PROPOSAL WORKSHOP FRAKSI GOLONGAN KARYA DPRD …

19
1 Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020 DPD PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH PROPOSAL WORKSHOP FRAKSI GOLONGAN KARYA DPRD PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA Se- JAWA TENGAH dengan tema Penguatan Ideologi Partai Politik Golongan Karya dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagai Pendorong Perjuangan Politik Partai Golongan KaryaLorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020 A. PENDAHULUAN Terciptanya sebuah pemerintahan yang bersih dan berwibawa merupakan hal yang sangatlah urgen. Untuk menuju kepada pemerintahan yang baik dan bersih diperlukan pengelolaan berbagai bidang kehidupan seperti politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya secara lebih serius, transparan, dan terarah serta melibatkan semua komponen bangsa guna bersama-sama bangkit dari keterpurukan dan kehinaan di mata dunia internasional. Dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih, diperlukan berbagai cara, selain dengan menegakkan beberapa prinsip Good and Clean Governance merupakan isu yang hangat untuk didiskusikan saat ini, di tengah-tengah munculnya berbagai permasalahan ekonomi, sosial dan politik yang dihadapi bangsa Indonesia. Terciptanya sebuah pemerintahan yang bersih dan berwibawa merupakan hal yang sangat dibutuhkan, guna membentuk negeri yang dapat melindungi segenap bangsa, selain dapat memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa,sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Untuk menuju kepada pemerintahan yang bersih dan berwibawa tersebut diperlukan pengelolaan berbagai bidang kehidupan seperti politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya secara lebih serius, transparan, dan terarah serta melibatkan semua komponen bangsa guna bersama-sama bangkit dari keterpurukan dan kehinaan di mata dunia internasional. Pemerintahan yang bersih dan berwibawa telah menjadi harapan bagi semua kalangan masyarakat Indonesia. Gaung dan harapan ini berhembus kencang semenjak tertorehnya sejarah reformasi pada tahun 1998. Namun pada tatanan realita, tuntutan reformasi menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa hanya fatamorgana yang bersifat nisbi dan semu. Sungguh disesalkan apabila niat dan keinginan ini terus terpasung tanpa ada solusi berupa gerakan yang tepat untuk mewujudkannya.

Transcript of PROPOSAL WORKSHOP FRAKSI GOLONGAN KARYA DPRD …

1
Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020
DPD PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
PROPOSAL WORKSHOP
Se- JAWA TENGAH
Pemerintahan Daerah sebagai Pendorong Perjuangan Politik
Partai Golongan Karya”
A. PENDAHULUAN
Terciptanya sebuah pemerintahan yang bersih dan berwibawa merupakan hal
yang sangatlah urgen. Untuk menuju kepada pemerintahan yang baik dan bersih
diperlukan pengelolaan berbagai bidang kehidupan seperti politik, hukum, ekonomi,
sosial dan budaya secara lebih serius, transparan, dan terarah serta melibatkan
semua komponen bangsa guna bersama-sama bangkit dari keterpurukan dan
kehinaan di mata dunia internasional. Dalam mewujudkan pemerintahan yang baik
dan bersih, diperlukan berbagai cara, selain dengan menegakkan beberapa prinsip
Good and Clean Governance merupakan isu yang hangat untuk didiskusikan saat ini,
di tengah-tengah munculnya berbagai permasalahan ekonomi, sosial dan politik yang
dihadapi bangsa Indonesia.
yang sangat dibutuhkan, guna membentuk negeri yang dapat melindungi segenap
bangsa, selain dapat memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan
bangsa,sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Untuk menuju kepada
pemerintahan yang bersih dan berwibawa tersebut diperlukan pengelolaan berbagai
bidang kehidupan seperti politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya secara lebih
serius, transparan, dan terarah serta melibatkan semua komponen bangsa guna
bersama-sama bangkit dari keterpurukan dan kehinaan di mata dunia internasional.
Pemerintahan yang bersih dan berwibawa telah menjadi harapan bagi semua
kalangan masyarakat Indonesia. Gaung dan harapan ini berhembus kencang
semenjak tertorehnya sejarah reformasi pada tahun 1998. Namun pada tatanan
realita, tuntutan reformasi menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa hanya
fatamorgana yang bersifat nisbi dan semu. Sungguh disesalkan apabila niat dan
keinginan ini terus terpasung tanpa ada solusi berupa gerakan yang tepat untuk
mewujudkannya.
