PROPOSAL_BAB_I_III.docx

45
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian.. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar (Wahyuningsih, 2004). Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient(IQ) yang tinggi. Sedangkan IQ hanya menyumbang sekitar 20% bagi 1

Transcript of PROPOSAL_BAB_I_III.docx

Page 1: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

mengembangkan perilaku yang diinginkan. Belajar akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa

jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian.. Penilaian terhadap hasil

belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran

belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar (Wahyuningsih, 2004).

Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi

dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient(IQ) yang

tinggi. Sedangkan IQ hanya menyumbang sekitar 20% bagi

kesuksesan,sedangkan selebihnya merupakan faktor-faktor lain yang berperan

(Goleman, 2000).

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan

prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok

yaitu faktor fisiologis yaitu kesehatan badan dan pancaindera dan juga faktor

psikologis yaitu inteligensi, sikap dan motivasi. Faktor eksternal dibagikan

kepada faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah dan juga

faktor lingkungan masyarakat (Suryabrata, 2004).

1

Page 2: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

2

Pola tidur yang termasuk dalam faktor fisiologis juga mempengaruhi

prestasi belajar pada siswa. Tidur merupakan proses fisiologis yang amat penting

untuk manusia serta memberi pengaruh besar terhadap psikologi dan

kesehatan fisik terutama kepada siswa yang sedang dalam proses belajar. Selain

itu, prestasi belajar juga sangat berhubung rapat dengan circadian rhythmyaitu

variasi dalam ritme fisiologis berdasarkan tempoh 24 jam yang diatur oleh

suprachiasmatic nucleusdi hipotalamus (Noboru Kobayashi, 2010). Ritme ini

berubah dari masa anak-anak ke masa remaja yaitu terjadi kelambatan dalam

fase tidur tanpa berkurangnya kebutuhan tidur (Eliasson dkk, 2009).

Istirahat dan tidur sendiri merupakan kebutuhan dasar yang harus

dipenuhi oleh semua orang. Tidur yang normal melibatkan dua fase yaitu gerakan

bola mata cepat atau rapid eye movement (REM) dan tidur dengan gerakan

bola mata lambat atau non–rapid eye movement (NREM). Selama NREM

seseorang mengalami 4 tahapan selama siklus tidur. Tahap 1 dan 2

merupakan karakteristik dari tidur dangkal dan seseorang lebih mudah bangun.

Tahap 3 dan 4 merupakan tidur dalam dan sulit untuk dibangunkan

(Potter&Perry, 2005; Martono, 2009).

Kuantitas dan kualitas tidur seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu usia, aktifitas fisik, stres psikologis (penyakit dan situasi yang menyebabkan

stres), motivasi, kebudayaan, diet, konsumsi alkohol, merokok, konsumsi kafein,

lingkungan, gaya hidup, penyakit, serta pengobatan(Taylor C et al, 1997).

Sedangkan kualitas tidur seseorang tidak tergantung pada jumlah atau lama tidur

seseorang, tetapi bagaimana pemenuhan kebutuhan tidur orang tersebut. Indikator

Page 3: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

3

tercukupinya pemenuhan kebutuhan tidur seseorang adalah kondisi tubuh waktu

bangun tidur, jika setelah bangun tidur merasa segar berarti pemenuhan kebutuhan

tidur telah tercukupi (Potter&Perry, 2006).

Menurut satu penelitian yang dilakukan pada anak remaja di China

mendapati bahwa 18.8% melaporkan pola tidur yang buruk, 26.2% tidak berpuas

hati dengan masa tidur mereka, 16.1% mengalami insomnia dan 17.9%

mengantuk pada siang hari. (Liu, 2007). Di Amerika, setelah dilakukan

survei kepada 12.000 responden didapati bahwa rata-rata 10% daripada

mereka tidur hanya sekitar 5 jam dan 23% tidur sekitar 6 jam pada waktu

malam pada hari persekolahan (Duval, 2007).

Survey awal yang di lakukan peneliti pada mahasiswa tingkat III S1

keperawatan STIKes flora medan, beberapa mahasiswa menyatakan bahwa pola

tidurnya tidak teratur dan tidur kurang dari 8 jam,serta menyatakan bahwa kalau

tidurnya kurang dalam proses belajar mengajar susah untuk berkonsentrasi,dan

menyatakan kalau prestasi belajarnya buruk.Maka dari itu peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “ Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi

Belajar Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes Flora Medan Tahun 2014”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :

Apakah ada Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

Prodi S1 Keperawatan STIKes Flora Medan?

