PROSES BERKARYA SENI KRIYA LOGAM TEKNIK ......vi ABSTRAK Risaldi. 2013. Proses Berkarya Seni Kriya...

61
i PROSES BERKARYA SENI KRIYA LOGAM TEKNIK TIMBULSISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: RISALDI NIM 10541065713 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of PROSES BERKARYA SENI KRIYA LOGAM TEKNIK ......vi ABSTRAK Risaldi. 2013. Proses Berkarya Seni Kriya...

  • i

    PROSES BERKARYA SENI KRIYA LOGAM

    TEKNIK TIMBULSISWA KELAS VIII

    SMP NEGERI 26 MAKASSAR

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

    Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Muhammadiyah Makassar

    Oleh:

    RISALDI

    NIM 10541065713

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    2020

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    ABSTRAK

    Risaldi. 2013. Proses Berkarya Seni Kriya Logam Teknik TimbulSiswaKelas

    VIII SMP Negeri 26 Makassar. Skripsi. Progam Studi Pendidikan Seni Rupa

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

    Pembimbing I Drs. Yabu M., M.Sn dan Pembimbing II Irsan Kadir S.Pd.,M.Pd.

    Tujuan penelitian ini adalah secara umum untuk mengetahui proses

    pelaksanaan pembelajaran Seni Rupa Kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar, dalam

    membuat seni kriya logam kaleng bekas sedangkan secara khusus penelitian ini

    bertujuan untuk memperoleh data tentang proses berkarya siswa dalam membuat

    seni kriya logam dengan menggunakan teknik totok. Penelitian ini merupakan

    strategi belajar mengajar yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat dan

    memotifasi belajar siswa dan mengembangkan kreaktivitas belajar siswa dalam

    berkarya seni kriya dan dapat mendorong siswa belajar secara sistematis.

    Penelitian dilakukan di SMP Negeri 26 Makassar dalam proses pembelajaran seni

    kriya logam kaleng bekas. Dengan populasi kelas VIII dengan jumlah 1 kelas

    dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang. Menggunakan metode pengumpulan

    data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan menggunakan

    teknik analisis data deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    proses Pembelajaran Seni Kriya Menggunakan Bahan logam Pada Siswa Kelas

    VIII SMP Negeri 26 Makassar dalam membuat seni kriya logam kaleng bekas

    sudah lumayan baik dari 18 orang yang terdiri dari dua kelompok dan dua

    kelompok tersebut mengahasilkan karya yang paling bagus, baik dari cara

    mendesainnya maupun sampai proses penyelesaiannya dan itu menunjukkan

    bahwa mereka sangat termotifasi dalam membuat seni kriya logam kaleng bekas.

    Namun disisi lain masih ada sebagian siswa yang belum terlalu berani dan tidak

    terlalu mengerti dalam proses pembuatan seni kriya logam dan siswa merasa

    kesulitan dalam proses pemindahan desain dari kertas A4 dan dipindahkan ke

    permukaan logam.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji milik Allah SWT. Yang maha mengatur lagi maha bijaksana,

    yang maha penyayang lagi maha dermawan, Tuhan semesta alam. Shalawat dan

    salam tetap terlantun bagi kekasih-Nya Muhammad SAW. Serta keluarga yang

    mulia, sahabatnya tercinta dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman

    member rahmat,taufik dan hidayahnya sehingga skripsi yang berjudul “Proses

    Berkarya Seni Kriya Logam Teknik Timbul bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri

    26 Makassar” dapat diselesaikan dengan baik. Tulisan ini diajukan sebagai syarat

    yang harus dipenuhi guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Pada Program

    Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua seiring sujud dan

    terima kasih kepada kedua orang tua tercinta. Ayahanda Karim dan Ibunda

    tersayang Nurhayati, yang tidak pernah sedikit pun melewatkan hidupnya untuk

    mencurahkan pikiran, semangat, kasih sayang dan doanya yang begitu tulus

    selama ini hingga selesainya studi. Serta yang sangat berjasa dalam kehidupan

    penulis yang tidak dapat diuraikan satu persatu dan sentiasa menyertai dengan

    do‟a.

    Sepenuhnya penyulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan

    berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tulus dan ikhlas member

    motivasi kenndala namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

  • viii

    pihak dan berkah dari Allah SWT. Sehingga kendala-kendala yang dihadapi

    tersebut dapat diatasi dengan baik.

    Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

    1. Dr. H. Irwan Akib, M.pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

    2. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

    3. Dr. Andi Baetal Mukaddas, S.Pd, M.Sn, Ketua Program Studi Pendidikan

    Seni Rupa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    4. Muhammad Thahir, S.Pd., Sekretaris Program Studi Pendidikan Seni Rupa

    Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

    Makassar.

    5. Drs. Yabu M., M.Sn, Pembimbing 1.

    6. Irsan Kadir S.Pd.,M.Pd, Pembimbing II

    7. Nur Rahmah S.Pd.,M.Pd, Kepala Sekolah SMP Negeri 26 Makassar yang

    telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian

    serta keluarga besar SMP Negeri 26 Makassar yang telah memberikan

    bantuan dan dukungan selama penulis melakukan penelitian hingga selesai.

    8. Dosen Prodi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    9. Staf administrasi akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

  • ix

    10. Saudara kandung tercinta, Rifal dan Fauzan. Terima kasih atas do‟a dan

    dukungannya.

    11. Keluarga besar yang selama ini menyayangi, mendukung, dan memotivasi

    saya untuk menjadi yang terbaik dan jadi kebanggan keluarga.

    12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 Program Studi Pendidikan Seni

    Rupa yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

    kebersamaannya serta aman dan sumbangsinya semoga persaudaraan kita

    tetap terajut untuk selamanya.

    Segenap kemampuan, tenaga dan daya pikir telah tercurahkan dalam

    merampungkan penulisan ini untuk mencapai hasil maksimal. Namun

    kesempurnaannya manusia adalah ketika ia melakukan kesalahan, oleh karena itu

    penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat

    dalam tulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang sempat

    membacanya.

    Wahai Tuhanku, terimalah segala usaha hamba, Engkaulah yang Maha

    Mendengar dan Maha Mengetahui. Semoga Allah SWT membalas dengan pahala

    yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu dalam

    penyelesaian tulisan ini.

    Makassar,… April 2020

    Risaldi

  • x

    DAFTAR ISI

    Halaman

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3

    C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3

    D. Manfaat Penelitian............................................................................. 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. TinjauanPustaka ................................................................................ 6

    1. Pengertian Kaleng Bekas ............................................................. 7

    2. Pengertian Seni Kriya Logam ...................................................... 7

    3. Teknik Timbul ............................................................................. 11

    4. Pengertian Limbah Organik ......................................................... 12

    B. Kerangka Pikir .................................................................................. 13

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Tempat Penelitian .............................................................. 13

    B. Variabel dan Langkah-Langkah Penelitian ........................................ 13

    C. Langkah-langkah Penelitian .............................................................. 14

    D. Devinisi Operasional Variabel ........................................................... 14

    E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 15

    1. Teknik Observasi ......................................................................... 15

    2. Studi Dekumentasi....................................................................... 16

    F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 16

    1. Pengumpulan Data....................................................................... 16

    2. Mereduksi Data ........................................................................... 16

    3. Penyajian Data............................................................................. 17

    4. Verifikasi dan Kesimpulan .......................................................... 17

    G. Instrumen Penelitian .......................................................................... 17

  • xi

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian ................................................................................. 19

    1. Sejarah SMP Negeri 26 Makassar ................................................. 19

    2. Pembelajaran Seni Budaya Secara Umum ..................................... 21

    3. Proses Pembelajaran Seni Kriya Logam Dengan Menggunakan

    Kaleng Bekas Teknik Timbul ........................................................ 22

    4. Hasil Pembelajaran Seni Kriya Menggunakan Bahan Logam ........ 33

    5. Pembahasan .................................................................................. 36

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan.......................................................................................... 43

    B. Saran ................................................................................................... 44

    Daftar Pustaka .............................................................................................. 45

    Lampiran .......................................................................................................