2
Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020
DPD PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
Pada dasarnya, hidup di dalam sistem sosial yang baik dan bersih merupakan
aspektasi dan cita-cita setiap orang. Sistem yang baik berarti sistem yang tertata
dengan rapih, sistematis, memiliki daya operasional yang sinergis dan yang terpenting
adalah memiliki aspek keseimbangan (checks and balances) secara sistemik.
Sedangkan sistem yang bersih adalah, implementasi dari seluruh harapan setiap
orang yang menghendaki agar sistem yang sudah baik tidak dinodai oleh tangan-
tangan kotor, terjaga dari segala bentuk penyelewengan, baik yang terstruktur
maupun tidak, serta tetap berjalan sesuai koridor aturan yang semestinya.
Pembangunan Daerah merupakan suatu usaha yang sistematik dari berbagai pelaku,
baik umum, pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat lainnya pada
tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan
aspek fisik, sosial ekonomi dan aspek lingkungan lainnya sehingga peluang baru untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap secara
berkelanjutan.
terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang berdasarkan pada kekhasan
daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi
sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik secara lokal (daerah).
Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari
daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja
baru dan merangsang kegiatan ekonomi. Pembangunan ekonomi daerah suatu
proses yaitu proses yang mencakup pembentukan-pembentukan institusi baru,
pembangunan industri-industri alternatif, perbaikam kapasitas tenaga kerja yang ada
untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru,
ahli ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahan baru.
keterbukaan informasi dan transparansi publik menjadi hal yang sangat
krusial. Terbukti dengan semakin kritisnya masyarakat menanggapi berbagai
informasi yang masuk dan usaha-usaha untuk mendapatkan informasi yang
transparan. Hal-hal ini dapat dijadikan indeks penilaian dalam tata kelola
pemerintahan. Sehingga untuk mengimbangi kesadaran masyarakat ini, pemerintah
kemudian mulai mengembangkan berbagai cara agar aksesibilitas informasi dapat
lebih mudah dinikmati oleh semua kalangan masyarakat untuk menunjukkan bahwa
tata kelola pemerintahan sudah semakin baik.
Good governance memiliki beberapa indikator pengukuran. Diantara indikator
tersebut adalah:
1. Transparansi
3
Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020
DPD PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
Transparansi merupakan proses keterbukaan menyampaikan informasi atau
aktivitas yang dilakukan. Harapannya, agar pihak-pihak eksternal yag secara tidak
langsung ikut bertanggung jawab dapat ikut memberikan pengawasan.
Memfasilitasi akses informasi menjadi faktor penting terciptanya transparansi ini.
2. Partisipasi
merencanakan kebijakan. Masukan dari berbagai pihak dalam proses pembuatan
kebijakan dapat membantu pembuat kebijakan mempertimbangkan berbagai
persoalan, perspektif, dan opsi-opsi alternatif dalam menyelesaikan suatu
persoalan. Proses partisipasi membuka peluang bagi pembuat kebijakan untuk
mendapatkan pengetahuan baru, mengintegrasikan harapan publik kedalam
proses pengambilan kebijakan, sekaligus mengantisipasi terjadinya konflik sosial
yang mungkin muncul. Komponen yang menjamin akses partisipasi mencakup,
tersedianya ruang formal melalui forum-forum yang relevan, adanya mekanisme
untuk memastikan partisipasi publik, proses yang inklusif dan terbuka, dan adanya
kepastian masukan dari publik akan diakomodir di dalam penyusunan kebijakan.
3. Akuntabilitas
Akuntabilitas didefinisikan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas peraturan
yang telah dibuat. Proses ini juga sekaligus menguji seberapa kredibel suatu
kebijakan tidak berpihak pada golongan tertentu. Akuntabilitas akan melewati
beberapa proses pengujian tertentu. Proses yang terstruktur ini diharapkan akan
mampu membaca celah-celah kekeliruan, seperti penyimpangan anggaran atau
pelimpahan kekuasaan yang kurang tepat. Mekanisme akuntabilitas juga
memberikan kesempatan kepada para pemangku kebijakan untuk untuk meminta
penjelasan dan pertanggungjawaban apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai
dengan konsesus dalam pelaksanaan tata kelola di bidang tertentu.
