Proposal Usaha Cempaka

12
PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masyarakat Bali pada umumnya mengetahui bahwa bunga cempaka hanya untuk bahan upakara dan sebagai sarana persembahyangan lainnya. Di sisi lain, bila dibutuhkan, kayunya dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, terutama untuk bangunan tempat suci(puraatau sanggah). Di samping untuk keperluan tersebut, bunga cempaka sebenarnya dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan baku industri, misalnya sebagai minyak atsiri. Tanaman (bunga) cempaka di Kabupaten Badung, khususnya di Desa Sibang Kaa dan Sibang !ede Kecamatan "biansemal telah lama menadi tumpuan kehidupan bagi masyarakat di sana. Bunga cempaka dimanfaatkan sebagai k#m#ditas yang diperualbelikan sehingga berperan sangat besar dalam menunang ek#n#mi keluarga. Bahkan, banyak pula masyarakat mengandalkan bunga cempaka sebagai k#m#ditas pertanian andalan bagi keluarga di kedu desa tersebut. Sebagai desa penghasil bunga cempaka untuk daerah Badung dan sekitarnya telah mencuatkan nama Desa Sibang Kaa dan Sibang !ede sebagai sentra penghasil bunga cempaka. Keunikan keberadaan k#m#ditas tersebut di dua desa utama penghasil cempaka uga memunculkan ide untuk menadikan Badung sebagai daerah pusat atau sentrapenghasil cempaka, yaitu menadi one village one product . Keberadaan cempaka di daerah tersebut uga sangat diharapkan dapat adi pemicu dan perangsang untuk mengembangkan tanaman seenis (cempaka) di daerah sekitarnya. Demikian pula diharapkancempaka dapat menadi pemicu pengembangan tanaman lain yang memiliki nilai ek#n#mi tinggi untuk dap dikembangkan sebagaimana tanaman cempaka tersebut. $engetahuandan keterampilan pembudidayaan yang dimiliki #leh masyarakatsetempatsebenarnya telahsangatmentradisi dan berkembang demikian adanya. %amun masih perlu untuk terusdikembangkan di masa depan agar tidak hanya terf#kus pada pemanfaatan bunga sebagai tanaman upakara (banten). $engetahuan lain perlu diketahui #leh masyarakat agar semakin sadar bahwa cempaka tersebut bukan semata sebagai tanaman bahan upakara.

description

Proposal Usaha

Transcript of Proposal Usaha Cempaka

PENDAHULUAN

I.Latar Belakang

Masyarakat Bali pada umumnya mengetahui bahwa bunga cempaka hanya untuk bahan upakara dan sebagai sarana persembahyangan lainnya. Di sisi lain, bila dibutuhkan, kayunya dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, terutama untuk bangunan tempat suci (pura atau sanggah). Di samping untuk keperluan tersebut, bunga cempaka sebenarnya dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan baku industri, misalnya sebagai minyak atsiri. Tanaman (bunga) cempaka di Kabupaten Badung, khususnya di Desa Sibang Kaja dan Sibang Gede Kecamatan Abiansemal telah lama menjadi tumpuan kehidupan bagi masyarakat di sana. Bunga cempaka dimanfaatkan sebagai komoditas yang diperjualbelikan sehingga berperan sangat besar dalam menunjang ekonomi keluarga. Bahkan, banyak pula masyarakat mengandalkan bunga cempaka sebagai komoditas pertanian andalan bagi keluarga di kedua desa tersebut. Sebagai desa penghasil bunga cempaka untuk daerah Badung dan sekitarnya telah mencuatkan nama Desa Sibang Kaja dan Sibang Gede sebagai sentra penghasil bunga cempaka.

Keunikan keberadaan komoditas tersebut di dua desa utama penghasil cempaka juga memunculkan ide untuk menjadikan Badung sebagai daerah pusat atau sentra penghasil cempaka, yaitu menjadi one village one product. Keberadaan cempaka di daerah tersebut juga sangat diharapkan dapat jadi pemicu dan perangsang untuk mengembangkan tanaman sejenis (cempaka) di daerah sekitarnya. Demikian pula diharapkan cempaka dapat menjadi pemicu pengembangan tanaman lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi untuk dapat dikembangkan sebagaimana tanaman cempaka tersebut. Pengetahuan dan keterampilan pembudidayaan yang dimiliki oleh masyarakat setempat sebenarnya telah sangat mentradisi dan berkembang demikian adanya. Namun masih perlu untuk terus dikembangkan di masa depan agar tidak hanya terfokus pada pemanfaatan bunga sebagai tanaman upakara (banten). Pengetahuan lain perlu diketahui oleh masyarakat agar semakin sadar bahwa cempaka tersebut bukan semata sebagai tanaman bahan upakara.

