Proposal Skripsi Mtk

58
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan 1

Transcript of Proposal Skripsi Mtk

Page 1: Proposal Skripsi Mtk

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan

pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia

seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,

bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan

rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta

terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa

kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu

mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri

serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat

penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan

mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-

konsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Untuk itu diperlukan suatu

upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah

satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi

pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya

pelajaran matematika, misalnya membimbing siswa untuk bersama-sama

terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa

1

1

Page 2: Proposal Skripsi Mtk

berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan

pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini

memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa

siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus

memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan yang

diberikan siswa dapat keluar dari kesulitan belajar.

Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar

rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar.

Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya

membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa

untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang

berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep matematika.

Meskipun telah diupayakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan

hasil belajar siswa, namun pendidikan di sekolah saat ini masih dihadapkan

pada permasalahan siswa yang berprestasi rendah, khususnya pada mata

pelajaran matematika. Hal ini menuntut pentingnya guru memilih metode,

strategi dan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang sesuai guna

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang sudah diterapkan dalam

proses pembelajaran matematika di SMA Negeri 1 Air Hangat Timur adalah

model pembelajaran urutan buku teks (BT). Dalam proses belajar matematika

model pembelajaran urutan buku teks (BT) ini bertujuan untuk

mengoptimalkan kegiatan belajar dalam rangka mencapai hasil belajar

2

Page 3: Proposal Skripsi Mtk

matematika secara optimal. Namun pada kenyataannya masih banyak siswa

yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika walaupun

model pembelajaran urutan buku teks (BT) telah diterapkan, sehingga

menyebabkan hasil belajar matematika tetap rendah. Hal ini terlihat dari

hasil ujian mid semester genap Tahun Pelajaran 2009/2010, seperti terlihat

pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1: Rata-rata nilai hasil ujian mid semester siswa pada mata pelajaran matematika kelas X SMA Negeri 1 Air Hangat Timur Tahun Pembelajaran 2009/2010

No Kelas Jumlah Siswa Rata- rata Nilai Ujian Semester II

1 X A 28 56,25

2 X B 26 57,76

3 X C 26 51,03

(Sumber : Arsip data nilai guru matematika SMA Negeri 1 Air Hangat Timur)

Berdasarkan tabel 1 diatas, terlihat bahwa rata-rata nilai hasil ujian

mid semester matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Air Hangat Timur

masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah

ditetapkan yaitu 60,00. Jika masalah yang dikemukakan diatas tidak diatasi

maka tujuan peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran matematika sulit

dicapai. Untuk mengatasi masalah diatas diharapkan guru dapat menerapkan

berbagai pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran siswa

aktif yang diantaranya adalah penerapan model pembelajaran elaborasi.

Model pembelajaran elaborasi merupakan salah satu strategi

pengorganisasian pembelajaran yang membantu siswa dalam proses

3

Page 4: Proposal Skripsi Mtk

pengembangan makna informasi baru dengan penambahan rincian dan

penemuan hubungan-hubungan. Pengorganisasian urutan isi ajaran

berdasarkan teori elaborasi, dimulai dengan disajikannya gambaran tentang

hal yang paling umum, paling penting, dan paling sederhana dari isi

pengetahuan yang akan disampaikan. Kesuaian urutan elaborasi dengan

proses urutan pembentukan ingatan tidak saja meningkatkan ingatan, tetapi

juga menjadikan belajar lebih efektif dan efisien.

Menurut Hamzah B. Uno (2009:150) bahwa ”Hasil penelitian

menunjukan bahwa telah terjadi keefektifan pembelajaran model elaborasi.

Sebagai suatu model yang berusaha mengintegrasikan strategi-strategi yang

telah teruji sahih, model elaborasi memerlukan bukti empiris untuk

memperkuat landasan teoritisnya.” Dari beberapa kajian yang dilakukan,

ditemukan berbagai dukungan fakta secara empiris yang memverifikasi

kesahihan teori elborasi.

Dari pendapat diatas, cenderung dapat disimpulkan bahwa model

elaborasi efektif digunakan untuk mengorganisasikan isi pembelajaran yang

pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun strategi

pengorganisasian pembelajaran model elaborasi ini belum pernah diterapkan

di SMA Negeri 1 Air Hangat Timur khususnya pada mata pelajaran

matematika, sehingga belum terlihat bagaimana perbedaan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran matematika yang menerapkan strategi pembelajaran

model elaborasi dengan strategi pembelajaran model urutan buku teks (BT).

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka mendorong penulis

4

Page 5: Proposal Skripsi Mtk

untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang berjudul “Perbedaan Hasil

Belajar Matematika Antara Penerapan Model Pembelajaran Elaborasi

dengan Model Pembelajaran Urutan Buku Teks (BT) Di Kelas X SMA

Negeri 1 Air Hangat Timur Tahun Pelajaran 2009/2010”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,

dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan pembelajaran matematika di

SMA Negeri 1 Air Hangat Timur sebagai berikut :

1. Pembelajaran matematika masih bersifat konvensional yang

menempatkan guru sebagai pusat belajar (teacher centered).

2. Minat siswa dalam pembelajaran matematika yang masih rendah.

3. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun batasan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah memecahkan masalah

berkaitan sistem persamaan dan pertidaksamaan linear dan kuadrat.

2. Hasil belajar yang dibahas hanya dalam aspek kognitif.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah terdapat perbedaan

5

Page 6: Proposal Skripsi Mtk

hasil belajar matematika siswa antara penerapan model pembelajaran

elaborasi dengan model pembelajaran urutan buku teks (BT) di kelas X SMA

Negeri 1 Air Hangat Timur Tahun Pelajaran 2009/2010.”

