PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun...

22
PROSEDUR DAN TATA CARA PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN (PP (PP 53/2010) 3/2010) DIREKTORAT PERATURAN PERUNDANG DIREKTORAT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNDANGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Transcript of PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun...

Page 1: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

PROSEDUR DAN TATA CARAPROSEDUR DAN TATA CARAPENJATUHAN HUKUMAN DISIPLINPENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN(PP(PP 553/2010)3/2010)

PROSEDUR DAN TATA CARAPROSEDUR DAN TATA CARAPENJATUHAN HUKUMAN DISIPLINPENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN(PP(PP 553/2010)3/2010)

D I R E K T O R AT P E R AT U R A N P E R U N D A N GD I R E K T O R AT P E R AT U R A N P E R U N D A N G -- U N D A N G A NU N D A N G A NB A D A N K E P E G AWA I A N N E G A R AB A D A N K E P E G AWA I A N N E G A R A

Page 2: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib mematuhi

disiplin PNS. Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta melaksanakan

berbagai upaya peningkatan disiplin. PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.

Pasal 87 ayat (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena melakukan pelanggaran disiplinPNS tingkat berat.

Pasal 139 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang merupakanperaturan pelaksanaan dari Undang-Undang No. 8/1974 jo Undang-Undang No. 43/1999 dinyatakan masihtetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Undang-Undang ini.

D A S A R H U K U MD A S A R H U K U MPasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib mematuhi

disiplin PNS. Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta melaksanakan

berbagai upaya peningkatan disiplin. PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.

Pasal 87 ayat (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena melakukan pelanggaran disiplinPNS tingkat berat.

Pasal 139 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang merupakanperaturan pelaksanaan dari Undang-Undang No. 8/1974 jo Undang-Undang No. 43/1999 dinyatakan masihtetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Undang-Undang ini.

Page 3: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

P R I N S I P D A S A R P P 5 3 / 2 0 1 0P R I N S I P D A S A R P P 5 3 / 2 0 1 0

1

2

Page 4: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

P R I N S I P D A S A R P P 5 3 / 2 0 1 0 - 2P R I N S I P D A S A R P P 5 3 / 2 0 1 0 - 2

3

4

Page 5: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

K E WA J I B A N [ 1 7 P O I N ]K E WA J I B A N [ 1 7 P O I N ]

Page 6: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

PROTAP PEMANGGILAN,PEMERIKSAAN DAN PENJATUHAN

HUKUMAN DISIPLIN1. Pemanggilan

Setiap PNS bawahan diketahui diduga melakukan pelanggarandisiplin

Atasan langsung memperkaya informasi / mencari bukti yang diperlukan dariorang yang dianggap mengetahui/ pemberi informasi (Psl. 26)

Page 7: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

1. Atasan langsung melakukan pemanggilan secara tertulis (Psl. 23ayat 1 ).

2. Jarak antara tanggal pembuatan srt panggilan dgn tanggaldisuruh menghadap untuk diperiksa minimal 7 hari kerja.( Psl.23 ayat 2)

1. Apabila PNS tersebut hadir pada tanggal yang ditentukan pada srt panggilan tersebut ,maka dilakukan pemeriksaan, tetapi apabila tdk hadir maka dilakukan pemanggilan kedua ( Psl. 23 ayat 3).

2. Pemanggilan ke dua dibuat selambat-lambatnya 7 hari setelah tanggal seharusnya ybshadir pada panggilan pertama (Psl. 23 ayat 3)

Page 8: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

1. Jarak antara tanggal pembuatan srt panggilan ke 2 dengan tanggal disuruh

menghadap untuk diperiksa tetap minimal 7 hari kerja.

2. Apabila PNS tsb hadir pada tanggal yang ditetntukan pada srt panggilan ke 2,

maka dilakukan pemeriksaan.

3. Apabila tidak hadir, maka seluruh pelanggaran disiplin yang diduga dilakukannya

dianggap diakui, dan dapat dijadikan bahan pertimbangan menentukan jenis

hukuman yang akan dijatuhkan kepadanya ( Psl. 23 ayat 4).