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar. 1 Bunga .......................................................................................... 8

    Gambar. 2 Kuda ............................................................................................ 9

    Gambar. 3 Kaligrafi ...................................................................................... 9

    Gambar. 4 Kuda Berlari ................................................................................ 10

    Gambar. 5 Motif Burung Merak .................................................................... 10

    Gambar. 6 Kerangka Pikir ............................................................................. 12

    Gambar.7 Lokasi Penelitian .......................................................................... 13

    Gambar. 8 Skema Desain Penelitian .............................................................. 14

    Gambar. 9 Guru Memerikan Materi .............................................................. 26

    Gambar. 10 Siswa Membuat Sket ................................................................. 26

    Gambar. 11 Alat dan Bahan .......................................................................... 29

    Gambar. 12 Hasil Karya Siswa Kelompok I .................................................. 37

    Gambar. 13 Hasil Karya Siswa Kelompok II ................................................. 38

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel. 1 Format Observasi ............................................................................ 16

    Tabel. 2 Instrumen Penilaian Kriya Logam ................................................... 17

    Tabel. 3 Kriteria Penilaian Hasil Karya Siswa ............................................... 33

    Tabel. 4 Rentang Nilai .................................................................................. 34

    Tabel. 5 Hasil Evaluasi Pembelajaran Seni Kriya .......................................... 39

    Tabel. 6 Nilai Kelompok I............................................................................. 38

    Tabel. 7 Nilai Kelompok II ........................................................................... 40

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Membuat barang dari kerajinan logam bukanlah hal yang baru bagi

    Masyarakat Indonesia. Karya seni kriya dalam kehidupan umat Manusia

    merupakan salah satu sarana pemenuhan kebutuhan hidup. Karya seni kriya

    memiliki kekhasan tersendiri karena seni kriya merupakan suatu karya cipta

    manusia yang didasari rasa estetis sesuai apa yang diinginkan oleh Manusia itu

    sendiri.Berkesenian erat kaitannya dengan kreativitas apalagi bagi setiap siswa

    yang dituntut untuk kreatif bukan hanya di Sekolah tetapi di lingkungan

    Masyarakat.

    Penggunaan bahan logam yang digunakan bagi siswa yang kerap membuat

    siswa terbebani dalam pemenuhan bahan itu sendiri menjadikan Sekolah atau

    siswa itu menghambat dalam membuat sebuah karya seni kriya logam, apalagi di

    Sekolah-Sekolah yang jauh dari perkotaan yang ada di daerah-daerah atau pelosok

    merasa kesulitan untuk mendapatkan bahan logam yang biasa digunakan bahkan

    siswa merasa terbebani oleh masalah biaya yang ditanggung dalam pengadaan

    bahan logam untuk membuat karya seni kriya logam tersebut.

    Mengacu pada ide atau kreativitas yang harus dikembangkan untuk

    memecahkan sebuah masalah maka muncul ide untuk pengolahan limbah

    anorgani berbahan logam untuk menggantikan bahan yang dipakai oleh siswa

  • 2

    serta hasil dan kualitas yang dihasilkan tidak kalah bagus dengan bahan logam

    yang biasanya dibeli.

    Salah-satu unsur yang ikut menentukan di dalam kerberhasilan

    pembelajaran seni rupa adalah berkreasi seni kriya terapan. Banyak hal-hal yang

    dapat dilakukan oleh seorang guru seni rupa agar siswanya dapat berkreasi seni

    kriya terapan dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat

    tercapai.Untuk mencapai tujuan pembelajaran seni rupa siswa diharapkan mampu

    berkreativitas dalam berkarya seni rupa. Salah satu langkah yang dilakukan adalah

    dengan membuat rancangan pengembangan materi pembelajaran berkarya seni

    kriya logam bahan limbah anorganik.Suharto (2011: 222) menarik kesimpulan

    sebagai berikut.

    Kaleng merupakan jenis sampah anorganik yang sulit diurai oleh tanah

    sehingga memerlukan waktu cukup lama. Kaleng mengandung banyak

    unsur/komponen penyusun dan paling banyak adalah logam aluminium.

    Limbah padat aluminium dibagi dua macam, yaitu limbah padat

    aluminium primer seperti kaleng minuman ringan dan minuman bir serta

    limbah padat aluminium sekunder seperti bingkai jendela dan pintu

    aluminium. Limbah padat aluminium sekunder berbedakualitasnya dengan

    limbah padat aluminium primer sehingga memerlukan perlakuan dan

    pemeriksaan limbah padat aluminium sekunder sebelum didaur ulang.

    Daur ulang aluminium adalah memproses kembali aluminium.

    Dengan menggunakan media kaleng bekas siswa diharapkan dapat

    mengelolah limbah atau segala sesuatu yang tersedia di sekitarnya menjadi karya

    seni. Dalam pembuatan karya logam ini saya menggunakan logam aluminium,

    karena logam ini memiliki kelebihan dan keunikan dibandingkan logam yang lain,

    mudah didapat dan cara pengerjaannya pun tidak terlalu sulit dan alatnya pun

    sangat sederhana yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

  • 3

    Pemanfaatan logam bekas dapat dijadikan sebagai upaya untuk

    mengembangkan keahlian dan pengalaman estetis siswa yaitu dengan membuat

    karya seni kriya, yang secara fungsional karya tersebut memiliki nilai hias.Artinya

    siswa dituntut untuk mengukur tingkat keakuratan dalam merancang suatu bentuk

    sekaligus melatih estetika, sehingga bentuk yang dihasilkan akan bernilai tepat

    sekaligus estetik. Di sisi lain, pemanfaatan logam bekas ini juga menjawab

    tentang persoalan penanggulangan sampah industri logam bekas agar tidak

    menumpuk tanpa bermanfaat sama sekali.

    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis berkeinginan

    untuk melakukan penelitian “Proses Berkarya Seni Kriya Logam Teknik Timbul

    Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di

    atas,dapat diuraikan permasalahan sebagai berikut:

    Bagaimanakah prosesberkarya seni kriya logam menggunakan kaleng bekas

    dengan teknik timbul bagisiswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini

    bertujuan memperoleh data yang akurat, jelas dan benar atas masalah yang

    dirumuskan, secara terperinci tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

    proses berkarya seni kriya logam menggunakan kaleng bekas dengan teknik

    timbul bagi siswa kelas VIIISMP Negeri 26 Makassar.

  • 4

    D. Manfaat Penelitian

    Jikatujuan penelitian ini dapat dicapai, maka hasil penelitian ini

    diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

    1. Mahasiswa, diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi Program Studi

    Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unismuh

    Makassar.

    2. Tenaga pengajar, diharapkan dapat memberi bahan masukan untuk

    meningkatkan kreativitas dalam seni kriya.

    3. Institusi Universitas Muhammadiyah Makassar, dapat memberi bahan kajian

    bagi peneliti dalam memanfaatkan limbah anorganik dan dapat menjadi bahan

    pembelajaran yang akan datang.

    4. Siswa, dapat mengetahui proses pembuatan seni kriya logam dengan bahan

    kaleng bekas dengan teknik timbul bagisiswa kelas VIIISMP Negeri 26

    Makassar.

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Pustaka

    Salah satu unsur yang ikut menentukan di dalam kerberhasilan

    pembelajaran seni rupa adalah berkreasi seni kriya terapan. Banyak hal-hal yang

    dapat dilakukan oleh seorang guru seni rupa agar siswanya dapat berkreasi seni

    kriya dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

    Untuk mencapai tujuan pembelajaran seni rupa siswa diharapkan mampu

    berkreativitas dalam berkarya seni rupa. Salah-satu langkah yang dilakukan

    adalah dengan membuat rancangan pengembangan materi pembelajaran berkarya

    seni kriya logam berbahan limbah anorganik.Dalam pembuatan karya seni kriya

    sangat mudah karena alat dan bahannya sangat mudah didapatkan di lingkungan

    sehari-hari.

    Pada dasarnya tinjauan pustaka merupakan landasan teoritis dan

    menggunakan literatur yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.

