Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

of 26 /26
HALAMAN JUDUL LAPORAN LABORATORIUM MESIN LISTRIK Pengujian Rutin Transformator 3 Fasa Kelas : II B D4 Lelompok : 1 Penanggung Jawab : Abdan Arsyad / 1241150014 Anggota Kelompok : 1. Akmal Auliya A. / 1241150041 2. Eza Rizky R. / 1241150011 3. Sufyan Hadi H. / 1241150048 4. Raudah Freedawn M. / 1241150049 5. Ilyas / 1241150003 PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2014

Embed Size (px)

Transcript of Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

  • 1. i HALAMAN JUDUL LAPORAN LABORATORIUM MESIN LISTRIK Pengujian Rutin Transformator 3 Fasa Kelas : II B D4 Lelompok : 1 Penanggung Jawab : Abdan Arsyad / 1241150014 Anggota Kelompok : 1. Akmal Auliya A. / 1241150041 2. Eza Rizky R. / 1241150011 3. Sufyan Hadi H. / 1241150048 4. Raudah Freedawn M. / 1241150049 5. Ilyas / 1241150003 PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2014

2. ii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................................i DAFTAR ISI.................................................................................................................ii KATA PENGANTAR ....................................................................................................iii PENDAHULUAN.........................................................................................................iv I. PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI ................................................................................1 Prosedur Percobaan tahanan isolasi........................................................................5 II. PENGUJIAN TAHANAN KUMPARAN ........................................................................6 Prosedur Percobaan tahanan kumparan .................................................................8 III. PENGUJIAN RUGI BESI DAN ARUS BEBAN NOL........................................................9 Prosedur pengujian pengujian rugi besi dan arus beban nol (Open Circuit).............12 IV. PERCOBAAN SHORT CIRCUIT ...............................................................................13 Prosedur Percobaan short circuit ..........................................................................14 V. PENGUJIAN PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR .....................................16 Prosedur Percobaan Perbandingan Belitan Transformator.....................................17 VI. PENGUJIAN VECTOR GROUP TRANSFORMATOR...................................................18 Prosedur percobaan berdasarkan standart pengujian vector group transformator .21 Prosedur Percobaan dengan Truth Table...............................................................22 3. iii KATA PENGANTAR Puji dan syukur semoga selalu tetap tercurahkan kepada ALLAH SWT karena atas limpahan rakhmad serta hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Mesin Listrik untuk membuat sebuah laporan tentang Prosedur Pengujian Rutin Transformator 3 fasa dengan mudah dan lancar. Laporan Mata Kuliah Mesin Listrik ini kami susun untuk memenuhi tugas semester genap. Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. RACHMAT SUTJIPTO ,B.TECH. ,MMT selaku dosen pembimbing mata kuliah Mesin Listrik. 2. Orang tua kami yang memberikan dukungan baik secara materi maupun nonmateri. 3. Teman-teman yang membantu pelaksanaan kegiatan. 