PROPOSAL TUGAS AKHIR OPERASIONAL DAN … · Rencana dan Pemeliharaan. Tujuan operasional adalah...
Transcript of PROPOSAL TUGAS AKHIR OPERASIONAL DAN … · Rencana dan Pemeliharaan. Tujuan operasional adalah...
Disusun Oleh :
NurCahyo Hairi UtomoNRP : 3111.030.061
Rheza AnggrainoNRP : 3111.030.080
Dosen Pembimbing
Ir. SaptaritaNIP : 1953090719842001
Latar BelakangD.I Wonosroyo terletak di Kabupaten Bondowoso
dengan panjang Saluran 12,676 km. Aliran air D.IWonosroyo sering dimanfaatkan masyarakat sekitarkhususnya petani untuk mengairi lahan pertanian sekitar
Di D.I Wonosroyo terdapat kerusakan saluran -saluran irigasi yang menyebabkan pengairan di daerahirigasi kurang maksimal, pembagian air yang kurangmerata, pengaturan pola tanam yang kurang.
Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara meningkatkan
intensitas tanam pada D.I Wonosroyo ?
2. Bagaimana sistem Operasional dan Pemeliharaan yang tepat untuk D.I Wonosroyo ?
3. Bagaimanakah perbandingan nilai BCR setelah menggunakan pola tanam rencana dengan pola tanam eksisting pada D.I Wonosroyo ?
Batasan MasalahBeberapa masalah yang kami bahas dalam proyek akhir ini
meliputi
Perhitungan Hidrologi
Perhitungan analisis Pola Tanam eksisting dan rencana serta
perhitungan BCR ( Benefit Cost Ratio ) rencana dan eksisting D.I
Wonosroyo
Tujuan1. Meningkatkan Intensitas
Tanam pada D.I Wonosroyo.2. Menentukan sistem
Operasional danPemeliharaan yang tepatuntuk D.I Wonosroyo.
3. Membandingkan nilai BCRsetelah menggunakan polatanam rencana dengan polatanam eksisting pada D.IWonosroyo
ManfaatUntuk meningkatkan
hasil produksi pangan dan
meningkatkan taraf hidup
masyarakat di Kabupaten
Bondowoso, khususnya
pada wilayah D.I
Wonosroyo.
Flowchart
Persiapan
Survey Lapangan
Analisa Data Eksisting
Analisa Data Rencana
Analisa Ekonomi Eksisting
Kesimpulan
SelesaiIntensitas Tanam > intensitas
Tanam Eksising
BCR Rencana >
BCR Eksisting
Pengumpulan Data
Back
TIDAK
TIDAK
YA
YA
BAB IIData Penunjang dan Tinjauan Pustaka
Data penunjang yang kami pakai dalam penyusunanTugas Akhir kami meliputi :
Data Topografi Data Luas baku sawah Data Hidrologi Data klimatologi Data Kondisis eksisting D.I Wonosroyo Data Intensitas tanam Data Kondisi bangunan Kondisi Saluran Metode Klimatologi
Metode klimatologi meliputi1. Curah hujan efektif2. Evapotranspirasi3. Perkolasi4. Kebutuhan air ditanaman ( NFR )5. Pergantian lapisan air 6. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan ( IR )7. Penggunaan konsumtif ( etc )8. Diferection requierement ( DR )9. Metode FPR ( faktor polowijo relatif )10. Pola tanam11. Perencanaan golongan12. Debit andalan
Maju
BAB IIIMETODOLOGI
1. Studi Pustaka2. Survey Lapangan3. Pengumpulan Data 4. Analisa dan Perhitungan5. Analisa Biaya6. Diagram alir
Studi Pustaka Studi pustaka yang kami lakukan antara lain membaca literatur –
literatur yang telah disusun oleh instansi terkait, serta buku – bukupenunjang
Dengan melakukan studi pustaka diharapkan dapat menentukan poin– poin penting dalam judul yang akan di bahas
Selain itu studi pustaka dibutuhkan agar dapat melaksanakan Proyekakhir dengan baik sesuai dengan tahapan – tahapan.
Survey
Survey dilakukan untuk mengenal dan
mengidentifikasi dari seluruh permasalahan yang ada di
lapangan sehingga dapat mengambil langkah – langkah
selanjutnya.