    Perkembangan dalam dunia seni rupa, yaitu munculnya kriya sebagai bagian

    tersendiri yang terpisah dari seni rupa murni. Jika sebelumnya kita mengenal

    istilah seni kriya sebagai bagian dari seni murni, kita mengenal istilah kriya atau

    ada pula yang menyebutnya kriya seni. Kriya merupakan istilah dari bahasa

    Inggris berartiCraft, yaitu kemahiran membuat produk yang bernilai artistik

    dengan keterampilan tangan, produk yang dihasilkan umumnya eksklusif dan

    dibuat tunggal, baik atas pesanan ataupun kegiatan kreatif individual. Ciri

  • 6

    karya kriya adalah produk yang memiliki nilai yang baik dalam segi

    estetik maupun guna. Sedangkan karya kriya yang kemudian dibuat misal

    umumnya dikenal sebagai barang kerajinan.

    . Oleh karena itu, beberapa hal yang merupakan data ilmiah yang dijadikan

    sebagai bahan penunjang dalam melakukan penelitian ini, adalah sebagai berikut:

    1. Pengertian kaleng bekas

    Kaleng merupakan salah satu kemasan yang umum beredar di

    Masyarakat. Kaleng merupakan jenis sampah anorganik yang sulit diurai oleh

    tanah sehingga memerlukan waktu cukup lama.Menarik kesimpulan sebagai

    berikut.

    Kaleng mengandung banyak unsur atau komponen penyusun dan paling

    banyak adalah logam aluminium.Limbah padat aluminium dibagi dua

    macam, yaitu limbah padat aluminium primer seperti kaleng minuman

    ringan dan minuman bir serta limbah padat aluminium sekunder seperti

    bingkai jendela dan pintu aluminium (Suharto, 2011: 222).

    2. Pengertian seni kriya logam

    Kata „kriya‟ dalam bahasa Indonesia berarti pekerjaan (kerajinan tangan).

    Di dalam bahasa Inggris disebut craft yang mengandung arti: energi atau

    kekuatan, arti lain suatu keterampilan mengerjakan atau membuat sesuatu

    (http:www.answers.com/topic/craft). Istilah itu diartikan sebagai keterampilan

    yang dikaitkan dengan profesi seperti yang terlihat dalam craftsworker

    (pengrajin). Pada kenyataannya seni kriya sering dimaksudkan sebagai karya yang

    dihasilkan karena pengetahuan atau keterampilan seseorang; sebagaimana

    diketahui bahwa semua kerja dan ekspresi seni membutuhkan keterampilan.

  • 7

    Bandem (2002:94) menyimpulkan “sebuah karya (seni) dalam proses

    penggarapannya tidak berdasarkan pada kepakaan dan keterampilan yang baik

    (mumpuni), maka tidak akan ada kesempatan bagi kita untuk menikmati karya

    tersebut sebagai karya seni”.

    Perkembangan dalam dunia seni rupa adalah munculnya kriya sebagai

    bagian tersendiri yang terpisah dari seni rupa murni. Jika sebelumnya kita

    mengenal istilah kriya atau ada pula yang menyebutnya kriya seni. Kriya

    merupakan istilah dari bahasaInggris berarti craft yaitu kemahiran membuat

    produk yang bernilai artistik dengan keterampilan tangan, produk yang dihasilkan

    umumnya eksklusif dan dibuat tunggal, baik atas pesanan ataupun kegiatan kreatif

    individual. Ciri karya kriya adalah produk yang memiliki nilai yang baik dalam

    segi estetik maupun guna. Sedangkan karya kriya yang kemudian dibuat misal

    umumnya dikenal sebagai barang kerajinan.

    Seni kriya logam adalah kerajinan yang menggunakan bahan logam seperti

    besi, perunggu, emas dan perak. Sedangkan teknik yang digunakan biasanya

    menggunakan sistem cor, ukir, tempa, rakit, las atau sesuai dengan bentuk yang

    diinginkan. Contohnya pisau, barang aksesoris, miniatur alat transportasi, alat-alat

    berat, alat tempur dan lain-lain.Seni kriya (seni kerajinan) ialah suatu usaha

    membuat barang-barang hasil pekerjaan tangan, atau dapat pula berarti pekerjaan

    tangan.Artono (2007: 17)menyimpulkan “benda seni kriya biasanya dibuat untuk

    digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sekaligus melestarikan

    tradisi kesenirupaan suatu daerah”.

  • 8

    Dari uraian ini dapat ditarik satu kata kunci yakni kriya adalah kerja,

    pekerjaan, perbuatan, yang dalam hal ini bisa diartikan sebagai penciptaan karya

    seni yang didukung oleh keterampilan (skill)yang tinggi.Wahyuni (2015:45).

    Kriya merupakan cabang seni yang memiliki muatan estetik, simbolik dan

    filosofis sehingga menghadirkan karya-karya yang monumental sepanjang

    zaman. Praktik kriya pada masa lalu dibedakan dari kerajinan, kriya

    berada dalam lingkup istana (kerajaan) pembuatnya diberi gelar Empu

    sedangkan kerajinan yang berakar dari kata “rajin” berada di luar

    lingkungan istana, diperankan oleh rakyat jelata dan pembuatnya disebut

    pengrajin atau pandh.

    Berikut contoh hasil karya yang terbuat dari kaleng bekas sebagai berikut:

    Gambar.1 Bunga

    Sumber :https://www.google.comsenikriyakalengbekas

    https://www.google.com/

  • 9

    Gambar.2 Kuda

    Sumber :https://www.google.comsenikriyakalengbekas

    Gambar.3 Kaligrafi

    Sumber :https://www.google.com senikriyakalengbekas kaligrafi

    https://www.google.com/

  • 10

    Gambar.4 Kuda berlari

    Sumber: https://www.google.com seni kriya plat kuningan kuda berlari

    Gambar.5.Motif burung merak

    Sumber: https://www.google.com plat kuningan burung merak.

    3. Teknik timbul

    Teknik yang digunakan dalam pembuatan karya seni kriya logam dalam

    pemanfaatan limbah anorganik yaitu teknik ketok atau biasa disebut totol, tekstur

    https://www.google.com/https://www.google.com/

  • 11

    yang dihasilkan oleh totolan dari alat yang digunakan mengikuti pola desain yang

    akan membentuk sebuah gambar yang timbul sesuai yang diinginkan.Hudisunaryo

    (1982:51).

    Pengertian teknik ketok timbul dalam dunia barat sama dengan "Repousse

    (rəpūsā '),adalah teknik menghiasi permukaan logam dengan teknik tekan

    dari arah dalam dan disepakati dari belakang dengan tangan dan dalam

    makna yang sebenarnya repouse berartiRepousse, diterapkan

    padagayaornamenlogamdiperolehdengan mengarahkankeluar

    hinggadesain menjadicembung, dan terbentuk relief. Kemudian

    dihiasidengan pola reliefyang dibuatdengan menekan ataumemalupada sisi

    sebaliknya. Repousebekerja dengan teknik ornamentasilogamdalamdengan

    menekan ataumemalupada sisi sebaliknya. Proses ini berulang sampai

    tercapai bentuk yang diinginkan.

    4. Pengertian limbah anorganik

    Menurut Soekarman (1983:73) menyimpulkan “Sampah digolongkan

    menjadi dua, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik yaitu

    sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering,

    dan sebagainya, sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. Sedangkan

    sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik

    wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,

    kaleng,kayu dan sebagainya. Adanya limbah anorganik seperti kaleng minuman

    yang begitu banyak ditemukan disekitar kita maka dapat memunculkan ide untuk

    membuat sebuah karya seni rupa terapanguna untuk mengurangi sampahlimbah-

    limbah yang ada, serta melatih siswa untuk berfikir kreatif terhadap

    penanggulangan limbah-limbah yang ada sehingga dapat meningkatkan rasa cinta

    terhadap lingkungan sekitar”.

  • 12

    B. Kerangka Pikir

    Dengan melihat beberapa konsep di atas yang telah diuraikan pada

    tinjauan pustaka maka, dapatlah dibuatkan kerangka atau skema yang dijadikan

    sebagai kerangka pikir sebagai berikut:

    Gambar 6. Kerangka Pikir

    Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26

    Makassar

    Proses berkarya Seni kriya logam

    menggunakankaleng bekas

    Kaleng Bekas dalam berkarya seni

    Kriya Logam

    Hasil Penelitian

    Sekolah SMP Negeri 26 Makassar

    Guru Seni Budaya

  • 13

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Tempat Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan secara langsung di SMP Negeri 26

    Makassar. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan. Alasan memilih

    tempat penelitian di Sekolah tersebut untuk mengetahui proses berkarya seni kriya

    logam teknik timbul bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar.

