Prosedur Pengujian Rutin Trafo.pdf
-
Upload
abdan-arsyad -
Category
Documents
-
view
254 -
download
14
Transcript of Prosedur Pengujian Rutin Trafo.pdf
i
HALAMAN JUDUL
LAPORAN LABORATORIUM MESIN LISTRIK
Pengujian Rutin Transformator 3 Fasa
Kelas : II B – D4
Lelompok : 1
Penanggung Jawab : Abdan Arsyad / 1241150014
Anggota Kelompok :
1. Akmal Auliya A. / 1241150041
2. Eza Rizky R. / 1241150011
3. Sufyan Hadi H. / 1241150048
4. Raudah Freedawn M. / 1241150049
5. Ilyas / 1241150003
PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2014
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ......................................................................................................... iv
I. PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI ................................................................................ 1
Prosedur Percobaan tahanan isolasi ........................................................................ 6
Analisa Percobaan tahanan isolasi .......................................................................... 7
II. PENGUJIAN TAHANAN KUMPARAN ...................................................................... 10
Prosedur Percobaan tahanan kumparan ............................................................... 12
Analisa Percobaan tahanan kumparan .................................................................. 13
III. PENGUJIAN RUGI BESI DAN ARUS BEBAN NOL ...................................................... 15
Prosedur pengujian rugi besi dan arus beban nol (Open Circuit) ............................. 19
Analisa Pengujian rugi besi dan arus beban nol (Open Circuit) ............................... 20
IV. PERCOBAAN SHORT CIRCUIT ............................................................................... 22
Prosedur Percobaan short circuit .......................................................................... 24
Analisa Percobaan short circuit ............................................................................. 26
V. PENGUJIAN PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR ..................................... 27
Prosedur Percobaan Perbandingan Belitan Transformator ..................................... 28
Analisa Perbandingan Belitan Transformator ........................................................ 29
VI. PENGUJIAN VECTOR GROUP TRANSFORMATOR ................................................... 30
Prosedur Percobaan dengan Truth Table ............................................................... 33
Analisa Percobaan Vector Group ........................................................................... 34
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur semoga selalu tetap tercurahkan kepada ALLAH SWT
karena atas limpahan rakhmad serta hidayah-nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Mesin Listrik untuk membuat sebuah laporan
tentang “Prosedur Pengujian Rutin Transformator 3 fasa” dengan mudah dan
lancar. Laporan Mata Kuliah Mesin Listrik ini kami susun untuk memenuhi tugas
semester genap. Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. RACHMAT SUTJIPTO ,B.TECH. ,MMT selaku dosen pembimbing
mata kuliah Mesin Listrik.
2. Orang tua kami yang memberikan dukungan baik secara materi maupun
nonmateri.
3. Teman-teman yang membantu pelaksanaan kegiatan.
4. Serta semua pihak yang turut membantu melancarkan dalam
pelaksanaan tugas kami ini
Apabila dalam penyusunan tugas ini terdapat kesalahan kata-kata kami mohon maaf
karena sebagai makhluk tuhan yang tak sempurna pasti memiliki kekurangan. Kami
juga mengharapkan semoga tugas yang kami susun sedemikian rupa dapat memberi
manfaat yang berguna bagi para pembaca.
Malang, April 2014
Penyusun
iv
PENDAHULUAN
Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga
macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu:
a. Pengujian Rutin
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator,
meliputi:
pengujian tahanan isolasi
pengujian tahanan kumparan
pengujian perbandingan belitan
pengujian vector group
pengujian rugi besi dan arus beban kosong
pengujian rugi tembaga dan impedansi
pengujian tegangan terapan (Withstand Test)
pengujian tegangan induksi (Induce Test).
b. Pengujian Jenis
Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah
transformator yang mewakili transformator lainnya yang sejenis, untuk
menunjukkan bahwa semua transformator jenis ini memenuhi persyaratan yang
belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis terdiri dari pengujian:
pengujian kenaikan suhu
pengujian impedansi
c. Pengujian khusus
Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan
atas persetujuan pabrik denga pembeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu
atau lebih transformator dari sejumlah transformator yang dipesan dalam suatu
kontrak. Pengujian khusus meliputi :
dielektrik
pengujian impedansi urutan nol pada transformator tiga phasa
hubung singkat
harmonik pada arus beban kosong
tingkat bunyi akuistik
daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak.