Pengumpulan DataSetelah mengidentifikasi dari permasalahan yang ada di lapangan
langkah selanjutnya adalah mencari data pendukung untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut. Data pendukung tersebut meliputi :
Peta Lokasi Data Curah hujan dan Klimatologi Data Debit intake Data Pola tanam dan Intensitas tanam Skema Jaringan dan Bangunan Irigasi Data Produksi panen per hektar Data Dana Operasi dan Pemeliharaan Tahunan
Analisa Perhitungan Analisa data secara eksisting dan rencana
Data hidrologi
Debit intake
Pola tanam dan intensitas tanam dengan DR dan LPR
Water balance eksisting dan rencana
Analisa BiayaDalam suatu pekerjaan dibutuhkan suatu analisa biaya. Pada
Proyek Akhir ini digunakan metode Benefit Cost Ratio (BCR).
Yaitu perbandingan antara nilai nilai pendapatan dengan
sebenarnya dari suatu pekerjaan. Pekerjaan tersebut layak
dilaksanakan apabila nilai BCR ≥ 1.
Back
BAB IVHASIL PERHITUNGAN
1. Curah Hujan Effektif2. Curah Hujan Effektif untuk tanaman padi3. Curah Hujan Effektif untuk tanaman polowijo4. Debit Intake rata – rata5. Evapotranspirasi6. Kebutuhan Air di Sawah ( NFR )7. Metode Klimatologi8. Metode faktor Polowijo Relatif ( FPR )
Curah hujan efektif
Curah Hujan Efektif adalah hujan yang terjadi pada suatu daerah, dandapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman
Analisa perhitungan curah hujan efektif untuk sawah digunakan 70%dari curah hujan andalan 80% dengan persaman sebgai berikut :
Re = Eff x R80Dimana :
Re = Curah hujan efektif untuk sawah (mm/hari) R80 = Curah hujan 10 harian dengan probailitas
terjadi 80% selama setahun Eff = Efektitive fracktion yang nilainya :
80% untuk padi ( dengan memakai R80 )50% untuk polowijo ( dengan memakai R80 )
• Curah Hujan Efektif untuk tanaman padiBesar curah hujan efektif untuk tanaman padi di tentukan dengan
80% dari curah hujan rata-rata tengan bulan dengan kemungkinankegagalan 20% ( dari curah hujan 80% ) . Apabila data hujan dipergunakan 10 harian, maka Re untuk tanaman jenis padi dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Re = ( R80 / 10 ) x 70%
Curah Hujan Efektif untuk tanaman polowijobesar curah hujan efektif untuk tanaman polowijo di pengaruhi
oleh besarnya tingkat evapotranspirasi dan curah hujan bulananrata-rata di daerah tersebut ( terpenuhi 50% )dengan rumus sebagai berikut :
Re = ( R80 / 10 ) x 50%
Data Debit Intake rata – rataDebit yang diperhitungkan untuk Operasional dan Pemeliharaan
pada Daerah Irigasi Wonosroyo adalah debit intake, dengan periode 10harian . Data debit intake diambil dari rata – rata 6 tahun terkahir mulaitahun 2008 – 2013. perhitungan debit rata-rata dengan rumus sebagaiberikut :
Dimana : Q rata – rata = Debit rata – rata (m3/det ) Q1, Q2, Qn = Debit tiap tahun pengamatan (m3/det)
EvapotranspirasiEvapotranspirasi dipengaruhi oleh suhu kelembaban
udara, kecepatan angin dan penyinaran matahari. Evaporasi ( Eto )dihitung berdasarkan metode penman modifikasi, denganpersamaan sebagai berikut :
PET = cEto = PET / 8.64Dimana :
PET = Potensial evapotranspirasi ( mm/hari ) Eto = Evapotranspirasi potensial ( mm/hari ) W = Faktor pembobot ea – ed = Perubahan tekanan uap air jenuh
dengan tekanan uap nyata ( m bar ) C = Faktor penyesuaian untuk mengimbangi pengaruh keadaan cuaca
siang dan malam f(u) =Fungsi kecepatan angin
Kebutuhan Air di Sawah (NFR)Kebutuhan air di sawah di pengaruhi oleh beberapa fakor berikut :
Evapotranspirasi tanaman ( Etc ) Evapotranspirasi potensial ( Eto ) Koefisien tanaman ( Kc ) Perkolasi ( P ) Curah hujan efektif ( Re ) Penggantian Lapisan Air ( WLR )
Perhitungan netto kebutuhan air untuk padi, polowijo dan tebu pada jaringanirigasi dapat di hitung dengan persamaan sebagai berikut :
NFR Padi = Etc+WLR+P-(Re padi ) NFR polowijo = Etc-Re polowijo NFR Tebu = Etc-Re TebuDimana : NFR = Kebutuhan air untuk persiapan lahan ( mm/hari ) WLR = Kebutuhan air untuk pergantian lapisan air ( mm/hari ) P = Perkolasi ( mm/hari ) Re = Curah hujan efektif ( mm/hari )
Metetode klimatologiMetode klimatologi (rencana) dibagi menjadi 3
golongan. Cara menghitung kebutuhan airmenggunakan metode klimatologi dapat di lakukandengan menentukan pola tanam dan Hasil perhitunganini bertujuan untuk mengetahui apakah debit intake ≥debit kebutuhan ( water balance ).