    2. Lokasi Penelitian

    Berikut Dena Lokasi Penelitian

    Lokasi Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan secara langsung diSMP Negeri 26

    Gambar 5. Lokasi penelitan

    SMPN 26 MKS

    MESJID NURUL

    MUKHLISIN

    JL.BULDOZER

    JL. TRAKTOR

    JL. TRAKTOR IV

  • 14

    B. Variabel dan Langkah-Langkah Penelitian

    Variabel (Setyosari, 2010:108) adalah segala sesuatu yang menjadi objek

    pengamatan dalam penelitian.

    Sugiyono (2014:54) Variabel dalam penelitian ini adalah proses berkarya

    seni kriya logam dengan mempersiapkan alat dan bahan untuk membuat sebuah

    kerajinan tangan terutama bagi siswa siswi menuangkan kreaktivitas dalam

    pembuatan dan menciptakan karya seni kriya bahan logam, mulai awal pembuatan

    sampai akhir pembuatan suatu karya bagi siswa kelas VIIISMP Negeri 26

    Makassar.

    C. Langkah-langkah Penelitian

    Langkah-langkah penelitian disusun sedemikian rupa sehingga peneliti

    dapat memperoleh jawaban atas permasalahan-permasalahan penelitian.Adapun

    bentuk desain dalam penelitian tersebut digambarkan dalam skema di bawah ini:

    Proses berkarya seni kriya logam menggunakan

    kaleng bekas dengan teknik timbul

    Pengolahan dan analisis data

    Deskripsi Data

    Kesimpulan

    Teknik Pengumpulan Data

    (Observasi, tes praktik, dan dokumentasi)

  • 15

    Gambar 6.Skema Desain Penelitian

    D. Definisi Operasional Variabel

    Berdasarkan variabel di atas maka perlu dilakukan pendefenesian

    operasional variabel guna memperjelas dan menghindari terjadinya suatu

    kesalahan serta memudahkan sasaran penelitian hingga berjalan dengan baik.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Adapun teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian

    ini adalah sebagai berikut:

    1. Teknik observasi

    Observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan

    menggunakan seluruh alat indera.Teknik atau metode observasi, akan digunakan

    dalam pengumpulan data dengan melakukan penelitian secara langsung dengan

    mengukur kemampuan siswa. Sasaran observasi ini adalah bahan

    pembelajaran,fasilitas ataupun teknik yang digunakan dalam berkarya seni kriya

    logam bahan kaleng bekas dengan teknik timbul,dapat diukur dari indikator

    penilaian atau prinsip berkarya yang digunakan dalam penelitian ini.

    Data yang ingin dicapai melalui observasi tersebut yaitu data primer

    adalah data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khususmenyelesaikan

    permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti

    langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.

  • 16

    Format Observasi

    NO Hal-hal yang di amati Hasil pengamatan

    1. Pembuatan gambar sketsa sesuai dengan materi

    yang di berikan

    2. Mengenal fungsi bahan dan alat yang digunakan

    dalam berkarya kriya logam

    3. Proses membuat kriya logam

    4. Penyelesaian akhir dan hasil karya kriya logam

    Tabel 1. Format Observasi

    2. Studi dokumentasi

    Teknik ini akan digunakan untuk mencatat semua data yang diperoleh dari

    buku-buku atau literatur yang memiliki relevansi dengan objek yang diteliti.

    Disamping itu juga mengambil gambar dengan cara hasil karya siswa-siswi yang

    dibuat berdasarkan alat dan bahan yang sudah disediakan.

    F. Teknik Analisis Data

    Setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka selanjutnya penulis

    mengolah data secara terpisah dengan teknik sebagai berikut:

    1. Pengumpulan data

    Pengumpulan data yaitu kegiatan menelaah data yang terkumpul berdasarkan

    hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Kegiatan menelah data

    dilaksanakan dengan melakukan proses transkripsi hasil dari pengumpulan

  • 17

    data. Data yang telah ditranskripsikan dikelompokkan sesuai dengan masalah

    penelitian.

    2. Mereduksi data

    Pada tahap ini merupakan kegiatan untuk mengelompokkan dan

    mengklasifikasikan data. Data yang terkumpul selama penelitian diseleksi dan

    diidentifikasikan untuk kemudian dikelompokkan sesuai permasalahannya

    selain itu, seleksi yang dilakukan untuk menentukan data dibutuhkan dan data

    yang tidak dibutuhkan.

    3. Penyajian data

    Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil

    penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai

    dengan tujuan yang diinginkan.

    4. Verifikasi dan kesimpulan

    Verifikasi dan kesimpulan adalah kegiatan menetapkan simpulan terhadap hasil

    penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini meliputi pencarian makna data serta

    memberi penjelasan. Pada penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan

    dengan menyimpulkan data yang disajikan dan disesuaikan dengan rumusan

    masalah yang telah ditentukan

    .

  • 18

    G. Instrumen Penilaian

    Tabel 2. Instrumen Penilaian Kriya logam

    No IndikatorKemampu

    an

    HasilPenilaian

    Sangat

    Baik Baik Cukup Kurang

    SangatKur

    ang

    1

    Pembuatan gambar

    sketsa sesuai

    dengan materi yang

    diberikan

    2

    MengenalFungsiba

    handan alat yang

    digunakan dalam

    berkaya kriya

    logam

    3 Proses membuat

    kriya logam

    4

    Penyelesaianakhird

    an hasil karya kriya

    logam

    Hasil Penelitian

    Sumber: Sunaryo dan Sumartono. 2006. Seni Kriya

    Dasar (Bahan Ajar Seni Kriya I). Buku Ajar. UNNES

  • 19

  • 19

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Proses berkarya seni kriya logam menggunakan kaleng bekas dengan

    teknik timbul bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar, siswa sangat

    antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran tersebut, hal tersebut

    dilihat dari kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran dan dilihat dari bahan-

    bahan yang disiapkan siswa untuk praktik pembuatan hasil karya seni kriya

    dengan menggunakan kaleng bekas disisi lain siswa juga sangat gampang

    menemukan bahan yang ada disekitarnya.

    1. Sejarah SMP Negeri 26 Makassar

    SMP Negeri 26 Makassar yang terletak di Jalan Komp. PU Mallengkeri

    Baru Makassar, Kelurahan Tamalate, Kecamatan Mangasa Kota Makassar

    Propinsi Sulawesi Selatan berdirisejaktahun 1990. Secara geografis sekolah ini

    terletak di Kota Makassar sangat mudah dijangkau dari segala arah melalui

    banyak alat transportasi.

    SMP Negeri 26 Makassar memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu

    terletak di lingkungan perumahan, sedangkan di sebelah kanan atau sebelah utara

    sekolah terdapat Sekolah Dasar Mallengkeri yang memberikan gambaran antusias

    Masyarakat terhadap SMP Negeri 26 Makassar sehingga banyak diminati oleh

    calon siswa pada saat penerimaan siswa baru. Terbukti pada penerimaan siswa

  • 20

    baru tahun 2018/2019 dengan jumlah pendaftar yang mencapai 400 calon siswa,

    sedangkan daya tamping hanya324 siswa (9 rombel), dan jumlah siswa

    keseluruhan 788 siswa (27 Rombel).

    Fasilitas yang dimiliki SMP Negeri 26 Makassar antara lain ruang kelas

    sejumlah 9 buah, laboratorium IPA terdiri dari 1 buah, ruang UKS-PMR terdiri

    dari 1 buah, ruang koperasi terdiri dari 1 buah dan mushallah 1 Buah, dan 1 buah

    Perpustakaan. Namun sekolah ini memiliki sarana olahraga yang belum memadai,

    juga belum memiliki ruang guru, ruang komputer, dan solusinya adalah

    memanfaatkan fasilitas ruangan laboratorium. Fasilitas Sekolah yang masih dirasa

    kurang memadai tidak menyurutkan komitmen komponen Sekolah untuk berbuat

    maksimal demi terwujudnya mutu pendidikan. Pada tahun pelajaran 2014/2015

    SMP Negeri 26 Makassar telah menggunakan Kurikulum 2013 yang dimulai dari

    kelas VII sampai kelas IX.