1. Jarak antara tanggal pembuatan srt panggilan ke 2 dengan tanggal disuruh

menghadap untuk diperiksa tetap minimal 7 hari kerja.

2. Apabila PNS tsb hadir pada tanggal yang ditetntukan pada srt panggilan ke 2,

maka dilakukan pemeriksaan.

3. Apabila tidak hadir, maka seluruh pelanggaran disiplin yang diduga dilakukannya

dianggap diakui, dan dapat dijadikan bahan pertimbangan menentukan jenis

hukuman yang akan dijatuhkan kepadanya ( Psl. 23 ayat 4).

Page 9: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

II. PemeriksaanII. Pemeriksaan

1. Wujud Pemeriksaan dituangkan dalam BAP.2. Format BAP dibuat dalam bentuk “Pertanyaan “dan “Jawaban.”3. Utarakan bahwa kejujuran ybs merupakan pertimbangan menentukan hukuman4. Utarakan bahwa pengakuan dlm BAP hanya salah satu bukti

Materi BAP :1. Kesehatan ybs (hanya jawaban orang sehat yang dapat dipertanggung jawabkan).2. Kebenaran dugaan pelanggaran disiplin yang dilakukannya ( jangan beritahukan

tentang bukti-bukti atau informasi tambahan yang telah sdr peroleh atau orang yangmengetahui perbuatan ybs, kecuali ybs tdk mengaku atau untuk menggali yangsebenarnya).

3. Pertanyaan berikutnya sebaiknya bersumber dari jawaban ybs atas pertanyaansebelumnya.

Materi BAP :1. Kesehatan ybs (hanya jawaban orang sehat yang dapat dipertanggung jawabkan).2. Kebenaran dugaan pelanggaran disiplin yang dilakukannya ( jangan beritahukan

tentang bukti-bukti atau informasi tambahan yang telah sdr peroleh atau orang yangmengetahui perbuatan ybs, kecuali ybs tdk mengaku atau untuk menggali yangsebenarnya).

3. Pertanyaan berikutnya sebaiknya bersumber dari jawaban ybs atas pertanyaansebelumnya.

Page 10: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

4. Dalam hal ybs tdk mengaku, utarakanlah satu demi satu bukti / informasi yangada pada saudara sesuai dengan substansi pertanyaan saudara.

5. Jika belum mengaku juga, utarakanlah bukti/ informasi berikutnya, demikianseterusnya sampai ybs mengaku.

6. Jika telah mengaku, tanyakanlah faktor faktor yang mendorong ybsmelakukan perbuatan tersebut.

7. Tanyakan juga tetang akibat/ dampak perbuatannya terhadap ybs,kantor, pemerintah ( untuk mengetahui tingkat kesadaran dankesengajaan ybs dalam melakukan perbuatan tsb)

8. Tanyakan juga tentang kebenaran jawabannya, keterpaksaan ybsdalam menjawab ( utk menghindari pencabutan keterangankemudian).

Page 11: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

1. BAP harus ditanda tangani pemeriksa dan yang diperiksa,jika ybs tdk bersedia menandatangani, buat catatan padakolom tanda tangan ybs bahwa dia tdk bersedia menandatangani, dengan demikian BAP sah. (Psl. 28 ayat 1, 2)

2. Serahkan satu set BAP kepada ybs, bila tdk bersediamenerima, buat catatan pada kolom tanda tangan ybsbahwa ybs tdk bersedia menerima copi BAP tersebut,dengan demikian dianggap telah diterima. ( Psl. 28 ayat 3)

1. BAP harus ditanda tangani pemeriksa dan yang diperiksa,jika ybs tdk bersedia menandatangani, buat catatan padakolom tanda tangan ybs bahwa dia tdk bersedia menandatangani, dengan demikian BAP sah. (Psl. 28 ayat 1, 2)