Metode Faktor Polowijo Relatif ( FPR )
Perhitungan di mulai dengan menggunakan luas exsistingterlebih dahulu. Digunakan 3 nilai pembanding, yaitumenggunakan FPR eksisting, dominan, minimum, dan rata – rata. Setelah diketahui berapa luas lahan yang tidak di airi, makalangkah selanjutnya merencenakan luas rencana yang tidak di airidengan debit intake. Dari luas rencana tesebut dapat di ketahuinilai FPR rencana, dominan, minimum, dan rata – rata. Kemudiandapat dihitung water balance rencana.
Back
BAB VOPERASI DAN PEMELIHARAAN
1. Operasia. Operasi Musim Hujanb. Operasi Musim kemarauc. Operasi Dam Wonosroyod. Operasi Bangunan Bagi dan Bangunan Sadap
2. Pemeliharaana. Prosedur Pemeliharaan Rutinb. Prosedur Pemeliharaan Berkala
a. Operasi Musim HujanMusim Hujan pada umumnya dimulai bulan Oktober sampai bulan April, yang
mana ketersediaan debit mulai meningkat dan akan mencapai puncak pada bulanMaret.
Tujuan Opersaional pada musim hujan untuk menjaga agar ketersediaan airtidak meluap pada saat curah hujan yang tinggi.
Tindakan selama hujan lebat, staf lapangan dan para petani pemakai air harussiaga agar pintu tersier tertutup selama debit air masih tinggi dan memeriksa tanggulsepanjang saluran.
b. Operasi Musim KemarauMusim kemarau pada Daerah Irigasi Wonosroyo terjadi pada bulan Mei
sampai bulan September, ketersediaan air pada umumnya akan mulai menurun danakan mencapai debit minimum pada bulan Agustus sampai bulan September
Operasional pada musim kemarau berdasarkan perhitungan dan perencanaanpola tanam yang menggunakan debit andalan pada Daerah Irigasi Wonosroyo
c. Operasi Dam WonosroyoKegiatan Operasi dan Pemeliharan Dam Wonosroyo merupakan suatu
kegiatan yang paling penting, agar Dam dapat berfungsi secara normal,sehingga memberikan manfaat yang sesuai dengan rencana teknisnya. Tujuandari Operasi Dam Wonosroyo ini adalah untuk mengalokasikan dan mengatursumber air untuk secara optimum
d. Operasi Bangunan Bagi dan Bangunan SadapOperasional bangunan bagi dan bangunan sadap adalah sebagai berikut:
Dalam pemberian air sebelum diadakan pengaturan,tampungan harusbetul-betul terisi dengan air. Setelah air dalam keadaan stabil, makabarulah diadakan pengaturan pintu sesuai dengan debit yang dibutuhkan
Operasional pintu disesuaikan dengan kebutuhan air tanaman berdasarkanperhitungan dan jika terjadi perubahan kebutuhan yang cukup besar makaoperasiaonal pintu hendaknya disesuaikan.