Page 4: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes Flora Medan Tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Gambaran Kualitas Tidur Mahasiswa Prodi S1

Keperawatan STIKes Flora Medan Tahun 2014.

b. Untuk mengetahui Gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi S1

Keperawatan STIKes Flora Medan Tahun 2014.

1.4 Hipotesis

Ada Hubungan yang positif antara Kualitas Tidur dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes Flora Medan Tahun 2014.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Instansi Pendidikan

a. Hasil penelitian ini merupakan masukan bagi pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya tentang Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi

Belajar Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes Flora Medan Tahun 2014

b. Sebagai referensi di perpustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti yang

mempunyai peminatan di bidang pengelolaan dan peningkatan kualitas

sumber daya manusia yang berkaitan dengan Hubungan Kualitas Tidur

dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes Flora

Medan Tahun 2014

Page 5: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

5

1.5.2 Bagi Penelitian Selanjutnya

Sebagai dasar pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai Hubungan

Kualitas Tidur dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes

Flora Medan Tahun 2014 dengan cakupan yang lebih luas, sampel yang lebih

banyak dan metode analisis yang lebih akurat.

Page 6: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Prestasi Belajar

2.1.1 Defenisi

Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses

belajar mengajar yakni,penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah

laku yang dapat diukur dengan tes tertentu (Abdullah, 2008)

Prestasi belajar adalah hasil maksimumyang dicapai oleh seseorang setelah

melakukan kegiatan belajar yang diberikan berdasarkan atas pengukuran tertentu

(Ilyas, 2008).

Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang

diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar

siswa, baik yang berdimensi cipta, dan rasa maupun yang berdimensi karsa (Syah

M, 2006).

2.1.2 Tujuan Belajar

Belajar berlangsung karena adanya tujuan yang akan dicapai seseorang.

Tujuan inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan belajar,

sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman (2011) bahwa tujuan

belajar pada umumnya ada tiga macam, yaitu :

a. Untuk mendapatkan pengetahuan, hal ini ditandai dengan kemampuan

berpikir, karena antara kemampuan berpikir dan pemilihan pengetahuan

tidak dapat dipisahkan. Kemampuan berpikir tidak dapat dikembangkan

6

Page 7: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

7

tanpa adanya pengetahuan dan sebaliknya kemampuan berpikir akan

memperkaya pengetahuan.

b. Penanaman konsep dan keterampilan, penanaman konsep memerlukan

keterampilan, baik keterampilan jasmani maupun keterampilan rohani.

Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat diamati sehingga

akan menitikberatkan pada keterampilan penampilan atau gerak dari

seseorang yang sedang belajar termasuk dalam hal ini adalah masalah

teknik atau pengulangan. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit,

karena lebih abstrak, menyangkut persoalan penghayatan, keterampilan

berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu

konsep.

c. Pembentukan sikap, pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik

tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, dengan dilandasi

nilai, anak didik akan dapat menumbuhkan kesadaran dan kemampuan

untuk mempraktikan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.

2.1.3 Ciri-ciri Belajar

Tujuan belajar merupakan perubahan tingkah laku, hal ini dapat

diidentifikasikan melalui ciri-ciri belajar, sebagaimana pendapat yang

dikemukakan oleh Sri Rumini (1995) ada beberapa elemen penting yang

menggambarkan ciri-ciri belajar :

a. Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik tingkah laku yang

dapat diamati maupun tingkah laku yang tidak dapat diamati secara

langsung.

Page 8: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

8

b. Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku kognitif,

afektif, psikomotor dan campuran.

c. Dalam belajar, perubahan tingkah laku yang terjadi karena mukjizat,

hipnosa, hal-hal yang gaib, proses pertumbuhan, kematangan, penyakit

ataupun kerusakan fisik, tidak dianggap sebagai hasil belajar.

d. Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang relatif

menetap. Bila seseorang dengan belajar menjadi dapat membaca, maka

kemampuan membaca tersebut akan tetap dimilliiki.

e. Belajar merupakan suatu proses usaha, yang artinya belajar berlangsung

dalam kurun waktu cuukup lama. Hasil belajar yang berupa tingkah laku

kadang-kadang dapat diamati, tetapi proses belajar itu sendiri tidak

dapat diamati secara langsung.

f. Belajar terjadi karena ada interaksi dengan lingkungan.

