Proposal Ta
-
Upload
farikha-himawati -
Category
Documents
-
view
152 -
download
6
description
Transcript of Proposal Ta
PROPOSAL TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN MESIN HOT PRESS BERBASIS PLC DAN
MONITORING SCADA
Diajukan sebagai syarat kelulusan Program Diploma III
Oleh :
1. Achmad Sutopo 3.31.10.1.01
2. Asep Hendy Kurniawan 3.31.10.1.06
3. Dany Wicaksono 3.31.10.1.09
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2012
JURUSANT.ELEKTRO
POLINESSURAT PERMOHONAN TUGAS AKHIR FORM-1
Semarang, 10 Juni 2012
Kepada Yth.Kaprodi Teknik ListrikJurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Semarang
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama, NIM, Kelas :1. Achmad Sutopo 3.31.10.1.01 LT 2C
2. Asep Hendy Kurniawan 3.31.10.1.06 LT 2C
3. Dany Wicaksono 3.31.10.1.09 LT 2C
Judul TA :
SISTEM OTOMASI PEMOTONG KENTANG
MENGGUNAKAN PNEUMATIK BERBASIS PLC DAN SCADA
Pembimbing Utama
Nama :NIP :
Mengajukan permohonan untuk melakukan tugas akhir.
a.n.Pemohon,
Rizka Imam Anzi S.NIM : 3.31.10.1.10
JURUSANT.ELEKTRO SURAT KESANGGUPAN SEBAGAI
FORM-2
POLINESPEMBIMBING TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama :NIP :
Tidak keberatan dan sanggup untuk membimbing mahasiswa :
Nama, NIM, Kelas :1. Achmad Sutopo 3.31.10.1.01 LT 2C
2. Asep Hendy Kurniawan 3.31.10.1.06 LT 2C
3. Dany Wicaksono 3.31.10.1.09 LT 2C
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul :
” RANCANG BANGUN MINIATUR SISTEM OTOMASI PEMOTONG
KENTANG MENGGUNAKAN PNEUMATIK BERBASIS PLC DAN SCADA”
Semarang, 10 Juni 2012
Calon Pembimbing Utama
...................................NIP.
JURUSANT.ELEKTRO
POLINES
SURAT PERNYATAAN PENJAMINAN KARYA TUGAS AKHIR
FORM-3
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama, NIM, Kelas :1. Agsani Basnawi 3.31.10.1.04 LT 2C
2. Isnan Kevinda N. 3.31.10.1.15 LT 2C
3. Rizka Imam Anzi Susetyo 3.31.10.1.18 LT2C
4. Sarwono 3.31.10.1.21 LT 2C
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : Teknik Listrik
Menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah inovasi dan penyempurnaan dari karya
yang pernah diajukan oleh mahasiswa tingkat atas untuk memperoleh sebutan
keahlian di suatu perguruan tinggi. Di dalamnya terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis dan dibuat oleh mahasiswa tingkat atas dan ditambah dengan inovasi
demi penyempurnaan karya tugas akhir ini yang secara tertulis dalam naskah/karya
tugas akhir ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Semarang, 05 April 2011
a.n. Mahasiswa,
Rizka Imam Anzi S.NIM : 3.31.10.1.18
1. JUDUL
RANCANG BANGUN MINIATUR PALANG PINTU KERETA API
OTOMATIS BERBASIS PLC DAN MONITORING SCADA.
2. PENDAHULUAN
Dalam menghadapi persaingan dunia kerja saat ini, setiap orang dituntut
untuk memiliki skill(keterampilan), ability(kemampuan), dan ethics (etika) yang
lebih.Tidak hanya itu, adanya kompetensi atau keahlian khusus merupakan
sebuah nilai tambah bagi tenaga kerja yang memilikinya.
