PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru...

23
LAPORAN STRATEGI PEMBELAJARAN KODE ETIK DAN KOMPETENSI GURU OLEH: AZZAHROTUL HASANAH (17176020) HUTDIA PUTRI MURNI (17176006) TIARA VODELF (17176017) DOSEN: Dr. LATISMA DJ, M.Si PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2017

Transcript of PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru...

Page 1: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

LAPORAN STRATEGI PEMBELAJARAN

KODE ETIK DAN KOMPETENSI GURU

OLEH:

AZZAHROTUL HASANAH (17176020)

HUTDIA PUTRI MURNI (17176006)

TIARA VODELF (17176017)

DOSEN: Dr. LATISMA DJ, M.Si

PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017

Page 2: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

A. KODE ETIK GURU

Kode etik terdiri dari dua kata, yaitu “kode” dan “etik”. Perkataan “etik” berasal dari

bahasa Yunani, “ethos” yang berarti watak, adab, atau cara hidup. Dapat diartikan bahwa

etik itu menunjukkan “cara berbuat yang menjadi adat, karena persetujuan dari manusia”.

Etik biasanya dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang disebut”kode”, sehingga

menjelma menjadi “kode etik”. Secara harfiah kode etik berarti sumber etik. Etika artinya

tata susila (etika) atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaann dalam mengerjakan

suatu pekerjaan. Jadi, “kode etik guru” merupakan “aturan tata susila keguruan”. Westby

Gibson mengemukakan bahwa kode etik guru merupakan suatu statment formal yang berisi

norma (aturan tata susila) dalam mengatur tingkah laku guru (Djamarah, Syaiful, 2005: 49).

Guru sebagai tenaga profesional perlu memiliki “kode etik guru” dan menjadikannya

sebagai pedoman yang mengatur pekerjaan guru selama dalam pengabdian. Kode etik guru

ini merupakan ketentuan yang mengikat semua sikap dan perbuatan guru. Bila guru telah

melakukan perbuatan asusila dan amoral berarti guru telah melanggar “kode etik guru”.

Berikut ini beberapa kode etik guru Indonesia berdasarkan hasil rumusan kongres PGRI XIII

pada 21 Mei 1973 di Jakarta, terdiri dari sembilan item (Djamarah, Syaiful, 2005: 49), yaitu:

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia

pembangunan yang ber-Pancasila.

2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan

anak didik masing-masing.

3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak

didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.

Page 3: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

4. Guru menciptakn suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang

tua anak didik sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun

masyarakat disekitar ssekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk

kepentingan pendidikan.

6. Guru sendiri atau bersama-sama mengembangkan dandan meningkatkan mutu

profesinya.

7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan

lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan.

8. Guru secara hukum bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu

organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.

9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam

bidang pendidikan.

B. HAKIKAT KOMPETENSI GURU

1. Pengertian

Echols dan Shadily menjelaskan bahwa kompetensi dalam bahasa indonesia

merupakan serapan dari bahasa inggris, competence yang berarti kecakapan dan

kemampuan. Kompetensi adalah kemampuan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan

yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.

Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatiham, dan belajar mandiri dengan

memanfaatkan sumber belajar (Musfah, Jejen, 2011: 27).

Page 4: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

Kompetensi tidak hanya terkait dengan kesuksesan dalam menjalankan tugasnya,

tetapi apakah ia juga berhasil bekerja sama dalam satu tim, sehingga tujuan lembaganya

tercapai sesuai harapan. Kenezevich (dalam Musfah, Jejen, 2011: 28) berpendapat

bahwa, “kompetensi adalah kemampuan untuk mencapai tujuan organisai.” Tugas

individu dalam sebuah lembaga, jelas berbeda dengan pencapaian tujuan lembaga,

meskipun ia sangat berkaitan. Tujuan lembaga hanya mungkin tercapai ketika individu

dalam lembaga itu bekerja sebagai tim sesuai standar yang ditetapkan.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan

kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang dapat

diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya

(Musfah, Jejen, 2011: 29). Ketiga aspek kemampuan ini saling terkait dan mempengaruhi

satu sama lain. Kondisi fisik dan mental serta spiritual seseorang besar pengaruhnya

terhadap produktivitas kerja seseorang, maka tiga aspek ini harus dijaga pula sesuai

standar yang disepakati. Menurut Sudjana kompetensi guru terbagi dalam tiga bagian,

yaitu “bidang kognitif, sikap, dan perilaku (performance). Ketiga kompetensi ini tidak

berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain (Musfah,

Jejen, 2011: 29).

