Proposal Ta

45
PROPOSAL TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN HOT PRESS BERBASIS PLC DAN MONITORING SCADA Diajukan sebagai syarat kelulusan Program Diploma III Oleh : 1. Achmad Sutopo 3.31.10.1.01 2. Asep Hendy Kurniawan 3.31.10.1.06 3. Dany Wicaksono 3.31.10.1.09 PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

description

format TA

Transcript of Proposal Ta

Page 1: Proposal Ta

PROPOSAL TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN HOT PRESS BERBASIS PLC DAN

MONITORING SCADA

Diajukan sebagai syarat kelulusan Program Diploma III

Oleh :

1. Achmad Sutopo 3.31.10.1.01

2. Asep Hendy Kurniawan 3.31.10.1.06

3. Dany Wicaksono 3.31.10.1.09

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2012

Page 2: Proposal Ta

JURUSANT.ELEKTRO

POLINESSURAT PERMOHONAN TUGAS AKHIR FORM-1

Semarang, 10 Juni 2012

Kepada Yth.Kaprodi Teknik ListrikJurusan Teknik ElektroPoliteknik Negeri Semarang

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama, NIM, Kelas :1. Achmad Sutopo 3.31.10.1.01 LT 2C

2. Asep Hendy Kurniawan 3.31.10.1.06 LT 2C

3. Dany Wicaksono 3.31.10.1.09 LT 2C

Judul TA :

SISTEM OTOMASI PEMOTONG KENTANG

MENGGUNAKAN PNEUMATIK BERBASIS PLC DAN SCADA

Pembimbing Utama

Nama :NIP :

Mengajukan permohonan untuk melakukan tugas akhir.

a.n.Pemohon,

Rizka Imam Anzi S.NIM : 3.31.10.1.10

JURUSANT.ELEKTRO SURAT KESANGGUPAN SEBAGAI

FORM-2

Page 3: Proposal Ta

POLINESPEMBIMBING TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama :NIP :

Tidak keberatan dan sanggup untuk membimbing mahasiswa :

Nama, NIM, Kelas :1. Achmad Sutopo 3.31.10.1.01 LT 2C

2. Asep Hendy Kurniawan 3.31.10.1.06 LT 2C

3. Dany Wicaksono 3.31.10.1.09 LT 2C

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul :

” RANCANG BANGUN MINIATUR SISTEM OTOMASI PEMOTONG

KENTANG MENGGUNAKAN PNEUMATIK BERBASIS PLC DAN SCADA”

Semarang, 10 Juni 2012

Calon Pembimbing Utama

...................................NIP.

JURUSANT.ELEKTRO

POLINES

SURAT PERNYATAAN PENJAMINAN KARYA TUGAS AKHIR

FORM-3

Page 4: Proposal Ta

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama, NIM, Kelas :1. Agsani Basnawi 3.31.10.1.04 LT 2C

2. Isnan Kevinda N. 3.31.10.1.15 LT 2C

3. Rizka Imam Anzi Susetyo 3.31.10.1.18 LT2C

4. Sarwono 3.31.10.1.21 LT 2C

Jurusan : Teknik Elektro

Program Studi : Teknik Listrik

Menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah inovasi dan penyempurnaan dari karya

yang pernah diajukan oleh mahasiswa tingkat atas untuk memperoleh sebutan

keahlian di suatu perguruan tinggi. Di dalamnya terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis dan dibuat oleh mahasiswa tingkat atas dan ditambah dengan inovasi

demi penyempurnaan karya tugas akhir ini yang secara tertulis dalam naskah/karya

tugas akhir ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, 05 April 2011

a.n. Mahasiswa,

Rizka Imam Anzi S.NIM : 3.31.10.1.18

Page 5: Proposal Ta

1. JUDUL

RANCANG BANGUN MINIATUR PALANG PINTU KERETA API

OTOMATIS BERBASIS PLC DAN MONITORING SCADA.

2. PENDAHULUAN

Dalam menghadapi persaingan dunia kerja saat ini, setiap orang dituntut

untuk memiliki skill(keterampilan), ability(kemampuan), dan ethics (etika) yang

lebih.Tidak hanya itu, adanya kompetensi atau keahlian khusus merupakan

sebuah nilai tambah bagi tenaga kerja yang memilikinya.