4. Serta semua pihak yang turut membantu melancarkan dalam pelaksanaan tugas kami ini Apabila dalam penyusunan tugas ini terdapat kesalahan kata-kata kami mohon maaf karena sebagai makhluk tuhan yang tak sempurna pasti memiliki kekurangan. Kami juga mengharapkan semoga tugas yang kami susun sedemikian rupa dapat memberi manfaat yang berguna bagi para pembaca. Malang, April 2014 Penyusun 4. iv PENDAHULUAN Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN50-1982 dengan melalui tiga macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu: a. Pengujian Rutin Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator, meliputi: pengujian tahanan isolasi pengujian tahanan kumparan pengujian perbandingan belitan pengujian vector group pengujian rugi besi dan arus beban kosong pengujian rugi tembaga dan impedansi pengujian tegangan terapan (Withstand Test) pengujian tegangan induksi (Induce Test). b. Pengujian Jenis Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah transformator yang mewakili transformator lainnya yang sejenis, untuk menunjukkan bahwa semua transformator jenis ini memenuhi persyaratan yang belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis terdiri dari pengujian: pengujian kenaikan suhu pengujian impedansi c. Pengujian khusus Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas persetujuan pabrik denga pembeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih transformator dari sejumlah transformator yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian khusus meliputi : dielektrik pengujian impedansi urutan nol pada transformator tiga phasa hubung singkat harmonik pada arus beban kosong tingkat bunyi akuistik daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak. 5. 1 I. PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI I. Tujuan 1. Untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi trafo. 2. Untuk mengetahui kemungkinan adanya ganguan hubung singkat 3. Untuk memastikan transformator cukup aman untuk diberi tegangan. II. Dasar Teori Pengukuran tahanan isolasi belitan trafo ialah proses pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation Tester untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi trafo tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (Case) maupun antar belitan primer, sekunder. Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pula untuk mengetahui nilai tahanan isolasi trafo ukur seperti trafo arus dan trafo tegangan namun ada beberapa ketentuan (batasan batasan) yang harus dipenuhi sehingga diperoleh harga yang optimal. Oleh karena itu, salah satu cara meyakinkan bahwa trafo cukup aman untuk diberi tegangan adalah dengan mengukur tahanan isolasinya.Dengan kita mengetahui tahanan isolasi trafo maka itu akan memberikan jaminan keamanan bagi trafo itu sendiri sehingga terhindar dari kegagalan isolasi. Hasil pengukuran tahanan isolasi belitan trafo juga dipengaruhi oleh kebersihan permukaan isolator bushing, suhu trafo, faktor usia dan kelembaban udara di sekitarnya. Standart tahanan isolasi transformator sesuai rekomendasi NEMA 6. 