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto (2003) dan Suryabrata (2002) secara garis besarnya

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan

atas:

a. Faktor Internal

Faktor yang menyangkut seluruh pribadi termasuk kondisi fisik maupun

mental atau psikis. Faktor internal ini sering disebut faktor instrinsik yang

meliputi kondisi fisiologi dan kondisi psikologis yang mencakup minat,

kecerdasan, bakat, motivasi, dan lain-lain.

Page 9: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

9

1) Kondisi Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan belajar seseorang. Orang yang ada dalam keadaan

segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang ada dalam

keadaan lelah. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuannya

berada dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Anakanak yang

kurang gizi mudah lelah, mudah mengantuk, dan tidak mudah menerima

pelajaran.

2) Kondisi Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologi. Oleh karena itu semua

keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhibelajar seseorang.

Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti

faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor psikologis sebagai faktor

daridalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan

intensitas belajar seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi faktor

psikologis tidak mendukung maka faktor luar itu akan kurang signifikan.

Oleh karena itu minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampukan-

kemampuan kognitif adalah faktor psikologis yang utama mempengaruhi

proses dan hasil belajar mahasiswa (Djamara, 2008).

3) Kondisi Panca Indera

Disamping kondisi fisiologis umum, hal yang tak kalah pentingnya

adalah kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran.

Sebagian besar yang dipelajari manusia dipelari menggunakan penglihatan

Page 10: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

10

dan pendengaran. Orang belajar dengan membaca, melihat contoh atau

model, melakukan observasi, mengamati hasil eksperimen, mendengarkan

keterangan guru dan orang lain, mendengarkan ceramah, dan lain

sebagainya.

4) Intelegensi/Kecerdasan

Intelegensi adalah suatu kemampuan umum dari seseorang untuk

belajar dan memecahkan suatu permasalahan. Jika intelegensi seseorang

rendah bagaimanapun usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar, jika

tidak ada bantuan orang tua atau pendidik niscaya usaha belajar tidak akan

berhasil.

5) Bakat

Bakat merupakan kemampuan yang menonjol disuatu bidang tertentu

misalnya bidang studi matematika atau bahasa asing.Bakat adalah suatu

yang dibentuk dalam kurun waktu, sejumlah lahan dan merupakan

perpaduan taraf intelegensi. Pada umumnya komponen intelegensi tertentu

dipengaruhi oleh pendidikan dalam kelas, sekolah, dan minat subyek itu

sendiri. Bakat yang dimiliki seseorang akan tetap tersembunyi bahkan lama-

kelamaan akanmenghilang apabila tidak mendapat kesempatan untuk

berkembang.

6) Motivasi

Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah,

semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai

motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan

Page 11: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

11

kegiatanbelajar. Mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit

yang tertinggal dalam belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang

turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu motivasi belajar perlu

diusahakan terutama yang berasal daridalam diri (motivasi intrinsik) dengan

cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus

untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekat bulat dan selalu

optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.. Bila ada mahasiswa

yang kurang memiliki motivasi instrinsik diperlukan dorongan dari luar

yaitu motivasi ekstrinsik agar mahasiswa termotivasi untuk belajar.

b. Faktor Eksternal

Faktor yang bersumber dari luar diri individu yang bersangkutan. Faktor ini

sering disebut dengan faktor ekstrinsik yang meliputi segala sesuatu yang berasal

dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya baik itu di

lingkungan sosial maupun lingkungan lain (Djamara, 2008).

1) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:

a) Lingkungan Alami

Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara

berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada keadaan

udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar padasuhu

udara yang lebih panas dan pengap.

Page 12: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

12

b) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan

representasinya (wakilnya), walaupun yang berwujud hal yang lain

langsungberpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang

sedang belajar memecahkan soal akan terganggu bila ada orang lain

yang mondar-mandir di dekatnya atau keluar masuk kamar.

Representasi manusia misalnya memotret, tulisan, dan rekaman suara

juga berpengaruh terhadap hasil belajar.

2) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah yangpenggunaannya dirancang sesuai

dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat

berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan yang telah dirancang.

Faktor-faktor ini dapat berupa :

a) Perangkat keras /hardware misalnya gedung, perlengkapan belajar,

alat-alat praktikum, dan sebagainya.

b) Perangkat lunak /software seperti kurikulum, program, dan

pedoman belajar lainnya.

2.1.5 Pengukur Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar yang berupa

pengetahuan dan keterampilan yang dapat diukur dengan tes. Menurut pendapat

Nana Sudjana (2005) prestasi belajar terdiri dari 3 ranah yaitu :

Page 13: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

13

a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap nilai yang terdiri dari lima

aspek, yaitu penerimaan, jawaban dan reaksi, penilaian, organisasi,

internalisasi. Pengukuran ranah efektif tidak dapat dilakukan setiap saat

karena perubahan tingkah laku siswa dapat berubah sewaktu-waktu.

c. Ranah Psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Pengukuran ranah psokomotorik dilakukan

terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan.

2.2 Konsep Kualitas Tidur

2.2.1 Defenisi Tidur

Tidur adalah suatu proses perubahan kesadaran yang terjadi berulang-ulang

selama periode tertentu (Potter & Perry, 2005).

Menurut Chopra (2003), tidur merupakan dua keadaan yang bertolak

belakang dimana tubuh beristirahat secara tenang dan aktivitas metabolisme juga

menurun namun pada saat itu juga otak sedang bekerja lebih keras selama periode

bermimpi dibandingkan dengan ketika beraktivitas di siang hari.

2.2.2 Fisiologis Tidur

Sistem yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah reticular

activating system (RAS) dan bulbar synchronizing regional(BSR) yang terletak

pada batang otak (Potter & Perry, 2005).

Page 14: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

14

RAS merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan

saraf pusat termasuk kewaspadaan dan tidur. RAS ini terletak dalam mesenfalon

dan bagian atas pons. Selain itu RAS dapat memberi rangsangan visual,

pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks

serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron

dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga

pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus

yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu BSR (Potter & Perry, 2005).

2.2.3 Tahapan Tidur

Tidur dibagi menjadi dua fase yaitu pergerakan mata yang cepat atau Rapid

Eye Movement (REM) dan pergerakan mata yang tidak cepat atau Non Rapid Eye

Movement (NREM). Tidur diawali dengan fase NREM yang terdiri dari empat

stadium, yaitu tidur stadium satu, tidur stadium dua, tidur stadium tiga dan tidur

stadium empat; lalu diikuti oleh fase REM (Patlak, 2005). Fase NREM dan REM

terjadi secara bergantian sekitar 4-6 siklus dalam semalam (Potter & Perry, 2005).

a. Tidur Stadium Satu

Pada tahap ini seseorang akan mengalami tidur yang dangkal dan dapat

terbangun dengan mudah oleh karena suara atau gangguan lain. Selama tahap

pertama tidur, mata akan bergerak peralahan-lahan, dan aktivitas otot melambat

(Patlak, 2005).

Page 15: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

15

b. Tidur Stadium Dua

Biasanya berlangsung selama 10 hingga 25 menit. Denyut jantung

melambat dan suhu tubuh menurun (Smith & Segal, 2010). Pada tahap ini

didapatkan gerakan bola mata berhenti (Patlak, 2005).

c. Tidur Stadium Tiga

Tahap ini lebih dalam dari tahap sebelumnya (Ganong, 1998). Pada tahap

ini individu sulit untuk dibangunkan, dan jika terbangun, individu tersebut tidak

dapat segera menyesuaikan diri dan sering merasa bingung selama beberapa menit

(Smith & Segal, 2010).

d. Tidur Stadium Empat

Tahap ini merupakan tahap tidur yang paling dalam. Gelombang otak sangat

lambat. Aliran darah diarahkan jauh dari otak dan menuju otot, untuk memulihkan

energi fisik (Smith & Segal, 2010).

2.2.4 Siklus Tidur

Selama tidur malam yang berlangsung rata-rata tujuh jam, REM dan NREM

terjadi berselingan sebanyak 4-6 kali. Apabila seseorang kurang cukup mengalami

REM, maka esok harinya ia akan menunjukkan kecenderungan untuk menjadi

hiperaktif, kurang dapat mengendalikan emosinya dan nafsu makan bertambah.

