Proposal TA PAMA (Jalan Tambang)

28
USULAN JUDUL Kepada Yth Bapak Ketua Jurusan Teknik Petambangan Di,- Makassar Dengan Hormat, Dengan ini saya sampaikan kepada Bapak bahwa kiranya dengan tugas akhir yang akan saya laksanakan, maka dengan ini saya mengajukan beberapa judul penelitian sebagai berikut : 1. Rancangan Jalan Tambang Pada PT INCO Tbk, Sorowako 2. Metode Pendesainan Disposal Pada PT INCO Tbk, Sorowako

description

ss

Transcript of Proposal TA PAMA (Jalan Tambang)

USULAN JUDUL

Kepada Yth

Bapak Ketua Jurusan

Teknik Petambangan

Di,-

Makassar

Dengan Hormat,

Dengan ini saya sampaikan kepada Bapak bahwa kiranya dengan

tugas akhir yang akan saya laksanakan, maka dengan ini saya mengajukan

beberapa judul penelitian sebagai berikut :

1. Rancangan Jalan Tambang Pada PT INCO Tbk, Sorowako

2. Metode Pendesainan Disposal Pada PT INCO Tbk, Sorowako

3. Rancangan Drainase Air Limpasan Permukaan Pada Lokasi

Tambang PT INCO Tbk, Sorowako

Demikian usulan ini saya buat, atas perhatiannya diucapkan terima

kasih.

Makassar, 4 Mei 2004

Hormat Saya

EVALUASI TEKNIS KONDISI JALAN TAMBANG DI PT.PAMA KABUPATEN BALANGAN PROVINSI

KALIMANTAN SELATAN

PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR

OLEH :

IWAN ABDI

2001 31 085

Mengetahui : Disetujui Oleh

Jurusan Teknik Pertambangan Pembimbing Proposal

Ketua Jurusan,

Ir. Rafiuddin . MT Andi Ilham. S. ST.MT

A. LATAR BELAKANG

PT. PAMA. Adalah suatu perusahaan kontraktor yang bergerak

dibidang pertambangan batubara. Lokasi kegiatan penambangan terletak di

Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan. Kegiatan penambangan

batubara dilakukan dengan menggunakan sistem penambangan terbuka

(surface mining) dengan metode open pit yaitu suatu sistem penambangan

terbuka di mana arah penambangannya menuju ke titik pusat bumi atau

dengan kata lain penambangan ini berada di bawah tinggi dasar air laut.

Kondisi topografi di sekitar areal kerja PT. PAMA adalah berbukit-bukit

yaitu dengan pegunungan meratus yang memanjang dengan ketinggian rata-

rata xxxx meter, dataran permukaan secara nyata memperlihatkan kondisi

yang berbukit-bukit dengan tanjakan-tanjakan tinggi sehingga menyulitkan

perusahaan dalam merancang dan memelihara jalan tambang.

Dengan kondisi tersebut di atas, maka diperlukan adanya evaluasi

mengenai jalan tambang yang ada di lokasi tersebut, karena dengan begitu

masalah yang dihadapi (timbul) dapat dipecahkan.

Dalam kegiatan produksi jalan tambang memegang peranan yang

sangat penting, karena apabila Kondisi jalan tambang yang didesain tidak

sesuai dengan sistem penambangan dan spesifikasi alat akan menghambat

laju kegiatan produksi. Kondisi jalan sangat dipengaruhi oleh tikungan,

tanjakan, turunan, atau kombinasi ketiganya. Sesuai dengan analisis

lapangan tanjakan jalan diperbolehkan setinggi 8 % dan tikungan maksimum

dengan kecepatan sedang (40 Km/jam) 60o.

