Proses Kehamilan
-
Upload
linda-riana-putri -
Category
Documents
-
view
102 -
download
6
description
Transcript of Proses Kehamilan
PROSES KEHAMILAN
Proses kehamilan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang terdiri dari :
a. Ovulasi pelepasan ovum
b. Terjadinya migrasi spermatozoa dan ovum
c. Terjadinya konsepsi dan pertumbuhan zigot
d. Terjadinya nidasi (implantasi) pada uterus
e. Pembentukan plasenta
f. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
1. Ovulasi pelepasan ovum
Ovulasi adalah suatu proses pelepasan ovum yang dipengaruhi system
hormonal yang kompleks. Jumlah oogonium pada wanita
Tabel 1. Jumlah Oogonium
No Umur Jumlah
1. Bayi baru lahir 750.000
2. 6-15 tahun 439.000
3. 16-25 tahun 159.000
4. 26-35 tahun 59.000
5. 35-45 tahun 34.000
6. Menoupouse hilang
Selama masa subur pada wanita yang berumur 20-35 tahun hanya 420 yang
bisa mengalami pematangan dan terjadi ovulasi.
a. Proses pertumbuhan ovum (oogenesis)
Skema 1. Proses Pertumbuhan Ovum
Epitel germinal
OogoniumFolikel Primer
Proses Pematangan
Gambar 1. Hubungan Hipotalamus, Hipofisis, dan kelenjar lainnya
b. Pengaruh adanya hormone FSH, folikel primer mengalami perubahan
menjadi folikel de Graff yang menuju permukaan ovarium disertai
pembentukan cairan liquir folikuli
c. Desakan folikel De graff ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan
dan devaskularisasi
d. Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graf ovarium mengeluarkan
hormone estrogen yang mempengaruhi :
1) Gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium
2) Gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi
3) Peristaltic tuba semakin aktif
Ketiga factor di atas yang menyebabkan aliran tuba semakin deras menuju
uterus
e. Dengan pengaruh hormone LH yang semakin besar dan fluktuasi yang
mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi
Gambar 2. Hubungan Hipotalamus, Hipofisis, dan endometrium
f. Dengan adanya gerak aktif tubayang mempunyai umbai (fimbriae) maka
ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses
penangkapan ini disebut pick up mechanism
g. Ovum yang sudah ditangkap oleh fimbriae terus berjalan mengikuti tuba
menuju uterus dalam bentuk pematangan yang pertama, artinya telah siap
dibuahi.
2. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks
a. Spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus
b. Menjadi spermatosit pertama
Gambar 3. Indung Telur
Gambar 4. Folikel de Graff
c. Menjadi spermatosit kedua
d. Menjadi spermatid
e. Akhirnya spermatozoa
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi masa rantai hormonal yang
kompleks dari pancaindera, hipotalamus, hipofisis, dan sel interstisial Leydig
sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap
hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40-60 juta
spermatozoa seriap cc.
Bentuk spermatozoa seperti cabang yang terdiri atas :
a. Kepala : lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti
b. Leher : penghubung antara kepala dan ekor
c. Ekor : panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energy sehingga
dapat bergerak
Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa
ratus yang dapat sampai tuba fallopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat
genetalia wanita hanya bisa hidup selama 3 hari, sehingga cukup waktu untuk
mengadakan konsepsi.
3. Konsepsi
Pertemuan antara inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau
fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai
berikut :
a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiate
yang mengandung persediaan energy
b. Pada ovum dijumpai ini dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma
yang di sebut vitellus
c. Dalam perjalanan korona radiate makin berkurang pada zona pelusida
d. Konsepsi terjadi pada area pars ampularis tuba :
- Tempat yang paling luas
- Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia
- Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba
e. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam
- Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan
kekuatan sendiri
- Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan sebagian
dari “liproteinnya” sehingga mampu mengadakan fertilisasi
- Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba
- Spermatozoa hanya hidup selama 3 hari dalam genetalia interna
- Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang siap dibuahi serta
mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan proses enzimatik
hialuronidase
- Setelah kepala sperma spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya
akan terlepas dan terus tinggal di luar.
- Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk
zigot
Keseluruhan proses tersebut merupakan mata rantai fertilisasi atau
konsepsi
4. Proses nidasi atau Implementasi
Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma “vitellus”
membangkitkan kembali pembelahan dalm inti ovum yang dalam keadaan
“metaphase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti anaphase dan
“telofase” sehingga pronukleusnya menjadi haploid. Pronukleus spermatozoa
dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid
dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda-tanda dari pihak pria maupun
wanita.
Pada manusia terdapt 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk
“otosom” sedangkan lainnya sebagai pembawa tanda seks. Wanita selalu resesif
dengan tanda seks “ kromosom X”. Laki-laki dengan dua bentuk kromosom
seks yaitu kromosom X dan Y. Bila spermatozoa kromosom X bertemu terjadi
jenis kelamin wanita sedangkan bila kromosom seks Y bertemu terjadi jenis
kelamin laki-laki. Itulah sebabnya pihak wanita tidak dapat disalahkan dengan
jenis kelamin bayinya yang lahir karena yang menentukan jenis kelamin adalah
pihak suami.
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa berbentuk zigot
yang dapt beberapa jam telah mampu membelah diri menjadi dua dan
seterusnya. Berbarengan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan
menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruangan dalam ovum
yang besarnya 100 MU atau 0,1 mm dan disebut stadium morula.
Selama pembelahan sel bagian dalam, terjadi pembentukan sel di bagian
luar morula yang kemungkinan berasal dri korona radiate yang menjadi sel
trofoblas. Sel trofoblas dalam pertumbuhanny, mampu mengeluarkan hormone
korionik gonadotropin yang mempertahankan korpus luteum gravidarum.
Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi ruangan yang
mengandung cairan yang disebut “blastula”. Perkembangan dan pertumbuhan
berjalan, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telas siap
untuk mengadakan nidasi. Sementara itu fase sekresi endometrium telah makin
gembur dan makin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua.
Sel trofoblas yang meliputi primer vili korealis” melakukan destruksi
enzimatik-proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium.
Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke 6
sampai 7 setelah konsepsi.
Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometriu, mungkin terjadi
perdarahan yang disebut tanda Hartman
5. PLASENTA
A. Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri didindng depan
atau belakang. Pada blastula penyebaran sel trofoblas yang tumbuh
kembang tidak rata, sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan
tertanam ke dalam endometrium, sel trofobas mendestruksi endometrium
sampai terjadi pembentukanplasenya yang berasal dariprimer korealis.
Terjadinya nidasi (implamantasi) medorong sel blastula mengadakan
diferensiasi. Sel yang dekat ruangan eksoselom membentuk “endoterm”
dan yilk sac (kantung yolk) sedangkan sel lainmembentuk “ectoderm” dan
ruangan amnion. Plat embrio (embryonal plate) terbentuk diantara ruang
yaitu ruang amniom dan kantung yolk. Plat embrio terdiri dari unsur
ectoderm, entoderm, dan meroderm. Ruangan amnion dengan cepat
mendeteksi korion sehingga jaringan yang terdapat antara amnion dan
embrio padat berkembanga menjadi tali pusat.
Pada permulaan kantung yolk berfungsi sebagai pembentuk darah
bersama dengan hepar, limpa, dan sumsum tulang. Pada minggu dekua
sampai ketiga terbentuk bakal jantung dengan pembuluh darahnya yang
menuju body stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi mulai dapat dideteksi
pada minggu 6 sampai 8 dengan mempergunakan ultrasonografi atausistem
Doppler.
Pembuluh darah pada body stalk terdiri dari arteri umbilicus dan vena
umbilicus. Cabang erteri dan vena umbilicus masuk ke vili korealis
sehingga dapat melakukan pertukaran nutrisi dan sekaligus membuang
hasil metabolisme yang tidak diperlukan.
Dengan berbagai bentuk implantasi (nidasi) dimana posisi plat embrio
berada, akan dijumpai berbagai variasi dari insersio tali pusat, yaitu
insersio sentralis, para sentralis, marginalis, atau vilamentosa.