2. Serahkan satu set BAP kepada ybs, bila tdk bersediamenerima, buat catatan pada kolom tanda tangan ybsbahwa ybs tdk bersedia menerima copi BAP tersebut,dengan demikian dianggap telah diterima. ( Psl. 28 ayat 3)

NB

1. BAP harus ditanda tangani pemeriksa dan yang diperiksa,jika ybs tdk bersedia menandatangani, buat catatan padakolom tanda tangan ybs bahwa dia tdk bersedia menandatangani, dengan demikian BAP sah. (Psl. 28 ayat 1, 2)

2. Serahkan satu set BAP kepada ybs, bila tdk bersediamenerima, buat catatan pada kolom tanda tangan ybsbahwa ybs tdk bersedia menerima copi BAP tersebut,dengan demikian dianggap telah diterima. ( Psl. 28 ayat 3)

1. BAP harus ditanda tangani pemeriksa dan yang diperiksa,jika ybs tdk bersedia menandatangani, buat catatan padakolom tanda tangan ybs bahwa dia tdk bersedia menandatangani, dengan demikian BAP sah. (Psl. 28 ayat 1, 2)

2. Serahkan satu set BAP kepada ybs, bila tdk bersediamenerima, buat catatan pada kolom tanda tangan ybsbahwa ybs tdk bersedia menerima copi BAP tersebut,dengan demikian dianggap telah diterima. ( Psl. 28 ayat 3)

Page 12: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

1. Setelah pemeriksaan atau setelah ybs tdk hadir untukdiperiksa, disusun LHP yang memuat intisari daripemeriksaan ybs, yang terkait, bukti-bukti, informasi yangdiperoleh pemeriksa.

2. LHP juga memuat analisa antara perbuatan ybs denganperaturan yang terkait.

3. LHP juga memuat Kesimpulan dan Saran.

1. Setelah pemeriksaan atau setelah ybs tdk hadir untukdiperiksa, disusun LHP yang memuat intisari daripemeriksaan ybs, yang terkait, bukti-bukti, informasi yangdiperoleh pemeriksa.

2. LHP juga memuat analisa antara perbuatan ybs denganperaturan yang terkait.

3. LHP juga memuat Kesimpulan dan Saran.

LHP.

( Bila kewenangan menjatuhkan jenis hukuman disiplinada pd atasan yg lebih tinggi atau pejabat lain)

1. Setelah pemeriksaan atau setelah ybs tdk hadir untukdiperiksa, disusun LHP yang memuat intisari daripemeriksaan ybs, yang terkait, bukti-bukti, informasi yangdiperoleh pemeriksa.

2. LHP juga memuat analisa antara perbuatan ybs denganperaturan yang terkait.

3. LHP juga memuat Kesimpulan dan Saran.

1. Setelah pemeriksaan atau setelah ybs tdk hadir untukdiperiksa, disusun LHP yang memuat intisari daripemeriksaan ybs, yang terkait, bukti-bukti, informasi yangdiperoleh pemeriksa.

2. LHP juga memuat analisa antara perbuatan ybs denganperaturan yang terkait.

3. LHP juga memuat Kesimpulan dan Saran.

Page 13: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

1.Latar belakang perbuatannya :• Terpaksa dilakukan atau tidak.• Disengaja atau tidak.• Direncanakan atau tidak.• Ada atau tidak keuantungan ybs / orang lain atas perbuatan tsb.2. Berat / ringannya dan banyaknya pelanggaran :• Pernah dilakukan PNS atau tidak.• Bertentangan atau tidak dengan program pemerintah.• Melanggar prinsip-pronsip kenegaraan atau tidak.• Resistensi tinggi atau tidak terhadap PNS lain atau masyarakat.3. Akibat pelanggaran :• Ada dampak negatif terhadap unit kerja / Instansi / Pemerintah.• Menurunkan citra negatif PNS pada unit kerja / Instansi/ Pemerintah.• Menghalangi pelaksanaan tugas unit kerja / Instansi / Pemerintah.

