Proposal Widia Ilvani
date post
28-Nov-2015Category
Documents
view
40download
8
Embed Size (px)
description
Transcript of Proposal Widia Ilvani
PENERAPAN COLLABORATIVE LEARNING GROUPS PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X
SMKN 1 AMPEK ANGKEK
Proposal
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur
Pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Oleh:
WIDIA ILVANI
NIM : 2411.026
DOSEN PEMBIMBING:
M. IMAMMUDDIN, M.Pd
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
2013 M/1435 H
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memegang peranan
penting dalam pembentukan pola pikir siswa. Oleh karena itu matematika
merupakan mata pelajaran wajib yang diajarkan di sekolah mulai dari sekolah
dasar, sekolah menengah bahkan perguruan tinggi. Mengingat pentingnya
pelajaran matematika maka guru diharapkan mampu mendidik dan
memotivasi siswa agar tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai.
Menurut Soejadi (2000:30) Matematika sebagai salah satu ilmu dasar,
baik aspek terapan maupun aspek penalarannya yang mempunyai peranan
penting dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu
haruslah mutu pendidikan matematika lebih ditingkatkan sejak dini, hal ini
berguna untuk meningkatkan kualitas SDM yang memiliki kemampuan dalam
menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Islam mengajarkan bahwa Allah SWT telah menciptakan sesuatu
dengan hitungan teliti. Dengan matematika dapat diketahui perkembangan
waktu yang berkembang menjadi ilmu fisika dan perhitungan-perhitungan lain
yang kemudian dikembangkan baik dalam ilmu perkembangan Islam maupun
ilmu lainnya. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Yunus (10) ayat 5:
Artinya:
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya
dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi
perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan
perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
2
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-
Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.
Dapat diketahui bahwa unsur-unsur hidup kita tidak terlepas dari
perhitungan yang telah diatur oleh Allah SWT secara sistematis. Dan juga
dalam menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tak lepas
dari peran matematika yang sangat bermanfaat dalam kehidupan nyata, untuk
itulah siswa seharusnya termotivasi dalam belajar matematika agar tidak
ketinggalan dalam bidang pengetahuan dan teknologi.
Untuk mewujudkan hal di atas maka pemerintah telah melakukan
bermacam-macam usaha diantaranya: meningkatkan kualitas guru,
pemantapan kerja guru, pengembangan dan memperbaharui kurikulum,
penambahan gedung sekolah, ruang kelas, laboratorium, perpustakaan dan
pengembangan fisik lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru matematika di
SMKN 1 Ampek Angkek, guru mengungkapkan bahwa siswa beranggapan
mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sulit untuk dipahami
maupun dipelajari maka banyak siswa yang tidak memiliki kemauan keras
untuk belajar. Dalam proses pembelajaran yang terjadi cendrung berpusat
pada guru yang sifatnya monoton. Siswa hanya mendengarkan,
memperhatikan, dan mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru sehingga
siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan ide-idenya dan
berfikir kritis. Dan kurangnya interaksi antara guru dengan siswa, dimana
dalam proses pembelajaran guru kurang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan kurangnya interaksi antara siswa dengan siswa,
dimana siswa yang pintar tidak membantu siswa yang kurang pintar.
Pembelajaran seperti ini dapat mengakibatkan hasil belajar siswa
rendah, sehingga motivasi belajar matematika juga tidak ada. Pada tabel
berikut dapat dilihat rata-rata nilai ujian tengah semester matematika semester
3
I siswa yang masih rendah, di mana rata-rata siswa masih di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 60.