Rencana dan PemeliharaanTujuan operasional adalah kemudahan dalam system pengoperasian untuk
mencapai hasil yang maksimal dengan biaya yang kecil yang dapat di jangkau,tujuannya adalah untuk mempertahankan system pengairan dalam kondisioperasional yang baik dan juga untuk memperpanjang umur dari bangunan tersebut.a. Prosedur Pemeliharaan Rutin
Ruang lingkup pekerja pemeliharaan rutin adalah sebagai berikut : Perbaikan tanggul Galian lumpur / membuang sedimen Pembersihan tumbuhan yang mengganggu pada kelancaran air pada saluran Perbaikan kerusakan ringan pada bangunan dan saluran Pelumasan ulir – ulir pintu Pengecetan kembali
b. Prosedur Pemeliharaan BerkalaKegiatan berkala ini bukan merupakan kegiatan yang tetap dan teratur, namun
tergantung pada kondisi saluran dan bangunan pada saat itu, misalnya penurunanelevasi tanggul, penumpukan sedimen pada saluran primer atau sekunder yangberpengaruhi langsung pada system jaringan utama
Back
BAB VIORGANISASI DAN PERSONALIA
1. Organisasi pelaksanaan operasi dan Pemeliharaan
2. Pegawai yang telah tersedia
3. Pembagian tugas staf Lapangan
4. Pembagian tugas di UPTD Wonosroyo
5. Himpunan Petani Pemakai Air ( HIPPA )
6. Keanggotaan HIPPA
7. Tugas HIPPA
1. Organisasi pelaksanaan operasi dan Pemeliharaan
Dalam mencapai Operasi dan Pemeliharaan yang optimal tentunya dibutuhkanSumber Daya Manusia yang memadai. Untuk menunjang kinerja Sumber DayaManusia tersebut, diperlukan adanya fasilitas, serta peralatan operasi danpemeliharaan yang mencukupi.
2. Pegawai yang telah tersedia
Tenaga Operasi dan Pemeliharaan untuk kantor pengamat pengairan DaerahWonosari yang masuk wilayah Daerah Irigasi Wonosroyo, harus memiliki staf tatausaha, staf Operasi dan staf Pemeliharaan, serta ditambah dengan tenaga lapangan,seperti Juru Pengairan, PPA, dan Pekarya.
3. Pembagian tugas staf Lapangan
Staf lapangan dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :Penjaga Pintu Air, Penjaga Bendung danPekarya
4. Pembagian Tugas di UPTD Pengamat Wonosroyo
Dalam membantu pengoperasian yang optimal pengamat
Wonosroyo, di perlukan beberapa staf pada kantor UPTD ( Unit
Pelayanan Teknis Daerah ).
Tugas Kepala UPTD
Tugas staf Operasi
Tugas staf administrasi
Tugas staf pemeliharaan
Tugas juru pengairan
5. Himpunan Petani Pemakai Air ( HIPPA )Himpunan Petani Pemakai Air ( HIPPA ) adalah himpunan dari
petani atau kelompok yang mengelola air irigasi dan jaringan irigasidalam blok – blok tersier. Himpunan petani pemakai air merupakanorganisasi sosial yang memiliki badan hukum dan tidak berada di bawahorganisasi lainnya.
Susunan pengurus HIPPA berdasarkan surat keputusan guberburkepala daerah tingkat I provinsi jawa timur nomor 77 tahun 1955 adalahsebagai berikut :
Ketua Sekretaris Bendahara Bagian teknik / pelaksana teknik Ketua blok / kelompok
6. Keanggotaan HIPPA Anggota HIPPA adalah petani yang mendapat manfaat langsung dari pelayanan air
irigasi pada jaringan tersier keanggotaan HIPPA/Gabungan HIPPA meliputi : Pemilik tanah Pemilik penggarap tanah Penggarap tanah Kepala desa dan perangkat desa Pemakaian air irigasi lainnya
7. Tugas HIPPA Berikut ini merupakan beberapa tugas HIPPA secara umum :
Mengelola air dan jaringan irigasi di dalam blok jaringan irigasi. Membangun, merehabilitasi dan memelihara jaringan irigasi. Menentukan dan mengatur iuran dari para anggotanya yang merupakan
hasil panen atau tenaga untuk membiayai kegiatan operasi danpemeliharaan irigasi.
Membimbing dan mengawasi para anggotanya agar memenuhi segalaperaturan yang ada hubungannya dengan irigasi.