Semakin majunya teknologi menuntut setiap mahasiswa untuk dapat
berfikir maju serta mengikuti perkembangan zaman. Salah satu dampak
teknologi tersebut adalah di bidang perkereta – apian, khususnya yaitu
mengenai palang pintu otomatis yang dikendalikan oleh sensor. Sistem tersebut
sudah banyak ditemui dibeberapa negara maju seperti perancis, inggris,
jerman.Kalau kita perhatikan selama ini di Indonesia masih saja ditemui
kecelakaan lalu lintas di palang pintu perlintasan kereta api bukan lain dan tidak
salah lagi kalau itu kesalahan operator ( human error ).
Atas dasar itu kami bermaksud untuk mengembangkan sebuah rancang
bangun palang pintu perlintasan kereta api, lengkap dengan miniatur kereta
apinya sebagai tugas akhir yang nantinya akan berguna bagi proses
pembelajaran di Teknik Listrik serta melengkapi peralatan pendukung
pembelajaran yang ada di Laboratorium Teknik Listrik Politeknik Negeri
Semarang.
Dalam pembuatan tugas akhir ini kami mengambil sebuah Judul Tugas Akhir
”Rancang bangun miniatur palang pintu perlintasan kereta api berbasis plc dan
monitoring scada”.Dengan adanya miniatur palang pintu kereta api ini maka
akan menambah koleksi dari tugas akhir mahasiswa dibidang pengimplikasian
sensor dan tranduser serta teknik kontrol di dunia sebenarnya. Didalam miniatur
ini menggunakan photo elektrik sebagai sensor utama yang akan membaca
kondisi perubahan. Sensor ini bisa membaca sampai maksimal ± 10 m, sehingga
kami tidak meragukan lagi mengenai keakuratannya.
3. TUJUAN
Tujuan penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi salah satu syarat kelulusan DIII Politeknik Negeri Semarang
2. Mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari dan diperoleh selama menempuh
pendidikan pada Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang
3. Mengetahui secara detail penggunaan sensor photo elektrik sebagai sensor
utama dalam keamanan palang pintu perlintasan kereta api..
4. Mengaplikasikan Power Meter dan data logger sebagai alat monitoring pada
instrument kelistrikan, guna meningkatkan efisiensi dalam mengamati
pemakaian energi listrik dan pengamatan data besaran ini dapat dilakukan
secara berkala.
4. PEMBATASAN MASALAH
Dalam pembuatan tugas akhir ini untuk menjaga agar topik masalah tidak
keluar dari permasalahan, kami hanya membatasi hal-hal sebagai berikut :
a. Dalam pembuatan miniatur palang perlintasan kereta api otomatisini
menggunakan PLC OMRON CPM 1 A sebagai alat utama untuk
pemrograman.
b. miniatur palang kereta api otomatisdigunakan untuk otomatisasi di jalur –
jalur perlintasan kereta api yang bersimpangan langsung dengan
persimpangan perlintasan kereta api dengan jalan raya, sehingga
mengurangi tingkat kecerobohan dan human error serta kecelakaan lalu
lintas.
5. TINJAUAN PUSTAKA
METER DAYA
Meter Daya atau disebut juga dengan Power meter adalah suatu alat yang
multi fungsi, peralatan digital, akuisisi data, dan kontrol kendali. Alat ini dapat
menggantikan bermacam-macam alat ukur meter analog yang masih
menggunakan jarum penduga. Meter daya dapat dipasang diberbagai lokasi
dalam suatu fasilitas serta menggunakan komunikasi RS485 yang dilengkapi
dengan pengintegrasian dalam setiap pemantauan daya dan sistem kendali.
Bagaimanapun sistem dari meter daya yang utama adalah untuk
memantau seluruh aktifitas kelistrikan. Meter daya adalah suatu alat ukur digital
dengan tingkat ketelitian tinggi dan akurat. Bisa melihat lebih dari 50 nilai
pembacaan data langsung dari tampilan layar meter daya. Meter daya dapat juga
difungsikan sebagai alat pengendali dengan menggunakan software apabila
tersambung dengan komputer. Selain itu dapat pula melakukan pembacaan
ataupun metering melalui layar monitor dengan tambahan peralatan pendukung
sebagai sistem jaringan data kabel maupun nirkabel secara tampilan manual
maupun penampilan grafik harmonik yang dapat ditampilkan pada layar monitor
dengan bantuan software.
