Proses Biokimia Fotosintesis Reaksi Gelap

15
PROSES BIOKIMIA FOTOSINTESIS REAKSI GELAP Sejarah penemuan Fotosintesis Meskipun masih ada langkah-langkah dalam fotosintesis yang belum dipahami, persamaan umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun 1800-an. Pada awal tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont , seorang Flandria (sekarang bagian dari Belgia ), melakukan percobaan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah dari waktu ke waktu. Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah hanya karena pemberian air. Namun, pada tahun 1727 , ahli botani Inggris , Stephen Hales berhipotesis bahwa pasti ada faktor lain selain air yang berperan. Ia mengemukakan bahwa sebagian makanan tumbuhan berasal dari atmosfer dan cahaya yang terlibat dalam proses tertentu. Pada saat itu belum diketahui bahwa udara mengandung unsur gas yang berlainan. Pada tahun 1771, Joseph Priestley , seorang ahli kimia dan pendeta berkebangsaan Inggris, menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup

description

11

Transcript of Proses Biokimia Fotosintesis Reaksi Gelap

Page 1: Proses Biokimia Fotosintesis Reaksi Gelap

PROSES BIOKIMIA FOTOSINTESIS REAKSI GELAP

Sejarah penemuan Fotosintesis

Meskipun masih ada langkah-langkah dalam fotosintesis yang belum dipahami,

persamaan umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun 1800-an. Pada awal tahun 1600-an,

seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont, seorang Flandria (sekarang bagian dari

Belgia), melakukan percobaan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa

tumbuhan bertambah dari waktu ke waktu. Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan

bahwa massa tumbuhan bertambah hanya karena pemberian air. Namun, pada tahun 1727,

ahli botani Inggris, Stephen Hales berhipotesis bahwa pasti ada faktor lain selain air yang

berperan. Ia mengemukakan bahwa sebagian makanan tumbuhan berasal dari atmosfer dan

cahaya yang terlibat dalam proses tertentu. Pada saat itu belum diketahui bahwa udara

mengandung unsur gas yang berlainan.

Pada tahun 1771, Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta berkebangsaan

Inggris, menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples

terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia

meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua

percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara dalam toples

itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah

“dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa

tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan.

Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen

Priestley. Ia memperlihatkan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga

dapat "memulihkan" udara yang "rusak". Ia juga menemukan bahwa tumbuhan juga

'mengotori udara' pada keadaan gelap sehingga ia lalu menyarankan agar tumbuhan

dikeluarkan dari rumah pada malam hari untuk mencegah kemungkinan meracuni

penghuninya. Akhirnya di tahun 1782, Jean Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan

bahwa udara yang “dipulihkan” dan “merusak” itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh

tumbuhan dalam fotosintesis. Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure berhasil

menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan percobaan-percobaan

"pemulihan" udara. Ia menemukan bahwa peningkatan massa tumbuhan bukan hanya karena

penyerapan karbon dioksida, tetapi juga oleh pemberian air. Melalui serangkaian eksperimen

inilah akhirnya para ahli berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang

menghasilkan makanan (seperti glukosa).

Page 2: Proses Biokimia Fotosintesis Reaksi Gelap

http://rizkiero10.blogspot.com/2012/03/makalah-fotosintesis.html

1. Pengertian Fotosintesis

Daun, tempat berlangsungnya fotosintesis pada tumbuhan. Fotosintesis adalah suatu proses pembentukan karbohidrat dari karbondioksida dan air dengan bantuan energi cahaya matahari . Fotosintesis terjadi terutama pada daun tanaman dan ada juga yang  terjadi pada batang yang berwarna hijau, karena fotosintesis berhubungan dengan klorofil. Keseluruhan reaksi yang terlibat dalam fotosintesis adalah sebagai berikut:

6CO2 + 6H2O—– (energi cahaya) ——→  C6H12O6 + 6O2.

2. Fotosintesis pada alga dan bakteri

Alga terdiri dari alga multiseluler seperti ganggang hingga alga mikroskopik yang hanya terdiri dari satu sel. Meskipun alga tidak memiliki struktur sekompleks tumbuhan darat, fotosintesis pada keduanya terjadi dengan cara yang sama. Hanya saja karena alga memiliki berbagai jenis pigmen dalam kloroplasnya, maka panjang gelombang cahaya yang diserapnya pun lebih bervariasi. Semua alga menghasilkan oksigen dan kebanyakan bersifat autotrof. Hanya sebagian kecil saja yang bersifat heterotrof yang berarti bergantung pada materi yang dihasilkan oleh organisme lain. salain itu ada lagi proses perkembangan pada tumbuhan.