III. PERTIMBANGAN DLM MENENTUKAN JENIS HUKAUMAN YANG AKAN DIJATUHKAN

1.Latar belakang perbuatannya :• Terpaksa dilakukan atau tidak.• Disengaja atau tidak.• Direncanakan atau tidak.• Ada atau tidak keuantungan ybs / orang lain atas perbuatan tsb.2. Berat / ringannya dan banyaknya pelanggaran :• Pernah dilakukan PNS atau tidak.• Bertentangan atau tidak dengan program pemerintah.• Melanggar prinsip-pronsip kenegaraan atau tidak.• Resistensi tinggi atau tidak terhadap PNS lain atau masyarakat.3. Akibat pelanggaran :• Ada dampak negatif terhadap unit kerja / Instansi / Pemerintah.• Menurunkan citra negatif PNS pada unit kerja / Instansi/ Pemerintah.• Menghalangi pelaksanaan tugas unit kerja / Instansi / Pemerintah.

Page 14: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

4. Dampak jenis hukuman terhadap ybs.• Apakah jenis tersebut akan memberikan efek jera atau tidak terhadap ybs.• Cepat atau tidak dampaknya kepada ybs.• Hukuman tersebut mempengaruhi psikologis ybs atau tidak.

5. Kesesuaian dengan peraturan• Apakah telah ditetapkan limitatip dalam peraturan atau tidak.( mis : Kawen/

Cerai , TMK)

6. Kejujuran / Penyesalan ybs.• Apakah mempersulit atau tidak.• Apakah ada kemungkinan akan mengulangi perbuatannya atau tidak.• Apakah perbuatan tersebut telah pernah dilakukan sebelumnya atau tidak.• Kondite ybs sebelum pelanggaran tersebut.

4. Dampak jenis hukuman terhadap ybs.• Apakah jenis tersebut akan memberikan efek jera atau tidak terhadap ybs.• Cepat atau tidak dampaknya kepada ybs.• Hukuman tersebut mempengaruhi psikologis ybs atau tidak.

5. Kesesuaian dengan peraturan• Apakah telah ditetapkan limitatip dalam peraturan atau tidak.( mis : Kawen/

Cerai , TMK)

6. Kejujuran / Penyesalan ybs.• Apakah mempersulit atau tidak.• Apakah ada kemungkinan akan mengulangi perbuatannya atau tidak.• Apakah perbuatan tersebut telah pernah dilakukan sebelumnya atau tidak.• Kondite ybs sebelum pelanggaran tersebut.

4. Dampak jenis hukuman terhadap ybs.• Apakah jenis tersebut akan memberikan efek jera atau tidak terhadap ybs.• Cepat atau tidak dampaknya kepada ybs.• Hukuman tersebut mempengaruhi psikologis ybs atau tidak.

5. Kesesuaian dengan peraturan• Apakah telah ditetapkan limitatip dalam peraturan atau tidak.( mis : Kawen/

Cerai , TMK)

6. Kejujuran / Penyesalan ybs.• Apakah mempersulit atau tidak.• Apakah ada kemungkinan akan mengulangi perbuatannya atau tidak.• Apakah perbuatan tersebut telah pernah dilakukan sebelumnya atau tidak.• Kondite ybs sebelum pelanggaran tersebut.

4. Dampak jenis hukuman terhadap ybs.• Apakah jenis tersebut akan memberikan efek jera atau tidak terhadap ybs.• Cepat atau tidak dampaknya kepada ybs.• Hukuman tersebut mempengaruhi psikologis ybs atau tidak.

5. Kesesuaian dengan peraturan• Apakah telah ditetapkan limitatip dalam peraturan atau tidak.( mis : Kawen/

Cerai , TMK)

6. Kejujuran / Penyesalan ybs.• Apakah mempersulit atau tidak.• Apakah ada kemungkinan akan mengulangi perbuatannya atau tidak.• Apakah perbuatan tersebut telah pernah dilakukan sebelumnya atau tidak.• Kondite ybs sebelum pelanggaran tersebut.

