PROPOSAL TUGAS AKHIR Pengaruh Variasi Ketebalan Pelat dan … · Latar Belakang Sering terjadinya...
Transcript of PROPOSAL TUGAS AKHIR Pengaruh Variasi Ketebalan Pelat dan … · Latar Belakang Sering terjadinya...
Tugas Akhir”Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan
Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan
Dalam Larutan HCl”
Oleh :
Wishnu Wardhana
4305 100 024
Dosen Pembimbing:
Murdjito, M.Sc. Eng
Ir. Heri Supomo, M.Sc
Latar Belakang Sering terjadinya korosi pada struktur pipa
minyak dan gas yang berada di bawah air laut yang salah satunya adalah korosi fatik.
Penelitian Sriyanto (2008) dan Apriyani (2009)
Untuk mengetahui ketahanan fatik sambungan las SMAW di lingkungan korosif.
PENDAHULUAN
Perumusan Masalah
1) Bagaimana pengaruh pengelasan SMAW terhadap siklus umur lelah baja API 5L Grade X65 di lingkungan kering?
2) Bagaimana perbandingan pengaruh akibat lama waktu pencelupan material las SMAW baja API 5L Grade X65 dalam larutan korosif HCl 10% terhadap siklus umur lelah?
3) Bagaimana perbandingan pola patahanyang terjadi akibat corrosion fatigue padasambungan las SMAW baja API 5L Grade X65 yang dilakukan di lingkungan kering dan lingkungan basah dengan variasi waktu pencelupan spesimen material dalam larutan korosif HCl 10%?
Continue……
Tujuan1) Mengetahui pengaruh pengelasan SMAW terhadap
siklus umur lelah baja API 5L Grade X65 di lingkungan kering.
2) Menganalisa perbandingan pengaruh akibat lama waktu pencelupan material las SMAW baja API 5L Grade X65 dalam larutan korosif HCl 10% terhadap siklus umur lelah.
3) Mengetahui perbandingan pola patahan yang terjadi akibat corrosion fatigue pada sambungan las SMAW baja API 5L Grade X65 yang dilakukan di lingkungan kering dan lingkungan basah dengan variasi waktu pencelupan spesimen material dalam larutan korosif HCl 10%.
Manfaat
1) Memberikan pengertian yang lebih dalam tentang korosi khususnya corrosion fatigue.
2) Memberikan informasi seberapa besar pengaruh variasi waktu pencelupan spesimen material pada larutan korosif HCl terhadap siklus umur lelah pada sambungan las SMAW baja API 5L Grade X65 akibat korosi fatigue.
3) Menunjang penelitian-penelitian sebelumnya.
Batasan Masalah1) Material yang diuji adalah baja tipe API 5L Grade
X65 dengan OD=350 mm ketebalan 12 mm danpanjang 150 mm.
2) Pengelasan dilakukan dengan metode SMAW (Shielded Metal Arc Welding).
3) Bentuk lasan adalah butt joint dengan posisipengelasan datar (flat).
4) Pengelasan dilakukan tanpa adanya pre heating dan post heating.
5) Elektroda yang digunakan adalah jenis AWSE 7016.
Continue……6) Bentuk bevel yang digunakan adalah single V groove..
7) Pengelasan dilakukan berdasar WPS (Welding Procedure Specification) dan WPQ (Welding Procedure Qualification)
8) Variasi waktu pencelupan spesimen material pada larutan korosif HCl adalah 168 jam, 336 jam, 504 jam, dan 672 jam.
9) HCl 10% setara dengan salinitas 36 o/oo
10) Temperatur ruangan dan temperatur larutan korosifdiabaikan.
11) Tekanan akibat perubahan kedalaman diabaikan.
Continue……12) Pengujian lelah digunakan untuk mendapatkan siklus
umur lelah.
13) Uji lelah dilakukan pada temperatur kamar (280C) dan mengabaikan fluktuasi temperatur dan kelembaban yang terjadi (pengaruh lingkungan diabaikan)
14) Kecepatan lenturan dianggap konstan pada setiap pengamatan.