3. Fotosintesis pada tumbuhan

Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk

Page 3: Proses Biokimia Fotosintesis Reaksi Gelap

menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.

4. Proses Mekanisme Fotosintesis

Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap yang belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses vital ini. Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri.

Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu.

Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis.

Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang disebut stroma. Stroma ini

dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya

terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli.

Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk grana (kumpulan granum). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan tempat terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara membran

Page 4: Proses Biokimia Fotosintesis Reaksi Gelap

tilakoid. Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein, klorofil a, klorofil b, karetonoid, dan lipid.Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu). Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.

Campbell dan Reece. 2002 Biologi Edisi Kelima Jilid 1 . Jakarta : Erlangga .

Pembentukan klorofil pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu gen cahay, air serta unsur nitrogen, magnesium dan besi. Bila gen untuk sintesis tidak dimiliki oleh tumbuhan maka tumbuhan tersebut tidak dapat membuat korofil. Beberapa tumbuhan memerlukan cahaya dalam sintesis klorofil. Bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil. Unsur nitrogen, magnesium dan besi merupakan unsur pembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil.

Jan Ingenhousz (1799), membuktikan bahwa pada proses fotosintesis dilepaskan O2(oksigen). Hal ini dibuktikan dalam percobaanya menggunakan tanaman air Hydrilla verticillatadi dalam gelas beker di bawah corong terbalik yang ujungnya diletakkan subuah taung reaksi.

Untuk menguji bahwa gas yang dihasilkan adalah O2, digunakan bara api. Jika bara api lebih terang membara, berarti gas tersebut adalah oksigen (O2). Dengan modifikasi percobaan Ingenhousz, hal-hal sebagai berikut dapat dibuktikan:

1)            Pengaruh CO2 terhadap fotosintesis, dengan sedikit menambahkan soda kue (NaHCO3= natrium hidrogen karbonat) pada airnya. Larutan NaHCO3akan meningkatkan kadar CO2dalam air. Laju fotosintesis naik, sehingga volume O2pun meningkat.

2)            Jenis spektrum cahaya matahari yang mempunyai pengaruh terbesar pada fotosintesis, dengan membuat 4 perangkat percobaan yang masing-masing dibalut plastik berwarna yang berbeda (merah, hijau, biru, dan putih).

3)            Pengaruh suhu terhadap fotosintesis, dengan perangkat percobaan yang suhu airnya berbeda. Gunakan es untuk menurunkan airnya, atau air panas untuk menaikkan suhu. Suhu air tersebut diukur dengan termometer. Percobaan-percobaan di atas dilakukan dan hasl fotosintesisnya dibandinngkan dengan melihat volume O2pada percobaan modifikasi.

http://wahyusae.blogspot.com/2013/03/makalah-fotosintesis.html

Page 5: Proses Biokimia Fotosintesis Reaksi Gelap

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).

MEKANISME FOTOSINTESIS

Fotosintesis Terjadi Dua Tahap :

1. Reaksi Terang (Reaksi fotokimia atau fotolisis) : Tahap ini energi matahari ditangkap oleh pigmen (Klorofil) diubah menjadi energi kimia (ATP) dan senyawa pereduksi (NADPH2) Tahap ini dikenal dengan REAKSI TERANG atau REAKSI HILL. Pada reaksi ini H2O diurai menjadi 2H+ dan ½O2. Molekul H+ dipakai untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH2

Reaksi ini berlangsung di grana    H2O + NADP ——→ ½O2 + NADPH2 + ATP

2. Reaksi Gelap (Fiksasi CO2) : Pada tahap ini senyawa kimia berenergi tinggi (NADPH2 dan ATP) yang dihasilkan pada reaksi terang digunakan untuk reaksi reduksi CO2 menjadi Amilum. Reaksi ini berlangsung di stroma     CO2 + RuBP —–→ Amilum

TAHAP REAKSI TERANG :

Reaksi terang merupakan proses penyerapan energi matahari yang akan menghasilkan ½ O2

dan NADPH2

Fotosistem-I : Menyerap energi matahari pada panjang gelombang 700nm dan tidak terlibat pada proses pelepasan O2. Fotosistem-I merupakan suatu partikel yang disusun sekitar 200 molekul Klorofil-a, 50 molekul Klorofil-b, 50-200 karotenoid, dan 1 molekul penerima

Page 6: Proses Biokimia Fotosintesis Reaksi Gelap

energi matahari yang disebut dengan P700. Energi matahari (foton) yang ditangkap oleh pigmen, dipindahkan melalui beberapa molekul pigmen, yang akhirnya diterima oleh P700

Fotosistem-II : Berkenaan dengan penyerapan energi matahari pada panjang gelombang 680nm dan terlibat pada proses pelepasan ½O2 dan pembentukan NADPH2.