    SMP Negeri 26 Makassar memiliki tenaga pendidik/guru sejumlah 49

    orang dan tenaga tata usaha 7orang. Dari jumlah 49 guru terdiri dari 41 orang guru

    tetap (PNS) dan 8 orang guru tidak tetap. Pada SMP Negeri 26 Makassar terdapat

    guru berkualifikasi ijazah S1/Akta IV, dan berkualifikasi ijazah S2.

    SMP Negeri 26 Makassar saat ini adalah menyusun kurikulum 2013 untuk

    memberi kesempatan kepada peserta didik agar:

    a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memahami dan

    menghayati, serta mengamalkan ajaran agamanya masing-masing;

  • 21

    b. Meningkatkan pengembangan keragaman potensi, minat dan bakat,serta

    kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan kinestetik secara optimal sesuai

    dengan tingkat perkembangannya;

    c. Mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi;

    d. Meningkatkan potensi fisik dan membudayakan sportifitas serta kesadaran

    hidup sehat;

    e. Meningkatkan kepekaan (sensitivitas), kemampuan mengekspresikan dan

    mengapresiasi keindahan dan keseimbangan (harmoni), hidup bermasyarakat,

    berguna untuk orang lain;

    f. Membangun, menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif,

    efektif inovatif dan menyenangkan.

    2. Pembelajaran seni budaya secara umum

    Pembelajaran deni budaya yang berlangsung di SMP Negeri 26 Makassar

    dilaksanakan dengan mengacu pada kurikulum 2006. Bahan ajar yang

    disampaikan oleh guru seni budaya dengan berpedoman pada SK/KD. Selain itu,

    pemilihan pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran,

    dan evaluasi pembelajaran juga disusun berdasarkan SK/KD. Dalam KTSP,

    pembelajaran seni budaya dilaksanakan dalam delapan belas kali pertemuan untuk

    tiap semester.

    Dalam pelaksanaan pembelajaran, salah-satu faktor yang paling

    menentukan adalah sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang dijadikan

    sebagai acuan ataupun penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran di Sekolah-

  • 22

    sekolah. Untuk diketahui bersama dalam pelaksanaan pembelajaran, guru, materi,

    dan metode tidak akan berjalan dengan lancar tanpa ada sistem yang mengatur

    secara struktur. Dengan demikian maka penulis mengedepankan permasalahan

    tentang kurikulum sebagai sistem yang menjadi salah satu faktor penentu dalam

    keberhasilan suatu proses pelaksanaan pembelajaran disebuah Instansi atau

    Sekolah, maka kurikulum dalam hal ini merupakan sistem yang digunakan

    diSekolah untuk dipahami oleh guru dalam menyampaikan materi secara struktur

    baik teoritis maupun praktis. Dengan demikian maka akan lebih mudah guru

    menekuninya secara totalitas.

    Adanya kurikulum di Sekolah memiliki arti yang penting dalam proses

    pelaksanaan pembelajaran, karena dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang

    dilakukan di kelas, harus mengacu pada kurikulum yang berlaku karena

    kurikulum dijadikan sebagai pedoman atau landasan dalam pelaksanaan

    pembelajaran.

    3. Proses pembelajaran seni kriya logam dengan menggunakan kaleng bekas

    teknik timbul

    Alokasi waktu yang diberikan untuk setiap pertemuan adalah 2x45 menit.

    Salah-satu materi pembelajaran seni rupa yang berkaitan dengan seni kriya adalah

    pembuatan kaligrafi atau gambar lainnya dengan menggunakan bahan kaleng

    bekas teknik timbul. Pembelajaran seni kriya di SMP Negeri 26 Makassar ini

    memanfaatkan kaleng bekas sebagai bahan utama. Pembelaran ini melalui tiga

    tahapan yaitu kegiatan perencanaan, kegiatan pelaksanaan, dan kegiatan evaluasi.

    Kegiatan tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

  • 23

    a. Perencanaan

    Kegiatan perencanaan dilakukan sebelum melakukan proses kegiatan

    pembelajaran. Perencanaan dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar yang

    meliputi prota (program tahunan), pomes (program semesteran), silabus dan RPP

    yang dibuat oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran berisi

    standar kompetensi, kompetensi dasar, alokasi waktu, indikator, tujuan

    pembelajaran, materi yang akan disampaikan, sumber dan media yang digunakan,

    metode yang akan digunakan serta penilaian hasil belajar.

    Indikator pembelajaran yang dirumuskan yaitu menjelaskan seni kriya,

    menyebutkan alat dan bahan seni kriya dengan menggunakan bahan logam,

    menjelaskan teknik pembuatan kaligrafi menggunakan bahan logam kaleng bekas,

    menerapkan langkah-langkah pembuatan kaligrafi dari bahan logam kaleng bekas.

    Kemudian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu siswa mampu membuat

    karya seni kriya menggunakan bahan logam kaleng bekas teknik timbul.

    Media berkarya yang digunakan dalam penelitian ini adalah kaleng bekas.

    Bahan seni kriya yang dapat digunakan seperti logam, kaleng bekas, pulpen

    kosong, besi atau paku, gunting dan penggaris.

    Metode yang digunakan yaitu pendekatan CTL, demonstrasi dan

    pemberian tugas. Metode CTL, bertujuan untuk mengajak siswa pada aktivitas

    yang mengaitkan materi pembelajaran pada kehidupan sehari-hari. Metode

    demostrasi, digunakan untuk menjelaskan mengenai prosedur berkarya, yaitu

    demonstrasi berkarya seni kriya menggunakan bahan logam. Sedangkan metode

  • 24

    pemberian tugas digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam berkarya

    seni kriya menggunakan kaleng bekas.

    Penilaian yang dilakukan yaitu tes berkarya seni kriya menggunakan

    bahan logam kaleng bekas teknik timbul. Penilaian hasil karya berdasarkan

    beberapa aspek yaitu penggunaan bahan dan alat, idea tau gagasan, kreaktivitas,

    dan teknik.

    b. Pelaksanaan

    Pelaksanaan pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 26 Makassar

    meliputi tiga tahapan yaitu, kegiatan awal (pembukaan), kegiatan inti, serta

    kegiatan akhir (penutup). Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada rencana

    pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat sebelum melaksanakan kegiatan

    belajar mengajar.

    Pada pembelajaran seni rupa, biasanya guru menggunakan metode

    demonstrasi serta metode penugasan. Dalam penyampaian materi, guru

    mempunyai strategi yang digunakan untuk menghadapi para siswanya. Guru

    memberikan motivasi atau penghargaan terhadap siswa disesuaikan dengan

    karakter masing-masing siswa. Sedangkan dalam media yang digunakan dalam

    pembelajaran seni rupa disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan kepada

    Siswanya.

    Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru seni budaya (seni rupa)

    sebelum melaksanakan kegiatan pembelajarannya, guru mempersiapkan

    perangkap pembelajarannya terlebih dahulu. Pelaksanaan pembelajaran seni

    budaya di SMP Negeri 26 Makassar, guru menggunakan metode demosntrasi.

  • 25

    Dalam kegiatan belajar mengajar, pada umunya pembelajaran seni budaya

    dilaksanakan di dalam kelas.

    Pada pertemuan pertama yang dilakukan guru saat kegiatan awal

    pembelajaran adalah mengucapkan salam, mempresensi kehadiran siswa, dan

    menyampaikan tujuan dari pembelajaran seni kriya menggunakan bahan logam.

    Kegiatan selanjutnya, guru menyampaikan materi pembelajaran seni kriya

    menggunakan kaleng bekas. Namun guru tidak menunjukkan contoh karya seni

    kriya dari bahan logam. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa

    untuk bertanya. Langkah selanjutnya adalah guru menjelaskan tentang bahan dan

    alat yang akan digunakan untuk pembuatan hasil karya seni kriya

    menggunakankaleng bekas. Dalam proses pembelajaran, guru juga menjelaskan

    tentang langkah-langkah pembuatan seni kriya dengan menggunakan bahan

    logam, yaitu sebagai berikut:

    Tahapan pertama, siswa menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan

    untuk praktis seni kriya menggunakankaleng bekas. Selanjutnya, siswa mulai

    membuat sket pada kertas atau langsung pada logam sesuai dengan ide yang ada

    pada pikiran siswa masing-masing dengan menggunakan tema seni kriya berbahan

    logam. Berikut gambar pada siswa sedang melakukan kegiatan membuat sket

    gambar pada kertas yang berukuran 20x25cm.

