Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

35
Proses Alokasi dan Ketenagakerjaan Jahen Fachrul Rezki

Transcript of Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Page 1: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Proses Alokasi dan Ketenagakerjaan

Jahen Fachrul Rezki

Page 2: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Proses Alokasi Industri Manufaktur Proses Alokasi Perdagangan Internasional Transformasi Tenaga Kerja

Page 3: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Proses Alokasi Industri Manufaktur

Kontribusi sektor manufaktur akan meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan per kapita suatu negara

Pada sektor industri manufaktur sendiri, terjadi proses transformasi jika diperhatikan secara detail.

Page 4: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Kontribusi Industri Manufaktur dalam PDB

Page 5: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Industri Ringan vs Berat

Page 6: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Transformasi Industri Manufaktur UNIDO (United Nations Industrial Development Organization)

membagi industri manufaktur ke dalam 2 kelompok utama: industri berat dan ringan

Industri ringan: ISIC 31 (makanan, minuman, tembakau), 32 (tekstil, kulit, dll), 33 (industri kayu, mebel, dll), 342 (Percetakan dan penerbitan), 355 (barang dari karet), 356 (barang dari plastik), 39 (tidak dikelompokkan di mana-mana)

Industri berat: ISIC 341 (kertas dan barang dari kertas), 351 (industri kimia), 352 (industri kimia dasar), 353&354 (pengilangan minyak bumi dan batu bara), 36 (keramik, kaca, serta bukan dari logam dan migas), 37 (logam dasar besi baja dan bukan besi), 38 (mesin, alat pengangkutan, optik, dll)

Page 7: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Transformasi Industri Manufaktur

• Perubahan pada sektor industri manufaktur disebabkan oleh beberapa hal:Faktor universal (berasal dari pergerakan ekonomi itu

sendiri): faktor permintaan, proses akumulasi, dan pergeseran permintaan

Kebijakan pemerintah (berasal dari kebijakan dan stimulus yang diberikan oleh pemerintah)

Page 8: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Faktor Permintaan:– Secara umum, kenaikan pendapatan akan meningkatkan

permintaan barang manufaktur secara keseluruhan (income elastic)

– Elastisitas permintaan terhadap kelompok industri manufaktur berbeda-beda

– Elastisitas permintaan terhadap pendapatan berubah menurut tingkat pendapatan per kapita

Page 9: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Faktor Permintaan

• Berdasarkan elastisitas permintaan terhadap pendapatan, industri manufaktur dapat dibagai ke dalam 3 kelompok, yaitu:– Industri yang berkembang pada tahap awal (early industry)– Industri yang berkembang pada tahap menengah (middle

industry)– Industri yang berkembang pada tahap akhir (late industry)

Page 10: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Faktor Permintaan

• Early Industry: Income elastic pada pendapatan rendah: ISIC 31 (makanan, minuman, tembakau), 321 (tekstil), 324 (alas kaki)

• Middle Industry: Income elastic pada pendapatan menengah: ISIC 33 (industri kayu, mebel, dll), dan 335 (barang dari karet)

• Late Industry: Income elastic pada pendapatan tinggi: ISIC 322 (pakaian jadi kecuali alas kaki), 323 (kulit), 342 (penerbitan dan percetakan), dan 356 (barang dari plastik)

Page 11: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Faktor Permintaan

Berdasarkan penggunaan akhir, industri dapat dibagai ke dalam: industri manufaktur penghasil barang konsumsi, bahan baku, dan barang modal Industri Barang konsumsi: Semua industri ringan kecuali ISIC

323 (kulit), 355 (barang dari karet), dan 356 (barang dari plastik) Industri Bahan baku: ISIC 323 (kulit), 355 (barang dari karet), dan

356 (barang dari plastik) ditambah ISIC 341 (kertas dan bukan kertas), 351 (industri kimia), 352 (industri kimia dasar), 353 (pengilangan minyak), 354 (batu bara), dan 36 (keramik,kaca,dll minus 361)

Industri Barang Modal: ISIC 37 (logam dasar besi baja dan bukan besi), 38 (mesin, alat pengangkutan, optik,dll)

Page 12: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Proses Akulasi dalam Industri Manufaktur

Page 13: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Pergeseran Kegiatan Selain faktor universal dari sisi permintaan dan penawaran

(akumulasi) di atas, terjadi pergeseran kegiatan dari yang tadinya masuk domain pertanian dan rumah tangga kemudian masuk ke dalam industri dan jasa.

Dari pertanian ke industri: dari padi ditumbuk menjadi padi digiling menjadi beras; ikan diawetkan menjadi ikan beku dan kaleng

Dari kegiatan rumah tangga dan tidak dihitung dalam PDB ke industri dan jasa: ketika ibu rumah tangga bikin makanan dan dijual (dan beberapa contoh industri kecil rumah tanga lainnya)

Page 14: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Kebijakan Pemerintah

• Juga mempengaruhi lewat berbagai cara seperti pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan.