Sedangkan jika NREM kurang cukup, keadaan fisik menjadi kurang gesit

(Mardjono, 2008). Siklus tidur normal dapat dilihat pada skema berikut :

Page 16: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

16

Gambar 1. Tahap-tahap siklus tidur (Potter & Perry, 2005)

Siklus ini merupakan salah satu dari irama sirkadian yang merupakan siklus

dari 24 jam kehidupan manusia. Keteraturan irama sirkadian ini juga merupakan

keteraturan tidur seseorang. Jika terganggu, maka fungsi fisiologis dan psikologis

dapat terganggu (Potter & Perry, 2005).

2.2.5 Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang

tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu

dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah,

mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau

mengantuk (Hidayat, 2006)

Kualitas tidur ditentukan oleh bagaimana seseorang mempersiapkan pola

tidurnya pada malam hari seperti kedalaman tidur, kemampuan tinggal tidur, dan

kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis. Kualitas tidur yang baik dapat

memberikan perasaan tenang di pagi hari, perasaan energik, dan tidak mengeluh

Page 17: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

17

gangguan tidur. Dengan kata lain, memiliki kualitas tidur baik sangat penting dan

vital untuk hidup sehat semua orang (Wavy, 2008).

Menurut Hidayat (2006), kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila

tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah

dalam tidurnya. Tanda-tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik

dan tanda psikologis. Di bawah ini akan dijelaskan apa saja tanda fisik dan

psikologis yang dialami.

a. Tanda fisik

Ekspresi wajah (area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata,

konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung), kantuk yang berlebihan (sering

menguap), tidak mampu untuk berkonsentrasi (kurang perhatian), terlihat

tandatanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing.

b. Tanda psikologis

Menarik diri, apatis dan respons menurun, merasa tidak enak badan, malas

berbicara, daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan

atau pendengaran, kemampuan memberikan pertimbangan atau keputusan

menurun.

2.2.6 Gangguan Tidur

Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya,

miskin, berpendidikan tinggi dan rendah, orang muda serta yang paling sering

ditemukan pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tidur yang

berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur

biologisnya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah

Page 18: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

18

tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat

mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain (Potter & Perry, 2001).

2.2.7 Pengukuran Kualitas Tidur

Tidur merupakan aspek penting untuk memelihara irama sirkadian tubuh.

Kurang tidur kontribusi terhadap penyakit jantung, diabetes, depresi, jatuh,

kecelakaan, gangguan kesadaran, dan kualitas hidup yang buruk. Sementara

perubahan proses penuaan normal mengganggu kualitas tidur, kondisi penyakit

lain dan obat yang digunakan oleh orang dewasa yang lebih tua mempengaruhi

pola tidur. Sebuah penilaian keperawatan mengenai tidur telah dimulai dengan

penilaian yang komprehensif dari kualitas tidur dan pola tidur. Perawat mungkin

dapat mengatasi masalah tidur segera dengan intervensi atau bekerja dengan

kesehatan lain untuk menilai masalah tidur secara lebih mendalam.

Sleep Quality Index Pittsburgh (PSQI) adalah kuesioner untuk menilai

kualitas tidur dan gangguan tidur selama interval waktu 1 bulan. Sembilan belas

item individual menghasilkan tujuh "komponen" nilai: kualitas tidur subjektif,

latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur kebiasaan, gangguan tidur, penggunaan

obat tidur, dan disfungsi siang hari (Greenberg, 2012).

Page 19: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

19

2.3 Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Kualitas Tidur (Penilaian PSQI) :- Kualitas tidur subjektif- Latensi tidur- Durasi tidur- Efisiensi tidur kebiasaan- Gangguan tidur- Penggunaan obat tidur- Disfungsi siang hari

Prestasi Belajar (Hasil KHS yang mencakup) :