B. MAKSUD PENELITIAN

Secara akademis penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi

kurikulum pada Universitas Veteran Republik Indonesia Fakultas Teknik

Program Studi Strata Satu Teknik Pertambangan sebagai syarat

menyelesaikan Studi Strata Satu Teknik Pertambangan dan untuk

mengevaluasi kondisi jalan tambang yang ada di PT. PAMA.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari diadakannya penelitian pada PT. PAMA adalah untuk

mengetahui kondisi jalan yang diterapkan sesuai dengan sistem

penambangan dan spesifikasi alat angkut yang digunakan serta untuk

menjaga keselamatan dan keamanan, untuk memperhitungkan tingkat

ekonomisnya suatu penambangan, untuk mengetahui jalur pengangkutan

dan perhubungan di lokasi penambangan.

D. METODE PENELITIAN

Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan beberapa metode

yaitu :

a. Metode Literatur

Dalam metode ini penulis mengumpulkan data-data dengan

mempelajari berbagai literatur penyelidikan yang berkaitan dengan

topik permasalahan.

b. Metode Interview/Wawancara

Dalam metode ini penulis mengumpulkan data-data dari

pembimbing lapangan dan pihak yang terkait dengan cara

melakukan wawancara.

c. Metode Pengamatan/observasi

Dalam penulisan ini penulis mengumpulan data-data dengan cara

dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan, yaitu

dari hasil pengamatan dan pengukuran terhadap daerah yang

direncanakan akan dibuat jalan tambang.

E. IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam mengevaluasi jalan tambang di front penambangan ada

beberapa masalah yang harus diperhatikan antara lain :

Lebar jalan.

- Lebar jalan lurus

- Lebar jalan pada belokan

Kemiringan jalan.

- Kemiringan memanjang jalan

- Kemiringan jalan melintang

Derajad kelengkungan.

Jari-jari Tikungan dan Superelevasi.

Kondisi perkerasan jalan.

Rambu-rambu jalan.

Spesifikasi alat angkut.

F. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana mendesain jalan tambang, agar sesuai dengan spesifikasi

teknis dari alat angkut.

G. BATASAN MASALAH

Kegiatan penambangan, bila dilaksanakan tidak tepat dapat

menimbulkan berbagai masalah. Sebagai langkah awal dilakukan suatu

usaha menganalisa masalah secara efektif dan cermat dengan berbagai

Pembatasan masalah yaitu, masalah penelitian hanya dibatasi pada

geometrik atau dimensi jalan tambang.

H. LANDASAN TEORI

H.1 Jalan Angkut Tambang

Berdasarkan jenisnya jalan terdiri dari jalan tambang, jalan utama,

jalan pengupasan, jalan pembuangan.

Secara garis besar jalan angkut tambang mempunyai persyaratan

hampir sama dengan jalan angkut di kota dan di desa. Perbedaan yang

utama antara jalan raya dengan jalan tambang adalah pada bagian

permukaan jalan road surface. Untuk jalan angkut tambang permukaannya

jarang sekali ditutupi dengan aspal karena jalan angkut tersebut sifatnya tidak

permanen dan akan sering dilalui oleh alat-alat berat.

Fungsi utama jalan angkut tambang secara umum adalah untuk

menunjang kelancaran operasi penambangan terutama dalam kegiatan

pengangkutan. Dalam merencanakan jalan angkut ada beberapa faktor

yang perlu diperhatikan seperti :

- Geometrik jalan

- Perkerasan jalan angkut

- Bangunan pelengkap jalan

H.1.1 Geometrik Jalan

Geometrik jalan merupakan bagian bentuk jalan yang dapat memenuhi

fungsi dasar dari jalan. Fungsi jalan adalah memberikan pelayanan yang

optimum. Dalam merencanakan geometrik jalan sedapat mungkin

disesuaikan dengan kondisi topografi pada daerah yang akan dibuat jalan

tambang sehingga jalan tambang yang akan dibuat dapat dipergunakan

untuk meningkatkan target produksi yang diinginkan oleh perusahaan tanpa

mengabaikan standar keselamatan yang telah ada.