Salah satu jenis meter daya, yaitu PM 800 (seri 810) yang bagian-
bagiannya dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Bagian-bagian dari Power Meter (Buku Modul)
Keterangan :
1. Konektor kontrol power supply
2. Konektor tegangan masukan
3. Konektor input output
4. LED indikator
5. Konektor RS-485
6. Konektor pilihan modul
7. Konektor arus masukan
8. Tampilan data pada layar
Kemampuan Dan Karakteristik Meter Daya
Meter Daya (PM 810) mampu mengukur arus dan tegangan
serta dapat melaporkan data setiap saat yang merupakan nilai dari
pengukuran untuk semua fasa dan netral. Selain itu, meter daya juga
mampu menghitung faktor daya, daya nyata, daya reaktif, dan masih
banyak lagi. Tabel 2.1 menunjukkan batas pengukuran Meter Daya
(PM 810).
Tabel 2.1 Tabel batas pengukuran
Meter Daya (Power Meter) sebagai alat ukur digital
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Pembacaan pengukuran tiap 1 detik
2. Ketelitian pengukuran :
a. Arus dan tegangan sebesar ± 0,075 %
b. Daya ± 0,5 %
3. Pengukuran arus (melalui CT), sesuai dengan perbandingan :
a. Primer -> Dapat diatur, mulai dari 5A - 32,767kA
b. Sekunder -> 1A atau 5A
4. Pengukuran tegangan mulai dari 0 - 600Volt tanpa menggunakan
PT
Sistem Akuisisi Data
Salah satu bagian utama sistem meter daya ini adalah akuisisi
data. Akuisisi data dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang
berfungsi untuk mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data,
hingga memprosesnya untuk menghasilkan data yang dikehendaki.
Piranti sistem akuisisi data yang telah dirancang dan dibuat adalah
sistem yang dapat mengakusisi besaran-besaran pada saluran tiga fasa
sistem tenaga listrik yaitu data arus, tegangan, cos phi dan status
pemutus tegangan. Power Meter seri 800 digunakan sebagai alat
Interfacing piranti akuisisi dengan komputer. Data-data yang telah
diinputkan ke komputer selanjutnya akan diproses, sehingga data
tersebut dapat disimpan dalam sebuah file database dan ditampilkan
dalam bentuk gelombang sinusoidal dan grafik nilai RMS pada
monitor PC secara realtime. Sistem tenaga listrik yang sederhana,
piranti akuisisi data ini bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
Pembacaan arus, tegangan, dan nilai cos phi menghasilkan pembacaan
yang cukup akurat. Dan software yang telah dibuat dengan bahasa
pemprograman Delphi dapat bekerja dengan baik dalam menampilkan
gelombang dan penyimpanan data secara berkelanjutan.
Harmonik Daya
Harmonika daya merupakan suatu fenomena yang timbul
akibat pengoperasian beban listrik non linier, yang merupakan sumber
terbentuknya gelombang pada frekuensi-frekuensi tinggi yang
merupakan kelipatan dari frekuensi fundamentalnya seperti 100 Hz,
150 Hz, 200 Hz, 300 Hz, dan seterusnya. Hal ini dapat mengganggu
sistem kelistrikan pada frekuensi fundamentalnya yaitu 50/60 Hz,
sehingga bentuk gelombang arus maupun tegangan yang idealnya
adalah sinusoidal murni akan menjadi cacat akibat distorsi harmonisa
yang terjadi. Bentuk gelombang akibat munculnya harmonisa dapat
dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Bentuk gelombang harmonika
(http://puslit.petra.ac.id/journals/electrical/)
Current Transformer ( CT )
Current Transformer (CT) yang disebut juga sebagai trafo arus adalah
suatu transformator yang digunakan untuk membantu alat ukur dalam
pengukuran arus listrik yang tidak dapat diukur secara langsung karena besar
arusnya melebihi batas kemampuan ukur alat yang digunakan.
