Proposal Tugas Akhir Rifki Ilyandi (Perencanaan Assembly) Revisi 21-09-13

15
1 1. JUDUL Analisis perencanaan proses assembly pada prototype mesin pemisah sampah logam dan non logam. 2. LATAR BELAKANG Sejak tahun 2008 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau mulai menyelenggarakan pendidikan program sarjana (S1). Sebagaimana tertuang dalam kurikulum program sarjana, setiap mahasiswa wajib melaksanakan tugas akhir sebelum menempuh sidang sarjana dan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik. Dalam menghasilkan sebuah produk, bahan baku yang masuk akan melalui beberapa tahap produksi yang berbeda-beda, tergantung pada desain dan fungsi daripada produk itu sendiri. Proses yang secara umum akan dilalui sebuah bahan baku sebelum diproduksi menjadi barang jadi diantaranya adalah proses perakitan. Proses perakitan dalam suatu perusahaan memegang peranan yang cukup penting. Hal ini terkait dengan efisiensinya yang akan berdampak pada faktor biaya perakitan, kualitas produk, tingkat penjualan hingga kapasitas produksi dari suatu perusahaan. Faktor – faktor yang bersifat sensitif tersebut akan mempengaruhi pendapatan dari suatu perusahaan.

description

assembly (perakitan)

Transcript of Proposal Tugas Akhir Rifki Ilyandi (Perencanaan Assembly) Revisi 21-09-13

Page 1: Proposal Tugas Akhir Rifki Ilyandi (Perencanaan Assembly) Revisi 21-09-13

1

1. JUDUL

Analisis perencanaan proses assembly pada prototype mesin pemisah

sampah logam dan non logam.

2. LATAR BELAKANG

Sejak tahun 2008 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Riau mulai menyelenggarakan pendidikan program sarjana (S1). Sebagaimana

tertuang dalam kurikulum program sarjana, setiap mahasiswa wajib melaksanakan

tugas akhir sebelum menempuh sidang sarjana dan salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana teknik.

Dalam menghasilkan sebuah produk, bahan baku yang masuk akan melalui

beberapa tahap produksi yang berbeda-beda, tergantung pada desain dan fungsi

daripada produk itu sendiri. Proses yang secara umum akan dilalui sebuah bahan

baku sebelum diproduksi menjadi barang jadi diantaranya adalah proses perakitan.

Proses perakitan dalam suatu perusahaan memegang peranan yang cukup

penting. Hal ini terkait dengan efisiensinya yang akan berdampak pada faktor

biaya perakitan, kualitas produk, tingkat penjualan hingga kapasitas produksi dari

suatu perusahaan. Faktor – faktor yang bersifat sensitif tersebut akan

mempengaruhi pendapatan dari suatu perusahaan.

Efisiensi proses perakitan sebuah produk dalam sebuah perusahaan

tergantung pada dua hal yang saling berinteraksi, yaitu antara manusia (operator

perakitan) ataupun robot (jika sistem telah terotomasi) dengan produk yang akan

dirakit. (Kristyanto & Dewa SP, 1999).

Evaluasi terhadap kerja operator tidak dapat diabaikan, agar operator dapat

melakukan pekerjaannya secepat dan seteliti mungkin. Namun, efisiensi akan

diperoleh lebih maksimal apabila rancangan dari produk itu sendiri juga

dievaluasi dan ditingkatkan kualitasnya. Jadi, perancangan sistem perakitan untuk

suatu produk tidak dapat terlepas dari rancangan produk itu sendiri, dimana fungsi

atau bagian-bagian produk tersebut mempunyai konsep yang jelas keberadaannya.

(Janwar, 2006)

Page 2: Proposal Tugas Akhir Rifki Ilyandi (Perencanaan Assembly) Revisi 21-09-13

2

Oleh sebab itu, dalam memproduksi suatu produk diperlukan metode

perakitan yang jelas dan efisien. Metode yang mampu mereduksi biaya produksi,

waktu perakitan dan jumlah komponen, serta didukung juga dengan panduan

perakitan yang mudah dimengerti oleh operator. Panduan perakitan ini bisa dalam

bentuk tertulis atau gambar bergerak.