• Namun kebijakan yang cukup signifikan adalah kebijakan industrialisasi yang dibarengi upaya proteksi dari persaingan dengan barang sejenis dari luar negeri.

• Di Indonesia, di sekitar tahun 70an, kebijakan industrialisasi yang diiringi proteksi yang cukup tinggi dikenal dengan nama import substitution industrialization – tokoh yang terkenal dengan ISI adalah Ha-Joon Chang (Baca: Bad Samaritans).

• Namun sejak pertengahan 1980an berubah menjadi export promotion yang diikuti dengan liberalisasi, deregulasi, dan debirokratisasi

Page 15: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Kisah Import Substitution & Export Promotion

Import Substitution– Amerika Latin (Brazil & Argentina tahun 1930-80an)– Toyota, Samsung, China, dll

Export Promotion – Hong Kong, Singapore, USA.

Page 16: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Sumber: Anwar, 1995

Page 17: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Kontribusi Sektor Manufaktur dalam Total Ekspor Indonesia

Page 18: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Tahapannya transformasi perdagangan internasional (bagian dari alokasi)1. Resource Intensive (cth: industri kayu, kulit, kertas)2. Labor Intensive (unskilled) (cth: industri tenun, kain, alat

musik)3. Differentiated Goods: butuh tenaga kerja dengan

keterampilan tinggi (cth: industri mesin pembangkit tenaga listrik, fotografi, telekomunikasi)

4. Scale Intensive: skala ekonomi besar dan padat modal (cth: industri kendaraan bermotor)

5. Science Based: padat ilmu pengetahuan dan teknologi (cth: industri kimia, farmasi, komputer)

Page 19: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Sumber: Anwar, 1995

Page 20: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia
Page 21: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Kondisi Transformasi Sektor Perdagangan Saat Ini

• Kontribusi ekspor yang dominan: padat sumber daya alam dan padat karya. Dan kondisi ini belum bergeser hingga saat ini

• Walaupun kontribusi industri manufaktur sudah diatas 20% pada PDB, dari struktur NTB industri manufaktur maupun komposisi nilai ekspor berdasarkan intensitas faktor yang berarti tahap pembangunan industri masih berada pada tahap awal.

Page 22: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Beberapa Data Ketenagakerjaan

2004 2005 (Feb) 2005 (Nov) 2006 (Feb) 2006 (Agustus) 2007 (Feb) 2007 (Agustus) 2008 (Feb) 2008 (Agustus) 2009 (Feb)

1 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas 153 923 648 155 549 724 158 491 396 159 257 680 160 811 498 162 352 048 164 118 323 165 565 992 166 641 050 168 264 448

2 Angkatan Kerja 103 973 387 105 802 372 105 857 653 106 281 795 106 388 935 108 131 058 109 941 359 111 477 447 111 947 265 113 744 408

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 67,55 68,02 66,79 66,74 66,16 66,6 66,99 67,33 67,18 67,6

Bekerja 93 722 036 94 948 118 93 958 387 95 177 102 95 456 935 97 583 141 99 930 217 102 049 857 102 552 750 104 485 444

Pengangguran Terbuka*) 10 251 351 10 854 254 11 899 266 11 104 693 10 932 000 10 547 917 10 011 142 9 427 590 9 394 515 9 258 964

Tingkat Pengangguran Terbuka 9,86 10,26 11,24 10,45 10,28 9,75 9,11 8,46 8,39 8,14

3 Bikan Angkatan Kerja 49 950 261 49 747 352 52 633 743 52 975 885 54 422 563 54 220 990 54 176 964 54 088 545 54 693 785 54 520 040

Sekolah 11 577 230 12 919 459 13 581 943 13 978 325 13 530 160 14 320 491 13 777 378 13 281 107 13 226 066 13 665 903

Mengurus Rumah Tangga 30 877 274 29 245 027 30 619 529 30 806 003 31 977 973 31 133 071 31 989 042 32 122 769 32 770 941 32 578 420

Lainnya 7 495 757 7 582 866 8 432 271 8 191 557 8 914 430 8 767 428 8 410 544 8 684 669 8 696 778 8 275 717

Jenis Kegiatan

Page 23: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Page 24: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Penduduk 15 Tahun Ke Atas Menurut Status Pekerjaan

Page 25: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

0

2

4

6

8

10

12

2004 2005 (Feb) 2005 (Nov) 2006 (Feb) 2006 (Agustus) 2007 (Feb) 2007 (Agustus) 2008 (Feb) 2008 (Agustus) 2009 (Feb)

Pengangguran Terbuka (%)