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

matematika antara penerapan model pembelajaran elaborasi dengan model

urutan buku teks (BT) di kelas X SMA Negeri 1 Air Hangat Timur Tahun

Pelajaran 2009/2010.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Sebagai tambahan pengetahuan bagi peneliti dalam mengajarkan mata

pelajaran matematika dimasa yang akan datang.

2. Masukan bagi guru matematika sebagai alternatif model pembelajaran

yang dapat diterapkan di sekolah.

3. Meningkatkan kinerja dan kemampuan guru dalam menentukan metode

dan model pembelajaran yang paling tepat.

4. Bagi siswa, untuk dapat belajar lebih aktif sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar.

5. Sebagai sumbangan pikiran bagi dunia pendidikan dalam meningkatkan

kualitas proses pembelajaran matematika pada umumnya dan bahan

masukan bagi peneliti pada khususnya.

1.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa

6

Page 7: Proposal Skripsi Mtk

pada mata pelajaran matematika antara penerapan model pembelajaran

elaborasi dengan pendekatan model urutan buku teks (BT) di kelas X SMA

Negeri 1 Air Hangat Timur Tahun Pelajaran 2009/2010, dimana :

Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara penerapan

model pembelajaran elaborasi dengan model pembelajaran urutan

buku teks (BT) di kelas X SMA Negeri 1 Air Hangat Timur Tahun

Pelajaran 2009/2010.

Hi = Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara penerapan model

pembelajaran elaborasi dengan model pembelajaran urutan buku teks

(BT) di kelas X SMA Negeri 1 Air Hangat Timur Tahun Pelajaran

2009/2010.

7

Page 8: Proposal Skripsi Mtk

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar Mengajar

Pembelajaran meliputi dua kegiatan yaitu belajar dan mengajar.

Belajar mengacu pada kegiatan siswa sedangkan mengajar mengacu pada

kegiatan guru. Belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku pada

diri seseorang. Pengertian belajar ini para ahli psikologi dan pendidikan

mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian

mereka masing-masing. Selanjutnya beberapa defenisi belajar dapat dilihat

pada uraian berikut, Djamarah (2008:13) :

1. James O Whittaker merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah

laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

2. Cronbach berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktifitas yang

ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

3. Howard I. Kingskey mengatakan bahwa belajar adalah proses dimana

tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan.

4. Slameto merumuskan pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksi dengan lingkungan.

Walaupun terdapat perbedaan rumusan pengertian belajar, namun pada

hakekatnya pendapat diatas mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu

8

8

Page 9: Proposal Skripsi Mtk

belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa setelah adanya interaksi

dengan lingkungannya. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan,

kemampuan, kebiasaan, keterampilan maupun sikap melalui hubungan timbal

balik antara siswa dengan lingkungannya.

Menurut Ahmadi (2005:39) “Mengajar menurut pengertian modern

berarti aktifitas guru dalam mengorganisasikan lingkungan dan

mendekatkannya kepada siswa atau anak didik sehingga terjadi proses

belajar.”

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah

suatu usaha yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan kondisi belajar

siswa. Pengertian diatas juga berlaku dalam proses belajar dan mengajar

matematika, dimana penekanan pembelajaran matematika lebih diutamakan

pada proses dengan tidak melupakan pencapaian tujuan. Proses ini lebih

ditekankan pada proses belajar matematika seseorang.

Tujuan yang paling utama dalam pembelajaran matematika adalah

mengatur jalan pikiran untuk memecahkan masalah bukan hanya menguasai

konsep dan perhitungan walaupun sebagian besar belajar matematika adalah

belajar konsep, struktur, keterampilan menghitung dan menghubungkan

konsep-konsep tersebut.

2.2 Strategi Pembelajaran

Pembelajaran dalam rangka mencapai sejumlah kompetensi pada

Sekolah Menengah Atas mensyaratkan penggunaan cara-cara belajar yang

9

Page 10: Proposal Skripsi Mtk

dapat mengkondisikan siswa aktif. Belajar tidak hanya mengembangkan

kemampuan-kemampuan yang bersifat teknis saja, namun juga kemampuan-

kemampuan yang bersifat intelektual, personal, sosial dan sebagainya.

Pada berbagai situasi proses pembelajaran seringkali digunakan

berbagai istilah yang pada dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan cara,

tahapan atau pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Istilah strategi, metode, atau teknik sering digunakan

secara bergantian, walaupun pada dasarnya istilah-istilah tersebut memiliki

perbedaan satu dengan yang lainnya.

Menurut Hamzah B. Uno (2009:3) “Strategi pembelajaran adalah

cara-cara yang digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang

akan digunakan selama proses pembelajaran.” Sedangkan menurut Depdiknas

(2008:3) “Strategi (strategy) adalah ilmu dan kiat dalam memanfaatkan

segala sumber yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Strategi pembelajaran adalah metoda, prosedur,

teknik, langkah-langkah yang dipergunakan guru dalam melaksanakan

pembelajaran untuk mencapai tujuan.”

Strategi menunjukkan langkah-langkah kegiatan (sintaks) atau

prosedur yang digunakan dalam menyajikan bahan ajar untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Suatu strategi dipilih untuk melaksanakan metode-

metode pembelajaran terpilih sehingga kondisi pembelajaran dapat kondusif

dan menyenangkan. Dengan metode yang tepat, siswa akan merasa mudah

dalam mengikuti pembelajaran. Strategi berfungsi mewujudkan

10

Page 11: Proposal Skripsi Mtk

keterlaksanaan berbagai metoda terpilih untuk menyajikan bahan ajar dengan

menggunakan media yang relevan untuk mencapai kompetensi yang

diharapkan pada diri siswa.