Menerima asset dari pemerintah yang berupa jaringan irigasi .Back
BAB VIIAnalisa Ekonomi
1. Biaya Produksi Tanaman2. Perhitungan Biaya Produksi tiap masa tanam ( Eksisting
dan Rencana )3. Perhitungan benefit Produksi tiap masa tanam ( Eksisting
dan Rencana )4. Biaya Operasi dan Pemeliharaan ( Eksisting dan Rencana )5. Perhitungan Benefit Cost Ratio ( BCR )
( Eksisting dan Rencana )
1. Biaya Produksi TanamanBerdasarkan Pola Tanam yang direncanakan, maka biaya analisa
untuk masing – masing tanaman dapat dihitung. Biaya tersebut meliputibiaya sarana produksi dan biaya tenaga kerja.
2. Perhitungan biaya produksi Tiap Masa Tanam( Eksisting ) dan ( Rencana )Perhitungan biaya tiap masa tanam di perlukan untuk mengetahui
total biaya produksi dari Musim Tanam I sampai Musim Tanam III.
3. Perhitungan Benefit produksi tiap tanam( Eksisting ) dan ( Rencana )Perhitungan Benefit digunakan untuk mengetahui seberapa besar
keuntungan yang didapat petani pada tiap Musim Tanam panennya
4. Biaya Operasional dan Pemeliharaan ( Eksisting ) dan( Rencana )Biaya Operasional dan Pemeliharaan untuk Daerah Irigasi Wonosroyo
dianggarkan rutin tiap bulan dan tiap tahun dengan persetujuan dinaspekerjaan umum Kabupaten Bondowoso.
Diketahui biaya Operasional dan Pemeliharaan daerah irigasiWonosroyo Rp 61.369.200,00 untuk satu tahun . sedangkan biayaOperasional dan Pemeliharaan tiap 4 bulan dapat dicari dengan cara :
= Rp 20.456.400,00Perhitungan Biaya Operasional dan Pemeliharaan Eksisting dapat
dilihat dalam Tabel 7.7 sampai Tabel 7.13
5. Perhutingan Benefit Cost Ratio BCR ( Eksisting ) dan( rencana )
Benefit Cost Ratio ( BCR) adalah perbandingan antara keuntungan danpembiayaan dari suatu proyek yang akan dilaksanakan. Suatu proyek layak dilaksanakanapabila nilai BCR sama atau lebih besar dari satu,atau dengan rumus :
Sedangkan dalam perhitungan BCR ini , modal awal yang digunakan didapat daripinjaman ke Bank. Untuk mengembalikan pinjaman modal tersebut,
Dimana : A = pembayaran seri merata angsuran P = Jumlah uang sekarang I = Suku bunga tiap periode n = Jangka waktu angsuran
Back
1. KesimpulanIntensitas Tanam Daerah Irigasi Wonosroyo yang mula – mula 276 %
meningkat menjadi 300% itu di karnakan pola tanam yang semula Padi –Padi – Polowijo di D.I Wonosroyo kita rencanakan menjadi Padi – Polowijo– Polowijo. Sedangkan BCR rencana yang kami perhitungkan lebih besardari BCR eksisting maka BCR rencana kita dapat memenuhi syarat yangsudah di tetap kan yaitu BCR rencana hasilnya > 1
2. Saran Peningkatan pembinaan pada HIPPA agar pengolahan air ditingkat Desa
dapat dilaksanakan dengan baik. Perlu meningkatkan pengetahuan atau keterampilan para petugas
lapangan khususnya para juru pengairan. Petani harus disiplin dalam melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan
tentang Pengolahan Air dan Pola Tanam yang direncanakan sedangkanbibit yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan air.
Dengan adanya perencanaan Pola Tanam diharapkan usaha Pemerintahuntuk meningkatkan produksi pangan khususnya beras, jagung dantebudapat tercapai melalui kegiatan Operasi dan Pemeliharaan .
Curah Hujan Efektif
Repadi = 0,7 x R80
Retebu = 0,6 x R80
Repalawija = 0,5 x R80
Dimana : Re = Curah hujan efektif ( mm / hari )R80 = Curah hujan harian dengan
probabilitas 80% selamasetahun
( Departemen PU,1986. KP 01 Lampiran 2 : 36 )
Evapotranspirasi Eto = c [ W x Rn + ( 1 – W ) x f(u) x ( ea – ed )
Dimana : Eto = Evaporasi potensial ( mm / hari )
W = Bobot faktor
Rn = Radial Netto
(ea – ed ) = m Perubahan tekanan air jenuh
dengan kekuatan uap
c = Faktor penyesuaian untuk
mengimbangi
f(u) = Fungsi kecepatan angin
( Departemen PU,2010. KP 01 Lampiran 2 : 33 )
Perkolasi Kehilangan air akibat pergerakan air tanah ini yang disebabkan penurunan
air secara gravitasi kedalam tanah untuk sawah. Gejala ini merupakan
peristiwa perkolasi atau rembesan, sedangkan untuk palawija gejala ini
merupakan penurunan akibat muka air lebih renadah dari permukaan akar
(Departemen PU, 1986. KP 01 Lampiran 2 : 36).