Vili korealis menghancurkan desidua sampai pembuluh darah, mulai
dengan pembuluh darah vena pada hari ke 10 sampai ke 11 setelah
konsepsi, sehingga sejak saat itu embrio mendapat tambahan nutrisi dari
darah ibu secara langsung. Selanjutnya vili korealis menghancurkan
pembuluh darah arteri sehingga terjadilah aliran darah pertama
retoplasenter pada hari ke 14 sampai ke 15 setelah konsepsi. 1
B. Struktur
Minggu ketiga setelah konsepsi, sel-sel tropolas vili korion menyusup
kedalam desidua basalis. Karena kapiler uterus digunakan, arteri spiralis
endometrium (ruang yang terbentuk) terisi darah ibu. Vili korion
membentuk ruang-ruang yang memiliki dua lapisan sel. : sinsisium luar
dan sitotrofoblas dalam. Lapisan ketiga berkembangang menjadi septum-
septum yang menancap, membagi desidua yang menonjol menjadi daerah-
daerah yang terpisah, yang disebut kotiledon. Pada setiap 15 sampai 20
kotiledon, trdapat cabang vili korion dengan sistem pembentukan
pembuluh darah janin yang rumit. Setiap kotiledon merupakan unit yang
fungsional. Keseluruhan struktur tersebut disebut plasenta.
Sirkulasi embrio-plasenta-ibu terbentuk pada hari ke =17, saat jantung
embrio mulai berdenyut. Pada akhir minggu ketiga, darah embrio
bersirkulasi di antara embrio dan vili korion. Pada ruang intervilosa (antar
vili), darah ibu menyuplai okigen dan makanan ke kapiler embrio di dalam
vili. Produk imbah dan karbondioksida berdifusi kedalam darah ibu.
Plasenta berfungsi sebagai alat pertukaran metabolic. Permeabilitas
meningkat dengan menipisnya dan menghilangnya sitotrofoblas pada bulan
kelima dan hanya terdapat selapis sinsisium antara darah ibu dan kapiler
janin. Sinsisium adalah lapisan fungsional plasenta. Pada minggu ke 8 , tes
genetic dapat dilakukan dengan mengambil sampel vili korion melalui
biopsi aspirasi. Struktur plasenta akan lengkap pada minggu ke 20, dan
menutup sekitar setengah permukaan uterus, kemudian plasenta akan
menebal. Percabangan vili terus berlangsung didalam badan plasenta,
sehingga memperluas daerah permukaan yang fungsional. 2
C. Plasenta dan air keruban
Plasenta terbentuk bundar dengan ukuran 15 cm x 20 cm dengan
tebal 2,5 sampai 3 cm. berat plasenta 500 gr. Tali pusatyang
menhubungkan plasenta panjangngnya 25 sampai 60 cm, tali pusat
terpendek yang pernah dilaporkan 2,5 cm dan terpanjang sekitar 200 cm.
Plasenta terbentuk sempurna pada minggu ke-16 dimana desidu
parientalis dan desidu kapsularis telah menjadi satu. Sebelum plasenta
trebentuk sempurna dan sanggup untuk memeihara janin, fungsinya
dilakukan oleh korpus luteu sehingga korpus luteum bertahan.
Implamantasi plasenta terjadi pada fundus uteri atau belakang. Fungsi
plasenta dapat dilaksanakna melalui sirkulasi retoplasenter dengan
terbukannya artersi spiralis dan vena dasar desidu basalis. Dibagian tepi
plasenta terdapat ruangan agak lebar sebagau penampung sementara darah
sebelum masuk menuju sirkulasi darah ibu.
Sirkulasi retoplasentaer terjadi karena aliran darah arteri spiralis
dengan tekanan 70 mm Hg sampai 80 mmHg sedangkan tekanan darah
pada vena didasar desidua basalis 20 mmHg sampai 30 mmHg. Aliran
darah arteri seolah-olah tegak lurus untuk mencapai plat karionik di bagian
plasenta fetalis dalam ruangan intervali.