Semakin majunya teknologi menuntut setiap mahasiswa untuk dapat

berfikir maju serta mengikuti perkembangan zaman. Salah satu dampak

teknologi tersebut adalah di bidang perkereta – apian, khususnya yaitu

mengenai palang pintu otomatis yang dikendalikan oleh sensor. Sistem tersebut

sudah banyak ditemui dibeberapa negara maju seperti perancis, inggris,

jerman.Kalau kita perhatikan selama ini di Indonesia masih saja ditemui

kecelakaan lalu lintas di palang pintu perlintasan kereta api bukan lain dan tidak

salah lagi kalau itu kesalahan operator ( human error ).

Atas dasar itu kami bermaksud untuk mengembangkan sebuah rancang

bangun palang pintu perlintasan kereta api, lengkap dengan miniatur kereta

apinya sebagai tugas akhir yang nantinya akan berguna bagi proses

pembelajaran di Teknik Listrik serta melengkapi peralatan pendukung

pembelajaran yang ada di Laboratorium Teknik Listrik Politeknik Negeri

Semarang.

Dalam pembuatan tugas akhir ini kami mengambil sebuah Judul Tugas Akhir

”Rancang bangun miniatur palang pintu perlintasan kereta api berbasis plc dan

monitoring scada”.Dengan adanya miniatur palang pintu kereta api ini maka

akan menambah koleksi dari tugas akhir mahasiswa dibidang pengimplikasian

sensor dan tranduser serta teknik kontrol di dunia sebenarnya. Didalam miniatur

ini menggunakan photo elektrik sebagai sensor utama yang akan membaca

Page 6: Proposal Ta

kondisi perubahan. Sensor ini bisa membaca sampai maksimal ± 10 m, sehingga

kami tidak meragukan lagi mengenai keakuratannya.

3. TUJUAN

Tujuan penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi salah satu syarat kelulusan DIII Politeknik Negeri Semarang

2. Mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari dan diperoleh selama menempuh

pendidikan pada Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro

Politeknik Negeri Semarang

3. Mengetahui secara detail penggunaan sensor photo elektrik sebagai sensor

utama dalam keamanan palang pintu perlintasan kereta api..

4. Mengaplikasikan Power Meter dan data logger sebagai alat monitoring pada

instrument kelistrikan, guna meningkatkan efisiensi dalam mengamati

pemakaian energi listrik dan pengamatan data besaran ini dapat dilakukan

secara berkala.

4. PEMBATASAN MASALAH

Dalam pembuatan tugas akhir ini untuk menjaga agar topik masalah tidak

keluar dari permasalahan, kami hanya membatasi hal-hal sebagai berikut :

a. Dalam pembuatan miniatur palang perlintasan kereta api otomatisini

menggunakan PLC OMRON CPM 1 A sebagai alat utama untuk

pemrograman.

b. miniatur palang kereta api otomatisdigunakan untuk otomatisasi di jalur –

jalur perlintasan kereta api yang bersimpangan langsung dengan

persimpangan perlintasan kereta api dengan jalan raya, sehingga

mengurangi tingkat kecerobohan dan human error serta kecelakaan lalu

lintas.

Page 7: Proposal Ta

5. TINJAUAN PUSTAKA

METER DAYA

Meter Daya atau disebut juga dengan Power meter adalah suatu alat yang

multi fungsi, peralatan digital, akuisisi data, dan kontrol kendali. Alat ini dapat

menggantikan bermacam-macam alat ukur meter analog yang masih

menggunakan jarum penduga. Meter daya dapat dipasang diberbagai lokasi

dalam suatu fasilitas serta menggunakan komunikasi RS485 yang dilengkapi

dengan pengintegrasian dalam setiap pemantauan daya dan sistem kendali.