3. RUMUSAN MASALAH

Dalam penelitian analisis perencanaan proses assembly ini, masalah yang

ingin dibahas adalah :

a. Berapa jumlah komponen yang dimiliki produk?

b. Bagaimana bentuk dan ukuran dari masing – masing komponen yang

dimiliki produk?

c. Bagaimana bentuk panduan proses perakitan dari produk?

d. Berapa lama waktu yang dibutuhkan merakit sebuah produk?

e. Berapa nilai efisiensi perakitan yang dimiliki produk?

4. TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Mendapatkan jumlah komponen minimal dari prototype mesin

pemisah sampah logam dan non logam.

b. Mendapatkan bentuk dan ukuran komponen yang mempermudah

proses perakitan dari prototype mesin pemisah sampah logam dan non

logam.

c. Membuat panduan proses perakitan dari prototype mesin pemisah

sampah logam dan non logam barupa tertulis dan gambar bergerak.

d. Mendapatkan waktu total dari proses perakitan komponen prototype

mesin pemisah sampah logam dan non logam.

e. Mendapatkan nilai efisiensi perakitan dari prototype mesin pemisah

sampah logam dan non logam.

Page 3: Proposal Tugas Akhir Rifki Ilyandi (Perencanaan Assembly) Revisi 21-09-13

3

5. BATASAN MASALAH

Penelitian ini hanya membahas proses manual assembly pada prototype

mesin pemisah sampah logam dan non logam. Seperti jumlah komponen, bentuk

dan ukuran komponen, waktu perakitan komponen, nilai efisiensi perakitan dan

panduan proses perakitan komponen yang berupa gambar diam dan gambar

bergerak.

6. METODOLOGI

Pada gambar 6.1 dapat dilihat diagram alir penelitian yang akan dilakukan.

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka penelitian ini dibagi dalam

beberapa tahap yaitu:

Page 4: Proposal Tugas Akhir Rifki Ilyandi (Perencanaan Assembly) Revisi 21-09-13

4

Gambar 6.1 Flowchart penelitian

Beberapa urain tentang pemecahan masalah untuk mencapai tujuan dari

penelitian ini sebagai berikut :

a. Meminimalisasi jumlah komponen

Semakin banyak jumlah komponen dari suatu produk maka waktu

perakitan akan semakin lama. Sehingga diperlukan pada saat perencanaan desain

untuk membatasi jumlah komponen yang fungsinya tidak efisien dengan tujuan

mempersingkat waktu perakitan.

Meminimalisasi jumlah komponen ini didasarkan atas pengurangan fungsi

komponen yang dirasa tidak efisien. (Janwar, 2006)

b. Bentuk dan ukuran komponen yang baik kemampuan penanganannya.

Bentuk komponen yang tidak simetris akan mempersulit operator untuk

menangani komponen tersebut, misalnya dengan alasan sulitnya untuk mengenali

bagian komponen yang pantas untuk dipertemukan satu sama lain. Apabila setiap

sisi permukaan komponen memiliki perbedaan, maka operator perlu waktu lebih

untuk menemukan sisi permukaan yang tepat. Hal ini akan mengurangi

Page 5: Proposal Tugas Akhir Rifki Ilyandi (Perencanaan Assembly) Revisi 21-09-13

5

kemampuan penanganan dari sebuah komponen. Dengan mengusahakan membuat

bentuk komponen yang simetris, maka diharapkan komponen akan menjadi lebih

mudah untuk dirakit. Apabila kemampuan penanganan meningkat, diharapkan

waktu perakitan akan semakin cepat.

Bererapa faktor yang mempengaruhi waktu penanganan komponen secara

manual sebagai berikut (Boothroyd & Dewhurst, 1996) :

Pengaruh kesimetrian komponen pada waktu penanganan.