Dengan perbedaan tekanan tersebut terjadi aliran darah yang
memberikan kesempatan luas bagi vili korialis untuk melakukan pertukaran
nutrisi. Disamping itu vili korialis bergerak-gerak katena aliran darah ibu
dan terjadi kontraksi ringanmemberikan peluang u tuk makin
sempurnaknay pertukaran nutrisi.
Sebagian gambaran pertukaran nutrisi dapat dikemukakan :
a. Luas vili kholiaris sebedar 11 meter persegi
b. Volume interviler sebesar 150 sampai 250 ml
c. Peredara darah 300 cc setiap menit pada kehamilan 20 inggu, 600
cc setiap menit pada kehamilan 40 minggu.
D. Fungsi plasenta
Plasenta merupakan akar janin untuk menghisap dari ibu dalam
bentuk O2, asam amino, vitamin, mineral, dan zat lainnya ke janin dan
membuang sisa metabolisme janin dan CO2.
Fungsi plasenta dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Sebagai alat nutritive untuk mendapatkan nbahan yang diperlukan
untuk prtumbuhan dan perkembangan janin
2. Sebagi alat pembuanga sisa metabolisme
3. Sebagai alat pernafasan dimana janin mengambil O2 dan membuang
CO2
4. Menghasilkan hormone petumbuhan dan persiapan pemberian ASI
5. Sebagau alat penyalur antibody ke tibuh janin
6. Sebagai barrier atau filter
Penjelasan fungsi plsenta dijelaskan sebagai berikut :
1. Sebagai alat nutritive
Penyaluran bahan nutrisi dari ibu ke janin denganjalan :
a. Difusi
Air dan bahan yang larut dalam air, garam kalium, dan natrium. Makin
besar berat jenis bahan makin lambat terjadi difusi
b. Sistem enzimatik
Prinsipnya bahan tersebut dipecah dan selanjutnya disintesis ke bentuk
aslinya dalam vili korialis.
Bahan yang mengalami proses enzimatik :
Protein dipecah emnjadi asam amino
Lemak dopecah menjadi asam lemak
Hodrat arang dipecah menjadi glukosa
Glikogen dipecah menjadi fruktosa
Vitamin dipecah menjadi bantuk yang lebih kecil
Obat-obatan
c. Pinositosis
Caranya seperti aktivitas amoben
Bahan tersebut adalah immunoglobulin G dan albumin
2. Ginjal, hati, dan usus janin belum berfungsi dengan baik sebagai alat
pembuangan, sisa metabolisme akan dibuang melalui plasenta, yang dapat
menghubungkan janin dengandunia luar secara tidak langsung.
3. Sebagai alat pernafasan
Dalam sirkulasi janin fetal hemoglobin (F) yang mempunyai afinitas
tinggi terhadpa O2 dan sebaliknya mudah melepaskan CO2 melalui sistem
difusi dalam plasenta. Dengan adanya perbedaan sfiitas tersebut, plasenta
dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pernafasan. Makin tua
kehamilan semakin tinggi konsentrasi adult hemoglobin (A) sebagai
persiapan bernafas melalui pari\u-paru pada saat kelahiran.
4. Penghasil hormone
Hormone yang dikeluarkan oleh plsenta adalah : koriotik
gonadotropin, korionik somato-mammotropin (plasenta lactogen),
estrogen dan progesterone, eorionik tirotropin, relaksin.
a. Korionik ganadotropin
Merangsang korpus luteum menjadi korpus luteum gravidarum
sehingga tetap mengeluarkan estrogen dan progesterone, dan
korpus luteum berfungsi sampai plasenta sempurna.
Bersifat khas kehamilan sehingga dapat dipakai sebagai hormone
tes kehamilan
Setelah persalinan, dalam urin tidak dijumpai.
b. Korionik somato-mammotropin
Hormone untuk metabolisme pritein
Bersifat laktogenik dan luteotropik
Menimbulkan pertumbuhan janin
Mengatur metabolisme lemak
c. Estrogen plasenta
Estrogen placenta dalam bentuk estradiol, estriol, dan estron.