Bagaimanapun sistem dari meter daya yang utama adalah untuk

memantau seluruh aktifitas kelistrikan. Meter daya adalah suatu alat ukur digital

dengan tingkat ketelitian tinggi dan akurat. Bisa melihat lebih dari 50 nilai

pembacaan data langsung dari tampilan layar meter daya. Meter daya dapat juga

difungsikan sebagai alat pengendali dengan menggunakan software apabila

tersambung dengan komputer. Selain itu dapat pula melakukan pembacaan

ataupun metering melalui layar monitor dengan tambahan peralatan pendukung

sebagai sistem jaringan data kabel maupun nirkabel secara tampilan manual

maupun penampilan grafik harmonik yang dapat ditampilkan pada layar monitor

dengan bantuan software.

Salah satu jenis meter daya, yaitu PM 800 (seri 810) yang bagian-

bagiannya dapat dilihat pada gambar 2.1.

Page 8: Proposal Ta

Gambar 2.1 Bagian-bagian dari Power Meter (Buku Modul)

Keterangan :

1. Konektor kontrol power supply

2. Konektor tegangan masukan

3. Konektor input output

4. LED indikator

5. Konektor RS-485

6. Konektor pilihan modul

7. Konektor arus masukan

8. Tampilan data pada layar

Kemampuan Dan Karakteristik Meter Daya

Meter Daya (PM 810) mampu mengukur arus dan tegangan

serta dapat melaporkan data setiap saat yang merupakan nilai dari

pengukuran untuk semua fasa dan netral. Selain itu, meter daya juga

mampu menghitung faktor daya, daya nyata, daya reaktif, dan masih

banyak lagi. Tabel 2.1 menunjukkan batas pengukuran Meter Daya

(PM 810).

Tabel 2.1 Tabel batas pengukuran

Page 9: Proposal Ta

Meter Daya (Power Meter) sebagai alat ukur digital

mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Pembacaan pengukuran tiap 1 detik

2. Ketelitian pengukuran :

a. Arus dan tegangan sebesar ± 0,075 %

b. Daya ± 0,5 %

3. Pengukuran arus (melalui CT), sesuai dengan perbandingan :

a. Primer -> Dapat diatur, mulai dari 5A - 32,767kA

b. Sekunder -> 1A atau 5A

4. Pengukuran tegangan mulai dari 0 - 600Volt tanpa menggunakan

PT

Page 10: Proposal Ta

Sistem Akuisisi Data

Salah satu bagian utama sistem meter daya ini adalah akuisisi

data. Akuisisi data dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang

berfungsi untuk mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data,

hingga memprosesnya untuk menghasilkan data yang dikehendaki.

Piranti sistem akuisisi data yang telah dirancang dan dibuat adalah

sistem yang dapat mengakusisi besaran-besaran pada saluran tiga fasa

sistem tenaga listrik yaitu data arus, tegangan, cos phi dan status

pemutus tegangan. Power Meter seri 800 digunakan sebagai alat

Interfacing piranti akuisisi dengan komputer. Data-data yang telah

diinputkan ke komputer selanjutnya akan diproses, sehingga data

tersebut dapat disimpan dalam sebuah file database dan ditampilkan

dalam bentuk gelombang sinusoidal dan grafik nilai RMS pada

monitor PC secara realtime. Sistem tenaga listrik yang sederhana,

piranti akuisisi data ini bekerja sesuai dengan yang diharapkan.

Pembacaan arus, tegangan, dan nilai cos phi menghasilkan pembacaan

yang cukup akurat. Dan software yang telah dibuat dengan bahasa

pemprograman Delphi dapat bekerja dengan baik dalam menampilkan

gelombang dan penyimpanan data secara berkelanjutan.

Harmonik Daya

Harmonika daya merupakan suatu fenomena yang timbul

akibat pengoperasian beban listrik non linier, yang merupakan sumber

terbentuknya gelombang pada frekuensi-frekuensi tinggi yang

merupakan kelipatan dari frekuensi fundamentalnya seperti 100 Hz,

150 Hz, 200 Hz, 300 Hz, dan seterusnya. Hal ini dapat mengganggu

sistem kelistrikan pada frekuensi fundamentalnya yaitu 50/60 Hz,

sehingga bentuk gelombang arus maupun tegangan yang idealnya

adalah sinusoidal murni akan menjadi cacat akibat distorsi harmonisa

yang terjadi. Bentuk gelombang akibat munculnya harmonisa dapat

dilihat pada gambar 2.2.