Kesimetrian komponen memiliki pengaruh yang signifikan pada hampir

semua operasi perakitan. Terdapat dua tipe kesimetrian dari suatu

komponen :

α - Symmetry, yaitu perputaran simetri komponen menurut poros garis

tegak lurus terhadap poros penggabungan.

β - Symmetry, yaitu perputaran simetri komponen menurut poros

penggabungan.

Gambar 6.2 memperlihatkan contoh α dan β . Hubungan antara

kesimetrian komponen dengan waktu yang dibutuhkan untuk orientasi

ditunjukkan dengan parameter total sudut simetri, dimana parameter

tersebut didapatkan dengan menjumlahkan α dan β (Total sudut simetri =

α + β).

Gambar 6.2 Kesimetrian α dan β dari berbagai bentuk komponen

Page 6: Proposal Tugas Akhir Rifki Ilyandi (Perencanaan Assembly) Revisi 21-09-13

6

Pengaruh ketebalan dan ukuran komponen pada waktu penanganan.

Jika komponen tersebut adalah komponen yang silindris, atau memiliki

cross section segibanyak dengan lima atau lebih sisi, dan diameternya

lebih kecil dari pada panjangnya, maka ketebalan (thickness) didefinisikan

sebagai jari-jari dari silinder dan Ukuran (size) didefinisikan sebagai

ukuran terpanjang dari silinder.

Gambar 6.3 Pengaruh ketebalan pada waktu penanganan

Gambar 6.4 Pengaruh ukuran pada waktu penanganan

c. Panduan proses perakitan

Proses perakitan akan terasa lebih mudah apabila dilengkapi dengan

panduan perakitan. Waktu yang dibutuhkan operator dalam merakit juga akan

lebih sedikit. Ini juga akan meningkatkan nilai efisiensi perakitan. Panduan

perakitan ini berupa tertulis dan gambar bergerak.

Page 7: Proposal Tugas Akhir Rifki Ilyandi (Perencanaan Assembly) Revisi 21-09-13

7

Pada masalah ini peneliti akan membuat panduan perakitan tersebut

menggunakan bantuan software yang dapat menampilkan alur proses perakitan.

Dengan harapan dapat mempermudah operator dalam memahami alur proses

perakitan.

d. Waktu perakitan komponen

Waktu perakitan meliputi waktu penanganan dan penggabungan dari

komponen. Semakin lama waktu penangan dan penggabungan, maka waktu

perakitan akan semakin lama. Apabila langkah diatas telah tercapai, maka waktu

perakitan diharapkan akan semakin cepat dan nilai efisiensi perakitan semakin

tinggi.

Nilai waktu perakitan akan didapat pada saat perakitan komponen

prototype mesin pemisah sampah logam dan non logam. Perhitungan waktu

perakitan ini menggunakan alat penghitung waktu. Waktu yang didapat

dimasukkan kedalam tabel perhitungan waktu assembly. Sehingga didapat waktu

total dari perakitan.

Tabel 6.1 perhitungan waktu assembly

Part

No. of items (RP)

Tool require time TA)

Hand-ling Code

Hand-ling Time (TH)

Insert-ion Code

Insert-ion Time (TI)

Total Time (TA+RP)*(TH+TI)

Mini-mum part count

Total

Waktu total perakitan diperoleh menggunakan persamaan sebagai berikut

(Dekker M, 2002) :

tma=TA+RP(TH +TI ) (6.1)

e. Nilai efisiensi perakitan

Page 8: Proposal Tugas Akhir Rifki Ilyandi (Perencanaan Assembly) Revisi 21-09-13

8

Apabila sebuah produk memiliki nilai efisiensi perakitan yang rendah,

maka produk tersebut cenderung akan memiliki biaya perakitan yang tinggi pula.

