Prosedur 9 Pemasangan Gips

14
NURSING CARE OF MUSCULOSKELETAL SISTEM Asistensi Pemasangan Gips Ns. Tony Suharsono, SKep, M.Kep Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Email : [email protected] A. Nama/judul Pokok Bahasan B. Deskripsi Singkat (Pokok bahasan) C. Tujuan Instruksional Khusus D. Isi Pokok Bahasan: 1. Persiapan pemasangan gips 2. Pengkajian pasien sebelum pemasangan gips 3. Diagnosa keperawatan pada pasien yang terpasang gips 4. Rencana keperawatan 5. Implementasi keperawatan 6. Evaluasi E. Referensi F. Propagasi 1. Latihan 2. Pendalaman Materi 3. Tugas Project A. NAMA/JUDUL POKOK BAHASAN : PRAKTIKUM ASISTENSI PEMASANGAN GIPS B. DESKRIPSI SINGKAT (POKOK BAHASAN) Pada sub modul Praktikum ini mahasiswa akan mempelajari dan melakukan Praktikum tentang asistensi pemasangan gips pada pasien yang mengalami patah tulang. Fokus sub modul ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari, memahami dan melakukan keterampilan psikomotor tentang asistensi pemasangan gips pada pasien yang mengalami patah tulang. C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah menyelesaikan submodul ini, mahasiswa mampu: PRAKTIKUM PEMASANGAN GIPS MODUL PRAKTIKU 9

description

muskuloskeletal

Transcript of Prosedur 9 Pemasangan Gips

Mata Kuliah / Materi Kuliah

2012Brawijaya UniversityNursing care of musculoskeletal sistem/Asistensi Pemasangan gips

NURSING CARE OF MUSCULOSKELETAL SISTEMAsistensi Pemasangan Gips

Ns. Tony Suharsono, SKep, M.KepJurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas BrawijayaEmail : [email protected]

MODULPRAKTIKUMA. Nama/judul Pokok BahasanB. Deskripsi Singkat (Pokok bahasan)C. Tujuan Instruksional KhususD. Isi Pokok Bahasan: 1. Persiapan pemasangan gips 2. Pengkajian pasien sebelum pemasangan gips 3. Diagnosa keperawatan pada pasien yang terpasang gips 4. Rencana keperawatan 5. Implementasi keperawatan 6. Evaluasi E. ReferensiF. Propagasi1. 9Latihan2. Pendalaman Materi3. Tugas

PRAKTIKUM PEMASANGAN GIPSProject

A. NAMA/JUDUL POKOK BAHASAN : PRAKTIKUM ASISTENSI PEMASANGAN GIPSB. DESKRIPSI SINGKAT (POKOK BAHASAN)Pada sub modul Praktikum ini mahasiswa akan mempelajari dan melakukan Praktikum tentang asistensi pemasangan gips pada pasien yang mengalami patah tulang. Fokus sub modul ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari, memahami dan melakukan keterampilan psikomotor tentang asistensi pemasangan gips pada pasien yang mengalami patah tulang.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSSetelah menyelesaikan submodul ini, mahasiswa mampu: 1. Mempersiapkan peralatan untuk pemasangan gips 2. Melakukan pengkajian pada pasien yang akan terpasang gips 3. Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien yang terpasang gips 4. Membuat rencana perawatan pada pasien yang akan dipasang gips