Page 11: Proposal Ta

Gambar 2.2 Bentuk gelombang harmonika

(http://puslit.petra.ac.id/journals/electrical/)

Current Transformer ( CT )

Current Transformer (CT) yang disebut juga sebagai trafo arus adalah

suatu transformator yang digunakan untuk membantu alat ukur dalam

pengukuran arus listrik yang tidak dapat diukur secara langsung karena besar

arusnya melebihi batas kemampuan ukur alat yang digunakan.

Dalam pemasangannya, kutup primer P1 dihubungkan dengan jala-jala

PLN dan kutup primer P2 dihubungkan dengan beban pelanggan, sedangkan sisi

sekunder kutub yang polaritasnya lebih rendah dihubungkan dengan pentanahan

dan kutup lainnya dihubungkan dengan alat ukur atau alat proteksi yang juga

ditanahkan. Bagian sekunder CT pada waktu dipergunakan tidak boleh terbuka,

karena jika sekunder dalam keadaan terbuka sedangkan arus primernya tetap

besar, maka fluksi pada bagian intinya tidak ada yang melawan sehingga akan

terjadi panas berlebih pada inti trafo tersebut, hal ini dapat menurunkan

kemampuan isolasi trafo arus.

Fungsi Trafo Arus

Page 12: Proposal Ta

Fungsi dari trafo arus ada 2 yaitu :

a. Mentransformasikan besaran arus dari nilai arus yang besar pada sisi

primer ke nilai arus yang lebih kecil pada sisi sekundernya untuk

digunakan sebagai pengukuran atau proteksi.

b. Sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur / diproteksi dengan

alat ukurnya atau alat proteksinya.

Konsep Pengukuran Daya

Meter daya merupakan suatu alat ukur yang digunakan secara luas dalam

pengukuran daya. Alat ini dapat digunakan untuk pengukuran daya arus searah (DC)

maupun daya arus bolak balik (AC), untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan

arus, tidak terbatas hanya pada gelombang sinus saja. Meter daya yang digunakan

sebagai voltmeter atau ampermeter, terdiri dari kumparan-kumparan diam dan

kumparan berputar, dimana kumparan-kumparan tersebut dihubungkan secara seri,

dan karena bereaksi terhadap pengaruh kuadrat arus.

Meter daya ini dapat dipakai juga untuk mengukur :

- Daya satu fasa (sebagai wattmeter satu fasa).

- Daya tiga fasa (sebagai wattmeter tiga fasa)

- Daya reaktif (sebagai VAR meter).

- Wattjam (sebagai Wattjam meter atau KWH meter)

- Faktor daya (sebagai power factor meter)

- Frekuensi (sebagai frequency meter).

Karakteristik Alat Ukur Daya

Sebuah meter daya memiliki karakteristik sebagai berikut :

- Meter daya mempunyai satu terminal tegangan dan satu terminal arus

yang diberi tanda “+“. Jika terminal arus yang diberi tanda ini

dihubungkan ke sisi jala-jala masuk dan terminal tegangan ke sisi jala-

jala dimana kumparan arus dihubungkan, alat ukur selalu akan

membaca naik, apabila daya dihubungkan ke beban.

- Untuk mempertahankan medan magnetnya, meter daya memerlukan

sejumlah daya, akan tetapi daya ini jauh lebih kecil dibandingkan

dengan daya beban, sehingga dapat diabaikan.

Page 13: Proposal Ta

- Untuk pembacaan daya yang tepat, kumparan arus harus mengalirkan

arus beban dan kumparan potensial harus dihubungkan diantara

terminal-terminal beban.

Pengukuran Daya Satu Fasa

Alat ukur daya satu fasa digunakan untuk mengukur daya beban

satu fasa. Gambar 2.4 adalah gambar diagram pemasangan sebuah alat

ukur daya elektrodinamometer untuk pengukuran daya beban satu fasa.