Selanjutnya Depdiknas (2008:3) menjelaskan:

“Secara umum strategi pembelajaran meliputi tiga besaran langkah kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan pendahuluan mencakup sub kegiatan informasi singkat tentang isi materi ajar yang akan diajarkan, informasi tentang relevansi isi materi ajar dengan pengalaman siswa, dan informasi tentang kompetensi yang ingin dicapai. Kegiatan inti mencakup sub kegiatan: uraian secara rinci tentang isi materi ajar dengan menggunakan metode dan media yang telah dipilih, memberikan contoh-contoh dari isi materi ajar, dan memberikan latihan. Kegiatan penutup mencakup sub kegiatan: pemberian tes (post test), pemberian umpan balik, dan tintak lanjut (penugasan untuk mendalami materi ajar yang telah disampaikan).”

Ciri-ciri strategi yang berpeluang bagi siswa untuk berperan aktif

selama proses pembelajaran, antara lain:

a. Setiap tahapan kegiatan memungkinkan penggunaan berbagai macam

sumber belajar, metode dan media pembelajaran.

b. Selama proses pembelajaran mencerminkan kegiatan belajar yang

beragam, baik secara individu maupun kelompok.

c. Dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa belajar bekerjasama

dan saling tukar-menukar pengalaman.

d. Setiap tahapan kegiatan pembelajaran memberikan pengalaman belajar

(learning experiences) yang bermakna bagi siswa dalam bersikap.

Utamanya kemauan dan keberanian untuk menjadi pembicara sekaligus

pendengar yang baik

11

Page 12: Proposal Skripsi Mtk

e. Setiap tahapan kegiatan pembelajaran memungkinkan bagi siswa untuk

menumbuh-kembangkan kemampuannya dalam berpikir secara kritis,

kreatif, inovatif, dan produktif

f. Setiap tahapan kegiatan pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk

mengkaji lebih-jauh bahan-bahan yang telah dan sedang dipelajari

g. Dalam proses pembelajaran siswa memperoleh berbagai macam fasititas

belajar untuk melakukan kegiatan praktek atau latihan.

h. Dalam proses pembelajaran siswa memperoleh kesempatan untuk

berdialog dengan dirinya sendiri dan lingkungan sekitar (fisik dan sosial)

secara bebas.

Strategi pembelajaran biasa dikenal dengan metode pembelajaran.

Menurut Charles M. Reigeluth dalam Hamzah B. Uno (2009:141) menyatakan

bahwa ”Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan dalam tiga kelompok,

yaitu (1) strategi pengorganisasian (organizitional strategy), (2) strategi

penyampaian (delivery strategy), (3) strategi pengelolaan (management

strategy).”

Strategi pengorganisasian adalah metode untuk mengorganisasikan isi

bidang studi yang telah dipilih untuk pengajaran. Strategi penyampaian adalah

metode untuk menyampaikan pengajaran kepada siswa atau untuk menerima

serta merespon masukan yang berasal dari siswa. Sedangkan strategi

pengelolaan adalah metode untuk menata interaksi antara siswa dan variabel

metode pengajaran lainnya, yakni variabel strategi pengorganisasian dan

penyampaian isi pengajaran.

12

Page 13: Proposal Skripsi Mtk

2.3 Model Pembelajaran Elaborasi

Salah satu dari strategi pengorganisasian pembelajaran adalah strategi

pembelajaran model elaborasi. Model Pembelajaran elaborasi adalah suatu

pembelajaran yang membantu siswa dalam proses pengembangan makna

informasi baru dengan penambahan rincian dan penemuan hubungan-

hubungan. (Puspitasari,2003).

Menurut Hamzah B. Uno (2009:142) bahwa : ”Ciri pengorganisasian

pembelajaran model elaborasi adalah memulai pembelajaran dari penyajian isi

pada tingkat umum bergerak ke tingkat rinci (urutan elaborasi).”

Pengorganisasian urutan isi ajaran berdasarkan teori elaborasi, dimulai

dengan disajikannya gambaran tentang hal yang paling umum, paling penting,

dan paling sederhana dari isi pengetahuan yang akan disampaikan. Sajian

pertama tersebut disebut epitome ( sari). Epitome ini berbeda dengan

rangkuman, ia hanya mencakup sebagian kecil isi pelajaran yang paling umum

dan paling penting. Pada epitome isi ajaran disajikan pada tingkat aplikasi,

konkret, dan bermakna, sedangkan rangkuman umumnya menyajikan secara

abstrak. Setelah penyajian epitome, isi ajaran disajikan lapis demi lapis yang

dimulai dari lapis umum menuju lapis yang lebih rinci. Menata isi ajaran

dalam lapisan-lapisan disebut mengelaborasi isi ajaran.

Selanjutnya Hamzah B.Uno (2009:143) bahwa ”Sedikitnya terdapat

tujuh prinsip yang dikembangkan dalam strategi pembelajaran model

elaborasi, yaitu :

1) Penyajian kerangka isi, yakni menunjukan bagian-bagian utama bidang

13

Page 14: Proposal Skripsi Mtk

studi dan hubungan utama diantara bagian-bagian tersebut,

2) Elaborasi secara bertahap, yakni bagian-bagian yang tercakup dalam

kerangka isi akan dielaborasi secara bertahap,

3) Bagian terpenting disajikan pertama kali, yaitu pada suatu tahap elaborasi

apapun pertimbangan yang dipakai, bagian terpenting akan dielaborasi

pertama kali,

4) Cakupan optimal elaborasi, maksudnya kedalaman dan keluasan tiap-tiap

elaborasi akan dilakukan secara optimal,

5) Penyajian pensintesis secara bertahap, maksudnya pensintesis akan

diberikan setelah setiap kali melakukan elaborasi,

6) Penyajian jenis pensintesis, artinya jenis pensintesis akan disesuaikan

dengan tipe isi bidang studi,

7) Tahapan pemberian rangkuman, artinya rangkuman akan diberikan

sebelum setiap kali menyajikan pensintesis.

