Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

19
TUGAS TERSTRUKTUR KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK Disusun oleh : Nama : Iin Solihati NIM : G1F011013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI PURWOKERTO 2014

description

kwu

Transcript of Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

Page 1: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

TUGAS TERSTRUKTUR KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK

Disusun oleh :

Nama : Iin Solihati

NIM : G1F011013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2014

Page 2: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK

I. LATAR BELAKANG

Apotek merupakan suatu bentuk usaha yang mempunyai dua fungsi, fungsi

sosial (pelayanan kesehatan) dan fungsi ekonomi (instansi bisnis). Dalam

fungsinya sebagai unit pelayanan, fungsi apotek adalah menyediakan obat-obatan

yang dibutuhkan oleh masyarakat, apoteker mengaplikasikan pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki dalam memberikan pelayanan kefarmasian yang

berorientasi kepada pasien dalam pengobatan yang rasional. Sedangkan fungsinya

yang kedua sebagai instansi bisnis, apotek selayaknya mendapatkan keuntungan

mengingat investasi yang ditanam pada pendirian operasionalnya juga tidak

sedikit. Namun apotek bukan hanya suatu badan usaha yang hanya ingin

mengejar keuntungan saja tetapi juga mempunyai fungsi sosial yang

menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu

baik serta terjamin kualitasnya (Yuliana,2013).

Adapun motivasi pendirian apotek “Sehat Farma” di daerah Kesenden,

Cirebon yaitu melihat adanya peluang bisnis karena belum adanya apotek di

daerah tersebut. Selain itu letaknya yang tergolong strategis yaitu dekat dengan

sekolah, swalayan, balai pengobatan dan rumah makan yang memungkinkan

untuk memperoleh keuntungan yang besar. Dengan adanya apotek tersebut juga

dapat membantu masyarakat untuk memperoleh obat dengan jarak yang lebih

dekat dan masyarakat akan memperoleh informasi yang tepat mengenai obat yang

mereka gunakan.

II. NAMA DAN ALAMAT APOTEK

Nama Apotek : Apotek Sehat Farma

Alamat :Jalan Diponegoro , Kelurahan Kesenden, Kecamatan

Kejaksan, Cirebon.

III. TUJUAN PENDIRIAN APOTEK

1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat demgam menjalankan fungsi

sebagai tempat pelayanan informasi kesehatan dan meningkatkan pemahaman

Page 3: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

masyarakat tentang penggunaan obat secara rasional dalam praktek

pengobatan sendiri (swamedikasi)

2. Meningkatkan kesehatan masyarakat setempat khususnya dan masyarakat

pada umumnya

3. Memperkenalkan profesi apoteker kepada masyarakat dengan menerapkan

Pharmaceutical Care

4. Menerapkan nila-nilai enterpreneurship dalam bidang kefarmasian

5. Membuka lapangan kerja bagi masyarakat dan berupaya meningkatkan

kesejahteraan karyawan\

IV. VISI DAN MISI

Visi : menjadi pilihan utama masyarakat sekitar apotek dalam pemenuhan

kebutuhan kesehatan melalui penerapan pelayanan kefarmasian yang berkualitas

dan terpercaya serta menguntungkan bagi konsumen dan karyawan

Misi apotek meliputi :

1. Menyediakan obat yang bermutu, asli serta tidak ilegal dengan harga yang

terjangkau untuk masyarakat

2. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, dan informatif

dengan konsep mengutamakan konsumen

3. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja apotek dan pemilik modal

V. PENGELOLAAN DAN FUNGSI APOTEK

Faktor yang harus diperhatikan dalam pendirian suatu apotek meliputi :

1. Pemilihan lokasi

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi apotek :

a. Letaknya strategis

b. Penduduk yang cukup padat

c. Daerah yang ramai

d. Dekat dengan tempat praktek dokter

e. Keadaan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.