2 Megger Meger adalah alat untuk mengukur besarnya nilai tahanan isolasi. Salah satu contoh penggunaan dari alat ukur ini adalah untuk mengukur kemungkinan gangguan lain adalah terjadinya hubung singkat pada belitan antar phasa, antara phasa dengan bodi dan antar belitan pada phasa yang sama, Megger digunakan untuk mengukur tahanan isolasi instalasi tegangan menengah maupun tegangan rendah. Untuk menentukan sumber tegangan megger yang dipilih tidak hanya tergantung dari batas pengukur, akan tetapi juga terhadap tegangan kerja (system tegangan) dari peralatan ataupun instalasi yang akan diuji isolasinya. Berikut adalah contoh standart pemberian tegangan pada megger pada pengukuran tahanan isolasi transformator`: Pengukuran tahanan isolasi terdiri dari : - Sisi kumparan HV Ground - Sisi kumparan HV sisi kumparan LV. - Sisi kumparan LV Ground. III. Alat dan Bahan 1. Transformator 3 phasa 5 kVA 1 buah 2. Insulation tester (megger) 1 buah 3. Kabel penghubung secukupnya 7. 3 IV. Rangkaian Percobaan Insulation tester R S T r s t HV LV Gnd Gambar 3.1. Rangkaian percobaan tahanan isolasi sisi HV ground Insulation tester R S T r s t HV LV Gambar 3.2. Percobaan tahanan isolasi Sisi kumparan HV sisi kumparan LV 8. 4 Insulation tester R S T r s t HV LV Gnd Gambar 3.3. Percobaan tahanan isolasi Sisi kumparan LV ground R S T r s HV LV Insulation tester t Gambar 3.4. Percobaan tahanan isolasi antar kumparan di sisi HV Insulation tester R S T r s t HV LV Gambar 3.5. Percobaan tahanan isolasi antar kumparan di sisi LV 9. 5 V. Prosedur Percobaan tahanan isolasi 1. Alat dan Bahan dipersiapkan 2. Transformator telah dipastikan tidak terhubung dengan sumber tegangan. 3. Kondisi batrei pada megger telah diperiksa, kondisi batrei dipastikan melewati batrei good 4. Peralatan dirangkai sesuai gambar rangkaian percobaan. 5. Megger dihubungkan secara pararel dengan titik yang akan diukur. 6. Hasil pengukuran pada megger dicatat pada tabel 7. Analisis dan kesimpulan dibuat dari hasil pengujian tahanan isolasi pada transformator yang telah diuji tersebut. VI. Tabel Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi Pengukuran sisi HV trafo Ket Hasil R-S ~ S-T ~ R-T ~ R-N 0 S-N 0 T-N 0 Pengukuran sisi LV trafo Ket Hasil r-s ~ s-t ~ r-t ~ r-n 0 s-n 0 t-n 0 Pengukuran antar kumparan HV dan LV Ket Hasil R-s ~ S-t ~ R-t ~ 10. 6 II. PENGUJIAN TAHANAN KUMPARAN I. Tujuan 1. Untuk mengetahui tahanan belitan transformator 2. Untuk mengetahui dan memastikan sisi HV dan LV 3. Mengetahui keseimbangan dan kontinuitas trafo. II. Dasar Teori Pengukuran tahanan kumparan adalah untuk mengetahui berapa nilai tahanan pada kumparan trafo yang akan menimbulkan panas bila kumparan tersebut dialiri arus. Pengujian tahanan kumparan tersebut dapat digunakan untuk membuktikan benar tidaknya keterangan sisi HV dan LV yang ada pada name plate. Sisi HV memiliki banyak lilitan dibanding dengan sisi LV sehingga besarnya tahanan belitan pada sisi HV lebih besar dibanding pada sisi LV. Percobaan ini dilakukan sebelum trafo dihubungkan. Jika hambatan besar maka tegangan juga besar hal ini sesuai dengan hukum Ohm : V = I x R Dari rumus diatas dapat disimpulkan bahwa arus yang ada pada sisi HV lebih kecil dibandingkan dengan arus yang ada di sisi LV. Dengan tes tersebut (pengukuran sebelum dihubungkan) kita juga bisa mengetahui kontinuitas pada trafo tersebut. Kita bisa mengetahui lilitan pada trafo tersebut dalam kondisi terputus atau short. Dari hasil tes tersebut juga bisa dijadikan indikator untuk trafo 3 fasa, apakah trafo 3 fasa tersebut dalam keadaan setimbang atau tidak ditinjau dari sisi nilai tahanan kumparannya. Pembandingan dilakukan pada tiga hasil tes tahanan kumparan (fasa R,S,T dengan netralnya) ketika trafo sudah dihubungkan. Jika ketiga hasil tes tersebut hasilnya hampir sama, maka trafo tersebut bisa dikatakan dalam keadaan seimbang. Karena jika masing-masing tahanan kumparan pada tiap fasa hampir sama, maka rugi-rugi yang terjadi ketika kumparan dialiri arus juga sama, sehingga memungkinkan adanya keluaran yang seimbang dari ketiga fasa trafo. Menurut standard IEC ketidak seimbangan beban yang diijinkan adalah 5% ,karena dengan tingginya ketidak seimbangan beban maka berpengaruh sekali terhadap besarnya arus netral 11. 