Kemampuan individu dapat berkembang dengan cara pelatihan, praktik, kerja

kelompok, dan belajar mandiri. Pelatihan menyediakan kesempatan seseorang

mempelajari keterampilan khusus. Pengalaman kerja dapat membuat orang semakin

kompeten di bidangnya. Littrell mejelaskan hakikat kompetensi adalah “kekuatan mental

dan fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui latihan dan

praktek (Musfah, Jejen, 2011: 29).

Page 5: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

Menjadi guru tidak cukup sekedar untuk memenuhi panggilan jiwa, tetapi juga

memerlukan seperangkat keterampilan dan kemampuan khusus dalam bentuk menguasai

kompetensi guru, sesuai dengan kualifikasi jenis dan jenjang pendidikan jalur sekolah

tempatnya bekerja. Penguasaan dan kemampuan melaksanakan kompetensi secara prima

dalam arti efektif dan efisien, menempatkan profesi guru sebagai sebuah profesi.

Selanjutnya dikatakan pula bahwa profesi berarti juga suatu kompetensi khusus yang

memerlukan kemampuan intekektual tinggi,yaitu mencakup penguasaan atau didasari

pengetahuan tertentu. Unsur terpenting dalam profesi guru adalah penguasaan sejumlah

kompetensi sebagai keterampilan atau keahlian khusus, yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas mendidik dan mengajar secara efektif dan efesien (Darnim,

Sudarwan, 2010: 55-56).

Hubungan antara profesi dengan kompetensi dijelaskan oleh Muhibin Syah dengan

mengatakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan.

Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme yaitu guru yang profesional adalah

guru yang kompeten (berkemampuan). Karena itu kompetensi profesionalisme guru

dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi

keguruannya dengan kemampuan tinggi. Kompetensi yang harus dimiliki guru yang

profesional menurut Richard D. Kellough (Darnim, Sudarwan, 2010: 56-58) adalah:

a. Guru harus menguasai pengetahuan tentang meteri pelajaran yang diajarkannya.

b. Guru merupakan anggota aktif organisasi profesi guru, membaca jurnal profesional,

melakukan dialoga sesame guru, mengembangkan kemahiran metodologi, membina

siswa dan materi pelajaran.

Page 6: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

c. Guru memahami proses belajar dalam arti siswa memahami tujuan belajar, harapan-

harapan dan prosedur yang terjadi di kelas.

d. Guru adalah “perantara pendidikan” yang tidak perlu tahu segala-galanya.

e. Guru melaksanakan perilaku sesuai model yang diinginkan di depan siswa.

f. Guru terbuka untuk berubah , berani mengambil resiko dan sikap bertanggung jawab.

g. Guru tidak berprasangka gender, membedakan jenis kelamin, etnis, agama, penderita

cacat dan status sosial.

h. Guru mengorganisasi kelas dan merencanakan pelajaran secara cermat.

i. Guru merupakan komunikator-komunikator yang efektif.

j. Guru harus berfungsi secara efektif sebagai pengambil keputusan.

k. Guru harus secara konstan meningkatkan kemampuan, misalnya dalam strategi

pembelajaran.

l. Guru secara nyata menaruh perhatian pada kesehatan dan keselamatan siswa.

m. Guru harus optimis terhadap kondisi belajar siswa dan menyiapkan situasi belajar

yang positif dan konstruktif.

n. Guru memperlihatkan percaya diri pada setiap kemampuan siswa dalam belajar.

o. Guru harus terampil dan adil dalam menilai proses dan hasil belajar siswa.

p. Guru harus memperlihatkan perhatian terus menerus dalam tanggunjawab

profesional dalam setiap kesempatan.

q. Guru harus terampil bekerja dengan orang tua atau wali, sesame guru, administrator,

dan memelihara hubungan baik sesuai etika profesional.

r. Guru memperlihatkan minat dan perhatian luas tentang berbagai hal.

s. Guru sebaiknya mempunyai humor yang sehat.

