Proposal Tesis Asmi Yuriana Dewi Bab i Dan 21

37
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS WEB DI KELAS X SMAN 1 SIJUNJUNG PROPOSAL TESIS Oleh : ASMI YURIANA DEWI NIM 51996/2009 Pembimbing I Pembimbing II Dr.H. Muliyardi, M.Pd Prof. Dr. Hj. Elisna

Transcript of Proposal Tesis Asmi Yuriana Dewi Bab i Dan 21

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BERBASIS WEB DI KELAS X SMAN 1 SIJUNJUNG

PROPOSAL TESIS

Oleh :

ASMI YURIANA DEWI

NIM 51996/2009

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.H. Muliyardi, M.Pd Prof. Dr. Hj. Elisna

KONSENTRASI PENDIDIKAN MATEMATIKAJURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2010

BAB I

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat,

terutama teknologi internet mempengaruhi semua aspek kehidupan.

Teknologi internet menjadi teknologi tepat guna dengan fasilitas seperti

sumber informasi dan data yang dapat diakses secara cepat, berkomunikasi

dengan cepat tanpa batasan jarak, bahkan memberikan kemudahan

bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu

pergi menuju ke tempat penjualan. Internet menjadi pusat layanan penting

termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satu bentuk penerapan pemanfaatan

teknologi dibidang pendidikan adalah penerimaan siswa baru dengan sistem

online. Selain itu, kebijakan pemerintah dengan menetapkan Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib

di sekolah menjadi pendukung agar sekolah memanfaatkan teknologi.

Teknologi internet dapat dijadikan sumber belajar dan media pembelajaran.

Pemanfaatan teknologi internet dalam pembelajaran belumlah optimal.

Hal ini terlihat, masih sedikitnya sekolah yang telah memanfaatkan internet

sebagai media pembelajaran, padahal sekolah tersebut telah memiliki jaringan

internet. Kondisi ini disebabkan kebanyakan guru belum menguasai teknologi

internet. Hal ini juga terlihat pada situs-situs pembelajaran yang ada di

internet, misalnya www.invir.com dan www.edukasi.net. Situs tersebut belum

dikemas untuk pembelajaran yang siap digunakan siswa dan umumnya

menjual produk pendidikan seperti software pembelajaran dan bank soal.

Namun, ada juga situs yang menyajikan bahan ajar tetapi masih terbatas,

belum interaktif dan kurang dikelola dengan baik sehingga tidak lagi update.

Masih sedikitnya bahan ajar yang bisa dimanfaatkan siswa mengakibatkan

belum optimalnya pemanfaatan internet oleh siswa.

Disisi lain, belum optimalnya pemanfaatan internet untuk proses

pembelajaran ini berdampak negatif terhadap siswa. Apalagi dengan

2

banyaknya jejaring sosial diinternet seperti facebook ,friendster, twitter yang

sangat diminati oleh siswa yang dapat diakses melalui komputer, laptop

maupun handphone kapan saja dan di mana saja. Kegiatan tersebut tidak lagi

menjadi rutinitas tetapi menjadi kebutuhan siswa.

Siswa menghabiskan waktu untuk membuka situs jejaring sosial

sehingga waktu untuk belajar semakin terabaikan. Kebanyakan siswa ke

warung internet (WarNet) tiap hari dengan tujuan yang tidak jelas. Untuk itu

perlunya inovasi pembelajaran yang memanfaatkan internet sehingga

pembelajaran dapat diminati oleh siswa seperti situs jejaring sosial. Guru

diharapkan dapat menggunakan teknologi internet karena dapat menjadi

alternatif dalam mendesain pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan

variatif.

Dengan adanya kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam

Permendik-Nas No. 78 tahun 2009 tentang kategori sekolah yaitu: Sekolah

Standar Nasional (SSN), Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), dan

Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang mengharuskan tenaga pendidik

memfasilitasi pembelajaran dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Untuk itu pembelajaran perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi

internet, agar tujuan kebijakan tersebut berjalan sesuai sasarannya.

Pembelajaran menjadi titik tolak dalam pengoptimalan pemanfaatan internet.

Guru dituntut menguasai Information Communication Technology (ICT) dan

mengaplikasikannya menjadi pengembangan desain pembelajaran berbasis

internet, termasuk pada pembelajaran matematika.

Matematika sebagai ilmu dasar merupakan suatu alasan pembelajaran

matematika dikemas sebaik mungkin agar mudah dipahami siswa. Siswa

diharapkan dapat memahami hubungan matematika dengan berbagai bidang

ilmu lain. Erman Suherman (2004) menyatakan bahwa tujuan umum

pembelajaran matematika dituangkan dalam Garis-Garis Besar Program

Pengajaran (GBPP) matematika yaitu mempersiapkan siswa agar sanggup

menghadapi perkembangan dunia dengan adanya dasar pemikiran secara logis,

rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien. Tujuan pembelajaran

3

matematika sebagai pembentukan sifat, pola berpikir kritis dan kreatif tersebut

menuntut siswa mengikuti perkembangan kehidupan dan teknologi.