Reigeluth dalam Hamzah B. Uno (2009:144) menyarankan ” Dalam

mengorganisasikan pengajaran elaborasi sebaiknya dilakukan dengan

memperhatikan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut ; (1) penyajian

epitome, (2) elaborasi tahap pertama, (3) pemberian rangkuman dan sintesis

antar bagian, (4) elaborasi tahap kedua, dan (5) rangkuman dan sintesis akhir.”

Dalam praktik kegiatan pembelajaran matematika di SMA, pemberian

epitome ditandai dengan penyajian secara umum yang merupakan informasi

keseluruhan dari materi matematika yang menjadi materi pokok yang

dipelajari pada semester satu siswa kelas X SMA. Dipaparkan pula prasyarat

14

Page 15: Proposal Skripsi Mtk

untuk mempelajari materi tersebut. Selain itu dikemukakan struktur isi materi

dan struktur pendukung. Setelah penyajian epitome, barulah dilanjutkan

dengan elaborasi tahap satu, kemudian dilanjutkan dengan elaborasi tahap

kedua dan seterusnya.

Selanjutnya Reigeluth (1983) dalam Hamzah B.Uno (2009:145)

mengambarkan langkah-langkah pembelajaran berdasarkan model elaborasi

seperti bagan berikut ini.

Gambar 1. Prosedur Model Elaborasi

2.4 Model Pembelajaran Urutan Buku Teks (BT)

Salah satu starategi pembelajaran yang sering dilakukan guru dalam

menyampaikan pelajaran adalah model urutan buku teks (BT). Menurut

15

Epitome

Elaborasi Tahap Pertama

ElaborasiTahap Kedua

Menyajikan epitome- Strategi motivasional- Analogi- Prasyarat belajar- Struktur isi- Struktur pendukung

Menyajikan elaborasi salah

satu bagian dalam epitome

Menyajikan rangkuman dan

sintesis

Menyajikan elaborasi bagian yang lain dalam

epitome

Menyajikan elaborasi bagian yang ada

dalam elaborasi tahap pertama

Menyajikan rangkuman dan

sintesis

Dan seterusnya

Page 16: Proposal Skripsi Mtk

Hamzah B. Uno (2009:147) bahwa:”Buku teks merupakan penerapan dan

pengembangan dari instructional design yang lebih menekankan pada prinsip-

prinsip yang diadopsi dari teori dan temuan penelitian tentang belajar.”

Orientasi buku teks adalah untuk mengoptimalkan kegiatan belajar

dalam rangka mencapai hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu buku teks

harus dapat menyajikan bahan pembelajaran yang bermakna bagi siswa

sebagai subjek yang belajar. Dalam kaitan ini Association of Educational

Communications andf Technology (AECT) dalam defenisi teknologi

pendidikan mempertegas bahwa pemahaman terhadap suatu informasi dapat

terjadi apabila bahan yang dipelajari bermakna bagi pembacanya. (Hamzah B.

Uno, 2009:147).

Selanjutnya Plomp dan Ely dalam Hamzah B. Uno (2009:148)

menjelaskan bahwa:

”Untuk membuat isi pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa diperlukan upaya untuk mengorganisasi isi pembelajaran sedekat mungkin dengan cara atau strategi pemrosesan informasi yang dilakukan siswa. Hal ini dimaksudkan agar terjadinya proses asimilasi pada struktur kognitif siswa yang hanya membutuhkan mental translation sekecil mungkin.”

Mengacu pada uraian diatas, buku teks matematika yang digunakan di

SMA selama ini terdiri dari dua sumber, yaitu (1) buku teks yang secara resmi

dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan (2) buku teks yang

dikeluarkan penerbit. Kedua sumber pengadaan buku tersebut memiliki

perbedaan dilihat dari segi isi dan penataannya. Mengingat terdapatnya

perbedaan kedua sumber buku teks tersebut, maka yang menjadi kajian dalam

penelitian ini adalah buku teks yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan

16

Page 17: Proposal Skripsi Mtk

Nasional karena asumsinya bahwa buku teks tersebut secara umum dimiliki

oleh sekolah dalam hal ini di SMA.

Dalam upaya menghasilkan sajian buku teks yang efektif dalam

menunjang keberhasilan proses pembelajaran, hal yang tidak boleh diabaikan

adalah menjadikan buku teks tersebut menjadi prasyarat bagi siswa untuk

belajar berikutnya atau menjadi pengetahuan yang baru bagi siswa. Dengan

memperhatikan penataan buku teks matematika SMA yang dirancang sesuai

dengan karakteristik diatas, dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Untuk

melihat perbedaan strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan model

elaborasi dengan urutan buku teks (BT) dan pengaruhnya terhadap hasil

belajar dalam mata pelajaran matematika di SMA dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2. Perbedaan Strategi Pembelajaran model Elaborasi dan Model Urutan Buku teks (BT)

Strategi Pembelajaran Model Elaborasi (EL)

Strategi Pembelajaran Model Urutan Buku Teks (BT)