Page 7: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

t. Guru harus mampu mengenali secara cepat siswa yang memerlukan perhatian

khusus.

u. Guru harus melakukan usaha khusus untuk memperlihatkan bagaimana materi

pelajaran berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

v. Guru hendaknya dapat dipercaya, baik dalam membuat perjanjian maupun

kesepakatan.

Suharsismi Arikunto mmengatakan bahwa secara garis besarnya kompetensi guru

dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu: Kompetensi personal, kompetensi sosial,

dan kompetensi profesional. Kompetensi personal atau kepribadian guru adalah

kemampuan untuk memiliki sikap/kepribadian yang ditampilakn dalam perilaku yang

baik dan terpuji, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya diri dan dapat menjadi

panutan atau teladan bagi orang lain terutama bagi siswanya.

Conny R. Semiawan mengemukan kompetensi guru memiliki tiga kriteria yang

terdiri dari (Darnim, Sudarwan, 2010: 59):

Knowledge criteria, yakni kemampuan Intelektual yang dimiliki seorang guru

yang meliputi penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai belajar dan

tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan,

pengetahuan tentang kemasyarakatan dan penegtahuan umum.

Performance criteria, kemampuan guru yang berkaitan dengan berbagai

keterampilan dan perilaku, yang meliputi keterampilan mengajar, membimbing,

menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul dan berkominkasi dengan

siswa dan keterampilan menyusun persiapan mengajar atau perencanaan.

Page 8: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

Product criteria, yakni kemampuan guru dalam mengukur kemampuan dan

kemajuan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.

2. Empat Kompetensi

Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan emapat jenis

kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No.19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikn, yaitu kompetensi pedagogis,

kepribadian, sosial, dan profesional.

a) Kompetensi Pedagogis

Tugas guru yang utama ialah megajar dan mendidik murid di kelas dan diluar

kelas. Guru selalu berhadapan dengan murid yang memerlukan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap utama untuk menghadapi hidupnya dimasa depan. Menurut

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:88), yang dimaksud dengan kompetensi

pedagogis adalah :

Kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman

wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman tentang peserta didik; (c)

pengembangan kurikulum/silanus; (d) perencanaan pembelajaran; (e)

pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar;

dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yag dimilikinya.

Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. Seorang guru harus

memahami hakikat pendidikan dan konsep yang terkait dengannya. Diantaranya

yaitu fungsi dan peran lembaga pendidikan. Konsep pendidikan seumur hidupdan

berbagai implikasinya, peranan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan,

Page 9: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

pengaruh timbl balik antara sekolah keluarga, dan masyarakat, sistem pendidikan

nasional dan inovasi pendidikan (Musfah, Jejen, 2011: 31).

Pemahaman tentang peserta didik. Artinya adalah guru harus mengenal dan

memahami siswa dengan baik, memahami tahap perkembangan yang telah

dicapainya, kemampuannya, keunggulan dan kekurangannya, hambatan yang

dihadapi serta faktor dominan yang mempengaruhunya. Pada dasarnya anak-anak itu

ingin tahu, dan sebagian tugas guru ialah membantu perkembangankeiingintahuan

tersebut, dan membuat merekan lebih ingin tahu (Musfah, Jejen, 2011: 31).

Pengembangan kurikulum/silabus. Setiap guru menggunakan buku sebagai

bahan ajar. Buku pelajaran banyak tersedia, demikian pula buku penunjang. Guru

dapat mengadaptasi materi yang akan diajarkan dari buku-buku yang distandardisasi

oleh Depdiknas, tepatnya Badab Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP).

Singkatnya, guru tidak perlu repot meulis buku sesuai dengan bidang studinya

(Musfah, Jejen, 2011: 34-35).

Meskipun demikian, menurut Miller dan Seller guru harus memerhatikan

proses pengembangan kurikulum, yang mencakup tiga hal (Musfah, Jejen, 2011: 35):

a. Menyusun tujuan umum (TU) dan tujuan khusus(TK).

b. Mengidentifikasi materi yang tepat.

c. Memilih strategi belajar mengajar.