Dalam pembuatan geometrik jalan yang perlu

diperhatikan,

antara lain :

A. Lebar Jalan Lurus

Lebar jalan sangat mempengaruhi operasi penambangan, sehingga

untuk menentukan lebar jalan yang paling penting adalah lebar alat angkut

dan jumlah lajur yang digunakan.

Untuk menentukan lebar pada jalan lurus diambil standar dengan

memperhitungkan lebar dari alat angkut. Lebar jalan angkut minimum untuk

jalur ganda atau lebih menurut “ AHSHO Manual Rulal High Way Design “,

pada jalan lurus di tepi kiri dan tepi kanan harus ditambah dengan setengah

lebar alat angkut (lihat Gambar A).

Rumus untuk menetukan lebar jalan lurus adalah :

L = n . Wt + (n + 1) ( X )

X = ½ . Wt

Dimana :

L = Lebar jalan angkut (meter)

n = Jumlah jalur

Wt = Lebar alat angkut (meter)

WtX X Wt X

W

X = ½.Wt

Gambar A. Penentuan lebar jalan pada jalan lurus

B. Lebar Jalan Pada Belokan

Lebar jalan pada belokan selalu lebih besar dari lebar jalan lurus.

Untuk jalur ganda lebar minimum pada belokan didasarkan pada :

1. Lebar jejak roda.

1. Lebar juntai (overhand) alat angkut bagian depan dan belakang pada saat

membelok.

2. Jarak antara alat angkut pada saat bersimpangan.

3. Jarak dari kedua tepi jalan (lihat Gambar B).

Rumus yang digunakan adalah :

W = n (u + Fa +Fb + Z) + C

Z = (u + Fa + Fb) / 2

Dimana :

W = Lebar jalan angkut pada belokan (meter)

n = Jumlah jalur

u = Lebar jejak roda (meter)

Fa = Lebar juntai depan (meter)

Fb = Lebar juntai belakang (meter)

Z = Lebar bagian tepi jalan (meter)

C = Jarak aman antar kendaraan (meter)

Gambar B. Penentuan Lebar Jalan Pada Jalur Tikungan

C. Kemiringan Memanjang Jalan

Kemiringan memanjang jalan mempengaruhi langsung kemampuan

alat angkut baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan.

Kemiringan jalan pada umumnya dinyatakan dalam persen (%). Kemiringan 1

% berarti jalan itu naik atau turun 1 meter untuk tiap jarak mendatar 100

meter. Kemiringan jalan maksimum yang dilalui dengan baik oleh alat angkut

berkisar antara 10 – 15 %, tetapi pada saat bermuatan aman apabila

kemiringan jalan maksimum kira-kira <10 %. Kemiringan memanjang

merupakan perbandingan antara beda tinggi dengan jarak datar jalan yang

akan dibuat dikali dengan 100%.

D. Kemiringan Melintang Jalan

Kemiringan melintang jalan dibuat untuk keperluan drainase jalan. Air

yang jatuh di atas permukaan jalan akan cepat dialirkan ke saluran-saluran

pembuangan. Kemiringan melintang untuk jalan yang tidak menggunakan

bahan pengikat (unbound method) dibuat 3 – 5 %.

Untuk menghitung kemiringan jalan digunakan persamaan :

Dimana :

h = Beda tinggi antara tiap patok

PP = JD = Panjang jalan di atas peta atau jarak datar

G = Persen kemiringan jalan (%)

E. Derajat Kelengkungan

Derajat kelengkungan sangat mempengaruhi jarak pandang bagi

operator dan menghindari adanya kecelakaan pada kendaraan yang

berpapasan.

Dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

D = 1432,4 / R min

Dimana :

D = Derajat Kelengkungan ( 0 )

R min = Jari – Jari Kelengkungan (meter)

F. Jari–Jari Tikungan dan Superelevasi

Jari–jari tikungan jalan angkut berhubungan dengan kecepatan rata-

rata rencana alat angkut yang digunakan.