2. Syarat pendirian apotek berdasar Kepmenkes meliputi:

a. Fotokopi SIK atau SP

Page 4: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

b. Fotokopi KTP dan surat Pernyataan tempat tinggal secara nyata

c. Fotokopi denah bangunan surat yang menyatakan status bangunan dalam

bentuk akte hak milik

d. Daftar Asisten Apoteker (AA) dengan mencantumkan nama, alamat,

tanggal lulus dan SIK

e. Asli dan fotokopi daftar terperinci alat perlengkapan apotek

f. Surat Pernyataan APA tidak bekerja pada perusahaan farmasi dan tidak

menjadi APA di Apotek lain

g. Asli dan fotokopi Surat Izin atas bagi PNS, anggota ABRI dan pegawai

instansi pemerintah lainnya

h. Akte Perjanjian kerjasama APA dan PSA

i. Pernyataan PSA tidak terlibat pelanggaran PerUndang-Undangan farmasi.

(Kumanireng, 2012)

Menurut KepMenKes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002, disebutkan

bahwa persyaratan-persyaratan apotek adalah sebagai berikut:

a) Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerjasama

dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan

tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang

lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.

b) Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan

komoditi yang lain di luar se

c) Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain di luar

sediaan farmasi.

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pendirian apotek

adalah:

a)Lokasi dan Tempat, Jarak antara apotek tidak lagi dipersyaratkan, namun

sebaiknya tetap mempertimbangkan segi penyebaran dan pemerataan

pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, dan kemampuan daya beli penduduk

di sekitar lokasi apotek, kesehatan lingkungan, keamanan dan mudah

dijangkau masyarakat dengan kendaraan.

b).Bangunan dan Kelengkapan, Bangunan apotek harus mempunyai luas

dan memenuhi persyaratan yang cukup, serta memenuhi persyaratan teknis

sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek

serta memelihara mutu perbekalan kesehatan di bidang farmasi. Bangunan

Page 5: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

apotek sekurang-kurangnya terdiri dari : ruang tunggu, ruang administrasi

dan ruang kerja apoteker, ruang penyimpanan obat, ruang peracikan dan

penyerahan obat, tempat pencucian obat, kamar mandi dan toilet. Bangunan

apotek juga harus dilengkapi dengan : Sumber air yang memenuhi syarat

kesehatan, penerangan yang baik, Alat pemadam kebakaran yang befungsi

baik, Ventilasi dan sistem sanitasi yang baik dan memenuhi syarat higienis,

Papan nama yang memuat nama apotek, nama APA, nomor SIA, alamat

apotek, nomor telepon apotek.

c) Perlengkapan Apotek, Apotek harus memiliki perlengkapan, antara lain:

Alat pembuangan, pengolahan dan peracikan seperti timbangan, mortir, gelas

ukur dll.

Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi, seperti lemari

obat dan lemari pendingin.

Wadah pengemas dan pembungkus, etiket dan plastik pengemas.

Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika dan bahan beracun.

Buku standar Farmakope Indonesia, ISO, MIMS, DPHO, serta kumpulan

peraturan per-UU yang berhubungan dengan apotek.

Alat administrasi, seperti blanko pesanan obat, faktur, kwitansi, salinan resep

dan lain-lain

VI. STRATEGI

Strategi yang pertama kali dilakukan adalah strategi pemasaran apotek agar

masyarakat luas tahu tentang berdirinya apotek ini dengan cara menyebarkan

brosur, memasang iklan, dan spanduk. Kemudian dilakukan strategi khusus,

seperti:

1. Menyediakan jasa konseling secara gratis oleh apoteker pengelola apotek

(APA)

2. Menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan pasien. Jika obat yang

dibutuhkan pasien tidak ada maka berusaha mengambil di apotek lain.

3. Monitoring pasien, bisa dilakukan via telpon maupun sms, terutama untuk

pasien dengan penyakit kronis. Hal ini dilakuuntuk mengontrol keadaan

pasien dan meningkatkan kepercayaan pasien terhadap apotek.

Page 6: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

4. Fasilitas yang menarik, seperti ruang tunggu yang nyaman, TV, tempat

duduk nyaman, bahan bacaan (koran, majalah), serta tempat parkir yang

luas.