4. Koordinasi
kebijakan yang memiliki kepentingan bersama telah memiliki kesamaan
pandangan. Kesamaan pandangan ini dapat diwujudkan dengan mengintegrasikan
visi dan misi pada masing-masing lembaga. Koordinasi menjadi faktor yang sangat
penting, karena kekacauan koordinasi dapat menyebabkan efisiensi dan efektivitas
kerja menjadi terganggu.
kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada Daerah secara
4
Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020
DPD PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
proporsional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan
sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan Pusat dan
Daerah.
prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta
memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah yang didukung oleh semangat
otonomi, pelaksanaan yang berkualitas serta sarana dan prasarana yang memadai.
Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan antar susunan
pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah.
Aspek hubungan wewenang memperhatikan kekhususan dan keragaman
daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Aspek hubungan
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Disamping itu, perlu diperhatikan pula
peluang dan tantangan dalam persaingan global dengan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar mampu menjalankan perannya
tersebut, daerah diberikan kewenangan yang seluas-luasnya disertai dengan
pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan
sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.
fungsi pengawasan bertindak mengawasi kualitas pelaksanaan APBN dan APBD di
lapangan. Dalam praktik, tentu diperlukan pembedaan yang jelas mengenai
pengawasan terhadap pelaksanaan APBN dan APBD itu di lapangan, sampai
sejauhmana kegiatan pengawasan dimaksud merupakan bagian dari fungsi
pengawasan atau merupakan bagian dari fungsi anggaran. Yang terkait dengan fungsi
anggaran DPRD adalah hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan kebijakan
dalam bentuk program-program kerja pemerintahan dan pembangunan untuk
mencapai tujuan bernegara sebagaimana ditentukan dalam UUD 1945. Karena itu,
pelaksanaan fungsi anggaran DPRD haruslah dimulai dengan penjabaran pelbagai
kebijakan-kebijakan yang tertuang dalam bentuk hukum yang berlaku berupa
program-program kerja pemerintahan dan pembangunan. Di samping itu, penyusunan
program-program pemerintahan dan pembangunan itu dapat pula dirumuskan dengan
mengacu kepada kebutuhan empiris yang ditemukan dari lapangan yang untuk
selanjutnya dirumuskan menjadi program kerja yang dikukuhkan dalam bentuk hukum
5
Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020
DPD PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
yang berlaku mengikat untuk umum. Dengan demikian, program pemerintahan dan
pembangunan disusun dengan mendasarkan diri pada peraturan perundang-
undangan dan berlaku atau yang disusun berdasarkan kebutuhan empiris yang
dikukuhkan menjadi produk hukum yang mengikat.
Sinergitas yang telah terjalin antara Eksekutif dan Legislatif Dari pusat hingga
Daerah diharapkan mampu diaplikasikan semua pihak dengan satu visi misi yang
sama yaitu kesejahteraan masyarakat yang merata diseluruh daerah sehingga tidak
ada program yang tumpang tindih. Terpenting pula Sinergi perlu dilakukan dengan
Pihak Swasta, Lembaga masyarakat, Ormas dan tentunya Masyarakat sebagai pelaku
pembangunan. Harapan dari semua Sinergi yang dilakukan adalah tercapainya
Tujuan Pembangunan Nasional seperti termaktub dalam Pembukaan UUD 1945
alinea IV, yaitu ……. ”melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial serta mewujudkan cita-cita bangsa
sebagaimana termaktub dalam alinea II Pembukaan UUD 1945.
Era otonomi ditandai oleh tingginya dinamika perubahan menyangkut sistem
penyelenggaraan pemerintahan di Daerah, sehingga setiap anggota DPRD dituntut
untuk terus menerus meng-up grade pengetahuannya. Secara bersamaan, berlangsung
pula perubahan di kalangan rakyat yang tidak kalah dinamis, sehingga diperlukan pula
peningkatan kapasitas setiap anggota DPRD dalam menyerap dan mengelola aspirasi
konstituen, sehingga tidak terjadi gangguan keseimbangan, baik antar elemen
penyelenggara pemerintahan di daerah maupun antara kebijakan pemerintah daerah
dengan kebijakan pemerintah pusat.