Superelevasi jalan adalah kemiringan melintang pada tikungan jalan.

Penentuan kemiringan jalan ini dipengaruhi oleh kecepatan yang

direncanakan dan besarnya jari-jari tikungan. Rumus yang digunakan untuk

menentukan superelevasi yaitu :

e + fm = V2 / 127 R x 100 %

Dimana :

e = Superelevasi ( % )

fm = Fraktion material (-0,000625 . V + 0,19)

V = Kecepatan rencana kendaraan (km/jam)

R = Jari-jari tikungan (meter)

H.1.2. Perkerasan Jalan Angkut

Perkerasan jalan angkut harus cukup kuat untuk memenuhi dua

syarat yaitu :

a. Secara keseluruhan harus cukup kuat menahan beban kendaraan

dan muatan yang melaluinya. Bila tidak, maka jalan tersebut akan

mengalami penurunan dan pergeseran baik pada bagian

Perkerasan itu sendiri maupun pada tanah dasarnya sehingga akan

menyebabkan jalan menjadi bergelombang, berlubang bahkan bisa

rusak berat.

b. Permukaan jalan harus dapat menahan gesekan roda kendaraan,

pengaruh air limpasan dan air hujan. Bila tidak terpenuhi maka

permukaan perkerasan jalan akan mengalami kerusakan.

Tujuan utama perkerasan jalan angkut adalah untuk membangun

dasar jalan yang mampu menahan beban pada poros roda yang diteruskan

melalui lapisan pondasi sehingga tidak melampaui daya dukung tanah dasar

(sub-grade). Perkerasan jalan angkut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai

berikut :

- Kepadatan lalu-lintas kendaraan

- Sifat fisik dan mekanis bahan yang digunakan

- Daya dukung tanah dasar

Lebar perkerasan jalan pada umumnya ditentukan oleh lebar jalur

lalu lintas normal. Lebar jalan lalu lintas normal adalah 3,50 m.

Persamaan yang digunakan dalam menentukan tebal perkerasan

pada jalan angkut adalah :

no = U x β x δ x n

Dimana :

Po = tekanan ganda atau tunggal standar (dalam ton)

h = tebal perkerasan (cm)

no = lalu lintas ekuivalen yang diperhitungan

n = lalu lintas ekuivalen yang direncanakan

U = umur (tahun)

β = faktor keadaan drainase

δ = faktor curah hujan

Perkerasan jalan angkut yang direncanakan meliputi dua bagian, yaitu

bagian permukaan jalan (road surface) dan bagian dasar (sub- grade).

Bagian permukaan material perkerasan adalah sirtu (pasir batu) dengan

ketebalan sekitar 25-30 cm. Bagian dasar atau tanah dasar adalah

permukaan tanah asli yang merupakan perletakan bagian permukaan jalan.

1. Kemampuan Tanah Dasar

Jenis tanah dasar pada lokasi yang direncanakan adalah tanah liat.

Kelemahan-kelemahan jenis tanah ini :

- Mengalami deformasi permanen akibat rendahnya daya dukung tanah

terhadap beban ban alat angkut yang melampaui daya dukungnya.

- Mengembang atau swelling akibat perubahan kadar air.

2. Perkerasan Tambahan

Perkerasan tambahan dilakukan pada saat kondisi jalan mengalami

kerusakan. Pada lokasi pengamatan kondisi jalan terkadang bergelombang

dan berlumpur, pada saat jalan basah permukaan jalan kasar. Pada keadaan

jalan demikian, maka dilakukan perkerasan tambahan dengan membuang

dan menambahkan material perkerasan.

H.1.3 Bangunan Pelengkap Jalan

2. Rambu -Rambu Jalan

Rambu -rambu jalan perlu dipasang untuk lebih menjamin keamanan

sehubungan dengan dioperasikannya suatu jalan. Rambu jalan yang perlu

dipasang adalah :

- Rambu-rambu lalu lintas seperti tanda tikungan, tanda hati-hati

dan tanda kurangi kecepatan.