Gambar 2.4 Pemasangan meter daya untuk jaringan satu fasa (Pengukuran Daya : 1)

Dari gambar 2.4 dapat dilihat bahwa kumparan-kumparan medan

atau kumparan-kumparan diam, merupakan dua komponen yang terpisah

yang dihubungkan secara seri dan dialiri oleh arus jala-jala total (ic).

Kumparan berputar ditempatkan di dalam medan magnet yang

dihasilkan kumparan-kumparan diam, dihubungkan secara seri dengan

tahanan pembatas arus (R) dan dialiri arus yang kecil (ip).

Pengukuran Daya Tiga Fasa

Penggunaan dua atau lebih alat ukur daya diperlukan untuk

pengukuran daya dalam suatu sistem fasa banyak. Daya nyata total

Page 14: Proposal Ta

diperoleh dengan menjumlahkan secara aljabar pembacaan masing-masing

meter daya.

Pada gambar 2.5, ditunjukkan hubungan dua buah alat ukur daya

untuk pengukuran konsumsi daya sebuah beban tiga fasa setimbang

hubungan segitiga.

Gambar 2.5 Pemasangan dua buah alat ukur daya pada jaringan tiga fasa (Pengukuran Daya

: 5)

Kumparan arus alat ukur daya 1 dihubungkan pada line A, dan

kumparan tegangan dihubungkan antara line A dan C. Kumparan arus alat

ukur daya 2, dihubungkan pada line B, dan kumparan tegangan antara line B

dan C. Penjumlahan aljabar dari pembacaan kedua alat ukur daya,

merupakan jumlah daya total yang digunakan oleh beban setimbang 3 fasa.

Gambar 2.6 Diagram phasor arus dan tegangan pada jaringan tiga fasa (Pengukuran Daya :

5)

Page 15: Proposal Ta

Gambar 2.6, menunjukkan diagram phasor tegangan dan arus di

dalam sistem 3 fasa tiga-kawat dan sudut antara tegangan fasa dan arus fasa

dinyatakan oleh θ. VAC , VCB , dan VBA adalah tegangan beban 3 fasa

dan IAC , ICB , dan IBA adalah arus beban tiga fasa. Beban hubungan

segitiga dianggap induktif, dan arus fasa tertinggal dari tegangan fasa

sebesar sudut θ. Kumparan arus meter daya 1, mengalirkan arus line IA’A,

yang merupakan pen-jumlahan vektor dari arus-arus fasa IAC dan IAB,

sedangkan kumparan potensial dihubungkan ke tegangan line ( jala-jala )

VAC.

Penjumlahan aljabar dari pembacaan kedua alat ukur daya, akan

memberikan nilai daya sebenarnya untuk setiap kondisi tidak seimbang,

faktor daya atau bentuk gelombang. Untuk sistem 3 fasa empat-kawat

dihubungkan ke beban bintang 4 kawat, diperlukan tiga alat ukur daya

untuk mengukur daya nyata total.

Beban

Beban itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu :

- Beban non linier adalah jenis beban dimana arus beban tidak sepadan pada

tegangan beban yang dipakai. Pada saat itu juga, seringkali arus beban tidak

selalu kontinyu. Arus beban non linier tidak sinusoidal meskipun sumber

tegangan yang dipakai pada saat itu berbentuk gelombang sinusoidal yang

bagus.

- Beban linier adalah beban yang mempunyai output tegangan dan arus yang

sepadan. Untuk tegangan lagging, arus juga ikut menjadi lagging pada

rangkaian induktif, begitu juga pada kondisi tegangan leading, arus juga

ikut menjadi leading pada rangkaian kapasitif. Untuk tegangan sinusoidal,

arus juga sinusoidal.

Beban Resistif

Anggaplah sebuah rangkaian yang terdiri dari tahanan R ohm

dihubungkan pada terminal generator A, seperti pada gambar 2.7 generator

Page 16: Proposal Ta

tersebut memberikan tegangan arus bolak-balik. Bila tegangan sesaat v =

vm sin ωt, maka pada rangkaian tersebut mengalir arus sebesar :

I = V / R

Dimana :

I = arus sesaat (Ampere)

V = tegangan (volt)

R = resistansi (ohm)

Gambar 2.7 Rangkaian Resistif

Jelas terlihat bahwa arus berbanding lurus dengan tegangannya,

maka bentuk gelombang dari arus yang seperti gelombang tegangan. Dari

persamaan ini didapatkan bahwa beda fasa antara arus dan tegangan adalah

nol, hubungan tersebut ditunjukkan dalam gambar 2.8.