1
I. PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI
I. Tujuan
1. Untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi trafo.
2. Untuk mengetahui kemungkinan adanya ganguan hubung singkat
3. Untuk memastikan transformator cukup aman untuk diberi
tegangan.
II. Dasar Teori
Pengukuran tahanan isolasi belitan trafo ialah proses pengukuran
dengan suatu alat ukur Insulation Tester untuk memperoleh hasil
(nilai/besaran) tahanan isolasi trafo tenaga antara bagian yang diberi
tegangan (fasa) terhadap badan (Case) maupun antar belitan primer,
sekunder. Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pula untuk
mengetahui nilai tahanan isolasi trafo ukur seperti trafo arus dan trafo
tegangan namun ada beberapa ketentuan (batasan – batasan) yang
harus dipenuhi sehingga diperoleh harga yang optimal.
Oleh karena itu, salah satu cara meyakinkan bahwa trafo cukup
aman untuk diberi tegangan adalah dengan mengukur tahanan
isolasinya.Dengan kita mengetahui tahanan isolasi trafo maka itu
akan memberikan jaminan keamanan bagi trafo itu sendiri sehingga
terhindar dari kegagalan isolasi.
Hasil pengukuran tahanan isolasi belitan trafo juga dipengaruhi
oleh kebersihan permukaan isolator bushing, suhu trafo, faktor usia
dan kelembaban udara di sekitarnya.
Standart tahanan isolasi transformator sesuai rekomendasi
NEMA
2
Megger
Meger adalah alat untuk mengukur besarnya nilai tahanan isolasi. Salah
satu contoh penggunaan dari alat ukur ini adalah untuk mengukur
kemungkinan gangguan lain adalah terjadinya hubung singkat pada belitan
antar phasa, antara phasa dengan bodi dan antar belitan pada phasa yang
sama, Megger digunakan untuk mengukur tahanan isolasi instalasi
tegangan menengah maupun tegangan rendah.
Untuk menentukan sumber tegangan megger yang dipilih tidak hanya
tergantung dari batas pengukur, akan tetapi juga terhadap tegangan kerja
(system tegangan) dari peralatan ataupun instalasi yang akan diuji
isolasinya.
Berikut adalah contoh standart pemberian tegangan pada megger pada
pengukuran tahanan isolasi transformator`:
Menurut SPLN Nilai minimum dari tahanan isolasi adalah 5 MΩ, jika
tahan isolasi melebihi 5 M ohm , maka trafo tersebut memiliki tahanan
isolasi yang bagus.
3
Pengukuran tahanan isolasi terdiri dari :
- Sisi kumparan HV – Ground
- Sisi kumparan HV – sisi kumparan LV.
- Sisi kumparan LV – Ground.
III. Alat dan Bahan
1. Transformator 3 phasa 5 kVA 1 buah
2. Insulation tester (megger) 1 buah
3. Kabel penghubung secukupnya
4
IV. Rangkaian Percobaan
Insulation
tester
R
S
T
r
s
t
HV LV
Gnd
Gambar 3.1. Rangkaian percobaan tahanan isolasi sisi HV – ground
Insulation
tester
R
S
T
r
s
t
HV LV
Gambar 3.2. Percobaan tahanan isolasi Sisi kumparan HV – sisi kumparan LV
5
Insulation
testerR
S
T
r
s
t
HV LV
Gnd
Gambar 3.3. Percobaan tahanan isolasi Sisi kumparan LV – ground
R
S
T
r
s
HV LV
Insulation
tester
t
Gambar 3.4. Percobaan tahanan isolasi antar kumparan di sisi HV
Insulation
tester
R
S
T
r
s
t
HV LV
Gambar 3.5. Percobaan tahanan isolasi antar kumparan di sisi LV
6
V. Prosedur Percobaan tahanan isolasi
1. Alat dan Bahan dipersiapkan
2. Transformator telah dipastikan tidak terhubung dengan sumber
tegangan.
3. Kondisi batrei pada megger telah diperiksa, kondisi batrei
dipastikan melewati “batrei good”
4. Peralatan dirangkai sesuai gambar rangkaian percobaan.
5. Megger dihubungkan secara pararel dengan titik yang akan
diukur.
6. Hasil pengukuran pada megger dicatat pada tabel
7. Analisis dan kesimpulan dibuat dari hasil pengujian tahanan isolasi
pada transformator yang telah diuji tersebut.