Tabel 1.1
Persentase Ketuntasan Nilai Ujian Tengah Semester Matematika Siswa
Kelas X SMKN 1 Ampek Angkek Tahun Pelajaran 2013/2014
No Kelas Jumlah
Siswa
Nilai <
60
Nilai
60
1 X TB 32 63,7% 36.3%
2 X DKV 24 79.1% 20.9%
3 X ADP 33 84.6% 15.4%
Sumber : Tata Usaha SMKN 1 Ampek Angkek Tahun 2013/2014
Oleh karena itu guru sebagai unsur yang paling penting dalam
pembelajaran harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa dan
menerapkan pembelajaran yang tepat agar siswa lebih aktif dan semangat
dalam belajar. Sardiman (2001:85) menyatakan bahwa belajar yang baik
diperlukan proses dan motivasi yang baik, karena tanpa motivasi yang baik
maka hasil belajar yang diharapkan tidak dapat tercapai. Jadi, proses
pembelajaran yang baik tidak terlepas dari peranan guru dalam mengelolanya.
Adapun caranya adalah memilih model pembelajaran yang dapat
menumbuhkan dan mempertahankan motivasi belajar siswa.
Kolaboratif (collaborative Learning) adalah proses pembelajaran yang
dilakukan bersama-sama antara guru dengan siswanya (Dede, 2004: 166).
Collaborative Learning Groups memudahkan para siswa belajar dan bekerja
bersama, saling menyumbangkan pemikiran dan bertanggung jawab terhadap
pencapaian hasil belajar secara kelompok maupun individu. Dengan adanya
collaborative Learning Groups diharapkan kegiatan belajar siswa dapat
meningkat. Dalam proses belajar mengajar, Collaborative Learning Groups
dapat digunakan untuk memberikan pola bervariasi dalam memacu semangat
dan minat siswa.
4
Berdasarkan observasi penulis melihat bahwa kebanyakan siswa sulit
untuk memahami matematika, hal ini disebabkan karena kurangnya minat dan
motivasi dari guru, siswa tidak memahami keterkaitan dan kegunaan belajar
matematika, mereka tidak mempunyai keyakinan bahwa mereka bisa
memahami matematika dan jarang merasa puas dalam belajar. Berdasarkan
uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul :Penerapan Collaborative Learning Groups Pada Mata Pelajaran
Matematika Siswa Kelas X SMKN 1 Ampek Angkek.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas peneliti
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika siswa rendah.
2. Pembelajaran masih terpusat pada guru
3. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa
4. Aktivitas siswa dalam belajar matematika belum dikembangkan secara
optimal sehingga siswa pasif dalam belajar.
C. Batasan Masalah
Untuk mencapai sasaran yang diharapkan dan tidak menyimpang dari
ruang lingkup penelitian maka penulis membatasi permasalahan yang akan
diteliti yaitu menenai Aktifitas siswa selama proses pembelajaran dengan
menerapkan Collaborative Learning Gruops dan hasil belajar matematika
siswa setelah dilakukan penerapan Collaborative Learning Groups.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut :
Apakah aktifitas belajar dan hasil belajar matematika siswa yang
menggunakan Collaborative Learning Groups lebih baik dari pada
pembelajaran konvensional ?.
5
E. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui aktifitas belajar
dan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Penerapan
Collaborative Learning Groups lebih baik dari pada pembelajaran
konvensional.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang didapatkan berguna bagi:
1. Guru Matematika, khususnya guru matematikan di SMKN 1 Ampek
Angkek sebagai bahan masukan dalam melaksanakan pengajaran yang
dapat diterapkan di sekolah.
2. Pimpinan sekolah, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah.
6
BAB II
KERANGKA TEORETIS
A. Kajian Teori
1. Tinjauan Tentang Pembelajaran Matematika
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi antara guru
dan siswa sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik. Pada
pembelajaran terjadi kegiatan belajar mengajar yang merupakan suatu
kegiatan yang sejalan dan searah. Slameto (2003: 2) mengemukakan
bahwa:
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu proses kegiatan melalui interaksi untuk memperoleh pengetahuan
dan keterampilan baru yang menghasilkan perubahan tingkah laku kearah
yang lebih baik. Perubahan-perubahan tingkah laku kearah yang lebih
baik, perubahan-perubahan tingkah laku tersebut tidak terlepas dari tugas
dan fungsi guru sebagai pendidik dalam suatu proses pembelajan.
Begitupun pembelajaran matematika tidak terlepas dari adanya
suatu perub