukan Yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah

melihat dimalam hari. Pupil yang no9rmalnya hitam, akan tampak kekuningan, abu-abu,

atau putih. Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun-tahun, dan ketika katarak

sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat tidak akan mampu memperbaiki

penglihatan. Orang yang menderita katarak selalu menghindraari silau yang

menjengkelkan yang disebabkan oleh cahaya yang salah arah.

Evaluasi Diagnostik

Selain uji mata yang biasa, keratometri, dan pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopis,

maka A-scan ultrasound (echography) dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai

alat diagnostic, khususnya bila dipertimbangkan akan dilakukan pembadahan. Dengan

hitung sel endotel 2000 sel/mm3, pasien ini merupakan kandidat yang baik untuk

dilakukan fakoemulsifikasi dan implantasi IOL.

Penatalaksanaan

Tidak ada terapi obat untuk katarak, dan tidak dapat diambil dengan pembedahan laser,

namun masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser baru yang

dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengisapan keluar melalui

kanula (pokalo, 1992).

Page 37: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ke titik

dimana pasien melakukan aktivitas hidup sehari-hari, maka biasanya penanganan

dilakukan hanya konservatif. Penting dikaji efek katarak terhadap kehidupan sehari-hari

dengan mengkaji derajat gangguan fungsi sehari-hari seperti berdandan, ambulasi,

aktivitas, rekreasi, menyetir mobil, dan kemampuan bekerja, sangat penting untuk

menentukan terapi mana yang paling cocok bagi masing-masing penderita katarak.

Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk

bekerja ataupun untuk keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan

yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi, bila ketajaman

pandang memepengaruhi keamanan atau kualitas hidup, bila visualisasai segmen

posterior sangat perlu untukmengevaluasi pwerkembangan berbagai penyakit retina

atau saraf optikus, seperti pada diabetes dan glaucoma.

Pembedahan katarak adalah pembedahan yang paling sering dilakukak pada orang

berusia lebih dari 65. Masa kini, katarak paling sering diangkat dengan anesthesia lokal

berdasar pasien rawat jalan, meskipun pasien perlu dirawat bila ada indikasi medis.

Keberhasilan pengambilan penglihatan yang bermanfaat dapat dicapai 95% pasien.

Pengambilan keputussan untuk menjalani pembedahan sangan individual sifatnya.

Dukungan finansial dan psikososial dan konsekuensi pembedahan harus dievaluasi

karena sangat penting untuk penatalaksanaan pasien paska operasi. Kebanyakan operasi

dilakukan dengan anestesia lokal (retrobulbar atau peribulbar) yang dapat

mengimobilisasi mata. Obat penghilang cemas dapat diberikan untuk mengatasi

perasaan klaustrofobia sehubungan dengan draping bedah. Anestesi umum diperlukan

bagi yang tidak bisa menerima anestesi lokal yang tidak mampu bekerjasama

denganalasan fisik atau psikologi.

Page 38: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Ada 2 macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan katarak:

1. Ekstrasi intrakapsuler

2. Ekstrasi ekstrakapsuler.

Indikasi intervensi bedah adalah hilangnya penglihatan yang memepengaruhi aktifitas

normal pasien atau katarak yang menyebabkan glaucoma atau mempengaruhi diagnosis

dan terapi ganggauan okuler lain, seperti retinopati diabetika.

Ekstrasi Katarak Intrakapsuler

Ekstrasi Katarak Intrakapsuler (ICCE, intrakapsular cataract exstraction) adalah

pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan. Setelah zonula dipisahkan, lensa

diangkat dengan cryoprobe, yang diletakan secara langsung pada kapsula lentis. Bedah

beku berdasar pada suhu pembekuan untuk mengangkat suatu lesi atau abnormalitas.

Instrument bedah beku bekerja dengan prinsip bahwa logam dingin akan melekat pada

benda yang lembab. Ketika cryoprobe diletakan secara langsung pada kapsula lentis,

kapsul akan melekat pada probe. Lensa kemudian diangkat secara lembut.

Ekstrasi Katarak Ekstrakapsuler

Ekstrasi Katarak Ekstrakapsuler (ECCE, ekstrakapsular cataract exstraction) merupakan

teknik yang lebih disukai sekarang ini dan mencapai sampai 98% pembedahan katarak.