VI. Tabel Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi
Pengukuran sisi HV trafo
Ket Hasil
R-S ~
S-T ~
R-T ~
R-N 0
S-N 0
T-N 0
Pengukuran sisi LV trafo
Ket Hasil
r-s ~
s-t ~
r-t ~
r-n 0
s-n 0
t-n 0
Pengukuran antar kumparan HV dan LV
Ket Hasil
R-s ~
S-t ~
R-t ~
7
Analisa Percobaan tahanan isolasi
8
9
10
II. PENGUJIAN TAHANAN KUMPARAN
I. Tujuan
1. Untuk mengetahui tahanan belitan transformator
2. Untuk mengetahui dan memastikan sisi HV dan LV
3. Mengetahui keseimbangan dan kontinuitas trafo.
II. Dasar Teori
Pengukuran tahanan kumparan adalah untuk mengetahui berapa
nilai tahanan pada kumparan trafo yang akan menimbulkan panas bila
kumparan tersebut dialiri arus. Pengujian tahanan kumparan tersebut
dapat digunakan untuk membuktikan benar tidaknya keterangan sisi
HV dan LV yang ada pada name plate. Sisi HV memiliki banyak lilitan
dibanding dengan sisi LV sehingga besarnya tahanan belitan pada sisi
HV lebih besar dibanding pada sisi LV. Percobaan ini dilakukan
sebelum trafo dihubungkan.
Jika hambatan besar maka tegangan juga besar hal ini sesuai
dengan hukum Ohm : V = I x R
Dari rumus diatas dapat disimpulkan bahwa arus yang ada pada sisi
HV lebih kecil dibandingkan dengan arus yang ada di sisi LV.
Dengan tes tersebut (pengukuran sebelum dihubungkan) kita juga
bisa mengetahui kontinuitas pada trafo tersebut. Kita bisa mengetahui
lilitan pada trafo tersebut dalam kondisi terputus atau short.
Dari hasil tes tersebut juga bisa dijadikan indikator untuk trafo 3
fasa, apakah trafo 3 fasa tersebut dalam keadaan setimbang atau tidak
ditinjau dari sisi nilai tahanan kumparannya. Pembandingan dilakukan
pada tiga hasil tes tahanan kumparan (fasa R,S,T dengan netralnya)
ketika trafo sudah dihubungkan. Jika ketiga hasil tes tersebut hasilnya
hampir sama, maka trafo tersebut bisa dikatakan dalam keadaan
seimbang. Karena jika masing-masing tahanan kumparan pada tiap
fasa hampir sama, maka rugi-rugi yang terjadi ketika kumparan dialiri
arus juga sama, sehingga memungkinkan adanya keluaran yang
seimbang dari ketiga fasa trafo. Menurut standard IEC ketidak
seimbangan beban yang diijinkan adalah 5% ,karena dengan
tingginya ketidak seimbangan beban maka berpengaruh sekali
terhadap besarnya arus netral
11
Pengukuran tahanan kumparan tersebut terdiri dari:
Pengukuran sebelum dihubungkan
Untuk terminal HV:
- fasa R – netral R
- fasa S – netral S
- fasa T – netral T
Untuk terminal sisi LV:
- fasa r – netral r
- fasa s – netral s
- fasa t – netral t
Alat ukur yang digunakan dalam percobaan pengujian tahanan
kumparan adalah ohmmeter. Pada percobaan ini tidak dapat diukur
menggunakan megger. Karena tegangan yang dihasilkan megger
sangat besar sehingga akan terjadi short circuit pada trafo yang akan
menyebabkan megger yang digunakan akan rusak.
III. Alat dan Bahan
1. Transformator 3 phasa 5 kVA 1 buah
2. Ohm-meter 1 buah
3. Kabel penghubung secukupnya
IV. Rangkaian Percobaan
Ohm
meter
Ohm
meter
Ohm
meter
Ohm
meter
Ohm
meter
Ohm
meter
HV LV
Gambar 3.1. Rangkaian percobaan tahanan kumparan sebelum dihubungkan
12
V. Prosedur Percobaan tahanan kumparan
1. Pengukuran dapat dilakukan jika transformator tersebut tidak diberi
tegangan selama 2-3 jam, karena faktor suhu sangat
mempengaruhi hasil pengukuran ini.
2. Alat dan Bahan Dipersiapkan
3. Transformator telah dipastikan tidak terhubung dengan sumber
tegangan.