Selain itu ada kemungkinan dapat mengurangi nilai jual produk tersebut, terutama

apabila suatu saat konsumen juga akan terlibat dalam proses perakitan. Apabila

nilai efisiensi perakitan meningkat, diharapkan biaya perakitan akan berkurang.

(Janwar, 2006).

variabel yang mempengaruhi nilai efisiensi perakitan tersebut adalah

waktu perakitan, jumlah komponen minimum teoritis dan waktu perakitan dasar

tiap komponen.

Persamaan yang digunakan untuk mendapatkan nilai efisiensi perakitan

sebagai berikut (Dekker M, 2002) :

Ema=t a x Nmin

tma

(6.2)

Keterangan :

Ema = Efisiensi perakitan

Nmin = Jumlah minimum part

ta = Waktu perakitan dasar tiap part

tma = Waktu total perakitan

7. JADWAL KEGIATAN

Tabel 7.1 Jadwal Kegiatan Tugas Akhir

No Uraian Kegiatan LokasiBulan (2013-2014)

8 9 10 11 12 1

1Persiapan Penelitian/ Study Literature

UR         

2Pengajuan Proposal Tugas Akhir

UR         

3 Perencanaan desain alat UR         

4Pembuatan alat dan panduan assembly

Lab T.Mesin          

Page 9: Proposal Tugas Akhir Rifki Ilyandi (Perencanaan Assembly) Revisi 21-09-13

9

No Uraian Kegiatan LokasiBulan (2013-2014)

8 9 10 11 12 1

UR

5Pengujian Assembly dan mengolah data

Lab T.Mesin

UR          

6Penyusunan Laporan, Seminar dan Sidang Tugas Akhir

UR

8. BIAYA

Tabel 8.1 Estimasi biaya prototype mesin pemisah sampah logam dan non logam

NO Nama Bagian Jumlah Harga @ Harga Beli

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Bantalan

Besi pelat 5mm

Amplas Kasar

Baut,Mur dan Ring

Elektroda Las

Cat kaleng

Tiner

Amplas halus

Mata grinda

Magnet Induksi

Belt treadmill

Motor 1/4 HP

4 buah

1 (lembar)

2 (lembar)

10 (unit)

1 (kotak)

1 (kaleng)

1 (kaleng)

2 (lembar)

1 (buah)

1 (unit)

1 (unit)

1 (unit)

Rp 50.000,00

Rp 200.000,00

Rp 5.000,00

Rp 20.000,00

Rp 100.000,00

Rp 90.000,00

Rp 60.000,00

Rp 5.000,00

Rp 50.000,00

Rp 800.000,00

Rp 800.000,00

Rp 400.000,00

Rp 200.000,00

Rp 200.000,00

Rp 10.000,00

Rp 20.000,00

Rp 100.000,00

Rp 90.000,00

Rp 60.000,00

Rp 10.000,00

Rp 50.000,00

Rp. 800.000,00

Rp. 800.000,00

RP 400.000,00

Jumlah Rp 2.740.000,00

9. DAFTAR PUSTAKA

Page 10: Proposal Tugas Akhir Rifki Ilyandi (Perencanaan Assembly) Revisi 21-09-13

10

Achmad Djunaid, 2009. Design for Manufacture and Assembly (DFMA). http://iegmu.blogspot.com/2009/05/design-for-manufacture-and-assembly.html (diakses pada 6 September 2013)

Boothroyd, G and Dewhurst, P. 1996. Design for Assembly. Boothroyd Dewhurst Inc.,Wakefield.

Dekker M, 2002. Manufacturing Engineering And Materials Processing. Marcel Dekker Inc. New York.

Sutanto, J. 2006. “Usulan desain meja computer LEX-941 untuk efisiensi proses perakitan di PT. Surya Cipta Pelangi”. Skripsi Sarjana. Program Studi Sarjana teknik Industri Universitas Bina Nusantara Jakarta.

Zainuhri, Ach Muhib. 2006. Mesin pemindah Bahan (material handling equipment). CV Andi Offset. Yogyakarta.