Dalam pemasangannya, kutup primer P1 dihubungkan dengan jala-jala
PLN dan kutup primer P2 dihubungkan dengan beban pelanggan, sedangkan sisi
sekunder kutub yang polaritasnya lebih rendah dihubungkan dengan pentanahan
dan kutup lainnya dihubungkan dengan alat ukur atau alat proteksi yang juga
ditanahkan. Bagian sekunder CT pada waktu dipergunakan tidak boleh terbuka,
karena jika sekunder dalam keadaan terbuka sedangkan arus primernya tetap
besar, maka fluksi pada bagian intinya tidak ada yang melawan sehingga akan
terjadi panas berlebih pada inti trafo tersebut, hal ini dapat menurunkan
kemampuan isolasi trafo arus.
Fungsi Trafo Arus
Fungsi dari trafo arus ada 2 yaitu :
a. Mentransformasikan besaran arus dari nilai arus yang besar pada sisi
primer ke nilai arus yang lebih kecil pada sisi sekundernya untuk
digunakan sebagai pengukuran atau proteksi.
b. Sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur / diproteksi dengan
alat ukurnya atau alat proteksinya.
Konsep Pengukuran Daya
Meter daya merupakan suatu alat ukur yang digunakan secara luas dalam
pengukuran daya. Alat ini dapat digunakan untuk pengukuran daya arus searah (DC)
maupun daya arus bolak balik (AC), untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan
arus, tidak terbatas hanya pada gelombang sinus saja. Meter daya yang digunakan
sebagai voltmeter atau ampermeter, terdiri dari kumparan-kumparan diam dan
kumparan berputar, dimana kumparan-kumparan tersebut dihubungkan secara seri,
dan karena bereaksi terhadap pengaruh kuadrat arus.
Meter daya ini dapat dipakai juga untuk mengukur :
- Daya satu fasa (sebagai wattmeter satu fasa).
- Daya tiga fasa (sebagai wattmeter tiga fasa)
- Daya reaktif (sebagai VAR meter).
- Wattjam (sebagai Wattjam meter atau KWH meter)
- Faktor daya (sebagai power factor meter)
- Frekuensi (sebagai frequency meter).
Karakteristik Alat Ukur Daya
Sebuah meter daya memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Meter daya mempunyai satu terminal tegangan dan satu terminal arus
yang diberi tanda “+“. Jika terminal arus yang diberi tanda ini
dihubungkan ke sisi jala-jala masuk dan terminal tegangan ke sisi jala-
jala dimana kumparan arus dihubungkan, alat ukur selalu akan
membaca naik, apabila daya dihubungkan ke beban.
- Untuk mempertahankan medan magnetnya, meter daya memerlukan
sejumlah daya, akan tetapi daya ini jauh lebih kecil dibandingkan
dengan daya beban, sehingga dapat diabaikan.
- Untuk pembacaan daya yang tepat, kumparan arus harus mengalirkan
arus beban dan kumparan potensial harus dihubungkan diantara
terminal-terminal beban.
Pengukuran Daya Satu Fasa
Alat ukur daya satu fasa digunakan untuk mengukur daya beban
satu fasa. Gambar 2.4 adalah gambar diagram pemasangan sebuah alat
ukur daya elektrodinamometer untuk pengukuran daya beban satu fasa.
Gambar 2.4 Pemasangan meter daya untuk jaringan satu fasa (Pengukuran Daya : 1)
Dari gambar 2.4 dapat dilihat bahwa kumparan-kumparan medan
atau kumparan-kumparan diam, merupakan dua komponen yang terpisah
yang dihubungkan secara seri dan dialiri oleh arus jala-jala total (ic).