15) Kekasaran permukaan untuk setiap spesimen dianggap sama
16) Pengaruh pengerjaan material diabaikan.
17) Parameter-parameter lain yang tidak diamati dianggap konstan.
18) Kondisi mesin las, alat uji dan alat ukur diasumsikan
terkalibrasi
METODOLOGI
Mulai
Studi Literatur
Surface Preparation
Pembuatan Spesimen Uji Tarik Material Awal
A
A
Uji Tarik Material Awal
Pembuatan spesimen
dan Uji Fatigue di
lingkungan kering
Pembuatan Spesimen & Uji
fatigue pada media korosif
asam klorida HCl (168 jam,
336 jam, 504 jam, dan 672
jam)
B
Pengelasan bevel single v-groove materialpipa API 5L Grade X65 dengan proses lasSMAW untuk 4 spesimen material yang sama
Pembuatan Spesimen Uji Tarik Material Las
Uji Tarik Material Las
B
Analisa HasilPengamatan
Kesimpulan
Selesai
Pengeplotan diagram grafik SN Lingkungan Kering(672
jam)
Pengeplotan diagram grafik SN pencelupan HCl 10% (168 jam, 336
jam, 504 jam, dan 672 jam)
Pengamatan Makro Pengamatan Makro
1. Uji Tarik Material Awal
• Pengujian tarik dilakukan dengan menggunakan dasar ASTM A370 tahun 2002 tentang metode standar untuk pengujian tarik material logam
• Pengujian Tarik dilaksanakan di Laboratorium Konstruksi dan Kekuatan, Jurusan Teknik Perkapalan, FTK – ITS dengan menggunakan mesin MFL Systeme
ANALISA & PEMBAHASAN
2. Hasil Uji Tarik Material Awal
No. Code Material
Tensile Test Result
Yield Stress
(Mpa)
Ultimate Stress
(Mpa)
1 1T1 602,39 648,92
2 1T2 602,97 650,32
3 1T3 632,78 677,98
Rata-rata 612,71 659,07
(88,86 Ksi) (95,59 Ksi)
Tabel 1 Hasil Pengujian Tarik Pada Material Awal
3. Hasil Pengelasan
• Material : Pipa API 5L Grade X65
• Dimensi : (Outside Diameter) : 350 mm
(Inside Diameter) : 338 mm
Tebal : 12 mm
• Welder : P. Pardi
• Kampuh : Single V-groove
• Dia. Elek : 2,6 mm (1st pass), 3,2 mm & 4 mm LB 52 Kobe Steel
Temperatur Ruangan 29o C
Parameter Pengelasan Layer 1 Layer 2 Layer 3 Layer 4
Ampere (A) 75-90 90-115 90-115 115-150
Polaritas DCEP DCEP DCEP DCEP
Voltage 21-24 22-25 22-25 23-26
Diameter elektroda 2,6 mm 3,2 mm 3,2 mm 4 mm
Tabel 2. Rekaman Set Parameter Pengelasan Untuk
Specimen Las Pertama
Temperatur Ruangan 29o C
Parameter Pengelasan Layer 1 Layer 2 Layer 3 Layer 4
Ampere (A) 75-90 90-115 90-115 115-150
Polaritas DCEP DCEP DCEP DCEP
Voltage 21-24 22-25 22-25 23-26
Diameter elektroda 2,6 mm 3,2 mm 3,2 mm 4 mm
Tabel 3. Rekaman Set Parameter Pengelasan Untuk
Specimen Las Kedua
Visualisasi Hasil Pengelasan
(a) (b)
Gambar 3. Hasil Pengelasan
(a) Specimen Las Pertama (b) Specimen Las Kedua
4. Hasil Uji Tarik Material Las
No.
Code
Material
Tensile Test Result
Yield Stress
(Mpa)
Ultimate Stress
(Mpa)
1 T1 455,57 545,43
2 T2 470,41 567,01
Rata-rata 462,99 556,22
(67,15 Ksi) (80,67 Ksi)
Tabel 4. Hasil Pengujian Tarik Pada Material Las
Adapun lokasi patah dari pengujian adalah pada logaminduk, seperti pada gambar 4.
