Proses dan tahapan konseling keluarga
-
Upload
nugryp-site -
Category
Education
-
view
377 -
download
15
Transcript of Proses dan tahapan konseling keluarga
PROSES DAN TAHAPAN KONSELING KELUARGA
Disusun Oleh :1. Iftitah Indriani2. Nugroho Yulian P3. Arvina4. Ayu Sulistian5. Lilih
Luckytaningsih
Proses konseling keluarga berbeda dengan konseling individual karena ditentukan oleh berbagai factor seperti jumlah kliennya (anggota keluarga) lebih dari seorang. Relasi antar anggota keluarga amat beragam dan bersifat emosional, dan konselor harus melibatkan diri (partisipasi penuh) dalam dinamika konseling keluarga.
Jenis-jenis Relasi atau Hubungan Konseling Keluarga
ada lima jenis relasi atau hubungan dalam konseling keluarga yaitu :
1. Relasi seorang klien dengan konselor.2. Relasi satu klien dengan klien lainnya.3. Relasi konselor dengan sebagian kelompok
anggota keluarga.4. Relasi konselor dengan keseluruhan anggota
keluarga.5. Relasi antar sebagian dengan keseluruhan
anggota keluarga lain, misalnya Ibu memihak anak laki-laki dan ayah memihak anak perempuan.
Karakteristik Konselor keluarga Yang Baik
Konselor keluarga diharapkan mempunyai kemampuan profesional mengantisipasi perilaku keseluruhan anggota keluarga yang terdiri dari berbagai kualitas emosional dan kepribadiannya.
Lanjutan. . .Konselor yang profesional mempunyai karakteristik yaitu :
1. Ilmu konseling dan ilmu lainnya yang berkaitan dan berwawasan.
2. Keterampilan konseling, dan.3. Kepribadian konselor yang
terbuka, menerima dan ceria.
Setelah memiliki beberapa Karakteristik Profesional, Harapannya adalah Konselor mampu :
1. mengembangkan komunikasi antara anggota keluarga yang tadinya terhambat oleh emosi-emosi tertentu;
2. membantu mengembangkan penghargaan anggota keluarga terhadap potensi anggota lain sesuai dengan realitas yang ada pada diri dan lingkungannya;
3. klien berhasil menemukan dan memahami potensi, keunggulan, kelebihan yang ada pada dirinya dan mempunyai wawasan dan alternatif rencana untuk pengembangannya atas bantuan semua anggota keluarga.
4. membantu agar klien dapat menurunkan tingkat hambatan emosional dan kecemasan serta menemukan, memahami, dan memecahkan masalah dan kelemahan yang diakaminya dengan bantuan anggota lainnya.
Proses Konseling Secara umum proses konseling dapat berjalan
menurut tahapan berikut :A. Pengembangan Rapport B. Pengembangan Apresiasi
EmosionalC. Pengembangan Alternatif Modus
PerilakuD. Fase Membina Hubungan
KonselingE. Memperlancar Tindakan Positif
A. Pengembangan RapportDisini Proses Konseling dilakukan dengan cara
yang akrab, jujur, saling percaya, sehinggamenimbulkan keterbukaan pada klien.
Upaya pengembangan rapport seyogyanya telah
dimulai begitu klien memasuki ruang konseling. Hal
ini dapat dilakukan jika konselor memilikikemampuan untuk mengembangkannya.
Lanjutan. . .Upaya itu ditentukan oleh aspek-aspek
diri konselor yakni :1. Kontak mata,2. Perilaku non-verbal (perilaku attending,
bersahabat/akrab, hangat, luwes, keramahan, senyum, menerima, jujur/asli, penuh perhatian, dan terbuka), dan
3. Bahasa lisan/verbal (sapaan sesuai dengan teknik-teknik konseling), seperti ramah menyapa, senyum, dan bahasa lisan yang halus.
Tujuan menciptakan suasana rapportdalam hubungan konseling adalah
agarsuasana konseling itu merupakan
suasanayang memberikan keberanian dankepercayaan diri klian untukmenyampaikan isi hati, perasaan,
kesulitandan bahkan rahasia batinnya kepadakonselor.
Kendala-kendala menciptakan rapport di dalam hubungan koseling menurut Perez
(1979:29)1. Koselor kurang mampu menstabilkan
emosinya sehubungan dengan latar berlakang kehidupannya yang banyak masalah.
2. Konselor yang terikat dengan sistem nilai yang dianutnya secara sadar atau tidak mampu mempengaruhi sistem nilai klien.