1. Penyajian kerangka isi (epitome)2. Penetapan prasyarat belajar3. elaborasi materi tahap pertama4. Pemberian rangkuman5. Elaborasi materi ajar tahap

kedua6. Memberikan rangkuman7. Pemberian pensintesis secara

keseluruhan dalam topik bahasan

1. Penyajian topik ajaran2. Pemilahan materi ajar

dalam sub topik3. Uraian materi ajar4. Penyajian catatan penting

dari materi ajar pada setiap subtopik

5. Penyajian contoh-contoh soal

6. Pemberian soal latihan berdasarkan topik bahasan

(Sumber: Model Pembelajaran. Hamzah B. Uno. 2009:150)

2.5 Hasil Belajar

17

Page 18: Proposal Skripsi Mtk

Hasil belajar merupakan suatu hal yang dimiliki oleh siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran yang digunkan untuk menentukan tingkat

keberhasilan siswa dalam menguasai dan memahami materi pelajaran.

Menurut Nana Sudjana (1995:22 ) mengemukakan bahwa : “Hasil belajar

adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh

pengalaman belajarnya.” Sementara itu Gagne dan Briggs dalam Yunita

(2008:14) mengemukakan bahwa:

“Hasil belajar yang berkaitan dengan lima kategori tersebut adalah : (1) ketrampilan intelektual adalah kecakapan yang berkenaan dengan pengetahuan prosedural yang terdiri atas deskriminasi jamak, konsep konkret dan terdefinisi kaidah serta prinsip, (2) strategi kognitif adalah kemampuan untuk memecahkan masalah–masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing – masing individu dalam memperlihatkan, mengingat dan berfikir, (3) informasi verbal adalah kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi –informasi yang relevan, (4) ketrampilan motorik adalah kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan–gerakan yang berhubungan dengan otot, (5) sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil tindakan untuk menerima atau menolak berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.”

Sedangkan Bloom (1976:201-207) dalam Yunita (2008:14)

menyatakan bahwa: ”Hasil belajar dibagi menjadi tiga kawasan yaitu

kognitif, afektif dan psikomotor.” Kawasan kognitif berkenaan dengan

ingatan atau pengetahuan dan kemampuan intelektual serta ketrampilan-

ketrampilan. Kawasan afektif menggambarkan sikap-sikap, minat dan nilai

serta pengembangan pengertian atau pengetahuan dan penyesuaian diri yang

memadai. Kawasan psikomotor adalah kemampuan–kemampuan

menggiatkan dan mengkoordinasikan gerak.

18

Page 19: Proposal Skripsi Mtk

Kawasan kognitif dibagi atas enam macam kemampuan intelektual

mengenai lingkungan yang disusun secara hirarkis dari yang paling sederhana

sampai kepada yang paling kompleks, yaitu (1) pengetahuan adalah

kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari, (2) pemahaman

adalah kemampuan menangkap makna atau arti suatu hal, (3) penerapan

adalah kemampuan mempergunakan hal – hal yang telah dipelajari untuk

menghadapi situasi–situasi baru dan nyata, (4) analisis adalah kemampuan

menjabarkan sesuatu menjadi bagian–bagian sehingga struktur organisasinya

dapat dipahami, (5) sintesis adalah kemampuan untuk memadukan bagian–

bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti, (6) penilaian adalah

kemampuan memberi harga sesuatu hal berdasarkan kriteria intern atau

kelompok atau kriteria ekstern atapun yang ditetapkan lebih dahulu.

Berdasarkan pandangan-pandangan dari para ahli tersebut diatas

maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika dalam penelitian

ini adalah hasil dari seorang siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

matematika yang diukur dari kemampuan siswa tersebut dalam

menyelesaikan suatu permasalahan matematika.

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan kegiatan berpikir yang menjadi dasar

bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan pembelajaran Matematika

adalah agar siswa berlatih berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif. Dengan

demikian proses pembelajaran matematika harus diselenggarakan secara

19

Page 20: Proposal Skripsi Mtk

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk

berpartismatematikasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup untuk

melakukan prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,

dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

Secara grafis pemikiran yang dilakukan oleh peneliti dapat

digambarkan dengan bentuk diagram sebagai berikut :

Diagram 1: Diagram kerangka berfikir

Berdasarkan diagram diatas, maka rancangan penelitian ini

menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.

Pada kelas eksperimen I diterapkan model pembelajaran Elaborasi dan pada

kelas eksperimen II diterapkan pendekatan model urutan buku teks (BT).

Pada akhir tindakan sama-sama dilakukan tes untuk melihat perbedaan hasil

belajarnya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

20

KelompokEksperimen I

KelompokEksperimen II

Penerapan Model

Pembelajaran Elaborasi

Penerapan Model

Pembelajaran Urutan Buku

Teks

Hasil Belajar

Hasil Belajar

Analisis Statistik

Siswa Kesimpulan

Page 21: Proposal Skripsi Mtk

3.1 Jenis Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian, maka jenis penelitian ini termasuk

penelitian eksperimen. Suharsimi Arikunto (2008:26) menyatakan bahwa

“Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau

data tentang akibat dari adanya suatu treatment atau perlakuan.” Penelitian

eksperimen dilakukan untuk mengetes suatu hipotesis yang dilandasi asumsi

yang kuat akan adanya hubungan sebab akibat antara dua variable.

Rancangan penelitian eksperimen ini menggunakan dua kelas yaitu

kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yang kedua kelas diterapkan

perlakukan yang berbeda. Pada kelas eksperimen I diterapkan model

pembelajaran elaborasi, dan pada kelas eksperimen II diterapkan model

pembelajaran urutan buku teks (BT).