Mikroskop digunakan untuk melihat struktur

Fakoemulsifikasi merupakan temuan terbaru pada kstraksi extrakapsuler cara ini

memungkinkan pengambilan lensa mlaui insisi yang lebih kecil dengan mengguanakan

alat ultrason frekuensi tinggi untuk memecah nucleus dan kortek lensa menjadi partikel

Page 39: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

yang kecil yang kemudian di aspirasi mealui alat yang sama yang juga memberikan irigasi

kontinus.

Kacamata apakia , mampu memberikan pandangan sentral yang baik. Namun

pembesaran 25%-30% menyebabkan penurunan dan distorsi pandangan perifer yang

menyebabkan kesulitan dalam memahami relasi special membuat benda2 nampak jauh

lebih dekat dari yang sebenarnya selain itu kacamata ini bsa menyebabkan aberesi sferis

mengubah garis lurus menjadi lengkung.

Lensa kontak, jauh lebih baik dari pada kacamata apakia tidak terjadi aderasi fresis tak

ada penurunan lapang pandang dan tak ada kesalahan orientasi special.

Implant lensa intraokuler (IOL) memberikan alternative bagi lensa apakia untuk

mengoreksi penglihatan pasca operasi dipilih menjadi pilihan koreksi optikal karena

semakin halusnya teknik bedah mikro dan kemajuan rancang bangun iol. IOL adalah

lensa permanen plastic yang secra bedah diinflantsi ke dalm maata mampu

mnghasilkaan byangan dengan bentuk dan ukuran .

GANGGUAN TRAKTUS UVEA

Traktus uvea, yang terdiri dari iris, badan siliaris, dan khoroid, bisa menderita karena

penyakit sistemik maupun infeksi. Diabetes menyebabkan neovaskularisasi pada iris,

yang akan tanpa sebagai pembuluh darah yang berkelok-kelok (rubeosis irides). Juga ada

kelainan kongenital traktur uvea; tidak mempunyai iris sama sekali (aniridia) atau

sebagian (koloboma), tidak ada sebagian lapisan khoroid, dan perbedaan warna

merupakan beberapa contoh.

· UVEITIS

Page 40: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Uveitis adalah iflamasi salah satu struktur traktus uvea. Karena uvea mengandung

banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi mata dank arena membatasi bagian mata

yang lain, maka inlamasi lapisan ini dapat mengamcam penglihatan. Factor penyebab

meliputi allergen, bacteria, jamur, virus, bahan kimia, trauma dan penyakit sistemis

seperti sarkoidosis atau colitis ulserativa.

Manifestasi Klinis dan Penatalaksanaan. Uveitis anterior kronis (iritis) merupakan jenis

yang paling sering, dan ditandai dengan riwayat nyeri, potobiak, pandangan kabur, dan

mata merah. Obat tetes mata dilator harus diberikan segera untu mencegah

pembentukan jaringan parut dan adesi ke lensa (sinekia), yang dapat menyebabkan

glaucoma dengan menghambat aliran keluar aqueous. Kortikosteroid local dipergunakan

untuk mengurangi peradangan, dan kacamata hitam dan penatalaksanan nyeri dapat

memberikan pengurangan gejala.

Uveitis Intermediat (pars planis, siklitis kronis) ditandai dengan “ floating spot” dalam

lapang pandangan. Diberika steroid topical atau injeksi untuk kasus yang berat.

Uveitis Posterior (peradangan yang mengenai khoroid atau retina) biasanya

berhubungan dengan berbagai macam penyakit sistemik, seperti AIDS, herpes simplek

atau zoster, toksoplasmosis, tuberculosis, atau sarkoidosis. Pasien mengeluh penurunan

atau distorsi penglihatan. Mungkin ada kemerahan dan nyeri. Kortikosteroid sistemik

diindikasikan untuk mengurangi peradangan bersama dengan terapi terhadap keadaan

sistemik yang mendasarinya.

· OFTALMIA SIMPATIS

Oftalmia simpatis adalah uveitis bilateral yang jarang namun berbahaya yang terjadi

setelah periode laten berhari-hari sampai bertahun-tahun setelah cedera tembus sampai

Page 41: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

ke traktus uvea. Penyebabnya tidak diketahui, tapi mungkin berhubungan dengan

hipersensitivitas terhadap pigmen uvea.

Manifestasi Klinis. Pada mulanya mata yang cedera mengalami inflamasi diikuti inflamasi

mata yang tidak cedera (simpatis). Bila tidak diterapi, penyakit ini bias berkembang

menjadi kebutaan bilateral.