  • 26

    Gambar 4.1: Guru Memberikan Materi

    (dokumentasi Risal, tanggal 27 Maret 2020)

    Pada saat sedang berlangsungnya pembelajaran seni kriya menggunakan

    kaleng bekas yang dilakukan di dalam kelas, siswa antusias dan bersemangat

    dalam mengikuti pembelajaran tersebut.

    Gambar 4.2: siswa membuat Sket Lafal Allah dan Menduplikat

    Gambar ke Logam

    (Dokumentasi Risal, tanggal 27 Maret 2020)

  • 27

    Gambar 4.2 merupakan kegiatan siswa pada saat melakukan kegiatan

    membuat gambar sket. Siswa membuat gambar sket dengan menggunakan media

    kertas. Sket yang dibuat siswa yaitu kaligrafi sesuai dengan kreaktivitas siswa.

    Namun saat memberikan materi, guru memberikan arahan tentang

    bagaimana cara membuat kaligrafi dengan menggunakankaleng bekas. Gambar di

    bawah menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran berlangsung siswa

    nampak aktif dalam mengikuti pembelajaran seni kriya menggunakan kaleng

    bekas.

    Gambar 4.3. Proses di Totok

    (Dokumentasi Risal, Tanggal 27 Maret 2020)

    Gambar 4.3 adalah kegiatan siswa dalam melakukan pengetokan dan

    penindisan pada logam. Dalam kegiatan tersebut, siswa mencetak kaligrafi. Proses

    pencetakan tersebut dilakukakan dengan perlahan dan sedikit tekanan pada

    gambar. Kemudian guru mengecek hasil karya siswa yang sudah jadi.

    Selanjutnya, seluruh hasil karya siswa dikumpulkan ke meja yang paling depan

  • 28

    untuk dikumpulkan. Semua karya yang telah dikumpulkan selanjutnya akan

    dilakukan penilaian oleh guru setelah proses pembelajaran selesai. Lalu guru

    bertanya jawab tentang simpulan pembelajaran seni kriya menggunakan bahan

    logam kaleng bekas. Pada penutup guru memberikan motivasi kepada siswa.

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa hasil karya

    siswa cukup bervariasi.

    Pembelajaran seni kriya menggunakan bahan logam di SMP Negeri 26

    Makassar di ikuti siswa dengan cukup antusias. Hal ini dapat di lihat dari

    keseriusan siswa saat mengikuti pembelajaran seni kriya menggunakan kaleng

    bekasdan kesiapan siswa dalam mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan

    buat praktik (kreasi). Siswa SMP Negeri 26 Makassar kelas VIII Sudah

    menanggapi pembelajaran karya seni kriya dengan memanfaatkan bahan logam

    dengan baik. Tingkat kesulitan siswa yang dialami yaitu proses pengetokan yang

    memerlukan kecermatan dalam penindisan bahan logam sesuai dengan sket yang

    telah dibuat di atas kertas serta saat proses pengetokan yang memerlukan

    kesabaran. Secara garis besar, siswa SMP Negeri 26 Makassar cukup rajin dalam

    membuat hasil karyanya. Hasil karya di kelas VIII ini beraneka ragam dan bentuk

    dalam pembuatan temanya misal: Lafal Allah, Muhammad, dan lainnya.

    Hal tersebut dilihat dari kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran dan

    dilihat dari bahan-bahan yang disiapkan siswa untuk praktik pembuatan hasil

    karya seni dengan menggunakan kaleng bekas. Gambar bahan dan alat yang

    dibawa siswa adalah sebagai berikut:

  • 29

    Gambar 4. Alat dan Bahan

    Gambar 4.4. Palu

    (Dokumentasi Risal, tanggal 28 Maret 2020)

    Gambar 4.5. Kater

    (Dokumentasi Risal. Tanggal 28 Maret 2020)

    Gambar 4.6. Gunting

    (Dokumentasi Risal, tanggal 28 Maret 2020)

  • 30

    Gambar 4.7. Penggaris

    (Dokumentasi Risal, tanggal 28 Maret 2020)

    Gambar 4.8. Paku

    (Dokumentasi Risal, tanggal 28 Maret 2020)

    Gambar 4.10. Logam kaleng bekas

    (Dokumentasi Risal, tanggal 28 Maret 2020)

  • 31

    Gambar 4.10 menunjukkan bahan yang akan digunakan untuk praktik

    siswa. Alat yang dibawa siswa adalah gunting, pisau, pulpen, paku, palu dan

    penggaris. Sedangkan bahan yang dibawa adalah logamkaleng bekas, tripleks dan

    lakban.

    Selama proses pembelajaran berlangsung, guru selalu memberikan

    kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada hal yang belum jelas. Hal ini

    dilakukan oleh guru untuk memastikan siswa benar-benar memahami apa yang

    disampaikan guru.

    Kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan tugas pada siswa untuk

    membawa bahan dan alat untuk pertemuan yang selanjutnya. Guru melakukan

    refleksi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Guru dan siswa bertanya

    jawabuntuk menyimpulkan hasil pembelajaran seni kriya dengan menggunakan

    kaleng bekas.

    Kemudian pada pertemuan ke dua guru melakukan kegiatan pendahuluan

    dengan mengucapkan salam, membimbing siswa berdoa bersama, mengecek

    kehadiran siswa dan menyampaika tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru

    bertanya jawab dengan siswa mengenai materi pembelajaran sebelumnya,

    kemudian guru mengecek bahan dan alat yang digunakan lalu mengecek sket yang

    sudah dibuat oleh siswa. Setelah itu siswa memulai karya seni kriya kaligrafi dari

    kaleng bekas.

    Siswa mulai membuat kaligrafi kuningan dengan didesain yang

    digambarkan sebelumnya, langkah yang dilakukan siswa selanjutnya

    menduplikatkan desain, setelah desain jadi duplikatkan ke ukuran yang 20x25cm.

  • 32

    Setelah proses penduplikatkan selesai selanjutnya siswa yaitu melakukan

    penggoresan pada logam. Selanjutnya siswa mulai menindis kaleng bekasyang

    telah kita gores.

    c. Evaluasi

    Kegiatan evaluasi dilakukan setiap selesai melaksanakan pembelajaran.

    Cara guru mengevaluasi bisa dilihat dari nilai yang ada pada penugasan. Guru

    mengevaluasi siswa dari proses pembuatan karyanya dan hasil karya siswa. Siswa

    yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), dalam dilakukan

    remedial pada waktu pulang sekolah. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMP

    Negeri 26 Makassar untuk pembelajaran seni budaya yaitu 75.

    Siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar senang dalam mengikuti

    pembelajaran seni kriya dengan menggunakan kaleng bekas. Hal tersebut sesuai

    dengan penuturan salah-satu siswa yang berkata “saya senang karena saya bias

    mendapatkan pengalaman”. Siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar lebih

    senang dengan pembelajaran seni kriyadengan menggunakan kaleng bekas karena

    disisi lain bahannya gampang didapat dan dijangkau. Kemudian, siswa juga cukup

    menanggapi dengan baik kegiatan yang dilakukan, sehingga siswa semangat

    dalam menyelesaikan hasil karya kaligrafinya. Karya kaligrafi yang dihasilkan

    siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar hasilnya cukup bervariasi sesuai

    dengan kreaktivitas yang dilakukan oleh setiap siswa. Kegiatan evaluasi

    pembelajaran dilakukan untuk mengetahui hasil proses pembelajaran seni kriya

    dengan menggunakan kaleng bekaspada siswa kelas VIII SMP Negeri 26

    Makassar.

  • 33

    4. Hasil pembelajaran seni kriya menggunakan bahan logam

    Pembelajaran seni kriya dengan menggunakan kaleng bekasyang telah

    dilaksanakan di SMP Negeri 26 Makassar yang berjumlah 18 siswa, dilihat oleh

    guru dan peneliti untuk diberi penilaian.