Perencanaan pembelajaran. Naegie menjelaskan bahwa, “Guru efektif

mengatur kelas merekan dengan prosedur dan mereka menyiapkannya. Di hari

pertama masuk kelas, mereka telah memikirkan apa yang mereka ingin siswa lakukan

dan bagaimana dan bagaimana hal itu harus dilakukan”. Jika guru memberitahu siswa

Page 10: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

sejak awal bagaimana guru mengaharapkan mereka bersikap dan belajar di kelas,

guru menegaskan otoritasnya, maka mereka akan serius dalam belajar.

Perencanaan pembelajaran menimbulkan dampak positif (Musfah, Jejen, 2011:

36-37) sebagai berikut ini.

Siswa akan selalu mendapat pengetahuan baru dari guru; tidak akan terjadi

pegulangan materi yang tidak perlu yang dapat mengakibatkan kebosanan

siswa dalam belajar. Pegulangan materi perlu sebatas untuk penguatan.

Menumbuhkan kepercayaan siswa pada guru,sehingga mereka akan senang

dan giat belajar.

Belajar akan menjadi aktivitas yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu oleh

dan bagi siswa, karena mereka merasa tidak akan sia-sia datang belajar ke

kelas. Berbeda perasaan siswa saat berhadapan dengan guru yang mengajar

selalu tanpa persiapan atau kadang siap kadang tidak siap. (mengajar).

Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Pada anak-anak dan

remaja, inisiatif belajar harus muncul dari pada guru, karena mereka pada umumnya

belum memahami pentingnya belajar. Maka, guru harus mampu menyiapkan

pembelajaran yang bisa menarik, menantang, dan tidak monoton, baik dari sisi

kemasan isi atau materinya (Musfah, Jejen, 2011: 37).

Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya. “Belajar merupakan proses dimana pengetahuan, konsep, keterampilan

dan perilaku diperoleh, dipahami, diterapkan, dan dikembangkan. Anak-anak

mengetahui perassan mereka melalui rekannya dan belajar. Maka, belajar merupakan

proses kognitif, soisal, dan perilaku (Musfah, Jejen, 2011: 34).

Page 11: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

Guru sekolah hendaknya mampu merealisasikan terwujudnya tujuan umum

sekolah. Berikut ini contoh beberapa tujuan sekolah menengah di U.S.A. (Musfah,

Jejen, 2011: 42), yaitu:

a. Membantu siswa berkembang secara intelektual, sosial, fisik, dan emosional.

b. Meningkatkan kesan diri siswa (self-image).

c. Menyediakan kesempatan untuk sukses.

d. Melaksanakan belajar aktif.

e. Menguatkan ekplorasi dan menyediakan keamanan.

b) Kompetensi Kepribadian

BSNP menjelaskan bahwa kompetensi kepribadian, yaitu “kemampuan

kepribadian yang: (a) berakhlak mulia; (b) mantap, stabil, dan dewasa; (c) arif dan

bijaksana; (d) menjadi teladan; (e) mengevaluasi kinerja sendiri; (f) mengembangkan

diri; dan (g) religius” (Musfah, Jejen, 2011: 42-43).

Berakhlak mulia. “pendidikan nasiomal yang bermutu diarahkan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

(BSNP, 2006: 74). Arahan pendidikan nasional ini hanya mungkin terwujud jika guru

memiliki akhlak mulia, sebab murid adalah cermin dari gurunya.

Mantap, stabil, dan dewasa. Menurut Husain dan Ashraf, “jika disepakati

bahwa pendidikan bukan hanya melatih manusia untuk hidup, maka karakter guru

merupakan hal yang sangat penting.” Itu sebabnya, menurut Husain dan Ashraf, “

Page 12: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

meskipun murid pulang kerumah meninggalkan sekolah atau kampus guru mereka,

mereka tetap mengenangnya dalam hati dan pikiran mereka, kenangan tentang

kepribadian yang agung dimana mereka pernah berintegrasi dalam masa tertentu

dalam hidup mereka” (Musfah, Jejen, 2011: 43).