3. Konselor dihantui oleh kelemahan teroti dan teknik konseling yang ia miliki.
Kesulitan lain berada pada pihak eksternal pihakeksternal atau pihak klien, yaitu :1. Jika ada anggota keluarga (seorang atau
beberapa orang) tidak mempunyai motivasi untuk megikuti konseling.
2. Ada klien yang enggan disebabkan dipaksa oleh orang tua, suami/istri, polisi, atau pihak ain. Jadi dia hadir kepada konsleing keluarga tanpa suka rela atau keinginan sendiri.
3. Ada lagi klien yang sudah berpengalaman mengikuti berbagai konseling dari konselor, sehingga seakan-akan dia sudah “kecanduan” untuk mengobrol, dan bukan untuk meminta bantuan dalam pemecahan masalah yang dihadapinya.
Pengembangan Apresiasi Emosional
Pada saat ini masing-masing anggota keluarga yang terjadi dalam keadaan terganggu komunikasi atau bahkan dalam keadaan“sakit”, mulai terlihat berintreraksi diantara mereka dan dengan konselor.
Mereka mulai mampu menghargai perasaan masing
masing,dan dengan keinginan agar masalah yang
mereka hadapi dapat mererka selesaikan di
hadapan konselor.Hal yang menggembirakan itu adalah
karenakemampuan teknik, penguasaan ilmu,
sertakepribadian yang handal dari kondelor.
Pengembangan Alternatif Modus Perilaku
Proses konseling ini berjalan seperti konselingindividual, akan tetapi konselor berusaha memberiketahanan kepada klien agar dengan perilaku barunya
ituia bisa memberikan dampak positif bagi interaksi didalam keluarga.
Menurut Brammer (1979:51) pada prinsipnya proseskonseling itu terdiri atas dua fase dasar yakni (1) fasemembina hubungan konseling, dan (2) memperlncartindakan positif.
Fase Membina Hubungan Konseling
Fase ini sangat penting di dalam proses
konseling, dan keberhasilan tujuankonseling secara efektif ditentukan
olehkeberhasilan konselor dalam
membinahubungan konseling ini.
Secara berurutan, proses hubungan konseling dapat
dijabarkan sebagai berikut : Klien memasuki ruang konseling, konselor
mempersilahkan supaya siap dibimbing, dibantu, berarti hubungan konseling telah dimulai.
Tahap klarifikasi, klien menyatakan alasan kedatangannya mengungkap pengalaman klien tentang konseling sebelumnya, menungkap harapan – harapan klien dalam wawancara konseling yang akan dilaksanakan, menyatakan makna konseling.
Tahap stuktur, konselor mengadakan kontrak dengan klien tentang lamanya waktu yang akan digunakan, tentang biaya konseling, keberhasilan, dan tentang boleh tidaknya direkam.
Tahap meningkatkan relasi atau hubungan konseling, pada tahap ini konselor membangun hubungan knseling untuk memudahkan bagi pemberian bantuan kepada klien.
Memperlancar Tindakan Positif
Fase ini terdiri dari berbagai bagian,dan dijalankan secara berurutan. Berikut adalahbagian-bagian dari fase ini :1. Ekplorasi, mengekplorasi dan menulusuri
masalah, menetapkan tujuan konseling, menetapkan rencana strategis, mengumpulkan fakta, mengungkapkan perasaan-perasaan klien yang lebih dalam, mengajarkan keterampilan baru konsolidasi, menjelajah alternatif-alternatif, mengungkapkan perasaan-perasaan, melatih skill yang baru.
2. Perencanaan, mengembangkan perencanaan bagi klien sesuai dengan tujuan untuk memecahkan masalah, mengurangi perasaan-perasaan yang menyedihkan/menyakitan, terus mengkonsolidasi skill baru atau perilaku baru untuk mencapai aktifitas diri klien.
3. Penutup , mengefaluasi hasil konseling, menutup hubungan konseling.
Jadi secara garis besar tahap konseling dapat dibagi
atas tiga bagian yaitu : Tahap awal konseling, Tahap pelaksanaan koseling yaitu
dimulainya penjelajahan terhadap masalah klien ,
Tahap perencanaan dan penutupan.
Proses Jalannya Konseling Menentukan masalah Pengumpulan data Analisis data Diagnosis Prognosis Terapi Evaluasi dan Follow Up
SAN39KYUTERIMA KASIH