Luas lahan usaha tani cempaka selama ini di Desa Sibang Gede dan Sibang Kaja seluas lahan pekarangan yang dimiliki yaitu 24,18% dari total luas wilayah. Hal ini disebabkan karena lahan usahatani cempaka itu hampir seluruhnya berada di pekarangan. Jumlah tanaman cempaka yang dimiliki oleh masing-masing kepala keluarga (KK) di kedua desa tersebut sekitar 2 3 tanaman. Secara keseluruhan, berdasarkan data yang dilaporkan oleh petugas BPP Desa Sibang Gede adalah sekitar 1800 pohon. Sedangkan yang dilaporakan oleh petugas BPP Desa Sibang Kaja adalah 1219 pohon. Tanaman cempaka di kedua desa pengamatan menunjukkan bahwa tanamannya dapat berbunga sepanjang tahun tanpa pandang musim. Informasi yang diperoleh di lapangan bahwa tanaman cempaka putih menunjukkan sifatnya lebih rajin berbunga dibandingkan yang kuning.

Periode petik bunga cempaka dapat dilakukan setiap hari, dengan bunga yang diperolah setiap harinya sekitar 300 400 kuntum. Pada saat panen raya, dapat menghasilkan 500 sampai 600 kuntum. Esok harinya menghasilkan 300 sampai 400 kuntum berturut-turut 2 hari, kemudian setelahnya akan kembali berproduksi 500 sampai 600 kuntum, demikian seterusnya secara periodik. Biaya usahatani untuk budidaya cempaka boleh dikatakan sangat rendah. Selama ini, masyarakat tidak melakukan pemeliharaan tanaman cempaka yang intensif seperti budidaya tanaman pertanian lainnya.

Tempat menjual hasil panen berupa bunga segar untuk keperluan upakara, hotel, salon, dan sebagainya masyarakat mengutamakan pedagang pengumpul yang ada di desa tersebut. Di samping pedagang pengumpul mendatangi masyarakat pemilik bunga, pedagang juga menunggu datangnya para pemilik/penjual bunga.

Selama ini, satuan jual yang telah disepakati antara penjual dan pembeli (pedagang pengumpul) adalah 50-an kuntum bunga. Penentuan harga oleh konsumen melalui pedagang pengumpul yang paling mencolok ditentukan oleh adanya rerainan (hari suci umat Hindu). Jenis cempaka kuning selalu memiliki harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan yang putih. Bila diasumsikan pengeluaran pembelian bibit rata-rata Rp 600.000 untuk dua buah bibit cangkok dan pohon cempaka berbunga selama 10 tahun, maka pengeluaran untuk bibit sebesar Rp 5.000 per bulan atau Rp 166,67 per hari. Berdasarkan hasil penjualan bunga cempaka sebesar Rp 24.167 per hari atau Rp 725.000 per bulan, maka pendapatan rumah tangga dari usaha tani cempaka sebesar Rp 24.000 per hari atau Rp 720.000 per bulan. Rata-rata total pendapatan rumah tangga di Desa Sibang Gede dan Sibang Kaja sebesar Rp 3.353.333 per bulan, yang bersumber dari: usahatani sawah sebesar Rp 1.500.000; usaha tani tegalan Rp 83.333; ternak Rp 125.000; non usaha tani Rp 925.000; dan bunga cempaka Rp 720.000. Tampak didalam struktur pendapatan rumah tangga tersebut bahwa pendapatan dari bunga cempaka memberikan sumbangan sebesar 21 persen dari pendapatan total rumah tangga.Selama ini para petani hanya mengandalakan

TUJUAN USAHA

Melihat besarnya peluang keuntungan ekonomi dari usaha sampingan memetik Bunga Cempaka di Desa Sibang, maka penulis berinisiatif mendirikan Toko Centra Penjualan Bunga Cempaka dengan tujuan :a) Mengakomodir hasil panen petani cempaka di kawasan Desa Sibangkaja dan Sibanggede.

b) Mempertahankan dan meningkatkan harga cempaka saat hari biasa (tidak ada rerahinan)

c) Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Sibangkaja dan Sibanggede

d) Mendapatkan penghasilan sendiri.

MANFAAT USAHA

a) Ikut menjaga kelangsungan usaha tani memetik bunga cempaka di wilayah Desa Sibangkaja dan Sibanggedeb) Dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain dilingkungan sekitar.