Kebutuhan Air di Tanaman (NFR)NFR padi = LP + Etcrop + WLR + P – Re padiNRF palawija = Etcrop – Re palawijaNFR tebu = Etcrop – Re tebu
Dimana NFR padi, palawija,tebu = kebutuhan air untuk persiapan lahan(mm / hari)
LP = kebutuhan air untuk konsumtif tanah(mm / hari)
WLR = kebutuhan air untuk pergantian lapisanair
P = perkolasiRe = curah hujan efektif (mm / hari)Etcrop = kebutuhan air untuk tanaman
(Departemen PU, 1986. KP 01 Lampiran 2 : 49 - 55)
Pergantian lapisan airPergantian lapisan air dilakukan pada sistem budaya padi,
penggantian lapisan air dialkukan dua kali masing – masing 50
mm (2,5 mm/hari sebulan )selama 20 hari pada sebulan dan
dua bulan setelah pergantian tanaman
(Departemen PU, 1986. KP 01 Lampiran 2 : 36)
Kebutuhan Air Untuk Penyiapan Lahan (IR)perhitungan kebutuhan air irigasi unutk penyiapan lahan dapat digunakan
metode yang dikembangkan oleh Van De Goor dan Zijlstra
, M = Eo + P , k =M x T/S
DenganIR = kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan
(mm/hari)M = kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat
evaporasi dan perkolasi di sawah yang telah dijenuhkanEo = 1,1 x EtoP = perkolasi(mm/hari)T = jangka waktu penyiapan lahanS = kebutuhan air untuk penjenuhan
((Departemen PU, 1986. KP 01 Lampiran 2 : 31).
Penggunaan Konsumtif (Etc)
Etc = Kc x Eto
Dimana
Etc = kebutuhan air untuk tanaman (mm/hari)
Eto = evapotranspirasi potensial (mm / hari)
Kc = koefisien tanaman
(Departemen PU, 1986. KP 01 Lampiran 2 : 32 - 35
Metode FPR (Faktor Palawija Relatif )
Dimana :
FPR = faktor palawija relatif (lt/dt/ha)
Q = debit intake yang masuk (lt/dt)
LPR = luas palawija relatif (ha)
Besarnya koefisien perbandingan kebutuhan air per hektar adalah sebagai berikut :
Padi = 4
Palawija = 1
Tebu = 1,5
Diferection Requirement (DR)
Dimana:
DR = kebutuhan air irigasi (lt/dt/ha)
e = efisiensi saluran (primer = 0,9
; sekunder dan tersier = 0,8)
NFR = kebutuhan air di sawah
(Departemen PU, 1986. KP penunjang :23).
Pola TanamHal – hal yang diperlukan dalam perencanaan suatu pola tanam
adalah :
Pola tanam harus membawa keuntungan semaksimal mungkin
untuk petani
Pola tanam harus bisa mengoptimalkan pemakaian air dari sumber
air yang tersedia
Pola tanam harus praktis berdasarkan kemampuan yang ada seperti
tenaga kerja dan keadaan tanah
Perencanaan Golongan
Perencanaan golongan dilakukan agar kebutuhan pengambilan
puncak dapat dikurangi, maka areal irigasi harus dibagi – bagi menjadi
dua atau tiga golongan (daerah irigasi). Langkah ini ditempuh dengan
alasan tidak mencukupinya kebutuhan air apabila dilakukan
penanaman secara serentak atau bisa juga dengan asumsi apabila tidak
turun hujan selama beberapa masa kedepan.
Debit AndalanDebit andalan merupakan debit yang berasal dari suatu
sumber (contohnya sungai atau danau) yang nantinya akandisadap untuk keperluan irigasi saat kemarau. Misalnyaditetapkan debit andalan 80%, disini dimaksudkan bahwakemungkinan terjadi 80%, dengan 20 % resiko untuk tidakterjadi