5. Kerjasama dengan praktek dokter dan apotek lain

6. Menerima pelayanan resep dengan sistem antar jemput ( dengan catatan

masih dalam wilayah sekitar apotek)

7. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat pasien yang diberikan

merupakan terapi yang rasional dan nyaman bagi pasien

8. Merancang SOP (Standard Operating Procedure) dan standar organisasi

kerja

9. Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat

10. Memberlakukan sistem reward and punishment bagi karyawan apotek

VII. ASPEK LOKASI

Apotek Sehat Farma yang akan didirikan terletak di lokasi Jl P.Diponegoro

Kel. Kesenden Kec.Kejaksan, Kota Cirebon. Lokasi apotek tergolong sangat

strategis yang dapat mendorong keberhasilan dan penghasilan dari apotek

nantinya.

1. Denah Lokasi

= Apotek Sehat Farma

Page 7: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

Denah ruang apotek

2. Data-data pendukung

a. Kepadatan penduduk

Apotek Sehat Farma berada di daerah dengan kepadatan penduduk yang

tinggi, dekat dengan perumahan warga, sekolah, pasar, rumah makan,

serta tempat perbelanjaan.\

b. Tingkat sosial dan ekonomi

Tingkat kesadaran akan kesehatan masyarakat di sekitar apotek yang akan

didirikan ini cukup tinggi. Tingkat ekonomi dan konsumsi penduduk

secara umum cenderung menengah kebawah.

c. Pelayanan kesehatan lain

Sarana pelayanan kesehatan di sekitar apotek yaitu terdapat 2 tempat

praktek dokter umum dan 1 dokter spesialis jantung.

Page 8: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

d. Jumlah apotek

Di jalan p. Diponegoro sendiri belum ada apotek yang didirikan, makan

jika akan didirikan apotek sehat farma ini maka apotek ini adalah apotek

satu satunya yang ada di jalan diponegoro. Jumlah apotek terdekat sebagai

mitra adalah 3 yaitu Apotek Samadikun (± 1 km) , Apotek Siliwangi (± 1

km) dan Apotek Garuda (± 1 km). Dengan melihat lokasi yang strategis

maka diharapkan apotek dapat bersaing dengan apotek lainnya.

e. Aman

Lingkungan apotek sehat farma relatif aman karena berada dekat dengan

kantor polisi air.

f. Mudah dijangkau

Lokasi apotek mudah dijangkau karena terletak dipinggir jalan , dan

memiliki area parkir yang luas.

VIII. PELUANG/ PROSPEK PEMASARAN

Melihat lokasi apotek yang strategis dan memperhatikan cara pengobatan

mandiri masyarakat (swamedikasi), maka pendirian apotek sehat farma

mempunyai prospek pemasaran ke depan yang cuku bagus, karena:

1. Kepadatan penduduk yang tinggi di sekitar wilayah apotek (dekat dengan

pasar)

2. Tingkat pendidikan masyarakat yang baik

3. Letak apotek yang strategis dekat dengan jalan raya dan merupakan jalur

alternatif yang mudah dijangkau oleh berbagai kendaraan

4. Lingkungan sekitar relatif aman

5. Strategi pemasaran apotek yang mengedepankan citra apotek yang lebih

ekonomis, informatif, pelayanan ramah, lengkap dan memberikan

kenyamanan bagi konsumen yang didukung dengan sarana dan prasarana

yang ada di apotek.

Page 9: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

IX. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

1. Potensi pasar

Letak atau lokasi apotek strategis dan mudah dijangkau karena dekat

pemukiman penduduk.

2. Perkiraan konsumen:

a. Resep

b. Konsumen yang membeli obat bebas dan komoditi lain

3. Market share

Jumlah pesaing di sekitar apotek sehat farma : 3 apotek

Jumlah perkiraan pasien di sekitar apotek bahagia farma setiap hari sebanyak

3 pembelian resep, 10 pembelian OWA, dan 100 obat bebas.

X. RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN

a. Tingkat pelayanan

Dalam pelayanan penjualan obat kami memberikan layanan yang memuaskan

melalui adanya pemberian informasi obat, kenyamanan ruang tunggu, dan

keramahan pelayanan.

b. Penetapan harga

Penetapan harga yang akan dilakukan adalah dengan menetapkan harga

berdasarkan tingkat keberlangsungan usaha, dimana kami mencari

keuntungan yang relatif sehingga dapat menjalankan usaha secara kontinyu

untuk meningkatkan pangsa pasar. Juga didasarkan pada persaingan harga

dengan usaha apotek yang lain.

c. Kegiatan promosi

Beberapa kegiatan promosi yang dilakukan adalah dengan melalui promosi di

media masa cetak, leaflet dan spanduk, serta siaran di beberapa stasiun radio

lokal, maupun sebagai sponsor kegiatan masyarakat ataupun instansi

pemerintah/swasta.

d. Kelengkapan barang

Kelengkapan barang dapat menentukan perkembangan usaha mendatang.