4. Alat ukur yang akan digunakan di kalibrasi terlebih dahulu.
5. Peralatan dirangkai sesuai dengan gambar 3.1.
6. Ohm-meter dihubungkan dengan terminal sesuai pada tabel.
7. Hasil pengukuran yang tertera pada Ohm meter dicatat pada
tabel.
VI. Hasil Pengukuran
Tabel pengukuran tahanan kumparan transformator
Sisi HV
No Phasa Tap Tegangan
(V) Tahanan (Ω)
1 R – N
199 0,4684
209 0,4779
220 0,5403
231 0,5292
242 0,6531
2 S – N
199 0,4425
209 0,4015
220 0,4533
231 0,4373
242 0,4945
3 T – N
199 0,4054
209 0,4156
220 0,528
231 0,4839
242 0,49
Sisi LV
No Phasa Tap Tegangan Tahanan (Ω)
1 r – n 127 0,1709
220 0,3476
2 s – n 127 0,1687
220 0,3741
3 t – n 127 0,2265
220 0,375
13
Analisa Percobaan tahanan kumparan
14
15
III. PENGUJIAN RUGI BESI DAN ARUS BEBAN NOL
1.1. Tujuan
- Diharapkan mahasiswa mampu untuk mengetahui daya yang
hilang akibat adanya rugi besi ( rugi histerisis dan edy current ).
- Diharapkan mahasiswa mengetahui besarnya arus yang
menimbulkan rugi besi
- Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan mengukur
parameter Rc dan Xm dari pengujian rugi inti besi dan arus beban
nol.
1.2. Teori Dasar
Transformator menerapkan hukum induksi faraday. Menurut hukum ini
suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup, adalah berbanding
lurus dengan perubahan persatuan waktu daripada arus induksi atau flux
yang dilingkari oleh garis lengkung itu (Lihatgambar 1.1 Dan 1.2)
Gambar 1.1. Arus magnitisasi
Secara grafis tanpa memperhitungkan rugi-rugi besi.
Gambar 1.2. Arus magnitisasi secara grafis dengan
Memperhitungkan rugi-rugi besi.
16
Selain hukum Faraday, transformator menggunakan hukum Lorenz seperti
terlihat pada gambar 1.3. berikut ini :
Gambar 1.3. Hukum Lorenz
Dasar dari teori transformator adalah sebagai berikut :
Apabila ada arus listrik bolak balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi
maka inti besi itu akan berubah menjadi magnit (seperti gambar 1.4.) dan
apabila magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung
belitan tersebut akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnit, maka akan
timbul gaya gerak listrik (GGL).
Gambar 1.4. Prinsip Dasar dari Transformator.
Dari prinsip induksi elektromangetik yang didapatkan tersebut maka dapat
dituliskan suatu perbandingan transformasi, bahwa nilai tegangan yang
dikeluarkan tergantung dari jumlah belitan yang berada pada transformator.
Pengujian Transformator Tanpa Beban
Pada saat sisi sekuder dari transformator tidak diberi beban (Gambar 1.6),
tegangan sisi primer hanya akan mengalirkan arus pada rangkaian primer yang
terdiri dari impedansi bocor primer Z1 = R1 + JX1 Karena umumnya Z1 jauh lebih
kecil dari Zm, maka Z1 biasa diabaikan tanpa menimbulkan suatu kesalahan yang
berarti, rangkaian ekuivalennya (Gambar 1.7).
17
Pada umumnya percobaan beban nol dilakukan dengan alat ukur diletakkan di sisi
tegangan rendah dengan besarnya tegangan yang diberikan sama dengan
tegangan nominalnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut :
- Bekerja pada sisi tegangan tinggi lebih berbahaya ;
- Alat-alat ukur tegangan rendah lebih mudah didapat.