dan kondisi masing-masing daerah, mengingat keberhasilan pencapaian sasaran utama
dan prioritas pembangunan nasional sangat tergantung pada sinkronisasi kebijakan
antara pemerintahan provinsi dengan pemerintah dan antara pemerintahan
kabupaten/kota dengan pemerintah dan pemerintahan provinsi yang dituangkan dalam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Keberhasilan DPRD dalam menjalankan peran dan fungsinya, tidak hanya
ditentukan oleh kewenangan formal yang dimiliki oleh kelembagaan DPRD, tapi yang
jauh lebih penting adalah kapasitas dan kompetensi dari masing-masing individu/
personal para anggota dewan. Sebagaimana amanah undang-undang nomor 17 tahun
2014 tentang undang-undang tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
6
Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020
DPD PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, Sebagai bentuk rasa tanggung jawab dalam meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas menjelang Pemilu Tahun 2019 untuk menjalankan tugas Anggota DPRD
Provinsi, Kabupaten dan Kota dari Partai Golongan Karya Se- Jawa Tengah. Dengan
harapan para Anggota DPRD dapat memahami Tupoksi dengan benar sesuai
fungsinya, maka dalam rangka menunjang hal tersebut perlu dilakukan Pendalaman
Tugas Anggota DPRD Kabupaten, Kota dan Provinsi dari Partai Golongan Karya Se-
Jawa Tengah.
Dalam pelaksanaan Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi,
Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah beberapa materi yang akan disampaikan
pertama yaitu Strategi Pemenangan Pemilu. Strategi dapat didefinisikan dalam dua
perspektif yang berbeda. Perspektif pertama mengenai apa yang akan dilakukan oleh
suatu organisasi. Dalam perspektif ini strategi adalah program yang luas untuk
mendefinisikan dan mencapai tujuan organisasi serta melaksanakan misinya (James
Stoner, 1996, hlm. 140). Kata program dalam definisi ini menyiratkan adanya peran
yang aktif, rasional dan dimainkan oleh pemimpin dalam merumuskan strategi
organisasi. Sedangkan perspektif kedua, strategi adalah pola tanggapan organisasi
yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Dalam strategi ini, setiap
organisasi mempunyai strategi, walaupun tidak harus selalu efektif, sekalipun strategi
itu tidak dirumuskan secara eksplisit. Sasaran organisasi (organization goals)
merupakan komponen vital yang perlu diteliti dalam penyusunan strategi sebuah
organisasi. (James Stoner, 1996, hlm. 140). Strategi memiliki berbagai ciri-ciri yang
mendasari dijalankannya sebuah strategi oleh sebuah organisasi. Menurut Hayes
(dalam James Stoner, 1996, hlm. 140) menyebutkan ciri-ciri strategi dirumuskan
sebagai berikut : a. Wawasan waktu, strategi pada umumnya dipergunakan untuk
menggambarkan kegiatan yang meliputi cakrawala waktu yang jauh ke depan, yaitu
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan jangka waktu yang
diperlukan untuk mengamati dampaknya. b. Dampak, hasil akhir dari suatu strategi
tidak langsung terlihat untuk jangka waktu yang lama, namun dampak akhirnya akan
sangat berarti. c. Pemusatan upaya, strategi yang efektif biasanya mengharuskan
pemusatan kegiatan, upaya atau perhatian terhadap rentang sasaran yang sempit. d.
Pola keputusan, strategi mensyaratkan bahwa berbagai keputusan harus diambil
sepanjang waktu dan keputusan itu harus saling menunjang artinya mengikuti pola
yang konsisten. e. Peresapan, sebuah strategi mencakup suatu spectrum kegiatan
yang luas mulai dari proses alokasi sumberdaya sampai dengan kegiatan operasi
harian. Selain itu, adanya konsistensi sepanjang waktu dalam kegiatan-kegiatan ini
mengharuskan semua tingkatan dalam organisasi bertindak. Strategi politik dengan
7
Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020
DPD PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
melakukan pendekatan dan komunikasi politik perlu dilakukan oleh para kontestan
untuk dapat memenangkan pemilu. Para kontestan perlu melakukan kajian untuk
mengidentifikasi besaran (size) pendukungnya, massa mengambang dan pendukung
kontestan lainnya. Identifikasi ini perlu dilakukan untuk menganalisis kekuatan dan
potensi suara yang akan diperoleh pada saat pencoblosan, juga untuk
mengidentifikasi strategi pendekatan yang diperlukan terhadap masing-masing
kelompok pemilih. Strategi ini perlu dipikirkan oleh setiap kontestan karena pesaing
juga secara intens melakukan upaya-upaya untuk memenangkan persaingan politik .