TAHAP REAKSI GELAP :

Merupakan reaksi yang berlangsung tidak memerlukan cahaya matahari (dapat berlansung siang dan malam hari). Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson dan siklus Hatch-Slack.Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah atom karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat.Oleh karena itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan tumbuhan C-3.Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim rubisco.Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase.

Siklus Calvin-Benson

Page 7: Proses Biokimia Fotosintesis Reaksi Gelap

Siklus Calvin-Benson

Mekanisme siklus Calvin-Benson dimulai dengan fiksasi CO2 oleh ribulosa difosfat karboksilase (RuBP) membentuk 3-fosfogliserat.RuBP merupakan enzim alosetrik yang distimulasi oleh tiga jenis perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan kloroplas. Pertama, reaksi dari enzim ini distimulasi oleh peningkatan pH.Jika kloroplas diberi cahaya, ion H+ ditranspor dari stroma ke dalam tilakoid menghasilkan peningkatan pH stroma yang menstimulasi enzim karboksilase, terletak di permukaan luar membran tilakoid.Kedua, reaksi ini distimulasi oleh Mg2+, yang memasuki stroma daun sebagai ion H+, jika kloroplas diberi cahaya.Ketiga, reaksi ini distimulasi oleh NADPH, yang dihasilkan oleh fotosistem I selama pemberian cahaya.

Fiksasi CO2 ini merupakan reaksi gelap yang distimulasi oleh pencahayaan kloroplas.Fikasasi CO2 melewati proses karboksilasi, reduksi, dan regenerasiKarboksilasi melibatkan penambahan CO2 dan H2O ke RuBP membentuk dua molekul 3-fosfogliserat(3-PGA).[26] Kemudian pada fase reduksi, gugus karboksil dalam 3-PGA direduksi menjadi 1 gugus aldehida dalam 3-fosforgliseradehida (3-Pgaldehida).[26] Reduksi ini tidak terjadi secara langsung, tapi gugus karboksil dari 3-PGA pertama-tama diubah menjadi ester jenis anhidrida asam pada asam 1,3-bifosfogliserat (1,3-bisPGA) dengan penambahan gugus fosfat terakhir dari ATP.ATP ini timbul dari fotofosforilasi dan ADP yang dilepas ketika 1,3-bisPGA terbentuk, yang diubah kembali dengan cepat menjadi ATP oleh reaksi fotofosforilasi tambahan.Bahan pereduksi yang sebenarnya adalah NADPH, yang menyumbang 2 elektron.Secara bersamaan, Pi dilepas dan digunakan kembali untuk mengubah ADP menjadi ATP.

Pada fase regenerasi, yang diregenerasi adalah RuBP yang diperlukan untuk bereaksi dengan CO2 tambahan yang berdifusi secara konstan ke dalam dan melalui stomata. Pada akhir reaksi Calvin, ATP ketiga yang diperlukan bagi tiap molekul CO2 yang ditambat, digunakan untuk mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi RuBP, kemudian daur dimulai lagi.

Tiga putaran daur akan menambatkan 3 molekul CO2 dan produk akhirnya adalah 1,3-Pgaldehida.Sebagian digunakan kloroplas untuk membentuk pati, sebagian lainnya dibawa keluar.Sistem ini membuat jumlah total fosfat menjadi konstan di kloroplas, tetapi menyebabkan munculnya triosafosfat di sitosol. Triosa fosfat digunakan sitosol untuk membentuk sukrosa.