Page 15: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

VII. Pejabat yangberwenang menghukum.

VII. Pejabat yangberwenang menghukum.

1. Apabila menurut pertimbangan atasan langsung bahwa hukuman yang setimpaluntuk bawahannya tersebut masih kewenangannya untuk menjatuhkan, makaatasan langsung tersebut membuat, menandatangani dan menyerahkan SKhukuman disiplin tsb kepada bawahannya (Psl. 24 ayat 3 hurup a).

2. Apabila menurut pertimbangan atasan langsung hukuman yang setimpaldengan pelanggaran bawahannya telah menjadi kewenangan atasan yang lebihtinggi untuk menjatuhkan, maka atasan langsung tersebut membuat laporan dandilampiri BAP, LHP serta disampaikan secara khirarhis (Psl. 24 ayat 3 hurup b).

3. Laporan atasan langsung tersebut memuat dasar-dasar pertimbangan dan saran.

1. Apabila menurut pertimbangan atasan langsung bahwa hukuman yang setimpaluntuk bawahannya tersebut masih kewenangannya untuk menjatuhkan, makaatasan langsung tersebut membuat, menandatangani dan menyerahkan SKhukuman disiplin tsb kepada bawahannya (Psl. 24 ayat 3 hurup a).

2. Apabila menurut pertimbangan atasan langsung hukuman yang setimpaldengan pelanggaran bawahannya telah menjadi kewenangan atasan yang lebihtinggi untuk menjatuhkan, maka atasan langsung tersebut membuat laporan dandilampiri BAP, LHP serta disampaikan secara khirarhis (Psl. 24 ayat 3 hurup b).

3. Laporan atasan langsung tersebut memuat dasar-dasar pertimbangan dan saran.

Page 16: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

4. Apabila menurut pertimbangan pejabat yang menerima laporan bahwasaran atasan langsung dapat disetujui, maka pejabat tersebutmenjatuhkan hukuman disiplin, tetapi apabila menurut pertimbanganyaBAP,LHP yang ada belum memadai, dapat dibentuk Tim pemeriksa (Psl.25).

5. Apabila menurut pejabat yang menerima laporan bahwa hukuman yangsetimpal untuk pelanggaran tersebut adalah hukuman yang lebih beratlagi, dan kewenangan menjatuhkannya berada pada pejabat yang lebihtinggi lagi, maka pejabat tersebut membuat laporan lagi.

4. Apabila menurut pertimbangan pejabat yang menerima laporan bahwasaran atasan langsung dapat disetujui, maka pejabat tersebutmenjatuhkan hukuman disiplin, tetapi apabila menurut pertimbanganyaBAP,LHP yang ada belum memadai, dapat dibentuk Tim pemeriksa (Psl.25).

5. Apabila menurut pejabat yang menerima laporan bahwa hukuman yangsetimpal untuk pelanggaran tersebut adalah hukuman yang lebih beratlagi, dan kewenangan menjatuhkannya berada pada pejabat yang lebihtinggi lagi, maka pejabat tersebut membuat laporan lagi.

4. Apabila menurut pertimbangan pejabat yang menerima laporan bahwasaran atasan langsung dapat disetujui, maka pejabat tersebutmenjatuhkan hukuman disiplin, tetapi apabila menurut pertimbanganyaBAP,LHP yang ada belum memadai, dapat dibentuk Tim pemeriksa (Psl.25).

5. Apabila menurut pejabat yang menerima laporan bahwa hukuman yangsetimpal untuk pelanggaran tersebut adalah hukuman yang lebih beratlagi, dan kewenangan menjatuhkannya berada pada pejabat yang lebihtinggi lagi, maka pejabat tersebut membuat laporan lagi.

4. Apabila menurut pertimbangan pejabat yang menerima laporan bahwasaran atasan langsung dapat disetujui, maka pejabat tersebutmenjatuhkan hukuman disiplin, tetapi apabila menurut pertimbanganyaBAP,LHP yang ada belum memadai, dapat dibentuk Tim pemeriksa (Psl.25).