Disamping itu partai politik juga perlu melakukan strategi pemetaan karakteristik
pemilih, karena di masyarakat terdapat kelompok masyarakat yang lebih
menggunakan logika dan rasionalitas dalam menentukan pilihan terhadap kontestan.
Kemampuan partai politik dalam memecahkan persoalan masyarakat menjadi titik
perhatian kelompok masyarakat ini. Namun banyak juga kelompok masyarakat yang
memilih karena memiliki kedekatan ideologis. Mereka memperdulikan program apa
yang ditawarkan oleh oleh partai politik. Asalkan ideologi partai sama dengan ideologi
pemilih maka cukup alasan untuk mencoblosnya. (Firmanzah, 2007, p. 123)
Materi kedua Penanganan Pilkada di Era New Normal. tahapan pilkada
dapat dilanjutkan dengan menerapkan protokol kesehatan penanganan Covid-19.
Alasannya, karena pandemi Covid-19 belum dapat dipastikan kapan berakhirnya.
Rancangan Peraturan KPU tentang perubahan ketiga atas PKPU No. 15
tahun 2019 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan
gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, dan/atau wali kota dan wakil
wali kota tahun 2020 telah disepakati. Tahapan akan dimulai pada 15 Juni 2020 dan
pemungutan suara dijadwalkan digelar pada 9 Desember 2020. Empat tahapan
pilkada yang sempat tertunda seperti pelantikan Petugas Pemungutan Suara (PPS),
verifikasi faktual syarat dukungan calon perseorangan, pembentukan petugas
pemutakhiran data pemilih (PPDP), dan pencocokan dan penelitian (coklit) data
pemilih akan dilanjutkan kembali.
Materi ketiga Peran Pengawasan Legislatif dalam Pelaksanaan Kebijakan
New Normal di Jawa Tengah. Pasca pengumuman kasus positif virus Covid-19 oleh
pemerintah pada 2 Maret 2020 lalu, pemerintah terus meningkatkan upaya dan
langkah-langkah untuk menekan penyebaran Covid-19. Mulai dari membatasi
hubungan sosial(sosial distancing), membatasi hubungan kontak fisik (physical
distancing) dengan mengimbau seluruh aparatur Negara, pegawai BUMN dan
pegawai swasta untuk melakukan pembatasan aktivitas di kantor dengan
menganjurkan untuk bekerja dari rumah (Work From Home).
8
Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020
DPD PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
Kebijakan Pemerintah yang terbaru dengan meminta masyarakat untuk
"berdamai" dengan Covid-19 dengan menggaungkan apa yang disebut New Normal
atau Pola Hidup Baru tentunya tidak terlepas dari upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah selama ini dalam menangani penyebaran Covid-19. Menurut Ketua Tim
Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, new normal
adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktifitas normal, tetapi dengan
menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penularan virus.
Materi yang keempat yaitu Sinergi Kebijakan Pemerintah Provinsi dengan
Legislator Kabupaten/Kota. pemerintah daerah dalam menjalankan tugas dan
kewenangannya yakni melakukan pengelolaan pemerintah secara profesional dan
andal. Serta memiliki daya inovasi dan kreasi yang tinggi dalam meningkatkan kualitas
manajemen pemerintahan. Sementara, DPRD diperlukan, untuk melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan perda dan peraturan perundang-undangan
lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam
melaksanakan program pembangunan daerah.
Materi kelima Regulasi PILKADA di Masa Pandemi Covid 19. Pelaksanaan
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 berbeda dari sebelumnya. Situasi
pandemi Covid-19 membuat Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan pembatasan di
seluruh tahapan. Hal itu dimaksudkan guna mencegah potensi penyebaran virus
tersebut.
Materi Keenam yaitu Strategi Pengawasan PILKADA di Masa Pandemi
Covid 19, Tantangan terberat di masa pandemi covid-19 ini adalah pengawasan
kampanye virtual atau daring. Bagaimana menyiapkan mekanisme dan strategi
pengawasan melalui media sosial atau kampanye virtual tentu harus bersinergi dengan
KPU untuk diberikan akses masuk ke kampanye virtual dalam melakukan pengawasan.