Siklus Hatch-Slack

Page 8: Proses Biokimia Fotosintesis Reaksi Gelap

Berdasarkan cara memproduksi glukosa, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan C3 dan C4.Tumbuhan C3 merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah subtropics.Tumbuhan ini menghasilkan glukosa dengan pengolahan CO2 melalui siklus Calvin, yang melibatkan enzim Rubisco sebagai penambat CO2Tumbuhan C3 memerlukan 3 ATP untuk menghasilkan molekul glukosa. Namun, ATP ini dapat terpakai sia-sia tanpa dihasilkannya glukosa.Hal ini dapat terjadi jika ada fotorespirasi, di mana enzim Rubisco tidak menambat CO2 tetapi menambat O2.Tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang umumnya ditemukan di daerah tropis.Tumbuhan ini melibatkan dua enzim di dalam pengolahan CO2 menjadi glukosa.Enzim phosphophenol pyruvat carboxilase (PEPco) adalah enzim yang akan mengikat CO2 dari udara dan kemudian akan menjadi oksaloasetat.Oksaloasetat akan diubah menjadi malat.Malat akan terkarboksilasi menjadi piruvat dan CO2.Piruvat akan kembali menjadi PEPco, sedangkan CO2 akan masuk ke dalam siklus Calvin yang berlangsung di sel bundle sheath dan melibatkan enzim RuBP.Proses ini dinamakan siklus Hatch Slack, yang terjadi di sel mesofil.Dalam keseluruhan proses ini, digunakan 5 ATP.

Reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis. Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian kloroplas yang disebut stroma. Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi terang (dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia), dan CO2, yang berasal dari

Page 9: Proses Biokimia Fotosintesis Reaksi Gelap

udara bebas. Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa (C6H12O6), yang sangat diperlukan bagi reaksi katabolisme. Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson dalam proses biokimia yang terjadi pada tumbuhan, karena reaksi gelap tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya) atau disebut juga dengan reaksi Calvin-Benson.

Salah satu substansi penting dalam proses ini ialah senyawa gula beratom karbon lima yang terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat. Jika diberikan gugus fosfat kedua dari ATP maka dihasilkan ribulosa difosfat (RDP). Ribulosa difosfat ini yang nantinya akan mengikat CO2

dalam reaksi gelap. Secara umum, reaksi gelap dapat dibagi menjadi tiga tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi.

Pada fase fiksasi, 6 molekul ribulosa difosfat mengikat 6 molekul CO2 dari udara dan membentuk 6 molekul beratom C6 yang tidak stabil yang kemudian pecah menjadi 12 molekul beratom C3 yang dikenal dengan 3-asam fosfogliserat (APG/PGA). Selanjutnya, 3-asam fosfogliserat ini mendapat tambahan 12 gugus fosfat,dan membentuk 1,3-bifosfogliserat. Kemudian, 1,3-bifosfogliserat masuk ke dalam fase reduksi, dimana senyawa ini direduksi oleh H+ dari NADPH, yang kemudian berubah menjadi NADP+, dan terbentuklah 12 molekul fosfogliseraldehid (PGAL) yang beratom 3C. Selanjutnya, 2 molekul fosfogliseraldehid melepaskan diri dan menyatukan diri menjadi 1 molekul glukosa yang beratom 6C (C6H12O6). 10 molekul fosfogliseraldehid yang tersisa kemudian masuk ke dalam fase regenerasi, yaitu pembentukan kembali ribulosa difosfat. Pada fase ini, 10 molekul fosfogliseraldehid berubah menjadi 6 molekul ribulosa fosfat. Jika mendapat tambahan gugus fosfat, maka ribulosa fosfat akan berubah menjadi ribulosa difosfat (RDP), yang kemudian kembali mengikat CO2 dan menjalani siklus reaksi gelap. Berikut ini adalah bagan siklus calvin.

Page 10: Proses Biokimia Fotosintesis Reaksi Gelap

Reaksi gelap ini menghasilkan APG (asam fosfogliserat), ALPG (fosfogliseraldehid), RDP (ribulosa difosfat), dan glukosa (C6H12O6).

Faktor pembatas tersebut dapat mencegah laju fotosintesis mencapai kondisi optimum

meskipun kondisi lain untuk fotosintesis telah ditingkatkan, inilah sebabnya faktor-faktor

pembatas tersebut sangat mempengaruhi laju fotosintesis yaitu dengan mengendalikan laju

optimum fotosintesis. Selain itu, faktor-faktor seperti translokasi karbohidrat, umur daun,

serta ketersediaan nutrisi mempengaruhi fungsi organ yang penting pada fotosintesis

sehingga secara tidak langsung ikut mempengaruhi laju fotosintesis

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis :

1. Intensitas cahaya

Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.

2. Konsentrasi karbondioksida

Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt

digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

3. Suhu

Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu

Page 11: Proses Biokimia Fotosintesis Reaksi Gelap

optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya

suhu hingga batas toleransi enzim.

4. Kadar air

Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat

penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

5. Kadarfotosintat(hasilfotosintesis)

Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila

kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan

berkurang.

6. Tahap pertumbuhan

Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang

sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan

tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.