Belum terwujudnya tujuan pembelajaran matematika menggeser

paradigma matematika dari proses menjadi hasil. Siswa tidak lagi memaknai

pembelajaran tetapi hanya tertuju terhadap nilai yang diperolehnya. Selain itu,

pembelajaran terpusat pada guru dengan siswa cenderung sebagai objek dan

guru sebagai subjek sehingga pola berpikir kritis siswa kurang terasah dan

kurangnya motivasi belajar siswa, untuk itu perlunya pembaharuan

pembelajaran untuk merangsang motivasi belajar siswa.

Sebuah inovasi pembelajaran matematika dengan memanfaatkan

teknologi komputer dan internet akan memberikan suasana berbeda terhadap

persepsi siswa terhadap permbelajaran matematika. Perpaduan matematika

dengan teknologi komputer dan internet akan menggeser pembelajaran

matematika yang monoton menjadi pembelajaran yang variatif. Pembelajaran

matematika yang membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan.

Pembelajaran yang cenderung terpusat pada guru menjadi pembelajaran yang

interaktif. Kondisi tersebut juga didukung oleh kebetahan dan ketertarikan

siswa mengoperasikan komputer dan internet. Dengan adanya ketertarikan

siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika menggunakan media

komputer dan internet ini akan meningkatkan motivasi belajar siswa.

Pembelajaran matematika mamanfaatkan komputer dan internet yang

lebih dikenal dengan berbasis web merupakan wujud dari pembelajaran e-

learning (electronic Learning). Darin E. Hartley dalam Puranti (2001),

menyatakan: “e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang

memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan

media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain”. Lebih lanjut

Thompson, Ganxglass dan Simon dalam Fitra Mayasari (2009) menjelaskan,

"E-learning is instructional content or learning experiences delivered or

enabled by electronic technology". Pembelajaran matematika berbasis web

akan mempunyai kelebihan yang dapat memberikan fleksibilitas, interaktifitas,

kecepatan dan visualisasi dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang

4

melibatkan semua indra siswa membuat pembelajaran menjadi bermakna

karena siswa berinteraksi dengan sumber dan media belajar.

Dale (dalam Azhar Arsyad, 2006) memperkirakan bahwa hasil belajar

seseorang yang diperoleh melalui indra pandang berkisar 75%, melalui indra

dengar sekitar 13%, dan indra lainnya sekitar 12%. Sementara itu, De Porter

(dalam Suryawirawan, 2009) mengungkapkan manusia bisa menyerap suatu

materi sebanyak 70% dari apa yang dikerjakan, 50% dari apa yang didengar

dan dilihat (audio visual), sedangkan manusia mampu menyerap dari apa yang

dilihat hanya 30%, dari yang didengar hanya 20%, dan dari yang dibaca hanya

10%. Dengan demikian, pembelajaran matematika berbasis web diharapkan

dapat mengoptimalkan indra siswa, bersifat interaktif, menarik, dan dapat

diakses kapan saja tidak dibatasi oleh waktu dan tempat.

SMAN 1 Sijunjung sebagai sekolah RSBI menuntut guru bisa

menyajikan materi pelajaran termasuk matematika dengan menggunakan

multimedia dan internet. Selain itu, SMAN 1 Sijunjung sebagai sekolah

unggul kabupaten memiliki siswa yang telah melewati tes dan penjaringan

khusus pada pendaftaran siswa baru sehinggga secara umum siswa telah bisa

mengoperasikan komputer dan internet. Pembelajaran berbasis internet

menjadi alternatif peralihan dampak negatif internet menjadi dampak positif

dari pengoptimalan pemanfaatan internet.

Pembelajaran matematika interaktif berbasis web merupakan

pembelajaran matematika menggunakan media internet yang

mengkombinasikan dua atau lebih media. Pengembangan pembelajaran

matematika interaktif berbasis web menjadi inovasi pembelajaran untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa. Pada pelaksanaannya siswa mengakses

web pembelajaran matematika yang telah dirancang dengan berbagai layanan

seperti: materi pelajaran, contoh soal, latihan, kuis. Web pembelajaran tersebut

juga dilengkapi dengan sistem informasi seperti hasil pembelajaran terdiri dari

: nilai tugas, nilai kuis, nilai ulangan harian, dan nilai akhir yang dapat diakses

secara online. Hal ini akan memudahkan siswa untuk mengetahui hasil tes

5

belajar dan mengikuti program remedial atau pengayaan sesuai batas waktu

yang telah ditetapkan.

Selain itu, web pembelajaran memiliki ruang komunikasi antara guru

dengan siswa dan siswa dengan siswa agar terjadinya interaksi yang baik.