Materi ketujuh Politik, hukum dan keamanan. Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mempunyai tugas membantu Presiden dalam
menyinkronkan dan mengoordinasikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan. Dalam melaksanakan tugas,
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menyelenggarakan
fungsi:
politik, hukum, dan keamanan;
hukum, dan keamanan;
9
Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020
DPD PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
3. pengendalian penyelenggaraan urusan kementerian sebagaimana dimaksud pada
dua poin di atas;
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
5. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; dan
6. pelaksanaan tugas tertentu yang diberikan oleh Presiden.
Materi kedelapan yaitu Penerapan Fungsi Fraksi Golkar sebagai sarana
sosialisasi Politik. Partai Golkar merupakan partai yang dibina dan dibesarkan
oleh Orde Baru sekaligus sebagai partai pendukung dan mesin politiknya
pemerintahan Orde Baru, terjadinya reformasi bagi Partai Golkar justru awal datangnya
persoalan-persoalan baru, karena masa itu Partai Golkar dianggap berperan
banyak dalam menentukan kebijakan-kebijakan politik di pemerintahan. Pada masa
transisi tersebut, Partai Golkar menghadapi berbagai macam tantangan dan
tuntutan pembubaran dari berbagai pihak sebagai akibat dosa-dosa politik masa
lalu. Sejarah masa lalu Partai Golkar yang dipenuhi dengan hegemoni kekuasaan,
penekanan, keserakahan, dan pemasungan demokrasi menjadi suatu tantangan
tersendiri, sehingga Partai Golkar harus berjibaku memperbaiki citra dirinya.
Pencitraan partai merupakan suatu tuntutan yang harus dilakukan oleh Partai
Golkar untuk mendapatkan simpati dan dukungan masyarakat, terutama dalam
masa transisi tersebut. Pada masa ini Partai Golkar terus berusaha menunjukkan
dan menawarkan pemikiran-pemikiran pembaharuan yang menarik agar dapat
memikat simpati masyarakat, sehingga menimbulkan keyakinan terhadap keseriusan
Partai Golkar dalam membangun partai dengan kekuatan pilar demokrasi.
Materi kesembilan Sosialisasi UUD Cipta Kerja. Undang-Undang Cipta Kerja
atau disingkat UU Ciptaker adalah rancangan undang-undang (RUU) di Indonesia yang
telah disahkan pada tanggal 5 Oktober 2020 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
dengan tujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan investasi asing dan
dalam negeri dengan mengurangi persyaratan peraturan untuk izin usaha dan
pembebasan tanah. Karena memiliki panjang 905 halaman dan mencakup banyak
sektor, UU ini juga disebut sebagai undang-undang sapu jagat.
Undang-Undang Cipta Kerja menuai kritik karena dikhawatirkan akan merugikan
hak-hak pekerja serta meningkatkan deforestasi di Indonesia dengan mengurangi
perlindungan lingkungan. Rangkaian unjuk rasa untuk menolak undang-undang ini
masih berlangsung dan menuntut agar undang-undang ini dicabut.
10
Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020
DPD PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
Materi yang kesepuluh yaitu Penguatan Ideologi Partai Politik Golongan
Karya dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagai Pendorong
Perjuangan Politik Partai Golongan Karya, Partai politik merupakan organisasi
politik yang dapat berperan sebagai penyalur aspirasi masyarakat, dimana partai
politik menjadi penghubung antara penguasa dan kuasaan. Adanya partai politik
membuat rakyat dapat terlibat secara langsung dalam proses penyelenggaraan
negara dengan menempatkan wakilnya melalui partai politik. Secara umum partai
politik dikatakan sebagai suatu kelompok yang memiliki tujuan dan cita-cita yang
sama, yang berusaha memperoleh kekuasaan melalui pemilihan umum. Pengertian
partai politik dalam UU No. 31 Tahun 2002 pasal 1 (1) adalah : “Organisasi yang
dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas
dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan
anggota, masyarakat, bangsa dan negara melalui pemilihan umum”
Sesuai dengan dasar pemikiran diatas, DPD Partai Golongan Karya
Provinsi Jawa Tengah mengaggap penting untuk menyelenggarakan Workshop
peningkatan kapasitas Anggota DPRD, khususnya Anggota DPRD dari Fraksi
Golongan Karya (GOLKAR) dalam melaksanakan fungsinya sebagai Anggota DPRD
Provinsi, Kabupaten dan Kota dapat menjalankan dengan baik dan dapat membantu
terwujudnya Good Local Governance dengan tema : “Penguatan Ideologi Partai
Politik Golongan Karya dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagai
Pendorong Perjuangan Politik Partai Golongan Karya”.