Berdasarkan SPLN 50:1997
Karena dalam percobaan kita menggunakan 3 buah transformator 1 fasa 5 kVa,
maka rugi besi yang diizinkan adalah 50 W
18
Untuk parameter trafo 3 phasa dengan hubungan delta – delta didapatkan rumus
perhitungan sebagai berikut
P ɸ oc = 𝑃𝑜𝑐
3
V ɸ oc = V oc
I ɸ oc = 𝐼 𝑜𝑐
√3
Rc = 𝑉²ɸ𝑜𝑐
𝑃 𝑜𝑐√3 =
3 𝑉² 𝑜𝑐
𝑃 𝑜𝑐
Cos θ oc = 𝑃 𝑜𝑐
√3𝑉𝑜𝑐 𝐼𝑜𝑐
Iɸ = 𝐼 𝑜𝑐
√3 sin θ oc
Xm = 𝑉 ɸ 𝑜𝑐
𝐼 ɸ =
√3𝑉 𝑜𝑐
𝐼 𝑜𝑐 sin 𝜃 𝑜𝑐
1.3. Alat dan bahan
a. Transformator 3 phasa 5 kVA 1 buah
b. Amperemeter 1 buah
c. Voltmeter 1 buah
d. Wattmeter 1 buah
e. Kabel penghubung secukupnya
2.1 Gambar Rangkaian Percobaan
19
2.2 Prosedur pengujian rugi besi dan arus beban nol (Open Circuit)
1. Alat dan bahan dipersiapkan
2. Alat ukur yang akan digunakan dikalibrasi terlebih dahulu.
3. Alat dan bahan dirangkai sesuai dengan gambar percobaan diatas.
4. Kumparan pada sisi incoming dihubungkan dengan sumber tegangan
5. Tegangan yang masuk pada sisi incoming diatur sesuai dengan
tegangan nominal yaitu 220 V.
6. Tegangan pada sisi LV dan HV diukur sesuai tabel percobaan
7. Nilai arus dan daya pada sisi LV diukur menggunakan metode
pengukuran daya 3 phasa menggunakan 2 wattmeter 1 phasa .
8. Hasil pengukuran dicatat pada tabel pengukuran.
2.3 Tabel hasil pengujian rugi besi dan arus beban nol pada
transformator
Vp line-line
Sisi Primer
(V)
Vs line-line
Sisi sekunder
(V)
I Line
(A) PR
(watt)
PT
(watt)
P 3 phasa
(watt)
R-S S-T R-T r-s s-t r-t r s t
219,8 219 218,4 410 420 420 0,49 0,42 0,35 22 70 48
R-N S-N T-N r-n s-n t-n Power
meter
126 127,5 125,4 260 260 260 90
Rc = 𝑉²ɸ𝑜𝑐
𝑃 𝑜𝑐√3 =
3 𝑉² 𝑜𝑐
𝑃 𝑜𝑐 =
3 𝑥 1272
48 =
48387
48 = 1008,06
Xm = 𝑉 ɸ 𝑜𝑐
𝐼 ɸ =
127
0,42 = 302,38
20
Analisa Pengujian rugi besi dan arus beban nol (Open Circuit)
21
22
IV. PERCOBAAN SHORT CIRCUIT
A. Tujuan
1. Mencari rugi tembaga saat arus nominal.
2. Mengetahui Parameter Transformator 3 phasa.
3. Mengetahui Tegangan Impedansi
B. Dasar Teori
Percobaan Short Circuit (hubung singkat)
Suatu kumparan dari trafo yang dihubung singkat dan tegangan
digunakan pada kumparan lain. Sisi tegangan tinggi menjadi sisi masukan
yang dihubungkan dengan sumber tegangan.
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan impedansi ekuivalen
Ze1 dan Ze2,, reaktans bocor ekuivalen diperkecil menjadi nol, sehingga
hanya impedansi Zek = Rek + Xek yang membatasi arus. Karena harga
Rek dan Xek ini relatif kecil, harus dijaga agar tegangan yang masuk (Vhs)
cukup kecil sehingga arus yang dihasilkan tidak melebihi arus nominal.
Untuk melakukan percobaan short circuit lebih baik menggunakan
trafo step down karena jika kita melakukan percobaan short circuit, kita
akan lebih banyak melakukan percobaan di bagian HV dari trafo tersebut.