Estrogen plasenta mempunyai fungsi untuk
Pertumbuhan dan perkembangan otot Rahim
Retensi air dan garam
Perkembangan tubulus payudara sebagai persiapan ASI
Melaksanakan sintesis protein
d. Progesterone
Permulaan hamil dibuat oleh korpus luteum dan plasenta
Prigesteron berfungsi untuk
Penenang otot Rahim selama hamil
Bersama estrogen mengaktifkan tubulus dan alveolus payudara
Menghargai proses pematangan folikel Graaf sehingga tidak terjadi
ovulasi
Menghalangi pengeluaran LH
5. Alat penyalur antibody
Janin mempunyai kekebalan pasif sampai umur 4 bulan dan
selanjutnya kekebalan tersebut berkurang. Antibody dibentuk ibu melalui
plasenta menyebabkan bayi kebal terhadap infeksi. Antibody disalurkan
melalui ASI sehingga kolostrum harus diberikan.
6. Sebagai barrier
Sel trofoblas cukup kuat untuk bertindak sebagai barrier terhadap
beberapa bakteria atau virus. Demikian juga obat yang dapat
membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim,
dihalangi masuk melaluai plasenta. Beberapa obat yang berpengaruh pada
janin perlu dihindari seperti tetrasiklin (perubahan gigi, gangguan
pertumbuhan tulang panjang), stretomisin (gangguan keseimbangan,
gangguan pendengaran). Preparat sulfa (gangguan metabolisme bilirubuin,
menimbulkan kernicterus), dan obat-obat narkosa (mempengaruhi jantung
dan pernafasan).
7. Perkembangan Janin
Janin, tali pusat dan membran amnion berkembang dari masa sel dalam
blastokist. Sel-sel pada masa sel dalam berkumpul disalah satu ujung
blastokist dan membentuk dua lapisan yang berbeda, yaitu ectoderm dan
endoderm. Diantara kedua lapisan ini terbentuk lapisan ketiga yaitu
mesoderm.
Tabel 2. Perkembangan Janin
No Umur Janin Perkembangan
1. 5 minggu Kantong lengkap dengan diameter 1 cm yang terhubung oleh
vili korialis, cirri-ciri khas manusia belum ditemukan
6 minggu Kantong berdiameter 2,3 cm, berat 1 gram, kepala membesar,
terbentuk tonjolan lengan dan tungkai, jantung mulai
berfungsi, denyut jantung terdengar lewat alat elektronik
10 minggu Panjang embrio 4 cm, genitalia eksterna terlihat, membrane
anus pecah, tangan dan kaki sudah bisa dikenali, terlihat
bentuk manusia
12 minggu Panjang janin 12 cm, berat 15 gram, jari tangan serta jari kaki,
mata dan telinga, sirkulasi dan ginjal sudah terbentuk, septum
nasi dan palatum telah menyatu, kelenjar endokrin dan system
saraf (respon reflex) mulai berfungsi.
16 minggu Panjang janin 16 cm, berat 110 gram, jenis kelamin mudah
dikenali, kuku jari tangan dapat terlihat, denyut jantung
terdengar jelas, gerakan janin teraba
20 minggu Panjang janin 22 cm, berat 300 gram, verniks pada kulit, bulu-
bulu halus pada badan, dan alis mata secara hokum sudah
dianggap viable
24 minggu Panjang janin 30 cm, berat 600 gram, kulit keriput, lemak
terkumpul, perkembangan otak berlanjut
28 minggu Panjang janin 35 cm, berat 1000 gram, jika lahir bayi ini akan
bergerak dengan kuat dan menangis
32 minggu Panjang janin 42 cm, berat 1700 gram, kulit berwarna merah,
keriput.
32 minggu Panjang janin 46 cm, berat 2500 gram, kuku sudah mencapai
ujung jari tangan.
40 minggu Panjang janin 50 cm, berat 3400 gram, tubuh bayi sudah
terbungkus jaringan lemak, kulit berwarna merah tidak
keriput, semua organ sudah berfungsi kecuali paru-paru.