- Penilaian Kognitif- Penilaian Afektif- Penilaian

Psikomotorik

Page 20: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

20

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Korelasi dengan

menggunakan pendekatan Cross Sectional, dimana penelitian dilakukan untuk

menjelaskan hubungan antara dua variable dan dilakukan pada suatu waktu

tertentu (Notoadmodjo, 2002)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di STIKes Flora Medan. Adapun waktu

penelitian ini dimulai dari bulan Januari sampai dengan Juni 2014.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

memeliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

(Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi

S1 Keperawatan yang berjumlah 56 mahasiswa. Adapun metode sampling yang di

gunakan adalah total sampling.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di STIKes Flora Medan dengan prosedur

sebagai berikut: Mengajukan surat permohonan izin penelitian dari institusi

peneliti kepada Ketua STIKes Flora Medan. Setelah mendapat izin dari Ketua

STIKes Flora Medan, kemudian mengadakan pendekatan dengan mahasiswa

tingkat III STIKes Flora Medan, selanjutnya kepada mahasiswa akan di berikan

20

Page 21: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

21

penjelasan tujuan penelitian dan dimohon bantuannya menjadi responden. Bila

bersedia menjadi responden dan selanjutnya dipersilahkan menandatangani

informed consent.

Responden yang memenuhi kriteria di berikan kuesioner agar mengisinya

dan peneliti berada di dekat responden agar apabila ada pertanyaan dari

responden, peneliti dapat segera menjelaskannya. Responden diingatkan agar

semua pertanyaan diisi dengan lengkap.

3.5 Variabel dan Defenisi Operasional

No Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala1 Kualitas tidur adalah

kepuasan seseorang dalam tidur sehingga mengalami gangguan fisiologis tubuh yang salah satunya adalah konsentrasi

Kuesioner PSQI

Total Skor 21- < 5 Kualitas

Tidur baik- > 5 Kualitas

Tidur Buruk

Ordinal

2 Prestasi belajar adalah hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan dengan melewati suatu ujian yang biasa dikenal dengan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS)

KHS IP Semester Terakhir

- > 3.00 Prestasi Belajar Baik

- < 3 Prestasi Belajar Buruk

Ordinal

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Instrument

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data sesuai

dengan tujuan penelitian. Menurut Sutrisno Hadi (1986) observasi merupakan

Page 22: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

22

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses

biologis dan psikologis (Sugiyono, 2010)

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesiner mengenai

kualitas tidur dan Kartu Hasil Studi mahasiswa untuk prestasi belajar. Penilaian

pada kualiatias tidur dapat di uraikan sebagai berikut :

a. Durasi Tidur

1) Jika Pertanyaan 4 > 7, diberikan nilai 0

2) Jika Pertanyaan 4 < 7 dan > 6, diberikan nilai 1

3) Jika Pertanyaan 4 < 6 dan > 5, diberikan nilai 2

4) Jika Pertanyaan 4 < 5, diberikan nilai 3

b. Gangguan Tidur

Jumlah nilai 5b hingga 5j, jika total nilai 0 diberikan skor 0, jika total nilai

1-9 diberikan skor 1, total nilai 10-18 diberikan skor 2, total nilai 19-27

diberikan skor 3

c. Latensi Tidur

Pertanyaan 2, diberikan skor (<15 menit = 0), (16-30 menit = 1) (31-60

menit = 2) (>60 menit = 3). Dan dijumlahkan dengan pertanyaan 5a (P2 +

P5a), apabila nilai hasil dari penjumlahan 0 diberikan skor 0, 1-2 diberikan

skor 1, 3-4 diberikan skor 2, 5-6 diberikan skor 3.

d. Disfungsi Siang Hari

Pertanyan 8 dijumlahkan dengan pertanyaan 9 (P8+P9), apabila nilai hasil

dari penjumlahan 0 diberikan skor 0, 1-2 diberikan skor 1, 3-4 diberikan

skor 2, 5-6 diberikan skor 3.

Page 23: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

23

e. Efisiensi Tidur

Pertanyaan 1 dan 3 dijumlahkan menjadi lama tidur, kemudian dilakukan

perhitungan LamaJam Tidur Pulas(P 4 )

LamaTidurX 100 % , apabila hasilnya > 85 %

diberikan skor 0, 75-84 % diberikan skor 1, 65-74 % diberikan skor 2, < 65

% diberikan skor 3.

f. Kualitas Tidur Subjektif

Tidak pernah diberikan skor 0, Sekali seminggu diberikan skor 1, 2 kali

seminggu diberikan skor 2, >3 kali seminggu diberikan skor 3

g. Penggunaan Obat Tidur

Tidak pernah diberikan skor 0, Sekali seminggu diberikan skor 1, 2 kali

seminggu diberikan skor 2, >3 kali seminggu diberikan skor 3.