Penatalaksanaan. Enukleasi mata yang sudah tidak dapat melihat dalam 10 hari setelah

cedera biasanya dianjurakan untuk mengurangi resiko penyakit simpatis pada mata yang

lainnya. Tindakan drastic tersebut biasanya tidak dilakukan pada hari saat kejadian

cedera. Namun, luka hanya ditutup dan pasien diberi waktu untuk memberikan

persetujuan tindakan (informend consent). Pada pasien yang matanya tidak cedera

terlalu berat dan yang ada harapan kembalinya penglihatan secara bermanfaat,

enukleasi tidak ditawarkan. Bila terjadi oftalmia simpatis, terapi dengan kortikosteroid

local dan sistemik dan obat tetes mata dilator. Mungkin perlu diberiakn obat sitostatika.

Enukleasi. Enukleasi adalah pengangkatan seluruh bola mata secara pembedahan.

Indikasi prosedur ini adalah luka tembus, kebutaan dengan infeksi rekalsitran (sangat

resisten), kebutaan mata yang nyeri yang tidak berespon terhadap terapi obat, dan

beberapa tumor terentu pada mata. Prosedur ini dilakukan dengan melakukan insisi

konjungtiva, melepaskan otot ekstraokuler, memotong saraf optikus, dan mengangkat

mata, otot kemudian direaprosimasi pada bola mata inflan yang dapat menjaga volume

orbita. Konjungtiva ditutup, dan pencetak dari plastic diletakkan untuk menjaga kedua

forniks kantung konjungtiva selama proses penyembuhan. Setelah sembuh pasien

dirujuk ke okularis untuk penganagkatan pencetak (conformer), pengepasan protesis

pelatihan penggunaannya. Ada berbagai jenis prosedur penganagkatan mata dan

Page 42: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

pengambilan keputusan mengenai jenis pembedahannya bergabtung pada derajat

keterlibatan okuler dan orbital.

Implikasi keperawatan. Balut tekan dipasang pasca operasi selama 24 sampai 28 jam

untuk membantu mengurangi pembengkakan. Pasca operasi perlu diberiakn salep

antibiotika dan steroid. Lender yang terkumpul pada permukaan confermer perlu

diirigasi dengan lembut. Kelopak mata harus dijaga tetap bersih. Komplikasi jangka

panjang enukleasi bias berupa orbital tenggelam, yang dapat ditangani oleh okularis

atau bedah re konstruksi. Komplikasi pembedahan meliputi perdarahan, infeksi, dan

ekstrusi inflan.

Pasien yang perlu dienukleasi perlu dukungan emosi dan psikologis yang cukup. Karena

mereka tidak lagi memiliki pandangan binokulerl, mereka juga memerlukan bantuan

untuk belajar menentukan jarak dengan sisa mata (pandangan monokuler) dan

bagaimana bergerak kedepan dengan gerakkan menggeleng (menggerakkan kepala dari

kiri ke kanan, menjelajah panorama) untuk mencari hambatan dan benda.

· GANGGUAN SIRKULASI HUMOR

AQUEUS: GLAUKOMA

Glaucoma adalah penyebab utama kebutaan dimasyarakat barat. Diperkirakan di

Amerika Serikat ada 2 juta orang yang menderita glaucoma. Diantara mereka, hampir

setengahnya mengalami gangguan penglihatan, dan hampir 70.000 benar-benar buta,

bertambah sebanyak 5.500 orang buta tiap tahun.

Bila glaucoma didiagnosis lebih awal dan ditangani dengan benar, kebutaan hampir

selalu dapat dicegah. Namun kebanyakan kasus glaucoma tidak bergejala sampai sudah

sampai terjadi kerusakan ekstensif dan irreversible. Maka pemeriksaan rutin dan

Page 43: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

srinning mempunyai peran penting dalam mendeteksi penyakit ini. Dianjurkan untuk

semua yang memiliki factor resiko menderita glaucoma dan yang berusia diatas 35

tahun menjalani pemeriksaan berkala pada optalmologis untuk mengkaji TIO, lapang

pandang, dan kaput nervi optisi.

Askep Glaukoma

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN GLAUKOMA

A. PENGERTIAN

Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa tekanan

intra okuler penggaungan pupil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata.

Glaukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan

intra okuler. (Long Barbara, 1996)

B. Klasifikasi

1. Glukoma primer

Glukoma sudut terbuka terjadi karena tumor aqueus mempunyai pintu terbuka ke

jaringan trabekular kelainannya berkenang lambat.