Perkembangan Janin
Perkembangan Janin
Kehamilan4 minggu 8 minggu 12 minggu 16 minggu 20 minggu
Penampakan Eksternal
Tubuh fleksi, berbentuk C.Tumbuh tunas lengan dan kaki.Kepala di sudut kanan dari tubuh.
Tubuh hamper terbentuk sempurna.Hidung datar, mata jauh terpisah.Jari tangan terbentuk sempurna.Kepala elevasiEkor hampir tidak terlihat.Mata, telinga, hidung, mulut sudah dapat dikenali.
Tumbuh kuku.Terbentuk manusia.Kepala tegak tetapi besarnya tidak proporsional.Kulit kemerahan dan halus.
Kepala masih dominan.Wajah terlihat seperti manusia.Mata, telinga, dan hidung terlihat khas.Perbandingan tangan dan kaki sesuai.Tumbuh rambut kulit kepala.Terlihat aktivitas motorik.
Terlihat laguno (bulu-bulu halus).Kaki memanjang.Terlihat kelenjar sebasea.
Perkiraan Berat Badan (gram)
0,4 2 19 100 300
Sistem Muskuloskeletal
Semua segmen yang menjadi dasar massa otot terbentuk.
Janin mampu untuk melakukan beberapa gerakan. Pembentukan otot-otot trunkus, anggota gerak, dan kepala terbentuk
Beberapa tulang terbentuk sempurna.Lapisan otot polos dapat terlihat dalam cekungan visera.
Sebagian besar tulang dapat terlihat dengan jelas di seluruh tubuh.Terlihat kavitas persendian.Pergerakan otot
Pergerakan janin cukup kuat untuk dapat dirasakan oleh ibu.
dengan sempurna. sudah dapat dideteksi.
Sistem Sirkulasi Jantung berkembang, kedua bilik dapat terlihat, jantung mulai berdenyut.Arkus aorta dan vena-vena besar terbentuk lebih sempurna.
Pembuuh darah besar hamper sebagian besar telah terbentuk.Sel-sel darah tanpa inti mendominasi di dalam darah.
Pembentukan darah di dalam sum-sum.
Otot-otot jantung berkembang dengan sempurna.Darah dibentukaktif dalam limpa.
Sistem Gastrointestinal
Lambung pada midline dan berbentuk fusiformus.Tonjolan hepar.Esophagus pendek.Intestine merupakan tube yang pendek.
Vili intestinalis berkembang.Lilitan usus halus di dalam sumbu umbilicus.Lipatan palatum terbentuk.Hepar sangat besar.
Empedu sudah mulai mensekresi.Penyatuan palatum sempurna.Intestinal telah terpisah dari sumbu dan mencapai posisi yang khusus.
Terdapat mekonium pada usus.Beberapa enzim disekresi.Anus terbuka.
Email dan dentin terbentuk.Kolon asending dapat dikenali.
Sistem Pernapasan Terbentuk tunas paru-paru.
Terbentuk kavitas preural dan kardial.Pembentukan percabangan bronkialis.Lubang hidung tertutup oleh sumbatan epitel.
Paru mencapai bentuk definitive.Terlihat pita suara.
Serabut-serabut elastic terbentuk di paru-paru.
Lubang hidung terbuka kembali.
Sistem Renalis Terbentuk tunas uretra rudimenter.
Terbentuk tubulus sekretorius.Kandung kemih dan uretra terpisah dari rectum.
Ginjal telah mampu mensekresi urin.Kandung kemih melebar sebagai kantung.
Ginjal pada posisinya dan mencapai bentuknya yang khas.
Sistem Persarafan Fleksura batang otak terbentuk dengan baik.Tidak terdapat fleksura servikal.Neural groove tertutup.
Korteks serebri mulai membentuk sel-sel yang khas.Diferensiasi korteks serebri, meningen, foramen ventricular, sirkulasi cairan serebrospinal.Medulla spinalis memanjang ke seluruh panjang spina.