Gambar 4. Hasil uji tarik material las
5. Analisa Uji Tarik
Jenis material σ ult (Mpa)
Material awal 659,07
Material las 556,22
Tabel 5. Kekuatan tarik rata-rata σ ultimate
Kekuatan tarik material las utk hasil lasan SMAW
adalah 556,22 MPa, sedangkan kekuatan tarik
minimum dr material awal adalah 531 MPa shg
hasil lasan tersebut bs diterima krn angka tsb
msh masuk dalam acceptance criteria, yaitu
pengujian tarik dpt diterima bila kuat tarik
spesimen tdk kurang dr kekuatan tarik minimum
yg ditetapkan dr logam dasar. (ASME Sec IX)
6. Pengujian Fatigue
6.1 Hasil uji lelah material di lingkungan keringTabel 6. Hasil uji lelah material di lingkungan kering
NoTingkat
tegangan
Tegangan
σ
(ksi)
Defleksi
D
(inch)
Kode
Specimen
Umur Lelah Nf
(siklus)Rata-rata Nf Lokasi patahan
1 0,8σu 64,53 1,22
1A 7620776234
(7,62 x 104)
Weld Metal
1B 75857 Weld Metal
1C 76639 Weld Metal
2 0,7σu 56,47 1,07
2A 228173
227499
(2,27 x 105)
Weld Metal
2B 226840 Weld Metal
2C 227484 Weld Metal
3 0,5σu 40,34 0,76
3A 713765711272
(7,1 x 105)
Weld Metal
3B 708786 Weld Metal
3C 711265 Weld Metal
6.2 Hasil uji lelah material setelah pencelupan pada HCl selama 168 jam
Tabel 7 Hasil uji lelah material setelah pencelupan pada HCl selama 168 jam
NoTingkat
teg
Tegangan
σ
(ksi)
Defleksi
D
(inch)
Kode
Specimen
Umur Lelah Nf
(siklus)Rata-rata Nf Lokasi patahan
4 0,8σu 64,53 1,22
4A 2270321033
(2,1 x 104)
Weld Metal
4B 19414 Weld Metal
4C 20984 Weld Metal
5 0,7σu 56,47 1,07
5A 34860
34897
(3,49 x 104)
Weld Metal
5B 35985 Weld Metal
5C 34118 Weld Metal
6 0,5σu 40,34 0,76
6A 248475
247654
(2,47 x 105)
Weld Metal
6B 247839 Weld Metal
6C 246649 Weld Metal
6.3 Hasil uji lelah material setelah pencelupan pada HCl selama 336 jam
Tabel 8 Hasil uji lelah material setelah pencelupan pada HCl selama 336 jam
NoTingkat
teg
Tegangan
σ
(ksi)
Defleksi
D
(inch)
Kode
Specimen
Umur Lelah Nf
(siklus)Rata-rata Nf Lokasi patahan
7 0,8σu 64,53 1,22
7A 73467479
(7,47 x 103)
Weld Metal
7B 7618 Weld Metal
7C 7473 Weld Metal
8 0,7σu 56,47 1,07
8A 15758
15894
(1,59 x 104)
Weld Metal
8B 16085 Weld Metal
8C 15838 Weld Metal
9 0,5σu 40,34 0,76
9A 98864
99655
(9,9 x 104)
Weld Metal
9B 100118 Weld Metal
9C 99983 Weld Metal
6.4 Hasil uji lelah material setelah pencelupan pada HCl selama 504 jam
Tabel 9 Hasil uji lelah material setelah pencelupan pada HCl selama 504 jam
NoTingkat
teg
Tegangan
σ
(ksi)
Defleksi
D
(inch)
Kode
Specimen
Umur Lelah Nf
(siklus)Rata-rata Nf Lokasi patahan
10 0,8σu 64,53 1,22
10A 1183
1073
(1,07 x 103)
Weld Metal
10B 1076Weld Metal
10C 959Weld Metal
11 0,7σu 56,47 1,07
11A 3075
3233
(3,23 x 103)
Weld Metal
11B 3279Weld Metal
11C 3346Weld Metal
12 0,5σu 40,34 0,76
12A 12849
13805
(1,38 x104)