- Guide Post (patok pengarah)

- Guard rail (rel pengaman)

3. Lampu Penerangan

Lampu penerangan perlu dipasang karena aktifitas penambangan juga

berlangsung pada malam hari. Pemasangan lampu ini didasarkan pada jarak

dan tingkat bahayanya. Lampu-lampu tersebut terutarna dipasang pada

belokan jalan, turunan jalan, jembatan dan perempatan jalan atau pertigaan.

I. Peralatan Dan Fasilitas Penelitian

Peralatan dan fasilitas yang diperlukan dalam penelitian kiranya dapat

disediakan oleh perusahaan yang bersangkutan.

J. Rencana Jadwal Penelitian

No K E G I A T A NAGUSTUS – OKTOBER 2004

MINGGU KE :1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Orientasi Lapangan                        2 Studi Pustaka                        3 Pengumpulan Data                        4 Pengolahan Data                        5 Penyusunan Laporan                        6 Konsultasi Laporan                        7 Presentasi Laporan                        8 Persiapan Kembali                        

K. Rencana Daftar Isi (Lampiran A)

L. Rencana Daftar Pustaka (Lampiran B)

Lampiran A

RENCANA DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBARAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang1.2 Maksud Penelitian1.3 Tujuan Penelitian1.4 Metode penulisan1.5 Identifikasi Masalah1.6 Rumusan Masalah1.7 Batasan masalah

BAB II TINJAUAN UMUM2.1 Lokasi Dan Kesampaian Daerah2.2 Iklim Dan Curah Hujan2.3 Keadaan Geologi

2.3.1 Geologi Regional2.3.2 Geologi Daerah

2.4 Cadangan Terukur Dan kualitas Batubara2.4.1 Cadangan Batubara2.4.2 Kualitas Batubara

2.5 Sistem Penambangan

2.6 Jenis Alat Dan Peralatan Mekanis Yang DigunakanBAB III LANDASAN TEORI

3.1 Jalan Angkut Tambang3.1.1 Geometrik Jalan3.1.2 Perkerasan Jalan Angkut3.1.3 Bangunan Pelengkap Jalan

3.2 Perawatan Jalan Angkut

BAB IV PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Prosedur Penelitian4.1.1 Pengumpulan Data Kualitatif4.1.2 Pengumpulan Data Kuantitatif

4.2 Geometrik Jalan4.3 Perkerasan Jalan

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Geometrik Jalan5.1.1 Lebar Jalan5.1.2 Kemiringan Jalan5.1.3 Derajad Kelengkungan5.1.4 Jari-jari Tikungan dan Superelevasi5.1.5 Band Wall

5.2 Lapisan Perkerasan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan6.2 Saran

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Lampiran B

RENCANA DAFTAR PUSTAKA

1. Arif ir wandi, (1988) Dasar-Dasar Perencanaan dan Perancangan Tambang, Pusat Pengembargan Tenaga Perambangan, Bandung.

2. Balkema, A.A, (1995) Open Pit Mine Planning & Design, Rotterdam.

3. Furqon, (1997) Statistik Terapan Untuk Penelitian, Afabet Bandung Cetakan Pertama.

4. Katili, J. A, Geologi. Guru Besar Institut Teknotogi Bandung, ITS, Bandung.

5. Prajasumarto Partanto, (1993) Jalan Angkut Tambang, Direktorat Jendral Pertambangan Umum Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan, Bandung.

6. Pajasumarto Partanto, (1993) Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung.

7. Sukirman Silvia, (1999) Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Penerbit Nova, Bandung.

8. Untung Soedarsono Djoko, (1979) Konstruksi Jalan Raya, Penerbit Badan Pekerja Umum Jak-Sel.