Ruang ini memungkinkan tanya jawab guru dengan siswa maupun siswa

dengan siswa mengenai materi yang dipelajari atau kesulitan yang dialami

siswa. Konsultasi antara guru dengan siswapun dapat berjalan baik tanpa

batasan jarak dan waktu seperti jejaring sosial yang siswa gemari. Kondisi ini

diharapkan mengalihkan dampak negatif pemanfaatan teknologi internet bagi

siswa.

Berdasarkan hal yang dikemukakan tersebut, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang pengembangan pembelajaran berbasis web pada

pembelajaran matematika dengan judul:

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Web di

Kelas X SMAN 1 Sijunjung.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Bahan ajar matematika yang ada di internet masih terbatas.

2. Situs pembelajaran matematika yang ada di internet masih sedikit.

3. Pembelajaran matematika kurang bervariasi dan masih terpusat pada guru

(teacher_centered)

4. Motivasi belajar matematika siswa yang rendah.

5. Internet telah dikonsumsi siswa tetapi belum dimanfaatkan guru untuk

pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, maka masalah-masalah

yang dibahas dalam penelitian ini hanya difokuskan pada proses

6

pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis web pada

pembelajaran matematika di kelas X SMAN 1 Sijunjung.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimanakah mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis web yang

valid, praktis dan efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada

pembelajaran matematika di kelas X SMAN 1 Sijunjung.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian yang akan diteliti, maka

penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bentuk perangkat pembelajaran

matematika berbasis web yang valid, praktis dan efektif.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai:

1. Inovasi terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan

pembelajaran matematika berbasis web untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa.

2. Pembelajaran matematika berbasis web diharapkan sebagai alternatif

belajar bagi siswa, baik secara mandiri maupun kooperatif.

3. Bahan informasi untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dari

permasalahan penelitian ini, bagi penelitian selanjutnya.

G. Spesifikasi Produk

Produk yang diharapkan dari penelitian ini adalah perangkat

pembelajaran matematika berbasis web. Spesifikasi perangkat pembelajaran

matematika berbasis web ini adalah :

7

1. Pembelajaran matematika berbasis web akan menyajikan materi

trigonometri dalam bentuk software pembelajaran dan dilengkapi contoh

soal.

2. Pembelajaran matematika berbasis web berisi soal-soal untuk latihan,

kuis.

3. Pembelajaran matematika berbasis web dilengkapi sistem informasi,

seperti informasi penilaian

4. Pembelajaran matematika berbasis web memberikan ruang tanya jawab

dan diskusi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis web yang berisi

kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran dan

skenario pembelajaran yang dirancang dengan jelas sesuai dengan

pembelajaran berbasis web.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakekat Pembelajaran Matematika

8

Pembelajaran merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks

dan sistematis. Dalam peristiwa tersebut terjadi interaksi guru dan siswa

dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang menjadi kebiasaan bagi

siswa yang bersangkutan. Guru berperan sebagai pengajar dan siswa

sebagai pelajar. Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang terjadi

bersamaan, tetapi memiliki makna yang berbeda, sebagaimana yang

diungkapkan Suherman (2003) bahwa “Peristiwa mengajar selalu disertai

dengan peristiwa belajar, ada guru yang mengajar maka ada pula siswa

yang belajar. Namun, ada siswa yang belajar belum tentu ada guru yang

mengajar, sebab belajar bisa dilakukan sendiri.”

Nurhakim (2007) menjelaskan strategi pembelajaran yang meliputi

pengajaran diskusi, membaca, penugasan, presentasi dan evaluasi

keterlaksanaannya tergantung kepada 3 dasar komunikasi yaitu :

komunikasi antara pengajar dan peserta didik, komunikasi antara peserta

didik dengan sumber belajar dan komunikasi antara sesama peserta didik.

Dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran efektif dan

optimal apabila ketiga komunikasi tersebut telah terselenggara dengan

seimbang.

Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20

tahun 2003 mengatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa

dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Dalam

artian pembelajaran merupakan proses belajar yang diciptakan guru

dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa sehingga

kemampuan berfikir juga meningkat. Tidak hanya itu, proses belajar

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan

baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi

pelajaran.

Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu: Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang

9

diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.

(Syaiful Sagala, 2003)

Dalam petunjuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika

dijelaskan oleh Suherman (2003) bahwa penerapan strategi dalam

pembelajaran matematika bertitik tolak pada dua hal yaitu: optimalisasi

interaksi semua unsur pembelajaran dan optimalisasi keterlibatan seluruh

indra siswa. Oleh sebab itu guru dituntut mengolah bahan ajar sedemikian

rupa hingga melibatkan semua indra siswa secara optimal. Max A Sobel

dan Evan Maletsky (2004) mengatakan ketrampilan seni mengajar penting

untuk memotivasi belajar siswa. Kebanyakan guru mempunyai trik sendiri

dalam mengajar, akan tetapi guru yang yang cermat selalu mencari ide dan

teknik baru yang tepat agar siswa senang terhadap matematika.