7 Pengukuran tahanan kumparan tersebut terdiri dari: Pengukuran sebelum dihubungkan Untuk terminal HV: - fasa R netral R - fasa S netral S - fasa T netral T Untuk terminal sisi LV: - fasa r netral r - fasa s netral s - fasa t netral t Alat ukur yang digunakan dalam percobaan pengujian tahanan kumparan adalah ohmmeter. Pada percobaan ini tidak dapat diukur menggunakan megger. Karena tegangan yang dihasilkan megger sangat besar sehingga akan terjadi short circuit pada trafo yang akan menyebabkan megger yang digunakan akan rusak. III. Alat dan Bahan 1. Transformator 3 phasa 5 kVA 1 buah 2. Ohm-meter 1 buah 3. Kabel penghubung secukupnya IV. Rangkaian Percobaan Ohm meter Ohm meter Ohm meter Ohm meter Ohm meter Ohm meter HV LV Gambar 3.1. Rangkaian percobaan tahanan kumparan sebelum dihubungkan 12. 8 V. Prosedur Percobaan tahanan kumparan 1. Pengukuran dapat dilakukan jika transformator tersebut tidak diberi tegangan selama 2-3 jam, karena faktor suhu sangat mempengaruhi hasil pengukuran ini. 2. Alat dan Bahan Dipersiapkan 3. Transformator telah dipastikan tidak terhubung dengan sumber tegangan. 4. Alat ukur yang akan digunakan di kalibrasi terlebih dahulu. 5. Peralatan dirangkai sesuai dengan gambar 3.1. 6. Ohm-meter dihubungkan dengan terminal sesuai pada tabel. 7. Hasil pengukuran yang tertera pada Ohm meter dicatat pada tabel. VI. Hasil Pengukuran Tabel pengukuran tahanan kumparan transformator Sisi HV No Phasa Tap Tegangan (V) Tahanan () 1 R N 199 0,4684 209 0,4779 220 0,5403 231 0,5292 242 0,6531 2 S N 199 0,4425 209 0,4015 220 0,4533 231 0,4373 242 0,4945 3 T N 199 0,4054 209 0,4156 220 0,528 231 0,4839 242 0,49 Sisi LV No Phasa Tap Tegangan Tahanan () 1 r n 127 0,1709 220 0,3476 2 s n 127 0,1687 220 0,3741 3 t n 127 0,2265 220 0,375 13. 9 III. PENGUJIAN RUGI BESI DAN ARUS BEBAN NOL 1.1. Tujuan - Diharapkan mahasiswa mampu untuk mengetahui daya yang hilang akibat adanya rugi besi ( rugi histerisis dan edy current ). - Diharapkan mahasiswa mengetahui besarnya arus yang menimbulkan rugi besi - Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan mengukur parameter Rc dan Xm dari pengujian rugi inti besi dan arus beban nol. 1.2. Teori Dasar Transformator menerapkan hukum induksi faraday. Menurut hukum ini suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup, adalah berbanding lurus dengan perubahan persatuan waktu daripada arus induksi atau flux yang dilingkari oleh garis lengkung itu (Lihatgambar 1.1 Dan 1.2) Gambar 1.1. Arus magnitisasi Secara grafis tanpa memperhitungkan rugi-rugi besi. Gambar 1.2. Arus magnitisasi secara grafis dengan Memperhitungkan rugi-rugi besi. 14. 