Glaukoma sudut tertutup

Glaukoma sudut tertutup terjadi karena ruang anterior menyempit, sehingga iris

terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor aqoeus

mengalir ke saluran schlemm.

Page 44: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

2. Glaukoma sekunder

Glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata lain yang menyebabkan penyempitan

sudut / peningkatan volume cairan dari dalam mata dapat diakibatkan oleh :

perubahan lensa

Kelainan uvea

Trauma

Bedah

3. Glaukoma kongenital

Glaukoma yang terjadi akibat kegagalan jaringan mesodermal memfungsikan trabekular.

4. Glaukoma absolut

Merupakan stadium akhir, sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata

memberikan gangguan fungsi lanjut.

Berdasarkan lamanya :

1. Glaukoma akut

Penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intra okuler yang meningkat

mendadak sangat tinggi.

2. Glaukoma kronik

Penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi

kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.

Vitreus humor

Cairan penuh albumin berwarna keputih – putihan seperti agar – agar yang berada

dibelakang biji mata, mulai dari lensa hingga retina. (Evelin C Pearce : 317)

Page 45: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Dalam hal ini cairan yang mengalami gangguan yang dihubungkan dengan penyakit

glaukoma adalah aqueus humor, dimana cairan ini berasal dari badan sisiari mengalir ke

arah bilik anterior melewati iris dan pupil dan diserap kembali kedalam aliran darah

pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran

schlemm. (Evelin C. Pearce : 317).

Secara normal TIO 10 -21 mmHg karena adanya hambatan abnormal terhadap aliran

aqueus humor mengakibatkan produksi berlebih badan silier sehingga terdapat cairan

tersebut. TIO meningkat kadang – kadang mencapai tekanan 50 – 70 mmHg.

D. ETIOLOGI

1. Primer

Terdiri dari

a. Akut

Dapat disebabkan karena trauma.

b. Kronik

Dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti :

DiabetesmellitusØ ArterisklerosisØ Pemakaian kortikosteroid jangka panjang.ØMiopia

tinggi dan progresif.Ø Dari etiologi diatas dapat menyebabkan sudut bilik mata yang

sempit.

2. Sekunder

Disebabkan penyakit mata lain seperti :

KatarakØ Perubahan lensaØ Kelainan uveaØPembedahan

E. Manifestasi Klinis

1. Glaukoma primer

Page 46: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

a. Glaukoma sudut terbuka

- Kerusakan visus yang serius

- Lapang pandang mengecil dengan macam – macam skotoma yang khas

- Perjalanan penyakit progresif lambat

b. Glaukoma sudut tertutup

- Nyeri hebat didalam dan sekitar mata

- Timbulnya halo disekitar cahaya

- Pandangan kabur

- Sakit kepala

- Mual, muntah

- Kedinginan

- Demam bahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang dapat sedemikian

kuatnya sehingga keluhan mata (gangguan penglihatan, fotofobia dan lakrimasi) tidak

begitu dirasakan oleh klien.

2. Glaukoma sekunder

- Pembesaran bola mata

- Gangguan lapang pandang

- Nyeri didalam mata

3. Glaukoma kongenital

- Gangguan penglihatan

(Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata, hal 147 – 150)

F. Patofisiologi

Page 47: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Tekanan Intra Okuler ditentukan oleh kecepatan produksi akues humor dan aliran keluar

akues humor dari mata. TIO normal 10 – 21 mmHg dan dipertahankan selama terdapat

keseimbangan antara produksi dan aliran akueos humor. Akueos humor di produksi

didalam badan silier dan mengalir ke luar melalui kanal schlemm ke dalam sistem vena.

Ketidakseimbangan dapat terjadi akibat produksi berlebih badan silier atau oleh

peningkatan hambatan abnormal terhadap aliran keluar akueos melalui camera oculi

anterior (COA). Peningkatan tekanan intraokuler > 23 mmHg memerlukan evaluasi yang

seksama. Iskemia menyebabkan struktur ini kehilangan fungsinya secara bertahap.

Kerusakan jaringan biasanya dimulai dari perifer dan bergerak menuju fovea sentralis.

Kerusakan visus dan kerusakan saraf optik dan retina adalah ireversibel dan hal ini

bersifat permanen tanpa penangan, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan. Hilangnya

penglihatan ditandai dengan adanya titik buta pada lapang pandang.

(Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata, hal 147 – 150)

ASUHAN KEPERAWATAN GLAUKOMA

A. Pengkajian

1. Anamnesis

Anamnesis meliputi data demografi, yang meliputi :

Umur, glaukoma primer terjadi pada individu berumur- > 40 tahun.

Ras, kulit hitam mengalami kebutaan akibat glaukoma paling sedikit 5 kali dari kulit

putih (dewit, 1998).-

Pekerjaan, terutama yang beresiko besar mengalami trauma mata.-

Selain itu harus diketahui adanya masalah mata sebelumnya atau pada saat itu, riwayat

penggunaan antihistamin (menyebabkan dilatasi pupil yang akhirnya dapat

Page 48: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

menyebabkan Angle Closume Glaucoma), riwayat trauma (terutama yang mengenai

mata), penyakit lain yang sedang diderita (DM, Arterioscierosis, Miopia tinggi)

Riwayat psikososial mencakup adanya ansietas yang ditandai dengan bicara cepat,

mudah berganti topik, sulit berkonsentrasi dan sensitif, dan berduka karena kehilangan

penglihatan. (Indriana N. Istiqomah, 2004)

2. Pemeriksaan Fisik

a. Neurosensori

Gangguan penglihatan (kabur/ tidak jelas), sinar terang dapat menyebabkan silau

dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan

dekat/ merasa diruang gelap (katarak), tampak lingkaran cahaya/ pelangi sekitar sinar,

kehilangan penglihatan perifer, fotfobia (galukoma akut) bahan kaca mata/ pengobatan

tidak memperbaiki penglihatan.-

Tanda : pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berwarna, peningkatan

air mata.(www.IFC.com)-

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmaskop untuk mengetahui

adanya cupping dan atrofi diskus optikus. Diskus optikus menjadi lebih luas dan

dalampada glaukoma akut primer, karena anterior dangkal, Aqueus humor keruh dan

pembuluh darah menjalar keluar dari iris.-

Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang pandang cepat

menurun secara signifikan dan keadaan kronik akan menurun secara bertahap.-

Pemeriksaan melalui inspeksi, untuk mengetahui adanya inflamasi mata, sklera

kemerahan, kornea keruh, dilatasi pupil, sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya

(Indriana N. Istiqomah,2004)-

b. Nyeri/ kenyamanan

Page 49: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Ketidaknyamanan ringan/ mata berair (glaukoma kronis0-

Nyeri tiba- tiba / berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala

(glaukoma akut). (www. IFC.com).-

3. Pemeriksaan Diagnostik

a. Kartu snellen / mesin telebinoklear

Digunakan untuk mengetahui ketajaman mata dan sentral penglihatan

b. Lapang penglihatan

Terjadi penurunan disebabkan oleh CSV, masa tumor pada hipofisis / otak, karotis /

patofisiologis, arteri serebral atau glaukoma.

c. Pengukuran tonografi

Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12 – 25 mmHg)

d. Pengukuran gonoskopi

Membantu membedakan sudut terbuka dan sudut tertutup

e. Tes provokatif

Digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal / hanya meningkat ringan.

f. Pemeriksaan aftalmoskop

Menguji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optik, papiledema,

perdarahan retina dan mikroaneurisma.

g. Darah lengkap, LED

Menunjukkan anemia sistemik / infeksi

h. EKG, kolesterol serum dan pemeriksaan lipid

Memastikan arterosklerosis, PAK

i. Tes toleransi glukosa

Page 50: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Menentukan adanya DM

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler

2. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan hilangnya pandangan perifer

3. Gangguan citra diri berhubungan dengan kebutaan

C. Intervensi Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler

Tujuan : nyeri terkontrol / tulang

Kriteria hasil :

Pasien mengatakan nyeri berkurang / hilangØ

Ekspresi wajah rileksØ

Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri.Ø

Intervensi :

a. Observasi derajat nyeri mata

Rasional : mengidentifikasi kemajuan / penyimpangan dari hasil yang diharapkan.

b. Anjurkan istirahat di tempat tidur dalam ruangan yang tenang

Rasional : stress mental / emosi menyebabkan peningkatan TIO

c. Ajarkan pasien teknik distraksi

Rasional : membantu dalam penurunan persepsi / respon nyeri

d. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai program

Rasional : untuk mengurangi nyeri

Page 51: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

2. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan hilangnya pandangan perifer

Tujuan : Penggunaan penglihatan yang optimal

Kriteria hasil :

Pasien berpartisipasi dalam program pengobatanØ

Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan lebih lanjut.Ø

Intervensi :

a. Kaji derajat / tipe kehilangan penglihatan

Rasional : mengetahui harapan masa depan klien dan pilihan intervensi.

b. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan

kehilangan penglihatan.