5. Melakukan asistensi pemasangan gips pada pasien patah tulang6. Melakukan evaluasi pada pasien yang dipasang gips

D. ISI POKOK BAHASAN1. Persiapan pemasangan gipsGips adalah alat imobilisasi eksternal yang terbuat dari bahan mineral yang terdapat di alam dengan formula khusus dengan tipe plester atau fiberglas.Tujuan untuk pemasangan gips adalah untuk mengimobilisasi bagian tubuh dalam posisi tertentu dan memberikan tekanan yang merata pada jaringan lunak yang terletak didalamnya. Gips dapat digunakan untuk mengimobilisasi fraktur yang telah direduksi, mengoreksi deformitas, memberikan tekanan merata pada jaringan lunak dibawahnya, memberikan dukungan dan stabilitas bagi sendi yang mengalami kelemahan. Imobilisasi dengan gips sedapat mungkin dilakukan pada posisi fisiologis. Hal terpenting pada imobilisasi adalah latihan aktif dan penggunaan sendi yang tidak ikut diimobilisasi. Gerakan aktif merupakan syarat mutlak untuk mencapai penyembuhan cepat dan baik, sebab dapat merangsang peredaran darah dan perfusi jaringan.Pemasangan gips dikerjakan oleh 2-3 orang, seorang memasang perban (operator), seorang membantu dan memegang perban pada operator dan orang ketiga menyangga ekstremitas agar posisi tetap waktu pemasangan gips sesuai dengan variasi daya rekat bahannya yang pada umumnya 2-6 menit. Selama pemasangan, ekstremitas harus dijaga agar tidak bergerak. Prosedur ini bertujuan untuk menyatukan kedua bagian tulang yang patah agar tidak bergerak sehingga dapat menyatu dan fungsinya pulih kembali dengan cara mengimobilisasi tulang yang patah tersebut.Sebelum gips dipasang, perawat harus menyelesaikan pengkajian kesehatan umum pasien, tanda dan gejala yang ada, status emosional, pemahaman mengenai pemasangan gips dan kondisi tubuh yang harus diimobilisasi dengan gips. Pengkajian fisik bagian tubuh yang harus diimobilisasi harus melibatkan pengkajian status neurovaskuler, derajat dan lokasi pembengkakan, memar dan adanya abrasi kulit.Persiapan peralatan yang dibutuhkan untuk pemasangan gips adalah: Plaster rol atau bahan gips ukuran 2, 3, 4,dan 6 inchi, tergantung kondisi yang mau dipasang gips Baskom berisi air biasa (untuk merendam gips) Gunting perban Bengkok Perlak dan alasnya Washlap Pemotong gips Kasa dalam tempatnya Sarung tangan bersih dan apron Alat cukur Sabun dalam tempatnya Handuk Krim kulit Spons rubs ( terbuat dari bahan yang menyerap keringat) Padding (pembalut terbuat dari bahan kapas sintetis)

Gambar pasien terpasang gips

2. Pengkajian pasien yang akan terpasang gips Kaji riwayat kesehatan pasien sebelumnya , termasuk kondisi yang mempengaruhi penyembuhan luka (diabetes, penyakit vaskuler perifer, malnutrisi dan usia)R/ riwayat kesehatan dapat mempengaruhi proses penyembuhan pada orang yang terpasang gips Kaji pemahaman pasien tentang pemasangan gipsR/ menurunkan kecemasan yang dialami oleh pasien dan menentukan informasi apa yang harus disampaikan lebih dalam Kaji kondisi jaringan lunak pada daerah yang akan dipasang gips, termasuk sirkulasi (nadi, warna dan temperatur) ekstremitas yang terkena, range of motion (ROM), dan sensasi. Catat adanya kerusakan kulit, rash, ruam, dan iritasi. Kulit lansia, bayi, anak-anak kecendurungan mempunyai lemak subkutan yang lebih tipis. R/ menentukan kebutuhan untuk dilakukan perawatan kulit khusus sebelum dipasang gips. Memberikan informasi dasar yang harus diobservasi setelah gips terpasang.Poin kritis : pasien yang mengalami kerusakan kulit, harus mendapatkan perhatian khusus sebelum dipasang gips. Kaji dan tentukan skala nyeri yang dialami oleh pasien dengan menggunakan skala 0-10, 0 untuk tidak sama sekali terasa nyeri dan 10 untuk nyeri yang sangat/paling hebat. Berikan analgesik sesuai dengan order dokter atau berikan relaksan otot sesuai dengan order dokter.R/ Patah tulang merupakan kondisi yang sangat nyeri, respon pasien dapat bervariasi, dapat tidak memerlukan analgesik. Pemberian analgesik 30 menit sebelum prosedur dilakukan dapat mengurangi nyeri Tentukan jenis gips yang akan dipasang pada pasien R/ memprediksi derajad bantuan yang diperlukan untuk perawatan setelah dipasang gips

3. Diagnosa keperawatan pada pasien terpasang gips Beberapa diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada pasien yang terpasang gips adalah: Defisit perawatan diri : mandi, toileting, berpakaian Resiko kerusakan integritas kulit Resiko disfungsi neurovaskuler perifer Inefektif perfusi jaringan perifer Kerusakan mobilitas fisik Kurang pengetahuan : prosedur pemasangan gips Nyeri akut Resiko injury

4. Rencana keperawatan pada pasien terpasang gips Hasil yang diharapkan setelah prosedur pemasangan gips dilakukan adalah: Pasien hanya mengalami edema yang minimal, ketidaknyamanan, nyeri ringan, dan sedikit keterbarasan ROM aktif akibat pemasangan gipsR/ gips secara normal dapat mempengaruhi fungsi normal jaringan tissue Jaringan tissu yang ada di bawah gips hangat dan berwarna normal, capilary refil time