10 Selain hukum Faraday, transformator menggunakan hukum Lorenz seperti terlihat pada gambar 1.3. berikut ini : Gambar 1.3. Hukum Lorenz Dasar dari teori transformator adalah sebagai berikut : Apabila ada arus listrik bolak balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnit (seperti gambar 1.4.) dan apabila magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnit, maka akan timbul gaya gerak listrik (GGL). Gambar 1.4. Prinsip Dasar dari Transformator. Dari prinsip induksi elektromangetik yang didapatkan tersebut maka dapat dituliskan suatu perbandingan transformasi, bahwa nilai tegangan yang dikeluarkan tergantung dari jumlah belitan yang berada pada transformator. Pengujian Transformator Tanpa Beban Pada saat sisi sekuder dari transformator tidak diberi beban (Gambar 1.6), tegangan sisi primer hanya akan mengalirkan arus pada rangkaian primer yang terdiri dari impedansi bocor primer Z1 = R1 + JX1 Karena umumnya Z1 jauh lebih kecil dari Zm, maka Z1 biasa diabaikan tanpa menimbulkan suatu kesalahan yang berarti, rangkaian ekuivalennya (Gambar 1.7). 15. 11 Pada umumnya percobaan beban nol dilakukan dengan alat ukur diletakkan di sisi tegangan rendah dengan besarnya tegangan yang diberikan sama dengan tegangan nominalnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut : - Bekerja pada sisi tegangan tinggi lebih berbahaya ; - Alat-alat ukur tegangan rendah lebih mudah didapat. Untuk parameter trafo 3 phasa dengan hubungan delta delta didapatkan rumus perhitungan sebagai berikut P oc = 3 V oc = V oc I oc = 3 Rc = 3 = 3 Cos oc = 3 I = 3 sin oc Xm = = 3 sin 1.3. Alat dan bahan a. Transformator 3 phasa 5 kVA 1 buah b. Amperemeter 1 buah c. Voltmeter 1 buah d. Wattmeter 1 buah e. Kabel penghubung secukupnya 2.1 Gambar Rangkaian Percobaan 16. 12 2.2 Prosedur pengujian pengujian rugi besi dan arus beban nol (Open Circuit) 1. Alat dan bahan dipersiapkan 2. Alat ukur yang akan digunakan dikalibrasi terlebih dahulu. 3. Alat dan bahan dirangkai sesuai dengan gambar percobaan diatas. 4. Kumparan pada sisi incoming dihubungkan dengan sumber tegangan 5. Tegangan yang masuk pada sisi incoming diatur sesuai dengan tegangan nominal yaitu 220 V. 6. Tegangan pada sisi LV dan HV diukur sesuai tabel percobaan 7. Nilai arus dan daya pada sisi LV diukur menggunakan metode pengukuran daya 3 phasa menggunakan 2 wattmeter 1 phasa . 8. Hasil pengukuran dicatat pada tabel pengukuran. 2.3 Tabel hasil pengujian rugi besi dan arus beban nol pada transformator Vp line-line Sisi Primer (V) Vs line-line Sisi sekunder (V) I Line (A) PR (watt) PT (watt) P 3 phasa (watt) R-S S-T R-T r-s s-t r-t r s t 219,8 219 218,4 410 420 420 0,49 0,42 0,35 22 70 48 R-N S-N T-N r-n s-n t-n Power meter 126 127,5 125,4 260 260 260 90 Rc = 3 = 3 = 3 1272 48 = 48387 48 = 1008,06 Xm = = 3 sin = 3 127 0,42 17. 13 IV. PERCOBAAN SHORT CIRCUIT A. Tujuan 1. Mencari rugi tembaga saat arus nominal. 2. Mengetahui Parameter Transformator 3 phasa. 3. Mengetahui Tegangan Impedansi B. Dasar Teori Percobaan Short Circuit (hubung singkat) Suatu kumparan dari trafo yang dihubung singkat dan tegangan digunakan pada kumparan lain. Sisi tegangan tinggi menjadi sisi masukan yang dihubungkan dengan sumber tegangan. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan impedansi ekuivalen Ze1 dan Ze2,, reaktans bocor ekuivalen diperkecil menjadi nol, sehingga hanya impedansi Zek = Rek + Xek yang membatasi arus. Karena harga Rek dan Xek ini relatif kecil, harus dijaga agar tegangan yang masuk (Vhs) cukup kecil sehingga arus yang dihasilkan tidak melebihi arus nominal. Untuk melakukan percobaan short circuit lebih baik menggunakan trafo step down karena jika kita melakukan percobaan short circuit, kita akan lebih banyak melakukan percobaan di bagian HV dari trafo tersebut. Full load copper loss = Psc 3 sc sc P P 3 sc sc I I scsc VV sc sc sc sc eq I V I V Z 3 222 3/ 3/ sc sc sc sc sc sc eq I P I P I P R 22 eqeqeq RZX Y Full load copper loss = Psc 3 sc sc P P scsc II 3 sc sc V V sc sc sc sc eq I V I V Z 3 22 3 sc sc sc sc eq I P I P R 22 eqeqeq RZX C. Daftar Peralatan 18. 