Selain itu, kreativitas guru sangat berperan dalam mengembangkan

model-model pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa serta

sarana dan prasarana yang ada. “Demi peningkatan optimalisasi interaksi

dalam pembelajaran matematika, untuk pokok bahasan/sub pokok bahasan

tertentu mungkin dapat dicapai dengan pendekatan penemuan, pemecahan

masalah, atau penyelidikan” (Suherman, 2003). Lebih lanjut Suherman

menjelaskan karakteristik pembelajaran matematika di sekolah, antara

lain:

a. Pembelajaran matematika adalah berjenjang (bertahap). Materi

matematika dimulai dari yang konkrit ke hal yang abstrak, dari

konsep yang mudah ke konsep yang lebih sulit.

b. Pembelajaran matematika mengikuti pola spiral. Dalam

memperkenalkan konsep matematika baru selalu dikaitkan

dengan konsep yang telah dipelajari sebelumnya.

c. Pembelajaran matematika menekankan pola deduktif.

Matematika tersusun secara deduktif aksiomatik. Pembelajaran

tetap dikondisikan dengan siswa yang diajar. Misalnya

pembelajaran matematika di SMP belum seluruhnya

10

menggunakan pendekatan deduktif tapi masih campur dengan

induktif.

d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.

Kebenaran-kebenaran dalam matematika merupakan kebenaran

konsistensi, tidak ada pertentangan kebenaran suatu konsep

dengan konsep yang lainnya.

Berdasarkan karakteristik pembelajaran matematika tersebut

pembelajaran matematika pada pendidikan menengah berbeda dengan

pembelajaran matematika pada pendidikan dasar. Penyajian matematika

pada pendidikan menengah berbeda dengan cara penyajian matematika

pada pendidikan dasar. Hal ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan

berpikir siswa. Pada jenjang pendidikan menengah pola berpikir siswa

sudah mengarah pada ketrampilan proses dengan pola deduktif, sedangkan

pada pendidikan dasar ketrampilan berpikir siswa masih pola induktif.

2. Internet

Internet merupakan jaringan informasi terluas saat ini. Melalui

internet dapat diakses informasi secara cepat, akurat dan tidak dibatasi

jarak. Pengguna internet dapat mengetahui kejadian di suatu tempat dan

pada waktu yang sama meskipun tidak berada di tempat tersebut.

Simarmata (2009) mengemukakan bahwa internet merupakan kumpulan

dari jutaan komputer. Penggunaan internet memungkinkan kita

memperoleh informasi dari kumpulan komputer tersebut dengan syarat

pemilik komputer memberikan izin akses. Fadli (2009) mengatakan bahwa

internet adalah jaringan komputer yang saling terhubung ke seluruh dunia

tanpa mengenal batas teritorial, hukum dan budaya.

“Internet adalah jaringan informasi komputer mancanegara yang

berkembang sangat pesat dan pada saat ini dapat dikatakan sebagai

jaringan informasi terbesar di dunia, sehingga sudah seharusnya para

profesional mengenal manfaat apa yang dapat diperoleh melalui jaringan

ini.” (Sanjaya, 1995). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan

internet sangat berperan dalam sistem informasi dan komunikasi saat ini.

11

Internet memberikan kesempatan untuk mendapatkan informasi secara

cepat dan tidak terbatas. Perkembangan teknologi internet akan berdampak

pada semua bidang termasuk bidang pendidikan.

Berbagai aplikasi internet dapat digunakan sebagai layanan

informasi, apalagi dengan bermunculannya situs-situs baru yang

memberikan peluang kepada setiap orang untuk memanfaatkan aplikasi

dari internet untuk dunia kerja, dunia usaha dan pribadi. Aplikasi paling

popular yang digunakan dalam internet adalah World Wide Web yang

lebih dikenal dengan www atau web. Simarmata (2009) mengatakan web

merupakan sebuah sistem informasi yang disajikan dalam bentuk teks,

gambar, suara, dan lain-lain yang tersimpan dalam server web internet.

Dengan demikian, web adalah bagian dari internet.

3. Website

Secara terminologi, website adalah kumpulan dari halaman-

halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau

subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di

Internet. Sebuah halaman web adalah dokumen yang ditulis dalam format

HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu bisa diakses

melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari server

website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser.

Semua publikasi dari website-website tersebut dapat membentuk sebuah

jaringan informasi yang sangat besar.

Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui sebuah

URL yang biasa disebut Homepage. URL ini mengatur halaman-halaman

situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun hyperlink-hyperlink yang

ada di halaman tersebut mengatur para pembaca dan memberitahu mereka

sususan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan.