∆
Full load copper loss = Psc
3
scsc
PP
3
scsc
II
scsc VV
sc
sc
sc
sceq
I
V
I
VZ
3
222
3/
3/
sc
sc
sc
sc
sc
sceq
I
P
I
P
I
PR
22
eqeqeq RZX
Y
Full load copper loss = Psc
3
scsc
PP
scsc II
3
scsc
VV
sc
sc
sc
sceq
I
V
I
VZ
3
22 3 sc
sc
sc
sceq
I
P
I
PR
22
eqeqeq RZX
23
Berdasarkan SPLN 50:1997
Karena dalam percobaan kita menggunakan 3 buah transformator 1 fasa 5 kVa,
maka rugi tembaga yang diizinkan adalah 120 W dengan toleransi ± 10 %
C. Daftar Peralatan
1. Trafo 3 phasa 5 kVa 1 buah
2. Voltmeter 1 buah
3. Ampere meter 1 buah
4. Wattmeter 1 phasa 2 buah
5. Variable Voltage (power pack) 1 buah
6. Kabel banana secukupnya
7. Kabel Nip secukupnya
24
D. Test Circuit
Star-star Connection
E. Prosedur Percobaan short circuit
1. Alat dan Bahan dipersiapkan.
2. Alat ukur yang akan digunakan dikalibrasi terlebih dahulu
3. Alat dan bahan dirangkai sesuai dengan gambar rangkaian percobaan.
4. Terminal pada sisi Outgoing transformator dihubungkan semua
5. Sisi Incoming transformator diberi supply
6. Arus nominal pada sisi HV diukur menggunakan amperemeter
7. Arus pada sisi HV / Incoming diatur sehingga mendekati arus nominal
S = 3 V.I
I = S / 3 V = 5000 / 3 400 = 7,5 A
Arus Nominal = 12,5 A
8. Daya pada sisi HV diukur dengan menggunakan metode 2 wattmeter 1
Ø
25
F. Tabel Data
Tabel Hasil Percobaan Short Circuit
Rek = 𝑷𝑺𝑪
𝟑 𝑰𝟐.𝑺𝑪 =
𝟏𝟔𝟖
𝟑.(𝟕,𝟐𝟐) = 1,08
ZSC = 𝑽𝑺𝑪
√𝟑 𝑰𝑺𝑪 =
𝟏𝟓,𝟓
√𝟑 . 𝟕,𝟐 = 1,2
Xek = √(𝒁𝒆𝒌.𝟐 ) − 𝑹𝒆𝒌.𝟐 = √𝟏, 𝟐𝟐 − 𝟏, 𝟎𝟖𝟐 = √𝟎, 𝟐𝟕 = 0,5
VHV (volt) ILV(nominal) (A) P1
(watt)
P2
(watt)
Ptot
(watt
)
Rek
(Ω)
Xek
(Ω)
Zsc
(%) R-S S-T T-R R S T
15 15,5 15,5 7,02 7,34 7,18 64 108 168 1,08 0,5 1,2
R-N S-N T-N
9 8,5 9
26
Analisa Percobaan short circuit
27
V. PENGUJIAN PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR
Tujuan Percobaan
untuk mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan
sisi tegangan rendah pada setiap tapping, sehingga tegangan output yang
dihasilkan oleh trafo sesuai dengan yang dikehendaki. toleransi yang
diijinkan adalah : 0,5 % dari rasio tegangan ( standart IEEE C57.125.1991
)
Landasan Teori
Rangkaian pengganti trafo adalah sebagai berikut :
Dengan mengabaikan hilang tegangan pada tahanan dan reaktansi bocor
kumparan primer
(R1 dan X1), diperoleh :
𝑉𝑃
𝑉𝑆=
𝑁𝑃
𝑁𝑆= 𝑎
Jika : a > 1 = Transformator Step Up
a < 1 = Transformator Step Down
Dimana : Vp = tegangan masuk / sisi primer (volt)
Vs = tegangan keluar / sisi skunder (volt)
Ep = g.g.l. induksi pada sisi primer (volt)
Es = g.g.l. induksi pada sisi skunder (volt)
NP = jumlah lilitan sisi primer
NS = jumlah liltan sisi skunder
a = rasio perbandingna belitan
Alat dan Bahan
a. Sumber tegangan bolak-balik (1 Buah)
b. Trasformator 3 fasa 5kVa (1 Buah)
c. Volt meter secukupnya
d. Kabel penghubung secukupnya
28
Rangkaian Percobaan
Prosedur Percobaan Perbandingan Belitan Transformator
1. Alat dan Bahan dipersiapkan terlebih dahulu
2. Alat yang akan digunakan diperiksa dan dikalibrasi dahulu
3. Peralatan dirangkai sesuai dengan gambar
4. Berikan Supply pada sisi Incoming transformator
5. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dicatat pada tabel
percobaan.