Tabel 3 : Rancangan Penelitian

Group Pretest Treatment Post test

Eksperimen I - X1 T1

Eksperimen II - X2 T2

X1 = Kelas dengan model pembelajaran elaborasi

X2 = Kelas dengan model pembelajaran urutan buku teks (BT)

T1 = Tes akhir pada kelas eksperimen I

T2 = Tes akhir pada kelas eksperimen II

3.2 Populasi dan Sampel

21

21

Page 22: Proposal Skripsi Mtk

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang merupakan

sumber data dan memiliki karakteristik tertentu di dalam penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas

X SMA Negeri 1 Air Hangat Timur yang terdiri dari tiga kelas yang

terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010. Lebih

lengkapnya distribusi siswa setiap kelas dapat dilihat pada tabel 2

dibawah ini.

Tabel 4: Jumlah siswa kelas X SMA Negeri 2 Air Hangat Tahun Pelajaran 2009/2010.

Kelas Jumlah Siswa

X A 28

X B 26

X C 26

Jumlah 80

(Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Air Hangat Timur)

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian anggota populasi yang memberikan

keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Penentuan

sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Mengumpulkan nilai hasil ujian matematika mid semester siswa

kelas X, kemudian nilai tersebut dikelompokan menurut kelas

22

Page 23: Proposal Skripsi Mtk

masing-masing, setelah itu dihitung nilai rata-rata dan standar

deviasinya.

2. Melakukan uji homogenitas varians. Uji Homogenitas varians ini

dilakukan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai varians

yang homogen. Uji statistik yang digunakan adalah uji Bartlett.

Harga-harga yang digunakan untuk uji Bartlett adalah :

Tabel 5: Harga-harga untuk uji Bartlett

Sampel ke

dk 1/dk S12 Log S1

2 (dk)Log S12

11K

n1 – 1n1 – 1nk - 1

1/(n1 – 1)1/(n1 – 1)1/(nk – 1)

S12

S12

Sk2

Log S12

Log S12

Log Sk2

(n1 – 1)Log S12

(n1 – 1)Log S12

(n1 – 1)Log Sk2

Jumlah∑ (n1-

1)∑ (n1-1) - -

∑(n1 – 1)Log Sk

2

Dari daftar ini dihitung harga-harga yang diperlukan, yakni :

a. Varians gabungan dari semua sampel :

S2 = (1/n1 – 1) S12/∑(nk – 1)

b. Harga satuan B dengan rumus : B = (log S22) ∑(n1 – 1)

c. Untuk uji Bartlett digunakan statistic Chi-Kuadrat :

2 = (In 10)(B-∑(n1-1) log S12).

Dengan In 10 = 2,3026 disebut logaritma asli dengan bilangan

10. Dengan taraf α = 0,05 ditolak hipotesis jika 2 > 2(1-α)

(k-1), dimana 2(1-α)(k-1) didapat dari daftar distribusi chi-

kuadrat dengan peluang (1-α) dan dk = (k-1). (Sujana , 1992).

23

Page 24: Proposal Skripsi Mtk

3. Setelah dilakukan pengujian homogenitas, dilakukan pemilihan sampel

secara acak terhadap populasi dengan menggunakan undian.

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:96) “Variabel adalah objek

penelitian atau apa yang menjadi pokok perhatian pada suatu penelitian.”

Pada penelitian ini diambil variable sebagai berikut :

a. Variabel bebas : Perlakuan yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen

b. Variabel terikat : Hasil belajar matematika siswa yang diperoleh melalui

hasil tes akhir.

3.4 Jenis dan Sumber data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk

data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung dan

segera diperoleh dari sumber data oleh peneliti untuk tujuan khusus. Data

sekunder adalah data yang terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh

orang luar peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu adalah data yang

asli. Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan adalah tes akhir hasil belajar,

sedangkan sumber data adalah siswa-siswa yang menjadi sampel.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam

mengumpulkan data. Dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil tes

kepada kedua sampel. Instrumen penelitian pada aspek kognitif berupa

24

Page 25: Proposal Skripsi Mtk

tes materi pelajaran yang diberikan selama perlakukan berlangsung.

Untuk mendapatkan tes yang benar-benar valid, reabilitas serta

memperhatikan taraf kesukaran dan daya beda soal maka dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Membuat kisi-kisi soal tes

b. Menyusun soal tes sesuai dengan kisi-kisi soal tes.

c. Melakukan uji coba soal tes yang bertujuan untuk merevisi soal tes.

Soal diujicobakan kepada siswa kelas X karena kelas ini rata-rata

nilai ulangan hariannya berdistribusi normal dengan kelas sampel.

Hasil ujicoba soal dianalisis mempergunakan prosedur statistik.

3.5.2 Validitas Soal

Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk

mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga

dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Untuk

mendapatkan tes yang valid maka penyusunan soal tes berdasarkan

pada materi yang telah ditetapkan kurikulum.

3.5.3 Reliabilitas Soal

Reliabilitas soal merupakan ketetapan suatu tes apabila tes

dicobakan pada objek yang sama. Untuk menentukan reliabilitas suatu

tes dipakai rumus Kuder Richerdson (K-R. 21) yang dikemukakan oleh

Suharsimi Arikunto (2009:103), yaitu:

r11 = 1 -

25

Page 26: Proposal Skripsi Mtk

Dengan:

∑x dan N∑x2 – (x2)

N N (n – 1)

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan

n : Jumlah butir soal

M : rata-rata skor tes

N : Jumlah pengikut tes

S2 : Varians total

Kriteria reliabilitas tes dapat diklasifikasikan seperti pada tabel 5.