(a) (b)

Gambar 2.8 (a) Grafik hubungan antara arus dan tegangan pada rangkaian resistif,

(b) Vektor perbandingan antara arus dan tegangan pada rangkaian resistif

Pada umumnya perbandingan tegangan dan arus dalam rangkaian

arus bolak-balik disebut impedansi dengan simbol Z. Dimana resistansi R

diukur dalam ohm (Ω). Besarnya admitansi :

Page 17: Proposal Ta

Y = I / Z

Daya pada tahanan dihitung sebagai berikut :

P = V.I

Beban Kapasitif

Bila tegangan AC dipakai pada kapasitor pertama-tama akan terjadi

pengalihan muatan pada inti-inti kapasitor kemudian pada setengah

periode selanjutnya dilakukan pengisian pada arah sebaliknya.

Gambar 2.9 Rangkaian dan bentuk gelombang arus dan tegangan pada rangkaian kapasitif

Reaktansi kapasitif berbanding terbalik dengan frekuensi sedang

arus yang mengalir dalam rangkaian berbanding lurus dengan

frekuensinya.

Gambar 2.10 Variasi reaktansi dan arus terhadap frekuensi dan diagram phasor pada

rangkaian kapasitif

Daya pada kapasitor dapat dihitung sebagai berikut :

P = V . I

Ternyata bahwa dalam rangkaian kapasitif murni daya rata-rata

yang diserap adalah nol seperti pada rangkaian induktif murni. Frekuensi

Page 18: Proposal Ta

gelombang daya merupakan dua kali frekuensi gelombang arus dan

tegangan.

Gambar 2.11 Gelombang daya rangkaian kapasitif

Beban Induktif

Sebuah kumparan yang induktansinya L Henry (resistansi

diabaikan) dihubungkan pada sumber tegangan AC, maka kumparan

tersebut menghasilkan ggl lawan. GGL ini setiap saat selalu berlawanan

dengan naiknya atau turunnya arus yang melalui kumparan tersebut.

Jadi tegangan yang dipakai (dari sumber) harus dapat mengatasi

ggl induksi ini (atau tegangan jatuh pada kumparan harus sama dengan

GGL).

Gambar 2.12 Rangkaian induktif

Page 19: Proposal Ta

Pada gambar 2.13 terlihat bahwa arus yang mengalir pada

kumparan yang resistansinya diabaikan, tertinggal 900 (seperempat

periode) terhadap tegangan yang dipakai.

Gambar 2.13 Bentuk arus dan tegangan pada rangkaian induktif

Besaran impedansi dalam hal ini disebut reaktansi induktif dengan

simbol XL dan dinyatakan dalam ohm.

XL = ω L ( ohm )

Besarnya admitansi :

YL = 1 / ZL

Reaktansi induktif berbanding lurus dengan frekuensi, sedangkan

arus yang mengalir padanya berbanding terbalik dengan ferkuensinya.

Diagram phasor untuk rangkaian induktif dilukiskan dalam gambar 2.14,

dimana E merupakan harga efektif dari ggl yang diinduksikan dalam

rangkaian, sedang V adalah harga efektif dari tegangan sumber. Besarnya

E dan V adalah sama akan tetapi saling berlawanan.

Page 20: Proposal Ta

Gambar 2.14 Variasi frekuensi terhadap arus dan diagram phasor pada rangkaian induktif

Daya pada induktor dihitung sebagai berikut :

P = V.I

Ini berarti bahwa daya rata – rata pada induktor pada satu periode

atau pada periode selanjutnya adalah selalu nol atau dengan kata lain tidak

ada daya yang diserap pada rangkaian. Persamaan tersebut dapat pula

dijelaskan dengan gambar 2.15.