Tabel Hasil Percobaan
no Vp Line Vs Line a
1 VRS = 219,8 Vrs = 410 VP/VS = 0,5
2 VRT = 218,4 Vrt = 420 VP/VS = 0,5
3 VST = 219 Vst = 420 VP/VS = 0,5
PO
WER
SU
PP
LY
29
Analisa Perbandingan Belitan Transformator
30
VI. PENGUJIAN VECTOR GROUP TRANSFORMATOR
Tujuan Percobaan
Mengetahui Vector Group (Angka Jam) transformator
Landasan Teori
Vektor tegangan primer dan sekunder suatu transformator dapat
dibuat searah atau berlawanan dengan mengubah cara melilit kumparan.
Untuk transformator tiga phasa, arah tegangan akan menimbulkan
perbedaan phasa, arah dan besar perbedaan phasa tersebut akan
mengakibatkan adanya berbagai macam kelompok hubungan pada
transformator itu.
Dalam menentukan kelompok hubungan diambil beberapa patokan, yaitu :
1. Notasi untuk hubungan delta, bintang dan hubungan zigzag
masing-masing adalah D, Y, Z untuk sisi tegangan tinggi dan d, y,
z untuk sisi tegangan rendah.
2. Untuk urutan phasa U, V, W untuk tegangan tinggi dan u, v, w untuk
tegangan rendah.
3. Tegangan sisi primer dianggap sebagai tegangan tinggi dan
tegangan sisi sekunder tegangan rendah.
4. Angka jam menyatakan bagaimana letak sisi kumparan tegangan
tinggi terhadap tegangan rendah.
5. Jarum jam panjang dibuat selalu menunjuk angka 12 dan dibuat
berimpit (dicocokkan) dengan vector phasa VL tegangan tinggi line
to line.
6. Bergantung pada perbedaan phasanya, vector phasa tegangan
rendah (u, v, w) dapat dilukiskan, letak vector phasa vl tegangan
rendah line to line menunjukkan arah jarum pendek.
7. Sudut antara jarum jam panjang dan pendek adalah pergeseran
vector phasa Vdan v.
Ketentuan - ketentuan dalam penentuan angka jam / vektor group
transformator adalah :
1. Ketiga phasa tegangan dianggap berselisih 120°.
2. Setiap belitan pada kaki transformator yang sama dianggap
mempunyai arah yang sama.
3. Tegangan pada kumparan tegangan tinggi , vektornya dianggap
merupakan jarum jam panjang dan tegangan pada kumparan
tegangan rendahnya merupakan jarum pendek dari sebuah jam.
4. Pembacaan angka jam harus dari penamaan yang serupa.
5. Penamaan phasa diberikan mulai dari kiri jika sisi tegangan tinggi
sebagai referensi.
31
Alat dan Bahan
a. Sumber tegangan bolak-balik (1 Buah)
b. Trasformator 3 fasa 5 kVa (1 Buah)
c. Volt meter (1 Buah)
d. Kabel penghubung secukupnya
Gambar rangkaian percobaan vector group
Rumus rumus ilmu segitiga dalam menentukan vector group
transformator
PO
WER
SU
PP
LY
32
Hasil rumus rumus ilmu segitiga
33
Truth Table Transformer Group Number
Prosedur Percobaan dengan Truth Table
1. Alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu
2. Alat ukur dikalibrasi terlebih dahulu
3. Peralatan dirangkai seperti pada gambar rangkaian percobaan
4. Terminal A dan a dihubungkan terlebih dahulu
5. Sisi Incoming transformator diberi supply tegangan 400 V
6. Tegangan pada Cc, Bc, Cb, dan AB diukur kemudian dimasukkan
pada tabel percobaan
7. Matikan Power Supply
8. Tabel hasil percobaan dianalisa berdasarkan truth Table vector group
9. Pengujian Selesai
Tabel percobaan
Cc / V-v (V) Bc / U-v (V) Cb / V – u (V) Cc / V-v (V) AB (V)
90 175 175 90 200
90 < 175 = 175 >90 < 200
Group
Number
Voltage
0 Cc < Bc = Cb > Cc < AB
1 Cc < Bc > Cb = Cc < AB
2 Cc < Bc > Cb < Cc < AB
3 Cc < Bc > Cb < Cc > AB
4 Cc < Bc > Cb < Cc > AB
5 Cc = Bc > Cb < Cc > AB
6 Cc > Bc = Cb < Cc > AB
7 Cc > Bc < Cb = Cc > AB
8 Cc > Bc < Cb > Cc >= AB
9 Cc > Bc < Cb > Cc < AB
10 Cc < Bc < Cb > Cc < AB
11 Cc = Bc < Cb > Cc < AB
34
Analisa Percobaan Vector Group