Tabel 6: Klasifikasi indeks reliabelitas soal

No Indeks Reliabelitas Klasifikasi

1 0,00 < r11 ≤0,20 Sangat rendah

2 0,20 < r11 ≤0,40 Rendah

3 0,40 < r11 ≤0,60 Sedang

4 0,60 < r11 ≤0,80 Tinggi

5 0,80 < r11 ≤1,00 Sangat tinggi

3.5.4 Daya Pembeda

Daya Beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa

yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk

menghitung indeks daya beda adalah sebagai berikut:

26

S2 = M =

Page 27: Proposal Skripsi Mtk

( Suharsimi Arikunto, 2009: 213)

D : Daya beda

BA: Jumlah kelompok atas yang menjawab dengan benar

BB : Jumlah kelompok bawah yang menjawab dengan benar

JA : Jumlah peserta kelompok atas

JB : Jumlah peserta kelompok bawah

Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.

Proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda butir soal:

Tabel 7: Klasifikasi daya beda soal

No Daya beda soal Kriteria

1 0,000 < D ≤0,200 Jelek

2 0,200 < D ≤0,400 Cukup

3 0,400 < D ≤0,700 Baik

4 0,700 < D ≤1,000 Baik sekali

3.5.5 Taraf Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal

adalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan

27

Page 28: Proposal Skripsi Mtk

taraf kesukaran, adalah:

(Suharsimi Arikunto, 2009: 208)

Dengan:

P : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar

Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai

berikut:

Tabel 8: Klasifikasi Indeks kesukaran

No Indeks Kesukaran Kriteria

1 0,00 ≤ p ≤ 0,30 Sukar

2 0,30 ≤ p ≤ 0,70 Sedang

3 0,70 ≤ p ≤ 1,00 Mudah

3.6 Teknik Analisa data

Untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian maka dilaksanakan

pengujian hipotesis secara statistik. Untuk melakukan uji statistik maka

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi kedua

kelompok.

28

Page 29: Proposal Skripsi Mtk

3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah populasi

berdistribusi normal. Cara yang digunakan adalah dengan

menggunakan uji Lillieford dengan langkah sebagai berikut :

1. Data X1, X2, X3, ... Xn yang diperoleh dari data yang terkecil hingga

data yang terbesar.

2. Data X1, X2, X3, … Xn dijadikan bilangan Z1, Z2, Z3 ... Xn dengan

rumus :

Zi = Xi – X S

Keterangan :

Xi = Skor yang diperoleh siswa ke-i

X = Skor rata-rata

S = Simpangan baku

3. Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian

dihitung peluang F (Zi) = P (z < Zi)

4. Dengan menggunakan propersi Z1, Z2, Z3 ... Xn yang lebih kecil

atau sama dengan Zi, jika propersi ini dinyatakan dengan S (Zi) :

banyak Z1, Z2, Z3 yang ≤ Zi

n

5. Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) yang kemudian harga mutlaknya.

29

S (Zi) =

Page 30: Proposal Skripsi Mtk

6. Diambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih

tersebut yang disebut Lo.

7. Membandingkan Lo dengan nilai kritis A yang terdapat pada taraf

nyata α = 0,10 kriteria terima yaitu hipotesis tersebut normal jika

Lo < Lt, lain dari itu ditolak. (Sujana , 1992 : 467).

3.6.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel

mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk mengujinya

dilakukan uji F. Uji ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Mencari varians masing-masing data kemudian dihitung harga F

dengan rumus :

Varians terbesar Varians terkecil

Keterangan :

F = Varians kelompok data

S12 = Varians hasil belajar kelas eksperimen I

S22 = Varians hasil belajar kelas eksperimen II

2. Jika harga sudah didapat maka dibandingkan dengan F tersebut

dengan harga F yang terdapat dalam daftar distribusi F dengan taraf

signifikan 90% dan dk pembilang = n1–1 dan dk penyebut = n2–1.

Bila F yang didapat dari perhitungan lebih kecil dari harga F pada

30

F =

Page 31: Proposal Skripsi Mtk

tabel maka kedua kelompok data mempunyai varians yang

homogen dan sebaliknya. (Sujana, 1992).

3.6.3 Uji Hipotesis

Untuk melihat apakah terdapat atau tidaknya perbedaan hasil

belajar matematika antara penerapan model pembelajaran elaborasi

dengan model pembelajaran urutan buku teks (BT), maka dilakukan

pengujian hipotesis. Untuk uji hipotesis ini digunakan uji-t dengan

rumus: (Sujana. 1992:239)

X1 – X2

S +

Dengan :

( (n1 – 1) S12 + (n2 – 1) S2

2

n 1 + n2 - 2

Keterangan :

X1 = Nilai rata- rata kelas eksperimen I

X2 = Nilai rata- rata kelas eksperimen II

S = Standar deviasi gabungan

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen I

dk = Derajat kebebasan

n 2 = Jumlah siswa kelas eksperimen II

S2 = Varians gabungan

Harga thitung dibanding dengan ttabel, yang terdapat dalam tabel

distrbusi t. Kriteria pengujian hipotesis adalah terima Ho jika t’ ≥ t (1-

31

t’=

S2=

Page 32: Proposal Skripsi Mtk

α) dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – α). Untuk harga-harga

lainnya Ho ditolak.

3.7 Prosedur Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan perlu disusun

prosedur yang sistematis. Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi

menjadi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian.