14 1. Trafo 3 phasa 5 kVa 1 buah 2. Voltmeter 1 buah 3. Ampere meter 1 buah 4. Wattmeter 1 phasa 2 buah 5. Variable Voltage (power pack) 1 buah 6. Kabel banana secukupnya 7. Kabel Nip secukupnya D. Test Circuit Star-star Connection E. Prosedur Percobaan short circuit 19. 15 1. Alat dan Bahan dipersiapkan. 2. Alat ukur yang akan digunakan dikalibrasi terlebih dahulu 3. Alat dan bahan dirangkai sesuai dengan gambar rangkaian percobaan. 4. Terminal pada sisi Outgoing transformator dihubungkan semua 5. Sisi Incoming transformator diberi supply 6. Arus nominal pada sisi HV diukur menggunakan amperemeter 7. Arus pada sisi HV / Incoming diatur sehingga mendekati arus nominal S = 3 V.I I = S / 3 V = 5000 / 3 400 = 7,5 A Arus Nominal = 12,5 A 8. Daya pada sisi HV diukur dengan menggunakan metode 2 wattmeter 1 F. Tabel Data Tabel Hasil Percobaan Short Circuit Rek = . = .(, ) = 1,08 ZSC = = , . , = 1,2 Xek = ( . ) . = , , = , = 0,5 VHV (volt) ILV(nominal) (A) P1 (watt) P2 (watt) Ptot (watt ) Rek () Xek () Zsc (%) R-S S-T T-R R S T 15 15,5 15,5 7,02 7,34 7,18 64 108 168 1,08 0,5 1,2 R-N S-N T-N 9 8,5 9 20. 16 V. PENGUJIAN PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR Tujuan Percobaan untuk mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap tapping, sehingga tegangan output yang dihasilkan oleh trafo sesuai dengan yang dikehendaki. toleransi yang diijinkan adalah : 0,5 % dari rasio tegangan ( standart IEEE C57.125.1991 ) Landasan Teori Rangkaian pengganti trafo adalah sebagai berikut : Dengan mengabaikan hilang tegangan pada tahanan dan reaktansi bocor kumparan primer (R1 dan X1), diperoleh : = = Jika : a > 1 = Transformator Step Up a < 1 = Transformator Step Down Dimana : Vp = tegangan masuk / sisi primer (volt) Vs = tegangan keluar / sisi skunder (volt) Ep = g.g.l. induksi pada sisi primer (volt) Es = g.g.l. induksi pada sisi skunder (volt) NP = jumlah lilitan sisi primer NS = jumlah liltan sisi skunder a = rasio perbandingna belitan Alat dan Bahan a. Sumber tegangan bolak-balik (1 Buah) b. Trasformator 3 fasa 5kVa (1 Buah) c. Volt meter secukupnya d. Kabel penghubung secukupnya 21. 17 Rangkaian Percobaan Prosedur Percobaan Perbandingan Belitan Transformator 1. Alat dan Bahan dipersiapkan terlebih dahulu 2. Alat yang akan digunakan diperiksa dan dikalibrasi dahulu 3. Peralatan dirangkai sesuai dengan gambar 4. Berikan Supply pada sisi Incoming transformator 5. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dicatat pada tabel percobaan. Tabel Hasil Percobaan no Vp Line Vs Line a 1 VRS = 219,8 Vrs = 410 VP/VS = 0,5 2 VRT = 218,4 Vrt = 420 VP/VS = 0,5 3 VST = 219 Vst = 420 VP/VS = 0,5 POWERSUPPLY 22. 18 VI. PENGUJIAN VECTOR GROUP TRANSFORMATOR Tujuan Percobaan Mengetahui Vector Group (Angka Jam) transformator Landasan Teori Vektor tegangan primer dan sekunder suatu transformator dapat dibuat searah atau berlawanan dengan mengubah cara melilit kumparan. Untuk transformator tiga phasa, arah tegangan akan menimbulkan perbedaan phasa, arah dan besar perbedaan phasa tersebut akan mengakibatkan adanya berbagai macam kelompok hubungan pada transformator itu. Dalam menentukan kelompok hubungan diambil beberapa patokan, yaitu : 1. Notasi untuk hubungan delta, bintang dan hubungan zigzag masing-masing adalah D, Y, Z untuk sisi tegangan tinggi dan d, y, z untuk sisi tegangan rendah. 