5. Apabila menurut pejabat yang menerima laporan bahwa hukuman yangsetimpal untuk pelanggaran tersebut adalah hukuman yang lebih beratlagi, dan kewenangan menjatuhkannya berada pada pejabat yang lebihtinggi lagi, maka pejabat tersebut membuat laporan lagi.

Page 17: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

VIII. Penyerahan SK Hukuman Disiplin

1. Pada perinsipnya, SK hukuman disiplin diserahkan langsung kepada yang dihukum(Psl. 31 ayat 2).

2. SK hukuman disiplin diserahkan kepada ybs dalam tempo 14 hari setelah ditetapkan(Psl. 31 ayat 3).

3. Apabila ybs tidak hadir pada tanggal yang ditentukan dalam surat panggilan, makaSK dikirim ke alamat domisili ybs terakhir dilaporkan di kantor, dgn demikiandianggap telah diterima

(Psl. 31 ayat 4).

1. Pada perinsipnya, SK hukuman disiplin diserahkan langsung kepada yang dihukum(Psl. 31 ayat 2).

2. SK hukuman disiplin diserahkan kepada ybs dalam tempo 14 hari setelah ditetapkan(Psl. 31 ayat 3).

3. Apabila ybs tidak hadir pada tanggal yang ditentukan dalam surat panggilan, makaSK dikirim ke alamat domisili ybs terakhir dilaporkan di kantor, dgn demikiandianggap telah diterima

(Psl. 31 ayat 4).

1. Pada perinsipnya, SK hukuman disiplin diserahkan langsung kepada yang dihukum(Psl. 31 ayat 2).

2. SK hukuman disiplin diserahkan kepada ybs dalam tempo 14 hari setelah ditetapkan(Psl. 31 ayat 3).

3. Apabila ybs tidak hadir pada tanggal yang ditentukan dalam surat panggilan, makaSK dikirim ke alamat domisili ybs terakhir dilaporkan di kantor, dgn demikiandianggap telah diterima

(Psl. 31 ayat 4).

1. Pada perinsipnya, SK hukuman disiplin diserahkan langsung kepada yang dihukum(Psl. 31 ayat 2).

2. SK hukuman disiplin diserahkan kepada ybs dalam tempo 14 hari setelah ditetapkan(Psl. 31 ayat 3).

3. Apabila ybs tidak hadir pada tanggal yang ditentukan dalam surat panggilan, makaSK dikirim ke alamat domisili ybs terakhir dilaporkan di kantor, dgn demikiandianggap telah diterima

(Psl. 31 ayat 4).

Page 18: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

5. PNS yg dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian, sejakmenerima SK atau dianggap telah diterima, tidak dapat bekerjadan tidak dapat dibayarkan gajinya lagi, kecuali bagi yangmengajukan banding dan mengajukan permohonan izin untukdapat tetap bekerja selama banding serta mendapat izin dariPPK.

5. PNS yg dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian, sejakmenerima SK atau dianggap telah diterima, tidak dapat bekerjadan tidak dapat dibayarkan gajinya lagi, kecuali bagi yangmengajukan banding dan mengajukan permohonan izin untukdapat tetap bekerja selama banding serta mendapat izin dariPPK.

Page 19: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

K R I T E R I A Y A N G D A P A T D I I Z I N K A N / T I D A K D A P A T D I I Z I N K A N

T E T A P B E K E R J A S A M P A I D E N G A N A D A K E P U T U S A N B A P E K

K R I T E R I A Y A N G D A P A T D I I Z I N K A N / T I D A K D A P A T D I I Z I N K A N

T E T A P B E K E R J A S A M P A I D E N G A N A D A K E P U T U S A N B A P E K

DAPAT DIIZINKAN APABILA:1. Keahliannya sangat dibutuhkan; atau2. Sedang mengerjakan pekerjaan yang tidak mungkin dilanjutkan PNS lain.