Kumparan berputar ditempatkan di dalam medan magnet yang
dihasilkan kumparan-kumparan diam, dihubungkan secara seri dengan
tahanan pembatas arus (R) dan dialiri arus yang kecil (ip).
Pengukuran Daya Tiga Fasa
Penggunaan dua atau lebih alat ukur daya diperlukan untuk
pengukuran daya dalam suatu sistem fasa banyak. Daya nyata total
diperoleh dengan menjumlahkan secara aljabar pembacaan masing-masing
meter daya.
Pada gambar 2.5, ditunjukkan hubungan dua buah alat ukur daya
untuk pengukuran konsumsi daya sebuah beban tiga fasa setimbang
hubungan segitiga.
Gambar 2.5 Pemasangan dua buah alat ukur daya pada jaringan tiga fasa (Pengukuran Daya
: 5)
Kumparan arus alat ukur daya 1 dihubungkan pada line A, dan
kumparan tegangan dihubungkan antara line A dan C. Kumparan arus alat
ukur daya 2, dihubungkan pada line B, dan kumparan tegangan antara line B
dan C. Penjumlahan aljabar dari pembacaan kedua alat ukur daya,
merupakan jumlah daya total yang digunakan oleh beban setimbang 3 fasa.
Gambar 2.6 Diagram phasor arus dan tegangan pada jaringan tiga fasa (Pengukuran Daya :
5)
Gambar 2.6, menunjukkan diagram phasor tegangan dan arus di
dalam sistem 3 fasa tiga-kawat dan sudut antara tegangan fasa dan arus fasa
dinyatakan oleh θ. VAC , VCB , dan VBA adalah tegangan beban 3 fasa
dan IAC , ICB , dan IBA adalah arus beban tiga fasa. Beban hubungan
segitiga dianggap induktif, dan arus fasa tertinggal dari tegangan fasa
sebesar sudut θ. Kumparan arus meter daya 1, mengalirkan arus line IA’A,
yang merupakan pen-jumlahan vektor dari arus-arus fasa IAC dan IAB,
sedangkan kumparan potensial dihubungkan ke tegangan line ( jala-jala )
VAC.
Penjumlahan aljabar dari pembacaan kedua alat ukur daya, akan
memberikan nilai daya sebenarnya untuk setiap kondisi tidak seimbang,
faktor daya atau bentuk gelombang. Untuk sistem 3 fasa empat-kawat
dihubungkan ke beban bintang 4 kawat, diperlukan tiga alat ukur daya
untuk mengukur daya nyata total.
Beban
Beban itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu :
- Beban non linier adalah jenis beban dimana arus beban tidak sepadan pada
tegangan beban yang dipakai. Pada saat itu juga, seringkali arus beban tidak
selalu kontinyu. Arus beban non linier tidak sinusoidal meskipun sumber
tegangan yang dipakai pada saat itu berbentuk gelombang sinusoidal yang
bagus.
- Beban linier adalah beban yang mempunyai output tegangan dan arus yang
sepadan. Untuk tegangan lagging, arus juga ikut menjadi lagging pada
rangkaian induktif, begitu juga pada kondisi tegangan leading, arus juga
ikut menjadi leading pada rangkaian kapasitif. Untuk tegangan sinusoidal,
arus juga sinusoidal.
Beban Resistif
Anggaplah sebuah rangkaian yang terdiri dari tahanan R ohm
dihubungkan pada terminal generator A, seperti pada gambar 2.7 generator
tersebut memberikan tegangan arus bolak-balik. Bila tegangan sesaat v =
vm sin ωt, maka pada rangkaian tersebut mengalir arus sebesar :
I = V / R
Dimana :
I = arus sesaat (Ampere)
V = tegangan (volt)
R = resistansi (ohm)
Gambar 2.7 Rangkaian Resistif
Jelas terlihat bahwa arus berbanding lurus dengan tegangannya,
maka bentuk gelombang dari arus yang seperti gelombang tegangan. Dari
persamaan ini didapatkan bahwa beda fasa antara arus dan tegangan adalah
nol, hubungan tersebut ditunjukkan dalam gambar 2.8.