2. Untuk urutan phasa U, V, W untuk tegangan tinggi dan u, v, w untuk tegangan rendah. 3. Tegangan sisi primer dianggap sebagai tegangan tinggi dan tegangan sisi sekunder tegangan rendah. 4. Angka jam menyatakan bagaimana letak sisi kumparan tegangan tinggi terhadap tegangan rendah. 5. Jarum jam panjang dibuat selalu menunjuk angka 12 dan dibuat berimpit (dicocokkan) dengan vector phasa VL tegangan tinggi line to line. 6. Bergantung pada perbedaan phasanya, vector phasa tegangan rendah (u, v, w) dapat dilukiskan, letak vector phasa vl tegangan rendah line to line menunjukkan arah jarum pendek. 7. Sudut antara jarum jam panjang dan pendek adalah pergeseran vector phasa Vdan v. Ketentuan - ketentuan dalam penentuan angka jam / vektor group transformator adalah : 1. Ketiga phasa tegangan dianggap berselisih 120. 2. Setiap belitan pada kaki transformator yang sama dianggap mempunyai arah yang sama. 3. Tegangan pada kumparan tegangan tinggi , vektornya dianggap merupakan jarum jam panjang dan tegangan pada kumparan tegangan rendahnya merupakan jarum pendek dari sebuah jam. 4. Pembacaan angka jam harus dari penamaan yang serupa. 5. Penamaan phasa diberikan mulai dari kiri jika sisi tegangan tinggi sebagai referensi. 23. 19 Alat dan Bahan a. Sumber tegangan bolak-balik (1 Buah) b. Trasformator 3 fasa 5 kVa (1 Buah) c. Volt meter (1 Buah) d. Kabel penghubung secukupnya Gambar rangkaian percobaan berdasarkan standart pengujian vector group transformator Standart pengujian vector group transformator POWERSUPPLY 24. 20 25. 21 Prosedur percobaan berdasarkan standart pengujian vector group transformator 1. Alat dan bahan dipersiapkan 2. Peralatan di kalibrasai terlebih dahulu 3. Peralatan di rangkai sesuai dengan gambar rangkaian percobaan 4. Sisi Incoming transformator di beri tegangan 5. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dicatat pada tabel percobaan. 6. Hasil pengukuran dianalisa berdasarkan standart pengujian vector group transformator. Tabel percobaan berdasarkan standart pengujian vector group transformator No Vp Vs 1 VRS (U) = 219,8 Vrs (u) = 410 2 VRT (V) = 218,4 Vrt (v) = 420 26. 22 Truth Table Transformer Group Number Rangkaian Percobaan Prosedur Percobaan dengan Truth Table 1. Alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu 2. Alat ukur dikalibrasi terlebih dahulu 3. Peralatan dirangkai seperti pada gambar rangkaian percobaan 4. Terminal A dan a dihubungkan terlebih dahulu 5. Sisi Incoming transformator diberi supply tegangan 400 V 6. Tegangan pada Cc, Bc, Cb, dan AB diukur kemudian dimasukkan pada tabel percobaan 7. Matikan Power Supply 8. Tabel hasil percobaan dianalisa berdasarkan truth Table vector group 9. Pengujian Selesai Tabel percobaan Cc Bc Cb Cc AB 90 175 175 90 200 90 < 175 = 175 >90 < 200 Group Number Voltage 0 Cc < Bc = Cb > Cc < AB 1 Cc < Bc > Cb = Cc < AB 2 Cc < Bc > Cb < Cc < AB 3 Cc < Bc > Cb < Cc > AB 4 Cc < Bc > Cb < Cc > AB 5 Cc = Bc > Cb < Cc > AB 6 Cc > Bc = Cb < Cc > AB 7 Cc > Bc < Cb = Cc > AB 8 Cc > Bc < Cb > Cc >= AB 9 Cc > Bc < Cb > Cc < AB 10 Cc < Bc < Cb > Cc < AB 11 Cc = Bc < Cb > Cc < AB POWERSUPPLY