Gambar 2.15 Gelombang hubungan arus, tegangan dan daya pada rangkaian

DATA LOGGER

Data logger merupakan alat bantu monitoring dan pencatatan data yang diperlukan.

Peralatan elektronik yang dapat menampilkan, mencatat , dan menyimpan data

tertentu dalam jumlah dan rentang waktu tertentu. Umumnya (tapi tidak semua) data

logger terdiri dari digital-processor , berukuran kecil, daya berasal dari batere,

portable, dilengkapi dengan memory untuk menyimpan data, dan juga dilengkapi

dengan sensor-sensor. Data logger merupakan instrument yang sederhana (1 - 2

channel) dengan recording biasa sampai dengan data acquisition yang sangat

kompleks selain recording dituntut juga untuk melakukan analaisis sesuai dengan

aplikasi-aplikasi tertentu yang dibutuhkan sebagai solusi tuntutan teknologi abad ini.

Kesalahan error data logger sangatlah kecil yaitu sekitar 1.6 %. Pengujian data

logger menggunakan suatu software, maf tapi didalam proposal ini kami belum bisa

Page 21: Proposal Ta

menyebutkanya, mugkin seiring berjalanya waktu /proses pembuatan proyek akhir

ini akan berusaha mencari tahu tentang software tersebut.

6. METODE

Metodologi yang digunakan dalam membuat alat ini adalah:

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan cara mencari data baik dari buku maupun

internet yang berhubungan dengan hal – hal yang dibahas dalam

pembuatan miniatur ini.

b. Metode Eksperimen

Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan percobaan – percobaan

ilmiah, kemudian hasilnya digunakan sebagai sumber data. Percobaan ini

dilakukan ketika alat sudah jadi.

c. Bimbingan

Metode ini dilakukan dengan cara meminta pengarahan dan petunjuk dari

dosen pembimbing dan dosen umum.

d. Observasi

Metode ini dilaksanakan dengan jalan melakukan pengamatan langsung

pada saat OJT di PT. Kereta Api Indonesia, DAOP IV Semarang.

2. Rancangan Konseptual

Rancangan konseptual adalah suatu rancangan awal yang berupa gambar

sketsa dasar perancangan yang didasarkan pada pemahaman konsep – konsep

teknik dan kelistrikan untuk memecahkan masalah.Tahap ini didahului

dengan identifikasi masalah yang dihadapi, kemudian menumbuhkan struktur

Page 22: Proposal Ta

fungsi masing – masing dari blok komponennya dan akhirnya menentukan

cara yang paling tepat dan efektif.

3. Rancangan Tata Letak

Gambar – gambar sketsa rangka dan rangkaian listrik yang sudah jadi

kemudian dianalisa untuk menentukan tata letak terbaik agar kinerja

prototype yang akan dibuat bisa efektif. Selain itu juga merencanakan

bagaimana peralatan atau bagian – bagian itu akan diproduksi.

4. Persiapan Alat dan bahan

Setelah semua terencana lengkap, alat – alat dan bahan yang diperlukan

disiapkan secara keseluruhan, sehingga proses perangkaian miniatur ini

berjalan dan terlaksana dengan sempurna.

5. Pembuatan Alat Pengujian Perbaikan dan Penyempurnaan

Dalam melakukan metode ini kami selalu mengindahkan keselamatan kerja.

Persiapan yang telah direncanakan dilaksanakan sesuai rancangan yang

dibuat kemudian membuat rangka kompenen, merakit semua spare parts lalu

diuji coba. Bila dalam proses ini ada suatu kesalahan atau kekurangan pada

alat, maka akan dilakukan perbaikan sampai prototype ini bisa berfungsi

dengan baik. Kemudian langkah terakhir adalah penyempurnaan alat.

6. Instrument

Pada penelitian ini, Instrument yang digunakan adalah Bengkel Listrik

mekanik dan laboratorium Listrik Politeknik Negeri Semarang.