Rasional : intervensi dini untuk mencegah kebutaan, klien menghadapi kemungkinan /

mengalami kehilangan penglihatan sebagian atau total.

c. Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, mengikuti jadwal, tidak

salah dosis.

Rasional : Mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lebih lanjut

d. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi, misalnya agen osmotik sistemik.

Rasional : untuk mengurangi TIO

3. Resiko cedera berhubungan dengan kebutaan

Tujuan : peningkatan lapang pandang optimal

Kriteria hasil :

Tidak terjadi cedera.

Intervensi :

a. Bersihkan sekret mata dengan cara benar.

Page 52: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Rasional : sekret mata akan membuat pandangan kabur.

b. Kaji ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau dua mata yang terlibat.

Rasional : terjadi penurunan tajam penglihatan akibat sekret mata.

c. Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap

Rasional : mengurangi fotofobia yang dapat mengganggu penglihatan klien.

d. Perhatikan keluhan penglihatan kabur yang dapat terjadi setelah penggunaan tetes

mata dan salep mata

Rasional : membersihkan informasi pada klien agar tidak melakukan aktivitas berbahaya

sesaat setelah penggunaan obat mata.

GANGGUAN KAMERA POSTERIOR

MASALAH RETINA DAN PITREUS

Amblasio retina

Amblasio retina terjadi bila ada pemisahan retina neurosensori dari lapisan epitel

berpigmen retina dibawahnya. Karena retina neurosensori, bagian retinan yang

mengandung batang dan kerucut, terkelupas dari epitel berpigmen pemberi

nutrisi,maka sel fotosensitif ini tak mampu melakukan fungsi visualnya, dan berakibat

hilangnya penglihatan.

Amblasio retina dapat disebabkan oleh malformasi congenital, kelainan

metabolism, penyakit vaskuler, inflamasi intraokuler, neoplasma, trauma, atau

perubahan degenerative dalam pitreus atau retina . paling sering, disebabkan oleh gaya

mekanik yang berhubungan dengan alasio pitreus posterior dan robekan retina. Lubang

retina, yang mengenai 5%-13% populasi, dan degenerasi latis, yang mengenai 8 %

Page 53: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

populasi, merupakan defek degenerative retina tak bergejala yang memerlukan

pemeriksaan periodic karena dapat mengakibatkan ablasio retina.

Amblasio dermatogens (akibat-robekan) merupakan amblasio yang paling sering,

dengan insidensi 1;10000 populasi dalam tiap tahun, terutama pada kelompokusia 40-70

tahun.terdapat kecenderungan pada pria yang diperkirakan akibat trauma. Kondisi yang

merupakan predisposisi meliputi myopia (pandangan dekat) tinggi (lebih dari 8 dioptri),

degenerasi latis, afasia, (pengangkatan bedah sebagian atau keseluruhan lensa kristalina,

dan trauma.

Perubahan degenerative (liquepaksi), berhubungan dengan penuaan dalam

pitreus, menyebabkan terikan pada retina, inilah yang menyebabkan robekan retina.

Badan viterus adalah jaringan serabut kolagen yang terisi asam hialuronat dan air, dan

digantungkan ke permukaan dalam retina. Meskipun vitreus aslinya berupa hlatin,

konsentrasi asam hialuronat berkurang sesuai bertambahnya usia, dan vitreus menjadi

makin cair. Bila ini terjadi, penderita biasanya akan melihat adanya beberapa benda

jernih terapung-apung (floater). Suatu temuan yang normal. Liquefaksi akan

memperburuk dukungan terhadap serabut kolagen sehingga mengakibatkannya menjadi

kolaps, biasanya menjadi mudah terpisah dengan retina posterior, namun pada

beberapa kasus vitreus melekat erat pada bagian posterior retina dan menarik retina

ketika mengalami kolaps., menyebabkan robekan.

Bila dibiarkan tanpa penanganan, pengelupasan rhegmatogen biasanya

berlangsung total dan berkembang cepat sampai atropi retina, pembentukan katarak

sekunder, upeitis kronik, hipotonik, dan ptisis bulbi(atropi bola mata dengan kebutaan).