Arif dan Bijaksana. “Guru bukan hanya menjadi seorang manusia pembelajar

tetapi menjadi pribadi bijak, seorang saleh yang dapat memengaruhi pikiran generasi

muda”. Seorang guru tidak boleh sombong dengan ilmunya, karena merasa paling

mengetahui dan terampil dibanding guru yang lainnya, sehingga menganggap remeh

dan rendah rekan sejawatnya. Allah SWT mengingatkan orang-orang sombong

dengan firmannya:

“... kami tinggikan derjat orang yang kami kehendaki; dan diatas tiap-tiap

orang yang berpengetahuan itu ada lagi yang maha mengetahui.” (QS.

Yusuf[12]:76).

Menjadi teladan. Mulyasa menyatakan, “pribadi guru sangat berperan dalam

membentuk pribadi peserta didik. Ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan

makhluk yang suka mencontohpribadi gurunya dalam membentuk pribadinya.”

“Secara teoritis, menjadi teladan merupakan bagian integral dari seorang guru,

sehingga menjadi guru berarti menerima tanggung jawab menjadi teladan (Musfah,

Jejen, 2011: 47).

Mengevaluasi kinerja sendiri. Pegalaman adalah guru terbaik. (experience is

the best teacher). Demikian pepatah inggris. Pengalaman mengajar merupakan

modal besar guru untuk meningkatkan mengajar di kelas. Pengalaman di kelas

memberikan wawasan bagi guru untuk memahami karakter anak-anak, dan

Page 13: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

bagaimana cara terbaik untuk menghadapi keragaman tersebut. Guru jadi tahu

metode apa yang terbaik bagi mata pelajaran apa, karena ia pernah mencobanya

berkali-kali .

Mengembangkan diri. Di antara sifat yang harus dimiliki guru ialah pembelajar

yang baik atau pembelajar mandiri, yaitu semangat yang besar untuk menuntut ilmu.

Sebagai contohkecil yaitu kegemarannya membaca dan berlatih keterampilan yang

dapat menunjang profesinya sebagai pendidik. Berkembang dan bertumbuh hanya

dapat terjadi jika guru mampu konsisten sebagai pembelajar mandiri, yang cerdas

memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada disekolah dan lingkungannya.

Religius. Ciri religiositas dtambahkan pada kompetensi kepribadian, karena ia

era kaitannya dengan akhlak mulia dan kepribadian seorang muslim. Akhlak mulia

timbul karena seseorang percaya pada Allah sebagai pencipta yang memiliki nama-

nama baik dan sifat yang terpuji. Budi pekerti yang baik tumbuh subur dalam pribadi

yang khusuk dalam menjalankan ibadah vertikal dan horizontal. Pribadi yang selalu

menghayati ritual ibadahdan mengingat Allah akan melahirkan sikap terpuji. Seorang

pendidik muslim harus memiliki sifat-sifat berikut ini (Musfah, Jejen, 2011: 50).

Pengabdi Allah. Tujuan, sikap da pemikirannya untuk mengabdi pada Allah.

Ikhlas. Tujuannya menyebarkan ilmu hanya semata mencari keridhaan Allah.

Sabar dalam menyampaikan pembelajaran kepada para siswa, karena belajar

perlu pengulangan, menggunakan berbagai metode, dan biasanya peserta didik

putus asa untk menguasai pelajaran.

Jujur. Tanda kejujuran ialah guru menjalankan apa yang dikatakannya pada

siswa.

Page 14: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

c) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk: (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi

komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik;

dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar (BSNP, 2006: 88).

Menurut Sukmadinata, “Di antara kemampuan sosial dan personal yang paling

mendasar yang harus dikuasai guru adalah idealisme, yaitu cita-cita luhur yang ingin

dicapai dengan pendidikan.” Cita-cita semacam ini dapat diwujudkan guru melalui

(Musfah, Jejen, 2011: 53):

Kesungguhan mengajar dan mendidik para murid. Tidak peduli kondisi

ekonomi, sosial, politik, dan medan yang dihadapinya. Ia selalu semangat

memberikan pengajaran bagi muridnya.

Pembelajaran masyarakat melalui interaksi atau komunikasi langsung dengan

mereka dibeberapa tempat seperti mesjid, majelis taklim, musholla, pesantren,

balai desa, dan posyandu.