Hartanto dan Purbo dalam Fadli (2009) menjelaskan bahwa hal

yang perlu diperhatikan sebelum seseorang memilih website sebagai media

pembelajaran, antara lain: (1) Analisis kebutuhan (need analysis) untuk

12

melihat kelayakan baik secara teknis, ekonomis dan sosial, (2) Rancangan

instruksional yang berisi tentang materi, bahan ajar/kurikulum, (3)

Evaluasi yang dilaksanakan sebelum program dimulai, (4) ketersediaan

jaringan internet, listrik, telpon, dan lainnya untuk mengakses website, (5)

Ketersediaan software (6) Masalah dampak terhadap kurikulum yang ada,

dan (7) Masalah skill dan knowledge. Berdasarkan hal tersebut pemilihan

media website perlu ditelah terlebih dahulu sesuai dengan sarana,

prasarana dan faktor-faktor pendukung lainnya.

Beberapa website membutuhkan subskripsi (data masukan) agar

para user bisa mengakses sebagian atau keseluruhan isi website tersebut.

Contohnya, ada beberapa situs-situs bisnis, situs-situs e-mail gratisan,

yang membutuhkan subkripsi agar bisa mengakses situs tersebut.

4. Flash

Adobe Flash (dahulu bernama Macromedia Flash) adalah salah

satu perangkat lunak komputer yang merupakan produk unggulan Adobe

Systems. Adobe Flash digunakan untuk membuat gambar vektor maupun

animasi gambar tersebut. Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini

mempunyai file extension .swf dan dapat diputar di penjelajah web yang

telah dipasangi Adobe Flash Player. Flash menggunakan bahasa

pemrograman bernama ActionScript yang muncul pertama kalinya pada

Flash 5.

Sebelum tahun 2005, Flash dirilis oleh Macromedia. Flash 1.0

diluncurkan pada tahun 1996 setelah Macromedia membeli program

animasi vektor bernama FutureSplash. Versi terakhir yang diluncurkan

di pasaran dengan menggunakan nama 'Macromedia' adalah Macromedia

Flash 8. Pada tanggal 3 Desember 2005 Adobe Systems mengakui sisi

Macromedia dan seluruh produknya, sehingga nama Macromedia Flash

berubah menjadi Adobe Flash.

13

Adobe Flash merupakan sebuah program yang didesain khusus

oleh Adobe dan program aplikasi standar authoring tool professional

yang digunakan untuk membuat animasi dan bitmap yang sangat

menarik untuk keperluan pembangunan situs web yang interaktif dan

dinamis. Flash didesain dengan kemampuan untuk membuat animasi 2

dimensi yang handal dan ringan sehingga flash banyak digunakan untuk

membangun dan memberikan efek animasi pada website, CD Interaktif

dan yang lainnya. Selain itu aplikasi ini juga dapat digunakan untuk

membuat animasi logo, movie, game, pembuatan navigasi pada situs

web, tombol animasi, banner, menu interaktif, interaktif form isian, e-

card, screen saver dan pembuatan aplikasi-aplikasi web lainnya.

Dalam Flash terdapat teknik-teknik membuat animasi, fasilitas

action script, filter, custom easing dan dapat memasukkan video lengkap

dengan fasilitas playback FLV. Keunggulan yang dimiliki oleh Flash ini

adalah ia mampu diberikan sedikit code pemograman, baik yang berjalan

sendiri untuk mengatur animasi yang ada didalamnya maupun yang

digunakan untuk berkomunikasi dengan program lain seperti HTML,

PHP, dan Database dengan pendekatan XML, dapat dikolaborasikan

dengan web, karena mempunyai keunggulan antara lain kecil dalam

ukuran file outputnya.

Movie-movie Flash memiliki ukuran file yang kecil dan dapat

ditampilkan dengan ukuran layar yang dapat disesuaikan dengan

keingginan. Aplikasi Flash merupakan sebuah standar aplikasi industri

perancangan animasi web dengan peningkatan pengaturan dan perluasan

kemampuan integrasi yang lebih baik. Banyak fiture-fiture baru dalam

Flash yang dapat meningkatkan kreativitas dalam pembuatan isi media

yang kaya dengan memanfaatkan kemampuan aplikasi tersebut secara

maksimal. Fiture-fiture baru ini membantu kita lebih memusatkan

perhatian pada desain yang dibuat secara cepat, bukannya memusatkan

pada cara kerja dan penggunaan aplikasi tersebut.

14

Flash juga dapat digunakan untuk mengembangkan secara cepat

aplikasi-aplikasi web yang kaya dengan pembuatan script tingkat lanjut.

Di dalam aplikasinya juga tersedia sebuah alat untuk men-debug script.

Dengan menggunakan Code hint untuk mempermudah dan mempercepat

pembuatan dan pengembangan isi ActionScript secara otomatis.