Ketersediaan semua kebutuhan produk obat dari masyarakat dapat

meningkatkan kepercayaan, pendapatan, dan tingkat pemasaran yang lebih

luas.

Page 10: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

XI. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan sumber daya manusia

yang baik, yang memiliki komunikasi efektif dan elegan dalam menangani semua

kegiatan yang berhubungan dengan apotek baik administratif maupun pelayanan

di apotek. Kebutuhan pegawai di apotek ini disesuaikan dengan jumlah

pengunjung dan penjualan obat. Apotek sehat farma ini akan merekrut 3 orang

karyawan yang terdiri dari:

a. Apoteker pengelola apotek : 1 orang

b. Apoteker pendamping : 1 orang

c. Administrasi umum : 1 orang

XII. ALAT DAN PERBEKALAN FARMASI YANG DIPERLUKAN

1. Bangunan

Bangunan apotek terdiri dari ruang pelayanan resep, ruang peracikan, kasir,

ruang kerja apoteker dan konsultasi obat, ruang tunggu pasien, tempat parkir,

dan toilet. Bangunan dilengkapi dengan kipas angin, penerangan, sumber air

yang memenuhi persyaratan, ventilasi dan sanitasi yang mendukung dan

tempat sampah. Juga dibutuhkan papan nama yang terdiri dari papan nama

apotek dan papan nama apoteker dengan SIA terpampang jelas.

2. Perbekalan Farmasi

Perbekalan farmasi yang diperlukan adalah:

a. Obat keras ( Obat dengan Resep dan Obat wajib apotek)

b. Obat bebas dan bebas terbatas

c. Alat kesehatan, meliputi : timbangan badan, pispot, masker, tutup kepala,

sarung tangan, termometer, perban, kateter, spuit, dll.

d. Kosmetik, produk jamu, makanan dan minuman kesehatan, perlengkapan

bayi (bedak, botol susu bayi, sabun, susu, madu, energy drink, dll)