Guru menuangkan dan mengekspresikan pemikiran dan idenya melalui tulisan,

baik dalam bentuk artikel, cerpen, novel, sajak, maupun artikel ilmiah.

d) Kompetensi Profesional

Tugas guru ialah mengajarkan kepada murid. Guru tidak sekedar mengetahui

materi yang akan diajarkannya, tetapi memahaminya secara luas dan mendalam. Oleh

karena itu, murid harus selalu belajar untuk memperdalam pengetahuannya terkait mata

Page 15: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

pelajaran yang diampunya. Mennurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 88)

kompetensi profesional adalah:

Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

meliputi: (a) konsep, struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang

menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum

sekolah; (c) hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep

keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam

konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

Seorang guru harus menjadi orang yang spesial, namun lebih baik lagi jika menjadi

spesial bagi semua siswanya. Guru harus merupakan kumpulan orang-orang yang pintar

di bidangnya masing-masing dan juga dewasa dalam bersikap. Namun yang lebih penting

lagi adalah bagaimana caranya guru tersebut dapat menularkan kepintaran dan

kedewasaannyatersebut pada para siswanya di kelas. Sebab guru adalah jembatan bagi

lahirnya anak-anak cerdas dan dewasa di masa mendatang (Musfah, Jejen, 2011: 54).

C. STANDAR KOMPETENSI GURU

Standar adalah suatu kriteria yang telah ditetapkan dan dikembangkan berdasarkan

atas sumber, prosedur, dan manajemen yang efektif. Sedangkan criteria adalah sesuatu yang

menggambarkan ukuran keadaan yang dikehendaki. Secara konseptual, standar juga dapat

berfungsi sebagai alat untuk menjamin bahwa program-program pendidikan suatu profesi

dapat memberikan kualifikasi kemampuan yang harus dipenuhi oleh calon sebelum masuk

kedalam profesi yang bersangkutan. Sedangkan kompetensi adalah seperangkat tindakan

inteligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk

dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam pekerjaan tertentu. Sifat inteligen harus

ditunjukkan sebagai kemahiran, ketapatan, dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggungjawab

Page 16: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan,

teknologi maupun etika (Majid, Abdul, 2006: 4-5). Dapat disimpulkan bahwa standar

kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk

penguasaan pengetahuan dan berperilaku layaknya seorang guru untuk menduduki jabatan

fungdional sesuai bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan.

Standar kompetensi guru bertujuan untuk memperoleh acuan baku dalam

pengukuran kinerja guru untuk mendaptakan jaminan kualitas guru dalam mengingkatkan

kualitas proses pembelajaran. Ruang lingkup standar kompetensi guru meliputi tiga

komponen kompetensi, yaitu: Pertama, Komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran

yang mencakup: (1) penyusunan perencanaan pembelajaran: (2) Pelaksanaan interaksi

belajar mengajar; (3) penilaian prestasi belajar ppeserta didik; (4) pelaksanaan tindak lanjut

hasil penilaian. Kedua, Komponen kompetensi pengembangan potensi yang diorientasikan

pada pengembangan profesi. Ketiga, Komponen kompetensi penguasaan akademik yang

mencakup: (1) pemahaman wawasan kependidikan: (2) penguasaan bahan kajian akademik

(Depdiknas, 2004: 9). Untuk lebih jelasnya rincian komponen kompetensi guru dapat dilihat

pada tabel berikut ini (Majid, Abdul, 2006: 7-9).

Komponen Pengelolaan Pembelajaran

Kompetensi Indikator

1. Penyusunan

perencanaan

pembelajaran

1. Mampu mendeskripsikan tujuan/ kompetensi

pembelajaran

2. Mampu memilih/menentukan materi.

3. Mampu mengorganisisr materi.

4. Mampu menentuakn metode/strategi pembelajaran

Page 17: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

5. Mampu menentukan sumber belajar/media/alat praga

pembelajaran.