MANIFESTASI KLINIS

Page 54: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Paien biasanya melaporkan riwayat melihat benda mengapung atau pendarahan

cahaya atau keduanya. Ploater dapat dipersepsi sebagai titik hitam kecil atau rumah

laba-laba. Partikel floater ini tersusun atas sel-sel retina dan darah yang terlepas ketika

terjadi robekan dan member bayangan pada retina ketika mereka bergerak. Padfa tahap

berikut pasien akan melihat bayanga berkembang atau tirai bergerak di lapang pandang,

mengakibatkan pandangan kabur dan kehilangan lapang pandang, ketika retina benar-

benar terlepas dari epitel berpigmen.penurunan tajam pandang sentral atau hilangnya

pandangan sentral menunjukan bahwa ada ketelibatan macula.

Pasien yang dicurigai mengalami ablasio retina harus dirujuk ke spesialis retina

segera untuk penanganan kedaruratannya. Pupil perlu didilatasi, dan fundus di periksa

dengan oftalmoskop indirek dan lensa pembesar metoda pemeriksaan ini

memungkinkan lapang pandang yang lebih luas sehingga seluruh retina dapat diperiksa

dan setiap robekan teridentifikasi.

Retinopati diabetik merupakan penyebab utama kebutaan pada penderita diabetes di

seluruh dunia, disusul katarak. Bila kerusakan retina sangat berat, seorang penderita

diabetes dapat menjadi buta permanen sekalipun dilakukan usaha pengobatan.

Diabetes melitus atau kencing manis merupakan penyakit metabolik. Penyakit ini

ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) akibat kurangnya kadar

hormon insulin dalam tubuh.

Kadar gula darah yang tinggi secara terus-menerus selama bertahun-tahun dapat

menimbulkan komplikasi, terutama pada mata, jantung, dan ginjal. Komplikasi diabetes

pada mata dapat menimbulkan kebutaan, yang sebenarnya dapat dihindari (avoidable

blindness) dengan manajemen diabetes yang baik, meliputi diet ketat, olahraga, obat-

Page 55: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

obatan, mengontrol penyakit penyerta seperti hipertensi dan kadar kolesterol tinggi,

serta menghentikan kebiasaan merokok.

Retinopati diabetik

merupakan penyebab utama kebutaan pada penderita diabetes di seluruh dunia, disusul

katarak.

Pada retinopati diabetik secara perlahan terjadi kerusakan pembuluh darah retina atau

lapisan saraf mata sehingga mengalami kebocoran. Akibatnya, terjadi penumpukan

cairan (eksudat) yang mengandung lemak serta pendarahan pada retina. Kondisi

tersebut lambat laun dapat menyebabkan penglihatan buram, bahkan kebutaan. Bila

kerusakan retina sangat berat, seorang penderita diabetes dapat menjadi buta

permanen sekalipun dilakukan usaha pengobatan.

RETINOPATI HIERTENSIF

Terjadinya suatu retinopati hipertensif itu biasanya keadaan dimana vaskularnya sudah

mengalami diskompensasi. Jadi terjadi suatu retinopati hipertensif kalau hipertensinya

terjadi bertahun-tahun, biasanya akan mengalami suatu tingkatan vaskulopati yang

makin lama makin tinggi, dan pada suatu saat akan terjadi diskompensasi dan timbulnya

suatu retinopati. Jadi penurunan tajam penglihatan karena retinopati hipertensif

biasanya disebabkan oleh makulopati edema pada tingkat yang cukup tinggi, dan bias

disebabkan oleh karena regangan yang cukup hebat dari serabut-serabut saraf nervus

optikus. Sedangkan apabila hipertensi itu bisa diatasi dengan baik, maka retinopati akan

membaik hanya vaskulopati akan menetap. Jadi visus menjadi baik tetapi vaskulopati

tetap ada.

Etiologi

Essential hypertension (hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya)

Page 56: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Secondary hypertension (seperti pada preeklamsia / eklamsia, pheochromocytoma,

kidney disease, adrenal disease, coarctation aorta)

Patofisiologi

Hipertensi memberikan kelainan pada retina berupa retinopati hipertensi, dengan arteri

yang besarnya tidak teratur, eksudat pada retina, udem retina dan perdarahan retina(1).

Kelainan dapat berupa penyempitan umum atau setempat, percabangan pembuluh

darah yang tajam, fenomena crossing atau sklerose pembuluh darah.