3.7.1 Tahap Persiapan

a. Menentukan tempat penelitian

b. Menentukan populasi dan sampel

c. Memilih dua kelas sampel secara acak

d. Menetapkan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II

3.7.2 Tahap Pelaksanaan

a. Persiapan pembelajaran

1) Menentukan materi pelajaran

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

3) Membuat bahan ajar berupa ringkasan materi pelajaran

4) Menyusun Lembar Kerja Siswa dan tugas latihan

5) Mempersiapkan tes akhir

b. Kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen I menggunakan

strategi pembelajaran model elaborasi dan kelas eksperimen II

menggunakan starategi pembelajaran model urutan buku teks

(BT).

32

Page 33: Proposal Skripsi Mtk

3.7.3 Tahap Penyelesaian

a. Mengolah data dari kedua kelas sampel, baik kelas eksperimen I

maupun kelas eksperimen II.

b. Menarik kesimpulan dari hasil yang didapat sesuai teknik analisa

data.

3.8 Langkah-langkah Pembelajaran Model Elaborasi dan Urutan Buku Teks

3.8.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Elaborasi

a. Penyajian Epitome (kerangka isi pelajaran)

Guru menyajikan struktur isi pelajaran berupa gambaran umum yang

paling pokok, paling penting dan paling dapat dimengerti tentang isi

pelajaran yang akan disampaikan. Pemberian epitome ini ditandai

dengan penyajian secara umum yang merupakan informasi

keseluruhan dari materi matematika yang menjadi materi pokok yang

akan dipelajari pada semester genap bagi siswa kelas X SMA.

Dipaparkan pula prasyarat untuk mempelajari materi tersebut. Guru

juga mengemukakan struktur isi materi dan struktur pendukung.

b. Elaborasi Tahap Pertama

Disajikan uraian-uraian tiap bagian yang tersaji pada epitome

(kerangka isi pelajaran). Dimulai dari bagian yang terpenting menuju

bagian lain secara berurutan dan lebih rinci. Menata materi ajar dalam

lapisan-lapisan disebut mengelaborasi isi ajaran. Pada lapisan pertama

guru menguraikan bagian materi ajar yang tersebut pada epitome. Juga

disajikan pula uraian dari sub bagian materi tanpa rincian yang

33

Page 34: Proposal Skripsi Mtk

mendalam. Demikian seterusnya sampai materi ajaran bergerak

kelapisan berikut, yaitu menguraikan secara rinci sub-sub bagian

materi ajar.

c. Pemberian rangkuman dan sintesis antar bagian

Setelah elaborasi tahap pertama selesai, selanjutnya diberikan

rangkuman dari seluruh bagian yang dielaborasikan, kemudian

pemberian sintesis yang menunjukan hubungan antarbagian yang telah

dielaborasikan dan antarbagian dengan epitome. Hal ini dimaksudkan

untuk memperkuat pemahaman disamping berfungsi memberikan

gambaran konstektual antara satu bagian dengan bagian yang lain.

d. Elaborasi tahap kedua

Selanjutnya elaborasi tahap kedua, elaborasi ini lebih merinci sub-sub

bagian pada elaborasi tahap pertama sesuai kedalaman yang ditentukan

oleh tujuan pengajaran. Pada akhir elaborasi tahap kedua juga diikuti

dengan pemberian rangkuman dan sintesis.

e. Rangkuman dan sintesis akhir

langkah terakhir adalah rangkuman dan sisntesis akhir. Pada tahap ini

disajikan sintesis dan rangkuman keseluruhan isi dalam struktur

pelajaran yang diberikan.

3.8.2 Langkah-langkah pembelajaran model urutan buku teks (BT)

a. Penyajian Topik ajaran

Langkah pertama guru menyajikan topik pelajaran yang akan

dipelajari siswa.

34

Page 35: Proposal Skripsi Mtk

b. Pemilahan materi ajar dalam subtopik

Selanjutnya materi ajar dipilah dalam subtopik dan dijelaskan isi

materi dalam subtopik tersebut.

c. Uraian materi ajar

Guru menguraikan materi ajar sesuai subtopik yang sedang dipelajari

dan siswa memperhatikan uraian materi yang disampaikan guru.

d. Penyajian catatan penting dari materi ajar pada setiap subtopik

Guru menyampaikan catatan penting dari materi ajar pada setiap topik.

e. Penyajian contoh-contoh soal

Setelah materi ajar diuraikan dan dipahami siswa maka guru

menyajikan beberapa contoh soal. Pada langkah ini guru membuat

contoh soal dan menunjukan cara menyelesaikan soal tersebut. Pada

contoh soal kedua, cara penyelesaian soal bersama-sama dengan

siswa. Dan contoh soal ketiga guru menunjuk seorang siswa untuk

menyelesaikan soal di depan kelas.

f. Pemberian soal latihan berdasarkan topik bahasan.

Pada akhir langkah pembelajaran ini guru memberikan soal latihan

berdasarkan topik bahasan untuk dikerjakan oleh siswa. Hasil

pekerjaan siswa dikoreksi bersama-sama dan diberi penilaian.

3.9 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Air Hangat Timur

Kabupaten Kerinci. Waktu Penelitian dilaksanakan pada Bulan Mei sampai

dengan Juni 2010, pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010.

35

Page 36: Proposal Skripsi Mtk

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia

Depdiknas. 2008. Pengembangan dan Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Depdiknas

Hamzah B. Uno. 2009. Model Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Puspitasari. 2003. Strategi-Strategi Belajar. Jakarta : Dirjendikdasmen Depdiknas

Suharsimi Arikunto,. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara

________________,. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rajawali

Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Yunita Dwi. 2008. Efektifitas Pembelajaran Matematika Menggunakan Media Gambar dengan Bantuan Power Point Ditinjau dari Aktifitas Belajar Siswa. Surakarta : UMS

S. Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung : Tarsito

36

36

Page 37: Proposal Skripsi Mtk

37