Weld Metal
12B 14827Weld Metal
12C 13739Weld Metal
6.5 Hasil uji lelah material setelah pencelupan pada HCl selama 672 jam
Tabel 10 Hasil uji lelah material setelah pencelupan pada HCl selama 672 jam
NoTingkat
teg
Tegangan
σ
(ksi)
Defleksi
D
(inch)
Kode
Specimen
Umur Lelah Nf
(siklus)Rata-rata Nf Lokasi patahan
13 0,8σu 64,53 1,22
13A 484
510
(5,1 x 102)
Weld Metal
13B 539Weld Metal
13C 507Weld Metal
14 0,7σu 56,47 1,07
14A 1193
1165
(9,7 x 102)
Weld Metal
14B 1027Weld Metal
14C 1274Weld Metal
15 0,5σu 40,34 0,76
15A 2919
3116
(3,1 x 103)
Weld Metal
15B 3276Weld Metal
15C 3154Weld Metal
Tabel 11. Perbandingan Umur Lelah Pada Tingkat Tegangan 0,8σu
Kondisi
Lingkunga
n
Waktu
(Jam)
Tingkat
Tegangan
Umur Lelah,
N (Cycles)
Keterangan
Kering 672 0,8σu 76234 Spesimen dalam
kondisi lingkungan
kering diletakkan
dalam ruangan
terbuka hingga 672
jam, kemudian
dilakukan uji lelah
HCl 10% 168 0,8σu 21033
HCl 10% 336 0,8σu 7479
HCl 10% 504 0,8σu 1073
HCl 10% 672 0,8σu 510
Gambar 5 Perbandingan Umur Lelah Pada Tingkat Tegangan 0,8σu
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
0.8
76234
21033
74791073 510
Um
ur
Lela
h, N
(cyc
les)
Tingkat Tegangan (σu)
Perbandingan Umur Lelah Pada Tingkat tegangan 0,8 σu
Lingkungan Kering (672 jam)
HCl10% (168 jam)
HCl 10% (336 jam)
HCl 10% (504 jam)
HCl 10% (672 jam)
Tabel 12. Perbandingan Umur Lelah Pada Tingkat Tegangan 0,7σu
Kondisi
Lingkunga
n
Waktu
(Jam)
Tingkat
Teganga
n
Umur
Lelah, N
(Cycles)
Keterangan
Kering 672 0,7σu 335753 Spesimen dalam
kondisi lingkungan
kering diletakkan
dalam ruangan terbuka
hingga 672 jam,
kemudian dilakukan
uji lelah
HCl 10% 168 0,7σu 34897
HCl 10% 336 0,7σu 15894
HCl 10% 504 0,7σu 3233
HCl 10% 672 0,7σu 1165
Gambar 6. Perbandingan Umur Lelah Pada Tingkat Tegangan 0,7σu
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
0.7
335753
3489715894
3233 1165
Um
ur
Lela
h, N
(cy
cle
s)
Tingkat Tegangan (σu)
Perbandingan Umur Lelah Pada Tingkat tegangan 0,7 σu
Lingkungan Kering (672 jam)
HCl10% (168 jam)
HCl 10% (336 jam)
HCl 10% (504 jam)
HCl 10% (672 jam)
Tabel 13. Perbandingan Umur Lelah Pada Tingkat Tegangan 0,5σu
Kondisi
Lingkunga
n
Waktu
(Jam)
Tingkat
Teganga
n
Umur
Lelah, N
(Cycles)
Keterangan
Kering 672 0,5σu 711272 Spesimen dalam
kondisi lingkungan
kering diletakkan
dalam ruangan
terbuka hingga 672
jam, kemudian
dilakukan uji lelah
HCl 10% 168 0,5σu 247654
HCl 10% 336 0,5σu 99655
HCl 10% 504 0,5σu 13805
HCl 10% 672 0,5σu 3116
Gambar 7Perbandingan Umur Lelah Pada Tingkat Tegangan 0,5σu
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
700000
800000
0.5
711272
247654
99655
13805 3116
Um
ur
Lela
h, N
(cy
cle
s)
Tingkat Tegangan (σu)
Perbandingan Umur Lelah Pada Tingkat tegangan 0,5 σu