6. Mampu menyusun perangkat penilaian

7. Mampu menetukan teknik penilaian

8. Mampu mengalokasikan waktu

2. Pelaksanaan

interaksi belajar

mengajar

1. Mampu membuka pelajaran.

2. Mampu menyajikan materi

3. Mampu menggunakan metoda/media

4. Mampu menggunakan alata peraga

5. Mampu menggunakan bahasan yang komunikatif

6. Mampu memotivasi siswa

7. Mampu mengorganisasi kegiatan

8. Mampu berinteraksi dengan siswa secara komunikatif

9. Mampu menyimpulkan pelajaran

10. Mampu memberikan umpan balik

11. Mampu melaksanakan penilaian

3. Penilaian

prestasi belajar

peserta didik

1. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran

2. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda

3. Mampu memperbaiki soal yang tidak valid

4. Mampu memeriksa jawab

5. Mampu mengklasifikasikan hasil-hasil penelitian

6. Mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian

7. Mampu mengolah hasil penilaian

8. Mampu membuat interpretasi kecenderungan hasil

penilaian

9. Mampu menentukan korelasi antara soal berdasarkan

hasil penilaian

10. Mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil

penilaian

11. Mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas

dan logis.

Page 18: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

4. Pelaksanaan

tindak lanjut

hasil penilaian

prestasi belajar

peserta didik

1. Menyusun program tindak lanjut hasil penilaian

2. Mengklasifikasikan kemampuan siswa

3. Mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil

penilaian

4. Melaksanakan tindak lanjut

5. Mengevaluasi hasil tindak lanjut

6. Menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut

D. UJI KOMPETENSI GURU

Untuk meningkatkan kualitas guru, perlu dilakukan suatu sistem pengujiana terhadap kompetensi

guru. Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah, beberapa daerah telah melakukan uji kompetensi guru

untuk mengetahui kemampuan guru, untuk kenaikan pangkat dan jabatan, serta untuk mengangkat

kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Uji kompetensi guru atau UKG, baik secara teoritis maupun

secara praktis memiliki manfaat yang sangat penting, terutama dalam rangka meningkatkan kualitas

pendidikan melalui peningkatan kualitas guru. Pentingnya UKG dapat dilihat sebagai berikut ini (Mulyasa,

2009: 187-190).

1. Sebagai alat untuk mengembangkan standar kemampuan profesional guru

UKG dapat digunakan untuk mengembangkan standarkemampuan profesional guru.

Berdasarkan hasil ujidapat diketahui kemampuan rata-rata para guru, aspek manayang perlu

ditingkatkan, dan siapa yang perlu mendapat pembinaan secara kontinu, serta siapa yang telah

mencapai standar kemampuan minimal.

2. Merupakan alat seleksi penerimaan guru

Pada saat ini telah banyak calon guru lulusan lembaga pendidikan, baik negeri maupun

swasta yang mengantri menunggu pengangkatan. Banyaknya calon guru mengakibatkan perlunya

seleksi penerimaan guru untuk memilih guru sesuai dengan kebutuhan. Untuk kepentingan

Page 19: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

tersebut, perlu ditetapkan kriteria secara umum kompetensi-kompetensi dasar yang

perludipenuhi sebagai syarat menjadi seorang guru. Kriteria ini akan mendorong para calon guru

untuk meningkatkan kualitas dan kompetensinya sehingga diterima dan lulusuji kompetensi.

Melalui uji kompetensi diharapkan dapat terjaring guru-guru yang kompeten, kreatif, profesional;

dan menyenangkan, sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

3. Untuk pengelompokkan guru

Berdasarkan hasil UKG, guru-guru dikelompokkan berdasarkan hasilnya, misalnya

kelompok tinggi, kelompok sedang dan kelompok kurang. Untuk kelompok kuranng merupakan

kelompok yang harus mendapat perhatian dan pembinaan agar dapat meningkatkan

kompetensinya.

4. Sebagai bahan acuan dalam pengembangan kurikulum

Keberhasilan pendidikan tercermin dalam kualitas pembelajaran dan keterlibatan peserta

didik dalam proses pembelajaran. Hal ini harus dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan yang

mempersiapkan calon guru atau calon tenaga kependidikan, karena keberhasilan tersebut

terletakn pada berbagai komponen dalam proses pendidikan di lembaga pendidikan. Oleh karena

itu, kurikulum lembaga pendidikanyang mempersiapkan calon guru harus dikembangkan

berdasarkan kompetensi guru. Tujuan, program pendidikan, sistem pembelajaran, dan evaluasi

perlu direncanakan sedemikian rupa agar sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan kompetensi

guru.