TIDAK DAPAT DIIZINKAN APABILA:1. Tidak memenuhi syarat yang dapat diizinkan; atau2. Memenuhi syarat yang dapat diizinkan, tetapi:

DAPAT DIIZINKAN APABILA:1. Keahliannya sangat dibutuhkan; atau2. Sedang mengerjakan pekerjaan yang tidak mungkin dilanjutkan PNS lain.

TIDAK DAPAT DIIZINKAN APABILA:1. Tidak memenuhi syarat yang dapat diizinkan; atau2. Memenuhi syarat yang dapat diizinkan, tetapi:

Page 20: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

K R I T E R I A Y A N G D A P A T D I I Z I N K A N / T I D A K D A P A T D I I Z I N K A N

T E T A P B E K E R J A S A M P A I D E N G A N A D A K E P U T U S A N B A P E K - 2

K R I T E R I A Y A N G D A P A T D I I Z I N K A N / T I D A K D A P A T D I I Z I N K A N

T E T A P B E K E R J A S A M P A I D E N G A N A D A K E P U T U S A N B A P E K - 2

a. Apabila ybs tetap bekerja, ada kemungkinan ybs akan melanjutkan/mengulangperbuatannya.

b. Apabila ybs tetap bekerja, ada kemungkinan ybs menghilangkan buktipelanggarannya.

c. Apabila ybs tetap bekerja, ada kemungkinan ybs meresahkan PNS lain.d. Apabila ybs tetap bekerja, ada kemungkinan ybs merusak citra PNS atau unit

kerja, instansi, pemerintah.

a. Apabila ybs tetap bekerja, ada kemungkinan ybs akan melanjutkan/mengulangperbuatannya.

b. Apabila ybs tetap bekerja, ada kemungkinan ybs menghilangkan buktipelanggarannya.

c. Apabila ybs tetap bekerja, ada kemungkinan ybs meresahkan PNS lain.d. Apabila ybs tetap bekerja, ada kemungkinan ybs merusak citra PNS atau unit

kerja, instansi, pemerintah.

Page 21: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

IX. Keberatan/ Banding.

Keberatan.=> Diajukan dan disampaikan kepada atasan pejabat yang menghukum dlm

tempo 14 hari, dan tembusan kpd pejabat yang menghukum.=> Pejabat yang menerima keberatan hrs mengambil keputusan dlm tempo 21

hari kerja sejak menerima keberatan. (Psl. 35,36,37)

Keberatan.=> Diajukan dan disampaikan kepada atasan pejabat yang menghukum dlm

tempo 14 hari, dan tembusan kpd pejabat yang menghukum.=> Pejabat yang menerima keberatan hrs mengambil keputusan dlm tempo 21

hari kerja sejak menerima keberatan. (Psl. 35,36,37)

Keberatan.=> Diajukan dan disampaikan kepada atasan pejabat yang menghukum dlm

tempo 14 hari, dan tembusan kpd pejabat yang menghukum.=> Pejabat yang menerima keberatan hrs mengambil keputusan dlm tempo 21

hari kerja sejak menerima keberatan. (Psl. 35,36,37)

Keberatan.=> Diajukan dan disampaikan kepada atasan pejabat yang menghukum dlm

tempo 14 hari, dan tembusan kpd pejabat yang menghukum.=> Pejabat yang menerima keberatan hrs mengambil keputusan dlm tempo 21

hari kerja sejak menerima keberatan. (Psl. 35,36,37)

Banding.=> Diajukan dan disampaikan kpd BAPEK dlm tempo 14 hari, dan

tembusan kpd PPK.=> Banding memuat alasan sanggahan dan dilampiri bukti. (Psl. 38), (PP.

24/2011).

Banding.=> Diajukan dan disampaikan kpd BAPEK dlm tempo 14 hari, dan

tembusan kpd PPK.=> Banding memuat alasan sanggahan dan dilampiri bukti. (Psl. 38), (PP.

24/2011).

Page 22: PROSEDUR DAN TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN ......Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,

TERIMA KASIHSEMOGA BERMANFAAT