Lingkungan Kering (672 jam)
HCl10% (168 jam)
HCl 10% (336 jam)
HCl 10% (504 jam)
HCl 10% (672 jam)
7. Pengeplotan Diagram Grafik S-N• 7.1 Kurva S-N Kondisi Lingkungan Kering Tabel 14 Umur Lelah Untuk Kondisi Lingkungan Kering
Gambar 8 Kurva S-N Kondisi Lingkungan Kering
No. Tingkat
tegangan
Tegangan σ
(ksi)
Umur
Lelah, N
(Cycles)
1 0,8σu 64,53 76234
2 0,7σu 56,47 227499
3 0,5σu 40,34 711272
log N = log A – m log Slog 635038 = 12,164 – m log 166,795,803 = 12,164 – m 2,222,22 m = 6,361m = 2,87
7.2 Kurva S-N Kondisi Pencelupan HCl 10% (168 jam)
Tabel 15. Umur Lelah Untuk Kondisi Setelah Pencelupan HCl 10% (168 jam)
Gambar 9. Kurva S-N Kondisi Pencelupan HCl 10% (168 jam)
No. Tingkat
tegangan
Tegangan σ
(ksi)
Umur Lelah, N
(Cycles)
1 0,8σu 64,53 21033
2 0,7σu 56,47 34897
3 0,5σu 40,34 247654
log N = log A – m log Slog 226621 = 11,764 – m log 166,795,355 = 11,764 – m 2,222,22 m = 6,409m = 2,88
7.3 Kurva S-N Kondisi Pencelupan HCl 10% (336 jam)
Tabel 16. Umur Lelah Untuk Kondisi Setelah Pencelupan HCl 10% (336 jam)
Gambar 10. Kurva S-N Kondisi Pencelupan HCl 10% (336 jam)
No. Tingkat
tegangan
Tegangan σ
(ksi)
Umur Lelah, N
(Cycles)
1 0,8σu 64,53 7479
2 0,7σu 56,47 15894
3 0,5σu 40,34 99655
log N = log A – m log Slog 92179 = 11,764 – m log 166,794,96 = 11,764 – m 2,222,22 m = 6,799m = 3,06
7.4 Kurva S-N Kondisi Pencelupan HCl 10% (504 jam)Tabel 17 Umur Lelah Untuk Kondisi Setelah Pencelupan HCl 10% (504 jam)
Gambar 11 Kurva S-N Kondisi Pencelupan HCl 10% (504 jam)
No. Tingkat
tegangan
Tegangan σ
(ksi)
Umur Lelah, N
(Cycles)
1 0,8σu 64,53 1073
2 0,7σu 56,47 3233
3 0,5σu 40,34 13805
log N = log A – m log Slog 12732 = 11,764 – m log 166,794,1 = 11,764 – m 2,222,22 m = 7,659m = 3,45
7.5 Kurva S-N Kondisi Pencelupan HCl 10% (672 jam)
Tabel 18. Umur Lelah Untuk Kondisi Setelah Pencelupan HCl 10% (672 jam)
Gambar 12. Kurva S-N Kondisi Pencelupan HCl 10% (672 jam)
No. Tingkat
tegangan
Tegangan σ
(ksi)
Umur Lelah, N
(Cycles)
1 0,8σu 64,53 510
2 0,7σu 56,47 1165
3 0,5σu 40,34 3116
log N = log A – m log Slog 2606 = 11,764 – m log 166,793,416 = 11,764 – m 2,222,22 m = 8,348m = 3,76
8. Foto Makro Patahan8.1 Foto Makro Patahan Material Las Pada Kondisi Lingkungan Kering
(a)
(b)
(c)
Gambar 13. Foto makro pola patahan pada kondisi lingkungan kering
(a) Material las 0,8Su; (b) Material las 0,7Su; (c) Material las 0,5Su
8.2 Foto Makro Patahan Material Las Pada Kondisi Pencelupan HCl 10%Selama 168 Jam
(a)
(b)
(c)
Gambar 14. Foto makro pola patahan pada kondisi pencelupan HCl 10% selama 168 jam
(a) Material las 0,8Su; (b) Material las 0,7Su; (c) Material las 0,5Su
8.3 Foto Makro Patahan Material Las Pada Kondisi Pencelupan HCl 10%Selama 336 Jam