    Hasil pembelajaran kreaktivitas siswa dimulai berdasarkan beberapa

    kriteria. Kriteria tersebut dapat dilihat pada table berikut ini.

    Tabel 4.1. Kriteria Penilaian Hasil Karya Siswa

    Aspek yang Dinilai Skor (1-25)

    Penggunaan bahan dan alat

    Ide

    Kreaktivitas

    Teknik

    Berdasarkan tabel4.1, dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh siswa

    berdasarkan penggunaan bahan dan alat, gagasan, kreaktivitas, teknik. Dari

    keempat aspek tersebut akan diperoleh skor 25 untuk masing-masing aspek

    sehingga nilai maksimal yaitu 100. Melalui keempat aspek tersebut akan diperoleh

    nilai akhir hasil karya siswa yang terbagi ke beberapa kategori nilai, yaitu kategori

    sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Rentang nilai kategori

    tersebut adalah sebagai berikut.

    Tabel 4.2. Rentang Nilai

    No. Rentang Nilai Kategori

    1. 91-100 Sangat Baik

  • 34

    2. 81-90 Baik

    3. 71-80 Cukup

    4. 61-70 Kurang

    5, 0-60 Sangat Kurang

    Berdasarkan tabel di 4.2, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 91

    sampai 100 termasuk dalam kategori sangat baik. Siswa dengan nilai 81 sampai

    90 termasuk dalam kategori baik. Siswa dengan nilai 71 sampai 80 termasuk

    dalam kategori cukup, nilai 61 sampai 70 termasuk kategori kurang, serta 0

    sampai 60 termasuk kategori sangat kurang. Nilai yang diperoleh siswa kelas VIII

    SMP Negeri 26 Makassar adalah sebagai berikut.

    Tabel 4.3. Hasil Evaluasi Pembelajaran Seni Kriya Menggunakan Bahan

    Logam oleh Guru

    Nama

    Penggunaan

    bahan dan

    alat

    Ide Kreaktivitas Teknik Nilai Kategor

    i

    Melky 19 20 22 21 82 Baik

    Azzahra 18 22 20 21 81 Baik

    Fitra 20 18 22 17 77 Cukup

    Kiki 21 22 24 19 86 Baik

    Amelia 19 20 18 21 78 Cukup

    Rizqan 22 20 21 18 81 Baik

    Dessi 21 19 21 19 80 Baik

    Ansyari 18 19 17 16 70 Kurang

  • 35

    Jaenab 19 19 17 20 75 Cukup

    Putry 22 23 23 22 88 Baik

    Jannah 20 18 19 20 77 Cukup

    Astria 19 20 18 18 75 Cukup

    Gunawa 20 22 21 19 82 Baik

    Nuria 20 19 21 18 78 Cukup

    Puspita 18 19 20 18 75 Cukup

    Yulianti 19 18 19 17 73 Cukup

    Syahrul 21 23 21 22 87 Baik

    Yuli 22 23 22 22 87 Baik

    Jumlah 1.432

    Nilai Rata-rata 79,5 Cukup

    Nama guru : Mugniati S.Pd

    Berdasarkan tabel 4.3, nilai rata-rata siswa kelas VIII SMP Negeri 26

    Makassar sebagai objek penelitian ini adalah 79,5 termasuk kategori telah

    mencapai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh

    guru SMP Negeri 26 Makassar. Siswa yang mendapat nilai kategori di atas KKM

    berjumlah 9 orang, siswa dengan nilai kategori di bawah KKM berjumlah 8 orang.

    Serta siswa yang memperoleh nilai dengan kategori luring yaitu berjumlah 1

    orang.

    Nilai rata-rata siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar dalam hasil

    pembelajaran karya seni kriya menggunakan kaleng bekasyaitu 79,5 termasuk

    kategori di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) . Hal ini menunjukkan siswa

  • 36

    yang memperoleh nilai dalam kategori baik berjumlah 11 orang, siswa yang

    memperoleh nilai dalam kategori di bawah KKM berjumlah 6 orang sedangkan

    siswa yang memiliki nilai kurang berjumlah 1 orang.

    5. Pembahasan

    a. Proses pembelajaran seni kriya menggunakan bahan logam

    Pembelajaran seni kriya menggunakan kaleng bekasdengan menggunakan

    teknik timbul di SMP Negeri 26 Makassar diikuti siswa dengan cukup antusias.

    Hal ini dapat dilihat dari keseriusan siswa saat mengikuti pembelajaran seni kriya

    menggunakan kaleng bekasdan kesiapan siswa dalam mempersiapkan alat dan

    bahan yang digunakan buat praktik. Siswa SMP Negeri 26 Makassar kelas VIII

    sudah menanggapi pembelajaran karya seni kriya dengan memanfaatkan kaleng

    bekasdengan baik. Tingkat kesulitan siswa yang dialami yaitu proses pengetokan

    yang memerlukan kecermatan dalam penindisan bahan logam sesuai dengan sket

    yang telah dibuat di atas kertas serta saat pengetokan yang memerlukan

    kesabaran. Secara garis besar, siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar cukup

    rajin dalam pembuatan hasil karyanya. Hasil karya kelas VIII ini beraneka ragam

    dan bentuk dalam pembuatan temanya misal: Lafal Allah, Muhammad, dan

    lainnya.

    Siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar senang dalam mengikuti

    pembelajaran seni kriya dengan menggunakan kaleng bekas karena bahannya

    sangat mudah didapat. Hal tersebut sesuai dengan penuturan salah satu yang

    berkata “saya senang karena saya bisa mendapatkan pengalaman”. Siswa kelas

    VIII SMP Negeri 26 Makassar lebih senang dengan pembelajaran seni kriya

  • 37

    dengan menggunakan kaleng bekas. Kemudian, siswa juga cukup menanggapi

    dengan baik kegiatan yang dilakukan, sehingga siswa lebih semangat dalam

    menyelesaikan hasil karyanya. Karya kaligrafi yang dihasilkan siswa kelas VIII

    SMP Negeri 26 Makassar hasilnya cukup bervariasi sesuai dengan kreativitas

    yang dimiliki oleh setiap siswa.

    b. Hasil pembelajaran seni kriya menggunakan bahan logam teknik timbul

    Gambar 4.11. Proses di Totok

    (Dokumentasi Risal, tanggal 28 Maret 2020)

  • 38

    Gambar 4.12. Hasil Karya Siswa Kelompok 1 Lafal Allah

    (Dokumentasi Risal, Tanggal 28 Maret 2020)

    Kelas VIII kelompoksatu melakukan proses akhir dalam pembuatan kriya

    logam yaitu proses totok pada permukaan logam dengan memperhatikan desain

    yang ada pada media logam dan membersihkan kesan agar desain yang

    dipindahkan ke logam tersebut muncul dan ini merupakan proses akhir dalam

    membuat sebuah karya dua dimensi dari kaleng bekas.

    Tabel 4.4 Nilai kelompok 1 Hasil Karya Kaligrafi Lafadz Allah

    No. Nama Siswa Nilai Aspek yah dinilai

    1. Melky 82 a. Desain

    b. Kerja kelompok

    c. Kehadiran

    d. Keaktifan

    2. Azzahra 81

    3. Fitra 77

    4. Kiki 86

  • 39

    5. Amelia 78 e. Ketepatan mengetok

    logam

    6. Rizqan 81

    7. Dessi 80

    8. Ansyari 70

    9. Jaenab 75

    Total : 710

    Hasil Karya Siswa Kelompok 2 kaligrafi Lafadz Muhammad

    Gambar 4.13. Proses Di Totok

    (Dokumentasi Risal, Tanggal 28 Maret 2020)

  • 40

    Gambar 4.14. Hasil Karya Siswa Kelompok 2

    (Dokumentasi Risal, Tanggal 28 Maret 2020)

    Kelas VIII kelompok 2 sebelum proses logamnya ditotok sebaiknya

    dikeringkan dulu agar mempermudah dalam proses ditotok dan dibiarkan

    menempel dengan baik ditripleks dan menunggu lemnya kering kemudian baru

    melakukan proses totok dan ini merupakan proses ke empat dalam membuat seni

    kriya logam kaleng bekas menggunakan teknik timbul.