5. Pembelajaran Berbasis Web

Pembelajaran berbasis web merupakan pembelajaran yang

memanfaatkan teknologi komputer dan internet, biasanya disebut e-

learning (electronic Learning) atau pembelajaran multimedia. Secara

umum pembelajaan berbasis web ini akan menciptakan proses

pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Selain itu jumlah waktu

mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan

pembelajaran dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap

belajar siswa dapat ditingkatkan. Isjoni (2005) mengemukakan

pembelajaran menggunakan internet memiliki sifat interaktif, sebagai

media masa dan interpersonal, dan gudang informasi.

Lebih lanjut, Udin Saefudin Su’ud (2008) menjelaskan internet

mempunyai karakteristik sehingga bisa digunakan sebagi media

pembelajaran. Karakteristiknya antara lain: (1) media interpersonal dan

media massa yang memungkinkan terjadinya komunikasi one-to-one

maupun one-to-many, (2) bersifat interaktif, (3) memungkinkan

terjadinya komunikasi secara sinkron maupun tertunda, sehingga

terselenggaranya ketiga jenis komunikasi yang merupakan syarat sebuah

pembelajaran. Disisi lain, Kemp & Dayton (dalam Fadli, 2009)

menyatakan bahwa media pembelajaran mempunyai manfaat, antara lain:

(1) Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku. Setiap siswa yang

melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang

sama, (2) Pengajaran bisa lebih menarik, (3) Pembelajaran menjadi lebih

interaktif, (4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat

dipersingkat, (5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan, (6) Sikap positif

15

siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat

ditingkatkan.

Lebih lanjut, Nasution (2005) menjelaskan bahwa manfaat media

CAI (Computer Assisted Instruction) yang selanjutnya berkembang

menjadi web sebagai media pembelajaran adalah: membantu siswa dan

guru dalam pembelajaran yang sangat cocok untuk latihan dan remedial

teaching, memberikan informasi secara lengkap dan cepat, fleksibel

dalam pembelajaran dan dapat diatur sesuai yang diharapkan, dan dapat

menampilkan penilaian secara cepat. Ada 3 bentuk sistem pembelajaran

melaui internet, seperti yang dijelaskan Nurhakim (4: 2007), diantaranya:

1. Web Courses, ialah penggunaan internet untuk pembelajaran,

dimana seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan,

latihan dan ujian sepenuhnya dilakukan melalui internet. Peserta

didik dan pengajar sepenuhnya terpisah, namun hubungan atau

komunikasi antara peserta didik dan pengajar dapat dilakukan

setiap saat.

2. Web Centric Courses, dimana sebagian bahan ajar, diskusi,

konsultasi, penugasan, latihan dilakukan melalui internet,

sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan

dilakukan secara tatap muka.

3. Web Enhanced Courses, yaitu pemanfaan internet dalam

pendidikan untuk menunjang kualitas kegiatan belajar mengajar

di kelas. Pada bentuk ini persentase pembelajaran melalui

internet lebih sedikit dibandingkan kegiatan tatap muka, karena

penggunaan internet hanya untuk mendukung kegiatan

pembelajaran secara tatap muka.

Dalam penelitian ini sistem pembelajaran yang digunakan adalah

Web Enhanced Courses karena pembelajaran berbasis web yang

digunakan sebagai pendukung pembelajaran yang dilakukan secara tatap

muka. Isjoni (2005) menjelaskan pada pengembangan web enhanced

course internet berfungsi untuk memberikan pengayaan dan media

16

komunikasi peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik. Namun.

komunikasi timbal balik antara peserta didik dan pengajar dapat juga

dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, mengingat peserta didik

masih pemula. Penyampaian materi, diskusi, latihan dan penugasan

dilakukan menggunakan internet, tetapi guru dapat memberikan penjelasan

langsung jika siswa menghadapi permasalahan.

Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik dalam kegiatan

pembelajaran di kelas yaitu sebagai suplemen yang sifatnya

pilihan/opsional, sebagai pelengkap (komplemen), atau sebagai pengganti

(substitusi). (Siahaan dalam Puranti, 2002).

Pada pembelajaran elektronik yang berfungsi sebagai suplemen

(tambahan), peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan

memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Meskipun

sifatnya pilihan, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki

tambahan pengetahuan atau wawasan.

Pada pembelajaran elektronik yang berfungsi sebagai komplemen

(pelengkap), materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk

melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di kelas. Sebagai

komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk

menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi siswa

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Dikatakan

berfungsi sebagai pengganti bertujuan sebagai alternatif model kegiatan

pembelajaran kepada siswa. Tujuannya agar para siswa dapat secara

fleksibel mengelola kegiatan pembelajarannya sesuai dengan waktu dan

aktivitas lain sehari-hari.

Terkait dengan fungsi pembelajaran elektronik tersebut, ada 3

alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih siswa, yaitu: (1)

sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap

muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya

melalui internet.