(a)
(b)
(c)
Gambar 15. Foto makro pola patahan pada kondisi pencelupan HCl 10% selama 336 jam
(a) Material las 0,8Su; (b) Material las 0,7Su; (c) Material las 0,5Su
8.4 Foto Makro Patahan Material Las Pada Kondisi Pencelupan HCl 10%Selama 504 Jam
(a)
(b)
(c)
Gambar 16Foto makro pola patahan pada kondisi pencelupan HCl 10% selama 504 jam
(a) Material las 0,8Su; (b) Material las 0,7Su; (c) Material las 0,5Su
8.5 Foto Makro Patahan Material Las Pada Kondisi Pencelupan HCl 10%Selama 672 Jam
(a)
(b)
(c)
Gambar 17. Foto makro pola patahan pada kondisi pencelupan HCl 10% selama 672 jam
(a) Material las 0,8Su; (b) Material las 0,7Su; (c) Material las 0,5Su
1. Pengaruh pengelasan SMAW terhadap siklus umurlelah di lingkungan kering menjelaskan bahwa :
- Semakin besar tingkat tegangan maka semakin kecilsiklus umur lelah dari material yang diuji.
- Pada tingkat tegangan 0,7σu dan 0,8σu secaraberturut-turut terjadi penurunan siklus umur lelahsebesar 52,8% dan 89,28% dari siklus umur lelahpada tingkat tegangan 0,5σu
KESIMPULAN
2. Perbandingan pengaruh akibat lama waktupencelupan material ke dlm HCl 10% atausetara dengan salinitas air laut 36 o/oo
terhadap siklus umur lelah yaitu:
- Semakin lama waktu pencelupan makasemakin pendek siklus umur lelah rata-ratamaterial las.
- Semakin lama waktu pencelupan makakemiringan kurva SN (m) akan semakin besar.
Lanjutan Kesimpulan No. 2
- Untuk tingkat tegangan 0,8σu padapencelupan dalam HCl 10% selama 168 jam,336 jam, 504 jam dan 672 jam, terjadipenurunan siklus umur lelah rata-rataberturut-turut sebesar 72,41%, 90,19%,98,59% dan 99,33% jika dibandingkan darisiklus umur lelah rata-rata kondisi lingkungankering dengan tingkat tegangan yang sama(0,8σu)
• Untuk tingkat tegangan 0,7σu padapencelupan dalam HCl 10% selama 168 jam,336 jam, 504 jam dan 672 jam, terjadipenurunan siklus umur lelah rata-rataberturut-turut sebesar 89,6%, 95,26%, 99,04%dan 99,96% jika dibandingkan dari siklus umurlelah rata-rata kondisi lingkungan keringdengan tingkat tegangan yang sama (0,7σu).
Lanjutan Kesimpulan No. 2
• Untuk tingkat tegangan 0,5σu padapencelupan dalam HCl 10% selama 168 jam,336 jam, 504 jam dan 672 jam, terjadipenurunan siklus umur lelah rata-rataberturut-turut sebesar 65,18%, 85,99%,98,06% dan 99,56% jika dibandingkan darisiklus umur lelah rata-rata kondisi lingkungankering dengan tingkat tegangan yang sama(0,5σu)
3. Perbandingan pola patahan dari material las dilingkungan kering dan lingkungan basah denganvariasi waktu pencelupan spesimen materialdalam larutan HCl 10%, yaitu:
- Kondisi pembebanan yang rendah membentukbeachmarks yang lebih banyak, lebih rapat danhalus dibanding pada tingkat pembebanan yanglebih tinggi.