5. Merupakan alat pembinaan guru

Untuk memperoleh guru yang kreatif, profesional, dan menyenangkan dalam

menjalankan tugas dan fungsunya, perlu ditetapkan jenis kompetensi yang perlu dipenuhi sebagai

syarat agar seseorang dapat diterima menjadi guru. Dengan adanya syarat yang menjadi kriteria

Page 20: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

calon guru, maka akan ada pedoman bagi para administrator dalam memilih, menyeleksi dan

menempatkan guru sesuai karakteristik dan kondisi, serta jenjang sekolah.

6. Mendorong kegiatan dan hasil belajar

Guru yang teruji kompetensinya akan lebih mampu menciptakan suasana pelajaran yang

kondusif, kreatif, efektif, dan menyenangkan agar mampu mengembangkan potensi seluruh

peserta didiknya secara optimal.

E. MATERI UJI KOMPETENSI GURU

Materi uji kompetensi guru dijabarkan dari kriteria profesional. Kriteria profesional

jabatan guru mencakup fisik, kepribadian, keilmuan dan keterampilan sebagai berikut

(Mulyasa, 2009: 190-191).

1. Kemampuan dasar (kepribadian)

a. Beriman dan bertaqwa

b. Berwawasan pancasila

c. Mandiri dan penuh tanggung jawab

d. Berwibawa

e. Berdisiplin

f. Berdedikasi

g. Bersosialisasi dengan masyarakat

h. Mencintai peserta didik dan penuh dan peduli terhadap pendidikannya

2. Kemampuan umum (kemampuan mengajar)

a. Menguasai ilmu pendidikan dan keguruan yang mencakup

1) Psikologi pendidikan

2) Teknologi pendidikan

Page 21: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

3) Metodologi pendidikan

4) Media pendidikan

5) Evaluasi pendidikan

6) Penelitian pendidikan

b. Menguasai kurikulum yang mencakup

1) Mampu menganalisis kurikulum, merencanakan pembelajarann,

mengembangkan silabus, dann mendayagunakan sumber belajar.

2) Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode, kegiatan,

dan alat bentu pembelajaran yang sesuai.

3) Mampu menyusun program perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang

kurang mampu.

4) Mampu menyusun program pengayaan bagi peserta didik yang pandai.

c. Menguasai didaktik metodik umum

1) Mampu menggunakan metode yang bervariasi secara tepat

2) Mampu mendorong peserta didik bertanya

3) Mampu membuat alat peraga sederhana

d. Menguasai pengelolaan kelas

1) Menguasai pengelolaan fisik kelas

2) Menguasai pengelolaan pembelajaran

3) Menguasai pengelolaan dan pemanfaatan pajangan kelas

e. Mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi peserta didik

1) Mampu menyusun instrumen penilaian kompetensi peserta didik dalam ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik

Page 22: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

2) Mampu menilai hasil karya peserta didik, baik melalui tes maupun non tes

(observasi, jurnal, portofolio)

3) Mampu menggunakan berbagai penilaian, baik tertulis, lisan maupun

perbuatan.

f. Mampu mengembangkan dan aktualisasi diri

1) Mampu bekerja dan bertindak secara mandiri untuk memecahkan masalah dan

mengambil keputusan.

2) Mampu berprakarsa, kreatif dan inovatif dalam mengemukakan gagasan baru

dan mempelajari serta melaksanakan hal-hal baru.

3) Mampu meningkatkan kemampuan melalui kegiatan membaca, meulis,

seminar, lokakarya, melanjutkann pendidikan, studi banding, dan berperan

serta dalam organisasi profesi.

3. Kemampuan khusus (pengembangan keterampilan mengajar)

a. Keterampilan bertanya

b. Memberi penguatan

c. Mengadakan variasi

d. Menjelaskan

e. Membuka dan menutup pelajaran

f. Membimbing diskusi kelompok kecil

g. Mengelola kelas

h. Mengajar kelompok kecil dan perorangan

Page 23: PRORAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS … · pembangunan yang ber-Pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik

KEPUSTAKAAN

BSNP. 2006. Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menegah. Jakarta.

Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenankan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembalajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Danim, Sudarman. 2010. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta cv.

Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori

dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.