Struktur otak yang bergelombang telah sepurna.Foramen ventrikel keempat berkembang.
Lobus-lobus serebral mulai terlihat.Serebelum memperlihatkan beberapa tonjoloan.
Otak secara keseluruhan terbentuk.Medulla spinalis berakhir pada tingkat S-1.
Organ-Organ Pengindra
Mata dan telinga terlihat sebagai pembuluh optic.
Terbentuk fleksus primordial khoroid.Telinga luar berkembang.Ventrikel relative besar dari korteks.Perkembangan mengalami kemajuan.Mata mengalami
Tunas organ indra pengecap terbentuk.Sifat pengorganisasian mata dicapai.
Organ-organ pengindra mengalami perbedaan secara umum.
Hidung dan telinga mengalami osifikasi.
konvergen dengan cepat.
Sistem Genitalis Tonjolan ginjal terbentuk (minggu kelima).
Testis dan ovarium dapat dibedakan.Genitalia eksterna belum terbentuk dengan baik tetapi mulai mengalami perbedaan.
Jenis kelamin sudah dapat dikenali.Organ-organ seks eksternal dan internal spesifik terbentuk.
Testis dalam posisi siap mengalami desenden ke dalam skrotum.Vagina terbuka.
Perkembangan Janin
Kehamilan24 minggu 28 minggu 32 minggu 36 minggu 40 minggu
Penampakan Eksternal
Tubuh terbaring tetapi dengan proporsi yang sempurna.Kulit kemerahan dan keriput.Terbentuk kelenjar keringat.Terlihat vernik kaseosa.
Tubuh terbaring, keriput dan kemerahan makin berkurang.Terlihat kuku.
Lemak subkutan mulai terkumpul.Penampilan lebih membulat.Kulit kemerahan dan lembut.Seperti pada posisi persalinan.
Kulit kemerahan, tubuh melingkar.Secara umum lanugo (bulu-bulu halus) menghilang.Tubuh biasanya sintal.
Kulit halus dan kemerahan.Tumbuh rambut lebih banyak.Lanugo hanya terdapat pada bahu dan tubuh bagian atas.Terlihat kartilago nasalis.
Perkiraan Berat Badan (gram)
600 1.100 1.800 – 2.100 2.200 – 2.900 > 3.200
Sistem Muskuloskeletal
Astragalus (talus, tulang lutut) mengalami osifikasi.
Tumbuh gigi permanen primordia.
Terlihat pusat osifikasi femoral distal.
Sistem Sirkulasi Pembentukan darah meningkat dalam sumsum tulang dan menurun dalam hepar.
Sistem GastrointestinalSistem Pernapasan Sakus dan duktus
alveolus terbentuk.Gerakan seperti pernapasan mulai terlihat.Terlihat lesitin dalam cairan amnion.
Terbentuk surfaktan di permukaan alveolar.
Rasio lesitin / spingomielin (L/S) = 1,2 : 1.
Rasio ≥ 2:1 (menandakan jumlah surfaktan yang adekuat untuk ekspansi paru-paru).
Percabangan paru-paru hanya terbentuk dua pertiganya.
Sistem Renalis Menurunnya pembentukan nefron-nefron baru.
Sistem Persarapan Terbentuk selaput khusus korteks serebri.Proliferasi neuronal pada korteks serebri berakhir.
Tampak fisura serebri.
Ujung medulla spinalis pada L-3.
Mulai terjadi mielinisasi otak.
Organ-Organ Pengindra
Kelopak mata terbuka kembali.Selaput retina
Indra pengecap terbentuk.Menyadari suara-
terbentuk sempurna, terbentuk reseptif cahaya.Pupil mampu memberikan reaksi terhadap cahaya.
suara yang dating dari luar tubuh ibunya.
Sistem Genitalis Testis turun pada cincin inguinal dalam posisi desenden ke skrotum.
Testis turun ke dalam skrotum.
Testis dalam skrotum.Labia mayora berkembang dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Manuaba, Ida Bgus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
2. Jensen, dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
3. Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC.
4. Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta : EGC