- Pengaruh waktu pencelupan dalam HCl 10%yang semakin lama akan membentukbeachmarks yang lebih sedikit, lebih renggangdan lebih kasar.
SEKIAN
TERIMA KASIH
Menurut ASME Section IX 2001, Kriteria pengujian tarikdapat diterima bila kuat tarik spesimen tidak kurang dari:
1) Kekuatan tarik minimum yang ditetapkan dari logam dasar, atau
2) Kekuatan tarik minimum yang ditetapkan dari logam dasar yang terlemah,
3) Kekuatan tarik minimum dari logam lasan, bila standar yang digunakan menentukan penggunaan logam lasan dengan kekuatan tarik yang lebih rendah daripada logam dasar pada suhu ruang.
4) Bila specimen putus pada logam dasar diluar lasan atau diluar garis fusi las, tes dinyatakan lulus dengan syarat kekuatan tarik minimum 5% lebih rendah dari kekuatan tarik minimum yang ditetapkan untuk logam dasar.
Surface Preparation
• Persiapan Material Las
Pipa Baja API 5L Grade X65:
L = 150 mm
OD = 350 mm
ID = 338 mm
Kampuh: Single V groove
- Persiapan Larutan Media Uji
Pada penelitian ini, digunakan larutan kimia asam klorida (HCl) konsentrasi 10%.Asam klorida ini nantinya digunakan untuk pencelupan spesimen material
- Persiapan Percobaan
- Spesimen pipa API 5L Grade X65
- Eletroda las AWS E-7016 dengan diameter 2,6 mm, 3,2 mm dan 4 mm
- Persiapan peralatan
Spesimen Uji Tarik
Sumber: ASTM A370, 2002
Spesimen Uji Tarik Material Awal
(a) (b)
Gambar 4.2 Pelaksanaan uji tarik
(a) Sesaat sebelum spesimen patah (b) Sesaat setelah spesimen patah
Gambar a. Penghalusan alur las Gambar b. Pemasangan Tanggem Las
Gambar c. Proses pengelasan posisi 1G
Gambar Spesimen uji tarik material las (dalam mm)
Sumber: ASME Sec. IX
Spesimen Uji Fatigue
Sumber: Apriyani, 2009
• besarnya panjang lengan spesimen (L) dihitung sebagai berikut:
L = S. b. t2/ 6.P
= 80672 X 2 X 0,122 / 6 X 50
= 7,74 inch
• Dimana : S = Tegangan Tarik (lbf/in2)
b = 2 in
t = Tebal spesimen = 0,12 in
= 3 mm
P = Load max (lbf)
• Kedalaman necking adalah 2 mm pada masing-masing sisi weld metal
Gambar a. Spesimen Uji Fatigue
Gambar c. Proses Pengujian lelah spesimen
Gambar b. Pencelupan Spesimen dalam HCl 10%
Pengujian kelelahan ini dilakukan untuk 5 kondisi spesimen, yaitu:
1. Uji lelah pada logam las pada tingkat beban 0,8σu, 0,7σu dan 0,5σu di lingkungan kering.
2. Uji lelah pada logam las pada tingkat beban 0,8σu, 0,7σu dan 0,5σu yang dicelup dalam HCl 10% selama 168 jam.
3. Uji lelah pada logam las pada tingkat beban 0,8σu, 0,7σu dan 0,5σu yang dicelup dalam HCl 10% selama 336 jam.
4. Uji lelah pada logam las pada tingkat beban 0,8σu, 0,7σu dan 0,5σu yang dicelup dalam HCl 10% selama 504 jam.
5. Uji lelah pada logam las pada tingkat beban 0,8σu, 0,7σu dan 0,5σu yang dicelup dalam HCl 10% selama 672 jam.
Pengamatan Makro