(a) (b)
Gambar 2.8 (a) Grafik hubungan antara arus dan tegangan pada rangkaian resistif,
(b) Vektor perbandingan antara arus dan tegangan pada rangkaian resistif
Pada umumnya perbandingan tegangan dan arus dalam rangkaian
arus bolak-balik disebut impedansi dengan simbol Z. Dimana resistansi R
diukur dalam ohm (Ω). Besarnya admitansi :
Y = I / Z
Daya pada tahanan dihitung sebagai berikut :
P = V.I
Beban Kapasitif
Bila tegangan AC dipakai pada kapasitor pertama-tama akan terjadi
pengalihan muatan pada inti-inti kapasitor kemudian pada setengah
periode selanjutnya dilakukan pengisian pada arah sebaliknya.
Gambar 2.9 Rangkaian dan bentuk gelombang arus dan tegangan pada rangkaian kapasitif
Reaktansi kapasitif berbanding terbalik dengan frekuensi sedang
arus yang mengalir dalam rangkaian berbanding lurus dengan
frekuensinya.
Gambar 2.10 Variasi reaktansi dan arus terhadap frekuensi dan diagram phasor pada
rangkaian kapasitif
Daya pada kapasitor dapat dihitung sebagai berikut :
P = V . I
Ternyata bahwa dalam rangkaian kapasitif murni daya rata-rata
yang diserap adalah nol seperti pada rangkaian induktif murni. Frekuensi
gelombang daya merupakan dua kali frekuensi gelombang arus dan
tegangan.
Gambar 2.11 Gelombang daya rangkaian kapasitif
Beban Induktif
Sebuah kumparan yang induktansinya L Henry (resistansi
diabaikan) dihubungkan pada sumber tegangan AC, maka kumparan
tersebut menghasilkan ggl lawan. GGL ini setiap saat selalu berlawanan
dengan naiknya atau turunnya arus yang melalui kumparan tersebut.
Jadi tegangan yang dipakai (dari sumber) harus dapat mengatasi
ggl induksi ini (atau tegangan jatuh pada kumparan harus sama dengan
GGL).
Gambar 2.12 Rangkaian induktif
Pada gambar 2.13 terlihat bahwa arus yang mengalir pada
kumparan yang resistansinya diabaikan, tertinggal 900 (seperempat
periode) terhadap tegangan yang dipakai.
Gambar 2.13 Bentuk arus dan tegangan pada rangkaian induktif
Besaran impedansi dalam hal ini disebut reaktansi induktif dengan
simbol XL dan dinyatakan dalam ohm.
XL = ω L ( ohm )
Besarnya admitansi :
YL = 1 / ZL
Reaktansi induktif berbanding lurus dengan frekuensi, sedangkan
arus yang mengalir padanya berbanding terbalik dengan ferkuensinya.
Diagram phasor untuk rangkaian induktif dilukiskan dalam gambar 2.14,
dimana E merupakan harga efektif dari ggl yang diinduksikan dalam
rangkaian, sedang V adalah harga efektif dari tegangan sumber. Besarnya
E dan V adalah sama akan tetapi saling berlawanan.
Gambar 2.14 Variasi frekuensi terhadap arus dan diagram phasor pada rangkaian induktif
Daya pada induktor dihitung sebagai berikut :
P = V.I
Ini berarti bahwa daya rata – rata pada induktor pada satu periode
atau pada periode selanjutnya adalah selalu nol atau dengan kata lain tidak
ada daya yang diserap pada rangkaian. Persamaan tersebut dapat pula
dijelaskan dengan gambar 2.15.