e. Bahan baku obat

3. Perlengkapan

4. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan

5. Alat perbekalan farmasi

Page 11: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

6. Wadah pembungkus dan pengemas untuk penyerahan obat

7. Alat administrasi

XIII. ASPEK MODAL DAN BIAYA

. Permodalan

a. Modal awal Rp. 70.227.000

b. Alokasi Modal

1) Sewa gedung 1 tahun @ Rp 10.000.000 Rp. 10.000.000

2) Perlengkapan apotek Rp. 3.477.000

1. Gelas ukur 50 ml Rp. 50.000

2. Gelas ukur 100 ml Rp. 60.000

3. Erlemeyer 100 ml Rp. 30.000

4. Gelas piala 100 ml Rp. 20.000

5. Gelas piala 500 ml Rp. 35.000

6. Corong diameter 7,5 c Rp. 18.000

7. Thermometer skala 100OC Rp. 15.000

8. Mortir diameter 8 cm dan alu Rp. 20.000

9. Spatel logam dan porselen Rp. 8.000

10. Cawan penguap porselen Rp. 15.000

11. Batang pengaduk Rp. 6.000

12. Timbangan gram (anak timbangan) Rp. 1.600.000

13. Timbangan mg(anak timbangan) Rp. 1.600.000

Page 12: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

3) Perlengkapan penunjang Rp. 12.625.000

1. Etalase 200 x 50 x 110 cm Rp. 1.000.000

2. Etalase 100 x 50 x 250 cm Rp. 1.500.000

3. Meja Penyerahan dan kasir 2 buah Rp. 420.000

4. Meja kerja Apoteker Rp. 500.000

5. Meja Racik 100 x 200 cm Rp. 300.000

7. Kursi kayu panjang 2x0,6 m 2 bh Rp. 3.500.000

8. Lemari Narkotika 40x80x100 cm Rp. 300.000

9. Lemari es Rp. 1.000.000

10. Dispenser + gallon air Rp. 150.000

11. lampu 8 watt 5 buah Rp. 115.000

12. Kabel Rol 2 buah Rp. 40.000

13. Komputer + printer 1 set Rp. 3.500.000

14. Kipas angin 2 buah Rp. 250.000

15. Timbangan badan Rp. 50.000

4) Perlengakapan administrasi Rp. 750.000

1. Blangko salinan resep 2 set Rp. 100.000

2. Balngko kwitansi 2 set Rp. 100.000

3. Pesawat Telepon Rp. 150.000

4. Pembungkus obat dan etiket Rp. 250.000

5. Alat tulis dan buku Rp. 100.000

Page 13: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

5) Perizinan Rp. 3.375.000

1. Biaya Rekomendasi SP dan ISFI Rp. 100.000

2. Biaya Rekomendasi SIA Rp. 200.000

3. Bayar Iuran anggota ISFI 1 tahun Rp. 300.000

4. Bayar administrasi apoteker 2 orang Rp. 600.000

5. Akta Notaris APA dan APING Rp. 1.000.000

6. SIA Rp. 65.000

7. SP Rp. 750.000

8. FI edisi terbaru Rp. 330.000

9. MIMS Rp. 30.000

6) Pembelian obat Rp. 40.000.000

Jumlah Rp. 70.227.000

c. Perencanaan Anggaran dan Pendapatan Tahun I

1. Biaya operasional Rp. 40.600.000

1) APA Rp. 1.000.000/bulan Rp. 12.000.000

2) APING Rp. 800.000/bulan Rp. 9.600.000

3) Administrasi umum Rp. 500.000/bulan Rp. 6.000.000

4) Sewa bangunan/tahun Rp. 10.000.000

5) Rekening Listrik Rp. 150.000/bulan Rp. 1.800.000

6) Rekening air Rp. 50.000/bulan Rp 600.000

Page 14: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

7) Rekening Telepon Rp. 50.000/bulan Rp. 600.000

Biaya Tetap (Fix cost)

Biaya Tetap = Rp.40.600.000/tahun

= Rp. 3.383.333/bulan

2. Proyeksi Pendapatan tahun I

Pada tahun ke- 1 diproyeksikan resep yang masuk 3 lembar per hari dengan

perkiraan harga rata-rata Rp. 85.000/lembar, omset OWA per hari Rp. 100.000,

dan omset obat bebas per hari Rp. 250.000.

1. Penjualan obat resep

3 lembar x 30 x Rp. 85.000 = Rp. 7.650.000

2. Penjualan OWA

30 x Rp. 100.000 = Rp 3.000.000

3. Penjualan obat bebas

30 x Rp. 250.000 = Rp. 7.500.000

Total Penjualan = Rp. 18.150.000 (per bulan)

Keuntungan dari penjualan per bulan

1. Penjualan obat resep

30% x Rp 7.650.000 = Rp 2.295.000

2. Penjualan OWA

25% x Rp 3.000.000 = Rp 750.000

Jenis Obat Keuntungan Indeks penjualan Jumlah

Resep 30% 1,3

OWA 25% 1,2

Obat bebas 25% 1,1

Rata-rata 1,2

Page 15: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

3. Penjualan obat bebas

25% x Rp 7.500.000 = Rp 1.875.000

Total keuntungan/bulan = 2.295.000 + 750.000 + 1.875.000

= Rp 4.920.000

Biaya Variabel/tahun

a. Obat resep = 70% x Rp 7.650.000 x 12 = Rp 64.260.000

b. OWA = 75% x Rp 3.000.000 x 12 = Rp 27.000.000

c. Obat bebas = 75% x Rp 7.500.000 x 12 = Rp 67.500.000

Jumlah biaya variabel = Rp 158.760.000

d. Biaya tetap = Rp 40.600.000

4. Laba bersih = Total penjualan – Biaya operasional

= 18.150.000 – 13.230.000 – 3.383.300

= Rp 1.536.700 / bulan

5. Keuntungan per tahun = laba x 12

= Rp 1.536.700 x 12

= Rp 18.440.400

BEP (Break event point)