MANFAAT EKONOMIS

a) Menghasilkan pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

b) Membantu perekonomian orang-orang dilingkungan sekitar.

I.UMUM

Nama perusahaan: Toko Centra Cempaka SibangPemilik perusahaan: I Made KrisnaBentuk perusahaan: Perseorangan.

Bidang usaha: Agraris.

Tempat / lokasi usaha: Jl. Raya Sibanggede / Sebelah Pasar SibanggedeJumlah tenaga kerja: 5 orangII.ASPEK PRODUK YANG DI BUAT

Jenis barang yang akan dibuat

a)Bibit tanaman hias.

b)Tanaman hias dalam pot.

c)Bunga hias batangan.

Banyaknya barang yang akan dibuat

a)Bibit tanaman hias: 100 bunga.

b)Tanaman hias dalam pot:50 bunga.

c)Bunga hias batangan: 150 batang.

Profil para konsumen yang akan dituju

a)Individu .

b)Keluarga.

c)Toko bunga lain.

III.ASPEK PEMASARAN PRODUK

Jasa / produk yang akan dipasarkan : Tanaman hias.

Profil para konsumen yang akan dituju :

a)Individu

b)Keluarga

c)Perusahaan

d)Toko bunga lain.

Potensi pasar

a)Lokasi daerah pemasaran : Denpasar-Bali.

b)Jumlah potensi pemasaran

1.Individu:5 tanaman.

2.Keluarga: 15 tanaman.

3.Instansi: 30 tanaman.

4.Lembaga: 40 tanaman.

5.Organisasi: 45 tanaman.

6.Perusahaan: 60 tanaman.

Kondisi para pesaing :

untuk saat ini kami mempunyai beberapa pesaing. Pesaing sangat berpengaruh pada penjualan tanaman kami karena pesaing sudah membuka usaha lebih dulu. Tempat usahanya strategis karena berada dekat dengan pemukiman hijau, sehingga banyak orang yang tertarik.

i.Nama perusahaan: Sari Bunga Garden.

ii.Jenis Usaha: Perseorangan.

iii.Lokasi perusahaan: Jl. Ken Arok.

iv.Fasilitas pelayanan: Tempat usaha luas, nyaman, sejuk, tempat

duduk memadai, delivery cepat.

v.Jumlah konsumen potensial: 15 orang.

Pasar efektif yang dapat dikuasai

Untuk saat ini pasar efektif yang dapat kami kuasai adalah individu dan keluarga dan perusahaan. Untuk menambah pasar yang dikuasai kami akan mempromosikan Green Garden demi kelancaran usaha.

i.Nama perusahaan: Bali Dewata Garden.

ii.Alamat Perusahaan: Jl. Ahmad Yani.

iii.kapasitas pembelian: 50 tanaman.

Penetapan harga

a)Harga yang ditawarkan

Rp. 1000 Rp. 150.000 per tanaman.

b)Prosedur penetapan harga

Harga jual = Harga beli + biaya eksploitasi + laba yang diharapakan.

Distribusi yang akan dilakukan :Distribusi Intensif yaitu menyalurkan barang- barang sembako sebanyak-banyaknya kepada konsumen.

Strategi Promosi

a)Melalui media cetak: Koran, brosur, pamphlet.

b)Melalui media elektronik: radio, internet.

c)Melalui media sales promotion: menawarkan langsung pada konsumen,

pendekatan dengan konsumen.

IV.ASPEK TEKNIS

Daerah lokasi usaha : Denpasar Bali.

Proses mempersiapkan kepada pelanggan : Dalam bentuk pot, atau per batang.

Kebutuhan tenaga kerja : 5 orang.

Kualifikasinya

a)Umur antara 20-35 tahun.

b)Pendidikan minimal SMA/Sederajat.

c)Sehat jasmani dan rohani.

d)Mempunyai etos kerja yang tinggi.

e)Patuh terhadap peraturan perusahaan.

Peralatan kerja yang dibutuhkan : selang air, penyemprot pupuk, gunting.

Bahan bahan baku yang digunakan : bibit tanaman, pot, arang, kawat.

Jadwal memulai usaha : senin minggu (kecuali hari libur nasional) pukul 08.00 18.00,

hari minggu hingga pukul 13.00.

V.ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Struktur organisasi

PEMILIK PERUSAHAAN

HERNI SANDIARI

TENAGA AHLI

TENAGA BIASA II

TENAGA BIASA I

TENAGA BIASA III

VI.ASPEK YURIDIS

Tata tertib kerja

1)Seluruh karyawan mulai bekerja 30 menit sebelum usaha di buka.