B. LANDASAN KEGIATAN
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang
- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-
Undang
3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
11
Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020
DPD PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 133 Tahun 2017 tentang Orientasi dan
Pendalaman Tugas Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.
6. Permendagri No. 38 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2019
7. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan
Administratif Pimpinan dan Anggota DPRD
8. Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
9. Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Tata
Tertib DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota
1. Mengenalkan tugas pokok dan fungsi anggota DPRD sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah;
Republik Indonesia;
pratiotisme dan wawasan kebangsaan;
4. Meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi anggota
DPRD;
5. Meningkatkan sikap dan semangat pengabdian dalam melaksanakan tugas dan
fungsi sebagai anggota DPRD;
6. Mewujudkan Anggota DPRD yang berkualitas dan mampu membawa visi-misi
perjuangan Partai;
golkar;
11. Meningkatkan Akuntabilitas & Komitmen Anggota fraksi Golkar Dalam Organisasi
& menjalankan Tupoksi Kedewanan.
12
Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020
DPD PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
D. PESERTA
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi, Kabupaten dan Kota
dari Fraksi Golongan Karya (GOLKAR) Se- Jawa Tengah periode 2019 – 2024.
E. TRAINER DAN NARASUMBER
2. Fungsionaris DPD Partai Golongan Karya Jawa Tengah;
3. Kepala BPSDMD Provinsi Jawa Tengah;
4. Kapolda Jawa Tengah;
F. SUMBER DANA
Dana kegiatan ini bersumber dari Anggaran Pendalaman Tugas Anggota DPRD di
masing – masing daerah (APBD) Propinsi, Kabupaten / Kota Tahun Anggaran 2020.
G. TEMA
Karya”.
Tanggal : 23 s.d. 25 Oktober 2020
Tempat : Lorin Solo Hotel
I. SUSUNAN KEPANITIAAN
2. Mohammad Saleh, S.T.
Ketua : Agus Sutopo, S.E.
Sekretaris : Muhammad Khoirul Annas
13
Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020
DPD PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
Bendahara : Abdur Rohman, S. Sos.I.
Perlengkapan : - Saifuddin
- Alin Vinaliyanti, S. Pd
Demikian Proposal Permohonan rekomendasi Workshop bagi Anggota DPRD
Provinsi, Kabupaten dan Kota dari Partai Golongan Karya Se- Jawa Tengah.
Semarang, 8 Oktober 2020
PROVINSI JAWA TENGAH
14
Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020
DPD PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
JADWAL ACARA WORKSHOP & RAKORNIS PEMENANGAN PEMILU
FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DPRD PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA SE- JAWA TENGAH
dengan tema “Penguatan Ideologi Partai Politik Golongan Karya dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah sebagai Pendorong Perjuangan Politik Partai Golongan Karya”
Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020
Hari/ Tanggal Waktu Keterangan, Materi & Narasumber Jum’at, 23 Oktober 2020
14.00 – 17.00 Registrasi Peserta
19.00 – 20.00 Pembukaan :
- Pembukaan - Menyanyikan lagu Indonesia Raya - Mengheningkan Cipta di Pimpin Oleh Ketua Umum - Menyanyikan Hymne Partai Golkar - Pembacaan Teks Pancasila - Pembacaan Ikrar Partai Golongan Karya Panca Bhakti - Laporan Ketua Penyelenggara disampaikan oleh Dr. H. WIHAJI, S.Ag., M.Pd
Ketua Harian DPD Partai Golongan Karya Prov. Jawa Tengah - Sambutan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Tengah Ir. Panggah Susanto, MM - Sambutan Ketua Umum DPP Partai Golkar Sekaligus Membuka Acara. - Menyanyikan Mars Partai Golkar - Do’a - Penutup
20.00 – 21.30 Materi 1: “Strategi Pemenangan Pemilu” Narasumber : Dr. Ahmad Doly Kurnia Tanjung, S.Si., MT Moderator : Ferry Wawan Cahyono, S.Pi., M.Si Pendamping : Drs. Masfui Masduki, MM