Gambar 2.15 Gelombang hubungan arus, tegangan dan daya pada rangkaian
DATA LOGGER
Data logger merupakan alat bantu monitoring dan pencatatan data yang diperlukan.
Peralatan elektronik yang dapat menampilkan, mencatat , dan menyimpan data
tertentu dalam jumlah dan rentang waktu tertentu. Umumnya (tapi tidak semua) data
logger terdiri dari digital-processor , berukuran kecil, daya berasal dari batere,
portable, dilengkapi dengan memory untuk menyimpan data, dan juga dilengkapi
dengan sensor-sensor. Data logger merupakan instrument yang sederhana (1 - 2
channel) dengan recording biasa sampai dengan data acquisition yang sangat
kompleks selain recording dituntut juga untuk melakukan analaisis sesuai dengan
aplikasi-aplikasi tertentu yang dibutuhkan sebagai solusi tuntutan teknologi abad ini.
Kesalahan error data logger sangatlah kecil yaitu sekitar 1.6 %. Pengujian data
logger menggunakan suatu software, maf tapi didalam proposal ini kami belum bisa
menyebutkanya, mugkin seiring berjalanya waktu /proses pembuatan proyek akhir
ini akan berusaha mencari tahu tentang software tersebut.
6. METODE
Metodologi yang digunakan dalam membuat alat ini adalah:
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mencari data baik dari buku maupun
internet yang berhubungan dengan hal – hal yang dibahas dalam
pembuatan miniatur ini.
b. Metode Eksperimen
Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan percobaan – percobaan
ilmiah, kemudian hasilnya digunakan sebagai sumber data. Percobaan ini
dilakukan ketika alat sudah jadi.
c. Bimbingan
Metode ini dilakukan dengan cara meminta pengarahan dan petunjuk dari
dosen pembimbing dan dosen umum.
d. Observasi
Metode ini dilaksanakan dengan jalan melakukan pengamatan langsung
pada saat OJT di PT. Kereta Api Indonesia, DAOP IV Semarang.
2. Rancangan Konseptual
Rancangan konseptual adalah suatu rancangan awal yang berupa gambar
sketsa dasar perancangan yang didasarkan pada pemahaman konsep – konsep
teknik dan kelistrikan untuk memecahkan masalah.Tahap ini didahului
dengan identifikasi masalah yang dihadapi, kemudian menumbuhkan struktur
fungsi masing – masing dari blok komponennya dan akhirnya menentukan
cara yang paling tepat dan efektif.
3. Rancangan Tata Letak
Gambar – gambar sketsa rangka dan rangkaian listrik yang sudah jadi
kemudian dianalisa untuk menentukan tata letak terbaik agar kinerja
prototype yang akan dibuat bisa efektif. Selain itu juga merencanakan
bagaimana peralatan atau bagian – bagian itu akan diproduksi.
4. Persiapan Alat dan bahan
Setelah semua terencana lengkap, alat – alat dan bahan yang diperlukan
disiapkan secara keseluruhan, sehingga proses perangkaian miniatur ini
berjalan dan terlaksana dengan sempurna.
5. Pembuatan Alat Pengujian Perbaikan dan Penyempurnaan
Dalam melakukan metode ini kami selalu mengindahkan keselamatan kerja.
Persiapan yang telah direncanakan dilaksanakan sesuai rancangan yang
dibuat kemudian membuat rangka kompenen, merakit semua spare parts lalu
diuji coba. Bila dalam proses ini ada suatu kesalahan atau kekurangan pada
alat, maka akan dilakukan perbaikan sampai prototype ini bisa berfungsi
dengan baik. Kemudian langkah terakhir adalah penyempurnaan alat.
6. Instrument
Pada penelitian ini, Instrument yang digunakan adalah Bengkel Listrik
mekanik dan laboratorium Listrik Politeknik Negeri Semarang.