17

Pada penelitian ini pembelajaran berbasis web yang dikembangkan

berfungsi sebagai pengganti. Siswa memanfaatkan web pembelajaran

sebagai pengganti pembelajaran konvesional. Namun, pembelajaran

tersebut tetap dalam bimbingan guru karena jika ada materi yang kurang

dipahami oleh siswa, guru dapat menjelaskan secara langusng.

Pembelajaran berbasis web akan memberikan inovasi dalam pembelajaran

matematika, sehingga menimbulkan ketertarikan dan motivasi belajar bagi

siswa.

6. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang

dibedakan menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, yang akan

saling mempengaruhi. Hamzah, B, Uno (2006) menyatakan bahwa faktor

intrinsik adalah hasrat, keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar,

harapan akan cita-cira yang timbul dalam diri siswa. Sedangkan faktor

ekstrinsik berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang

kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Disisi lain, Riduwan (2005)

menjelaskan bahwa motivasi belajar merupakan kekuatan atau dorongan

yang menimbulkan kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan

yang ingin dicapai siswa.

Dimyati dan Mudjono (1999) menyatakan bahwa ada 3 komponen

utama dalam motivasi yaitu (i) kebutuhan, (ii) dorongan, dan (iii) tujuan.

Kebutuhan terjadi bila siswa merasa tidak seimbangnya antara apa yang

dimilikinya dan yang diharapkan. Misalkan siswa merasa hasil belajarnya

masih rendah padahal memiliki buku yang lengkap. Dorongan merupakan

kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi harapan.

Sedangkan, tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang siswa.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan motivasi belajar akan

menjadi landasan dan pengontrol yang akan menjadi sumber energi bagi

siswa dalam mencapai tujuan belajar. Suasana kondusif yang diciptakan

guru sangat penting perannya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

18

Pembelajaran yang menarik dan bermakna akan membuat tumbuhnya

motivasi belajar siswa. Sebaliknya pembelajaran yang tidak menarik akan

membuat siswa bosan. Suherman, dkk, (2003:235) menyatakan:

Masalah rendahnya motivasi belajar siswa dapat diakibatkan oleh beberapa hal, di antaranya:

a. Kegagalan berulang yang dialami oleh siswa dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan matematika

b. Pengalaman-pengalaman yang dialami oleh siswa sebelumnya yang berhubungan dengan ketidaknyamanan dalam belajar matematika.

c. Ketidakserasian dalam berinteraksi antara siswa dengan siswa lainnya atau antara siswa dengan guru,

d. Kekeliruan siswa dalam memaknai dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam matematika

Mengingat pentingnya peranan motivasi belajar siswa, guru harus

mampu merangsang motivasi belajar siswa dengan menciptakan suasana

belajar yang menarik. Keller dalam Made Wena (2009) mengemukakan

bahwa secara operasional motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain: (1) tingkat perhatian siswa terhadap

pembelajaran, (2) tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan

siswa, (3) tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya, dan (4)

tingkat kepuasan siswa terhadap pembelajaran. Sementara itu, Dimyati

dan mudjiono (1999) meyatakan unsur-unsur yang mempengaruhi

motivasi belajar adalah :

a. Cita-cita atau aspirasi siswa. Adanya cita-cita akan menumbuhkan

perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai

kehidupan. Pada pembelajaran reward dan punishman akan dapat

mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan

menjadi cita-cita.

b. Kemampuan siswa. Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa

dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

19

c. Kondisi siswa. Kondisi kesehatan siswa baik jasmani maupun rohani

akan mempengaruhi motivasi belajar siswa.

d. Kondisi lingkungan sekolah. Kondisi lingkungan sekolah yang aman,

sehat, kerukunan hidup dan ketertiban lingkungan akan

meningkatkan semangat dan motivasin belajar.

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. Guru yang

profesional diharapkan mampu memanfaatkan media, baik audio,

visual maupun audio visual, dan sumber belajar di sekitar sekolah

untuk memotivasi siswa.

f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa. Guru merupakan pendidik

yang berkembang. Upaya guru dalam membelajarkan siswa terjadi di

sekolah maupun di luar sekolah mempengaruhi motivasi belajar

siswa, misalkan dalam membina ketertiban dan disiplin siswa

Berdasarkan uraian tersebut guru memegang peranan penting

untuk menumbuhkan, meningkatkan, mengembangkan, dan memelihara

motivasi belajar siswa. Guru harus bisa mengoptimalkan semua potensi

siswa, menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa

bisa memaknai pembelajaran yang dilaksanakan. Sardiman (2009)

menyatakan bahwa untuk meningkatkan motivasi dan mengaktifkan siswa

dapat dilakukan dengan cara: (1) berusaha mendorong dan membina

gairah belajar siswa, (2) meningkatkan kemampuan menjalankan peranan

guru sebagai guru inkuiri, (3) tidak mendominasi kegiatan dan proses

belajar siswa, (4) memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar

menurut kemampuan, cara dan keadaan masing-masing, dan (5)

menggunakan berbagai jenis strategi pembelajaran serta pendekatan

multimedia. Berdasarkan hal tersebut guru mesti berbenah melakukan

inovasi pembelajaran sehingga setiap pembelajaran yang dilaksanakan

dikemas menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu, mengasyikkan dan

menantang untuk siswa sehingga meningkatkan motivasi belajar mereka.