Page 23: Proposal Ta

7. TATA WAKTU

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan TA

Jenis Kegiatan

Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV

Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengumpulan data :

1. Studi Pustaka

2. Bimbingan

Menyusun rancangan

1. Konseptual

2. Akhir

Membuat gambar Detail

Pengadaan Alat dan

Bahan

Pembuatan Prototipe

Pengujian dan perbaikan

Penyusunan laporan

1. Konsep awal

2. Penulisan Laporan

Page 24: Proposal Ta

8. ANGGARAN

Rencana anggaran biaya yang akan kami gunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Anggaran biaya usulan PKM

NO KETERANGAN JUMLAH

Biaya Bahan Konstruksi

1. Data Loggic Rp4.000.000,00

2. Kabel RS438 1,5 M Rp. 300.000,00

3. Kabel belden9841 1 rol Rp. 1.000.000,00

4. Software Rp.20.000.000,00

5. Konektor kabel Rp. 50.000,00

6. Seperangkat komputer Rp. 3.500.000,00

7. Lain-lain Rp 500.000,00

Bahan Konstruksi Rp.29.350.000,00

2 Biaya Operasional

a. Rental, pengetikan, penggandaan dan jilid Rp. 20.000,00

b. Dokumentasi RP. 10.000,00

Total Rp.29.380.000,00

Page 25: Proposal Ta

DAFTAR PUSTAKA

.

Neidle, Michael. 1982. Teknologi Instalasi Listrik. Jakarta. Erlangga

Zuhal. 1993. Dasar Teknik Tenaga Listrik. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama

Suryatmo, F.1986.Teknik Listrik Pengukuran. Jakarta. Bina Aksara

Suryatmo, F.1997. Teknik pengukuran Listrik dan Elektronika. Jakarta. Bumi Aksara

Sudirham, Sudaryatno. 2002. Analisis Rangkaian Listrik. Bandung. ITB

NaytJr,William H. Jack E. Kemmerly. Steven M. Durbin. 2005. Rangkaian Listrik.

Jakarta. Erlangga

Sapiie, Dr. Soedjana, Dr.Osamu Nishino. 1986. Pengukuran dan Alat – Alat Ukur

Listrik. Jakarta. Pradnya Paramita

_______Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000). Jakarta: Yayasan PUIL.

http://www.google.com/dataloggers diunduh pada ; 19 Januari 2010

Page 26: Proposal Ta

Lampiran 1

Gambar Box Power Meter

Lampiran 2

Gambar Penempatan Komponen Pada BoxTrainer

Page 27: Proposal Ta

Bagian depan pintu trainer meter daya

Keterangan :

1. Power Meter (PM 800 Seri 810)

2. Konektor Kabel (Connectorbus)

3. MCB 1 fasa untuk suplai tegangan meter daya

4. 3 MCB 1 fasa untuk trainer tegangan 3 fasa

5. Pengunci panel trainer meter daya

Page 28: Proposal Ta

Bagian belakang pintu trainer meter daya

Keterangan :

1. Konektor input beban untuk Meter Daya

2. Konektor suplai tegangan Meter Daya

3. Konektor Trafo Arus untuk Meter Daya

4. Plat penjepit MCB

5. Penutup kabel

Page 29: Proposal Ta

Gambar 3.8 Pemasangan trafo arus pada trainer meter daya

Keterangan :

1. Terminal blok

2. CT 50/5 Ampere untuk fasa R

3. CT 50/5 Ampere untuk fasa S

4. CT 50/5 Ampere untuk fasa T

Page 30: Proposal Ta

Lampiran 3

Gambar Pengawatan Komponen Pada Box Trainer

Gambar 3.10 Pengawatan boxtrainer meter daya

Keterangan :

1. Power Meter (PM 810)

2. 3 MCB 1 fasa (sebagai media pengukur)

3. MCB 1 fasa (sebagai suplai PM)

4. Pengunci panel

5. Terminal blok

6. Trafo arus

Page 31: Proposal Ta

Lampiran 4

Sistem Wiring

Gambar 3.12 3 fasa, 3 kawat, 3 CT tanpa PT

Page 32: Proposal Ta
Page 33: Proposal Ta

Lampiran 5

Wiring pemasangan trainer pada panel penerangan laboratorium listrik politeknik

negeri semarang.

Page 34: Proposal Ta

Lampiran 6

Lay out trainer dan data logger