    Tabel 4.5. Nilai Kelompok 2 Hasil Karya Kaligrafi Lafadz Muhammad

    No. Nama Siswa Nilai Aspek yang dinilai

    1. Putry 88 a. Desain

    b. Kerja Kelompok

    c. Kehadiran

    d. Keaktifan

    e. Ketepatan Mengetok Logam

    2. Jannah 77

    3. Astria 75

    4. Gunawa 82

    5. Nuria 78

  • 41

    6. Puspita 75

    7. Yulianti 73

    8. Syahrul 87

    9. Yuli 87

    Total : 722

    Hasil penelitian oleh guru tentang pembelajaran hasil kriya menggunakan

    kaleng bekasnilai rata-rata siswa 79.5 kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar adalah

    termasuk kategori di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah

    ditentukan oleh guru mata pelajaran seni budaya. Selain guru yang memberikan

    nilai, peneliti juga memberikan nilai untuk mengetahui bagaimana hasil

    pembelajaran seni kriya menggunakan kaleng bekaskaleng bekasyaitu nilai rata-

    rata siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar dalam hasil pembelajaran karya

    seni kriya menggunakan bahan logam teknik timbul yaitu termasuk kategori di

    atas KKM yang telah ditentukan oleh guru SMP Negeri 26 Makassar dan apabila

    ada siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah

    ditentukan oleh guru seni budaya maka siswa yang bersangkutan akan melakukan

    remedial.

    Aspek-aspek penilaian karya yang digunakan oleh guru dan peneliti yaitu

    ide, kreativitas, teknik dan karakteristik. Hasil evaluasi oleh guru menunjukkan

    nilai rata-rata siswa adalah termaksud kategori cukup dan hasil evaluasi oleh

    peneliti menunjukkan nilai rata-rata siswa adalah termaksud kategori cukup.

    Kedua hasil evaluasi tersebut termasuk dalam kategori cukup atau memenuhi di

  • 42

    atas KKM, tetapi bila dilihat berdasarkan rincian nilai yang diperoleh oleh siswa

    diketahui bahwa hasil evaluasi oleh peneliti menunjukkan adanya 11 siswa yang

    memperoleh nilai dengan kategori baik. Sementara hasil evaluasi oleh guru

    menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik sebanyak

    9 siswa.

    Hasil penilaian tersebut maka dapat disimpulkan hasil evaluasi guru dan

    peneliti menunjukkan perolehan nilai yang sama yaitu termasuk dalam kategori

    telah mencapai KKM yang telah ditentukan.

  • 43

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarakan hasil penelitian dan pembahasan maka adapun kesimpulan

    adalah sebagai berikut:

    1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh maka dapat dikemukakan

    simpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran seni kriya menggunakan bahan

    logam kaleng bekas teknik timbul pada siswa kelas VIII SMP Negeri 26

    Makassar berjalan sesuai dengan rancangan oleh guru. Pembelajaran seni kriya

    menggunakan bahan kaleng bekas yang dilakukan didalam kelas, siswa dengan

    cukup antusias dan bersemangat. Hal ini dapat dilihat dari keseriusan siswa

    saat mengikuti pembelajaran seni kriya menggunakan kaleng bekas dan

    kesiapan siswa dalam mempersiapkan alat dan bahan buat praktik.

    2. Tingkat kesulitan siswa yang dialami yaitu proses pengetokan yang

    memerlukan kecermatan dalam penindisan bahan logam sesuai dengan sket

    yang dibuat diatas kertas serta proses pengetokan yang memerlukan kesabaran.

    Secara garis besar, siswa SMP Negeri 26 Makassar cukup rajin dalam

    pembuatan hasil karyanya. Hasil karya siswa kelas VIII ini beraneka ragam dan

    bentuk dalam pembuatan temanya misal: Lafal Allah, Muhammad, dan

    lainnya.

    Siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar senang dalam mengikuti

    pembelajaran seni kriya dengan menggunakan kaleng bekas selain itu

  • 44

    bahannya mudah di dapat, hal tersebut sesuai dengan penuturan siswa yang

    berkata “saya senang karena bias mendapatkan pengalaman”. Siswa kelas VIII

    SMP Negeri 26 Makassar lebih senang dengan pembelajaran seni kriya dengan

    menggunakan bahan kaleng bekas. Kemudian, siswa juga cukup menanggapi

    dengan baik kegiatan yang dilakukan, sehingga siswa lebih semangat dalam

    meyelesaikan karya kaligrafinya. Karya kaligrafi yang dihasilkan siswa kelas

    VIII SMP Negeri 26 Makassar hasilnya cukup bervariasi sesuai dengan

    kreativitas yang dimliki oleh setiap siswa

    3. Pada pertemuan kedua, guru mengkondisikan siswa untuk melaksanakan tugas

    yang diberikan yaitu membuat karya seni kriya mengguanakan bahan logam

    kaleng bekas. Sesuai hasil pengataman peneliti, guru sudah cukup baik dalam

    membimbing siswa selama proses pembuatan karya. Hasil pengamatan

    terhadap siswa juga diketahui bahwa siswa terlihat serius dalam mengerjakan

    tugas yang diberikan.

    B. Saran

    Untuk meningkatkan pemanfaatan limbah anorganik dalam karya seni kriya

    logam kaleng bekas, maka disarankan:

    1. Sebaiknya Pendidik memberikan bimbingan khusus kepada peerta didik yang

    dianggap mengalami kesulitan dalam proses penciptaan karya dengan benar.

    2. Kepada Pendidik, agar hasil penelitian ini dijadikan referensi guna menemukan

    cara yang efektif dan bervariasi dalam usaha untuk menarik perhatian peserta

    didik dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran Seni Budaya.

  • 45

    3. Kepada Peneliti yang akan mengadakan penelitian lanjutan, agar penelitian ini

    dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya guna meningkatkan kualitas

    pembelajaran Seni Budaya.

  • 46

    DAFTAR PUSTAKA

    Artono.2007. Kreasi Seni Budaya SMA X. Jakarta. Ganeca Exact

    Bandem, 2002. “Seni Dalam Perspektif Pluralisme Budaya”. Makalah SEMNAR

    di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.

    Haryono, 2002.Seni Kriya Logam.Jakarta. Alfabeta.

    Hudisunaryo &Kuwat. 1982. Penuntun Prektik Kerajinan Logam. Jakarta:

    C.V.Sandang Mas.

    Rohidi, T. R. 2011. MetodologiPenelitianSeni. Semarang. Cipta Prima Nusantara

    CV.

    Setyosari.2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.Jakarta. EGC.

    Soekarman. 1983. Pemanfaatan Tinja dan Sampah DKI Jakarta untuk Menunjang

    Pembangunan Nasional.Jakarta. CV. Era Swasta.

    Sugiono. 2014.MetodePenelitianPendidikan. Bandung: Alfabeta.

    Suharto, 2010.Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air, Yogyakarta. PT

    Raja Grafindo Persada

    Sunaryo & Sumartono. 2006. Seni Kriya Dasar (Bahan Ajar Seni Kriya I). Buku

    Ajar. UNNES

    Syamsuri,2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: FKIP UNISMUH

    Makassar.

    Wahyuni.2015. “Pemanfaatan Limbah Anorganik dalam Karya Seni Lukis

    Dengan Perpaduan Teknik Kolese Dan Mozaik Pada Siswa Kelas VIII

    SMP Negeri 21 Makassar” Skripsi Universitas Muhammadiyah Makassar

    Fakultas Seni Rupa.

  • 48

    RIWAYAT HIDUP PENULIS

    RISALDI, lahir di Sinjai Desa Bua Kecamatan

    Tellulimpoe Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Lahir

    pada tanggal 9 Desember 1993, merupakan anak Ke 1

    dari 3 bersaudara dari pasangan Karim dan Hayati.

    Penulis menghabiskan masa kecil di kampung halaman

    sendiri dan pertama kali mengikuti pendidikan formal pada tahun 2000 di SDN

    163 Lempangan tamat pada tahun 2007, kemudian melanjutnya pendidikan di

    SMPN 3 Sinjai timur dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis

    melanjutnya pendidikan di Sekolah Menengah Atas di SMAN 10 Sinjai dan tamat

    pada tahun 2013. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas

    Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar) Pada tahun 2013 dan diterima di

    Program Studi Pendidkan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    (FKIP).