20

Selanjutnya, Sardiman (2009) mengungkapkan ciri-ciri siswa yang

mempunyai motivasi belajar antara lain:

a. Tekun menghadapi tugas. Mampu bekerja secara terus menerus dan

tidak mau berhenti sebelum selesai.

b. Ulet menghadapi kesulitan. Tidak mudah putus asa dan tidak cepat

merasa puas dengan prestasi yang telah dicapai.

c. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah “untuk orang

dewasa. Misalnya masalah perekonomian, politik, pemberantasan

korupsi dan sebagainya.

d. Lebih senang bekerja mandiri

e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin

f. Dapat mempertahankan pendapatnya. Jika sudah yakin terhadap

sesuatu.

g. Senang mencari dan memecahkan masalah.

B. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran pada dasarnya dipengaruhi oleh 3 komunikasi yaitu:

komunikasi antara guru dengan siswa, komunikasi siswa dengan sumber

belajar dan komunikasi siswa dengan siswa. Dengan optimalnya ketiga

komunikasi tersebut pembelajaran menjadi efektif. Salah satu peran guru

adalah menciptakan pembelajaran yang menarik, interaktif dan sesuai

dengan perkembangan teknologi dan informasi. Guru dituntut

mengembangkan bahan ajar yang dapat melibatkan seluruh indra siswa

dalam mempelajarinya sehingga pola berpikir siswa menjadi lebih

terasah dan optimal.

Pembelajaran matematika yang dilengkapi dengan pembelajaran

berbasis Web dapat membuat siswa beraktivitas secara interaktif. Web

pembelajaran memungkinkan siswa belajar mandiri dimanapun tidak

dibatasi waktu. Web pembelajaran matematika dilengkapi dengan materi,

kuis, tugas, dan ulangan harian sehingga siswa memahami materi dan

langsung mengukur tingkat pemahaman dengan menyelesaikan kuis yang

telah tersedia.

21

Selain itu web pembelajaran dilengkapi layanan sistem informasi

yang memungkinkan pembelajaran tidak sebatas di kelas. Guru dapat

menilai kuis siswa dan menguploadnya ke sistem informasi yang telah

tersedia sehingga siswa bisa mengetahui hasil balajar secara cepat. Siswa

yang tuntas bisa mengerjakan program pengayaan yang telah disusun

sedangkan siswa yang tidak tuntas bisa langsung mengerjakan program

remedial. Selain itu, web pembelajaran juga menyediakan ruang diskusi

untuk siswa dan guru. Guru bisa mengomentari tugas siswa dan sebaliknya

siswa dapat bertanya kepada guru maupun antar siswa. Ruang diskusi bisa

menjadi tempat komunikasi antara guru dan siswa.

Pembelajaran matematika berbasis web diharapkan dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran yang kondusif dan

interaktif akan menjadi dorongan bagi siswa untuk belajar sehingga

motivasi belajar siswa menjadi meningkat. Web pembelajaran matematika

yang telah dirancang memungkinkan siswa belajar mandiri tanpa adanya

keterpaksaan tetapi menjadi kebutuhan. Dengan demikian, motivasi belajar

siswa akan meningkat. Secara ringkas, kerangka berfikir dari penelitian ini

dapat digambarkan melalui diagram berikut:

Masih terbatasnya bahan ajar dan web pembelajaran matematika

Siswa telah menguasai internet

22

C. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Fadli (2009), yang meneliti pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar

Struktur aljabar berbasis website pada mahasiswa program studi

matematika di FKIP PGRI Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk

melihat keefektifan bahan ajar terhadap motivasi, sikap dan hasil belajar

maha siswa.

2. Supratman (2005), yang meneliti pengaruh pemanfaatan local website

dalam Local Area Network (studi eksperimen pada mata kuliah Dasar-

Dasar Teknologi Informasi di IAIN IB Padang).

3. Dedi Ramadhan (2009), yang meneliti pengaruh pembelajaran bermedia

website dan pengetahuan awal terhadap hasil belajar Teknologi Informasi

dan Komunikasi diabandingkan dengan pembelajaran konvensional di

kelas VIII SMP Cendana Pekan Baru.

Pada penelitian-penelitian tersebut belum memberikan ruang tanya jawab

antara guru dan siswa. Selain itu belum adanya sistem informasi yang bisa

diakses siswa untuk mengetahui nilainya secara cepat dan kapan saja.

Akan meningkatkan motivasi belajar matematika siswa

Penyusunan perangkat pembelajaran berbasis web yang

valid, praktis dan efektif