1. Pay Back Periode

Pay Back Periode =

=

= 3,80 ( 3 tahun 8 bulan)

2. Return of Investement (ROI)

ROI =

x 100 %

=

x 100 %

= 26,25 %

Page 16: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

3. Break Event Point (BEP)

BEP =

x Biaya tetap

=

x Rp 40.600.000

= Rp 149.774.390 / tahun

4. Presentase BEP

=

x 100%

=

x 100%

= 69,35 %

5. Kapasitas BEP

Kapasitas BEP = Presentase BEP x (jumlah lembar resep per tahun)

= 69,35 % x (3 lembar x 30 hari x 12 bulan)

= 749 lembar/tahun atau 63 lembar/bulan

IX. PEMBAHASAN

Apotek yang akan didirikan bernama Apotek Sehat Farma. Tujuan

didirikannya apotek ini adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat tentang pelayanan informasi obat terutama dalam hal swamedikasi,

untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat serta untuk membuka

lapangan pekerjaan yang baru. Apotek terserbut akan didirikan di Jalan

Diponegoro Cirebon. Letak apotek ini dapat dikatakan strategis karena jalan

tersebut ramai dan juga lokasinya dekat dengan pasar, sekolah, perumahan

warga, tempat praktek dokter, dan masih banyak lainnya. Selain itu,

lingkungan tempat berdirinya apotek ini bisa dibilang aman dan mudah

dijangkau dengan kendaraan karena berada di pinggir jalan besar.

Modal yang digunakan untuk mendirikan apotek sehat farma merupakan

modal pribadi yaitu sebesar Rp 70.227.000 . biaya tersebut digunakan untuk

menyewa tempat, membeli alat dan barang-barang untuk keperluan pendirian

apotek, membeli obat-obatan, serta untuk pengurusan perijinan pendirian

apotek, dan lain sebagainya. Tenaga kerja yang bekerja di apotek ini ada 3

Page 17: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

yaitu sebagai Apoteker Pengelola Apotek, Apoteker Pendamping, dan

Administrasi umum.

Dari analisis Kondisi BEP adalah keadaan dimana total cost sama

dengan total revenue, yaitu jumlah penjualan tepat dapat menyamai

jumlah fixed cost, biaya produksi dan depresiasi yang harus dibayarkan.

Break even point apotek dicapai pada jumlah konsumen 749 dengan

nilai Rp. 85.000,-. Payback periode menunjukkan waktu yang dibutuhkan

untuk pengembalian investasi total. Pay Back Period dicapai pada 3,8

tahun. ROI yang diperoleh dengan perolehan laba sebesar Rp. 18.440.000

per tahun adalah 26,25%

X. PENUTUP

Kesimpulan

1. BEP (Break Event Point) dicapai pada jumlah konsumen konsumen 749

dengan nilai Rp. 85.000,-.

2. Pay Back Period dicapai pada 3,8 tahun.

3. ROI yang diperoleh dengan perolehan laba sebesar Rp. 18.440.000 per

tahun adalah 26,25%.

Berdasarkan analisa situasi dan dengan memperhatikan studi

kelayakannya, maka pendirian Apotek Sehat Farma di Jalan Diponegoro Cirebon

mempunyai prospek baik, baik ditinjau dari segi pelayanan maupun usaha.

Page 18: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

XI. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Studi Kelayakan Apotek. http://jendelafarmasi.blogspot.com

Diakses tanggal 10 Januari 2014

Kumanireng, Maria, L. 2012. Pendirian Apotek.

http://rynchumanireng.wordpress.com diakses tanggal 10 Januari 2014

Yuliana. 2013. Pendirian Apotek. http://yetty2013.wordpress.com Diakses

tanggal 10 Januari 2014

Page 19: Proposal Studi Kelayakan Apotek (Iin Solihati G1F011013)

Ayat Al-Qur’an tentang Kewirausahaan

Surat As-Shaf ayat 10 dan 11

(١٠)

10.Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu

perdagangan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?

(١١)

11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah

dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu, jika kamu

mengetahui.