7. TATA WAKTU
Tabel 1. Jadwal pelaksanaan TA
Jenis Kegiatan
Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV
Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengumpulan data :
1. Studi Pustaka
2. Bimbingan
Menyusun rancangan
1. Konseptual
2. Akhir
Membuat gambar Detail
Pengadaan Alat dan
Bahan
Pembuatan Prototipe
Pengujian dan perbaikan
Penyusunan laporan
1. Konsep awal
2. Penulisan Laporan
8. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya yang akan kami gunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Anggaran biaya usulan PKM
NO KETERANGAN JUMLAH
Biaya Bahan Konstruksi
1. Data Loggic Rp4.000.000,00
2. Kabel RS438 1,5 M Rp. 300.000,00
3. Kabel belden9841 1 rol Rp. 1.000.000,00
4. Software Rp.20.000.000,00
5. Konektor kabel Rp. 50.000,00
6. Seperangkat komputer Rp. 3.500.000,00
7. Lain-lain Rp 500.000,00
Bahan Konstruksi Rp.29.350.000,00
2 Biaya Operasional
a. Rental, pengetikan, penggandaan dan jilid Rp. 20.000,00
b. Dokumentasi RP. 10.000,00
Total Rp.29.380.000,00
DAFTAR PUSTAKA
.
Neidle, Michael. 1982. Teknologi Instalasi Listrik. Jakarta. Erlangga
Zuhal. 1993. Dasar Teknik Tenaga Listrik. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
Suryatmo, F.1986.Teknik Listrik Pengukuran. Jakarta. Bina Aksara
Suryatmo, F.1997. Teknik pengukuran Listrik dan Elektronika. Jakarta. Bumi Aksara
Sudirham, Sudaryatno. 2002. Analisis Rangkaian Listrik. Bandung. ITB
NaytJr,William H. Jack E. Kemmerly. Steven M. Durbin. 2005. Rangkaian Listrik.
Jakarta. Erlangga
Sapiie, Dr. Soedjana, Dr.Osamu Nishino. 1986. Pengukuran dan Alat – Alat Ukur
Listrik. Jakarta. Pradnya Paramita
_______Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000). Jakarta: Yayasan PUIL.
http://www.google.com/dataloggers diunduh pada ; 19 Januari 2010
Lampiran 1
Gambar Box Power Meter
Lampiran 2
Gambar Penempatan Komponen Pada BoxTrainer
Bagian depan pintu trainer meter daya
Keterangan :
1. Power Meter (PM 800 Seri 810)
2. Konektor Kabel (Connectorbus)
3. MCB 1 fasa untuk suplai tegangan meter daya
4. 3 MCB 1 fasa untuk trainer tegangan 3 fasa
5. Pengunci panel trainer meter daya
Bagian belakang pintu trainer meter daya
Keterangan :
1. Konektor input beban untuk Meter Daya
2. Konektor suplai tegangan Meter Daya
3. Konektor Trafo Arus untuk Meter Daya
4. Plat penjepit MCB
5. Penutup kabel
Gambar 3.8 Pemasangan trafo arus pada trainer meter daya
Keterangan :
1. Terminal blok
2. CT 50/5 Ampere untuk fasa R
3. CT 50/5 Ampere untuk fasa S
4. CT 50/5 Ampere untuk fasa T
Lampiran 3
Gambar Pengawatan Komponen Pada Box Trainer
Gambar 3.10 Pengawatan boxtrainer meter daya
Keterangan :
1. Power Meter (PM 810)
2. 3 MCB 1 fasa (sebagai media pengukur)
3. MCB 1 fasa (sebagai suplai PM)
4. Pengunci panel
5. Terminal blok
6. Trafo arus
Lampiran 4
Sistem Wiring
Gambar 3.12 3 fasa, 3 kawat, 3 CT tanpa PT
Lampiran 5
Wiring pemasangan trainer pada panel penerangan laboratorium listrik politeknik
negeri semarang.
Lampiran 6
Lay out trainer dan data logger