21.30 – 23.00 Panel Materi 2, 3, dan 4 Materi 2 : “Penanganan Pilkada di Era New Normal” Narasumber : Kapolda Jawa Tengah Materi 3 : “Peran Pengawasan Legislatif dalam Pelaksanaan Kebijakan New
Normal di Jawa Tengah” Narasumber : Kepala BPSDMD ProvinsiJawa Tengah Materi 4 : “Sinergitas Kebijakan Pemerintah Provinsi dengan Legislator
Kabupaten/Kota” Narasumber : Kejaksaan ProvinsiJawa Tengah Moderator : Mohammad Saleh, ST Pendamping : Sidi Mawardi, S.Sos., M.Si
23.00 – 08.00 Istirahat
08.15 – 09.30
09.00 – 12.30
Panel Materi 5 dan 6 Materi 5 : “Regulasi PILKADA di Masa Pandemi Covid 19” Narasumber : KPU Provinsi Jawa Tengah Materi 6 “Strategi Pengawasan PILKADA di Masa Pandemi Covid 19” Narasumber : Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Moderator : Drs. Anton Lami Suhadi, M.Si Pendamping : Drs. Masfui Masduki, MM Materi 7 “ Politik, Hukum dan Keamanan “ Narasumber : DPP Partai Golkar Moderator : Sidi Mawardi, S.Sos., M.Si Pendamping : H. Mawahib
12.30 – 13.30 ISHOMA
15
Workshop Fraksi Golongan Karya DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se- Jawa Tengah Lorin Solo Hotel, 23 s.d. 25 Oktober 2020
DPD PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
13.30 – 15.00 Materi 8 : “Penerapan Fungsi Fraksi Golkar sebagai sarana sosialisasi Politik”
Narasumber : Bupati Batang Moderator : Drs. H. Soenarno Pendamping : Supriyanto, SH
15.00 – 15.15 Coffe Break
15.15 – 17.00 Materi 9 : “Sosialisasi UUD Cipta Kerja” Narasumber : H.Firman Soebagyo, SE Moderator : Bondan Sejiwan Bomo Aji, S.Sos., MM Pendamping : Imam Teguh Purnomo, A.kt
17.00 – 19.30 ISHOMA
22.30 – 23.00 Penutupan
s.d. 12.00 Check Out
Catatan : - Peserta dibagi dalam beberapa kelas - Sesuai dengan situasi dan kondisi yang tak terduga, jadwal acara ini dapat berubah secara fleksibel
DEWAN PIMPINAN DAERAH
PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
Sekretariat : Jl. Kyai Saleh No. 1 Semarang Kode Pos 50231 Telp. (024) 8311866, 8315518 Fax. (024) 8411975 @mail : [email protected]
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB ATAS
PENYELENGGARAAN PENDALAMAN TUGAS BAGI
KABUPATEN DAN KOTA SE-JAWA TENGAH TAHUN 2020
Kami yang bertanda tangan dibawah ini:
I Nama : Panggah Susanto
Jabatan : Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Tengah
Instansi : DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Tengah Jalan Kyai Saleh No. 1 Semarang
II Nama : Juliyatmono
Instansi : DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Tengah
Jalan Kyai Saleh No. 1 Semarang
Menyatakan
1. Bahwa bersedia bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan Pendalaman Tugas bagi Pimpinan dan Anggota Fraksi Golkar DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota Se-Jawa Tengah Tahun 2020 dengan berpedoman dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 19 (Covid 19).
2. Bahwa setiap peserta Pendalaman Tugas/Workshop/Bimtek harus memenuhi protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 19 (Covid 19).
3. Bahwa setiap peserta Pendalaman Tugas/Workshop/Bimtek wajib mengikuti seluruh acara dari awal sampai akhir secara tertib dan disiplin dan wajib mematuhi Protokol Kesehatan yang diterapkan penyelenggara serta ikut bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan kegiatan dan pecegahan penyebaran Corona Virus Disease 19 (Covid 19).
Demikian surat pernyataan ini kami buat dalam keadaan sadar, tanpa paksaan dan dibuat dengan
sebenarnya.
PROVINSI JAWA TENGAH
DEWAN PIMPINAN DAERAH
PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
Sekretariat : Jl. Kyai Saleh No. 1 Semarang Kode Pos 50231 Telp. (024) 8311866, 8315518 Fax. (024) 8411975 @mail : [email protected]
DEWAN PIMPINAN DAERAH
PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH
Sekretariat : Jl. Kyai Saleh No. 1 Semarang Kode Pos 50231 Telp. (024) 8311866, 8315518 Fax. (024) 8411975 @mail : [email protected]
DEWAN PIMPINAN DAERAH
PARTAI GOLONGAN KARYA PROVINSI JAWA TENGAH