Kemudian hasil dari 7 item penilaian di jumlahkan dan apabila < 5

dikategorikan kualitas tidur baik, dan apabila > 5 dikategorikan kualitas tidur

buruk. Begitu pula dengan KHS mahasiswa apabila IP semester terakhir > 3,00

maka dikategorikan prestasi belajar baik, < 3,00 dikategorikan prestasi belajar

buruk.

Page 24: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

24

3.6.2 Validitas dan Reliabilitas

Pada penelitian ini tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas hal ini

dikarenakan pada instrument kualitas tidur menggunakan kuesioner yang sudah

baku yaitu Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan pada instrument prestasi

belajar digunakan KHS mahasiswa, instrument ini baku dikarenakan pada KHS

mahasiswa merupakan hasil penilaian Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian

Akhir Semester (UAS) dimana dimasing-masing nilai merupakan hasil

penjumlahan dari 3 aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

3.7 Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Analisa univariat

Dilakukan untuk mendeskripsikan variabel dengan cara membuat tabel

distribusi frekuensi tentang karakteristik responden.

b. Analisa bivariat

Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji

Spearman Rank karena skala data yang digunakan menggunakan skala

data ordinal dan merupakan teknik analisis untuk jenis hubungan

(korelasi)

3.8 Pertimbangan Etik

Penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia segi etika

penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2007) antara lain :

Page 25: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

25

a. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan

sebelum penelitian dilakukan.

b. Anonymity

Masalah etika penelitian merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang dicapai.

c. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data yang dilaporkan pada

hasil penelitian.

Page 26: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

26

DAFTAR PUSTAKA

Page 27: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

QUISIONER PENELITIAN PSQI (PIRTZBURG SLEEP QUALITY

INDEX)

Petunjuk Umum

- Isi setiap pertanyaan dengan lengkap dan jelas

- Untuk soal pilihan, berilah ( √ ) pada kolom yang disediakan

- Untuk soal isian, jawablah pertanyaan pada tempat yang disediakan

- Jika saudara ingin mengganti pertanyaan, coret jawaban awal

- Jika ada yang kurang jelas, saudara bias menanyakannya kepada peneliti

Data Demografi

Nama : Kode (diisi peneliti) :

Umur :

Jenis kelamin :

Selama sebulan ini :

1. Jam berapa anda tidur malam hari? ____________

2. Berapa menit anda perlukaan sampai anda tidur di malam hari? ____________

3. Jam berapa anda bangun di pagi hari? ____________

4. Berapa jam anda tidur pulas di malam hari? ____________

5Seberapa sering masalah-

masalah dibawah inimengganggu tidur anda?

TidakPernah

(0)

1xseminggu (1)

2xseminggu (2)

≥ 3 xSeminggu (3)

a) Tidak mampu tertidur selama 30 menit sejak berbaring

b) Terbangun ditengah malam atau terlalu dini

c) Terbangun untuk ke kamar mandi

Page 28: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

d) Tidak mampu bernafas dengan leluasa

e) Batuk atau mengorokf) Kedinginan dimalam harig) Kepanasan dimalam harih) Mimpi buruki) Terasa nyerij) Alasan lain ………6 Seberapa sering anda

menggunakan obat tidur7 Seberapa sering anda mengantuk

ketika melakukan aktifitas disiang hari

TidakAntusias (0)

Kecil (1)

Sedang (2)

Besar (3)

8 Seberapa besar antusias anda ingin menyelesaikan masalah yang anda hadapi

SangatBaik (0)

Baik(1)

Kurang (2)

SangatKurang (3)

9 Dalam sebulan ini bagaimana kualitas tidurmu secara keseluruhan

Page 29: PROPOSAL_BAB_I_III.docx

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Judul :Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa Prodi S1 keperawatan STIKes Flora Medan

Nama Mahasiswa :Amri Bernardo Simatupang

NIM :0915201004

Jurusan :S1 Keperawatan (S.Kep)

---------------------------------------------------------------------------------------------------

Proposal ini telah diperiksa dan dapat di ajukan untuk proses selanjutnya.

Medan 22 Februari 2014

Pembimbing,

MuhammadIrfanudin,S.Kep.,Ns

Page 30: PROPOSAL_BAB_I_III.docx