DEGENERASI MAKULA KARENA USIA

Degenerasi makula terkait usia merupakan kondisi generatif pada makula atau pusat

retina. Terdapat 2 macam degenarasi makula yaitu tipe kering (atrofik) dan tipe basah

(eksudatif). Kedua jenis degenerasi tersebut biasanya mengenai kedua mata secara

bersamaan. Degenerasi makula terjadi sebagai akibat dari kerusakan pada epitel pigmen

retina.

Degenerasi makula menyebabkan kerusakan penglihatan yang berat (misalnya

kehilangan kemampuan untuk membaca dan mengemudi) tetapi jarang menyebabkan

kebutaan total. Penglihatan pada tepi luar dari lapang pandang dan kemampuan untuk

melihat biasanya tidak terpengaruh, yang terkena hanya penglihatan pada pusat lapang

pandang. Gejala klinis biasa ditandai terjadinya kehilangan fungsi penglihatan secara

tiba-tiba ataupun secara perlahan tanpa rasa nyeri. Kadang gejala awalnya berupa

gangguan penglihatan pada salah satu mata, dinilai garis yang sesungguhnya lurus

terlihar bergelombang

Retinitis Pigmentosa

Page 57: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

Retinitis Pigmentosa adalah suatu kemunduran yang progresif pada retina yang

mempengaruhi penglihatan pada malam hari dan penglihatan tepi dan pada akhirnya

bisa menyebabkan kebutaan.

PENYEBAB

Retinitis pigmentosa merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi. Beberapa

bentuk penyakit ini diturunkan secaradominan, hanya memerlukan 1 gen dari salah satu

orang tua; bentuk yang lainnya diturunkan melalui kromosom X, hanya memerlukan 1

gen dari ibu.

Penyakit ini terutama menyerang sel batang retina yang berfungsi mengontrol

penglihatan pada malam hari. Pada retina bisa ditemukan pigmentasi yang berwarna

gelap.

GEJALA

Gejala awal seringkali muncul pada awal masa kanak-kanak.

Sel batang pada retina (berperan dalam penglihatan pada malam hari) secara bertahap

mengalami kemunduran sehingga penglihatan di ruang gelap atau penglihatan pada

malam hari menurun. Lama-lama terjadi kehilangan fungsi

penglihatan tepi yang progresif dan bisa menyebabkan kebutaan.

Pada stadium lanjut, terjadi penurunan fungsi penglihatan sentral.

Defek penglihatan warna

Defek penglihatan warna atau yang lebih dikenal dengan buta warna adalah gangguan

penglihatan warna, ketidakmampuan untuk membedakan warna yang orang normal

mampu untuk membedakannya. Seseorang dapat melihat normal apabila fungsi organ

Page 58: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

mata (makula dan saraf optik) normal, terdapat cukup cahaya yang dipantulkan ke mata

dan sistem penghantaran impuls melalui saraf normal (Guyton & Hall,1997).

Berdasarkan etiologi atau penyebabnya defek penglihatan warna diklasifikasikan

menjadi :

Defek Warna yang didapat

Defek warna yang didapat lebih sering dari varian biru-hijau, dan mengenai pria dan

wanita sama seringnya, defek ini mengenai salah satu mata lebih dari yang lain biasanya

bervariasi tipe dan keparahannya, yang bergantung dari letak dan sumber patologi

ocular melalui oftalmoskopis

Defek Warna yang diturunkan

Defek warna kongenital herediter hampir selalu merah-hijau (red-green deficiency),

defek ini mengenai 2 mata dengan tingkat keparahan yang sama. Sebagian besar defek

warna congenital bersifat resesif terkait X, serta tipe keparahannya konstan seumur

hidup. Ada 3 tipe buta warna yang diturunkan, yakni : monokromat, dikromat, dan

anomali trikromat.

Kedaruratan mata

Berikut adalah daftar kedaruratan mata:

1. Trauma : abrasi kornea dan benda sing, laserasi bola mata , benda sing intraokuler,

dan rupture bola mata.

2. Ulkus atau infeksi kornea

3. Konjungtifitis berat

Page 59: PROSES KEPERAWATAN Pasien gangguan mata.docx

4. Selulitis orbita

5. Luka bakar kimia

6. Iritis akut

7. Glaucoma akut

8. Penyumbatan arteria retina sentralis

9. Pengelupasan retina

10. Endoftalmitis

Apabila tidak di tangani dengan cepat akan mengakibatkan gangguan penglihatan yang

berkeanjutan .