Page 26: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 2004 2005 (Feb) 2005 (Nov) 2006 (Feb) 2006 (Agst) 2007 (Feb) 2007 (Agst) 2008 (Feb) 2008 (Agst) 2009 (Feb)Tidak/Belum Pernah Sekolah/Belum Tamat SD 1004296 1012711 937985 849425 781920 666066 532820 528195 547038 2620049Sekolah Dasar 2275281 2540977 2729915 2675459 2589699 2753548 2179792 2216748 2099968 2054682SLTP 2690912 2680810 3151231 2860007 2730045 2643062 2264198 2166619 1973986 2133627SMTA 3695504 3911502 5106915 4047016 4156708 3745035 4070553 3369959 3812522 1337586Diploma I/II/III/Akademi 237251 322836 308522 297185 278074 330316 397191 519867 362683 486399Universitas 348107 385418 395538 375601 395554 409890 566588 626202 598318 626621Total 10251351 10854254 12630106 11104693 10932000 10547917 10011142 9427590 9394515 9258964

Page 27: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Page 28: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Perkembangan Penduduk IndonesiaTahun Populasi (Juta) Pertumbuhan (%)1983 158082,71984 161579,5 2,211985 164629,62 1,891986 168347,52 2,261987 172009,54 2,181988 175588,84 2,081989 179136,11 2,021990 179829,8 0,391991 182940,1 1,731992 186042,7 1,701993 189135,6 1,661994 192216,5 1,631995 195294,2 1,601996 198320, 1,551997 201353,1 1,531998 204392,5 1,511999 207437,1 1,492000 205132, -1,112001 207927,5 1,362002 210736,3 1,352003 213550,5 1,342004 216381,6 1,332005 219852, 1,602006 222746,9 1,322007 225642, 1,302008 228523,3 1,28

Page 29: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Peranan Komponen Tenaga Kerja

,000

,100

,200

,300

,400

,500

,600

Share of Employment of Agriculture, Forestry, and Fishery Share of Employment of Manufacturing

Share of Employment of Public Services

Page 30: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Transformasi Ketenagaan

Tahun 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994Pengangguran (%) 2,14 2,64 2,55 2,79 2,76 2,51 2,59 2,71 2,76 4,36Tahun 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004Pengangguran (%) 7,24 4,89 4,68 5,46 6,36 6,08 8,1 9,1 9,5 9,86Tahun 2005 2006 2007 2008Pengangguran (%) 11,24 10,28 9,11 8,39

Page 31: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Transformasi Ketenagakerjaan Menurut Lapangan Pekerjaan

1. Pertanian2. Pertambangan3. Industri4. Utilities5. Bangunan6. Perdagangan7. Transportasi8. Keuangan9. Jasa

Page 32: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Transformasi Ketenagakerjaan Menurut Status dan Jenis Pekerjaan

Menurut Status 1.Berusaha sendiri2. Berusaha dg dibantu ART3. Berusaha dg buruh tetap4. Buruh/karyawan5. Pekerja keluarga

Menurut Jenis1. Tenaga Profesional2. Tenaga

kepemimpinan./ketatalaksanaan

3. Tenaga TU4. Tenaga Penjualan5. Tenaga usaha jasa6. Tenaga usaha pertanian

7/8/9. Tenaga kasar

Page 33: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Transformasi Ketenagakerjaan

• Transformasi struktur Ketenagakerjaan Periode 1980-90 (Anwar, 1993)1. Menurunnya persentase pekerja di sektor pertanian; meningkatnya

persentase pekerja di sektor jasa. 2. Penurunan kontribusi pertanian dalam struktur Tenaga Kerja

berjalan lebih lambat dibandingkan dalam struktur produksi. Sebaliknya untuk sektor industri (manufaktur) dan jasa.

3. Menurunnya persentase Tenaga Kerja blue collar dan meningkatnya persentase Tenaga Kerja professional (dari 2,94% (1980) menjadi 3,62% (1990)), teknisi, kepemimpinan dan ketatalaksanaan (dari 0,1% (1980) menjadi 0,15% (1990)).

Page 34: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Transformasi Ketenagakerjaan4.Menurunnya pekerja di sektor non-formal, meningkatnya persentase

yang bekerja di sektor formal (karyawan dengan upah dan gaji) dari 28,22%(1980) menjadi 34,78% (1990).

5.Secara absolut jumlah pekerja di sektor pertanian dan blue collar masih meningkat.

6.Sektor non-formal jumlah absolut Tenaga Kerja masih meningkat, persentase masih 63%. (1990)

7.Transformasi struktur Tenaga Kerja pada 1985-90 terjadi lebih cepat dibanding 1980-85; disebabkan oleh pertumbuhan PDB yang lebih pesat serta pertumbuhan Angkatan Kerja yang lebih rendah.

Page 35: Proses Alokasi dan Profil Ketenagaan di Indonesia

Terima Kasih