2)Karyawan wajib mengisi daftar hadir setiap hari kerja.

3)Karyawan wajib menggunakan seragam kerja sesuai hari kerja.

4)Karyawan mendapat waktu istirahat dari pukul 12.00-14.00 WITA.

5)Karyawan pulang setelah usaha di tutup pada hari kerja.

6)Karyawan yang membuat kesalahan akan mendapat sanksi dari pemilik perusahaan.

7)Karyawan mendapat hak atas gaji pada tanggal 2 awal bulan.

VII.ASPEK ADMINISTRASI

Tata usaha dan personalia

a)Daftar hadir karyawan: Diisi oleh karyawan menggunakan buku

daftar hadir.

b)Agenda surat masuk: Surat pesanan, surat penerimaan barang

dan surat masuk lainnya disimpan pada

lemari surat masuk.

c)Agenda surat keluar: Surat pengiriman barang, bukti pengiriman

dan surat keluar lainnya disimpan pada

lemari suratkeluar.

d)Arsip kegiatan TU dan personalia: segala kegiatan dari perencanaan hingga

penyaluran barang diarsipkan atau

didokumentasikandengan lengkap dan

detail.

Pemasaran produk

a)Daftar langganan : Toko Bali Dewata Garden, ibu-ibu pecinta bunga, toko lain.

b)Daftar harga produk

1)Bunga hias biasa: Rp. 1000 - Rp. 10.000/ batang.

2)Bunga hias dalam pot: Rp. 7.500 Rp. 50.000/ pot.

3)Tanaman perindang: Rp. 50.000 Rp. 500.000/ pohon.

c)Faktor pengiriman barang : transportasi darat laut.

d)Tanda bukti pembayaran : nota kontan, Faktur.

Pengadaan produk

a)Kartu persediaan produk : buku catatan pemesanan tanaman, buku stok.

b)Pengaturan penyimpanan produk

1)Disiram 2 kali sehari.

2)Pencabutan rumput liar di sekitar tanaman

3)Dipupuk sesuai dengan keadaan tanaman.

4)Tidak terkena sinar matahari langsung.

Keamanan produk

a)Dipesan langsung dari pembudidayanya.

b)Usaha berijin.

Kebersihan produk

a)Menggunakan air bersih yang mengalir.

VIII.ASPEK KEUANGAN ATAU PERMODALAN

Sumber modal

a)Modal sendiri: Rp. 2.000.000

b)Pinjaman kredit dari bank: Rp. 2.000.000

Modal / investasi

a)Mesin / peralatan: Rp. 1.000.000

______________(+)

Jumalah modal investasiRp. 5.000.000

IX.MODAL KERJA SETIAP PERIODE PERPUTARAN UNTUK 3 BULAN PERTAMA

Gaji atau upah

a)Pemilik perusahaan: Rp. 2.500.000

b)Tenaga ahli: Rp. 1.500.000

c)Tenaga biasa: Rp. 1.000.000

______________(+)

Jumlah kebutuhan gajiRp. 5.000.000

Bahan bahan baku

a)Biaya langsung: Rp.500.000

b)Upah langsung: Rp.200.000

c)Biaya tak langsung: Rp.50.000

______________(+)

Jumlah jebutuhan dana bahan bakuRp.750.000

Bahan pembantu

a)Tas plastik: Rp.20.000

b)Kardus pembelian grosir: Rp.70.000

c)Perekat: Rp.10.000

_______________(+)

Jumlah kebutuhan dana bahan pembaantuRp.100.000

Transportasi bahan baku dan pembantu: Rp.50.000

Perlengkapan pengadaan bahan baku dan pembantu: Rp.50.000

Penyusutan: Rp.30.000

Biaya lain-lain: Rp.20.000

_______________(+)

Jumlah kebutuhan dana keseluruhanRp.150.000

Rekapitulasi dana yang dibutuhkan

Jumlah modal investasi: Rp. 1.000.000

Jumlah kebutuhan gaji: Rp. 1.000.000

Jumlah kebutuhan dana bahan baku: Rp.750.000

Jumlah kebutuhan dana bahan pembantu: Rp.100.000

Jumlah kebutuhan dana

a)Transportasi: Rp.50.000

b)Perlengkapan: Rp.50.000

c)Penyusutan: Rp.30.000

d)Biaya lain-lain: Rp.20.000

_______________(+)

Jumlah kebutuhan modal keseluruhanRp. 6.000.000

X.PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat, sebagai acuan dan kerangka dasar demi mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 1.000.000,00 untuk penambahan modal usaha tanaman hias kami. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkann terima kasih.